Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten...

173
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN CILACAP LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) IAIN PURWOKERTO Kerjasama Dengan

Transcript of Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten...

Page 1: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap

Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

SEKRETARIAT DPRD

KABUPATEN CILACAP

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

(LPPM) IAIN PURWOKERTO

Kerjasama

Dengan

Page 2: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cilacap

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

NOMOR …… TAHUN 2015

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP LPPM IAIN PURWOKERTO

2015

Page 3: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 15 C. Tujuan Dan Manfaat Naskah Akademik 18 D. Metode Analisis Naskah Akademik 19 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

A. Kajian Teoritis 21 B. Praktek Empiris 27 BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT

35 BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN

YURIDIS

A. Landasan Filosofis 41 B. Landasan Sosiologis 41 C. Landasan Yuridis 42 BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG

LINGKUP MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Rumusan Akademik Berbagai Istilah dan Frase 44 B. Muatan Materi Peraturan Daerah 49 BAB VI PENUTUP 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN

Page 4: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1. Paradigma Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah

Perubahan paradigma baru pengelolaan barang

milik negara/aset negara telah memunculkan optimisme

baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang lebih tertib, lebih akuntabel, dan lebih

transparan ke depannya. Pengelolaan aset negara yang professional dan modern dengan mengedepankan good governance di satu sisi, diharapkan akan mampu menjadi pendorong peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan negara.

Tahun 2006 merupakan babak baru dalam sejarah pengelolaan kekayaan negara Republik Indonesia pada

umumnya dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) khususnya, karena pada tahun 2006 tersebut terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun

2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagai kelanjutan dari 3 (tiga) paket undang-undang yang telah lahir sebelumnya yaitu Undang- Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Dalam konteks tersebut di atas telah dibentuk pula satu unit organisasi setingkat eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengelolaan kekayaan negara yakni Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

Pengelolaan aset negara dalam pengertian yang dimaksud dalam Pasal 1 Ayat (1) dan Ayat (2) PP No.6/2006 adalah tidak sekedar administratif semata,

tetapi lebih maju berfikir dalam menangani aset negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan

menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset. Oleh karena itu, lingkup pengelolaan aset negara mencakup : 1) perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

2) pengadaan, 3) penggunaan,

Page 5: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

5

4) pemanfaatan, 5) pengamanan dan pemeliharaan,

6) penilaian, 7) penghapusan,

8) pemindahtanganan, 9) penatausahaan, dan 10) pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

Proses tersebut di atas merupakan siklus logistik yang lebih terinci yang didasarkan pada pertimbangan perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan

dalam konteks yang lebih luas (keuangan negara).

2. Roadmap Strategic Assets Management

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

sebagai satu-satunya unit pengelola kekayaan negara diharapkan mampu menjadi instansi yang mencanangkan

efisiensi pengelolaan kekayaan negara. Pada tahun 2008 yang lalu, telah dibuat Roadmap

Strategic Assets Management oleh DJKN dengan tujuan

akhir yang ingin dicapai adalah terciptanya Strategic Assets Management (SAM) dengan ultimate goal-nya, aset

negara sebagai indikator penting dalam pelaksanaan anggaran yang efektif.

Sesuai Roadmap yang pernah dibuat pada tahun 2008, DJKN meletakkan fondasi untuk melengkapi atribut organisasi dan memulai penertiban BMN. Selanjutnya, di

tahun 2008-2009, DJKN melakukan lanjutan penertiban BMN, penyempurnaan Sistem Pengendalian Internal dan

tata kelola pengelolaan aset, dan penatausahaan yang andal dan akuntabel.

Essensi dari Strategic Assets Management (SAM)

adalah adanya mindset bahwa untuk mengelola kekayaan negara dengan benar, DJKN harus mempunyai atribut

organisasi yang lengkap dan berkualitas, bank data pengelolaan dan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) berikut permasalahannya, serta kesadaran bahwa

aset negara adalah indikator penting dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

efektif, efisien, dan akuntabel. Di tahun 2010 dan tahun selanjutnya

dalam Roadmap Strategic Assets Management tersebut,

DJKN berupaya untuk melakukan integrasi perencanaan dan penganggaran aset negara dan optimalisasi

pengelolaan aset negara (the highest and the best use).

Page 6: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

6

Sampai tahun 2012, integrasi perencanaan anggaran dan perencanaan BMN belum dapat

dilaksanakan, penatausahaan BMN masih terdapat masalah, dan penyempurnaan peraturan serta tindak

lanjut temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) masih harus diselesaikan, sehingga Roadmap Strategic Assets Management yang

pernah dibuat perlu dilakukan penyesuaian. Sejak tahun 2007 telah diterbitkan peraturan

peraturan antara lain ; Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Penggunaan,

Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara,

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara,

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Kodifikasi Barang Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor

29/PMK.06/2010, dan lain-lain. Pada tahun 2008 diterbitkan PP Nomor 38 Tahun

2008 yang merupakan Perubahan atas PP Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

3. Penertiban Barang Milik Negara/Daerah Dalam satu tahun setelah lahirnya Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah periode yang menuntut DJKN mencurahkan segenap tenaga dan

pikirannya dalam membantu K/L dalam melaksanakan penertiban BMN melalui Inventarisasi dan Penilaian (IP) BMN.

Ada 4 (empat) tujuan utama penertiban BMN, yaitu (i) melakukan pemutakhiran pembukuan BMN pada Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan BMN

(SIMAK BMN), (ii) mewujudkan penatausahaan BMN di seluruh satuan kerja (satker) instansi Pemerintah Pusat,

(iii) menyajikan koreksi nilai aset tetap neraca awal 2004 pada Laporan Keuangan K/L, dan (iv) melakukan tindak lanjut penatausahaan dan pengelolaan BMN yang tertib

dan optimal. Termasuk dalam objek penertiban BMN saat itu

adalah aset yang dikuasai K/L termasuk yang berada pada satker Badan Layanan Umum (BLU), aset yang

Page 7: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

7

berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (DK/TP), aset yang berasal dari Bantuan Pemerintah Yang

Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS), aset eks BPPN, aset bekas milik Asing/Cina, aset eks Kepabeanan/Bea

Cukai, aset Bank Dalam Likuidasi (BDL), aset eks Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), barang rampasan, benda cagar budaya/benda berharga asal

Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT), dan aset lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai BMN.

Inventarisasi menjadi icon DJKN bermula dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2007

tentang Penertiban BMN yang memberikan tanggung jawab kepada Pengelola Barang untuk menyusun pedoman pelaksanaan IP BMN dan pelaporannya dengan

mempercepat tercapainya IP BMN yang dilakukan oleh K/L secara tertib, efektif, efesien, dan akuntabel.

Meskipun demikian, sebetulnya dalam pasal 6 ayat (2) huruf l, Peraturan Pemerintah (PP) 6 Tahun 2006, disebutkan bahwa K/L sebagai pengguna BMN berwenang

dan bertanggung jawab melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN yang berada dalam penguasaannya.

Dalam rangka melaksanakan penertiban BMN, pada

tingkat pusat, pemerintah telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2007 tentang Tim

Penertiban BMN dengan masa tugas selama 17 (tujuh belas) bulan terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2007 s.d. 31 Desember 2008. Tim yang tugas utamanya melakukan

inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi BMN ini kemudian diperpanjang lagi dengan Keppres Nomor 13 Tahun 2009. Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan

inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi, DJKN melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait seperti BPK,

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (APK) dan Direktorat Sistem Perbendaharaan (DSP) pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan, serta Komite Standar

Akuntansi Pemerintah (KSAP). Arah penertiban BMN (inventarisasi dan penilaian)

adalah bagaimana pengelolaan aset negara di setiap pengguna barang menjadi lebih akuntabel dan transparan, sehingga aset-aset negara mampu

dioptimalkan penggunaan dan pemanfaatannya untuk menunjang fungsi pelayanan kepada masyarakat/stake-holder. Pengelolaan aset negara memberikan acuan bahwa aset negara harus digunakan semaksimal mungkin

Page 8: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

8

mendukung kelancaran tupoksi pelayanan, dan dimungkinkannya fungsi budgeter dalam pemanfaatan

aset untuk memberikan kontribusi penerimaan bagi negara. Penanganan aset negara yang mengikuti kaidah-

kaidah tata kelola yang baik/good governance akan menjadi salah satu modal dasar yang penting dalam penyusunan LKPP yang akuntabel.

Adapun subjek penertiban BMN yaitu : BMN yang belum dicatat atau disertifikasi atau

digunakan/dimanfaatkan; BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan;

BMN yang berasal dari Kekayaan Negara Lainnya (KLN); Barang Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya

(BPYBDS).

Penertiban BMN diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi sekarang berapa besar nilai seluruh

aset negara, baik itu yang bersumber dari APBN maupun dari sumber perolehan lainnya yang sah. Ketersediaan database BMN yang komprehensif dan

akurat pun dapat segera terwujud. Database BMN akan memainkan peran yang

strategis dalam setiap pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan barang nasional oleh Pengelola Barang dan usulan alokasi penganggarannya dalam

APBN. Akan terjadi hubungan sinergis antara perencana anggaran (Direktorat Jenderal Anggaran) dengan pengelola

barang (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) untuk duduk satu meja merumuskan dan menentukan besaran rencana kebutuhan barang milik negara secara nasional

dalam tahun anggaran, sehingga anggaran belanja modal fisik tersebut dapat lebih dipertanggungjawabkan dan

benar-benar mencerminkan kebutuhan barang /aset yang nyata sesuai kondisi di lapangan dan mampu menciptakan anggaran belanja modal yang efektif, efisien,

dan tepat sasaran. Tidak hanya bersifat incremental. Permasalahan dalam pengelolaan aset

beserta action yang dapat dilakukan untuk masing-masing identifikasi masalah menurut tim pengelola aset pada kementrian dalam negeri:

a. Kurangnya tingkat akurasi nilai aset yang dikelola Tertib pencatatan harus dimulai sejak dari tahap

pengadaan. Pada tahap pengadaan mengenai detail spesifikasi dari aset harus dirinci dengan dengan jelas, baik untuk aset tidak bergerak maupun untuk aset

Page 9: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

9

tidak bergerak. Masih banyak kelemahan dalam hal ini, antara lain terdapat kesalahan penulisan

spesifikasi ataupun ukuran kuantitas pada kontrak, padahal ini menjadi sangat kruisal dan berpengaruh

untuk proses selanjutnya. Kementerian/Lembaga selaku pemilik dan

pengelola barang milik negara tidak tertib dalam

masalah penilaian pencatatan barang milik Negara. Terdapat peraturan khusus yang mengatur dalam hal pencatatan dan rekonsiliasi barang milik Negara, yaitu

PMK No. 102/05.PMK/2009 Tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara. Pentingnya

penilaian dan rekonsiliasi ini adalah agar dapat diketahui nilai wajar sesungguhnya dari nilai aset. Pihak pengelola barang milik Negara sering

menganggap remeh mengenai penilaian dan rekonsiliasi. Padahal dengan rekonsiliasi dapat

diketahui nilai kesesuaian nilai aset dengan nilai wajar.

Dengan demikian dapat diketahui apakah aset

tersebut perlu dilakukan penilaian ulang atau tidak. Dan yang penting adalah mengenai rekonsiliasi ini menjadi salah satu komponen yang menjadi obyek

pemeriksaan dari instansi pemeriksa (Inspektorat, BPKP, BPK-RI). Apabila tidak terdapat kesesuaian

mengenai rekonsiliasi dengan Dirjen Kekayaan Negara, maka hal ini dapat diangkat menjadi temuan. Adanya temuan instansi pemeriksa ini akan bermuara pada

penilain Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. b. Ketidakjelasan status aset yang dikelola.

Hal ini bisa menjadi masalah yaitu ketika aset

pusat yang berada di daerah tidak segera dilakukan penghibahan. Pemerintah daerah, ketika akan

melakukan penganggaran untuk pemeliharaan aset pusat tersebut, tidak bisa dilakukan begitu saja, dikarenakan aset terebut adalah aset pusat maka

untuk anggaran pemeliharaan tidak bisa diambilkan dari daerah. Apabila anggaran pemeliharaan ini

diambilkan dari pusat, di tingkat pusat tidak terdapat alokasi untuk pemeliharaan. Hal ini yang menyebabkan banyak aset pusat di daerah banyak

mengalami kerusakan meskipun umur pakainya masih sedikit, karena kurangnya pemeliharaan. Oleh karena itu, sejak dilakukan penganggaran terhadap

rencana pengadaan barang milik Negara, perlu

Page 10: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

10

disiapkan pula mekanisme hibah/penyerahan ke daerah agar tidak terjadi permasalahan di belakang,

yang akan bermuara pada opini instansi pemeriksa atas laporan keuangan kementerian lembaga.

Mekanisme hibah ini akan menjadikan jelas mengenai status aset (barang milik Negara/Daerah) apakah menjadi milik pusat atau daerah, sehingga alokasi

untuk anggaran pemeliharaan dapat diyakini akuntabilitasnya.

Hal penting yang perlu mendapat perhatian

adalah masih rendahnya nilai tawar dari instansi pemerintah dalam hal ketika terjadi tukar guling atas

aset, terutama aset tidak bergerak. Seperti kita ketahui bersama, banyak aset-aset pemerintah berupa aset tidak bergerak yang menyusut atau bahkan

lenyap begitu saja ketika terjadi tukar guling dengan pihak instansi lain ataupun pihak swasta. Dalam hal

ini terdapat indikasi adanya tindakan korupsi/suap dari pengelola ataupun pemangku jabatan pada kementerian/lembaga/instansi daerah. Hal lain

adalah lemahnya tindakan/pengetahuan hukum dari pengelola aset mengenai tekhnis tukar guling aset. Tukar guling aset adalah hal yang rumit, karena hal

ini berkaitan dengan taksiran nilai dan kuantitas. Selain itu untuk aset tidak bergerak juga berkaitan

dengan lembaga lain yang berkompeten, yaitu Badan Pertanahan Nasional. Diperlukan kecakapan dari pihak seumber daya manusia pengelola aset, agar

tidak terjadi kerugian dalam hal tukar guling ini. c. Kurang optimalnya penggunaan Barang Milik Negara

dalam rangka mendukung tugas pokok dan fungsi

pemerintah. Hal ini sering terjadi untuk aset-aset yang

dianggarkan di pemerintah pusat namun penggunaan untuk di daerah dengan melalui mekanisme dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan urusan

bersama. Misalnya untuk aset-aset bergerak yang membutuhkan jaringan listrik ataupun jaringan

internet, di dalam perencanaan seharusnya sudah bisa dipetakan apakah aset yang dianggarkan tersebut bisa digunakan di daerah.

d. Kurang optimalnya pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Negara dalam rangka menghasilkan pendapatan Negara.

Page 11: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

11

Perlu adanya peningkatan kemampuan tekhnis dari user ataupun pengelola aset agar dapat

mengoperasikan aset sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi kinerja pemerintahan. Hal ini sering

terjadi untuk aset berupa aset bergerak klasifikasi aset tak berwujud, berupa aplikasi computer. Pemerintah mempunyai banyak aset berupa aset tak berwujud,

yang mempunyai fungsi guna sebagai tools dalam menunjang kinerja pemenrintahan, namun aset ini sering tidak didayagunakan dengan baik karena

rendahnya kualitas sumber daya manusia, ataupun kurang bagusnya pengelolaan sumber daya manusia

itu sendiri. Hal ini sering terjadi di daerah. Instansi daerah, sering tidak memperhatikan kekhususan keterampilan dari sumber daya manusia dalam hal

penempatan pada wilayah kerja. Ataupun sdm yang menguasai mengenai aset tak berwujud tersebut

ditempatkan pada tempat lain yang tidak berhubungan sama sekali dengan aset tersebut.

Sering terjadi tidak tertibnya dalam hal

penguasaan aset, terutama untuk aset dalam penguasaan pejabat yang purna tugas, ataupun aset yang digunakan oleh pihak ketiga. Hal ini dikarenakan

kurang tegasnya dari pihak pengelola aset untuk menarik kembali aset yang telah selesai dalam masa

pakai. e. Meminimalisasi terjadinya kerugian Negara sebagai

akibat dari pengelolaan Barang Milik Negara.

Banyak terdapat aset-aset yang mempunyai masa pakai masih sedikit, namun yang banyak mengalamai kerusakan ataupun tidak dapat

digunakan. Poin satu, tidak berfungsinya aset-aset yang masa pakai masih sedikit ini sebagai akibat dari

kurangnya pemeliharaan dari aset. Apabila hal ini terjadi pada aset tidak bergerak seperti gedung, apabila gedung rubuh tidak hanya terdapat kerugian

materiil namun juga kerugian jiwa. Kurang tertibnya dari mekanisme inventarisasi

barang milik negara baik di tingkat pusat ataupun daerah. Pentingnya inventarisasi harus dilakukan agar diketahui secara jelas nilai aset/kekayan negara yang

saat ini berada di penguasaan kementerian/lembaga ataupun instansi daerah. Banyak aset-aset di tingkat pusat ataupun di daerah yang tidak diketahui

keberadaanya, dan hal ini sudah menjadi temuan bagi

Page 12: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

12

instansi pemeriksa BPK-RI. Permasalahan ini dikarenakan tidak tertibnya pengelola barang pada

kementerian/lembaga dan instansi daerah. Hal yang dapat dilakukan adalah menempatkan sdm yang

mempunyai kapabilitas yang memadai dalam hal pengelolaan barang milik Negara/daerah, serta meningkatkan kapasitas sdm dengan memberikan

kediklatan pengelola barang.

4. BMN Berupa Tanah dan Bangunan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN mengamanatkan agar BMN berupa tanah harus disertifikatkan atas nama

Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, harus diambil langkah-langkah konkret, terukur, dan

inovatif untuk mempercepat pelaksanaan sertifikasi BMN berupa tanah, yang selanjutnya disebut kebijakan sertifikasi aset yang dalam penyelesaiannya selalu

berkoordinasi dengan BPN. Untuk menunjang tugas pengidentifikasian BMN

berupa tanah sebagai pendukung proses sertifikasi yang

dianggarkan secara On Top pada DIPA BPN, sejak bulan Januari 2012 telah diimplementasikan aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Pendataan Tanah pemerintah (SIMANTAP). SIMANTAP sekarang ini telah digunakan oleh semua satker. Melalui SIMANTAP ini akan diperoleh

informasi mengenai data tanah yang sudah bersertifikat maupun yang belum, lokasi/letak, luas serta

penggunaannya. Adapun pengamanan yang dapat dilakukan terhadap barang milik negara/daerah adalah : 1. Barang milik negara/daerah berupa tanah harus

disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan;

2. Barang milik negara/daerah berupa bangunan harus

dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah

yang bersangkutan; 3. Barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan

harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama

pengguna barang; 4. Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan

harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan.

Page 13: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

13

Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi

Kementerian/Lembaga (selanjutnya disebut BMN idle) dan telah diserahkan kepada Pengelola Barang, selanjutnya

akan didayagunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan negara. Hasil pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (IP) menggambarkan bahwa terdapat

Satuan Kerja (Satker) yang masih menyewa ruang kerja kepada pihak ketiga namun terdapat juga Satker yang

memiliki tanah dan/atau bangunan yang berlebih dan tidak digunakan. Untuk hal ini, Pengelola Barang harus menempatkan posisinya untuk mengalokasikan

BMN idle kepada K/L yang membutuhkan dan meminta BMN yang tidak digunakan dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi dari Pengguna Barang.

5. Pengelolaan Barang Milik Daerah

Menurut Sholeh dan Rochmansjah (2010) sasaran

strategis yang harus dicapai dalam kebijakan pengelolaan

aset/barang milik daerah antara lain: a. Terwujudnya ketertiban administrasi mengenai

kekayaan daerah; b. Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan aset

daerah;

c. Pengamanan aset daerah; d. Tersedianya data/informasi yang akurat mengenai

jumlah kekayaan daerah. Strategi optimalisasi pengelolaan barang milik

daerah meliputi :

Identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi aset

daerah Pemerintah daerah perlu mengetahui jumlah

dan nilai kekayaan daerah yang dimiliknya, baik yang

saat ini dikuasai maupun yang masih berupa potensi yang belum dikuasai atau dimanfaatkan. Untuk itu pemerintah daerah perlu melakukan identifikasi dan

inventarisasi nilai dan potensi aset daerah. Kegiatan identifikasi dan inventarisasi dimaksudkan untuk

memperoleh informasi yang akurat, lengkap dan mutakhir mengenai kekayaan daerah yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah daerah.

Identifikasi dan inventarisasi aset daerah tersebut penting untuk pembuatan Neraca Kekayaan

Page 14: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

14

Daerah yang akan dilaporkan kepada masyarakat. Untuk dapat melakukan identifikasi dan inventarisasi

aset daerah secara lebih objektif dan dapat diandalkan, pemerintah daerah perlu memanfaatkan

profesi auditor atau jasa penilai yang independen. Adanya sistem informasi manajemen aset daerah.

Untuk mendukung pengelolaan aset daerah

secara efisien dan efektif serta menciptakan transparansi kebijakan pengelolaan aset daerah, maka pemerintah daerah perlu memiliki atau

mengembangkan sistem informasi manajemen yang komprehensif dan handal sebagai alat untuk

pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen aset daerah juga berisi data base aset yang dimiliki daerah. Sistem tersebut bermanfaat untuk menghasil

laporan pertanggungjawaban. Selain itu, sistem informasi tersebut juga bermanfaat untuk dasar

pengambilan keputusan mengenai kebutuhan pengadaan barang dan estimasi kebutuhan belanja (modal) dalam penyusunan APBD.

Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan aset. Pemanfaatan aset daerah harus diawasi dan

dikendalikan secara ketat agar tidak terjadi salah urus

(miss management), kehilangan dan tidak termanfaatkan. Untuk meningkatkan fungsi

pengawasan tersebut, peran auditor internal sangat penting.

Melibatkan berbagai profesi atau keahlian yang terkait

seperti auditor internal dan appraisal(penilai). Pertambahan aset daerah dari tahun ke tahun

perlu didata dan dinilai oleh penilai yang independen. Peran profesi penilai secara efektif dalam pengelolaan aset daerah antara lain:

1. Identifikasi dan inventarisasi aset daerah; 2. Memberi informasi mengenai status hukum harta

daerah; 3. Penilaian harta kekayaan daerah baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud;

4. Analisis investasi dan set-up investasi/pembiayaan;

5. Pemberian jasa konsultasi manajemen aset daerah Sholeh dan Rochmansjah (2010) menyatakan

pelaksanaan pengelolaan aset/barang milik daerah harus

memenuhi prinsip akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik yang harus dipenuhi paling tidak meliputi:

Page 15: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

15

1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability for probity and legality)

2. Akuntabilitas proses (process accountability) 3. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power) oleh pejabat dalam penggunaan dan pemanfaatan kekayaan daerah, sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan lain yang berlaku. Akuntabilitas hukum juga dapat diartikan bahwa kekayaan daerah harus memiliki

status hukum yang jelas agar pihak tertentu tidak dapat menyalahgunakan atau mengklaim kekayaan daerah tersebut.

Akuntabilitas proses terkait dengan dipatuhinya prosedur yang digunakan dalam melaksanakan

pengelolaan kekayaan daerah. Untuk itu perlu kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi. Hal ini penting untuk

mewujudkan akuntabilitas kebijakan pengelolaan aset daerah baik secara vertikal maupun secara horisontal.

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan

pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap DPRD dan masyarakat luas atas kebijakan-kebijakan

perencanaan, pengadaan, pendistribusian penggunaan atau pemanfaatan kekayaan daerah, pemeliharaan sampai pada penghapusan barang milik daerah.

Menurut Sholeh dan Rochmansjah (2010) agar pelaksanaan pengelolaan aset daerah dapat dilakukan dengan baik dan benar sehingga dapat dicapai efektivitas

dan efisiensi pengelolaan aset daerah hendaknya berpegangan teguh pada azas-azas sebagai berikut :

1. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna

barang, pengguna barang, pengelola barang dan kepala daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung

jawab masing-masing; 2. Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik

daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan

peraturan perundang-undangan; 3. Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan

barang milik daerah harus transparan terhadap hak

masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar;

Page 16: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

16

4. Azas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai

batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas

pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal; 5. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan

barang milik daerah harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat; 6. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik

daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah

dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik

daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah. Subagya (1995) menyatakan untuk menghindarkan

pemborosan perlu diadakan pembatasan-pembatasan

kebutuhan terhadap perlengkapan dan peralatan. Kebutuhan harus ditentukan secara tepat terutama

mengenai tipe dan spesifikasinya. Disamping itu ditentukan pula sumber dan jumlah dari perlengkapan dan peralatan yang akan dibeli, hal ini perlu dilakukan

untuk menentukan cara yang akan dilaksanakan dalam pembelian tersebut. Perencanaan proses pengadaan/pembelian sejak dari awal sampai kepada

barang diterima ditempat harus telah disusun dan tergambar dengan jelas, baik tahap demi tahap dari

kegiatannya sendiri maupun jadwal waktu secara tepat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Nomor 17

Tahun 2007, penilaian barang milik daerah dilakukan

dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik daerah. Penetapan nilai barang milik daerah dalam

rangka penyusunan neraca pemerintah daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun

2007 menyatakan bahwa penghapusan barang milik

daerah meliputi penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna dan penghapusan

dari daftar barang milik daerah. Penghapusan barang milik daerah dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan

pengguna dan/atau kuasa pengguna dan sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain.

Page 17: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

17

Penghapusan dilaksanakan dengan keputusan pengelola atas nama Kepala Daerah untuk barang milik

daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna dan/atau kuasa pengguna dan dengan

Keputusan Kepala Daerah untuk barang milik daerah yang sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 barang milik daerah yang dihapus dan masih mempunyai nilai ekonomis, dapat dilakukan

melalui pelelangan umum/pelelangan terbatas; dan/atau disumbangkan atau dihibahkan kepada pihak lain.

Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik daerah meliputi penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal

pemerintah daerah. Menurut Sholeh dan Rochmansjah (2010), untuk

menjamin kelancaran penyelenggaraan dan menjamin tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah secara efisien dan efektif maka diperlukan fungsi berikut

ini: 1. Pembinaan, yaitu usaha atau kegiatan melalui

pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan

supervisi. 2. Pengawasan, yaitu usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. 3. Pengendalian, yaitu usaha atau kegiatan untuk

menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa yang menjadi permasalahan dalam

pengelolaan barang milik daerah yaitu: 1. Kepala SKPD lebih “merasa” sebagai Pengguna Anggaran

(PA) dibandingkan sebagai Pengguna Barang (PB).

Menurut PP 58/2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, dengan jelas disebutkan bahwa kepala SKPD adalah pengguna anggaran/barang sebagaimana

disebutkan dala Pasal 1 angka 14, dimana dinyatakan

Page 18: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

18

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah

selaku pengguna anggaran/barang. Dan tentu saja di PP 6/2006 dan Permendagri

17/2007 dengan jelas menyatakan bahwa Kepala SKPD adalah Pengguna Barang.

Jadi, Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas

pengelolaan keuangan daerah adalah Pengguna Anggaran, dan dalam melaksanakan tugas pengelolaan barang milik daerah adalah Pengguna Barang.

Permasalahannya adalah benarkah Kepala SKPD dalam keseharian dalam melaksanakan tugas “merasa”

sebagai Pengguna Anggaran sekaligus Pengguna Barang ? Kalau ya, benarkah hal tersebut tercermin dalam kebijakan Kepala SKPD ? Misalnya : terciptanya

keseimbangan perhatian Kepala SKPD terhadap Pengelolaan keuangan daerah dan Pengelolaan BMD ?

Pada umumnya, Kepala SKPD lebih “merasa” sebagai Pengguna Anggaran di bandingkan Pengguna Barang. Salah satunya mungkin disebabkan karena

kurangnya pemahaman Kepala SKPD selaku Pengguna Barang.

2. Dukungan Anggaran Untuk Pelatihan, Bintek Pengelolaan

BMD Belum Memadai Sebagaimana diketahui, begitu terbit Permendagri

13/2006 dan Permendagri 59/2007, hampir sebagian Pemerintah Daerah sangat intensif mengadakan pelatihan/sosialisasi Permendagri 13/2006 dan

Permendagri 59/2007. Dan hal tersebut bisa dirasakan dalam 2 tahun

setelah terbitnya Permendagri 13/2006 dan Permendagri

59/2007, baik di eksekutif (Bagian Anggaran dan Bagian Akuntansi dan Pelaporan) apalagi di DPRD, sebagaimana

kita ketahui mereka memiliki fungsi budgetting dan memiliki anggaran bintek yang banyak sekali.

Mengapa hal tersebut (bintek keuangan daerah) bisa

terjadi demikian? Sebagaimana diketahui bahwa dalam penyusunan RKA-SKPD yang paling berperan adalah TAPD

dan DPRD. Jadi disetujui atau tidaknya suatu kegiatan sangat tergantung dengan TAPD dan DPRD.

3. Insentif Untuk Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang

Belum Sebanding Dengan Beban Kerja Bukanlah rahasia umum, sejak dahulu, bendahara

keuangan selalu menerima insentif dalam melaksanakan

Page 19: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

19

tugasnya, artinya insentif ini menjadi motivasi dalam bekerja.

Tetapi tidaklah demikian dengan Penyimpan barang dan Pengurus barang, disebagian besar pemerintah daerah

kalaupun ada insentif jarang sekali besarnya insentif tersebut sama dengan bendahara keuangan, apalagi melebihi Bendahara Keuangan.

Bahkan beberapa pemerintah daerah tidak memberikan insentif sama sekali kepada Penyimpan Barang dan Pengurus Barang. Jika Bendahara, PPK-SKPD,

semua bekerja dalam periode satu tahun anggaran, setelah tahun anggaran berakhir semua kegiatan dimulai dari

awal lagi. Tetapi tidaklah demikian terhadap Pengurus

Barang. Sebab Pengurus Barang melakukan tugasnya

untuk semua barang sejak Pemerintah Daerah tersebut berdiri. Artinya pengurus barang bertanggungjawab bukan

hanya barang yang berasal dari tahun anggaran berjalan saja tetapi juga tahun anggaran sebelum2nya.

Yang menjadi permasalahan adalah, adakah

keseimbangan antara beban kerja Pengurus Barang dan insentif yang diberikan Pemda ? Jadi tidaklah heran jika banyak Pengurus Barang kurang memiliki motivasi,

kalaupun memiliki motivasi bekerja belum tentu bisa menyelesaiakan tugas dengan baik karena keterbatasan

sumberdaya. Misalnya, ketidaktersediaan aplikasi berbasis IT untuk pengelolaan BMD, pelatihan dan kewenangan yang ada.

4. Insentif Bagi Pengelola Barang Yang Berhasil Meningkatkan PAD Melalui Pemanfaatan Dan Pemindahtanganan Tidak Tegas Aturannya Dan Tidak

Sebanding Dengan Resiko Hukum Yang Dihadapi Secara sekilas banyak sekali aset-aset pemda yang

tidak dioptimalkan/dimanfaatkan, misalnya banyaknya tanah, gedung dan barang milik daerah lainnya yang terlantar.

Pertanyaannya, mengapa hal tersebut terjadi ? Salah satunya adalah, bagi pengelola barang milik daerah

resiko hukum dan insentif yang diterima, bagi yang berhasil melakukan optimalisasi/pemanfaatan barang milik daerah tidak sebanding.

Artinya, ketika pengelola barang berhasil melakukan pemanfaatan dan pemindahtangan yang akan meningkatkan PAD, jika terjadi dugaan kerugian daerah

bisa terjerat korupsi, dan bila terjadi peningkatan PAD dari

Page 20: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

20

hasil Pemanfaatan barang milik daerah, para pengelola “tidak” mendapatkan insentif, walaupun pasal 84 ayat (2)

Permendagri 17/2007 dengan menyatakan “Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barang

milik daerah yang menghasilkan pendapatan dan penerimaan daerah, diberikan insentif”.

5. Penekanan Audit BPK Terhadap Pengelolaan BMD

Hasil Audit BPK menunjukkan bahwa, disclaimernya hasil audit terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah karena Neraca kurang baik, Neraca

kurang baik karena Laporan Barang Milik Daerah kurang baik.

Jadi wajar jika saat ini anggaran, kebijakan dan perhatian Pejabat pemeritnah daerah dan DPRD harusnya mengarah ke pengelolaan barang milik daerah.

Walapun barang milik daerah dari dahulu menjadi objek pemeriksaan BPK, tetapi 2 – 3 tahun terakhir ini

bisa dirasakan auditor BPK memeriksa barang milik daerah lebih intensif, jadi tidak heran bila dalam 2-3 tahun terakhir ini banyak pemda (khususnya Kepala

Daerah dan DPRD) baru sadar kalau pengelolaan asetnya ternyata amburadul.

6. Proses Penghapusan Tidak Berjalan Dengan Baik

Salah satu sebab kurang baiknya Laporan Barang Milik Daerah adalah, banyaknya selisih antara jumlah

barang di buku dengan jumlah barang yang sebenarnya/ yang ada.

Mengapa hal tersebut terjadi ? Diantaranya karena

proses penghapusan yang tidak berjalan dengan baik, misalnya, beberapa Pemda dalam setahun belum tentu melakukan penghapusan.

Artinya, dalam setahun akan sangat mungkin banyak barang yang seharusnya dihapus, karena tidak

dilakukan penghapusan barang tersebut menjadi semakin rusak bahkan menjadi hilang. Dan hal ini akan mengakibatkan sulitnya melakukan penghapusan (barang

rusak telah hilang) dan semakin kesulitan dalam melakukan inventarisasi barang. (menyamakan jumlah

barang dibuku dan jumlah barang yang sebenarnya/ yang ada).

Pertanyaan yang mendasar sebenarnya adalah,

mengapa proses penghapusan tidak berjalan dengan baik? 7. Belum Tersedianya Aplikasi Berbasis IT Untuk Mendukung

Pengelolaan BMD

Page 21: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

21

Mungkin kita semua sepakat, kalau administrasi barang milik daerah dibanyak pemda masih amburadul.

Mengapa hal ini terjadi ? Salah satunya, belum adanya aplikasi berbasis IT yang dimiliki Pemda dalam

pelaksanaan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pentausahaan, akuntansi aset dan penyusunan laporan barang milik daerah. Dan bila kita bandingkan dukungan

Pemda terhadap Aplikasi berbasis IT yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah pasti sangat jauh berbeda. Bisa dikatakan bahwa setiap pemda pasti

memiliki aplikasi berbasi IT untuk pengelolaan keuangan daerah tapi belum tentu untuk pengelolaan barang milik

daerah.

C. Tujuan Dan Manfaat Naskah Akademik

Tujuan penyusunan naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan barang milik daerah Kabupaten Cilacap ini adalah :

1. Melakukan kajian dan mendiagnosa persoalan-persoalan

krusial yang dihadapi dalam pengelolaan barang milik

daerah, khususnya di Kabupaten Cilacap. 2. Melakukan paparan ilmiah atas temuan-temuan

persoalan pengelolaan barang milik daerah, khususnya di Kabupaten Cilacap, dalam persektif filosofis, sosiologis, dan yuridis.

3. Memberi landasan ilmiah akademik bagi penyusunan rancangan kebijakan pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten Cilacap.

Adapun manfaat penyusunan naskah akademik

rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan barang milik daerah Kabupaten Cilacap ini adalah :

1. Secara teoretis menjadi perbandingan kajian-kajian serupa di tempat lain untuk mengukur akurasi

pemanfaatan pengetahuan-pengetahuan bantu tersebut dalam rangka penyusunan kerangka solusi atas persoalan yang terkait dengan pengelolaan barang milik daerah.

2. Secara praktis, naskah akademik ini menjadi landasan

ilmiah dan akademik bagi penyusunan kebijakan

pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten Cilacap.

Page 22: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

22

D. Metode Penyusunan Naskah Akademik

1. Metode Pengumpulan Data

Kajian ini menggunakan informasi yang tersebar

pada beberapa sumber, meliputi Dinas, pemangku kepentingan, dan kepustakaan terkait dengan konsepsi dasar dan teori-teori yang berhubungan pengelolaan

barang milik daerah. Informasi yang tersebar tersebut dikumpulkan dengan beberapa metode :

a. Metode Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data

dengan memfokuskan terhadap dokumen tertulis atau

tercetak yang telah terpublikasi atau terdokumentasi oleh orang atau lembaga. Dokumen yang diperoleh

melalui metode dokumentasi adalah peraturan dan regulasi terkait pengelolaan barang milik daerah, sejarah dan konsep dasar pengelolaan barang milik

daerah, dan data empiris pengelolaan barang milik daerah di Cilacap.

b. Metode Wawancara, yaitu metode dengan menekankan

dialog secara langsung dengan sumber-sumber

informasi. Metode ini digunakan untuk menggali secara dalam informasi tertentu dari narasumber

termasuk opini dan perspektif yang dimiliki oleh narasumber atas informasi tertentu. Beberapa informasi yang diperoleh melalui wawancara ini adalah

masalah-masalah yang berhubungan pengelolaan barang milik daerah di Cilacap, hambatan atau masalah yang dihadapi petugas dalam melakukan

pengelolaan barang milik daerah, dan opini yang muncul di tengah masyarakat terkait dengan

pengelolaan barang milik daerah.

c. Focus Group Discussion, merupakan metode yang

memfokuskan kepada pembahasan satu atau beberapa tema secara terfokus dan berdasar

kompetensi peserta yang terlibat. Melalui FGD, isu-isu yang muncul dapat terklarifikasi atau bahkan terbantahkan secara data atau teoretis. Tema-tema

FGD dipilah berdasar tingkat kontroversi atau variasi

Page 23: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

23

yang kompleks. Semakin kompleks maka isu tersebut membutuhkan FGD sebagai forum klarifikasi.

2. Metode Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh, proses berikutnya

dalam penyusunan naskah akademik ini adalah analisis

data. Dalam konteks ini, analisis dilakukan dengan 2

(dua) pendekatan, yaitu analisis deskriptif (descriptive analysis) dan analisis isi (content analysis).

a. Analisis deskriptif bersifat kualitatif melalui narasi-narasi ilmiah yang bersifat deskriptif. Pengelolaan

barang milik daerah dijelaskan secara runtut melalui logika induktif yang berawal dari konteks, masalah yang teridentifikasi, formula teoretis, kajian empiris,

dan konstruksi perbaikan. Melalui logika induktif ini, pengelolaan barang milik daerah sebagai lokus kajian naskah akademik ini dideskripsikan secara runtut

sesuai dengan data yang ditemukan. Pada dasarnya, analisis deskriptif tidak sampai pada kesimpulan

akhir, hal ini karena secara kualitatif, analisis bersifat on going dan akan berakhir ketika mengalami kejenuhan. Indikator kejenuhan adalah apabila tidak

ditemukan data baru dalam satu periode kajian tertentu.

b. Analisis Isi (content analysis) dilakukan mengingat

pengelolaan barang milik daerah tidak bisa lepas dari

regulasi lain yang mengitarinya. Maka upaya perbaikan pengelolaan barang milik daerah yang akan

dijalankan tidak bisa lepas dalam konteks regulasi tersebut. Untuk memastikan kerangka perbaikan tidak lepas konteks, maka analisis dilakukan melalui kajian

terhadap isi undang-undang dan peraturan lain yang melingkupinya. Dengan demikian, setiap konsep yang

dimunculkan sebagai inisiatif perbaikan pengelolaan barang milik daerah memiliki keterkaitan dengan berbagai referensi atau regulasi-regulasi yang

mengitarinya.

-- © --

Page 24: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

24

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

I. KAJIAN TEORETIS

I.a. Definisi Aset

Barang Milik Daerah merupakan bagian dari aset

Pemerintah Daerah yang berupa barang berwujud. Pengertian aset secara umum menurut Siregar

adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang

dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu.1 Dengan demikian agar sesuatu dapat dikategorikan sebagai

aset, maka dia harus memiliki nilai. Hal ini sepaham dengan definisi aset yang ditegaskan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi

Pemerintahan dimana aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan

untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.2

Nilai dari suatu aset harus diukur dan dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah) sehingga aset tersebut dapat diakui (recognized) dalam laporan keuangan. Dalam sektor

pemerintahan mungkin lebih penting untuk menghargai aspek non-moneter dari nilai suatu aset. Istilah potensi

manfaat digunakan untuk menjelaskan manfaat/kegunaan dari suatu aset dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan dan merupakan suatu konsep yang bermanfaat

untuk dipakai di saat aset tidak menghasilkan pemasukan (income). Istilah ini juga ditujukan sebagai manfaat yang

akan datang (future benefit) yang diharapkan akan

1Doli Siregar D.,Manajemen Aset, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2004, hlm.178. 2Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Jakarta: Tunas

Widya Press, 2005, paragraf 60 huruf a.

Page 25: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

25

diperoleh. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan

sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan

dan penghematan belanja bagi pemerintah.3 Barang Milik Daerah sebagai aset memiliki beragam bentuk. Dalam akuntansi, aset digolongkan berdasarkan

masa manfaatnya ke dalam aset lancar dan aset tetap. Dijelaskan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk

direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.4

Barang Milik Daerah berupa aset lancar merupakan barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, yang dicatat dalam

neraca daerah sebagai Persediaan.5 Adapun aset tetap dijelaskan sebagai aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.6 Aset tetap meliputi Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan;

Jalan, Irigasi dan jaringan; Aset Tetap Lainnya; serta konstruksi dalam Pengerjaan.7 Dari uraian diatas, yang

tergolong barang Barang Milik Daerah daerah adalah Persediaan (bagian dari aset lancar) ditambah seluruh aset tetap yang ada di neraca daerah.

I.b. Manajemen Aset

Pengelolaan memiliki padanan kata manajemen, yang diserap dari bahasa Inggris to-manage yang secara leksikal

diartikan “mengurus, mengatur,melaksanakan,mengelola”,8 atau “proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”.9 Dari segi istilah ditemukan banyak

definisi tentang manajemen. Definisi yang sering digunakan

3Ibid.,paragraf 61.

4Ibid., paragraf 48. 5Ibid., Pernyataan Nomor 05 mengenai Persediaan paragraf 60 huruf a.

6Ibid, paragraf 57. 7Ibid., Pernyataan Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, paragraf 8.

8John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia, Jakarta:

Gramedia. hlm. 372. 9Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1999.

Page 26: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

26

adalah dari Ricky W.Griffin, dimana manajemen dijelaskan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkordinasian dan pengendalian atau kontrol sumber daya dalam mencapai sasaran dengan efisien dan efektif.10

Terkait manajemen aset dalam literatur ditemukan beberapa definisi mengenai manajemen aset. Secara umum Davis menjelaskan manajemen aset sebagai pendekatan

yang mencari cara terbaik agar aset dapat mendatangkan manfaat sebenar-besarnya bagi organisasi dan atau pemangku-pemangku kepentingan dari organisasi.11

Adapun Hastings menjelaskan manajemen aset merupakan serangkaian aktivitas terkait dengan identifikasi tentang

aset yang dibutuhkan dan pembiayaannya, proses mendapatkannya, penyediaan logistik dan sistem untuk pendukung pemeliharaan hingga pemusnahannya dalam

rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.12

I.c. Urgensi dan Tujuan Manajemen Aset

Aset daerah merupakan sumberdaya penting bagi

pemerintah daerah. Aset yang ditata dan dikelola dengan baik dapat menjadi potensi sebagai sumber pembiayaan pelaksanaan fungsi-fungsi Pemerintah Daerah serta dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam jumlah yang signifikan. Namun, jika tidak dikelola dengan

semestinya aset tersebut justru menjadi beban biaya karena sebagian dari aset membutuhkan biaya perawatan atau pemeliharaan dan juga turun nilainya (terdepresiasi)

seiring dengan perjalanan waktu. Mengingat pentingnya manajemen aset bagi ekonomi daerah, maka aset daerah perlu dikelola secara tepat dan berdayaguna, dengan

didasari prinsip pengelolaan yang efisien dan efektif. Siregar menyebutkan bahwa tujuan manajemen aset secara

umum adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi dan inventarisasi semua aset meliputi bentuk, ukuran, fisik, legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing

aset tersebut yang mencerminkan manfaat ekonomisnya. (2) Mengoptimalkan pemanfaatan aset, apakah aset

tersebut telah sesuai dengan peruntukkannya atau tidak.

10Ricky W Griffin, Manajemen (terj), Erlangga: Jakarta, 2002, hlm.5. 11Robert Davis, An Introduction to Asset Management :A Simple But Informative Introduction To The Management Of Physical Assets. United Kingdom:

Capenhurt, 2014,hlm.7. 12Nicholas Anthony John Hastings, Physical Assets Management.

Australia: Springer, 2010, hlm.3.

Page 27: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

27

(3) Terciptanya suatu sistem informasi dan administrasi sehingga tercapainya efisien dan efektif dalam pengelolaan

asset.13 Sugiama menjelaskan lebih spefisik terkait tujuan efisien

dan efektif dalam pengelolaan aset lebih spesifik Sugiama adalah dalam rangka (1) Meminimisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to minimize the whole life cost of assets),

(2) Menghasilkan laba maksimum (profit maximum) dan (3) Mencapai penggunaan serta pemanfaatan aset secara

optimum (optimizing the utilization of assets).14 Dalam hal pengelolaan Barang Milik Daerah, optimasi aset bertujuan

meningkatkan penerimaan daerah bukan pajak. Selain tujuan inventarisasi dan optimasi, Hambali menjelaskan bahwa manajemen aset bertujuan untuk

memperoleh kejelasan status kepemilikan aset, pengamanan aset dan sebagai dasar penyusunan neraca.15 Adanya kejelasan status kepemilikan aset menjadikan jelas

mengenai pihak yang berwenang atas aset dan pertanggungjawabannya. Manajemen aset juga penting

untuk menghasilkan informasi yang valid dan terpercaya bagi penyusunan laporan keuangan (neraca), sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

barang milik daerah. Adanya manajemen aset yang baik pada gilirannya dapat meminimalkan praktik-praktik penyimpangan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah.

I.d. Proses Manajemen Aset

Mardiasmo menjelaskan ada tiga prinsip dasar pengelolaan kekayaan aset daerah yakni: (1) Adanya perencanaan yang

tepat, (2) Pelaksanaan/pemanfaatan secara efisien dan efektif, dan (3) pengawasan (monitoring).16 Pemerintah

daerah perlu membuat perencanaan kebutuhan aset yang akan digunakan/dimiliki. Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah daerah kemudian mengusulkan anggaran

pengadaannya. Dalam hal ini, masyarakat dan DPRD perlu melakukan pengawasan (monitoring) mengenai apakah aset

13Doli D Siregar, Manajemen Aset...................., hlm.776.

14A. Gima Sugiama, Manajemen Aset Pariwisata, Bandung: Guardaya

Intimarta, 2013, hlm.15. 15Hambali, Inventarisasi Barang Milik Negara, Bandung: Politeknik Negeri

Bandung, 2010, hlm.12. 16Mardiasmo, Prinsip-Prinsip Manajemen Dalam Pembiayaan Desentralisasi,

Yogyakarta: FE-UGM, 2002, hlm.87.

Page 28: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

28

atau kekayaan untuk dimiliki daerah tersebut benar-benar dibutuhkan daerah.

Seandainya memang dibutuhkan, maka pengadaannya harus dikaitkan dengan cakupan layanan yang dibutuhkan

dan diawasi apakah ada mark-up dalam pembelian tersebut. Setiap pembelian barang atau aset baru harus dicatat dan terdokumentasi dengan baik dalam sistem

database kekayaaan daerah. Menurut Siregar manajemen aset pemerintah daerah dapat dibagi dalam lima tahap kerja yang meliputi; inventarisasi

aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan SIMA (sistem informasi manajemen

aset), di mana kelima tahapan tersebut adalah saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lainnya.17 Inventarisasi Aset merupakan kegiatan yang terdiri dari

dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis,

alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah

pendataan, kodifikasi/labelling, pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.

Legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset merupakan inventarisasi status penguasaan aset, sistem

dan prosedur penguasaann atau pengalihan aset. Selanjutnya identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan

berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset. Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status penguasaan

yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahan aset yang tidak termonitor dan lain lain.

Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan penilaian aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah dan biasanya kegiatan ini

dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual. Selanjutnya optimalisasi asset merupakan kegiatan untuk

mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki asset tersebut.Dalam

17Doli D Siregar, Manajemen Aset...................., hlm.518-520.

Page 29: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

29

kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan

yang tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan

yang dapat menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik dalm jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan trnsfaran, sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor

permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya, sehinnga setiap aset nantinya

memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

Kemudian sebagai kegiatan akhir dari manajemen aset yaitu pengawasan dan pengendalian dan hal ini sering

menjadi bahan hujatan terhadap Pemda saat ini. Sarana yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja aspek ini adalah pengembanan SIMA. Melalui SIMA, transparansi

kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA, keempat aspek di atas

diakomodasi dalam sistem dengan menambah aspek pengawasan dan pengendalian. Demikian setiap

penanganan terhadap suatu aset, termonitor jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab menanganinya. Hal ini akan diharapkan

meminimalkan KKN dalam pelaksanaan pelayanan oleh Pemda Sementara itu Sugiama memerinci proses manajemen aset

sebagai siklus kegiatan mulai dari merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi,

melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset melalui penjualan, penghibahan,

penyertaan modal atau pemusnahan.18 Secara garis umum perencanaan kebutuhan

aset merupakan sebuat rencana tentang barang-barang atau aset-aset apa saja yang dibutuhkan/diperlukan oleh sebuah perusahaan atau instansi. Setelah melalui

perencanaan kebutuhan aset kita memasuki alur pengadaan aset yang dimana rencana kebutuhan aset

18 Gima A.Sugiama, Manajemen Aset Pariwisata........................., hlm.26.

Page 30: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

30

tadi diadakan barangnya dengan membeli barang (aset) tersebut.

Setelah itu semua aset-aset yang dimiliki sebuah perusahaan ataupun instansi harus dicatat

kepemilikannya (inventarisasi aset). Hal ini merupakan proses yang sangat penting karena sebuah perusahaan harus mengetahui aset-aset apa saja yang mereka miliki.

Kemudian pencatatan yang mewakili atas barang yang dimiliki perusahaan tersebut harus didukung dengan bukti-bukti kepemilikan atas aset-aset (legal audit aset),

seperti tanah dengan buktinya SHM (Surat Hak Milik). Setelah itu,semua aset-set tersebut dapat dinilai (penilaian

aset) berdasarkan kegunaan dan fungsinya yang masih dalam keadaan baik. Dari tahun ke tahun aset-aset ini akan berubah peniaian, hal ini dikarenakan penggunaan

dari aset tersebut. Setelah itu, aset-aset ini pun harus dioperasikan dan

dipelihara (pengoperasian dan pemeliharaaan aset) dengan efektif dan efisien agar sebuah perusahaan ataupun pemerintah akan mencapai hasil yang optimal.

Apabila aset-aset tersebut telah dioperasikan selama bertahun-tahun, diperlukan adanya pembaharuan atau rejuvenasi aset untuk mengoptimalkan kembali fungsi dari

aset tersebut. Apabila aset tersebut tidak dapat lagi diperbaharui atau diperbaiki maka aset tersebut akan

melalui alur penghapusan aset yang berupa pengalihan aset (penjualan, penghibahan dan penyertaan modal) atau pemusnahan aset.

II. PRAKTIK EMPIRIS

Selama ini di lingkungan pemerintahan manajemen aset masih dianggap sebagai pengelolaan aset secara fisik saja, sekedar

instrumen pengelolaan daftar aset. Realita di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak

kerugian yang tidak sedikit. Permasalahan ini muncul pada berbagai tahap pengelolaan dan saling berkaitan. Bagian

selanjutnya menguraikan berbagai praktik pengelolaan barang milik daerah (BMD) yang terjadi di lapangan.

II.a. Praktik Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Pada praktek perencanaan kebutuhan dan

penganggaran di daerah, pejabat yang bersangkutan

Page 31: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

31

sering menganggarkan sesuatu yang tidak dibutuhkan, sedangkan yang benar-benar dibutuhkan tidak

dianggarkan.” Hal ini menjadikan penggunaan dan pemanfaatannya menjadi tidak optimal. Kerap kali

program kerja yang disusun disesuaikan dengan anggaran, bukan sebaliknya, sehingga celah penyimpangan semakin terbuka untuk dimanfaatkan

bagi kepentingan tertentu. Hal tersebut banyak terjadi karena adanya

kepentingan-kepentingan tertentu, seperti rente, yang

diterima oleh aparatur daerah sebelum pengadaan barang dilaksanakan. Banyaknya celah penyimpangan

perencanaan kebutuhan dan anggaran yang rawan korupsi tersebut disebabkan karena lemahnya pengelolaan keuangan negara.

Selama ini ada kecenderungan masing-masing SKPD seolah berlomba-lomba untuk mendapat alokasi belanja

modal yang besar sehingga kurang memperhitungkan berapa banyak unit BMD yang sebenarnya dibutuhkan. Akibatnya, pada sebagian instansi terjadi

penumpukan BMD sedangkan pada yang lain dapat terjadi hal yang sebaliknya.

Hal-hal tersebut terjadi karena selama ini alokasi

dana pemeliharaan belum mempertimbangkan kondisi dan kuantitas BMD, alokasi belanja modal belum

mempertimbangkan jumlah BMD yang dimiliki dan belum dilakukan evaluasi alternatif pembiayaan pengadaan BMD berdasarkan karakteristik kebutuhan BMD.

II.b. Praktik Pengadaan

Pengadaan barang dan jasa di daerah rawan dengan praktik korupsi. Banyak tuduhan bahwa Walikota -

Kepala Satuan Kerja – PPK/Pimpro – Panitia Pengadaan dapat menerima “sesuatu” dari peserta/pemenang lelang terutama melalui mekanisme penunjukan langsung.

Sistem Penunjukan Langsung dalam pengadaan barang dan jasa di daerah dianggap paling “aman” dan mudah.

Sistem transaksi seperti demikian rawan terjadi praktek korupsi. Pengadaan Barang dan jasa secara konvensional seperti demikian selain rawan terjadi praktek KKN juga

menghambat percepatan pelaksaan proyek. Proses yang berbelit-belit dan terlalu lama mengakibatkan pelaksanaan proyek sering terlambat dari waktu yang

dijadwalkan.

Page 32: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

32

Akibat dari sistem penunjukan langsung yang demikian adalah masyarakat pelaku bisnis yang menjadi korban,

karena hanya yang memiliki koneksi khusus dengan panitialah yang paling mungkin mendapatkan

“duriannya”. Hal tersebut melanggar prinsip adil/tidak diskriminatif dari sistem pengelolaan barang milik daerah. Tidak jarang pemenang tender berasal dari luar

daerah dan/atau yang memiliki hubungan khusus dengan panitia sehingga tidak memihak dan tidak memberikan kesempatan pada perusahaan lokal/daerah.

II.c. Praktik Penggunaan

Terkait penggunaan BMD, persoalan yang sering muncul adalah berupa penggunaan BMD yang tidak sesuai

tupoksi dan terjadinya inefisiensi. Persoalan ini disebabkan karena barang berlebih dan karena

kecenderungan melanggar atau kekurangpahaman terhadap penggunaan suatu aset. Dalam prakteknya penetapan status penggunaan ternyata

capaiannya sangat minim, hal ini menjadi kontras apabila kita lihat amanat penetapan status penggunaan dalam PP 27 tahun 2014 dimana pengguna barang melaporkan

BMD yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan. Dengan kata lain, terdapat

kendala krusial dalam penetapan status penggunaan. Kendala dimaksud dapat berasal dari dua hal: (i) kurangnya kesadaran pengguna barang terkait ketentuan

penetapan status penggunaan dan (ii) belum adanya dokumen kepemilikan (untuk tanah tentu sertifikat) yang menjadi salah satu dokumen pendukung penetapan

status penggunaan. Di lapangan juga didapatkan kenyataan adanya Barang Milik Daerah yang belum

diserahkan status penggunaannya oleh Kepala Daerah sebagai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Penggunaan asset milik/dibawah penguasaan pemerintah daerah dinilai kurang/belum maksimal,

bahkan masih banyak aset yang berupa bangunan maupun tanah yang terlihat tidak terawat /kosong/mangkrak/idle yang berada di beberapa tempat.

Kemudian yang rawan terjadi adalah asset berupa bangunan atau tanah tersebut dipergunakan oleh pihak

lain tanpa status yang jelas. Jika hal ini dibiarkan tanpa

Page 33: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

33

status hukum yang jelas maka akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

II.d. Praktik Pemanfaatan

Setelah terjadi perolehan aset, sering tidak difungsigunakan dengan baik oleh pemerintah,

pemanfaatannya kurang sesuai peruntukkan dan belum menguntungkan. Hal ini antara lain disebabkan karena pihak pengelola tidak mempunyai kapabilitas yang baik

dalam memfungsigunakan aset. User atau pengelola aset kurang memiliki kemampuan teknis untuk dapat

mengoperasikan aset dan memberikan nilai tambah bagi kinerja pemerintahan. Hal ini sering terjadi untuk aset berupa aset bergerak klasifikasi aset tak berwujud,

berupa aplikasi komputer. Pemerintah mempunyai banyak aset berupa aset tak

berwujud, yang mempunyai fungsi guna sebagai tools dalam menunjang kinerja pemenrintahan, namun aset ini sering tidak didayagunakan dengan baik karena

rendahnya kualitas sumber daya manusia, ataupun kurang bagusnya pengelolaan sumber daya manusia itu

sendiri. Seiring terjadi tidak tertibnya dalam hal penguasaan aset, terutama untuk aset dalam penguasaan pejabat yang

purna tugas, ataupun aset yang digunakan oleh pihak ketiga. Hal ini dikarenakan kurang tegasnya dari pihak pengelola aset untuk menarik kembali aset yang telah

selesai dalam masa pakai.

II.e. Praktik Pengamanan dan pemeliharaan

Kabupaten Cilacap saat ini masih mengalami kendala

untuk mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dari aspek pengamanan dan pemeliharaan hal ini

terjadi oleh salah satunya tidak diketahuinya nilai aset khususnya yang berupa tanah dikarenakan tidak adanya

kelengkapan administrasi (sertifikat) sehingga hak atas aset tersebut tidak jelas dan rawan terhadap penyalahgunaan.

Barang bergerak (mobil/motor) yang seharusnya menjadi fasilitas untuk jabatan tertentu namun fenomena yang

terjadi di lapangan fasilitas mengikuti NIP sehingga pejabat yang sudah pindah ke tempat tugas lain masih

Page 34: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

34

membawa mobil/motor yang secara administrasi tercatat sebagai aset pada instansi tempat asal pejabat tersebut

bertugas. Tentunya hal ini mempengaruhi kesemrawutan administrasi pada buku inventaris.

Banyak terdapat aset-aset yang mempunyai masa pakai masih sedikit,namun yang banyak mengalamai kerusakan ataupun tidak dapat digunakan. Tidak berfungsinya aset-

aset yang masa pakai masih sedikit ini sebagai akibat dari kurangnya pemeliharaan dari aset.

II.f. Praktik Penilaian

Banyak instansi yang belum dapat menyajikan data secara pasti, berapa sesungguhnya nilai aset tersebut. Pencatatan yang ada pada instansi pemakai barang masih

banyak yang sudah ketinggalan zaman karena nilai yang tercatat pada umumnya didasarkan atas nilai perolehan

yang tentu tidak mencerminkan nilai sesungguhnya. Pihak pengelola barang milik daerah sering menganggap remeh mengenai penilaian dan rekonsiliasi. Padahal

dengan rekonsiliasi dapat diketahui nilai kesesuaian nilai aset dengan nilai wajar. Dengan demikian dapat diketahui apakah aset tersebut perlu dilakukan penilaian ulang

atau tidak. Apabila terdapat ketidaksesuaian mengenai rekonsiliasi maka hal ini dapat diangkat menjadi temuan.

Adanya temuan ini akan bermuara pada penilain Laporan Keuangan.

II.g. Praktik Pemindahtanganan

Secara sekilas banyak sekali aset-aset pemda yang tidak

dioptimalkan/dimanfaatkan, misalnya banyaknya tanah, gedung dan barang milik daerah lainnya yang terlantar.

Salah satu alasan mengapa hal tersebut terjadi adalah bagi pengelola barang milik daerah, antara resiko hukum dan insentif yang diterima, bagi yang berhasil melakukan

optimalisasi/pemanfaatan barang milik daerah tidak sebanding. Artinya, ketika pengelola barang berhasil

melakukan pemanfaatan dan pemindahtangan yang akan meningkatkan PAD, jika terjadi dugaan kerugian daerah bisa terjerat korupsi, dan bila terjadi peningkatan PAD

dari hasil pemanfaatan barang milik daerah, para pengelola “tidak” mendapatkan insentif walaupun pasal 84 ayat (2) Permendagri 17/2007 dengan menyatakan

“Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barang

Page 35: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

35

milik daerah yang menghasilkan pendapatan dan penerimaan daerah, diberikan insentif”.

II.h. Praktik Penghapusan

Dalam praktik pengelolaan barang milik daerah di kabupaten Cilacap masih ditemui persoalan

penghapusan. Masalah penghapusan, dimana barang yang sudah tidak dapat digunakan atau tidak memberikan kontribusi terhadap kegiatan operasional

pemerintah menumpuk di kantor tersebut dan terus membebani biaya pemeliharaan karena tetap diajukan

anggaran biaya pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena alasan tertentu tidak dilakukannya penghapusan. Pada kondisi lainnya justru

terjadi sebaliknya, dimana terdapat barang milik daerah yang telah dipindahtangankan namun tidak melalui

proses penghapusan bahkan ada pula instansi yang mengajukan pengusulan penghapusan terhadap barang milik daerah yang sebenarnya masih layak pakai.

Ditemukan pula kenyataan dimana Barang Milik Daerah hasil tukar menukar belum dicatat dalam Laporan Mutasi Barang dan Buku Inventaris Barang sedangkan aset

pengganti untuk proses tukar menukar belum dihapuskan dari Daftar Barang Milik Daerah Pemerintah

Daerah. Demikian pula terdapat beberapa jenis aset dengan kondisi rusak berat yang tidak efisien untuk diperbaiki belum diusulkan untuk dihapuskan.

II.i. Praktik Penatausahaan

Hasil audit yang dilakukan oleh BPK RI atas laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Cilacap hingga

tahun 2014 masih terdapat beberapa pengecualian yang sampai saat ini masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyelesaiannya. Beberapa hal tersebut

terkait dengan temuan penyajian aset yang belum memadai.

Laporan audit BPK menyebutkan bahwa dalam kegiatan inventarisasi aset tahun 2014 terdapat mutasi tambah aset tetap tanah sebesar RP2.058,46 milyar dan

mutasi kurang aset sebesar Rp1.575,70 milyar. Namun masih terdapat perbedaan antara nilai aset tetap yang disajikan di Neraca dengan rincian di KIB SKPD di 55

Page 36: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

36

SKPD senilai rp 38,41 milyar.19 Hal ini menunjukkan kegiatan inventarisasi BMD masih belum berjalan optimal.

Masih terkait penyajian, ditemukan adanya jumlah minimal Rp 104,21 milyar tidak tercatat, tidak wajar,

tidak rinci diantaranya tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan serta aset tetap lainnya. Selain itu dalam saldo Aset lainnya di

neraca per 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp 55,24 milyar dan Rp 31,71 milyar, nilai tersebut tidak termasuk kekurangan kas sebesar Rp 7,53 milyar yang belum

ditetapkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kekurangan tersebut.

Adanya persoalan yang menjadi temuan ini terjadi karena SKPD kurang memiliki data yang jelas mengenai BMD yang menjadi tanggung jawabnya. Karena banyak BMD

yang tidak teridentifikasi dengan jelas, optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal.

Administrasi barang yang kurang tertib di SKPD juga berakibat menimbulkan persoalan dalam pemeliharaan. Sulit mengetahui apakah suatu alat produksi sudah

saatnya untuk diganti atau masih layak untuk di maintenance, apabila harus di maintenance kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, apabila

harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan

pilihan-pilihan dalam pengelolaan aset hanya bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi/data yang jelas tentang aset tersebut.

Administrasi terhadap bukti kepemilikan Aset Daerah masih banyak yang tidak tertib. Ketidakterbitan administrasi bukti ini memunculkan adanya hasil

pengadaan barang milik daerah yang belum dicatat dalam Laporan Hasil Pengadaan Barang dan ada juga yang

belum dicatat dalam Buku Inventaris SKPD. Proses inventarisasi aset daerah sering terkendala berbagai hal sehingga data mengenai jumlah, nilai,

kondisi, dan status kepemilikannya belum lengkap/menyeluruh. Salah satu kendala yang muncul

yaitu berbagai data mengenai kekayaan daerah umumnya baru menunjuk kepada nilai historis. Inventarisasi asset yang belum menyeluruh demikian mengakibatkan tidak

19 BPK RI, “Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Cilacap tahun 2014”, BPK RI Perwakilan Jawa Tengah,

2015, hlm.ii-iii.

Page 37: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

37

ada kepastian hukum mengenai berapa sebenarnya nilai aset tersebut.

II.j. Praktik pengawasan dan pengendalian

Berbagai persoalan yang masih terjadi dalam pengelolaan barang milik daerah di kabupaten Cilacap menjadi

indikasi bahwa bahwa pengawasan dan pengendalian barang milik daerah masih kurang memadai. Lemahnya pengawasan dan pengendalian ini terjadi hampir di semua

tahap pengelolaan. Secara khusus, dari temuan audit BPK tahun 2014 terhadap laporan keuangan kabupaten

Cilacap diketahui bahwa kelemahan pengawasan dan pengendalian sangat nyata pada kegiatan inventaris dan penyajian laporan keuangan.

-- © --

Page 38: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

38

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS UNDANG-UNDANG TERKAIT

Bab ini berisi dasar pertimbangan Pembentukan Barang Milik

Daerah hasil kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan terkait kondisi hukum yang ada, keterkaitan Undang-Undang dan Peraturan Daerah baru dengan Peraturan Perundang-undangan

lain, harmonisasi secara vertikal dan horizontal. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD, dari segi barang dan/atau

jasa yang disediakan (output). Sebagai konsekuensinya, dalam undang undang ini

diatur sanksi yang berlaku bagi menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati / walikota, serta Pimpinan unit organisasi kementerian negara / lembaga / Satuan Kerja Perangkat

Daerah yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan / kegiatan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN / Peraturan Daerah tentang APBD. Ketentuan sanksi

tersebut dimaksudkan sebagai upaya preventif dan represif, serta berfungsi sebagai jaminan atas ditaatinya Undang-

undang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD yang bersangkutan.

Selain itu perlu ditegaskan prinsip yang berlaku

universal bahwa barang siapa yang diberi wewenang untuk menerima, menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang, surat berharga atau barang milik negara

bertanggungjawab secarapribadi atas semua kekurangan yang terjadi dalam pengurusannya. Kewajiban untuk mengganti

kerugian keuangan negara oleh para pengelola keuangan negara dimaksud merupakan unsur pengendalian intern yang andal.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara Pasal 46 (2): Pemindahtanganan barang milik negara

selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan

setelah mendapat persetujuan Presiden.

Page 39: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

39

3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah,

Pasal 154 (1) DPRD kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang : a. Membentuk Perda Kabupaten / Kota bersama bupati /

walikota; b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda mengenai APBD kabupaten / kota yang diajukan oleh bupati / walikota; c. melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan Perda dan APBD kabupaten / kota.

4. Undang Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa

Bab I. Ketentuan Umum No.11. Aset Desa adalah barang

milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

atau perolehan hak lainnya yang sah. Pasal 11. (1). Desa dapat berubah status menjadi

kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa melalui Musyawarah Desa dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat Desa (2). Seluruh barang milik Desa dan sumber pendapatan Desa yang

berubah menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi kekayaan / aset Pemerintah Daerah Kabupaten /

Kota yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kelurahan tersebut dan pendanaan kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten / Kota. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang

Penjualan Kendaraan Bermotor Perorangan Dinas Millik Negara

Pasal 1: Kendaraan perorangan dinas milik Negara dari

Departemen dan Badan-badan/Lembaga-lembaga Pemerintah

dan Negara yang telah berumur dan atau dipergunakan selama lima tahun atau lebih, sejak ditetapkannya Peraturan

Pemerintah ini dapat dijual kepada Pegawai Negeri dan Pejabat Negara bukan Pegawai Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang

Rumah Negara

Page 40: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

40

Pasal 1: Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan

sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau Pegawai Negeri.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang

Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan

Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pasal 1: Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan :

1. Barang Milik/Kekayaan Negara yang selanjutnya disebut BM/KN adalah barang bergerak/barang tidak bergerak yang dimiliki/dikuasai oleh instansi pemerintah yang

sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau dengan perolehan lain

yang sah, yang tidak termasuk kekayaan negara yang dipisahkan (dikelola Badan Usaha Milik Negara) dan kekayaan pemerintah daerah.

2. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah, adalah perangkat negarakesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan

Eksekutif Daerah. 4. Instansi Vertikal adalah perangkat departemen dan atau

lembaga pemerintah non departemen di daerah.

5. Pengamanan BM/KN adalah kegiatan yang dilakukan pejabat berwenanmengawasi/menatausahakan BM/KN agar keberadaannya secara administrasimaupun fisik

dalam keadaan utuh, tidak rusak, dan tidak hilang. 6. Pengalihan BM/KN adalah penyerahan BM/KN milik

instansi vertikalDepartemen/Lembaga kepada Pemerintah Daerah/ Instansi lain tanpaimbalan/pengganti

7. Penghapusan BM/KN adalah keputusan dari pejabat yang

berwenang untuk menghapus barang dari daftar inventaris dengan tujuan membebaskan UnitPengurus Barang dan

atau Pembantu Penguasa Barang Inventaris daripertanggungjawaban administrasi dan fisik atas BM/KN yang berada di bawahpenguasaan dan pengurusannya

sesuai ketentuan perundang-undangan yangberlaku.

Page 41: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

41

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pasal 120 ayat (1) menyatakan bahwa Barang Milik

Daerah diperoleh atas beban APBD dan perolehan lainnya yang sah. Selanjutnya, pada pasal 121 ayat (1) dinyatakan bahwa Pengelolaan Barang Daerah meliputi rangkaian kegiatan dan

tindakan terhadap barang daerah yang mencakup perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan,

penilaian, penghapusan, pemindahtanganan dan pengamanan. Ayat (3) pasal tersebut menyatakan bahwa pemindahtanganan

dan pengamanan pengelolaan barang daerah ditetapkan dengan Perda dan berpedoman pada perat per UU an.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP. Dan pada ayat (2) pasal tersebut dinyatakan bahwa

Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan. Ayat

(3) pasal tersebut menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan

peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa

Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah. Selanjutnya, ayat (2) pasal

tersebut menyatakan bahwa Pemegang kekuasaan pengelolaan Barang Milik Daerah berwenang dan bertanggung jawab : a. menetapkan kebijakan pengelolaan Barang Milik

Daerah, b. menetapkan Penggunaan, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan Barang Milik Daerah berupa tanah

dan/atau bangunan, c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Daerah, d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan Barang Milik Daerah,

e. mengajukan usul Pemindahtanganan Barang Milik Daerah yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, f. menyetujui usul Pemindahtanganan, Pemusnahan,

dan Penghapusan Barang Milik Daerah sesuai batas

Page 42: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

42

kewenangannya, g. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan dan

selain tanah dan/atau bangunan, dan h. menyetujui usul Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam bentuk Kerja Sama

Penyediaan Infrastruktur

11. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2014 tentang

Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas

Pasal 1 peraturan pemerintah tersebut menyatakan bahwa Penjualan barang milik negara/daerah berupa

kendaraan perorangan dinas dapat dilakukan kepada: a. Pejabat Negara, b. Mantan pejabat negara, c. Pegawai ASN, d. Anggota TNI, dan e. Anggota POLRI.

Selanjutnya dalam pasal 2 dinyatakan bahwa Penjualan barang milik negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dapat dilakukan dengan cara tanpa melalui lelang. Pada pasal 7 dinyatakan bahwa

Gubernur/Bupati/Walikota selaku pemegang kekuasaan

pengelolaan Barang Milik Daerah memiliki kewenangan memberikan persetujuan atas usul penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas sesuai batas

kewenangannya. Berikutnya, pada pasal 8 dinyatakan bahwa Sekretaris

Daerah selaku Pengelola Barang Milik Daerah memiliki kewenangan mengajukan usul penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas kepada

Gubernur/Bupati/Walikota. Kemudian pada pasal 9 dinyatakan bahwa Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Barang Milik Daerah memiliki kewenangan

mengajukan usul penjualan Barang Milik Daerah berupa Kendaraan Perorangan Dinas kepada Pengelola Barang Milik

Daerah. 12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pasal 2 ayat (1) Ruang lingkup Peraturan Presiden ini

meliputi: a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD, b. Pengadaan Barang/Jasa

untuk investasi di lingkunganBank Indonesia, Badan Hukum Milik Negara dan Badan UsahaMilik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya

dibebankan pada APBN/APBD.

Page 43: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

43

Ayat (2) dari pasal tersebut menyatakan bahwa Pengadaan Barang/Jasa yang dananya bersumber dari

APBN/ APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau

seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

Selanjutnya, pada ayat (3) pasal tersebut dinyatakan Ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang dananya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari Pinjaman/Hibah Luar

Negeri (PHLN) berpedoman pada ketentuan Peraturan Presiden ini.

-- © --

Page 44: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

44

BAB IV LANDASAN FILOSOFI, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofi Hakekat Barang Milik Daerah merupakan salah satu

unsur penting penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam kerangka NKRI untuk mencapai cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan

UUD 1945. Oleh karena itu, pengelolaan BMD perlu dilakukan dengan mendasarkan pada perturan perundang-undangan

yang berlaku untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan dimaksud.

B. Landasan Sosiologis

Rasa ikut memiliki ( sense of bilonging ) masyarakat terhadap BMD merupakan wujud kepercayaan kepada pemerintah yang antara lain diwujudkan dalam bentuk

keterlibatannya dalam merawat dan mengamankan BMD dengan baik. Namun, masih ditemui adanya pandangan

sebagian anggota masyarakat bahwa BMD adalah milik rakyat secara bersama, yang diwujudkan dengan adanya usaha-usaha untuk memanfaatkan dan memiliki BMD tanpa

memperhatikan kaidah-kaidah hukum yang berlaku, misalnya penguasaan, penyerobotan, atau penjarahan tanah-tanah negara.

Selain masalah tersebut diatas masalah dalam pengelolaan BMD ini adalah tentang masih banyaknya BMD

yang telah rusak, karena pemakaian yang cukup lama. BMD yang telah rusak memerlukan biaya yang cukup banyak dalam pemeliharaannya, hal ini akan membebani Pemerintah Daerah

dalam perawatannya. Artinya bahwa nilai fungsi yang didapatkan dari BMD jauh lebih kecil dibanding biaya perawatan yang besar yang harus dikeluarkan.

Masalah lain yang cukup penting juga adalah masalah aset desa yang telah telah berubah menjadi kelurahan.

Bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan aset desa ini oleh pemerintah daerah. untuk itu sangat diperlukan pengaturan yang memadai mengenai pengelolaan BMD, yang antara lain

diharapkan dapat meningkatkan peran aparat pemerintahan daerah dan partisipasi masyarakat dalam pengamanan dan

optimalisasi pendayagunaan BMD dengan selalu mendasarkan pada kaidah-kaidah atau ketentuan yang berlaku.

Page 45: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

45

C. Landasan Yuridis

Acuan dasar dalam pengelolaan Barang Milik Daerah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Untuk itu

seluruh Peraturan Perundang-undangan yang ada perlu dikaji kembali termasuk penerapannya untuk disesuaikan dengan

acuan tersebut di atas. Azas- azas yang digunakan dalam penyusunan norma

pengelolaan Barang Milik Daerah tersebut adalah:

1. Azas Fungsional. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-

masalah dibidang pengelolaan BMD dilaksanakan oleh pengelola dan/atau pengguna BMD sesuai fungsi, wewenang, dan tangung jawab masing-masing.

2. Azas kepastian hukum. Pengelolaan BMD harus dilaksanakan berdasarkan

hukum dan peraturan perundang-undangan, serta azas

kepatutan dan keadilan. 3. Azas transparansi (keterbukaan).

Penyelenggaraan pengelolaan BMD harus transparan dan membuka diri terhadap hak dan peran serta masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar dan

keikutsertaannya dalam mengamankan BMD 4. Azas Efisiensi

Penggunaan BMD diarahkan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan Tupoksi pemerintahan secara optimal.

5. Azas Akuntanbilitas publik Setiap kegiatan pengelolaan BMD harus dapat

dipertaggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara. 6. Azas Kepastian nilai

Pendayagunaan BMD harus didukung adanya akurasi jumlah dan nominal BMD. Kepastian nilai merupakan salah satu dasar dalam Penyusunan Neraca Pemerintah dan

pemindahtanganan BMD.

Untuk merumuskan siklus yang lebih lengkap, maka ruang lingkup Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang sedang dalam proses pembahasan, yang khusus

terkait dengan pengelolaan Barang Milik Daerah meliputi : 1. Pengertian, maksud dan tujuan, asas-asas, lingkup BMD;

Page 46: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

46

2. Pejabat pengelolaan BMD, yang berkedudukan sebagai pengelola, dan pengguna BMD beserta hak dan

kewajibannya); 3. Perencanaan Kebutuhan dan Pengadaan, yang terkait dengan

perencanaan kebutuhan BMD dan perolehan (kegiatan atau proses suatu kekayaan/barang menjadi BMD), terutama yang berasal dari pengadaan;

4. Penguasaan, Penetapan Status dan Penggunaan, mengenai ketentuan penetapan BMD pihak yang berhak menggunakan dan batasan hak, kewenangan dan kewajiban dalam

penggunaan BMD. 5. Pemanfaatan, yang berisi tentang ketentuan pemanfaatan

BMD, pihak yang berhak menentukan pemanfaatan BMD, dan batasan hak, kewenangan dan kewajiban dalam pemanfaatan BMD;

6. Pengamanan, yang berisi tentang pengaturan pengamanan dari segi administrasi, hukum dan fisik;

7. Penilaian, tentang ketentuan mengenai penilaian BMD dalam rangka pemanfaatan, pemindahtanganan, dan pelaporan BMD;

8. Penghapusan, mengenai pertimbangan penghapusan, tindak lanjut penghapusan, dan prosedur penghapusan;

9. Pemindahtangan, mengenai ketentuan-ketentuan mengenai

penjualan, pertukaran, hibah, penyertaan pemerintah atas BMD;

10. Penatausahaan, pengaturan tentang pendataan atas seluruh kekayaan yang ada pada seluruh kementerian negara/lembaga baik di lingkungan Pemerintah Pusat dan

kekayaan yang ada pada pihak lain, misalnya BUMN dan Badan Usaha lainnya; kegiatan pencatatan dan pembukuan; dan kegiatan pelaporan;

11. Pengawasan/Pengendalian, pengaturan tentang pengawasan atau pengendalian atas penggunaan, pemanfaatan dan

pemindahtanganan BMD; dan 12. Sanksi/Tuntutan Ganti Rugi terkait dengan pengelolaan

BMD.

-- © --

Page 47: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

47

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,

DAN MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

A. Rumusan Akademik Berbagai Istilah dan Frase

Rumusan istilah-istilah kunci yang digunakan dalam

Peraturan Daerah penting untuk dijelaskan agar pemahaman dan definisi tentang suatu konsep dapat dibatasi. Melalui metode pembatasan ini, istilah-istilah kunci dapat dijelaskan

secara konkret dan menghindarkan dari praktik interpretasi yang beragam. Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi

munculnya pemahaman yang kontroversial atas konsep yang digunakan dalam rumusan Peraturan Daerah.

Istilah-istilah kunci yang dirumuskan dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Cilacap Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah Pemerintah Daerah, Bupati, DPRD, Barang,

Barang Milik Daerah, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Pengelola Barang Milik Daerah, Pembantu Pengelola Barang Milik Daerah, Pengguna Barang Milik Daerah, Kuasa Pengguna

Barang Milik Daerah, Penyimpan Barang Milik Daerah, Pengurus Barang Milik Daerah, Panitia Pemeriksa Barang Milik Daerah, Penilai Barang Milik Daerah, Penilaian, Perencanaan

Kebutuhan, Pengadaan, Rumah Daerah, Penggunaan, Pemanfaatan, Inventarisasi, Standarisasi Harga Barang,

Penganggaran, Pengadaan, Penyimpan, Penyaluran, Pemeliharaan, Pengamanan, Sewa, Pinjam Pakai, Kerja Sama Pemanfaatan, Bangun Guna Serah, Bangun Serah Guna, Kerja

Sama Penyediaan Infrastruktur, Pemindahtanganan, Penjualan, Tukar Menukar, Hibah, Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, Pemusnahan, Penghapusan, Penatausahaan, Daftar Barang

Pengguna, dan Daftar Barang Kuasa Pengguna.

Masing-masing istilah kunci di atas dijelaskan sebagai

berikut :

(1) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap.

(2) Bupati adalah Bupati Cilacap.

(3) DPRD adalah DPRD Kabupaten Cilacap.

(4) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau

dimanfaatkan oleh Pengguna.

Page 48: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

48

(5) Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(6) Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang milik daerah yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, dan penyaluran, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan,

penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

(7) Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya disebut Pengelola adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman

serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah.

(8) Pembantu Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya

disebut dengan Pembantu Pengelola adalah pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan

kerja perangkat daerah ;

(9) Pengguna barang milik daerah yang selanjutnya disebut Pengguna adalah pejabat pemegang kewenangan

Penggunaan Barang Milik Daerah.

(10) Kuasa Pengguna barang milik daerah yang selanjutnya

disebut Kuasa Pengguna adalah kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna untuk menggunakan barang yang berada

dalam penguasaannya.

(11) Penyimpan barang milik daerah selanjutnya disebut Penyimpan adalah pegawai yang diserahi tugas untuk

menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang.

(12) Pengurus barang milik daerah selanjutnya disebut

Pengurus adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang milik daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah/unit

kerja.

(13) Panitia Pemeriksa barang milik daerah yang selanjutnya

disebut Pemeriksa adalah tim yang ditunjuk oleh Pengguna untuk memeriksa, meneliti, dan menyaksikan penyerahan barang milik daerah dari pihak ke tiga kepada

pengguna/dan atau panitia pengadaan SKPD atas suatu

Page 49: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

49

perjanjian/dan atau kontrak atau jenis lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(14) Penilai barang milik daerah yang selanjutnya disebut Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara

independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.

(15) Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa

Barang Milik Daerah pada saat tertentu.

(16) Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik daerah untuk

menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar

dalam melakukan tindakan yang akan datang.

(17) Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh barang oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya

dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh

barang.

(18) Rumah Daerah adalah rumah daerah yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang ditempati

oleh pejabat tertentu atau Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah yang ditetapkan.

(19) Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Pengguna dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi

instansi yang bersangkutan.

(20) Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan

fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

(21) Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan

barang milik daerah.

(22) Standarisasi Harga Barang adalah pembakuan harga barang menurut jenis, spesifikasi serta kualitas dalam 1

(satu) periode tertentu.

(23) Penganggaran adalah kegiatan atau tindakan untuk

merumuskan penentuan kebutuhan barang daerah dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia.

Page 50: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

50

(24) Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah dan/atau pemeliharaan barang

daerah.

(25) Penyimpan adalah kegiatan untuk melakukan

pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam gudang atau ruang penyimpanan lainnya.

(26) Penyaluran adalah kegiatan untuk menyalurkan/mengirimkan barang dari gudang atau tempat lain yang ditunjuk ke Satuan Kerja Perangkat

Daerah/unit kerja pemakai.

(27) Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang

dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

(28) Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan barang daerah dalam bentuk fisik,

administratif, pengasuransian dan tindakan upaya hukum.

(29) Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak

lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

(30) Pinjam Pakai adalah penyerahan penggunaan barang oleh

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, atau Pemerintah Desa dalam wilayahnya

dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola.

(31) Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan

pajak dan sumber pembiayaan lainnya.

(32) Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik

Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain

tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah

beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

Page 51: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

51

(33) Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara

mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya

diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

(34) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja sama

antara Pemerintah Daerah dan Badan Usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(35) Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah.

(36) Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

(37) Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara Pemerintah Daerah

dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang,

paling sedikit dengan nilai seimbang.

(38) Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar

Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain tanpa memperoleh penggantian.

(39) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki daerah.

(40) Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan barang milik daerah.

(41) Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan

Pengelola, Pengguna, dan/atau Kuasa Pengguna dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang

berada dalam penguasaannya.

(42) Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik

Page 52: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

52

daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(43) Daftar Barang Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh masing-masing Pengguna.

(44) Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna.

B. Materi Muatan Peraturan Daerah

Materi muatan Peraturan Daera Kabupaten Cilacap

tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ini meliputi 14 (empat belas) isu yang secara keseluruhan merupakan komponen pengaturan Pengelolaan Barang Milik daerah.

Keempat belas isu yang terkait dengan pengelolaan barang milik daerah tersebut adalah :

1) Perencanaan Kebutuhan Dan Penganggaran 2) Pengadaan

3) Penerimaan, Penyimpanan, Dan Penyaluran 4) Penggunaan 5) Pemanfaatan

6) Pengamanan Dan Pemeliharaan 7) Penilaian

8) Pemindahtanganan; 9) Pemusnahan; 10) Penghapusan;

11) Penatausahaan; 12) Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian; 13) Pembiayaan; dan

14) Tuntutan Ganti Rugi

Muatan rinci masing-masing isu tersebut dipaparkan dalam draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang terlampir

dalam Naskah Akademik ini.

-- © --

Page 53: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

53

BAB VI PENUTUP

Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah.

Selama ini pengelolaan barang milik daerah di beberapa daerah masih menjadi permasalahan yang mengganjal bagi daerah tersebut untuk mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Beberapa permasalahan terkait dengan pengelolaan barang

milik daerah diantaranya adalah tidak diketahuinya nilai aset khususnya yang berupa tanah dikarenakan tidak adanya kelengkapan administrasi (sertifikat), barang bergerak

(mobil/motor) yang seharusnya menjadi fasilitas untuk jabatan tertentu namun fenomena yang terjadi di lapangan fasilitas

mengikuti NIP sehingga pejabat yang sudah pindah ke tempat tugas lain masih membawa mobil/motor yang secara administrasi tercatat sebagai aset pada instansi tempat asal pejabat tersebut

bertugas.

Tentunya hal ini mempengaruhi kesemrawutan administrasi pada buku inventaris. Disamping beberapa permasalahan

tersebut, masih banyak permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan barang milik daerah.

Dalam rangka pengelolaan barang milik daerah agar barang milik daerah tersebut berdaya guna dan berhasil guna, perlu dilakukan pemeliharan dan pengamanan sehingga memberi nilai

aset bagi daerah. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan

berhasil guna. Sedangkan pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam

bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum.

Berdasarkan Pasal 45 Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 disebutkan bahwa Pengamanan barang milik daerah, meliputi:

1. Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen

kepemilikan;

2. Pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang dan hilangnya

barang;

Page 54: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

54

3. Pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas, selain

tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan; dan

4. Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan.

Lebih lanjut Pasal 46 Permendagri Nomor 17 Tahun 2007

menegaskan bahwa :

1. Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah daerah.

2. Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

3. Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah

Pengelolaan barang milik daerah harus diawali dari penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni dan memiliki

pemahaman yang baik tentang pengelolaan barang milik daerah. Hal ini penting karena dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka penerapan pengelolaan barang milik daerah

dapat dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga diharapkan dapat membersihkan catatan temuan pemeriksaan BPK.

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan,

efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Dalam rangka pengamanan barang milik daerah harus didukung dengan sistem administrasi yang tertib dan rapi

khususnya dalam buku inventaris yang menggambarkan bagaimana perencanaan kebutuhan dilakukan, ataupun rekapitulasi barang milik daerah.

-- © --

Page 55: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

55

DAFTAR PUSTAKA

A. Gima Sugiama, Manajemen Aset Pariwisata, (Bandung :

Guardaya Intimarta, 2013)

BPK RI, “Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Cilacap tahun 2014”, (BPK RI Perwakilan Jawa Tengah, 2015)

Chabib, Soleh dan Rochmansjah, Heru, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, (Bandung : Fokusmedia, 2010)

Darise, Nurlan, Pengelolaan Keuangan Daerah, (Jakarta :

Indeks, 2009)

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1999)

Doli Siregar D.,Manajemen Aset, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2004)

Hambali, Inventarisasi Barang Milik Negara, (Bandung :

Politeknik Negeri Bandung, 2010)

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia,

(Jakarta : Gramedia, 1999)

M. Yusuf, 8 Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju

Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik, (Jakarta :

Salemba Empat, 2010)

Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, (Jakarta : Penerbit

Erlangga, 2010)

Mardiasmo, Prinsip Prinsip Manajemen Dalam Pembiayaan

Desentralisasi, (Yogyakarta : FE-UGM, 2002)

Nicholas Anthony John Hastings, Physical Assets Management, (Australia : Springer, 2010)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, (Jakarta : Tunas Widya Press, 2005)

Ricky W Griffin, Manajemen (terj), (Jakarta : Erlangga, 2002)

Robert Davis, An Introduction to Asset Management : A Simple

But Informative Introduction To The Management Of Physical Assets, (United Kingdom : Capenhurt, 2014)

Page 56: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

56

LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Page 57: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

57

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR ……. TAHUN 2015

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal

307 Undang-Undang No. 23 tahun 2014 dan ketentuan Pasal 5 serta Pasal 105 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, perlu diatur ketentuan lebih

lanjut tentang pengelolaan barang milik daerah;

b. bahwa dalam rangka terlaksananya

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bertanggung jawab, perlu dilakukan tertib administrasi dan tertib

pengelolaan terhadap barang milik daerah; c. bahwa guna menjamin terlaksananya tertib

administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah yang semakin berkembang, dinamis, dan kompleks perlu dikelola secara optimal;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan

Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Tengah (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

Page 58: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

58

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 44210); 6. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009

tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

8. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor

244 tahun 2014) yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 24,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971

tentang Penjualan Kendaraan Bermotor Perorangan Dinas Millik Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2967);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 69,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Page 59: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

59

Indonesia Nomor 3573) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

31 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994

tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4515); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001

tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang

Milik/Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam

rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4073); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996

tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010

tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 51610); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah

(Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5533);

17. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2014

Page 60: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

60

tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan

Perorangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 305,

Tambahan Lembaran Negara 5610); 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

19. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah di Kabupaten Cilacap

(Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Cilacap Nomor 71)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PEWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: (45) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten

Cilacap.

(46) Bupati adalah Bupati Cilacap. (47) DPRD adalah DPRD Kabupaten Cilacap.

(48) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan

oleh Pengguna. (49) Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(50) Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan

dan tindakan terhadap barang milik daerah yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,

Page 61: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

61

penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

(51) Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya disebut Pengelola adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung

jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Daerah.

(52) Pembantu Pengelola barang milik daerah yang selanjutnya

disebut dengan Pembantu Pengelola adalah pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja

perangkat daerah ; (53) Pengguna barang milik daerah yang selanjutnya disebut

Pengguna adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang Milik Daerah.

(54) Kuasa Pengguna barang milik daerah yang selanjutnya

disebut Kuasa Pengguna adalah kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) atau pejabat yang ditunjuk oleh

Pengguna untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya.

(55) Penyimpan barang milik daerah selanjutnya disebut

Penyimpan adalah pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang.

(56) Pengurus barang milik daerah selanjutnya disebut Pengurus

adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang milik daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap

satuan kerja perangkat daerah/unit kerja. (57) Panitia Pemeriksa barang milik daerah yang selanjutnya

disebut Pemeriksa adalah tim yang ditunjuk oleh Pengguna

untuk memeriksa, meneliti, dan menyaksikan penyerahan barang milik daerah dari pihak ke tiga kepada pengguna/dan atau panitia pengadaan SKPD atas suatu perjanjian/dan atau

kontrak atau jenis lain sesuai peraturan perundang-undangan.

(58) Penilai barang milik daerah yang selanjutnya disebut Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.

(59) Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa Barang Milik

Daerah pada saat tertentu. (60) Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan

rincian kebutuhan barang milik daerah untuk

menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

Page 62: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

62

(61) Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh barang oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya dimulai dari

perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang.

(62) Rumah Daerah adalah rumah daerah yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang ditempati oleh pejabat tertentu atau Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah yang

ditetapkan. (63) Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna

dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah

yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

(64) Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau optimalisasi

barang milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

(65) Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.

(66) Standarisasi Harga Barang adalah pembakuan harga barang menurut jenis, spesifikasi serta kualitas dalam 1 (satu) periode tertentu.

(67) Penganggaran adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan penentuan kebutuhan barang daerah dengan

memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia. (68) Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan

kebutuhan barang daerah dan/atau pemeliharaan barang

daerah. (69) Penyimpan adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan,

penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam

gudang atau ruang penyimpanan lainnya. (70) Penyaluran adalah kegiatan untuk

menyalurkan/mengirimkan barang dari gudang atau tempat lain yang ditunjuk ke Satuan Kerja Perangkat Daerah/unit kerja pemakai.

(71) Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik

dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

(72) Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian

dalam pengurusan barang daerah dalam bentuk fisik, administratif, pengasuransian dan tindakan upaya hukum.

Page 63: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

63

(73) Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan

uang tunai. (74) Pinjam Pakai adalah penyerahan penggunaan barang oleh

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, atau Pemerintah Desa dalam wilayahnya dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah

jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola.

(75) Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik

daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak dan

sumber pembiayaan lainnya. (76) Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik

Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan

bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu

tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

(77) Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah

selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang

disepakati. (78) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja sama

antara Pemerintah Daerah dan Badan Usaha untuk kegiatan

penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(79) Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang

milik daerah. (80) Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik

daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

(81) Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan barang milik

daerah yang dilakukan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau antara

Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan nilai seimbang.

(82) Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain tanpa

memperoleh penggantian.

Page 64: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

64

(83) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang semula merupakan

kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham

daerah pada badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki daerah.

(84) Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau

kegunaan barang milik daerah. (85) Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik

daerah dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan

dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola, Pengguna, dan/atau Kuasa Pengguna dari tanggung jawab

administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

(86) Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan. (87) Pra Rekonsiliasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan penyesuaian catatan akuntansi barang milik

daerah dengan akuntansi keuangan daerah pada tingkat SKPD dan unit.

(88) Rekonsiliasi adalah kegiatan penyesuaian catatan akutansi

barang milik daerah dengan akuntansi keuangan untuk mencapai tingkat validitas dan akurasi data laporan barang

milik daerah dan laporan keuangan. (89) Daftar Barang Pengguna adalah daftar yang memuat data

barang yang digunakan oleh masing-masing Pengguna.

(90) Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna.

BAB II MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud pengelolaan Barang Milik Daerah adalah: a. mengamankan barang milik daerah; b. menyeragamkan langkah dan tindakan dalam pengelolaan

barang daerah; c. memberikan jaminan dan kepastian dalam pengelolaan barang

milik daerah.

Page 65: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

65

Pasal 3 .

Tujuan pengelolaan Barang Milik Daerah adalah: a. memberi pedoman bagi Pengelola, Pembantu Pengelola,

Pengguna, Kuasa Pengguna, Penilai, Penympan dan Pengurus Barang Milik Daerah.

b. melakukan pembatasan hukum dalam pengelolaan barang

milik daerah. c. menetapkan pembagian wewenang dan tanggungjawab

terhadap pihak-pihak dalam pengelolaan Barang Milik Daerah.

d. mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan barang milik daerah;

e. meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan Barang Milik Daerah;

f. meminimalisaasi praktik-praktik penyimpangan dalam

pengelolaan Barang Milik Daerah; g. meningkatkan penerimaan daerah bukan pajak. (retribusi, hasil

guna pakai, kontrak, penjualan aset)

Pasal 4

Asas pengelolaan Barang Milik Daerah adalah: a. Asas Fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Pengelola dan Pengguna;

b. Asas Kepastian Hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Asas Transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harustransparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar; (dijelaskan dalam pasal

penjelas) d. Asas Efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah

diarahkan agar barang milikdaerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukandalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

pemerintahan secara optimal; e. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang

milik daerah harusdapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;

f. Asas Kepastian Nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah

harus didukung olehadanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatandan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca daerah.

Page 66: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

66

Pasal 5

(1) Barang milik daerah meliputi : a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan

b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi

:

a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari

perjanjian/kontrak; c. barang yang diperoleh akibat perubahan status dari desa

menjadi kelurahan; d. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-

undang; atau

e. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 6

Pengelolaan barang milik daerah meliputi : a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran; b. pengadaan;

c. penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran; d. penggunaan;

e. pemanfaatan; f. pengamanan dan pemeliharaan; g. penilaian;

h. pemindahtanganan; i. pemusnahan; j. penghapusan;

k. penatausahaan; l. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

m. pembiayaan; dan n. tuntutan ganti rugi.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 7

(1) Bupati sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik

daerah;

Page 67: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

67

(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah mempunyai wewenang:

a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah; b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan, penghapusan atau

pemindah tanganan tanah dan bangunan; c. menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah; d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang

milik daerah; e. mengajukan usul pemindah tanganan barang milik daerah

yang memerlukan persetujuan DPRD;

f. menyetujui usul pemindah tanganan dan penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;

g. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah, gedung dan/atau bangunan;

h. menyetujui usul Pemanfaatan barang milik daerah dalam

bentuk Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur. (3) Bupati dalam rangka pengelolaan barang milik daerah dibantu

oleh : a. Sekretaris Daerah selaku Pengelola; b. Pejabat yang ditunjuk sebagai Pembantu Pengelola;

c. Kepala SKPD selaku Pengguna; d. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku Kuasa

Pengguna;

e. Penyimpan Barang; f. Pengurus Barang.

Pasal 8

(1) Sekretaris Daerah selaku Pengelola berwenang dan bertanggungjawab: a. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang

milik daerah; b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik

daerah; c. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan

pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;

d. mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, penghapusan dan pemindah tangananbarang milik daerah

yang telah disetujui oleh Bupati; e. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi

barang milik daerah;

f. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milikdaerah.

(2) Kepala SKPD selaku Pengguna berwenang dan

bertanggungjawab :

Page 68: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

68

a. menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang mengurus dan menyimpan Barang Milik Daerah;

b. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah (RKBMD) dan rencanakebutuhan pemeliharaan barang milik

daerah (RKPBMD) bagi SKPD yangdipimpinnya kepada Bupati melalui pengelola ;

c. mengajukan permohonan penetapan status untuk

penguasaan dan penggunaanbarang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yangsah kepada Bupati melalui pengelola ;

d. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

e. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untukkepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

f. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

g. mengajukan usul pemusnahan atau pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah, gedungdan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan

barang milikdaerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Bupati melalui pengelola;

h. menyerahkan tanah, gedung dan/atau bangunan yang tidak

dimanfaatkan untukkepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnyakepada Bupati

melalui pengelola; i. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan

barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;

j. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalampenguasaannya kepada Pengelola.

k. Melakukan koordinasi pengelolaan barang milik daerah di tingkat SKPD antara Pengurus, Penyimpan, dan seksi

akuntansi di bidang bagian keuangan agar data mutasi barang milik daerah dapat disesuaikan.

(3) Kepala Unit Kerja selaku Kuasa Pengguna berwenang dan

bertanggungjawab: a. mengajukan rencana kebutuhan barang untuk unit kerja

yang dipimpinnya kepada Pengguna Barang; b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik

daerah yang berada dalam penguasaannya;

c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untukkepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Unit Kerja yang dipimpinnya;

Page 69: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

69

d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;

f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang beradadalam

penguasaannya kepada Pengguna Barang. (4) Penyimpan Barang bertugas menerima, menyimpan dan

menyalurkan barang yang berada pada Pengguna/Kuasa

Pengguna. (5) Pengurus Barang bertugas mengurus barang milik daerah

dalam pemakaian pada masing-masing Pengguna/Kuasa Pengguna.

BAB IV PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

Pasal 9

(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta ketersediaan barang milik

daerah yang ada. (2) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan barang milik daerah.

(3) Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan salah satu dasar bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline)

serta penyusunan rencana kerja dan anggaran. (4) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

kecuali untuk Penghapusan, berpedoman pada: a. Standar barang; b. Standar kebutuhan; dan/atau

c. Standar harga. (5) Standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Bupati setelah berkoordinasi dengan dinas teknis terkait.

(6) Penetapan standar kebutuhan oleh Bupati sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf c dilakukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri.

(7) Standar harga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c ditetapkan sesuai dengan Peraturan Bupati.

Page 70: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

70

Pasal 10

(1) Pengguna menghimpun usul rencana kebutuhan barang yang diajukan oleh Kuasa Pengguna yang berada di lingkungan kantor yang dipimpinnya.

(2) Pengguna menyampaikan usul rencana kebutuhan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pengelola.

(3) Pengelola melakukan penelaahan atas usul rencana kebutuhan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

bersama Pengguna dengan memperhatikan data barang pada Penggunadan/atau Pengelola dan menetapkannyas ebagai rencana kebutuhan barang milik daerah.

(4) Penelaahan usul kebutuhan barang sebagaimana ayat (3) dilakukan dengan cara:

a. mensinkronisasi dengan perencanaan pembangunan daerah; b. mendasarkan pada skala prioritas pembangunan daerah

sesuai dengan dokumen-dokumen rencana pembangunan

Pemerintah Daerah; c. kondisi daerah yang mendesak; d. dalam hal kebutuhan barang untuk kondisi mendesak dapat

melibatkan pihak lain untuk melakukan penilaiaan dan assesment dalam bentuk kajian ilmiah;

(5) Pengelola menetapkan rencana kebutuhan barang milik daerah berdasarkan hasil telaah dan/atau kajian ilmiah.

Pasal 11

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan

perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IV

PENGADAAN BARANG MILIK DAERAH

Pasal 12

Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing,

adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.

Pasal 13

Page 71: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

71

Barang milik daerah diperoleh dengan cara: a. hibah atau sumbangan;

b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

c. perubahan status desa menjadi kelurahan; d. barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; atau

e. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pasal 14

(1) Pelaksanaan pengadaan barang milik daerah melalui: a. swakelola; dan b. pemilihan penyedia barang.

(2) Tata cara pelaksanaan pengadaan barang milik daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pasal 15

(1) Hasil pengadaan barang milik daerah dilaporkan oleh Pengguna

kepada Bupati melalui Pengelola yang dituangkan dalam Berita

Acara Serah Terima. (2) Perolehan barang dari pemenuhan kewajiban pihak lain kepada

pemerintah daerah dari pelaksanaan suatu perjanjian/kontrak harus diserahkan kepada Bupati.

(3) Perolehan barang dari pihak lain yang berupa

hibah/sumbangan atau yang sejenisnya menjadi milik daerah. (4) Pengelola mencatat, memantau dan aktif melakukan penagihan

kewajiban pihak lain.

(5) Hasil perolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dicatat dalam daftar inventaris barang milik daerah.

BAB V

PENERIMAAN, PENYIMPANAN, DAN PENYALURAN

Pasal 16

(1) Hasil pengadaan barang diterima oleh Penyimpan Barang. (2) Penyimpan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan barang milik daerah.

Page 72: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

72

(3) Penerimaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya disimpan dalam gudang atau tempat

penyimpanan.

Pasal 17

(1) Hasil pengadaan barang milik daerah tidak bergerak diterima

oleh Pengguna, kemudian melaporkan kepada Bupati untuk ditetapkan penggunaannya.

(2) Penerimaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang, dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan.

Pasal 18

(1) Panitia Pemeriksa Barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2) bertugas memeriksa, meneliti dan menyaksikan

barang yang diserahkan sesuai denganpersyaratan yang tertera pada Surat Perintah Kerja (SPK) dan/atau Kontrak/Perjanjian dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan sebagai salah satu syarat pembayaran.

Pasal 19

(1) Pemerintah Daerah menerima barang dari pemenuhan kewajiban Pihak Ketiga berdasarkan perjanjian dan/atau pelaksanaan suatu perijinan tertentu.

(2) Pemerintah Daerah dapat menerima barang dari Pihak Ketiga yang merupakan sumbangan, hibah, wakaf dan penyerahan dari masyarakat.

(3) Penyerahan dari Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima

dan disertai dengan dokumen kepemilikan/penguasaan yang sah.

(4) Pengelola atau Pembantu Pengelola wajib mencatat, memantau

dan aktif melakukan penagihan kewajiban Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(5) Hasil penerimaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatatdalam daftar barang milik daerah.

Pasal 20

(1) Penyaluran barang milik daerah oleh penyimpan barang

dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Pengeluaran Barang

Page 73: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

73

(SPPB) dari Pengguna/Kuasa Pengguna disertai dengan Berita Acara Serah Terima.

(2) Pengguna wajib melaporkan sisa barang kepada Pengelola melalui Pembantu Pengelola.

(3) Kuasa pengguna wajib melaporkan sisa barang kepada pengguna.

BAB VI PENGGUNAAN

Pasal 21

Barang milik daerah ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka mendukung pelayanan

umum sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan.

Pasal 22

(1) Status penggunaan barang milik daerah ditetapkan oleh

Keputusan Bupati. (2) Bupati dapat mendelegasikan penetapan status Penggunaan

atas Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan

dengan kondisi tertentu kepada Pengelola. (3) Penetapan status penggunaan barang milik daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara sebagai berikut : a. pengguna melaporkan barang milik daerah yang

diterimanya kepada pengelola disertai dengan usul penggunaannya;

b. pengelola meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul

penggunaan dimaksud kepada Bupati untuk ditetapkan status penggunaannya;

c. Pengelola dapat menolak usul pengguna apabila tidak sesuai dengan kebutuhan.

(4) Dalam kondisi tertentu, Pengelola dapat menetapkan status

penggunaan barang milik daerah pada Pengguna tanpa didahului usulan dari Pengguna.

Pasal 23

(1) Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna dapat digunakan sementara oleh Pengguna lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa

harus mengubah status Penggunaan barang milik daerah

Page 74: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

74

tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bupati.

(2) Barang milik daerah dapat dialihkan status penggunaannya dari Pengguna kepada Pengguna lainnya untuk

penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Bupati.

(3) Pengalihan status penggunaan barang milik daerah dapat

dilakukan berdasarkan inisiatif dari Bupati, dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya kepada Pengguna pertama.

Pasal 24

(1) Penetapan status Penggunaan barang milik daerah berupa

tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa

tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna

dan/atau Kuasa Pengguna. (2) Pengguna wajib menyerahkan barang milik daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna kepada Bupati melalui Pengelola.

Pasal 25

(1) Pengguna yang tidak menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2), dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan tersebut.

(2) Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan atau tidak dimanfaatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicabut

penetapan status penggunaannya oleh Bupati. (3) Penggunaan atas tanah dan/atau bangunan yang dicabut

penetapan status penggunaannya sebagaimana dimaksud ayat

(2) dapat dialihkan kepada SKPD lainnya.

Pasal 26

(1) Bupati menetapkan barang milik daerah yang harus

diserahkan oleh Pengguna karena tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna dan tidak dimanfaatkan oleh pihak

Lain.

Page 75: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

75

(2) Dalam menetapkan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati memperhatikan:

a. standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan dan menunjang tugas dan fungsi SKPD

bersangkutan; b. hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan;

dan/atau

c. laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain.

Pasal 27

(1) Bupati menetapkan pengelolaan barang milik daerah yang diserahkan oleh pengguna yang tidak digunakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), sebagai berikut :

a. ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD lainnya;

b. dimanfaatkan dalam rangka optimalisasi barang milik daerah;

c. dimanfaatkan untuk penyertaan modal daerah; atau

d. dipindahtangankan. (2) Barang milik daerah yang diperoleh dari perubahan status

desa menjadi kelurahan digunakan sesuai dengan ketentuan

dan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII PEMANFAATAN

Bagian Kesatu Kriteria Pemanfaatan

Pasal 28

(1) Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan oleh: a. Pengelola dengan persetujuan Bupati; b. Pengguna dengan persetujuan Pengelola untuk barang milik

daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna, dan selain tanah dan/atau

bangunan. (2) Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan oleh Pengguna

sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

(3) Pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan daerah dan kepentingan umum.

Page 76: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

76

Bagian Kedua Bentuk Pemanfaatan

Pasal 29

Bentuk Pemanfaatan barang milik daerah berupa: a. Sewa; b. Pinjam Pakai;

d. Kerja Sama Pemanfaatan; e. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; atau

f. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.

Bagian Ketiga

Sewa

Pasal 30

(1) Barang milik daerah dapat disewakan kepada pihak lain

sepanjang menguntungkan daerah. (2) Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama 5

(lima) tahun dan dapat diperpanjang.

(3) Barang milik daerah yang dapat disewakan adalah: a. barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang

sudah diserahkan oleh Pengguna kepada Bupati; b. barang milik daerah berupa sebagian tanah dan/atau

bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna; atau

c. barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan. (4) Sewa barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat

persetujuan Bupati. (5) Sewa barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b dan c dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan dari Pengelola.

(6) Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa–

menyewa yang sekurang-kurangnya memuat : a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;

b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa dan jangka waktu;

c. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan

pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; d. hak dan kewajiban penyewa; e. persyaratan lain yang dianggap perlu.

Page 77: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

77

(7) Penetapan besaran tarif sewa barang milik daerah ditetapkan oleh Bupati.

(8) Hasil sewa barang milik daerah merupakan penerimaan daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening Kas Umum

Daerah. (9) Barang milik daerah yang disewakan tidak merubah status

hukum.

Pasal 31

(1) Barang milik daerah yang disewakan dapat dipungut retribusi atas pemanfaatan penggunaan barang.

(2) Retribusi sebagaimana dmaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan.

Bagian Keempat Pinjam Pakai

Pasal 32

(1) Pinjam pakai barang milik daerah dilaksanakan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah, antarpemerintah daerah, atau Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa

dalam wilayahnya. (2) Barang milik daerah yang belum dimanfaatkan dapat dipinjam-

pakaikan. (3) Jangka waktu Pinjam Pakai barang milik daerah paling lama 5

(lima) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.

(4) Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: a. para pihak yang terikat dalam perjanjian;

b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu;

c. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman;

d. hak dan kewajiban para pihak; dan

g. Persyaratan lain yang dianggap perlu.

Bagian Kelima Kerjasama Pemanfaatan

Pasal 33

Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain

dilaksanakan dalam rangka :

Page 78: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

78

a. mengoptimalkan dayaguna dan hasilguna barang milik daerah; b. meningkatkan penerimaan/pendapatan daerah.

Pasal 34

(1) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan

dalam bentuk:

a. kerjasama pemanfaatan barang milik daerah yang sudah diserahkan oleh Pengguna kepada Bupati;

b. kerjasama pemanfaatan sebagian tanah dan/atau bangunan

yang masih digunakan oleh pengguna. (2) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Kerjasama pemanfaatan sebagian tanah dan/atau bangunan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola.

(4) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola.

Pasal 35

(1) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD untuk memenuhi biaya

operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik daerah dimaksud;

b. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta/peminat, kecuali untuk barang milik daerah yang

bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung;

c. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening Kas Umum Daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan

pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan;

d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari

hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Bupati;

e. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus mendapat

persetujuan Pengelola;

f. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan

Page 79: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

79

barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan;

g. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah untuk penyediaan infrastruktur di bawah ini:

a. Infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandara udara, jaringan rel dan stasiun kereta api:

b. Infrastruktur jalan meliputi jalan tol dan jembatan tol; c. Infrastruktur sumberdaya air meliputi saluran pembawa air

baku dan waduk/bendungan;

d. Infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan instalasi

pengolahan air minum; e. Infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolahan air

limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama dan sarana

persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;

f. Infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;

g. Infrastruktur tenaga kelistrikan meliputi pembangkit,

trasmisi atau distribusi tenaga listrik; dan h. infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan,

penyimpanan, pengangkutan, transmisi,dan distribusi

minyak dan gas bumi.

Pasal 36

(1) Setelah berakhir jangka waktu kerjasama pemanfaatan, Bupati

menetapkan status penggunaan/pemanfaatan yang baru atas tanah dan/atau bangunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Seluruh biaya yang timbul pada tahap persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan meliputi biaya perizinan, konsultan pengawas, biaya konsultan hukum, dan biaya

pemeliharaan objek kerjasama pemanfaatan menjadi beban mitra kerjasama pemanfaatan.

Page 80: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

80

Bagian Keenam Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

Pasal 37

(1) Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna barang milik daerah dapat dilaksanakan dengan persyaratan sebagai berikut :

a. pengguna memerlukan bangunan dan fasilitas untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;

b. tanah milik pemerintah daerah yang telah diserahkan oleh

Pengguna kepada Bupati;

c. tidak tersedia dana APBD untuk penyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud.

(2) Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

(3) Tanah yang status penggunaannya ada pada Pengguna dan

telah direncanakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pengguna yang bersangkutan, dapat dilakukan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna setelah diserahkan

kepada Bupati terlebih dahulu.

(4) Bangun guna serah dan bangun serah guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola.

Pasal 38

Penetapan status penggunaan barang milik daerah sebagai hasil dari pelaksanaan bangun guna serah dan bangun serah guna

ditetapkan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

Pasal 39

(1) Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna

paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.

(2) Penetapan mitra bangun guna serah dan mitra bangun serah

guna dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta/peminat.

Page 81: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

81

(3) Mitra bangun guna serah dan mitra bangun serah guna yang telah ditetapkan, selama jangka waktu pengoperasian harus

memenuhi kewajiban sebagai berikut :

a. membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Daerah setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Bupati;

b. tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindahtangankan objek bangun guna serah;

c. memelihara objek bangun guna serah.

(4) Dalam jangka waktu pengoperasian, sebagian barang milik

daerah hasil bangun guna serah dan bangun serah guna harus dapat digunakan langsung untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pemerintahan Daerah.

(5) Bangun guna serah dan bangun serah guna dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Izin mendirikan bangunan hasil bangun guna serah dan bangun serah guna harus diatasnamakan Pemerintah Daerah.

(7) Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian, konsultasi pelaksana/pengawas

dibebankan pada pihak pemenang.

Pasal 40

(1) Mitra bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik daerah harus menyerahkan objek bangun guna serah dan

bangun serah guna kepada Pengelola pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh pengawas internal

daerah.

(2) Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. mitra bangun guna serah dan bangun serah guna harus

menyerahkan objek bangun guna serah dan bangun serah guna kepada Pengelola segera setelah selesainya

pembangunan; b. mitra bangun guna serah dan bangun serah guna dapat

mendayagunakan barang milik daerah tersebut sesuai

jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perjanjian; c. setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek

bangun guna serah dan bangun serah guna terlebih dahulu diaudit oleh pengawas internal daerah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Bupati.

Page 82: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

82

Bagian Ketujuh

Kerjasama Penyediaan Infrastruktur

Pasal 41

(1) Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas barang milik daerah

dilaksanakan terhadap:

a. Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan atau selain tanah dan/atau bangunan pada Pengelola;

b. Barang milik daerah berupa sebagian tanah dan/atau bangunan atau selain tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna.

(2) Kerja sama penyediaan infrastruktur atas barang milik daerah pada Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dilaksanakan oleh Pengelola dengan persetujuan Bupati. (3) Kerja sama Penyediaan Infrastruktur atas barang milik daerah

pada Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilaksanakan oleh Pengguna dengan persetujuan Pengelola.

Pasal 42

(1) Kerja sama penyediaan infrastruktur atas barang milik daerah

dilakukan antara Pemerintah Daerah dengan badan usaha. (2) Badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

badan usaha yang berbentuk:

a. Perseroan Terbatas; b. Badan Usaha Milik Negara; c. Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau

d. Koperasi. (3) Jangka waktu kerja sama penyediaan infrastruktur paling lama

50 (lima puluh) tahun dan dapat diperpanjang. (4) Penetapan mitra kerja sama penyediaan infrastruktur

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan. (5) Mitra kerja sama penyediaan infrastruktur yang telah

ditetapkan selama jangka waktu kemitraan: a. dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau

memindahtangankan barang milik daerah yang menjadi

objek kerja sama penyediaan infrastruktur; b. wajib memelihara objek kerja sama penyediaan infrastruktur

dan barang hasil kerja sama penyediaan infrastruktur; dan

Page 83: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

83

c. dapat dibebankan pembagian kelebihan keuntungan sepanjang terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh

dari yang ditentukan pada saat perjanjian dimulai. (6) Pembagian kelebihan keuntungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) huruf c disetorkan ke Kas Umum Daerah. (7) Formula dan/atau besaran pembagian kelebihan keuntungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c ditetapkan oleh

Bupati. (8) Mitra kerja sama penyediaan infrastruktur harus menyerahkan

objek kerja sama penyediaan infrastruktur dan barang hasil

kerja sama penyediaan infrastruktur kepada Pemerintah Daerah pada saat berakhirnya jangka waktu kerja sama

penyediaan infrastruktur sesuai perjanjian. (9) Barang hasil kerja sama penyediaan infrastruktur menjadi

barang milik daerah sejak diserahkan kepada Pemerintah

Daerah sesuai perjanjian.

Pasal 43

(1) Barang milik desa yang beralih status menjadi kelurahan

menjadi barang milik daerah. (2) Pemanfaatan barang milik daerah sebagaimana ayat (1) sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Bagian Kesatu

Pengamanan

Pasal 44

(1) Pengelola, Pengguna dan Kuasa Pengguna wajib melakukan pengamanan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya.

(2) Pengamanan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengamanan administrasi, pengamanan

fisik dan pengamanan hukum.

(3) Kegiatan pengamanan barang milik daerah sebagaimana ayat (2) adalah:

a. pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan;

Page 84: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

84

b. pengamanan fisik dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang dan

hilangnya barang;

c. pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemasangan tanda batas;

d. pengamanan fisik selain tanah dan bangunan dilakukan

dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan; dan

e. pengamanan hukum dengan cara melengkapi bukti status kepemilikan.

Pasal 45

(1) Barang milik daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah.

(2) Barang milik daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

(3) Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Pemerintah Daerah.

Pasal 46

(1) Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan aman.

(2) Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan oleh Pengelola.

(3) Bukti kepemilikan barang milik daerah disimpan dalam tempat khusus yang aman.

(4) Bupati dapat menetapkan kebijakan asuransi atau pertanggungan dalam rangka pengamanan barang milik daerah

tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

(5) Tata cara administrasi barang milik daerah ditetapkan melalui Peraturan Bupati.

Bagian Kedua Pemeliharaan

Pasal 47

(1) Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna, dan Kuasa

Pengguna bertanggungjawab terhadap pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam peguasaannya.

(2) Pemeliharaan barang milik daerah dilaksanakan berdasar daftar kebutuhan pemeliharaan barang.

Page 85: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

85

(3) Daftar kebutuhan pemeliharaan barang sebagaimana ayat (2) dibuat oleh Pengguna dan Kuasa Pengguna.

(4) Daftar kebutuhan pemeliharaan barang diusulkan kepada Bupati melalui Pengelola.

(5) Bupati menetapkan daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah.

(6) Biaya pemeliharaan barang milik daerah dibebankan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (7) Dalam hal barang milik daerah dilakukan pemanfaatan dengan

pihak lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung jawab

sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra kerja sama pemanfaatan, mitra bangun guna serah/bangun serah guna,

atau mitra kerja sama penyediaan infrastruktur.

Pasal 48

(1) Kuasa Pengguna wajib melaporkan daftar hasil pemeliharaan

barang kepada Pengguna secara berkala. (2) Pengguna wajib melaporkan daftar hasil pemeliharaan barang

kepada Pengelola secara berkala.

(3) Pembantu Pengelola wajib mengkaji dan mengevaluasi laporan daftar hasil pemeliharaan barang dalam 1 (satu) tahun anggaran.

(4) Hasil kajian dan evaluasi Pembantu Pengelola sebagaimana maksud ayat (3) wajib dilaporkan kepada Pengelola terkait

efisiensi pemeliharaan barang milik daerah.

BAB IX

PENILAIAN

Pasal 49

(1) Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka

penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan pemusnahan barang milik daerah.

(2) Semua barang milik daerah yang akan digunakan,

dimanfaatkan, dipindahtangankan, dan dimusnahkan harus dinilai terlebih dahulu.

Pasal 50

Penetapan nilai barang milik daerah dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan.

Page 86: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

86

Pasal 51

(1) Penilaian barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau

pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Bupati dengan melibatkan Penilai Independen yang bersertifikat di bidang penilaian asset.

(2) Penilaian barang milik daerah berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar dengan estimasi terendah menggunakan Nilai Jual

Obyek Pajak dan harga pasaran umum. (3) Penilaian barang milik daerah berupa bangunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar dengan menggunakan harga pasaran umum.

(4) Hasil penilaian barang milik daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 52 (1) Penilaian barang milik daerah selain tanah dan/atau

bangunan dalam rangka pemanfaatan, pemindahtanganan, dan pemusnahan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Pengelola dan dapat melibatkan Penilai Independen.

(2) Penilaian barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar.

(3) Hasil penilaian barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pengelola.

Pasal 53 (1) Penilaian terhadap barang milik daerah dilakukan setiap tahun

dan dilaksanakan di akhir periode tahun anggaran berjalan. (2) Hasil penilaian sebagaimana ayat (1) dijadikan dasar bagi

penggunaan/dan atau pemanfaatan barang milik daerah di awal periode tahun anggaran berikutnya.

(3) Dalam hal barang milik daerah dimanfaatkan pihak ketiga,

penilaian barang milik daerah dilakukan 2 (dua) kali di awal dan akhir perjanjian/kontrak.

(4) Barang milik daerah yang akan dipindahtangankan /dan atau dimusnahkan dilakukan penilaian terlebih dahulu.

BAB X PEMINDAHTANGANAN

Bagian Kesatu

Page 87: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

87

Bentuk-Bentuk Pemindahtanganan

Pasal 54

(1) Barang milik daerah yang tidak digunakan atau tidak dimanfaatkan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat dipindahtangankan.

(2) Pemindahtanganan barang milik daerah dilakukan dalam bentuk: a. penjualan;

b. tukar-menukar; c. hubah; atau

d. penyertaan modal Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua

Persetujuan Pemindahtanganan

Pasal 55

(1) Pemindahtanganan barang milik daerah ditetapkan oleh

Bupati. (2) Barang milik daerah yang dapat dipindahtangankan adalah:

a. tanah dan / atau bangunan;

b. selain tanah / atau bangunan. (3) Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana maksud

ayat (2) huruf a dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD.

(4) Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana maksud

ayat (2) huruf b dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPRD untuk barang milik daerah senilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar).

(5) Pemindahtanganan barang milik daerah dapat tidak melalui persetujuan DPRD apabila:

a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;

b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan

pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran; c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;

d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; atau e. dikuasai negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Pasal 56

Page 88: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

88

(1) Usul untuk memperoleh persetujuan DPRD sebagaimana

maksud Pasal 54 ayat (3) dan (4) diajukan oleh Bupati kepada Pimpinan DPRD.

(2) Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimana Pasal 54 ayat (5) diajukan oleh Pengelola kepada Bupati.

(3) Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau

bangunan yang bernilai sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

Bagian Ketiga

Penjualan

Pasal 57

Penjualan barang milik daerah dilaksanakan dengan

pertimbangan: a. untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau

tidak digunakan/dimanfaatkan;

b. membebani keuangan daerah; dan/atau c. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 58

(1) Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang, kecuali

dalam hal-hal tertentu.

(2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Barang milik daerah yang bersifat khusus; dan b. barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut

oleh pengelola. (3) Penjualan barang milik daerah dilakukan Pengelola setelah

mendapat persetujuan Bupati. (4) Penjualan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 57 ayat (3) dilakukan dengan tata cara:

a. Pengguna melalui Pengelola mengajukan usul penjualan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan

kepada Bupati disertai pertimbangan aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

b. Bupati meneliti dan mengkaji pertimbangan perlunya

penjualan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis;

c. Bupati dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana ayat (4)

huruf b dapat membentuk tim khusus;

Page 89: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

89

d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui

dan menetapkan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang akan dijual sesuai batas kewenangannya;

dan e. untuk penjualan yang memerlukan persetujuan DPRD,

Bupati mengajukan usul penjualan disertai dengan

pertimbangan atas usulan tersebut kepada DPRD. (5) Hasil penjualan barang milik daerah wajib disetor seluruhnya

ke rekening kas umum daerah sebagai pendapatan daerah.

Pasal 59

(1) Penjualan barang milik daerah berupa Kendaraan Perorangan

Dinas dapat dilakukan kepada:

a. Pejabat Negara; b. mantan Pejabat Negara;

c. pegawai ASN; d. anggota TNI; atau e. anggota Polri.

(2) Penjualan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara tanpa melalui lelang.

(3) Penjualan barang milik daerah berupa Kendaraan Perorangan

Dinas tanpa melalui lelang sebagaimana ayat (2) dilakukan dengan syarat:

a. telah berusia paling singkat 4 (empat) tahun; b. sudah tidak digunakan lagi untuk pelaksanaan tugas.

(4) Permohonan penjualan Kendaraan Perorangan Dinas

dilaksanakan pada tahun terakhir periode jabatan Pejabat Negara.

(5) Kendaraan Perorangan Dinas yang dijual tanpa melalui lelang

paling banyak 1 (satu) unit kendaraan bagi 1 (satu) orang Pejabat Negara, untuk tiap penjualan yang dilakukan.

(6) Tata cara penjualan barang milik daerah berupa kendaraan perorangan dinas sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Tukar-Menukar

Pasal 60

(1) Tukar-Menukar barang milik daerah dilaksanakan dengan pertimbangan: a. untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan

pemerintahan;

Page 90: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

90

b. untuk optimalisasi barang milik daerah; dan c. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. (2) Tukar-Menukar barang milik daerah dapat dilakukan dengan

pihak: a. Pemerintah Pusat; b. Pemerintah Daerah lainnya;

c. Pemerintah Desa dalam wilayah kabupaten bersangkutan; d. Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum

lainnya yang dimiliki negara; atau

e. Swasta, baik yang berbentuk badan hukum maupun perorangan.

Pasal 61

(1) Tukar-Menukar barang milik daerah dapat berupa: a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada

Bupati; b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna; c. selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Penetapan barang milik daerah yang akan dipertukarkan sebagaimana ayat (1) huruf a dan b dilakukan oleh Bupati.

(3) Tukar-menukar barang milik daerah sebagaimana ayat (1)

huruf c dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 62

(1) Tukar-Menukar barang milik daerah sebagaimana Pasal 60 ayat (1) huruf a dan b dilaksanakan dengan tata cara: a. Pengguna melalui Pengelola mengajukan usul Tukar-

Menukar barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan kepada Bupati disertai pertimbangan dan

kelengkapan data; b. Bupati meneliti dan mengkaji pertimbangan perlunya Tukar-

Menukar barang milik daerah berupa tanah dan/atau

bangunan dari aspek teknis, ekonomis, dan yuridis; c. Bupati dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana dimaksud

ayat (1) huruf b dapat membentuk tim khusus; d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui

dan menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dipertukarkan;

e. Pengelola melaksanakan Tukar-Menukar dengan

berpedoman pada persetujuan Bupati; dan

Page 91: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

91

f. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam berita acara serah terima

barang. (2) Tukar-Menukar barang milik daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 60 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara: a. Pengguna mengajukan usul Tukar-Menukar barang milik

daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola

disertai pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim internal instansi Pengguna;

b. Pengelola meneliti dan mengkaji pertimbangan tersebut dari

aspek teknis, ekonomis, dan yuridis; c. Pengelola dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana

dimaksud ayat (2) huruf b dapat membentuk tim khusus; d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, Pengelola dapat

menyetujui usul Tukar-Menukar barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan sesuai batas kewenangannya;

e. proses persetujuan Tukar-Menukar barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 54; f. Pengguna melaksanakan Tukar-Menukar dengan

berpedoman pada persetujuan Pengelola; dan

g. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas dan barang pengganti harus dituangkan dalam berita acara serah terima

barang.

Bagian Kelima

Hibah

Pasal 63

(1) Hibah barang milik daerah dilakukan dengan pertimbangan

untuk kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah.

(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. bukan merupakan barang rahasia negara; b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup

orang banyak; dan

c. tidak diperlukan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(3) Ketentuan mengenai kriteria kepentingan sosial, budaya,

keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non

Page 92: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

92

komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan

perundang-undangan.

Pasal 64

(1) Hibah dapat berupa:

a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati;

b. tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna;

atau c. selain tanah dan/atau bangunan.

(2) Penetapan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b dilakukan oleh Bupati.

(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan

Bupati.

Pasal 65

(1) Hibah barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

63 ayat (1) huruf a dan huruf b dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna melalui Pengelola mengajukan usul hibah barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan kepada

Bupati disertai dengan pertimbangan dan kelengkapan data; b. Bupati meneliti dan mengkaji usul hibah barang milik

daerah berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 62; c. Bupati dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana dimaksud

ayat (1) huruf b dapat membentuk tim khusus;

d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui

dan/atau menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang akan dihibahkan;

e. proses persetujuan Hibah dilaksanakan dengan berpedoman

pada ketentuan Pasal 54 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); f. Pengelola melaksanakan Hibah dengan berpedoman pada

persetujuan Bupati; dan g. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan harus

dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

(2) Hibah barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara: a. Pengguna mengajukan usul hibah barang milik daerah

selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola disertai

Page 93: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

93

pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim intern instansi Pengguna;

b. Pengelola meneliti dan mengkaji usul hibah barang milik daerah berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 62; c. Pengelola dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana

dimaksud ayat (2) huruf b dapat membentuk tim khusus;

d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengelola dapat menyetujui usul hibah barang milik daerah selain tanah

dan/atau bangunan sesuai batas kewenangannya; e. Pengguna melaksanakan hibah dengan berpedoman pada

persetujuan Pengelola; dan f. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkan harus

dituangkan dalam berita acara serah terima barang.

Bagian Keenam

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Pasal 66

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah

dilakukan dalam rangka pendirian, memperbaiki struktur

permodalan dan/atau meningkatkan kapasitas usaha Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang

dimiliki negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat dilakukan dengan pertimbangan: a. barang milik daerah yang dari awal pengadaannya sesuai

dokumen penganggaran diperuntukkan bagi Badan Usaha

Milik Negara/ Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara dalam rangka penugasan pemerintah; atau

b. barang milik daerah lebih optimal apabila dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara, baik yang sudah ada maupun

yang akan dibentuk.

Pasal 67

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah

dapat berupa: a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada

Bupati;

b. tanah dan/atau bangunan pada Pengguna; atau

Page 94: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

94

c. barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan. (2) Penetapan barang milik daerah berupa tanah dan/atau

bangunan yang akan disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan

oleh Bupati. (3) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dana b

dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Bupati.

(4) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola.

Pasal 68

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf a dan

huruf b dilaksanakan dengan tata cara: a. Pengguna melalui Pengelola mengajukan usul penyertaan

modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah berupa

tanah dan/ atau bangunan kepada Bupati disertai dengan pertimbangan dan kelengkapan data;

b. Bupati meneliti dan mengkaji usul penyertaan modal

Pemerintah Daerah yang diajukan oleh Pengguna berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 65; c. Bupati dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana ayat (1)

huruf b dapat membentuk tim khusus;

d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Bupati dapat menyetujui dan/atau menetapkan barang milik daerah berupa tanah

dan/atau bangunan yang akan disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah;

e. proses persetujuan penyertaan modal Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 54 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5);

f. Pengelola melaksanakan penyertaan modal Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada persetujuan Bupati;

g. Pengelola menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dengan melibatkan instansi terkait;

h. Pengelola menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk ditetapkan; dan

Page 95: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

95

i. Pengelola melakukan serah terima barang kepada Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya

yang dimiliki negara yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang setelah Peraturan Daerah ditetapkan.

(2) Penyertaan modal Pemerintah Daerah atas barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara:

a. Pengguna mengajukan usul penyertaan modal Pemerintah Daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola disertai pertimbangan, kelengkapan data, dan hasil

pengkajian tim intern instansi Pengguna; b. Pengelola meneliti dan mengkaji usul penyertaan modal

Pemerintah Daerah yang diajukan oleh Pengguna berdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65;

c. Pengelola dalam meneliti dan mengkaji sebagaimana ayat (2) huruf b dapat membentuk tim khusus;

d. apabila memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengelola dapat menyetujui usul penyertaan modal Pemerintah Daerah

selain tanah dan/atau bangunan yang diajukan oleh Pengguna sesuai batas kewenangannya;

e. Pengelola menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dengan melibatkan instansi terkait;

f. Pengelola menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk ditetapkan; dan

g. Pengguna melakukan serah terima barang kepada Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara yang dituangkan dalam berita acara

serah terima barang setelah Peraturan Daerah ditetapkan.

BAB XI PEMUSNAHAN

Pasal 69

Pemusnahan barang milik daerah dilakukan: a. barang milik daerah tidak dapat digunakan, tidak dapat

dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan, dan/atau

membebani keuangan daerah; atau b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 96: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

96

Pasal 70

(1) Pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna setelah mendapat persetujuan Bupati.

(2) Persetujuan Bupati didasarkan atas usulan pemusnahan dari

Pengguna yang menyertakan dokumen hasil penilaian barang milik daerah.

(3) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dituangkan dalam berita acara dan dilaporkan kepada Bupati.

Pasal 71

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan,

ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XII

PENGHAPUSAN

Pasal 72

(1) barang milik daerah yang tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan (misalnya aus, ketinggalan jaman, rusak berat,

tidak sesuai kebutuhan organisasi, atau masa kegunaannya telah berakhir);

(2) Penghapusan meliputi:

a. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna; dan

b. Penghapusan dari daftar barang milik daerah.

Pasal 73

(1) Penghapusan dari daftar barang Pengguna dan/atau daftar

barang Kuasa Pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal

71 ayat (2) huruf a, dilakukan dalam hal barang milik daerah sudah tidak berada dalam penguasaan Pengguna dan/atau

Kuasa Pengguna. (2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan menerbitkan keputusan Penghapusan dari Pengelola

setelah mendapat persetujuan Bupati. (3) Bupati dapat mendelegasikan persetujuan Penghapusan barang

milik daera berupa barang persediaan kepada Pengelola.

Page 97: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

97

(4) Pelaksanaan penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Bupati.

Pasal 74

(1) Penghapusan dari daftar barang milik daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) huruf b dilakukan dalam hal

barang milik daerah tersebut sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan, atau karena sebab lain.

(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:

a. berdasarkan keputusan dan/atau laporan penghapusan dari Pengguna, untuk barang milik daerah yang berada pada

Pengguna; b. berdasarkan keputusan Bupati, untuk Barang Milik Daerah

yang berada pada Pengelola.

Pasal 75

(1) Dalam hal barang milik daerah yang merupakan aset tetap,

penghapusan dilakukan setelah dokumen sumber telah

diterbitkan. (2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah surat

permohonan kepala SKPD

(3) Sebelum dokumen sumber diterbitkan, aset tetap yang akan dihapus direklasifikasi menjadi aset lainnya.

BAB XIII

PENATAUSAHAAN

Bagian Kesatu Pembukuan

Pasal 76

(1) Pengelola harus melakukan pendaftaran dan pencatatan

barang milik daerah yang berada di bawah penguasaannya ke

dalam daftar barang Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(2) Pengguna/Kuasa Pengguna harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah yang status penggunaannya berada pada Pengguna/Kuasa Pengguna ke dalam daftar

barang Pengguna/ Kuasa Pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(3) Pengelola menghimpun daftar barang Pengguna/Kuasa

Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Page 98: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

98

(4) Pengelola menyusun daftar barang milik daerah berdasarkan himpunan daftar barang Pengguna/Kuasa Pengguna

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan daftar barang Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

(5) Penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah ditetapkan oleh Pembantu Pengelola.

(6) Penetapan golongan dan kode barang milik daerah ditetapkan

oleh Kepala DPKAD setelah 1mendapat pertimbangan dan persetujuan Bupati.

Pasal 77

(1) Pengguna harus menyimpan dokumen kepemilikan barang milik daerah selain kendaraan, tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya.

(2) Pengelola harus menyimpan dokumen kepemilikan kendaraan, tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya.

Bagian Kedua Inventarisasi

Pasal 78

(1) Pengguna melakukan inventarisasi barang milik daerah paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.

(2) Dalam hal barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, inventarisasi dilakukan oleh Pengguna setiap tahun.

(3) Pengguna menyampaikan laporan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Pengelola paling lama 3 (tiga) bulan setelah selesainya

inventarisasi.

Pasal 79 Pengelola melakukan inventarisasi barang milik daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.

Bagian Ketiga

Pelaporan

Pasal 80

Page 99: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

99

(1) Kuasa Pengguna harus menyusun laporan barang Kuasa Pengguna semesteran dan tahunan sebagai bahan untuk

menyusun neraca satuan kerja untuk disampaikan kepada Pengguna.

(2) Pengguna menghimpun laporan barang Kuasa Pengguna semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyusunan laporan barang Pengguna

semesteran dan tahunan. (3) Laporan Barang Pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca Satuan

Kerja Perangkat Daerah untuk disampaikan kepada Pengelola.

Pasal 81 (1) Pengelola harus menyusun laporan barang Pengelola

semesteran dan tahunan. (2) Pengelola harus menghimpun laporan barang Pengguna

semesteran dan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) serta laporan barang Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan penyusunan laporan

barang milik daerah. (3) Laporan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca

Pemerintah Daerah.

Bagian Keempat Pra Rekonsiliasi dan Rekonsiliasi

Pasal 82 (1) Pengguna dan Kuasa Pengguna dalam membuat laporan

barang milik daerah dari SKPD/Unit Kerjanya didahului dengan melakukan pra rekonsiliasi internal.

(2) Rekonsiliasi internal sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah membandingkan laporan barang milik daerah dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atas SKPD/Unit Kerja yang

bersangkutan. (3) Apabila terdapat penetapan/pengalihan status penggunaan

aset tetap untuk disajikan pada Buku Inventaris masing-masing entitas pelaporan, Pengguna dan Kuasa Pengguna wajib mengusulkan kepada Bupati melalui Pengelola.

(4) Pengguna dan Kuasa Pengguna melakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data barang milik daerah sesuai jenjang pelaporan yaitu pada tingkat: a. Internal Unit Kerja;

Page 100: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

100

b. Internal SKPD;

c. Internal SKPD beserta Unit Kerjanya ;

d. SKPD beserta Unit Kerjanya dengan Pengelola.

(5) Rekonsiliasi internal dilaksanakan oleh Pengurus/Pembantu Pengurus dan Penyimpan/Pembantu Penyimpan Barang dengan urusan Akuntansi Unit Kerja/Pejabat Penatausahaan

Keuangan/ Bendahara/Pejabat yang menangani laporan keuangan di unit kerja atau SKPD-nya.

(6) Hasil rekonsiliasi internal pada setiap jenjang dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Berita Acara Rekonsiliasi dan Klarifikasi Aset Internal dan disertakan dalam laporan barang

milik daerah. (7) Pengelola melalui Pembantu Pengelola merekonsiliasi kembali

laporan barang milik daerah yang disampaikan oleh SKPD

beserta Unit Kerjanya sesuai dengan data-data Rekonsiliasi internal, data-data Pra Rekonsiliasi dan data Klarifikasi.

(8) Hasil pemutakhiran data dan rekonsiliasi data barang milik daerah antara Pengguna dengan Pembantu Pengelola dituangkan dalam Berita Acara Pemutakhiran Data dan

Rekonsiliasi Data barang milik daerah tingkat Pengelola. (9) Pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan

dilakukannya perbaikan atas Laporan Barang, maka laporan harus diperbaiki dan disusun ulang serta ditandatangani oleh Pengurus, Penyimpan dan unit akuntansi masing-masing

SKPD/ Unit Kerja terkait, untuk disampaikan kepada Pembantu Pengelola dan Bidang Akuntansi DPPKAD Cilacap.

Pasal 83

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV

PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal 84

Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan menetapkan

kebijakan umum pengelolaan barang milik daerah.

Page 101: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

101

Bagian Kedua Pengawasan dan Pengendalian

Pasal 85

Pengawasan dan Pengendalian barang milik daerah dilakukan oleh: a. Pengguna melalui pemantauan dan penertiban; dan/atau

b. Pengelola melalui pemantauan dan investigasi.

Pasal 86

(1) Pengguna melakukan pemantauan dan penertiban terhadap

Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik

daerah yang berada di dalam penguasaannya. (2) Pelaksanaan pemantauan dan penertiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) untuk kantor/satuan kerja

dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna. (3) Pengguna dan Kuasa Pengguna dapat meminta aparat

pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan audit tindak

lanjut hasil pemantauan dan penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(4) Pengguna dan Kuasa Pengguna menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 87

(1) Pengelola melakukan pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Pemindahtanganan barang milik daerah, dalam rangka penertiban Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. (2) Pemantauan dan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat ditindaklanjuti oleh Pengelola dengan meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan audit atas pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Pemindahtanganan barang milik daerah. (3) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan

kepada Pengelola untuk ditindaklanjuti sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 102: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

102

BAB XV PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

OLEH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Pasal 88

(1) Barang milik daerah yang digunakan oleh Badan Layanan

Umum Daerah merupakan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan Umum Daerah yang bersangkutan.

(2) Pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan peraturan pelaksanaannya, kecuali terhadap

barang yang dikelola dan/atau dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai

dengan tugas dan fungsi Badan Layanan Umum Daerah diatur melalui Peraturan Bupati.

Pasal 89

Pengelola dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah dalam

pelaksanaan Pemanfaatan dan Pemindahtanganan barang milik daerah.

BAB XVI

BARANG MILIK DAERAH

BERUPA RUMAH NEGARA

Pasal 90

(1) Rumah Negara merupakan barang milik daerah yang

diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat negara dan/atau pegawai negeri.

(2) Pengelolaan barang milik daerah berupa Rumah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bupati

dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Rumah Negara.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penggunaan,

pemindahtanganan, penghapusan, penatausahaan, pengawasan dan pengendalian barang milik daerah berupa Rumah Negara sesuai peraturan perundang-undangan.

Page 103: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

103

BAB XVII PEMBIAYAAN

Pasal 91

(1) APBD mengalokasikan biaya operasional dalam pelaksanaan tertib pengelolaan barang milik daerah.

(2) Pejabat/pegawai yang melaksanaan pengelolaan barang milik daerah yang menghasilkan pendapatan daerah dapat diberikan

insentif.

(3) Pejabat/pegawai selaku pengurus barang dalam melaksanakan tugas rutinnya diberikan tunjangan yang besarannya

disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

(4) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepada pejabat/pegawai yang melaksanaan pengelolaan barang daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB XVIII GANTI RUGI DAN SANKSI

Pasal 92

a. Setiap kerugian daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan atau pelanggaran hukum atas pengelolaan barang milik daerah diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 93

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 94

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 104: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

104

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran

Daerah Kabupaten Cilacap.

Ditetapkan di : CILACAP Pada Tanggal :

Bupati Cilacap Ttd

H. Tatto Suwarto Pamuji

LEMBARAN DAERAH TAHUN …… NOMOR ……

Page 105: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

105

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

NOMOR ………. TAHUN ……….

TENTANG

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Umum 1. Dasar Pemikiran

Barang milik daerah merupakan barang yang diperoleh dari pelaksanaan perjanjian atau kontrak dan perolehan lain

yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dari berbagai metode perolehan barang milik daerah secara substnatif menempatkan masyarakat atau publik sebagai

konteksnya. Pelaksanaan perjanjian atau kontrak misalnya sumber pembiayaannya adalah Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD). Secara hakikat, APBD adalah uang publik yang pengeloaannya didelegasikan kepada Pemerintah Daerah. Karena APBD adalah uang publik, maka segala hal yang terkait

dengan pengeluaran harus diorientasikan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik.

Begitu halnya dengan metode-metode lain seperti hibah,

pelaksanaan keputusan pengadilan, dan alih status desa menjadi kelurahan menempatkan publik sebagai basis politis

filosofisnya. Artinya bahwa ketersediaan atau keberadaan barang milik daerah terwujud sebagai implikasi dari eksistensi publik di dalamnya. Hal ini memberi implikasi lebih lanjut

dalam hal pengelolaan barang milik daerah yang secara substantif menempatkan publik sebagai pusat orientasinya.

Pengelolaan barang milik daerah memiliki banyak

cakupan yang antara satu dengan lainnya saling terkoneksi. Kesatuan sistem ini dilakukan untuk memberi kepastian dan

pengendalian yang komprehensif sehingga tujuan-tujuan pengelolaan barang milik daerah dapat tercapai secara efektif dan efisisen.

Secara umum, pengelolaan barang milik daerah menggunakan pendekatan teknokratis dalam arti berbasis

sistem yang aksesable dan memberikan keterbukaan informasi yang utuh. Melalui sistem seperti ini, pengelolaan barang milik daerah memberi ruang yang cukup kepada publik sebagai

pemilik hakiki melakukan pengawasan dan kontrol atas penggunaan, pemanfaatan, dan jenis-jenis lain dalam kerangka pengelolaan barang milik daerah.

Page 106: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

106

Isu strategis yang cukup masif dalam pengelolaan barang milik daerah adalah inefisiensi, penyalahgunaan, dan

kerusakan/kehilangan. Isu inefisiensi berdampak secara sistemik ke beberapa hal pengelolaan pemerintahan terutama

terkait dengan performa neraca daerah. Selain itu juga menimbulkan inefisiensi anggaran dalam bentuk pemborosan akibat pemeliharaan barang-barang yang sudah tidak memiliki

masa depan ekonomi. Beban keuangan daerah untuk pemeliharaan barang-arang yang tidak memiliki masa depan ekonomi berpotensi mereduksi upaya-upaya Pemerintah

Daerah mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sementara isu penyalahgunaan barang milik daerah

mucul sebagai implikasi langsung ketidaktertiban penatausahaannya. Beberapa pihak bisa memanfaatkan celah kelemahan ini untuk menyalahgunakan barang milik daerah

dan dalam beberapa kasus bisa terjadi penghilangan atau penggelapan. Kasus ini memungkinkan terjadi ketika

penatausahaan yang melingkupi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan tidak dilakukan secara sistematis dan terkendali secara komprehensif.

Sedangkan isu kerusakan atau kehilangan lebih karena persoalan perencanaan barang milik daerah yang dilakukan kurang terpadu. Beberapa SKPD memiliki stok barang

berlimpah sehingga terjadi penumpukkan dan tidak produktif, sementara terdapat SKPD lain kekurangan barang yang

menunjang bagi pelaksanaan tugas dan fungsi pokoknya. Situasi ini yang kemudian berdampak terhadap kondisi barang yang kurang terawat atau memiliki beban lebih kerja yang

apabila tidak dikendalikan dapat berpengaruh terhadap tingkat kerusakan yang tinggi.

Atas beberapa hal di atas, penyusunan Naskah Akademik

Pengelolaan Barang Milik Daerah mendesak dilakukan untuk memberi panduan dan referensi pihak-pihak terkait menuju

model pengelolaan yang profesional, efektif, dan produktif. Keberadaan regulasi yang ada kurang akomodatif karena terdapat beberapa hal krusial yang penting yang ternyata

berdampak terhadap menurunnya kinerja pemerintah dalam pengelolaan barang milik daerah.

2. Ruang Lingkup

Pengelolaan barang milik daeran memiliki 4 (empat)

ruang lingkup utama, yaitu melakukan pengamanan, meningkatkan produktivitas, profesionalisme penatausahaan, dan distribusi wewenang dan otoritas. 4 (empat) ruang lingkup

ini menjadi satu kesatuan utuh pengelolaan barang milik

Page 107: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

107

daerah yang secara strategis diarahkan sebagai upaya meningaktakn efektifitas dan efisiensi barang milik daerah.

secara taktis, pengelolaan dengan 4 (empat) ruang lingkup diatas dilakukan dalam upaya meningaktkan kinerja

pengelolaan dalam neraca daerah. Pencapaian srategis dilakukan melalui pendekatan

partisipatif melalui upaya meningkatkan ruang bagi publik

untuk berkontribusi dalam pengelolaan misalnya dalam bentuk pengawasan dan kontrol. Sementara secara taktis dilakukan dengan memberikan pedoman-pedoman teknis yang bisa

dijadikan sebagai dasar bagi pengelolaan barang dan mengantisipasi hal-hal lain yang berpotensi terhadap

menurunnya kinerja pengelolaan barang milik daerah. a. Pengamanan barang milik daerah. Lingkup ini diregulasi

dengan memperjelas distribusi kewenangan masing-masing

aktor dan mekanisme pelaporan dalam durasi waktu yang reguler. Selain penertiban secara administratif, pengamanan

barang dilakukan dengan melakukan pengecekan secara berkala dan inisiasi memunculkan forum pra rekonsiliasi dan rekonsiliasi antar pihak pengelola barang milik daerah.

Melalui proses yang bertingkat ini, keamanan barang milik daerah relatif terjamin. Masing-masing aktor pengelola akan melakukan pertemuan secara rutin di akhir tahun untuk

merekonsiliasi kondisi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.

b. Meningkatkan produktivitas barang milik daerah; salah satu tujuan pengelolaan barang milik daerah adalah meningkatkan pendapatan daerah dan atau mereduksi

beban keuangan daerah atas biaya pemeliharaan. Dalam kerangka meningkatkan pelayanan publik daerah, barang milik daerah dikelola untuk berkontribusi baik dalam

penerimaan atau mengurangi beban biaya pemeliharaan. Dalam konteks peningkatan penerimaan, pengelolaan

barang milik daerah diatur melalui pasal-pasal pemanfaatan. Sementara untuk peningkatan pelayanan diatur dalam paal-pasal penggunaan. Dengan pengaturan

regulatif di bidang penggunaan dan pemanfaatan, keberadaan barang milik daerah dapat secara nyata

berkontribusi terhadap peningakatan pelayanan publik dalam bentuk optimalisasi penerimaan dan atau mengurangi beban biaya daerah.

c. Penatausahaan barang milik daerah. barang milik daerah sebagai salah satu aset daerah merupakan kekayaan publik dari suatu daerah tertentu. Kekacauan penatausahaan

berdampak terhadap tidak jelas dan terukurnya aset-aset

Page 108: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

108

yang ada sehingga berimplikasi terhadap hilang atau rusaknya barang. Kondisi ini tentu berdampak secara

langsung terhadap kesejaheteraan masyarakat karena terdapat alokasi-alokasi khusus teerhadap barang milik

daerah yag kurag optimal. Penatausahaan dalam bentuk pembukuan, inventarisasi dan pelaporan menjadi penting agar seluruh kekayaan terutama barang milik daerah dapat

didayagunakan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan sosial.

d. Distribusi otoritas dan wewenang para pihak dalam

pengelolaan barang milik daerah. Asas profesionlitas salah satunya diwujudkan dalam bentuk pembagian dan

distribusi otoritas dan wewenang terhadap pihak-pihak terkait. Melalui proses ini, masing-masing pihak terkerangkakan dalam sistem kerja yang menyeluruh dan

terjadi proses otomatisasi cross dan check antarpihak. Distribusi ini juga memungkinkan atarpihak terhindar dari

konflik kepentingan yang berpotensi merugikan daerah dalam bentuk-betuk penyelewengan dan penyalahgunaan barang milik daerah. melalui distribusi, masing-masing

pihak dikoneksikan secara sistemik dan organik sehingga bisa berlaku profesional dan proporsional.

3. Pejabat Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada dasarnya pengadaan barang milik daerah dimaksudkan

untuk digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna /Kuasa Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara, sehingga apabila terdapat barang milik daerah yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang wajib

diserahkan kepada Pengelola Barang. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 mengatur bahwa

Pengguna Barang wajib menyerahkan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengguna kepada Pengelola. Dalam ketentuan ini, Pengelola

bersifat pasif dan dalam pelaksanaan tanggung jawab ini harus didahului dengan pelaksanaan Inventarisasi dan audit.

Ketentuan ini dalam pelaksanaannya kurang mampu meminimalkan barang milik daerah.

4. Perencanaan Kebutuhan, Penganggaran, dan Pengadaan Barang Milik Daerah Perencanaan barang milik daerah merupakan kegiatan yang

dilaksanakan untuk menghubungkan antara ketersediaan

Page 109: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

109

barang milik daerah sebagai hasil pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan dalam rangka

meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan daerah. Perencanaan barang milik daerah harus dapat mencerminkan

kebutuhan riil barang milik daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah pada

rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Perencanaan barang milik daerah selanjutnya akan menjadi dasar dalam Perencanaan Kebutuhan, penganggaran, dan

pengadaan barang milik daerah. Rencana kebutuhan barang milik daerah disusun dengan mempertimbangkan pemenuhan

kebutuhan dengan mekanisme pembelian (solusi aset), Pinjam Pakai, Sewa, sewa beli (solusi non aset) atau mekanisme lainnya yang dianggap lebih efektif dan efisien sesuai

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

5. Penggunaan Barang Milik Daerah Barang milik daerah yang sedang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat

dipindahtangankan. Barang milik daerah harus ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna. Barang milik daerah yang telah ditetapkan status

penggunaannya pada Pengguna dapat dialihkan status penggunaannya kepada Pengguna lainnya atau digunakan

sementara oleh Pengguna lainnya.

6. Penatausahaan Barang Milik Daerah

Penatausahaan barang milik daerah meliputi kegiatan pembukuan, Inventarisasi, dan pelaporan. Tertibnya Penatausahaan barang milik daerah dapat sekaligus

mewujudkan pengelolaan barang milik daerah yang tertib, efektif, dan optimal.

Penatausahaan barang milik daerah dilaksanakan dengan berpedoman pada kebijakan umum Penatausahan barang milik daerah yang ditetapkan oleh Bupati.

Hasil Penatausahaan barang milik daerah digunakan dalam rangka penyusunan neraca Pemerintah Daerah, Perencanaan

Kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah yang secara langsung akan menjadi bahan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

dan perencanaan barang milik daerah. Pelaporan barang milik daerah disusun menurut perkiraan neraca yang terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya.

Aset lancar berupa persediaan, aset tetap berupa tanah,

Page 110: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

110

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset lainnya terdiri dari aset tak berwujud, aset kemitraan dengan pihak ketiga dan aset tetap yang dihentikan dari

penggunaan operasional pemerintahan.

7. Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Daerah

Pengamanan dan Pemeliharaan barang milik daerah dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pengelola/Pengguna/Kuasa Pengguna sesuai dengan

kewenangan masing-masing. Pengamanan barang milik daerah dilaksanakan untuk

terciptanya tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum dalam pengelolaan barang milik daerah.

8. Penilaian Barang Milik Daerah Penilaian barang milik daerah dilaksanakan dalam rangka

mendapatkan nilai wajar. Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan barang milik daerah.

Dalam kondisi tertentu, barang milik daerah yang telah ditetapkan nilainya dalam neraca Pemerintah Daerah, dapat dilakukan Penilaian kembali.

9. Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah

barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak sedang dimanfaatkan wajib diserahkan kepada Pengelola.

Pemanfaatan dan Pemindahtanganan barang milik daerah dilakukan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan barang milik daerah dan untuk mendukung pengelolaan keuangan

Daerah. 10. Pemusnahan Barang Milik Daerah

Pemusnahan barang milik daerah dilakukan dalam hal barang milik daerah sudah tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, atau alasan lainnya sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pemusnahan barang milik daerah harus mempertimbangkan

tidak adanya unsur kerugian bagi Daerah dan kesejahteraan masyarakat.

11. Penghapusan Barang Milik Daerah Penghapusan barang milik daerah merupakan kegiatan akhir dari pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah, sebagai

upaya untuk membersihkan pembukuan dan laporan barang

Page 111: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

111

milik daerah dari catatan atas barang milik daerah yang sudah tidak berada dalam penguasaan Pengelola/Pengguna/Kuasa

Pengguna dengan selalu memperhatikan asas-asas dalam pengelolaan barang milik daerah.

Pasal Demi Pasal

Pasal 1 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7) Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas Ayat (9)

Cukup jelas Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11) Cukup jelas

Ayat (12)

Cukup jelas Ayat (13)

Cukup jelas Ayat (14)

Cukup jelas

Ayat (15) Cukup jelas

Ayat (16) Cukup jelas

Ayat (17)

Cukup jelas Ayat (18)

Cukup jelas

Ayat (19)

Page 112: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

112

Cukup jelas Ayat (20)

Cukup jelas Ayat (21)

Cukup jelas Ayat (22)

Cukup jelas

Ayat (23) Cukup jelas

Ayat (24)

Cukup jelas Ayat (25)

Cukup jelas Ayat (26)

Cukup jelas

Ayat (27) Cukup jelas

Ayat (28) Cukup jelas

Ayat (29)

Cukup jelas Ayat (30)

Cukup jelas

Ayat (31) Cukup jelas

Ayat (32) Cukup jelas

Ayat (33)

Cukup jelas Ayat (34)

Cukup jelas

Ayat (35) Cukup jelas

Ayat (36) Cukup jelas

Ayat (37)

Cukup jelas Ayat (38)

Cukup jelas Ayat (39)

Cukup jelas

Ayat (40) Cukup jelas

Ayat (41)

Cukup jelas

Page 113: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

113

Ayat (42) Cukup jelas

Ayat (43) Cukup jelas

Ayat (44) Cukup jelas

Ayat (45)

Cukup jelas Ayat (46)

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a Yang dimaksud dengan mengamankan adalah menghindarkan barang milik daerah dari kerusakan

dan kehilangan. Huruf b

Penyeragaman langkah dan tindakan dalam pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan oleh Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna, Kuasa

Pengguna, Pengurus, dan Penyimpan. Huruf c

Yang dimaksud jaminan adalah kepastian hukum

yang memberi jaminan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan barang milik daerah bahwa yang

dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum. Pasal 3

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas Pasal 4

Huruf a

Page 114: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

114

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Pasal 5 Ayat (1)

Huruf a

Huruf b Ayat (2)

Huruf a Termasuk dalam ketentuan ini meliputi hibah/sumbangan atau yang sejenis dari

negara/lembaga internasional dalam kerangka penanganan bencana.

Huruf b

Termasuk dalam ketentuan ini antara lain barang yang diperoleh dari kontrak karya,

kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama dan perjanjian dengan pihak lain serta kerja sama Pemerintah Daerah dengan badan usaha dalam

penyediaan infrastruktur. Huruf c

Semua barang milik desa setelah beralih status

menjadi kelurahan barang tersebut menjadi barang milik daerah. pengeloaannya diserahkan

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kelurahan sebagai SKPD berstatus Pengguna yang pelaksanaannya berpedoman pada Perda

ini. Huruf d

Termasuk barang yang diperoleh berdasar kerjasama dengan pihak-pihak lain yang tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku di

Indonesia. Huruf e

Page 115: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

115

Misalnya penyitaan terhadap barang yang disengketakan pihak-pihak lain dengan Perintah

Daerah.

Pasal 6 Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas Huruf i

Cukup jelas

Huruf j Cukup jelas

Huruf k Cukup jelas

Huruf l

Cukup jelas Huruf m

Cukup jelas

Huruf n Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Page 116: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

116

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas

Pasal 8

Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Page 117: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

117

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas Huruf h

Cukup jelas

Huruf i Cukup jelas

Huruf j

Cukup jelas Huruf k

Cukup jelas Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 9 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “ketersediaan barang milik daerah yang ada” adalah barang milik daerah, baik yang ada di Pengelola maupun Pengguna.

Ayat (2) Perencanaan pengadaan dibuat dengan

mempertimbangkan pengadaan barang melalui mekanisme pembelian, Pinjam Pakai, Sewa, sewa beli (leasing), atau mekanisme lainnya yang lebih efektif

dan efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan Daerah. Perencanaan pemeliharaan,

Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan

Page 118: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

118

barang milik daerah dapat dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) tahun.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7) Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Dokumen-dokumen rencana pembangunan daerah meliputi visi dan misi Bupati, RPJP,

RPJM, pokok-pokok pikiran DPRD, Renja SKPD, RKPD, dan Musrenbang.

Huruf c Yang dimaksud dengan kondisi mendesak adalah kondisi yang tidak sesuai dengan

perencanaan semula yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa yag tidak bisa diantisipasi

seperti bencana alam, endemi penyakit, kerusuhan, dan gangguan sosial serta keamanan lainnya.

Huruf d Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 119: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

119

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12 Pasal 13

Huruf a Semua barang yang berasal dari sumbangan pihak ketiga baik dalam keadaan normal maupun untuk

pembangunan mapun sumbangan untuk penanggulangan keadaan darurat seperti bencana

alam. Huruf b

Perjanjian kontrak yang dimaksud adalah kontrak

yang berimplikasi terhadap pembiayaan yang bersumber darai APBD.

Huruf c Semua barang milik desa baik yang bersertipikat atas nama desa ataupun masih atas nama perseorangan

menjadi barang milik daerah. Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Barang milik desa yang diperoleh akibat sengketa

hukum yang melibatkan Pemerintah Daerah yang telah diputus oleh pengadilan dan telah memiliki status hukum yang berkekuatan hukum tetap.

Pasal 14

Ayat (1)

Huruf a Perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban kegiatan dilaksanakan oleh masyarakat atau kelompok penerima pekerjaan.

Huruf b

Seleksi pelaksana pekerjaan dilakukan melalui mekanisme lelang.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 15 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 120: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

120

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Penagihan dilakukan apabila penyedia barang milik daerah yang telah memenangkan tender tidak bisa menyerahkan barang sebagaimana kontrak atau

perjanjian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 17

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 18 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 19 Ayat (1)

Perjanjian tertentu adalah surat penunjukkan kerja. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas Pasal 20

Ayat (1)

Page 121: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

121

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Kondisi tertentu adalah keadaan mendesak yang membutuhkan keputusan cepat dari Pemerintah

Daerah untuk mengatasi persoalan yang muncul. Sifat mendesak dalam kondisi tertentu diputuskan oleh

Pengelola setelah berkoordinasi dengan Pengguna barang milik daerah yang bersangkutan.

Ayat (3)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Ayat (4)

Kondisi tertentu adalah keadaan khusus yang

membutuhkan keputusan cepat dari pengelola atas barang milik daerah yang berapa pada Pengguna atau Kuasa Pengguna untuk menunjang tugas pokok dan

fungsi pada Pengguna dan Kuasa Pengguna yang lain karena tidak ada atau rusaknya barang milik daerah

Pasal 23

Ayat (1)

Persetujuan Bupati sekurang-kurangnya memuat mengenai wewenang dan tanggung jawab Pengguna

Barang dan Pengguna Barang sementara. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 24

Page 122: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

122

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Barang milik daerah berstatus tidak digunakan oleh

Pengguna apabila kelebihan stok, sudah ada barang pengganti, kekurangan tenaga teknis pengurus barang, kurang produktif mendukung penerimaan

daerah. Pasal 25

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 26 Ayat (1)

Sebelum menetapkan penggunaan yang baru untuk

barang milik daerah, Bupati menunggu hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten.

Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas Pasal 27

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Pasal 28

Ayat (1)

Page 123: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

123

Huruf a Persetujuan Bupati sekurang-kurangnya

memuat mengenai wewenang dan tanggung jawab Pengelola.

Huruf b Persetujuan Pengelola sekurang-kurangnya memuat mengenai wewenang dan tanggung

jawab Pengguna. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Yang dimaksud dengan ”pertimbangan teknis” antara

lain berkenaan dengan kondisi atau keadaan barang milik daerah dan rencana Penggunaan.

Pasal 29 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Yang dimaksud dengan “kerja sama infrastruktur”

adalah penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 30 Ayat (1)

Menguntungkan daerah dalam bentuk mendapatkan penerimaan bagi keuangan daerah dan atau mengurangi beban biaya atas keuangan daerah.

Ayat (2) Yang bisa diperpanjang hanya untuk kerjasama

infrastruktur yang memiliki karakteristik usaha lebih dari 5 tahun seperti penyewaan lahan untuk pasar.

Ayat (3)

Huruf a Sepanjang belum ada keputusan penggunaan barang milik daerah yang baru dari Bupati.

Huruf b

Page 124: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

124

Bertujuan meningkatkan optimalisasi penggunaan barang milik daerah.

Huruf c Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Ayat (7) Yang dimaksud dengan “besaran Sewa” adalah besaran nilai nominal sewa barang milik daerah yang

ditentukan. Nilai Sewa ditentukan dengan cara mengalikan suatu indeks tertentu dengan nilai barang

milik daerah. Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9) Cukup jelas

Pasal 31 Ayat (1)

Ketentuan retribusi pemanfaatan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dibebankan kepada penyewa.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 32

Ayat (1)

Pinjam pakai barang milik daerah dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah termasuk Pemerintah Desa dengan perjanjian pinjam-pakai yang setidaknya

Page 125: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

125

mengatur wewenang dan tanggungjawab peminjam-pakai.

Ayat (2) Belum dimanfaatkan untuk kepentingan

penyelenggaran pelayanan publik dasar oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah. Tidak termasuk dalam pengertian Pinjam Pakai adalah pengalihan

Penggunaan barang antar Pengguna barang milik daerah.

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Pasal 33 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Pendapatan berupa uang untuk keuangan daerah.

Pasal 34

Ayat (1)

Huruf a Sepanjang belum ada keputusan Bupati atas

status peggunaan barang milik daerah yang baru.

Huruf b

Melalui pertimbangan apabila dimanfaatkan oleh pihak lain dapat memberi keuntungan yang

lebih daripada saat digunakan oleh Pengguna. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Page 126: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

126

Pasal 35

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Perhitungan besaran konstribusi pembagian keuntungan yang merupakan bagian

Pemerintah Daerah harus memperhatikan perbandingan nilai barang milik daerah yang

dijadikan objek Kerja Sama Pemanfaatan dan manfaat lain yang diterima Pemerintah Daerah dengan nilai investasi mitra dalam Kerja Sama

Pemanfaatan. Huruf d

Penetapan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan

mitra. Huruf e

Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas Huruf h

Cukup jelas

Page 127: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

127

Pasal 36 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 37

Ayat (1) Huruf a

Spesifikasi bangunan dan fasilitas pada

pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna disesuaikan dengan kebutuhan

penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan daerah.

Huruf b

Huruf c Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 38 Cukup jelas

Pasal 39

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Ayat (4) Yang dimaksud dengan ”hasil” adalah bangunan beserta fasilitas yang telah diserahkan oleh mitra

setelah berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan untuk Bangun Guna Serah atau setelah selesainya pembangunan untuk Bangun Serah Guna.

Ayat (5)

Page 128: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

128

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas Ayat (7)

Cukup jelas Pasal 40

Ayat (1) Fungsi pengawasan dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten.

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Pasal 41

Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 42

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Ayat (3)

Perpanjangan jangka waktu kerja sama hanya dapat

dilakukan apabila terjadi government force majeure,

Page 129: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

129

seperti dampak kebijakan pemerintah yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi, politik,

sosial, dan keamanan. Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Ayat (6) Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas Ayat (8)

Cukup jelas Ayat (9)

Cukup jelas

Pasal 43

Ayat (1)

Baik barang milik desa yang sertipikat kepemilikannya atas nama desa atau masih atas nama orang lain.

Ayat (2) Pemanfaatan barang milik daerah yang berasal dari perubahan status desa menjadi kelurahan

diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Pasal 44 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Page 130: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

130

Huruf e Cukup jelas

Pasal 45

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 46

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 47 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”pemeliharaan” adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua barang milik daerah agar selalu

dalam keadaan baik dan layak serta siap digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Ayat (2)

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang merupakan bagian dari Daftar Kebutuhan barang milik daerah.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7) Cukup jelas

Pasal 48

Page 131: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

131

Ayat (1) Yang dimaksud dengan ”secara berkala” adalah setiap

enam bulan/per semester. Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 49 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas Pasal 51

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “tim” adalah Penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah yang diangkat

oleh Bupati serta diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan penilaian,

termasuk atas hasil penilaiannya secara independen. Yang dimaksud dengan “Penilai Independen” adalah Penilai selain Penilai Pemerintah yang mempunyai izin

praktik Penilaian dan menjadi anggota asosiasi Penilai yang diakui oleh Pemerintah.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “nilai wajar” adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau

dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal Penilaian.

Nilai wajar yang diperoleh dari hasil Penilaian menjadi tanggung jawab Penilai.

Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundang-undangan” diantaranya ketentuan yang mengatur mengenai standar Penilaian.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Page 132: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

132

Pasal 52

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Penilaian barang milik daerah dilakukan diawal akan dimulainya perjanjian. Penilaian ini untuk mengetahui nilai barang dasar sebelum perjanjian dilaksanakan.

Penilain kedua dilakukan setelah perjanjian selesai. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui dampak

pemanfaatan oleh pihak lain terhadap nilai barang milik daerah. Pendapatan daerah atas pemanfaatan barang milik daerah memberikan keuntungan atau

sebaliknya setelah dihitung selisih nilai barang milik daerah diawal dan diakhir perjanjian.

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 54 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Pasal 55 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 133: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

133

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Huruf a

Tidak sesuai dengan tata ruang wilayah artinya pada lokasi barang milik daerah berupa tanah

dan/atau bangunan dimaksud terjadi perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan wilayah, misalnya dari peruntukan

wilayah perkantoran menjadi wilayah perdagangan.

Tidak sesuai dengan penataan kota artinya atas barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dimaksud perlu dilakukan

penyesuaian, yang berakibat pada perubahan luas tanah dan/atau bangunan tersebut.

Huruf b

Yang dihapuskan adalah bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut untuk dirobohkan yang

selanjutnya didirikan bangunan baru di atas tanah yang sama (rekonstruksi) sesuai dengan alokasi anggaran yang telah disediakan dalam

dokumen penganggaran. Huruf c

Yang dimaksud dengan “tanah dan/atau

bangunan diperuntukkan bagi pegawai negeri” adalah:

- tanah dan/atau bangunan yang merupakan kategori Rumah Negara/daerah golongan III.

- tanah, yang merupakan tanah kavling yang menurut perencanaan awalnya untuk

pembangunan perumahan pegawai negeri. Huruf d

Yang dimaksudkan dengan “kepentingan

umum” adalah kegiatan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat

luas, rakyat banyak/bersama, dan/atau kepentingan pembangunan, termasuk diantaranya kegiatan Pemerintah Daerah dalam

Page 134: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

134

lingkup hubungan persahabatan antara daerah dengan masyarakat/lembaga.

Kategori bidang kegiatan yang termasuk untuk kepentingan umum antara lain:

- jalan umum termasuk akses jalan sesuai peraturan perundangan, yaitu jalan tol, dan rel kereta api;

- saluran air minum/air bersih dan/atau

saluran pembuangan air;

- waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, termasuk saluran irigasi;

- rumah sakit umum dan pusat kesehatan

masyarakat;

- pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, atau terminal;

- tempat ibadah;

- sekolah atau lembaga pendidikan non komersial;

- pasar umum;

- fasilitas pemakaman umum;

- fasilitas keselamatan umum, antara lain tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain bencana;

- sarana dan prasarana pos dan

telekomunikasi;

- sarana dan prasarana olahraga untuk umum;

- stasiun penyiaran radio dan televisi beserta

sarana pendukungnya untuk lembaga penyiaran publik;

- kantor pemerintah dan pemerintah daerah

- fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan tugas dan fungsinya;

- rumah susun sederhana;

- tempat pembuangan sampah untuk umum;

- cagar alam dan cagar budaya;

- promosi budaya nasional;

- pertamanan untuk umum;

- panti sosial;

- lembaga pemasyarakatan; dan

- pembangkit, turbin, transmisi, dan distribusi

tenaga listrik termasuk instalasi

Page 135: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

135

pendukungnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Huruf e Cukup jelas

Pasal 56

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Pasal 57

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Pasal 58

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”lelang” adalah penjualan barang milik daerah yang terbuka untuk umum

dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan

pengumuman lelang dan harus dilakukan di hadapan pejabat lelang.

Ayat (2)

Huruf a Yang termasuk ”barang milik daerah yang

bersifat khusus” adalah barang-barang yang diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan, misalnya Rumah

Negara golongan III yang dijual kepada penghuni.

Huruf b

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Page 136: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

136

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas Pasal 59

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6) Cukup jelas

Pasal 60

Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Tanah dan/atau bangunan yang berada di Pengguna antara lain tanah dan/atau bangunan

yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna tetapi tidak sesuai dengan tata ruang wilayah

atau penataan kota.

Page 137: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

137

Huruf c Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Pasal 61

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 62

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Page 138: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

138

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Pasal 63 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 64 Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Tanah dan/atau bangunan yang berada pada

Pengguna antara lain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan

untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran. Yang dimaksud dengan “dokumen

penganggaran” meliputi antara lain Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga

(RKA-KL) atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Huruf c

Yang dimaksud dengan “barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan” meliputi:

Page 139: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

139

a. barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya

untuk dihibahkan; b. barang milik daerah selain tanah dan/atau

bangunan lebih optimal apabila dihibahkan. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 65 Ayat (1)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Pasal 66

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Page 140: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

140

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Pasal 67 Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Tanah dan/atau bangunan yang berada pada

Pengguna antara lain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan

untuk disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran.

Yang dimaksud dengan “dokumen penganggaran” meliputi antara lain Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Huruf c Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang dimaksud pada ayat ini

meliputi: a. barang milik daerah selain tanah dan/atau

bangunan yang dari awal pengadaannya untuk disertakan sebagai modal Pemerintah Daerah;

b. barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang lebih optimal untuk disertakan sebagai modal Pemerintah

Daerah.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas Pasal 68

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Page 141: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

141

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas Huruf h

Cukup jelas Huruf i

Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas

Huruf g Cukup jelas

Pasal 69 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas

Pasal 70

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Page 142: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

142

Pasal 71 Cukup jelas

Pasal 72

Ayat (1) Misalnya aus, ketinggalan jaman, rusak berat, tidak sesuai kebutuhan organisasi, atau masa kegunaannya

telah berakhir. Ayat (2)

Huruf a

Barang milik daerah sudah tidak berada dalam penguasaan Pengguna dan/atau Kuasa

Pengguna disebabkan karena: a. penyerahan kepada Pengelola; b. pengalihan status Penggunaan barang milik

daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengguna lain;

c. Pemindahtanganan atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada pihak Lain;

d. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya;

e. menjalankan ketentuan undang-undang; f. Pemusnahan; atau

g. sebab lain antara lain karena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, dan mencair.

Huruf b

Cukup jelas

Pasal 73

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 74

Ayat (1)

Page 143: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

143

Yang dimaksud dengan “beralihnya kepemilikan” antara lain karena atas barang milik daerah dimaksud

telah terjadi Pemindahtanganan atau dalam rangka menjalankan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya. Yang dimaksud dengan “karena sebab lain” antara

lain karena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, dan mencair.

Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Pasal 75 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 76 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 77

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Pasal 78

Ayat (1)

Page 144: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

144

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 79

Cukup jelas Pasal 80

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 81 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 82 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Page 145: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

145

Ayat (7) Cukup jelas

Ayat (8) Cukup jelas

Ayat (9) Cukup jelas

Pasal 83 Cukup jelas

Pasal 84 Cukup jelas

Pasal 85

Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Pasal 86

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 87

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 88

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Badan Layanan Umum Daerah” adalah instansi di lingkungan Pemerintah

Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan dalam melakukan

Page 146: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

146

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “sepenuhnya untuk

menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan tugas dan fungsi” adalah bahwa layanan yang dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum Daerah

harus sesuai dengan dan tidak bergeser dari tugas dan fungsi Badan Layanan Umum Daerah yang bersangkutan.

Seluruh penerimaan dari pengelolaan barang milik daerah selain yang dikelola dan/atau dimanfaatkan

sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan Badan Layanan Umum Daerah yang bersangkutan wajib disetorkan ke Kas Umum Daerah

sebagai penerimaan daerah. Pasal 89

Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah dan/atau penggunaan jasa Pihak Lain dimaksudkan agar pelaksanaan Pemanfaatan dan Pemindahtanganan dapat dilaksanakan

secara lebih profesional. Pasal 90

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 91

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas Pasal 92

Huruf a Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Page 147: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

147

Pasal 93

Cukup jelas

Pasal 94 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH TAHUN …… NOMOR ……

Page 148: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

148

Notulen I Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Rabu, 28 Oktober 2015 Waktu : 15.30 – 17.30 WIB Tempat : IAIN Purwokerto Harun al Rasyid (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Tanggal 15 Desember 2015 Naskah Akademik Rancangan Peraturan

Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Banyumas 2015 sudah selesai.

2. Inventarisasi asset daerah Kabupaten Cilacap masih sulit, sehingga perlu dimaksimalkan dalam Rancangan Peraturan Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Banyumas 2015 yang baru.

Amat Nuri (LPPM IAIN Purwokerto) Tim penyusun Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Banyumas 2015. 1. Dr. Hj. Nita Triana, S.H., M.Si. (Koordinator) 2. Dr. H. Suwito, M.Ag. 3. Sony Susandra, M.Ag. 4. Ahmad Muttaqin, M.Si. 5. Endang Widuri, S.H., M.Hum. 6. Dani Kusumastuti, S.E., M.Si. Sony Susandra (IAIN Purwokerto) 1. Perbandingan PP Nomor 27 Tahun 2014 dengan PP Nomor 6 Tahun

2006 maupun PP Nomor 38 Tahun 2008. a. Terdapat beberapa tambahan definisi terkait BMN/D; Terdapat

perbedaan pada ruang lingkup BMN/D (Pasal 3 ayat (2); Terdapat perubahan atas wewenang dan tanggung jawab pengelola barang.

b. Pada bagian Perencanaan dan Kebutuhan Anggaran, terdapat:

penyederhanaan birokrasi di mana pengelola barang diizinkan.

perubahan wewenang dan tanggung jawab Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang; Terdapat perluasan ruang lingkup perencanaan; Sinkroninasi dengan mekanisme perencanaan dan penganggaran; Penyederhanaan lingkup pengaturan dan birokrasi.

c. Pada bagian Pengadaan dan Penggunaan, terdapat penyederhanaan lingkup penetapan status penggunaan; terdapat penyederhanaan birokrasi terkait dasar penetapan status penggunaan; terdapat eskalasi aturan PMK ke PP mengenai pengalihan status penggunaan dan penggunaan sementara; terdapat pengaturan mengenai BMN/D yang tidak digunakan (BMN Idle).

Page 149: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

149

d. Pada Bagian Pemanfaatan, terdapat diversifikasi pelaksana pemanfaatan BMN/D; 1 Terdapat terdapat penambahan mekanisme pemanfaatan, yaitu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur; Bagian Sewa, ada penambahan aturan mengenai bentuk sewa untuk infrastruktur; Terdapat penambahan aturan mengenai penyetoran uang sewa ke kas Negara; Bagian Pinjam Pakai, terdapat perubahan jangka waktu pinjam pakai dari 2 tahun menjadi 5 tahun dan hanya bisa diperpanjang 1 kali; Bagian Kerja Sama Pemanfaatan, Terdapat perubahan aturan dalam hal penetapan mitra KSP; Terdapat tambahan aturan mengenai jangka waktu pembagian kontribusi dan larangan bagi mitra KSP serta Terdapat perubahan dalam hal aturan tentang biaya persiapan dan pelaksanaan KSP.

e. Bagian Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna: Terdapat tambahan mengenai kerja sama pemanfaatan berupa penyediaan infrastruktur; Terdapat perubahan aturan dalam hal penetapan mitra BSG/BGS BMN/D; Bagian Kerja Sama Terdapat perubahan dalam hal aturan tentang biaya persiapan dan pelaksanaan BSG/BGS; Ditentukan persentase minimal hasil BSG/BGS yang harus langsung digunakan pemerintah; Terdapat penegasan bahwa hasil Bangun Serah Guna yang diserahkan kepada Pengelola Barang ditetapkan sebagai Penyediaan Infrastruktur. PP 6 tahun 2006 dan PP 38 tahun 2008 tidak mengatur khusus hal ini.

f. Bagian Pengamanan dan Pemeliharaan; Terdapat pasal tambahan yang menjadi dasar hukum mengenai implementasi asuransi BMN/D. Pada Bagian Pemeliharaan terdapat ketentuan tambahan mengenai biaya pemeliharaan BMN/D yang pemanfaatannya dilakukan oleh Pihak Lain.

g. Bagian Penilaian, Terdapat ketentuan mengenai penilaian kembali dalam „kondisi tertentu‟.

h. Bagian Pemindahtanganan, Terdapat penyederhanaan birokrasi dalam hal subjek pelaksana penjualan BMN/D; Pemberian dasar perhitungan nilai limit penjualan BMN secara lelang; Diperbolehkan tukar menukar dengan pemerintah negara lain (BMN) dan pemerintah daerah lain (BMD); Terdapat perluasan pertimbangan hibah.

i. Bagian Penghapusan, Terdapat penyederhanaan birokrasi. j. Bagian Pembukuan Terdapat beberapa perubahan terkait

ketentuan pembukuan BMN/D. k. Bagian Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian, Terdapat

tambahan ketentuan penetapan indikator kinerja di bidang pengelolaan Barang Milik Negara pada unit yang membidangi pengelolaan Barang Milik Negara oleh Pengguna Barang.

2. PP Nomor 27 Tahun 2014 mengatur secara khusus dan lebih rinci mengenai Pemusnahan, pengelolaan BMN oleh Badan Layanan Umum, serta BMN berupa Rumah Negara dalam bab tersendiri. Selain

Page 150: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

150

itu juga terdapat beberapa pasal yang mengalami perbedaan karena adanya penyempurnaan aturan pada PP Nomor 27 Tahun 2014

3. Kerangka pikir, meliputi: kejelasan status kepemilikan Barang Milik Daerah (BMD); dan Inventarisasi kekayaan daerah.

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Cilacap Tahun

2015 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah lebih difokuskan ke Barang.

2. Perda Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap, consideration; perencanaan; surat perjanjian kontrak (pemanfaatan); pemindahtanganan; penatausahaan (inventarisir). Hal yang menonjol dari 2 Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah yang perlu dibongkar, perbedaannya signifikan atau tidak, sehingga perlu melakukan observasi lapangan ke Cilacap.

3. Hal-hal yang belum ada dalam Perda Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap: a. Kartu inventarisir barang belum ada. b. Penilaian kualitas nilai barang dan penyusutan belum ada. c. Pemindahtanganan. d. Retribusi tidak jelas, misalnya di Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Cilacap, belum ada kejelasannya tentang Naskah Kerjasama/ Memorandum of Understanding (MOU)

e. Penghapusan belum ada. f. Neraca belum ada.

Tony Osmon (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Perlu adanya publikasi daerah terkait dengan penyusutan asset,

sehingga perlu pengukuran oleh lembaga yang independent (apprisial independent)

2. Banyaknya kasus permasalahan di Kabupaten Cilacap, misalnya bangunan Kantor Catatan Sipil masih bagus, dengan alasan tertentu dihancurkan, kemudian di bangun kembali Kantor Catatan Sipil yang baru.

3. Sedikitnya anggaran, sehingga Pengelolaan Barang Milik Daerah dilimpahkan ke Propinsi.

4. Ada pemeriksaan dengan alasan tertentu. 5. Tidak memungkinkan Badan Pemeriksa Keuangan R.I. melakukan

pemeriksaan, karena adanya pemusnahan dan penghapusan. Rohim (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Gedung pemerintahan yang ada di Kabupaten Cilacap belum

dimanfaatkan secara maksimal, misalnya disewakan.

Page 151: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

151

2. Perlu adanya pemanfaatan anggaran. 3. Perlu kerangka standar (petunjuk teknis) untuk penghapusan. 4. Status jalan kabupaten jadi jalan propinsi apakah termasuk

penghapusan. Nita Triana (IAIN Purwokerto) Dengan adanya PP pengadaan barang maka perda yang mengatur pengelolaan barang di Cilacap perlu disempurnakan. Sehingga perda yang akan kita buat perlu mengacu kepada PP terbaru (PP No 27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah). Endang Widuri (IAIN Purwokerto) Ada kejelasan penekanan definisi asset (barang berwujud dan barang tidak berwujud). Kejelasan status kepemilikan Barang Milik Daerah (BMD) dan Inventarisasi kekayaan daerah.

Page 152: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

152

Notulen II Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Kamis, 29 Oktober 2015 Waktu : 15.30 – 17.30 WIB Tempat : IAIN Purwokerto

Romlan (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/ Daerah, tukar guling untuk dimanfaatkan. 2. Perlu adanya standarisasi dalam teknis penyusutan nilai neraca.

Parsiyan (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Perlu ditambahkan dalam ketentuan umum mengenai pemeriksa yang

terkait penyerahan BMD dari pihak ketiga ke pengguna. 2. Belum dimasukkan dalam draft mengenai cara-cara memperoleh

barang milik daerah seperti melalui hibah dan sebagainya.

Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Konsideran 2. Ketentuan umum 3. Maksud tujuan asas ruang lingkup 4. Kedudukan tugas wewenang 5. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Sebelum peraturan terbaru mengenai pengelolaan barang milik

negara/daerah yatu PP 27 tahun 2014 perencanaan kebutuhan belum diintegrasikan dengan penganggaran. PP baru ini menekankan perlunya integrasi kedua proses tersebut agar tercipta efisiensi dan efektivitas anggaran.

2. Perencanaan kebutuhan BMD juga perlu disinkronkan dengan rencana pembangunan daerah, mulai dari jangka panjang, jangka menengah, dan seterusnya.

Nita Triana (IAIN Purwokerto) 1. Dengan adanya UU Desa yang menyatakan bahwa desa yang beralih

status menjadi kelurahan, segala aset desa menjadi milik pemerintah daerah, maka dalam pembuatan perda perlu mengacu dan memperhatikan bagaimana pengelolaan aset desa yang beralih status menjadi kelurahan tersebut.

Endang Widuri (IAIN Purwokerto) 1. Aset yang bersumber dari luar pelaksanaan APBD. Dalam hal ini,

pemerolehan aset tidak dikarenakan adanya realisasi anggaran

Page 153: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

153

daerah, baik anggaran belanja modal maupun belanja pegawai dan belanja barang & jasa.

Page 154: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

154

Notulen III Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Selasa, 3 Nopember 2015 Waktu : 15.30 – 17.30 WIB Tempat : IAIN Purwokerto Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Definisi mengenai Barang ditambahkan dalam ketentuan umum draft

raperda untuk memperjelas mengenai Barang Milik Daerah. 2. Penambahan pasal pada bab IV mengenai Pengadaan Barang, yaitu

pasal 11 yang berisi cara-cara memperoleh Barang Milik Daerah dan pasal 12 yang berisi tata cara pengadaan Barang Milik Daerah.

3. Dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui pemanfaatan BMD, ditambahkan pasal mengenai pemanfaatan BMD melalui pemungutan retribusi yang akan diatur selanjutnya dalam peraturan daerah (pasal 29).

4. Pada bab VII mengenai pemanfaatan dalam pasal mengenai pemanfaatan BMD melalui pinjam pakai, ditambahkan ayat yang menerangkan bahwa BMD dapat dipinjam-pakaikan sepanjang belum dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, dengan jangka pinjam pakai yaitu maksimal 5 tahun. Dalam ayat mengenai persyaratan perjanjian pinjam pakai ditambahkan poin e yang berbunyi “persyaratan lain yang dianggap perlu”. Penambahan ini dimaksudkan untuk memberi ruang pengembangan persyaratan dalam pinjam pakai BMD yang muncul sebagai tambahan di kemudian hari karena dipandang perlu. Pada bagian kelima mengenai tujuan kerjasama pemanfaatan ditambahkan kata “penerimaan”.

5. Masih pada bab pemanfaatan, ditambahkan ayat mengenai hal-hal yang dikecualikan dalam pasal kerjasama pemanfaatan BMD yaitu yang merupakan kerjasama pemanfaatan penyediaan infrastruktur yang jenisnya dirinci dalam ayat tersebut.

6. Guna memperjelas penggunaan/pemanfaatan BMD setelah berakhirnya masa kerjasama pemanfaatan khususnya berupa tanah atau bangunan, ditambahkan pasal baru yang terdiri dua ayat. Ayat pertama menyatakan bahwa setelah berakhir jangka waktu kerjasama pemanfaatan, bupati menetapkan status penggunaan/pemanfaatan atas tanah dan/atau bangunan sesuai peraturan perundang-undangan. Sedangkan ayat berikutnya mengatur mengenai pembebanan biaya yang timbul dari kerjasama pemanfaatan seluruhnya menjadi beban mitra kerjasama.

Page 155: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

155

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah berkaitan

dengan Peraturan Daerah lain, misalnya Peraturan Daerah Tentang Retribusi, sehingga perlu pengayaan peraturan dalam konsiderannya.

Fahmi (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap) Jangka waktu kerjasama pemanfaatan apa tidak terlalu lama, sampai 30 tahun? Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Kalau mau dimasukkan semua ketentuan mengenai tata cara

pelaksanaan pengadaan akan banyak sekali: Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai acuan peraturan saja tebalnya sampai lebih dari 140 halaman; belum lagi jika memasukkan perubahan-perubahannya yang sampai 4 kali,terakhir dirubah dengan PP no 4 tahun 2015 yang mewajibkan sistem pengadaan barang secara elektronik. Oleh karena itu untuk efisiennya, draft cukup menyatakan bahwa tata cara pelaksanaan pengadaan mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Nita Triana (IAIN Purwokerto) 1. Perlu diperhatikan tentang pemanfaatan barang yang tidak baru lagi,

sehingga dari segi pemanfaatan yang bisa diambil dari barang tersebut lebih sedikit di banding maintenance/pemeliharaan. Ini perlu diperhatikan serius dalam pembentukan perda ini dengan mengacu pada PP terbaru No.27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah yang berkaitan dengan pemindahtanganan dengan berbagai caranya.

Endang Widuri (IAIN Purwokerto)

Pengadaan. Tahapan ini paling sulit. Selain rawan dengan praktik korupsi, “ancaman” menjadi tersangka (lalu menjadi terpidana) cukup besar. Oleh karena itu, masalaha yang paling sering muncul adalah mekanisme pengadaannya penunjukan langsung, pemilihan langsung, atau tender bebas?.

Page 156: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

156

Notulen IV Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Kamis, 5 Nopember 2015 Waktu : 14.00 – 16.00 WIB Tempat : IAIN Purwokerto

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Pasal 12, bahasanya tidak spesifik. Jawaban Tim Ahli IAIN

Purwokerto, merupakan improvisasi dari PP Nomor 54 thn 2010 dan PP Nomor 35 Tahun 2011.

2. Bangun serah guna, Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto: lihat di point 32.

3. Bangun guna serah, Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto: lihat di point 31, pemda punya tanah, dimanfaatkan pihak lain, dikembalikan ke Pemda.

Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Menambahkan pasal kriteria barang yang tidak digunakan pengguna. 2. BMD yang tidak digunakan harus diserahkan melalui penetapan oleh

Bupati. 3. Bahwa dalam penetapan barang oleh Bupati, menunggu hasil

pemeriksaan Inspektorat.

Ismail (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Perbedaan sewa dan sewa menyewa, kereta api dan terminal a dan b

tidak masuk, kawasan hutan dan kampung laut. 2. Rencana jalan tol bagaimana ? David (Pendamping Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Mengkaji Peraturan Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah tentang

penyertaan modal dengan pihak ke 3, apakah dicabut atau dimasukkan ke RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap 2015.

2. Juga tentang retribusi daerah. nanti bisa dilihat dari perda yang sudah ada. Kalau Perda BMD ini mengkover, sekalian saja mencabut Perda terdahulu.

Rohim (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). Apakah kerjasama dan sumbangan pihak ketiga perlu dimasukkan ke dalam draft raperda ini?

Page 157: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

157

Nita Triana (IAIN Purwokerto) Penyertaan modal dengan pihak ke 3, dapat dilakukan dalam hal pemanfaatan yang lebih menguntungkan bagi pemerintah daerah. Daripada misalnya barang bergerak atau tidak bergerak tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maximal oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dimasukan dalam perda baru ini dalam bab pemanfaatan. Tetap harus diperhatikan bahwa penyertaan modal dengan pihak ke 3 harus transparansi. Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) Penyertaan modal yang diatur dalam perda-perda di Cilacap yang telah ada hanya mengatur penyertaan dalam bentuk uang. Sementara raperda yang akan dirancang adalah mengenai pengelolaan aset berupa barang, sehingga tidak menjadi konsideran dan tidak memiliki relevansi.

Page 158: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

158

Notulen V Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Senin, 9 Nopember 2015 Waktu : 14.00 – 20.00 WIB Tempat : IAIN Purwokerto Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Dalam sewa perlu ada pasal penjelasan mengenai sewa yang

menguntungkan daerah yaitu yang mendatangkan penerimaan atau mengurangi beban perawatan.

2. PP 6 Tahun 2006 tidak mengkomodasi PEMDA untuk memusnahan barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi. Pada saat yang bersamaan Pemda mempunyai kewajiban untuk mengalokasikan sejml dana unutuk memelihara BMD, dengan demikian secara efisensi PP Nomor 6 Tahun 2006 tidak akomodatif.

Harun Al Rosyid (Balegda DPRD Kab. Cilcap) 1. Kriteria apa saja yang harus diperhatikan PEMDA untuk

mengkategorikan status tidak memiliki masa depan ekonomi. Romlan (Balegda DPRD Kab. Cilcap) 1. Itu riil masalah di Cilacap yang menyebabkan Cilacap tidak bisa

mendapatkan WTP Suheri (Balegda DPRD Kab. Cilcap) 1. Kemungkinan-kemungkinan penyelewengan karena penatausahaan

tidak beres. Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Banyak aspek penatausahaan yang belum diatur dalam Perda lama,

sementara peraturan perundangan yang baru sebenarnya banyak sekali memuat aturan-aturan yang baru untuk mengantisipasi penyelewengan melalui proses pembukuan inventasirasi dan pelaporang yang lebih rigid/ kaku.

Sony Susandra (IAIN Purwokerto) 1. Laporan keuangan Cilacap yang statusnya WDP itu terjadi karena

persoalan pembukuan yang kurang sinkron dengan inventarisasi Nita Triana (IAIN Purwokerto) 1. Masih berkaitan dengan penyertaan modal pada pihak ke 3, maka

sudah diatur dalam raperda ini transparansi penyertaan modal, dengan jalan pemilihan secara terbuka bentuk kerja sama dengan

Page 159: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

159

berbagai instansi , baik instansi di luar skpd dilingkungan pemerintah maupun dengan pihak swasta yang lainnya.

Endang Widuri (IAIN Purwokerto) 1. Penghapusan. Penghapusan aset bermakna tidak ada lagi nilai suatu

aset yang akan dicantumkan di neraca. Penghapusan dari buku besar dilakukan setelah kepemilikan aset tersebut tidak lagi di daerah, tetapi di pihak lain atau dimusnahkan atau dibuang.

Page 160: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

160

Notulen VI: Public Hearing Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Pengelolaan Barang Milik Daerah Hari, Tgl : 12 Nopember 2015 Waktu : 13.00 – 15.00 WIB Tempat : DPRD Kabupaten Cilacap Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Peraturan Pemerintah yang baru (Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah) ada tema baru, yaitu tentang penghapusan dan pemusnahan, sehingga hal ini dapat membawa dampak pada neraca daerah yang sehat.

2. Isu WDP, baca laporan BPK, krn tidak detail dan macthing antara teori dan penerapannya.

3. Perbandingan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007, tujuanya agar neraca daerah sehat.

4. Pertimbangan hukum PP nomor 27 tahun 2007 dan PP nomor 84 tahun 2014

5. Tujuan RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 dibangun, yaitu: a. Pengelolaan Barang Milik Daerah agar berlangusung transparan

dan akuntabilitas. b. Adanya efektifitas Barang Milik Daerah. c. Meminimalisir praktek penyimpangan pengeloaan Barang Milik

Daerah d. Meningkatkan penerimaan daerah, serta mengurangi beban

keuangan daerah. 6. Landasan Filosofis RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015, yaitu pada mendasarkan kemaslahatan.

7. Landasan Sosiologis RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015, yaitu mendasarkan pada prisip ekonomi untuk mencapai kesejahteraan -masyarakat. tiga tujuan utama: ekonomi, kesehatan, pendidikan.

8. Landasan Yuridis RAPERDA Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, di ganti Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah.

9. Di dalam Neraca Daerah, perlu adanya kesesuaian nilai dalam Pengelolaan Barang Milik Daerah dengan nilai dalam neraca, sehingga perlu dilakukan koordinasi dalam pemutakhiran dan rekonsiliasi data antara Pengelola Barang Milik Daerah, Pembantu Pengelola Barang Milik Daerah, Pengguna Barang Milik Daerah, Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah, Penyimpan Barang Milik Daerah, Pengurus

Page 161: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

161

Barang Milik Daerah, Pemeriksa Barang Milik Daerah, serta Penilai Barang Milik Daerah.

10. Di dalam cakupan pengaturan mengenai Bidang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Daerah, perlu adanya tambahan mengenai rekonsiliasi, mutasi, serta reklasifikasi, dan hal ini dimasukkan dalam Bab Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran.

11. Jawaban Tim Ahli IAIN Purwokerto: Rencana jangka panjang untuk mensuplai, misalnya di kehutanan ada pengadaan buldoser digunakan untuk menfasilitasi perhutani dalam membuka lahan baru; petani tidak punya semprot hama, maka yang diutamakan semprot hama. Sanggahan Inspektorat: Teknisnya di rencana kebutuhan.

12. Stressing LPM: hibah tidak bisa untuk kesejahteraan, hanya untuk difokuskan pada pendidikan, kesehatan, untuk kepentingan umum. Perbandingan desa menjadi bagian dari pemerintah, desa dikeluarkan dari pemda,

Bagian Hukum (Badan Legislatif Daerah/ Dprd Kabupaten Cilacap). 1. Perda 6 Tahun 2006, ada perubahan mendasar shg Perda Cilacap

perlu diganti, krn sdh ada PP 27 Tahun 2014. Taufan (DPPKD) 1. Aset menjadi momok semua daerah, ada 3 komponen besar dimana

SKPD belum WDP: regulasi (sedang dibahas di Balegda Cilacap), sumber daya, penguasa.

2. Di lapangan, juknis di PP 6 No 2006, ada yang belum dilaksanakan, penghapusan pemusnahan.

3. Penganggaran sudah jalan, pemanfaatn-penghapusan-pemusnahan masalah pelik. Contoh, ketentuan pemindahan tangan dengan jalan pelelangan umum. Prakteknya, pilih jalan aman, perlu adanya perlindungan hukum, penunjukkan pihak ketiga, kriteria tender-lelang-verifikasi, ada acuan yang jelas. Persetujuan bupati, perhitungan, permohonan.

4. Manfaat tanah, pinjam pakai 2 tahun, prakteknya, dengan desa sebetulnya tidak boleh.

5. Sering melakukan agak berbeda dengan UU, sepeda motor pinjam pakai

6. Pemindahatanganan, hibah tanah perlu ditegaskan hanya ada jubel dang anti rugi. Juknis PP 27 Tahun 2007 belum ada, sehingga prakteknya memakai PP 6/2006 dan PP No7/ 2007.

7. Juknis belum turun. 8. Pasal 73, sebaikbya namanya diganti menjadi pembantu pengelola

barang, mengantisipasi nama DPPKD berubah namanya. 9. Belum konsisten, sehingga jalannya pincang. Ada kelurahan tidak

vulgar menyebutkan tanah eks tanah bengkok, krn tanah tsb masih atas nama seseorang.

Page 162: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

162

Inspektorat 1. Terkait pengadaaan yang bersifat khusus diputuskan dengan

Keputusan Kepala Daerah 2. Pedoman BMD. 3. Penjabaran, poin Bupati, dengan perlu tambahan Definisi DPRD

Kabupaten Cilacap 4. Kedudukan….Ditambahkan tapi juga bertanggung jawab terhadap 5. Pasal 9 ayat 1….dalam penganggaran APBD, mekanismenya harus

masuk dulu. 6. Bab pasal 9 ayat 5, standar ….kalimat koordinasi diganti cukup

ditetapkan dengan Bupati. Ayat 6. 7. Harus dicantumkan : pada saat…dicabut dan dinyatakan tidak berlaku 8. Tahun 2013: membentuk Tim pemerikasa Khusus, kasus lapangan

bola status fasilitas umum, bukti kepelikannya baru Leteer C, rekomendasinya dikomunikasikan dengan pengelola, di legal formalkan. Pertimbangan teknis, kewenangan yang tidak jelas, bukti kepemilikan, sehingga WDP nya tidak jelas. Perlu dibentuk Pansus: Status Aset yang belum jelas.

Romlan (Balegda DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Perlu dimasukkan Peraturan Presiden sebelumnya yaitu PP No54

Tahun 2010 2. Ketika posisi di neraca tidak ada keseimbangan antara kenyataan

barang yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah, sehingga penatausahaan. Ada Pasal Krusial: PP 6/2006 tidak mencantumkan penghapusan dan pemusnahan. Dalam inventaris masih ada, akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin, sehingga perlu dievaluasi.

3. Diharapkan Tanggal 30 Desember 2015 RAPERDA Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap 2015 jadi, jangan sampai Naskah Akademik di Pansus berubah 60%, hal ini dapat menjadikan beban moral.

Camat Cilacap Utara 1. Kasus Sampang, rebutan aset desa 3 hektar lepas berpidah ke desa

lain, statusnya tidak jelas. 2. Jawaban Bapak Romlan: transisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 hanya 4 pasal yang mengatur desa, harapannaya jangan sampai terjadi pengalokasian motor ke Kades, konteksnya pinjam pakai, faktanya pinjam pakai ke desa, agar plat merah jadi hitam.

3. Asset SD di Grugu (tanah desa), asset desa terselamatkan. Lurah Karang Talun 1. Setelah beralihnya desa ke kelurahan, maka ada ketentuan peraturan

baru, yaitu antara lain tidak boleh menarik pologoro, tidak serta perangkat desa jadi PNS, tdk semua asset yang ada didesa ditarik asset PEMDA kabupaten, masih gantung pihak kelurahan hanya bisa

Page 163: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

163

memanfaatkan aset yang ada tapi tdk bisa jual. Aset tanah masih atas nama seseorang, bukan atas nama pemerintah kelurahan.

2. Pelimpahan hak, bila kemudian hari kelurahan jadi desa? 3. Kelurahan, SKPD perlu dilihat angarannya, karena minim, misalnya

perayaan adat istiadat di APBD tidak dianggarakan, sehingga prakteknya diambilkan dari bondo desa/bengkok.

4. Jawaban Bapak Romlan: perolehan status dari desa ke kelurahan (akibatnya), perlu penambahan pasal baru yang berupa teknis. Pasal 6 PP 72/2005, perubahan status desa jadi kelurahan, kekayaannnya jadi daerah, untuk masyarakat, PP 47/2015 tidak mengatur. Inspektorat sebagai pengawas, lurah SKPD terbawah, kekayaan daerah tapi pengelolaannnya ke kelurahan

Didi (Balegda DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Para Camat dan Lurah di wilayah Kabupaten Cilacap, diharapkan

menyampaikan catatan secara terulis yang didapat dari lapangan ke IAIN Purwokerto, sebagai masukan Naskah Akademik RAPERDA Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap 2015, sehingga ada perubahan riil.

2. Dengan adanya Undang-Undang Tahun 2014 Tentang Desa, sehingga ada perubahan drastis pada kewenangan Lurah, di mana kewenangan Lurah sama seperti Bupati, Permendes 1/2014

Lurah Glugu 1. Meminta kesejahteraan untuk perangkat desa Glugu. 2. Meminta untuk menjembatani masalah rebutan tanah desa antara

Desa Glugu dengan Desa Karang Talun, di mana terjadi Ruilslag tanah 2002-2012.

Lurah KarangTalun: 1. Menanggapi wilayah tetangga, ingin nambah kesejahteraan,

pengalihan tanah. 2013 jawaban dari Bupati Cilacap, eks tanah bengkok, pelepasan tanah tanah dengan bayar gantinrugi dan ruilslag.

2. Kondisi di Desa Karangtalun, perangkat desanya menjabat selama seumur hidup.

3. Tanah bengkok dulunya merupakan sumbangan tanah dari warga masyarakat, sehingga merasa merasa keberatan dengan adanya pengalihan tanah, jika tanah tersebut menjadi milik asset Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap.

4. Jawaban Bapak Romlan: dikembangkan perpidahan asset tanah.

Page 164: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

164

Notulen VII Agenda : Penyusunan Naskah Akademik Raperda Pengelolaan

Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Kamis, 3 Desember 2015 Waktu : 10.00 – 13.00 WIB Tempat : IAIN Purwokerto Harun al Rasyid (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Membuka pertemuaan. Hari ini kita ingin mengkritisi mengenai pasal peralihan dan pemusnahan. Sony Susandra (IAIN Purwokerto) 1. Terkait desa yang saat ini telah menjadi pemerintahan tersendiri yang

lepas dari pemda, pemanfaatan BMD oleh pemerintah desa dapat diwadahi melalui mekanisme pinjam pakai yang ditambahkan pada pasal 32. Adapun untuk pemindahtanganan dapat dilakukan melalui tukar-menukar yang dimuat di pasal 59.

2. Kami juga telah menambahkan beberapa pasal untuk mengakomodir beralihnya status kelurahan menjadi SKPD.

3. Pada pasal 5 sebelumnya telah ditambahkan mengenai perolehan BMD yang berasal dari perubahan status kelurahan.

4. Konsekuensi dari pasal tersebut menyangkut penggunaan/pemanfaatan BMD dari perubahan status dijelaskan dalam pasal-pasal peralihan.

Ramlan (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) 1. Pasal 92 ayat 1 RAPERDA Pengelolaan Barang Milik Daerah

Kabupaten Cilacap: Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah baru segera disesuaikan.

2. Perlu ada pasal baru tentang pengelolaan bmd yang berjalan sebelum berlalkunya perda ini diberlakukan,maka dipakai hal-hal dalam pengelolaan bmd yang sudah ada sebelum perda, masih berlaku sepanjang tidak bertentangan.

3. Di Karangtalun untuk belanja pegawai, shg payung hukumnya tidak jelas, shg tidak perlu diatur.

4. Saya ingin menegaskan karena Aset BMD bersifat produktif, maka tetap perlu ada pengaturan mengenai pemanfaatan oleh kelurahan.

5. Pengelolaan kelurahan atas persetujuan pengelola perlu diatur peraturan Bupati, distribusi pembagian keuntungan untuk desa, pendidikan, kesehatan.

6. Pasal ayat 2 di 92 tidak sepakat masuk. 7. Dalam bidang pemanfaatan, perlu menambahkan tentang perubahan

status.

Page 165: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

165

8. Tambahan Pasal 92 ayat 1: pemanfaatannya diperuntukan bagi masyarakat kelurahan setempat.

9. Tambahan untuk Pasal 43: Pemanfaatan BMD yang diperoleh dari perubahan status desa menjadi kelurahan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati

10. PP 72, ruang lingkupnya luas. Harun al Rasyid (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Kalau saya tetap pada pemikiran bahwa kelurahan karena telah menjadi SKPD maka tidak perlu pengaturan yang mengkhususkan pemanfaatan BMD oleh kelurahan. Sony Susandra (IAIN Purwokerto) Kalau diatur secara khusus mengenai pemanfaatan BMD oleh kelurahan yang telah menjadi SKPD apa tidak terkesan memberi privilege, mengingat statusnya „kan sama sebagai SKPD menjalankan tupoksi masing-masing Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Maksud dibuatnya pasal peralihan adalah mengakomodir persoalan

bengkok kelurahan yang selama ini masih dikelola untuk kesejahteraan perangkat kelurahan.

2. Pasal peralihan dibuat mengingat pemerintah daerah belum bisa mengangkat semua perangkat kelurahan sebagai pegawai daerah

3. Pengaturan melalui pasal peralihan sifatnya sementara (ada jangka waktunya), menunggu proses pengangkatan/pengadmistrasian pegawai kelurahan selesai.

4. Jika pemanfaatan BMD oleh kelurahan diatur di bagian pemanfaatan bukan di pasal peralihan sepertinya malah melegitimasi kebelum-mampuan pemda untuk membiayai gaji pegawai-pegawai SKPD yang tadinya dari kelurahan.

Tony Osmon (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Ayat 2 dalam pasal peralihan tidak bisa dimunculkan karena menimbulkan double account, karena sebenarnya pemerintah daerah sudah mengeluarkan dana dari APBD untuk membiayai perangkat kelurahan yang alih status jadi SKPD. Hanya memang secara nominal dibanding dengan ketika masih status kelurahan jadi dirasa masih sedikit terimanya. Suheri (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Tapi pada kenyataannya memang dana dari pemda untuk perangkat kelurahan yang alih status tidak memadai. Kemudian ini juga persoalannya sistem bengkok „kan sebenarnya menyangkut adat. Jadi harusnya ada pengaturan sendiri

Page 166: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

166

Nita Triana (IAIN Purwokerto) Iya menggunakan teori Analogi hukum dalam merumuskan bunyi pasal 32 mengenai pemerintah desa yang kedudukan setara dengan pemerintah lainnya. Hal ini juga mendasarkan pada undang-undang desa yang intinya mengenai desa sebagai daerah otonom sebagaimana pemda. Rohim (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Menurut saya tidak perlu pasal peralihan, ini persoalannya „kan tinggal pemerintah daerah yang masih harus meningkatkan kesejahteraan aparat kelurahan. Masalahnya tinggal penegakan aturan saja.

Page 167: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

167

Notulen VIII Agenda : Finalisasi Penyusunan Naskah Akademik Raperda

Pengelolaan Barang Milik Daerah Hari, Tgl : Jumat, 4 Desember 2015 Waktu : 10.00 – 13.00 WIB Tempat : IAIN Purwokerto

Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas mengenai pasal-

pasal peralihan yang berkenaan dengan pemanfaatan BMD oleh kelurahan yang beralih status.

2. Sesuai dengan pembicaraan kemarin, ayat 2 dalam pasal peralihan dihapuskan mengingat belum ada payung hukumnya

Romlan (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). Pasal 69 Pemusnahan, perlu penambahan pasal: ada mekanisme pengusulan, pengguna; Pengelola mengevaluasi Ahmad Muttaqin (IAIN Purwokerto) 1. Sebelum dimanfaatkan atau digunakan, BMD terlebih dahulu dinilai.

ada di pasal penilaian. Ini karena penilaian termasuk pemusnahan. Pasal 70: ayat 1, persetujuan Bupati didasarkan atas usulan pemusnahan dari pengguna yang menyertakan dokumen hasil penilaian BMD.

2. Pasal 9 ayat 6: dasarnya apa? 3. Pasal 10 huruf c dan d perlu ada force majeure Harun Al Rasyid (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Dikasih jangka waktu 2 tahun uuntuk kelurahan mengelola eks barang

desa sebelum nanti mekanisme diserahkan sepenuhnya kepada Pengelola.

2. BMD dari eks desa digunakan oleh kelurahan bukan pada wilayah pemanfaatan, tapi pada inventaris

3. Banyak tanah kelurahan di desa, ini target awalnya mencari WDP (untuk jangka panjang)

Toni Osmon (Badan Legislatif Daerah DPRD Kabupaten Cilacap). 1. Pelimpahan desa ke kelurahan, terkait asset menurut sesuai dengan

peraturan perundangan saja. 2. Tanah bengkok yang beli sendiri oleh masyarakat bagaimana ? Nita Triana (IAIN Purwokerto) Kalau memang mau ikut aturan bahwa kelurahan adalah SKPD, berarti lebih baik aturan peralihan dibuang saja, dan tidak perlu juga

Page 168: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

Naskah Akademik Raperda Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Cilacap

168

pemanfaatan BMD oleh kelurahan yang alih status diatur tersendiri dalam bagian pemanfaatan. Ada usulan bahwa bengkok untuk sementara dikelola untuk kesejahteraan perangkat desa yang non PNS tidak perlu dimasukkan ke dalam perda sebab sudah menjadi kewajiban dari pemda untuk kesejahteraan seluruh perangkat desa baik PNS maupun nonPNS. Suheri (Badan Legislatif Daerah/ DPRD Kabupaten Cilacap) Jadi bagaimana tadi mengenai kasus desa Karangtalun? Dani Kusumastuti (IAIN Purwokerto) 1. Yang membuat Cilacap masih WDP itu karena dalam penatausahaan

khususnya pembukuan, nilai aset tetap di neraca berbeda dengan nilai aset tetap yang ada di rincian kartu inventaris barang/KIB SKPD. Hal ini terjadi karena ada aset-aset tetap yang harusnya sudah direklasifikasi ke aset lainnya karena dalam proses untuk dihapuskan. Sambil menunggu dokumen-dokumen pendukung selesai, aset yang akan dihapus mestinya nilainya dipindahkan ke aset lainnya.

2. Kami juga menambahkan „muatan lokal‟ berupa pasal mengenai rekonsiliasi dan pra rekonsiliasi, sehingga dalam prakteknya terjadi kordinasi yang lebih dalam pengelolaan barang oleh pencatat, pengurus dan penyimpan barang. Kurangnya kordinasi selama ini menyebabkan sering tidak sinkron antara jumlah dan nilai barang di buku/catatan dengan jumlah dan nilai barang yang riil di lapangan.

3. Kasus-kasus bengkok Alhamdulillah jadi sudah bisa diakomodir di draft raperda pak, itu tadi dengan menambahkan penjelasan yang berbunyi: “bahwa BMD yang berasal dari perubahan status kelurahan bisa digunakan/dimanfaatkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Hanya memang tetap hasil pemanfaatannya lebih kepada kepentingan masyarakat banyak, bukan untuk membiayai perangkat karena PP kelurahan mengarahkannya demikian.

Page 169: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

PERJANJIAN KERJASAMAANTARA

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TNSTITUT AGAMA |SLAM NEGERT (rArN) PURWOKERTO

NOMOR 602.',t t0838t13 t2015ln.22t LP P M I P P.09 I 1 29 t 201 s

TENTANGKEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RAPERDA

TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI RAKYAT MISKIN DAN NASKAH AKADEMIKRAPERDA TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Dua bulan Oktober tahun Dua Ribu Lima Belas( 22 - 10 - 2015 ), kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Cilacap, beralamat di Jalan JenderalSudirman No. 52 Cilacap, berdasarkan KeputusanBupati Cilacap Nomor 821.2 / 060 / 2015 tanggal 16Juni 2015, tentang Pengangkatan/Penunjukan DalamJabatan Sekretaris Dewan Penrvakilan Rakyat DaerahKabupaten Cilacap, bertindak untuk dan atas namaserta oleh karenanya sah mewakili Sekretariat DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cilacap yangselanjutnya disebut PIHAK KESATU

2 DTS AMAT NURI, M.Pd.l Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat lnstitut Agama lslam Negeri PuMokerto,beralamat di Kampus Jl. A. Yani Nomor 40 APunvokerto, berdasarkan Keputusan Rektor lnstitutAgama lslam Negeri (lAlN) Purwokerto Nomor 386Tahun 2015 tentang Pejabat Pengganti Sementara(Pgs.) Ketua Lembaga Penelitian dan PengabdianKepada Masyarakat (LPPM) lnstitut Agama lslamNegeri (lAlN) Purwokerto, bertindak untuk dan atasnama serta oleh karenanya sah mewakili LembagaPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)lnstitut Agama lslam Negeri Purwokerto, yangselanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Berdasarkan:1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Tahun 1950Nomor 24, Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950) ;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2011 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5234);

1 SUNIARYO, S Sos., MIV.

Page 170: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraTahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5587)Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 fahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor58, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PeraturanTata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan PenarakrlanRakyat Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 22, TambahanNegara Republik lndonesia Nomor 5014);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai BerlakunyaUndang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupatendalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler danKeuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran NegaraTahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416) Sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentangKedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4712),

7. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 201'1 , tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah'

B. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 13 Tahun 2004 tentang Kedudukan

Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Cilacap (Lembaran

DaerahKabupatenCilacapTahun2004Nomorl3,SeriCNomorT),sebagaimanatelahdiubah terahir dengan ieraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 4 Tahun 2008

tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2004 tentang

Kedudukan Protokoler din Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Cilacap

(Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2008 Nomor 4);

9'PeraturanDaerahKabupatenCilacapNomor.4Tahun20l5tentangPerubahanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2015;

l0PeraturanBupatiCilacapNomorT5Tahun20l5tentangPeniabaranPerubahanAnggaran Pendapatan J.n e"iunlu Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2015

PARAPlHAKSepakatmembuatPerjanjianKerlasamauntukpelaksanaanKegiatane"nyrrunun Naskah nraoemi[ naperda tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin dan

Naskah Akademik naperJa tentang pengelolaan Barang Milik Daerah dengan ketentuan

syarat - sYarat sebagai berikut :

BAB I

TUGAS DAN PEKERJAANPasal 1

P|HAKKESATUmemberikantugasdanpekerjaankepadaPIHAKKEDUAdanP|HAKKEDUA menerima trga' 'niur

,iLiaksanakan pekeriaan Penyusunan ^Naskah

Akademik

Raperda tentang e"ntu.n- HJkrm- aagi Rat<yai Misiin dan Naskah Akademik Raperda

i"iirng-p"n guloLan Baran g M ilik Daera-h- .den ga n ketentuan sebagal berikut

a. Dalam melaksanakan 'pE*"rf .r.

'IHAK KEDUA diwajibkan mematuhi dan memenuhi

" p.i.Vrtrt"" yang terdapat pida dokume'.Sura.t. Perianlran Kerjasama

b Dalam metaksanakan'5"r5rrrr" irHAK KEDUA harus mengikuti petunjuk - petunjuk /

arahan yang diberrkan oleh PIHAK KESATU'

Page 171: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

c. Dalam pemeriksaan dan penyelesaian pekerjaan, PIHAK KESATU memberikan tugas

kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Panitia Pelaksana Kegiatan danpelabat Pemeriksa dan Penerima Barang / Jasa Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Raperda tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin dan Naskah Akademik Raperda

tentang Pengelolaan Barang tvlilik Daerah.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Perjan.jian Kerjasama ini meliputi Penyusunan Naskah Akademik Raperda

tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin dan Naskah Akademik Raperda tentangPengelolaan Barang Milik Daerah.

BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 3

(1)Hak PIHAK KESATU adalah:a. Memeriksa dan menilai pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA selama

melaksanakan pekerjaan.b. Meminta laporan pelaksanaan pekerjaan kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Raperda tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin dan Raperda tentangPengelolaan Barang IVlilik Daerah yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

(2) Kewajiban PIHAK KESATU adalah :

a. Melaksanakan pembayaran sesuai dengan waktu dan jumlah yang telah disepakatiPARA PIHAK.

b. lt/emberikan masukan / saran kepada PIHAK KEDUA untuk kelancaranpelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4

(1)Hak PIHAK KEDUA adalah;Menerima pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan sesuaidengan waktu dan jumlah yang telah sepakati.

(2) Kewajiban PIHAK KEDUA adalah :

a. Menyediakan tempat rapat di kota kedudukan LPPM dalam rangka pembahasanNaskah Akademik Raperda sebanyak 6 (enam) kali pertemuan setiap Raperda danmenghadiri public hearing yang dilaksanakan di kota kedudukan Sekretariat DPRDKabupaten Cilacap.

b. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaanpekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

c. Menyerahkan pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerlaan yang telahditetapkan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

d. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, serta berkewajibanmemenuhi ketentuan pekerjaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hasil Pekerjaan Yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 Surat Perjanjian Kerjasama ini terdiri atas Penyusunan Notulen, Laporan Awal.Laporan Akhir dan Naskah Akademik Raperda tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskindan Naskah Akademik Raperda tentang Pengelolaan Barang I\/ilik Daerah ( masing-masing5 buku) dan 1 buah soft copy dari masing-masing penyusunan buku tersebut diatas.

BAB IVHASIL PEKERJAAN

Pasal 5

Page 172: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

BAB VJANGKA WAKTU

Pasal 6

(1 ) Perjanjran Kerjasama ini berlaku semenjak d itandatanganinya perjan.jian kerjasama inisampai dengan bulan Desember 2015.

(2) Pekerjaan sebagaimana tersebut pasal 1 Surat Perjanjian kerlasama dianggap selesaiapabila PIHAK KEDUA telah menyerahkan Master Buku Naskah Akademik Raperdasebagaimana tersebut pasal 5 Surat Perjanjian Kerjasama ini, dan disetujui oleh TimTeknis Swakelola yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan diterimaoleh PIHAK KESATU.

(3) Apabila PIHAK KEDUA karena sesuatu hal memerlukan perpanjangan waktupelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh hal-hal yang diluar kemampuan dankekuasaannya, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan PIHAK KESATU dengandisertai alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

(4) Apabila alasan-alasan tersebut dapat diterima, PIHAK KESATU akan memberikanperpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai kebutuhan dan peraturan yangberlaku.

BAB VIPEMBIAYAAN

Pasal 7

1) Jumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dibebankan kepada Perubahan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun Anggaran 2015 sesuaiPeraturan Bupati Cilacap Nomor:81 Tahun 2014 tentang standart satuan hargadilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2015, dengan perinciansebagai berikut :

a Honorarium Tim Ahli NA Raperda tentang Bantuan Hukum Bagi Rakyat MiskinRp 1.500.000,- x 6 orang x 6 Kegiatan Rp. 54 000.000,-

b. Honorarium Tim Ahli NA Raperda tentang Pengelolan Barang I\/ilik DaerahRp 1.500.000,- x 6 orang x 6 Kegiatan Rp. 54.000.000,-

c. Materi Raperda :

- Naskah Akademik : 5 bh x 2 NA/Raperda @ Rp 1.500.000,- Rp 3.000 000,-- Laporan Final . 5 bh x 2 NtuRaperda @ Rp.1.500 000,- Rp 3 000 000,-

Jumlah yang diterima PIHAK KEDUA Rp.114.000 000,-1) Biaya pelaksanaan pekerjaan yang lain diatur oleh Sekretariat DPRD Kabupaten Cilacap

sesuai ketentuan Peraturan Perundang - undangan.

BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 8

Pembayaran pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dilakukansecara berkala sesuai perkembangan pekerjaan.

BAB VIIISANKSIDAN DENDA

Pasal 9

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan.langka waktuyang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, maka setiap hari keterlambatanPIHAK KEDUA wajib membayar denda sebesar'1 permil setiap hari dan atau maksimal 5 %( lima persen ) dari total biaya kepada PIHAK KESATU.

Page 173: Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten …iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/11/... · 2018-11-26 · BMN yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi dan ... Barang

BAB IXPEMUTUSAN PERJANJIAN

Pasal 10

(1)PIHAK KEDUA dilarang memutuskan secara sepihak perjan.jian kerjasama ini sebelum.jangka waktu perjanjian kerjasama ini sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 berakhir.

(2) Peryanjian Kerjasama ini berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada ketentuanundang-undang yang tidak memungkinkan berlangsungnya perjanjian kerjasama ini,tanpa terikat batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Apabila PIHAK KEDUA memutuskan per.janjian ker.jasama sebelum jangka waktuperjanjian ini berakhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 2% dari jumlahpembayaran yang diterima.

(4) PIHAK KESATU tidak bertanggungjawab dan oleh karenanya tidak dapat dikenakantuntutan ganti rugi dari pihak manapun atas terjadinya pengakhiran perjan.lian secaraseprhak oleh PIHAK KEDUA dan atau karena sebab-sebab lain yang disebabkan karenakesalahan dan kekhilafan PIHAK KEDUA.

(5) Kerugian dari pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4), sepenuhnya menladitanggungjawab PIHAK KEDUA.

BAB XPENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 11

('l) Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak akan diselesaikan secarakekeluargaan / Musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak tercapai kedua belahpihak bersepakat untuk menyelesaikan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIKETENTUAN LAIN.LAIN

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini atau perubahan yang dianggapperlu oleh PARA PIHAK akan diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Tambahan yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perlan.iian Kerjasama ini.

Demikian Surat Perjanjian Kerjasama ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan dibuatdalam rangkap 5 ( lima )dengan ketentuan lembar KESATU dan lembar kedua dari SuratPeryanlian Kerlasama ini dibubuhi materai secukupnya yang masing - masing mempunyaikekuatan hukum yang sama dan beberapa salinan (copy )sesuai kebutuhan.

K KEDUA PIHAK KESATU//1E

rI! ht

NURI M.Pd.l. SUMARYO S.Sos. MM.

1NIP 30707 199203 1 00 NtP. 19640414 198703 1015

I