Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

download Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

of 16

Transcript of Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    1/16

    Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita

    Post Menopause

    Abstrak

    Ringkasan Bermacam-macam susunan dari kepadatan tulang, struktur , dan parameter kekuatan

    tulang secara signifikan berkaitan dengan fraktur tulang lengan bawah pada wanita setelah

    menopause, tapi kebanyakan dari mereka juga berkorelasi dengan area kepadatan mineral tulang

    di leher femoral (aBMD) yang mana menyediakan ukuran yang cukup untuk yang kerapuhan

    pada tulang di pergelangan tangan dengan tujuan klinis yang rutin.

    Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menguji kegunaan klinis pendekatan untuk menilai

    resiko patah tulang lengan bawah.

    Metode Diantara 100 wanita setelah menopause dengan fraktur tulang lengan bawah bagian

    distal (kasus) dan 105 wanita dengan tanpa riwayat osteoporosis fraktur (control) , mengukur

    aBMD dan menilai volumetric dari kepadatan mineral tulang radius , geometri, dan

    mikrostruktur, kegagalan pada beban di ultradistal radius di evaluasi dengan menggunakan

    model elemen microfinite ( FE) .

    Hasil Kasus-kasus fraktur memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah, geometri, microstruktur,

    dan kekuatan. Sebagian besar hal yang menentukan secara signifikan dari fraktur ada 5 kategori

    yaitu kepadatan tulang (leher femoralis aBMD; odds ratio (OR) per standar deviasi (SD) ,

    2,0;95% Interval kepercayaan (CI),1.4-2.8), geometry (ketebalan korteks , OR,1.5;95% CI, 1.1-

    2.1), mikrostruktur (indeks model stuktur (SMI); OP, 0.5;95% CI 0.4-0 .7), dan kekuatan ( FE

    beban kegagalan; OR, 1.8; 95% CI ,1.3-2 .5); faktor risiko (diterapkan beban dalam jatuh

    kedepan beban kegagalan FE) adalah 15% lebih buruk dalam beberapa kasus (OR, 1,9,

    95% CI ,1.4-2 .6). Wilayah kurva karakteristik operasi (AUC) berkisar antara 0,62-0,68. Itu

    merupakan prediktor risiko patah tulang lengan bawah yang masuk kedalam model

    multivariabel adalah leher femoralis aBMD dan SMI (gabungan AUC, 0.71).

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    2/16

    Kesimpulan structur tulang yang lengkap dan ukuran kekuatan tulang memberikan pengetahuan

    tentang pathogenesis fraktur pada lengan bawah, tetapi femoral leher aBMD menunjukkan hasil

    yang tepat untuk diagnosis pada gejala klinis pada pemeriksaan rutin.

    Kata kunci Kepadatan tulang, kualitas tulang, Colles'fracture ,Penilaian Faktor resiko,

    epidemiologi

    Pengantar

    Resolusi tinggi kuantitatif perifer computer tomography (HRpQCT) dapat mengukur berbagai

    makro dan mikrostruktural variabel dalam radius distal, bersama dengan volumetric kepadatan

    mineral tulang (vBMD) dari tulang tulang kortikal dan trabecular secara terpisah. Memang ,

    Boutroy dan rekan menunjukan bahwa radius distal vBMD dan Parameter structur mikro yang

    lebih baik dijadikan perbandingan dari 35 wanita setelah menopause dengan patah tulang

    campuran dari 78 kasus wanita post menopause dengan patah tulang dari wilayah kepadatan

    mineral tulang (aBMD) dari pinggul atau tulang belakang oleh dual energy X-ray absorptiometry

    (DXA). Dalam permulaan pelajaran , kami selalu menemukan variasi dari kepadatan tulang,

    geometry, micro structural, dan kekuatan parameter yang diskriminatif pada 18 wanita

    postmenopause di Rochester, Minnesota dengan fraktur lengan distal ( Colles) dari jumlah yang

    sama pada kontrol kecocokan usia wanita yang tidak memiliki riwayat patah tulang karena

    osteoporosis. Hasil serupa telah dilaporkan diantara 34 wanita postmenopause dengan patah

    tulang lengan bawah dibandingkan dengan 34 kecocokan usia control. Salah satu yang lebih

    menarik adalah variabel dalam studi terakhir adalah adanya pemisahan distribusi trabecular

    (Tb.Sp.SD), sebuah ukuran dari homogenitas struktur tulang, yang 75% lebih berat (buruk)

    diantara para wanita dengan riwayat patah tulang. Demikian juga , Tb.Sp.SD adalah 36 % lebihbesar diantara pasien dengan patah tulang lengan bawah di penelitian awal, tetapi perbedaan

    secara statistic tidak signifikan mengingat terbatasnya ukuran sampel. Terlebih lagi , sebagian

    besar struktur tulang dan variabel kepadatan yang berkorelasi dan mungkin tidak terdeteksi

    sebelumnya untuk mengidentifikasi predictor terbaik dari resiko patah tulang. Dalam laporan ini

    , kami telah mengevaluasi tentang mikro struktur dan parameter kekuatan yang diperoleh dari

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    3/16

    peningkatan unsur microinfinite (FE) model biomekanikal, termasuk penilaian porositas

    kortikal, hipotesis yang berhubungan erat dengan resiko patah tulang lengan dalam populasi

    yang jauh lebih besar dalam rangka untuk menguji kegunaan klinis ini dalam berbagai

    pendekatan untuk penilaian resiko terhadap fraktur.

    Bahan dan metode

    Subjek penelitian

    Setelah disetujui oleh dewan Mayo Clinic Instituional , kami mengidentifikasi 100 wanita

    postmenopause dari Olmsted Country , Minnesota yangbaru didiagnosa dengan Fraktur Colles

    pada 2001 2008. Tak satupun dari mereka telah termasuk dalam penelitian awal kami.

    Seandainya timbul fraktur yang ditandai dengan apa yang tertera pada skema palvanen dan

    rekan. Subyek control tidak secara individual cocok untuk kasus tetapi lebih pada pada

    persamaan frekuensi dalam populasi ini untuk fraktur lengan bawah. Hasil dari populasi itu

    didapati 105 postmenopause control kami mengambil beberapa simulasi dati study kohort yang

    mana kami ambil sampel secara acak dari populasi local (n=66), diperbanyak dengan komunitas

    wanita yang datang ke Mayo Clinic paling sedikit untuk yang datang pada periode 2003-2005

    (=-39) dan kami mengidentifikasi dengan cara yang sama. Tak satu pun dari control yang

    memiliki sejarah dari fraktur osteoporosis , I,e, pinggul, tulang belakang , lengan atau fraktur

    yang terjadi setelah usia 35 tahun. Persetujuan tertulis diperoleh dari semua mata pelajaran

    sebelum partisipasi dalam studi tersebut.

    Pengukuran Kepadatan Tulang

    Areal kepadatan mineral tulang (g/cl tubuh (m) berasal dari pengukuran DXA scan yangmenampilkan hasil dari kepadatan tulang pada pergelangan tangan , pangkal tulang paha, tulang

    lumbar, dan total tubuh (Lunar prodigy sistem, GE, perawatan kesehatan, Madison, Wisconsin ,

    A.S). Total, kortikal, dan trabecular vBMD (mg/cm3), adalah juga dipakai sebagai pengukur

    untuk struktur tulang, yang dimana diperoleh dari hasil non dominan (atau tidak fraktur) pada

    pergelangan tangan pada seluruh subjek penilaian dari XtremeCT (Scanco Medical AG,

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    4/16

    Bruttisellen, Switzerland). Dimulai 9,55mm dari garis sumber yang ditetapkan secara manual

    pada bagian ujung saraf jari, data yang didapat diperoleh berdasarkan hasil 3 dimensi dari 110

    tumpukan resolusi tinggi irisan tomography dengan ukuran anisotropik voxel 82m,

    menggunakan energy sebesar 60kV, luas permukaan 125,9 m, dan gambaran dari matrix sebesar

    1,536x1,536 pixel.

    Struktur tulang

    Seperti yang dijelaskan oleh yang lainnya, volume tulang/total volum (BT/TV,%) dari jari-jari

    radius distal adalah berasal dari trabecular vBMD dan ketebalan struktur trabecular ekstraksi

    yang digunakan untuk mengindentifkasi 3 daerah dimensi ( pusat poin dari trabecular) , nomor

    trabecular (Tb.N,mm-1) yang kemudian diambil sebagai kebalikan dari rata-rata jarak dari

    daerah tersebut. dianalogikan dengan standar histomorpometry, ketebalan trabecular (Tb.Th. m)

    yang dikalkulasikan sebagai BV/TV : Tb. N dan jarak trabecular (Tb.Sp. m) sebagai (1-

    BV/TV) : Tb.N. Pemisahan distribusi trabecular , standar deviasi Tb.Sp. adalah ukuran dari

    variasi trabecular. Validitas studi menunjukkan korelasi yang sangat baik (R0.96) untuk

    parameter hubungan dengan teknik gold standar ex vivo CT (resolusi 20 m). konektivitas

    kepadatan (Conn.D, 1/mm3) adalah ukuran yang lain untuk gangguan bentuk dari trabecular ,

    sementara untuk sruktur model indeks (SMI) menilai trabecular lebih kepada ujung saraf atau

    badan saraf yang melaluinya.

    Seperti yang didefinisikan oleh sumbernya, korteks tersegmentasi dari gambaran skala abu-abu

    dengan Gaussian Filter (sigma =2 dan support = 3 voxels) dan berikutnya pengukuran di 160

    permile dari jangkauan ukuran detector dynamic, sesuai dengan kepadatan rata-rata 560 mg/cm3.

    vBMD kortikal dan derah pengukurannya diukur secara langsung dan diameter periosteum

    dihitung dari kontur, lalu kemudian dihitung dengan ketebalan kortikal (Ct.Th.mm) sebagai

    perbandingan area : diameternya. Korelasi sangat baik (R=0,98) telah ditunjukkan dengan Ct

    dengan pengukuran oleh CT. selain itu bagian lapisan dari cortical secara otomatis ditetapkan

    untuk struktur tulang untuk mendapatkan pengukuran untuk kortikal tulang, diikuti oleh tanpa

    inversi yang mengakibatkan gambaran negative yang hanya disertai pori kortikal , kepadatan

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    5/16

    pori-pori kortikal didefinisikan sebagai rasio dari volume pori kortikal untuk volume tulang

    kortikal.

    Parameter kekuatan tulang

    Kekuatan tulang bagian jari-jari distal radius diukur langsung dari model FE seperti yang

    dijelaskan lainnya. Kegagalan beban dengan demikian dihitung dari contoh FE sangat

    berkorelasi (R=0,87) dengan beban tekan yang dihasilkan oleh fraktur colles tulang lengan pada

    54 cadaver. Selain itu , beban relatif didukung oleh kortikal disbanding dengan tulang trabecular

    di radius yang dinilai dengan menghitung energy regangan yang disebar dikortek sebagai

    pecahan dari energy total total ketegangannya. Energy regangan didefinisikan sebagai potensi

    energy yang disimpan dalam volume berdasarkan elastisitas deformitas, yang sama dengan

    pekerjaan yang harus dilakukan menghasilkan deformasi tersebut.

    Beban dikekuatan ratio

    Kami juga menilai rasio dari jatuhnya beban untuk secara keseluruhan kekuatan tulang,

    sebagaimana ditentukan oleh FE, untuk memperkirakan faktor dari risiko. Dengan jatuhnya

    beban sebagai pembilang dan kekuatan tulang sebagai penyebut , nilai-nilai yang lebih tinggi

    menunjukkan peningkatan resiko terjadinya fraktur. Untuk analisis ini, beban diperkirakaan

    didapati ketika terjadinya proses penguluran tangan yang berdampak pada saat jatuh. Data

    individu yang digunakan untuk mempirakan perihal beban yang diterapkan secara spesifik

    menggunakan p formula , 670 Ns = m*2*9:81(*tinggi 2)

    Analisis statistic

    Variabel tulang diringkas menggunakan sarana dan standar penyimpangan. Mengingat usia

    serupa dalam dua kelompok, siswa-siwa dites untuk digunakan sebagai pembandingkan

    perbedaan dalam kasus fraktur dan control. Koeffisien korelasi perseorangan yang digunakan

    untuk mengevalusi hubungan antara kunci kepadatan tulang, struktur, dan variabel kekuatan.

    Tidak ada variabel yang secara signifikan membantah asumsi dari hasil tes. Risiko relatif fraktur

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    6/16

    terkait dengan tulang yang berbeda. Parameter ini diperkirakan oleh rasio peluang. Diperoleh

    dari model regresi logistic, dimana status kasus adalah variabel dependen dan kepadatan tulang,

    geometri, mikro, dan kekuatan (semua/ penurunan SD) dan beban untuk kekuatan rasio (per

    peningkatan SD) adalah predictor potensial. Terdapat 5 variabel utama yang terpenting. Variabel

    kategori dipilih untuk mewakili kategori tersebut. langkah metode yang dipilih adalah dipilih

    kedepan dan ke belakang bangsal penghapusan yang kemudian untuk memilih variabel

    indenpenden dari pilih parameter untuk metode akhir. Sebagai ekspresi tambahan fraktur

    diskriminasi, area dibawah karakteristik penerima operasi (ROC). Kurva (AUC) dinilai oleh

    indeks kemungkinan (c-index), juga diperoleh dari regresi logistic model. Perdingan ini adalah

    sebagai dasar tidak ia nilai-0 nilai prediktif dari model logistic. Semua analisis yang digunakan

    menggunakan SAS (SAS institute inc, Cary, North Carolina, AS) dan S plus (mendalam Corp,

    Seattle, Washington, USA).

    Hasil

    100 wanita postmenopause dengan riwayat fraktur Colless (usia rata-rata 63 tahun, range (OR)

    kuartil, inter 56 tahun71 tahun ) mengalami fraktur rata-rata 7 bulan sebelum studi (IQR, 3-13

    bulan). Lima puluh enam dari patah tulang telah terjadi pada sisi kiri dan 44 disebelah kanan dan

    scan dilakukan pada pergelangan tangan berlawanan. Delapan puluh Sembilan scan dilakukan

    pada pergelangan tangan berlawanan. Delapan puluh Sembilan fraktur akibat jatuh dari

    ketinggian berdiri, smentara tujuh adalah akibat jatuh dari ketinggian kurang dari dan 4 dari

    beberapa lebih daripada ketinggian dengan posisi berdiri (misalnya tergelincir dari pohon).

    Sebagai ilustrasi di Fig. 1,53 jatuh adalah kearah depan atau samping, 46 kebelakang atau sisi

    dan satu orientasi kejatuhan adalah pasti.

    Frekuensi kasus fraktur dicocokkan dengan 105 kontrol yang dibandingkan usia (p=0,484)

    perempuan (median , 62 tahun) IQR 59-72 tahun dengan hasil fraktur pada osteoporosis

    sebelumnya. Dalam kelompok ini, penggelangan tangan kiri (non dominan) di scan pada 96

    perempuan dan sembilan yang benar. Mencerminkan etnis wanita post menopause di

    masyarakat dengan komposisi (96% kulit putih pada tahun 2000), yang hanya 2% yang tidak

    terjadi kulit putih. Tiga puluh tiga persen dari kausu dibandingkan dengan 29% kasus komtrol,

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    7/16

    sedang dirawat dengan anti resorpsi agen pada saat waktu pengujian tersebut (kebanyakan

    bifosfat di kasus dan esterogen dalam control), sementara 18% dari kasus dan 24 % control

    berada di penggantian tiroid. Fraktur kasus dan control telah indektik rata-rata ketinggian (mean

    SD , 161.4 6,1 versus 161.4 5.7 cm ) dan beban serupa (73.6 17.1 versus 73.8 14.5 kg)

    serta 2 indeks sebagai massa tubuh (28.2 6.1 vs28.4 5,7 kg/m). akibatnya , perkiraan beban

    traumatis berarti pada radius distal , dimana dengan posisi jatuh dengan tangan yang dijulurkan

    kebelakang, yang secara praktis identic dalam kasus dan control pada wanita (2,666 5,1 versus

    2,665 47 N, p = 0.968). oleh karena itu , hanya kerangka variabel saja yang

    mendiskriminasikan kasus dari control.

    Pada kasus fraktur kasus dengan aBMD rendah terjadi disemua pengukuran DXA di lengan.

    Nilai-nilai yang lebih rendah 12% pada jari-jari distal, fraktur colles, dan aBMD ultra distal

    radius dibandingkan kasus dari control lebih baik daripada 1/3 aBMD jari-jari total aBMD.

    Meskipun mereka memiliki tinggi dan berat yang sama, namun total kandungan mineral tulang

    tubuh adalah 7 % yang mana kurang dari kasus control yang dimiliki (p= 0,001) dan femoralis

    leher dan tulang belakang lumbal aBMD lebih rendah diantara pasien yang juga mengalami

    fraktur. Total, vBMD trabecular dan kortikal dalam ultra distal radius adalah juga secara

    signifikan lebih rendah dalam kasus ini, meskipun deficit trabecular tulang adalah relatif lebih

    besar dari pada tulang kortikal, dan ultra distal radius trabecular vBMD membandingkan proses

    patah yang terjadi dari control yang lebih baik daripada VBMD yang lain. Paling signifikan

    faktor predisposisi terjadinya resiko fraktur colles diantara semua parameter adalah kepadatan

    tulang. Analisis multivarian adalah leher femoralis aBMD (atau per SD menurun, 2.0 :95%

    Cl,1.4-2,8). Namun , sebagian besar tulang kepadatan parameter dilakukan perbandingan yang

    sama dalam membedakan kasus dari control, dengan AUCs mulai dari 0.59-0,67 anatara control.

    SMI adalah 9% lebih besar antara para wanita dengan fraktur, menunjukkan sebagian perubahan

    ke arah batang trabecular. Yang terbaik dari variabel struktur tulang makro stuktur adalah Ct.Th

    (OR 1,5;95%,Cl,1.1-2.1), dimana sebagai makro struktur terpenting parameter adalah SMI (OR,0.5;95%Cl,0,4-0,7) sehingga setiap penurunan SD mengurangi setengah risiko terjadinya fraktur.

    Sekali lagi, bagaimanapn, variabel structural mikro berkaitan gangguan bentuk trabecular

    dibandingkan kasus fraktur dari kasus control untuk disebandingkan.

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    8/16

    Kegagalan perkiraan beban (kekuatan) distal radius di bawah kompresi adalah secara signifikan

    lebih besar di antara kasus control . dalam tulang kortikal, ketegangan kerapatan energy

    didefinisikan sebagai energy rata-rata ketegangan yang dihamburkan setiap volume unit tulang.

    Apakah kasus-kasus yang tidak berbeda dibandingkan 3 kontrol (0.26 0.03 versus 0.26 0.02

    J/mm; p = 0,142). Namun tulang intratrabecular sedikit lebih rendah antara 3 kasus (0.150.03

    versus 0.160.03J/mm; p = 0.003) sebagai proporsi beban yang ditanggung oleh tulang kortikal

    beberapa kasus fraktur yang lebih besar. Ketika FE beban mengalami kegagalan yang berkaitan

    dengan beban traumatis yang diperkiraan akibat jatuhnya yang dialami subjek, maka rasio beban

    ditetapkan untuk kegagalan yaitu 15% lebih tinggi atau buruk antara kasus fraktur. Variabel

    kekuatan tulang yang terbaik memprediksi resiko fraktur lengan adalah kekuatan tulang FE

    (atau 1.8; 95% CI, 1,3-2.5), dimana sebagai rasio peluang yang terkait dengan setiap kenaikan

    SD adalah 1.9 (95%Cl.1.4-2.6). Peluang rasio memiliki hasil dibawah kurva ROC dank arena

    rasio peluang yang sama besarnya, AUC bervariasi hanya dari 0,50 sampai 0,68, sebagai

    penggambaran ditampilkan didalam tabel 1. ini adalah sebagian bagian yang ditampilkan

    diantara variabel lain. Untuk contoh,, relatif terdapat pada femoralis leher aBMD, korelasi

    dengan ct.Th,SMI,FE kekuatan tulang dan berada 0,45 yaitu 0,39, 0,57 dan 0,50 masing-

    masing dengan (p=0,001). Seperti biasanya kekuatan tulang adalah positif berkorelasi dengan

    Ct.Th (0.59; p < 0.001) dan negative dengan SMI (0,65; p < 0.001). bila parameter ini diangggap

    bersama-sama dalam analisis multivarian , leher femoralis aBMD telah paling signifikan asosiasidengan resiko terjadi fraktur colles (p=0,002). Namun model akhir menunjukkan hanya terjadi

    peningkatan yang sederhana AUC dibandingkan dengan leher femoralis aBMD sendiri (0.71

    versus0.66; p = 0.078). Perhatikan lebih lanjut bahwa banyak variabel yang dapat persimpangan.

    Khususnya, ada tidak ada perbedaan signifikan secara statistik prediktif berkuasa antara

    Ct.Thand SMI (p = 0.267), antara tulang FE kekuatan dan leher femoralis aBMD (p = sedang

    0,766), atau antara leher femoralis aBMD dan ultra distal radius trabecular vBMD(p=0.823).

    Demikian sebuah penilaian yang menggunakan hanya pergelangan tangan Variabel HRpQCT,

    misalnya, trabecular vBMD, berkurangAUC hanya untuk 0,67 dari 0,71 untuk aBMD pinggul

    dan SMI dikombinasikan. Tidak ada hasil yang berubah secara signifikan yang terjadi pada

    penelitian ini setelah pasien diberikan treatment untuk osteoporosis dan tyroid.

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    9/16

    Diskusi

    Meskipun aBMD oleh DXA telah terbukti secara klinis berguna untuk memperkirakan risiko

    patah tulang di masa depan , tetapi tes ini memiliki terbatassensitivitas dan spesifisitas .Hal ini

    telah mendorong pencarian untuk cara yang lebih baik untuk menilai tulang kerapuhan dalam

    praktek, terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek dari "kualitas" tulang tidak tercakup oleh

    pengukuran kepadatan tulang .Dalam studi awal, kami menunjukkan bahwa 18 postmenopause

    wanita dengan Colles fraktur memperlihatkan defisit susunan dalam tulang macrostructure,

    mikro, dan kekuatan dibandingkan dengan usia cocok kontrol, tetapi sampel terbatas ukuran

    menghalangi salah menilai parameter yang kerangka mungkin terbaik untuk mengevaluasi risiko

    fraktur. Saat ini, banyak penelitian besar menemukan hasil yang sama di sejauh sebanyak

    aspek kepadatan tulang dan struktur yang terkait dengan distal lengan patah tulang. Dalam

    pemodelan multivarian, aBMD diukur pada jari-jari distal ultra dilakukan lebih baik pengukuran

    pergelangan tangan DXA lainnya. Di sisi lain, aBMD pada leher femoralis adalah situs rangka

    pilihan untuk rutin penggunaan klinis , dan itu dilakukan serta dan adalah yang paling

    signifikan prediksi fraktur Colles' ketika potensi faktor-faktor risiko rangka dinilai bersama-sama

    dalam analisis multivarian.Sebagian, hal ini karena aBMD malu karena ukuran tulang, prediktor

    independen dari lengan Patah risiko [9]. Catatan, namun, aBMD femoralis leher itu tidak

    diperlukan untuk penilaian risiko fraktur lengan karena banyak kerangka parameter di

    pergelangan tangan dilakukan comparably dalam membedakan Colles' patah dari kontrol.Dengan demikian, area di bawah kurva ROC adalah 0.66 untuk leher femoralis aBMD tapi 0,65

    untuk aBMD ultra distal radius, 0,67 untuk vBMD trabecular ultra distal radius, dan 0,65 untuk

    FE-model kekuatan tulang jari-ja ri. Hanya tulang parameter lain dalam hasil akhir model

    multivarian adalah SMI, nilai yang lebih rendah yang telah pelindung dalam model multivarian.

    Telah ditunjukkan SMI tergantung pada resolusi gambar di kompleks cara, mungkin mencegah

    perbandingan langsung lain studi yang menggunakan resolusi yang berbeda . tidak kurang, SMI

    adalah 9% lebih tinggi di antara kasus-kasus, menunjukkan perubahan dari serabut saraf seperti

    trabeculae. Meskipun berkorelasi dengan leher femoralis aBMD (0.39; p < 0.001), kontribusi

    SMI menunjukkan bahwa Colles' patah tulang terkait dengan gangguan trabecular asitektur. Ini

    adalah didukung oleh 12% pengurangan jumlah trabecular, 15% meningkatkan dalam

    Tb.Sp,19% penurunan kepadatan konektivitas, dan 28% peningkatan Tb.Sp. SD dibandingkan

    dengan Tb.Th, . Hal ini dicatat layak dalam hal ini bahwa usia - terkait reduksi pada distal

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    10/16

    radius vBMD laki-laki, yang lengan Patah risiko jauh lebih rendah dibandingkan pada wanita,

    disertai dengan penipisan trabecular daripada hilangnya trabecula pada penuaan wanita .

    Pengamatan yang sama dengan baru saja dibuat oleh Boutroy dan rekan-rekan, yang

    menemukan potongan 20% di Tb.N,29% menjadi Tb.Sp, dan 48% greaterin Tb.Sp.S Din33

    kasus lengan Patah dibandingkan dengan jumlah yang sama antara usiayang cocok pada wanita

    post menopause sebagai kasus kontrol. Semua ini menunjukkan perbedaan yang signifikan

    secara statistik, seperti 8% penurunan Tb.yang sedikit studi mereka.Kelompok tersebut

    menyimpulkan bahwa trabecular. arsitektur memberikan kontribusi hanya 12% dari total jenis

    kekuatan tulang.Namun, nilai ini diperoleh hanya setelah menyesuaikan untuk lain kepadatan

    tulang dan kekuatan tulang yang diperkirakan ,termasuk vBMD yang berkorelasi dengan

    struktur mikro tulang, dan lain-lain telah dikaitkan secara lebih pada biomekanis adalah penting

    untuk trabecular komponen dalam berat badan distal radius.

    Fokus pada struktur mikro trabecular adalah tidak untuk menyangkal peran untuk tulang kortikal

    dalam patogenesis fraktur Colles'.Kekuatan tulang kortikal membuat kontribusi penting untuk

    lengan bawah risiko fraktur seperti yang ditunjukkan oleh ex vivo studi . analisis kami, tulang

    kortikal dilakukan 68% dari beban pada jari-jari antara patah tulang kasus, dan Ct.Th adalah

    11% kurang dalam kelompok. Hasil ini menyerupai sebelumnya Laporan , tetapi proporsi beban

    yang dibawa oleh kortikal tulang di ultra distal radius tidaklah sekuat prediktor fraktur risiko

    dalam penelitian kami. Namun, sejak lama diperkirakan bahwa kortikal porositas juga bisapenting menentukan risiko fraktur Colles' dan, khususnya, itu dapat menjelaskan kejadian seperti

    patah tulang sebelum menopause dan remaja dari kedua jenis kelamin, yang telah dikaitkan

    dengan peningkatan resiko fraktur tulang sementara. PBB diharapkan, indeks kortikal porositas

    berasal dari HRpQCT scan [10] adalah tidak terkait dengan patah tulang Colles' dalam analisis

    ini. Namun, pendekatan kami terbatasi oleh adanya penyelesaian HRpQCT . Meskipun pada

    laki-laki setuju didapati hasil yang rendah seperti yang dilaporkan pada Histologi dan CT .

    Indeks

    kortikal porositas bergantung pada segmentasi korteks sehingga yang menghasilkan hasil yang

    sebanding selama terdapat pendekatan standar pada segmentasi sedang digunakan. Bahkan

    kemudian, prosedur ini dikenal bermasalah dengan korteks yang sangat tipis. Selain itu,

    perempuan ini adalah, dirata-rata, satu dekade luar menopause ketika akut estrogen defisiensi

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    11/16

    mengarah pada peningkatan tulang yang meberikan kekuatan pada tulang, diperkirakan oleh

    FE di pergelangan tangan fraktur pada COLLES' dan 12% lebih rendah antara kasus.Selain itu,,

    itu rasio beban tulang untuk bone kekuatan, juga dikaitkan dengan patah tulang dalam studi ini,

    mencerminkan pentingnya proses penyusunan component tulang dalam menilai lengan bawah

    risiko fraktur. Ini masuk akal karena patah tulang colles hampir tidak pernah tidak adanya

    trauma (biasanya digambarkan sebagai jatuh ke depan dengan tangan menjulur), yang adalah

    beban tulang di Analisis ini . Namun, sebenarnya orientasi yang diendapkan fraktur Colles'

    dalam studi ini yang jauh lebih beragam.Hanya sekitar seperempat yang tercermin secara klasik

    dalam gambaran masalah, tema dalam kasus adalah 1.3, sebagai diharapkan dari oretical

    gagasan bahwa faktor-dari-risiko melebihi 1.0 menandakan kemungkinan peningkatan fraktur

    .Sebaliknya, control menyarankan pengabaian modulus elastis jaringan, yang masih tidak ada

    konsensus nilainya.

    Juga, kriteria yang digunakan untuk menentukan kekuatan tulang dari Linear relastic FE

    simulasi termasuk asumsi-asumsi yang dapat memprovokasi pengabaian . Sementara perkiraan

    mungkin tidak tepat, tidak pernah kurang pasca menopause wanita berada pada risiko fraktur

    Colles pada saat terjatuh , yang dapat membantu menjelaskan mengapa itu sangat sulit untuk

    mengidentifikasi klinis faktor risiko yang jelas membedakan wanita dengan patah lengan distal

    dari kontrol .

    Studi ini memiliki keuntungan negara negara secara in vivo dengan penilaian struktur tulangoleh HRpQCT ("non invasif tulang biopsi") dan tulang kekuatan oleh tehnik dFE , yang

    diterapkan untuk menilai lengan risiko fraktur dalam kelompok yang lebih besar komunitas

    wanita daripada sebelumnya dievaluasi dengan cara ini. Namun, HRpQCT scan yang

    menampilkan standar yang terlepas dari lengan panjang, dan spesifik fraktur yang tidak

    diidentifikasi. Lebih dari itu, penilaian FE dasar ini tidak menggambar secara sempurna.

    Simulasi dari beberapa jenis beban bahwa wanita yang berpengalaman dalam distal radius.

    Secara khusus, analisis FE simulasi kompresi aksial distal radius ultra ini dianggap penting

    loading mekanisme yang menyebabkan patah tulang Colles' , dan penilaian dilakukan paling

    distal wilayah radius muncul untuk memberikan ukuran terbaik dari kekuatan radius.Efek dari

    membungkuk tidak disimulasikan dalam FE karena besar lintas - bagian dari jari-jari

    dibandingkan dengan tumpukan relatif kecil tulang diukur dengan HRpQCT tidak akan

    mengarah ke hasil yang bermakna. Dalam Selain itu, sifat-sifat materi tulang mungkin

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    12/16

    berkontribusi dengan patogenesis Colles' fraktur , tapi kita tidak bisa menilai mereka secara in

    vivo. Akhirnya, temuan kami dibatasi oleh Desain studi retrospektif dan sesuai penundaan antara

    fraktur dan sub penilaian berturut-turut. Meskipun beberapa parameter rangka telah berubah

    dalam. Sementara, tidak ada yang signifikan berkorelasi dengan durasi keterlambatan kecuali

    untuk kaitan positif marjinal dengan Lumbar tulang BMD (p = 0.042).Meskipun keterbatasan ini,

    kami menemukan, seperti orang lain , risiko fraktur lengan bermakna dikaitkan dengan adiverse

    macam kepadatan tulang, struktur, dan parameter kekuatan. Pertimbangan potensi tulang

    loading juga tampak penting, walaupun pekerjaan tambahan diperlukan untuk menggambarkan

    beban yang benar-benar ditemui diberbagai proses terjadinya jatuh yang menyebabkan patah

    tulang Colles' .Sementara pengamatan ini memberikan dasar yang kuat atas untuk

    mendefinisikan patogenesis Colles' patah tulang, paling struktur dan kekuatan variabel

    berkorelasi dengan femoralis leher aBMD, yang muncul untuk memberikan ukuran memadai

    kerapuhan tulang pada pergelangan tangan untuk rutin keperluan klinis .

    Ucapan terima kasih

    Penulis ingin daripada kMargaret Holets untuk pengukuran HRpQCT, Lisa McDaniel,R.N. dan

    Louise McCready,R.N., untuk inrecruiting bantuan mereka dan mengelolaKajian subyek, James

    M.Peters untuk bantuan dengan data manajemen dan file penyimpanan, dan Mary Roberts untuk

    assistan mempersiapkan script.Konflik kepentingan tidak ada.

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    13/16

    CRITIKAL APPRAISAL

    Judul dan Pengarang

    Abstrak

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    14/16

    Kata kunci

    Pendahuluan

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    15/16

    Metode

    Hasil

  • 5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause

    16/16

    Pembahasan , kesimpulan, daftar pustaka