TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE · PDF filekuliah Enterprise Resource Planning. 2. ......
-
Upload
duongduong -
Category
Documents
-
view
251 -
download
1
Transcript of TUGAS MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE · PDF filekuliah Enterprise Resource Planning. 2. ......
i
TUGAS MAKALAH
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
TI1023909
Implementasi Enterprise Resource Planning dalam Produksi dan Pemasaran
Industri Batu Bata di Desa Tulikup Kabupaten Gianyar
Oleh:
Komang Arya Widyanthara
1304505026
Dosen Pengampu:
I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya, makalah matakuliah Enterprise Resource Planning ini dapat
diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui berbagai
hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak,
laporan ini pun dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. selaku dosen pengajar mata
kuliah Enterprise Resource Planning.
2. Bapak I Kadek Juliana pemilik dari Purnama Batu Bata, Desa Tulikup
Kabupaten Gianyar yang bersedia menjadi narasumber.
3. Serta pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang juga telah
menyumbangkan pikirannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang konstruktif dari
berbagai pihak sangat penulis hargai dan harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khalayak luas.
Jimbaran, Desember 2015
Penulis
ii
ABSTRAK
Industri batu bata di Desa Tulikup Kabupaten Gianyar memiliki potensi yang
cukup besar. Dibandingkan industri lainnya, pengerajin batu bata ini memiliki
pemasukkan yang lebih tinggi, dengan keterbatasan sarana yang digunakan dalam
kegiatan pemasaran dan produksi, masyarakat mampu mengolah bahan baku batu bata
dengan menggunakan alat sederhana. Kabupaten Gianyar termasuk industri penghasil
batu bata terbesar di Bali. Desa Tulikup sudah terkenal akan hasil batu bata sejak 1950,
batu bata yang dihasilkan berupa batu bata bergaya bali yang memiliki struktur lebih
halus dari batu bata pasangan biasa yang sering digunakan untuk membuat tembok
bangunan dan pembuatan candi. Desa ini merupakan penghasil batu bata dengan
kualitas terbaik di Bali yang dikenal dengan nama Batu Bata Super. Penerapan
teknologi Enterprise Resource Planning (ERP) atau perencanaan sumber daya pada
pengerajin batu bata di Desa Tulikup Kabupaten Gianyar, mampu membantu dari
produksi yaitu membantu perencanaan sumber daya dan dari segi pemasaran
menggunakan teknologi pendukung yaitu e-commerce dan cloud computing.
Kata Kunci: Enterprise Resource Planning (ERP), pemasaran, produksi, e-
commerce, cloud computing, Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
1.4 Solusi............................................................................................................... 4
1.5 Desain Solusi .................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) ............................................................. 7
2.1.1 Modul Pembayaran (Payment) ....................................................................... 7
2.1.2 Modul Stok Barang (Inventory) ...................................................................... 7
2.1.3 Modul Pemasaran (Marketing) ....................................................................... 8
2.1.4 Modul Pengiriman (Shipping)......................................................................... 8
2.1.5 Modul Data Warehouse dan Data Mining...................................................... 8
2.2 Cloud Computing ............................................................................................ 8
2.2.1 Model Layanan pada Cloud Computing ......................................................... 9
2.2.1.1 IAAS (Infrastructure as a Service) ................................................................. 9
2.2.1.2 PAAS (Platform as a Service) ........................................................................ 9
2.2.1.3 SAAS (Software as a Service) ...................................................................... 10
2.2.2 Model Deployment Cloud Computing .......................................................... 10
2.2.2.1 Private Cloud ................................................................................................ 11
2.2.2.2 Public Cloud ................................................................................................. 11
2.2.2.3 Community Cloud ......................................................................................... 11
2.2.2.4 Hybrid Cloud ................................................................................................ 11
2.3 E-Commerce ................................................................................................. 11
2.4 E-Businness ................................................................................................... 12
2.5 Smart City ..................................................................................................... 12
iv
2.5.1 Smart Economic ............................................................................................ 13
2.6 OTT (Over The Top) ..................................................................................... 13
BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN .............................................................. 14
3.1 Analisa .......................................................................................................... 14
3.2 Kesimpulan ................................................................................................... 20
3.3 Saran ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21
LAMPIRAN ............................................................................................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali sebagai salah satu tujuan destinasi wisatan domestik maupun mancanegara
memiliki sumber daya alam yang mampu meningkatkan pendapatan penduduknya
dengan melihat peluang bisnis. Industri di Pulau Bali hingga kini semakin meningkat
jumlahnya dan berkembang contoh yang bisa kita lihat industri yang sekarang ini
menjadi fokus utama adalah industri pariwisata. Namun disisi lain banyak industri
lainnya yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan tentunya akan
meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat. Berkembangnya berbagai sektor
industri menciptakan berbagai aktivitas ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup
untuk para pekerja industri tersebut. Industri kerajinan dan industri kreatif dapat
memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan membuat
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat disekitar lokasi industri. Dengan alat
sederhana yang digunakan dalam memproduksi bahan baku menjadi sebuah produk
yang dapat dijual kepada konsumen.
Pada era teknologi sekarang ini akses terhadap berbagai informasi dapat dengan
mudah di dapatkan melalui media perantara seperti internet serta pengelolaan sumber
daya yang terkomputerisasi dapat membantu mempermudah jalannya bisnis yang
sedang dijalankan. Banyak perusahaan yang menyadari bahwa dengan menerapkan
teknologi informasi dalam aktivitas perusahaan mampu meningkatkan produktivitas
perusahaan tersebut dan bersaing secara seimbang dengan perusahaan yang terlebih
dahulu menerapkan teknologi informasi. Adanya teknologi mampu mengintegrasikan
bisnis proses dari marketing, produksi, sumber daya maupun bisnis proses lainnya,
tidak hanya soal integrasi tetapi juga mampu meningkatkan hasil produksi dan juga
dapat membantu pemasaran. Dengan penerapan teknologi terkomputerisasi industri
dapat berkembang tidak hanya berfokus pada bisnis proses yang segitu saja namun
dapat melakukan inovasi-inovasi bisnis yang berdampak pada keberhasilan industri
dalam melakoni dunia bisnis.
2
Penerapan teknologi yang tepat adalah teknologi perencanaan sumber daya
perusahaan atau dikenal dengan sebuatan Enterprise Resource Planning (ERP).
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu teknologi sistem informasi yang
fungsinya untuk mengintegrasikan segala aspek perusahaan yang memberikan manfaat
efisiensi dan peningkatan kinerja perusahaan. ERP merupakan suatu cara untuk
mengelola sumber daya perusahaan dengan menggunakan teknologi informasi yang
dilengkapi dengan penggunaan hardware dan software untuk mengkoordinasi dan
mengintegrasikan data informasi pada setiap area bisnis proses untuk menghasilkan
pengambilan keputusan yang cepat karena menyediakan analisa dan laporan keungan
secara cepat, laporan penjualan, laporan produksi dan inventori. Implementasi ERP di
dalam perusahaan atau industri dapat membantu proses produksi dan pemasaran
dengan modul-modul yang terdapat dalam ERP seperti modul pembayaran yang
membantu mempermudah proses transaksi pembayaran, modul inventori yang
membantu menghitung jumlah stok barang, barang yang terjual dan lain sebagainya
serta modul-modul lainnya yang dapat membantu dalam penerapan ERP ini.
Salah satu industri kerajinan yang memiliki potensi untuk dikembangkan
adalah Industri Batu Bata yang Kabupaten Gianyar. Kegiatan industri ini merupakan
yang terbesar di Bali yang berada di Gianyar tepatnya di Desa Tulikup yang terletak
32 km dari kota Denpasar, desa ini terletak di bagian timur perbatasan Gianyar dan
Klungkung. Desa Tulikup terkenal dengan penghasil batu bata sejak tahun 1950
sebagai kegiatan ekonomi masyarakat dan masih bertahan hingga sekarang. Sepanjang
jalan Desa Tulikup terlihat banyak industri pengerajin batu bata dari usaha kecil rumah
tangga hingga memiliki sebuah toko untuk menjual batu bata tersebut. Batu bata yang
dihasilkan merupakan batu bata bergaya khas bali yang melalui proses khusus dalam
pembuatannya. Mulai dari pemilihan tanah yang merupakan proses terpenting untuk
menjaga kualitas hingga proses penyaringan untuk membagi jenis dan kelas batu bata.
Ciri khas dari batu bata di Desa Tulikup adalah Bata Style Bali yang memiliki struktur
lebih halus dari batu bata pasangan biasa, bata style bali ini sering digunakan untuk
membuat tembok bangunan dan pembuatan candi. Dilihat dari penjalasan diatas Desa
ini memiliki potensi untuk menerapakan teknologi bagi pengerajin batu bata yang tentu
3
sangat menguntungkan. Penerapan teknologi perencanaan sumber daya yang tepat
dapat bermanfaat dalam bisnis proses yang ada pada produksi batu bata dan pemasaran
batu bata.
Proses produksi batu bata memerlukan stok bahan baku tanah yang tidak selalu
ada dan kadang tidak ada pada musim hujan karena memerlukan tanah yang kering.
Pencatatan pengeluaran dan pemasukan dari bahan baku, transaksi, pencatatan hasil
perbulan hingga penggajian terhadap karyawan yang berkerja masih menggunakan
sistem manual. Selain itu dalam hal pemasaran juga masih sangat kurang membuat
pemasukan penghasilan jauh memenuhi pencapaian. Solusi untuk hal ini menggunakan
pendekatan teknologi adalah dengan menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP)
untuk solusi terhadap produksi dan pemasaran yang dapat menunjang produktivitas
dari industri tersebut. Dengan adanya implementasi ini nantinya industri batu bata ini
dapat terstruktur serta terkomputerisasi dan memiliki data yang nantinya dapat
digunakan untuk sistem pendukung keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan pada sub bab 1.1 di atas, maka
dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana solusi yang tepat untuk menerapkan teknologi agar masing-masing
industri batu bata memiliki daya saing yang tinggi?
2. Apa saja yang diperlukan oleh pengerajin batu bata agar stok bahan baku dapat
diatur sehingga tidak terjadi kehabisan bahkan kosong untuk beberapa minggu?
3. Teknologi apa yang digunakan dalam perhitungan seperti stok barang,
pengeluaran dan pemasukkan, penggajian, pencatatan transaksi, penggajian
karyawan dan lainnya agar tidak lagi menggunakan sistem manual?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP)
dan modul-modul apa saja yang diperlukan industri batu-bata dalam mengelola
sumber daya?
4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah Enterprise Resource Planning ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengimplementasikan teknologi Enterprise Resource Planning (ERP)
dengan berbagai macam modul didalamnya pada pengerajin batu bata di Desa
Tulikup, Kabupaten Gianyar.
2. Mengetahui seberapa jauh penerapan teknologi yang sudah diterapkan di
masing-masing industri agar dapat dengan tepat mengimplementasikan
teknologi ERP.
3. Mengetahui dan memahami bisnis proses yang ada pada industri pengerajin
batu bata agar dapat membuat solusi untuk kedepannya.
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam pentingnya penerapan Enterprise
Resource Planning di dalam perusahaan besar maupun industri kecil.
5. Memenuhi syarat untuk penilaian dari mata kuliah Enterprise Resource
Planningi.
1.4 Solusi
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan pada sub bab 1.2 di atas, maka
dapat disimpulkan solusi sebagai berikut:
1. Penerapan teknologi yang tepat dapat meningkatkan daya saing antar industri
dengan menerapkan teknologi ERP yang didalamnya terdapat teknologi
pendukung, yaitu E-Commerce dan E-Payment yang akan menarik konsumen
bukan saja di Bali namun mancanegara karena mudahnya akses informasi
dengan pembuatan web E-Commerce, hal tersebut dapat meningkatkan daya
saing yang tinggi.
2. Kurangnya atau tidak tersedianya stok bahan baku karena manajemen sumber
daya yang tidak tepat dan kurangnya distributor bahan baku atau mungkin
distributornya hanya dari satu tempat, solusinya adalah dengan memanajemen
bahan baku dan proses produksi serta distributor yang berasal dari berbagai
daerah.
5
3. Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dapat membantu merubah
sistem manual menjadi sistem terkomputerisasi dengan menggunakan
teknologi pendukung atau yang biasa disebut modul yang berkaitan dengan E-
Commerce.
4. Adapun modul yang diterapkan, yaitu Modul Payment (pembayaran secara
elektronik), Modul Inventory (stok barang), Modul Marketing (pemasaran),
Modul Shipping (pengiriman barang), E-Commerce, E-Business, dan Cloud
Computing terdiri dari IAAS (Infrastructure as a Service) hingga PAAS
(Platform as a Service).
1.5 Desain Solusi
Desain solusi digambaarkan berdasarkan pada solusi yang dibahas pada sub bab
1.4, maka dapat diilustrasikan bagaimana implementasi sistem ERP pada industri
pengerajin batu bata di Desa Tulikup beserta modul-modul yang digunakan, sistem
yang dirancang serta entitas pengguna sistem yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. 1 Desain solusi dalam implementasi sistem ERP.
6
Desain solusi pada Gambar 1.1 menggambarkan rancangan sistem ERP yang
akan diterapkan di industri batu bata untuk mempermudah proses produksi dan
pemasaran, yang didalamnya terdapat modul-modul ERP. Tidak semua modul ERP
digunakan dalam sistem ini karena mengingat industri batu batu ini bukan merupakan
perusahaan besar yang tidak memerlukan semua modul yang ada pada ERP. Modul
yang digunakan pada sistem ini, yaitu modul payment, modul inventory, modul
marketing, dan modul shipping dengan dilengkapi teknologi pendukung didalamnya
seperti e-commerce, e-business, cloud computing. Dengan diimplemntasikannya
teknologi tersebut mampu digunakan untuk memperbaiki bisnis proses yang dilakukan
sebelum diterapkannya teknologi ini.
Modul-modul yang diimplementasikan dalam sistem ini adalah Modul Payment
digunakan untuk melakukan pembayaran secara elektronik yang membantu
mempermudah transaksi secara online tanpa harus datang ke lokasi. Modul Inventory
adalah modul yang paling berperan dalam sistem ini, dengan adanya modul inventory
data transaksi, data jumlah barang baik stok barang maupun stok bahan baku, dapat
terorganisir karena data yang di dapat dengan jelas. Modul Shipping berfungsi untuk
membantu pengiriman barang dan pelacakan pengiriman. Modul Marketing
merupakan modul yang membantu dalam hal pemasaran produk batu bata dengan
teknologi E-Commerce. E-Commerce memberikan benefit dengan memberikan
informasi produk ke dalam sebuah web commerce dimana konsumen dapat mengakses
informasi barang yang dijual serta detail barang tersebut serta pemesanan dilakukan
secara online melalui web browser.
Teknologi yang diimplementasikan lebih baik juga ditambah dengan komputasi
awan atau teknologi Cloud Computing yang memungkinkan penggunaan sumber daya
secara bersamaan melalui jaringan internet dan dibantu dengan tiga model layanan
yaitu IAAS, PAAS, SAAS yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan sistem.
Semua teknologi yang diterapkan menghasilkan sistem informasi yang bisa mengelola
sumber daya, mengelola transaksi penjualan atau pembelian bahan baku, dan juga
menyediakan sebuah situs untuk membantu pemasaran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enterprise Resource Planning (ERP)
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah sistem operasi,
perangkat lunak, sekaligus framework, yang ditujukan untuk proses managemen
inventarisasi dan kontrol pada perusahaan, perencanaan distribusi barang, proses
produksi barang, keuangan, pemesanan barang, dan aktifitas lainya yang berkaitan
dengan barang di dalam sebuah industri/perusahaan dan dilakukan secara digital. Di
dalam ERP, dilakukan manajemen terhadap sumber daya (resource) yang tersedia, data
dan informasi, alur kegiatan dan aktifitas, yang terintegrasi ke dalam beberapa modul
aplikasi dan menghubungkan beberapa bagian dari perusahaan bersangkutan. [1]
Enterprise Resource Planning (ERP) mulai banyak diterapkan di industri
dengan memanfaatkan teknologi Cloud Computing (Cloud ERP) dan sekaligus
implementasi Smart City di dalamnya. Hal lainnya lagi adalah ERP tidak lagi hanya
disediakan di sisi server dan desktop, tapi juga di sisi aplikasi mobile (mobile ERP).
Hal ini akan sangat membantu para pemegang keputusan di dalam suatu perusahaan,
dengan cukup mengakses aplikasi client ERP melalui perangkat mobile. Bidang
lainnya yang juga erat kaitannya dengan ERP adalah Supply Chain. [1]
2.1.1 Modul Pembayaran (Payment)
Modul ini tentu sangat membantu konsumen untuk melakukan pembayaran
secara cepat, mudah dan efektif tanpa perlu terkendala waktu, biaya, tenaga, dan lokasi.
Sementara bagi penyedia produk dan layanan, hal ini memberikan keuntungan bagi
konsumen. ERP memerlukan modul ini untuk kemudahan tersebut. [1]
2.1.2 Modul Stok Barang (Inventory)
Di dalam proses transaksi, tentu diperlukan adanya data dan informasi
mengenai berapa banyak barang yang terjual, barang yang tersisa, stok di gudang, total
yang dikirimkan oleh penyuplai, dan sebagainya. Fitur inventori sangat diperlukan
8
dalam hal ini, yang pada beberapa jenis aplikasi disediakan bersamaan dengan fitur
kasir. Bagi ERP, data dan informasi mengenai stok barang adalah penting untuk
diketahui. [1]
2.1.3 Modul Pemasaran (Marketing)
Proses pemasaran secara global dan digital berbasiskan internet merupakan
salah satu kunci sukses bisnis di era digital saat ini. Kesuksesan di dalam bisnis,
termasuk juga pada E-Commerce dan ERP (sebagai salah satu jenisnya) ditentukan
juga oleh pemasaran. [1]
2.1.4 Modul Pengiriman (Shipping)
ERP menyediakan modul pengiriman barang dan juga terkadang dengan modul
tambahan untuk pelacakan pengiriman. Barang yang telah dibayar oleh konsumen,
akan dikirimkan sesuai dengan alamat yang diberikan oleh konsumen. Biasanya,
pengiriman akan melibatkan pihak ketiga (kurir). [1]
2.1.5 Modul Data Warehouse dan Data Mining
Data pada ERP umumnya adalah data skala besar. Data skala besar (termasuk
juga pada big data), akan memerlukan adanya data warehouse dan data mining.
Misalkan untuk memperoleh informasi dan pengambilan keputusan (decision making)
untuk bisnis E-Commerce yang sedang dijalankan. [1]
2.2 Cloud Computing
Cloud Computing berdasarkan pendapat NIST (National Institute of Standard
and Technology) di dalam draftnya yang berjudul The NIST Definition of Cloud
Computing oleh Peter Meel dan Timothy Grance mendefinisikan Cloud Computing
sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya
(resource) secara bersama-sama dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-
mana, dapat dikonfigurasi dan layanan yang digunakan sesuai keperluan (on demand).
Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat disediakan dengan cepat dan
9
meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan (vendor/provider) Cloud
Computing. NIST juga menjelaskan tiga model layanan cloud computing serta empat
model deployment cloud computing. [2]
2.2.1 Model Layanan pada Cloud Computing
Cloud Computing dalam implementasinya memiliki tiga bentuk model layanan
yang dapat digunakan sesuai kebutuhannya, yakni sebagai berikut:
2.2.1.1 IAAS (Infrastructure as a Service)
Layanan ini menekan pada penyediaan sarana jaringan komputer, perangkat
keras jaringan, komputer server, media penyimpanan, processor, beserta dengan proses
virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Fitur-fitur IAAS adalah sebagai
berikut: [2]
1. Pilihan virtual machine yang sangat beragam. Virtualisasi merupakan kunci
kekuatan dari cloud computing.
2. Penyediaaan pre OS installed, sehingga sangat membantu pengguna yang tidak
terlalu mengetahui teknis dan lebih praktis.
3. Penyedian storage pada beberapa buah server mirror, sehingga lebih aman bagi
pengguna dan kelangsungan data di dalamnya.
4. Tersedia fitur untuk melakukan proses optimisasi.
5. Menyediakan beragam aplikasi untuk sejumlah tujuan, seperti pemrosesan
multidata, manajemen aplikasi, penyediaan sumber daya untuk aplikasi, serta
perhitungan-perhitungan rumit.
2.2.1.2 PAAS (Platform as a Service)
Layanan ini menekan pada penyediaan platform untuk membantu proses
pengembangan software dengan cepat dan mudah. Cloud PAAS melalui layanan
platformnya menyajikan kemudahan integrasi yang baik dengan perangkat lunak
lainnya yang berada dalam satu platform serta menyediakan konektor untuk sistem di
luar jaringan Cloud Computing. Cloud PAAS dapat dikategorikan menjadi empat
10
bagian berdasarkan produk atau layanan platform yang diberikannya. Keempat bagian
tersebut adalah sebagai berikut: [2]
1. Social Application Platform
Social Application Platform merupakan platform cloud PAAS yang ditujukan
untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial. Contohya adalah Facebook.
2. Raw Compute Platform
Raw Compute Platform merupakan platform cloud PAAS yang ditujukan untuk
pengembangan aplikasi berbasis komputasi raw. Contohnya adalah Amazon.
3. Web Application Platform
Web Application Platform merupakan platform cloud PAAS yang ditujukan
untuk pengembangan aplikasi berbasis web. Contohnya adalah Google.
4. Business Application Platform
Business Application Platform merupakan platform cloud PAAS yang
ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis. Contonya adalah aplikasi bisnis
berbasis cloud.
2.2.1.3 SAAS (Software as a Service)
SAAS (Software as a Service) merupakan jenis layanan yang diberikan oleh
teknologi Cloud Computing kepada para penggunanya dalam bentuk pemakaian
bersama perangkat lunak (aplikasi). Umumnya layanan SAAS disediakan dalam
bentuk tatap muka berbasis web. Bisa dikatakan SAAS merupakan jenis layanan Cloud
Computing yang paling banyak digunakan dan paling mudah digunakan oleh para
pengguna komputer, khususnya pengguna akhir yang tidak terlalu membutuhkan
pengetahuan teknis di dalam instalasi dan konfigurasi. [2]
2.2.2 Model Deployment Cloud Computing
Menurut NIST atau (National Institute of Standard and Technology), model
deployment cloud computing dibagi menjadi empat jenis, yakni Private Cloud, Public
Coud, Community Cloud, dan Hybrid Cloud. [2]
11
2.2.2.1 Private Cloud
Private Cloud merupakan layanan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
internal sebuah perusahaan. Private cloud ditujukan untuk penggunaan yang terbatas
pada kalangan tertentu saja. [2]
2.2.2.2 Public Cloud
Public Cloud merupakan model deployment Cloud Computing dimana layanan
cloud computing diletakkan di lokasi publik sehingga layanan, data dan informasi di
dalamnya dapat diakses oleh seluruh pengguna. [2]
2.2.2.3 Community Cloud
Community Cloud merupakan layanan yang dibangun eksklusif untuk sebuah
atau beberapa komunitas tertentu. Komunitas yang tergabung tersebut biasanya
memiliki tujuan, visi dan misi yang sama. Cloud Computing dapat dikatakan mirip
dengan private cloud dimana penggunaannya terbatas untuk suatu komunitas yang
bersangkutan. [2]
2.2.2.4 Hybrid Cloud
Hybrid Cloud merupakan gabungan dari model deployment Public Cloud dan
Private Cloud. Pada Hybrid Cloud digunakan aturan atau SLA yang merajuk pada data
mana saja yang akan diletakkan di storage Public Cloud dan data mana saja yang
diletakkan di storage Private Cloud. [2]
2.3 E-Commerce
E-commerce muncul pada tahun 1990-an dengan tujuan untuk mengubah
konsep transaksi jual beli konvesional menjadi bentul digital elektronik. Kim dan
Moon di tahun 1998 menyatakan bahwa E-Commerce adalah proses untuk
mengantarkan informasi, produk, layanan, dan proses pembayaran, melalui kabel
telepon, koneksi internet, dan akses digital lainnya. Menurut Kim dan Moon di tahun
1998 menyatakan bahwa E-Commerce adalah proses untuk mengantarkan informasi,
12
produk, layanan, dan proses pembayaran, melalui kabel telpon, koneksi internet, dan
akses digital lainnya. [1]
2.4 E-Businness
Menurut IBM, E-Business merupakan bentuk transformasi (perubahan) dari key
business process (proses-proses kunci dari suatu bisnis) ke dalam pemanfaatan teknlogi
internet. Key business process meliputi segala proses kunci dari suatu bisnis berupa
riset produk dan riset pasar, pengembangan produk dan jasa, penjualan atau pemasaran
(marketing), produksi (manufacturing) dan lain-lain. [1]
2.5 Smart City
Kota pintar atau yang sering disebut Smart City merupakan suatu konsep
pengembangan yang diterapkan serta diimplementasikan pada suatu wilayah atau kota
sebagai sebuah interaksi yang kompleks diantara berbagi sistem di dalamnya. Smart
City merupakan sebuah performansi yang sangat baik untuk sebuah kota yang
didukung oleh kombinasi pintar dari seluruh aktifitas masyarakat kota tersebut. Smart
city mampu membeikan dampak positif baik dalam pemerintahan transportasi, kualitas
hidup, persaingan yang sehat dalam segala bidang dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Smart City awalnya bertujuan untuk menciptakan
kemandirian daerah dan layanan publik. Konsep Smart City ini pertama kali diterapkan
di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Implementasi konsep ini semakin berkembang.
Smart City dapat dikatakan menjadi konsep masa depan suatu daerah untuk kualitas
hidup yang lebih baik. [2]
Pembagian jenis Smart City yakni Smart Economy, Smart Mobility, Smart
Environment, Smart People, Smart Living dan Smart Governance. Smart Economy
meliputi dua hal yaitu proses inovasi dan kemampuan daya saing yang berguna untuk
meningkatkan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar. [2]
13
2.5.1 Smart Economic
Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah/kota/Negara.
Pengelolaam ekonomi suatu daerah/kota/Negara hendaknya perlu dilakukan dengan
lebih baik dan terkomputerisasi. Ekonomi tidak hanya berkaitan dengan barang dan
jasa yang disediakan, tetapi juga inovasi, kemapuan bersaing, pendidikan, dan
kewirausahaan. Di Indonesia sendiri, salah satu hal penting yang ingin diterapkan pada
implementasi Smart City adalah Smart Economy. Hal ini disebabkan dengan jumlah
penduduk yang besar dan potensi yang dimiliki berupa Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Manusia, maka apabila dikelola dengan lebih baik, ekonomi bangsa Indonesia
akan meningkat pesat. [2]
Implementasi dan penilaian Smart City pada bagian (dimensi) Smart Economy
meliputi dua hal. Kedua hal tersebut yaitu proses inovasi (innovation) dan kemampuan
daya saing (competitives). Kedua hal ini berguna untuk mencapai peningkatan ekonomi
bangsa yang lebih baik dan pintar (smart), sebab inovasi dan kemampuan daya saing
merupakan modal utana untuk kemajuan bangsa. [2]
2.6 OTT (Over The Top)
OTT (Over The Top) adalah teknologi informasi dibidang pendekatan dan
permodelan (yang diimplementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan aplikasi)
untuk video dan audio streaming, messaging (kirim terima pesan instan), dan jejaring
sosial, memanfaatkan koneksi internet dari provider (dalam hal ini operator/telco) dan
berbasis mobile. Over The Top (OTT) berjalan di Application Layer, layer teratas pada
permodelan layer TCP/IP maupun OSI. [3
Dilihat daru sudut pandang jaringan komputer, semua aplikasi dan layanan
berbasis OTT berada pada Application Layer. Umumnya aplikasi. Over The Top (OTT)
berjalan pada platform mobile. Misalkan pada handphone, smartphone, dan PDA
(Personal Digital Assistant). Namun banyak juga yang berjalan di komputer desktop.
[3]
14
BAB III
ANALISA DAN KESIMPULAN
3.1 Analisa
Proses analisa berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan tinjuan pustaka
serta beberapa dokumentasi yang sudah dilakukan. Diawali dengan pengertian ERP
merupakan sebuah perangkat lunak sekaligus framework, yang ditujukan untuk proses
managemen inventarisasi dan kontrol pada perusahaan, perencanaan distribusi barang,
proses produksi barang, keuangan, pemesanan barang, dan aktifitas lainya yang
berkaitan dengan barang di dalam sebuah industri/perusahaan dan dilakukan secara
digital. Pada perusahaan yang menjadi objek pada makalah ini, terdapat beberapa
permasalahan pada industri pengerajin batu bata yaitu dalam hal produksi dan
pemasaran, dimana permasalahan tersebut bisa terselesaikan dengan penerapan
teknologi dapat mendukung bisnis proses yang ada didalamnya sehingga proses
produksi dan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan alur yang sudah dibuat.
Penerapan teknologi Enterprise Resource Planning (ERP), akan
diimplementasikan pada industri pengerajin batu bata dengan usaha dagang bernama
U.D. Purnama Batu Bata yang terletak di Br. Kaja Kauh, Desa Tulikup, Kabupaten
Gianyar yang berdiri sejak tahun 1998. Seperti rumusan masalah pada Bab I, yang
disebutkan bahwa sistem yang digunakan masih sangat manual dan beberapa hal yang
sangat berpengaruh seperti permasalahan stok barang, penggajian pegawai yang tidak
menentu dan permasalahan lainnya yang berpengaruh terhadap perusahaan tersebut.
Penulis melakukan sebuah wawancara dengan narasumber untuk menggali apa
saja permasalah yang dihadapi dan bagaimana penerapan teknologi ERP di dalam
usahanya. Diketahui bahwa implementasi ERP memiliki beberapa keuntungan yang
penulis juga menjelaskan kepada narasumber seperti memperlancar proses bisnis dan
membuatnya menjadi lebih efisien, mudah, dan cepat, mengurangi biaya operasional
perusahaan, proses kerja tersusun karena standar operasi sudah ditentukan,
meningkatkan jumlah penjualan, menambah daya saing, dan mengurangi tindak
kecurangan dalam biaya pengeluaran dan pemasukan. Dengan implementasi ERP
15
diharapkan nantinya mampu merealisasikan keuntungan-keuntungan yang sudah
disebutkan diatas. Bisnis proses yang dimiliki oleh perusahaan ini sudah terstruktur
hanya saja dalam implementasinya kadang tidak sesuai dengan apa yang ingin
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Berikut adalah bisnis proses dari produksi dan
pemasarannya.
Gambar 3. 1 Bisnis Proses Produksi.
16
Bisnis proses pada gambar 3.1 merupakan proses bisnis yang sebelumnya yang
diterapkan pada industri pengerajin batu bata. Terdapat proses penerimaan pesanan
atau proses pembuatan stok barang, lalu dilanjutkan dengan mengecek bahan baku jika
tidak tersedia maka akan dilanjutkan dengan pemesanan bahan baku ke distributor dan
jika bahan baku tersedia maka dilanjukan dengan konfirmasi produksi oleh pemilik jika
tidak ada stok barang maka proses produksi selesai. Lalu proses selanjutnya yaitu,
pencatatan produksi dimana didalam proses ini terjadi pembukuan. Setelah melakukan
pencatatan lalu dilanjutkan dengan proses produksi yang dibagi menjadi tiga bahasan,
yaitu proses pengolahan bahan baku, proses pembuatan batu bata, dan terakhir
merupakan proses finishing. Dilanjutkan kepada konfirmasi telah selesai produksi batu
bata dan dilakukan pencatatan stok barang dan proses produksi selesai.
Selanjutnya merupakan bisnis proses dari pemasaran batu bata dimana
dijabarkan dengan langkah-langkah yang masih sangat sederhana berikut merupakan
bisnis proses dari pemasaran.
Gambar 3. 2 Bisnis Proses Pemasaran.
17
Bisis proses yang diilustrasikan pada Gambar 3.2 menggambarkan proses
pemasaran batu bata dimana proses pemasaran ini dimulai dari proses pemasaran
barang melalui promosi kartu nama dan promosi kontak telepon. Lalu pada pegawai
promosi melalui toko fisik yang dimiliki oleh industri ini untuk memasarkan produk
batu bata. Selanjutnya konsumen tertarik membeli barang dan jika tidak membeli
proses selesai dan jika membeli maka dilakukan pencatatan transaksi oleh pemilik.
Dari kedua bisnis proses diatas terdapat beberapa permasalah yang membuat
produktivitas perusahaan tidak efektif dan efisien, penulis mencoba meneliti
permasalah yang ada seperti yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan masalah
terdapat beberapa permasalahan diantaranya, permasalahan dalam pengelolaan sumber
daya maupun pemasaran produk yang masih menggunakan sistem manual. Penerapan
ERP dalam industri ini menggunakan beberapa modul yang ada yaitu:
1. Modul Payment atau modul pembayaran secara elektronik yang dapat
mempermudah transaksi antar konsumen dan transaksi dengan distributor.
2. Modul Inventory ini yaitu modul yang membantu dalam pehitungan data berapa
banyak barang hang terjual, barang yang tersisa, stok gudang, total pengiriman
barang, dan lainnya yang berhubungan dengan inventarisasi hal ini
memungkinkan tidak adanya stok batu bata yang kurang serta produksi yang
setara dengan bahan baku karena perhitungan yang tepat dan tersedianya fitur
kasir pada modul ini.
3. Modul Marketing merupakan modul yang digunakan dalam hal pemasaran
secara digital dengan pembuatan web commerce akan memperluas jangkauan
konsumen. Ini juga mempengaruhi kesuksesan pada bisnis yang dijalankan
pada industri batu bata.
4. Modul Shipping, yaitu modul pengiriman barang yang membantu antara
penjual dengan konsumen yang memesan akan dikirimkan barang melalui kurir
dari perusahaan maupun kurir dari pihak ketiga.
Empat modul utama yang diterapkan dirasa sudah cukup dalam penerapan pada
industri ini, namun tidak menutup kemungkinan penambahan modul jika industri ini
sudah berkembang.
18
Semua modul diatas diimplementasikan pada ERP dengan pembuatan sistem
informasi yang didukung oleh teknologi E-Commerce dan E-Business dan
menghasilkan sistem pengelolahan sumber daya perusahaan, sistem transaksi, serta
web commerce. Sistem informasi ini memiliki beberapa layanan jual beli secara online
dan sistem transaksi yang sedemikian rupa sehingga dapat menarik konsumen lebih
luas bahkan diluar bali. Sistem Informasi yang dibuat terdiri dari sistem pengelolaan
sumber daya perusahaan, sistem transaksi, dan web-commerce.
Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) seperti yang sudah disebutkan
bahwa ERP dapat membantu memperlancar bisnis proses, mengurangi biaya
operasional perusahaan, meningkatkan jumlah transaksi penjualan, menambah daya
saing perusahaan, dan mengurangi kecurangan dengan membuat catatan setiap periode.
Bisnis proses yang berjalan pada sangat sederhana bahkan sebenarnya tidak jelas
adanya bisnis proses yang pasti pada industri ini. Masalah-masalah dalam proses
produksi tentunya dapat diatasi dengan pendekatan teknologi terkomputerisasi dengan
pencatatan stok barang dengan stok bahan baku yang saling terintegarasi satu sama
lain. Hal ini menjadi solusi terhadap kekurangan bahan baku disertai manajemen
sumber daya yang baik. Kedua masalah pemasaran sama seperti diatas bahwa
penerapan E-Commerce dapat membantu meningkatkan transaksi di dalam industri
yang berdampak pada meningkatnya penjualan batu bata.
Pencatatan yang dihasilkan dari sistem ERP akan lebih baik dengan adanya
Cloud Computing, dengan sistem ini memungkinkan data disimpan dalam cloud, data
tersebut dapat dikonfigurasi dan diakses secara bersamaan dan dimana saja selama
adanya jaringan. Terdapat tiga model layanan cloud computing, yaitu IAAS
(Infrastucture as A Service), PAAS (Platform as A Service), SAAS (Software as A
Service) yang menyediakan jaringan komputer, perangkat lunak jaringan, beserta
proses virtualisasi yang menunjang proses komputasi. Pemilik usaha dapat dengan
mudah mengakses dan mengatur informasi secara real-time seperti transaksi penjualan
dengan sistem yang berbasiskan web, aktivitas pada perusahaan dapat diakses dimana
saja dan dapat menerima pesanan secara online.
19
Gambar 3. 3 Gambaran Umum Implementasi Sistem ERP.
Penulis menyadari bahwa implementasi sistem ERP tidaklah mudah dan
memerlukan biaya yang tinggi. Keberhasilan implementasi ERP didukung oleh semua
elemen yang ada pada industri tersebut, mulai dari infrastruktur, kerjasama pemilik dan
pegawai dalam implementasi ini, adanya sosialisasi dan pelatihan. Dukungan dengan
pihak ketiga juga dapat mendukung berjalannya sistem. Biaya tinggi dapat
diminimalisir dengan merencanakan biaya yang dikeluarkan, memilih modul-modul
apa saja yang penting bagi industri ini.
Impelementasi ERP ini dapat membangun industri batu bata di Desa Tulikup,
dengan standarisasi bisnis proses, data, dan informasi sehingga menunjang
produktivitas yang berdampak langsung pada kualitas produk mendapatkan hasil
produksi yang baik. Manajemen industri yang baik mampu mengontrol pelaporan,
kinerja pegawai dan kinerja keuangan perusahaan, dengan tambahan teknologi
pendukung E-Business yang bukan sekadar investasi teknologi informasi namun juga
memberikan perbaikan terhadap bisnis proses atau peningkatan bisnis didukung
teknologi informasi.
20
3.2 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari implementasi Enterprise Resource
Planning dalam Industri Batu Bata, antara lain sebagai berikut:
1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah sistem atau framework
yang dirancang untuk mengelola sumber daya perusahaan,
manajemeninventarisasi, perencanaan distribusi serta produksi barang,
mengontrol keungan dan hal lainnya, selain itu dapat mengintegrasikan
berbagai macam fungsi dan mengolah data secara digital.
2. Implementasi sistem ERP pada industri pengerajin batu bata di Desa Tulikup,
Kabupaten Gianyar diharapkan mampu membangun industri yang baik
memiliki daya saing yang tinggi serta standarisasi bisnis proses, data, dan
informasi sehingga menunjang produktivitas yang berdampak langsung pada
kualitas hasil produksi yang baik.
3. Dalam sistem ERP yang diterapkan pada industri tersebut menggunakan
modul-modul yang mendukung, yaitu Modul Payment (pembayaran secara
elektronik), Modul Inventory (stok barang), Modul Marketing (pemasaran),
Modul Shipping (pengiriman barang), serta teknologi pendukung, seperti E-
Commerce, E-Business, dan Cloud Computing
3.3 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis serta saran yang diberikan oleh
narasumber terhadap implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) antara lain:
1. Implementasi dapat berjalan dengan baik apabila antara penyedia sistem dengan
perusahaan mampu bekerja sama dalam menerapkan teknologi informasi serta
biaya yang lumayan tidak sebanding dengan hasil yang didapat jika penerapan
dapat berjalan dengan baik.
2. Menurut narasumber penerapan teknologi sangat penting bagi usaha yang
dimiliki karena dapat mempercepat proses produksi dan pemasaran. Selain itu
juga harapan kedepannya dapat menggunakan sistem informasi sebagai
penunjang usaha serta dapat mempromosikan produk sampai di luar bali.
21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2015. E-Commerce, E-Business dan Mobile
Commerce. Bandung: Informatika
[2] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu.2014. Smart City Beserta Cloud Computing
dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung: Informatika
[3] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. Handbook Jaringan Komputer.
Bandung: Informatika.
[3] Juliana, I Kadek. 20 November 2015, 09.30 WITA
22
LAMPIRAN
23
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber: I Kadek Juliana
Pemilik Usaha Dagang (U.D.) Purnama Batu Bata
Br Kaja Kauh, Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar
1. Bisa bapak ceritakan sedikit tentang bagaimana awal usaha ini berdiri dan
produk apa saja yang sudah dihasilkan?
Awal berdirinya bedirinya usaha ini semenjak tahun 1998 setara dengan saya
waktu smp usaha ini telah dirintis oleh bapak saya. Produk yang sudah
dihasilkan ada 2 jenis ada bata pasang biasanya untuk tembok/plester dan bata
style bali atau bata gosok yang memiliki struktur halus.
2. Bagaimana bapak mendapatkan bahan baku pembuatan batu bata?
Kita gali dataran yang tinggi terutama biasanya di bypass i.b mantra ada tanah
timbunan yang tinggi biasanya dijual dan dibawa kesini untuk digiling, tetapi
tanah yang terpilih bukan sembarang tanah yang biasa saya beli melalui
distributor-distributor yang biasa tau mana tanah yang dipake batu bata mana
tanah yang dipake urug
3. Bagaimana bapak mencatat pemasukkan dan pengeluaran stok bahan
baku?
Pernah, kalau pembukuan bahan dan lainnya dari modal juga sejumlah 10 juta
untuk membeli tanah, kayu bakar, dan bahan lainnya seperti penyaringan
dengan sistem borongan maksudnya semakin banyak kita buat semakin banyak
hasilnya, total keseluruhan sampai dengan buka usaha seperti ini 30 juta.
Pembukuan masih menggunakan sistem manual
4. Dari sekian banyak produksi saat ini berapa banyak bapak mempunyai
pekerja?
Saat ini kami memiliki 10 orang pekerja dan menghasilkan perhari 300bata/hari
dengan ongkos 450.000 per 1000 bata.
24
5. Selama ini bagaimana cara memasarkan produk dari usaha bapak?
Dari media dan kartu nama dan pernah melalui internet, pernah memasarkan
batu bata sampai ke Jepang, Jakarta, Islandia, dan Amerika biasanya
mengangkutnya menggunakan kontainer.
6. Adakah permasalahan dalam proses produksi dan pemasaran batu bata?
Masalah yang dihadapi dalam produksi biasanya kekurangan stok bahan baku
karena proses pengolahan bahan baku tersebut lumayan lama dan sampai 4-5
hari, terlebih lagi saaat hujan maka bahan baku sangat susah untuk didapatkan.
Dan pemasarannya lebih banyak manual dari media maupun kartu nama itu
sangat sedikit menjangkau konsumen mungkin penerapan teknologi website
dapat membantu pemasaran batu bata ini.
7. Selama ini bagaimana tingkat penjualan dari usaha bapak?
Lumayan untuk mencukupi kehidupan para pekerja dan tingkat penjualan
masih standar kadang ada pesanan masuk kadang tidak yang membuat tingkat
penjualan kadang turun kadang naik juga.
8. Perlukah Teknologi semacam pengelolaaan sumber daya, dengan kata lain
seperti pencatatan yang biasa dilakukan manual sekarang
terkomputerisasi?
Sangat perlu, itu merupakan sebuah manajemen kalau tidak ada maka
pencatatan yang dilakukan rancu.
9. Dari penjelasan tadi apa saran dari bapak tentang penerapan teknologi
erp di perusahaan bapak?
Jika dibandingkan manual dengan menggunakan teknologi, lebih cenderung
teknologi karena bisa mempercepat proses produksi dan pemasaran. Saya
berharap pemasaran dapat melalui website yang bisa meningkatkan penghasilan
dan dikenal luas oleh masyarakat baik itu bali maupun luar bali.
25
PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : U.D Purnama Batu Bata
2. Alamat : Banjar Kaja Kauh, Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar
3. Bidang/Jenis Usaha : Produksi Batu Bata
4. Tahun Berdiri : 1998
5. Nama Pemilik : I Kadek Juliana
6. Alamat Pemilik : Banjar Kaja Kauh, Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar
Gambar Lampiran Dokumentasi Perusahaan.
26
DOKUMENTASI WAWANCARA
Gambar Lampiran Dokumentasi Wawancara.
Gambar Lampiran Dokumentasi Wawancara.
27
Gambar Lampiran Dokumentasi Wawancara.
Gambar Lampiran Dokumentasi Wawancara.