MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

58
MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI

Transcript of MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

Page 1: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI

Page 2: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

VISI DAN MISI FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

Visi Fakultas Keperawatan

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi

khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Fakultas Keperawatan

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai

fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik

(laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga menghasilkan

karakter yang unggul, kompeten dan excellent service.

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan dan

fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan pendekatan

riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat nasional

bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya pendekatan

preventive health science.

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah,

dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

Page 3: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM PROFESI

Visi Program Profesi Fisioterapi

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi

khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Program Profesi Fisioterapi

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai

fasilitas belajar, tools, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik di

laboratorium dan lapangan

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset dibidang fisioterapi

yang difokuskan pada masalah manual terapi dengan menggunakan pendekatan

riset dalam bidang fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan fisioterapi.

4. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi,

dan stakeholder baik dalam maupun luar negeri.

Page 4: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Modul praktik bagi

mahasiswa Pendidikan Profesi FisioterapiFakultas Keperawatan dan Fisioterapi

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

Dalam rangka proses pembelajaran praktik dan untuk mencapai

kompetensi sebagai seorang bidan, maka di setiap semester mengharuskan

mahasiwa profesi fisioterapi untuk mengikuti praktik yang dilaksanakan di lahan

praktik sesuai dengan ketentuan kurikulum di Program studi Pendidikan Profesi

Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra

Lubuk pakam.

Buku panduan praktik ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan

kegiatan praktik sehingga dapat membantu mahasiswa profesi bidan dalam

mempersiapkan dan melaksanakan praktik serta pembuatan laporan praktik yang

lebih baik, terarah, dan terencana. Dalam buku panduan ini masih terdapat banyak

kekurangan, namun harapan kami buku ini dapat dipakai sebagai acuan bagi

pembimbing dan mahasiswa dalam mencapai tujuan sesuai dengan kompetensi

dan kami juga terus berbenah diri untuk mencapai yang lebih baik.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan

penerbitan buku pedoman ini, kami ucapkan terima kasih.

Ditetapkan : Lubuk Pakam

Pada Tanggal : Maret 2020

Dekan Fkep dan Fisioterapi

INKES MEDISTRA

Lubuk Pakam

Kuat Sitepu, S.Kep.Ns, M.Kes

NIK : 02.01.01.12.1975

Page 5: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL DAN DALAM ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA .................................................. 1

A. Definisi ................................................................................................... 1

B. Tujuan ..................................................................................................... 3

C. Sasaran .................................................................................................... 1

D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 1

BAB IIPELAKSANAAN FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA ................... 4

A. Dasar Keilmuan Disminorhea Primer.................................................... 4

B. Diagnosis Fisioterapi: ........................................................................... 4

C. Pemeriksaan dan pengukuran fisioterapi ............................................... 4

D. Perencanaan intervensi Fisioterapi Wanita............................................ 4

E. Manajemen issue profesi etika biomedik, promosi kesehatan .............. 5

BAB III SENAM HAMIL ..................................................................................... 6

A. Dasar Keilmuan .................................................................................... 6

B. Pemeriksaan dan Diagnosis ................................................................. 6

C. Perencanaan ......................................................................................... 6

D. Prosedur intervensi ............................................................................... 7

BAB IV LOW BACK PAIN (LBP) PADA KEHAMILAN ................................. 11

A. Dasar Keilmuan ................................................................................... 11

B. Tanda dan gejala ................................................................................ 12

Page 6: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

iii

C. Kerangka Fikir Fisioterapi pada LBP Kehamilan berbasis

intenational classification function/ICF ............................................ 13

D. Pengukuran ....................................................................................... 14

E. Perencanaan Intervensi...................................................................... 14

BAB V PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID) .......................................... 20

A. Dasar Keilmuan ..................................................................................... 20

B. Diagnosis ............................................................................................... 20

C. Intervensi .............................................................................................. 20

BAB VI INKONTINENSIA URIN ...................................................................... 23

A. Dasar Keilmuan ...................................................................................... 23

B. Kerangka Pikir berdasarkan pedoman dalam melakukan proses

asuhan fisioterapi ................................................................................ ....23

BAB VI LYMPEDEMA ....................................................................................... 30

A. Dasar Keilmuan ................................................................................... 30

B. Diagnosis Lymphedema ..................................................................... 30

C. Perencanaan Lymphedema.................................................................. 30

BAB VII DISFUNGSI OTOT DASAR PANGGUL32

A. Dasar Keilmuan ................................................................................... 32

B. Diagnosis dan Pemeriksaan Disfungsi Otot Dasar Pangul ................. 32

C. Pelaksanaan Asuhan Fisioterapi .......................................................... 35

BAB VII OSTEOPOROSIS EC MENOPAUSE .................................................. 38

A. Dasar Keilmuan ................................................................................... 38

B. Kerangka pikir dalam melakukan asuhan fisioterapi .......................... 38

FORM PENILAIAN ............................................................................................. 44

Page 7: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

1

BAB I

FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA

A. Definisi

Fisioterapi kesehatan wanita merupakan rangkaian pembelajaran proses

asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnosa, planning, intervensi, serta

evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi kesehatan wanita yang bertujuan untuk

memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang

kesehatan wanita.

B. Tujuan

Tujuan instruksional umum

1. Memahami kasus-kasus fisioterapi kesehatanwanita

2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi kesehatanwanita

3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus

kesehatanwanita

C. Tujuan intruksional khusus

Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik

seperti:

1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang kesehatan wanita dalam kasus

wanita pada masa pubertas, kehamilan, fase nifas danmenopause.

2. Melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF,

menetapkan planning, melakukan intervensi, melakukan evaluasi terkait

patologi kasus fisioterapi kesehatan wanita, serta melakukan rujukan ke

profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnosa penunjang

terkait patologi kesehatan wanita

D. Sasaran

Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi kesehatan wanita

adalah mahasiswa Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Page 8: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

2

yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika

dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi latihan, dan psikologi pada

semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran sebelumnya.

Sumber Pembelajaran

Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :

A. Buku Text dan ebook:

1. KANIS, John A., et al. Guidelines for diagnosis and management

ofosteoporosis.Osteoporosis International, 1997, 7.4: 390-406.

2. Depkes.2010. Panduan Teknik Latihan Fisik Selama Kehamilan dan

NifasMosby’s Guide to Women’s Health: A Handbook for

HealthProfessionals.2007

3. B.K and Sherburn.M. 2005. Evaluation of Female Pelvic-Floor Muscle

Function and Strength. Physical Therapy . Volume 85 . Number3

B. Narasumber:

1. DosenMatakuliah

Sumber daya

A. Sumber dayamanusia:

1. Dosen pemberi mata kuliah : 1orang

B. Sarana danPrasarana:

1. Komunitas Physio Femme Bali

Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi kesehatan wanita adalah

melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kesehatan wanita mulai dari

pemeriksaan hingga intervesi pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas

fungsional wanita.

Page 9: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

3

Alat dan kelengkapan :

1. WhiteBoard

2. BoardMarker

3. Laptop

4. Multi MediaProjector/LCD

Pengendalian dan Pemantauan

1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telahditandatangani

2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas

instruktur yang menilai dan peserta didik yangbersangkutan

3. Pedoman penilaian pencapaiankompetensi.

Page 10: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

4

BAB II

Pelaksanaan Fisioterapi Kesehatan Wanita

A. Dasar Keilmuan Disminorhea Primer

Dismenorea primer yaitu nyeri yang timbul sejak haid pertama dan akan

pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh

atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu

normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan

seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun,

kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.

B. Diagnosis Fisioterapi:

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa

menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram

yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya

nyeri mulai timbul sesaatsebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya

dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering

disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. kadang

sampai terjadi muntah.

C. Pemeriksaan dan pengukuran fisioterapi

• Nyeri➔ Numeric Rating Scale(NRS)

D. Perencanaan intervensi Fisioterapi Wanita:

1. Terapi es danpanas

Terapi es dapat menurunkan prostsglandin yang memperkuat sensitifitas

reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan

menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai keuntungan

meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut

menurungkan nyeri dengan memprcepat penyembuhan.

2. Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton (TENS)

Page 11: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

5

3. Relaksasi

Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan.

Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan

frekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi nafas dalam). Contoh:

bernafas dalam-dalam dan pelan.

E. Manajemen issue profesi etika biomedik, promosi kesehatan

Berbuat baik dalam etika biomedis, berbuat baik dalah hal ini merupakan

kewajiban yang meski dipenuhi. Prinsip ini berlaku khusus dalam hubungan

dokter dengan pasien. Bila dokter menerima seorang sakit sebagai pasiennya, ia

wajib berbuat baik terhadapnya dan segala tindakan dokter harus terarah pada

tujuan memulihkan kesehatan pasien. Beberapa hal kewajiban dalam prinsip

berbuat baik, melindungi dan membela hak orang lain, mencegah terjadinya

kerugian bagi orang lain, meniadakan kondisi yang akan menyebabkan kerugian

bagi orang lain, membantu orang yang cacat, serta menyelamatkan orang lain dari

bahaya (Bartens, 2011: 67-69).

Page 12: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

6

BAB III

SENAM HAMIL

A. Dasar Keilmuan

Senam hamil adalah rangkaian gerakan senam yang diperuntukkan bagi ibu

hamil. Gerakan senam hamil umumnya aman dan ringan, sehingga dapat

dilakukan di berbagai usia kehamilan, tujuan utama senam hamil adalah

membantu ibu hami dalam mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan.

B. Pemeriksaan dan Diagnosis

Asesment : Pastikan pasien sesuai indikasi untuk diberikan senam hamil

dengan surat keterangandokter.

C. Perencanaan

1. Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang sudah

terbiasa di lakukan oleh seorang wanita.

2. Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan adalah sangat

penting dimana wanita/ibu hamil hendaknya mengkonsumsi satu sampai

dua liter air dalam sehari.

3. Senam aerobik pada bagian kaki terbatas 20-30 menit bagi wanita/ibu yang

merasa kurang fit dan 30-45 menit bagi wanita/ ibu yang merasa lebih fit.

4. Hindari senam jika sudah terjadi pendarahan, ancaman persalinan kurang

bulan, serviks yang tidak kuat (kompeten), pertumbuhan janin intrauterine

lambat/terhambat dan demam.

5. Senam ringan hingga sedang dan teratur (3 kali seminggu), lebih di sukai

kegiatan senam secara aktif sesekali.

6. Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat atau menyentak,

pengangkatan kaki secara lurus dan sit-up(duduk) penuh.

7. Jangan meregangkan otot hingga melampaui retensi maksimum oleh

karena efek hormonal dari kehamilan atas relaksasi ligamen.

8. Warming-up(pemanasan) dan cooling down harus secara berangsur-

angsur, dimana sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan

Page 13: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

7

pemanasansehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan

oksigen yang di angkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah banyak.

Dapat juga mengurangikemungkinan terjadinya kejang/luka karna telah di

siapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif. Begitu

juga setelah senam, lakukan gerakan pendinginan

9. Bangkit dari lantai hendaknya di lakukan secara perlahan untuk

menghindari hipotensi orthostatik.

D. Prosedur intervensi

1. Persiapkan matras danbantal

2. Posisi duduk santai dengan tangan kebelakang menopangtubuh

3. Latihan1

• Kaki diluruskan dengan sedikitterbuka.

• Gerakan latihan: a) Gerakan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke

belakang; b) Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan keluar;

c) Bila mungkin angkat pantat dengan kedua tangan dan ujung

telapak kaki; d) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut; e)

Kerutkan dan kendurkan ototanus.

• Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10gerakan

4. LatihanII

• Posisi duduk tegak dengan tangan dibelakang menopang badanibu.

• Kedua tungkai dirapatkan dalam posisilurus.

Bentuk latihan: a) Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah

kiri, silih berganti; b) Kembangkan dan kempiskan otot dinding

perut bagian bawah; c) Kerutkan dan kembangkan otot liang anus;

d) Lakukangerakan ini sekitnya 8-10 kali.

5. LatihanIII

a. Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan dibelakang,

tungkai dirapatkan.

b. Tidur terlentang dengan kedua kakidirapatkan.

c. Bentuk latihan: a) Pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silih

Page 14: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

8

berganti ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin; b) Sikap tidur

dengan kedua tangan dapat disamping tetapi lebih baik dibawah

kepala; c) Angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri

dengan tinggi semaksimal mungkin; d) Lakukan latihan ini

sedikitnya 8-10kali.

6. LatihanIV

a. Posisidudukbersiladantegak.Letakkantangandiatasbahusedangkansi

ku disampingbadan

b. Bentuk latihan: a) Lengan diletakkan didepan dada; b) Putar lengan

keatas dan kesamping kebelakang dan selanjutnya kembali kedepan

tubuh (dada); c) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10kali.

7. LatihanV

a. Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu samalain.

b. Badan agak santai dan pahalemas.

c. Kedua tangan dipersendianlutut.

d. Bentuklatihan:a)Tekanpersendianlututdenganberatbadansebanyak20

kali; b)Badan diturunkan kedepan semaksimalmungkin.

8. LatihanVI

a. Posisi latihan dengan tidur diatas tempat tidurdatar.

b. Tangan diletakan disampingbadan.

c. Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai

bawah bagian bawah sekitar 80-90derajat.

d. Bentuk latihan: a) Angkat badan dengan topangan pada ujung

telapak kedua kaki dan bahu; b) Pertahankan selama mungkin

diatas dan selanjutnya turunkanperlahan-lahan.

9. LatihanVII

• Sikaptidurterlentangditempattidurmendatardanbadankondisisantai.

• Tangan dan tungkai bawah lurus danrelaks.

• Bentuk latihan: a) Badan dilemaskan pada tempat tidur; b) Tangan

dan tungkai bawah membujur lurus; c) Pinggul diangkat kekanan

dan kekiri sambil melatih otot liang anus; d) Kembang kempiskan

Page 15: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

9

otot bagian bawah; e) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15kali.

10. Latihanpernapasan

• Posisi tubuh terlentang pada tempat tidur yang datar dengan kedua

tangan disamping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut

dansantai.

• Letakan satu tangan (melekat) diatasperut.

• Bentuk latihan: a) Tarik napas perlahan dari hidung serta

pertahankan dalam perut untuk beberapa saat; b) Bersama tarikan

napas tersebut tangan berada diatas perut perlahan diangkat hingga

kekepala; c) Keluarkan napas dari mulut secara perlahan; d) Tangan

yang diangkat ikut serta diturunkan; e) Lakukan gerakan ini hingga

8-10 kali dengan tangan silih berganti.

• Bentuk gerakan lainnya: a) Tangan yang ada diatas perut dibiarkan

mengikuti gerakan saat dilakukan tarikan napas dan saat

mengeluarkannya; b) Tangan tersebut seolah-olah memberikan

pembarat pada perut untuk memperkuatdiafragma.

11. LatihanRelaksasi

• Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot

tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama

sekali relaksasitotal.

• Sikap tubuh sepertimerangkak.

• Bersikap tenang danrelaks

• Badan disangga pada persendian tulang bahu danpaha.

• Bentuk latihan: a) Tubuh disangga persendian tulang bahu dan

paha; b) Lengkungkan dan kendurkan tulang belakang; c)

Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut; d) Kerutkan dan

kendurkan otot liang dubur; e) Lakukan latihan ini 8-10kali.

• Bentuk latihan lainnya: a) tidur miring dengan kaki membujur; b)

terlentang dengan disangga bantal ada bagian bawah; c) Tidur

terlentang dengan kaki ditekuk; d) Tidur miring dengan

kakiditekuk.

Page 16: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

10

• Bentuk latihan: a) Tarik napas perlahan dari hidung serta

pertahankan dalam perut untuk beberapa saat; b) Bersama tarikan

napas tersebut tangan berada diatas perut perlahan diangkat

hingga kekepala; c) Keluarkan napas dari mulut secara perlahan;

d) Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan; e) Lakukan

gerakan ini hingga 8-10 kali dengan tangan silih berganti.

• Bentuk gerakan lainnya: a) Tangan yang ada diatas perut

dibiarkan mengikuti gerakan saat dilakukan tarikan napas dan saat

mengeluarkannya; b) Tangan tersebut seolah-olah memberikan

pembarat pada perut untuk memperkuatdiafragma.

12. LatihanRelaksasi

• Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot

tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama

sekali relaksasitotal.

• Sikap tubuh sepertimerangkak.

• Bersikap tenang danrelaks

• Badan disangga pada persendian tulang bahu danpaha.

• Bentuk latihan: a) Tubuh disangga persendian tulang bahu dan

paha; b) Lengkungkan dan kendurkan tulang belakang; c)

Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut; d) Kerutkan dan

kendurkan otot liang dubur; e) Lakukan latihan ini 8-10kali.

• Bentuk latihan lainnya: a) tidur miring dengan kaki membujur; b)

terlentang dengan disangga bantal ada bagian bawah; c) Tidur

terlentang dengan kaki ditekuk; d) Tidur miring dengan

kakiditekuk.

BAB IV

LOW BACK PAIN (LBP) PADA KEHAMILAN

Page 17: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

11

A. Dasar Keilmuan

LBP pada kehamilan adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan

gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang

belakang dari rusuk terakhir atau V Th 12 sampai bagian pantat atau anus karena

pengaruh hormon yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian

penyangga dan jaringan penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya

elastisitas dan fleksibilitas otot, dan juga bisa disebabkan faktor mekanika tubuh

yang mempengaruhi kelengkungan tulang belakang dikarenakan perubahan sikap

dan penambahan beban pada saat hamil.

Setiap struktur yang dipersarafi di tulang belakang lumbal dapat

menyebabkan gejala punggung bawah dan nyeri yang dirujuk ke ekstremitas atau

ekstremitas. Daftar panjang struktur potensial ini termasuk otot, ligamen, dura

mater dan akar saraf, sendi zygapophyseal, annulus fibrosis, fasia torakolumbal,

dan vertebra. Orang mungkin berharap bahwa perbaikan dalam resolusi teknologi

pencitraan telah meningkatkan kemungkinan mendeteksi hubungan antara

patologi dan nyeri di tulang belakang lumbar. Namun, penentuan asal patogenesis

nyeri punggung bawah sulit oleh tingkat temuan positif palsu pada studi

pencitraan, yaitu, individu tanpa nyeri punggung bawah menunjukkan temuan

abnormal. Sebagai contoh, hasil foto pasien hernia yang ditunjukkan pada scan

tomografi komputer (CT), MRI, dan myelografi pada 20% sampai 76% orang

tanpa linu panggul. Lebih lanjut, Savage et al melaporkan bahwa 32% subjek

asimtomatik mereka memiliki duri lumbal "abnormal" (bukti degenerasi diskus,

tonjolan atau tonjolan diskus, hipertrofi facet, atau kompresi akar saraf) dan hanya

47% subjek mereka yang mengalami nyeri punggung bawah memiliki kelainan

yang diidentifikasi.

Dalam studi longitudinal, nyeri punggung bawah dapat berkembang

dengan tidak adanya perubahan terkait dalam tampilan radiografi tulang belakang.

Boos et al mengikuti pasien asimtomatik dengan hernia selama 5 tahun dan

menentukan bahwa karakteristik pekerjaan fisik dan aspek psikologis pekerjaan

lebih kuat daripada kelainan diskus yang diidentifikasi MRI dalam memprediksi

Page 18: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

12

kebutuhan untuk konsultasi medis terkait nyeri punggung bawah. Dengan

demikian, hubungan antara keluhan klinis dan pemeriksaan patologis saat ini

dengan temuan radiologis harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Lebih lanjut,

bahkan ketika kelainan hadir, menetapkan sebab dan akibat langsung antara

temuan patologis dan kondisi pasien terbukti sulit dipahami dan paling sering

tidak banyak membantu dalam manajemen pasien.

B. Tanda dan gejala

Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus dan vagina,

nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah depan, nyeri dapat

dirasakan saat berjalan, menaiki tangga, berdiri menggunakan satu kaki, dan

bangun dari tempat tidur.Perjalanan klinis nyeri punggung bawah dapat

digambarkan sebagai akut, subakut, rekuren, atau kronis. Mengingat tingginya

prevalensi nyeri punggung bawah berulang dan kronis serta biaya terkait, dokter

harus menempatkan prioritas tinggi pada intervensi yang mencegah (1)

kekambuhan dan (2) transisi ke nyeri punggung bawah kronis tidak efektif atau

hanya memiliki ukuran efek marjinal. Sebagian besar studi intervensi telah

mengambil pendekatan dimana nyeri punggung bawah diperlakukan sebagai

entitas yang homogen setelah tanda bahaya medis dan kompresi akar saraf

dikecualikan. Kebanyakan dokter, bagaimanapun, menganggap bahwa ada

subkelompok yang dapat dikenali, dan peneliti setuju bahwa perawatan klinis

dapat ditingkatkan dengan metode subkelompok yang efektif.

Kegunaan pengelompokan berdasarkan patoanatomi dibatasi oleh

ketidakmampuan untuk mengidentifikasi mekanisme patologis untuk kebanyakan

pasien. Penekanan dalam pengembangan metode subkelompok untuk perawatan

konservatif oleh karena itu ditempatkan pada pola tanda dan gejala dari

pemeriksaan klinis.276 Pengembangan sistem klasifikasi telah diidentifikasi

sebagai prioritas di antara para peneliti dalam manajemen perawatan primer

pasien dengan gangguan kesehatan. nyeri punggung.34 Tantangan ini sebagian

besar telah diambil oleh para peneliti yang berfokus pada intervensi non-bedah

dengan tujuan mengidentifikasi subkelompok pasien yang intervensi khusus dapat

Page 19: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

13

diberikan dengan tujuan pemulihan yang lebih cepat.

C. Kerangka Fikir Fisioterapi pada LBP Kehamilanberbasis intenational

classification function/ICF

Untuk nyeri punggung bawah akut dengan defisit mobilitas, karakteristik

gerakan / nyeri yang membedakan adalah bahwa pasien menunjukkan rentang

gerak tulang belakang yang terbatas dan mobilitas segmental, dan bahwa gejala

ekstremitas bawah yang berhubungan dengan punggung bawah dan punggung

bawah pasien direproduksi dengan provokasi segmen yang terlibat, dengan

strategi intervensi yang difokuskan pada pengurangan nyeri dan meningkatkan

mobilitas segmen tulang belakang yang terlibat.Untuk nyeri punggung bawah akut

dengan peningkatan koordinasi gerakan dan nyeri punggung bawah akut dengan

nyeri yang menyebar, karakteristik gerakan / nyeri yang membedakan adalah

nyeri yang terjadi dengan gerakan aktif atau pasif awal hingga menengah, dengan

strategi intervensi yang berfokus pada gerakan yang membatasi rasa sakit atau

meningkatkan gerakan bebas rasa sakit di rentang menengah.Untuk nyeri

punggung bawah subakut dengan defisit mobilitas, punggung bawah subakut

nyeri dengan gangguan koordinasi gerakan, dan nyeri punggung bawah subakut

dengan nyeri menjalar, th Karakteristik gerakan / nyeri yang membedakan adalah

nyeri yang terjadi dengan rentang tengah hingga akhir gerakan aktif atau pasif,

dengan strategi intervensi yang difokuskan pada gerakan yang meningkatkan

toleransi gerakan di rentang tengah hingga akhir.

Untuk nyeri punggung bawah kronis dengan gangguan koordinasi gerakan

dan nyeri punggung bawah kronis dengan nyeri yang menyebar, karakteristik

gerakan / nyeri yang membedakan adalah nyeri yang terjadi dengan gerakan atau

posisi jarak akhir yang berkelanjutan, dengan strategi intervensi yang difokuskan

pada gerakan yang meningkatkan toleransi gerakan di akhir rentang gerak.

kategori nyeri akut lainnya, nyeri punggung bawah akut dengan nyeri ekstremitas

bawah berulang (dirujuk), adalah kondisi dengan iritabilitas tinggi tetapi, berbeda

dengan kategori nyeri punggung bawah akut yang disebutkan di atas, strategi

intervensinya adalah difokuskan pada sentralisasi atau penghapusan gejala pasien.

Page 20: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

14

Untuk nyeri punggung bawah akut dan subakut dengan kecenderungan kognitif

dan afektif terkait dan nyeri punggung bawah kronis dengan kategori nyeri umum,

nyeri punggung bawah tidak mengikuti inisial, mid-range, atau hubungan gerakan

/ nyeri jarak akhir yang mencerminkan tekanan jaringan, peradangan, dan iritabilit

y. Oleh karena itu, strategi intervensi untuk kategori nyeri ini tidak terfokus pada

normalisasi gerakan / hubungan nyeri tetapi lebih pada menangani kecenderungan

kognitif dan afektif yang relevan dan perilaku nyeri dengan edukasi dan konseling

pasien.

Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah,

diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai

vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan

(Anurogo, 2011). Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan

awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang

berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan

sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang

menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita

mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta

kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013).Sedangkan menurut Sari

(2012) ciri-ciri ataugejala dismenore primer, yaitu 1)Nyeri berupa keram dan

tegang pada perut bagian bawah; 2)Pegal pada mulut vagina; 3)Nyeri pinggang;

4)Pegal-pegal pada paha dan dapat disertai mual, muntah, dan nyeri kepala.

D. Pengukuran

• Nyeri Numeric Rating Scale(NRS)

E. Perencanaan Intervensi

A. Manual Theraphy

Penelitian telah menentukan subkelompok pasien yang cenderung

mengalami perubahan dramatis dengan penerapan manipulasi dorong ke tulang

belakang lumbar, saran untuk tetap aktif, dan latihan mobilitas. Flynn et al99

melakukan studi derivasi awal pada pasien yang paling mungkin mendapatkan

keuntungan dari manipulasi dorong lumbopelvis secara umum. Lima variabel

Page 21: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

15

ditentukan untuk menjadi prediktor keberhasilan pengobatan yang cepat, yang

didefinisikan sebagai penurunan 50% atau lebih besar dalam skor Indeks Cacat

Oswes-try dalam 2 kunjungan. Prediktor ini meliputi: • Durasi gejala kurang dari

16 hari • Tidak ada gejala di bagian distal lutut • Hipomobilitas lumbal • Minimal

1 pinggul dengan rotasi internal lebih dari 35o • Skor FABQ-W kurang dari 19

Kehadiran 4 atau lebih prediktor meningkat probabilitas keberhasilan dengan

manipulasi dorong dari 45% menjadi 95%. Kelompok item tes ini divalidasi oleh

Childs et alyang menunjukkan hasil yang sama dengan pasien yang memenuhi 4

dari 5 prediktor yang menerima manipulasi dorong (+ LR = 13,2 ; 95% CI: 3.4,

52.1). Pasien diacak untuk menerima manipulasi tulang belakang atau latihan

penguatan tubuh. Pasien yang memenuhi aturan yang menerima manipulasi

memiliki pengurangan kecacatan yang lebih besar daripada semua subjek lainnya.

Hasil ini tetap signifikan pada 6 bulan tindak lanjut. Aturan pragmatis juga telah

diterbitkan untuk memprediksi perbaikan dramatis hanya berdasarkan 2 faktor: •

Durasi kurang dari 16 hari • Tidak memiliki gejala di distal lutut Jika 2 faktor ini

ada, pasien mengalami perubahan sedang ke besar dalam kemungkinanhasil yang

sukses setelah penerapan manipulasi dorong (+ LR = 7.2; 95% CI: 3.2, 16.1) .

B. Penguatan dan Latihan Penguatan

Dalam review Cochrane tentang terapi olahraga untuk pengobatan nyeri

punggung bawah nonspesifik, Hayden dan rekan147 memeriksa literatur tentang

terapi olahraga untuk pasien dengan akut (11 uji klinis acak), subakut (6 uji klinis

acak), dan kronis (43 uji klinis acak) nyeri punggung bawah dan melaporkan

bahwa terapi olahraga efektif dalam mengurangi nyeri pada populasi kronis,

aktivitas bertingkat meningkatkan ketidakhadiran pada populasi subakut, dan

terapi olahraga seefektif pengobatan konservatif lainnya atau tidak ada

pengobatan pada populasi akut. . Kritik yang lebih besar yang ditemukan oleh

pengulas Cochrane dengan literatur saat ini adalah bahwa alat yang dihasilkan

heterogen dan pelaporannya buruk dan tidak konsisten, dengan kemungkinan bias

publikasi.

Aturan prediksi klinis pendahuluan untuk klasifikasi staf telah diusulkan

untuk membantu dokter dengan secara akurat mengidentifikasi pasien yang

Page 22: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

16

tampaknya sesuai untuk program latihan yang berfokus pada stabilisasi.152

Aturan prediksi klinis untuk klasifikasi stabilisasi dikembangkan menggunakan

metodologi serupa seperti untuk aturan manipulasi. Variabel yang secara

signifikan memprediksi peningkatan 50% dalam kecacatan dari nyeri punggung

bawah pada 4 minggu dalam analisis multivariat dipertahankan untuk aturan

prediksi klinis.152 Empat temuan pemeriksaan diidentifikasi: • Usia kurang dari

40 tahun • Tes ketidakstabilan rawan positif • Adanya gerakan menyimpang

dengan tes gerak • Kaki tegak mengangkat lebih dari 91 ° Aturan prediksi klinis

positif untuk stabilisasi didefinisikan sebagai kehadiran setidaknya 3 dari temuan

(+ LR = 4.0; 95% CI: 1.6, 10.0), sedangkan a Aturan prediksi klinis negatif adalah

kehadiran kurang dari 2 temuan (-LR = 0.20; 95% CI: 0.03, 1.4) .152 Validasi

cluster item tes ini diperlukan sebelum dapat direkomendasikan untuk penggunaan

klinis yang luas.

Yilmaz dan rekan 326 menyelidiki kemanjuran program latihan stabilisasi

lumbal dinamis pada pasien dengan mikrodisektomi lumbal baru-baru ini. Hasil

uji coba acak mereka menunjukkan bahwa latihan stabilisasi tulang belakang

lumbal di bawah arahan terapis fisik lebih unggul daripada melakukan program

latihan umum secara mandiri di rumah dan untuk kelompok kontrol tanpa latihan

yang ditentukan pada 3 bulan. Penelitian ini memiliki ukuran sampel kecil dengan

14 subjek di setiap kelompok dan tidak menggambarkan mangkir. Kulig et al190

melakukan uji klinis terkontrol secara acak yang membandingkan program latihan

intensif 12 minggu dan pendidikan untuk pendidikan sendiri dan untuk perawatan

terapi fisik postmikrodisektomi biasa. Dalam analisis 2 kelompok, olahraga dan

pendidikan menghasilkan penurunan yang lebih besar dalam skor Indeks

Disabilitas Oswestry dan peningkatan yang lebih besar dalam jarak berjalan kaki

dibandingkan dengan pendidikan saja. Dalam analisis 3 kelompok, perbandingan

post hoc menunjukkan penurunan yang lebih besar secara signifikan dalam skor

Indeks Disabilitas Oswestry setelah latihan dan pendidikan dibandingkan dengan

kelompok terapi fisik khusus pendidikan dan biasa. Keterbatasan penelitian ini

termasuk kurangnya kepatuhan terhadap tugas kelompok dan waktu kontak terapis

yang tidak proporsional

Page 23: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

17

C. Fleksion Exercise

Latihan berbasis fleksi, juga disebut Williams flexion exer-cises, telah

lama dianggap sebagai pengobatan standar untuk pasien dengan stenosis tulang

belakang lumbar. Telah dilaporkan bahwa klasifikasi latihan khusus fleksi

tampaknya kurang umum dan paling sering terjadi pada pasien yang lebih tua,

seringkali dengan diagnosis medis stenosis tulang belakang lumbal.Panduan saat

ini yang merinci intervensi konservatif untuk stenosis merekomendasikan latihan

fleksi berulang di su- posisi pinus, duduk, dan berdiri.30 Artikel review terbaru

oleh Backstrom dkk14 mencatat bahwa latihan berbasis fleksi telah lama

digunakan untuk secara teoritis membuka atau memperluas luas penampang kanal

foraminal dan kanal spinal sentral, sehingga berpotensi menghilangkan kompresi

mekanis akar saraf lumbal, meningkatkan fleksibilitas tulang belakang, dan

meningkatkan hemodinamik.

Simotas et almelakukan studi kohort prospektif mengikuti 49 pasien

dengan radiografi cen-tral canal lumbar stenosis selama rata-rata 33 bulan, dengan

pengobatan yang terdiri dari ex-ercises berbasis fleksi harian. Pada masa tindak

lanjut 3 tahun, 9 pasien telah menjalani intervensi bedah. Dari 40 pasien yang

tidak menjalani operasi, 5 melaporkan gejala memburuk, 12 melaporkan tidak ada

perubahan, 11 melaporkan perbaikan ringan, dan 12 melaporkan perbaikan

berkelanjutan. Duabelas dari 40 pasien yang tidak menjalani operasi dilaporkan

tidak mengalami nyeri atau hanya nyeri ringan.Klinik dapat mempertimbangkan

latihan fleksi, dikombinasikan dengan intervensi lain seperti terapi manual, latihan

penguatan, prosedur mobilisasi saraf, dan jalan progresif, untuk mengurangi nyeri

dan kecacatan pada pasien yang lebih tua dengan nyeri punggung bawah kronis

dengan nyeri yang menyebar.

D. Edukasi dan Konseling Pasien

Edukasi dan konseling telah menjadi intervensi tradisional yang diberikan

kepada pasien dengan nyeri punggung bawah akut, subakut, dan kronis. Sebuah

survei dari spesialis klinis yang diakui dalam terapi fisik ortopedi

mengidentifikasi bahwa strategi pendidikan pasien yang terdiri dari "Mendidik

pasien dalam program perawatan perawatan di rumah" dan "Merekomendasikan

Page 24: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

18

strategi untuk mencegah masalah berulang" menempati peringkat 2 tertinggi dari

daftar 12 strategi intervensi. Selain itu, "Pelatihan / pendidikan ulang gerakan

fungsional" digolongkan sebagai "strategi yang sangat penting" untuk diterapkan

oleh terapis dalam rencana perawatan pasien.216 Untuk pasien dengan nyeri

punggung bawah, ini biasanya melibatkan identifikasi gerakan yang berhubungan

dengan nyeri punggung bawah, seperti fleksi tulang belakang lumbar yang

berlebihan saat bangkit dari kursi alih-alih menggunakan fleksi pinggul untuk

melakukan gerakan, kemudian memberikan isyarat dan edukasi tentang pilihan

gerakan yang memungkinkan aktivitas dilakukan dengan lebih sedikit, atau tidak

ada gejala.

Burton et al menyelesaikan uji coba terkontrol secara acak (n = 162)

mengeksplorasi kemanjuran buklet pendidikan baru dibandingkan dengan buklet

tradisional pada pasien dengan nyeri punggung bawah yang terlihat dalam

pengaturan perawatan primer. Informasi dan saran tradisional tentang nyeri

punggung telah didasarkan pada model biomedis dengan penekanan pada

anatomi, biomekanik, dan patologi. Buklet pendidikan baru tidak menekankan

pada pendidikan tentang patologi dan proses penyakit, memberikan kepastian

tentang kemungkinan pemulihan, dan mempromosikan sikap positif. Buklet

pendidikan baru menghasilkan peningkatan awal yang jauh lebih besar dalam

keyakinan yang dipertahankan dalam 1 tahun. Untuk pasien yang memiliki

keyakinan penghindaran rasa takut yang tinggi, terdapat peningkatan yang penting

secara klinis dalam Roland-Morris Dis-ability Questionnaire pada bulan ke-3.

Coudeyre et al mendemonstrasikan dalam sebuah uji coba terkontrol

nonranomized besar bahwa pemanfaatan pendidikan pam-phlet efektif dalam

mengurangi nyeri punggung bawah yang persisten dan meningkatkan kepuasan

pasien. Hari kerja terlewat, kecacatan yang diukur dengan Skala Disabilitas

Quebec, dan keyakinan penghindaran rasa takut tidak berbeda antara kelompok

yang menerima atau tidak menerima pamflet pendidikan.

Dokter tidak boleh menggunakan strategi pendidikan dan konseling pasien

yang secara langsung atau tidak langsung meningkatkan persepsi ancaman atau

ketakutan yang terkait dengan nyeri punggung bawah, seperti strategi pendidikan

Page 25: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

19

dan konseling yang (1) mempromosikan istirahat di tempat tidur yang

diperpanjang atau (2) memberikan penjelasan patoanatomis yang mendalam untuk

penyebab spesifik nyeri punggung bawah pasien. Pendidikan pasien dan strategi

konseling untuk pasien dengan nyeri punggung bawah harus menekankan (1)

promosi pemahaman tentang kekuatan anatomi / struktural yang melekat pada

tulang belakang manusia, (2) ilmu saraf yang menjelaskan persepsi nyeri, (3) lebih

-semua prognosis nyeri punggung bawah yang menguntungkan, (4) penggunaan

strategi penanganan nyeri aktif yang mengurangi rasa takut dan bencana, (5)

dimulainya kembali aktivitas normal atau kejuruan lebih awal, bahkan ketika

masih mengalami nyeri, dan (6) pentingnya peningkatan tingkat aktivitas, bukan

hanya pereda nyeri.

Page 26: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

20

BAB V

PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)

A. Dasar Keilmuan

Pelvic Inflamatory Disease (PID) adalah infeksi rahim ,saluran tuba dan

organ reproduksi lainnya yang menyebabkan gejala seperti nyeri perut bawah. Ini

merupakan komplikasi serius dari beberapa penyakit menular seksual (PMS). PID

dapat merusak tuba dan jaringan di dekat uterus dan ovarium. PID dapat

menyebabkan kemandulan, kehamilan ektopik, pembentukan abses dan nyeri

panggulkronis.

a. Diagnosis

1. Tegang di bagianbawah

2. Nyeri gerak padaserviks

3. Dapat teraba tumor karena pembentukanabses

4. Di bagian belakang Rahim terjadi penimbunannanah

5. Dalam bentuk menahun mungkin teraba tumor, perasaan tidak enak

(Discomfort) di bagian bawahabdomen

b. Intervensi

1. Pada Wanita tidak Hamil

Terapi PID harus ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang

menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik, serta pencegahan ektopik

infeksi kronik.Banyak pasien yang berhasil di terapi dengan rawat jalan dan

terapi rawat jalan dini harus menjadi pendekatan terapiotik permulaan.

Pemilihan antibiotika harus ditujuakan pada organisme etiologi utama (N.

Gonorrhoeae atau C. Trachomatis) tetapi juga harus mengarah pada sifat

pilimik krobial PID. Untuk pasien dengan PID ringan atau sedang terapi oral

dan perenteral mempunyai daya guna klinis yang sama. Rekomendasi terapi

a. Terapiperenteral

• Rekomendasi terapi parenteralA

Page 27: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

21

- Sevotetan 2 g intavena setiap 12 jamatau

- Sevoksitin 2 g intravena setiap 6 jam ditambah

- Doksisiklin 100 mg oral atau parenteral setiap 12jam

• Rekomendasi terapi parenteralB

- Klindamisin 900 mg setiap 8 jam ditambah

- Gentamicin dosis muatan intravena atau intramuskuler ( 2mg / kg

BB) diikuti dengan dosis pemeliharaan ( 1,5 mg / kg BB) Setiap 8

jam. Dapat di ganti denagn dosis tunggalharian.

• Terapi parenteralalternative

Tiga terapi alternatif telah di coba dan mereka mempunyai cakupan

spektrum yang luas

- Levofloksasin500 mg intravena 1X sehari dengan atau tanpa

metronidazole 500 mg intravena setiap 8 jamatau

- Ofloksasin400 mg intravena stiap 12 jam

dengan atau tanpa metronidazole 500 mg intraven setiap 8

jamatau

- Ampisilin/sulbaktam 3 mg intavena setiap 6 jam di tambak

Doksisiklin 100 mg oral atau intravena etiap 12jam.

b. Terapioral

Terapi oral dapat di pertimbangkan untuk penderita PID atau sedang

karena kesudahan klinisnya sama dengan terapi parenteral. Pasien yang

mendapat terapi dan tidak menunjukkan perbaikan setelah 72 jam harus

dire-evaluasi untuk memastikan diagnosisnya dan diberikan terapi

parenteral baik dengan rawat jalan maupun inap.

• Rekomendasi terapiA

- Levofloksasin 500 mg oral 1X setiap hari selama 14 hari atau

ofloksasin 400 mg 2x sehari selama 14 hari dengan atautanpa

- Metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14hari

• Rekomendasi terapiB

- Seftriakson 250 mg intramuscular dosis tunggal di tambah

doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa

Page 28: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

22

metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hariatau

- Sefoksitin 2 g intramuscular dosis tunggal dan probenosid di

tambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau

tanpametronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hariatau

- Sefalosporin generasi ketiga (missal seftizoksim atau

sefotaksim)di tambah doksisiklin oral 2x sehari selam 14 hari

dengan atau tanpa metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama

14hari

B. Pada Wanita Hamil

Pada ibu hamil yang terkena radang panggul tidak boleh di berikan

antibiotic.Dan kemungkinan akan di lakukan terminasi.

C. Pada ibu Menyusui

Pada ibu menyusui yang terkena radang panggul boleh di berikan antibiotic,

seperti

1. Ceftriaxone : Di anggap aman untuk digunakan selama menyusui oleh

American Academy ofpediatric.

2. Doksisiklin : Dapat menyebabkan noda gigi atau

menghambatpertumbuhan tulang. Produsen obat klaim serius potensi

efeksamping.

3. Metromidazol : Potensi resiko pertumbuhantulang.

• Bila untuk mengurangi rasa sakit perut dan panggul, bisa diberikan

seperti penghilang rasa sakit ibuprofen dan paracetamol dan

bersamaan dengan pemberianantibiotic

• Infeksi radang panggul karena IUD, dilakukan pemberian antibiotic

duludan dilakukan observasi beberapa hari dan jika tidak ada

perbaikan maka dilakukan pelepasan IUD karena kemungkinan

infeksi disebabkan olehIUD.

Page 29: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

23

BAB VI

INKONTINENSIA URIN

A. Dasar Keilmuan

Inkontinensia urin adalah kondisi kesehatan dimana pasien tidak dapat

mengendalikan kandung kemihnya dan seringkali buang air kecil tanpa disengaja

atau urin yang terus keluar. Kondisi ini sangat umum terjadi kepada mereka yang

telah berusia lanjut, karena otot kandung kemih yang melemah seiring

bertambahnya usia. Para wanita dua kali lebih beresiko untuk terkena penyakit ini

dibandingkan pria karena pelemahan otot panggul yang terjadi akibat proses

melahirkan.

B. Kerangka Pikir berdasarkan pedoman dalam melakukan proses asuhan

fisioterapi

A. Assesment

1. IdentitasPasien

a. Nama

b. Usia

c. Jeniskelamin

d. Alamat

e. Pekerjaan

f. Hobi

g. Status

2. Riwayat Penyakit Sekarang(RPS)

Gejala : tidak dapat mengontrol/menahan buang air kecil

3. Riwayat Penyakit Dahulu(RPD)

4. Riwayat KesehatanKeluarga

5. Riwayat Sosial danEkonomi

6. PemeriksaanFisik

a. Pemeriksaan kekuatan dasar otot panggul (dengan manual atau

dengan alat perineometer).

Page 30: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

24

B. Diagnosis

C. Planning intervensi

• Meningkatkan kekuatan otot dasarpanggul

D. Intervensifisioterapi

• Home Exercise Program yaitu Kegel Exercise, dengan tujuan untuk

meningkatkan kekuatan otot dasarpanggul.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk dan sedikit diregangkan,

posisikan senyamanmungkin

2. Kencangkan otot-otot dasar panggul, namun perut dan paha tetap dalam

keadaansantai.

Untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul, dapat dilakukan dengan

dua cara yakni:

Bayangkan sedang buang air kecil lalu hentikan aliran urin

ditengahjalanMencangkan otot-otot di sekitar anus seperti mencegah

pelepasan gas keluar darianus.

3. Tahan selama 5 sampai 10 detik, lalu rileks selama 10detik

4. Ulangi gerakan ini selama 5 kali. Jika 5 kali mudah dilakukan, tingkatkan

menjadi 10kali.

Latihan ini apabila dilakukan secara benar dan terus menerus akan

memberikan dampak yang sangat bagus terhadap kekuatan otot dasar

panggul. Sehingga diharapkan dengan melakukan latihan kegel dengan

teratur dan tekun, dapat meningkatnya kekuatan otot dasar panggul

sehingga inkontinensia urine akan dapat teratasi.

C. PerencanaanInkontinensia Urin

Koreksi presipitan reversibel dan faktor yang berkontribusi sangat

penting. Perawatan khusus harus ditujukan pada gejala yang paling

mengganggu pasien. Perawatan harus ditingkatkan, dimulai dengan metode

perilaku non-invasif dan kemudian menambahkan obat-obatan (jika

inkontinensia urin mendesak masih bermasalah), dan akhirnya

Page 31: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

25

mempertimbangkan operasi invasif minimal atau operasi yang lebih ekstensif,

jika sesuai dan dapat diterima. Rujukan spesialis direkomendasikan untuk

pasien dengan hematuria, nyeri panggul, penyakit neuro-logika yang rumit

(misalnya, cedera sumsum tulang belakang), dan operasi panggul sebelumnya.

Modifikasi gaya hidup yang mungkin membantu termasuk menghindari

ekstrimnya asupan cairan, minuman berkafein, dan alkohol; meminimalkan

asupan malam untuk nokturia; dan merokok cessa-tion untuk pasien dengan

UI stres.

Penurunan berat badan telah terbukti dapat menurunkan UI pada wanita

obesitas morbid. Dua terapi perilaku utama adalah pelatihan kandung kemih

dan latihan otot panggul, keduanya efektif untuk inkintinensia urin yang

mendesak, campuran, dan stres dan sering digunakan dalam kombinasi.

Pelatihan Blad-der menggunakan dua prinsip: sering buang air kecil secara

sukarela untuk menjaga volume kandung kemih rendah dan penekanan urgensi

menggunakan sistem saraf pusat dan mekanisme panggul. Berkemih

cepatdapat digunakan sebagai pengganti pelatihan kandung kemih untuk orang

dengan gangguan kognitif dan UI mendesak. Latihan otot panggul (PME)

memperkuat komponen otot pendukung uretra dan efektif untuk inkontinensia

urin yang mendesak, campuran, dan stres.

Pengobatan farmakologis sebagian besar terbatas pada agen antimusca-

rinic untuk inkontinensia urin yang mendesak, kandung kemih yang terlalu

aktif, dan inkontinensia urin campuran. Estrogen oral, sendiri atau dalam

kombinasi dengan progestin, meningkatkan stres dan kasus yang mendesak

dan tidak boleh digunakan. Tidak ada konsensus apakah estrogen topikal yang

diaplikasikan di vagina meningkatkan kasus inkontinensia urin, tetapi

membantu untuk atrofi vagina yang tidak nyaman dan dapat mengurangi ISK

berulang. Saat ini ada lima agen antimuskarinik untuk pengobatan yang

mendesak dan kandung kemih yang terlalu aktif: oxybutynin (pelepasan

segera dan diperpanjang, patch andtopikal), tolterodine (pelepasan segera dan

diperpanjang), solifenacin, darifenacin, dan trospium.

Page 32: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

26

Kelima antimuskrin ini memiliki kemanjuran yang serupa,

menghasilkan tingkat kontinuitas sekitar 30% dan mengurangi inkontinensia

urin dengan rata-rata setengah episode atau lebih per hari selama plasebo. Dua

agen tambahan diharapkan tersedia pada tahun 2009: versi pelepasan yang

diperpanjang dari trospium, dan fesoterodine , yang merupakan prodrug yang

dimetabolisme menjadi tolterodine. Efek samping obat yang paling umum

(ADE) dari anti-muskarinik adalah mulut kering, yang tidak hanya

mengganggu tetapi juga dapat menyebabkan karies gigi, masalah mengunyah,

kerusakan gigi yang buruk, disfagia, dan tidur kesulitan. Tingkat tertinggi

mulut kering terjadi dengan oxybutynin. ADE lainnya termasuk akomodasi

visual yang berkurang (menyebabkan penglihatan kabur dan kemungkinan

terjatuh yang meningkat) dan sembelit (lebih mungkin denganoxybutynin,

solifenacin, dan darifenacin daripada tolterodine). ADE antimuskarinik utama

yang menjadi perhatian pada orang dewasa yang lebih tua dan sangat lemah

adalah gangguan kognitif, namun insiden, prevalensi, domain gangguan,

besaran, dan dampak.

ADE ini dari obat antimuskarinik inkontinensia urin tertentu sebagian

besar tidak diketahui. Tidak ada cukup bukti saat ini bahwa satu agen "lebih

aman" untuk semua pasien yang lebih tua atau khususnya mereka yang

menderita demensia atau penyakit sistem saraf pusat, meskipun ada argumen

teoritis tentang kemampuan agen tertentu untuk melewati penghalang darah-

otak. Yang paling penting, tidak jelas bahwa risiko signifikan lebih besar

daripada manfaat pengobatan potensial. Agen lain yang digunakan untuk

inkontinensia urin (misalnya, flavoxate, propantheline, dicyclomine,

imipramine, hyoscyamine) memiliki data kemanjuran yang sedikit atau buruk.

Vasopressin (DDAVP) tidak boleh digunakan untuk mengobati

nokturia pada orang yang lebih tua karena risiko tinggi hiponatremia. stres

atau dorongan inkontinensia urin yang diperburuk oleh kandung kemih atau

prolaps uterus. Sekarang ada beberapa terapi invasif minimal yang tersedia

bagi mereka dengan urgeUI yang refrakter terhadap antimuskarinik, termasuk

injeksi toksin botulinum ke dinding kandung kemih dan neuromodulasi sakral.

Page 33: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

27

Pembedahan memberikan tingkat kesembuhan tertinggi untuk wanita dengan

stres inkontienensia urin. Banyak pasien akan meminta atau memilih untuk

terus menggunakan bantalan dan pakaian pelindung. Kateter harus disediakan

untuk dekompresi jangka pendek dari retensi akut, manajemen obstruksi

saluran keluar ketika perawatan medis atau bedah tidak memungkinkan,

perlindungan luka yang perlu dijaga kebersihannya dari urin, dan untuk orang

yang sakit parah atau sangat terganggu untuk siapa yang sering mengganti

pakaian atau garmen. sangat tidak nyaman

D. Evaluasi Ikontienensia Urin

Evaluasi inkontinensia urin pada orang lanjut usia harus multifaktoral,

komorbiditas ad-dressing, fungsi, dan obat-obatan sebagai faktor etiologi atau

faktor yang berkontribusi. Langkah pertama yang penting adalah skrining aktif

untuk inkontinensia urin, karena 50% orang yang terkena dampak tidak

menyerahkan gejala mereka kepada penyedia mereka. Histori harus

menyertakan onset, frekuensi, volume, waktu, dan faktor atau peristiwa

terkait. Pasien dan / atau pengasuh harus ditanyai tentang gangguan terkait

inkontinensia urin dan dampak kualitas hidup. Pertanyaan sederhana dapat

membantu menentukan jenis gejala inkontinensia urin mis., "Apakah Anda

kehilangan urin saat batuk, bersin, atau mengangkat?" (forstress UI) dan

“Apakah Anda mengalami buang air kecil yang begitu kuat dan tiba-tiba

sehingga Anda bocor sebelum mencapai toilet?” Pada wanita, pertanyaan-

pertanyaan ini paling membantu untuk mendiagnosa dan sedikit mengurangi

stres ; jika seorang wanita menyangkal kebocoran tekanan, sangat tidak

mungkin dia mengalami stres fisiologis. Pemeriksaan fisik harus mencakup

penilaian kognitif dan fungsional dan fokus pada kondisi komorbid yang

potensial terkait dengan inkontienensia urin. Pemeriksaan rektal digunakan

untuk menilai bentuk massa, tonus, dan nodul prostat atau kekencangan pada

pria (notsize).

Evaluasi neurologis harus mencakup evaluasi integritas tali pusat

dengan sensasi perineum, "kedipan mata" anal (kontraksi analsphincter ketika

Page 34: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

28

kulit perirectal tergores ringan), dan refleks bulbocavernosus (kontraksi

sfingter anal ketika klitoris atau kelenjar disentuh ringan). Mukosa vagina

harus dievaluasi untuk atrofi berat, dan pemeriksaan panggul harus mencakup

evaluasi untuk organ panggul pro-selang (sistokel, rektokel, prolaps uterus)

dengan mengejan.4 Urinalisis direkomendasikan untuk semua pasien,

terutama untuk mencari hematuria (dan glikosuria pada penderita diabetes).

Pyuria dan / orbacteriuria kemungkinan merupakan bakteriuria asimtomatik

— notcystitis — pada wanita tanpa disuria, demam, atau tanda-tanda infeksi

saluran kemih lainnya, terutama jika UI tidak akut. Meskipun lansia yang

lemah mungkin memiliki prevalensi.

PVR yang meningkat, terutama yang DHIC, tidak jelas bahwa evaluasi

PVR selalu akan mengubah manajemen. Oleh karena itu, pendekatan yang

bijaksana adalah membatasi pengujian PVR pada pasien dengan diabetes,

retensi urin sebelumnya atau PVR yang berhubungan, infeksi saluran kemih

berulang (ISK), konstipasi parah, penyakit neurologis kompleks. (misalnya,

Parkinson), tanda prolaps organ panggul atau operasi anti-inkontinensia

sebelumnya (wanita), obat-obatan yang diketahui dapat menurunkan

kontraktilitas detrusor (misalnya, antikolinergik), desakan yang terus-menerus

atau memburuk inkontinensia urin meskipun pengobatan antimuskarinik, atau

evaluasi urodinamik sebelumnya menunjukkan dengan buruk. kontraktilitas

atau penghalang outlet.

Ultrasonografi atau kateterisasi harus digunakan karena palpasi ab-

dominal tidak sensitif atau spesifik. Tes stres klinis dapat membantu pasien

dengan gejala inkontinensia urin stres. Pasien harus memiliki kandung kemih

penuh dan perineum dan bokong yang rileks, dan pemeriksa harus diposisikan

untuk mengamati atau mendeteksi kebocoran saat pasien mengeluarkan batuk

yang kuat. Tes ini paling sensitif jika pasien berdiri tegak dan tidak peka jika

pasien tidak bisa cooper-ate, dihambat, atau volume kandung kemih rendah.

Buku harian kandung kemih dapat membantu untuk menentukan apakah

volume dan waktu urin berkontribusi terhadap frekuensi dan gejala nokturia

dan dapat membantu evaluasi frekuensi inkontinensia urin, waktu, dan

Page 35: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

29

keadaan. Thediary memerlukan pencatatan waktu dan volume dari semua

rongga benua dan episode, biasanya lebih dari 3 d. Pemeriksaan urodinamik

rutin tidak diperlukan dan dapat menyesatkan karena tingginya prevalensi DO

pada orang lanjut usia benua yang sehat. Pengujian tersebut harus dilakukan

untuk pasien yang mempertimbangkan pengobatan invasif; ketika etiologi

inkontinensia tidak jelas dan diagnosis yang tepat akan mengubah manajemen;

atau ketika pengobatan empiris gagal. Sistoskopi hanya diperlukan untuk

hematrium atau nyeri panggul yang tidak dapat dijelaskan.

Page 36: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

30

BAB VI

LYMPEDEMA

A. Dasar Keilmuan

Lympedema adalah keadaan dimana beban limphatik melebihi kapasitas

limfe, sehingga terjadi edema. Gangguan progresif yang khas dengan adanya

gangguan pada aliran limfe dari jaringan ke sirkulasi darah karena kerusakan

limphatik.

B. Diagnosis Lymphedema

Terjadi akibat tidak lancarnya aliran limfe dalam jaringan yang disebabkan

oleh terhambatnya atau bahkan terputusnya pembuluh limfe yang menuju

pembuluh darah besar.

1. pembengkakan pada lengan atautungkai

2. Pasien dengan lymphedema kronis akan mengalami pembengkakan

yangsangat besar dan juga akan mengalami beberapa perubahan

tropiskulit.

3. kulit licin danpucat

4. Pada stadium yang sangat parah, akan terjadi kerusakan jaringan kulit

akibatinfeksi dari virus danbakteri.

C. Perencanaan Lymphedema

1. Manual limphaticdrainase

Manual Limphatic Drainage bertujuan untuk mengaktifkan aliran limfe

dalam tubuh. Teknik ini didesain untuk menstimulasi aliran limfe dari

distal limfe menuju limfe proximal. Konsepnya adalah MLD ini

memobilisasi kelebihan limfe pada area yang bengkak atau area yang

terhambat menuju jalur limfe lain disekitarnya.

Prinsip :

a. gerakan lambat, penekanan optimal penting saat massage karena

semakinkuat penekanan akan menekan aliran lymphatic

Page 37: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

31

b. lakukan pada semua tubuh ( trunk &limb)

Kotraindikasi : keganasan, acute inflamasi, cronic cardiac failure

2. Bandaging &compression

Karena elastisitas kulit menghilang pada lymphedema, tekanan

hidrostatik harus dipertahankan melalui eksternal support. Alat bantu

eksternal ini harus dipertahankan sampai terjadi penurunan volume yang

stabil dan perbaikan fungsi kapasitas limfe.

Prinsip :

a. hari 1 hanya diberikan di atas siku/lutut

b. awal treat tekanan bandage ringan, kemudian ditingkatkan

&ditingkatkan

c. pemasangan dgn overlap (bertumpuk) ceksirkulasi

3. Skincare

a. Kulit pada anggota gerak cenderung lebihkering

b. Pemakaian moisturizer sangat dianjurkan

c. Perhatian lebih untuk resiko terkenajamur

d. Personal higiene perlu untuk mengurangi riskfactor

Page 38: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

32

BAB VII

DISFUNGSI OTOT DASAR PANGGUL

A. Dasar Keilmuan

Disfungsi otot dasar panggul adalah melemahnya otot dasar panggul yang

dapat disebabkan karena jarang digunakan seperti otot lainnya, otot dasar panggul

perlu dilatih agar dapat bekerja dengan baik, melemahnya otot dasar panggul juga

dapat disebabkan karena kerusakan otot selama kehamilan dan persalinan,

perubahan hormonal saat menopause, penurunan tonus otot karena proses

penuaan, kerusakan otot karena peregangan otot jangka panjang seperti konstipasi

kronik, batuk lama, atau karena obesitas. Disfungsi otot dasar panggul dapat

menyebabkan terjadinya inkontinensia urin, prolaps organ panggul, hilangnya

sensasi seksual, atau vagina terasalonggar.

B. Diagnosis dan Pemeriksaan Disfungsi Otot Dasar Pangul

Dalam Lubis (2009), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi fungsi dan kekuatan otot dasar panggul, metode ini dibedakan

menjadi dua katagori yaitu:

1. Metode untuk menilai kontraksi otot dasar panggul

a. Observasi klinik

Kegel memperkenalkan cara melihat dan menilai kontraksi otot dasar

panggul yang benar pada tahun 1948 yaitu dengan cara melakukan squeeze

(meremas) sekeliling uretra, vagina, pembukaan dan penutupan anus yang

dilihat pada perineum. Observasi klinik yang diamati berupa kontraksi otot

superficial perineum, kontraksi m. Levator ani berespon bersamaan dengan

kontraksi otot superficial perineum (Shull dkk dalam Lubis, 2009).

b. Palpasi vagina

Teknik ini umum digunakan untuk mengevaluasi kontraksi otot dasar

panggul. Teknik ini diperkenalkan oleh Kegel sebagai metode evaluasi

dengan menempatkan satu jari pada 1/3 distal vagina dan menginstrusikan

Page 39: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

33

klien untuk melakukan squeeze, palpasi vagina ini juga digunakan untuk

melatih wanita mengkontraksikan otot dasar panggulnya.

c. Ultrasonografi dan MRI

Metode ini dilakukann dengan menempatkan probe USD pada supra

pubik, perineum, intravaginal atau rectum kemudian kita dapat

mengevaluasi otot dasar panggul saat kontraksi.

d. EMG (Electromyografi)

Metode ini digunakan untuk menilai aktivitas listrik otot rangka dan

gambaran langsung aliran motorneuron dan medulla spinalis bagian

ventral ke otot yang merupakan hasil volunteer atau reflex kontraksi otot

dasar panggul. Tipe alat dan teknik yang digunakan memiliki beberapa

perbedaan yaitu EMG berbentuk kawat, jarum yang konsentris.

2. Metode untuk menilai kuantitas kekuatan otot dasar panggul

a. Tes manual

Metode penilaian manual menggunakan sistem tingkatan dan oxford

yang telah dimodifikasi oleh Laycock, dilakukan dengan cara palpasi

vagina. Hasil yang diperoleh dikatagorikan menjadi 6 skala poin yaitu:

0=tidak ada, 1=hanya berupa denyutan, 2=lemah, 3=sedang, 4=baik, dan

5=kuat.

b. Perineometer

Cara ini dilakukan oleh Kegel menggunakan alat yang disebut

perineometer yang dimasukkan ke dalam vagina untuk mengukur

kekuatan otot dasar panggul.Alat ini memiliki skala 0-12 mmHg,

kekuatan otot dasar panggul dikatakan baik jika hasil pengukuran ≥8

mmHg.Penggunaan perineumeter memiliki keuntungan karena prosedur

pemakaian yang sederhana dan alat yang digunakan relative murah.

Perineometer yang digunakan yaitu perineometer set tipe PFX2 dengan

dilengkapi indikator skala 0-12, knob, tube dan sensor. Prosedur

penggunaaan perineometer adalah sebagai berikut:1.Lakukan

pemeriksaan kelengkapan alat dan alat siap digunakan.2. Lakukan

Page 40: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

34

pemeriksaan urogenital, apabila terdapat infeksi traktus urogenitalis

maka pemakaian sensor tidak dianjurkan

Masukkan sensor ke dalam vagina sedalam ±1cm. jika vagina terasa

kering maka gunakan lubrikan. Lakukan pengukuran dalam posisi

terlentang dan rileks dan kandung kemih dalam keadaan kosong.

Letakkan dua buah bantal untuk menyangga kepala dan bahu. Kedua

lutut dalam posisi fleksi dan jarak antara lutut 30 cm. lakukan

pengukuran dengan memasukkan sensor yang dilapisi kondom ke dalam

vagina.4.Lakukan persiapan pengukuran kekuatan ODP. Sebelum

melakukan kontraksi buat garis dasar saat istirahat (dalam keadaan

istirahat) yaitu pada skala 0. Selanjutnya instruksikan untuk melakukan

kontraksi ODP seperti menahan buang air kecil kemudian diukur flick

c. Dinamometer

Pemakaian spekulum dinamometer untuk mengukur kekuatan otot dasar

panggul pertama kali dilaporkan oleh Sampselle dkk.Alat ini langsung

mengukur kekuatan otot di daerah dorsoventral.Tapi sampai saat ini

belum ada laporan pasti dan terpercaya mengenai penggunaan alat

ini.dinamometer ini terdiri dari dua aluminium bercabang yang sejajar,

satu terfiksasi dan satu lagi dapat diatur sesuai diameter vagina, alat ini

terhubung dengan computer

d. Vagina weights/cones

Plevnik pada tahun 1985 mengembangkan vagina cones sebagai alat

yang dapat menilai kekuatan otot dasar panggul dan untuk melatihnya.

Cones ini terdiri dari sembilan macam dengan volume yang sama tapi

beratnya bertambah mulai 20-100 gram. Versi terbaru cones yang

digunakan terbuat dari 3-5 cones, dan memiliki ukuran serta bentuk yang

berbeda. Penggunaannya dengan memasukkan cones ke dalam vagina

kemudian ditahan sebisa mungkin selama satu menit (Lubis, 2009).

e. Kekuatan Puboccocygeus (Strenght)

Lakukan dengan duduk atau berdiri dengan kaki terbuka kemudian

lakukan kontraksi otot Puboccocygeus seperti menahan air kencing atau

Page 41: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

35

kontraksikan sfingter ani. Lakukan hal ini sebanyak mungkin dan ulangi

lagi tanpa penurunan kekuatan kontraksi, jika mampu melakukannya

sebanyak 10 kali berarti otot PC cukup kuat

f. Daya tahan Puboccocygeus (Endurance)

Pelatihan daya tahan ini dilakukan dalm posisi duduk atau berdiri dengan

kaki terbuka, lakukan kontraksi otot PC secara ritmik dengan diselingi

relaksasi, jika mampu melakukan kontraksi sebanyak 50 kali berarti baik

dan apabila mencapai 100 kali berarti amat baik

C. Pelaksanaan Asuhan Fisioterapi

Pedoman dalam melakukan proses asuhan fisioterapi

3. Assesment

1. IdentitasPasien

a. Nama

b. Usia

c. Jeniskelamin

d. Alamat

e. Pekerjaan

f. Hobi

g. Status

2. Riwayat Penyakit Sekarang(RPS)

Gejala : Vaginal flatus (keluarnya angin dari vagina), Incontinentia

urine / mengompol angka kejadian pada wanita 2 x lipat , Prolaps

uteri/ turunnyauterus/ keadaan dimana uterus keluar menonjol

divagina.

3. Riwayat Penyakit Dahulu(RPD)

a. Riwayat Melahirkan

4. Riwayat KesehatanKeluarga

5. Riwayat Sosial danEkonomi

6. PemeriksaanFisik

Kekuatan otot Pelvic Floor manual atau alat

Page 42: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

36

periniometer/manometer

4. Diagnosis

5. PlanningIntervensi

• Peningkatan kekuatan otot dasarpanggul

6. IntervensiFisioterapi

a. LatihanDasar

1. Untuk pemula sebaiknya dilakukan pada posisi tidur telentang

/miring

2. Gerakan harus dikuasai benar dengan sering melakukan

latihan gerakandasar

3. Latihan gerakan dasar terdiri dari Latihan 1, Latihan 2 ,

Latihan3

b. Latihan1

1. Seakan menahan keinginan buangangina

2. Kerutkan anus sekuatmungkin

3. Rasakan gerakan anus seolah tertarik masukkedalam

4. Ulangi hingga lancar tanpa gerakantungkai

c. Latihan2

1. Seakan menahan keinginan berkemih

2. Tahan serapat mungkin jangan sampai urinkeluar

3. Ulangi hingga lancar tanpa gerakan otot perut dan pahadalam

d. Latihan3

1. Tekuk ke 2 lutut pada posisi tidurtelentang

2. Letakkan jari diantara anus & vagina(perineum)

3. Tarik perineum kearah dalam sekuatmungkin

4. Ulangi hingga lancar tanpa menahannafas

e. LatihanRutin

1. Sedikitnya 3 kali seminggu dengan pengulangan gerakan

hingga 50kali

2. Variasi posisi baik tidur telentang, miring, duduk

bahkanberdiri

Page 43: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

37

3. Tingkat mahir , dilakukan dengan gerakan cepat & lambat

(samabanyak)

4. Gerakan cepat kontraksi – relaks, kontraksi – relaks,

kontraksi –relaks

5. Gerakan lambat Kontraksi – tahan – relaks – istirahat (3

kaliulangan)

f. LatihanMahir

1. GerakanCepat

kontraksi – relaks, kontraksi – relaks, kontraksi –

relaks (lakukan tanpa tahanan)

2. GerakanLambat

kontraksi – tahan 3 hitungan,

relaks – istirahat kontraksi –

tahan 3 hitungan, relaks –

istirahat kontraksi – tahan 3

hitungan, relaks – istirahat

3. Lakukan latihan gerakan cepat & lambat dengan jumlah

yangsama

Catatan : Selama latihan tidak dengan menahan nafas, otot

perut danotot paha / tungkai

7. Evaluasi

Periksa peningkatan kekuatan otot dasar panggul

Page 44: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

38

BAB VII

OSTEOPOROSIS EC MENOPAUSE

A. Dasar Keilmuan

Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi lemah dan keropos

dikarenakan kurangnya kalsium. Proses berkurangnya kalsium adalah alamiah.

Akan tetapi pada saat menopause proses ini menjadi lebih cepat.

B. Kerangka pikir dalam melakukan asuhan fisioterapi

Pedoman dalam melakukan proses asuhan fisioterapi

A. Assesment

1. IdentitasPasien

1. Nama

2. Usia

3. Jeniskelamin

4. Alamat

5. Pekerjaan

6. Hobi

7. Status

2. Riwayat Penyakit Sekarang(RPS)

a. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak?)

b. Onset (kapan terjadinya? Berapalama?)

c. Kronologis

d. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa seringterjadi?)

e. Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)

f. Faktor-faktor modifikasikeluhan.

g. Keluhanpenyerta

3. Riwayat Penyakit Dahulu(RPD)

4. Riwayat KesehatanKeluarga

5. Riwayat Sosial danEkonomi

Page 45: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

39

6. PemeriksaanFisik

a. Nyeri : VAS

b. Kekuatan Otot :MMT

7. PemeriksaanSpesifik

8. PemeriksaanPenunjang

c. Rontgent atau dengan DXA

B. Diagnosis

Rontgent atau dengan DXA

C. Planning Intervensi

1. Jangka Pendek Langkah Preventif gejala tambahanOsteoporosis

2. Jangka Panjang Semandiri dan semaksmimal mungkin dengan

keluhanyang dimiliki

D. IntervensiFisioterapi

a. PainManagement

1. TENS diaplikasikan pada bagian yangnyeri,

2. Kompres hangat untuk mengurangi kekakuan otot dan memberikan

efek relaksasi pada sendi danotot

3. Kompres Dingin untuk mematirasakan area yangnyeri

b. Hidroterapi

1. Hidroterapi sangat aman untuk latihan bagi penderitaosteoporosis.

2. Jenis fisioterapi di dalam kolam renang ini menyediakan tempat

yang aman untuk latihan tanpa menimbulkan risiko terjatuh atau

mengalami patahtulang.

3. Hidroterapi meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri dengan

mengurangi tekanan penumpuan berat badan pada sendi dan

tulang, meningkatkan keseimbangan, mempercepat kesembuhan,

dan meningkatkan propioseptif (reseptorsendi).

4. Hidroterapi membantu untuk rileks dan meningkatkan sirkulasi

darah, lingkup gerak sendi, tonus otot, dan kepercayaan diri.

Page 46: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

40

c. Latihan UntukOsteoporosis

1. Standingtall

Anda dapat mencegah atau mengobati osteoporosis dengan

melakukan latihan sederhana untuk memperkuat otot Anda dan

memperbaiki postur dan keseimbangan Anda.

Postur berdiri yang benar adalah dasar untuk postur duduk dan

berjalan yang seimbang. Untuk mempraktikkan postur berdiri

yang baik:

a. Berdirilah dengan kepala, bahu, dan bokong di dinding,

dengan tumit dua hingga tiga inci daridinding.

b. Tarik dagu Anda dan kencangkan perut dan bokongAnda.

c. Tekan punggung Anda ke dinding, sisakan ruang kecil di

belakang lekuk punggung bawahAnda.

2. Walkingposture

Berjalan menguatkan kaki dan jantung Anda dan meningkatkan

keseimbangan Anda. Untuk mempertahankan postur berjalan yang

benar:

a. Pegang kepala Andatinggi-tinggi.

b. Jaga punggung dan leher selurusmungkin.

c. Kencangkan otot perut denganlembut.

d. Biarkan bahu dan lengan Anda bergerak bebas danalami.

3. Wall arch

Untuk meregangkan bahu dan betis Anda dan ratakan punggung

dan perut Anda:

1. Berdirilah menghadap dinding, lengan berada di samping

tubuh Anda, selebar enam inci dan enam inci daridinding.

2. Saat menghirup, kencangkan otot perut dan rentangkan kedua

tangan hingga menyentuhdinding.

3. Buang napas dan turunkan kedua lengan Anda ke posisiawal.

4. Saat menghirup, raih dengan tangan kanan Anda untuk

menyentuh dinding dan regangkan ke bawah dengan lengan

Page 47: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

41

kiriAnda.

5. Buang napas dan turunkan lengan kanan ke posisiawal.

6. Berpindah tangan. Saat menghirup, raih ke atas dengan lengan

kiri untuk menyentuh dinding dan regangkan ke bawah dengan

lengan kananAnda.

d. Chintuck

Untuk meregangkan leher Anda, serta mempraktikkan posisi kepala

dan bahu yang benar:

1. Saat duduk, lihat lurus kedepan.

2. Tarik dagu ke arah leher Anda, tetapi tetap melihat lurus ke

depan; jangan biarkan kepala Anda menekuk ke depan.

3. Dorong tangan Anda ke bawah pada paha Anda untuk membantu

meluruskan punggungAnda.

4. Tahan posisi ini selama beberapa detik. Anda akan merasakan

regangan di belakang leher Anda. Ulangi latihan ini limakali.

e. Shoulder bladesqueeze

Untuk meregangkan dada dan memperkuat otot punggung bagian

atas:

1. Dengankakiratadilantai,duduklahsedikitkedepandikursiyangkokoh,

jaga punggung dan leher tetaplurus.

2. Lihat lurus ke depan dan tekuk lengan kesiku.

3. Gerakkan siku dan tulang bahu dengan lembut sejauh yang Anda

bisa dan masihnyaman.

4. Tahan posisi selama lima detik sambil bernapas dengan normal.

Kembalikan lengan Anda ke posisiawal.

5. Ulangi latihan ini lima hingga 10 kali, tergantung kemampuanAnda.

f. Pelvictilt

Untuk memperkuat otot punggung dan perut bagian bawah:

1. Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki rata di lantai.

Pertahankan kurva normal di punggung Anda; jangan

lengkungkan punggungAnda.

Page 48: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

42

2. Kencangkan otot perutAnda.

a. Miringkan panggul sedikit ke atas tanpa mengangkat pinggul

untukmeratakan punggung ke lantai. Hindari menggunakan

otot kaki dan bokongAnda.

b. Tahan posisi selama lima detik sambil bernapas dengan

normal, dan kemudian relaks. Ulangi latihan ini 10kali.

3. Back and shoulderstretch

Untuk meregangkan punggung bagian atas dan bahu:

a. Berbaring di lantai. Tekuk lutut Anda, kencangkan otot perut

Anda dan rentangkan tangan Anda di atas kepalaAnda.

b. Jaga agar lengan Anda lurus, rentangkan dan turunkan sampai

sejajar dengan bahuAnda.

c. Tahan posisi selama beberapa detik sambil bernapas dengan

normal. Kemudian kembalikan lengan Anda ke posisi awal.

Ulangi latihan ini lima hingga 10 kali, tergantung

kemampuanAnda.

4. Cheststretch

Untuk meratakan punggung bagian atas dan meregangkan dada:

a. Dengan kaki Anda rata di lantai, duduklah di kursi dengan

tangan Anda beristirahat dengan nyaman di belakang

leherAnda.

b. Tarik napas sambil menggerakkan siku ke belakang

denganlembut.

c. Tahan posisi selama beberapa detik, bernapas dengan normal,

sebelum kembali ke posisi awal. Ulangi lima hingga 10 kali,

tergantung pada kemampuanAnda.

5. Sitting kneeextension

Untuk memperkuat otot paha Anda:

a. Duduk di kursi dengan kaki rata di lantai, punggung lurus dan

tangan di paha. Kencangkan otot perut dan lihat lurus kedepan.

b. Luruskan satu lutut dengan perlahan sambil mengangkat tumit

Page 49: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

43

beberapa sentimeter dari lantai. Jangan membungkuk atau

membelakangiAnda.

c. Tahan posisi ini selama beberapa detik sambil bernapas dengan

normal. Rileks dan kembali ke posisi awal, lalu beralih ke kaki

lainnya. Ulangi lima hingga 10 kali dengan masing-masing

kaki, tergantung pada kemampuan Anda. Tahan posisi ini

selama beberapa detik sambil bernapas dengan normal. Ulangi

lima kali dengan masing-masingkaki.

6. Upper backlift

Untuk memperkuat otot punggung Anda:

a. Berbaring telungkup di lantai dengan bantal di bawah perut dan

pinggul Anda. Gunakan handuk tangan yang digulung untuk

melindungi dahi Anda, jika Andamau.

b. Jaga agar lengan Anda beristirahat di samping tubuh saat

Andamengencangkan ototperut.

c. Tarik napas dan angkat kepala dan dada Anda beberapa inci dari

lantai. Jaga agar kepala Anda sejajar dengan leher dan dada Anda.

Berfokuslah untuk menjaga bahu Anda tetap rendah - jangan

biarkan bahu Anda naik ke telingaAnda.

d. Tahan selama lima detik, bernapas normal, sebelum kembali ke

posisi awal. Beristirahatlah selama beberapa detik. Ulangi lima

hingga 10 kali, tergantung pada kemampuanAnda.

Page 50: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Format presentasi (power point) 10

2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 10

3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

4 Review jurnal

- Materijurnal 20

- Diskusi dan kemampuanargumentasi 20

- Kelayakan(feasibility) 20

5 Performance presentator

- Bahasa dan sopansantun 10

Jumlah 100

Penilai,

(

)

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN

PROFESI FISIOTERAPI

Page 51: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Materi Nilai Maksimal Nilai

1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

penalaran 20

2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

3 Review jurnal

- Materijurnal 30

- Kelayakan(feasibility) 30

- Formatpenulisan 10

Jumlah 100

Penilai,

(

)

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN

PROFESI FISIOTERAPI

Page 52: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

NAMAMAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

Penilaian Status Klinis

1 Pemeriksaan Subjektif 4

2 Pemeriksaan Objektif

- VitalSign 2

- PemeriksaanPer-Kompetensi 4

3 Diagnosis

- Impairment 2

- ActivityLimitation 2

- ParticipationRestriction 2

- ContextualFactor 2

4 Prognosis 2

5 Planning

- Jangka Panjang &Pendek 2

- ClinicalReasoning 3

6 Prosedur Intervensi

- Metode Pelaksanaan &Dosis 4

- ClinicalReasoning 6

7 Edukasi & Home Program 2

8 Evaluasi 3

Format Penilaian Presentasi

1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

3 Format presentasi dan bahasa 10

TOTAL 100

Penilai,

(

)

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 53: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

NAMA MAHASISWA :

NIM :

STASE :

TEMPAT :

HARI/TANGGAL :

Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

Assessment 0-100 25%

Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

Planning 0-100 25%

Intervensi 0-100 25%

Total Nilai

Penilai,

( )

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 54: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN /

OSCESTASE PILIHAN

NAMAPESERTA :

NIM :

TEMPAT :

TANGGAL :

PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)

N

o Komponen Penilaian Kinerja

Subjektif Jumla

h Poin 0 1 2 3 4

1 Keamanan (Safety)

2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

3 Akuntabilitas (Accountability)

4 Komunikasi (Communication)

5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

6 Pengembangan Profesional (Professional Development)

TOTAL POIN

MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)

N

o Komponen Penilaian Kinerja

Objektif Subjektif Jumla

h Poin 0 1 0 1 2 3 4

ASSESMENT

Anamnesis Umum

1 Peserta memperkenalkan diri

2 Peserta menanyakan identitas pasien

Anamnesis Khusus

1 Peserta menanyakan keluhan utama pasien

2 Menanyakan Riwayat Penyakit

Sekarang(RPS)/S7

3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

4 Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)

5 Menanyakan Riwayat Penyakit Penyerta (RPP)

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 55: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

6 Menanyakan Riwayat Sosial

Pemeriksaan Umum

1 Pemeriksaan Vital Sign

2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

3 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Statis

Inspeksi Dinamis

Palpasi

Auskultasi

Pemeriksaan Khusus

1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

Aktif

Pasif

Isometrik Resisted

2 Pengukuran Kekuatan Otot

3 Pengukuran ROM

4 Pengukuran Antropometri

5 Pengukuran Nyeri

6 Pemeriksaan Spesifik

Untuk mendukung penegakan diagnosis

Untuk menentukan diagnosis banding

7 Melakukan Pengukuran terkait Diagnosis

DIAGNOSIS

1 Diagnosis Medis (penjelasan)

2 Diagnosis Fisioterapi

Impairment

Functional Limitation

Disability/Participant Restriction

PLANNING

1 Rencana Jangka Pendek

2 Rencana Jangka Panjang

INTERVENSI

1 Penerapan Intervensi Modalitas

2 Penerapan Intervensi Manual Terapi

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 56: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

EDUKASI & HOME PROGRAM

1 Modifikasi faktor internal

2 Modifikasi faktor eksternal

3 Home Program

EVALUASI

1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan awal

Total Poin

PERHITUNGAN NILAI AKHIR

N o

Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

1 Praktik Profesional (Professional

Practice)

(Jumlah Poin : 24) x

100 30%

2 Manajemen Pasien (Patient

Management)

(Jumlah Poin : 157)

x 100 70%

Total Nilai Akhir

Interpretasi : …...…………., …………………………

Objektif

0 Tidak Dilakukan

1 Dilakukan Mengetahui,

Subjektif Penguji Bagian

0 Tidak Dilakukan

1 Kurang Baik

2 Cukup Baik

3 Baik ( )

4 Sangat Baik

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

Page 57: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

27

FORM PENILAIAN MORNING REPORT

HARI/TANGGAL : _STASE : _TEMPAT: _

No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi

Aktif

Berpikir

Kritis

Kemampuan

Komunikasi

Time

Manajemen

Tata

Krama Nilai Total

1

2

3

4

5

Keterangan Penilaian

Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1

5 Manajemen Waktu

Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4

Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3

Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2

Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1

6 Tata krama

Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat berdiskusi

4

Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih bersikap sopan

3

Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2

Bertindak dan bicara seenaknya 1

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

No Keterangan Nilai

1 Kehadiran

Hadir tepat waktu 4

Terlambat <15 menit 3

Terlambat <30 menit 2

Tidak hadir 0

2 Partisipasi

Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4

Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3

Hanya menjawab kalau ditanya 2

Diam saja 1

3 Berpikir kritis

Mempunyai materi dengan jelas 4

Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3

Materi yang disampaikan tidak jelas 2

Salah menyampaikan materi 1

4 Kemampuan komunikasi

Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4

Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3

Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2

Page 58: MODUL FISIOTERAPI KESEHATAN WANITA PROGRAM STUDI ...

28