MODUL-AUDIT.doc

14
PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”. a. Defenisi Pengendalian Intern SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 06 mengatakan “Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni: 1) keandalan pelaporan keuangan, 2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi operasi. Dari terminologi di atas, terdapat beberapa konsep dasar pengendalian intern yakni: 1. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan tertentu berupa rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas. 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. 1

description

Modul

Transcript of MODUL-AUDIT.doc

Page 1: MODUL-AUDIT.doc

PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang

menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Standar pekerjaan

lapangan kedua menyatakan “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan”.

a. Defenisi Pengendalian Intern

SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan

Keuangan paragraf 06 mengatakan “Pengendalian intern sebagai suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya yang

dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan

yakni: 1) keandalan pelaporan keuangan, 2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi operasi.

Dari terminologi di atas, terdapat beberapa konsep dasar pengendalian intern yakni:

1. Pengendalian intern merupakan suatu proses.

Pengendalian intern merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan tertentu berupa

rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan,

bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang.

Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman, aturan, atau formulir-

formulir semata, namun dijalankan oleh orang-orang yang berada di berbagai jenjang

dalam struktur organisasi.

3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan

keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas.

Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan yang melekat (inherent) pada sistem

pengendalian itu sendiri sehingga tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan antara

pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

1

Page 2: MODUL-AUDIT.doc

b. Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan yang

memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan yakni 1) keandalan pelaporan keuangan,

2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi

operasi. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian intern yang

ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara

wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di Indonesia.

c. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas

Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak kepada

manajemen dan dewan komisaris dikarenakan adanya keterbatasan bawaan yang melekat

dalam setiap pengendalian intern yang meliputi:

1. Kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lainnya dapat salah dalam

melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan bisnis dikarenakan adanya

keterbatasan waktu, informasi yang tidak memadai dan tekanan lainnya.

2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian dapat terjadi karena personel secara keliru

memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian

atau kelelahan.

3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan yang dapat

mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi

kekayaan entitas sehingga tidak bisa terdeteksi kecurangannya oleh pengendalian intern

yang dirancang.

4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur

yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer,

penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.

5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian

intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut.

2

Page 3: MODUL-AUDIT.doc

d. Arti Penting Pengendalian Intern

Arti pentingnya pengendalian intern:

1. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks dan luas

sehingga manajemen tidak mungkin lagi mengendalikan secara langsung. Untuk

mengatasi hal itu manejemen harus mengendalikan sejumlah laporan dan analisis

agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif.

2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik,

akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi

kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.

3. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian yang berlaku pada perusahaan klien

akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.

e. Peran dan Tanggung Jawab atas Pengendalian Intern Suatu Entitas

Pihak-pihak yang bertanggungjawab dan perannya masing-masing

1. Manajemen. Penetapan, pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem

pengendalian intern yang efektif merupakan tanggung jawab manajemen.

Manajemen puncak wajib menciptakan iklim yang kondusif pada setiap bagian

perusahaan dengan menunjukkan kesadaran yang tinggi tentang perlunya

pengendalian intern. Ia harus yakin bahwa setiap komponen pengendalian intern

telah ditempatkan dan dilaksanakan dengan benar dan konsisten.

2. Dewan Komisaris dan Komite Audit. Anggota dewan komisaris harus menentukan

apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawabnya dalam penetapan dan

pemeliharaan stistem pengendalian intern. Fungsi komite audit yang secara

langsung berdampak terhadap auditor adalah :

Menunjuk auditor yang melaksanakan audit tahunan terhadap laporan keuangan

perusahan;

Membicarakan lingkup audit dengan auditor;

Meminta auditor untuk melakukan komunikasi langsung mengenai masalah-

masalah besar yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya;

Me-review laporan keuangan dan laporan audit pada saat audit selesai

dilakukan.

3

Page 4: MODUL-AUDIT.doc

3. Auditor Intern. Auditor intern bertanggungjawab memeriksa dan mengevaluasi

kecukupan sistem pengendalian intern perusahaan secara periodik dan membuat

rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

4. Personil lain Entitas. Peran dan tanggung jawab personil perusahaan lainnya yang

harus memberii informasi untuk sistem pengendalian intern dan yang akan

menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem pengendalian intern, harus

dirumuskan dengan jelas dan menyadari perannya.

5. Auditor Independen atau Akuntan Publik. Ada kemungkinan hasil dari prosedur

audit laporan keuangan, auditor ektern dapat menemukan adanya kelemahan dalam

pengendalian intern. Informasi tentang hal tersebut dikomunikasikan kepada

manajemen, dewan komisaris, komite audit, beserta rekomendasi untuk perbaikan

yang diperlukan.

6. Pihak Luar Lainnya. Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian

intern entitas adalah badan pengatur (regulatory body) seperti Bank Indonesia dan

Bapepam. Sebagai contoh, Bapepam menerbitkan surat keputusan No. 28/PM/1996

tanggal 17 Januari 1996 tentang pengendalian intern dan penyelenggaraan

pembukuan oleh perusahaan efek.

f. Unsur Pengendalian Intern

SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dala Audit Laporan

Keuangan paragraf 07 menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intern yakni : 1)

lingkungan pengendalian, (2) penaksiran resiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas

pengendalian, dan (5) pemantauan.

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi dan kesadaran

personel organisasi tentang pengendalian serta merupakan landasan semua unsur

pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur.

Faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas :

4

Page 5: MODUL-AUDIT.doc

1) Nilai integritas dan etika

Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika di antara para personil

suatu organisasi, manajemen puncak harus :

Menciptakan iklim dengan memberi/menjadi contoh, yaitu dengan menunjukkan

integritas dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi

Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, secara lisan dan melalui

kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis.

Memberii pedoman moral kepada para karyawan yang karena latar belakang

moralnya buruk, membuat mereka tidak bisa membedakan baik dan buruk.

Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa membuat

orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak tidak etis.

2) Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen tentang

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan perpaduan antara intelegensia,

keterampilan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.

3) Dewan komisaris dan komite audit

Komposisi dewan komisaris dan komite audit serta cara bagaimana mereka

melaksanakan tanggung jawab pengawasan memiliki dampak yang besar terhadap

lingkungan pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dewan

komisaris dan komite audit adalah: (a) Independensi; (b) Pengalaman dan

kedudukan; (c) Keterlibatan dalam aktivitas manajemen; (d) Ketepatan tindakan

yang diambil; (e) Pertanyaan yang diajukan kepada manajemen; (f) Interaksi dengan

auditor intern dan ekstern.

SA Seksi 380 Komunikasi dengan Komite Audit memberikan panduan bagi

auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya kepada komite audit, dan jika

komite audit ini tidak dibentuk kepada dewan komisaris. Hal-hal yang harus

dikomunikasikan meliputi : (1) kebijakan akuntansi penting tertentu yang dipilih

oleh manajemen; (2) proses yang digunakan oleh manajemen dalam melakukan

estimasi akuntansi; (3) akibat adjusment yang diajukan oleh auditor; (4)

5

Page 6: MODUL-AUDIT.doc

ketidaksepakatan antara auditor dan manajemen tentang penerapan prinsip

akuntansi; (5) kesulitan yang ditemukan oleh auditor dalam pelaksanaan audit.

4) Filosofi dan gaya operasi

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi

parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi memberikan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan : (a) apa yang menjadi alasan perusahaan dalam bisnis; (b)

bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis; (c) apa yang dilakukan dan apa yang

seharusnya tidak dilakukan perusahaan.

Beberapa karakteristik yang membentuk filosofi dan gaya operasi adalah:

Pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis

Pendekatan pada kontak-kontak informal langsung dengan manjemen

Kebiasaan dan tindakan terhadap pelaporan keuangan

Pemilihan prinsip akuntansi alternatif yang tersedia secara konservatif atau

agresif

Kehati-hatian dalam mengembangkan taksiran-taksiran akuntansi

Kebiasaan dalam mengolah informasi dan fungsi akuntansi serta personalia.

Karakteristik nomor 4-6 di atas sangat berpengaruh dalam membentuk lingkungan

pengendalian atas pelaporan keuangan.

5) Struktur organisasi

Struktur organisasi memberiikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan serta monitoring aktivitas perusahaan. Pengembangan

struktur organisasi untuk suatu perusahaan menyangkut perumusan kewenangan dan

tanggung jawab serta alur pelaporan.

6) Perumusan kewenangan dan pembebanan tanggung jawab

Perumusan kewenangan dan tanggung jawab merupakan kelanjutan dari

pengembangan struktur organisasi. Adanya perumusan kewenangan dan tanggung

jawab ini akan membuat setiap individu mengetahui (a) bagaimana tindakannya

6

Page 7: MODUL-AUDIT.doc

berkaitan dengan pihak lain dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, dan (b)

untuk hal apa masing-masing individu harus bertanggung jawab..

7) Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia

Efektif tidaknya sistem pengendalian intern akan sangat bergantung kepada

kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut, yang akan

menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat integritas yang

diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. Praktik yang sehat mengenai hal ini

menyangkut: (a) Rekruitmen dan screening dalam pengangkatan karyawan;

(b) Orientasi pegawai baru terhadap kultur perusahaan; (c) Kebijakan pelatihan;

(d) Tindakan pendisiplinan atas pelanggaran; (e) Evaluasi, konseling dan promosi

berdasarkan kinerja yang lalu; (f) Program kompensasi yang memotivasi dan

memberii penghargaan atas kinerja istimewa

2. Penaksiran Risiko

Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,

dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan

keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap

risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti :

a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum

pernah dikenal;

b. Perubahan standar akuntansi;

c. Hukum dan peraturan baru;

d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan

untuk pengolahan informasi;

e. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan

pelaporan informasi dan personel yang terkait di dalam fungsi tersebut.

7

Page 8: MODUL-AUDIT.doc

3. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan (yang

mencakup sistem akuntansi) terdiri dari metode dan catatan-catatan yang digunakan

untuk mengidentifikasi, merakit, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan

melaporkan transkasi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas

aktiva dan kewajiban yang bersangkutan.

Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem

akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah saji dalam

asersi manajemen dengan memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang

dicatat adalah (a) sah; (b) telah diotorisasi; (c) telah dicatat; (d) telah dinilai secara

wajar; (e) telah dicatat dalam periode yang seharusnya; dan (f) telah dimasukkan ke

dalam buku pembantu yang telah diringkas dengan benar.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur itu

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan

diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.

Pengelompokan pengendalian dapat berdasarkan berikut ini:

a. Pengendalian pengelolaan informasi

1) Pengendalian umum (General Control) meliputi organisari pengolahan data,

prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan

pengoperasian fasilitas pengolahan data.

2) Pengendalian aplikasi (Application Control) dikelompokkan menjadi (a)

prosedur otorisasi yang memadai; (b) perancangan dan penggunaan dokumen

dan catatan yang cukup; (c) pengecekan secara independen.

b. Pemisahan fungsi yang memadai

c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan

d. Review atas kinerja

8

Page 9: MODUL-AUDIT.doc

5. Monitoring

Monitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja sistem pengendalian intern

sepanjang waktu. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan

operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk

menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa

modifikasi yang diperlukan, karena adanya perubahan kondisi.

9