Modul 10 B
-
Upload
exsact-j-male -
Category
Documents
-
view
151 -
download
3
description
Transcript of Modul 10 B
MAKALAH
USAHA TANI
“Kelayakan Usahatani Tanaman Tahunan”
Disusun oleh:
Kelompok 2
Muhammad Jamaludin 125040100111101
Lina Triyani 125040100111105
Lita Septiani 125040100111103
Astrini Putri H 125040100111099
Windasari Widya N 125040100111098
Kelas D
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelayakan Usahatani Tanaman Tahunan” untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Usaha Tani.
Ucapan terima kasih tidak luput kami sampaikan kepada Ibu Silvana yang telah
memberikan penjelasan dan menambah wawasan kami tentang pengetahuan dan aspek terkait di
dalamnya.
Semoga makalah ini mampu menambah pengetahuan pembaca tentang faktor produksi
dalam pertanian, ilmu manajemen dan human capital.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menunjang
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 26 November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perkebunan telah memberikan sumbangan cukup berarti bagi perkembangan dan
stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat badai krisis melanda Indonesia, agribisnis di
bidang perkebunan tetap eksis dan bahkan mengalami pertumbuhan.
Dalam era perdagangan bebas, komoditas perkebunan merupakan salah satu komoditas
unggulan Indonesia yg mampu memberikan devisa negara. Upaya pengembangan komoditas
tersebut diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan kuantitas produk, melainkan disertai
peningkatan kualitas, keamanan, kontinuitas produksi dgn tingkat harga yang kompetitif
sehingga mampu bersaing di pasar internasional.
Selain itu juga dibutuhkan dukungan melalui kebijakan Pemerintah yang lebih memberi
peluang untuk akselerasi pengembangan bidang perkebunan, tumbuhnya partisipasi
masyarakat melalui pengembangan kebun-kebun rakyat serta dukungan dan keterlibatan
stakeholder yg berkepentingan dalam bidang perkebunan di Indonesia. Macam atau jenis
analisis usahatani memang beragam karena macam analisis yang dipilih bergantung pada
tujuan yang ingin diraih. Secara umum sebelum melakukan analisi data dikelompokkan
terlebih dahulu yakni data parametrik yang biasanya terdiri dari data yang terukur dan data
non parametrik yang biasanya terdiri dari data yang berupa skala dan skor.
Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan yang
paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat
terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu
jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya.
Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika perusahaan terlalu
besar dallam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban Penyusutan dan beban lainnya
yang tinggi, yang sebesarnya tidak perlu terjadi.
1.2 Tujuan
Dengan mempelajari materi ini, di harapkan memahami tentang :
1.2.1 Mengetahui pengertian dari usahatani tahunan serta langkah-langkah yang harus di
ambil dalam melakukan analisi
1.2.2 Mengetahui tujuan dari study kelayakan usaha tani tahunan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Tahunan
Berdasarkan siklus hidupnya, tumbuhan tahunan (perennial plants) adalah tumbuhan
yang dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya
dalam jangka waktu lebih daripada dua tahun. Banyak di antaranya berupa pohon, meskipun
terdapat pula terna ataupun semak. Untuk mengatasi tantangan lingkungan, tumbuhan tahunan
mengembangkan berbagai strategi untuk bertahan hidup, seperti menggugurkan daun, mengubah
morfologi, atau menghasilkan senyawa tertentu yang membuat sel-selnya mampu bertahan pada
perubahan lingkungan yang ekstrem (Anonymous, 2009).
B/C RATIO( BENEFIT COST RATIO)
Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah rasio anatara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu proyek atau kegiatan investasi dapat
dikatakan layak bila diperoleh B/C > 1 dan dikatakan tidak layak bila diperoleh B/C
<1. Sedangkan pengertian lain dari Analisis Benefit Cost ratio (BCR) terhadap suatu keadaan
dan kita sebut saja tu adalah proyek, merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat
sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya dilihat pada kondisi nilai
sekarang / present value (PV). Perhitungan analisis BCR didasarkan pada tingkat suku bunga.
Jika nilai BCR pada suku bunga berlaku lebih besar dari 1, proyek dikatakan layak secara
ekonomi dan dapat dikatakan untuk dibangun.
Rumusan yang digunakan adalah:
Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t)
Ct = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t)
n = umur ekonomis proyek
i = tingkat suku bunga yang berlaku
Kriteria yang dapat diperoleh dari penghitungan Net B/C antara lain:
Net B/C > 1, maka usahatani menguntungkan;
Net B/C = 1, maka usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan;
Net B/C < 1, maka usahatani merugikan.
NPV (NET PRESENT VALUE)
Analisis Net Present Value (NPV) adalah salah satu metode analisis investasi untuk
menentukan layak atau tidaknya investasi pada suatu proyek dengan membandingkan beberapa
alternatif investasi dengan menilai konskuensinya pada saat ini.
Definisi Net Preset Value (NPV) adalah :
Akumulasi dari nilai sekarang dari semua penerimaan bersih (setelah dikurangi oleh pengeluaran
/ biaya) selama umur investasi.
Pada analisis Net Present Value (NPV) semua pengeluaran dan penerimaan dalam cash flow
(aliran kas) yang terjadi di masa yang akan datang dikonversi menjadi Nilai Sekarang (Present
Value) dan dijumlahkan sehingga diperoleh akumulasi nilai sekarang dari seluruh aliran kas
yang terjadi selama umur investasi.
Rumus :
NPV = – I0 + (A1 – B1) + (A2 – B2) + …+ (An – Bn)
(1 + r)1 (1 + r)2 (1 + r)n n
NPV = -I0 + Σ (At – Bt)
t=1 (1 + r)
dimana :
NPV = Net Present Value
n = umur investasi
I0 = Investasi pada awal tahun
r = tingkat suku bunga
At = Cash In flows pada tahun ke t
Bt = Cash Out flows pada tahun ke t
At – Bt = Net cash flows pada tahun ke t
Suatu proyek investasi dikatakan layak secara ekonomis bila :
NPV investasi> 0
Apabila terdapat beberapa alternatif investasi, maka kriteria pemilihan adalah dengan
membandingkan nilai NPV dari alternatif alternatif investasi tersebut. Alternatif yang memiliki
nilai NPV terbesar yang layak untuk dipilih. Contoh :
Apabila NPVA> NPVB maka yang dipilih adalah Alternatif A.
Dalam masalah keteknikan, kadang kala evaluasi dalam membandingkan alternatif
investasi berdasarkan pengeluaran atau biaya dengan asumsi tidak ada perbedaan penerimaan
pada masing-masing alternatif. Pada kasus ini , untuk masing-masing alternatif dicari nilai
sekarang dari akumulasi pengeluaran (outflow) investasi tersebut (Present Worth dari
Pengeluaran atau PV). Bandingkan PV dari semua alternatif dan pilih alternatif yang memiliki
nilai Present Value dari pengeluaran terkecil. Sebagai contoh :
Proyek A : PV outflow A
Proyek B : PV outflow B
Pilih Proyek A jika PV outflow A < PV outflow B.
Analisis NPV atau Present worth didasarkan pada periode umur ekonomis yang sama. Dengan
demikian, proyeksi cash flow dari masing-masing alternatif proyek investasi yang dibandingkan
harus dibuat dalam lama umur investasi yang sama. Apabila umur ekonomis tidak sama, maka
perlu diasumsikan terjadi pengulangan penggantian/pembelian asset.
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)1. Apa tujuan dari studi kelayakan usahatani tanaman tahunan?
Menurut Ahmad Subagyo ”Studi Kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap
suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan”.Studi
Kelayakan dalam tanaman tahunan dapat dilakukan untuk menganalisis layak atu tidaknya
tanaman tersebut untuk terus dibudidayakan. Dari jumlah yang dihasilkan oleh tanaman
tersebut dalam jangka yang relatif panjang yang tentunya sesuai dengan umur produktifitas
tanaman tersebut.. Maksudlayak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa tanaman
tersebut akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah
dibudidayakan.
Secara umum, tujuan studi kelayakan tanaman tahunan adalah mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah produk yang ditawarkan marketable atau tidak?
Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk produk yang dihasilkan dalam proses
budidaya tersebut.
Potensi pasar : pasar memberi respon yang baik terhadap barang yang dihasilkan.
Jumlah konsumen potensial : jumlah konsumen yang mempunyai keinginan atau
hasrat untuk membeli atau mengkonnsumsi hasil dari tanaman tahunan tersebut.
Daya beli : kemampuan konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi barang
tersebut.
Pemasaran : menyangkut tentang strategi yang yang digunakan untuk meraih
minat konsumen
2. Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable?
Artinya produktifitas tanaman tersebut mudah dilakukan dan hasilnya akan continue
dari tahin-ketahun sesui dengan umur produktifitas tanaman tahunan tersebut.
3. Dari sudut pandang manajemen, apakah tanaman tersebut efektif dan efisien?
Apabila kita menanam tanaman tahunan tersebut haruslah efektif dan efisien. Sehingga
menghasilkan input yang lebih tinggi di bandingkan dengan input yang dikeluarkan
selama proses produksi.
4. Dari sisi keuangan, apakah tanaman tersebut profitable atau tidak?
Berkaitan dengan sumberdana yang akan diperoleh dalam proses produksi dan tingkat
biaya modal dan sumberdana yang bersangkutan. Dengankitamembudidayakan
tanaman tersebut harus memperoleh profit atau keuntungan yang maksimal.
2. Apa Yang dimaksud dengan: a. B/C Ratiob. NPVc. IRRJelaskan beserta indikatornya.Jawab: A. B/C Ratio
Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, atau dengan kata lain Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dangan jumlah NPV negatif dan ini
menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan kita peroleh dari cost yang kita keluarkan (Gray, 1997).
Dalam analisis ini, data yang diutamakan adalah besarnya manfaat yang didapat. Kriteria ini memberikan pedoman bahwa suatu proyek akan dipilih apabila Net B/C > 1. Sebaliknya, bila suatu proyek memberi hasil Net B/C < 1, maka proyek tidak akan diterima.
Rumusan yang digunakan adalah:
Keterangan:Bt = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t)Ct = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t)n = umur ekonomis proyeki = tingkat suku bunga yang berlaku
Kriteria yang dapat diperoleh dari penghitungan Net B/C antara lain:Net B/C > 1, maka usahatani menguntungkan;Net B/C = 1, maka usahatani tidak menguntungkan dan tidak merugikan;Net B/C < 1, maka usahatani merugikan
B. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
Untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto Net present value adalah selisih antara present value dari keseluruhan proceeds yang didiscontokan atas dasar biaya modal tertentu dengan present value pengeluaran modal. Dari kedua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa Net Present Value adalah Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value dari proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah : Proyek layak jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif.
Maka Istilah Net Present Value sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang praktis untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak. Keuntungan dari suatu proyek adalah besarnya penerimaan dikurangi pembiayaan yang dikeluarkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah selisih antara Present Value dari arus Benefit dikurangi Present Value PV dari arus biaya (Soekartawi, 1996). Dalam kriteria ini dikatakan bahwa proyek akan dipilih apabila nilai NPV lebih besar dari nol. Kesimpulannya jika suatu proyek mempunyai NPV kurang dari nol, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalankan. Rumus NPV dalam analisis proyek dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:Bt = Benefit (penerimaan usahatani pada tahun ke-t)Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke-t)n = umur ekonomis proyek (10 tahun)i = tingkat suku bunga yang berlaku (14%)
Suatu proyek dikatakan layak untuk dilakukan bila menghasilkan NPV > 0. Bila NPV ≤ 0, maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan
C. Internal Rate of Return (IRR)
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
IRR (Internal Rate of Return) merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0.
IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga di mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount
factor atau telah di-present value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya invetasi).
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Langkah-langkah perhitungan IRR :
1. Siapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0
3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0
5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 )
6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai NPV = 0.
7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi.
Perhitungan IRR dgn cara interpolasi. Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount faktornya
Keterangan :i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.
Indikator IRR :- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan- Jika IRR< tk. discount rate yg berlaku, maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009.DefinisiTanamanTahunan.http://disbunhutkabprobolinggo.blogspot.com/
2009/06/definisi-tanaman-tahunan.html. diakses pada tanggal 25 November
2013
Anonymousa.2012.http://fachturengineering.blogspot.com/2012/11/benefit-cost-ratio.html.
Diakses tanggal 16 November 2013
Anonymousb.2012.http://tin205.blog.esaunggul.ac.id/2012/11/06/npv/. Diakses tanggal 16
November 2013
Anonymous.2013.http://mbegedut.blogspot.com/2013/07/irr-internal-rate-of-return-kriteria.html.
Diakses tanggal 15 November 2013.
BPS. 2002. Statistik Perkebunan Indonesia Tahun 1999 – 2001. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Diperta Kabupaten Majalengka. 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Majalengka. Majalengka
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2004. Buku Tahunan Hortikultura Tahun 2003.
(Horticulture Year Book). Seri Tanaman Buah. Departemen Pertanian.
Iswariyadi Arief, dkk. 1993. Penelitian Agribisnis. Buku V: Mangga. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Kosumo Surachmat, Ismiyati, Hendro.S, dan Ria Riati. 1989. Produksi Mangga di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.
Maulida, Silvana. 2013. Modul Usahatani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Subagyo, Ahmad. 2011. Kelayakan Bisnis. http://word.press.com/studi _kelayakan_bisnis//.
Diakses 15 November 2013.