MP

12
hb 1.Judul Budidaya Jamur Konsumsi (jamur merang) dari Limbah Kardus 2. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia saat ini, kebutuhan masyarakat akan inovasi sangat tinggi, salah satu bentuk inovasi yang saat ini banyak digunakan adalah pengemasan terhadap suatu barang, dimana pengemasan tersebut bertujuan agar barang yang akan dikemas tidak rusak. Salah satu bentuk pengemasan yang biasa digunakan baik dalam industri makanan maupun industri lainnya adalah kardus. Kardus adalah pembungkus suatu barang yang berfungsi agar barang yang dikemas dalam kardus tersebut tidak rusak. Bentuk kardus sangat beragam dan biasanya bentuk kardus mengikuti bentuk barang yang dikemas. Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi produk dari produsen ke konsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama. Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board). Dengan kebutuhan masyarakat akan kardus ini, maka keberadaan kardus yang telah terpakai atau bekas juga semakin meningkat. Kardus bekas salah satu bentuk sampah yang banyak dijumpai baik dikota besar maupun dikota kecil. Seiring dengan peningkatan daya kreatifitas masyarakat, ternyata kardus bekas dapat dimanfaatkan,

Transcript of MP

Page 1: MP

hb

1. Judul

Budidaya Jamur Konsumsi (jamur merang) dari Limbah Kardus

2. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia saat ini, kebutuhan masyarakat akan inovasi sangat

tinggi, salah satu bentuk inovasi yang saat ini banyak digunakan adalah pengemasan terhadap suatu

barang, dimana pengemasan tersebut bertujuan agar barang yang akan dikemas tidak rusak. Salah

satu bentuk pengemasan yang biasa digunakan baik dalam industri makanan maupun industri

lainnya adalah kardus. Kardus adalah pembungkus suatu barang yang berfungsi agar barang yang

dikemas dalam kardus tersebut tidak rusak. Bentuk kardus sangat beragam dan biasanya bentuk

kardus mengikuti bentuk barang yang dikemas.

Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur hidup yang

sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi produk dari produsen ke konsumen

berlangsung. Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu

proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa

desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama. Bahan dasar utama

kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk

gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah

kembali atau di daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur

ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board).

Dengan kebutuhan masyarakat akan kardus ini, maka keberadaan kardus yang telah terpakai

atau bekas juga semakin meningkat. Kardus bekas salah satu bentuk sampah yang banyak dijumpai

baik dikota besar maupun dikota kecil. Seiring dengan peningkatan daya kreatifitas masyarakat,

ternyata kardus bekas dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai media penanaman, contohnya

seperti penanaman jamur konsumsi pada media kardus bekas.

JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana

jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan

spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai

bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam. Jamur merang merupakan jenis jamur

yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai

dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai

dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.

Jamur merang (volvariella volvacea) adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak

dibudidayakan di Asia Timur dan asia Tenggara yang berikli m tropis atau subtropis. Jamur

merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan

namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian,

limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi

jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada

Page 2: MP

hb

suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C. Sentra produksi jamur

merang diIndonesia terdapat didataran tinggi Dieng.

Di negara-negara asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar,

sedangkan untuk daerah yang beriklkim sejuk jamur merang dijual dalam bentuk kalengan. Jamur

merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate). Tingkat

kandungan serat kasar dan abu adalah moderat, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai

energi jamur merang rendah, namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan

kandungan kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup.

Kandungan logam berat Pb dan Cd tidak ada, sehingga jamur merang sangat baik digunakan Jamur

sebagai bahan makanan sehari-hari. Kandungan protein jamur merang sampai 1.8%, lemak 0.3%,

dan karbohidrat 12 – 48 %. Jamur merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol,

eritadenin dalam jamur merang dkenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik

yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untuk

mengobati kanker.

3. Perumusan Masalah

- Apakah limbah kardus bekas dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman jamur ?

- Apakah jamur merang dapat tumbuh baik dengan media kardus bekas ?

4. Hipotesa

- Kardus sebagai media yang baik dalam penanaman jamur, karena kardus terbuat dari serbuk

kayu.

- Jamur merang umumnya tumbuh pada batang pohon (kayu), sehingga jamur merang dapat

tumbuh dengan baik pada media kardus.

5. Tujuan Penelitian

Untuk membudidayakan jamur konsumsi dari pemanfaatan limbah kardus bekas

6. Tinjauan Pustaka

6.1. Jamur Konsumsi atau jamur pangan

Jamur adalah tumbuhan yang tidak berklorofil tidak mempunyai akar, batang, dan daun.

Tubuh jamur ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Ada jamur yang berguna bagi

manusia, namun ada juga yang merugikan. Banyak spesies jamur yang dapat dimakan juga

digunakan sebagai obat oleh masyarakat selama ribuan tahun, dipelajari secara intensif oleh

etnobotanis dan peneliti-peneliti kesehatan. Maitake (Grifola frondosa), shiitake (Lentinula

edodes), dan reishi (Ganoderma spp.) terkenal potensinya sebagai antikanker, antivirus, dan

atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan jamur lainnya dapat memberikan

efek halusinasi ataupun efek psychoactive. Jamur memiliki nilai lebih dari sekedar nutrisi,

yaitu memiliki rasa, aroma, dan kenikmatan, disamping juga memiliki nilai obat. Hasil studi

menunjukkan bahwa beberapa jamur memiliki efek kolesterol rendah, antitumor, antivirus,

dan antitrombosis.

Page 3: MP

hb

Secara umum jamur pangan memiliki kalori dan lemak yang rendah, dan 90% berupa

komponen air (Samme et al. 2003). Nilai nutrisi jamur hampir sama dengan sayuran,

walaupun kandungan karbohidrat dan proteinnya lebih tinggi dari sayur-sayuran. Jamur

memiliki kandungan protein sangat tinggi, yaitu 20-30% protein kasar (persen berat kering

jamur). Nilai tersebut sangat bervariasi antar spesies, misal hanya 3.5% dalam Cantharellus

cibarus dan 44% dalam Agaricus bisporus (Ingram 2002).

Jamur tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga proporsi karbohidratnya lebih

rendah dari sayuran seperti wortel dan kecambah. Jamur mengandung rata-rata 85-125 kJ

per 100 g, sedangkan pria dewasa memerlukan 10000 kJ setiap hari. Nilai energi yang

rendah dari jamur dapat digunakan dalam makanan rendah kalori. Nilai rendah karbohidrat

membuat jamur sebagai makanan ideal untuk penderita diabetes (Ingram 2002). Jamur rata-

rata mengandung 4.2% karbohidrat, meliputi glikogen yang merupakan senyawa energi

simpanan yang juga ditemukan pada manusia, dan setara tepung pada tumbuhan, khitin atau

selulosa, polimer N-acetylglycosamine (komponen struktur dinding sel cendawan). Khitin

tidak mudah dicerna dan dianggap komponen.

Jamur konsumsi atau jamur pangan adalah sebutan untuk berbagai jenis jamur yang

biasa dijadikan bahan makanan, enak dimakan dan tidak mengandung racun yang berbahaya

bagi kesehatan, bisa berupa produk hasil budidaya atau panen dari alam. Beberapa jenis

jamur masih harus dipetik dari alam bebas karena teknik budidaya belum diketahui.Jamur

liar di alam bebas dilarang keras untuk dimakan kalau tidak bisa membedakan ciri-ciri jamur

beracun dengan jamur liar yang bisa dikonsumsi. Berbagai jenis jamur juga memiliki rasa

yang tidak enak, walaupun tidak beracun dan bisa dimakan.

Beberapa contoh jamur pangan :

a. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus).

b. Jamur tiram atau hiratake (Pleurotus sp.)

c. Jamur merang (Volvariella volvaceae)

d. Jamur kuping

e. Jamur shitake

6.2. Jamur Merang

Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus,

Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh adalah salah

satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara

yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa

cǎogū (Hanzi).Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap

hingga abu-abu dan dilindungi selubung.

Page 4: MP

hb

Jamur merang termasuk tumbuhan bersel banyak, serta merupakan organisme heterotrof

saprofitik; yang berarti hidupnya tergantung dari zat-zat organik yang sudah tidak

dibutuhkan lagi oleh pemiliknya. Jamur merang banyak terdapat di daerah tropik.

Menurut Singer (1975) dalam Meity (1999) klasifikasi jamur merang adalah sebagai

berikut : divisi - fungi, kelas - basidi - omycetes, ordo - agaricales, famili - agaricaceae,

genus - volvariella, spasies - volvariella volvacea.Jamur merang mempunyai tubuh buah.

Tubuh buah yang masih muda berbentuk seperti telur yang ditutup oleh selubung. Setelah

jamur masak, selubung pecah dan tertahan pada pangkal batang. Tubuh buah yang sudah

dewasa berbentuk seperti payung yang terdiri atas bagian batang dan tudung. Bagian batang

berwarna putih sedang permukaan atas tudung berwarna abu-abu. Bilah yang terdapat

bagian bawah tudung terletak teratur seperti jari-jari payung (Tri Supeni, 1995).

Kehidupan jamur berawal dari spora (basidiospora) yang kemudian akan berkecambah

dan membentuk hifa yang berupa benang-benang halus.Hifa akan tumbuh ke seluruh bagian

media tumbuh. Selanjutnya dari kumpulan hifa atau miselium akan berbentuk gumpalan

kecil seperti simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk.

Simpul itu berbentuk bulat atau lonjong yang dikenal dengan stadia kepala jarum (pin head)

atau Primordia. Simpul ini akan membesar, disebut stadia kancing kecil (small button).

Stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia kancing (button) dan stadia telur

(egg). Pada stadia ini tangkai dan tudung yang tadinya tertutup selubung mulai membesar.

Selubung tercabik, kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada

stadia ini terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia yang

terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah (Meity, 1999)

Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih

muda yang tudungnya belum berkembang. Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan

rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan

jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang

memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur

merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif

tinggi, antara 30-38°C dengan suhu optimum pada 35°C.

Manfaat pada pembudidayaan jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh

buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah

membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.Jamur

merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak,

sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur,

pepes jamur, sup dan capcay.Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran

Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam

bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.

Page 5: MP

hb

6.3. Karakteristik Kardus

Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur

hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi produk dari produsen ke

konsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan

sekunder dalam suatu proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan

potensial dalam satu rekayasa desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan

baku utama.

Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa

potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan an-organik

membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di daur ulang beberapa kali, baik untuk

bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board).

Bahan bakunya sangat berlimpah didukung dengan sifatnya yang ramah lingkungan, serta

memiliki siklus perputaran (closing loop) tersendiri yang membuatnya menjadi bahan yang

akrab lingkungan (bio-degradable) sehingga kardus menjadi satu material yang sangat

ekonomis.

Dibawah ini dijabarkan beberapa kelebihan dan kekurangan kardus untuk di pahami

sebagai ‘design constraints’ yang justeru menjadi tipikal unik desainnya.

a. Struktur kardus olahan atau hasil recycle tidak jauh berbeda dengan kardus baru,

perbedaan utamanya adalah ketebalan yang terjadi karena penambahan lapisan

gelombang.

b. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau

hand-painting. Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk diterapkan karena

permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur gelombang atau flute; sehingga

bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak

dengan merata.

c. Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik yang

disebabkan oleh zat cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran,

atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu sorot, oven dll) untuk mengembalikan

kekuatan struktur material. dalam keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi

perubahan permukaan, atau kekuatan struktur golombang, dan yang paling parah,

terbukanya rekatan antar lapisan.

d. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung

terhadap kekuatan struktur material. semakin banyak lapisan; atau semakin tebal

material, maka semakin kuat pula struktur material tersebut. ketebalan material dapat

disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan struktur untuk aplikasi pembuatan produk.

Page 6: MP

hb

e. Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan,

mempermudah proses pembuatan material untuk menyesuaikan ukuran material yang

dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Hal ini dapat menekan banyaknya material

yang terbuang.

f. Sisi potongan terbuka tidak efektif untuk aplikasi yang berhubungan langsung dengan

pengguna/benda lain secara berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan

lapisan yang menutup sisi potongan tersebut.

g. Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang, dan karena penambahan unsur lain

(perekat) berbasis air; maka material ini layak untuk diproses daur ulang, dan bersifat

bio-degradable (dapat diurai oleh tanah).

h. Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal, dan tidak

membutuhkan keahlian khusus, maka kardus olahan dapat dibuat/diproduksi dalam skala

pribadi, rumah tangga, industri kecil, hingga industri besar, untuk menanggulangi kardus

bekas menjadi limbah.

i. Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk dengan sistem

bongkar-pasang.

Berdasarkan sifat dan karakteristik yang ditawarkan kardus seperti diuraikan diatas

maka kita dapat mengembangkan klasifikasi alternatif produk selain kemasan. Seperti

Mainan, Sarana peraga toko, Kontainer, Furnitur dan Meubelair.

7. Metode Penelitian

7.1. Alat dan Bahan

7.1.1.Alat

- Kumbung

- Bak Penampung

- Termometer

- Terpal

- Drum

- Selang air

- Sekop

- Kompor

- Cangkul

7.1.2.Bahan

- Kardus

- Pupuk NPK dan SP18

- Pupuk Organik cair

- Dedak halus

Page 7: MP

hb

- Tepung beras ketan

- Kapur

- Bonggol pisang

- Kacang buncis atau kangkung,

- Arang sekam

- Bibit jamur

- Gas Isi ulang

- Lakban

- wadah sterofoam

7.2. Cara Kerja

7.2.1.Pembuatan Media

Dikumpulkan kardus-kardus bekas

Disobek dan direndam dengan air

Dicampurkan dengan pupuk, kapur, dan dedak

Ditunggu perendaman selama 1 minggu

Media kardus yang telah di rendam selama 1 minggu diangkat dan kemudian ditaruh

pada rak kumbung

Dilapisi media kardus tersebut dengan campuran kangkung, bongol pisang dan dedak

yang sudah dihancurkan

Dipasteurisasi selama 7 jam dengan suhu 70oC

7.2.2.Penanaman

Dihancurkan bibit jamur

Dicampurkan dengan tepung ketan

Ditaburkan formulasi bibit pada media kardus

Kemudian dilapisi dengan arang sekam untuk menstabilkan suhu

Didiamkan selama 10-14 hari untuk dipanen

Page 8: MP

hb

8. Jadwal Kegiatan

9.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_merang

http://ninashare.blogspot.com/2009/05/jamur-lezat-dan-kaya-manfaat.html

http://st289243.sitekno.com/article/13018/budidya-jamur-merang-media-kardus-bekas.html

http://www.mykunci.com/info/kandungan-gizi-pada-merang-padi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_pangan

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/20/14305391/jamur.yang.disarankan.dikonsumsi

http://pojokjamurmini.blogspot.com/2010/05/pasteurisasi-vs-sterilisasi.html

No Nama Kegiatan Minggu Ke -

1 2 3 4 5

1 Pengumpulan

Kardus

2 Penyiapan Media

3 Pembuatan Media

Kardus

4 Pembuatan Media Tumbuh

5 Penanaman Bibit Jamur dan Proses

Pertumbuhan6

Panen Jamur