Modul

4
 POI NT COUNT Survai titik hitung (  point count atau juga dikenal sebagai VCP, Variabel Circular  Method ) digunakan untuk menghitung populasi pada mamalia dan burung. Mengitung  populasi penting dilakukan karena dapat melihat persebaran suatu populasi, keadaan populasi dibadingkan dengan persediaan makanan yang ada & status hidup suatu populasi. Menghitung populasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sensus lengkap, survei sample, dan indeks populasi. Perhitungan dengan cara sensus dapat dilakukan jika  jumlah objek dapat dihitung dengan seksama (tidak terlalu banyak), daerah terbatas, sistem lebih tertutup, pergerakan objek mudah diketahui atau teramati dan objek dapat ditandai. Perhitungan dengan cara survei dapat dilakukan jika objek tidak dapat ditandai dan daerah terlalu luas. Terdapat 3 asumsi dalam perhitungan populasi, seperti : 1. Asumsi 1 g (0) = 1 Objek pada garis atau titik terdeteksi dengan pasti. Jika terjadi pelanggaran, misalnya individu pada transek ada yang tidak tercatat, maka disebut bias negatif. Bias negatif berarti  jumlah data yang di dapat lebih rendah dibanding yang seharusnya. 2. Asumsi 2 Objek yang terdeteksi harus dicatat pada lokasi awal. Jika terjadi pelanggaran, misalnya individu pada transek ada yang tercatat lebih dari satu kali, maka disebut bias positif. Bias  positif berarti jumlah data yang di dapat lebih tinggi dibanding yang seharusnya.Untuk mencegah hal ini maka dapat digunakan metode  snapshot , yaitu pengamat harus bergerak lebih cepat dari objek dan berpindah dengan hati-hati dengan kecepatan yang tetap pada baris transek serta dapat menggunakan cara menunggu pada periode tertentu sebelum dan sesudah titik pengamatan. 3. Asumsi 3 Pengukuran harus dilakukan secara tepat, jarak diukur secara akurat. Dapat menggunakan  pengukur jarak, menandai transek jika mungkin dan gunakan teknologi yang tersedia. Introduksi bias adalah tanpa sengaja atau dengan tidak sadar pengamat melanggar ketiga asumsi di atas.

description

Point Count

Transcript of Modul

POINT COUNT

Survai titik hitung (point count atau juga dikenal sebagai VCP, Variabel Circular Method) digunakan untuk menghitung populasi pada mamalia dan burung. Mengitung populasi penting dilakukan karena dapat melihat persebaran suatu populasi, keadaan populasi dibadingkan dengan persediaan makanan yang ada & status hidup suatu populasi. Menghitung populasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sensus lengkap, survei sample, dan indeks populasi. Perhitungan dengan cara sensus dapat dilakukan jika jumlah objek dapat dihitung dengan seksama (tidak terlalu banyak), daerah terbatas, sistem lebih tertutup, pergerakan objek mudah diketahui atau teramati dan objek dapat ditandai. Perhitungan dengan cara survei dapat dilakukan jika objek tidak dapat ditandai dan daerah terlalu luas. Terdapat 3 asumsi dalam perhitungan populasi, seperti :1. Asumsi 1 g (0) = 1 Objek pada garis atau titik terdeteksi dengan pasti. Jika terjadi pelanggaran, misalnya individu pada transek ada yang tidak tercatat, maka disebut bias negatif. Bias negatif berarti jumlah data yang di dapat lebih rendah dibanding yang seharusnya.2. Asumsi 2Objek yang terdeteksi harus dicatat pada lokasi awal. Jika terjadi pelanggaran, misalnya individu pada transek ada yang tercatat lebih dari satu kali, maka disebut bias positif. Bias positif berarti jumlah data yang di dapat lebih tinggi dibanding yang seharusnya.Untuk mencegah hal ini maka dapat digunakan metode snapshot, yaitu pengamat harus bergerak lebih cepat dari objek dan berpindah dengan hati-hati dengan kecepatan yang tetap pada baris transek serta dapat menggunakan cara menunggu pada periode tertentu sebelum dan sesudah titik pengamatan. 3. Asumsi 3Pengukuran harus dilakukan secara tepat, jarak diukur secara akurat. Dapat menggunakan pengukur jarak, menandai transek jika mungkin dan gunakan teknologi yang tersedia. Introduksi bias adalah tanpa sengaja atau dengan tidak sadar pengamat melanggar ketiga asumsi di atas.Asumsi tersebut adalah hal-hal dasar yang harus tercapai dalam pelaksanaan perhitungan populasi. Jika terjadi pelanggaran maka estimasi kepadatan dianggap bias. Desain survai dan protokol lapangan yang tepat akan memastikan asumsi ini dapat terlaksana. Point Count atau metode titik hitung biasanya diterapkan pada burung yang lebih mudah dideteksi melalui suara. Dengan teknik ini, seorang pengamat akan berdiri di suatu titik dan dalam kisaran waktu yang telah ditentukan, mencatat setiap jenis perjumpaan dengan satwa dan jarak satwa terhadap pengamat (jarak radial). Point Count disebut Variabel Circular Plot karena daerah sampling dianggap seperti lingkaran di mana pengamat berdiri di titik tengah dari lingkaran tersebut. Metode titik hitung hingga saat ini dianggap metode paling tepat untuk menghitung burung penyanyi (songbirds) yang sangat sulit dideteksi secara visual di daerah hutan tropis yang lebat. Dengan metode ini, sejumlah titik penghitungan ditentukan dan pengamat mendatangi titik-titik penghitungan tanpa harus melalui transek yang kadang sulit dilewati. Kisaran waktu yang digunakan biasanya antara 510 menit. Konsep dasar metode titik hitung serupa dengan metode transek garis di mana probabilitas mendeteksi satwa semakin berkurang jika satwa semakin jauh dari pengamat.

Kelebihan dan Kerugian Metode Titik Hitung Peletakan titik hitung dapat dilakukan secara acak pada suatu area, dapat pula dengan membuat jalur-jalur transek dan menempatkan titik-titik pengamatan sepanjang jalur transek. Penempatan titik pengamatan seperti di atas memberikan beberapa kelebihan pada metode Titik Hitung: 1. Lebih efisien dalam waktu. Dalam sehari dapat dilakukan pengamatan pada beberapa titik pengamatan sekaligus. 2. Pengamat mencapai titik pengamatan lebih cepat 3. Konsentrasi mengamati satwa lebih baik. Pengamat yang berdiri di titik pengamatan selama beberapa menit dapat cukup leluasa mendeteksi satwa. 4. Pengamatan terhadap tipe habitat berbeda lebih mudah. Survai dengan metode Titik Hitung dapat dengan mudah diasosiasikan dengan habitat. Sampling habitat atau analisis vegetasi dapat dilakukan pada titik pengamatan yang sama sebagai pusat sampling.

Beberapa kekurangan metode titik hitung: 1. Lebih lama mendapatkan daftar jenis seluruh satwa 2. Area sampling jauh lebih sempit 3. Kemungkinan penghitungan ganda besar. Pengamat yang berdiri pada titik pengamatan cukup sulit memastikan bahwa satwa yang dideteksi pada titik tersebut tidak terhitung lagi di titik pengamatan berikutnya. Pengamat harus cukup hati-hati mengamati arah pergerakan satwa 4. Error dalam estimasi lebih besar

Beberapa hal dalam pelaksanaan metode titik hitung di daerah tropis:1. Jarak antar titik sebaiknya antara 150 m 400 m. Jarak yang terlalu dekat memungkinkan adanya penghitungan ulang individu yang sama. Penentuan jarak dapat dilihat berdasarkan kondisi setempat. Pada penelitian burung di Buton, Winarni (2009) menggunakan jarak antar transek 150 m karena rentang aktivitas burung di pagi hari cukup sempit (pukul 6:00 9:00) sementara lokasi cukup berundulasi dan sulit ditempuh. Untuk mendapatkan beberapa titik sampel selama rentang waktu ini, maka jarak antar transek diperpendek. 2. Segera setelah pengamat tiba di titik pengamatan, lakukan pengambilan data tanpa waktu jeda. Ada beberapa pendapat yang memakai waktu jeda beberapa menit sebelum pengambilan data. Waktu jeda dimaksudkan agak satwa terbiasa dengan kehadiran pengamat. Namun, hal ini dapat menghilangkan jenis-jenis yang peka terhadap pengamat. Waktu jeda juga dapat mengakibatkan asumsi bahwa obyek dideteksi pada lokasi awalnya tidak tercapai karena satwa yang telah terbiasa dengan kehadiran pengamat dapat bergerak mendekati/menjauhi pengamat sehingga bukan lokasi awal lagi yang dideteksi oleh pengamat. 3. Lama pengamatan sebaiknya antara 5-10 menit yang dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Pada lokasi dengan satwa yang cukup banyak, 5 menit pengamatan dapat dilakukan. Namun, pada lokasi dengan satwa yang tidak begitu berlimpah, maka waktu 10 menit dapat meningkatkan deteksi satwa.

DAFTAR PUSTAKA

Buckland, S.T., D.R. Aderson, K.P. Burnham, J.L. Laake, D.L. Borchers, and L. Thomas. 2001. Introduction to distance sampling: estimating abundance of biological populations. Oxford University Press, Oxford: 432 pp. Buckland, S. T. 2006. Point-transect surveys for songbirds: Robust methodologies. Auk 123:345-357. Winarni, N. L. 2009. Community patterns of birds and butterflies in tropical forest of Southeast Sulawesi and the selection of indicator species for ecological monitoring. Manchester Metropolitan University, Manchester.