Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

15
SATUAN PROSES 2 HIDROLISA PATI (STARCH) MENJADI GLUKOSA LAPORAN Oleh Kelompok 7 Rahmi Pujiyati Putri 111411025 Rizky Sukmariyansyah 111411026 Teguh Taufiqurohim 111411027 Kelas 2A Dosen Pembimbing : Rintis Manfaati, ST, MT Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012 Tanggal Penyerahan Laporan : 24 Oktober 2012 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

description

hidrolisa pati

Transcript of Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

Page 1: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

SATUAN PROSES 2

HIDROLISA PATI (STARCH) MENJADI GLUKOSA

LAPORAN

Oleh

Kelompok 7

Rahmi Pujiyati Putri 111411025

Rizky Sukmariyansyah 111411026

Teguh Taufiqurohim 111411027

Kelas 2A

Dosen Pembimbing : Rintis Manfaati, ST, MT

Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012

Tanggal Penyerahan Laporan : 24 Oktober 2012

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012

Page 2: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

HIDROLISA PATI (STARCH) MENJADI GLUKOSA

A. TUJUAN

Melakukan hidrolisa dengan menggunakan pati (starch) dengan katalisator asam

klorida

Menentukan kadar glukosa hasil hidrolisa yang dihasilkan

B. DASAR TEORI

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia,

khususnya bagi penduduk negara sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang

dihasilkan oleh satu gram karbohidrat hanya 4kkal bila dibandingkan protein dan lemak,

karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu, beberapa golongan

karbohidrat menghasilkan serat-serat fiber yang berguna bagi pencernaan.

Di samping merupakan sumber energi bagi makhluk hidup, senyawa-senyawa

karbohidrat mempunyai kegunaan yang luas dalam bidang industri, misalnya pada

pembuatan serat pakaian, kertas film, industri fermentasi, industri gula, dan sebagainya.

Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik

bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan di dalam tubuh,

karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang

berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan

protein.

Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dengan H2O dengan bantuan

sinar matahari melalui proses fotosintesis di dalam sel tanaman yang berklorofil.

Karbohidrat bisa di sintesis secara kimia, misalnya pada pembuatan sirup formosa

dengan penambahan larutan alkali encer pada aldehida.

Cara yang lebih mudah dan murah untuk mendapatkan karbohidrat adalah dengan

mengekstraknya dari bahan-bahan nabati sumber karbohidrat, yaitu serelia, sagu, beras,

dan umbi-umbian, misalnya ketela pohon.

Page 3: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

Pada umumnya karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida,

dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari 5 atau

6 atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer terdiri dari 2-10 monosakarida,

dan pada umumnya polisakarida mempunyai lebih dari 10 monomer monosakarida.

Senyawa-senyawa monosakarida dan oligosakarida berbentuk kristal, larut dalam

air, serta memiliki rasa manis. Sedangkan senyawa-senyawa polisakarida berbentuk

serbuk atau amorf, tidak larut dalam air, dan tidak berasa (tawar).

Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat

berupa rantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang

spesifik kerjanya. Hasil hidrolisisnya sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan

dapat dipakai untuk menentukan struktur polisakarida. Berat molekul polisakarida

bervariasi sekitar 5000 sampai 500.000, tergantung pada jumlah monomer monosakarida

yang dikandungnya. Jenis-jenis polisakarida yang penting antara lain : pati

(amilum),glikogen, dan selulosa.

Pati, disebut juga amilum atau tepung dapat ditemukan dalam semua tumbuh-

tumbuhan. Ia tersimpan dalam semua buji dan umbi. Oleh karena pati mudah

terhidrolisis menghasilkan glukosa-glukosa, maka pati banyak digunakan sebagai bahan

makanan pokok.

Hidrolisis pati atau polisakarida dalam bidang keilmuan merupakan langkah awal

untuk mengetahui struktur molekul dari polisakarida yang diinginkan. Hidrolisis pati

dengan sejumlah larutan asam (suasana asam) akan menghasilkan unit-unit

monosakarida.

Reaksi hidrolisis pati dalam suasana asam berlangsung menurut reaksi sebagai berikut :

(C6H10O5)n + nH2O HCl nC6H12O6

Untuk mempercepat jalannya hidrolisis pati, dibutuhkan suatu katalis HCl.

Jalannya proses hidrolisis pati tapioka secara kimiawi dengan menggunakan katalis HCl

sangaht berkaitan erat dengan mekanisme kerja dari katalis itu sendiri. Secara mikro,

mkanisme kerja katalis dapat dijelaskan sebagai terjadinya tumbukan antar elektron yang

mengakibatkan adanya perubahan konfigurasi elektron sehingga didapat unsur baru yang

pada akhirnya menghasilkan senyawa baru.

Page 4: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

H+

CH2OH

HHH

O

H

H OH

OHRO OR’

Pati

CH2OH

HHH

O

H

H OH

OHRO O+

H

R’

CH2OH

H

HH

O

H

H OH

OHRO

++ R’OH

H2O

CH2OH

HHH

O

H

H OH

OHRO O+

H

H

- H+

CH2OH

HHH

O

H

H OH

OHRO OH

Glukosa

Reaksi dan mekanisme kerja katalis HCl dalam menghidrolisis pati menjadi glukosa

dapat dituliskan sebagai berikut :

Hidrolisis dengan menggunakan asam menyebabkan gelatinasi sempurna dari

semua pati, dan menghasilkan hidrolisat yang mudah disaring. Akan tetapi didapat juga

produk reverse yaitu garam-garam dan timbulnya warna akibat kerja katalitik yang tidak

spesifik. Pati yang derajat kemurnianya kurang, mengandung kontamin protein yang

akan ikut terhidrolisis bila digunakan asam, hal ini merupakan penyebab timbulnya

warna coklat pada produk.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap reaksi hidrolisa :

1) Katalisator

Hampir semua reaksi hidrolisa memerlukan katalisator untuk mempercepat jalannya

reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam sebagai katalisator,

Page 5: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

karena kerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai beranekaragam mulai dari asam

klorida (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939), Asam sulfat sampai asam nitrat.

2) Suhu dan tekanan

Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arhenius. Semakin

tinggi suhu, maka semakin cepat jalannya reaksi.

3) Pencampuran (pengadukan)

Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya, maka perlu

adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan

pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk,1973).

4) Perbandingan zat pereaksi

Kalau salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka keseimbangan dapat

menggeser ke sebelah kanan dengan baik. Oleh karena itu, suspensipati yang

kadarnya rendah member hasil yang lebih baikdibandingkan kadar patinya tinggi.

Perkembangan Hidrolisis Pati

Proses hidrolisis pati dalam suasana asam pertama kali ditemukan oleh Kirchoff

pada tahun 1912, namun produksi secara komersial mulai terjadi sejak tahun 1950. Pada

proses ini sejumlah pati diasamkan hingga pH 2 kemudian dipanaskan dengan uap pada

tanki bertekanan pada suhu 120 – 140oC. Derajat konversi yang diperoleh bergantung

pada konsentrasi asam, waktu konversi, suhu, dan tekanan selama reaksi.

Beberapa ilmuwan mencoba mengembangkan parameter-parameter reaksi guna

mendapatkan hasil reaksi yang lebih baik dan lebih efisien, misalnya, merekomendasikan

untuk menghidrolisis pati dengan HCl atau asam sulfat pada suhu 100 oC paling lama

selama 75 menit. Percobaan ini dikembangkan lagi olewh Somogy dengan cara

menentukan parameter konsentrasinya. pada penemuannya diketahui bahwa campuran

antara 0,5 % larutan pati dengan larutan H2SO4 4N pada suhu 100 oC selama 75 menit

dapat menghasilkan 96% D-glukosa. Sementara itu, Bourne menemukan bahwa

hidrolisis pati dengan asam oksalat 1gr/cm3 pada suhu 100oC selama 4 jam akan

menghasilkan glukosa sebagai produk utama.

Page 6: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

Hidrolisis tapioka (hasil ekstraksi di pabrik pengolahan tepung tapioka) dapat

digunakan saebagai bahan baku pembuatan glukosa (sirup glukosa). Hidrolisis tapioka

secara sam sebenarnya merupakan proses likuifaksi tapioka, yakni berupa pemutusan

ikatan rantai-rantai molekul pati yang lemah sehingga perolehan glukosanya belum

maksimal.

Hidrolisis dengan menggunakan asam sudah sejak lama berusaha digantikan

dengan menggunakan enzim. Enzim bekerja secara spesifik sehingga diharapkan bahwa

kandungan bahan penyususn glukosa yang dihasilkan dapat diatur perbandingannya

saesuai dengan sp[esifikasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Contoh enzimnya : P-

amilase, glokoamilase, dan lain-lain.

Sirup glukosa adalah sejenis larutan yang amat kental dihasilkan dari hidrolisis pati

dengan menggunakan katalisator asam, enzim, atau gabungan keduanya. Kandungan

bahan gula pereduksi diukur sebagai ekivalen dari glukosa (DE) berkisar antara 18 –

73%, tergantung pada dosis enzim yang diberikan, lamanya proses, dan keinginan

konsumer. Kandungan sakarida dalam sirup (umumnya disebut sprektrum gula) sangat

bervariasi, terdiri dari glukosa, maltosa, iso amilosa, dekstrin, dan oligosakarida lainnya.

Hidrolisis pati secara enzimatis merupakan proses sakarifikasi, yaitu proses

pemutusan seluruh rantai molekul pati sehingga didapatkan perolehan glukosa yang

maksimal. Karena itu, pada proses pembuatan glukosa secara asam biasanya diikuti oleh

proses enzim dengan tujuan agar produk yang dihasilkan benar-benar murni glukosa.

Proses hidrolisis lain yang mulai digunakan adalah hidrolisis secara mikrobiologi.

Proses ini terutama bertujuan untuk mengkonversikan pati menjadi glukosa dengan

menggunakan mikroorganisme tertentu dari golongan jamur, yaitu jenis Rhizopus

delemar atau Rhizopus boulard. Proses secara mikrobiologi dibagi dalam 4 tahap, yaitu

tahap di laboratorium, pilot plant pertama, pilot plant kedua, dan tahap pemurnian.

Selain ketiga cara di atas, proses hidrolisis dapat juga dilakukan secara basa, tetapi

produk yang dihasilkan bukan glukosa, melainkan saccharinate (sakarin), salah satu zat

pemanis sintesis. Pada proses secara asam, larutan berfungsi sebagai katalis, tetapi pada

proses basa, larutan basa ikut sebagai pereaksi bersama pati.

Jika basa yang digunakan adalah NaOH maka terbentuk natrium sakarin, jika yang

digunakan Ca(OH)2, maka produknya adalah kalsium sakarin. Reaksi pembentukan

Page 7: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

sakarin akan menjadi lambat jika dalam pereaksi terdapat oksigen terlarut, karena adanya

oksigen ini akan terbentuk asam-asam volatile seperti asam asetat dan asam format.

C. ALAT DAN BAHAN

NO

.

ALAT BAHAN

1. Penangas air Pati ketela pohon 36 gram

2. Peralatan refluks HCl 25% 20 mL

3. Gelas kimia 500 mL Benedict

4. Tabung reaksi 12 buah Iodium

5. Pipet ukur 5 mL Aquades

6. Pipet tetes

7. Bola isap

8. Batang pengaduk

9. Botol semprot

10. Neraca analitik

Page 8: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

D. PROSEDUR KERJA

Reaktor (Peralatan Refluks)

Aquades 100 mLPati 18 gram

Proses Pengadukan

Memanaskannya

pada suhu ±80°C

terbentuk kanjiLarutan HCl 25%

sebanyak 10 mL

Mengambil 6 ml pati

setiap 10 menit

2 ml untuk uji amilum didalam tabung reaksi

4 ml untuk uji glukosa didalam tabung reaksi

Menambahkan 5 mL Larutan Benedict Pada setiap larutan sampel

Menambahkan Iodium Pada setiap larutan

sampel

Proses pemanasan selama 5

menit

Mengamati Hasil Pengujian

Mengamati Hasil Pengujian

Page 9: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

E. DATA PENGAMATAN

1. Persiapan

Bahan Massa

(gram)

Volume

(mL)

Konsentrasi

(%)

Massa

Molekul

Rumus

Kimia

Indeks

Bias

Berat

Jenis

(g/cm3)

Pati 18 - 18% - [C6H12O6]n - 1,5

Asam Klorida - 10 25 % 36,5 HCl 1,5410 3,21

Glukosa - - - 180 C6H12O6 - 0,8

2. Proses Hidrolisis

Volume larutan induk : 100 ml

Jumlah katalis HCl 25% : 10 ml

Waktu operasi : 60 menit

Konsentrasi Pati : 18/100 X 100 % b/v

3. Uji Kualitatif dan Fisik

a) Uji Amilum (Menambahkan Iodium Pada Setiap Larutan Sampel)

Page 10: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

b) Uji Glukosa (Menambahkan Larutan Benedict Pada Setiap Larutan Sampel)

Page 11: Modul C Hidrolisa Pati (Starch) Menjadi Glukosa

F. PENGOLAHAN DATA

1. Analisa Glukosa Yang Dihasilkan

Larutan Sampel Waktu Hidrolisis Hasil Uji Glukosa Yang Dihasilkan (%)1 10 Lumpur Keruh 2 – 3,5 %2 20 Merah Keruh >3,5%3 30 Merah Keruh >3,5%4 40 Merah Keruh >3,5%5 50 Merah Keruh >3,5%6 60 Merah Keruh >3,5%

G. PEMBAHASAN

H. KESIMPULAN

I. DAFTAR PUSTAKA