Infus Glukosa

37
TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID LARUTAN INJEKSI GLUKOSA Disusun Oleh : Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta 1

description

praktek semi solid steril

Transcript of Infus Glukosa

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID

LARUTAN INJEKSI GLUKOSADisusun Oleh :

Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Sains dan Teknologi Nasional

Jakarta

2009BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I.A. Larutan

FI Ed IV

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memilki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.

FI Ed III

Larutan atau solutiones adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injections. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat dan kemasan boleh lebih dari 1 liter.

Keuntungan sediaan larutan

1. Lebih mudah ditelan, terutama bagi obat yang diperuntukkan untuk bayi, anak-anak, dan lanjut usia.

2. Lebih cepat diabsorpi

3. Distribusi obat homogen

4. Mengurangi terjadinya iritasi, karena terjadi pengenceran di lambung

Kerugian sediaan larutan

1. Larutan bersifat voluminous.

2. Stabilitas komponen formulasi dalam bentuk larutan pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan bentuk sediaaan padat.

3. Bentuk sediaan larutan umumnya merupakan media ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.

4. Ketepatan dosis selama pengobatan tergantung kepada pasien.

5. Rasa obat yang kurang atau tidak menyenangkan akan lebih terasa jika obat diberikan dalam bentuk larutan.

Jenis jenis larutan

Berdasarkan Cara Pemberian:

1. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuaran kosolven-air.

a. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Sirup tidak mengandung zat aktif, bukan merupakan suatu bentuk sediaaan, tetapi merupakan campuran yang seringkali digunakan sebagai pelarut atau zat pembawa karena rasa dan sifat manisnya.

b. Sedangkan larutan oral yang mengadung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai eliksir. Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat pewarna, dan pewangi, untuk digunakan sebagai obat dalam.(Fornas Ed II)

2. Larutan topikal adalah larutan yang biasa mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan topikal pada kulit.

3. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar.

4. Injeksi adalah larutan yang diberikan secara parenteral.

PEMBUATAN SEDIAAN LARUTAN

Untuk pembuatan sediaan larutan skala besar maupun kecil hanya dibutuhkan peralatan yang sesuai. Pada pembuatan sediaan larutan terdapat beberapa proses yaitu:

1. Proses penghalusan

Proses ini dilakukan untuk menambah kelarutan dari bahan obat. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat mortir dan stamper.

2. Proses pelarutan

Dimana solute ditambahkan ke dalam pelarut dalam sebuah alat yang disebut mixer, proses pelarutan ini disertai pengadukan agar solute dapat larut secara homogen dalam pelarut.

3. Proses pencampuran akhir

Pada proses ini semua zat tambahan ditambahkan/dicampurkan ke dalam hasil dari proses pelarutan.

4. Proses pengemasan

Pada proses ini sediaan larutan yang telah jadi dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Ada beberapa metode pengisian sediaan larutan ke dalam wadah yaitu:

a) Metode gravimetri (v>, >), yaitu pengisian berdasarkan bobot.

b) Metode volumetri, yaitu pengisian berdasarkan volume.

c) Kadar konstan / level tetap.

EVALUASI

1. Elegensia, meliputi:Uji organoleptis: bau, warna, rasa, dan uji kejernihan larutan dengan menggunakan panca indera.

2. Efektifitas pengawet, untuk mengetahui apakah pengawet yang digunakan dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme yaitu secara mikrobiologi.

3. Stabilitas, meliputi:

a. Penetapan kadar

Mengetahui kadar dari bahan obat dalam sediaan jadi sesuai atau tidak dengan yang telah diformulasikan.

b. Cemaran mikroba

Untuk mengetahui jumlah cemaran dalam sediaan larutan yang telah jadi.

c. Pengukuran pH sediaan larutan, dengan menggunakan pH meter atau indikator universal.

d. Pengukuran viskositas sediaan, dengan menggunakan viskometer Brookfield.

4. Volume terpindahkan.

5. Penetapan bobot jenis sediaan

Teori bahan

1. Zat aktif

Zat aktif merupakan salah satu komponen utama dalam suatu sediaan obat.

2. Pelarut

Pelarut adalah komponen yang berfungsi untuk melarutkan zat aktif menjadi bentuk terlarut agar terdispersi secara molekuler dalam suatu sediaan larutan. Aquadest adalah salah satu pelarut yang umum digunakan dalam suatu sediaan larutan karena sifatnya yang inert dan tidak toksik.

3. Kosolven

Kosolven adalah salah satu bahan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif dalam pelarut/pembawa. Glukosa mudah larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam air mendidih.4. Pengawet

Pengawet adalah salah satu bahan tambahan utama yang terdapat dalam sediaan larutan. Hal ini dikarenakan suatu sediaan larutan biasanya mengandung air sebagai pelarut, sebagaimana yang telah diketahui air merupakan media pertumbuhan mikroorganise. Kita gunakan Beenzalkonium klorida.5. Pendapar

Penambahan dapar ke dalam sediaan larutan glukosa dapat mempertahankan pH. Karena pH yang harus dipertahankan antara 3,5-6,5. Kebanyakan dapar terdiri dari campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya.Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dapar antara lain:

a. Dapar harus mempunyai kapasitas yang cukup dalam range pH yang diinginkan.

b. Secara biologis harus aman untuk penggunaan jangka panjang.

c. Hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek yang mengganggu stabilitas sediaan jadi.

d. Memungkinkan pewarnaan dan flavouring sediaan akhir.I.B. TEORI INFUS INTRAVENA Definisi

Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi bebas pirogen ddan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume relative banyak. Syarat infus intravenaInfus intravena harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yaitu :1. Steril

2. Bebas pirogen

3. isotonis dengan darah Keuntungan :

1. Bekerja cepat

2. Baik pada penderita yang tidak mampu menelan obat

3. satu-satunya cara untuk dapat menaikkan jumlah volume darah misalnya pada kecelakaan, operasi, dsb.

4. Untuk pemberian obat-obat yang tidak tahan asam lambung, merangsang asam lambung ataupun tidak terabsorbsi menurut cara-cara biasa.

5. Untuk pemberian obat-obat yang bekerja setempat (anestetik lokal)

6. Menjamin sterilitas, kemurnian dan takaran yang tepat dari obat-yang diberikan 7. Jika dikehendaki obat tersebut bekerja lama obat dapat diberikan dalam bentuk depot terapi seperti penyuntikan obat-obat dalam bentuk suspensi ataupun larutan dalam minyak secara intramuscular

8. dapat diketahui ketepatan aksi fisiologi dan obat-obat dengan penyuntikan pada jaringan yang berbeda-beda

9. obat-obat dapat stabil dalam waktu yang cukup lama Kerugian

1. Bila ada kekeliruan dalam pemberian, tidak dapat dikakukan dengan segera tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

2. Dalam pemakaiannya diperlukan keahlian khusus

3. Pada waktu penyuntikan sering terasa sakit dan pada bekas penyuntikan dapat terjadi infeksi

4. Bila pada sediaan terdapat pirogen, dapat menyebabkan demam , muntah dan sebagainya

5. Harganya relative lebih mahal

6. Pemberian obat ini lebih sukar jika dibandingkan dengan pengobatan biasa.

Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Mengerjakan Obat Parenteral:1. Pertimbangan Kimiawi

Yaitu, tercampur atau tidaknya obat dengan zat pembantu, zat pembawa, dan sebagainya

2. Pertimbangan Farmakologi

Penyerapan dan khasiatnya harus sesuai dengan apa yang dikehendaki

3. Pertimbangan Tekhnis

Alat apa yang dapat digunakan, mesin mana yang memberikan hasil sebaik mungkin

Tonisitas Obat

1. Isotoni

Jika suatu larutan konsentrasinya sama dengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan diantara keduanya, maka larutan tersebut dikatakan isotoni ( ~ 0,9% NaCl ).

2. Hipotoni

Tekanan osmosa larutan obat suntik lebih rendah dari serum darah. Air akan melintasi membran sel darah merah yang semipermeabel, memperbesar volume sel darah merah, menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel, sehingga terjadi pecahnya sel darah merah hemolisa.

3. Hipertonis

Tekanan osmosa larutan obat suntik lebih tinggi dari serum darah. Air akan keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel, mengakibatkan terjadi penciutan sel darah merah plasmolisa.

Metode Perhitungan Isotonis

Metode White Vincent :

V = W x E x V

Dimana, V = Volume larutan isotoni yang ditentukan (ml)

E = Ekivalensi NaCl

V = Volume larutan isotonis (ml) yang didalamnya mengandung 1 gram NaCl ( 111,1 ml )

Pelarut yang Digunakan

Pelarut yang digunakan adalah air.

. Cara Sterilisasi PENYARINGAN

Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril dan diisikan ke dalam wadah yang steril dan ditutup kedap menurut teknik aseptik. Macam-macam bakteri filter yang digunakan adalah membran selulosa asetat, nitrat, polyester, polivinil korida dengan porositas 0,2 m.

STERILISASI GAS

1. Untuk bahan yang tidak tahan suhu tinggi

2. Gas etilen oksida, untuk antibiotik dan hormon

3. Penicilin, tetracycline, erythromycin, enzim, talk. TEKNIK ASEPTIK

1. Digunakan dalam pembuatan injeksi yang obatnya tidak tahan pemanasan.

2. Cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik dalam sediaan.

3. Sediaan tidak disterilisasi akhir dalam otoklaf ataupun oven.

4. Sediaan dibuat secara aseptik Bahan steril atau Bahan yang disterilisasi dengan penyaringan sebelum diisi ke dalam wadah steril.

STERILISASI UAP

1. menggunakan uap jenuh dibawah tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf selama 15 menit pada suhu 121o C

STERILISASI KALOR KERING

1. Disterilkan dimasukkan dalam wadah tertutup kedap diberi sirkulasi panas pada suhu 150oC selama 1 jam

STERILISASI GAS

1. Untuk bahan tidak tahan pemanasan biasanya digunakan gas etilen oksidaBAB II

PENGKAJIAN PRAFORMULASI

II.A. Karakteristik Sediaan

1. Bentuk sediaan cair (larutan)

2. Berupa sediaan larutan injeksi3. Mengandung glukosa 20% sebagai zat aktif

4. Mengandung air sebagai pelarut

5. Terdispersi secara molecular6. Mengandung dapar.

7. Mengandung chlorocresol sebagai anti mikroba

8. Mempunyai sifat aliran newton

9. Memilki pH 3,5 - 6,510. Berupa larutan yang isotonis

11. Dibuat secara steril

12. Untuk penggunaan parenteral13. Disimpan dalam wadah terlindung dari cahaya, tertutup rapat, dan disimpan di tempat sejuk.

II.B. Data praformulasi

Bahan Aktif

Glokusa Bahan Aktif: Glukosa Sinonim: Dekstrosa Rumus Kimia: C6H12O6 Berat molekul: 198,17

Pemerian: Hablur tak berwarna / putih, tidak berbau, rasa manis Kelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam ethanol.

Indikasi: Menambah volume darah, Corigen saporis, & sebagai pengatur tonisitas. Cara sterilisasi: Cara autoklaf Bahan Tambahan

1. Aqua Destilata (Sebagai Aqua Pro Injectione)

Rumus Empiris: H2O Berat Molekul: 18,02 Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa Kelarutan

: Dapat bercampur atau larut denganp elarut polar dan elektrolit Titik Didih:100o C Titik Beku:0o C

Kegunaan:Cairan pembawa Penyimpanan: Di simpan pada wadah yang tertutup baik

2. Benzalkonium klorida Kelarutan

: Tidak larut pada eter, sangat larut dengan aseton, etanol 95%, methanol, propanol, air. Stabilitas

: Hygroskopis, dipengaruhi cahaya, air & logam Kegunaan: Anti mikroba

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering pH

: 5 8

Penggunaan: 0,018% b/v

OTT

: Dengan aluminium, surfaktan an-ion, sitrat, hidrogen peroksida, kaolin, lanolin, nitrat, ZnO, Zn sulfat, protein, salisilat, garam perak, sabun, sulfonamid, tartrat.

3. Asam Acetat Kegunaan

: Zat pendapar pH

: 3,5-5,7 Konsentrasi : 1-2 % penggunaanII.C. Pengkajian PraformulasiBahan Aktif : GlukosaNoAspek / ParameterMasalahAlternatifKeputusan

FormulaProsesUji Mutu

1.Bentuk sediaan Bentuk sediaan yang diinginkan - injeksi- infus

- tetes mataPela-rutan Infus

2.Pelarut Pelarut yang cocok air etanol air-etanol

pelarutanDigunakan pelarut air dengan proses pelarutan

Alasan :karena glukosa larut dalam air.

3.

PengawetBagaimana meningkatkan stabilitas & menjaga stabilitas Pengawet

Antimikroba

BaktersidaPela-rutan Uji efektivitas pengawetDipilih anti mokroba dengan proses pelarutan, dengan uji efektifitas pengawet

5.Anti mikrobaAnti mikroba yang cocok Benzalkonium klorida Benzil alkohol

metakresolPela-rutan Dipilih benzalkonium klorida karena sifatnya yang mudah larut dalam air.

6.Metode sterilisasi

Sediaan infus intravena harus steril, metode sterilisasi apa yang cocok untuk zat aktif? Sterilisasi autoklaf

Sterilisasi panas kering

Sterilisasi gas PemanasanSterilisasi akhir, sterilisasi autoklaf . Karena sediaan dalam pembawa air dan zat aktif tahan panas

7.Wadah Wadah apa yang cocok untuk zat aktif?Botol plastic

Botol kaca coklatDipilih botol plastic tahan panas, karena zat aktif dipanaskan bersama dengan kemasan

II.D. Formula sediaan

NoNama KomponenFungsi farmakologi/farmasetikNama BahanPemakaian Lazim

1.Zat aktifPenambah volume darahGlucosa20 %b/v

2.Bahan PelarutUntuk melarutkan zat aktifAqua PI

4.Stabilisator pHMembuat larutan stabil pada pH yang sesuaiAsam asetat1-2 %

5.Zat PengawetUntuk mencegah pertumbuhan mikrobaBenzalkonium klorida0,01 %

Formula dan Penimbangan

NoAspekBahan%

Lazim%

Pakai500 ml

per unit

1.Bahan aktifGlukosa20 %b/v20 % b/v100g

3.Pengawet & bakterisidaBenzalkonium klorida0,018%0,018%0,09g

4.Stabilisator pH Asam asetat1-2%1%5ml

6.PembawaAqua Pro InjectioneAd 100%Ad 100%Ad 500 ml

Hasil Perhitungan Formulaa. GlukosaDalam 500 ml:

20/100 X 500 = 100 mgb. Benzalkonium klorida (pengawet & bakterisida) 0,018%Dalam 500 ml:0,018/100 X 500 = 0,09 mg (penenceran)Pengenceran : Benzalkonium klorida : 50mgAir

: ad 1000 ml

Campur ad homogen, ambil : 0,09/50 X 1000 ml = 1,8 ml, jadi yang diambil dari pengenceran 1,8 mlII.E. Prosedur Tetap Pembuatan Sediaan Larutan

I. Persiapan

a. Persiapan alat-alat yang akan digunakan dan dibersihkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan .

II. Kegiatan produksi terdiri dari :

a. Sterilisasi alat yang akan digunakan

b. Penimbangan dan pengukuran volume

c. Pembuatan API

d. Penimbangan bahane. Pelarutan bahan aktiff. Pelarutan bahan tambahang. Pencampuran h. Pengukuran i. Pengisian & Pengemasan

j. Pensterilank. EvaluasiIII. Penimbangan

a. Anggota kelompok melakukan penimbangan dan mencatat hasil penimbangan sesuai dengan intruksi kerja penimbangan.

IV. Pelarutan Bahan

a. Pembimbing menginstruksikan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan pelarutan bahan.

b. Anggota kelompok melakukan kegiatan pelarutan bahan sesuai dengan IK.pelarutan bahan.V. Pencampuran

a. Pembimbing menginstruksikan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan pencampuran

b. Anggota kelompok melakukan pencampuran sesuai IK. pencampuran.

VI. Pengisian dan Pengemasan

a. Pembimbing menginstruksikan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan pengisian sediaan jadi ke dalam wadah

b. Anggota kelompok melakukan kegiatan pengisian sediaan jadi ke dalam wadahVII. Pensterilan

a. Pembimbing menginstruksikan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan pensterilan sediaan jadib. Anggota kelompok melakukan kegiatan pensterilan sediaan jadi.VIII. Evaluasi

a. Pembimbing menginstruksikan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan evaluasi terhadap sediaan jadi

b. Anggota kelompok melakukan kegiatan evaluasi terhadap sediaan jadi.

II.F. Instruksi Kerja Pembuatan Sediaan Larutan

Lembar Sterilisasi

No.Nama Alat & BahanCara SterilisasiWaktu

AwalParafAkhirParaf

1.

2.

3.

4.

5.

1. 6

2. .

6.Gelas ukur,

Corong gelas dengan kertas saring lipat terpasang, kapas.

Beaker glass,

Erlemeyer, botol tetes mata

Spatel logam, pinset logam, batang pengaduk,

API

Tutup botol karet

Sterilisasi akhirAutoklaf 121oC, selama 15 menit

Oven 250oC 15 menit

Dipanaskan dengan api bunsen / flamber 20 detik.

Setelah

mendidih, tutup dengan kapas yang dibungkus kassa, didihkan lagi 30 menit.

Direbus selama 30 menit (dijenuhkan dengan klorkresol)

Autoklaf 121oC, 15 menit.

LOGO LAB. ISTNINTRUKSI KERJA

PENIMBANGAN DAN PENGUKURANHal.5 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemperoleh bahan baku sesuai jenis dan jumlah yang diinginkan

Bahan

1. Glukosa2. Benzalkonium klorida3. Asam asetat4. Aquadest PI

Alat

1. Timbangan

2. wadah bahan

3. Label

Cara KerjaOperatorSPV

1. Persiapan1

a. Lihat IK cara penimbangan

b. Pilih bahan yang akan ditimbang dan siapkan.

c. Pastikan identitas dan tanggal kadaluarsa bahan.

d. Siapkan wadah sesuai kapasitas dan beratnya, beri label.e. Tara timbangan pada angka 0 atau setimbang

2. Timbang bahan berikut sebanyak :

Nama bahan

Fungsi

Seharusnya

Penimbangan

GlukosaBenzalkonium kloridaAsam asetatAqua PI Bahan aktif

Pengawet Stabilisator pHPelarut

LOGO LAB. ISTNINTRUKSI KERJA

PELARUTAN BAHAN AKTIFHal.5 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemperoleh bahan aktif yang terdispersi molekuler dalam pelarut

Bahan

1. Glukosa2. Aqua PI

Alat

1. Beaker Glass

2. batang pengaduk

3. wadah bahan

4. Label

Cara KerjaOperatorSPV

1. Siapkan bahan yang akan dilarutkan

2. Larutkan Glukosa dengan aqua pro injeksi, aduk sampai tercampur dengan sempurna (homogen).

3. Masukkan ke dalam wadah yang telah diberi label.

4. Lakukan pengujian terhadap homogenitas dan pelarutan, disaksikan oleh petugas QC.

LOGO LAB. ISTNINTRUKSI KERJA

PELARUTAN BAHAN TAMBAHANHal.5 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh

Tgl :No. : / /

TujuanMemperoleh bahan tambahan yang larut

Bahan

1. Benzalkonium klorida2. Asam asetat3. Aquadest

Alat

1. Beaker Glass

2. batang pengaduk

3. wadah bahan

4. Label

Cara KerjaOperatorSPV

1. Siapkan bahan yang akan dilarutkan

2. Larutkan Benzalkonium klorida dalam API3. Campur, aduk sampai tercampur dengan sempurna (homogen).4. Masukkan ke dalam wadah yang telah diberi label.

5. Lakukan pengujian terhadap homogenitas dan pelarutan, disksikan oleh petugas QC.

LOGO LAB. ISTNINTRUKSI KERJA

PENCAMPURANHal.5 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh

Tgl :No. : / /

TujuanMemperoleh sediaan jadi yang baik

Bahan1. Hasil pelarutan bahan aktif

2. Hasil pelarutan bahan tambahan

Alat

1. Beaker Glass

2. batang pengaduk

3. wadah bahan

4. Label

Cara KerjaOperatorSPV

1. Masukkan hasil pelarutan bahan aktif ke dalam wadah, aduk hingga homogen2. Tambahkan Asam asetat sedikit demi sedikit sampai pH yang sesuai 3. Tambahkan hasil pelarutan bahan tambahan ke dalam wadah tersebut, aduk hingga homogen

4. Tambahkan API ad 100 ml

5. Aduk sampai homogen6. Sterilisasi sediaan akhir dengan cara autoklaf

7.

LOGO LAB. ISTNIK : PENGISIAN, PENSTERILAN DAN PENGEMASANHal.8 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh

Tgl :No. : / /

TujuanMemperoleh produk jadi yang baik

Bahan

1. Sediaan jadi

2. Wadah dan tutup

3. Kemasan

4. Etiket

5. Brosur

Alat1. Alat pengisi

Cara KerjaOperatorSPV

1. Sediakan sediaan jadi didalam wadah untuk pengisian

2. Ukur volume sediaan jadi dengan menggunakan gelas ukur sesuai volume yang diinginkan

3. Masukkan sediaan kedalam wadah

4. Lanjutkan pengisian sampai sediaan jadi habis

5. Tutup setiap wadah yang telah diisi

6. Masukan setiap wadah ke dalam kemasan7. Sterilisasi sediaan bersama wadahnya8. Masukkan brosur ke dalam kemasan

9. Simpan produk jadi yang di peroleh

Instruksi Kerja Evaluasi Sediaan LarutanINSTRUKSI KERJA : UJI ORGANOLEPTIKHal.10 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemastikan bahwa larutan yang dihasilkan memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan

BahanLarutan infus glukosa

AlatAlat-alat evaluasi larutan

Cara KerjaOperatorSPV

1. Uji organoleptik

Ambil 30 ml sediaan yang telah dibuat lihat warna, bau, dan rasa dari sediaan. Tulis hasil pengamatan :

Organoleptis

Diinginkan

Hasil

Warna

BauRasaJernihTidak berbau

-

LOGO LAB. ISTNINSTRUKSI KERJA : UJI BJ

SEDIAAN DENGAN PIKNOMETER

Hal.15 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemastikan bahwa larutan yang dihasilkan memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan

BahanLarutan infus glukosa

AlatAlat-alat evaluasi

Cara KerjaOperatorSPV

Penentuan BJ dengan pignometer

a. Gunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru dididihkan pada suhu 250C

b. Atur hingga suhu zat uji 200C, masukkan ke dalam piknometer. Suhu.0C

c. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 250C

d. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer vs setelah diisi

Berat pikno kosong (W0)

Berat pikno + air (W1)

Berat pikno + sediaan (W2)

Bobot jenis ditentukan dengan rumus:e. Hasil :

LOGO LAB. ISTNINSTRUKSI KERJA : UJI VOLUME TERPINDAHKAN

Hal.16 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemastikan bahwa larutan yang dihasilkan memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan

BahanLarutan infus glukosa

AlatAlat-alat evaluasi

Cara KerjaOperatorSPV

Penentuan vol. terpindahkan :

a. Kocok isi 10 wadah satu per satu

b. Tuang isi perlahan lahan dalam tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah

c. Dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali vol, yang akan diukur dan telah dikalibrasi

d. Diamkan selama kurang lebih 30 menitWadah

Vol. awal

Vol. setelah 30 menit

1

500 ml

2

500 ml

3

500 ml

4

500 ml

5

500 ml

6

500 ml

7

500 ml

8

500 ml

9

500 ml

10

500 ml

Vol.Rata-rata

Syaratnya :

a. vol. rata-rata tidak boleh kurang dari 10 wadah dan tidak

satu pun wadah yang volumenya kurang dri 95%

b. jika A : vol. rata-rata kurang dari 100% tetapi tidak ada

satupun wadah kurang dari 95%

a. jika B :tidak lebih dari satu wadah kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian 20 wadah tambahan

b. vol. rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100 % tidak lebih dari satu dari 30 wadah vol. kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 95 %Hasil :

LOGO LAB. ISTNINSTRUKSI KERJA : UJI pH

Hal.17 Dari 19 hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemastikan bahwa larutan yang dihasilkan memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan

BahanLarutan infus glukosa

AlatAlat-alat evaluasi

Cara KerjaOperatorSPV

Uji pH :

a. Ambil beberapa ml sediaan

b. Masukkan/celupkan kertas pH/pH meter kedalam sediaan

c. Catat pH yang didapatkan

pH yang didapatkan adalah

LOGO LAB. ISTNINSTRUKSI KERJA : EFEKTIVITAS PENGAWETHal.19 Dari 19hal

Disusun oleh :

Tgl :Diperiksa oleh :

Tgl :Disetujui oleh :

Tgl :No. : / /

TujuanMemastikan bahwa larutan yang dihasilkan memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan

BahanLarutan infus glukosa

AlatAlat-alat evaluasi

Cara KerjaOperatorSPV

Pengujian efektifitas pengawet :

a. Jika wadah sediaan tidak dapat ditembus secara aseptic, pindahkan 20 l sampel kedalam masing-asing 5 tabung

b. Inokulasi masing-masing wadah dengan salah satu emulsi mikroba baku dan perbandingan 1,1 ml inokulen setara dengan 20 sediaan campur

c. Tetapkan 2 ml mikroba yang dilabeli dalam tiap emulsi inokulum dan hitung angka awal mikroba tiap ml sediaan yang diuji dengan metode lumping

d. Inokulasi wadah/tabung pada suhu 200C-250C

e. Amati wadah pada hari ke 7, 14, 21, 28 setelah inokulasiHari

Jumlah koloni

7

14

21

28

DAFTAR PUSTAKA Anief , Moh, Prof. Drs, Apt, 2000, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel C. Howard, 1985, Introduction to Pharmaceutical dosage forms, Lea and Febiger, Philadelphia.

Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.

ISO Indonesia, Volume 38, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta: 2003.

Lachman, Leon: A. Lieberman, Herbert: L. Kanig, Joseph, 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Penerbit Universitas Indonesia (UI PRESS), Jakarta.

Reynolds E.F James, 1982, Martindale The Extra Pharmacopoeia, 28th edition, The Pharmaceutical Press, London.

Hardjasaputra, Purwanto, DR, et al, 2002, DOI Data Obat di Indonesia, edisi 10, Grafidian Medipress.

Syarif, Amir, dr, SKM: Utama, Hendra, dr: Arif, Azalia, Dra, 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, Universitas Indonesia, Jakarta.

Wade, Ainley : Weller J.Paul, 1994, Handbook of Pharmaceutical Excipients, second edition, American Pharmaceutical Association, Washington.

28