Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab...

45
MODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen 03 B11316DA Yanto Ramli, SS, MM Abstract Kompetensi Perkembangan system perekonomian dan analisa pengaruh kondisi perekonomian terkait dengan pertumbuhan bisnis Mahasiswa mampu menjelaskan Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Seorang Stakeholder

Transcript of Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab...

Page 1: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

MODUL PERKULIAHAN

PENGANTARBISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun OlehEkonomi &Bisnis

Manajemen 03 B11316DA Yanto Ramli, SS, MM

Abstract KompetensiPerkembangan system perekonomian dan analisa pengaruh kondisi perekonomian terkait dengan pertumbuhan bisnis

Mahasiswa mampu menjelaskan Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Seorang Stakeholder

Page 2: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Tujuan Matakuliah

Tujuan Instruksional Khusus :Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan maksud dan peranan dari

Etika Bisnis.

Materi Bahasan :1. Latar Belakang.

2. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Seorang Stakeholder.

2016 1

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Latar belakang

Pola perilaku dalam Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika

bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan

benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha

yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai

dengan menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang

apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu

selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia

bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan

menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan

beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-

sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam

bisnis.

seputar “etika bisnis” di sebagian besar paradigma pemikiran

pebisnis terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri),

mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani

memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) “bertangan

kotor”.

Satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul

berkaitan dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila “beretika”

maka bisnisnya terancam pailit. Disebagian masyarakat yang nir normative

dan hedonistik materialistk, pandangan ini tampknya bukan merupakan

rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang melekat bahwa

dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik

yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.

Namun kalau bisnis punya etika,maka pertanyaan yang segera

timbul adalah manakah norma-norma atau prinsip etika yang berlaku dalam

kegiatan bisnis. Apakah prinsip-prinsip itu berlaku universal, terutama

2016 2

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

mengingat kenyataan mengenai bisnis global yang tidak mengenal batas-

batas negara dewasa ini? Demikian pula, bagaimana caranya agar prinsip-

prinsip tersebut bisa operasional dalam kegiatan bisnis? Inilah beberapa

pertanyaan yang ingin kami jawab dalam makalah ini. Pada akhir bab ini

kami akan singgung secara sekilas apa yang dikenal sebagai stakeholder,

yang dengan itu memperlihatkan relevansi sekaligus juga operasionalisasi

etika bisnis, khususunya prinsip-prinsip etika bisnis.

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG STAKEHOLDER

A. Apa yang di maksud dengan Etika

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam

kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia

merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.

Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat

etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah

diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan

oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan

sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam

melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai

suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi

berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia,

etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut

baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

2016 3

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Dengan kata lain etika sebagai ilmu menuntut seseorang untuk

berprrilaku moral secara kritis dan rasional. Etika menuntut seseorang agar

melakukan ajaran moral tertentu karena ia tahu dan sadar bahwa hal ini

memang baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama:

meta-etika (studi konsep etika),

etika normatif (studi penentuan nilai etika)

etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

B. Peranan, Manfaat, dan Tujuan EtikaPeranan etika bisnis dalam mengatur kehidupan berwirausaha saat ini

sangat diperlukan mengingat banyaknya praktek – praktek kecurangan

yang sering dilakukan oleh wirausaha dalam mencapai keuntungan yang

semaksimal mungkin, sehingga diperlukan adanya aturan – aturan yang

dapat menjadi pembatas yang dapat mengurangi berbagai macam

persaingan yang tidak sehat yang kerap dilakukan oleh wirausaha yang

tidak bertanggung jawab. Misalnya kemajuan teknologi, ini pun dapat

menimbulkan masalah bagi etika.Sama halnya dengan cyber crime

(kejahatan dunia maya), bayi tabung dan sebagainya. Dampak lainnya

adalah penciptaan berbagai jenis senjata pemusnah manusia diantaranya

seperti tenaga nuklir, senjata kimia, biologi. Maka dari itu etika sangat

diperlukan sekalipun sudah ada norma hukum. Karena, Pertama, norma

hukum tidak mencakup semua aktivitas manusia, khususnya yang

merupakan wilayah abu – abu. Kedua, norma hukum cepat ketinggalan

zaman karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sehingga

senantiasa tedapat lubang – lubang hukum yang bisa di manfaatkan oleh

banyak pihak yang curang. Ketiga, mekanisme pasar tidak memberikan

signal secara efektif kepada pemilik dan manajer untuk meresponi

situasi.Keempat, masalah etika mensyaratkan pemahaman dan

keperdulian terhadap kejujuran, keadilan, dan prosedur yang wajar

2016 4

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

terhadap manusia, kelompok manusa.Kelima, asas legalitas harus

dibedakan dari asas moralitas.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh

karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman

untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang

luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Perusahaan meyakini

prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan

kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati

kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika diharapkan mampu memberikan manfaat yang berarti bagi orang

lain sehingga diharapkan etika dapat mendorong dan mengajak orang

untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan

pendapatnya sendiri, serta dapat dipertanggung-jawabkan (otonom) dan

etika diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk berkembang

menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan

menaati norma – norma yang berlaku demi mencapai ketertiban dan

kesejahteraan sosial.

Adapun tujuan dari etika bisnis ini adalah agar para pelaku bisnis sadar

dengan jelas mengenai dimensi etis suatu usaha, mampu belajar mengenai

bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik, etis maupun ekonomis,

dan mampu melakukan pertimbangan etis dalam setiap kebijaksanaan

yang diterapkan di perusahaan.

Ada beberapa pokok-pokok etika bisnis (F.Magnis Suseno, 1991:158-167)

yaitu :

a. Beberapa sikap langsung terhadap pekerjaannya.

Dapat disebut juga nilai-nilai seperti pelayanan pelanggan, loyalitas

terhadap perusahaan, efisiensi organisatoris. Keberhasilan dan

produktivitas tinggi

b. Tanggung Jawab Lebih Luas.

Pemimpin perusahaan secara spontan memperhatikan serta merasa

bertanggung jawab atas atau terhadap semua pihak, dan juga perlu

2016 5

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

memiliki perasaan tanggung jawab menyeluruh yang jauh melampaui segi

untung rugi material langsung perusahaannya.

c. Beberapa bisnis supaya dapat menjadi efektif harus dirumuskan

secara kongkrit.

Orang-orang bisnis sendiri harus merumuskan tantangan - tantangan etika

yang dihadapi dan menyepakati sikap-sikap mana yang hendak diambil.

d. Sikap-sikap Pribadi.

Kejujuran dan tanggung jawab serta perinciannya dalam cara sebuah

perusahaan melakukan bisnisnya mengandaikan bahwa mereka yang

menentukannya, memiliki sikap moral atau karakter yang sesuai. Sikap-

sikap itu adalah masalah mutu orang yang bersangkutan sebagai manusia.

C. Apa yang di maksud dengan BisnisDalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual

barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk

mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris

business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,

komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas

dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh

pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan

kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis

mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang

mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti

ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan

semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem

sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,

masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau

sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan

keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung

2016 6

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan

usaha yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan

mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk

pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan

yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh

komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis"

yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

D. Hubungan Etika dengan BisnisEtika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang

mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan

juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk

nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun

hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang

saham, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang

beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang

dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan

peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh

karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman

untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang

luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Etika bisnis berfungsi sebagai alat bagi para pelaku bisnis untuk

menjalankan bisnis mereka dengan lebih bertanggung jawab secara moral.

Para Pemilik perusahaan mengharapkan para karyawan bekerja dengan

baik sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati, agar tidak

merugikan perusahaan. Para pemilik perusahaan juga mengharapkan agar

relasi bisnis mereka tidak menipu dan bekerja sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati. Sebaliknya para pemilik perusahaan sendiri

mengikat dirinya agar bertindak adil terhadap karyawannya, dengan

memberikan gaji yang seharusnya menjadi milik para karyawan. Para 2016 7

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

pemilik perusahaan juga mengikat dirinya agar agar menjalankan bisnis

mereka dengan baik dan tidak berbuat curang kepada relasi bisnis mereka.

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,

bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal

ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan

wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance

Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam

merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada

konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang

seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-

besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan

dan dengan biaya serendah-rendahnya

Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan

kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan

ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan

menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai

kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun

secara kelompok.

E. Etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional Beberapa etika bisnis yang harus di ketahui oleh pebisnis dan di

terapkan dalam kehidupan sehari hari, di antara lain :

Sebutkan nama lengkap

2016 8

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Dalam situasi berbisnis, mitra sebaiknya menyebutkan nama lengkap saat

berkenalan. Namun jika namanya terlalu panjang atau sulit diucapkan,

akan lebih baik jika sedikit menyingkat.

Berdirilah saat memperkenalkan diri

Berdiri saat mengenalkan diri akan menegaskan kehadiran mitra. Jika

kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi,

dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan motra.

Ucapkan terima kasih secukupnya

Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan,

hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika

mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang kalau mitranya

sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.

Kirim ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis

Setelah mitra menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima

kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat

email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang

benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana

diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez,

2005).

F. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

1. Pengendalian diri

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing

oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

4. Menciptakan persaingan yang sehat2016 9

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

5. Menerapkan konsep “ pembangunan berkelanjutan ”

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,

dan Komisi)

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati

bersama

9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa

yang telah disepakati

10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu

hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

G. Masalah dalam beretika dalam bisnis

1. Sistematik

Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan

etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem

sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.

2. Korporasi

Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-

pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan

ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik

dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.

3. Individu

Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang

muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk

pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu

untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing

yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-

creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

2016 10

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

H. Problematika etika dan bisnis

Dalam realitasnya, bisnis baik sebagai aktifitas maupun sebagai

entitas, telah ada dalam system dan strukturnya yang ‘baku’. Bisnis

berjalan sebagi proses yang telah menjadi kegiatan manusia sebagai

individu atau masyarakat untuk mencari keuntungan dan memenuhi

keinginan dan kebutuhan hidupnya. Sementara itu etika telah dipahami

sebagai sebuah disiplin yang mandiri dan karenanya terpisah dari bisnis.

Etika adalah ilmu yang berisi patokan-patokan mengenai apa-apa

yang benar salah, yang baik atau buruk, yang bermanfaat atau tidak

bermanfaat. Dalam kenyataan itu, bisnis dan etika dipahami sebagai dua

hal yang terpisah bahkan tidak ada kaitannya, jika pun ada mala dipandang

sebagai hubungan negative dimana, praktek bisnis merupaka kegiatan

yang bertujuan mencapai laba sebesar-besarnya dalam situasi pesaing

bebas. Sebaliknya etika bila diterapakan dalam dunia bisnis dianggap akan

mengganggu upaya mencapai tujuan bisnis.

Dengan demikian hubungan antara etika dan bisnis telah melahirkan

hubungan yang problematis. Problematika ini bagi banyak pihak,

termaksud para ahli ekonomi terletak pada adanya kesangsian mengenai

ide etika bisnis. Pihak-pihak tersebut menyaksikan apakah moralitas

mempunya tempat dalam kegiatan bisnis. Kegiatan bisnis atau sebuah

perusahaan, dalam prilakunya tampak sudah demikain kuat terikat dengan

struktur dan system yang kompleks. Dengan demikian secara potensial

jauh dari persepsi kesadaran akan keterkaitannya dengan hakikat manusia

sebagai prilaku yang merupakan bagian dari institusi-institusi perusahaan.

Sebaliknya ia akan semakin kuat dipersepsi oleh kepentingannya dan akan

semakin kuat pula dipengaruhi oleh keputusan keputusan dan tindakan

perusahaan tersebut.

Dari kesangsian-kesangsian itulah kemudian melahirkan mitos-mitos

dalam hubungan etika dan bisnis. Mitos bisnis amoral, mitos bisnis

immoral, mitos bisnis pengejar maksimalisasi keuntungan dan mitos bisnis 2016 11

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

sebagai permainan. Mitos amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa

bisnis adalah bisnis dan tidak dapat dicampur adukan dengan moralitas,

antara bisnis dan moralitas tidak ada kaitan apa-apa dank arena itu

merupakan kekeliruan kalau kegiatan bisnis dinilai dengan menggunakan

tolak ukur moralitas, Demikian juga bisnis immoral yang menganggap

bahwa bisnis merupakan kegiatan tak terpuji dan karenanya perlu dihindari.

Sementara itu mitos bisnis sebagai pengejar maksimalisasi keuntungan

menganggap bisnis adalah kegiatan yang hanya berhubungan dengan

keuntungan-keuntungan semata.

Demikian pula mitos bisnis sebagai permainan menganggap bisnis

sebagai arena kompetisi tertutup yang menghasilkan atau suatu permainan

judi dimana kemenangan menjadi tujuan utama. Menurut Z.Carr bisnis

mempunyai ciri-ciri yang bersifat impersonal dan menyerupai permainan

yang menghendaki suatu strategi dan pemahaman tentang suatu etika

khusus yang diterima secara teima secara bersama oleh semua pelaku

permainan dan tidak selainnya. Pada pokoknya bisnis seperti permainan

poker yang menghendaki sikap tidak percaya kepada orang diantara para

pemainnya. Mengelabui secara cerdik atau menyembunyikan kekuatan

sendiri untuk maksud sebenarnya adalah dibolehkan. Pemain poker harus

mengandalkan nilai persahabatan dan ketulusan.

Meskipun kemudian muncul kesadaran bahwa pemisahan bisnis dan

etika tidak realistis, karena telah banyak menimbulkan kerugian-kerugian

namun adanya mitos yang sudah trlanur merajalela dan mau ditangani

dengan cara menggabungkan etika dengan bisnis atau sbaliknya, hal ini

menimbulkan persoalan baru dari aspek metodologis.

Penggabungan etika dan bisnis atau sebaliknya dapat berari

memaksakan norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik

profesi bisnis, mrefisi system dan hokum ekonomi, meningkatkan

keterampilan memanajemeni tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk

mencari aman dan sebaliknya.

2016 12

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Dengan demikian eika seolah-olah diperlakukan sebagai disiplin

terpisah dan mau diterapkan pada dunia bisnis atau mau dikembangkan

dengan cara memasuki telaah masalah - masalah moral dalam dunia

bisnis. Pemahaman demikian pada gilirannya akan memunculkan berbagi

cabang etika menjadi etika ekonomi, etika bisnis, etika manajemen, etika

peran dan lain-lain.

I. Prinsip Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis juga memiliki prinsip prinsip yang harus ditempuh

perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar

memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam

memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.

Prinsip prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang

baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai

manusia. Artinya, prinsip-prinsip etika bisnis tersebut sangat erat terkait

dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat .

Misalnya, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Cina akan sangat

dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat Cina, sistem nilai masyarakat

Eropa akan mempengaruhi prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di

Eropa, dan sebagainya. Namun, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam

bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya.

Tanpa mengabaikan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat bisnis,

Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis ,

yaitu :

Prinsip otonomi

Prinsip kejujuran

Prinsip keadilan

Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)

Prinsip integritas moral

i. Prinsip otonomi

2016 13

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil

keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa

yang dianggapnya baik untuk dilakukannya . Pelaku bisnis yang otonom

berarti orang yang tahu dan sadar sepenuhnya mengenai keputusan dan

tindakan yang diambilnya akan sesuai atau bertentangan dengan nilai atau

norma moral tertentu. Ia tahu dan sadar mengapa ia tetap mengambil suatu

keputusan dan tindakan sekalipun bertentangan dengan nilai dan norma

moral tertentu. Karena itu, pelaku bisnis yang otonom adalah orang yang

tahu dan sadar akan keputusan dan tindakan yang diambilnya, serta risiko

atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun

bagi pihak lain .

Namun, kebebasan saja belum menjamin seorang pelaku bisnis dapat

bertindak secara otonom dan etis. Seorang pelaku bisnis bisa bertindak

sesuka hatinya tanpa menyadari apakah tindakannya tersebut baik atau

tidak. Pelaku binis malah bertindak tidak etis. Karena itu, pelaku bisnis

yang bertindak secara otonom juga menuntut adanya tanggung jawab 48 . Prinsip kejujuran

Prinsip kejujuran sangat relevan dan mutlak diperlukan dalam dunia

bisnis. Kejujuran merupakan kunci keberhasilan para pelaku bisnis untuk

mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang di dalam dunia bisnis

yang penuh persaingan ketat. Keraf menyatakan setidaknya ada tiga

alasan mengapa prinsip kejujuran sangat relevan dalam dunia bisnis.

Alasan yang pertama adalah kejujuran relevan dalam pemenuhan

syarat-syarat perjanjian dan kontrak bisnis. Kejujuran sangat penting

artinya bagi masing-masing pihak yang mengadakan perjanjian, dalam

menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak

selanjutnya. Karena, jika salah satu pihak melakukan kecurangan dalam

memenuhi syarat-syarat perjanjian dan kontrak, tentu pihak lainnya tidak

mau lagi melakukan kerja sama dengan pihak yang curang tersebut.

Dengan melakukan kecurangan, pihak tersebut justru membangun

kehancuran bagi bisnisnya sendiri. Ini mempunyai efek berganda yang

2016 14

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

ekspansif (multiplier-expansive) yang luar biasa. Dalam abad informasi

yang terbuka dan cepat ini, dalam waktu singkat semua pengusaha lainnya

akan tahu bahwa pihak yang curang tadi harus dihindari dalam bisnis

selanjutnya. Karena tidak akan ada lagi pengusaha yang mau bekerja

sama dengan pihak curang tersebut, maka cepat atau lambat bisnis

pihaktersebut akan hancur.

Alasan kedua adalah kejujuran relevan dalam penawaran barang

dan jasa dengan mutu dan harga sebanding. Di dalam bisnis modern yang

penuh persaingan, kepercayaan konsumen adalah hal paling pokok bagi

pengusaha. Para pengusaha selalu berusaha untuk membangun dan

menjaga kepercayaan konsumen. Sekali saja para pengusaha tersebut

menipu konsumen, konsumen akan dengan mudah mengganti produk yang

biasa ia konsumsi ke produk lainnya. Satu orang saja konsumen ditipu,

dampaknya akan besar sekali. Karena, satu orang konsumen itu akan

mengajak teman atau keluarganya untuk tidak menggunakan produk

tersebut, dan dalam waktu singkat akan terjadi pengaruh berganda yang

sangat ekspansif. Maka, cara-cara tipu-menipu konsumen untuk

memperoleh keuntungan yang besar bukanlah cara bisnis yang baik dan

berhasil.

Alasan ketiga adalah kejujuran juga relevan dalam hubungan kerja

intern dalam suatu perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan bisa

bertahan jika hubungan kerja di dalam perusahaan tidak dilandasi oleh

prinsip kejujuran. Pemilik perusahaan selalu menipu karyawan dengan

memotong gaji mereka tanpa alasan yang jelas. Atau sebaliknya, karyawan

selalu melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan dengan

mengambil barang-barang milik perusahaan. Perusahaan akan hancur jika

suasana kerja penuh dengan tipu-menipu seperti itu. Dapat dikatakan,

prinsip kejujuran justru merupakan inti dan kekuatan dari perusahaan.

Ketiga alasan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa prinsip kejujuran

adalah prinsip yang sangat penting dan diperlukan bagi para pelaku bisnis

yang menginginkan bisnisnya sukses dan bertahan lama.

2016 15

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

iii. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sama

sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional

objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan yang

dikatakan oleh Adam Smith mengenai prinsip keadilan. Keraf mengutip

Adam Smith menyatakan bahwa prinsip paling pokok dari keadilan adalah

prinsip tidak merugikan orang lain (prinsip no harm), khususnya tidak

merugikan hak dan kepentingan orang lain.

Dasar dari prinsip ini adalah penghargaan atas harkat dan martabat

manusia beserta hak-hak yang melekat pada diri manusia. Menurut Adam

Smith prinsip no harm adalah prinsip paling minim dan paling pokok yang

harus ada yang memungkinkan kehidupan dan interaksi sosial manusia

bisa bertahan . Tanpa prinsip paling minim ini, interaksi sosial apa pun tidak

akan terjalin atau terjamin kelangsungannya. Karena, tidak akan ada orang

yang mau menjalin interaksi sosial dengan siapa pun yang tidak bisa

menahan diri untuk tidak merugikan hak dankepentingan orang lain.

Prinsip no harm ini pun berlaku dalam bidang kegiatan ekonomi dan

bisnis. Menurut Adam Smith prinsip ini merupakan tuntutan dasar dan

sekaligus niscaya (the necessary principle) bagi kegiatan bisnis . Tanpa

prinsip ini sulit diharapkan akan dapat terwujud kegiatan bisnis yang baik

dan etis. Hal ini berarti, dalam kegiatan bisnis tidak boleh ada pihak yang

dirugikan hak dan kepentingannya, baik sebagai karyawan, pemasok,

penyalur, konsumen, investor, maupun masyarakat luas. Semua pihak

dalam relasi bisnis apapun tidak boleh saling merugikan satu sama lain.

Karena begitu ada pihak tertentu yang merugikan pihak lainnya, tentu tidak

akan ada pelaku bisnis yang mau menjalin relasi bisnis dengan pihak

tersebut.

iv. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)

Prinsip keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan

kepentingannya, maka prinsip saling menguntungkan secara positif

menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling 2016 16

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi

hakikat dan tujuan bisnis. Tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah untuk

memperoleh keuntungan. Produsen ingin agar banyak orang membeli atau

menggunakan produk-produknya. Konsumen ingin mendapatkan barang

dan jasa yang menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas yang baik.

Karena itu bisnis memang seharusnya dijalankan dengan saling

menguntungkan, menguntungkan produsen dan sekaligus juga

menguntungkan konsumen. Dengan kata lain, prinsip saling

menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga

menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan bisnis

tersebut.

v. Prinsip integritas moral

Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri

pelaku bisnis agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama

baiknya dan nama baik perusahaannya. Prinsip ini mengandung sebuah

imperatif moral yang berlaku bagi diri pelaku bisnis dan perusahaannya

untuk berbisnis sedemikian rupa agar tetap menjadi yang paling unggul dan

tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan

dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi

yang terbaik dan dibanggakan. Hal tersebut tercermin dalam seluruh

perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak di dalam

perusahaan maupun pihak di luar perusahaan.

J. The Rule of Organizational Culture

Budaya organisasi adalah perilaku manusia yang merupakan bagian

dari suatu organisasi dan makna bahwa orang-orang melekat pada

tindakan mereka. Budaya mencakup nilai-nilai organisasi, visi, norma,

bahasa kerja, sistem, simbol, keyakinan dan kebiasaan. Itu juga

merupakan pola perilaku kolektif tersebut dan asumsi yang diajarkan

kepada anggota organisasi baru sebagai cara mempersepsi, dan bahkan

berpikir dan merasa. Budaya organisasi mempengaruhi cara orang dan

2016 17

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 19: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

kelompok berinteraksi satu sama lain, dengan klien, dan dengan para

pemangku kepentingan.

Manajer berperan sangat penting dalam membangun nilai-nilai dan standar

dalam perusahaan. Manajer menjadi model dalam bertingkah laku etis

yang akan diikuti oleh karyawan di bawahnya. Jika manajer bertindak tidak

etis maka karyawan di bawahnya juga tidak akan bertindak etis.

K. Ethics Ombudsman

Ombudsman adalah seorang pejabat atau badan yang bertugas

menyelidiki berbagai keluhan masyarakat.

Kegiatan dan fungsi yang paling sering dilakukan oleh ombudsman

termasuk, namun tidak terbatas pada :

• Mendengarkan dan memahami masalah namun tetap netral terhadap

fakta-fakta . Ombudsman tidak mendengarkan menilai atau memutuskan

siapa yang benar atau salah Ombudsman mendengarkan untuk memahami

masalah dari perspektif individu . Ini merupakan langkah penting dalam

mengembangkan opsi untuk resolusi .

• Membantu dalam reframing isu dan mengembangkan dan membantu

individu mengevaluasi pilihan . Ini membantu individu mengidentifikasi

kepentingan berbagai pihak dalam isu-isu dan membantu upaya fokus

pada opsi potensial untuk memenuhi kepentingan-kepentingan .

• Panduan atau pelatih individu untuk berhubungan langsung dengan pihak

lain , termasuk penggunaan sumber daya resolusi resmi organisasi .

Ombudsman sering berusaha untuk membantu individu meningkatkan

keterampilan mereka dan keyakinan mereka dalam menyuarakan

keprihatinan mereka secara langsung .

• Mengacu individu untuk sumber daya yang tepat resolusi . Ombudsman

dapat merujuk individu untuk satu atau lebih sumber daya organisasi formal

2016 18

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 20: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

yang berpotensi dapat mengatasi masalah tersebut .

• Membantu dalam isu-isu permukaan saluran resolusi formal. Ketika

seorang individu tidak mampu atau tidak mau ke permukaan perhatian

langsung , ombudsman dapat membantu dengan membantu memberikan

suara kepada keprihatinan dan / atau menciptakan kesadaran akan

masalah di antara pengambil keputusan yang tepat dalam organisasi .

• Memfasilitasi proses penyelesaian informal. Ombudsman dapat

membantu untuk menyelesaikan masalah antara pihak melalui berbagai

jenis mediasi informal.

• Mengidentifikasi masalah dan peluang untuk perubahan sistemik untuk

organisasi baru . Posisi unik ombudsman berfungsi untuk memberikan

informasi tanpa filter yang dapat menghasilkan wawasan untuk masalah

dan resolusi . Ombudsman merupakan sumber deteksi dan peringatan dini

dari isu-isu baru dan sumber saran perubahan sistemik untuk memperbaiki

proses yang ada .

Jadi secara garis besar “ Ethics Ombudsman “ yaitu Sebuah Etika yang

memediasi penyelesaian yang adil, terutama antara pihak yang dirugikan

seperti konsumen atau mahasiswa dan lembaga atau organisasi.

Seorang manajer bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan dan

mengajarkan standar-standar etika kepada semua karyawan dan

memonitor kesesuaiannya dengan standar itu. Dengan membuat budaya

etis dalam organisasi, membuat seluruh anggota dapat melakukan tindakan

secara etis. Ethics Ombudsman dapat menjadi petunjuk ketika anggota

organisasi tidak yakin apakah tindakannya etis atau tidak.

L. Stakeholders dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2016 19

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 21: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

a. Definisi Stakeholders

Stakeholder perusahaan adalah pihak yang dapat mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan. Konsep

stakeholder pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum internal

1963 di Stanford Research lembaga. Ini didefinisikan pemangku

kepentingan sebagai ” kelompok-kelompok yang tanpa dukungan

organisasi akan berhenti untuk eksis." Teori ini kemudian dikembangkan

dan diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada 1980-an. Sejak itu telah

mendapat penerimaan luas dalam praktek bisnis dan teori yang berkaitan

dengan manajemen strategis, tata kelola perusahaan, tujuan bisnis dan

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Pengertian stakeholder dari buku "Rhenald Kasali  Manajemen 

Public Relations halam 63 " sebagi berikut: "Stakeholders adalah setiap

kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai

peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula

setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis

manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas

berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan

perusahaan." .

Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun

berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk

bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan sedangkan

hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya bersifat

transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang

bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk

menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan juga

berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan external

stakeholders.

2016 20

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 22: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

b. Stakeholder dan Tanggung Jawab SosialTanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social

Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya

perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,

karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala

aspek operasional perusahaan.. CSR berhubungan erat dengan

“pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan

keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya

keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi

sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Pengertian tanggung jawab social perusahaan atau CSR sangat

beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak

hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi

untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga,

dan berkelanjutan.

Dengan menunjukkan tanggung jawab sosial, membantu perusahaan

untuk memiliki reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik dapat

meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk memperoleh

sumber daya dari stakeholder, meningkatkan keuntungan dan kemakmuran

pemegang saham.

Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial seperti

menyediakan pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas

kehidupan akan meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat

penganguran akan relatif rendah.

Perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan sosial

(social setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi

stakeholder serta mendudukkannya dalam kerangka kebijakan dan

pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian

tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan kelangsungan

usaha.

2016 21

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 23: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

c. Jenis Stakeholders :1.   Orang-orang yang akan dipengaruhi oleh usaha dan dapat

mempengaruhi tapi yang tidak terlibat langsung dengan melakukan

pekerjaan.

2.   Di sektor swasta, orang-orang yang (atau mungkin) terpengaruh oleh

tindakan yang diambil oleh sebuah organisasi atau kelompok. Contohnya

adalah orang tua, anak-anak, pelanggan, pemilik, karyawan, rekan, mitra,

kontraktor, pemasok, orang-orang yang terkait atau terletak di dekatnya.

Setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau yang

dipengaruhi oleh pencapaian tujuan kelompok.

3.   Seorang individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam

sebuah kelompok atau kesuksesan organisasi dalam memberikan hasil

yang diharapkan dan dalam menjaga kelangsungan hidup kelompok atau

produk organisasi dan / atau jasa. Stakeholder pengaruh program, produk,

dan jasa.

4.   Setiap organisasi, badan pemerintah, atau individu yang memiliki

saham di atau mungkin dipengaruhi oleh pendekatan yang diberikan

kepada regulasi lingkungan, pencegahan polusi, konservasi energi, dll

5.   Seorang peserta dalam upaya mobilisasi masyarakat, yang mewakili

segmen tertentu dari masyarakat. Anggota dewan sekolah, organisasi

lingkungan, pejabat terpilih, kamar dagang perwakilan, anggota dewan

penasehat lingkungan, dan pemimpin agama adalah contoh dari

stakeholder lokal.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) potensi konflik kepentingan bisa

terjadi di antara pihak-pihak yang berhubungan seperti antara pemegang

saham dengan manajer perusahaan (agency costs of equity) atau antara

pemegang saham dengan kreditur (agency costs of debt). Menurut mereka

agency cost itu meliputi tiga hal, yaitu monitoring costs, bonding costs dan

2016 22

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 24: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

residual loss. Monitoring costs merupakan pengeluaran yang dibayar oleh

prinsipal untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen agar

tidak menyimpang. Biaya ini timbul karena adanya ketidakseimbangan

informasi antara prinsipal dan agen. Dalam situasi tertentu, agen

memungkinkan untuk

membelanjakan sumber daya perusahaan (bonding costs) untuk menjamin

bahwa agen tidak akan bertindak yang dapat merugikan prinsipal atau

untuk meyakinkan bahwa prinsipal akan memberikan kompensasi jika dia

benar-benar melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi masih bisa terjadi

perbedaan antara keputusan- keputusan agen dengan keputusan-

keputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan agen.Nilai uang

yang ekuivalen dengan pengurangan kesejahteraan yang dialami prinsipal

disebut dengan residual loss.

d. Pendekatan Stakeholder Dalam Etika BisnisPada umumnya ada dua kelompok stakeholders, yaitu kelompok

primer dan kelompok sekunder . Kelompok primer adalah ‘pihak di mana

tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’,

kelompok ini terdiri atas pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan,

pemasok, penyalur, dan konsumen. Sedangkan kelompok sekunder adalah

pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka

tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting

untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ terdiri dari pemerintah setempat

pemerintah asing, media massa, kelompok sosial, masyarakat setempat,

serta masyarakat pada umumnya.

Beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan ini diantaranya:

Menggunakan pendapat para pemangku kepentingan yang paling

kuat untuk membentuk tujuan dari organisasi atau proyek pada

tahap awal. Hal ini tidak hanya memberikan dukungan terhadap

organisasi atau tujuan lebih dari itu dapat dapat meningkatkan

kualitas dari hasil yang ditetapkan dalam rencana.

Mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan yang kuat

untuk membantu memenangkan lebih banyak sumber daya – hal ini

2016 23

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 25: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

akan lebih mengoptimalkan kinerja dalam mencapai tujuan.

Membangun strategi komunikasi dengan para pemangku

kepentingan sejak awal secara intensif untuk memastikan bahwa

mereka memahami apa yang harus dilakukan dan memahami

manfaat dari organisasi atau proyek yang dilaksanakan – hal ini

berarti mereka dapat mendukung tujuan organisasi secara aktif jika

di perlukan.

Mengantisipasi reaksi dari masyarakat terhadap keberadaan

organisasi atau proyek yang akan dilaksanakan dan

mengintegrasikan dalam skema perencanaan untuk mendapatkan

dukungan dari mereka.

e. Bagaimana melakukan Analisis Pemangku Kepentingan

Secara umum praktek pemetaan pemangku kepentingan di awali

dengan mengidentifikasi siapa saja orang atau pihak yang berkepentingan

dan berpengaruh terhadap organisasi atau proyek yang diusulakan.

Langkah berikutnya bekerja di luar kekuasaan mereka, pengaruh dan

kepentingan, sehingga Anda tahu kepada siapa harus fokus. Langkah

terakhir mengembangkan pemahaman secara komprehensif tentang

stakeholder yang paling penting agar Anda tahu bagaimana mereka akan

merespon, dan sehingga Anda bisa mengetahui bagaimana untuk

memenangkan dukungan mereka – Anda dapat merekam analisis ini pada

peta pemangku kepentingan. Setelah Anda melakukan analisis dengan

menggunakan alat bantu ini masukkanlah dalam perencanaan untuk

menentukan strategi pelibatan mereka dan menentukan cara yang paling

tepat bagaimana Anda akan berkomunikasi dengan masing-masing

pemangku kepentingan yang telah teridentifikasi.

Berikut langkah-langkah dalam melakukan Analisis pemangku kepentingan:

Langkah 1. Mengidentifikasi StakeholderLangkah pertama dalam analisis stakeholder Anda adalah untuk

bertukar pikiran yang stakeholder Anda. Sebagai bagian dari ini,

memikirkan semua orang yang terpengaruh oleh pekerjaan Anda, yang 2016 24

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 26: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

memiliki pengaruh atau kekuasaan di atasnya, atau memiliki kepentingan

dalam kesimpulannya sukses atau gagal. Dalam membangun setiap peta

pemangku kepentingan dengan mengembangkan daftar katagori dari

orang, organisasi, lembaga atau pihak lainnya yang memiliki

bekepentingan terhadap organisasi atau tujuan Anda. Setelah daftar adalah

cukup lengkap itu kemudian memungkinkan untuk menetapkan prioritas

dalam beberapa cara, kemudian menerjemahkan stakeholder ‘prioritas

tertinggi’ ke tabel atau gambar. Daftar potensi pemangku kepentingan

untuk setiap kegiatan tentunya akan melebihi waktu yang tersedia untuk

menganalisis termasuk kemampuan alat yang digunakan untuk memetakan

sesuai kebutuhan informasi yang ada. Tantangannya agar Anda tetap

fokus pada pemangku kepentingan yang benar-benar sesuai dan memiliki

tingkat kepentingan terhadap organisasi sebagai bagian dari komunitas

khusus atau berorientasi terhadap tujuan proyek sehingga memudahkan

dalam memvisualisasikan.

Tabel di bawah menunjukkan beberapa pemangku kepentingan yang

mungkin terlibat dalam organisasi atau proyek :

 

 

Perlu diperhatikan meskipun pemangku kepentingan mungkin

menatasnamakan organisasi dan orang-orang yang berkepentingan baik

langsung maupun tidak langsung, namun pada akhirnya yang perlu Anda

lakukan adalah berkomunikasi dengan orang, Pastikan bahwa Anda

mengidentifikasi pemangku kepentingan secara individu yang benar dalam

sebuah organisasi pemangku kepentingan.

Langkah 2. Prioritaskan Stakeholder AndaPada tahapan ini Anda telah memiliki daftar panjang

organisasi/lembaga atau orang-orang yang dipengaruhi oleh organisasi

atau pekerjaan Anda. Beberapa mungkin memiliki kekuatan baik untuk

menghambat atau mendorong kinerja organiasasi. Beberapa mungkin 2016 25

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 27: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

tertarik dengan apa yang direncanakan atau dilaksanakan oleh organisasi

atau apa yang Anda lakukan, sebagian lainnya mungkin tidak peduli.

Lakukan pemetaan secara mendalam terhadap pemangku kepentingan

tentang kekuatan/kepentingan dalam sebuah geradi atau kisi-kisi seperti

pada gambar, dan mengklasifikasikan para pemangku kepentingan dengan

peran dan kontribusi mereka atas tujuan organisasi serta ketertarikan pada

pekerjaan yang Anda lakukan. Lakukan pengujian dengan meletakkan

masing-masing pemangku kepentingan berdasakan pengaruh dan

kekuatan. Misalnya, atasan Anda cenderung memiliki kekuatan yang tinggi

dan pengaruh dan harapan yang tinggi terhadap pekerjaan Anda. Keluarga

Anda juga mungkin memiliki harapan yang tinggi, tetapi tidak mungkin

memiliki kekuatan atas pekerjaan Anda.

Selanjutnya lakukan analisis dengan memposisikan pemangku kepentingan

(orang/organisasi/lembaga) dalam geradi tersebut untuk membantu Anda

bertindak terhadap posisi mereka:

Kekuatan Tinggi, orang tertarik: orang-orang yang benar-benar

harus terlibat dan membuat upaya besar agar mereka puas terlibat

dalam organisasi atau bisnis yang Anda pimpin.

Kekuatan Tinggi, orang kurang tertarik: menempatkan dalam posisi

untuk tetap bekerja dengan menjaga kepuasan mereka, tetapi tidak

terlalu banyak sehingga mereka menjadi bosan dengan rencana dan

komunikasi yang Anda buat.

2016 26

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 28: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Kekuatan rendah, orang-orang tertarik: menjaga orang-orang ini

dengan memberikan cukup banyak informasi, dan berbicara dengan

mereka untuk memastikan bahwa tidak ada masalah besar yang

timbul dikemudian hari. Orang-orang ini sangat membantu terhadap

sukses organisasi dan rincian proyek Anda.

Kekuatan rendah, orang kurang tertarik: sekali lagi, memantau

orang-orang ini, tapi jangan bosan mereka untuk selalu

berkomunikasi secara wajar tidak berlebihan.

Langkah 3. Memahami Stakeholder Kunci AndaPada langkah ini Anda diarahkan untuk memahami lebih dalam

pemangku kepenitingan kunci yang terlibat dalam pekerjaan atau bisnis

Anda. Masing-masing orang atau organisasi perlu dinilai sejauhmana

respon atau reaksi terhadap proyek, dan bagaimana mereka terlibat dan

memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pekerjaan Anda. Disamping

itu, Anda juga perlu memahami cara terbaik untuk melibatkan mereka

dalam proyek Anda serta membangun komunikasi efektif dengan mereka.

Pertanyaan kunci yang dapat membantu Anda memahami stakeholder

Anda diantaranya:

Apa kepentingan finansial atau emosional yang mereka miliki dari

hasil pekerjaan Anda? Apakah positif atau negatif?

Apa yang memotivasi mereka yang paling penting?

Informasi apa yang mereka inginkan dari Anda?

Bagaimana mereka ingin menerima informasi dari Anda?

Apa cara terbaik untuk berkomunikasi pesan Anda kepada mereka?

Apa pendapat mereka saat ini pekerjaan Anda? Apakah

berdasarkan informasi yang baik?

Siapa yang mempengaruhi pendapat mereka secara umum, dan

yang mempengaruhi pendapat mereka tentang Anda?

Jika mereka tidak mungkin untuk menjadi positif, apa yang akan

dimenangkan dari mereka untuk mendukung Anda?

Jika Anda tidak berpikir Anda akan dapat memenangkan mereka,

bagaimana Anda akan mengelola sikap oposisi mereka?

2016 27

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 29: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Siapa lagi yang mungkin dipengaruhi oleh pendapat mereka?

Apakah orang-orang ini menjadi pemangku kepentingan dalam

memperjuangkan hak mereka sendiri?

Cara yang cukup efektif untuk menjawab pertanyaan diatas dengan

melakukan komunikasi intensif untuk berbicara secara langsung dengan

pemangku kepentingan. Biasanya ketika Anda berbicara langsung, orang

cenderung untuk terbuka terbuka tentang pandangan mereka, dan meminta

pendapat dari masyarakat. Berkomunikasi informal seringkali merupakan

langkah pertama dalam membangun sebuah hubungan yang sukses

dengan para pemangku kepentingan.

Buatlah catatan penting berupa rangkuman atas pemahaman yang

Anda dapatkan pada saat melakukan pemetaan pemangku kepentingan,

sehingga Anda dapat dengan mudah melihat dimana para pemangku

kepentingan yang akan bertindak sebagai blocker atau kritikus, dan yang

cenderung pendukung. Salah satu teknik yang dapat digunakan dengan

memberikan kode warna pada saat memvisualisasikan kekuatan dan

repson mereka. Misalnya menampilkan pemangku kepentingan

pendukungnya dengan menggunakan warna hijau, blocker dan kritikus

warna merah, dan orang lain yang netral dengan warna putih.

Catatan Penting:

2016 28

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 30: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Memahami pemangku kepentingan sebagai salah satu pekerjaan

pentinga yang Anda lakukan dalam organisasi atau bisnis akan

membangun dukungan terhadap rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.

Anda akan mempengaruhi banyak orang atau pemangku kepentingan yang

memiliki kekuatan dan pengaruh yang tinggi. Beberapa orang memiliki

kekuatan untuk merusak proyek Anda dan posisi Anda. Orang lain mungkin

menjadi pendukung kuat dari pekerjaan Anda. Oleh karena itu kemampuan

berkomunikasi dan menjalin hubungan personal menjadi penting untuk

Anda kuasai.

Mengelola pemangku kepentingan adalah proses dimana Anda

mengidentifikasi stakeholder kunci dan memenangkan dukungan mereka.

Analisis pemangku kepentingan merupakan tahap awal, di mana Anda

mengidentifikasi dan mulai untuk memahami siapa saja orang-orang yang

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan

mampu mendorong perubahan secara signiifikan.

Brainstorming bersama para pemangku kepentingan Anda untuk menggali

informasi dan emenentukan prioritas mereka atas kapasitas dan

kepentingan, Tahap terakhir Anda berusaha untuk mendapatkan

pemahaman tentang apa yang memotivasi para pemangku kepentingan

Anda dan bagaimana Anda harus menang mereka di sekitar.

2016 29

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 31: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

Daftar Pustaka1. Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

2. Bambang, Kusriyanto. 1986. Meningkatkan Produktifitas Karyawan.

Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo

3. Bygrave, William D.1984. Entrepreneurship. Dover, MA: Lord

Publishing.

4. Dadang, Suherman. 2000. Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha

Agrobisnis. Jakarta: Ditjen Industri Primer dan Pemasaran Hasil

Pertanian dan Kehutanan.

5. Drucker, Peter F. 1996. Inovasi dan Kewirausahaan. Jakarta:

Erlangga.

6. Iskandar, Sali. 1990. Pengantar Praktis Kewirausahaan. Bandung: Al

Ghifari

7. Kupioradi, Rambat dan Jero Wacik. 1998. Wawasan

Kewirausahaan. Jakarta : penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

8. Setawan, Yoc.1993. Strategi Efektif Berwirausaha. Jakrta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

2016 30

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 32: Modul Seri : 3 · Web viewMODUL PERKULIAHAN PENGANTAR BISNIS Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Stakeholder Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen

9. Drs.Muhammad,M.Ag dan R.Lukman Fauroni,M.Ag , visi al-quran

tentang etika dan bisnis.

10.Pengertian stakeholder dari buku "Rhenald Kasali  Manajemen 

Public Relation

11.A. Sonny Keraf, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya,

(Yogyakarata: Penerbit Kanisius, 1998)

12.K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

2000)

2016 31

Pengantar BisnisPusat Bahan Ajar dan eLearning

Yanto Ramli, SS, MM http://www.mercubuana.ac.id