MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

59
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI

Transcript of MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

Page 1: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI

Page 2: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

VISI DAN MISI FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

Visi Fakultas Keperawatan

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi

khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Fakultas Keperawatan

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai

fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik

(laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga menghasilkan

karakter yang unggul, kompeten dan excellent service.

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan dan

fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan pendekatan

riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat nasional

bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya pendekatan

preventive health science.

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,

dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Page 3: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM PROFESI

Visi Program Profesi Fisioterapi

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi

khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Program Profesi Fisioterapi

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai

fasilitas belajar, tools, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik di

laboratorium dan lapangan

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset dibidang fisioterapi

yang difokuskan pada masalah manual terapi dengan menggunakan pendekatan

riset dalam bidang fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan fisioterapi.

4. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi,

dan stakeholder baik dalam maupun luar negeri.

Page 4: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan modul praktek stase Integumen Fisioterapi ini. Modul ini di susun

guna memenuhi sebagian persyaratan dalam pendidikan profesi Fisioterapi Institut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

Penyelesaian penulisan modul ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, arahan

dan dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rekan rekan

yang ikut serta dalam penyusunan modul ini.

Penyusun menyadari bahwa apa yang tertuang dalam modul ini masih banyak

memiliki kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik

yang membangun sangat kami harapkan dan semoga modul ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Lubuk Pakam, 2019

Penyusun

Page 5: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul Dan Dalam ...........................................................................................

Kata Pengantar ..............................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................

Bab I Fisioterapi Kesehatan Geriatri .............................................................................

A. Tujuan ........................................................................................................... 2

B. Sasaran .......................................................................................................... 2

C. Sumber Pembelajaran ................................................................................... 2

D. Ruang Lingkup ............................................................................................. 2

Page 6: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Bab IiPelaksanaan Fisioterapi Kesehatan Wanita ........................................................ 3

A. Osteoporosis ................................................................................................. 3

B. Kebugaran Pada Lansia................................................................................ 10

C. Lbp Pada Kehamilan .................................................................................... 14

D. Penurunan Kekuatan Otot ............................................................................ 18

E. Knee Osteoatritis .......................................................................................... 20

F.Parkinson Disease.......................................................................................... 25

G. Alzeimer ...................................................................................................... 30

H. Kiposis ......................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 46

FORM PENILAIAN ................................................................................................... 50

Page 7: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB I

FISIOTERAPI KESEHATAN GERIATRI

1.1 Latar Belakang

Manajemen fisioterapi geriatri merupakan rangkaian pembelajaran proses

asuhan fisioterapi berupa : assessment, diagnosa, planning, intervensi, serta

evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi geriatric yang bertujuan untuk memberikan

gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang geriatri.

1.2 Tujuan

Tujuan instruksional umum

1. Memahami kasus-kasus fisioterapigeriatri

2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapigeriatri

3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada

Page 8: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

kasusgeriatri

Tujuan intruksional khusus

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik

seperti:

1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang geriatri dalam kasus neuromuscular,

musculoskeletal, kardiovaskular dan pulmonal serta kasuspsikoedukasi.

2. Melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF,

menetapkan planning, melakukan intervensi, melakukan evaluasi terkait

patologi kasus fisioterapi geriatri, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya

apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait

patologigeriatri

3. Pemeriksaan deteksi dini padalansia

4. Pemberian pelatihan untuk meningkatkan fungsi geraklansia.

1.3 Sasaran

Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi geriatri adalah

mahasiswa Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut

Kesehatan Medistra yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi,

biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi

latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran

sebelumnya.

Page 9: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB II

PELAKSANAAN FISIOTERAPI GERIATRI

2.1 Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang menyebabkan berkurangnya

jumlah jaringan tulang dan tidak normalnya sruktur atau bentuk mikroskopis

tulang (Waluyo, 2009).Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang

sering dialami oleh perempuan setelah menopause. Proses osteoporosis

sebenarnya sudah dimulai sejak usia 40-45 tahun. Pada usia tersebut akan

mengalami proses penyusutan massa tulang yang menyebabkan kerpuhan tulang.

Proses kerapuhan tulang menjadi lebih cepat setelah menopause sekitar umur 50

tahun karena kadar hormon esterogen yang mempengaruhi kepadatan tulang

sangat menurun (Mangoenprasodjo, 2005).

2.2 Pelaksanaan Fisioterapi pada Osteoporosis

Page 10: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Latihan beban sangat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesehatan

tulang. Penderita osteoporosis yang ingin tulangnya sehat dapat mengangkat

dumbell dengan berat maksimal untuk masing-masing tangan 1 sampai 3 pon dan

tidak boleh lebih dari 5 pon. Tulang punggung agar tidak menegang dan

keseimbangan tubuh bisa dipertahankan, lutut harus di tekuk sedikit.

Gambar 1.Latihan untuk menguatkan lengan (otot ekstensor bahu)

Latihan dengan menggunakan beban dalam (berat badan sendiri) untuk

penderita osteoporosis bervariasi gerakannya. Sebagai contoh adalah latihan untuk

menguatkan otot punggung. Posisi awal latihan back extension untuk otot

punggung, yaitu penderita berbaring menelungkup. Tahap selanjutnya, kepala dan

dada diangkat selama beberapa detik dengan bantuan matras sebagai penopang.

Latihan dilakukan 5 sampai 10 kali dan frekuensinya tiga kali seminggu.

Peningkatan latihan dapat dilakukan setelah penderita merasa terbiasa/ ringan

Page 11: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

dalam mengangkat bebannya.

Gambar 2. Latihan untuk menguatkan otot punggung

Latihan menggunakan berat badan sebagai beban dapat dipakai latihan

penguatan otot perut. Pertama, latihan dilakukan perlahan, 5-10 kali per satu sesi,

tiga kali seminggu dan sekali sehari. Latihan dilakukan dengan berbaring

terlentang dengan meletakkan tangan pada ruang di antara tulang punggung dan

matras, selanjutnya mengangkat kaki bersamaan kira-kira 20 sampai 40 derajat

selama beberapa detik kemudian turun lagi ke posisi semula.

Gambar 3. Latihan otot perut

Penderita osteoporosis pada bagian paha, dapat melakukan latihan beban

dengan leg press machine. Pertama, posisi duduk dengan pengaturan punggung

bersandar ditempat duduk dan lutut menekuk kurang lebih 90 derajat. Tahap

selanjutnya, yaitu meletakkan telapak kaki datar pada bantalan, kemudian

perlahan-lahan mendorong, sehingga lutut hampir lurus (tidak mengunci). Selama

tahap mendorong, napas dikeluarkan dan napas ditarik saat kaki di bantalan

kembali ke posisi semula. Latihan dilakukan dengan repetisi 1-8 ulangan, beban

sedang dan frekuensi 3-4 kali/minggu.

Page 12: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Gambar 4. Latihan untuk menguatkan paha

Jenis latihan beban yang lain, yaitu menggunakan pita elastis, dimana pita

elastis berfungsi sebagai penarik dari beban yang diam. Pita elastis lebar dapat

tahan lama memberikan daya hambat yang memadai untuk menguatkan otot

punggung. Latihan dilakukan dengan meletakkan pita elastis sepanjang 2 kaki

pada palang yang berjarak 2 kaki di atas kepala, kemudian saat menarik ujung pita

ke bawah otot latissimus dorsi dan shoulder adductor akan menguat. Pita elastis

juga dapat digunakan dengan memegang ke dua ujungnya dan ke dua kaki

menginjak bagian tengah pita. Selanjutnya lengan menarik pita ke atas melewati

kepala, sehingga otot ekstensor punggung akan menguat.

Gambar 5. Latihan untuk menguatkan otot bahu dan otot ekstensor punggung.

Latihan beban ideal untuk membangun kekuatan tulang, karena latihan beban

dapat menambah kemampuan tulang menahan gravitasi. Latihan beban juga dapat

Page 13: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

meningkatkan refleks, sehingga penderita osteoporosis tidak mudah jatuh atau

mengalami patah tulang.

BAB III

KEBUGARAN PADA LANSIA

3.1 Dasar Ilmiah Kebugaran pada Lansia

Kebugaran jasmani adalah serangkaian karakteristik fisik yang dimiliki atau

dicapai seseorang yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas

fisik. Adapun seseorang yang bugar dalam kaitannya olahraga dan aktivitas fisik

diartikan sebagai orang yang mampu menjalankan kehidupan sehari -hari tanpa

melampaui daya tahan batas stress pada tubuh dan memiliki tubuh yang sehat

serta tidak berisiko mengalami penyakit yang disebabkan rendahnya tingkat

kebugaran dan kurangnya aktivitas fisik (Endang Rini Sukamti, 2016).

3.2 Pemeriksaan Fisioterapi

a. Harvard Step Test

Page 14: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Harvard step test adalah suatu tes kesanggupan badan dinamis/fungsional.

Tes ini merupakan step test yang paling familiar digunakan untuk menghitung

indeks kebugaran jasmani berdasarkan daya tahan kardiovaskular seseorang.

Harvard step test pertama dikembangkan oleh Graybriel Brouha & Heath

pada tahun 1943. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik untuk

kerja otot dan kemampuannya pulih dari kerja.

Alat yang dipergunakan pada Harvard step test :

1. Bangku

2. Stopwatch

3. Metronom

Secara ringkas, Harvard step test dilakukan dengan naik turun bangku selama

maksimal 5 menit mengikuti irama metronom dengan ketukan 120 bpm. Saat

sudah mencapai kelelahan atau irama langkah peserta tidak sesuai, maka tes

dihentikan kemudian waktunya dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis dari

1-1,5 menit, 2-2,5 menit dan 3-3,5 menit.

Hasil Pemeriksaan :

Hasil data lama naik turun dan denyut nadi post latihan dimasukan kedalam

rumus berikut ini, sehingga didapatkan hasil indeks kebugaranjasmani.

IKJ = Lama naik turun (dalam detik) x 100 2x

(nadi 1+ nadi 2+ nadi 3)

Indeks Kebugaran Jasmani

Kriteria Nilai Hasil Perhitungan IKJ

Sangat Baik 5 > 90

Page 15: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Baik 4 80-89

Cukup 3 65-79

Sedang 2 50-64

Kurang 1 < 50

3.3 Pelaksanaan Fisioterapi

a. SenamLansia

1. Latihan Pemanasan

Latihan pemanasan terdiri dari 10 gerakan dan berlangsung selama

15menit.

2. Latihan Inti

Latihan inti terdiri atas 12 jurus dan berlangsung selama 30menit.

a. Latihan Penenangan berlangsung sekitar 15menit.

b. Latihan penutup dilakukan sekitar 2 menit

3. Latihan Aerobik

Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan

paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan

oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Latihan

fisik dilakukan sekurangnya 30menit dengan intensitas sedang, 5 hari

dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam

seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam

seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalamseminggu.

Page 16: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB IV

LANSIA DENGANPENURUNAN KEKUATAN OTOT

4.1 Deskripsi

Penurunan kekuatan otot merupakan salah satu perubahan yang nyata

dari proses penuaan. Menurunnya kekuatan otot disebabkan oleh banyak

faktor. Faktor penyebabyang utama yaitu penurunan massa otot.

Penurunan kekuatan otot ini dimulai pada umur 40 tahun dan prosesnya

akan semakin cepat pada usia setelah usia 75 tahun.

4.2 Pemeriksaan

Pemeriksaan kekuatan otot pada lansia dilakukan dengan menggunakan

Manual Muscle Testing (MMT). Manual Muscle Testing (MMT) merupakan salah

Page 17: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

satu bentuk pemeriksaan kekuatan otot yang paling sering digunakan. Hal tersebut

karena penatalaksanaan, intepretasi hasil serta validitas dan reliabilitasnya telah

teruji. Namun demikian tetap saja, manual muscle testing tidak mampu untuk

mengukur otot secara individual melainkan group / kelompok otot.

4.3 Hasil Pemeriksaan

Manual Muscle Testing (MMT) :

0 Tidak ada kontraksi atau tonus otot sama sekali.

1 Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan sama sekali.

2 Mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan gravitasi.

3 Mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh dan melawan

gravitasi tetapi belum bisa melawan tahanan minimal

4 Mampu bergerak penuh melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan sedang

5 Mampu melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal

4.4 Intervensi

1. Latihan ROM (Range OfMotion)

Latihan ROM ialah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau

memperbaiki kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap

untuk meningkatkan masa dan tonus otot sehingga dapat mencegah kelainan

bentuk, kekakuan dan kontraktur.

a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kalisehari.

b. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkanpasien.

c. ROM sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahlifisioterapi.

Page 18: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

d. Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher,

jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangankaki.

e. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-

bagian yang dicurigai mengalami prosespenyakit.

f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau

perawatan rutin telahdilakukan

2. Latihan PenguatanOtot

Bagi Lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot

disampinglatihan aerobik. Kebugaran otot memungkinkan melakukan

kegiatan sehari-harisecara mandiri. Latihan fisik untuk penguatan otot

adalah aktivitas yang memperkuat danmenyokong otot dan jaringan ikat.

Latihan dirancang supaya otot mampu membentukkekuatan

untukmengerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan

gravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik,

berulang-ulangatau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan

dengan tali elastik. Latihanpenguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari

dalam seminggu dengan istirahat diantarasesi untuk masing-masing

kelompok otot. Intensitas untuk membentuk kekuatan ototmenggunakan

tahananatau beban dengan 10-12 repetisi untuk masing-masing

latihan.Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya

kemampuan individu.Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban

ditambah. Waktu yang dibutuhkanadalah satu set latihan dengan 10-15

repetisi.

Page 19: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB V

STROKE

5.1 Definisi

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah

kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C., 2002)

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat

akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya

penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

5.2 Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Stroke

1) Latihan Passive Range of Motion(PROM)

Page 20: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Pemberian terapi latihan berupa gerakan pasif sangat bermanfaat dalam

menjaga sifat fisiologis dari jaringan otot dan sendi. Jenis latihan ini dapat

diberikan sedini mungkin untuk menghindari adanya komplikasi akibat

kurang gerak, seperti adanya kontraktur, kekakuan sendi, dll.Pemberian

PROM dapat diberikan dalam berbagai posisi, seperti tidur terlentang, tidur

mirirng, tidur tengkurap, duduk, berdiri atau posisi sesuai dengan alat latihan

yang digunakan.Latihan dalam gerakan pasif tidak akan berdampak terhadap

proses pembelajaran motorik, akan tetapi sangat bermanfaat sebagai tindakan

awal sebelum aplikasi metode untuk latihan pembelajaran motorik.

Hal ini perlu disadari oleh fisioterapis, bahwa aktivitas pasif yang

diberikan hanya untuk menjaga kualitas komponen gerak, dan bukan

sebagai program pembelajaran motorik.

Beberapa fisioterapis menempatkan PROM sebagai prelimanary

exercise bagi insan stroke sebelum memberikan terapi latihan yang bersifat

motor relearning. Pemberian latihan PROM sangat bermanfaat, sehingga

penulis menganjurkan agar setiap fisioterapis dapat mengaplikasikannya

pada setiap insan stroke.Latihan PROM juga dapat diberikan dalam bentuk

program latihan di rumah dengan terlebih dahulu memberikan edukasi pada

keluarga pasien.Keterlibatan keluarga dalam program di rumah akan

memberikan manfaat yang sangat baik dalam menjalankan program 24

hours physiotherapy.Di negara-negara maju keterlibatan keluarga dalam

home programme merupakan bagian dalam standar pelayanan fisioterapi,

sehingga mampu meminimalkan terjadinya komplikasi akibat adanya

kurang gerak seperti gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi dan

Page 21: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

metobilik, gangguan sendi, gangguan otot dan komponen-komponen

lainnya.

2) Latihan Pada Anggota Gerak Atas (upperextremity).

a. Fleksi dan ekstensi bahu (ShoulderJoint)

Gambar 1. Gerakan pasif fleksi – ekstensi bahu

Latihan:

• Posisi insan stroke tidurterlentang

• Pegangan fisioterapis pada pergelangan tangan dan juga pada lengan

bawah (sedikit dibawah siku insan stroke). Peletakan tangan insan stroke

sebaiknya menyilang agar mempermudah gerakan saat ekstensidilakukan.

• Posisi awal dari lengan insan stroke adalah mid position, kemudian

lakukan gerakan fleksi, instruksikan agar insan strokerileks.

• Padasaatbahumembentuksudut900berikangerakaneksternalrotasi(berputark

eluar) pada lengan hingga membentuk posisi supinasi lenganbawah.

• Rasakan endfeel pada akhir gerakan. Hindari penguluran berlebihan pada

bahu yang mengalamikelemahan.

Page 22: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

• Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali atau sesuaitoleransi.

Latihan ini akan mampu mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada

bahu dan

terpeliharanyasifatfisiologisjaringanpadaareabahudanlengan.Tujuanutamalatih

anini terpeliharanya jarak gerak sendi pada bahu kearahfleksi.

b. Ekstensi / hiperekstensi Bahu (ShoulderJoint)

Gambar 2. Gerakan pasif ekstensi bahu

Latihan

▪ Posisi insan stroke tidur mirirng (sidelying).

▪ Peganganfisioterapispadapergelangantangandanpadabagianbahu.

▪ Posisilenganinsanstrokesemifleksidenganlenganbawahmidposition.

▪ Berikan topangan pada siku atau lengan bawah insan stroke dengan

lengan bawah fisioterapis.

▪ Berikan gerakan ekstensi secarapenuh.

▪ Hindariadanyakompensasigerakberupaelevasibahudenganpemberianstabil

isasi.

▪ Rasakan endfeel pada akhirgerakan.

Page 23: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

▪ Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakandilakukan.

▪ Pertahankangerakanterjadipadamidposisilenganbawahinsanstroke.

▪ Lakukan pengulangan minimal 7 kali atau sesuaitoleransi.

Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu,

khususnya pada

arahekstensidanmemeliharaelastisitasjaringanpadasisianterior.Halinidimung

kinkan karena pada latihan ini terdapat regangan di akhir gerakan pada

jaringan-jaringan sisi depan sendibahu.

Latihaninihendaknyadilakukansecaraperlahankarenaseringditemukanada

nya kelemahan dan penurunan tonus otot yang signifikan sehingga banyak

terjadi subluksasi sendi.

c. Abduksi Bahu (ShoulderJoint)

Gambar 3. Gerakan pasif abduksi bahu

Latihan :

▪ Posisi insan stroke tidur terlentang, dengan siku semifleksi.

▪ Peganganfisioterapispadapergelangantangandanlenganatas(sedikitdiatassik

Page 24: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

u).

▪ Lakukan gerakanabduksi

▪ Awaligerakandenganposisiprpnasipadalenganbawah,kemudianpada900ab

duksi lakukan otasi kearah supinasi lengan bawah insanstroke.

▪ Berikan instruksi untuk tetap rileks

▪ Rasakan endfeel di akhirgerakan

▪ Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali atau sesuaitoleransi.

Latihan ini ditujukan untuk memelihara jarak gerak sendi bahu

khususnya kearah abduksi. Selain itu, latihan ini akan mengurangi adanya

komplikasi berupa kontraktur jaringan pada sendi bahu.

Hindari adanya gerakan kompensasi pada bahu, sehingga jarak gerak

sendi pada latihan dapat dicapai dengan lebih baik. Adanya kompensasi

gerak, merupakan indikator adanya masalah pada jaringan lunak ataupun

jaringan keras disekitar bahu yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih

spesifik

d. Abduksi dan Adduksi Horizontal Bahu (Shoulder Joint)

Gambar 4. Gerakan pasif abduksi dan adduksi horizontal

Page 25: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

- Posisiinsanstroketidurterlentangdenganbahumembentuk900abduksidansi

ku ekstensi penuh dengan lengan bawah dalam posisisupinasi.

- Posisikan insan stroke dalam keadaanrileks.

- Peganganfisioterapispadapergelangantangandanjugapadasendisiku.

- Berikan gerakan kearah dalam (adduksi) dan kearah luar (abduksi) pada

sendi bahu.

- Berikan instruksi agar insan stroke tetaprileks

- Rasakan endfeel di akhirgerakan.

- Hindari adanya nyeri saat gerakandilakukan.

- Lakukan pengulangan minimal 7kali.

- Latihan ini sangat bermanfaat bagi terpeliharanya jarak gerak sendi,

khususnya

padagerakanhorizontal.PemberianPROMakanmenjagaelastisitasjaringans

isianterioir dan posteriaor serta memelihara sistem sirkulasi lokak pada

jaringan sehingga dapat menghindari adanya pembengkakan pada

ekstremitasatas.

e. Internal dan Eksternal Rotasi Bahu (ShoulderJoint).

Page 26: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Gambar 5. Gerakan Pasif Eksternal dan Internal Rotasi

- Persiapkan posisi insan stroke dengan menghindari adanya hambatan

gerak oleh faktor tempat tidur atau bendalainnya.

- Posisi insan stroke tidur terlentang dengan bahu membentuk 900 abduksi

dan siku 900fleksi.

- Pegangan fisioterapis pada pergelangan tangan dan juga pada sendi

siku sebagai stabilisasigerak.

- Berikangerakankearahekternal(a)daninternal(b)padasendibahu.

- Berikaninstruksiuntuktetaprileks,rasakanendfeeldiakhirgerakan.

- Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang

normal atau terbatas.

- Lakukan pengulangan minimal 7kali.

Padaaplikasigerakaninihindariadanyanyerigerak.Umumnyapadainsans

troke komplikasi akibat kurang gerak adalah adanya kekakuan sendi. Pada

sendi bahu maka gerakan ekternal rotasi adalah salah satu gerakan yang

sering mengalami limitasi gerak. Jika terdapat gangguan limitasi gerak

akibat adanya masalah pada persendian, maka pendekatan intervensinya

akanberbeda.

f. Fleksi dan ekstensi siku (ElbowJoint)

Page 27: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Gambar 6. Gerakan pasif fleksi-ekstensi siku

- Posisiinsanstroketidurterlentang.

- Posisitanganinsanstrokesupinasi.

- Tanganfisioterapisberadapadapergelangantangandansendisiku.

- Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada sendisiku.

- Berikan Intruksi agar insan stroke tetaprileks.

- Pastikangerakanyangdiberikanberadapadamidlineyangbenar.

- Rasakan endfeel pada akhirgerakan.

- Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang

normal atau terbatas.

Latihan gerak ini sangat penting, karena gerakan ini pada aktivitas

fungsional ektremitas atas memiliki peran yang dominan. Adanya gangguan

gerak pada siku akan berdampak terhadap banyaknya masalah aktivitas

fungsional yang terganggu.

Dalam aplikasinya gerakan fleksi dan ekstensi siku dapat dilakukan

dalam beberapa posisi lengan antara lain dengan mid posisi atau dengan

posisi supinasi pada lengan bawah.

g. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan (WristJoint)

Page 28: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Gambar 7. Gerakan pasif pada fleksi-eksensi ulnar dan radial

deviasi pada wrist joint

o Posisi insan stroke tidur terlentang dengan fleksi siku900

o Tanganfisioterapisdiletakkanpadapangkalpergelangandanpadatelapaktanga

n.

o Berikangerakankearahluar(ekstensi)dankearahdalam(fleksi).

o Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan maka sebaiknya jari-jari dalam

kondisi

lurus(ekstensi),sedangkansaatdilekukangerakanekstensiwrist,makasebaik

nya jari-jarimenggenggam.

o Berikan instruksi untuk tetaprileks.

o Tambahkangerakandenganpereganganpadapunggungtanganuntukmembent

uk arkus telapaktangan.

o Rasakan endfeel di akhirgerakan.

Latihan dengan gerakan tersebut sangat penting oleh karena banyaknya

problematik yang ditemukan pada tangan dan jari-jari insan stroke. Umumnya

latihan

yangdilakukansecaramandiriolehinsanstrokemengakibatkanterjadinyahipermo

bilitas pada sendi metacapophalangeal sehingga stabilitas pada jari-jari

Page 29: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

menurun yang akhirnya mempersulitterbentuknyagerakanpadajari-

jari.Untukitusangatdibutuhkanedukasibagi insanstroke.

h. Elevasi-Depresi dan Protraksi-Retraksi Bahu (ShoulderJoint).

Gambar 8. Gerakan pasif elevasi-depresidan protaksi retraksi bahu

Latihan

- Posisi insan stroke tidur tengkurap(pronelying).

- Tanganfisioterapisdiletakkanpadaareabahudanlenganbawahinsanstroke.

- Berikan gerakan kearah atas (elevasi) dan kearah bawah (Depresi),

kedepan (protraksi) dan kebelakang (Retraksi) pada sendibahu.

- Berikan instruksi untuk tetaprileks

- Rasakan endfeel di akhirgerakan.

- Lakukan pengulangan minimal 7kali.

Latihan dengan gerakan ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi

apakah

terdapatlimitasigerakpadasendibahu.Limitasigerakpadasendibahuakanmenur

unkan kemampuan stabilitas pada bahu yang berdampak terhadap sulitnya

melakukan gerakan

Page 30: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

fungsionalpadalengandantangandenganpolayangbenar.Jikastabilitasgerakpad

abahu

menurun,makaaktivitasgerakpadalenganakanmenimbulkanadanyagerakkomp

ensasi.

Kompensasigerakmerupakanbentukgerakanyangterjadiakibatketidaksesua

ian

ataukurangnyastabilitasgerak.Kompensasigerakadalahbentukgerakyangtidak

efisien dan memerlukan energi lebih besar dibandingkan pada pola gerak

normal. Sering terjadi

adalahberupagerakanfleksi(menekuk)padasikusaatmelakukanaktifitasberjala

n.

3) Latihan Pada Anggota Gerak Bawah (LowerExtremity)

a. fleksi-ekstensi panggul (hip) dan lutut(knee)

Latihan

➢ Posisi insan stroke tidurterlentang

➢ Posisi tangan fisioterapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut

insan stroke.

➢ Lakukangerakankeatas-

Page 31: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

depansehinggamembentukgerakanfleksihipdanfleksi knee.

➢ Berikan instruksi untuk tetaprileks.

➢ Lakukan gerakan kembali pada posisiawal

➢ Rasakan endfeel di akhirgerakan.

➢ Lakukan pengulangan minimal 7kali.

Gerakan-gerakan yang dijelaskan sebelumnya dapat diberikan pada insan

stroke oleh keluarga atau petugas perawatan agar dapat membantu mencegah

munculnya komplikasi akibat kurang

gerak.Aktivitasiniakansangatmembantuprosespemulihaninsanstrokedanmeru

pakan bentuk latihan persiapan untuk mendapatkan metode latihan khusus

yang bersifat relearning ataureeducation.

Page 32: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB VI

KNEE OSTEOARTHRITIS

(LANSIA DENGAN GANGGUAN FLEKSIBILITAS)

6.1 Definisi

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan

strukturdari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan

tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari

lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula

sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan

sendi.

6.2 Tanda dan Gejala

1. Nyeri

Menurut The International Association For the Study of Pain ( IASP). Nyeri

merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak nyaman, yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan atau berpotensi merusak jaringan.Definisi

tersebut merupakan pengalaman subyektif dan bersifat individual. Dengan dasar

ini dapat dipahami bahwa kesamaan penyebab tidak secara otomatis menimbulkan

perasaan nyeri yang sama (Meliana, 2004).

2. Kaku sendi.

Gejala yang sering dijumpai pada OA, terjadi kesulitan atau kekakuan pada

saat akanmemulai gerakan pada kapsul, ligamentum, otot dan permukaan sendi

(Heru, 2005).

Page 33: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

3. Keterbatasan lingkup gerak sendi.

Biasanya keterbatasan gerak mula - mula terlihat pada gerak fleksi kemudian

dalam keadaan lanjut terjadi keterbatasan kearah ekstensi. Keterbatasan ini akibat

dari perubahan permukaan sendi, spasme dan kontraktur otot, kontraktur kapsul

kapsul sendi, hambatan mekaniik oleh osteofit atau jaringan -jaringan yang

terlepas.Keterbatasan gerak ini disebabkan oleh timbulnya osteofit dan penebalan

kapsuler, muscle spasme serta nyeri yang membuat pasien tidak mau melakukan

gerakan secara maksimal sampai batas normal, sehingga dalam waktu tertentu

mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi pada lutut. Keterbatasan gerak

biasannya bersifat pola kapsuler akibat kontraktur kapsul sendi.Keterbatasan pola

kapsuler yang terjadi yaitu gerak fleksi lebih terbatas dari gerak ekstensi (Heru,

2005).

4. Krepitasi.

Hal ini disebabkan oleh permukaan sendi yang kasar karena hilangnya rawan

sendi (Heru, 2005).

5. Kelemahan otot dan atropi otot.

Kelemahan otot tidak bagian dari OA, tetapi peranan sebagai salah satu faktor

resiko OA perlu dicermati kekuatan isometrik dari otot quadrisep merupakan

faktor yang berperan pada OA lutut. Atropi otot dapat ditimbulkan bersama efusi

sendi, sedangkan gangguan gait merupakan manifestasi awal dari OA yang

menyerang sendi penopang berat badan. Sendi instabil berhubunngan dengan

penyakit lanjut (Isbagio, 2003).

Page 34: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

6. Deformitas

Deformitas yang dapat terjadi pada OA yang paling berat akan menyababkan

distruksi kartilago, tulang dan jaringan lunak sekitar sendi. Terjadi deformitas

varus bila terjadi kerusakan pada kopartemen medial dan kendornya ligamentum

(Slamet, 2000).

7. Gangguan fungsional

Penderita sering mengalami kesulitan dalam melakukan fungsional dasar,

seperti :bangkit dari posisi duduk ke berdiri, saat jongkok, berlutut, berjalan, naik

turun tangga dan aktifitas yang lain yang sifatnya membebani sendi lutut.Pada

foto rontgen tampak adanya penyempitan ruang sendi dan pembentukan osteofit

6.3 Intervensi

➢ IR (Infra Red)

Infra red merupakan pancaran gelombang elektromagnetik. Infra red

mempunyai frekuensi 7 x 1014 – 400 x 1014 Hz dan panjang gelombang 700 –

15.000 nm (Wadsworth, 1983). Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian

infra merah adalah (1) meningkatkan proses metabolisme pada lapisan superficial

kulit sehingga pemberian oksigen dan nutrisi kepada jaringan lebih diperbaiki,

begitu juga pengeluaran sampah-sampah pembakaran, (2) vasodilatasi pembuluh

darah kapiler dan arteriolae akan terjadi segera setelah penyinaran, (3) terhadap

saraf sensoris, pemanasan yang ringan mempunyai pengaruh sedatif terhadap

ujungujung saraf sensoris, (4) terhadap jaringan otot, kenaikan temperatur

disamping membantu terjadinya releksasi juga akan meningkatkan kemampuan

otot untuk berkontraksi, (5) kenaikan temperatur tubuh.

➢ Hold Relax

Page 35: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Hold Relax adalah teknik yang menggunakan kontraksi optimal secara

isometrik (tanpa terjadi gerakan) kelompok otot antagonis yang dilanjutkan

dengan rileksasi kelompok otot tersebut (prinsip reciprocal inhibition dengan

mengulur dan menambah LGS lutut pada arah berlawanan dengan otot tersebut).

Tujuan dari hold relax adalah (1) memperbaiki rileksasi pola antagonis (2)

memperbaiki mobilisasi, (3) menurunkan nyeri, (4) menguatkan pola gerak agonis

sehingga dapat menambah LGS (Kisner and Colby, 1996).

➢ Resissted Aktive Movement

Ressisted active movement pada prinsipnya adalah latihan aktif dengan

memberikan tahanan (resistance) dari luar terhadap otot-otot yang sedang

berkontraksi dalam membentuk suatu gerakan. Bermacam-macam bentuk tahanan

dapat diberikan pada otot yang berkontraksi, antara lain : (1) manual, (2) weight

(pemberat), (3) spring/per (Priatna, 1985). Dalam hal ini penulis menggunakan

tahanan mekanik yaitu quadriceps setting exercise yang mempunyai tujuan untuk

meningkatkan kekuatan otot quadriceps.

Page 36: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB VII

ALZEIMER

7.1 Pendahuluan

Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif dan penyebab paling umum

gangguan demnesia. Gejala khas demensia adalah kesulitan dengan memori,

bahasa, problem solving dan keterampilan kognitif yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Gangguan ini terjadi

karena sel saraf (neuron) di bagian otak yang terlibat pada fungi kognitif telah

rusak atau hancur. Pada penyakit Alzheimer, terjadi kerusakan pada otak termasuk

yang memungkinkan seseorang untuk melakukan fungsi tubuh dasar seperti

berjalan dan menelan. Orang-orang pada tahap akhir penyakit ini bahkan tidak

dapat beranjak dari tempat tidur dan membutuhkan perawatan maksimal. Penyakit

Alzheimer pada akhirnya dapat berakibat kematian.

7.2 Diagnosa

Tidak ada tes tunggal yang dapat langsung mendiagnosa Alzheimer. Sebagai

gantinya, dokter dengan bantuan spesialis seperti ahli saraf dan ahli gizi,

menggunakan berbagai pendekatan dan alat untuk membantu melakukan

diagnosis diantaranya :

• Mendapatkan riwayat medis dari keluarga dan individu, termasuk riwayat

kejiwaan dan riwayat perubahan kognitif dan perilaku.

• Meminta anggota keluarga untuk memberi masukan tentang perubahan dalam

kemampuan berpikir dan perilaku.

• Melakukan tes kognitif, fisik dan pemeriksaan neurologis

Page 37: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

• Memiliki individu menjalani tes darah dan pencitraan otak untuk

menyingkirkanpenyebab potensial lainnya.

Mendiagnosis Alzheimer memerlukan evaluasi medis yang hati-hati dan

komprehensif. Meski dokter hampir selalu bisa menentukan apakah seseorang

menderita demensia, namun sulit untuk mengidentifikasi penyebab pastinya.

Beberapa hari atau minggu mungkin diperlukan bagi individu untuk

menyelesaikan tes dan pemeriksaan yang diperlukan dan agar dokter menafsirkan

hasilnya dan dapat membuat diagnosis.

7.3 Peran Fisioterpi

1) Efektifitas Penanganan Alzheimer dalam Berbagai Aspek

Menurut (Arbesman, 2011) Bukti kuat yang telah ditemukan untuk efektivitas

intervensi multifaset penanganan Alzhaimer meliuputi meningkatkan kemauan

dan kemampuan untuk berolahraga, menurunkan resiko jatuh, dan memodifikasi

lingkungan di rumah sakit. Telah ditemukan bukti bahwa pelatihan fisik yang

mencakup penguatan, keseimbangan, dan fleksibilitas berjalan mencegah resiko

jatuh pada orang dewasa yang lebih tua dengan gangguan kognitif.

Penanganan yang dapat diberikan melalui intervensi caregiver menunjukan

bahwa ada bukti kuat untuk efektivitas sesi terapi okupasi yang memberi edukasi

terkait, problem solving, penyederhanaan tugas, komunikasi, dan modifikasi

lingkungan (Arbesman, 2011). Terdapat bukti yang kuat untuk intervensi

pengasuh yang menggabungkan konseling dan kelompok pendukung (support

group), serta intervensi yang menggabungkan edukasi, manajemen kasus,

keterlibatan pasien, dan manajemen stres.

Page 38: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

2) Modifikasi Tuntutan Aktifiras

Tuntutan aktivitas (Activity demands) adalah “ciri khas suatu aktivitas yang

mempengaruhi tipe dan jumlah usaha yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

(American Occupational Therapy Association, 2008). Dengan kata lain, karena

tuntutan aktivitas dimodifikasi, klien juga memodifikasi pendekatannya terhadap

aktivitas untuk menyelesaikannya dengan baik (Bontje, 2004). Tuntutan aktivitas

dapat dimodifikasi dengan mengubah konteks di mana aktivitas biasanya

berlangsung atau dengan “meningkatkan beberapa fitur untuk memberi beberapa

petunjuk dan mengurangi resiko gangguan kerja (Dunn, 1998). Modifikasi

mungkin termasuk mengubah bahan yang digunakan, memvariasikan ruang di

mana aktivitas dilakukan, dan memberikan interaksi sosial dalam bentuk petunjuk

yang memudahkan penyelesaian aktivitas. Modifikasi lainnya dapat mencakup

langkah-langkah aktivitas, mengubah posisi orang yang menyelesaikan aktivitas,

atau keduanya (American Occupational Therapy Association, 2008).

Modifikasi activity demand telah menjadi intervensi lama dalam terapi

okupasi, dan bukti keefektifannya dalam memungkinkan orang-orang AD untuk

berpartisipasidalamperawatan mandiri dan leisure. Program okupasi terapi harus

didesign secara individual untuk pasien untuk mendapatkan tingkat keterampilan

mempertahankan minat pekerjaan yang tertinggi. (Padilla, 2011). Program yang

disusun khusus untuk pasien melibatkan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan

kognitif dan fisik pasien Alzheimer. Aktivitas yang sesuai dengan kemampuan

pasien memberikan rangsangan sosial dan pilihan baru yang disukai dan dengan

demikian menarik minat orang tersebut untuk melakukan aktivitas.

Mempertahankan keterlibatan orang-orang dengan AD dalam aktivitas bermakna

Page 39: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

dalam jangka waktu yang lebih lama mengurangi perilaku terkait demensia seperti

melamun, menjerit, dan agresi. (Padilla, 2011)

Komunikasi seperti pemberian petunjuk kerja yang digunakan saat membantu

orang dengan Alzheimer untuk menyelesaikan tugas harus singkat dengan arahan

yang jelas. Petunjuk kerja yang diberikan oleh praktisi dan perawat selama

kegiatan adalah salah satu cara yang paling penting untuk memodifikasi tuntutan

aktivitas (activity demand). (Padilla, 2011)

Jadi, petunjuk kerja bisa dimulai dari pernyataan netral (misalnya, “Ayo

kitamengawalihari ini dengan gembira”) ke pernyataan direktif (misalnya,

“Tolong berpakaian sekarang” atau “Letakkan kaus kaki ini di kaki kiri Anda”)

dan, jika diperlukan, mungkin disertai dengan bahasa isyarat (misalnya, menunjuk

pada item atau menunjukkan gerakan) atau perintah fisik (misalnya, menyentuh

kaki kiri orang tersebut sambil menyatakan, “letakkan kaus kaki ini di kaki kiri

Anda”) (Padilla, 2011).

Pelatihan dan keterlibatan pengasuh sangat penting dalam menerapkan

program individual untuk mempertahankan keterampilan dalam berkativitas.

Ketika pengasuh dilatih bagaimana caranya utnuk memecah tugas dan

memberikan petunjuk kerja yang tepat, akan berdampak pada kualitas hidup dan

kepuasan yang lebih baik pada orang dengan gangguan Alzheimer (Padilla, 2011).

3) Peningkatan Kualitas Hidup Gangguan Alzheimer

Orang dengan Alzheimer atau demensia terkait sering mengalami tantangan

dalam mempertahankan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam pekerjaan

yang berkontribusi terhadap QOL, kesehatan mereka, dan kepuasan. (Egan, 2006)

Praktisi Okupasi Terapis mengatur pemahaman mereka tentang pekerjaan ke

Page 40: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

delapan bidang utama : ADL, istirahat dan tidur, IADLs, pendidikan, pekerjaan,

bermain, rekreasi, dan partisipasi sosial (American Occupational Therapy

Association, 2008). Dari jumlah tersebut, lima paling relevan dengan populasi

orang dengan Alzheimer atau demensia terkait,yang sebagian besar adalah orang

dewasa yang lebih tua, dan pensiunan (Letts, 2011). Aspek yang relevan

mencakup ADL, yang terdiri dari merawat diri melalui kegiatan seperti mandi,

toilet, makan, dan berpakaian ; Istirahat dan tidur ; IADL, yang mencakup

pengelolaan rumah tangga dan kegiatan masyarakat seperti persiapan

makanpembersihan, mengemudi, dan perbankan; Rekreasi, yang mencakup

kegiatan bebas waktu dimana orang melakukan kesenangan; Dan partisipasi

sosial, termasuk melibatkan keluarga, teman, dan orang lain dalam konteks

komunitas. Keluarga dan pengasuh lainnya memberikan tingkat dukungan yang

tinggi untuk Alzheimer atau kemajuan demensia terkait. (Letts, 2011).

Di bidang ADL, peneliti merasa heran bahwa tidak ada penelitian yang

tersedia untuk memandu praktisi terapi okupasi untuk menilai, merencanakan, dan

menerapkan intervensi untuk orang-orang dengan AD atau demensia terkait di

wilayah fungsi yang secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Sebagian

besar bukti yang tersedia pada intervensi ADL memiliki fokus pada aspek

feeding. (Letts, 2011) Untuk intervensi IADL, bukti yang menjanjikan ada

mengenai keefektifan intervensi terapi okupasi berbasis home-based community

untuk orang-orang dengan AD atau demensia terkait dan perawat mereka pada

tahap awal demensia. Penilaian di rumah diikuti oleh strategi lingkungan dan

kompensasi tampaknya memperbaiki kesehatan dan QoL untuk penderita

demensia dan caregiver mereka.)

Page 41: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

contoh intervensi Okupasi Terapi dalam penanganan kasus Alzheimer

diantaranya:

• Alat bantu yang bersifat fisik atau kognitif dapat dipertimbangkan untuk

mendukung ADL pada orang dengan Alzheimer atau demensia terkait,

namunkegunaannya mungkin perlu dipantau.

• Di masyarakat, intervensi terapi okupasi berbasis rumah (home-based

programe) yang mencakup penilaian dan rekomendasi IADL untuk

meningkatkan kemampuan mungkin bermanfaat dalam meningkatkan QOL

dankesehatan klien dengan Alzheimer dan demensia terkait.

• Pemberian intervensi untuk aktivitas leisure dapat disesuaikan pada

individudengan gangguan Alzheimer atau dipilih berdasarkan kemampuan

yang masihdapat dilakukan. Pemilihan aktivitas leisure yang baik dan efektif

dapatmemengaruhi tingkat kepuasan pasien dan caregiver.

Page 42: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

BAB VII

FISIOTERAPI PADA KYPOSIS LANSIA

8.1 Deskripsi

Kifosis berasal dari bahasa yunani ‘khyfos’ yang berarti lengkungan

(punuk). Kifosis pada lansia yaitu terjadinya peningkatan

lengkungankedepanpadapunggungbagianatas.Dalambahasaawamdisebut

“bungkuk” atau “punuk”. Normalnya, Kurva thorakal adalah kifosis

(melengkung ke depan), dengan nilai lengkungan20-50derajat.Bila

peningkatan lengkungan pada thorakal terjadi secara berlebihanyaitu lebih

dari 500maka lansia dikatakan menderita gangguan postur yang disebut

“kifosis”. Pada lansia kifosis bisa menjadi penanda adanya

osteoporosis.Kifosis pada tingkat yang ringan mungkin tidak menyebabkan

masalah pada lansia, namun pada tingkat yang parah (derajat lengkungannya

sangat besar) dapat berpengaruh pada paru-paru, saraf dan jaringan organ

lainnya.

8.2 Intervensi Fisioterapi

1. Pre eleminary exercise denganSWD

2. Koreksi postur dengan cara pasien tengkurap, kedua tangan

disilangkan didepan dagu. Pasien diminta memfleksikan

punggungnya. Tujuannya adalah untuk mengembalikan otot yang ter-

strech ke posisinya. Secara bertahap berikan tahanan ringan, untuk

menguatkan otot-otot backekstensor.

3. Bugnet excercise yang disesuaikan dengan kebiasaan pasien. Posisi

duduk, badan tegak, kaki 900. Tangan pasien memegang pada bed.

Page 43: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Tangan fisioterapis pada back head dan middle back. Minta pasien

mendorong kepala dan punggung ke belakang, semetara fisioterapis

memeberikan tahanan. Lakukan 5 kali

denganhitungan8detikdanrileks2-3detik.

Page 44: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, R. 2011. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit FKUI: Jakarta, hal140-150

Anton C. Widjaja. (2001). Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta:

Hipokrates. Eri D. Nasution. (2003). Lebih Lengkap Tentang

Osteoporosis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dick, F.D. et al. 2007. Environmental Risk Factors for Parkinson’s Disease and

Parkinsonism: the Geoparkinson Study on Behalf of the Geoparkinson

Study Group. Occup Environ Med. 64:666–672.

Frenkel’s Exercise. Available at :http://ipuy-

fullmoon.blogspot.com/2009/07/frenkels-exercise.html.

http://perpustakaan.poltekkesmalang.ac.id/assets/file/kti/1401100066/7_BAB_II.p

df

Irfan M. Fisioterapi pada Parkinson’s Disease. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010

Lee JM. Prosedur-prosedur Termal, Listrik dan Manipulatif. Dalam: Segi Praktis

Fisioterapi. Edisi kedua. Jakarta: Binarupa Aksara. 1990.

Lewis P. Rowland, 2000. Merritt’s Neurology 10th Edition. Parkinsonism:

Stanley Fahn and Serge Przedborski

Physical Therapy in Parkinson’s Disease. Available at:

http://www.emedicine.com

Rully, Afida. 2012. AskepEnsefalitis Pada Anak.

[http://keperawatananakafidaruly.blogspot.com/2012/10/askep-ensefalitis-

pada-anak.html]

Ropper AH, Samuels MA. Adams and Victors’s Principles of Neurology Nine

Edition. Mc Graw Hill Inc. New York. ISBN :978-0-07-149992-7.

Samuels MA, Ropper AH. Samules ‘s Manual of Neurologic Therapeutics Nine

Edition. Lippincot Williams & Wilkins. ISBN : 978-1- 60547-575-2.

Teixeira LJ. Soares BGDO, Vieira VP. Physical therapy for Parkinson’s Disease.

The Cochrane Collaboration. 2007. 2: 1-5.

Terapi deep brain stimulation bantu kendalikan Parkinson’s Disease.

2007.http://www.medicastore.com/med/index.php?id=&iddtl=&idktg=&id

obat=&UID=20080527174540125.163.140.209

Page 45: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Format presentasi (power point) 10

2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran

10

3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

4 Review jurnal

- Materijurnal 20

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN

PROFESI FISIOTERAPI

Page 46: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

- Diskusi dan kemampuanargumentasi 20

- Kelayakan(feasibility) 20

5 Performance presentator

- Bahasa dan sopansantun 10

Jumlah 100

Penilai,

(

)

Page 47: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran

20

2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

3 Review jurnal

- Materijurnal 30

- Kelayakan(feasibility) 30

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN

PROFESI FISIOTERAPI

Page 48: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

- Formatpenulisan 10

Jumlah 100

Penilai,

(

)

Page 49: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

Penilaian Status Klinis

1 Pemeriksaan Subjektif 4

2 Pemeriksaan Objektif

- VitalSign 2

- PemeriksaanPer-Kompetensi 4

3 Diagnosis

- Impairment 2

- ActivityLimitation 2

- ParticipationRestriction 2

- ContextualFactor 2

4 Prognosis 2

5 Planning

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 50: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

- Jangka Panjang &Pendek 2

- ClinicalReasoning 3

6 Prosedur Intervensi

- Metode Pelaksanaan &Dosis 4

- ClinicalReasoning 6

7 Edukasi & Home Program 2

8 Evaluasi 3

Format Penilaian Presentasi

1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

3 Format presentasi dan bahasa 10

TOTAL 100

Penilai,

(

)

Page 51: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

Assessment 0-100 25%

Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

Planning 0-100 25%

Intervensi 0-100 25%

Total Nilai

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 52: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Penilai,

(

)

Page 53: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCESTASE PILIHAN

NAMAPESERTA :

NIM :

TEMPAT :

TANGGAL :

PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL

PRACTICE)

No Komponen Penilaian Kinerja Subjektif Jumla

h Poin 0 1 2 3 4

1 Keamanan (Safety)

2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

3 Akuntabilitas (Accountability)

4 Komunikasi (Communication)

5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

6 Pengembangan Profesional

(Professional

Development)

TOTAL

POIN

MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)

N

o

Komponen Penilaian Kinerja Objektif Subjektif Jumla

h Poin

0 1 0 1 2 3 4

ASSESMENT

Anamnesis Umum

1 Peserta memperkenalkan diri

2 Peserta menanyakan identitas pasien

Anamnesis Khusus

1 Peserta menanyakan keluhan utama

pasien

2 Menanyakan Riwayat

Penyakit

Sekarang(RPS)/S7

3 Menanyakan Riwayat Penyakit

Dahulu

(RPD)

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI

FISIOTERAPI

Page 54: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

4 Menanyakan Riwayat

Penyakit

Keluarga (RPK)

5 Menanyakan Riwayat

Penyakit

Penyerta (RPP)

6 Menanyakan Riwayat Sosial

Pemeriksaan Umum

1 Pemeriksaan Vital Sign

2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

3 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Statis

Inspeksi Dinamis

Palpasi

Auskultasi

Pemeriksaan Khusus

1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif

Pasif

Isometrik Resisted

2 Pengukuran Kekuatan Otot

3 Pengukuran ROM

4 Pengukuran Antropometri

5 Pengukuran Nyeri

6 Pemeriksaan Spesifik

Untuk mendukung

penegakan

diagnosis

Untuk menentukan diagnosis

banding

7 Melakukan Pengukuran

terkait

Diagnosis

DIAGNOSIS

1 Diagnosis Medis (penjelasan)

2 Diagnosis Fisioterapi

Impairment

Functional Limitation

Disability/Participant Restriction

PLANNING

1 Rencana Jangka Pendek

2 Rencana Jangka Panjang

INTERVENSI

1 Penerapan Intervensi Modalitas

Page 55: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

EDUKASI & HOME PROGRAM

1 Modifikasi faktor internal

2 Modifikasi faktor eksternal

3 Home Program

EVALUASI

1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

Awal

Total Poin

PERHITUNGAN NILAI AKHIR

N

o

Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

1 Praktik Profesional (Professional

Practice)

(Jumlah Poin : 24) x

100

30%

2 Manajemen Pasien (Patient

Management)

(Jumlah Poin : 157)

x 100

70%

Total Nilai Akhir

Interpretasi :

…...………….,

…………………………

Objektif

0 Tidak Dilakukan

1 Dilakukan Mengetahui,

Subjektif Penguji Bagian

0 Tidak Dilakukan

1 Kurang Baik

2 Cukup Baik

3 Baik ( )

4 Sangat Baik

Page 56: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

27

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

FORM PENILAIAN MORNING REPORT

HARI/TANGGAL : _STASE : _TEMPAT: _

No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisip

asi

Aktif

Berpikir

Kritis

Kemampuan

Komunikasi

Time

Manaje

men

Tat

a

Kra

ma

Nilai

Total

1

2

3

4

5

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 57: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

27

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Keterangan Penilaian

Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1

5 Manajemen Waktu

Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4

Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3

Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2

Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1

6 Tata krama

Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat

berdiskusi

4

Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih

bersikap

sopan

3

Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2

Bertindak dan bicara seenaknya 1

No Keterangan Nilai

1 Kehadiran

Hadir tepat waktu 4

Terlambat <15 menit 3

Terlambat <30 menit 2

Tidak hadir 0

2 Partisipasi

Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4

Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3

Hanya menjawab kalau ditanya 2

Diam saja 1

3 Berpikir kritis

Mempunyai materi dengan jelas 4

Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3

Materi yang disampaikan tidak jelas 2

Salah menyampaikan materi 1

4 Kemampuan komunikasi

Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4

Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3

Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2

Page 58: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

27

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI

Page 59: MODUL FISIOTERAPI GERIATRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...

34

MODUL FISIOTERAPI GERIATRI