Pemeriksaan Penunjang Dalam Imunologi - Dr Tonang Dwi Ardyanto
Modul ardyanto
Click here to load reader
-
Upload
anggirachmad -
Category
Education
-
view
1.342 -
download
0
description
Transcript of Modul ardyanto
MODUL
PENGANTAR ELEKTRONIKA TEKNIK
Diambil dari Anggi Rachmad dengan perubahan
“BESARAN LISTRIK DAN HUKUM OHM”
“RANGKAIAN SERI DAN PARALEL”
Disusun oleh
ARDYANTO JATMIKO
5215120373
Pendidikan Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
A. BESARAN LISTRIK
Di bidang kelistrikan akan sering dijumpai besaran-besaran listrik yang
beberapa diantaranya akan dijelaskan dalam modul ini seperti tegangan, arus, dan
hambatan.
1. Tegangan Listrik
Pada sebuah sumber tegangan listrik, misalnya baterai terdapat dua buah titik
atau tempat yang mempunyai muatan yang berbeda, yaitu yang satu bermuatan
positif dan yang satu bermuatan negatif. Satu titik mempunyai potensial tinggi dan
yang satu memiliki potensial rendah.
Selisih potensial diantara dua buah titik pada sebuah sumber tegangan disebut
tegangan listrik. Tegangan listrik juga sering disebut beda potensial. Apabila
kutub positif dan kutub negatif sebuah baterai dihubungkan dengan penghantar,
maka akan terjadi aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif.
Makin lama antara titik P dan Q tidak lagi ada perbedaan potensial, dapat
dikatakan baterai itu telah habis. Baterai yang sudah habis, tidak mempunyai
tegangan listrik dan tidak lagi dikatakan sebagai sumber tegangan listrik.
Tegangan listrik dinyatakan dengan satuan Volt (V).
Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi
tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat
bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus
listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi
menuju tegangan rendah.
Alat yang dipergunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain:
voltmeter dan osiloskop. Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus dalam
sirkuit ketika dilewatkan melalui resistor dengan nilai tertentu. Sesuai hukum
Ohm, besar tegangan sebanding dengan besar arus untuk nilai resistansi sama.
Sedang osiloskop bekerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur untuk
membelokkan elektron di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta grafik dari
elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar tegangan yang
diukur.
2. Arus Listrik
Arus listik adalah muatan listrik yang mengalir tiap detik. Pada sumber
tegangan listrik bila diantara kutub-kutubnya disatukan dengan penghantar
memungkinkan terjadinya aliran electron dari kutub negative ke kutub positif.
Arus listrik dinyatakan dengan satuan Ampere (A) dan diberi lambang I
(intencity).
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang bila dipertahankan
akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar
lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu
sama lain dalam ruang hampa udara.
Aliran electron inilah yang disebut dengan arus listrik.. Hal ini timbul
kerancuan antara arah aliran electron dan arah arus listrik. Akhirnya disepakati
bahwa:
a). Arah aliran electron dari negative ke positif.
b). Arah arus listrik dari positif ke negative.
Arus listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
A. Arus Searah (DC: Direct Current)
Arus searah (DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber
arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan
panel surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun
mungkin saja arus searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang
hampa udara
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang
lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif
(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang "tampak"
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas
Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus
searah lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus bolak-balik untuk
transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir
semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.
Gb. Grafik arus DC
B. Arus Bolak-balik (AC: Alternating Current)
Arus bolak-balik adalah arus yang besarnya berubah ubah setiap saat dan
diperoleh dari sumber tegangan listrik bolak-balik, misalnya generator. Arus
bolak-balik memiliki besar arus dan arah arus berubah-ubah secara bolak-balik.
Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah
dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk
gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang
paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk
gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga
(triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya
(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini,
tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi
atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
Gb. Grafik Arus AC
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik disebut
Amperemeter.
3. Hambatan Listrik
Arus yang mengalir pada suatu penghantar pada prinsipnya tidak mengalir
begitu saja, tetapi mendapat perlawanan atau hambatan. Sedangkan besar kecilnya
hambatan tergantung dari jenis dan bahan penghantar yang digunakan.
Besarnya hambatan dinyatakan dengan satuan ohm (Ω)dan diberi lambang
huruf R (resistance). Besar kecilnya hambatan dipengaruhi oleh:
a). Luas Penampang
b). Panjang Penghantar
c). Jenis Penghantar
Hubungan antara hambatan (R), Hambatan jenis (ρ), Panjang penghantar (l),
dan luas penampang (A), dapat ditulis dengan rumus:
R= ρ xlA
Keterangan: R = hambatan (ohm)
L = Panjang penghantar (m)
ρ = hambatan jenis (ohm.mm2/m)
A = luas penampang (mm2)
Contoh:
Hitung besar hambatan pada kawat nikelin yang panjangnya 100 m dengan
hambatan jenis 0,4 ohm.mm2/m dan luas penampang 0,25 mm2!
Jawab:
Diketahui: l = 100 m
ρ = 0,4 ohm.mm2/m
A = 0,25 mm2
Ditanya: R = . . . . ?
Jawab: R = ρ xlA
= 0,4 x100
0,25
= 160 Ω
Daftar hambatan jenis beberapa konduktor
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm ditemukan oleh John Simon Ohm. Bunyi dari hukum ohm adalah
“Besar arus listrik yang mengalir pada penghantar berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatannya.”
Jika tegangan (V), kuat arus (I), dan hambatan (R) maka hukum ohm dapat
ditulis dengan rumus:
Keterangan: I = Ampere (A)
V = Volt (V)
R = Ohm (Ω)
Contoh 1.
Hitung besar tegangan suatu instalasi listrikyang mempunyai hambatan 80 Ω
dan arus yang mengalir 2,5 Ampere!
Jawab:
Diketahui: R = 80Ω Ditanya: V = . . . ?
I = 2,5 A
Jawab: V = I . R
Bahan Hambatan Jenis
Tembaga
Nikel
Nikelin
Perak
Besi
Aluminium
Air Raksa
Emas
0,0175
0,13
0,40
0,016
0,135
0,029
0,942
0,022
I = VR
= 2,5 . 80 = 200 Volt
Contoh 2
Sebuah lampu pijar mempunyai hambatan sebesar 1K Ω dipasang pada
tegangan 220 Volt. Hitung besar arus yang mengalir pada lampu tersebut.
Jawab:
Diketahui: R = 1KΩ ; Ditanya: I = . . . ?
V = 220V
Jawab: I = VR
= 220
1000
= 0,22 Ampere
= 220 mA
Beberapa satuan yang sering digunakan dalam elektronika:
Tera (T) = 1.000.000.000.000 atau 1012
Giga (G) = 1.000.000.000 atau 109
Mega (M) = 1.000.000 atau 106
Kilo (K) = 1.000 atau 103
Milli (m) = 1/1.00 atau 10-3
Micro (µ) = 1/1.000.000 atau 10-6
Nano (n) = 1/1.000.000.000 atau 10-9
Pico (p) = 1/1.000.000.000.000 atau 10-12
C. Rangkaian Seri Dan Paralel
1. RANGKAIAN SERI
Jika dua buah resistor dihubungkan secara segaris (seri), apa yang akan terjadi pada tahanannya? Berubah? Atau justru malah tetap? Dengan i yang mengalir di kedua resistor, maka kita dapat menggunakan Hukum Ohm untuk tiap resistor.
v1=i R1; v2=¿ i R2¿
Karena dalam rangkaian seri hanya terdapat satu jalur, maka kuat arus yang mengalir tiap resistor adalah sama, sehingga besarnya hambatan tiap resistor memengaruhi besarnya tegangan di masing-masing resistor. Sehingga vtotal adalah v1 + v2.
v total=v1+v2
v total=i ( R1+R2)
i=v total
R1+R2
R1+R2=v total
i, karena
vi=R , maka
R=R ekuivalen=Rpengganti=R1+R2
Rpengganti tahanan yang setara dengan R1 + R2. Sehingga untuk N resistor adalah
Rekuivalen=R1+R2+…RN=∑n=1
N
Rn
2. RANGKAIAN PARALEL
Jika pada rangkaian seri hanya terdapat satu jalur, maka pada rangkaian paralel jalur tersebut terbagi menjadi beberapa cabang. Sehingga dengan Hukum II Kirchoff, didapat bahwa tegangan v pada rangkaian adalah sama, dan dengan Hukum I Kirchoff, didapat bahwa arus di tiap percabangan berbeda sesuai nilai resistansi resistor.
LEMBAR KERJA SISWA
1. Hitunglah Rseri dan arus i yang mengalir!
2. Jelaskan pengertian dari tegangan, arus, dan hambatan!3. Hitunglah arus yang mengalir jika R1 = 2 ohm diparalel dengan R2 = 6 ohm,
lalu diseri dengan R3 = 8 ohm dengan tegangan 3 V!
JAWABAN
1. Dengan menggunakan rumus:Rs=R 1+R 2+R 3=2+8+5=15Ω
i= VRs
= 615
=0,4 A
Dengan menggunakan software Livewire Professional Edition.2.
3.4.5.6.7.8.
2. Pengertian tegangan, arus, dan hambatana. Tegangan : selisih potensial diantara dua buah titik pada sebuah sumber
tegangan.b. Arus : banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik.c. Hambatan : besarnya tahanan pada arus listrik yang mengalir.
3. Diketahui: ; Ditanya: i?R1 = 2 ΩR2 = 6 ΩR3 = 8 ΩV = 3 VJawab:
Dengan rumus:1
Rp=1
2+ 1
6=4
6Rp=0,6Ω
Rs=Rp+R 3=0,6+8=8,6 Ω
i= VRs
= 38,6
=0,34 A