Modul Manual Material Handling Reguler

13
1 Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6 Jurusan : Teknik Industri Modul : 2 Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015 MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) A. DESKRIPSI Pengertian pemindahan bahan secara manual/ manual material handling (MMH), menurut American Material Handling Society adalah ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling), dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto & Sritomo, 1996). Aktifitas pemindahan bahan secara manual sebaiknya tidak membahayakan dan menimbulkan rasa sakit sehingga dapat meningkatkan produktifitas pekerja. B. TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujaun dari praktikum manual material handling ini adalah sebagai berikut: a. Mampu melakukan pengukuran kerja pada kasus manual material handling. b. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja. c. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada anggota tubuh manusia. d. Mampu memberikan rekomendasi berdasarkan hasilanalisa. C. INPUT DAN OUTPUT Input : 1. Data operator dan desain pengangkatan 2. Video proses pengangkatan 3. Foto hasil screencapture Gambar 2.1 Pengangkatan Beban Secara Manual Image source from NIOSH

description

bagus

Transcript of Modul Manual Material Handling Reguler

Page 1: Modul Manual Material Handling Reguler

1

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH)

A. DESKRIPSI

Pengertian pemindahan bahan secara manual/manual material handling (MMH), menurut

American Material Handling Society adalah ilmu yang meliputi penanganan (handling),

pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan

(controlling), dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto & Sritomo, 1996).

Aktifitas pemindahan bahan secara manual sebaiknya tidak membahayakan dan menimbulkan

rasa sakit sehingga dapat meningkatkan produktifitas pekerja.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujaun dari praktikum manual material handling ini adalah sebagai berikut:

a. Mampu melakukan pengukuran kerja pada kasus manual material handling.

b. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja.

c. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada

anggota tubuh manusia.

d. Mampu memberikan rekomendasi berdasarkan hasilanalisa.

C. INPUT DAN OUTPUT

Input :

1. Data operator dan desain pengangkatan

2. Video proses pengangkatan

3. Foto hasil screencapture

Gambar 2.1 Pengangkatan Beban Secara Manual Image source from NIOSH

Page 2: Modul Manual Material Handling Reguler

2

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Output :

1. Analisa Recommended Weight Limit.

2. Lifting Index pekerjaan awalan dan usulan

3. Rekomendasi perbaikan desain kerja

D. REFERENSI

Chaffin, D. B., & Andersson, G. B. (1991). Occupational Biomechanics Second Edition.

Canada: John Wiley & Sons Inc.

Cour, M. (n.d.). Le Campus. Retrieved Maret 29, 2015, from

http://www.lecampus.com/en/formation/manutention-manuelle-des-charges

Grandjean, E. (1986). Fiitting the Task to the Man An Ergonomic Approach. London &

Philadelphia: Taylor & Francis.

Kroemer, K., Kroemer, H., & Kroemer-ELbert, K. (1994). Ergonomics How to Design for

Ease and Efficiency. Englewood Cliffs, New Jersey: Simon & Schuster Company.

Marras, W. S., & Karwowski, W. (2006). Fundamental and Assessment Tools for

Occupational Ergonomics. London New York: Taylor & Francis.

Nurmianto, E. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Safety, C. C. (2013, Maret 28). CCOHS. (Canadian Center for Occupational Health and

Safety) Retrieved Maret 29, 2015, from

http://www.ccohs.ca/oshanswers/ergonomics/mmh/hlth_haz.html

Tayyari, F., & Smith, J. (1997). Occupational Ergonomics : Principles and Applications.

Chapman & Hall.

Waters, T. (1994). Applications Manual for the Revised NIOSH Lifting Equation. DHSS

(NIOSH) Publication NO. 94-110,32.

Wignjosoebroto, & Sritomo. (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh November.

Page 3: Modul Manual Material Handling Reguler

3

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

E. LANDASAN TEORI

E.1. Manual Material Handling

Aktivitas pengangkatan secara manual adalah aktivitas yang termasuk dalam kategori

kerjaberat. Cara pengangkatan adalah salah satu faktor yang sangat penting pada aktivitas

pengangkatan. Faktor resiko yang dapat terjadi apabila cara pengangkatan yang dilakukan

salaha dalah terjadi beban yang sangat berat pada otot, robeknya intervertebral discs dan

gangguan pada punggung pekerja (Grandjean, 1986).

Menurut Nurmuanto (2004), pemindahan bahan secara manual apabila tidak dilakukan

secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kecelakaan industri

(industrial accident) yang disebut sebagai “Over Exertion-lifting and carrying” yaitu kerusakan

jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat berlebih. Selain masalah cara

pengangkatan, salah satu faktor yang juga harus diperhatikan adalah beban yang diangkat.

Karena pengangkatan secara manual banyak diaplikasikan pada tempat kerja, tugas

seperti mengangkat dan mendorong sudah menjadi hal yang lazim. Contoh pekerjaan

pengangkatan secara manual adalah sepertimenarikatau mendorong troli, mengangkut box,

menggunakan perkakas kebersihan dan bergerak menggunakan alat bantu seperti lift hidrolik.

Akibat dari pengangkatan secara manual itu sendiri, potensi peningkatan resiko cidera pada

tulang belakang mungkin terjadi tergantung pada ketinggian, posisi dan berat benda. (Resnick

and Chaffin, 1996). Semakin berat beban yang diangkat, maka makin besar pula resiko cidera

yang dihadapi oleh pekerja sehingga harus ada batasan beban yang diangkat oleh pekerja. Oleh

karena itu, NIOSH merancang sebuah rumusan yang dapat digunakan untuk menentukan

batasan besar beban yang diangkat pada sebuah aktivitas pengangkatan yang disebut

Recommended Weight Limit (Kroemer, Kroemer, & Kroemer-ELbert, 1994).

E.2. Batasan Pengangkatan pada Manual Material Handling

Performasi manusia dalam melakukan pengangkatan mempunyai banyak keterbatasan. Para

ahli ILO (International Labour Organization) dalam Chaffin dan Andersson (1991),

berpendapat bahwa pengangkatan secara manual akan berdampak dampak pada:

1. Potensi cidera pada tulang bagian belakang, lutut, bahu dan pinggul.

2. Potensi infeksi luka pada siku bagian tangan dan kaki.

Page 4: Modul Manual Material Handling Reguler

4

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Menurut Chaffin (1991), beberapa jenis pekerjaan dapat dipertimbangkan dan dibagi dalam

beberapa kelompok bersamaan dengan faktor jenis yang dimaksudkan utnuk meminimalisir

gangguan muskolaskeletal terkait dalam penggunaan dan pengangkatan material. Faktor

tersebut dapat dikelompokkan dalam:

1. Karakteristik pekerja

2. Material dan karakteristik alat dan bahan

3. Praktek kerja

E.3. RWL (Recommended Weight Limit)

Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatandan Keselamatan kerja di Amerika,

NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), melakukan analisis terhadap

Kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban, dan merekomendasikan batas

beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan

tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama.

Pada tahun 1991 NIOSH merekomendasikan formulasi persamaan pembebanan atau lifting

equation, outputnya berupa Recommended Weight Limit (RWL), yang merupakan kondisi

pembebanan tanpa menimbulkan resiko cidera terutama cedera back pain. Cedera back pain

terjadi akibat pembebanan yang dilakukan oleh pekerja normal secara berulang-ulang dan

dalam periode waktu tertentu.

Recommended Weight Limit menurut NIOSH merupakan rekomendasi batas beban yang

dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaantersebut dilakukan

secara repetitif dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH

pada tahun 1991 di Amerika Serikat.Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:

1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan

beban ditengah – tengah pekerjaan.

2. Beban diangkat dengan kedua tangan.

3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.

4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.

5. Tempat kerja tidak sempit.

6. Pengangkatan tidak boleh terlalu cepat dan posisi kaki tidak tertopang pada permukaan

yang sempit dan licin.

Page 5: Modul Manual Material Handling Reguler

5

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Gambar 2.2 Posisi Pengangkatan Beban dalam Metode

Recommended Weight Limit

Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang

pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut:

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

Keterangan:

LC = konstanta pembebanan = 23 kg

HM = faktorpengali horizontal = 25 / H

FM =faktorpengalifrekuensi (Frequency Multiplier) *lihat tabel 2.1

Page 6: Modul Manual Material Handling Reguler

6

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

CM = faktor pengali kopling (handle) * lihat tabel 2.2

VM = Faktor pengali vertikal

VM = 1 – 0,00326 |𝑉 − 75|

DM = Faktor pengali perpindahan

DM = 0,82 + 4,5

𝐷

AM = Faktorpengaliasimetrik

AM = 1 – 0,0032 . A

Catatan (lihat Gambar 2.2)

Untuk mendapatkan nilai factor pengali didapat dari masing-masing variable, dengan

perincian sebagai berikut:

H = jarak beban terhadap titik pusat tubuh (cm)

V = jarakbebanterhadaplantai (cm)

D =selisih jarakperpindahanbebansecaravertikal (cm)

A = sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh (0)

Untuk Frekuensi Pengali ditentukan dengan menggunakan tabel FM dibawah ini

dalam table 2.1. Dengan mengetahui frekuensi angkatan tiap menitnya dan juga nilai V

dalam inchi.

Tabel 2.1 Tabel Frekuensi Pengali

Frekuensi Durasi Kerja

Angktn/mnt 1 jam 1 jam t 2 jam 2 jam t 8 jam

(F) V < 30 V 30 V < 30 V 30 V < 30 V 30

0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85

0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81

1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75

2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65

3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55

4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45

5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35

6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27

7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22

8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18

Page 7: Modul Manual Material Handling Reguler

7

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Frekuensi Durasi Kerja

Angktn/mnt 1 jam 1 jam t 2 jam 2 jam t 8 jam

9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15

10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13

11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00

12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00

13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00

14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00

15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00

>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Keterangan: untuk frekuensi pengangkatan kurang atau hanya 1 kali dalam 5 menit

ditetapkan F = 0,2 Lift/mnt.

Untuk Faktor Pengali coupling (handle) dapat ditentukan pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2. 2 Coupling Multiplier

Coupling Multiplier

Coupling V < 30 inches V > 30 inches

Type (75 cm) (75 cm)

Good 1.00 1.00

Fair 0.95 1.00

Poor 0.90 0.95

Penjelasan tentang klasifikasi kopling dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini

(Tayyari & Smith, 1997)

Tabel 2.3 Klasifikasi Kopling

Baik Cukup Buruk

1. Kopling yang”Baik”

memiliki tempat pegangan

yang bagus antara tangan dan

objek tersebut akan

didefinisikan sebagai good

1. Kopling yang”Cukup”

didefinisikan sebagai

pegangan dengan

rancangan yang kurang

1. Suatu wadah yang

memiliki rancangan yang

kurang optimal atau

bagian yang longgar atau

objek besar yang tidak

Page 8: Modul Manual Material Handling Reguler

8

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

container coupling

classification atau memiliki

desain yang optimal. (Lihat

catatan 1-3).

memiliki desain yang

optimal (lihat catatan 4).

rata, sulit dipegang atau

memilik ujung yang

tajam (lihatc atatan 5).

2. Untuk komponen yang

lepas/longgar atau objek yang

tidak rata, yang biasanya

tidak diletakkan dalam

wadah, seperti material

cetakan dan penyimpanan,

kopling yang ”Baik”

didefinisikan sebagai

pasangan yang nyaman,

dimana tangan secara mudah

dapat memegang sekitar

objek (lihat catatan 6).

2. Untuk suatu wadah yang

memiliki desain optimal,

tapi tidak memiliki

pegangan atau untuk

objek yang tidak rata,

kopling yang”Cukup”

didefinisikansebagaipega

ngan, dimana tangan

dapat ditekuk sekitar 90º

(lihatcatatan 4).

2. Mengangkat beban yang

permukaannya yang

tidak keras (misalnya

karung beras)

Catatan:

1. Sebuah rancangan pegangan optimal mempunyai diameter 1.9 hingga 3.8 cm, panjang ≥

11.5 cm, toleransi ≥ 5 cm, bentuk silindris, dan permukaan yang halus dan tidak selip.

2. Sebuah pegangan tangan kurang lebih mempunyai karakter sebagai berikut ; tinggi 3.8 cm,

panjang 11.5 cm, bentuk semi-oval, toleransi ≥ 5 cm, permukaan yang halus dan tidakselip,

dan tebal wadah ≥ 0.6 cm. (misalnya kardus yang tebal).

3. Sebuah wadah memiliki rancangan optimal, bila panjang didepannya ≥ 40 cm, tinggi ≥ 30

cm, dan permukaan yang halus dan tidakselip.

4. Pekerja harus mampu menekuk jari-jarinya sekitar 90º dibawah wadah. Seperti yang

diperlukan ketika mengangkat sebuah kotak dari lantai.

5. Sebuah wadah dianggap kurang optimal apabila mempunyai panjang depannya ≥ 40 cm,

tinggi ≥ 40 cm, permukaan kasar dan selip, ujung tajam, pusat massa yang asimetris, isi

yang tidak stabil, atau memerlukan penggunaan sarung tangan.

Page 9: Modul Manual Material Handling Reguler

9

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

6. Pekerja harus dapat menutupi seputar objek dengan tangannya tanpa menyebabkan deviasi

pergelangan tangan yang berlebihan atau postur yang tidak lazim, dan genggamannya tidak

memerlukan tenaga yang berlebihan.

Untuk lebih jelasnya, klasifikasi kopling dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini

(Tayyari dan Smith, 1997):

Object Lifted

Container(Keranjang)

Loose Object(Benda Bebas)

Bulky Object?(Benda Besar)?

Container(Keranjang)

Optimal?

Genggaman (Grid)Optimal?

Tungkai (Handle)Optimal?

Jari - Jari memebentuk

sudut 90 derajat

FAIR

POOR

Good

NO

YES

NO

NO

NO

NO

YES

YES

YES

YES

Gambar 2.3 Flowchart Decision Tree Klasifikasi Kopling (Waters, 1994)

Page 10: Modul Manual Material Handling Reguler

10

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui

index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan

persamaan:

RWL

L

Limit Weight dRecommende

WeightLoad LI

Keterangan:

Jika LI 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Jika

LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.

Page 11: Modul Manual Material Handling Reguler

11

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Contoh Studi Kasus RWL

Seorang pekerja mengambil kotak dengan berat 5 kg di atas konveyor 15 cm dan mengangkat

ke sebuah meja dengan ketinggian 125 cm dari lantai. Jarak beban terhadap titik pusat tubuh

35 cm. Sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh 45o. Jika selama 80 menit pekerja tersebut

melakukan pengangkatan sebanyak 224 kali, dengan durasi kerja selama 2 jam. Berapa batas

beban yang direkomendasikan? Apakah pekerjaan tersebut dikategorikan aman atau tidak?

(diketahui Handle Coupling dalam kategori Fair)

Penyelesaian:

L= 5 kg LC = 23 kg

V = 15 cm Handle Fair = 0, 95

D = 110 cm H = 35 cm

A = 45o

Perhitungan,

HM = 25

𝐻 =

25

35= 0,714

VM = 1- 0, 00326 |𝑣 − 75| = 1- 0, 00326 |15 − 75| = 0, 8044

DM = 0, 82 + 4,5

𝐷= 0.82 +

4,5

110 = 0.861

FM = 224 𝑙𝑖𝑓𝑡

80 𝑚𝑛𝑡= 2.8 = 3 (lihat table FM) nilai yang didapat adalah 0, 79

AM = 1-0,0032A = 1-(0,0032x45) = 0,856

CM = 0, 95 (lihat table coupling)

LC = 23

Sehingga:

RWL = LC * HM * VM * DM * AM * FM * CM

RWL = (23) (0.714) (0, 8044) (0.861) (0.856) (0.79) (0.95)

= 7,306

Kemudian mencari Lifting Index (LI),

68,0

306,7

5

__Re

LI

RWL

L

LimitWeightcommended

LoadWeightLI

Page 12: Modul Manual Material Handling Reguler

12

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

Kesimpulan:

RWL atau beban kerja yang direkomendasikan adalah sebesar 7,306, sedangkan pengangkatan

yang dilakukan hanya sebesar 5 kg, maka beban kerja yang diberikan dapat dinaikan

(disarankan tidak lebih dari 7,306 kg) agar dapat bekerja lebih produktif.

Karena LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang bagi

pekerja dan sebainya metode kerja di pertahankan dan data tersebut dapat digunakan sebagai

bahan perbandingan dalam perekrutan pekerja baru.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tugas

Lakukan pengamatan Manual Material Handling (sesuai ketentuan yang telah

diumumkan di laboratorium) dan analisis menggunakan pendekatan Recommended

Weight Limit (RWL). Hitung Lifting Index hasil pengamatan kegiatan pengangkatan.

Apabila LI mengandung resiko cedera, berikan rekomendasi dan hitung kembali LI

berdasarkan layout usulan.

2. Alat Dan Bahan Praktikum

1. Penggaris atau meteran pengukur

2. Busur

3. Kamera

4. Timbangan berat

5. Lembar kerja

3. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Ukur Massa benda yang diangkat.

2. Posisikan operator pada bidang pengangkatan.

3. Rekam menggunakan kamera dan catat variabel kerja operator.

4. Operator mengangkat beban kerja origin-destination selama 2 menit.

5. Setelah melakukan perekaman, praktikan membuat screen capture dari video

pengangkatan yang dilakukan.

6. Lakukan pengolahan dan analisis RWL.

7. Lakukan pengolahan dan analisis Lifting Index.

Page 13: Modul Manual Material Handling Reguler

13

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : 6

Jurusan : Teknik Industri Modul : 2

Praktikum : PSKE Tanggal : 21-23 April 2015

8. Intrepretasikan kategori LI apakah termasuk aman atau tidak, jelaskan penyebab

Lifting index tidak aman dari variable kerja operator tersebut.

9. Berikan rekomendasi atau usulan perbaikan.

10. Hitung Lifting Index hasil rekomendasi.