MODUL Baru Endokrin

36
MODUL ENDOKRIN & METABOLIK Skenario 1 Seorang laki-laki umur 50 tahun, mengunjungi dokter oleh karena berat badan menurun yang di alami sejak 3 bulang terakhir . Penderita juga mengeluh akhir-akhir ini selalu merasa lemas, lelah dan selalu mengantuk. Kalimat kunci Pertanyaan Hormon-hormon yang mempengaruhi penurunan berat badan ? Bagaimana mekanisme berat badan menurun, lemas , lelah dan selalu mengantuk ? Diffrential Diagnose Pemeriksaan penunjang penatalaksanaan

description

cvdsvsdvsd

Transcript of MODUL Baru Endokrin

MODULENDOKRIN & METABOLIK

Skenario 1 Seorang laki-laki umur 50 tahun, mengunjungi dokter oleh karena berat badan menurun yang di alami sejak 3 bulang terakhir . Penderita juga mengeluh akhir-akhir ini selalu merasa lemas, lelah dan selalu mengantuk.

Kalimat kunci

PertanyaanHormon-hormon yang mempengaruhi penurunan berat badan ?Bagaimana mekanisme berat badan menurun, lemas , lelah dan selalu mengantuk ?Diffrential DiagnosePemeriksaan penunjangpenatalaksanaan

Jawaban1. Hormon-hormon apa saja yang berperan dalam regulasi berat badan, yaitu:

a.Hormon insulinInsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam aminoyang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Dalam keadaan normal, bila adarangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosadarah. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (prekursorhormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuanenzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentukproinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung(secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, dengan bantuan peptidase,proinsulin diuraikanlagi menjadi insulin dan peptida-C (C-Peptide) yangkeduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersama-sama melaluimembran sel.Insulin berperan penting dalam berbagai proses biologis dalamtubuh terutama menyangkut metabolisme karbohidrat Hormon iniberfungsi dalam proses utilisasi glukosa pada hampir seluruh jaringantubuh terutama pada otot, lemak, dan hepar. Pada jaringan perifer sepertijaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulinreceptor substrate) yang terdapat pada membran sel. Ikatan antara insulindan reseptor akan menghasilkan semacam signal yang berguna bagiproses regulasi atau metabolisme glukosa dalam sel otot dan lemak,dengan mekanisme yang belum begitu jelas. Bebera hal diketahui,diantaranya meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glukosa transporter-4)pada membran sel karena proses translokasi GLUT-4 dari dalm seldiaktivasi oleh adanya transduksi signal. Regulasi glukosa tidak hanyaditentukan oleh metabolisme glukosa di jaringan perifer, tapi juga dijaringan hepar. Untuk mendapatkan metabolisme glukosa yang normaldiperlukan mekanisme sekresi insulin disertai aksi insulin yangberlangsung normal.

b.Hormon TiroidKelenjar thyroid mensekresi dua jenis hormon, yaitu tiroksin(T4), mencapai 90 % dari seluruh sekresi kelenjar thyroid dan tri-iodotironin (T3) disekresi dalam jumlah kecil. Jika TSH mengikat reseptor sel folikel, maka akan mengakibatkan terjadinya sintesis dansekresi tiroglobulin yang mengandung asam amino tirosin, ke dalam lumen folikel .Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah dalam bentuk ion iodida menuju kelenjar thyroid. Sel-sel folikulermemisahkan iodida dari darah dan mengubahnya menjadi molekul unsure iodium. Molekul iodium bereaksi dengan tirosin dalam tiroglobulin untukmembentuk molekul monoiodotirosin dan diiodotirosin, dua molekul di iodotirosin membentuk T4 sedangkan satu molekul monoiodotirosin dan satu molekul diiodotirosin membentuk T3. Sejumlah besar T3 dan T4disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama berminggu-minggu. Saathormon thyroid akan dilepas di bawah pengaruh TSH, enzim proteolitikmemisahkan hormon dari tiroglobulin. Hormon berdifusi dari lumenfolikel melalui sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasi darh. Sebagianbesar hormon thyorid yang bersirkulasi bergabung dengan proteinplasma.Hormon thyroid meningkatkan laju metabolisme hampir semuasel tubuh. Hormon ini menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesarpengeluaran energi terutama dalam bentuk panas. Pertumbuhan danmaturasi normal tulang gigi, jaringan ikat, dan jaringan sarafbergantungpada hormon-hormon thyroid. Fungsi thyroid diatur olehhormon perangsang thyroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali hormonpelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balikhipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresiTRH dan TSH adalah kadar hormon thyroid yang berdirkulasi dan laju metabolik tubuh.

c. Hormon KortisolMineralokortikoid disintesis dalam zona glomerolus. Aldosteronmerupakan mineralokortikoid terpenting mengatur keseimbangan air danelektrolit melalui pengendaliankadar natrium dan kalium dalam darah.Sekresi aldosteron diatur oleh kadar natrium darah tetapi terutama olehmekanisme renin-angiotensin. Glukokortikoid disintesis dalam zonafasikulata. Hormon ini meliputi kortikosteron, kortisol, dan kortison.Yang terpenting adalah kortisol. Glukokortikoid mempengaruhimetabolisme glukosa, protein, dan lemak untuk membentuk cadanganmolekul yang siap dimetabolisme. Hormon ini meningkatkan sintesisglukosa dari sumber non karbohidrat (glukoneogenesis). Simpananglikogen di hati (glikogenesis) dan penningkatan kadar glukosa darah.Hormon ini juga meningkatkan penguraian lemak dan protein sertamenghambat ambilan asam amino dan sintesis protein. Hormon ini jugamenstabilisasi membran lisosom untuk mencegah kerusakan jaringanlebih lanjut. Glukokortikoid adalah melalui kerja ACTH dalammekanisme umpan balik negatif. Stimulus utama dari ACTH adalahsemua jenis stres fisik atau emosional. Stres misalnya trauma, infeksi,atau kerusakan jaringan akan memicu impuls saraf ke hipotalamus.Hipotalamus kemudian mensekresi hormon pelepas kortikotropin (CRH)yang melewati sistem portal hipotalamus-hipofisis menuju kelenjarpituitari anterior, yang melepas ACTH. ACTH bersirkulasi dalam darahmeuju kelenjar adrenal dan mengeluarkan sekresi glukokortikoid.Glukokortikoid mengakibatkan peningkatan persediaan asam amino,lemak, dan glukosa dalam darah untuk membantu memperbaikikerusakan yang disebabkan karena stres dan menstabilkan membranlisosom untukmencegah kerusakan lebih lanjut. Gonadokortikoid (steroidkelamin) disintesis pada zona retikularis dalam jumlah yang relative sedikit, steroid ini berfungsi terutama sebagai prekursor untukpengubahan testosteron dan esterogen oleh jaringan lain.

d.Hormon pertumbuhanGH (growth hormon) atau hormon somatotropik (STH) adalahsejenis hormon protein. Hormon ini mengendalikan seluruh sel tubuhyang mampu memperbesar ukuran dan jumlah disertai efek utama padapertumbuhan tulang dan massa otot rangka. GH mempercepat lajusintesis protein pada seluruh sel tubuh dengan cara meningkatkanpemasukan asam amino melalui membran sel. GH juga menurunkan lajupenggunaan karbohidrat oleh sel tubuh dengan demikian menambahglukosa darah. GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak danpemakaian lemak untuk energi. Selain itu, GH menyebabkan hati(mungkin juga ginjal) memproduksi somatomedin, sekelompok faktorpertumbuhan dependen-hipofisis yang sangat penting untuk pertumbuhantulang dan kartilago.Pengaturan sekresi hormon pertumbuhan terjadi melalui sekresidua hormon antagonis. 1. stimulus untuk pelepasan, hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH) dari hipotalamus dibawa melalui saluranportal hipotalamus-hipofisis menuju hipofisis anterior tempatnyamenstimulasi sintesis dan pelepasan GH. Stimulus tambahan untukpelepasan GH melalui stress, malnutrisi, dan aktivitas yang merendahkankadar gula darah seperti puasa dan olahraga. 2. Inhibisi pelepasan, sekresiGHRH dihambat oleh peningkatan kadar GH dalam darah melalluimekanisme umpan balik negatif. Somatostatin, hotmon penghambathormon pertumbuhan (GHIH) dari hipotalamus dibawa menuju hipofisisanterior melalaui sistem portal. Hormonm ini menghambat sintesis danpelepasan GH. Stimulus tambahan untuk inhibisi GH meliputi obesitasdan peningkatan kadar asam lemak darah.e.Hormon epinefrinSecara keseluruhan efek hormone epineferin adalah untukmempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yang merespon stres,kegembiraan, cedera, latihan dan penurunan kadar gula. Efek epinefrinyang lain, yaitu meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dankomsumsi oksigen. Kadar gula darah meningkat melalui stimulasiglikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot. Pembuluh darahpada kulit dan organ-organ viseral berkontriksi sementara pembululh diotot rangka dan otot jantung berdilatasi.

2. a. mekanisme penurunan berat badanHilangnya lemak, air/elektrolit dan protein dapat mengakibatkan terjadinya penurunanberat badan/ massa tubuh. Protein dan lemak merupakan sumber energi cadangan tubuh yangdisintesia oleh tubuh pada keadaan di mana energi utama (glukosa) tidak atau sedikit dalammenghasilkan energi.Kurang atau tidak adanya energi yang dihasilkan melalui glukosa dapat diakibatkna olehadanya gangguan metabolisme, gangguan absorsi sel atau gangguan uptake makanan.Gangguan metabolisme sepert hiperglikemi, atau hipertioid dapat menyebabkanterjadinya weight loss. Hiperglikemi adalah suatu keadaan di mana terjadi kelebihan glukosa dalam darah. Olehkarena gangguan kerja insulin (DM tipe 2) atau gangguan sekresi insulin (DM tipe 1).Karena insulin yang merupakan pintu masuk glukosa ke dalam sel mengalami gangguan,maka sel tubuh menggunakan energi cadangan. Pertama tubuh menggunakan jaringanadiposa sebagai kompensator atas kurangnnya glukosa melalui proses lipolisis,glukoneogenesis dari gliserol.Asam lemak keton Pada keadaan hiperglikemi kronik. Sel tubuh akan tetap mengalami kelaparankelaparan, sehingga tidak hanya lemak yang dilisikan, bahkan, protein sebagaipembentuk otot, akan dilisiskan pula. Untuk memenuhi kebutuhan energi sel. Berkurangnya lemak dan protein tubuh akan menyebabkan penurunan massa tubuh. Pada keadaan hipertiroid terjadi peningkatan metabolisme basal 60-100% di atas normal,sehingga lemak dan protein yang digunakan pada keadaan basal, akan mengalami lisisyang terjadi sangat cepat. Gangguan uptake makanan seperti pada keadaan anorexia. Membuat tubuh kehilangan asupan energi dan nutrisi khusus glukosa. Jika terjadi kekurangan, sel di dalam tubuhakan mengalami kelaparan, disamping itu tidak dapat disintesis lemak dan protein sebagai cadangan energi. Dengan kata lain, pada keadaan ini selain protein dan lemaktidak disintesa, keduanya juga digunakan sebagai energi alternatif, sehingga terjadi penurunan massa tubuh yang cukup berarti.

b. mengapa selalu mengantuk Mengantuk secara fisiologis diatur oleh glandula pineale namun, pada kondisi dimana terdapat kekurangan glukosa dan oksigen di otak dapat juga memicu terjadinyaperasaan mengantuk tersebu

3. differential diagnoseA. DIABETES MELLITUS TIPE 2 PatofisiologiBerkaitan dengan peningkatan konsentrasi insulin plasma (hiperinsulinemia), hal ini sebagai bentuk kompensasi oleh sel pancreas terhadap penurunan sensivitas terhadap efek metabolisme insulin (resistensi insulin) .Resistensi insulin ini mengganggu penggunaan dan penyimpanankabohidrat, yang akan meningkatkan kadar gula darah dan merangsang peningkatan sekresi insulin sebagai upaya kompensasi. Seiring dengan resistensi insulin yang berkepanjangan, dimana insulin yang di hasilkan sel pankreas tidak akan cukup untuk menghasilkan insulin. Akibatnya sel pankreas sudah capekuntuk mengasilkan insulin sehingga suplay insulin atau kerja dari insulin sendirimenurun. Efeknya pada hati, pada keadaan normal insulin menekan glukoneogenesis (pembentukan glukosa atau glikogen dari sumber-sumber non-karbohidrat) dan glycogenolisis (pemecahan glikogen). Tapi, karena suplay insulin atau kerja insulin menurun maka mengakibatkan peningkatan glukoneogenesis dan glikolisis sehingga produksi glukosa di hati menigkat dan mengakibatkan peningkatan glukosa dalam darah (hiperglikemia). Pada otot, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel otot karena reseptor dari insulinnya sendiri rusak. Karena insulin merupakan kunci sedangkan reseptor insulin merupakan pintu, apabila keduanya tidak bisa bekerja dengan baik atau reseptor dari insulin rusak maka glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel, sehingga terjadi penimbunan glukosa didalam darah atau glukosa dalam darah meningkat (hiperglikemia). Selain padaotot, resistensi insulin juga akan terjadi pada jaringan adiposa, sehinggamerangsang proses lipolisis (pemecahan lemak) dan meningkatkan asam lemakbebas (FFA). FFA merupakan bahan dasar glukoneogenesis dan lipolisis. Padaotot akan terjadi metabolisme anaerob yang akan menghasilkan asam laktat yangjuga merupakan bahan dasar glukoneogenesis dan lipolisis

EpidemiologiSekitar 90-95% dari semua kasus Amerika Utara diabetes tipe 2, dan sekitar 20% dari populasi di atas usia 65 memiliki diabetes mellitus tipe 2. Fraksi penderita diabetes tipe 2 di bagian lain dunia bervariasi secara substansial, hampir pasti untuk lingkungan dan alasan gaya hidup, meskipun ini tidak diketahui secara rinci. Diabetes mempengaruhi lebih dari 150 juta orang di seluruh dunia dan jumlah ini diharapkan dua kali lipat pada tahun 2025 .. Sekitar 55 persen tipe 2 adalah obesitas-kronis obesitas menyebabkan resistensi insulin meningkat yang dapat berkembang menjadi diabetes, kemungkinan besar karena jaringan adiposa (terutama di perut sekitar organ internal) merupakan sumber (baru ini diidentifikasi) dari sinyal kimia beberapa lainnya jaringan (hormon dan sitokin). Penelitian lain menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 menyebabkan obesitas sebagai akibat dari perubahan dalam metabolisme dan sel perilaku petugas lain gila pada resistensi insulin. Namun, genetika memainkan peran yang relatif kecil dalam terjadinya luas diabetes tipe 2. Hal ini dapat secara logis disimpulkan dari peningkatan besar dalam terjadinya diabetes tipe 2 yang memiliki berkorelasi dengan perubahan signifikan dalam gaya hidup barat. Penyebab DM tipe 2

1. Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadapinsulin.2. diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan sedikitinsulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes mellitus tipeI terjadi sebelum usia 30 tahun , diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM),pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapitubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulinrelatif. Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun. Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,/I>, 80-90%penderita mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan3. Kadar kortikosteroid yang tinggi4. Kehamilan (diabetes gestasional)5. Obat-obatan6. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin

TERAPI DIABETES MELITUS. Terdapat 4 pilar utama pengelolaan penderita DM yaitu :1. PenyuluhanPenyuluhan dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan pengetahuan sebanyak mungkin pada penderita DM. Oleh karena penyakit DM merupaka penyakit kronik yang berlangsung seumur hidup, maka sangat diperlukan pengertian dan kerjasama antara dokter dengan penderita beserta keluarganya. Pemberian pengetahuan yang memadai kepada penderita DM akan menimbulkan motivasi penderita untuk turut bekerja sama dalam mengendalikan kadar glukosa darahnya, dan senantiasa mau menolong dirinya sendiri dalam upaya pemburukan penyakit dan pencegahan komplikasi.

2. Perencanaan makanStrandar diet bagi penderita DM adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Komposisi gizi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :Karbohidrat 45 65 %Protein 10 15 %Lemak 20 25 %Jumlah kalori yang diberikan disesuaikan dengan status gizi dan aktifitas penderita dan dimaksudkan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan idaman.Latihan JasmaniDisarankan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah jogging, bersepeda dan renang oleh karena jenis olah raga ini memenuhi kriteria CRIPE (continous, rhythmical, interval, progressive, endurance training). Sedapat mungkin latihan mencapai zona sasaran yaitu mencapai 75 85 % dari denyut nadi maksimal (220 - umur ), namun harus disesuiakan dengan kemampuan dan ada atau tidaknya penyakit penyerta.

Pada dasarnya pengelolaan DM tanpa dekompensasi metabolik, sebaiknya dimulai dengan pengaturan makan disertai latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (4-8 minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru diberikan obat hipoglikemik oral atau insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolic, misalnya ketoasidosis, stress berat, kadar glukosa darah yang sangat tinggi, berat badan yang menurun dengan cepat dll, maka insulin atau obat berkhasiat hipoglikemik dapat segera diberikan pada kesempatan pertama.

Obat berkhasiat hipoglikemik :Terdapat 2 kelompok obat berkhasiat hipoglikemik yaitu : obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin.A. Obat hipoglikemik Oral :Saat ini terdapat 5 jenis OHO yang tersedia dipasaran. OHO tersebut dimetabolisme dan diekresikan di hati dan ginjal. Oleh karena itu tidak dianjurkan diberikan pada penderita dengan gannguan fungsi hati dan ginjal, karena dapat menyebabkan memburuknya fungsi kedua organ tersebut dan dapat menyebabkan terjadinya akumulasi obat dalam tubuh.1. Golongan Sulfonilurea.Mekanisme kerja utama dari obat ini adalah merangsang peningkatan sekresi insulin pankreas. Dapat menyebabkan rekasi hipoglikemia dan sering timbul perasaan lapar sehingga merupakan pilihan utama untuk penderita DM dengan berat badan kurang. Untuk menghindari resiko hipoglikemia yang berkepanjangan, maka golongan sulfonylurea dengan waktu kerja panjang sebaiknya dihindari pada penderita usia lanjut.2. Golongan MeglitinideObat golongan ini juga merangsang sekresi insulin pancreas, namun waktu kerjanya sangat singkat, sehingga merupakan obat terpilih untuk penderita DM dengan kadar glukosa darah Post prandail (2 jam sesudah makan) yang tinggi.3. Golongan Biguanide (Metformin)Golongan obat mempunyai kerja utama untuk menekan produksi glukosa hati dan memperbaiki resistensi insulin. Obat tidak menekan nafsu makan dan bahkan dapat menimbulkan rasa mual sehingga cocok diberikan pada penderita yang gemuk. Efek samping yang ditakutkan dari obat ini adalah terjadinya laktik asidosis, oleh karena itu tidak dianjurkan untuk penderita DM dengan kecenderungan hipoksiemia (misalnya penyakit jangtung dan gangguan perfusi paru yang berat). Obat ini bisa diberikan sebelum makan, namun bila terdapat mual maka dapat diberikan pada saat bersamaan atau sesudah makan.

4. Golongan alfa glukosidase Inhibitor (Acarbose).Obat ini bekerja sebagai competitive inhibitor dengan karbohidrat diusus, sehingga menghambat absorbsi karbohidrat. Cocok diberikan pada penderita DM dengan nafsu makan yang sulit terkontrol dan juga bermanfaat untuk menekan kadar glukosa darah post prandial. Obat ini bisa menimbulkan rasa tidak enak pada perut seperti kembung dan flatulen sehingga pemberiannya sebaiknya pada waktu makan.5. Golongan ThyozolidindionesGolongan obat ini mempunyai peran utama sebagai Insulin sensitizer, memperbaiki resistensi insulin diperifer, sehingga cocok diberikan pada penderita dengan dugaan resistensi insulin (gemuk). Bila diberikan obat ini maka harus dilakukan pemantauan fungsi hati yang ketat (setiap 3 bulan) oleh karena bersifat hepatotoksik.

B .TIROTOKSIKOSISTiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiwi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.Tirotoksikosis di bagi dalam 2 Kategori:1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme2. kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidismehipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksitiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Etiologi tersering dari tirotoksikosis ialah hipertiroidisme karena penyakit Graves, struma multinodosa toksik ( plumer ) dan adenoma toksik. Penyebab lain adalah tiroiditis, penyakit tropoblastis, pemakaian yodium yang berlebihan, obat hormon tiroid,dll.Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme ytang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, terapi I ,ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

Gejala dan tanda tirotoksikosishiperaktivitas,palpitasi, berat badan turun, nafsu makan meningkat, tidak tahan panas, banyak karingat, mudah lelah, sering buang air besar, oligomenore /aminore dan libido turun, takikardia, fibrilasi atrial, tremor halus repleksi meningkat, kulit hangat dan basah, rambut rontok dan bruit.

Diagnosa tirotoksikosis Gambaran klinis penyakit Graves: Struma difus, tirotoksikosis, oftalmopati/ ekso ftalmus, dermopati lokal, akropaki. Laboratorim: TSHs rendah, T4 atau fT4 tinggi pada T3 toksikosis: T3 atau fT3 meningkat. Penderita yang dicurigai krisis tiroid :

Anamnesis: riwayat penyakit hipertiroidisme dengan gejal khas, berat badan turun, perubahan suasana hati, bingung, diare, amenorea

Pemeriksaan fisik:- Gejala dan tanda khas hipertiroidisme, karena penyakit Graves tu penyakit lain- Sistem syarap pusat terganggu: delirium.koma- Demam tinggi sampai 40C- Takikardia sampai 130-200 x/menit- Dapat terjadi gagal jantung kongestif, ikterus

Laboratorium: TSHs sangat rendah, T4 / fT4/T3 tinggi, anemia tormositik normokrom, limfositosis, hiperglikemia, enzim transaminase hati meningkat, azotemia prerenal EKG: sinus takikardia atau fibrilasi, atrial dengan respon ventrikuler cepat

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid) Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari penyakit Graves dengan komponen nodosa EKG Foto toraks

TerapiTata laksana penyakit Graves:Obat anti tiroid Propiltiourasil PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari. Metimazol dosis awal 20 -30 mg/hari Indikasi:- mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis- untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif- persiapan tiroidektomi- pasien hamil, usia lanjut- krisis tiroidpenyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementaramenunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosispada awal pengobatan, pasien konrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan di pertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.Tindakan BedahIndikasi: pasien usia muda dengan struma besar dan tidak respons dengan antitiroid wanita hamil trimester kedua yang memerlikan obat dosis tinggi alergi terhadap obat antitiroid, dan tidak dapat menerima yodium radio aktif adenoma toksik, struma multinodosa toksi graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

Radioablasi Indikasi :35 tahun pasien usia hipertiroidisme yang kambuh setelah dioprasi gagal mencapai remisi setalah pemberian antitiroid tidak mamopu at5au tidak mau terapi obat antitiroid adenoma toksik, struma multinodosa toksik

Tata laksana krisis tiroid: ( terapi segela mulai bila di curigai krisis tiroid)

1. perawatan suportif: kompres dingin, antipiretik (asetaminofen ) memperbaiki gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: infus dextros 5% dan NaCl 0,9% mengataasi gagal jantung: O2,diuretik,digitalis

2. Antagonis aktivitas hormon tiroid:o Blokade produksi hormon tiroid: PTU dosis 300 mg tiap 4-6 jam PO Alternatif : metimazol 20-30 mg tiap 4 jam PO. Pada keadaan sangat berat : dapat diberikan melalui pipa nasogastrik (NGT) PTU 600 1.000 mg atau metinazole 60-100 mgo Blokade ekskresi hormon tiroid: soluti lugol ( saturated solustion of potasium iodida ) 8 tetes tiap 6 jamo Penyekat : propanoolol 60 mg tiap 6 jam PO, dosis disesuaikan respons ( target: frekuensi jantung < 90 x/m)o Glukokortikoid: Hidrokortison 100-500 mg IV tiap 12 jamo Bila refrakter terhadap reaksi di atas: plasmaferesis, dialisis peritoneal.3. pengobatan terhadap faktor presipitasi: antibiotik, dll.SKENARIO

Seorang pria umur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4 5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering. Sekitar 3 bulan lalu, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.

KATA KUNCI

Pria 50 tahunpoliuripolidipsiriwayat traumaberbau

PERTANYAAN PENTING

1. Bagaimana peranan organ dan hormon dalam produksi urin ?

2. Bagaimana etiologi poliuru ?

3. Bagaimana peyakit yang bergejala poliuri ?

4. Bagaimana penanganan poliuri ?

5. Bagaiana patomekanisme gejala terkait dengan kasus ?

6. Bagaimanalangkah-langkah diagnosisnya ?

7. Differential diagnosisnya ?

PEMECAHAN MASALAH

1.Organ yang berfungsi sebagai filtrasi, eksresi, dan reabsorpsi adalah ginjal. Fungsi reabsorpsi air kembali ke plasma ada di duktus kolektivus. Pada arteri renalis darah di filtrai ke glomerulus kemudian masuk di kapsul bowman dan selanjutnya di eksresi zat-zat yg tidak diperlukan. Seluruh ahasil filtrasi masuk di duktus kolektivus. Selanjutnya hormon ADH merangsan duktus kolektifus untuk rabsiorpsi air kembali untuk menjaga osmolalitas plasma darah. Hormon ADH pentng disekresi pada saat orang kehilangan banyak cairan melalui keringat, diare, dan lain-lain selain dari ginjal sehingga sebagai bentuk kompensasi tubuh untuk menahan cairan untuk tidak keluar dari tubuh lebih banyak lagi.

2. Fisiologis : stress, latihan, intake air lebih, suhu (dingin), waita hamilPatofisiologis : DM II, DI sentralis, Sidrom Nefrogenk, CRF, Uropati obstruktif, Kebiasaanmakan abormal, GGA,obat-obatan.

3. DI ( tipe Nefrogenik dan sentral) dan Psikogenis polidipsi

4. 1. menjaga intake cairan : penanganan pertama untuk memperbaiki tanda-tanda dehidrasi2. Pemberian elektrolit diikutkan dengan intake cairan3. Vasopressin intranasal bertujuan untuk pengganti hormn ADH tubuh4. Tes gula darah untukmembedakan DM dan DI5. Tes kreatinin untuk mengetahui kerusakan ginjal6. ADH releasing untuk aktiitas sekresi ADH

5.

Dari skenario kita bisa menyimpulkan bahwa kecelakaan yang dialami penderita sehingga menyebabkan dia tidak sadarkan diri selama 5 hari merupakan trauma kepala. Trauma kepala ini diduga dapat terjadi kerusakan pada hipothalamus, dan hipofisis. Kerusakan ini dapat timbul baik karena trauma itu sendiri atau akibat tindakan operasi/bedah yang sebagai tindakan medis awal. Baik hipofisis maupun hipothalamus terganggu akan menyebabkan gangguan sekresi ADH. Biasanya gangguan pada hipothalamus berupa gangguan pusat rasa haus sehingga orang tersebut selalu merasa haus dan timbullah polidipsi. Hipothalamus juga dapat kehilangan rasangan untuk mensekresi ADH. Hipofisis dapat juga gagal mensekresi ADH. Gagalnya reseptor ADH ditubulus kolektivus untuk menangkap ADH biasanya pada gagal ginjal akut. Pada diabetes mellitus poliuria terjadi akibat peningkatan kadar gula dalam plasma dalam darah yang lebihnya harus dikeluarkan melalui ginjal. Pada saat dikeluarkan, gula menarik lebih banyak air sehingga dapat timbul poliuria.6. Anamnesis Keseringan Kencing : menanyakan keseringan dan banyaknya kencing pasien perhari Rasa Haus : Apakah disertai rasa haus serta bagaiman tibulnya? Nokturia : apakah pasien sering bangun dan tidurnya terganggu?Pemeriksaan Fisis Tanda Tanda Dehidrasi Curah Jantung Melemah Kulit Kering, Pucat, Rambut KeringPemeriksaan Laboratorium Tes level ADH 85% dapat menyebabkan DI Tes Glukosa Tes Osmolalitas Urin / Plasma Tes Ureum, Creatinin Plasma7. Dfferential diagnosisPxSexUmurPoliuriaPolidipsiNokturia

Kesimpulan kelompok kami bahwa kemungkinan kuat pasien tersebut menderita Diabetes Insipidus.Pada diabetes Insipidus diduga kuat karena ada riwayat sebelumnya kecelakaan disertai trauma kepala. Pemeriksaan water depletion test diperlukan apakah terjadi pengurangan berat badan dan berat jenis dari air kemih. Sementara diabetes melits untuk memastikan diagnosa masih perlu diperlukan tes glukosa darah maupun urin.

Endokrinskenario

Seorang pria umur 50 tahun, datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4-5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan sering kering. Sekitar 3 bulan yang lalu penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.

kata kunci- Pria umur 50 tahun- Poliuri- Nocturia- Polidipsi- Riwayat kecelakaan

>Pertanyaan1.Jelaskan anatomi, dan faal dari skenario!2.Jelaskan hubungan gejala dengan riwayat kecelakaan penderita!3.Deferential Diagnosa!4.Etiologi dari diagnosa sementara!5.Bagaimana patomekanisme diagnosa sementara!6.Gejala klinis diagnosa sementara!7.Jelaskan pemeriksaan penunjang diagnosa sementara!8.Penatalaksanaan dari diagnosa sementara!9.Komplikasi diagnosa sementara!10.Pencegahan diagnosa sementara!11.Prognosis diagnosa sementara!

jawaban :1.Fisiologi- Hipothalamus menghasilkan hormon bekerja di hipofifis, kemudian hipofisis mengeluarkan hormon-hormon ke organ target- Ginjal berfungsi sebagai filtrasi,ekskresi, dan reabsorbsi. Dari duktus kolektivus masuk di kapsul bowman selanjutnya di ekskresi zat-zat yang tidak diperlukan- Hormon ADH merangsang duktus kolektivus untuk untuk reabsorbsi air kembali untuk menjaga osmolalitas plasma darah- ADH penting untuk disekresi pada saat orang kehilangan banyak cairan sehingga sebagai bentuk kompensasi tubuh untuk menahan cairan untuk tidak keluar dari tubuh lebih banyak lagi.

2.Hubungan riwayat trauma dan gejalaTruma kepala > Mengenai hipotalamus & hipofisis > Defisiensi ADH > Poliuria akibat ketidakmampuan ginjal menyerap dengan benar air dan urine > Haus dan polidipsia

3.Differential DiagnosaDiabetes Insipidus dan Diabetes MillitusDefinisiDiabetes Insipidus: suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon ADH yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan, dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (POLIURIA).Suatu penyakit yang diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air.(Buku Ajar IlmuPenyakitDalam JILID III Edisi V)4.Etiologi Etiologi diabetes insipidus dibagi dua:*D.I sentralis:- adanya tumor pada hipotalamus- trauma kepala- cedera pos operasi

*D.I Nefrogenik- penyakit ginjal kronik- gangguan elektrolit- Pengaruh obat-obatan

5.Pemfis dan pem.penunjang

*Fluid Deprivation(pasien diminta mengosongkan V.U kemudian timbang BB dan periksa volume, osmolaritas urin, dan bandingkan dengan osmolaritas plasma)

*tes Hickey Hare/Cartur Robins(cairan NaCl hipertonis diberikan dalam bentuk I.V dan akan menunjukkan respon osmo reseptor dan daya pembuatan ADH)

*Uji haus*Urinalisis*Uji vasopressin*Uji masukan air

7.Tatalaksana-Pengobatan sesui dengan gejala yang ditimbulkan-Terapi hormon DDAVP (1-desamino-8-d-arginine vasopressin)-Terapi obat :Diuretic tiazid,Kloropropamid,Klorofibrat,karbamapezin

8.Komplikasi pada Diabetes Insipidus yang mungkin terjadi yaitu:1. Pelebaran traktus urinarius2. Dehidrasi Berat3. Syok dan gagal ginjal jika dehidrasi berat

PUSTAKA- Isselbacher, at all. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 2136-2137. 2003.- Yusuf, Irawan, dr., PhD. FISIOLOGI ENDOKRIN. Makassar : Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 1995 - Sudoyo, Aru W., dkk. ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Halaman 1970-1972. 2006.- Kowalak-Mayer-Welsh, Buku ajar patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

SKENARIOSeorang pria umur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4 5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering. Sekitar 3 bulan lalu, penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.

KATA KUNCI1. Seorang pria umur 50 tahunSering kencing (poliuria) sejak 2 bulan terakhirSering terbangun 4-5 kali semalam untuk buang air kecil3 bulan lalu penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak sadar selama 5 hari.

PERTANYAAN1 1. Jelaskan Anatomi, fisiologi dan histology dari sisitem yang terkait?2 2. Bagaimana patomekanisme dari gejala-gejala yang terkait?Bagaimana hubungan riwayat kecelakaan dengan keadaan sekarang?Bagaimana DD dari scenario ?Bagiamana etiologi dari Diagnosis sementara?Patomekanisme dari diagnosis sementara?Bagaimana pemeriksaan tambahan/anamnesa tambahan?Penatalaksanaan dari diagnosis sementara?Prognosis dari diagnosis?Jawaban

1.Anatomi,fisiologi dan histologi sistem terkaitANATOMI

Kelenjar pituitary atau hipofisis, adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga bertulang di dasar otak tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan ke hipotalamus oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum, yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah halus.Terdiri dari dua lobus, posterior dan anterior . Lobus anterior lebih besar dari lobus posterior.Lobus Anterior :- TSH, untuk kelenjar thyroid- FSH, untuk ovarium- ACTH, untuk glandula suprarenalis- GH (Growth Hormon), untuk pertumbuhan- LH, untuk ovarium- ICSH pada pria, untuk testis - Prolactin/Lactogenic Hormon, untuk mammae- MSH, untuk kulitLobus Posterior : - Oxytocin, untuk kontraksi uterus (pada orang hamil pada saat melahirkan dan produksi ASI) - Vasopresin/ADH, mengatur retensi air dan Na di tubulus distalAnatomi Pancreas :

Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus. Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrinHistologi FISIOLOGIPankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama; menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti:- Insulin yang dihasilkan sel beta- GHS yang dihasilkan sel epsilon- GHIH yang dihasilkan sel deltaFungsi pankreas :

1. Exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah pancreas dan yang berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna tersebut berjalan melalui saluran ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut Wirsungi dan duktus Santorini, yang masuk ke dalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran empedu di Ampula Vater.2. Endokrin, tersebar diantara alveoli pancreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium, yang jelas terpisah dan nyata , yaitu kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin.

2. Patomekanisme dari gejala-gejala yang terkait :

3. Hubungan riwayat kecelakaan dengan keadaan sekarang? Hipofisis Anterior juga disebut adenohipofisis, terdiri dar jaringan non-saraf. Kelenjar ini secara anatomis terpisah dari hipotalamus, tetapi secara fungsional berhubungan dengannya melalui suplai darahnya. Hipofisis anterior menerima darah melalui drainase vena dari hipotalamus. Sewaktu darah yang mengalir dalam suatu vena terbagi ke dalam jaringan kapiler lain dan bukan mengalir ke vena kava, maka system tersebut disebut vena portal. Dengan demikian hipotalamus dan hipofisis anterior dihubungkan oleh system aliran darah portal hipotalamus-hipofisis anterior. Karena telah digunakan oleh hipotalamus, maka darah dalam system ini kurang mengandung oksigen tetapi kaya akan pesan hormone yang diberikan oleh hipotalamus ke dalam eminensia mediana. Dengan demikian, hipofisis anterior adalah organ sasaran utama bagi hipotalamus dan berespons terhadap hormone hipotalamus dengan melepaskan hormone hormonnya sendiri. Hipofisis posterior juga disebut neurohipofisis, adalah jaringan saraf sejati yang secara embriologis berasal dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior terdapat juga tiga bagian : eminensia mediana (kadang kadang dianggap sebagai jaringan hipotalamus) tempat hipotalamus mengeluarkan releasing hormones untuk hipofisis anterior ; akar infundibulus yang menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis posterior; dan prosesus infundibulus yang merupakan ujung hipofisis posterior.

Dari riwayat kecelakaan tersebut, bahkan sampai menyebabkan ketidaksadaran selama 5 hari. Hal itu, berhubungan dengan keadaan yang sekarang pada pria tersebut. Hal ini disebabkan adanya trauma, terkhusus pada di hipofisis posterior nya. Dimana terjadi keluhan polydipsi dan poliuria. Disebabkan karena terjadi gangguan pada produksi hormone ADH nya. Dimana sesuai table diatas, pada hormone ADH fungsinya untuk meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal dan menimbulkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah.4.Diagnose different dari skenario :

Diagnosa sementara dari skenario adalah Diabetes InsipidusDiabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon ADH yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan, dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (POLIURIA).Suatu penyakit yang diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme neurohypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air.

5.Etiologi dari dari diagnosa ?Etiologi diabetes insipidus dibagi dua:DI sentralis: - adanya tumor pada hipotalamus - trauma kepala - cedera pos operasiDI Nefrogenik - penyakit ginjal kronik - gangguan elektrolit - Pengaruh obat-obatan6.Patomekanisme dari diagnosa ? Diabetes Insipidus neurogenik Adanya respon ADH yang tidak adekuat terhadap osmolaritas plasma dan terjadi ketika terdapat lesi organik pada hipotalamus Diabetes insipidus nefrogenik Adanya respon renal yang tidak adekuat terhadap ADH.

Diabetes Insipidus psikogenik7.Pemeriksaan Penunjang dari diagnosa ? Adanya asupan cairan yang ekstrem dan mungkin bersifat idiopati atau berhubungan dengan psikosis ataupun sarkoidosis.Jika kita mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidus, maka harus melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dan untuk membedakan apakah jenis Diabetes Insipidus yang dialami, karena penatalaksanaan dari dua jenis diabetes insipidus ini berbeda. Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus, antara lain:Fluid deprivation menurut martin GoldbergSebelum pengujian dimulai, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencingnya kemudian ditimbang berat badannya, diperiksa volum dan jenis atau osmolalitas urin oertama. Pada saat ini pasien diambil sampel plasma untuk diukur osmolallitasnya.Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin paling sedikit setiap jam.Pasien ditimbang setiap jam bila dieresis lebih dari 300ml/jam atau setiap 3 ja bila dieresis kurang dari 300ml/jam.Setiap sampel urin sebaiknya diperiksa osmolalitasnya dalam keadaan segar atau kalau hal ini tidak mungkin dilakukan semua sampel harus disimpan dalam botol yang tertutup rapat serta disipan dalam lemari es.Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4% tergantung mana yang terjadi lebih dahulu.(13)

Hickey Hare atau Carter-Robbins testCairan NaCl hipertonis diberikan intravena dan akan menunjukkan bagaimana respon osmoreseptor dan daya pembuatan ADH. Caranya (williams)a. Infuse dengan dextrose dan air sampai terjadi dieresis 5 ml/menit (biasanya 8-10 ml/menit).b. Infuse diganti dengan NaCl 2,5 % dengan jumlah 0,25 ml/menit/kgbb. Dipertahankan selama 45 menit.c. Urin ditampung selama 15 menit.Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.Perhatian : pemeriksaan ini cukup berbahaya.Uji hausDilihat berapa lama penderita bisa tahan tanpa minum. Biasanya tidak lama anak akan menjadi gelisah, banyak kencing dan terjadi bahaya dehidrasi. Berat jenis urin tetap rendah, sedangkan pada compulsive water drinker berat jenis urin akan naik.Masukan airDiukur jumlah minum kalau diberi kesempatan bebas.Uji nikotinProduksi vasopressin oleh sel hipotalamus langsing dirangsang oleh nikotin. Obat yang dipakai adalah nikotin salisilat secara intravena. Akibat sampingnya adalah mual dan muntah.Penilaian : kalau normal dieresis akan menurun secara mencolok.Perhatian : pemeriksaan ini cukup berbahaya.Uji VasopresinPemeriksaan ini untuk membuktikan bahwa ginjal dapat memberikan respons terhadap ADH. Obat yang dipakai adalah pitresin.

8. Penatalaksanaan dari diagnosa ?Pengobatan diabetes insipudus harus disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkannya. Pada pasien DIS parsial dengan mekanisme rasa haus yang utuh tidak diperlukan terapi apa-apa selama gejala nokturia dan poliuria tidak menganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Tetapi pasien dengan gangguan pada pusat rasa haus, diterapi dengan pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Ini juga berlaku bagi orang-orang yang dalam keadaan normal hanya menderita DIS parsial tetapi pada suatu saat kehilangan kesadaran atau tidak dapat berkomunikasi.Pada DIS yang komplit biasanya diperlukan terapi hormone pengganti ( hormonal replacen). DDAVP ( 1- desamino -8-d- arginine vasopressin) merupakan obat pilihan utama untuk DIS. Obat ini merupakan analog arginine vasopressin manusia sintetik, mempunyai lam kerja yang panjang dan hanya mempunyai sedikit efek samping jarang menimbulkan alergi dan hanya mempunyai sedikit pressor effec. Vasopressin tannate dalam minyak ( campuran lysine dan arginine vasopressin ) memerlukan suntikan setiap 3-4 hari. Vasopressin dalam aqua hanya bermanfaat untuk diagnostic karena lama kerjanya yang pendek.Selain tererapi hormone pengganti dapat juga dipakai terapi adjuvant yang secra fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara : Mengurangi jumlah air ke tubulus distal dan collecting duct. Memacu pelepasan ADH endogen Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada tubulus ginjal.Obat- obatan adjuvan yang biasa dipakai adalah :Diuretic TiazidMenyebabkan suatu natriuresis sementara, deplesi ECF ringan dan penurunan GFR. Hal in I menyebabkan peningkatan reabsorbsi Na+ dan air pada nefron yang lebih proksimal sehingga menyebabkan berkurangnya air yang masuk ke tubulus distal dan collecting duct. Tetapi penurunan EABV ( Effective arterial blood volume ) dapat menyebabkan terjadinya hipotensi ortostatik. Obat ini dapat dipakai pada DIS maupun DIN.

KloropropamidMeningkatkan efek ADH yang masih ada terhadap tubulus ginjal dan mungkin pula dapat meningkatkan penglepasan ADH dari hipofisis. Dengan demikian obat ini tidak dapat dipakai pada dIS komplit atau DIN. Efek samping yang harus diperhatikan adalah timbulnya hipoglikemia. Dapat dikombinasikan dengan tiazid untuk mencapai efek maksimal. Tidak ada sulfonilurea yang lebih efektif dan kurang toksik dibandingkan dengan klopropamid pengobatan diabetes insipidus.KlofibratSeperti klopropamid, klofibrat juga meningkatkan penglepasan ADH endogen. Kekurangan klofibrat dibandingkan dengan klorpropamid adalah harud diberikan 4 kali sehari, tetapi tidak menimbulkan hipoglikemia. Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna, miositis, gangguan fungsi hati. Dapat dikombinasi dengan tiazid dan klorpropamid untuk dapat memperoleh efek maksimal dan mengurangi efek samping pada DIS parsial.KarbamazepinSuatu anti konvulsan yang terutama efektif dalam pengobatan tic douloureux, mempunyai efek seperti klofibrat tetapi hanya mempunyai sedikit kegunaan dan tidak dianjurkan untuk dipakai secara rutin.9.Prognosis dari diagnosa? Diabetes insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit seumur hidup dengan prognosis baik jika dehidrasi hipernatremik dapat dihindari. Konseling genetic harus diberikan pada keluarganya. Prognosis bentuk penyakit sekunder tergantung pada sifat gangguan primer. Sindrom ini dapat sembuh sesudah koreksi lesi obstruktif.

REFERENSI Buku Ilmu penyakit dalam JILID III Fisiologi Kedokteran Guyton Dan Hall. Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 2.