Modul Sistem Informasi Enterprise

30
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ENTERPRISE DENGAN METODE ZACHMAN FRAMEWORK (STUDI KASUS : PT. SIPATEX PUTRI LESTARI) Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Enterprise Program Strata Satu Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Ahmad Fauzi Alhadi (10110634) Andi Juansyah (10110636) Rusmana Fajar (10110653) Ariyo Dwi Pangga (10110654) Fakhrizal Ahadiat (10110655) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

description

Berikut merupakan salah satu modul pada sistem informasi enterprise yaitu Layanan Konsumen

Transcript of Modul Sistem Informasi Enterprise

Page 1: Modul Sistem Informasi Enterprise

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ENTERPRISE DENGAN

METODE ZACHMAN FRAMEWORK

(STUDI KASUS : PT. SIPATEX PUTRI LESTARI)

Diajukan untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Enterprise

Program Strata Satu Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

Ahmad Fauzi Alhadi (10110634)

Andi Juansyah (10110636)

Rusmana Fajar (10110653)

Ariyo Dwi Pangga (10110654)

Fakhrizal Ahadiat (10110655)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2014

Page 2: Modul Sistem Informasi Enterprise

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. SIPATEX didirikan sejak bulan Juni 1976, dengan nama PT. SINAR

PADASUKA TEXTILE, yang pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang pertenunan saja. Seiring dengan lajunya teknologi pertextilan yang ada di

Indonesia, perusahaan ini dari tahun ke tahun memperoleh banyak kemajuan. Dengan cara

memperluas penyempurnaan. Selain itu juga memperluas lahan untuk pabrik pemintalan.

Saat ini teknologi dan sistem informasi berkembang semakin pesat, keduanya

merupakan hal yang tidak terpisahkan baik untuk kalangan perusahaan besar, menengah

ataupun perusahaan kecil. Pembangunan sistem yang mengacu pada penerapan teknologi

informasi merupakan dasar bagi perusahaan untuk lebih maju. Dengan demikinan

diharapkan perusahaan dapat bersaing. Salah satu cara agar dapat bersaing adalah dengan

meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh

konsumennya. Keinginan tersebut tentunya harus didukung oleh perusahaan. Dukungan

tersebut akan optimal jika diawali dengan perencanaan dan perancangan yang baik.

Pada saat ini PT. SIPATEX belum terdapat sistem yang mampu mendokumentasikan

semua aktifitas serta detail mengenai perusahaan yang tersusun dengan baik dan

terorganisir, hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengembangan bisnis karena

dalam pengembangan bisnis, perlu adanya dokumentasi yang teroganisisr atau tersusun

dengan baik. Dokumentasi sistem juga dimaksudkan agar perusahaan dapat melihat

perkembangan dari perusahaannya dari waktu ke waktu.

Dilihat dari permasalahan yang telah dijelaskan, perlu dibuat suatu perancangan

arsitektur enterprise yang merupakan suatu upaya memandang elemen – elemen dalam

enterprise secara keseluruhan. Zachman framework merupakan salah satu metode untuk

membuat perancangan model arsitektur enterprise yang dapat membantu pihak manajemen

untuk mendefenisikan enterprise secara menyeluruh sehingga memiliki kemampuan untuk

menyediakan struktur dasar perusahaan yang mendukung akses, integrasi, interpretasi,

pengembangan, pengelolaan dan perubahan perangkat arsitektural dari sistem informasi

perusahaan/enterprise.

Page 3: Modul Sistem Informasi Enterprise

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada laporan ini adalah, bagaimana memodelkan arsitektur

enterprise yang mampu membantu untuk mendefenisikan enterprise secara menyeluruh

serta detail mengenai perusahaan yang tersusun dengan baik dan teroganisir.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari penulisan laporan ini adalah memodelkan arsitektur enterprise yang

nantinya akan membantu dalam pembuatan sistem informasi di PT. SIPATEX

Tujuan

Tujuan dari dibuatnya pemodelah arsitektur enterprise di PT. SIPATEX adalah :

a. Mendokumentasikan aktifitas serta detail mengenai PT.SIPATEX yang tersusun

dengan baik dan terorganisir.

b. Menggambarkan kondisi PT.SIPATEX yang ada saat ini dan yang akan datang

c. Membantu mengontrol seluruh kegiatan bisnis yang dilaksanakan oleh

PT.SIPATEX.

d. Mengendalikan sumber daya yang ada di PT.SIPATEX.

e. Membantu PT.SIPATEX dalam menentukan rencana yang akan dilakukan dalam

mengembangkan bidang usaha.

1.4 Batasan Masalah

Dalam melakukan pemodelah enterprise arsitektur di PT. SIPATEX terdapat beberapa

batasan masalah, yaitu :

a. Pemodelan enterprise arsitektur menggunakan Zachman Framework, karena

Zachman Framework merupakan teori pemodelan sistem informasi yang mampu

menggambarkan Enterprise Architecture secara lengkap dan kompleks.

b. Lokasi analisis dilakukan di PT. SIPATEX Bandung.

c. Berikut ini merupakan pembatasan masalah dalam kolom-kolom pemodelan sistem

informasi pada Zachman Framework :

1. Kolom What membahas mengenai data yang ada di PT.SIPATEX. Pada kolom

What, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise model, dan system

model.

Page 4: Modul Sistem Informasi Enterprise

2. Kolom How membahas mengenai proses-proses yang terjadi di PT.SIPATEX.

Pada kolom How, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise model,

dan system model.

3. Kolom Where membahas mengenai lokasi bisnis utama dari PT.SIPATEX.

Pada kolom Where, bagian yang akan diuraikan adalah scope, enterprise

model, dan system model.

4. Kolom Who membahas mengenai sumber daya manusia yang berperan di

PT.SIPATEX. Pada kolom Who, bagian yang akan diuraikan adalah scope,

enterprise model, dan system model.

Page 5: Modul Sistem Informasi Enterprise

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Pada tahap ini merupakan tahap peninjauan terhadap tempat penelitian perusahaan

yaitu PT POS Indonesia, diantaranya sejarah singkat tentang perusahaan, visi, misi,

struktur organisasi perusahaan dan deskripsi pekerjaan.

2.1.1 Sejarah PT. SIPATEX

PT. SIPATEX didirikan sejak bulan Juni 1976, dengan nama PT. SINAR

PADASUKA TEXTILE, yang pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang pertenunan saja.

Seiring dengan lajunya teknologi pertextilan yang ada di Indonesia, perusahaan ini

dari tahun ke tahun memperoleh banyak kemajuan. Dengan cara memperluas

penyempurnaan. Selain itu juga memperluas lahan untuk pabrik pemintalan.

Luas area yang dimiliki oleh PT. SIPATEX sekitar 19 hektar termasuk luas bangunan

yang ada didalamnya. Hal tersebut tercantum bentuk surat rekomendasi untuk persetujuan

permohonan lokasi dan izin pembebasan tanah kurang lebih 80.000 m2 yang terletak di

desa Padamulya, kecamatan Majalaya, pada tanggal 20 Mei 1991 No. 21/-SFT/V/1991,

dengan bidang usaha meliputi pertenunan dan penyempurnaan pertenunan atas nama PT.

SIPATEX dalam hal ini, Bapak Frans Leonardi selaku pemilik perusahaan sekaligus

Direktur utama menunjuk Masri Husaen., SH sebagai kuasa hukum perusahaan.

Permodalan PT. SIPATEX berasal dari dana pribadi Bapak Frans Leonardi ditambah

dengan bantuan dari Bank Swasta. Adapun bentuk badan hukum PT. SIPATEX adalah

perseroan terbatas yang disebut PT.

PT. SINAR PADASUKA TEXTILE ( PT. SIPATEX ) merupakan perusahaan swasta

PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) yang bergerak dalam bidang textile, dengan

produk utamanya adalah kain polyester. Perusahaan ini dimiliki oleh Bapak Frans

Leonardi yang lokasi kantor pusat di Jl. Putri No. 6 Bandung, sedangkan lokasi pabriknya

di Jl. Raya Laswi No. 101 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Adapun status

penanaman modal dalam negeri tersebut berdasarkan izin usaha industri No.

Page 6: Modul Sistem Informasi Enterprise

246/T/INDUSTRI/90 yang dikeluarkan oleh ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal

( BKPM ).

Perusahaan dimulai dengan 28 sets mesin tenunu bekas yang merupakan pembayaran

dari seorang langganan yang tidak dapat dipenuhi kewajiban membayar hutang atas

pembelian onderdil mesin dari Bapak Frans Leonardi pada tahun 1976.

Di atas tanah seluas 1499 m2 dan luas bangunan 700 m2, perusahaan mulai bergerak

dalam bidang weaving dengan hanya dua orang karyawan. Pada waktu itu perusahaan

mendapat Kredit Modal Kerja ( KMK ) dari BNI 1946 sebesar Rp. 10.000.000,-. Mulai

tahun 1977 mulai ada penambahan mesin tenun sebanyak 32 sets menjadi 60 sets dan BNI

1946 menambah bantuannya sebanyak Rp.15.000.000,- sehingga totalnya menjadi Rp.

25.000.000,-. PT. SIPATEX disahkan secara hukum berdasarkan Akte pendirian No. 33

tanggal 12 Oktober 1977 oleh Notaris Masri Husaen., SH.

Selanjutnya pada tahun 1978, perusahaan mengadakan restruktuasi dengan melakukan

penambahan maupun pengurangan mesin – mesin yang sugah ada, dan pada tahun 1990

sampai dengan sekarang PT. SIPATEX sudah mampu bergerak dalam bidang Sizing,

Texturizing, Weaving, Printing, Dyeing dan Finishing dengan peralatan mesin – mesin

modern.

Usaha pemasaran merupakan hal yang terpenting dalam menjalankan roda

perusahaan. PT. SIPATEX memasarkan produknya 90% di export ke luar negeri

diantaranya ke Timur Tengah, Singapura, Jepang serta Negara Asia Tenggara lainnya.

Sedangkan sisanya dipasarkan di dalam negeri sekitar 10% diantaranya Jakarta, Bandung,

Jawa Timur dan daerah – daerah lainnya. Sampai dengan saat ini PT. SIPATEX telah

memiliki karyawan sebanyak kurang lebih 1600 orang dan pabrik yang awalnya setengah

hektar luas tanahnya sekarang menjadi 8 hektar dengan luas bangunan kurang lebih

50.000 m2. Begitu juga dengan penambahan mesin dan perluasan bangunan perkantoran

serta fasilitas lainnya seperti poliklinik, kantin, masjid, koperasi dan bangunan sarana

olahraga.

Dalam upaya peningkatan peran serta koperasi, maka pada tahun 1997 telah

mengadakan program Kemitraan Usaha dengan koperasi karyawan PT. SIPATEX dengan

pelimpahan 200 mesin tenun untuk dikelola oleh koperasi karyawan PT. SIPATEX.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Zachman Framework

Zachman Framework merupakan framework arsitekural yang paling banyak

dikenal dan diadaptasi. Para arsitek data enterprise mulai menerima dan menggunakan

Page 7: Modul Sistem Informasi Enterprise

framework ini sejak pertama kali diperkenalkan oleh John A Zachman di IBM System

Journal pada tahun 1987 dan kemudian dikembangkan pada tahun 1992 dengan tujuan

untuk menyediakan struktur dasar organisasi yang mendukung akses, integrasi,

interpretasi, pengembangan, pengelolaan, dan perubahan perangkat arsitektural dari

sistem informasi organisasi (enterprise). (John A. Zachman, 2008)

John A Machan pada akhir tahun '80-an memperkenalkan sebuah kerangka untuk

membantu manajemen dalam melaksanakan dua hal utama. Hal pertama adalah untuk

memisahkan antara komponen-komponen utama dalam sistem informasi agar

mempermudah manajemen dalam melakukan perencanaan dan

pengembangan.Sementara hal kedua adalah bagaimana membangun sebuah perencanaan

strategis dari tingkat yang paling global dan konseptual sampai dengan teknis

pelaksanaan. Secara prinsip Zachman membagi sistem informasi menjadi tiga komponen

besar, yaitu: Data, Proses, dan Teknologi - yang pada perkembangannya menjadi enam

buah entiti utama. Seorang praktisi bernama John Zachman di akhir tahun '80-an

menganalisa hal ini dan memberikan salah satu solusinya yang hingga saat ini masih

relevan untuk dipergunakan. Untuk mengenang namanya, kerangka ini dinamakan

Kerangka Zachman (Melissa A Cook, 1996).

Gambar 2. 1 Framework Zachman (zachmaninternational.com,2012)

Page 8: Modul Sistem Informasi Enterprise

Pada gambar 2.1 dijelaskan bahwa Zachman Framework merupakan matrik 6×6

yang merepresentasikan interseksi dari dua skema klasifikasi – arsitektur sistem dua

dimensi. Pada dimensi pertama, Zachman menggambarkannya sebagai baris yang terdiri

dari 6 perspektif yaitu (Zachman, 2008):

a) The Planner Perspective (Scope Context) : Daftar lingkup penjelasan unsur bisnis

yang dikenali oleh para ahli strategi sebagai ahli teori.

b) The Owner Perspective (Business Concept) : Model semantik keterhubungan bisnis

antara komponen-komponen bisnis yang didefenisikan oleh pimpinan eksekutif

sebagai pemilik.

c) The Designer Perspective (System Logic) : Model logika yang lebih rinci yang berisi

kebutuhan dan desain batasan sistem yang direpresentasikan oleh para arsitek

sebagai desainer.

d) The Builder Perspective (Technology Physics) : Model fisik yang mengoptimalkan

desain untuk kebutuhan spesifik dalam batasan teknologi spesifik, orang, biaya dan

lingkup waktu yang dispesifikasikan oleh engineer sebagai builder.

e) The Implementer Perspective (Component Assemblies) : Teknologi khusus, tentang

bagaimana komponen dirakit  dan dioperasikan, dikonfigurasikan oleh teknisi

sebagai implementator.

f) The Participant Perspective (Operation Classes) : Kejadian-kejadian sistem

berfungsi nyata yang digunakan oleh para teknisi sebagai participant.

Untuk dimensi kedua, setiap isu perspektif membutuhkan cara yang berbeda untuk

menjawab pertanyaan fundamental :who, what, why, when, where and how. Setiap

pertanyaan membutuhkan jawaban dalam format yang berbeda.Zachman

menggambarkan setiap pertanyaan fundamental dalam bentuk kolom/ fokus. (Zachman,

2008):

a) What (kolom data) : material yang digunakan untuk membangun sistem (inventory

set).

b) How (kolom fungsi) : melaksanakan aktivitas (process transformations).

c) Where (kolom jaringan) : lokasi, tofografi dan teknologi (network nodes).

d) Who (kolom orang) : aturan dan organisasi (organization group).

e) When (kolom waktu) : kejadian, siklus, jadwal (time periods).

f) Why (kolom tujuan) : tujuan, motivasi dan inisiatif (motivation reason).

Page 9: Modul Sistem Informasi Enterprise

Untuk setiap cell pada matrik yang merupakan persimpangan antara perspektif dan

fokus haruslah khas dan unik.Pada gambar 3.menggambarkan setiap cellmempunyai

target tertentu.

Gambar 2. 2 Zachman Framework Model(zachmaninternational.com,2012)

Page 10: Modul Sistem Informasi Enterprise

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Analisis Zachman Framework

3.1 Kolom WHAT

Dengan memakai pendekatan framework zachman maka akan dilakukan identifikasi

secara umum terhadap koordinat kolom data yaitu terdiri dari Scope, Enterprise/Business

Model dan System Model.

3.1.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Scope atau ruang lingkup adalah data-data penting yang ada pada bisnis. Dari uraian

tentang proses bisnis di PT. SIPATEX Putri Lestari dapat diidentifikasikan entitas yang

terdapat pada bagian Layanan Konsumen yang secara umum terlibat dalam proses bisnis

utama yaitu:

Keluhan

Solusi

Info produk

Pemesanan

Konsumen

Karyawan

Berikut penjelasan entitas pada Layanan Konsumen di PT. SIPATEX Putri Lestari

Tabel 3.1.1 Entitas Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari

No Bisnis Entitas Atribut

1 t_keluhan - id_keluhan

- tanggal_keluhan

- id_konsumen

- id_pesanan

- jenis_keluhan

- isi_keluhan

- id_user

Page 11: Modul Sistem Informasi Enterprise

2 t_solusi - id_solusi

- id_keluhan

- tanggal_solusi

- isi_solusi

- id_user

3 t_info_produk - id_info_produk

- tanggal_info

- subjek

- isi_info

- keterangan

- id_user

4 t_pemesanan - id_pemesanan

- id_konsumen

- id_barang

- id_user

- kodepos

- tanggal_pemesanan

5 t_konsumen - id_konsumen

- nama_konsumen

- alamat_konsumen

- kota

- no_telepon

- email

- keterangan

- id_user

6 t_karyawan - nik

- nama

- alamat

- id_divisi

- id_user

7 t_divisi - id_divisi

- nama_divisi

8 t_user - id_user

- username

- password

- status

9 t_kode_pos - kodepos

- id_negara

- id_provinsi

Page 12: Modul Sistem Informasi Enterprise

- id_kota

10 t_negara - id_negara

- nama_negara

11 t_provinsi - id_provinsi

- nama_provinsi

12 t_kota - id_kota

- nama_kota

3.1.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)Enterprise Model ini menyatakan keterkaitan dari entitas yang terlibat di bagian

Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari. Berikut Diagram relasional pada bagian

layanan konsumen.

Gambar 3.1.2 Diagram Relasi Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari

Page 13: Modul Sistem Informasi Enterprise
Page 14: Modul Sistem Informasi Enterprise

3.1.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Logical Data Model yaitu mengidentifikasikan dan mendeskripsikan entitas dan

hubungannya tanpa memperhatikan implementasi fisik dan teknis. Logical Data Model ini

mengidentifikasikan entitas yang terlibat di bagian Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri

Lestari. Berikut Logical Data Model bisnis pada entitas bagian Layanan Konsumen.

Gambar 3.1.3 Diagram Kelas Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari

3.2 Kolom HOWBagian ini membahas proses – proses yang terjadi pada sistem layanan konsumen PT.

SIPATEX Putri Lestari. maka di bagian what akan dilakukan identifikasi secara umum

terhadap koordinat kolom data yaitu terdiri dari Scope, Enterprise/Business Model dan

System Model.

3.2.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Dalam melayani keluhan konsumen, pada bagian layanan konsumen PT.SIPATEX putri

lestari adalah sebagai berikut :

Konsumen melakukan login pada website

Konsumen ke bagian menu keluhan, dan mengisi form keluhan beserta data pesanan

konsumen sebagai tanda bukti dan untuk pengecekan data barang yang di keluhkan.

Setelah melakukan pengisiian konsumen mengirim data.

Page 15: Modul Sistem Informasi Enterprise

Layanan konsumen mengecek kelengkapan data konsumen ke bagian Sales Order.

Setelah data sesuai bagian layanan konsumen memberikan solusi keluhan konsumen

berdasarkan keluhan konsumen.

Seluruh laporan dari konsumen yang sudah selesai didata dan dikumpukan menjadi

satu diberikan kepada manager.

Dalam memberikan informasi produk, pada bagian layanan konsumen PT.SIPATEX putri

lestari adalah sebagai berikut :

Layanan konsumen login pada website

Layanan konsumen mengirim informasi terbaru kepada konsumen.

Konsumen menerima informasi melalui email.

Page 16: Modul Sistem Informasi Enterprise

3.2.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)- Berikut adalah Gambar BPMN keluhan dari pelayanan konsumen PT.SIPATEX Putri Lestari.

Gambar 3.2.3 BPMN PT. SIPATEX Putri Lestari

Page 17: Modul Sistem Informasi Enterprise

- Berikut adalah Gambar BPMN informasi dari pelayanan konsumen PT.SIPATEX Putri Lestari.

Page 18: Modul Sistem Informasi Enterprise

3.2.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Berikut adalah Gambar UseCase dari Bagian Layanan konsumen PT.SIPATEX Puri Lestari.

Gambar 1. Use Case Layanan konsumen

Page 19: Modul Sistem Informasi Enterprise

Definisi aktor dari usecase pada tabel berikut:

No Aktor Deskripsi

1 Layanan konsumen Layanan konsumen merupakan pegawai yang berhak

menanggani keluhan

2 Konsumen Konsumen merupakan pelanggan yang berhak

mengisi form identitas, form klaim, dan menerima

info produk.

3 Sales Order Sales Order merupakan bagian pegawai yang

menangani penjualan produk

4 Kepala bagian

Layanan konsumen

Menerima Data laporan keluhan konsumen

Table 1.Aktor Use case layanan konsumen

Berikut adalah deskripsi pendifinisian use case pada sistem Layanan Konsumen

PT.SIPATEX Putri Lestari.

No Use Case Deskripsi

1 Login Merupakan langkah pertama

konsumen, layanan konsumen,dan

Sales Oder

2 Mengirim Form Keluhan Konsumen mengisi form keluhan dan

mengirim ke layanan konsumen.

3 Bukti Data Pemesanan Tanda bukti pemesanan dan data

barang untuk keluhan.

4 Mengelola Form Keluhan Layanan konsumen mengelola

keluhan dari konsumen

5 Cek keluhan Mengecek data yang dibutuhkan untuk

keluhan yang nanti akan di periksa ke

bagian Sales Order.

6 Cek pemesanan Langkah mencocokan data konsumen

Page 20: Modul Sistem Informasi Enterprise

ke bagian Sales Order.

7 Solusi Keluhan Informasi solusi sebagai penawaran

return barang kepada konsumen.

8 Data Laporan Keluhan Data – data laporan keluhan konsumen

yang diberikan kepada layanan

konsumen

Table 2.Definisi Usecase layanan konsumen

Skenario Use Case

a. Keluhan Konsumen pada aktor konsumenSkenarioNama Use Case : Keluhan Konsumen pada layanan konsumenNama Aktor : konsumenDeskripsi : Konsumen merupakan pelanggan yang berhak mengisi form

identitas, form klaim, dan menerima info produk.Skenario AwalKondisi Awal : Aktor sudah melakukan proses login dan memilih menu

mengelola form keluhanAksi Aktor Respon Sistem1. Aktor memilih menu “form keluhan”

2. Sistem akan menampilkan form keluhan, tombol tambah keluhan dan kirim.

3. Aktor memilih salah satu tombol4. tombol tambah, dan kirim

5. Aktor memilih tombol tambah keluhan6. Sistem menampilkan form yang harus diisi

untuk data keluhan, menampilkan tombol kirim dan Batal

7. Aktor mengisi form yang harus diisi untuk data keluhan

8. Sistem menampilkan kegiatan yang dipilih9. Aktor memilih tombol kirim

10. Sistem akan menampilkan pesan “apakah data anda sudah lengkap dan akan dikirim?”, dengan tombol Ya dan Tidak

11. Jika aktor memilih tombol “Ya”12. Sistem mengirim data ke database, dan akan

kembali ke halaman form keluhan.13. Jika aktor memilih tombol “Tidak”

14. Sistem akan tetap berada pada halaman tambah form keluhan

15. Jika aktor memilih tombol Batal16. Sistem tidak akan mengirim data keluhan

yang telah dimasukkan ke dalam database, dan akan kembali ke halaman form keluhan

Kondisi Akhir : Aktor berhasil melakukan kegiatan pengiriman data keluhan

Alternatif skenario : -

Page 21: Modul Sistem Informasi Enterprise

b. Keluhan Konsumen

Page 22: Modul Sistem Informasi Enterprise

SkenarioNama Use Case : Keluhan konsumen pada layanan konsumenNama Aktor : Layanan konsumenDeskripsi : Layanan konsumen merupakan pegawai yang berhak

menanggani keluhanSkenario AwalKondisi Awal : Aktor sudah melakukan proses login dan memilih menu

mengelola form keluhanAksi Aktor Respon Sistem

1. Aktor memilih menu “mengelola keluhan”

2. Sistem akan menampilkan data keluhan, tombol ubah, dan hapus data keluhan

3. Aktor memilih salah satu tombol4. Tombol ubah, dan hapus data keluhan

5. Aktor memilih tombol tambah karyawan baru

6. Sistem menampilkan form yang harus diisi untuk data karyawan baru, menampilkan tombol Simpan dan Batal

7. Aktor mengisi form yang harus diisi untuk data karyawan baru

8. Sistem menampilkan kegiatan yang dipilih9. Aktor memilih tombol Simpan

10. Sistem akan menampilkan pesan “apakah anda yakin akan menyimpan data?”, dengan tombol Ya dan Tidak

11. Jika aktor memilih tombol “Ya”12. Sistem menyimpan data ke database, dan

akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru

13. Jika aktor memilih tombol “Tidak”14. Sistem akan tetap berada pada halaman

tambah Karyawan Baru15. Jika aktor memilih tombol Batal

16. Sistem tidak akan menyimpan data yang telah dimasukkan ke dalam database, dan akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru

17. Jika aktor memilih tombol “Ubah”.18. Sistem akan menampilkan Daftar Karyawan

Baru yang telah diisi sebelumnya serta tombol Simpan dan Batal

19. Aktor memilih tombol Simpan20. Sistem akan menampilkan pesan “apakah

anda yakin akan menyimpan data yang diubah?”, dengan tombol Ya dan Tidak

21. Jika aktor memilih tombol“Ya”22. Sistem menyimpan data yang diubah ke

database, dan akan kembali ke halaman Daftar Karyawan Baru

23. Jika aktor memilih tombol “Tidak”24. Sistem akan tetap berada pada halaman

Ubah Karyawan Baru25. Jika aktor memilih tombol Batal

26. Sistem tidak akan menyimpan data ke dalam database, dan akan kembali ke halaman Daftar Penerimaan Karyawan Baru

27. Aktor memilih salah satu daftar karyawan baru, kemudian memilih tombol hapus

28. Sistem akan menampilkan pesan “apakah anda yakin akan menghapus data yang dipilih?”, dengan tombol Ya dan Tidak

29. Jika aktor memilih tombol“Ya”30. Sistem menghapus data yang dipilih dan

yang ada didatabase31. Jika aktor memilih tombol “Tidak”

32. Sistem akan tetap berada pada halaman hapus Karyawan Baru

Kondisi Akhir : Aktor berhasil melakukan kegiatan pengelolaan Penerimaan Karyawan Baru

Page 23: Modul Sistem Informasi Enterprise

3.3 Kolom Where Dengan memakai pendekatan Zachman Framework maka kolom where

membahas mengenai lokasi dimana PT. SIPATEX menjalankan proses layanan

konsumen, bagian yang akan diuraikan terdiri dari Scope, dan Enterprise Model

3.3.1 Scope : Planner Perspective (Contextual) Pada bagian scope diuraikan mengenai tempat atau lokasi kantor pusat PT.

SIPATEXyang ada di kota Bandung.

PT. SIPATEX berlokasi :

1. Kantor pusat

Alamat : Jl. Putri No. 6 Bandung.

2. Lokasi Pabrik

Alamat : Jl. Raya Laswi No. 101 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

3.3.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Contextual)

Pada bagian enterprises model, menggambarkan lokasi bisnis dan peta lokasi

kantor pusat PT. SIPATEX..

OFFICE :Jl. Putri No. 6Bandung 40262, Jawa Barat - INDONESIA

Page 24: Modul Sistem Informasi Enterprise

FACTORY :

Jl. Raya Laswi No. 101

Majalaya Kab. Bandung 40382, Jawa Barat - INDONESIA

3.4 Kolom WHOPada pembahasan bagian WHO akan membahas hubungan sumber daya manusia

yang berperan penting dalam proses layanan konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari

3.4.1 Scope : Planner Perspective (Contextual)Berikut ini merupakan daftar unit organisasi yang berperan penting dalam proses

layanan konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari :

1. Manager bagian layanan konsumen.

2. Tenaga bagian data konsumen.

3. Tenaga bagian pelayanan informasi produk.

4. Tenaga bagian pelayanan teknis.

5. Tenaga bagian pelayanan keluhan.

3.4.2 Enterprise Model : Owner Perspective (Conceptual)Berikut adalah struktur organieswazsasi Layanan Konsumen PT. SIPATEX Putri Lestari :

Page 25: Modul Sistem Informasi Enterprise

Gambar 1. Struktur Organisasi Layanan Konsumen

3.4.3 Logical Data Model : Designer Perspective (Logical)Berikut merupakan aliran kerja struktur organisasi yang terkait dalam penanganan

layanan konsumen di lapangan yang dilakukan oleh unit bagian – bagian yang dipimpin oleh

masing – masing divisi dalam struktur organisasi.

Gambar 2. Sistem model