MONOGRAF -...

52
MONOGRAF

Transcript of MONOGRAF -...

Page 1: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

MONOGRAF

Page 2: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara
Page 3: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

MONOGRAF

SENGKETA LAUT CINA SELATAN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP INDONESIA

DR. MARSETIONIDN 4703125601

UNIVERSITAS PERTAHANANSentul - Bogor, 2018

Page 4: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

MONOGRAF SENGKETA LAUT CINA SELATAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP INDONESIA

Penulis Dr. Marsetio

ISBN: ...........

Penerbit Universitas PertahananKawasan IPSC, Sentul – SukahatiCitereup – Bogor 16810Jawa BaratCetakan Pertama, April 2018

Page 5: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. vii

Sengketa Laut Cina Selatan dan Implikasinya terhadap Indonesia 1

Abstrak ......................................................................................................... 1

1. Pendahuluan ............................................................................................. 3

2. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 9

3. Metode Penelitian .................................................................................... 24

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................... 25

5. Kesimpulan ................................................................................................. 34

Daftar Pustaka .................................................................................................. 37

Curriculum Vitae .............................................................................................. 41

Page 6: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara
Page 7: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

KATA PENGANTAR

SYUKUR alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT yang atas karuniaNya monograf dengan judul “Sengketa

Laut Cina Selatan dan Implikasinya terhadap Indonesia” ini dapat terselesaikan sebagai hasil dari sebuah penelitian untuk menambah referensi terkait resolusi konflik, khususnya yang membahas konflik Laut Cina Selatan. Sebagai sebuah penelitian, monograf ini membahas implikasi konflik klaim tumpang tindih di Laut Cina Selatan terhadap Indonesia dalam sengketa di kawasan itu yang melibatkan Tiongkok dengan negara-negara claimants lainnya: Taiwan, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei.

Walaupun Indonesia bukan negara penuntut di Laut Cina Selatan, namun klaim Tiongkok atas Nine-Dash-Line (NDL) sangat mungkin akan membawa masalah dengan Indonesia di kemudian hari sebab terkait dengan kebijakan luar negeri serta visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Adapun tujuan penelitian ini adalah membahas pangkal sengketa Laut Cina Selatan untuk melihat implikasinya terhadap sejumlah sektor kehidupan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Hasil penelitian ini adalah, konflik Laut Cina Selatan ternyata melibatkan major powers dunia dengan Indonesia memiliki hubungan dan kerja sama bilateral yang baik dengan negara-negara itu. Indonesia harus memastikan tetap berpegang pada kebijakan luar negeri bebas aktif dan memainkan perannya di kawasan serta memastikan

Page 8: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

viii

adanya saling menghargai di antara negara-negara yang bersengketa, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN. Pada saat yang sama, Indonesia, perlu memikirkan sejumlah rencana dan skenario yang diambil jika konflik terjadi.

Konflik di LCS harus diselesaikan secara baik dan bila terjadi konflik di sana,

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.499 pulau dan luas wilayah hampir 6,5 juta km², serta garis pantai sekitar 99.149 kilometer akan tekena dampak. Sea Lines of Communications (SLOCs) dan Sea Lines of Trade (SLOT) perekonomian dunia akan terganggu. Harapan Indonesia terselesaikannya masalah di LCS bukanlah sebuah utopia, mengingat berbagai upaya terus dilakukan.

Indonesia dengan visi pembangunan di bidang maritim melalui Poros Maritim Dunia. Lebih dari itu Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 16 tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia (KKI) sebagai salah satu pedoman untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai visi pembangunan kemaritiman diulas dalam mongraf ini, termasuk juga menghadirkan sejarah kemari-timan Indonesia, serta berubahnya paradigma maritim menjadi agraris yang dilakukan oleh penjajah agar mereka dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara pandang pembangunan ekonomi kita juga masih lebih condong ke land based socio-economic daripada marine based socio-economic.

Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana diamanatkan Pembukaan Undang

Page 9: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

ix

Undang Dasar 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sesungguhnya dapat diwujudkan dengan “menoleh” ke laut. Masa depan Indonesia yang sejahtera sebenarnya ada di laut, karena siapa yang menguasai laut maka dia akan menguasai dunia.

Selamat membaca.

Jakarta, April 2018

Dr. Marsetio, M.M

Page 10: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

x

Page 11: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

1

SENGKETA LAUT CINA SELATAN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP INDONESIA

Abstrak

Penelitian ini membahas implikasi konflik klaim tumpang tindih di Laut Cina Selatan terhadap Indonesia dalam sengketa di kawasan itu yang melibatkan Tiongkok dengan negara-negara claimants lainnya: Taiwan, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei. Walaupun Indonesia bukan negara penuntut di Laut Cina Selatan, namun klaim Tiongkok atas Nine-Dash-Line (NDL) sangat mungkin akan membawa masalah dengan Indonesia di kemudian hari sebab terkait dengan kebijakan luar negeri serta visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD). Adapun tujuan penelitian ini adalah membahas pangkal sengketa Laut Cina Selatan untuk melihat implikasinya terhadap sejumlah sektor kehidupan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Hasil penelitian ini adalah, konflik Laut Cina

Page 12: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

2

D R . M A R S E T I O

Selatan ternyata melibatkan major powers dunia dengan Indonesia memiliki hubungan dan kerja sama bilateral yang baik dengan negara-negara itu. Indonesia harus memastikan tetap berpegang pada kebijakan luar negeri bebas aktif dan memainkan perannya di kawasan serta memastikan adanya saling menghargai di antara negara-negara yang bersengketa, baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN. Pada saat yang sama, Indonesia, perlu memikirkan sejumlah rencana dan skenario yang diambil jika konflik terjadi.

Kata kunci: Laut Cina Selatan, Sengketa, Nine-Dash-Line

Page 13: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

3

M O N O G R A F

1. Pendahuluan

Sejak tahun 2015 kawasan Asia Tenggara mema suki masa yang sangat penting, terutama ter kait dengan sejarah organisasi regional yang menaungi negara-negara di dalamnya dengan diberlakukannya komunitas ASEAN (ASEAN Community)1.

Pada saat yang bersamaan, tantangan yang diha dapi di kawasan kian berkembang dan kian kompleks, tidak hanya muncul dari dalam kawasan tapi juga dari luar. Salah satu isu yang paling signifikan adalah isu Laut Cina Selatan yang kembali menghangat, terutama setelah Tiong-kok melakukan sejumlah kegiatan reklamasi dan pembangunan di Kepulauan Spratly. Meski Tiong-kok bukan merupakan satu-satunya claimant state yang melakukan reklamasi di perairan sibuk tersebut, namun skala pembangunan dan reklamasi yang dilakukan jauh lebih besar dan signifikan.

Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan sudah terjadi lebih dari satu dasarwarsa lalu yang dimulai jauh sebelum konvensi hukum laut international (United Nations Convention on the Law of the Sea

1 ASEAN Community 2015 terdiri dari tiga pilar yaitu ASEAN Economic Community, ASEAN Political-Security Community dan ASEAN Socio-Cultural Community.

Page 14: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

4

D R . M A R S E T I O

—UNCLOS) ditetapkan (1982) sebagai kerangka hukum penentuan batas laut teritorial, zona tambahan dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) serta hak-hak dan kewajiban lain dari negara pantai. Namun demikian saat ini UNCLOS telah diterima menjadi dasar hukum secara internasional. Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan yang melibatkan para penuntut (claimants) diantaranya Tiongkok, Taiwan, Filipina, Malaysia dan Vietnam serta pihak luar yang memiliki kepentingan seperti Amerika Serikat (AS) sampai saat ini belum menunjukan adanya titik terang penyelesaian masalah secara damai. Walaupun Indonesia bukanlah salah satu penuntut wilayah di Laut Cina Selatan, namun klaim Tiongkok yang disebut Nine-Dash-Line (NDL) sangat mungkin akan membawa masalah di kemu dian hari bagi Indonesia.

Dari enam negara yang berkonflik di perairan tersebut—Brunei, Filipina, Malaysia, Taiwan, Tiongkok dan Vietnam, empat merupakan negara anggota ASEAN. Sejumlah pakar dan akademisi telah menyuarakan kekhawatiran mereka akan kemungkinan terjadinya konflik di Laut Cina Selatan, tidak hanya antara para claimant states tetapi juga dengan negara di luar kawasan yang memiliki kepentingan besar di perairan tersebut sekaligus merupakan aliansi dari sejumlah negara

Page 15: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

5

M O N O G R A F

yang bersengketa. Bahkan, sengketa Laut Cina Selatan dinilai menguji kemampuan negara-negara anggota ASEAN dalam menjaga kesatuan sikap sebagai sebuah organisasi internasional.2

Indonesia, meski bukan merupakan salah satu claimant state dari sengketa Laut Cina Selatan, memiliki kepentingan yang signifikan terhadap keamanan dan perdamaian perairan tersebut. Tidak hanya karena menjaga perdamaian dunia termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tetapi juga terkait langsung dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang erat dengan ASEAN dan strategi pemerintahan saat ini untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD)3 yang didukung oleh sea power dan Maritime Domain Awareness (MDA).4

2 Retno L. P. Marsudi, Tantangan ASEAN, harian Kompas 10 Agustus 2015 hal. 7

3 Strategi PMD didukung oleh lima pilar utama, yaitu budaya maritim, sumber daya maritim, infrastruktur maritim, pertahanan maritim dan diplomasi maritim. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperkuat sarana dan infrastruktur Indonesia di sektor maritim, tidak hanya demi kepentingan dan tujuan domestik tapi juga untuk kawasan dan dunia.

4 Untuk pembahasan dan penjelasan lebih lanjut perihal sea power lihat Marsetio, Sea Power Indonesia, Universitas Pertahanan Indonesia, April 2014, dan untuk MDA lihat di buku yang sama hal. 43-61.

Page 16: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

6

D R . M A R S E T I O

Gangguan dalam bentuk apa pun terhadap kea manan maritim kawasan Asia Tenggara akan memiliki dampak yang signifikan terhadap upaya implementasi strategi PMD.

Oleh karena itu penting bagi para penentu kebijakan untuk memahami situasi di Laut Cina Selatan serta perkembangan terbaru dari sengketa yang memiliki dampak luas tidak hanya bagi negara-negara yang bersengketa, namun juga negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Implikasinya pada Indonesia juga perlu diidentifikasi. Pemahaman tersebut menjadi landasan Indonesia melangkah sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan juga dalam implementasi strategi PMD, mengingat menjadi poros maritim dunia bagi Indonesia adalah suatu keharusan sebagai penghubung dua samudera.5

Penelitian ini membahas secara ringkas pangkal sengketa Laut Cina Selatan hingga ke per-kembangan terakhir, diikuti oleh implikasinya terhadap sejumlah sektor kehidupan di Indonesia. Selanjutnya dijelaskan langkah-langkah yang sudah

5 Lihat Geoffrey Till, Indonesia as a growing maritime power: possible implications for Australia, Soundings, Issue no. 4, Mei 2015, Sea Power Centre-Australia, dapat diunduh di http://www.navy.gov.au/sites/default/files/documents/Soundings_No_4.pdf

Page 17: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

7

M O N O G R A F

Gam

bar 1

. Per

bata

san

mar

itim

Indo

nesia

Page 18: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

8

D R . M A R S E T I O

dan akan diambil Indonesia terkait isu tersebut.

Bagi Asia Tenggara, yang merupakan sebuah kawasan maritim, sengketa perbatasan maritim merupakan isu yang sangat penting. Sebagian besar negara-negara di kawasan ini merupakan negara pantai dan negara kepulauan di mana perairan di kawasan diatur berdasarkan rezim laut teritorial dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), yang mana menyebabkan tumpang tindih perbatasan tidak terhindarkan.6 Seperti yang bisa lihat pada Gambar 1, Indonesia sendiri memiliki perbatasan maritim dengan 10 negara yang membentang sepanjang Samudera Hindia, Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik.7 Masih banyak dari perbatasan-perbatasan tersebut yang belum disepakati dengan negara-negara yang bersangkutan.

6 Tara Davenport, Southeast Asia Approaches to Maritime Delimitation, an AsianSIL Working Paper2012/7, disampaikan pada 3rd NUS-AsianSIL Young Scholars Workshop, NUS Law School, 23-24 Februari 2012, hal. 1, bisa diunduh di http://cil.nus.edu.sg/wp/wp-content/uploads/2010/08/TaraDavenport-ASIL-Southeast-Asian-Approaches-to-Maritime-Delimitation.pdf

7 Kesepuluh negara tersebut adalah, berdasarkan urutan alfabet: Australia, Filipina, India, Malaysia, Palau, Papua Nugini, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.

Page 19: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

9

M O N O G R A F

2. Kerangka Teoritis

Pangkal utama sengketa di Laut Cina Selatan adalah klaim wilayah. Antara tahun 1946 dan 1948, Tiongkok mengeluarkan Peta Laut Cina Selatan yang di dalamnya tertera sebelas garis putus (Eleven-Dash-Line) tanpa memberikan penjelasan dan justifikasi atas klaimnya tersebut. Selanjutnya Tiongkok menerbitkan Peta Laut Cina Selatan yang telah menghilangkan dua garis putus di Teluk Tonkin sebagai konvensasi kesepakatan dengan Vietnam, sehingga sebelas garis putus tersebut menjadi sembilan garis putus pada tahun 1953.

Kemudian, Tiongkok menerbitkan kembali Peta Laut Cina Selatan sekitar akhir tahun 2000an dengan memasukan satu garis putus yang mencakup wilayah Taiwan, menjadi Ten-Dash-Line. Namun demikian Peta Laut Cina Selatan versi Tiongkok lebih dikenal dengan sebutan Nine-Dash-Line, hal ini karena Tiongkok secara resmi merilis peta NDL yakni pada 7 Mei 2009 sebagai lampiran saat Tiongkok mengirimkan note verbale kepada PBB terkait sanggahannya atas klaim Vietnam secara tunggal dan atas Vietnam dan Malaysia secara sama-sama.

Page 20: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

10

D R . M A R S E T I O

Dalam surat bantahannya tersebut, Tiongkok menyatakan bahwa Tiongkok memiliki pulau-pulau di Laut Cina Selatan dan perairan di dalamnya yang tidak bersengketa dengan negara lain.

Pernyataan Tiongkok ini tentu saja berbeda dengan kenyataannya di lapangan, karena sejak tahun 1955 beberapa negara telah mengklaim beberapa pulau atau pulau batu karang di Laut Cina Selatan seperti Taiwan yang menempatkan ratusan tentaranya di Pulau Taiping (Itu Iba), pulau terbesar di gugusan Kepulauan Spratly. Tahun 1970, Filipina mengklaim bagian barat dari Kepulauan Spratly dan Vietnam Selatan mulai menduduki enam pulau-pulau karang (features) yang kemudian Vietnam mengklaim Kepulauan Spratly sebagai sebuah provinsi Vietnam di tahun 1974.

Sementara itu pada tahun yang sama terjadi konflik bersenjata antara Tiongkok dan Vietnam di Kepulauan Paracel ketika Tiongkok mengambil alih Kepulauan tersebut dari Vietnam. Sedangkan Malaysia mulai terlibat pendudukan wilayah Laut Cina Selatan di tahun 1983, saat Malaysia menduduki tiga pulau (features) di Kepulauan Spratly dan dua pulau lainnya di tahun 1986. Ada-pun pertempuran kedua memperebutkan pulau batu karang di Kepulauan Spratly (Johnson Reef

Page 21: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

11

M O N O G R A F

Skirmish) antara Tiongkok dengan Vietnam terjadi pada tahun 1988 yang menewaskan 74 pelaut Vietnam ketika itu.

Pangkal permasalahan kedua di Laut Cina Selatan adalah adanya kepentingan dari negara di luar negara pantai seperti AS yang menganut kebijakan Freedom of Navigation (FON). AS yang bukan negara peratifikasi UNCLOS, menganggap bahwa semua laut di luar laut AS adalah laut bebas yang bisa dilayari oleh AS tanpa harus memberi tahu negara pantai. Hal ini telah membawa setidaknya dua insiden yang melibatkan Tiongkok dan AS. Pada April 2001 terjadi tabrakan antara pesawat mata-mata Angkatan Laut AS EP-3 dengan pesawat tempur F-8 Tiongkok di sekirat Pulau Hainan yang mengakibatkan tewasnya penerbang Tiongkok dan ditawannya penerbang AS oleh Tiongkok. Insiden kedua terjadi tanggal 8 Maret 2009, ketika lima kapal Tiongkok mengganggu dan membayang-bayangi sebuah kapal Angkatan Laut AS USNS Impeccable di sekitar Pulau Hainan saat melakukan operasi pengintaian rutin.

Negara lain yang memiliki kepentingan khu-sus nya terhadap keamanan LCS adalah Korea Selatan dan Jepang. Hampir dua pertiga kebutuhan energi Korea Selatan dan sekitar 60 persen impor

Page 22: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

12

D R . M A R S E T I O

minyak mentah Jepang melewati jalur pelayaran Laut Cina Selatan. Selain itu, masih tingginya ketergantungan dunia terhadap transportasi laut untuk perdagangan international menyebabkan Laut Cina Selatan sangat penting sebagai Sea Line of Communication (SLOCs) dan penting bagi Sea Line of Oil Transport (SLOT) karena diperkirakan 35 persen dari komsumsi minyak dunia dilewatkan melalui Laut Cina Selatan setelah melalui Selat Malaka menuju ke Asia Timur.

Lalu lintas tanker yang melewati Selat Malaka berlanjut menuju Laut Cina Selatan jumlahnya tiga kali lebih banyak dari yang melewati Terusan Suez dan lima belas kali dari yang melewati Terusan Panama. Sehingga layak apabila Robert D. Kaplan dalam jurnalnya ‘The South China Sea is the Future of Conflict’ menyebut Laut Cina Selatan sebagai ‘the throat of global sea route’, maka apabila terganggu, bisa mengakhiri jalur laut dunia.

Selain itu, pangkal permasalahan yang lain bahwa di Laut Cina Selatan terkandung kekayaan alam yang berlimpah seperti minyak bumi, gas dan biota laut telah menarik negara-negara yang bersengketa menggunakan kekuatan untuk memak-sakan kepentingannya seperti yang terjadi pada Mei 2014, insiden Oil Rig HYSY-981. Tiongkok

Page 23: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

13

M O N O G R A F

Gambar 2. Konflik Laut Cina Selatan

Page 24: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

14

D R . M A R S E T I O

menempatkan rig tersebut di ZEE yang diklaim oleh Vietnam. Insiden ini telah membangkitkan nasionalisme di Vietnam yang menimbulkan kerusuhan berdarah dan menewaskan sedikitnya dua WN Tiongkok di Vietnam dan berakibat pada terganggunya hubungan diplomatik kedua Negara.

Bisa dikatakan bahwa konflik Laut Cina Selatan merupakan salah satu kasus terbaik yang men-cerminkan kompleksitas dari sebuah konflik mari-tim. Kawasan yang diperebutkan, dengan luas kurang lebih 1.3 juta mil persegi,8 terbentang dari Selat Malaka dan Selat Singapura hingga Selat Taiwan. Tiap negara yang bersengketa dalam konflik ini telah mengajukan alasan dan pembenaran dari klaim terhadap Kepulauan Paracel dan Spratly demi mengua sai ZEE di perairan tersebut. Isu konflik Laut Cina Selatan sebenarnya bukan sesuatu yang baru di kawasan dan selama beberapa tahun belakangan ini telah terjadi sejumlah kejadian yang mampu meningkatkan ketegangan di kawasan.9 Sejumlah

8 Dr. Amit Singh, South China Sea Dispute: Regional Issue, Global Concern, Maritime Affairs, Journal of the National Maritime Foundation of India, 8:1, 2012, hal. 117-118

9 Salah satunya adalah insiden Scarborough Shoal, di mana pada awal bulan April 2012, Angkatan Laut Filipina melihat sejumlah kapal ikan Tiongkok di dekat Scarborough Shoal dan mengirim kapal perangnya untuk memeriksa kapal-kapal tersebut. Tidak lama kemudian Beijing mengirim dua kapal pengawas maritim

Page 25: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

15

M O N O G R A F

analis dan akademisi bahkan sudah menyampaikan kekhawatiran mereka akan adanya potensi konflik di Laut Cina Selatan yang dapat menimbulkan terjadinya konflik bersenjata di kawasan.

Namun demikian, perhatian dunia seakan tak lepas dari kawasan perairan tersebut setelah Tiong-kok melaksanakan sejumlah kegiatan pem ba-ngunan dan reklamasi di sekitar Kepulauan Spratly, termasuk Mischief Reef dan Fiery Cross Reef.

Sejumlah foto satelit10 menunjukkan kemung-kinan adanya upaya penggunaan fasilitas yang dibangun demi kepentingan militer. Hal tersebut secara otomatis menyebabkan negara-negara yang terlibat dalam konflik dan yang tidak menyampaikan protes keras mereka, termasuk Amerika Serikat. Dalam berbagai kesempatan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat di bidang

ke lokasi yang kemudian menempatkan diri di antara kapal AL Filipina Gregorio del Pilar dan kapal-kapal ikan Tiongkok demi mencegah penangkapan. Insiden tersebut menjadi awal dari perseteruan di antara kedua negara tersebut.

10 Foto-foto satelit tersebut bisa dilihat di http://amti.csis.org/island-tracker/

Page 26: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

16

D R . M A R S E T I O

pertahanan11 dan militer12 menyampaikan protes dan kekhawatiran mereka akan kegiatan Tiongkok tersebut. Dihadapkan pada komentar dan protes tersebut, Tiongkok menyampaikan pembelaan atas aktifitas-aktifitas di Kepulauan Spratly yang ditujukan pada penyelamatan dan antisipasi bencana alam.13

11 Menteri Pertahanan Amerika Serikat menegaskan sikap Washington yang menentang upaya militerisasi dari konflik perbatasan maritim. Hal tersebut disampaikan dalam kunjungannya ek Jepang beberapa waktu yang lalu. Lihat http://www.wsj.com/articles/u-s-wary-of-chinese-building-in-south-china-sea-1428474870

12 Komandan Armada Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris mengatakan bahwa Tiongkok tengah membangun “dinding pasir raksasa” dalam pidatonya yang disampaikan di Canberra, Australia. Lihat http://www.nytimes.com/2015/04/09/world/asia/new-images-show-china-literally-gaining-ground-in-south-china-sea.html?hp&action=click&pgtype=Homepage&module=second-column-region&region=top-news&WT.nav=top-news&_r=1 and http://www.smh.com.au/federal-politics/political-news/us-admiral-sounds-the-alarm-at-chinas-intentions-in-south-china-sea-20150401-1mcase.html

13 Tiongkok menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan di Kepulauan Spratly difokuskan pada pembangunan tempat berlindung, alat bantu navigasi dan SAR terkait ancaman angin topan di kawasan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan bahwa semua kegiatan tersebut “sepenuhnya berada dalam lingkup kedaulatan Tiongkok” dan tidak ditujukan kepada pihak mana pun. Lihat http://www.reuters.com/article/2015/04/09/china-southchinasea-reef-idUSL4N0X62Q020150409

Page 27: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

17

M O N O G R A F

Adu komentar dan argumen kedua major powers tersebut tidak berhenti di situ. Hal ter-sebut terlihat dengan sangat jelas dalam forum pertemuan para menteri pertahanan kawasan Asia Pasifik, Shangri La Dialogue 2015. Dalam forum yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 29 sampai 31 Mei 2015, isu Laut Cina Selatan menjadi isu utama. Menteri Pertahanan Amerika Serikat John Kerry mengatakan bahwa aktivitas reklamasi Tiongkok hanya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya “kesalahan kalkulasi dan konflik,” sementara Wakil Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok Laksamana Sun Jianguo menegaskan Tiongkok tengah mempertimbangkan pemberlakuan Kawasan Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) di Laut Cina Selatan.14

Perlu diingat bahwa Tiongkok bukanlah satu-satunya negara yang melakukan reklamasi dan pembangunan di kepulauan dan karang di Laut Cina Selatan. Namun demikian skala aktivitas Beijing di Kepulauan Spratly sangatlah mengejutkan. Sebagai contoh Malaysia melakukan reklamasi atas Swallow Reef sejak tahun 1980an, dari 25 menjadi 85 acre, lengkap dengan sebuah landasan pesawat, sebuah

14 Lihat http://print.kompas.com/baca/2015/06/01/ADIZ-Mung-kin-Diterapkan

Page 28: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

18

D R . M A R S E T I O

Gambar 3. Fiery Cross ReefSumber : http://ajw.asahi.com/article/asia/china/AJ201505140072

Page 29: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

19

M O N O G R A F

resort dan pangkalan angkatan laut.15 Sementara Vietnam diperkirakan telah menambah 65,000 meter persegi terhadap luas West Reef dan 21,000 meter persegi untuk Sand Cay.16 Tiongkok, di pihak lain, telah menambah daratan Fiery Cross Reef hingga 900,000 meter persegi, termasuk sebuah landasan pesawat.17

Pada saat yang sama, Tiongkok juga tengah memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik dan kawasan lainnya sebagai bagian dari usahanya untuk menyeimbangkan hegemoni Amerika Seri-kat di kawasan. Kebijakan Maritime Silk Road dan strategi One Belt, One Road (OBOR) bahkan mencapai Afrika dan Eropa. Lebih dari 60 negara telah menyampaikan keinginan mereka untuk ber-gabung dalam OBOR, termasuk sejumlah negara di benua Eropa, dan lebih dari 20 puluh negara benua Asia telah bergabung dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang diprakarsai oleh

15 Gregory Poling, Sophistry and Bad Messaging in the South China Sea, 1 Juli 2015, lihat di http://amti.csis.org/sophistry-and-bad-messaging-in-the-south-china-sea/

16 Untuk informasi lebih lanjut perihal pembangunan dan reklamasi yang dilakukan oleh Vietnam di kedua area tersebut, termasuk foto-foto satelit, lihat http://amti.csis.org/vietnam-island-building/

17 Untuk infirmasi lebih lanjut perihal pembangunan Tiongkok di Fiery Cross Reef dan enam area lainnya di Kepulauan Spratly, lihat http://amti.csis.org/island-tracker/

Page 30: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

20

D R . M A R S E T I O

Tiongkok.18

Langkah Tiongkok menghentikan kegiatan reklamasi dan pembangunan pada bulan Juni 2015 mengejutkan sejumlah pihak.19 Meski sejumlah

18 http://www.chinausfocus.com/finance-economy/china-advances-its-one-belt-one-road-strategy/ accessed on May 10th, 2015

19 Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang pada tanggal 16 Juni 2015. Pernyataannya bisa dilihat di http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/s2510_665401/2535_665405/t1273370.shtml

Gambar 3. One Belt, One RoadSumber : Straits Times

Page 31: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

21

M O N O G R A F

pihak berharap keputusan tersebut akan menjamin situasi yang lebih kondusif di kawasan, sejumlah analis percaya bahwa langkah tersebut sengaja diambil oleh Beijing dalam rangka menghadiri pertemuan dengan Amerika Serikat dalam Strategic and Economic Dialogue (S&ED) tanggal 22–24 June 2015.20

Sejalan dengan semangat ASEAN, negara-negara Asia Tenggara telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi potensi konflik dan ketegangan di Laut Cina Selatan serta demi men-jamin stabilitas keamanan maritim kawasan. Pada tahun 2002 negara-negara anggota ASEAN dan Tiongkok menyepakati Declaration of the Conduct (DoC) of Parties in the South China Sea, yang merupakan perwujudan komitmen mereka atas hukum internasional dan penggunaan cara-cara damai dalam menyelesaikan sengketa wilayah. Sebuah Code of Conduct (CoC) harusnya disepakati kemudian, namun hingga hari ini masih belum ditandatangani oleh negara-negara tersebut. Ada sejumlah pihak yang percaya bahwa Tiongkok

20 Michael J. Green, Mira Rapp Hooper, Ernest Z. Bower, Christopher K. Johnson, Bonnie S. Glaser, China’s Land Reclamation Announcement: A Change in Message, Not in Policy, 16 June 2015, available at http://csis.org/publication/chinas-land-reclamation-announcement-change-message-not-policy

Page 32: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

22

D R . M A R S E T I O

tidak memandang CoC sebagai hal yang penting untuk disepakati.21

Namun demikian, dalam pertemuan Senior Official Meeting (SOM) mengenai DoC dan CoC di Tianjian, Tiongkok akhir Juli 2015, para delegasi Tiongkok dan negara-negara ASEAN menyepakati sejumlah hal, termasuk 2nd list of commonalities, Term of Reference (TOR) pembentukan Eminent Person dan rencana kerja pelaksanaan DoC 2015-2016.22 Selain itu, sebuah hotline untuk para Men teri Luar Negeri negara-negara ASEAN dan Tiongkok terkait perairan Laut Cina Selatan pun masuk dalam pertimbangan.23

Terkait dengan penyelesaian sengketa, Tiong-kok menegaskan bahwa negosiasi bilateral meru pakan satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan, dan menolak campur tangan pihak luar. Ketika para pemimpin negara-negara ASEAN menyatakan kekhawatiran mereka atas reklamasi

21 Lihat Tiezzi, Shannon, Why China Isn’t Interested in a South China Sea Code of Conduct, 26 Februari 2014, yang dipublikasikan di http://thediplomat.com/2014/02/why-china-isnt-interested-in-a-south-china-sea-code-of-conduct/

22 Marsudi, Loc. cit.23 Lihat http://www.reuters.com/article/2015/07/31/us-asean-ma-

lay sia-hotline-idUSKCN0Q51N220150731

Page 33: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

23

M O N O G R A F

Tiongkok,24 yang mana telah mengurangi rasa percaya25 dan perdamaian di kawasan, Tiongkok langsung menyatakan keprihatinan mereka yang sangat mendalam atas pernyataan tersebut.26

Agresivitas Tiongkok terhadap sejumlah claimant state di Laut Cina Selatan telah menim-bulkan peringatan bahwa hal tersebut dapat meregangkan hubungannya dengan ASEAN.27 Hal tersebut bisa dilihat dari upaya Filipina membawa klaim Tiongkok ke Mahkamah Permanen Arbi-trase Internasional (MPAI),28 yang kasusnya disampaikan pada tanggal 22 Januari 2013.

Sidang telah dilaksanakan tanggal 7 hingga 13 Juli 2015 dengan agenda membahas yurisdiksi

24 Chairman Statement KTT ASEAN ke-26 di Kuala Lumpur dan Langkawi, Malaysia, 27 April 2015, bisa diunduh di http://www.asean.org/images/2015/april/26th_asean_summit/Chairman%20Statement%2026th%20ASEAN%20Summit_final.pdf

25 Ibid.26 http://www.reuters.com/article/2015/04/28/us-chinasouth

chinasea-idUSKBN0NJ0VT20150428 yang diakses tanggal 10 Mei 2015

27 Vijay Sakhuja, China May Lose Friends in Southeast Asia, 1 Juli 2015, tersedia di http://amti.csis.org/china-may-lose-friends-in-southeast-asia/

28 Jay Batongbacal, Arbitration 101: Philippine V. China, 1 Janu-ari 2015, tersedia di http://amti.csis.org/arbitration-101-phi-lippines-v-china/

Page 34: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

24

D R . M A R S E T I O

MPAI atas kasus tersebut. Tiongkok menolak hadir dalam persidangan dan menyatakan MPAI tidak memiliki yurisdiksi atas kasus tersebut.29

3. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Stake (1995:xi) studi kasus merupakan studi atas keu-nikan serta kompleksitas sebuah kasus. Stake dalam Harrison dkk, 2017, mengatakan studi kasus fokus terhadap apa yang diteliti, dalam hal ini adalah kasus Sengket Laut Cina Selatan. Sebuah kasus menurut Stake (1995:xi) diteliti karena kasus tersebut memiliki kepentingan khusus serta penting. Bagi Stake, berbagai sumber serta metode pengumpulan data dan analisis bisa digunakan. Untuk itu, data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi, untuk mendapatkan informasi yang sekiranya berguna bagi penelitian ini.

29 Shannon Tiezzi, In the Philippines’ South China Sea Case, Is International Law on Trial?, 14 July 2015, available at http://thediplomat.com/2015/07/in-the-philippines-south-china-sea-case-is-international-law-on-trial/

Page 35: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

25

M O N O G R A F

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Meskipun Indonesia bukan merupakan salah satu negara yang terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan, peningkatan intensitas ketegangan di perairan tersebut serta adanya potensi konflik menjadi perhatian Indonesia. Tidak hanya karena perairannya berada demikian dekat dengan Laut Cina Selatan, tetapi juga karena stabilitas keamanan maritim kawasan adalah hal yang krusial dalam pembangunan Indonesia, terutama terkait strategi PMD. Laut Cina Selatan sebagai salah satu flash point di kawasan bukanlah sesuatu yang baru untuk Indonesia. Pada tahun 1990 Indonesia menjadi tuan rumah Workshop for Managing Potential Conflict in the South China Sea di Bali,30 yang bertujuan untuk menciptakan confidence building measures (CBM) di antar negara-negara yang berkepentingan dengan perairan tersebut dan berlangsung hingga tahun 2002.31

Singkat kata, Indonesia memiliki kepentingan yang konkrit di perairan tersebut. Jika eskalasi

30 Budi Susilo Soepandji, Pengaruh Keamanan Regional Bagi Keamanan Nasional Indonesia (Kasus Sengketa Laut Cina Selatan), 2 Oktober 2012, tersedia di http://ikal.or.id/index.php/pengaruh-keamanan-regional-bagi-keamanan-nasional-indonesia-kasus-sengketa-laut-cina-selatan.html

31 Loc. cit.

Page 36: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

26

D R . M A R S E T I O

ketegangan di Laut Cina Selatan mencapai tahap konflik bersenjata di laut, hal tersebut akan berdampak terhadap kedamaian dan keamanan kawasan. Secara politis, hal tersebut akan menem-patkan Indonesia dalam posisi yang sulit, berada di antara dua major powers; Tiongkok dan Amerika Serikat.32 Di pihak lain, peta nine-dash line yang diajukan oleh Tiongkok kepada Persatuan Bangsa-

32 Loc. cit

Gambar 5. Peta nine-dash line TiongkokImage source: https://darcxed.files.wordpress.com/2012/07/bbc-chinas-territorial-waters.jpg

Page 37: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

27

M O N O G R A F

Bangsa (PBB) pada tahun33 menyertakan sedikit bagian dari ZEE, yang juga merupakan salah satu alasan mengapa Indonesia mengambil peran aktif dalam penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan.34

Terkait kepentingan ekonomi, kekayaan sumber energi yang ada di wilayah ZEE Indonesia penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Selain itu, jika terjadi konflik bersenjata di kawasan Laut Cina Sleatan, hal tersebut dapat meningkatkan premi asuransi kapal-kapal yang berlayar di kawasan dan menyebabkan kerugian di pihak Indonesia.35

Untuk sektor pertahanan dan keamanan, eskalasi ketegangan di Laut Cina Selatan telah “memaksa” Indonesia dan negara-negara di kawasan untuk memperkuat kekuatan militer mereka, terutama kekuatan angkatan laut. Hal ini telah menjadi topik pembahasan para akademisi dan analis sejak tahun 1990an36 dan menjadi topik

33 Beina Xu, CFR Backgrounders: South China Sea Tensions, diperbaharui terakhir pada tanggal 14 Mei 2014, tersedia di http://www.cfr.org/china/south-china-sea-tensions/p29790, diakses tanggal 20 Juli 2015

34 Soepandji, Loc. cit.35 Loc. cit36 Lihat Clive Schofield, An Arms Race in the South China Sea?,

IBRU Boundary and Security Bulletin Juli 1994, bisa diunduh di https://www.dur.ac.uk/resources/ibru/publications/full/bsb2-2_schofield.pdf

Page 38: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

28

D R . M A R S E T I O

yang hangat di abad ke-21 ini.37 Sebuah studi mencatat Asia mengalami peningkatan belanja alat utama sistem senjata (alutsista) sebesar 27 persen antara tahun 2010 dan 2014, utamanya untuk angkatan laut dan angkatan udara.38 Di tahun 2012 Asia mengalahkan anggaran pertahanan negara-negara anggota NATO di benua Eropa,39 di mana sejak tahun tersebut belanja militer dunia turun, Asia (dan Oseania) justru naik 5 persen pada tahun 2014 dengan nilai $439 miliar.40 Indonesia sendiri diperkirakan akan meningkatkan anggaran pertahanan hingga $15 miliar pada tahun 2020.41 Peningkatan belanja militer dan jumlah alutsista canggih dan mematikan di kawasan hanya akan

37 Lihat http://www.cnbc.com/2015/05/21/asia-defense-spend-ing-new-arms-race-in-south-china-sea.html, http://the diplo-mat.com/2015/01/explaining-southeast-asias-force-buildup/ dan http://www.reuters.com/article/2015/05/26/us-south chi-na sea-maritime-buildup-idUSKBN0OA1JD20150526

38 Military Balance 2015, the International Institute for Strategic Studies, hal. 7

39 Bill Hayton, The South China Sea: The Struggle for Power in Asia, (Yale University Press, 2014), hal. 234

40 US military spending falls, increases in eastern Europe, Middle East, Africa and Asia says SIPRI, 13 April 2015, tersedia di http://www.sipri.org/media/pressreleases/2015/milex-april-2015

41 Indonesia commits to ambitious defence budget increase, IHS Jane’s 360, 28 April 2015, tersedia di http://www.janes.com/article/51041/indonesia-commits-to-ambitious-defence-budget-increase

Page 39: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

29

M O N O G R A F

memperbesar kemungkinan risiko terjadinya kon frontasi bersenjata di kemudian hari.42 Oleh karenanya menciptakan semakin banyak masalah di kawasan.

Masalah modernisasi kekuatan angkatan laut dan maritim di kawasan menjadi salah satu pokok pembahasan dalam Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2014.43 Dalam salah satu sesi yang membahas topik “modernizing and stabilizing maritime forces”, para panelis membahas tren modernisasi kekuatan maritim negara-negara di kawasan dan langkah apa yang bisa diambil untuk membangun kerja sama dan confidence building. Sebagai kunci dari stabilitas keamanan maritim di kawasan, kerja sama harus dilandaskan pada prinsip mutual trust and benefit dan sesuai pada kepentingan nasional tiap-tiap negara.44 Salah

42 Siva Govindasamy, Southeast Asia maritime build-up accelerates, raising risks in disputed seas, 25 Mei 2015, tersedia di http://www.reuters.com/article/2015/05/26/us-southchinasea-maritime-buildup-idUSKBN0OA1JD20150526

43 Dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono, JIDD 2014 dihadiri oleh 50 delegasi dari berbagai belahan dunia, termasuk negara-negara anggota ASEAN, Amerika Serikat, Australia, India, Tiongkok dan negara-negara lain dari Eropa dan Afrika. Acara berlangsung di Jakarta pada tanggal 19-20 Maret 2014.

44 Disampaikan oleh penulis dalam Sesi keempat JIDD 2014 tanggal 20 Maret 2014 lewat makalah ”Modernizing Maritime Forces Through Regional Cooperation”

Page 40: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

30

D R . M A R S E T I O

satu panelis menekankan pentingnya identifikasi fungsi dan keterlibatan kekuatan angkatan laut dalam sengketa wilayah maritim serta pentingnya confidence building measures di antara angkatan laut negara-negara di kawasan.45

Perkembangan isu Laut Cina Selatan yang begitu dinamis membawa konsekuensi lain kepada sektor pertahanan dan militer, yaitu bagaimana

45 Disampaikan oleh Dr. Nong Hong dalam Sesi keempat JIDD 2014 tanggal 20 Maret 2014

Gambar 6. Anggaran Pertahanan Indonesia 2010-2019Sumber: http://www.janes.com/article/51041/indonesia-commits-to-ambitious-defence-budget-increase

Page 41: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

31

M O N O G R A F

menyesuaikan perkembangan strategi dan kekuatan pertahanan negara dengan situasi yang terus berubah dan berkembang. Hal tersebut mau tidak mau akan berdampak kepada bagaimana Kemhan dan TNI mengatur kekuatan dan potensi per tahanan, pelaksanaan program Minimum Essential Force (MEF) serta pengembangan doktrin dan strategi TNI dan tiap angkatan.

Selain menjadi tuan rumah Workshop for Managing Potential Conflict in the South China Sea yang sudah disebutkan di atas, Indonesia juga telah menyerahkan draft nol CoC kepada para menteri luar negeri ASEAN pada tahun 2012,46 yang langsung menerima dukungan dari Singapura.47 Pemerintahan saat ini juga telah menya takan komit-men dalam mendukung penye lesaian sengketa secara damai.48

46 Carlyle A. Thayer, New Commitment to a Code of Conduct in the South China Sea?, 9 Oktober 2013 http://nbr.org/research/activity.aspx?id=360

47 Singapore supports RI’s draft to settle S. China Sea dispute, 25 Oktober 2012 http://www.thejakartapost.com/news/2012/10/25/singapore-supports-ri-s-draft-settle-s-china-sea-dispute.html#sthash.cMe3qFGR.dpuf

48 Indonesia Siap Damaikan Konflik di Laut Cina Selatan, 31 Mei 2015 http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/05/31/400842/indonesia-siap-damaikan-konflik-di-laut-cina-selatan

Page 42: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

32

D R . M A R S E T I O

Isu Laut Cina Selatan menjadi salah satu per-hatian khusus dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.49

Meskipun dalam beberapa tahun belakangan ini terjadi peningkatan ketegangan antara negara-negara yang bersengketa di perairan Laut Cina Selatan, Indonesia tetap yakin bahwa perkem-bangan positif terus terjadi. Hal ini terbukti dari terus berlangsungnya dialog dan diskusi di antara

49 Lihat Marsudi, Loc. cit.

Gambar 7. Wakil Menteri Luar Negeri menlu Dr. A.M. Fachir membuka kegiatan “The 27th Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea“ di Jakarta.Sumber: Kementerian Luar Negeri RI

Page 43: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

33

M O N O G R A F

negara-negara yang bersengketa50 dan juga di dalam kerangka ASEAN. Bahkan ada kesepakatan untuk membahas kemungkinan pengembangan bersama di wilayah yang disengketakan.51 Konsep pengembangan bersama ini bahkan muncul dalam International Maritime Security Symposium (IMSS) pertama di Jakarta, yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut.52

Menyadari pentingnya forum-forum untuk melakukan dialog dan diskusi demi meningkatkan kesepahaman di antara negara-negara di kawasan, tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah untuk IMSS yang kedua dengan tema “Maritime confi-dence building and mutual cooperation for peace and prosperity”. Para petinggi nomor satu angkatan laut di Western Pacific Naval Symposium (WPNS) dan Indian Ocean Naval Symposium (IONS) diun-dang untuk berbagi pengalaman, best practices dan gagasan-gagasan baru atas tema tersebut.

50 Pada awal bulan April 2015, Tiongkok dan Vietnam menyatakan komitmen terhadap resolusi damai atas sengketa wilayah di Laut China Selatan. Lihat http://www.reuters.com/article/2015/04/08/us-china-vietnam-idUSKBN0MZ12W20150408

51 Ibid52 Disampaikan oleh Dr. Nong Hong dalam presentasinya

berjudul “Marine Environmental Security as a Driving Force of Cooperation in the South China Sea” pada tanggal 10 Desember 2014.

Page 44: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

34

D R . M A R S E T I O

Di level yang lebih praktis, Indonesia kembali menyelenggarakan Multilateral Naval Exercise Komodo, sebuah latihan multilateral yang fokus pada aspek non-warfighting, yang pada tahun 2016 akan fokus pada operasi perdamaian maritim (maritime peacekeeping operations). Pada saat yang sama juga akan diselenggarakan International Fleet Review 2016 dan 15th Western Pacific Naval Symposium.

Saat ini Indonesia juga memperhatikan de-ngan seksama perkembangan kasus Filipina di MPAI, sebab apa pun keputusan yang keluar dari mah ka mah tersebut akan serta merta memiliki implikasi terhadap tidak hanya negara-negara yang bersengketa, tetapi juga negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

5. Kesimpulan

Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memahami pentingnya kedaulatan sebuah negara atas perairannya. Sengketa Laut Cina Selatan memperlihatkan bagaimana sengketa batas-batas maritim dapat berdampak kepada kawasan. Indonesia sudah mengambil sejumlah langkah yang diperlukan terkait isu tersebut. Namun kehadiran

Page 45: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

35

strategi PMD dan pengembangan lima pilarnya menuntut Indonesia untuk memiliki rencana yang jelas akan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mendukung penyelesaian sengketa wilayah tersebut dan tetap melindungi kepentingan bangsa dan negara.

Di sisi lain, konflik ini melibatkan juga major powers dunia yang mana Indonesia memiliki hubungan dan kerja sama bilateral yang baik. Maka dari itu rencana tersebut harus memastikan Indonesia tetap berpegang pada kebijakan luar negeri bebas aktif dan tetap memainkan perannya di kawasan serta memastikan adanya saling menghargai di antara negara-negara yang bersengketa, baik secara bilateral maupun dalam kerangka kerja sama ASEAN. Pada saat yang sama, Indonesia, khususnya para pembuat kebijakan di bidang pertahanan dan keamanan perlu memikirkan sejumlah rencana dan skenario yang mungkin terjadi jika konflik sudah bukan sekedar potensi belaka.

Page 46: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

36

Page 47: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

37

DAFTAR PUSTAKA

Davenport, Tara. (2012). Southeast Asia Approaches to Maritime Delimitation, Working Paper pada 3rd NUS-AsianSIL Young Scholars Workshop, NUS Law School, 23-24 Februari 2012

Marsudi, Retno L. P. (2015) Tantangan ASEAN, harian Kompas 10 Agustus 2015 hal. 7

Marsetio. (2014). Sea Power Indonesia, Universitas Per-tahanan Indonesia

Singh, Amit. (2012). South China Sea Dispute: Regional Issue, Global Concern, Maritime Affairs, Journal of the National Maritime Foundation of India. Vol 8(1): 117-118

Till, Geoffrey. (2015). Indonesia as a growing maritime power: possible implications for Australia, Sound-ings, Issue no. 4, Mei 2015, Sea Power Centre-Aus-tralia, dapat diunduh di http://www.navy.gov.au/sites/default/files/documents/Soundings_No_4.pdf

http://www.wsj.com/articles/u-s-wary-of-chinese-build-ing-in-south-china-sea-1428474870

http://www.nytimes.com/2015/04/09/world/asia/new-images-show-china-literally-gaining-ground-

Page 48: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

38

in-south-china-sea.html?hp&action=click&pg-type=Homepage&module=second-column-re-gion&region=top-news&WT.nav=top-news&_r=1

http://www.smh.com.au/federal-politics/political-news/us-admiral-sounds-the-alarm-at-chinas-inten-tions-in-south-china-sea-20150401-1mcase.html

http://www.reuters.com/article/2015/04/09/china-south-chinasea-reef-idUSL4N0X62Q020150409

http://print.kompas.com/baca/2015/06/01/ADIZ-Mungkin-Diterapkan

http://amti.csis.org/sophistry-and-bad-messaging-in-the-south-china-sea/

http://amti.csis.org/vietnam-island-building/ http://amti.csis.org/island-tracker/ http://www.chinausfocus.com/finance-economy/china-

advances-its-one-belt-one-road-strategy/ http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/

s2510_665401/2535_665405/t1273370.shtml http://csis.org/publication/chinas-land-reclamation-an-

nouncement-change-message-not-policy http://thediplomat.com/2014/02/why-china-isnt-inter-

ested-in-a-south-china-sea-code-of-conduct/ http://www.reuters.com/article/2015/07/31/us-ase-

an-malaysia-hotline-idUSKCN0Q51N220150731 http://www.asean.org/images/2015/april/26th_ase-

an_summit/Chairman%20Statement%2026th%20ASEAN%20Summit_final.pdf

Page 49: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

39

M O N O G R A F

http://www.reuters.com/article/2015/04/28/us-chi-na-southchinasea-idUSKBN0NJ0VT20150428

http://amti.csis.org/china-may-lose-friends-in-south-east-asia/

http://amti.csis.org/arbitration-101-philippines-v-china/ http://thediplomat.com/2015/07/in-the-philippines-

south-china-sea-case-is-international-law-on-trial/ http://ikal.or.id/index.php/pengaruh-keamanan-re-

gional-bagi-keamanan-nasional-indonesia-ka-sus-sengketa-laut-cina-selatan.html

http://www.cfr.org/china/south-china-sea-tensions/p29790,

https://www.dur.ac.uk/resources/ibru/publications/full/bsb2-2_schofield.pdf

http://www.cnbc.com/2015/05/21/asia-defense-spend-ing-new-arms-race-in-south-china-sea.html, http://thediplomat.com/2015/01/explaining-south-east-asias-force-buildup/ http://www.reuters.com/article/2015/05/26/us-southchinasea-mari-time-buildup-idUSKBN0OA1JD20150526

http://www.sipri.org/media/pressreleases/2015/milex-april-2015

http://www.janes.com/article/51041/indonesia-com-mits-to-ambitious-defence-budget-increase

http://www.reuters.com/article/2015/05/26/us-south-chinasea-maritime-buildup-idUSKBN0OA-1JD20150526

Page 50: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

40

D R . M A R S E T I O

http://nbr.org/research/activity.aspx?id=360 http://www.thejakartapost.com/news/2012/10/25/sin-

gapore-supports-ri-s-draft-settle-s-china-sea-dis-pute.html#sthash.cMe3qFGR.dpuf

http://jateng.metrotvnews.com/read/2015/05/31/ 400842/indonesia-siap-damai kan-kon flik-di-laut-cina-selatan

http://www.reuters.com/article/2015/04/08/us-chi-na-vietnam-idUSKBN0MZ12W20150408

Page 51: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

41

CURRICULUM VITAE

Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio

Jabatan

• Utusan Khusus pada International Maritime Organization (IMO) di London

• Penasehat Menteri Pariwisata

Pangkat Akademik: Lektor Kepala (Assosiate Professor)Pendidikan Umum : S-3 UGM Pendidikan Militer

• Akabri Laut Angkatan 26 /81 (Adhi Makayasa)• Operation School (Belanda 86)• ISC Royal Naval College (Inggris 91)• Seskoal Dikreg XXXIV/96 (Dharma Wiratama)• Sesko TNI Susreg XXVIII/2001 (Prestasi Terbaik)• Naval Operation Course (Italia 02)• Lemhannas KRA 37/2004 (Wibawa Seroja Nugraha)• Senior Executive Course/APCSS (Hawaii, USA 07)• Harvard Kennedy School, Boston, USA, 2014

Page 52: MONOGRAF - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/b0581-sengketa... · dapat terus menguasai Nusantara. Sayangnya, meski sudah 72 tahun merdeka, cara

42

Pengalaman Jabatan

• Pangkolinlamil• Pangarmabar• Wakasal• Kasal

Pengalaman Akademik

• Visiting Professor di Naval Post Graduated School, Monterey, USA

• Nara Sumber Tetap dan Dosen Lemhannas RI• Pengajar di Sesko TNI, Sesko Angkatan dan Susparlu

Kemlu• Dosen Tetap Universitas Pertahanan Jakarta• Pengajar di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan

Swasta.

Publikasi Buku/Ilmiah

• Sea Power Indonesia (Edisi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

• Paradigma Baru TNI AL Berkelas Dunia (Edisi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

• Kesadaran Baru Maritim (Biografi Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio)

• Publikasi di Jurnal Internasional terindeks Scopus (7 paper)