Modul 2 Skenario I IKGM.docx

28
Nisrina Ekayani N. J111 13 323 Kelompok 1 MODUL 2 SKENARIO I Kata Kunci: 1. Usia 60 tahun 2. Dokter gigi keluarga 3. Dokter hanya melihat dan mendengarkan keluhan 4. BPJS 5. Dokter yang tidak ramah 6. Merasa tidak cocok dengan dokternya 7. Dokter di puskesmas melayani lebih manusiawi 8. Praktek dokter gigi swasta Pertanyaan Penting: 1. Jelaskan tentang hak dan kewajiban dokter dengan pasien! 2. Jelaskan tentang hubungan dokter dengan pasien! 3. Jelaskan undang-undang mengenai praktek kedokteran! 4. Jelaskan sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk meningkatkan profesionalismenya! 5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kenyamanan atau tingkat kepuasan dari pasien terhadap pelayanan dari dokter gigi? 6. Bagaimana manajemen praktek kedokteran gigi? 7. Bagaimana pelayanan dokter gigi terhadap pasiennya?

Transcript of Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Page 1: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Nisrina Ekayani N.

J111 13 323

Kelompok 1

MODUL 2 SKENARIO I

Kata Kunci:

1. Usia 60 tahun

2. Dokter gigi keluarga

3. Dokter hanya melihat dan mendengarkan keluhan

4. BPJS

5. Dokter yang tidak ramah

6. Merasa tidak cocok dengan dokternya

7. Dokter di puskesmas melayani lebih manusiawi

8. Praktek dokter gigi swasta

Pertanyaan Penting:

1. Jelaskan tentang hak dan kewajiban dokter dengan pasien!

2. Jelaskan tentang hubungan dokter dengan pasien!

3. Jelaskan undang-undang mengenai praktek kedokteran!

4. Jelaskan sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk meningkatkan

profesionalismenya!

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kenyamanan atau tingkat kepuasan dari pasien

terhadap pelayanan dari dokter gigi?

6. Bagaimana manajemen praktek kedokteran gigi?

7. Bagaimana pelayanan dokter gigi terhadap pasiennya?

8. Bagaimana membangun komunikasi yang baik antara dokter dan pasien?

9. Apa yang dimaksud dokter BPJS, dokter keluarga dan dokter praktek swasta?

10. Bagaimana konsep pelayanan dokter BPJS, dokter keluarga, dan dokter praktek swasta

dan bagaimana perbedaannya?

Page 2: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

11. Bagaimana fungsi dari kebijakan penggunaan kartu BPJS terhadap pelayanan kesehatan

dokter terhadap pasiennya?

12. Jelaskan karakteristik dokter gigi keluarga!

13. Jelaskan standar kedokteran gigi keluarga, tenaga sarana dan prasarana kedokteran gigi

keluarga!

14. Jelaskan bagaimana manfaat dan juga model pelaksanaan kesehatan gigi keluarga!

Jawaban Pertanyaan:

1. Hak-hak Pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di dalam

Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah

Sakit;

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan medis,

standar profesi dan standar prosedur operasional;

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi;

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan

yang berlaku di Rumah Sakit;

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang

mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data

medisnya (isi rekam medis);

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan

tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,

Page 3: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya

pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya;

11. Memberikan persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang akan

diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya setelah

menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengka

dengan pengecualian yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan;

12. Didampingi keluarganya dan atau penasehatnya dalam keadaan kritis atau

menjelang kematian;

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal

itu tidak mengganggu pasien lainnya;

14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

Rumah Sakit;

15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya;

17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata

ataupun pidana;

18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan

melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Kewajiban Pasien adalah sebagai berikut :

1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di Rumah Sakit

2. Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya;

3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang

diderita kepada Dokter yang merawat;

4. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter;

5. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Page 4: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak:

a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan

standar profesi dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur

operasional;

c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

d. Menerima imbalan jasa.

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:

a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan stanadr profesi dan standar prosedur

operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. Merujuk pasien kedokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan

atau pengobatan;

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga

setelah pasien itu meninggal dunia;

d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin

ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau

kedokteran gigi.

2. Hubungan antara dokter dan pasien:

a. Dokter dianggap mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk

mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit

b. Dokter dianggap berwenang untuk melakukan tindakan terhadap diri si

sakit untuk kesembuhannya

c. Dokter dan pasien - interaksi professional

Page 5: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Pola hubungan dokter dan pasien:

a. AKTIF – PASIF

b. PEMIMPIN – PENGIKUT

c. HUBUNGAN SETARA

Dalam dunia kedokteran, seorang dokter bukan hanya harus pandai berkomunikasi, tetapi

dokter juga harus memiliki keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif. Komunikasi

yang efektif adalah komunikasi yang terjadi secara dua arah, bahasa yang digunakan

dalam komunikasi adalah bahasa yang dapat diterima, terdapat unsur untuk mendengar

secara aktif, memperhatikan pesan verbal dan non verbal, serta komunikasi yang sifatnya

dewasa dengan dewasa (tidak otoriter dan tidak mengatur). Komunikasi dokter-pasien

yang efektif sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya

mengenai kondisi pasien, agar dokter dapat membuat diagnosis, dan membantu pasien

bekerja sama dengan dokter dalam proses penyembuhan

3. Undang-undang praktek kedokteran diatur dalam Undang-Undang No. 29 Tahun 2004.

BAB VII

PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

Bagian Pertama

Pasal 36

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib

memiliki surat izin praktik.

Pasal 37

(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh pejabat

kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran

gigi dilaksanakan.

(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) hanya

diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.

(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

Pasal 38

(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, dokter

atau dokter gigi harus :

Page 6: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi

yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal

32;

b. mempunyai tempat praktik; dan

c. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

(2) Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :

a. surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih

berlaku; dan

b. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin praktik diatur dengan Peraturan

Menteri.

Pasal 39

Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara dokter atau

dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan

penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pasal 40

(1) Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran

harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti.

(2) Dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dokter

atau dokter gigi yang mempunyai surat izin praktik.

Pasal 41

(1) Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan

menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib

memasang papan nama praktik kedokteran.

(2) Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan

sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang

melakukan praktik kedokteran.

Pasal 42

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang

tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan

kesehatan tersebut.

Page 7: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Pasal 43

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan praktik kedokteran diatur dengan Peraturan

Menteri.

Pasal 44

(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti

standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.

(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan

strata sarana pelayanan kesehatan.

(3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

4. Ciri – ciri atau kriteria dokter gigi professional, antara lain:

Kompeten dalam menampilkan sikap perawatan yang sesuai kepada

pasien.

Kompeten dalam menunjukkan profesionalitas kepada seluruh tim kedokteran

gigi.

Memiliki pengetahuan tentang masalah sosial dan psikologi yang

relevan terhadap perawatan pasien.

Kompeten dalam melanjutkan dan mengembangkan pendidikan dan

pengetahuan.

Memiliki pengetahuan dan kesadaran dalam kesehatan mereka sendiri

dan pengaruhnya.

Kompeten dalam bekerja dengan anggota lain dalam tim kedokteran

gigi.

Memiliki pengetahuan tentang prinsip – prinsip etika berhubungan

dengankedokteran gigi, kompeten dalam praktek dengan integritas pribadi dan

professional,kejujuran serta kepercayaan.

Kompeten dalam menyediakan perawatan manusiawi dan kasih kepada

seluruh pasien.

Page 8: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Memiliki pengethauan dan pemahaman tentang hak  – hak

pasien, persetujuan pasien,dan keharusan pasien. 

Memiliki pengetahuan bahwa dokter gigi harus berjuang dalam setiap

kesempatanuntuk memberika yang terbaik kepada pasiennya.

Kompeten dalam berbagi informasi dan pengetahuan

professional,bernegosiasi,memberi dan menerima kritik baik dari pasien dan

juga kolega.

Kompeten dalam mengaplikasikan prinsip kesehatan dan pencegahan

penyakit.

5. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan perbandingan

antara persepsi terhadap pelayanan yang diterima dengan harapannya sebelum

mendapatkan pelayanan.Perawatan gigi dan mulut bukan hanya untuk mengobati gigi

sakit dan bermasalah, tapi juga untuk memperbaiki penampilan gigi yang pada akhirnya

akan menciptakan rasa percaya diri yang tinggi. Seiring berjalannya waktu meningkatnya

kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut akan menimbulkan kepuasan pada

diri setiap pasien. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah

perban-dingan antara persepsi terhadap pelayanan yang di terima dengan harapannya

sebelum mendapatkan pelayanan. Apabila harapan-nya terpenuhi, berarti pelayanan

tersebut telah memberikan suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan menimbulkan

kepuasan yang tinggi. Kebutuhan dan harapan terhadap pelayanan yang cepat dan tepat,

biaya pengobatan yang murah, tenaga medis yang terampil serta sikap yang ramah dan

komunikatif adalah sebagian dari tuntutan pasien. Namun hanya sebagian pelayanan

kesehatan yang mampu memenuhi tuntutan tersebut

6. Manajemen sebagaimana kata asalnya to manage dapat diartikan sebagai kegiatan

pengaturan yang dilaksanakan oleh sekumpulan orang dalam sebuah organisasi yang

ditujukan untuk pencapaian tujuan. Secara umum kegiatan majamemen terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan sumber daya, kepemimpinan, dan

pengarahan serta pengontrolan dan organisasi. Pengelolaan sumberdaya terdiri dari

Page 9: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

penataan dan pengoptimalan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi serta sumberdaya

alam dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Ada tiga kelompok manusia yang harus ditangani dalam proses manajemen

pelayanan kesehatan yakni (1) health operator / provider (dokter, dokter gigi, perawat,

perawat gigi dan sebagainya) (2) Penerima jasa (Pasien dan keluarga pasien) serta (3)

tenaga administrator kesehatan. Kekhususan manajemen pelayanan kesehatan terlihat

dari fenomena yang selalu terjadi di organisasi pelayanan kesehatan, di mana para dokter,

dokter gigi, perawat atau perawat gigi selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang

bermutu tinggi dengan metode pengobatan yang paling mutakhir dengan menggunakan

teknologi serta obat-obatan yang dapat memberikan rasa aman dan kepastian kesembuhan

serta kesehatan bagi pasien. Sementara itu, tidak semua orang dalam masyarakat dapat

mempunyai akses kepada pelayanan kesehatan yang bermutu, yang pada umumnya

berbiaya cukup mahal. Hal tersebut berdampak kepada masalah yang dihadapi oleh para

administrator / manajer pelayanan kesehatan yang selalu dituntut untuk mengelola

semuanya sehingga tidak terjadi konflik diantara semua manusia yang terlibat dalam

pelayanan kesehatan.

HAL-HAL YANG HARUS DIKEMBANGKAN

Bagi kebanyakan perawat gigi yang bekerja baik di Puskesmas maupun Rumah

Sakit, pola pengembangan klinik gigi tentu tidak terlalu akrab dalam pemikirannya, hal

ini dapat dimaklumi karena sistem pelayanan yang pada umumnya bersifat top down

(diatur dari atas). Perawat gigi seakan-akan sudah terpuaskan saja menjadi pelaksana

paling depan dalam sebuah sistem pelayanan kesehatan yang sudah terpola secara

seragam. Dan hasilnya adalah, sebagian besar perawat gigi dari dulu sampai sekarang

seolah-olah terperangkap dalam rutinitas yang membosankan tanpa tahu harus mulai dari

mana untuk menjadi inovatif dan lebih kreatif.

Oleh karenanya, menjadi penting untuk memahami secara bertahap mengenai

aspek strategis yang dapat dipertimbangkan untuk diperbaiki dalam pelayanan kesehatan

gigi. Perbaikan-perbaikan tersebut mencakup:

SISTEM PENGELOLAAN PASIEN

Page 10: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Dalam mengelola pasien, perawat gigi harus mampu menempatkan diri sebagai

dental asisten dan resepsionis yang mumpuni, seorang perawat gigi harus menguasai

teknik-teknik berikut :

a. Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani pasien

b. Mencatat data pasien secara baik

c. Mengatur sistem perjanjian dan penjadwalan pasien

d. Memelihara hubungan baik dengan pasien / klien

SISTEM KEUANGAN / PEMBIAYAAN

Perawat gigi mutlak harus menguasai keterampilan sebagai seorang kasir,

bendahara, akuntan dan petugas asuransi. Teknik-teknik yang harus dikembangkan

adalah :

a. Tariffing (penentuan tarif yang diperhitungkan secara cermat)

b. Sistem asuransi dan klaim

c. Sistem pencatatan pemasukan dan pengeluaran keuangan yang

akurat

SISTEM PENATAAN RUANGAN

Dalam penataan ruangan akan sangat tergantung dari rancangan umum gedung

yang ditempati, tetapi prinsip strategis yang dapat dijadikan pegangan adalah sebagai

berikut :

a. Tata ruang harus dapat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik.

b. Sistem pembuangan limbah yang terjamin keamanannya.

c. Tata letak perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan pergerakkan

yang leluasa.

d. Penggunaan dental unit, perlengkapan kantor seperti kursi dan meja yang

ergonomis.

e. Pengaturan area yang jelas antara area resepsionis, administrasi, ruang

tunggu, ruang sterilisasi, ruang alat dan bahan serta ruang perawatan dan

Page 11: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

lain-lain. Hal ini harus dikembangkan guna menjamin kenyamanan dan

keselamatan serta privacy dalam bekerja.

f. Setiap ruangan klinik hendaknya didesain sebagai ruangan yang dapat

memberikan kenyamanan kerja, baik bagi operator maupun bagi pasien,

hal ini menyangkut tata warna, dekorasi dinding dan seterusnya.

SISTEM INFORMASI

Dewasa ini, sistem informasi sangat identik dengan sistem informasi berbasis

komputer, ada banyak keuntungan dari tata cara pengelolaan data, informasi serta

dokumen yang didukung oleh perlengkapan keras dan lunak komputer. Sistem informasi

komputer di klinik gigi dapat berupa :

a. Software registrasi pasien

b. Software keuangan

c. Software pengelolaan alat, bahan dan barang

d. Software perjanjian pasien

Kesemua software itu bisa dibangun dalam sebuah sistem yang terintegrasi yang

sangat membantu perawat gigi dalam bekerja secara cepat, akurat dan hemat.

SISTEM TATA HUBUNGAN KERJA DALAM ORGANISASI

Ada banyak yang dapat dilakukan oleh seorang perawat gigi dalam

mengembangkan tata hubungan organisasi guna membangun klinik gigi yang efektif dan

efisien, diantaranya adalah :

a. Selalu menjaga hubungan baik antar petugas (sejawat perawat gigi, dokter

gigi, tenaga administrasi dan lain lain)

b. Selalu bersikap profesional dan menjaga etika di lingkungan kerja

c. Membangun sistem penjadwalan pekerjaan yang adil (fair)

d. Senantiasa mentaati peraturan yang berlaku

e. Memelihara kebersamaan dan saling tolong menolong antara sesama

petugas baik lintas program maupun lintas sektor.

7. Pelayanan dokter gigi kepada pasiennya:

Page 12: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa

pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social dan

spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik sosialnya.

Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan doktervkeluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagai

manusia yang seutuhnya.

Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagai bagian

dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi

dan atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien

Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar pasien untuk

meningkatkan keadaan kesehatan pasin dan keluarganya.

Standar pelayanan terpadu ( Standard of Integration of Care )

Pelayanan yang di sediakan dokter gigi keluarga bersifat terpadu, selain merupakan

kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga

merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institute yang menunjang

pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.

Koordinator penatalaksanaan pasien

Pelayanan dokte keluarga merupakan coordinator dalam penatalaksanaan pasien yang

menyelenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun

bersama antar dokter-pasien-dokter spesialis / rumah sakit.

Mitra dokter-pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan

pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

Mitra lintas sektoral medis

Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra peyedia pelayanan kesehatan dengan

berbagai factor pelayanan kesehatan formal disekitarnya.

Mitra lntas sektoral alternative dan komplimenter medic

Page 13: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Pelayanan dokter keluarga mempeduliakan dan memperhatikan kebutuhan dan

perilkau pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai

pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

8. Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua

pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan komunikasi

dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus diluruskan.

Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif dengan

pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter dapat mengetahui dengan baik

kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.

Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien

merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan

petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk

kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu

menyelesaikan masalah kesehatannya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan

waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena dokter

terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Dalam pemberian

pelayanan medis, adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan

kondisi yang diharapkan sehingga dokter dapat melakukan manajemen pengelolaan

masalah kesehatan bersama pasien, berdasarkan kebutuhan pasien.

Namun disadari bahwa dokter dan dokter gigi di Indonesia belum disiapkan untuk

melakukannya. Dalam kurikulum kedokteran dan kedokteran gigi, membangun

komunikasi efektif dokter-pasien belum menjadi prioritas. Untuk itu dirasakan perlunya

memberikan pedoman (guidance) untuk dokter guna memudahkan berkomunikasi dengan

pasien dan atau keluarganya. Melalui pemahaman tentang hal-hal penting dalam

pengembangan komunikasi dokter-pasien diharapkan terjadi perubahan sikap dalam

hubungan dokter-pasien.

Page 14: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk

mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih

memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi

keduanya (Kurtz, 1998).

Contoh sikap dokter ketika menerima pasien:

a. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.

b. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.

c. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,

d. menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah).

e. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum,

spesialis,

f. dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh kembang, dan

lainlain).

g. Menilai suasana hati lawan bicara

h. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien

i. Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna

j. menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.

k. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak

l. perlu.

m. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap

n. menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.

o. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan

Page 15: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

p. keputusan.

q. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.

r. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah

s. pihak.

t. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

9. Definisi:

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan keseluruhan

yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, ia tidak hanya

memandang penderita sebagai individu yang sakit, namun sebagai bagian dari

unit keluarga dan tidak hanya membantu secara pasif, tetapi bila perlu akiif

dalam mengunjungi pasien atau keluarganya.

Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang memiliki sikap dan perilaku

professional dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga

binaannya dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi

dasar paripurna dengan pendekatan holistic dan kesisteman serta proaktif

dalam antisipasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga

yang memilihnya sebagai mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi.

BPJS Kesehatan adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan. BPJS kesehatan merupakan badan usaha milik Negara yang

ditugaskan untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Dokter BPJS adalah dokter yang turut membantu atau menyukseskan program

badan penyelenggara jaminan social kesehatan yang ditanggung oleh Negara

sehingga dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan pasien dalam menerima

perawatan.

10. Konsep Pelayanan BPJS dan Dokter Keluarga:

Dokter Keluarga

Page 16: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

Dalam pedoman keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No.

1415/MENKES/SK/X/2005 tentang kebijakan pelayanan dokter gigi keluarga

dijelaskan beberapa prinsip pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan dilandasi seluruh kebutuhan anggota keluarga. Untuk itu

perlu adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara

menyeluruh yang direkam dalam kartu rekam medic disertai untuk

setiap nindividu serta disimpan dalam satu arsip keluarga

2. Rencana terapi dan asuhan yang komprehensif meliputi 5 tingkat

pencegahan disusun secara rinci, termasuk rujukannya, dan

dikomunikasikan kepada keluarga binaan untuk persetujuan

tindakan.

3. Tindakan/terapi dan asuhan pelayanan yang bersifat menyeluruh

dengan memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Sebagai bagian

dari kesehatan secara utuh untuk perawatan indibidu disertai

dengan program asuhan kesehatan komunitas keluarga binaan.

4. Tindakan/terapi dan asuhan pelayanan dilaksanakan secara

professional dengan mengacu pada bukti-bukti klinik dan

epidemologik yang ada.

5. Tindakan/terapi harus sesuai prosedur standar baku dan selalu

diikuti oleh evaluasi untuk peningkatan mutu layanan.

BPJS

Konsep pelayanan dari BPJS pada kedokteran gigi berada pada pelayanan

tingkat pertama dimana mencakup:

o Administrasi pelayanna meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta

untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas

kesehatan lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilias

kesehatan tingkat pertama.

o Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

o Pramedikasi

o Kegawat daruratan oro-dental.

o Pencabutan gigi sulung (topical, infiltrasi)

Page 17: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

o Pencabutan gigi permanen dan tanpa penyulit.

o Obat pasca esktraksi

o Tumpatan komposit/GIC

o Skeling (1kali setahun).

11. Pengaruh kartu BPJS terhadap pelayanan dokter-pasien:

Dengan adanya kartu BPJS, pasien yang membutuhkan pelayanan lanjutan oleh

dokter spesialis maka dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat dua atau fasilitas

kesehatan sekunder. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara horizontal (berada pada

satu tingkatan) maupun vertical (antar pelayanan kesehatan beda tingkatan) sehingga

pelayanan terhadap pasien dapat tepat sasaran.

12. Karakteristik dokter gigi keluarga, antara lain:

1) Berorientasi pada preventif dan pemeliharaan kesehatan.

2) Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarganya

dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatan.

3) Mempunyai kemampuan dan keterampilan serta dapat merujuk secara handal

disertai pengetahuan epidemologi untuk menemukan pada penyakit gigi dan

mulut pada masyarakat.

4) Mempunyai pengetahuan tentang hubungan timbal balik. Faktor social dan

emosional dengan penyakit yang dihadapi serta mengetahui teknik pemecahan

untuk mengatasi berbagai penyakit gigi dan mulut.

13. Standar Pelayanan Dokter Gigi Keluarga:

1) Standar pemeliharaan kesehatan di klinik (standard of clinical care)

a.Standard of comprehensive of care

b. Standard of medical care

c.Standard of holistic care

d. Standard of integration of care

e.Standard of continuum care

2) Standar perilaku dalam prakrik (standard of behavior in practice)

a.Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard).

Page 18: Modul 2 Skenario I IKGM.docx

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners

relationship in practice).

c.Standar perilaku dengan sejawat (standard of working with colleagues).

d. Standar pengembangan ilmu dan keterampilan praktik (standard of

knowledge and still development).

e.Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan

(standard of community leader).

3) Standar pengelolaan praktik (standard of practice management).

a.Standar sumber daya manusia (standard of human resources)

b. Standar manajemen keuangan (standard of finance management)

c.Standar manajemen klinis (standard of management of clinic for practice)

4) Standar sarana dan prasarana (standard of facilities)

a.Standar fasilitas praktis (standard of practice facilities)

b. Standar peralatan klinis (standard of practice equipment)

c.Standar proses-proses penunjang praktik (standard of clinical support

process)

14. Manfaat dokter gigi keluarga:

Berdasarkan Menkes tahun 2007, manfaat dokter keluarga antara lain:

Terpenuhnya berbagai kebutuhan dan tuntutan layanan kesehatan gigi.

Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi yang

dapat dipenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta

segenap anggota keluarganya.

Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

Mutu pelayanan akan lebih meningkat.

Bagi penyelenggara pelayanan, kedokteran gigi keluarga merupakan

alternative lahan praktek dan penghasilnya.