Etika Dan Stakeholder Karyawan

25
ETIKA DAN STAKEHOLDER KARYAWAN Oleh: Kelompok VII Dicky Pratama ( 105030300111045 ) Dermonto Siburian ( 105030300111023 ) Wigih Sarono ( 105030300111063 ) PROGRAM STUDI BISNIS INTERNASIONAL

Transcript of Etika Dan Stakeholder Karyawan

Page 1: Etika Dan Stakeholder Karyawan

ETIKA DAN STAKEHOLDER KARYAWAN

Oleh:

Kelompok VII

Dicky Pratama ( 105030300111045 )

Dermonto Siburian ( 105030300111023 )

Wigih Sarono ( 105030300111063 )

PROGRAM STUDI BISNIS INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: Etika Dan Stakeholder Karyawan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, penulis

tidak akan mungkin menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar

para pembaca dapat memahami konsep dari Etika dan Stakeholder Karyawan. Dalam

penyusunan makalah ini, penulis telah menghadapi berbagai hambatan. Baik itu yang

datang dari diri penulis maupun dari luar. Untuk itu penulis menghanturkan terima

kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah

ini.

Makalah ini dapat dibaca untuk umum, terutama bagi mahasiswa yang

mengambil mata kuliah etika bisnis. Dengan kata lain, pembaca dapat lebih mudah

memahami isi makalah ini dengan bahasa yang digunakan oleh penulis.

Harus diakui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, dimohon kritik

dan saran dapat langsung disampaikan kepada penulis.

Malang, Maret 2011

Penulis

Page 3: Etika Dan Stakeholder Karyawan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan organisasi menyentuh berbagai karakteristik yang problematis

dari organisasi bisnis : pengasingan yang dialami oleh karyawan, pekerjaan yang

monoton, perasaan tertekan yang muncul karena masalah otoritas, tanggung

jawab yang harus diterima manajer, taktik kekuasaan, tekanan yang dialami oleh

bawahan oleh karena atasan yang sewenang-wenang.

Munculnya masalah dan pertanyaan tentang batas-batas moral serta

perilaku etis serta tidak etis dalam kehidupan seringkali seing ditemui belakangan

ini sehingga materi ini yang memaparkan dan menjelaskan apa kewajiban

daripada seorang karyawan, hak daripada karyawan dan kewajiban serta hak

perusahaan perlu dibahas lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi rasional?

2. Apa saja yang menjadi kewajiban karyawan?

3. Apa saja yang menjadi kewajiban perusahaan?

4. Apa saja yang menjadi hak karyawan?

Page 4: Etika Dan Stakeholder Karyawan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Rasional

Koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas sejumlah individu untuk

mencapai tujuan eksplisit bersama, melalui pembagian tenaga kerja dan fungsi

dan melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.

Jika suatu organisasi dilihat dengan cara seperti itu, maka sebagian besar realita

dasar organisasi merupakan hierarki otoritas formal yang diidentifikasikan dalam

bagan organisasional yang mewakili berbagai jabatan resmi dan garis

kewenangan dalam organisasi. Model organisasi rasional mengasumsikan bahwa

sebagian besar informasi dikumpulkan dari tingkat operator, naik melewati

sejumlah tingkat manajemen formal, yang masing-masing mengumpulkan

informasi serupa, sampai akhirnya mencapai manajemen tertinggi. Berdasarkan

informasi ini, manajer tertinggi membuat keputusan tentang kebijakan-kebijakan

umum, yang selanjutnya diturunkan melalui hierarki formal dan diperjelas dalam

setiap tingkat manajerial sampai menjangkau tingkat operator dalam bentuk

instruksi kerja yang mendetail. Keputusan-keputusan semacam ini didesain untuk

mencapai tujuan-tujuan ekonomi umum seperti efisiensi, produktivitas,

keuntungan, pengembalian, investasi maksimum, dan sebagainya. Tujuan

ditetapkan oleh individu-individu yang menduduki jabatan tertinggi dalam

hierarki otoritas yang dianggap memiliki hak yang sah untuk membuat keputusan

semacam itu.

Model ini mengasumsikan pegawai sebagai agen yang secara bebas dan

sadar telah setuju untuk menerima otoritas formal organisasi dan berbagai dan

berusaha meraih tujuan organisasi dan sebagai gantinya mereka memperoleh

dukungan dalam bentuk gaji dan kondisi kerja yang baik. Perjanjian kontraktual

ini mengikat masing-masing pegawai ke dalam organisasi dengan cara

mendefinikan secara formal kewajiban-kewajiban setiap pegawai dan jangkauan

otoritasnya. Dari perjanjian kontraktual, pegawai menerima tanggung jawab

moral untuk mematuhi atasan dalam usaha mencapai tujuan organisasi,

selanjutnya, organisasi jugs memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan

Page 5: Etika Dan Stakeholder Karyawan

dukungan ekonomi pada para pegawai seperti yang telah dijanjikan.

Tanggung jawab etis dasar yang muncul dari aspek-aspek “rasional” organisasi

difokuskan pada dua kewajiban moral yaitu :

a. Kewajiban pegawai untuk mematuhi atasan dalam organisasi, mencapai

tujuan-tujuan organisasi, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang

mengancam tujuan tersebut

b. Kewajiban atasan untuk memberikan gaji yang adil dan kondisi kerja yang

baik. Kewajiban-kewajiban ini selanjutnya ditetapkan melalui garis otoritas

formal organisasi dan melalui perjanjian-perjanjian yang menetapkan secara

khusus kewajiban pegawai serta kondisi kerja mereka.

2.2 Kewajiban Pegawai Terhadap Perusahaan

Kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan

perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan

tersebut seperti bersikap tidak etis dan berusaha meraih kepentingan sendiri. Ada

sejumlah situasi di mana pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk mencapai

tujuan perusahaan. Pegawai melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya

“konflik kepentingan”, mencuri dari perusahaan, atau menggunakan jabatannya

sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan dari orang lain dengan melakukan

penerasan atau suap.

1. Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan muncul saat seorang pegawai atau penjabat suatu

perusahaan melaksanakan tugasnya, namun pegawai tersebut memiliki

kepentingan-kepentingan pribadi terhadap hasil dari pelaksanaan tugas tersebut

yang :

a. Mungkin bertentangan dengan kepentingan perusahaan

b. Cukup substansial sehingga kemungkinan mempengaruhi penilaiannya

sehingga tidak seperti yang diharapkan perusahaan. Konflik kepentingan muncul

saat kepentingan pribadi pegawai mendorongnya melakukan tindakan yang

mungkin bukan merupakan tindakan yang terbaik bagi perusahaan.

Konflik kepentingan juga bisa muncul apabila penjabat atau pegawai suatu

perusahaan juga bekerja atau menjadi konsultan perusahaan luar yang menjadi

rekan pesaing perusahaan yang pertama. Konflik kepentingan bisa bersifat aktual

Page 6: Etika Dan Stakeholder Karyawan

atau potensial. Konflik kepentingan aktual terjadi saat seseorang melaksanakan

lewajiban dalam suatu cara yang mengganggu perusahaan dan melakukannya

demi kepentingan pribadi. Konflik kepentingan potensial terjadi saat seseorang

karena didorong oleh kepentingan pribadi, bertindak salam suatu cara yang

merugikan perusahaan

Konflik kepentingan aktual menjadi tidak etis karena bertentangan dengan

perjanjian kontrak bahwa seorang pegawai bebas memilih saat menerima

pekerjaan dari suatu perusahaan. Melanggar hubungan kontraktual berarti

melanggar hak dan kewajiban yang telah ditetapkan dalam kontrak. Konflik

kepentingan potensial bisa etis ataupun tidak etis tergantung pada kemungkina di

mana penilaian pegawai dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan yang saling

bertentangan. Ada dua jenis situasi dan aktivitas yang perlu mendapat perhatian :

a. Suap dan pemerasan komersial. Suap komersial adalah sesuatu yang

diinginkan kepada seorang pegawai oleh orang dari luar perusahaan

dengan tujuan agar saat pegawai melakukan transaksi bisnis dengannya

pegawai tersebut akan melakukan sesuatu yang menguntungakan

baginya.

b. Pemberian. Menerima pemberian bisa menjadi etis ataupun tidak etis.

Pemberian dari seseorang secara Cuma-Cuma dan atanpa ada syarat

dikatakan etis.

2. Pencurian Pegawai dan Komputer

Tindakan pegawai yang mencari keuntungan pribadi dengan

menggunakan sumber daya perusahaan tanpa persetujuan pemilik yang sah

dapat dikatakan sebagai pencurian. Macam-macam bentuk pencurian :

a. Pencurian komputer. Yang dikatakan dengan pencurian komputer

yaitu mengcopy program-program komputer perusahaan, menyalin

data-data komputer perusahaan, menggunakan komputer tidak pada

saat jam kerja.

b. Rahasia perdagangan. Rahasia perdagangan terdiri dari informasi

publik yang :

- Menyangkut aktivitas, teknologi, perencanaan, kebijakan, dan

catatan suatu perusahaan.

- Hak paten yang dimiliki perusahaan.

Page 7: Etika Dan Stakeholder Karyawan

- Langkah-langkah pengamanan, perjanjian kontraktual, serta

perintah eksplisit.

Hal-hal di atas jika diketahui oleh pesaing maka akan mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk bersaing secara komersial.

3. Insider Trading

Insider trading adalah suatu tindakan menjual dan membeli saham

perusahaan berdasarkan informasi dari orang dalam perusahaan. Insider

trading adalah ilegal karena tidak etis dan orang yang melakukannya berarti

mencuri informasi dan memperoleh keuntungan yang tidak adil dari

anggota masyarakat lain.

2.3 Kewajiban Perusahaan Terhadap Pegawai

Kewajiban perusahaan terhadap pegawai diantaranya :

1. Gaji

Dari sudut pandang pegawai gaji adalah sarana untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya.

Sedangkan, dari sudut pandang perusahaan gaji adalah biaya yang harus

ditekan dalam rangka menekan biaya produksi sehingga harga produk bisa

menjadi lebih murah dan tidak kalah bersaing.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan gaji adalah

sebagai berikut :

a. Gaji dalam industri dan wilayah tempat seseorang bekerja. Pasar kerja

setidaknya memberikan indikator kasar tentang gaji yang layak dan

cukup kompetitif. Selain itu biaya hidup di tiap-tiap wilayah tidaklah

sama sehingga perlu diperhitungkan dalam menentukan gaji karyawan.

b. Kemampuan perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan harus

diperhitungkan dalam menentukan gaji karyawan.

c. Sifat pekerjaan. Sejauh mana pekerjaan yang dilakukan karyawan itu

beresiko merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan

oleh perusahaan saat menentukan gaji karyawan.

d. Peraturan upah minimum. Upah minimum yang ditetapkan suatu wilayah

tertentu merupakan batas dasar gaji yang harus dipenuhi perusahaan.

Page 8: Etika Dan Stakeholder Karyawan

e. Kelayakan negosiasi gaji. Negosiasi yang dilakukan dengan karyawan

masalah gaji haruslah independen dan tanpa paksaan.

f. Biaya hidup lokal. Barang dan jasa yang diperlukan oleh individu

maupun keluarga berbeda-beda dari wilayah yang satu dengan wilayah

yang lain.

2. Kondisi Kerja

Kondisi kerja ada kaitannya dengan kesehatan dan keamanan serta

kepuasan kerja.

Kesehatan dan Keamanan

Jaminan kesehatan dan keamanan haruslah diberikan secara seimbang

dengan pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai. Kewajiban tersebut

diantaranya :

a. Perusahaan wajib menawarkan gaji yang merefleksikan relevansi resiko

resmi dalam pasar kerja yang serupa namun kompetitif.

b. Perusahaan wajib untuk memberikan program asuransi dalam rangkan

menjamin pegawai dari bahaya yang diketahui.

c. Perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang pekerjaan yang

dilakukan oleh karyawan dan menginformasikan bahaya serta resiko

pekerjaan tersebut.

Kepuasan Kerja

Ada beberapa determinan kepuasan kerja, diantaranya :

a. Arti yang dialami. Seseorang puas ketika dia melihat pekerjaannya

sebagai sesuatu yang penting.

b. Tanggung jawab yang dialami. Seseorang merasa puas ketika secara

pribadi ia merasa telah melakukan tanggung jawabnya terhadap

pekerjaannya.

c. Pengetahuan akan hasil. Seseorang merasa puas ketika dia menemui hasil

daripada pekerjaanya itu adalah memuaskan.

Untuk mempengaruhi ketiga determinan tersebut, pekerjaan haruslah

diperluas sepanjang lima dimensi berikut :

a. Keragaman keahlian. Tingkat dimana suatu pekerjaan mewajibkan

karyawan untuk melaksanakan aktivitas yang menantang keahlian dan

kemampuannya.

Page 9: Etika Dan Stakeholder Karyawan

b. Identitas tugas. Tingkat dimana suatu pekerjaan mewajibkan karyawan

untuk menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan dan melaksanakan

tugas dari awal hingga akhir dengan jelas.

c. Arti penting tugas. Tingkat dimana pekerjaan memiliki pengaruh

substansial dan dapat dipahami orang lain, baik dalam organisasinya

maupun dalam dunia pada umumnya.

d. Otonomi. Tingkat dimana pekerjaan memberikan kebebasan kepada

karyawan dalam usahanya merencanakan pekerjaan serta menentukan

seberapa baik ia akan melaksanakannya.

e. Umpan balik. Tingkat dimana seorang karyawan memperoleh informasi

tentang efektivitas usaha-usahanya.

2.4 Organisasi Politik

Bagi semua orang yang pernah bekerja di organisasi besar, struktur

berorientasi tujuan dan efisien yang diberikan dari model organisasi rasional

pada perusahaan bisnis mungkin akan terlihat agak tidak lengkap atau malah

tidak sesuai dengan kenyataan. Meskipun banyak perilaku dalam organisasi

sejalan dengan gambaran yang diberikan model rasional, namun sejumlah besar

perilaku organisasi tidak bisa dikatakan orientasi tujuan, efisiensi, maupun

rasional. Para pegawai dalam organisasi sering terlibat dalam berbagai intrik,

persaingan memperoleh sumber daya organisasi, membentuk kelompok kecil

yang saling bermusuhan, perlakuan pengawasan yang sewenang-wenang, berebut

memperoleh kesempatan memajukan karier, saling berdebat mengenai tujuan

organisasi yang sesungguhnya, serta berselisih tentang strategi untuk mencapai

tujuan tersebut.

Analisis politik akan organisasi yang akan kita lihat sekarang adalah

pandangan yang lebih mutakhir tentang organisasi dibanding analisis rasional.

Tidak seperti model rasional, model politik organisasi tidak hanya melihat pada

garis kewenangan (otoritas) dan komunikasi dalam organisasi ataupun

mengasumsikan bahwa semua perilaku organisasi secara rasional didesain untuk

mencapai suatu tujuan dan sasaran ekonomi seperti keuntungan atau

produktivitas. Namun sebaliknya, model politik melihat organisasi sebagai suatu

system yang terdiri dari sejumlah koalisi kekuatan yang saling bersaing, jalur

Page 10: Etika Dan Stakeholder Karyawan

pengaruh dan komunikasi formal dan informal yang terbentuk dari koalisi-koalisi

tersebut.

Dalam model politik, individu dilihat berkumpul membentuk koalisi yang

selanjutnya saling bersaing satu sama lain memperebutkan sumber daya,

keuntungan, dan pengaruh. Dengan demikian tujuan organisasi menjadi tujuan

yang dibentuk oleh koalisi yang paling kuat dan yang paling dominan.  Tujuan

tidak dibentuk oleh otoritas yang sah, namun ditetapkan melalui tawar menawar

antara berbagai koalisi. Realita dasar organisasi, menurut model ini, bukanlah

otoritas formal atau hubungan kontraktual, namun kekuasaan : kemampuan

individu ( atau kelompok individu ) untuk mengubah perilaku pihak lain menuju

cara yang diinginkan tanpa harus mengubah perilaku mereka sendiri menuju cara

yang tidak diinginkan. Satu contoh koalisi organisasi dan kekuatan nonformal

yang dapat dipakai, bahkan untuk mendesak otoritas formal, didapatkan dari

catatan tentang kehidupan dalam suatu lembaga pemerintah.

 

2.5 Hak Pegawai

Hak dari pegawai diantaranya :

1. Hak Privasi

Hak privasi adalah hak individu untuk menentukan apa, dengan siapa,

seberapa banyak informasi tentang dirinya yang boleh diketahui atau

diungkapkan kepada orang lain. Walaupun perusahaan secara hukum

diizinkan untuk mengawasi para pegawai yang menggunakan asset-asset

perusahaan, kinerja mereka, keterlibatan dalam kepentingan pribadi (yang

dapat merugikan perusahaan), perusahaan tetap harus memperhatikan hal

berikut :

a. Relevansi. Perusahaan harus membatasi penyelidilkan terhadap pegawai

yaitu hanya sebatas pada bidang-bidang yang bersangkutan langsung

dengan masalah yang dihadapi perusahaan.

b. Metode. Perusahaan perlu membedakan metode-metode penyelidikan

yang sifatnya biasa dan dapat diterima serta metode lainnya.

2. Kebebasan Suara Hati

Seorang karyawan bebas untuk tidak melakukan sesuatu yang

Page 11: Etika Dan Stakeholder Karyawan

dianggapnya salah sehingga perusahaan tidak boleh memaksa seorang

karyawan untuk melakukan suatu pekerjaan yang secara nurani

dianggapnya salah.

3. Whistle Blowing

Usaha yang dilakukan oleh karyawan atau mantan karyawan untuk

mengungkapkan kesalahan perusahaan. Orang yang melakukan tindakan

whistle blowing tersebut di sebut whistle blower. Whistle blowing bisa

bersifat internal dan eksternal. Dikatakan internal ketika karyawan hanya

melaporkan kepada petinggi perusahaan, dikatakan eksternal ketika adanya

keterlibatan pihak luar akibat tanggapan dari laporan karyawan kepada

pihak luar tersebut. Jadi apabila ada seorang karyawan atau mantan

karyawan yang melaporkan kegiatan perusahaan yang tidak etis kepada

pihak berwenang itu bukan merukapakn kesalahan sebatas :

a. Ada bukti yang kuat, jelas dan komprehensif.

b. Karyawan telah memalui proses whistle blowing internal.

c. Dapat dipastikan bahwa tindakan whistle blowing eksternal tersebut

dapat mencegah praktek tidak etis tersebut.

d. Pelanggaran etika yang dilakukan perusahaan cukup serius dan

merugikan kalayak banyak serta lebih buruk dibandingkan akibat

tindakan whistle blowing pada diri sesrorang, keluarganya dan pihak

lain.

Contoh kasus Jeffrey Wigand adalah seorang Whistle Blower yang sangat

terkenal di Amerika Serikat sebagai pengungkap sekandal perusahaan The

Big Tobbaco. Perusahaan ini tahu bahwa rokok adalah produk yang

addictive dan perusahaan ini menambahkan bahan carcinogenic didalam

ramuan rokok tersebut. Kita tahu bahwa carcinogenic adalah bahan

berbahaya yang dapat menimbulkan kanker. Yang perlu diingat bahwa

Whistle Blower tidak hanya pekerja atau karyawan dalam bisnis melainkan

juga anggota di dalam suatu institusi pemerintahan (Contoh Khairiansyah

adalah auditor di sebuah institusi pemerintah benama BPK). Didalam dunia

nyata yang mengalami pelanggran dalam hal hukum tidak hanya terjadi di

dalam perusahaan atau institusi pemerintahan yang dapat menimbulkan

Page 12: Etika Dan Stakeholder Karyawan

ancaman secara substansial bagi masyarakat akibat dari tindakan Whistle

Blowing.

Secara lengkapnya seorang whistle blower telah menyimpang dari

kepentingan perusahaan. Jika pengungkapan ternyata dilarang oleh hukum

atau diminta atas perintah eksekutif untuk tetap dijaga kerahasiannya maka

laporan seoarang whistle blower tidak dianggap berkhianat. Bagaimanapun

juga di amerika serikat tidak ada kasus dimana seorang whistle blower

diadili karena dianggap berkhianat . Terlebih lagi di dalam U.S federal

whistleblower statues, untuk dianggap sebagai seorang whistle blower

seorang pekerja harus secara beralasan yakin bahwa seseorang atau

institusi atau organisasi ataupun perusahaan telah melakukan tindakan

pelanggaran hukum.

4. Hak Untuk Berpartisipasi

Perusahaan harus memberikan peran bagi karyawan-karyawannya

dalam pengmbilan keputusan. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk

mewujudkan hal tersebut adalah :

a. Keputusan harus ditetapkan melalui proses diskusi yang menyeluruh dan

bebas bagi para pegawai.

b. Memberikan hak untuk membuat keputusan tentyang aktivitas-aktivitas

yang bersangkutan dengan pekerjaan mereka.

c. Mengizinkan pegawai turut serta dalam pengambilan keputusan besar

yang berpengaruh pada operasi perusahaan secara umum.

5. Hak Proses Yang Layak Dan PHK Sepihak

Proses yang layak mengacu kepada proses yang adil saat pembuat

keputusan menetapkan sanksi kepada karyawan. Proses yang layak

menjamin bahwa individu tidak diperlakukan secara sewenang-wenang,

tidak adil, kejam, dan juga menetapkan batasan moral atas pelaksanaan

kekuasaan atasan.

6. Hak Pegawai dan Penutupan Perusahaan

Meskipun penutupan perusahaan terkadang perlu, namun pihak

perusahaan juga harus menghargai hak-hak pegawai dan tidak merugikan

Page 13: Etika Dan Stakeholder Karyawan

mereka. Langkah-langkah yang dapak dilakukan untuk menekan pengaruh

yang merugikan bagi pegawai adalah :

a. Pemberitahuan sebelum pabrik ditutup.

b. Pemberian pesangon saat perusahaan dinyatakan tutup.

c. Jaminan kesehatan paling tidak ditanggung perusahaan selama satu

tahun.

d. Karyawan yang akan pensiun dalam waktu tiga tahun layak mendapatkan

uang pension.

e. Jika perusahaan memiliki anak perusahaan yang lain hendaknya

mentransfer karyawannya untuk bekerja di anak perusahaannya yang

lain.

f. Perusahaan bisa melakukan pelatihan kembali bagi karyawan yang

ditransfer.

g. Pemberian kesempatan bagi pegawai untuk turut serta dalam kesempatan

membeli perusahaan.

h. Perusahaan harus membayar pajak lokal selama lima tahun.

7. Hak Untuk Berserikat

Pegawai berhak untuk menjalin hubungan satu sama lain dan

membentuk serta menjalankan serikat pekerja untuk mencapai tujuan-

tujuan moral yang sah. Pekerja juga berhak melakukan pemogokan apabila

ada praktek tidak etis dari perusahaan.

Page 14: Etika Dan Stakeholder Karyawan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan :

1.Model Organisasi rasional mengasumsikan pegawai sebagai agen yang secara bebas

dan sadar telah setuju untuk menerima otoritas formal organisasi dan berbagai dan

berusaha meraih tujuan organisasi dan sebagai gantinya mereka memperoleh dukungan

dalam bentuk gaji dan kondisi kerja yang baik.

2.Dalam kewajiban pegawai terhadap perusahaan, kewajiban moral utama pegawai

adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan

yang mungkin mengancam tujuan tersebut seperti bersikap tidak etis dan berusaha

meraih kepentingan sendiri.

1. Konflik Kepentingan

2. Pencurian Pegawai dan Komputer

3. Insider Trading

3.Dalam menjalankan kewajiban perusahaan terhadap pegawai antara lain perusahaan

harus memenuhi :

1. Gaji

2. Kondisi Kerja

Kondisi kerja ada kaitannya dengan kesehatan dan keamanan serta kepuasan kerja.

4.Analisis politik akan organisasi yang akan kita lihat sekarang adalah pandangan yang

lebih mutakhir tentang organisasi dibanding analisis rasional. Tidak seperti model

rasional, model politik organisasi tidak hanya melihat pada garis kewenangan (otoritas)

dan komunikasi dalam organisasi ataupun mengasumsikan bahwa semua perilaku

organisasi secara rasional didesain untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran ekonomi

seperti keuntungan atau produktivitas

5. Hak dari pegawai diantaranya :

Page 15: Etika Dan Stakeholder Karyawan

1. Hak Privasi

Hak privasi adalah hak individu untuk menentukan apa, dengan siapa,

seberapa banyak informasi tentang dirinya yang boleh diketahui atau

diungkapkan kepada orang lain.

2. Kebebasan Suara Hati

Seorang karyawan bebas untuk tidak melakukan sesuatu yang

dianggapnya salah sehingga perusahaan tidak boleh memaksa seorang

karyawan untuk melakukan suatu pekerjaan yang secara nurani

dianggapnya salah.

3. Whistle Blowing

Usaha yang dilakukan oleh karyawan atau mantan karyawan untuk

mengungkapkan kesalahan perusahaan. Orang yang melakukan tindakan

whistle blowing tersebut di sebut whistle blower. Whistle blowing bisa

bersifat internal dan eksternal. Jadi apabila ada seorang karyawan atau

mantan karyawan yang melaporkan kegiatan perusahaan yang tidak etis

kepada pihak berwenang itu bukan merukapakn kesalahan sebatas :

a. Ada bukti yang kuat, jelas dan komprehensif.

b. Karyawan telah memalui proses whistle blowing internal.

c. Dapat dipastikan bahwa tindakan whistle blowing eksternal tersebut

dapat mencegah praktek tidak etis tersebut.

d. Pelanggaran etika yang dilakukan perusahaan cukup serius dan

merugikan kalayak banyak serta lebih buruk dibandingkan akibat

tindakan whistle blowing pada diri sesrorang, keluarganya dan pihak

lain.

4. Hak Untuk Berpartisipasi

Perusahaan harus memberikan peran bagi karyawan-karyawannya

dalam pengmbilan keputusan. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk

mewujudkan hal tersebut adalah :

a. Keputusan harus ditetapkan melalui proses diskusi yang menyeluruh dan

bebas bagi para pegawai.

b. Memberikan hak untuk membuat keputusan tentyang aktivitas-aktivitas

Page 16: Etika Dan Stakeholder Karyawan

yang bersangkutan dengan pekerjaan mereka.

c. Mengizinkan pegawai turut serta dalam pengambilan keputusan besar

yang berpengaruh pada operasi perusahaan secara umum.

5. Hak Proses Yang Layak Dan PHK Sepihak

Proses yang layak mengacu kepada proses yang adil saat pembuat

keputusan menetapkan sanksi kepada karyawan. Proses yang layak

menjamin bahwa individu tidak diperlakukan secara sewenang-wenang,

tidak adil, kejam, dan juga menetapkan batasan moral atas pelaksanaan

kekuasaan atasan.

6. Hak Pegawai dan Penutupan Perusahaan

Meskipun penutupan perusahaan terkadang perlu, namun pihak

perusahaan juga harus menghargai hak-hak pegawai dan tidak merugikan

mereka. Langkah-langkah yang dapak dilakukan untuk menekan pengaruh

yang merugikan bagi pegawai adalah :

a. Pemberitahuan sebelum pabrik ditutup.

b. Pemberian pesangon saat perusahaan dinyatakan tutup.

c. Jaminan kesehatan paling tidak ditanggung perusahaan selama satu

tahun.

d. Karyawan yang akan pensiun dalam waktu tiga tahun layak mendapatkan

uang pension.

e. Jika perusahaan memiliki anak perusahaan yang lain hendaknya

mentransfer karyawannya untuk bekerja di anak perusahaannya yang

lain.

7. Hak Untuk Berserikat

Pegawai berhak untuk menjalin hubungan satu sama lain dan

membentuk serta menjalankan serikat pekerja untuk mencapai tujuan-

tujuan moral yang sah.

Page 17: Etika Dan Stakeholder Karyawan

3.2 Daftar Pustaka

Velasquez, Manuel. Etika Bisnis. Edisi Kelima. ANDI. Yogyakarta : 2002

http://www.csrbusinessindonesia.com/2010/04/sang-whistle-blower.html.Diunduh

tanggal 4 Mei 2011.