Paper Antropologi

27
MINIMNYA PENGAKUAN PEMERINTAH DKI JAKARTA TERHADAP KEBERADAAN ETNIS DAN BUDAYA BETAWI MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Antropologi dan Budaya Indonesia OLEH : Sherly Annavita Rahmi (210000042) Niken Anjar Wulan (210000033) Yoga Gumelar (210000283) Aldhila (210000330) Muhammad Syamsul Bayaan ‘ 1 | Page

Transcript of Paper Antropologi

Page 1: Paper Antropologi

MINIMNYA PENGAKUAN PEMERINTAH DKI JAKARTA TERHADAP

KEBERADAAN ETNIS DAN BUDAYA BETAWI

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Antropologi dan Budaya Indonesia

OLEH :

Sherly Annavita Rahmi (210000042)

Niken Anjar Wulan (210000033)

Yoga Gumelar (210000283)

Aldhila (210000330)

Muhammad Syamsul Bayaan ‘

1 | P a g e

Page 2: Paper Antropologi

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................................2

ABSTRAKSI.............................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4

BAB 1.....................................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5

1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................................6

1.3 Tujuan dan Metode Penulisan.....................................................................................................6

1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................6

BAB 2.....................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................7

DESKRIPSI KEBUDAYAAN BETAWI..........................................................................................................7

2.1.1 Bahasa..................................................................................................................................7

2.1.2 Sistem Pengetahuan.............................................................................................................8

2.1.3 Organisasi Sosial...................................................................................................................8

2.1.4 Sistem Ekonomi....................................................................................................................8

2.1.5 Sistem teknologi...................................................................................................................9

2.1.6 Sistem Religi..........................................................................................................................9

2.1.7 Kesenian (Seni Budaya).................................................................................................................9

2.1.7. Musik.......................................................................................................................................9

2.1.7.B Tari.......................................................................................................................................10

2.2 Peranan Kebudayaan Betawi Dalam Kehidupan Masyarakat Jakarta........................................13

2.3 Masalah yang terjadi antara pemerintah daerah DKI Jakarta tehadap etnis Betawi serta solusianya .............................................................................................................13

BAB 3...................................................................................................................................................17

PENUTUP.............................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18

2 | P a g e

Page 3: Paper Antropologi

ABSTRAKSI

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa, pada awal Jakarta terbentuk (saat masih berada di

bawah penjajahan Belanda), masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta di dominasi dengan

sekolompok penduduk yang mengatasnaakan dirinya sebagai etnis Betawi. Berbagai macam

seni nbudaya berkembang di bawah nama Betawi. Di lain pihak, Jakarta sebagai ibu kota

negara menjadi salah satu tujuan masyarakat dari berbagai etnis di Indonesia untuk

melakukan urbanisasi. Ramainya masyarakat yang menjadikan Jakarta sebagai tempat yang

dapat menjamin hidup mereka membuat Daerah ini semakin membludak dipenuhi oleh

masyarakat yang berasal dari berbagai daerah. Adanya pendatang yang membawa

kebudayaan dari daerahnya masing-masing mengakibatkan kebudayaan dan etnis yang ada di

Jakarta, yaitu Betawi, semakin tersingkirkan. Masyarakat Betawi dengan latar belakang

pendidikan yang kurang mapan menjadi tersingkir ke pinggiran kota. Akan tetapi melihat

fakta yang terjadi di daerah Jakarta, Seni Budaya Betawi masih mewarnai dan mengambil

peranan yang cukup penting dalam dunia pariwisata kota jakarta. Hal tersebut terlihat saat

acara penyambutan tahun baru, penyambutan kedatangan presiden Obama, visit Indonesia,

dan acara-acara besar lainnya yang berpusat di Jakarta, menampilakn adat, kesenian, dan

kebudayaan Betawi sebagai latar belakang budaya utamanya. Tidak hanya itu, kehidupan

sehari-hari masyarakat Jakarta, terutama kalangan menengah ke bawah juga masih sangat

kental dnegan keberadaan etnis Betawi. Nasi uduk contohnya. Kuliner Betawi ini merupakan

salah satu contoh bagaimana Betawi sudah mendarah daging dalam kehidupan sosial, dan

sehari-hari masyarakat daerah Jakarta.

Melihat peranan kebudayaan Betawi yang mewarnai kehidupaka masyarakat daerah DKI

Jakarta, terutama di bidang pariwisata, sudah menjadi hal yang wajar ketika masyarakat etnis

Betawi menuntut serta mendapatkan dana untuk mengembangkan kebudayaan Betawi. Hal

tersebut akan berimplikasi pada bidang pariwisata yang nantinya dapat menjadi pemasukan

dana bagi pemerintah daerah. Namun, yang terjadi di lapangan adalah Dana kompensasi

untuk masyarakat etnis Betawi tidak dimasukkan dalam penyusunan RUU pemerintah daerah

DKI Jakarta. Anggaran dana yang diperuntukkan khusus untuk mengembangkan kebudayaan

etnis Betawi tidak dimasukkan dalam rancangan APBD yang nantinya akan menjadi

rancangan APBN. Hal ini menjadi masalah internal khusus bagi masyarakat Betawi.

3 | P a g e

Page 4: Paper Antropologi

Oleh karena itu, penulis menganggap permasalah ini perlu diangkat dan didiskusikan,

sehingga mendapat titik terang yang jelas dan nyata.

4 | P a g e

Page 5: Paper Antropologi

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena sadari bahwa berkat rahmat dan

hidayatNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Minimnya Pengakuan

Pemerintah Daerah DKI Jakarta Terhadap Keberadaan Etnis dan Budaya Betawi.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Antropologi dan Budaya Indonesia,

menyajikan kebudayaan dari nsalah satu etnis di Indonesia serta mendeskripsikan masalah

yang terjadi pada etnis tersebut. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampainkan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

dan membimbing penulisan ini. Secara khusus penulis penyampaikan terima kasih kepada :

1. Yth, Bapak Kresno Yulianto, selaku dosen mata kuliah Antropologi dan Budaya

Indonesia pada Progra Studi Hubungan Internasional.

2. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan

pahala yang berlipat ganda. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan, oleh

karena itu kritik dan saran para pembaca akan sangat kami terima dengan senang hati demi

penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga generasi penerus bangsa

Indonesia semakin kompeten dalam menyajikan informasi dalam bentuk makalah

Jakarta, Desember 2010-12-31

Penulis

5 | P a g e

Page 6: Paper Antropologi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan apresiasi masyarakat terhadap seni Betawi, akhir-akhir ini menunjukkan

perkembangan yang sangat baik. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya media

masa yang memuat dan menayangkan ragam budaya Betawi, baik sebagai saran hiburan

maupun pendidikan. Bahkan keanekaragaman unsur budaya yang dimiliki oleh masyarakat

Betawi mampu menginspirasi masyarakat dari etnis lainnya. Maraknya ondel-ondel disetiap

acara besar di Jakarta mengindikasikan bahwa Betawi masih memiliki peranan yang cukup

penting dalam dunia seni dan budaya di Indonesia, provinsi Jakarta khususnya

Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak sejalan dengan pengakuan etnis Betawi yang kian

hari kian memudar dari pihak pemerintahan daerah DKI Jakarta. Hal ini berimplikasi pada

kurangnya kepekaan pemerintah daerah DKI Jakarta dalam pencucuran dana kompensasi

kepada etnis Betawi. Padahal faktanya, kebudayaan Betawi merupakan bagian intim yang

cukup memberikan pengaruh dan warna dalam setiap acara seni dan budaya yang ada di

Jakarta. Sehingga, masalah pengakuan etnis Betawi tersebut menjadi permasalahan tersendiri

yang terus berkembang di kalangan tertentu.

Permasalahan minimnya pengakuan etnis Betawi oleh pemerintah daerah DKI Jakarta yang

berimplikasi pada kurang pencucuran dana kompensasi kepada masyarakat Betawi inilah

yang kami angkat sebagai permasalahan utama makalah ini. Karena kami menganggap

Betawi masih sangat berperan penting dalam menyukseskan dan mewarnai dunia seni dan

budaya Jakarta. Mulai dari musik, tari, sastra, teater, seni rupa, kebiasaan, bahkan kuliner.

Hal ini memberika kesan bahwa pemerintah kurang adil dalam memberikan apresiasi

terhadap kebudayaan Betawi yang pada dasarnya memiliki peranan vital dalam dunia

pariwisata.

1.2 Perumusan MasalahDengan melihat latar belakang diatas, timbul tanda tanya seputar seni dan budaya Betawi

terkait pengakuan pemerintah daerah DKI Jakarta yang berimplikasi pada rendahnya

6 | P a g e

Page 7: Paper Antropologi

perhatian terhadap dana kompensasi untuk masyarakat Betawi. Oleh karena itu, kami

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana unsur-unsur budaya etnis Betawi ?

2. Bagaimana peranan kebudayaan Betawi dalam kehidupan masyarakat di provinsi DKI

Jakarta

3. Apa masalah yang terjadi antara pemerintah daerah DKI Jakarta tehadap etnis

Betawi ?

4. Apa solusi dari permasalahan minimnya pengakuan keberadaan etnis Betawi ?

1.3 Tujuan dan Metode PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai unsur-unsur kebudayaan serta

masalah yang dihadapi oleh masyarakat Betawi sebagai salah satu etnis yang mewarnai

perkembangan industri pariwisata dan kebudayaan provinsi daerah DKI Jakarta, dengan

metode penulisan yang ditekankan pada studi pustaka. Penulisan dengan studi pustaka

bertujuan untuk membuktikan dan menghubungkan antara kumpulan data-data setta fakta

yang ada dengan konsep yang terjadi di lapangan. Sehingga kontekstual yang menjadi acuan

dapat dibuktikan secara jelas dan lebih meyakinkan

1.4 Manfaat PenulisanAdapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui secara jelas tentang seni dan budaya masyarakat Betawi

2. Mengerti akan pentingnya peranan etnis Betawi dalam dunia pariwisata dan

kebudayaan, terutama di daerah DKI Jakarta

3. Dapat mengetahui kedudukan masalah yang dihadapi masyarakat etnis Betawi dengan

pemerintah daerah DKI Jakarta

4. Dapat mengetahui masukan rumusan rancangan solusi terkait permasalahan yang

terjadi dalam etnis Betawi

7 | P a g e

Page 8: Paper Antropologi

BAB 2

PEMBAHASAN

DESKRIPSI KEBUDAYAAN BETAWI

Sebagai ibu kota negara Indonesia Jakarta menjadi muara mengalirnya pendatang

baru dari seluruh penjuru Nusantara dan dunia. Meskipun begitu, etnik Betawi di duga

sebagai mamencoloksyarakat yang memiliki sejarah kebudayaan awal yang mendiami

kawasan ini, yaitu dari abad ke-21. Saat itu terdapat sebuah kerajaan bernama Salakanagara

yang didirikan oleh Aki Tirem yang sudah berdiri di tepi sungai Warakas, Jakarta Utara. Aki

Tirem kemudian mengangkat menantunya Dewawarman menjadi raja. Seorang pelawat asal

Tiongkok, Fa Shien pun pada abad ke-5 mencatat kegiatan komunitas masyarakay yang

mendiami daerah aliran sungai Ciliwung. Merekalah yang kemudian dinamakan manusia

proto Melayu Betawi

2.1 Unsur-Unsur Kebudayaan Betawi

2.1.1 BahasaTerpusatnya industri lapangan kerja di jakarta sebagai ibu kota, mengakibatkan

adanya arus perpindahan penduduk yang membludak ke Jakarta. Jakarta kemudian dipenuhi

oleh orang Sunda, Jawa, Bali, Maluku, Melayu, dan beberapa daerah lainnya, disamping

orang China, Belanda, Arab, Portugis, dan lain-lain. Karena keanekaragaman sku ini, bahasa

yang lazim digunakan oleh untuk berkomunikasi antar-penduduk adalah Melayu. Di zaman

modernisasi ini, yang membedakan antara masyarakat Betawi dengan yang lainnya adalah

akhiran “e” yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Contoh : kata “apa ?” menjadi

“ape ?”, “kenapa ?” menjadi “kenape ?”, “saya” menjadi “aye”, dan lain sebagainya.

2.1.2 Sistem PengetahuanSemakin berkembangnya zaman, maka kemujuan di bidang pendidikan pun juga ikut

terpengaruh. Keberadaan etnis Betawi di daerah DKI Jakarta menuntut masyarakatnya untuk

mampu bersaing di dunia pendidikan dengan masyarakat luar. Hal ini dikarnakan, Jakarta

yang dijakdikan sebagai Ibukota negra menjadi pusat pertumbuhan terutama di bidang

pendidikan.

1 Profil Peni Pudaya Betawi oleh Yahya Andi Saputra (2010)

8 | P a g e

Page 9: Paper Antropologi

Akan tetapi, pendidikan menjadi masalah tersendri bagi masyarakat Betawi.

Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dalam menunjang perkembangan etnis

mereka mengakibatkan masyarakat Betawi yang tinggal di pinggiran kota kurang peka

terhadap pendidikan. Banyak faktor yang mengakibatkan pendidikan menjadi masalah bagi

mereka. Satu diantaranya yaitu minimnya penghasilan yang berimbas pada rendahnya mutu

pendidikan yang di dapat.

2.1.3 Organisasi SosialDalam perkembangannya, pengakuan atas keeksistensian etnis Betawi kian menurun.

Hal tersebut membuat masyarakat Betawi membuat suatu Forum yang memiliki visi dan misi

khusus dalam memperjuangkan etnis Betawi di tengah globalisasi, dan pekatnya variasi etnis

pendatang, yaitu Forum Betawi Rempug, atau sering disingkat dengan (FBR). Adapun yang

menjadi pokok perhatian organisasi ini adalah Masalah Keadilan dan Penegakkan Hukum

bagi masyarakat Betawi, Masalah Demokrasi dan Etika Politik, Masalah Penegakan HAM,

Masalah pengangguran dan kesempatan kerja bagi masyarakat Betawi, Masalah Perburuhan,

Masalah Stabilitas dan pemerataan hasil-hasil Pembangunan kota Jakarta, Masalah intervensi

asing terhadap hak-hak kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia, Masalah Pengembangan

Sumber Daya Manusia Masyarakat Betawi, Masalah stabililtas, ketentraman dan ketertiban,

serta Masalah Senin dan Budaya Betawi2.

2.1.4 Sistem EkonomiKebanyakan masyarakat Betawi memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Hal

tersebut terbukti dengan banyaknya penjual-penjual yang berbicara dengan logat betawi

(aksen e) pada bagian akhir kalimatnya. Akan tetapi banyak pula para pengusaha dan

karyawan perkantoran yang berlatarbelakang sebagai orang Betawi.

2.1.5 Sistem teknologi Masyarakat Betawi tidak memiliki gaya bangunan yan khas. Cara membuat bangunan

pun sama dengan daerah lain. Hal yang membuat Betawi memiliki perbedaan dan khas

tersendiri adalah dalam teknik penyambungan, yaitu “tiang guru” dengan “penglari” selalu

diperkuat dengan “pen” (semacam pasak yang terbuat dari bambu) sebagai pengganti paku.

Bila rumah tersebut dibongkar, maka pasak-pasak tersebut hanya tinggal dicopot saja untuk

kemudian dipasang kembali di tempat yang baru.

2 Lapora Visi Misi LBH Forum Rebug Betawi, oleh KH. A. Fadholi El – Muhir Ketua Umum FBR

9 | P a g e

Page 10: Paper Antropologi

2.1.6 Sistem ReligiBerbicara masalah religi masyarakat Betawi, sama dengan kita membahas masalah

Indonesia yang dianggap sebagai negara muslim. Hal ini dikarenakan masyarakat islam

memiliki angka sensus penduduk yang lebih dominan dibandingkan dengan agama yang lain.

Demikian juga halnya dengan agama yang dianut oleh masyarakat Betawi. Sebagian beasr

masyarakat etnis Betawi dikatagrikan sebagai komunitas Islam, meskipun ada segelintir

orang yang menganut kepercayaan lainnya.

2.1.7 Kesenian (Seni Budaya)

2.1.7. MusikEtnis Betawi memiliki ragam kesenian musik yang sangat kaya. Beberapa kesenian di

bidang musik masyarakat etnis Betawi yaitu : Gambang Kromong, Gambang Rancag,

Gamelan Ajeng, Gamelan Topeng, Keroncong Tugu, Tanjidor, Orkes Samrah, Rebana (ada 9

jenis musik rebana), Orkes Gambus, Sampyong,dan Marawis.3

Gambang KromongNama gambang kromong diambil dari nama alat musik tradisional yang digunakan yaitu

gambang dan kromong, yang merupakan perpaduan seni musik tradisional pribumi dan

China. Dikatakan China karena instrument seperti tehyan, kongahyan, dan sukong.

Sementara unsur pribumi berupa kehadiran instrumen seperti gendang, kempul, gong, dn

lain sebagainya. Memang pada awalnya Gemban g Kromong adalah ekspresi kesenian

masyarakat China, karena sampai awal abad ke-19 lagu-lagu gambang kromong masih

dinyanyikan dalam bahasa China. Baru pada dasawarsa pertama abad ke 20, retepertoar

lagu gambang diciptakan dalam bahasa Betawi.

Gambang Rancag Gambang Rancag dapat disebut sebagai pertunjukan musik sekaligus teater, bahkan

sastra. Ia terdiri dari dua unsur yaitu gambang dan rancag. Gambag berarti musik

pengiringnya dan rancag adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk pantun berkakit.

2.1.7.B TariBenntuk-bentuk tari tradisional yang ada di Betawi mendapat pengaruh yang cukup

kuat dari Sunda. Terutama pada tarian-tarian yang biasa dibawakan dalam pertunjukan

topeng Betawi, Tari Blenggo (Blenggo Rebana maupun Blenggo Ajeng), dan Tari Uncul 3 Musik Betawi. Andi Suprianto. 2007

10 | P a g e

Page 11: Paper Antropologi

yang biasa diselipkan dalam pertunjukan unjungan Betawi. Dikalangan masyarakat Betawi

santri, kegiatan menari yang dilakukan oleh perempuan kurang dikehendaki oleh masyarakat.

Karena itu, tari Japin, Samrah, dan Blenggo dilakukan oleh kaum laki-laki. Sementara di

kalangan masyarakat Betawi abangan tarian dengan penari perempuan merupakan kegiatan

seni yang lazim. Jika di kalangan santri penari perempuan pada umunya bersifat amatir,

menari hanya sekedar memenuhi kesenangan belaka. Sedangkan di kalangan kelompok

abangan, menari erupakan pekerjaan profesional sebagai mata pencaharian4. Adapun

beberapa tarian daerah betawi yaitu : Tari Topeng, Tari Cokek, Tari Blenggo, Tari Samrah,

dan lain-lain.

2.1.7.C Sastra Sastra tulis merupakan produk masyarakt tulis yang lahir setelah masyarakat itu

mengenal tulisan, kemudian teknologi percetakan. Disamping sebagai sastra lisan, sastra

betawi juga mengenal satra tlisan yang dihasilkan oleh sejumlah penulis sejak abad ke-19

sampai hari ini. Di masa lalu kita mengenal para pengrang hikayat dari Peconeng yang

bernama Sapirin bin Usman al-Fadil dan Muhammad Bakir yang aktif menulis naskah di

awal abad ke-20. Naskah karangan sapirin antara lain Hikayat Nakhoda Asyik, dan salah satu

karangan Muhammad Bakir yang terkenal adalah Hikayat Merpati Mas5

2.1.7.D TeaterTeater tradsional Betawi merupakan pertunjukan yang membawakan lakon atau

cerita, baik dengan atau tanpa tutur kata. Sementara teater dengan tutur kata dapat dibedakan

antara lakon atau cerita yang dituturkan oleh seorang yang lebih penutur, seperti sahibul

hikayat, dan teater yang ceritanya dimainkan oleh sejumlah pemain atau boneka seperti

wayang dan lenong.

2.1.7.E BudayaRitus hidup orang Betawi penuh dengan upacara, terbentang dari lahir hingga ke liang

kubur. Masing-masing pacar memiliki tujuan dan simbol tersendiri. Beberapa diantaranya

yaitu Akeke (Akekah), Sunatan, Khatam Qur’an, Menikah, Bikin dan pindahan rumah, Nuju

bulan, Kaulan (Nazar), Lebara, Alam Kematian, dan lain-lain.6

2.1.7.F KulinerKuliner menjadi daya tari tersendiri dalam kebuadayan Betawi. Banyak makanan khas

daerah Betawi. Berikut beberapa diantaranya :

4 “Mengulas Lebih Dalam Tarian Adat Betawi”. Abdul Halim. 20085 “Profil Seni Budaya Betawi”. Jakarta City Government Tourism and Culture. 20096 Sumber : www.wikepedia.com (adat istiadat etnis betawi), diakses pada 15 Desember 2010

11 | P a g e

Page 12: Paper Antropologi

Kerak TelorPenganan yang satu ini identik dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Sebab, kerak telor

selalu dijumpai setiap kali PRJ digelar. Saat ini, kerak telor menjadi makanan langka.

Meski merupakan penganan khas Betawi, penjualnya justru kebanyakan berasal dari

Sunda, Jawa Barat

Kerak telor memiliki rasa yang gurih. Rasa gurih itu datang dari bahan-bahan yang

digunakan di dalamnya, yaitu beras ketan putih, telur ayam atau bebek, udang yang

digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe,

merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran

udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir.

Kembang GoyangSama seperti kerak telur, camilan khas Betawi ini juga sudah mulai jarang ditemui.

Padahal rasanya yang gurih cukup menarik untuk dijadikan sebagai teman minum teh.

Tidak percaya? Coba cari snack tersebut di pasar, lalu jadikan teman minum teh. Apabila

tidak menemukan penjualnya, Anda dapat membuat sendiri. Siapkan tepung beras, gula,

telur, santan, minyak goreng, dan cetakan kembang goyang. Kocok telur dan gula hingga

lembut.

Masukkan tepung dan santan. Adukaduk hingga tercampur dan adonan licin. Lalu,

panaskan minyak di wajan. Celupkan cetakan kembang goyang ke minyak panas hingga

panas. Celupkan cetakan ke adonan. Celup lagi cetakan ke minyak panas. Setelah itu

goyang-goyangkan hingga adonan lepas.

Roti BuayaPembuatan roti berbentuk buaya sebenarnya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya

menikah sekali sepanjamg hidupnya. Berangkat dari situ, roti buaya dijadikan sebagai simbol

kesetiaan pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika roti buaya

selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi.

12 | P a g e

Page 13: Paper Antropologi

Sekarang, mencari roti buaya terbilang sulit. Tidak semua toko roti menjualnya. Jika ingin

membeli roti buaya, orang juga biasanya harus memesannya terlebih dahulu. Padahal

membuat roti buaya tidaklah sulit. Bahan-bahannya yang terdiri dari terigu, gula pasir,

margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan pewarna mudah diperoleh. Hanya, membentuk

adonan hingga menyerupai buaya memerlukan kesabaran bagi yang tidak terbiasa

membuatnya.

Kue RangiKue khas Betawi itu kini jarang ditemui. Meski demikian, beberapa resto mulai menawarkan

kembali hidangan tersebut. Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji

dicampur dengan kelapa yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang kue rangi dengan

memanfaatkan api yang berasal dari kayu bakar atau arang. Alhasil, kue tersebut menjadi

lebih wangi. Jika ingin mencicipinya, Anda juga dapat membuatnya sendiri.

Bahan-bahannya adalah kelapa setengah tua, ampas kelapa, tepung sagu aren, garam, dan

gula merah. Cara membuatnya, campur kelapa parut, ampas kelapa, tepung sagu, dan garam.

Aduk hingga rata. Panaskan wajan, taruh 1-2 sendok makan adonan. Ratakan hingga tipis.

Lalu masak sampai kering dan matang. Setelah itu, taburi permukaannya dengan gula merah,

lipat dua, dan angkat jika sudah garing.

2.2 Peranan Kebudayaan Betawi Dalam Kehidupan Masyarakat JakartaTanpa di sadari, mau tidak mau kebudayaan Betawi mengampil peranan tersendiri bagi

dunia pariwisata daerah DKI Jakarta. Banyaknya penampilan seni tari dan musik Betawi,

ondel-ondel, abang-none, bahkan sampai menggunkan pakaian adat Betawi pada acara besar

tertentu, misalnya perayaan tahun baru, penyambutan visit Indonesia, dan lain sebagainya

membuktikan bahwa kebudayaan Betawi masih mewarnai sebagian besar pariwisata kota

Jakarta.

Selain itu, dari segi kuliner Betawi juga masih mengambil andil dalam keseharian Jakarta.

Mulai dari Nasi Uduk yang dinikmati oleh sebagian besar kalangan menengah ke bawah

untuk sarapan, Nasi kebuli yang sering dijadikan santapan bagi komunitas Arab, yang

dimasak dengan kuah daging dan rempah-rempah, sampai pada makanan ringan yang

13 | P a g e

Page 14: Paper Antropologi

sering dijadikan sebagai oleh-oleh, yaitu dodol betawi. Semuanya mengambil porsi

tersendiri dalam mewarnai kehidupan di kota besar Jakarta.

Akan tetapi, dengan banyaknya pendatang yang berimigran ke kota Jakarta serta ikut

mengembangkan budaya daerahnya di kota metropolitan ini mengakibatkan peranan

Kebudayaan Betawi kian memudar. Seiring berjalannya waktu, masuknya masyarakat

dari daerah dan etnis lain mengakibatkan masyarakat Betawi kian terdorong ke pinggiran

kota. Mekipun masyarakat Betawi secara kasat mata telah terpinggirkan, namun pada

nyatanya, kebudayaan yang dimiliki oleh etnis Betawi tetap mengakar kuat di daerah

Jakarta. Lihat saja pakaian daerah yang dikenakan oleh Putri Indonesia wakil dari Jakarta.

Ia masih menggunakan pakaian adat Betawi. Selain itu bagaimana dengan sambutan baiik

terhadap acara pemilihan abang-none di daerah DKI Jakarta. Semua itu mengindikasikan

bahwaKebudayaan Betawi, baik dari pakaian adat, kuliner, sampai pada kesehariannya

masih mengambil peranan tersendiri di daerah DKI Jakarta7.

2.3 Masalah yang terjadi antara pemerintah daerah DKI Jakarta tehadap etnis Betawi serta solusianya .

Kebudayaan Betawi yang masih digunakan dan ikut mewarnai dunia pariwisata dan

keseharian bagi sebagian masyarakat, khususnya menengah ke bawah kurang mendapat

apresiasi oleh pemerintah daerah DKI Jakarta. Banyak alasan yang dikeumakan oleh

media terkait masalah ini. Salah satunya yaitu,banyaknya etnis baru yang berimigrasi ke

kota jakarta, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran nilai-nilai Budaya Betawi yang

sedikit demi sedikit digantikan oleh budaya lain. Memang, pada dasarnya penduduk

Betawi sejak awal sudah angat heterogen. Kesenian Betawi lahir dari perpaduan berbagai

unsur etnis dan suku bangsa yang ada di Betawi. Akan tetapi pencetusan budaya yang

mengatasnamakan Betawi, barulah terjadi pada abad ke-2, sebelum etnis-etnis lainnya

menggunakan dan mengatasnakan budaya tersebut sebagai hak miliknya. Masuknya etnis

sunda, Jawa, Batak, Minang, dan lain sebagainya ke daerah DKI Jakarta merupakan

faktor utama tergesernya masyarakat Betawi. Kebanyakan Masyarakat Betawi (terutama

kelas menengah ke bawah) bertempat tinggal di daerah pinggiran kota. Sedangkan pada

pusat kota ditempati oleh masyarakat kelas menengah ke atas, yang nyatanya bukanlah

orang Betawi asli

7Sumber : http://www.anneahira.com/budaya-betawi-1418.htm, diakses pada 20 Desember 2010

14 | P a g e

Page 15: Paper Antropologi

Pergeseran etnis Betawi oleh etnis pendatang ini mengakibatkan adanya permasalahan

pengakuan keberadaan mereka di DKI Jakarta, yang berimbas pada rendahnya kesadaran

Pemerintah dalam menurunkan dana kompesasi untuk masyarakat adat Betawi.

Dana kompensasi untuk masyarakat adat Betawi merupakan keniscayaan sebagai

konsekuensi pengakuan keberadaan mereka. Dana tersebut dapat dimasukkan dalam pos

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta untuk mengembangkan dimensi

sosial budaya masyarakat adat Betawi setelah lama termarjinalisasi di tengah

Metropolitan Jakarta Raya.

Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Panitia Khusus Dewan Perwakilan Daerah

untuk DKI Jakarta yang dipimpin Ketua Pansus DKI Jakarta yang juga anggota DPD asal

DKI Jakarta, Biem T Benyamin S, di lantai 2 Gedung B DPD Kompleks Parlemen,

permasalahan pencucuran dana kompensasi terhadap masyarakat Betawi dijadikan

sebagai agenda utama perbaikan sistem pemerintahan daerah terkait dengan pengakuan

keberadaan etnis Betawi di daerah DKI Jakarta, khususnya di bidang pariwisata. Dalam

RDPU mengundang sejumlah pengurus Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi

yang juga diikuti Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), FMBPK (Forum

masyarakat Betawi Pinggiran Kota), dan PMB (Perhimpunan Masyarakat Betawi). Acara

dihadiri antara lain Ketua Bamus Betawi Amarullah Asbah, Koordinator Bidang Politik

dan Hukum Bamus Betawi Bahrullah Akbar, Sekretaris Bamus Betawai merangkap

Sekretaris Bidang Hubungan Antar Lembaga Becky Mardani, dan Dewan Pakar Bamus

Betawi Siti Nurbaya.

Dalam rangka penuntasan masalah pengakuan etnis Betawi ini, Pemerintah Pusat

Pemerintah DKI Jakarta mengundang sejumlah organisasi masyarakat adat Betawi untuk

mengajak etnis Betawi peduli kepada keetnisan mereka dan menjadi bagian untuk

memperjuangan pengakuan masyarakat adat Betawi dalam RUU DKI Jakarta yang tengah

disusun8. Ini kepentingan bersama, maka semua kalangan masyarakat etnis Betawi diajak

memperjuangkan keberadaan etnis Betawi dalam RUU.

Siti, mantan sekertaris Jendral Luar Negeri mengatakan bahwa tradisi dan budaya

Betawi telah lama termarjinalisasi di tengah Metropolitan Jakarta Raya sebagai pusat

pemerintahan Republik Indonesia dan ibukota Provinsi DKI Jakarta. Alhasil, kegiatan

8 Catatan Penpus DKI Jakarta, Laporan Hasil Rapat RUU DKI, tahun 2007

15 | P a g e

Page 16: Paper Antropologi

seni dan budaya Betawi selama ini juga tidak berkembang karena terbentur antara lain

pendanaan, sementara pembinaan yang diharapkan dari pemerintah daerah dan

pemerintah pusat tidak berjalan.

Sebagia besar masyarakat yang tinggal di jakarta berpendapat bahwa keberadaan seni

dan budaya Betawi, termasuk kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-

tarian, teater, nyanyian, dan musik sepatutnya berkembang seperti kesenian tradisional

etnis lain.Masa seni dan budaya di kampung sendiri tidak hidup. Oleh karena itu sudah

sepatutnya pemerintah memperhatikan perkembangan sosial budaya warga Betawi.

Dengan demikian, implementasi UU DKI Jakarta nanti harus mengakomodasi

pengakuan etnis Betawi dan menjamin pengangkatan harkat dan martabat masyarakat

adat jika tidak menghendaki seni dan budaya etnis Betawi lenyap ditelan arus perubahan

zaman yang sudah mengglobal. Kalau tidak perkembangan seni dan budaya Betawi akan

semakin memudar

Rencana pemerintah Indonesia meratifikasi konvensi perlindungan masyarakat adat

akan menguntungkan posisi nasional etnis Betawi di dalam memperoleh hak-hak

tradisionalnya. Karena itulah, dibutuhkan inventarisasi keberadaan masyarakat adat

Betawi di Jakarta dengan melacak legitimasi dan inventarisasi masalah mereka. Peluang

perlindungan itupun juga ada di konstitusi.

Legitimasi keberadaan masyarakat adat Betawi dapat dilacak dari sejumlah peraturan

daerah yang pernah dikeluaarkan Pemprov DKI Jakarta atau dokumen rencana jangka

pendek dan jangka panjang Pemprov DKI Jakarta. Setelah itu, menginventarisasi masalah

masyarakat adat Betawi adalah hal yang penting untuk dilakukan, terutama bidang

pertanahan dan pendidikan.

Supaya dapat diterima dan memperoleh justifikasi, perlu dilakukan sosialiasi dan

pendekatan kepada para anggota DPR dan DPD, ditambah pengawasan organisasi

masyarakat etnis Betawi. Selain itu, dibutuhkan kesiapan mental untuk mengambil

kesempatan dalam rangka mempertegas masyarakat adat Betawi

16 | P a g e

Page 17: Paper Antropologi

Data yang kami peroleh dari Laporan Dana Kompensasi Adat Betawi9 pengalokasian

dana kompensasi kepada etnis Betawi sekitar 2,5% dari total APBD yang mencapai Rp 20

triliun. Jadi akan sekitar Rp 500 miliar dana kompensasi untuk pendidikan, ekonomi, dan

budaya.

Bagi Bahrullah, salah seorang pengamat etnis Betawi 10pengakuan terhadap etnis

Betawi sudah tercakup mutlak dalam persyaratan berdirinya sebuah negara, karena

Betawi merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia. Karena itu, pemerintah

tidak perlu mempertanyakan lagi eksistensi etnis Betawi karena sudah menyatu dengan

cita dan semangat kebangsaan Indonesia sebagaimana dirintis Sumpah Pemuda 28

Oktober 1928.

Oleh karena itu, kami menyimpulkan bahwa yang dihadapi masyarakat Betawi

sekarang ialah pemahaman di kalangan pejabat pemerintah pusat dan daerah terhadap

keetnisan Betawi. Kebulatan tekad masyarakat Betawi harus digelorakan kembali dalam

memperjuangkan hak-hak tradisionalnya. Alokasi dana kompensasi tersebut harus

mengacu kepada APBD DKI Jakarta sebagaimana digariskan Departemen Dalam Negeri

dan Departemen Keuangan. Tuntutan pemberian alokasi hanya dapat digolkan ke dalam

anggaran yang dalam nomenklatur APBD tidak dikenal pos dana kompensasi. Ini jelas

sulit, karena membutuhkan good will pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Jika pos

dana kompensasi dapat dituntaskan, akan sangat berdampak positif jika dianggarkan

untuk bidang pendidikan anak-anak atau pemuda-pemudi etnis Betawi. Harus ada

tuntutan agar alokasi APBD untuk pendidikan.

BAB 3

PENUTUP3.1 Kesimpulan

9 Laporan Dana Kompensasi Adat Betawi dalan RUU, di download di situs : http://dpd.go.id/2007/02/masyarakat-adat-betawi-minta-dana-kompensasi-dalam-ruu-dki-jakarta/ (pada 19 Desmber 2010)10 Dikuitip dari Blognya (http://Bahrullah.Betawibllog.com)

17 | P a g e

Page 18: Paper Antropologi

Kebudayaan Betawi masih cenderung memberikan kontribusi yang besar dalam keseharian

masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta. Bahkan pemerintah juga sering menggunakan seni

budaya Betawi dalam mengisi acara-acara besar tertentu yang berpusat di DKI Jakarta. Hal

ini mengindikasikan bahwa Betawi sangat berperan penting dalan dunia pariwisata. Namum,

sayangnya, pemerintah kurang memberikan perhatian yang cukup adil dalam

mengembangkan kebudayaan etnis Betawi ini. Hal tersebut terbukti ketika tidak

dimasukkannya dana kompensasi yang diperuntukkan kepada masyarakat Betawi dalan RUU.

Ini mengindikasikan bahwa masyarakat etnis Betawi kian terpinggirkan oleh etnis dan

budaya lain yang dibawa oleh para pendatang di DKI Jakarta. Sehingga kesadaran

pemerintah daerah akan keberadaan etnis Betawi sebagai salah satu budaya yang mewarnai

dan mengambil andil dalam dunia pariwisata kian hari kian minim.

3.2 Saran

Dalam membuat kebijakan, terutama pembuatan RUU yang berkaintan dengan pariwisata,

sebaiknya pemerintah DKI Jakarta lebih melihat etnis mana yang lebih berkontribusi dan

memberika perannya dalam mengembangkan pariwisata di daerah, bahkan mungkin di

tingkat nasional. Bagi etnis yang memang memberikan andil yang cukup besar, sudah

sepatutunya pemerintah daerah memberikan apresiasi dengan membuat Rancangan APBD

yang berisi dana kompensasi untuk kepeluan pengembangan seni budaya. Selain itu,

pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah

dalam mengembangkan pola pikir masyarakat, khususnya mesyarakat Beawi. Karena

keterbelakangan pendidikan mengakibatkan kurangnya kualitas pola pikir masyarakat. Hal

inilah yang menjadi masalah dan faktor utama yang membuat masyarakat Betawi (khususnya

kalangan menengah ke bawah) dapat dengan mudahnya tersingkirkan oleh masyarakat

pendatang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Dana Kompensasi Adat Betawi dalan RUU, di download di situs : Dikuitip dari

Blognya (http://Bahrullah.Betawibllog.com)

18 | P a g e

Page 19: Paper Antropologi

Catatan Penpus DKI Jakarta, Laporan Hasil Rapat RUU DKI, tahun 2007

“Mengulas Lebih Dalam Tarian Adat Betawi”. Abdul Halim. 2008

“Profil Seni Budaya Betawi”. Jakarta City Government Tourism and Culture. 2009

Musik Betawi. Andi Suprianto. 2007

Lapora Visi Misi LBH Forum Rebug Betawi, oleh KH. A. Fadholi El – Muhir Ketua Umum

FBR Profil Peni Pudaya Betawi oleh Yahya Andi Saputra (2010)

Internet

Sumber : http://www.anneahira.com/budaya-betawi-1418.htm, diakses pada 20 Desember

2010

Sumber : www.wikepedia.com (adat istiadat etnis betawi), diakses pada 15 Desember 2010

http://dpd.go.id/2007/02/masyarakat-adat-betawi-minta-dana-kompensasi-dalam-ruu-dki-

jakarta/ (diakses pada 19 Desmber 2010)

19 | P a g e