NASIONALISME JEPANG

14
NASIONALISME JEPANG a. Masa Keshogunan Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat).Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang. Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853, mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau membuka kota- kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta rombongan kembali ke Amerika.Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853– 1858) untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji

description

Sejarah Jepang

Transcript of NASIONALISME JEPANG

Page 1: NASIONALISME JEPANG

NASIONALISME JEPANG

a. Masa KeshogunanSejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat).Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang. Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853, mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional.Pemerintah Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta rombongan kembali ke Amerika.Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.

b. Nasionalisme JepangTerbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut.1) Akan dibentuk parlemen.2) Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunanbangsa dan negara.c. Jepang Muncul sebagai Negara ImperialisRestorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara Barat. Hal ini kemudian

Page 2: NASIONALISME JEPANG

menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperi negara-negara Barat. faktor-faktor yang mendorongnya adalah :1) Adanya pertambahan penduduk yang cepat.2) Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan mentah.3) Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat.4) Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik).Ambisi imperialisme Jepang menyebabkan Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu mendapatkan kemenenangan. Perang Cina–Jepang I (1894–1895) dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia–Jepang (1904–1905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan dan menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika.Dalam Perang Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada Sekutu. Jepang berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik. Itulah sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah. Jepang telah muncul menjadi negara besar (the great powers).

Restorasi MeijiRestorasi Meiji merupakan peristiwa yang menandai runtuhnya sistem feodal pemerintahan Tokugawa dan menempatkan kembali Tenno (Kaisar) sebagai penguasa tertinggi pemerintahan.A.Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji di JepangPada 8 November 1867, Shogun terakhir meletakkan jabatan dan menyerahkan kekuasaan kepada Kaisar. Delapan bulan sebelum Shogun terakhir meletakkan jabatan, Kaisar Komei meninggan pada 3 Februari 1867. Sebagai penggantinya adalah Mutsuhito, yang pada saat penyerahan kekuasaan baru berumur 14 tahun. Pada masa pemerintahannya dikenal dengan nama Kaisar Meijiatau Meiji Tenno. Secara resmi Mutsuhito memegang pemerintahan dari tanggan 25 Januari 1868 sampai dengan tanggal 30 Juli 1912. Pemulihan kekuasaan ke tangan Kaisar Meiji inilah yang kemudian dikenal dengan Meiji Restorasi.Karena usia Mutsuhito masih terlalu muda, maka dalam menjalankan pemerintahan dibantu sekaligus sebagai penasihat oleh beberapa orang dari keluarga Choshu ( Kido dan Ito ), Keluarga Satsuma ( Saigo dan Okubo ), Keluarga Hizen ( Okuma ) dan Keluarga Tosa ( Itagaki dan Iwakura). Dengan demikian, Restorasi tahun 1867 tersebut merupakan suatu revolusi politik di Jepang Barat ( Choshu, Satsuma, Hizen dan Tosa ) para samurai dan bangsawan feodal yang merasa tidak puas di bawah kekuasaan Shogun dan dibantu oleh segenap rakyat Jepang.Restorasi yang berate pemulihan dan didalamnya terkandung makna untuk melakukan pembangunan dan pembaharuan. Dalam hal ini merupakan pemulihan kekuasaan negara dari

Page 3: NASIONALISME JEPANG

Shogun kepada Kaisar sebagai orang yang berhak atas kekuasaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Setelah Meiji naik tahta, ibukota dipindahkan dari Kyoto ke Yedo dan kemudian namanya diubah menjadi Tokyo pada 26 November 1868.Pada 6 April 1868, untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang Meiji Tenno mengangkat “ sumpah setia “ ( Charter Outh ) dihadapan para Daimyo dan Aristokrat. Charter Outh pada prinsipnya berisi empat asas, yakni :Asas MusyawarahMusyawarah merupakan sesuatu yang harus dipegang teguh. Semua peraturan negara akan ditetapkan dengan jalan musyawarah. Dalam hal ini akan dibentuk Setempat.Asas PersatuanSeluruh rakyat Jepang harus bersatu dan sependapat, agar ketertiban dalam masyarakat dapat terpelihara dengan baik. Hak-hak bagi semua lapisan masyarakat akan dijamin oleh negara.Asas KeadilanSegala tradisi lama yang merugikan bangsa dan negara dihapuskan. Persamaan hak dan kewajiban akan dijadikan dasar kehidupan nasional.Asas PendidikanPendidikan merupakan kombinasi antara sistem pendidikan lama dan baru , yang merupakan campuran cara berpikir Cina dan Jepang serta pendidikan Barat akan dijadikan dasar bagi terciptanya negara baru yang maju dan modern seperti barat. Jepang juga akan mengambil dan mempergunakan tenaga-tenaga yang cakap dari luar guna pembangunan bangsa dan negara Jepang.Dari isi sumpah setia tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pemerintahan negara dipimpin oleh Kaisar, dibantu rakyat. Tujuannya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.Restorasi Meiji dalam Berbagai BidangRestorasi yang dijalankan Meiji Tenno meliputi berbagai bidang, antara lain :1.Bidang Politik ( Pemerintahan )Langkah-langkah yang diambil oleh Meiji Tenno dalam mengadakan restorasi dalam bidang politik, yaitu :Kaisar berpegang teguh pada Charter Outh.Sistem pemerintahan meniru sistem pemerintahan Barat yaitu pemerintahan dibagi ke dalam Departemen-departemen. Akan dibentuk Konstitusi baru yang akan dipimpin oleh Ito Hirobumi.Sistem pemerintahan feodal dihapus. Seluruh tanah negara akan dibagi ke dalam prefecture. Prefecture adalah suatu daerah yang dikepalai oleh seorang profect ( Kepala Departemen).Pemerintah mengijinkan adanya National Assembly.Awal tahun 1868 sistem feodal masih tetap dipakai, secara resmi system pemerintahan feodal dihapus tahun 1871 dengan dikeluarkannya Imperial Rescript oleh Kaisar. Sesudah itulah golongan samurai mendapat kesempatan memegang jabatan dalam pemerintahan. Negara dibagi menjadi propinsi yang diperintah oleh Gubernur yang dipilih dan diangkat olek kaisar. Para Daimyo yang kehilangan jabatan ada penyaluran dari pemerintah, yang mempunyai kecakapan diberi jabatan tertentu dan yang tidak memiliki kecakapan diberhentikan dan dipensiun.

Page 4: NASIONALISME JEPANG

Walaupun secara resmi pemerintahan feodal telah dihapuskan , namun rakyat masih belum merasa puas karena pemerintahan masih dimonopoli oleh segolongan revolusioner, dan masih bersifat oligarkhi. Rakyat menuntut agar kaisar segera membentuk pemerintahan dengan adanya perwakilan dari rakyat. Hal ini ditanggapi oleh Kaisar dengan mengeluarkan suatu pernyataan bahwa ia akan memerintah menurut kehendak rakyat dan akan membentuk konstitusi. Pembentukan komstitusi dilakukan oleh Ito yang kemudian dikenal sebagai Bapak Konstitusi Jepang, dengan para pembantunya dan ternyata berhasil. 11 Februari 1889 secara resmi Konstitusi diumumkan oleh kaisar kepada seluruh rakyat.Konstitusi 1889 mengandung pokok-pokok pikiran antara lain :a.Kedudukan KaisarMenurut Konstitusi, Kaisar adalah sumber dari segala kekuasaan. Kedudukan Kaisar suci dan tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan praktis ( real power ) dijalankan oleh badan pemerintahan atas nama Kaisar. Jadi dalam menjalankan pemerintahan khususnya dalam kekuasaan legislatif, Kaisar dibantu atau didampingi oleh Diet.b.Diet ( DPR )Sistem perwakilan di Jepang menganut system seperti di Eropa Barat, yaitu perwakilan yang terdiri dari dua kamar ( bicameral ), yaitu :House Of Peers ( Upper House), anggotanya terdiri dari para bangsawan tinggi yang dipilih dari para pembayar pajak yang tinggi dalam negara.House Of Representative, anggotanya terdiri dari rakyat biasa yang ditunjuk atau dipilih.Semua undang-undang harus mendapat pengesahan dari Diet dan persetujuan harus didasarkan pada kelebihan suara yang mutlak.c.KabinetKabinet ( The Council Of Minister ) langsung bertanggung jawab kepada Kaisar. Menurut Konstitusi 1889, Kabinet yang diketuai oleh Perdana Menteri mempunyai Departemen sebagai berikut :Departemen Dalam NegeriDepartemen Luar NegeriDepartemen PendidikanDepartemen PerhubunganDepartemen KeuanganDepartemen KehakimanDepartemen Perdagangan dan IndustriDepartemen Pertanian dan KehutananDepartemen Kereta ApiDepartemen Seberang Lautd.Prive Council ( DPA )Tugasnya sebagai penasehat Kaisar. Di samping Prive Council, Kaisar masih mempunyai penasehat langsung yaitu Genro atau ahli-ahli negara. Genro adalah suatu lembaga yang dibentuk di luar undang-undang.

Page 5: NASIONALISME JEPANG

Berdasarkan Konstitusi 1889, bentuk pemerintahan Jepang adalah Monarkhi Konstitusional. Di mana Kabinet bertanggung jawab kepada Kaisar. Struktur Organisasi dari Pemeritahan Jepang yang baru adalah :Kaisar sebagai penguasa tertinggi dalam menjalankan pemerintahan. Kaisar dibantu oleh :Kabinet yang bertanggung jawab langsung kepada Kaisar.Prive Council yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar.Genro yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar.

2.Bidang PerekonomianRestorasi Meiji termasuk juga melakukan revolusi dalam bidang ekonomi, dimana sistem ekonomi feodal runtuh dan digantikan dengan sistem ekonomi kapitalis modern. Baik segi persoalan politik maupun ekonomi di Jepang, semuanya memperoleh pengaruh barat.Dua hal yang harus diperhatikan dalam masalah ekonomi, yaitu :Bagaimana cara untuk menguasai kembali sumber-sumber perekonomian, penghasilan nasional, terutama untuk kepentingan pemerintah Jepang. Hal ini ditempuh dengan cara antara lain : membuat jalan-jalan kereta api, mendirikan bank-bank, mengijinkan pelayaran bagi kapal-kapal asing.Bagaimana cara untuk mengembangkan ekonomi Jepang yang sebaik-baiknya. Hali ini ditempuh dengan jalan :Mengirimkan misi untuk belajar pengetahuan ekonomi Barat.Membuka hubungan ekonomi dengan bangsa-bangsa barat secara luas.Membuka pabrik-pabrik.Pembangunan di bidang ekonomi meliputi juga bidang pertanian, perindustrian dan perdagangan. Namun yang paling berhasil adalah di bidang perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat karena adanya dumping policy. Di bidang industry muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu, terdiri dari Keluarga Mitsui, Sumimoto dan Jassuda.

3.Bidang PendidikanSistem pendidikan di Jepang juga meniru sistem pendidikan ala Barat. Moral dasar yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoismedan Budhisme. Tujuan Meiji dengan mengadakan pembaharuan dalam bidang pendidikan yaitu :Untuk mencapai persatuan nasional yang kuat.Untuk melatih rakyat akan kesetiaan terhadap negara / kaisar.Untuk memperoleh pengetahuan dan teknik yang modern.Untuk mewujudkan kesempurnaan pertahanan nasional ( kemajuan pendidikan dianggap mempunyai hubungan erat dengan pertahanan negara ).Tahun 1871 dibentuk Departemen Pendidikan. Selanjutnya tahun 1872 dikeluarkan Undang-undang Pendidikan, yang isinya antara lain :Wajib belajar untuk anak-anak yang berumur 6 tahun.Bagi anak-anak yang telah berumur 6 – 14 tahun dibebaskan dari uang sekolah.Pendidikan bersifat militeristis, baik di sekolah maupun di asrama.

Page 6: NASIONALISME JEPANG

Seluruh negara dibagi menjadi 8 daerah pendidikan. Masing-masing dibagi lagi menjadi 32 distrik Sekolah Menengah dan 210 Sekolah Dasar.Pengiriman pemuda-pemuda Jepang ke luar negeri.Sekolah diperluas baik negeri maupun swasta.Berkat kemajuan di bidang pendidikan, terciptalah negara Jepang yang modern dan sejajar dengan negara-negara Barat. Akhirnya Jepang dapat memiliki ahli-ahli dalam semua bidang ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat membawa kemajuan bagi Jepang hingga mencapai puncaknya.

4.Bidang MiliterRestorasi tidak hanya dilakukan dalam bidang politik, ekonomi maupun pendidikan saja. Tetapi juga dalam bidang kemiliteran. Latar belakang pembaharuan dalam bidang militer yang dilakukan oleh Kaisar Meiji, antara lain :Adanya peristiwa Kagosima dan Shimonoseki, menyadarkan bangsa Jepang bahwa sistem pertahanannya telah using dan kuno. Bangsa Jepang sadar bahwa angkatan perang mereka bukanlah tandingan bagi kekuatan militer Barat.Adanya desakan yang menghendaki agar Kaisar Jepang tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas pertahanan negara.Menginginkan adanya militer yang disiplin, berani dan setia.Untuk mempertahankan kemerdekaan negara terhadap kemungkinan adanya desakan dari negara-negara lain dan demi kejayaan bangsa serta negara Jepang.Keluarga Choshu dan Satsuma mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembaharuan angkatan perang ini. Keluarga Choshu menangani pembaharuan di angkatan darat dengan mencontoh Prusia atau Jerman. Sedangkan Keluarga Satsuma menangani pembaharuan di tentara angkatan laut dengan mencontoh Inggris.Bersamaan dengan modernisasi angkatan perang ini, ajaran bushido sebagai jiwa kemiliteran dihidupkan kembali. Prajurit Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido, yang berisi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :Setiap prajurit harus menginsafi kedudukannya.Meningkatkan kecakapan di lingkungan tersebut.Memegang teguh disiplin.Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara ( Tenno ) sampai titik darah penghabisan. Mati untuk Kaisar adalah mati yang sempurna dan mulia.Bushido inilah yang memberi kekuatan lahir dan batin yang tak terhingga kepada tentara Jepang pada khususnya dan rakyat Jepang pada umumnya. Dengan jalan tersebut, angkatan perang Jepang menjadi sangat kuat dan disiplin. Hal ini terbukti pada saat Jepang perang melawan Cina dan Rusi ( negara raksasa ), Jepang selalu mendapatkan kemenangan.

Akibat Restorasi Meiji di JepangSebelum adanya restorasi meiji, Jepang dianggap sebagai negara yang lemah, terbelakang dan menjadi mangsa bagi negara-negara imperialis Barat. Namun setelah Restorasi dalam berbagai bidang. Ternyata membuahkan hasil yang sangat menakjubkan. Bangsa dan negara Jepang

Page 7: NASIONALISME JEPANG

terangkat ke puncak keunggulan, menjelma menjadi negara yang kuat dan modern sejajar dengan negara-negara barat.Dalam bidang pemerntahan, Meiji telah menyumbangkan pemerintahan feodal. Sejak 1889 dengan terbentuknya Konstitusi baru maka pemerintahan Jepang bercorak demokratis. Charter Outh dipegang teguh oleh Kaisar, yang memerintah sesuai dengan kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.Akibat Restorasi dalam bidang ekonomi, terbukti akhir abad ke-19 Jepang dapat menguasai pasaran di seluruh Asia. Bahkan merupakan saingan yang berat bagi Eropa dan Amerika. Berkat kemajuan di bidang industria, neraca perdagangan Jepang menjadi aktif dan selanjutnya mampu mengubah Jepang dari negara agraris menjadi negara industri . Kemajuan pesat di bidang industry menyeret Jepang masuk ke kancah peperangan. Dalam hal ini Jepang juga menjalankan politik imperialism.Restorasi di bidang pendidikan mampu memberikan hasil yang cukup mengagumkan. Jepang menjadi negara pertama di Asia yang bebas dari bura huruf. Jepang juga merupakan pelopor bagi Asia dalam usaha memajukan pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan fondasi bagi pembangunan menuju negara modern.Akibat Restorasi dalam bidang angkatan perang, Jepang memiliki angkatan perang yang kuat dan disiplin, taat dan berani. Hal ini terbukti dalam setiap peperangan yang dilakukan, Jepang selalu memperoleh kemenangan yang gemilang, baik saat melawan negara Asia maupun Barat.Secara teori, runtuhnya suatu sistem feodal didahului oleh perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang merongrong dasar lembaga-lembaganya, dan Jepang bukan merupakan pengecualian. Sekalipun terdapat peraturan-peraturan dan patokan yang bertujuan untuk melakukan pembekuan struktur feodal masyarakat, suatu ekonomi keuangan menyebar selama masa-masa terakhir Tokugawa dengan menggoncangkan ekonomi feodal.

Pembaharuan Jepang Menjadi Negara ModernPada tahun 1868, Jepang mulai tumbuh dan berkembang menjadi negara modern. Hal itu terjadi tepatnya setelah Restorasi Meiji. Pada tahun 1867, Pangeran Matsuhito dinobatkan sebagai kaisar Jepang dan bergelar Meiji Tenno (1867-1912). Kaisar Meiji merupakan motor penggerak pembaruan negara Jepang dalam segala bidang. Pembaruan itu berhasil dengan sangat menakjubkan. Dalam melaksanakan pembaruan-pembaruan, agar setara dengan Negara-negara barat pemerintahan Meiji memerlukan pengetahuan teknik Barat dengan melaksanakan kebijakan-kebijakan sebagai berikut :Banyak ahli-ahli Barat didatangkan ke Jepang dengan gaji besar. Teknologi yang diserap disesuaikan dengan kondisi atau keperluan bangsa Jepang.Meletakkan dasar-dasar untuk pembangunan perindustrian modern.Pemerintah dimodernisasi dengan mengambil model Barat abad ke-19. Kementrian kementerian dibentuk, misalnya: kementerian keuangan, kementerian angkatan darat, kementerian angkatan laut, dan kementerian pendidikan umum.Sistem peradilan dan hukum yang modern mengikuti model Perancis dan Jerman.Jepang menciptakan sistem perbankan, jaringan telegraf dan jalan kereta api mulai dibangun.

Page 8: NASIONALISME JEPANG

Dalam waktu kira-kira 10 tahun setelah restorasi, proses pembaruan di Jepang telah berjalan dengan pesat. Kesuksesan khususnya dalam bidang industri inilah yang mendorong Jepang menjadi negara imperialis, karena tuntutan mendasar untuk memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran hasil industrinya. Faktor lain yang ikut mendorong Jepang menjalankan politik imperialisme adalah: Ajaran Hokho-Ichiudalam Shintoisme yang mengajarkan tentang kesatuan keluarga umat manusia. ( ini alasan idiil ) Sebagai bangsa yang telah maju, Jepang mempunyai kewajiban untuk mempersatukan dan memajukan bangsabangsa di dunia.Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Pintu Tertutup yang disebut dengan Sakoku, mulai memberlakukan politik Pintu Terbuka yang disebut dengan Kaikoku. Dengan demikian dimulailah modernisasi Jepang secara besar-besaran.Modernisasi dimulai segera setelah negara Jepang terpaksa membuka diri bagi pergaulan internasional, akibat ancaman dan tekanan dari luar, terutama dari Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan lain-lain. Perkembangan-perkembangan yang terjadi selama masa Sakoku ternyata tidak dapat mengimbangi perkembangan-perkembangan yang telah dicapai negara-negara Barat. Mereka menyadari bahwa pemerintahan yang dijalankan Shogun Tokugawa sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Di bawah slogan Wakon Yosai (Kepribadian Jepang, Teknologi Barat) serta slogan Shokusan Kogyo (Meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan industrialisasi) yang dikaitkan dengan slogan Fukoku Kyohei (Negara kaya, militer kuat), Jepang memacu modernisasi dengan kecepatan yang luar biasa. Secara besar-besaran mengimpor dan melaksanakan modernisasi di berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, kebudayaan, politik, pendidikan, telekomunikasi dan kemiliteran. Pembaharuan terjadi secara teratur dalam berbagai bidang. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan baru untuk membuat Jepang menjadi modern. Diantaranya adalah perombakan politik serta pembebasan Jepang dari tekanan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk melakukan modernisasi, pemerintah memusatkan perhatiannya pertama-tama kepada masalah dalam negeri demi kepentingan memperoleh posisi internasional. Untuk itu diperlukan modernisasi dalam segala bidang dengan mengandalkan sumber daya yang ada.Dalam hal ini, pemerintah masih menggunakan nilai-nilai nasionalisme yang ada dalam masa Tokugawa, yaitu etika Bushido, untuk menunjukkan loyalitas dan kebiasaan patuh kepada pemimpin dengan kerelaannya untuk mengorbankan diri. Kebiasaan tersebut akhirnya menjelma dalam bentuk cita-cita nasional dengan kesetiaan kepada Tenno dan cinta tanah air. Semangat Bushido yang dijadikan pegangan hidup tersebut telah menjadi semangat bersama yang dijunjung tinggi untuk mendorong tercapainya cita-cita pembentukan masyarakat modern. Pemerintah Jepang melakukan usaha modernisasi secara besar-besaran tetapi proses modernisasi juga mengalami masalah-masalah dalam perjalanan perkembangannya. Antara lain disebabkan karena adanya goncangan budaya yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Hal ini terjadi karena benturan antara kebudayaan Timur dengan kebudayaan Barat yang masuk melalui politik Pintu Terbuka. Benturan-benturan seperti ini dirasakan sangat mengganggu cara hidup mereka yang telah terbiasa dengan sistem lama.

Page 9: NASIONALISME JEPANG

Selain itu pemekaran Budaya Barat (Bummei Kaika) yang dialami masyarakat Jepang telah menunjukkan suatu gejala yang buruk. Orang Jepang banyak yang meniru segala sesuatu dari Barat hanya untuk gagah-gagahan belaka. Akibatnya para pemimpin Jepang mulai meninjau kembali proses pembaratan ini dan mulai menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan Jepang asli, untuk membentuk dasar bagi jiwa seluruh bangsa Jepang guna menjadi bangsa yang modern.

SISANYA CARI DI BUKU SEJARAH PERPUSTAKAAN..