Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi,...

51
Makalah Pembangunan Konteks dan Permodelan Teks Cerita Sejarah SMA NEGERI 4 Samarinda Kelas XII MIPA 1 Pada tanggal 8 Oktober 2015 Samarinda, 8 Oktober 2015 Mengetahui, Kepala Sekolah SMAN 4 Guru Bidang Study

Transcript of Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi,...

Page 1: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Makalah Pembangunan Konteks dan Permodelan Teks Cerita Sejarah

SMA NEGERI 4 Samarinda Kelas XII MIPA 1

Pada tanggal 8 Oktober 2015

Samarinda, 8 Oktober 2015

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMAN 4 Guru Bidang Study

H.Syarifuddin,S.Pd,M.Ap Pausta Situmorang S.pd

NIP.196007151987031008 NIP.196508211990032014

Page 2: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

khususnya bagi kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembangunan

Konteks dan Permodelan Teks Cerita Sejarah”.

Makalah ini diajukan guna memenuhi nilai kelompok kami dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia Semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.

Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah kami tidak mendapatkan kendala – kendala,

sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu, kami juga mengucapkan

terima kasih kepada guru pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah

memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Kami juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal

yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,

kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Semoga apa yang di harapkan penulis dapat dicapai dengan sempurna.

Samarinda, 8 Oktober 2015

Penulis

2

Page 3: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Daftar Isi

Halaman Judul........................................................................................................................ i

Halaman Pengesahan............................................................................................................. ii

Kata Pengantar....................................................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................................... 2

1.5 Metode Penelitian...................................................................................................... 2

1.6 Sistematika Penulisan................................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Konteks dan Permodelan Teks Cerita Sejarah......................................... 4

2.2 Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah................................ 5

2.3 Membandingkan Teks Cerita Sejarah........................................................................ 8

2.4 Penyuntingan dan Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah.............................................. 9

2.5 Memproduksi Teks Cerita Sejarah............................................................................. 11

2.6 Mengonversi teks cerita sejarah kedalam bentuk lain................................................ 12

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Struktur Teks Cerita Sejarah........................................................................................ 13

3.2 Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah........................................................................... 17

3.3 Penyuntingan Teks Cerita Sejarah............................................................................... 23

3.4 Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah.............................................................................. 25

3.5 Memproduksi Teks Cerita Sejarah............................................................................... 26

3

Page 4: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

3.6 Mengonversi Teks Cerita Sejarah................................................................................ 27

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 31

4.2 Saran............................................................................................................................. 31

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 31

LAMPIRAN............................................................................................................................. 33

4

Page 5: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koran, radio, televisi, dan majalah merupakan sumber informasi. Sumber informasi

tersebut disampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan. Teks cerita sejarah juga dapat menjadi

informasi karena di dalamnya memuat fakta atau informasi-informasi pada masa lalu yang

berhubungan dengan peristiwa sejarah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks berarti naskah berupa kata-kata

asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkat ajaran atau asalan dan bahan tertulis

untuk dasar memberikan pelajaran berpidato, atau yang lainnya.

Teks cerita sejarah adalah naskah cerita atau nasrasi rekaan yang mengandung unsur-

unsur sejarah. Dalam teks cerita sejarah, ada beberapa unsur nyata, misalnya tokoh, nama

tempat dan peristiwa. Namun, dalam teks cerita sejarah terdapat pula cerita yang sifatnya

rekaan, misalnya mitos asal-usul raja, mitos pembukaan negeri, mitos kedatangan sebuah

agama, dan mitos alegori.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka yang akan menjadi rumusan masalah,

ialah:

1. Apa pengertian konteks dan permodelan teks cerita sejarah?

2. Bagaimana struktur dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah?

3. Bagaimana membandingkan teks cerita sejarah?

5

Page 6: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

4. Bagaimana cara menyunting dan mengabstraksi dalam teks cerita sejarah?

5. Bagaimana memproduksi teks cerita sejarah?

6. Bagaiamana cara mengonversi teks cerita sejarah kedalam bentuk lain?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok Bahasa

Indonesia yang diberikan oleh guru bidang studi kami. Adapun tujuan khusus dibuatnya

makalah ini adalah:

1. Memahami konteks dan permodelan teks cerita sejarah.

2. Menjelaskan struktur teks cerita sejarah.

3. Menjelaskan ciri kebahasaan teks cerita sejarah.

4. Mengetahui cara menyunting dan mengabstraksi teks cerita sejarah.

5. Memproduksi teks cerita sejarah.

6. Mengonversi teks cerita sejarah kedalam bentuk lain.

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca maupun penulis untuk

mengetahui pembangunan konteks dan permodelan dalam teks cerita sejarah.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita sejarah adalah

sebagai berikut :

6

Page 7: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Mencari literature dan referensi yang berasal dari buku-buku dan browsing

dengan menggunakan internet mengenai informasi tambahan lainnya seputar

pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita sejarah serta referensi-referensi lain

yang dapat membantu dalam penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan tugas ini adalah sebagai berikut :

1. Halaman Depan : Berisikan cover makalah, halaman pengesahan, kata pengantar

dan daftar isi.

2. BAB I Pendahuluan : Berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, metode

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

3. BAB II Landasan Teori : Berisikan teori-teori yang digunakan untuk

pembengunan konteks dan pemodelan cerita sejarah.

4. BAB III Pembahasan : Berisi cara pembengunan konteks dan pemodelan cerita

sejarah.

5. BAB IV Penutup : Berisi tentang kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan

lampiran untuk pengembangan pembengunan konteks dan pemodelan cerita sejarah.

7

Page 8: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Konteks dan Permodelan Teks Cerita Sejarah

Konteks adalah kondisi dimana suatu kejadian itu terjadi . Ada beberapa jenis konteks.

Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan lain sebagainya. Dimensi

pemilihan waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang

dirasakan terjadi sebelum peristiwa komunikasi. Teks cerita sejarah merupakan karangan

berbentuk narasi atau wacana yang menceritakan peristiwa dalam kurun waktu tertentu.

Narasi tersebut dapat berisi fakta atau fiksi.

Teks sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Kejadian dalam

peristiwa tersebut dianggap sebagai proses atau dinamika suatu konteks historis. Sejarah

termasuk ilmu empiris, karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Oleh

sebab itu, sejarah kerap dimasukkan dalam ilmu kemanusiaan. Akan tetapi, sejarah berbeda

dengan antropologi dan sosiologi, sejarah membicarakan manusia dari segi waktu, seperti

perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, kesinambungan yang terjadi

pada suatu masyarakat, pengulangan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dan

perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar

masyarakat itu sendiri.

Peristiwa sejarah ini bukan semata-mata cerita turun-temurun, tetapi sebagai negara yang

cerdas kita harus mampu menggali nilai dan kearifan yang terdapat dalam sebuah cerita

sejarah. Dalam menyusun teks cerita sejarah, langkah-langkah yang dilakukan adalah

mencari informasi, mengumpulkan data yang tepat, akurat, serta autentik, kemudian di teliti

8

Page 9: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

secara cermat, diinterpretasikan kemudian direkontruksi sehingga menghasilkan kisah sejarah

yang mudah dipahami.

2.2 Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

2.2.1 Struktur Teks Cerita sejarah

Teks cerita sejarah mempunyai struktur yang membedakannya dengan jenis

karangan lainnya. Struktur teks cerita sejarah terbagi menjadi enam, yaitu abstrak,

orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan koda atau amanat.

1. Abstrak

Abstrak adalah ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita

sejarah bersifat opsional. Artinya, sebuah teks cerita sejarah bisa saja tidak

melalui tahapan ini. abstrak biasanya berisi pengenalan singkat tentang atau

tokoh.

2. Orientasi

Orientasi menjadi pembuka dalam teks cerita sejarah. Orientasi berisi

pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan

pelaku.

3. Komplikasi

Tahapan ini berisi urutan kejadian. Kejadian-kejadian itu dihubungkan

secara sebab-akibat. Peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya

pseristiwa lain.

4. Klimaks

9

Page 10: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Klimaks merupakan puncak konflik dalam sebuah teks cerita sejarah. Pada

saat klimaks inilah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.

5. Resolusi

Resolusi adalah suatu keadaan ketika konflik terpecahkan dan menemukan

penyelesaiannya. Tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang mengungkapkan

solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.

6. Koda/Amanat

Koda adalah bagian akhir dari sebuah teks cerita sejarah. Pengarang teks

cerita sejarah mempunya maksud menulis bagian koda ini, yaitu menyuarakan

pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang tejadi.

2.2.2 Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah memiliki kaidah atau ciri kebahasaan, yaitu :

1. Menggunakan bentuk lampau (peristiwa telah terjadi).

2. Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan, misalnya pergi, tidur,

lari, dan membeli.

3. Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan peristiwa atau kejadian,

misalnya dan, tetapi, setelah     itu, dan kemudian. Konjungsi adalah kata

sambung yang menghubungkan unsur-unsur kalimat. salah satu fungsi dari

konjungsi adalah untuk menyatakan urutan peristiwa, hal itu seperti yang

tampak pada kalimat berikut.

10

Page 11: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,

Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol No.1 .

Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda

mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia.

Kata yang bergaris bawah merupakan salah satu contoh konjungsi yang

menyatakan urutan peristiwa. Selain kemudian, setelah, kata konjungsi lain

seperti selanjutnya, lalu (temporal)

4. Penggunaan fungsi keterangan yang mengungkapkan tempat, waktu dan cara.

Fungsi dalam kalimat kita sudah kenali bersama ada subjek (S), objek (O),

predikat (P), dan keterangan. Untuk fungsi keterangan ada yang menerangkan

tempat, waktu dan cara.

Teks Cerita Sejarah dibagi menjadi 2 :

1. Teks Cerita Sejarah Fiksi : Teks Cerita Sejarah yang tidak nyata.

Contoh :

Novel

Cerpen

Legenda

Roman

2. Teks Cerita Sejarah Non-fiksi : Teks Cerita Sejarah yang nyata.

Contoh :

Biografi

Autobiografi

Certia Perjalanan

Catatan Sejarah

11

Page 12: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Perbedaan teks cerita sejarah fiksi dan non-fiksi :

Teks Cerita Sejarah Fiksi :

1. Jalan pengisahan disusun bedasarkan dunia nyata atau menurunkan

pengisahanya dari dunia nyata.

2. Penggambaran kehidupan batin seorang tokoh  lebih mendalam.

3. Pengembangan kharakter tokoh tidak diungkapkan sepenuhnya.

4. Menyajikan kehidupan sesuai dengan pandangan pribadi pengarang.

Teks Cerita Sejarah Non-Fiksi :

1. Disusun bedasarkan data atau fakta yang objektif

2. Penggambaran tokoh ditulis lengkap bedasarkan fakta.

3. Menyajikan kehidupan sesuai dengan data atau fakta.

2.3 Membandingkan Teks Cerita Sejarah

Menbandingkan teks cerita sejarah artinya membandingkan isi kedua teks cerita sejrah

meliputi struktur,waktu dan kronologi kejadian.

Untuk membandingkan teks cerita sejarah, dapat di lihat dari sumber-sumber sejarah yang

yang ada. Yang di maksud terdiri dari : 

1. Sumber Primer

Sumber primer merupakan sumber asli yang diperoleh dari para pelaku sejarah

dan saksi sejarah. Sumber primer ini diperoleh dari orang sejaman atau orang pertama

yang pernah mengalami sendiri secara langsung peristiwa sejarah yang sesungguhnya.

Untuk memperoleh sumber ini maka seorang peneliti harus melakukan kegiatan

12

Page 13: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

wawancara, sehingga dapat diperoleh sejumlah keterangan lisan terhadap obyek

penelitian.

Contoh obyek penelitian sejarah adalah “Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia” Sumber primer yang dibutuhkan adalah para pelaku atau saksi sejarah

seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Subardjo dan lain-lain.

Terhadap para pelaku atau saksi tersebut maka peniliti harus melakukan wawancara

Secara langsung, sehingga dapat memperoleh keterangan lisan mengenai peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2. Sumber Sekunder

Sumber sekuder merupakan keterangan lisan dari pihak kedua yaitu orang yang

tahu terjadinya peristiwa sejarah tetapi tidak pernah menjadi pelaku. Pihak kedua ini

merupakan saksi ahli yaitu orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.

2.4 Penyuntingan dan Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah

2.4.1 Penyuntingan

Arti kata menyunting menurut KBBI adalah menyiapkan naskah siap cetak atau

siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa

(menyangkut ejaan, diksi atau pilihan kata, dan struktur kalimat).

Ketika menyunting naskah, ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan.

Berikut adalah aspek-aspek dalam menyunting :

1. Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, dan tanda baca.

2. Ketepatan penggunaan diksi atau pilihan kata.

3. Keefektifan kalimat.

13

Page 14: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

4. Ketepatan struktur kalimat.

5. Keterpaduan paragraf.

Penyuntingan naskah dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut :

1. Penyunting harus membaca cermat kalimat demi kalimat dalam naskah

untuk menemukan kesalahan-kesalahan.

2. Penyunting membenarkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam

naskah.

3. Penyunting memeriksa keterpaduan antarparagraf.

4. Penyunting memeriksa kebenaran data dan teori jika ada.

2.4.2 Mengabstraksi

Mengabstraksi atau Cerita ulang (recount) atau rekon adalah teks yang

menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan untuk

memberi informasi, atau menghibur pembacanya, atau bisa keduanya.

Cerita ulang terdiri atas tiga jenis, yaitu rekon pribadi, rekon faktual

(informasional), dan rekon imajinatif.

1. Rekon pribadi adalah cerita ulang yang memuat kejadian di mana penulisnya

terlibat secara langsung.

2. Rekon faktual (informasional) adalah cerita ulang yang memuat kejadian

faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.

3. Rekon imajinatif adalah cerita ulang yang memuat cerita imajinatif dengan

lebih detil.

Suatu teks cerita ulang terdiri atas tiga bagian, yaitu:

14

Page 15: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

1. Orientasi : informasi yang menjawab apa?, di mana?, siapa?, kapan?, dan

mengapa?

2. Rentetan peristiwa (events) : Isi cerita ulang atau Terjadinya Peristiwa.

3. Riorientasi atau kesimpulan penulis akan kejadian-kejadian yang diceritakan

ulang.

Teks cerita ulang dapat diubah menjadi teks lain sesuai dengan kebutuhan. Proses

untuk mengubah teks cerita ulang menjadi bentuk teks lain dinamakan dengan istilah

mengonversi. Dalam mengonversi cerita ulang menjadi teks lain, yang berubah hanya

model teks, sedangkan bagian isi tetaplah sama.

2.5 Memproduksi Teks Cerita Sejarah

Cerita sejarah yang masih dalam bentuk lisan atau naskah kuno yang merupakan kendala,

tidak menjadi halangan untuk memindahkan cerita sejarah ke dalam bentuk teks.

Teks cerita sejarah dapat dibuat dengan langkah-langkah berikut :

1. Bertanya atau menggali informasi mengenai suatu peristiwa sejarah. Pencarian

inormasi ini berfungsi untuk mengumpulkan bukti-bukti sejarah berupa kata.

2. Mengumpulkan cerita-cerita mengenai sejarah tersebut. Cerita sejarah dapat

mempunyai beberapa versi, terutama berkaitan dengan unsur cerita yang sifatnya

fiktif.

3. Menentukan cerita sejarah yang akan ditulis. Dalam penentuan ini jangan

melupakan bahwa cerita sejarah mengandung fakta. Jadi ambillah cerita sejarah

yang mengandung fakta paling banyak di dalamnya.

15

Page 16: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

4. Membuat urutan peristiwa dalam cerita sejarah. Urutan ini membantu Anda

memahami cerita sejarah yang terjadi.

5. Membuat narasi cerita sejarah berdasarkan informasi dan urutan peristiwa yang

telah dikumpulkan . Cerita sejarah dapat dinarasikan dengan gaya bahasa

pengarang. Pengembangan cerita sejarah tentu saja bukan pada unsur fakta,

melainkan unsur-unsur fiktifnya.

2.6 Mengonversi teks cerita sejarah kedalam bentuk lain

Teks cerita sejarah umumnya berbentuk narasi. Namun, teks cerita sejarah dapat diubah

kedalam bentuk lain, misalnya teks drama dan puisi. Kegiatan mengubah ini disebut dengan

konversi. Menurut KBBI, Konversi adalah perubahan dari suatu sistem pengetahuan ke sistem

yang lain. Dengan demikian, verba mengonversi berarti mengubah atau melakukan

perubahan.

Proses yang harus dilakukan dalam mengonversi teks cerita ulang, berikut:

1. Membaca teks ulang secara keseluruhan.

2. Mencermati pilihan kata (diksi) yang tepat dalam teks cerita

ulang.

3. Merangkum isi teks cerita ulang secara menyeluruh.

4. Menentukan jenis teks apa yang digunakan sebagai konversi.

5. Menulis ulang teks cerita ulang dalam bentuk lain.

6. Merevisi bentuk teks baru jika memungkinkan ada kesalahan.

16

Page 17: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas

kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan

moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.Pada tanggal 9 Agustus

1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga

menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.

Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan

kemerdekaannya.

Saat itu, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat

diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam

untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan

Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan

kepada Indonesia.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal

Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan

Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan

kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat

dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.

Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali

ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera

memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan

di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, Soekarno belum yakin bahwa

Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat

itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat

berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.

Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena

Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke

Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar

berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para

pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI,

dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Struktur Teks Cerita Sejarah

Agar dapat memahami struktur teks cerita sejarah, perhatikan struktur teks cerita sejarah

berikut!

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

17

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,

Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol No.1 . Maeda menyambut kedatangan

mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil

menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari

Tokyo. Keesokan harinya Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus

guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan

Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki

pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan

Abstrak

Orientasi

Komplikasi

Komplikasi

Klimaks

Resolusi

Resolusi

Page 18: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal

Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan

Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan

kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat

dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.

Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali

ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera

memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan

di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, Soekarno belum yakin bahwa

Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat

itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat

berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.

Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena

Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke

Contoh teks cerita sejarah lainnya :

Peristiwa Rengasdengklok

1. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan pemuda,

Darwis dan Wikana, menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan Timur No. 56

Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan proklamasi

kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno

menolak permintaan tersebut. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara

golongan tua dan muda. Wikana mengancam bahwa esok hari akan terjadi pertumpahan

darah yang dahsyat dan besar.

2. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga

tokoh pemuda yang terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno

dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka memilih

Rengasdengklok karena tempat tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang oleh

Komandan Kompi Subeno.

3. Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung Karno

dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya.

4. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya pendirian teguh. Beliau tetap

berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada kemauan pemuda.

Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad Subardjo. Mr.

Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali kedua

tokoh itu ke Jakarta guna membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang

anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.

18

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki

pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan

Page 19: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

5. Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura tidak menghalangi

proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka dimulailah pertemuan.

Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut Jepang, Laksamana

Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.

3.2.1 Informasi Setiap Paragraf

Paragraf Informasi dalam Teks

I

Peristiwa yang diidentifikasi pada urutan orientasi ini adalah pertemuan

golongan pemuda denga Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta.

Pelaku dalam peristiwa tersebut ialah golongan muda (Darwis dan

Wikana), golongan tua dan juga Bung Karno.

Peristiwa tersebut terjadi pada 15 Agustus 1945 pukul 22.30.

Peristiwa tersebut terjadi di Indonesia.

Peristiwa tersebut terjadi karena proses proklamasi kemerdekaan yang

ingin di percepat.

Dalam peristiwa tersebut terjadi pengancaman pertumpahan darah yang

dahsyat dan besar.

II

Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf ini adalah pengasingan Bung

Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.

Pelaku dalam peristiwa tersebut yaitu golongan muda, Bung Karno dan

Bung Hatta.

Peristiwa tersebut terjadi untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan yang datang dari pengaruh Jepang oleh Komandan Kompi

Subeno.

III

Peristiwa tersebut bertujuan agar Bung Karno dan Bung Hatta

mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa tersebut melibatkan Bung Karno dan Bung Hatta.

19

Page 20: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

IV

Peristiwa yang diidentifikasi yaitu dibawanya kembali Bung Karno dan

Bung Hatta untuk membicarakan proklamasi melalui siding PPKI.

Peristiwa tersebut melibatkan Mr. Ahmad Subardjo, Bung Karno, Bung

Hatta, Yusuf Kunto, dan Wikana.

Dalam peristiwa tersebut menjelaskan bahwa Bung Karno dan Bung

Hatta merupakan pemimpin yang punya pendirian teguh.

V

Peristiwa yang diidentifikasi yaitu dimulainya pertemuan yang dilakukan

di rumah pembesar AL Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam

Bonjol No.1 Jakarta.

Yang terlibat dalam peristiwa pada paragraf ini adalah Somubuco dan

Nasimura, Laksamana Muda Maeda.

3.2.2 Kronologi Peristiwa Sejarah

No. Waktu Peristiwa

1 15 Agustus 1945 Pertemuan golongan pemuda dengan Bung Karno.

2 16 Agustus 1945Pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta ke

rengasdengklok.

3.2.3 Penanda Waktu Peristiwa Sejarah

Paragraf Penanda Waktu Kata dalam kalimat

I Pada tanggal 15 Agustus 1945 Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar

pukul 22.30 malam utusan dari

20

Page 21: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

golongan pemuda, Darwis dan Wikana,

menemui Bung Karno di kediaman

Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Pada Tanggal 16 Agustus 1945

Wikana menyampaikan tuntutan agar

Bung Karno mengumumkan proklamasi

kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu

pada tanggal 16 Agustus 1945.

Esok hariWikana mengancam bahwa esok hari

aka terjadi pertumpahan darah yang

dahsyat dan besar.

II Pada tanggal 16 Agustus 1945

Menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan, maka pada tanggal 16

Agustus 1945, tiga tokoh pemuda yang

terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan

Singgih membawa Bung Karno dan

Bung Hatta ke Rengasdengklok, kira-

kira 15 km dari Karawang.

III Secepatnya

Maksud dan tujuan para pemuda

membawa ke Rengasdengklok adalah

agar Bung Karno dan Bung Hatta

mengumumkan proklamasi

kemerdekaan Indonesia secepatnya.

IV - -

V Setelah Setelah mengetahui bahwa Somubuco

dan Jendral Nasimura tidak

menghalangi proklamasi asal tidak ada

pernyataan yang anti Jepang, maka

21

Page 22: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

dimulailah pertemuan.

3.2.4 Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur Teks Kalimat dalam Teks

Orientasi

1. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam

utusan dari golongan pemuda, Darwis dan Wikana,

menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar

Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan

Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945.

Bung Karno menolak permintaan tersebut. Terjadilah

ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan

tua dan muda. Wikana mengancam bahwa esok hari akan

terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan besar.

Urutan Peristiwa sejarah

Tahap 1

2. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada

tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda yang terdiri

atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung

Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, kira-kira 15 km

dari Karawang. Mereka memilih Rengasdengklok karena

tempat tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang oleh

Komandan Kompi Subeno.

Urutan peristiwa sejarah

Tahap 2

3. Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke

Rengasdengklok adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta

mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia

22

Page 23: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

secepatnya.

Urutan peristiwa sejarah

Tahap 3

4. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya

pendirian teguh. Beliau tetap berpegang pada pendirian

semula, tidak mau menyerah kepada kemauan pemuda.

Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani

oleh Mr. Ahmad Subardjo. Mr. Ahmad Subardjo, Yusuf

Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali kedua

tokoh itu ke Jakarta guna membicarakan proklamasi

melalui sidang PPKI yang anggotanya telah ditambah

dengan wakil pemuda.

Reorientasi

5. Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral

Nasimura tidak menghalangi proklamasi asal tidak ada

pernyataan yang anti Jepang, maka dimulailah pertemuan.

Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar

angkatan laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan

Imam Bonjol No. 1 Jakarta.

3.3 Penyuntingan Teks Cerita Sejarah

Berikut ini contoh teks yang belum di sunting!

Sejarah Pertempuran Ambarawa

23

Page 24: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Pertempuran Ambarawa terjadi pada tgl 20 November sampai 15 Desember 1945 antara

pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan

meluas menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak pra

interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Insiden ini berakhir pada tgl 2 November 1945

setlah dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel di

Magelang.

Semntara itu, secara diam2 pasukan Sekutu meninggalkan Magelang dan mundur ke kota

Ambarawa yaitu pada tgl 21 November 1945. Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letnan

Kolonel M. Sarbini segera mengadakan pengejaran. Pd saat pengunduran itu, pasukan Sekutu

mencoba menunduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan

dua desa tersebut, pada tgl 26 November 1945 gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan

Resimen Banyumas. Dg gugurnya Letnan Kolonel Isdiman maka Kolonel Soedirman, Panglima

Divisi Banyumas mengambil alih pimpinan pasukan.

Pada tanggal 12 Desember 1945 dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil

mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam.

Pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa dan mundur

menuju ke Semarang.

Jika kita membaca dan mengamati teks diatas, akan ditemukan beberapa penulisan-

penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah. Dalam menyunting sebuah teks atau naskah, maka

penyunting harus membaca terlebih dahulu teks tersebut dan menandai kesalahan-kesalahan

yang terjadi. Selain itu, penyunting menganalisis kalimat yang ditulis, menimbang dan melihat

24

Page 25: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

keefektifan, diksi, serta konsep yang tertera dalam teks tersebut. Seperti pada contoh paragraf di

atas, kita menemukan kesalahan-kesalahan yang sudah di beri tanda underline. Berikut

merupakan hasil penyuntingan berdasarkan kesalahan yang sudah ditandai.

Sejarah Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November sampai 15 Desember 1945

antara pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang dan

meluas menjadi pertempuran ketika tentara Sekutu dan NICA membebaskan secara sepihak para

interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa. Insiden ini berakhir pada tanggal 2 November

1945 setelah dilakukan perundingan antara Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel di

Magelang.

Sementara itu, secara diam-diam pasukan Sekutu meninggalkan Magelang dan mundur

ke kota Ambarawa yaitu pada tanggal 21 November 1945. Resimen Kedu Tengah di bawah

pimpinan Letnan Kolonel M. Sarbini segera mengadakan pengejaran. Pada saat pengunduran itu,

pasukan Sekutu mencoba menunduki dua desa di sekitar Ambarawa. Dalam pertempuran untuk

membebaskan dua desa tersebut, pada tanggal 26 November 1945 gugurlah Letnan Kolonel

Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman maka

Kolonel Soedirman, Panglima Divisi Banyumas mengambil alih pimpinan pasukan.

Pada tanggal 12 Desember 1945 dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil

mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam.

Pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa dan mundur

menuju ke Semarang.

25

Page 26: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

3.4 Mengabstraksi Teks Cerita Sejarah

Berikut ini contoh mengabstraksi teks cerita sejarah!

Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa bersejarah Negara Republik Indonesia, Rengasdengklok di mulai, pada tanggal

15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan pemuda, Darwis dan

Wikana, menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana

menyerukan agar Bung Karno dapat mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia

secepatnya esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Namun, Bung Karno menolak

permintaan tersebut. Karena hal tersebut, terjadi ketegangan akibat pertentangan pendapat

antara golongan tua dan muda. Karena hal itu pula, Wikana mengancam bahwa esok hari akan

terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan besar di Indonesia.

Pihak-pihak baik dari pihak golongan muda ataupun tua mencoba menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda yaitu Sukarni,

Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, yang

berjarak kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka memilih Rengasdengklok karena tempat

tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang oleh Komandan Kompi Subeno.

Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung Karno

dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Sudah

banyak yang mengetahui, Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya

pendirian teguh. Beliau tetap berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada

kemauan pemuda. Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad

Subardjo. Mr. Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa kembali

26

Page 27: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

kedua tokoh itu ke Jakarta guna membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI yang

anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.

Seusai sidang PPKI tersebut, pihak-pihak dari Indoensia mengetahui bahwa Somubuco

dan Jendral Nasimura tidak menghalangi proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti

Jepang, maka dimulailah pertemuan. Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar

angkatan laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.

3.5 Memproduksi Teks Cerita Sejarah

Produksi Teks Cerita Sejarah dapat dilihat sebagai berikut :

Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan

pemuda, Darwis dan Wikana, menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar Bung Karno mengumumkan

proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung

Karno menolak permintaan tersebut. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat

antara golongan tua dan muda. Wikana mengancam bahwa esok hari akan terjadi

pertumpahan darah yang dahsyat dan besar.

Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada tanggal 16 Agustus 1945,

tiga tokoh pemuda yang terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung

Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, kira-kira 15 km dari Karawang. Mereka

memilih Rengasdengklok karena tempat tersebut telah diamankan dari pengaruh Jepang

oleh Komandan Kompi Subeno.

27

Page 28: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Maksud dan tujuan para pemuda membawa ke Rengasdengklok adalah agar Bung

Karno dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya.

Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang punya pendirian teguh.

Beliau tetap berpegang pada pendirian semula, tidak mau menyerah kepada kemauan

pemuda. Untunglah perbedaan pendapat tersebut dapat dijembatani oleh Mr. Ahmad

Subardjo. Mr. Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, dan Wikana sepakat untuk membawa

kembali kedua tokoh itu ke Jakarta guna membicarakan proklamasi melalui sidang PPKI

yang anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.

Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura tidak menghalangi

proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka dimulailah pertemuan.

Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut Jepang, Laksamana

Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.

3.6 Mengonversi Teks Cerita Seajarah

Perhatikan teks cerita sejarah yang terdapat pada 3.5 Memproduksi Teks Cerita

Sejarah!

Teks berita tersebut dapat di konversi ke dalam teks drama. Teks drama terdiri atas dua

tipe, yaitu drama monolog dan drama dialog. Selain itu, teks cerita sejarah tersebut dapat juga

dikonversi ke bentuk teks puisi.

3.6.1 Mengonversi Teks Cerita Sejarah menjadi Drama monolog

Peristiwa Rengasdenglok

28

Page 29: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Bung Karno dan Bung Hatta merupakan tokoh penting dalam perjuangan

kemerdekaan Indonesia. Dua tokoh yang menjadi cerminan dari semua masyarakat.

Pemimpin yang memiliki pendirian teguh.

Dalam perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia, butuh perjuangan

yang sangat kuat dari semua golongan bangsa. Melewati perang fisik, perang pemikiran

dan juga perang batin.

Hingga akhirnya perjuangan Indonesia mencapai peristiwa Rengasdengklok. Pada

tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam utusan dari golongan pemuda

( Darwis dan Wikana), menemui Bung Karno di kediaman Jalan Pegangsaan Timur

No.56 Jakarta.

(Wikana menyampaikan tuntutannya pada Bung Karno)

“Bung, lebih baik kita mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok

hari.”

(Bung Karno menolak permintaan tersebut).

“Tidak, kita belum siap untuk melakukan proklamasi esok hari.”

Karena pertentangan antar keduanya pun, menyebabkan munculnya pertentangan

antara golongan muda dan tua.

(Wikana mengancam bahwa esok hari akan terjadi pertumpahan darah yang

dahsyat dan besar).

“Jika memang begitu, bersiap-siaplah besok akan terjadi pertumpahan darah yang

dahsyat dan besar di kalangan masyarakat.”

Kemudian, untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, maka pada tanggal

16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda (Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih) membawa

Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.

(Bung Karno dan Bung Hatta merasa bingung, sehingga Bung Karno pun

bertanya).

29

Page 30: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

“Mengapa kami harus di bawa ke Rengasdengklok?”

(Golongan pemuda saling memandang, hingga Sukarni pun menjawab).

“Karena Rengasdengkloklah tempat yang paling aman dari pengaruh Jepang oleh

Komandan Kompi Subeno.”

(Bung Karno dan Bung Hatta hanya mengangguk mengerti).

Perbedaan pendapat yang sebelumnya terjadi, akhinya dapat dijembatani oleh Mr.

Ahmad Subardjo. Karena itu, Mr. Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto dan Wikana sepakat

untuk membawa kembali kedua tokoh itu ke Jakarta untuk membicarakan proklamasi

melalui sidang PPKI yang anggotanya telah ditambah dengan wakil pemuda.

(Mr. Ahmad Subardjo pun mengajak kedua rekannya untuk pergi menjemput

Bung Karno dan Bung Hatta).

“Baiklah, lebih baik kita segera menjemput keduanya untuk mempercepat sidang

PPKI yang akan dilaksanakan.”

(Yusuf Kunto dan Wikana mengangguk setuju, dan segera pergi).

Setelah mengetahui bahwa Somubuco dan Jendral Nasimura dari pihak Jepang

tidak menghalangi proklamasi asal tidak ada pernyataan yang anti Jepang, maka di

mulailah pertemuan. Pertemuan ini dilakukan di rumah seorang pembesar angkatan laut

Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta.

3.6.1 Mengonversi Teks Cerita Sejarah dalam bentuk puisi

SEJARAH NEGARAKU

Perjuangan bangsaku Indonesia

Melewati berjuta cucuran keringat

30

Page 31: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

Kobaran semangat bangsaku

Menghapus penjajahan

Kemerdekaan bangsaku

Dititik darah penghabisan

Melewati persidangan

Menjalani keputusan

Halangan dari kaum yang kontra

Derita bangsaku

Untuk mencapai kemerdekaan

Sejarah Negaraku Indonesia

31

Page 32: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks berarti naskah berupa kata-kata

asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkat ajaran atau asalan dan bahan tertulis

untuk dasar memberikan pelajaran berpidato, atau yang lainnya. Teks cerita sejarah adalah

naskah cerita atau nasrasi rekaan yang mengandung unsur-unsur sejarah. Dalam teks cerita

sejarah, ada beberapa unsur nyata, misalnya tokoh, nama tempat dan peristiwa.

Struktur teks cerita sejarah terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi

dan koda/amanat. Teks cerita sejarah yang umumnya berbentuk narasi dapat di konversi ke

dalam bentuk lain, misalnya teks drama monolog/dialog dan juga teks puisi.

4.1 Saran

Setelah membaca makalah ini , kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat luas umumnya dan pelajar. Dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

melakukan pembangunan konteks dan pemodelan teks cerita sejarah adalah:

1. Struktur teks iklan2. Kebahasaan teks iklan

Terakhir kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan kami juga

mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi

dari makalah ini. Semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmatNya dan kasih sayangNya

kepada kita semua.

32

Page 33: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

DAFTAR PUSTAKA

Sutoyo, Leo Agung. 2007. IPS 5 : Untuk Kelas 5 SD dan MI. Klaten: Sahabat.

http://hendryanggriawan68.blogspot.com/2015/07/teks-cerita-sejarah-pengertian-

struktur.html

http://dedd157.blogspot.com/2015/06/teks-cerita-sejarah-contoh-teks-dan.html

http://ahmadiyahdamayanti99.blogspot.co.id/2015/08/bahasa-indonesia_17.html

33

Page 34: Web viewMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ... sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi, ... seperti perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk lainnya,

LAMPIRAN

Perang

Ambarawa

Peristiwa Rengasdengklok

34