MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan...

83
MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi Laboratorium Eksperimen pada Konsumen Potensial Laptop di UNS) SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ARIEF TRI PRASETYO NIM : F. 0206031 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan...

Page 1: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN

(Studi Laboratorium Eksperimen pada Konsumen Potensial Laptop di UNS)

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi

Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh:

ARIEF TRI PRASETYO

NIM : F. 0206031

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

ABSTRAK

MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi Laboratorium Eksperimen pada Konsumen Potensial Laptop di UNS)

Arief Tri Prasetyo

F. 0206031

Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan konsumen sebelum membeli sebuah produk adalah country of origin dan harga. Country of origin yang terkenal serta harga yang kompetitif akan membuat konsumen lebih yakin dan nyaman ketika membeli produk tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek, apakah harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga, apakah persepsi kualitas merek dan persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsian nilai, dan apakah persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Dari perumusan masalah tersebut kemudian dibagi menjadi lima hipotesis, yaitu: country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek, harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga, persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai, persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai, persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh country of origin dan harga pada persepsi konsumen mengenai value suatu produk, yang kemudian hal tersebut berpengaruh pada niat membeli konsumen.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan jenis eksperimen yang menggunakan objek produk laptop jenis entry level (konsumen tingkat awal). Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen / calon konsumen laptop yang berstatus sebagai mahasiswa UNS. Partisipan yang diambil yaitu sejumlah 198 responden dengan metode convenience sampling.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM), dengan menggunakan teknik estimasi maximum likehood. Dari hasil olah data dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara country of origin pada persepsi kualitas merek, didapatkan hasil bahwa country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek.

2. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara harga pada persepsi penerimaan harga, didapatkan hasil bahwa harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga.

3. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara persepsi kualitas merek pada persepsi nilai, didapatkan hasil bahwa persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai.

4. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara persepsi penerimaan harga pada persepsi nilai, didapatkan hasil bahwa persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai.

Page 3: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

5. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang menguji hubungan pengaruh antara persepsi nilai pada niat membeli, didapatkan hasil bahwa persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa niat membeli konsumen laptop dipengaruhi oleh persepsi nilai dan persepsi nilai dipengaruhi dari country of origin dan harga. Hal tersebut disebabkan karena dalam memilih produk laptop yang akan dibeli, konsumen memilih produk yang berasal dari negara maju. Tetapi produk yang berasal dari negara maju dari sisi harga tidak kompetitif, konsekuensinya konsumen mencari produk dari negara berkembang dengan harga yang pantas.

Dari kesimpulan diatas hendaknya produsen laptop memperhatikan negara mana yang dijadikan basis produksi, karena mayoritas masyarakat Indonesia mempunyai persepsi yang buruk pada beberapa negara, yang mengakibatkan tidak maksimalnya penjualan atau akan terjadi pemboikotan. Harga yang ditawarkan kepada konsumen juga hendaknya harga yang kompetitif, agar bisa terjual secara maksimal. Selain itu dari segi penelitian, peneliti hanya menggunakan satu produk. Akan didapat hasil yang lebih akurat apabila menggunakan lebih dari satu produk. Kata kunci: country of origin, harga

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

” MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN ”

Page 4: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Surakarta, Juni 2010

Disetujui dan diterima oleh

Dosen Pembimbing

Lilik Wahyudi, S.E., M.Si.

NIP. 19800603.200501.1.001

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima oleh tim penguji Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi

tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Surakarta, Juli 2010

Tim Penguji Skripsi

Page 5: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

1. Dr, Budhi Haryanto, MM. Sebagai Ketua (… )

NIP. 19600904.198601.1.001

2. Lilik Wahyudi, S.E, M.Si Sebagai Pembimbing ( )

NIP. 19800603.200501.1.001

3. Aminah Sukma Dewi, S.E, M.Sc Sebagai Anggota ( )

NIP. 19771207.200812.2.002

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Apapun yang dapat kau lakukan, atau yang kau harap dapat kau lakukan, mulailah.

Keberanian memiliki kejeniusan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya.

“Mulailah Sekarang”

(Goethe)

..laisal fata man qola kaana abi, w

a lakinnal fata man qola Ha Ana Dzaa…

Page 6: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

=> Bukanlah seorang pemuda yang selalu mengandalkan ayahnya, namun seoranglah

pemuda yang berani dengan lantang mengatakan “ inilah saya!”

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

· Ayah dan Ibu, Kakak-kakak ku.

· Teman-teman yang sudah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

· Civitas Akademika FE UNS.

· Dan semua orang yang sedang mengerjakan tugas akhir / skripsi agar selalu

bersemangat... Skripsi itu perjuangan dan jangan pernah menyerah teman!

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi

Laboratorium Eksperimen Pada Konsumen Potensial Laptop di UNS)”, sebagai

tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret.

Page 7: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

2. Dra Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

3. Lilik Wahyudi, S.E., M.Si selaku pembimbing skripsi atas semua kritik, saran,

dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk mencapai hasil yang

terbaik.

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih-ku ucapkan

atas semua ilmu yang telah dibagi.

5. Ibu dan Bapak, terima kasih atas segala doa, kasih saying, cinta, dan pengorbanan

yang tak bias ananda balas.

6. Teman-teman yang sudah membantu demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan

yang berkelanjutan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh

Page 8: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Surakarta, Juni 2010

Arief Tri Prasetyo

Page 9: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………......

ABSTRAK……………………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………...................

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………............

HALAMAN MOTTO PERSEMBAHAN ………………………….....

KATA PENGANTAR ……………………………………………........

DAFTAR ISI ………………………………………………………......

DAFTAR TABEL ……………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..........

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………..………………….………….......

1.2. Rumusan Masalah ..............…………...……………………

1.3. Tujuan Penelitian ...........……………………..…………….

1.4. Manfaat Penelitian……………………..…………...............

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Country of Origin………........................................................

2.2. Harga………………………………………………………...

2.3. Persepsi Penerimaan Harga……………………………...…..

2.4. Persepsi Kualitas Merek..........................................................

2.5. Persepsi Nilai..........................................................................

2.6. Niat Membeli..........................................................................

2.7. Penelitian Terdahulu...............................................................

2.8. Model Penelitian.....................................................................

2.9. Pengembangan Hipotesis........................................................

i

ii

iv

v

vi

vii

ix

xi

xii

1

7

7

8

9

10

12

12

15

16

18

20

20

Page 10: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................

3.2. Studi Eksploratori ….……………………………………….

3.3. Studi Eksperimen Laboratorium …………………………....

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………..

3.5. Metode Analisis……………………………………………..

3.6. Estimasi dan Pengujian Model Struktural…………………...

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Partisipan……………………………….

4.2. Analisis Instrumen Penelitian……………………………….

4.3. Analisis Data………………………………………………...

4.4. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian…...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.............................................................................

5.2. Implikasi Pemasaran...............................................................

5.3. Keterbatasan………………………………………………....

5.4. Saran…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

24

25

31

43

44

44

48

52

55

66

72

74

75

75

Page 11: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

III.1

III.2

IV.1

IV.2

IV.3

IV.4

IV.5

IV.6

IV.7

IV.8

IV.9

IV.10

IV.11

Kelompok Desain Faktorial...............................................................

Hasil Cek Manipulasi.........................................................................

Deskripsi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........

Deskripsi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia............................

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Saat Ini....................

Deskripsi Responden Berdasarkan Treatment Country of Origin…..

Deskripsi Responden Berdasarkan Treatment Harga……………….

Uji Validitas………………………………………...........................

Uji Normalitas………………………………………………………

Uji Outlier…………………………………………………………..

Hasil Pengujian Goodness of Fit Model……………………………

Hasil Goodness of Fit Setelah Modifikasi Model…………………..

Regression Weights…………………………………………………

36

39

49

50

51

51

52

53

57

59

61

63

66

Page 12: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1 Model Penelitian………………………………………. 20

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi menuntut perusahaan untuk bekerja keras agar tetap bisa bertahan di

dalam pasar yang semakin banyak pesaing. Setiap perusahaan melakukan berbagai cara

untuk merebut hati konsumen. Perbaikan kualitas, pengembangan produk, penambahan

fasilitas, pengurangan biaya produksi yang tidak efisien, layanan after sales yang baik

adalah beberapa cara perusahaan agar konsumennya tidak berpindah ke produk yang lain.

Efisien merupakan salah satu kunci utama untuk memenangkan persaingan. Demi

mencapai tingkat efisiensi maksimal, perusahaan besar membangun pabrik di negara

berkembang karena biaya produksinya yang lebih murah, dengan begitu produk yang

dihasilkan mempunyai harga jual kompetitif, sehingga dapat lebih mudah memenangkan

market share. Sebagai konsekuensi, negara asal produk (country of origin) menjadi bahan

evaluasi penting bagi konsumen sebelum melakukan pembelian (Ahmed et al., 2002).

Selain country of origin, harga juga menjadi bahan evaluasi konsumen dalam melakukan

pembelian. Penelitian oleh Hastak dan Hong dalam Teas dan Agarwal

(2000) menunjukkan bahwa dampak dari country of origin pada persepsi kualitas dapat

Page 13: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

dibandingkan dengan harga. Sesuai dengan penelitian oleh Peterson dan Jolibert dalam

Speece dan Nguyen (2005), tentang pengaruh country of origin terhadap niat pembelian

menarik untuk dilakukan karena mayoritas penelitian tentang country of origin lebih

banyak dilakukan di Amerika Utara atau Eropa, yang mana negara tersebut adalah negara

maju, sedangkan Indonesia merupakan negara berkembang. Konsekuensinya adalah

terdapat banyak perbedaan (penghasilan, pendidikan, gaya hidup, dan lain-lain) apabila

penelitian tersebut dilakukan di Indonesia. Sesuai dengan penelitian oleh Shapiro dalam

Zeithaml (1988), bahwa harga merupakan sinyal tingkat kualitas produk, maka semakin

tinggi harga konsumen percaya bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik.

Tetapi menurut Scitovszky dalam Dodds et al. (1991), harga ditentukan oleh kekuatan

supply dan demand, dimana barang berharga murah dan berkualitas paling baik akan

tetap dicari konsumen sehingga membuat harga jualnya semakin tinggi. Peneliti ingin

meniliti kesenjangan diatas terhadap konsumen Indonesia.

Country of origin adalah negara dimana produk tersebut diproduksi atau

kantor pusat perusahaan berlokasi (Ozsomer dan Cavusgil dalam Thanasuta et al., 2008).

Kita dapat mengetahui negara produk tersebut berasal dari tanda atau tulisan yang tertera

pada produk tersebut. Tanda “made in” menunjukkan negara dimana produk tersbut

dirakit (Papadopoulus dalam Thanasuta et al. 2008). Penggunaan country of origin

sebagai bahan evaluasi telah dilakukan pertama kali oleh Schooler dalam Thanasuta et al.

(2008), hasilnya menunjukkan bahwa konsumen menggunakan country of origin untuk

mempertimbangkan kinerja dan kualitas produk, dimana produk yang berasal dari negara

industri maju dipersepsikan lebih baik kualitasnya daripada negara berkembang.

Penelitian ini juga didukung oleh peneliti selanjutnya oleh Ahmed et al. dalam Thanasuta

Page 14: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

et al. (2008). Lalu hal ini diperkuat kembali oleh penelitian yang dilakukan oleh Darling

dan Arnold dalam Teas dan Agarwal (2000) yang menyarankan bahwa country of origin

dapat menjadi menjadi lebih penting dibandingkan dengan nama merek sebagai sebuah

pengaruh dari persepsi kualitas.

Country of origin termasuk dalam informasi ekstrinsik, begitu pula dengan harga,

sedangkan yang termasuk dalam informasi intrinsik adalah rasa dan desain. Apabila

seorang konsumen tidak memiliki banyak waktu untuk mencari informasi tambahan pada

sebuah produk, maka konsumen cenderung menggunakan country of origin sebagai

sebuah pertimbangan untuk mengevaluasi sebuah produk. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Speece dan Nguyen (2005), bahwa efek dari country of

origin menjadi lebih kuat pada konsumen yang tidak mencari informasi lebih banyak.

Supanvanij dan Amine dalam Ahmed et al. (2002), menjelaskan bahwa konsumen di

seluruh dunia menggunakan country of origin sebagai sebuah atribut dalam evaluasi

produk. Hal ini diperkuat dengan penelitian Thorelli dalam Teas dan Agarwal (2000)

bahwa persepsi konsumen pada country of origin mempengaruhi persepsi dari kualitas,

perilaku dan niat pembelian. Maka tidak salah bila setiap konsumen telah mempunyai

gambaran tersendiri tentang produk yang dihasilkan dari sebuah negara tertentu, apakah

itu baik atau tidak. Karena country of origin adalah bagian dari citra merek,

merek dari negara dengan citra yang baik akan mempunyai kesempatan yang lebih baik

untuk membuat citra produk lebih positif daripada produk dari negara dengan citra yang

kurang baik (Lee dan Ganesh dalam Speece dan Nguyen, 2005). Konstruk country of

origin dapat dijabarkan menjadi empat komponen: country of design, country of parts,

country of assembly (Insch dan McBride dalam Chuch dan Kao, 2004) , dan country of

Page 15: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

manufacture (Chuch dan Kao, 2004). Menurut konstruk yang ditetapkan oleh Mohamad

et al. (2000) dan Li et al. (2000) dalam Chuch dan Kao, (2004), country of design dapat

dijabarkan ke dalam 5 bagian: penampilan, mode, warna, keanekaragaman, dan estetika.

Harga adalah yang diberikan atau

dikorbankan untuk mendapatkan produk (Zeithaml, 1988). Hal ini sesuai dengan Lamb,

Hair, McDaniel dan Athola dalam Zeithaml (1988), bahwa harga sebagai sebuah atribut

tingkat bawah dalam model multiatribut karena harga adalah sebuah komponen

“pemberian”, daripada “menerima”. Definisi lain dari harga sesuai dengan Chapman

dalam Zeithaml (1988), adalah yang sebagai sebuah pengorbanan. Pernyataan ini sesuai

dengan Becker dalam Zeithaml (1988), bahwa harga tidak hanya pengorbanan konsumen

untuk mendapatkan produk, tetapi biaya waktu, mencari, dan tenaga juga termasuk dalam

faktor implisit atau eksplisit dari sebuah pengorbanan. Selain itu, harga dipercaya oleh

konsumen sebagai informasi tentang kualitas produk (Ehrenberg et al. dalam Speece dan

Nguyen, 2005). Tetapi sesuai dengan Scitovszky dalam Dodds et al., (1991) bahwa

penggunaan harga sebagai sebuah indikator dari kualitas produk adalah tidak rasional,

tetapi menunjukkan sebuah kepercayan bahwa harga pada sebuah pasar ditentukan oleh

kekuatan saling mempengaruhi dari suplai kompetitif dan permintaan. Sebagai

konsekuensi, barang dengan harga termurah dengan kualitas yang paling baik akan

dipilih konsumen, yang mengakibatkan harga barang tersebut akan naik sesuai dengan

hukum permintaan. Setiap konsumen mempunyai

reference price, yang dapat membantu untuk menilai apakah harga tersebut pantas untuk

sebuah produk atau tidak. Reference price terdiri dari 2 jenis, yaitu internal reference

price dan external reference price (Campo dan Yague, 2006). Internal reference price

Page 16: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

yaitu standar harga yang konsumen gunakan untuk sebuah harga penawaran produk.

Sedangkan external reference price adalah proses referensi oleh konsumen yang

bersumber dari sebuah komparasi dari harga jual produk, dengan standar harga yang

sudah diingat konsumen. Sesuai dengan kegunaan reference price, maka konsumen dapat

menilai apakah harga sebuah produk mahal, biasa, atau murah. Hal ini diperkuat oleh

penelitian Chao (1993) dalam Teas dan Agarwal (2000) bahwa harga, country of design,

dan country of assembly secara statistik signifikan terhadap persepsi kualitas oleh

responden.

Produk yang sangat dipengaruhi oleh country of origin dan harga yaitu produk

elektronik, laptop merupakan salah satunya. Penelitian terhadap laptop menarik untuk

dilakukan karena menurut data dari IDC (www.idcindonesia.com) diperkirakan ada

sekitar 1,5 juta unit permintaan laptop di Indonesia, bahkan untuk tahun depan akan

bertumbuh sekitar 30%. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan

laptop bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi makro yang sudah mulai stabil dimana

krisis global sudah mulai recovery.

Toshiba sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi dan memasarkan

berbagai peralatan listrik dan produk elertronik yang canggih. Toshiba Corporation

adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital,

perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances

(www.bloganugrahpratama.com) . Inovasi Toshiba yang terbaru dalam hal laptop adalah

membuat laptop yang memiliki layar monitor 12 inch LED backlit dengan berat hanya

979 gram dan sudah dilengkapi Super-Multi DVD Drive tertipis di dunia, yaitu hanya

Page 17: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

7mm. Laptop dengan teknlogi mutakhir yang tersebut dipasarkan dengan nama model

berseri PORTÉGÉ R600. (www.toshibaasia.com).

Saat ini market share penjualan laptop di Indonesia dikuasai oleh Acer. Acer telah

menguasai sekitar 38%, sementara sisa 62% market share tersebut harus berbagi dengan

beberapa merek, yaitu HP, Lenovo, Asus, Dell, NEC, MSI, Sony, IBM, dan Toshiba.

Berdasarkan data dari GFK (www.gfk.com), Toshiba meraih 18% market share

penguasaan pasar laptop di Indonesia, yang berarti bahwa Toshiba ada di urutan kedua

pasar laptop Indonesia setelah Acer. Berbagai langkah telah dilakukan oleh Toshiba

untuk meningkatkan market share, diantaranya dengan lebih serius lagi melakukan

penetrasi pada segmen pasar low end / entry level (laptop dengan harga dibawah 5 juta)

dan mainstream (laptop dengan harga dibawah 10 juta). Selain itu Toshiba juga telah

menunjuk brand ambassador Luna Maya untuk lebih mendekatkan produk ini ke pasar

sehingga image brand lebih dekat lagi dengan konsumen Indonesia.

Dengan strategi pemasaran yang tepat, maka akan diperoleh konsumen yang

loyal. Tingkat loyalitas yang tinggi adalah salah satu asset paling besar yang dapat

dimiliki oleh seorang pemasar. Pengamatan terhadap pandangan konsumen terhadap

country of origin dan tingkat harga yang bermacam-macam harus dijadikan dasar untuk

perencanaan pemasaran yang efektif. Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di

atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh

country of origin dan harga terhadap pemilihan produk oleh konsumen. Dengan

mengambil judul “MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN”

1.2. Rumusan Masalah

Page 18: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Dari latar belakang tentang pengaruh country of origin dan harga yang telah

diuraikan dimuka, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek?

2. Apakah harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga?

3. Apakah persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai?

4. Apakah persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai?

5. Apakah persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh country of origin pada persepsi kualitas merek.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga pada persepsi penerimaan harga.

3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas merek pada persepsi nilai.

4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi penerimaan harga pada persepsi nilai.

5. Untuk menganalisis pengaruh persepsi nilai pada niat membeli.

1.4. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian tercapai diharapkan memiliki manfaat:

1. Bagi akademisi

Penelitian ini memberi bukti empiris mengenai pengaruh country of origin, serta

harga terhadap persepsi nilai dan niat membeli oleh konsumen. Sehingga bisa

menjadi pertimbangan dalam penerapan ilmu pemasaran dalam dunia nyata.

2. Bagi praktisi

Page 19: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu pedoman dalam penentuan

harga produk, membangun citra merek serta segmentasi produk. Sehingga dengan

acuan tersebut perusahaan mampu membuat kebijakan yang tepat untuk bisa

bertahan dalam persaingan usaha yang semakin ketat.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Kajian literatur-literatur terdahulu menjelaskan fenomena faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan niat pembelian. Pembahasan pada bab ini dimaksudkan

untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian

terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek amatan serta hubungan antar

variabel yang terbentuk. Penjelasan tersebut dimaksudkan untuk memberi rerangka dasar

dalam merumuskan hipotesis dan pengembangan model yang diusulkan.

2.1. Country of Origin

Page 20: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Country of origin didefinisikan sebagai negara asal dari perakit atau pembuat

produk (Hans dan Terpstra dalam Ahmed et al. 2002), diidentifikasikan dengan label

“made in” atau “manufactured in” (Chasin dan Jaffe dalam Ahmed et al. 2002). Akan

tetapi dengan pesatnya pertumbuhan perusahaan multinasional dan munculnya produk

hybrid dengan komponen yang bersumber dari beberapa Negara telah mengaburkan

keakuratan atau validitas dari label “made in” atau “manufactured in” (Baker dan Michie,

Baughn dan Yaprak dalam Ahmed et al., 2002) sehingga untuk membuat identifikasi dari

country of origin seringkali sangat sulit. Misal: konsumen mengenal produk Sony,

Toshiba, Honda sebagai produk dibuat oleh negara Jepang, walaupun sebenarnya produk

itu sendiri tidak diproduksi di Negara tempat perusahaan itu berdomisili.

Maheswaran dalam Ahmed et al. (2002), mengusulkan bahwa country of origin

digunakan dalam suatu evaluasi produk sebagi sebuah proses stereotyping dimana

konsumen dapat memprediksikan atau mengevaluasi bahwa suatu produk lebih

berkualitas jika mempunyai country of origin yang juga berkualitas.

Menurut Han dalam Schaefer (1995), konsumen menggunakan country of origin

sebagai efek ‘halo’ yang akan menyimpulkan atribusi dari produk jika konsumen tidak

familiar dengan produk atau menambah pengetahuan konsumen terkait dengan produk

jika konsumen familiar dengan produk tertentu.

Jadi dapat dikatakan country name bisa digunakan sebagai suatu sinyal, dimana

konsumen akan memiliki persepsi kualitas yang berbeda-beda dari berbagai macam

country name. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika pengetahuan tentang extrinsic

product cues lainnya (misal merek, harga) minimal.

Page 21: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Konsumen Indonesia dikenal sebagai konsumen yang menyukai produk impor.

Mereka menganggap produk impor sebagai produk yang lebih berkualitas dibandingkan

produk local. Produk yang berasal dari Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan

Jepang lebih digemari oleh konsumen Indonesia.

2.2. Harga

Harga merupakan sesuatu yang diserahkankan dalam pertukaran untuk

mendapatkan suatu barang maupun jasa (Lamb, Hair, McDaniel, 2001). Harga adalah apa

yang diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk (Zeithaml, 1988). Hal ini

sesuai Athola dalam Zithaml (1988), bahwa harga sebagai sebuah atribut tingkat bawah

dalam model multiatribut karena harga adalah sebuah komponen “pemberian”, daripada

“menerima”. Definisi lain dari harga sesuai dengan Chapman dalam Zeithaml (1988),

adalah yang sebagai sebuah pengorbanan. Pernyataan ini sesuai dengan Becker dalam

Zeithaml (1988), bahwa harga tidak hanya pengorbanan konsumen untuk mendapatkan

produk, tetapi biaya waktu, mencari, dan tenaga juga termasuk dalam faktor implisit atau

eksplisit dari sebuah pengorbanan. Selain itu, harga dipercaya oleh konsumen sebagai

informasi tentang kualitas produk (Shapiro dalam Zeithaml , 1988).

Setiap konsumen mempunyai reference price, yang dapat membantu untuk

menilai apakah harga tersebut pantas untuk sebuah produk. Reference price terdiri dari 2

jenis, yaitu internal reference price dan external reference price (Campo dan Yague,

2006). Internal reference price yaitu standar harga yang konsumen gunakan untuk sebuah

harga penawaran produk. Sedangkan external reference price adalah proses referensi

oleh konsumen yang bersumber dari sebuah komparasi dari harga jual produk, dengan

Page 22: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

standar harga yang sudah diingat konsumen. Sesuai dengan kegunaan reference price,

maka konsumen dapat menilai apakah harga sebuah produk terlalu mahal, biasa, atau

terlalu murah.

2.3. Persepsi Penerimaan Harga

Pandangan atau persepsi konsumen tentang kepantasan suatu harga produk yang

memengaruhi konsumen dalam mengevaluasi produk yang akan dibeli disebut dengan

persepsi penerimaan harga (Maxwell, 2001). Pengaruh harga bagi konsumen memiliki

pengaruh langsung terhadap persepsi mereka pada kualitas merek atau frekuensi

pembelian dalam keseharian. Untuk itu perusahaan harus mampun menciptakan strategi

harga secara bijaksana untuk mendapatkan persepsi konsumen yang tepat berkaitan

dengan harga suatu produk. Para konsumen cenderung tergantung pada harga yang tinggi

sebagi suatu alat prediksi dari kualitas produk pada saat tidak ada kepastian yang terlibat

dalam keputusan pembelian (Lamb, 2001). Produk dengan harga yang tinggi akan

dipersepsikan konsumen, bahwa produk tersebut berkualitas tinggi. Namun apabila harga

produk terlalu tinggi, maka hal tersebut akan berpengaruh negatif terhadap persepsi nilai

konsumen pada suatu produk (Stauble, 2000: 292). Karena apabila terlalu tinggi,

konsumen akan membandingkan dengan produk lain yang memiliki harga lebih

terjangkau berdasarkan referensi (referencwe price) yang mereka miliki.

2.4. Persepsi Kualitas Merek

Page 23: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Persepsi kualitas menurut Chapman dan Wahlers (1999) adalah kepercayaan

konsumen terhadap keseluruhan kualitas suatu produk. Sedangkan persepsi kualitas

merek (brand perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek

produk (Durianto, Sugiarto, Tony, 2001: 96). Persepsi kualitas produk akan berpengaruh

secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap

merek. Karena perceived quality merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan

jika perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan

bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika perceived quality positif, produk akan disukai.

Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan, maka tidak dapat

ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi

pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap

suatu produk.

Mengacu pada pendapat David A. Garvin, dimensi perceived quality dibagi

menjadi tujuh (dalam Durianto, Sugiarto, Tony, 2001), yaitu:

1. Kinerja

Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik

operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyamanan.

Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, seringkali

pelanggan mempunyai sifat yang berbeda dalam menilai atribut-atribt kinerja ini.

Kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun dianggap

tidak relevan atau dinilai rendah oleh sebagian pelanggan lain yang lebih

mementingkan atribut kenyamanan.

2. Pelayanan

Page 24: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Mencerminkan kemampunann memberikan pelayanan kepada produk tersebut.,

misalnya mobil merek tertentu meyediakan pelayanan kerusakan atau service

mobil 24 jam diseluruh dunia.

3. Ketahanan

Mencerminkan umur ekonomis dari produk mobil tersebut. Misalnya mobil merek

tertentu yang memposisikan dirinya sebagi mobil tahan lama walau telah berumur

12 tahun, tetapi masih berfungsi dengan baik.

4. Keandalan

Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke

pembelian berikutnya.

5. Karakteristik Produk

Bagian-bagian tambhana dari produk (features), seperti remote control sebuah

video, tape deck, system WAP untuk ponsel. Penambah ini biasanya digunakan

sebagai pembeda yang penting ketika dua merek terlihat hampir sama. Bagian-

bagian tambahan ini memberikan penekanan bahwa perusahaan memahamai

kebutuhan pelanggan yang dinamis sesuai perkembangan.

6. Kesesuaian dengan spesfifikasi

Merupakan pandangan mengenasi kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat

produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Misalnya

sebuah mobil pada kelas tertentu dengan spesfifikasi yang telah ditentukan seperti

jenis dan kekuatan mesin, pintu, material untuk pintu mobil, ban, system

pengapian dan lainnya.

7. Hasil

Page 25: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi

sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang

baik maka kemiungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas

lain yang penting.

2.5. Persepsi Nilai

Suatu produk akan sukses penjualannya apabila mampu memberikan suatu nilai

dan kepuasan kepada konsumennya. Biasanya konsumen akan memilih suatu produk

yang dipersepsikan mempunyai suatu nilai lebih dalam benak konsumen. Gambar

dibawah ini menunjukkan aspek apa saja yang dipersepsikan konsumen sebagai

keuntungan yang diperoleh (Total Consumer Value) dan biaya yang dikeluarkan (Total

Consumer Cost).

Nilai suatu produk menurut Kotler (2000) yaitu rasio antara yang konsumen

dapatkan, meliputi keuntungan fungsional dan keuntungan emosional dengan apa yang

konsumen berikan untuk mendapatkan produk tersebut atau sering disebut biaya

pembelian produk.

Persepsi konsumen tentang nilai suatu produk yang mereka dapatkan disebut

dengan perceived value. Perceived value adalah nilai yang diterima konsumen terhadap

suatu produk atau jasa yang merupakan trade-off antara benefit yang diterima dan

pengorbanan yang harus dilakukan untuk memperoleh barang tersebut (Chapman dan

Wahlers, 1999). Perceived value suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen

dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika perceived value suatu

produk tinggi maka konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Untuk

Page 26: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

menghasilkan perceived value yang tepat bagi konsumen, perusahaan hendaknya

memperhatikan kriteria evaluasi kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.

2.6. Niat Membeli

Menurut Chapman dan Wahlers (1999) niat membeli didefinisikan sebagai

keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan produk

yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan dengan

kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi atau

semakin bagus persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk, maka niat membeli

terhadap suatu produk tersebut juga semakin tinggi (Maxwell, 2001). Hal ini karena pada

saat ini banyak sekali pilihan produk yang ada di pasar, sehingga konsumen cenderung

akan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya dan mampu memberikan

kepuasan.

Menutut Kotler (2000) konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ada

lima tahapan yaitu: 1) pengenalan masalah, 2) pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif,

4) keputusan pembelian, 5) perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahap-tahap tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli

menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang

diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari

kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga meningkat hingga suatu tingkat

Page 27: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

tertentu dan berubah menjadi dorongan. atau suatu kebutuhan dapat timbul karena

disebabkan rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Salah satu kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang

dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber

terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok:

ü Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

ü Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran

ü Sumber umum : media massa, organisasi konsumen

ü Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk

3. Evaluasi alternatif

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu

mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk

terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen

mungkin mengembangkan seperangkat merek tentang dimana setiap merek berada

pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

4. Keputusan membeli

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan kepuasan

membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain

akan mengurangi alternatif pilihan seseorang alan tergantung pada dua hal:

a. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen

b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut

Page 28: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-fakor keadaan yang tidak

terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti:

pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk

yang diharapkan.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami

beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat

dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang menarik

minat pemasar..

2.7. Penelitian Terdahulu

Ahmed et al. (2002), meneliti tentang pengaruh country of origin, harga dan

merek terhadap evaluasi dan minat membeli produk low involvement. Dalam penelitian

ini Ahmed dan Johnson mengemukakan bahwa dimensi yang melingkupi country of

origin terdiri dari ras/aroma, prestis, dan kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

country of origin berpengaruh ketika konsumen mengevaluasi produk low-inolvement,

tetapi bila terdapat extrinsic cues (harga dan merek), pengaruh dari country of origin

menjadi lemah dan merek menjadi faktor evaluasi yang menentukan.

Chapman dan Wahlers (1999), meneliti tentang pengaruh harga sebagai indikator

kualitas produk serta persepsi pengorbanan terhadap minat membeli dengan

menggunakan persepsi nilai sebagai variabel mediator. Penelitian tersebut mereplikasi

dari model yang telah diuji oleh Dodds dan Monroe (1991). Hasil dari penelitian tersebut

yaitu: harga berpengaruh positif terhadap persepsi kualitas serta pengorbanan. Sedangkan

Page 29: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap persepsi nilai, namun persepsi

pengorbanan berpengaruh negatif terhadap persepsi nilai. Kemudian persepsi nilai

berpengaruh positif terhadap minat membeli.

Maxwell (2001), menerapkan pengujian price/brand effect model yang berisi

tentang pengaruh harga dan kualitas merek terhadap minat membeli, dengan perceived

value sebagai variabel mediator. Selain itu Maxwell juga menambahkan sikap ekonomis

yang mempengaruhi persepsi konsumen terkait dengan penerimaan mereka terhadap

harga suatu produk. Penelitian tersebut dilakukan pada konsumen kelas menengah dari

dua negara, yaitu: India dan Amerika Serikat, untuk membandingkan perilaku konsumen

dua negara yang berbeda. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa konsumen

India memiliki persepsi yang rendah tentang merek daripada konsumen Amerika Serikat.

Tetapi konsumen India memiliki sikap ekonomis yang lebih tinggi, karena hal tersebut

dipengaruhi pemdapatan rata-rata konsumen India yang tergolog rendah.

2.8. Model Penelitian

Penelitian ini berdasarkan dari model yang dikembangkan oleh Sarah Maxwell,

yaitu price/brand effect model. Dalam melakukan pembelian, biasanya konsumen

mempertimbangkan persepsi nilai (perceived value) suatu produk. Persepsi nilai

dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu persepsi kualitas merek dan persepsi penerimaan

harga.

Page 30: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Gambar II.1. Model Penelitian

H2 H4

H5

H1 H3

Sumber: diadopsi dari Maxwell (2001)

2.9. Pengembangan Hipotesis

Country of Origin dan Persepsi Kualitas Merek

Penelitian oleh Yaprak dalam Thanasuta et al. (2008) membuktikan bahwa negara

asal memberikan dampak positif terhadap kualitas merek. Yaprak (1978) menguji

eksekutif bisnis dari Amerika dan Turki memiliki niat membeli merek mobil, kamera dan

kalkulator tertentu yang terbuat dari negara Jerman, Jepang dan Italia. Sehingga bisa

disimpulkan bahwa konsumen akan memilih produk dengan negara asal yang

berkompeten, dengan begitu nama mereknya juga akan terangkat. Sesuai dengan produk

laptop, konsumen akan memiliki persepsi positif terhadap merek yang dibuat di negara

maju dibandingan dengan negara berkembang. Dengan mayoritas responden adalah

mahasiswa, mereka lebih mengerti kualitas merek yang berasal dari negara maju dan

yang tidak. Berdasarkan pemaparan di atas maka ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

H1: Country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek.

Harga

Niat membeli Persepi Nilai

Persepsi kualitas Merek

Country of origin

Persepsi penerimaan

harga

Page 31: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Harga dan Persepsi Penerimaan Harga

Dodds et al. dalam Maxwell (2001), membuktikan hubungan logis antara harga

dan persepsi penerimaan harga. Hubungannya yaitu terbalik, bahwa semakin tinggi harga

sebenarnya, semakin rendah persepsi penerimaan harga. Hal ini didukung oleh menurut

Scitovszky dalam Dodds et al. (1991), yaitu harga ditentukan oleh kekuatan supply dan

demand, dimana barang berharga murah dan berkualitas paling baik akan tetap dicari

konsumen, sehingga membuat harga jualnya semakin tinggi. Konsumen akan cenderung

ke produk yang berharga lebih murah daripada yang mahal. Berdasarkan pemaparan di

atas maka ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

H2: Harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga.

Persepsi Kualitas Merek dan Persepsi Nilai

Berdasarkan Chapman dan Wahlers (1999), Agarwal dan Teas (2001) dan Sarah

Maxwell (2001), bahwa suatu produk yang dipersepsikan memiliki kualitas baik dalam

benak konsumen maka akan dianggap bahwa produk tersebut mampu memberi kepuasan

kepada konsumen. Karena terkadang konsumen kurang memahami secara rinci

karakteristik suatu produk yang akan dibelinya, sehingga seringkali konsumen

menggunakan merek sebagi indikator kualitas produk yang kemudian dijadikan acuan

dalam mengukur value suatu produk. Berdasarkan pemaparan di atas maka ditarik suatu

hipotesis sebagai berikut :

H3: Persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai.

Page 32: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Persepsi Penerimaan Harga dan Persepsi nilai

Berdasarkan Chapman dan Wahlers (1999) dan Sarah Maxwell (2001), bahwa

selain menggunakan persepsi kualitas merek sebagai indikator dalam mengukur persepsi

nilai, harga juga sering dijadikan sebagai indikator dalam mengukur persepsi nilai oleh

konsumen. Biasanya konsumen beranggapan bahwa produk yang mahal memiliki

kualitas yang bagus juga, dengan catatan apabila harga tersebut masih dalam batas

kewajaran. Berdasarkan pemaparan di atas maka ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

H4: Persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai.

Persepsi nilai dan Niat Membeli

Penelitian yang dilakukan Chapman dan Wahlers (1999). Menurut mereka

persepsi nilai adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang

merupakan trade-off antara benefit yang diterima dan pengorbanan yang harus dilakukan

untuk memperoleh barang tersebut. Persepsi nilai suatu produk akan menjadi

pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika

persepsi nilai suatu produk tinggi maka konsumen akan tertarik untuk membeli produk

tersebut. Untuk menghasilkan persepsi nilai yang tepat bagi konsumen laptop, perusahaan

hendaknya memperhatikan kriteria evaluasi kualitas laptop yang ditawarkan. Berdasarkan

pemaparan di atas maka ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

H5: Persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli.

Page 33: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel

untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang

diperoleh dari penelitian ini dapat dipercaya dari segi metode dan prosedur pengujiannya.

Untuk mendukung upaya tersebut, beberapa pembahasan diungkap dalam bab ini antara

lain: ruang lingkup penelitian, pembahasan hasil studi ekploratori, prosedur eksperimen

laboratorium, definisi operasional, dan desain pengujian statistik.

Berikut ini adalah beberapa sub bab yang dikemukakan.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode diskusi kelompok fokus (focus group

discussion) untuk mengidentifikasi tingkat persepsi kualitas dari country of origin dan

tingkat harga yang sesuai pada obyek yang diteliti. Selanjutnya, studi dilanjutkan dengan

Page 34: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

laboratorium eksperimen untuk menguji hubungan kausalitas antar-variabel yang

teridentifikasi tersebut, sehingga diharapkan hasilnya dapat digunakan untuk menjelaskan

permasalahan yang diajukan..

Penelitian ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada data yang

terjadi pada suatu titik tertentu (one point in time), sehingga model penelitian yang

dikonstruksi tidak didesain untuk menangkap perubahan yang terjadi karena pergeseran

waktu. Fenomena ini kemungkinan berdampak pada ketidakmampuan model untuk

digunakan sebagai alat prediksi jika asumsi dasar berubah seiring pergeseran waktu yang

terjadi. Oleh karenanya, untuk menggeneralisasi penelitian ini pada waktu yang berbeda

diperuan ketelitian dan kehati-hatian untuk mencermati faktor-faktor eksternal yang

berubah yang dapat menginflasi model.

Hal lain yang perlu dicermati adalah teknik pengumpulan data yang digunakan.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimen

laboratorium (laboratorium experiment), sebab teknik ini memberikan keleluasaan

kepada peneliti untuk melakukan menipulasi untuk memberikan penjelasan yang rasional

terhadap konsep dasar yang diuji.

3.2 Studi Eksploratori

Focus group discussion yang dilakukan pada studi ini merupakan bagian dari

studi eksploratori. Studi ekploratori merupakan bentuk dari studi pendahuluan (pilot

study) yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas ide-ide penelitian. Studi

ini dilakukan untuk memahami perkembangan fenomena yang terjadi pada setting,

sehingga permasalahan yang muncul dapat dirumuskan secara akurat, tindakan alternatif

Page 35: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

dapat diidentifikasi dengan jelas, pertanyaan dan hipotesis dapat dirumuskan dengan

baik, dan variabel-variabel amatan dapat diidentifikasi dengan benar.

Diskusi kelompok fokus (focus group discussion) terdiri dari satu kelompok yang

terdiri dari 5 partisipan yang bertujuan untuk mendiskusikan topik permasalahan tertentu.

Dalam studi ini, yang menjadi partisipan adalah mahasiswa dari fakultas ekonomi jurusan

manajemen yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: (1) dari jumlah yang

ditentukan harus bervariasi berdasarkan usia, (2) bervariasi berdasarkan gender, (3)

bervariasi berdasarkan sekolah menengah asal yaitu umum dan kejuruan, (4) bervariasi

berdasarkan uang saku perbulan. Hal ini dimaksudkan agar aspek keperilakuan konsumen

riil dapat terwakili oleh partisipan yang dipilih dalam focus group discussion.

Dalam pelaksanaan diskusi, peneliti berperan sebagai moderator yang bertindak

sebagai berikut: memberikan pertanyaan-pertanyaan diskusi, mengarahkan jawaban, serta

memberikan kesimpulan terhadap hasil-hasil diskusi. Ruang tempat diskusi dikondisikan

seperti ruang rapat formal yang akan mengambil keputusan-keputusan penting, sehingga

melalui cara ini, keseriusan diskusi dapat terbangun untuk mencapai hasil yang

maksimal. Selama diskusi, dinamika, ekspresi, dan gesture dari masing-masing partisipan

terekspresi melalui jawaban yang diberikan dalam menjawab setiap pertanyaan diskusi.

Studi ekploratori yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yang didasarkan pada

topik permasalahan yang didiskusikan. Pertama, topik permasalahan yang bertujuan

untuk mengidentifikasi tingkat persepsi kualitas dari country of origin dan tingkat harga

yang sesuai yang menjadi obyek amatan studi. Pada tahapan ini, kelompok

mendiskusikan nama negara dan harga yang pantas, sehingga dalam pelaksanaan

eksperimen tidak terjadi bias persepsi yang dikarenakan ketidaktahuan partisipan

Page 36: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

terhadap produk laptop yang menjadi obyek studi. Kedua, topik permasalahan yang

bertujuan untuk mengkonfirmasi konsep-konsep yang teridentifikasi melalui proses

deduktif, sehingga melalui cara ini diharapkan konsep-konsep yang teridentifikasi

mempunyai relevansi yang tinggi dengan setting risetnya.

Berikut ini adalah penjelasan terhadap hasil-hasil diskusi yang diawali dengan

diskusi tahapan pertama.

3.2.1. Diskusi Tahapan Pertama

Diskusi tahapan pertama terdiri tiga alur. Alur pertama, mendiskusikan kebutuhan

partisipan yang paling penting. Alur kedua, mendiskusikan tingkat harga yang termasuk

dalam sebuah produk. Berikut ini adalah hasil-hasil yang diperoleh pada tiap-tiap alur

diskusinya.

Alur pertama, diskusi tentang kebutuhan yang paling penting bagi partisipan,

yang dilanjutkan dengan diskusi tentang county of origin yang diperkirakan sesuai

dengan kebutuhan tersebut. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang harus

didiskusikan.

Apa kebutuhan yang paling penting bagi anda saat ini?

Apa negara asal yang sangat anda kenal (familiar) yang sesuai dengan

kebutuhan tersebut?

Alur pertama mengindikasikan koherensi hasil diskusi sebagai berikut: (1) laptop

merupakan kebutuhan yang dirasakan paling penting di antara kebutuhan-kebutuhan yang

lainnya, antara lain: layanan internet, televisi, dan radio, (2) atribut-atribut yang

digunakan untuk menilai kesuperioran country of origin adalah kualitas, dan (3) hasil

Page 37: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

pengevaluasian atribut mengindikasi bahwa Jepang merupakan country of origin yang

dipersepsikan sebagai country of origin tinggi, Cina dipersepsi sebagai country of origin

menengah, sedangkan Malaysia dipersepsi sebagai country of origin rendah.

Dari hasil diskusi alur pertama yang selanjutnya digunakan untuk

mengidentifikasi country of origin yang termasuk dalam tiga kategori kualitas, yaitu

kualitas tinggi, kualitas menengah, dan kualitas rendah.

Alur kedua, diskusi tentang tingkat harga yang sesuai dengan produk laptop.

Peneliti memberikan informasi spesifikasi laptop yang akan diujikan kepada partisipan,

kemudian partisipan diminta untuk mendiskusikan harga yang pantas untuk laptop

tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi untuk harga tinggi dan harga rendah dari

laptop tersebut. Berikut adalah pertanyaan diskusi yang dikembangkan untuk

mengeksplorasi tingkat harga tersebut.

Berapa tingkat harga yang sesuai untuk produk laptop dengan spesifikasi seperti

ini?

Alur kedua menghasilkan jawaban diskusi sebagai berikut: harga yang sesuai

dengan spesifikasi tersebut yaitu Rp 7.160.000 untuk harga tinggi, Rp 6.100.000 untuk

harga menengah, dan Rp 5.180.000 untuk harga rendah.

3.2.2. Diskusi Tahapan Kedua

Diskusi jenjang kedua terdiri dari dua alur yang merupakan alur lanjutan dari

diskusi jenjang pertama. Alur ketiga, mendiskusikan hubungan antara country of origin

dengan persepsi kualitas merek. Alur keempat, mendiskusikan hubungan antara harga

dengan persepsi penerimaan harga. Alur kelima, mendiskusikan hubungan antara persepsi

Page 38: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

kualitas merek dengan persepsi nilai. Alur keenam, mendiskusikan hubungan antara

persepsi penerimaan harga dengan persepsi nilai. Alur ketujuh, mendiskusikan hubungan

antara persepsi nilai dengan niat membeli. Berikut ini adalah penjelasam secara rinci

tentang masing-masing alurnya.

Alur ketiga, diskusi tentang hubungan kausalitas antara country of origin dengan

persepsi kualitas merek. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu yang digunakan untuk

mendiskusikan topik tersebut.

Apakah country of origin berpengaruh pada persepsi kualitas yang anda terima?

Alur ketiga mengindikasi koherensi jawaban sebagai berikut: semakin tinggi

persepsi kualitas dari country of origin semakin tinggi persepsi kualitas yang diterima.

Fenomena ini didukung oleh Yaprak dalam Thanasuta et al. (2008).

Alur keempat, diskusi mengenai hubungan kausalitas antara harga dengan

persepsi penerimaan harga. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu yang digunakan

untuk mendiskusikan topik tersebut.

Apakah harga berpengaruh pada persepsi penerimaan harga yang anda terima?

Alur keempat mengindikasi koherensi jawaban sebagai berikut: semakin tinggi

persepsi harga semakin rendah persepsi penerimaan harga yang diterima. Fenomena ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dodds et al. dalam Maxwell (2001).

Alur kelima, diskusi mengenai hubungan kausalitas antara persepsi kualitas

merek dengan persepsi nilai. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu yang digunakan

untuk mendiskusikan topik tersebut.

Apakah persepsi kualitas berpengaruh pada persepsi nilai yang anda terima?

Page 39: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Alur kelima mengindikasi koherensi jawaban sebagai berikut: semakin tinggi

persepsi kualitas merek semakin semakin tinggi persepsi nilai yang diterima. Fenomena

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chapman dan Wahlers (1999) dan

Maxwell (2001).

Alur keenam, diskusi mengenai hubungan kausalitas antara persepsi penerimaan

harga dengan persepsi nilai. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu yang digunakan

untuk mendiskusikan topik tersebut.

Apakah persepsi penerimaan harga berpengaruh pada persepsi nilai yang anda

terima?

Alur keenam mengindikasi koherensi jawaban sebagai berikut: semakin tinggi

persepsi penerimaan harga semakin semakin tinggi persepsi nilai yang diterima.

Fenomena ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maxwell (2001).

Alur ketujuh, diskusi mengenai hubungan kausalitas antara persepsi nilai dengan

niat membeli. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu yang digunakan untuk

mendiskusikan topik tersebut.

Apakah persepsi nilai berpengaruh pada niat membeli anda?

Alur ketujuh mengindikasi koherensi jawaban sebagai berikut: semakin tinggi

persepsi nilai semakin semakin tinggi minat membeli. Fenomena ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Chapman dan Wahlers (1999).

3.2.3. Simpulan Hasil Studi Eksploratori

Hasil diskusi jenjang pertama mengindikasi dua hal. Pertama, Jepang, Cina, dan

Malaysia merupakan tiga negara yang dapat digunakan sebagai stimulus untuk

Page 40: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

memanipulasi persepsi kualitas tinggi, menengah dan rendah terhadap sebuah produk.

Kedua, harga Rp 7.160.000, Rp 6.100.000, dan Rp 5.180.000 merupakan tingkat harga

yang digunakan sebagai stimulus untuk memanipulasi persepsi harga tinggi, menengah,

dan rendah.

Hasil studi jenjang kedua mengindikasikan 1 jenis hubungan kausalitas yaitu

hubungan kausalitas sederhana (simple effect) yang menjelaskan efek utama antara

country of origin dan harga mempengaruhi persepsi nilai, yang selanjutnya akan

mempengaruhi pada niat pembelian.

Setelah hasil-hasil studi eksploratori, pembahasan berikutnya adalah prosedur

eksperimen laboratorium.

3.3. Studi Eksperimen Laboratorium

Persiapan awal yang dilakukan dalam eksperimen adalah pendefinisian variabel

amatan, yang selanjutnya diikuti dengan penentuan partisipan, pendesainan kelompok

eksperimen, materi stimulus, pengujian manipulasi, prosedur eksperimen, dan pengujian

statistik. Pendefinisian variabel bertujuan untuk memberikan kerangka konseptual tentang

pengertian dan operasionalisasi variabel-variabel penelitian beserta cara pengukurannya.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penentuan variabel-variabel yang memerlukan

manipulasi dan yang tidak. Penentuan partisipan bertujuan untuk memilih partisipan

berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan

kualitas data yang digunakan untuk mendukung hasil pengujian hipotesisnya.

Pembentukkan kelompok eksperimen bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan

eksperimen khususnya dalam upaya untuk mendesain instrumen-instrumen stimulusnya.

Page 41: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Pendesainan materi stimulus bertujuan untuk menghasilkan instrumen-instrumen yang

digunakan untuk memanipulasi partisipan sesuai dengan kelompok eksperimen yang

didesain. Pengujian manipulasi bertujuan untuk menjelaskan keefektifan materi stimulus

eksperimen. Prosedur eksperimen bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan eksperimen

laboratorium yang dilakukan. Berikut ini adalah pembahasannya.

3.3.1. Definisi Operasional Variabel

Dalam suatu penelitian dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

Instrumen tersebut dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti atau diadopsi dari peneliti

sebelumnya. Penelitian ini mengadopsi instrumen penelitian yang telah dikembangkan

oleh peneliti sebelumnya. Adapun instrumen pengukuran terdiri empat konstruk yang

dioperasionalisasikan, yaitu: persepsi kualitas, persepsi penerimaan harga, persepsi nilai

dan niat membeli.

Persepsi kualitas Merek

Persepsi kualitas merek adalah estimasi tentang keunggulan suatu produk.

Konstruk ini mengukur bagaimana persepsi konsumen terkait dengan kualitas produk

yang dijadikan objek penelitian. Konstruk ini diukur dengan menggunakan tiga butir

pertanyaan (Maxwell, 2001). Skala diukur dengan menggunakan skala likert interval 5

point, dengan angka 5 mewakili sangat setuju sampai dengan angka 1 yang mewakili

sangat tidak setuju. Contoh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur konstruk ini

yaitu: kualitas dari laptop ini akan baik sekali.

Persepsi penerimaan harga

Page 42: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Persepsi penerimaan harga adalah rentang harga yang masih bisa diterima oleh

konsumen. Konstruk ini mengukur apakah harga suatu produk masih bisa diterima oleh

konsumen, atau masih dalam batas yang wajar. Konstruk ini diukur dengan menggunakan

tiga butir pertanyaan (Maxwell, 2001). Skala diukur dengan menggunakan skala likert

interval 5 point, dengan angka 5 mewakili sangat setuju sampai dengan angka 1 yang

mewakili sangat tidak setuju. Contoh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

konstruk ini yaitu: ini adalah harga yang sangat bagus untuk laptop ini.

Persepsi Nilai

Persepsi nilai adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk/jasa

yang merupakan trade off antara benefit yang diterima suatu produk yang diwujudkan

dalam kualitas persepsian. Konstruk ini mengukur bagaimana tentang value produk objek

penelitian. Apakah produk yang ditawarkan cukup memberi kepuasan atau keuntungan

bagi konsumen. Konstruk ini diukur dengan menggunakan dua butir pertanyaan

(Maxwell, 2001). Skala diukur dengan menggunakan skala likert interval 5 point, dengan

angka 5 mewakili sangat setuju sampai dengan angka 1 yang mewakili sangat tidak

setuju. Contoh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur konstruk ini yaitu: produk ini

mempunyai nilai yang baik.

Niat membeli

Niat membeli adalah peluang seseorang untuk membeli suatu produk. Konstruk

ini mengukur bagaimana minat membeli konsumen terhadap produk objek penelitian

dengan pertimbangan harga maupun kualitas produk tersebut. Konstruk ini diukur dengan

Page 43: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

menggunakan dua butir pertanyaan (Maxwell, 2001). Skala diukur dengan menggunakan

skala likert interval 5 point, dengan angka 5 mewakili sangat setuju sampai dengan angka

1 yang mewakili sangat tidak setuju. Contoh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

konstruk ini yaitu: kesediaan saya untuk membeli laptop ini adalah sangat tinggi

3.3.2. Penentuan Partisipan

Partisipan diambil dari mahasiswa ekonomi jurusan manajemen. Hal ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa mahasiswa yang terpilih sebagai partisipan riset

dapat mewakili perilaku konsumen riil dalam memutuskan pembelian terhadap produk

laptop. Dengan demikian, hasil-hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat

digunakan untuk menjelaskan fenomena yang sesungguhnya (Assael, 1998).

Obyektivitas studi diupayakan melalui kebebasan mahasiswa untuk menerima

atau menolak eksperimen sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur intimidasi,

pemanfaatan ikatan informal antara teman, atau hal-hal lain yang bersifat pemaksaan

yang berpotensi menurunkan derajad keyakinan terhadap kualitas data penelitian. Oleh

karena itu, partisipan yang terpilih harus memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan

secara rigid. Pertama, mahasiswa yang tidak mengerti tentang tiga country of origin

produk laptop yaitu Jepang, Cina, dan Malaysia, yang dimaksudkan untuk memunculkan

jawaban yang tidak terinflasi oleh pengetahuan partisipan dalam pengisian kuesioner

tentang persepsi kualitas dari country of origin. Kedua, mahasiswa yang tidak mengerti

tentang harga produk laptop, yang dimaksudkan untuk memunculkan jawaban yang tidak

terinflasi dalam pengisian kuesioner tentang tingkat harga.

Page 44: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Pembahasan berikutnya adalah pembentukan kelompok eksperimen yang

bertujuan untuk memudahkan penentuan stimulus sesuai dengan kelompok pasrtisipan.

3.3.3. Pembentukan Kelompok Eksperimen

Kelompok eksperimen laboratorium yang dikembangkan dalam studi ini terdiri

dari kombinasi: 3 (persepsi kualitas country of origin: tinggi, menengah, rendah) x 3

(persepsi harga: tinggi, menengah, rendah). Dengan demikian, dalam eksperimen terdapat

9 kelompok desain faktorial yang mendeskripsikan kelompok berdasarkan kombinasi

stimulus yang didesain.

Tabel III.1. Kelompok Desain Faktorial

Kelompok Kombinasi Kode

Persepsi country of origin – persepsi harga

1. tinggi (Jepang) – tinggi (Rp 7.160.000) A

2. tinggi (Jepang) – menengah (Rp 6.100.000) B

3. tinggi (Jepang) – rendah (Rp 5.180.000) C

4. menengah (Cina) – tinggi (Rp 7.160.000) D

5. menengah (Cina) – menengah (Rp 6.100.000) E

6. menengah (Cina) – rendah (Rp 5.180.000) F

7. rendah (Malaysia) – tinggi (Rp 7.160.000) G

8. rendah (Malaysia) – menengah (Rp 6.100.000) H

9. rendah (Malaysia) – rendah (Rp 5.180.000) I

Sumber: Hasil desainan Peneliti

Kelompok yang terbentuk didesain dengan menggunakan teknik random

assignment. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa informasi yang diinginkan

Page 45: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

tidak memerlukan karakteristik kelompok yang harus disesuaikan antara profil

partisipannya dengan treatment seperti yang terjadi pada teknik matching assignment.

Dari kelompok terbentuk, data diambil melalui teknik between-subject experimental

design yaitu setiap individu hanya diberi kesempatan sekali untuk mengikuti program

eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan bias respon yang dikarenakan

oleh faktor pengalaman yaitu pengalaman pengisian kuesioner yang dilakukan pada

eksperimen pertama diperkirakan membiaskan pengisian kuesioner pada eksperimen

berikutnya.

Partisipan yang direncanakan sebanyak 198 mahasiswa dari fakultas ekonomi

jurusan manajemen. Penentuan jumlah ini lebih ditekankan pada pertimbangan kualitas

daripada kuantitas partisipan dan selebihnya adalah untuk memenuhi aspek kecukupan

dalam penganalisisan data berdasarkan metode statistik yang dipilih. Dengan demikian,

data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap hasil pengujian

yang robust. Jumlah partisipan seluruhnya terdistribusi di Universitas Sebelas Maret

(UNS) Surakarta.

Pembahasan berikutnya adalah materi stimulus yang bertujuan untuk mendukung

pencapaian kualitas data penelitian yang baik.

3.3.4. Materi Stimulus

Pendesainan materi stimulus bertujuan untuk mengembangkan suatu kondisi atau

suasana agar dalam bereksperimen menjadi blind (blind experiment) yaitu menciptakan

suatu rasa yang membuat partisipan merasakannya seperti dalam suasana riil, sehinga

Page 46: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

mereka bereaksi seperti dalam keadaan yang sesungguhnya. Untuk mencapai upaya

tersebut, berikut ini adalah materi stimulus yang disesain.

Iklan. Iklan merupakan materi stimulus yang digunakan untuk menstimuli

persepsi country of origin. Ada satu gambar yang dikemas dalam bentuk iklan, yaitu

produk laptop yang mempunyai country of origin dari Jepang, Cina, dan Malaysia yang

didesain untuk menstimuli persepsi kualitas country of origin., (2) Harga produk laptop

yang terdiri dari Rp 7.160.000, Rp 6.100.000, dan Rp 5.180.000 yang digunakan untuk

menstimuli persepi harga.

Untuk menguji keefektifan materi stimulus, berikut ini adalah pembahasan

terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalam cek manipulasi (manipulation check).

3.3.5. Cek Manipulasi

Cek manipulasi bertujuan untuk mengetahui apakah stimulus yang dipersepsi oleh

partisipan sama seperti yang dipersepsi oleh peneliti, sebab perbedaan persepsi

mengindikasikan kegagalan dalam pendesainan instrumen-instrumen stimulus (Purdue

dan Summers, 1986). Dengan demikian, kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam

stimulus dapat terdeteksi secara dini, sehingga tindakan perbaikan dapat segara dilakukan

sebelum digunakan dalam eksperimen laboratorium.

Dalam studi ini, ada dua variabel atau treatment yag diuji variasinya: (1) persepsi

country of origin, (2) persepsi harga. Partisipannya adalah mahasiswa ekonomi jurusan

manajemen yang berjumlah 27 orang yang didasarkan pada aspek pengujian ANOVA.

Partisipan dipilih berdasarkan kriteria yang sama seperti dalam eksperimennya, antara

lain: (1) partisipan yang tidak mengerti produk laptop yang berasal dari Jepang, Cina, dan

Page 47: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Malaysia, (2) partisipan yang tidak mengerti tentang harga laptop. Melalui prosedur ini

diharapkan dapat memperoleh partisipan yang mempunyai jawaban yang bervariasi

terhadap instrumen-instrumen stimulus yang didesain.

Berikut ini adalah permasalahan yang dirumuskan:

(1) Apakah country of origin produk dari Jepang, Cina, dan Malaysia menghasilkan

persepsi kualitas tinggi, menengah, dan rendah?

(2) Apakah harga Rp 7.160.000, Rp 6.100.000, dan Rp 5.180.000 menghasilkan persepsi

harga tinggi, menengah, dan rendah?

Tabel 3.3 menyajikan hasil cek manipulasi untuk menjawab permasalahan yang

dirumuskan.

Tabel III.2. Hasil Cek Manipulasi

Variabel Jumlah item Uji F

pertanyaan

country of origin 1 8,241* harga 1 21,490*

Keterangan: * signifikan < 0.05; N = 27

Sumber: Hasil desainan Peneliti

Permasalahan pertama diuji dengan menggunakan 5 item pertanyaan riset yang

mendeskripsikan 3 tingkat persepsi kualitas country of origin: kualitas tinggi, kualitas

menengah, dan kualitas rendah. Item-item tersebut diukur dengan menggunakan 5 poin

skala Likert dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Hasil pengujian

Page 48: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

statistik mengindikasikan bahwa Jepang, Cina, dan Malaysia merupakan country of

origin yang mampu menghasilkan persepsi kualitas tinggi, menengah, dan rendah (F test

= 8,241, p < 0,05).

Permasalahan kedua diuji dengan menggunakan 5 item pertanyaan riset yang

mendeskripsikan 3 tingkat persepsi harga: harga tinggi, harga menengah, dan harga

rendah. Item-item tersebut diukur dengan menggunakan 5 poin skala Likert dari sangat

tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Hasil pengujian statistik mengindikasikan

bahwa 7.160.000, Rp 6.100.000, dan Rp 5.180.000 merupakan harga yang mampu

menghasilkan persepsi harga tinggi, menengah, dan rendah (F test = 21,490, p < 0,05).

Dengan demikian, cek manipulasi mengindikasi bahwa instrumen-instrumen

stimulus yang didesain mampu menghasilkan keragaman pada variabel yang di treatment

sehingga dapat digunakan dalam eksperimen laboratorium. Berikutnya adalah

pembahasan prosedur eksperimen yang bertujuan untuk memberikan pemahaman

terhadap prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data penelitian.

3.3.6. Prosedur Eksperimen

Eksperimen diawali dengan menciptakan suatu rasa atau suasana seperti kondisi

riil (blind experiment), sehingga partisipan bereaksi seperti dalam kondisi yang

sesungguhnya. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi reaksi negatif yang muncul pada

saat pelaksanaan eksperimen yang dikarenakan partisipan mempersepsi eksperimen yang

dilakukan sebagai bentuk pengeksploitasian yang bertujuan untuk kepentingan komersial

peneliti (Barbara dan Summers, 1986). Untuk mengeliminasi munculnya fenomena

demikian ini, diciptakan kata pengantar untuk produk laptop. Pendesainan kata pengantar

Page 49: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

ini diharapkan dapat memunculkan interest partisipan terhadap poduk yang menjadi

obyek studi, sehingga suasana riil dapat terbangun.

Berikut ini adalah kata pengantar yang didesain untuk memunculkan interest

partisipan terhadap produk laptop.

Kata pengantar

Partisipan yang terhormat, Toshiba telah menguasai teknologi elektronik digital

yang dikembangkan untuk membuat produk-produk elektronik, salah satu diantaranya

adalah laptop.

Kami telah melakukan survey kepada para pembeli laptop. Hasilnya

mengindikasi bahwa niat untuk membeli laptop muncul pertama kali, setelah mereka

menginginkan komputer yang bisa digunakan di luar ruangan, yang dapat

memaksimalkan produktivitas mereka.

Apabila Anda memiliki uang dan harga laptop tidak jauh berbeda dengan

komputer dekstop, sesuai dengan tugas kuliah yang semakin banyak, untuk menunjang

produktivitas maka Anda membutuhkan laptop yang dapat digunakan dimana saja.

Selain Anda bisa mengerjakan tugas kuliah dimana saja, Anda juga dapat menggunakan

fasilitas hot-spot di kampus kita untuk mendownload data, artikel, dan jurnal pendukung

kuliah. Apabila Anda merasa bosan, Anda pun dapat terhibur dengan mendengarkan

musik, menonton film, dan bermain game di laptop tersebut. Anda pun bisa melakukan

komunikasi dengan saling mengirimkan email kepada teman Anda dan menggunakan

fasilitas chatting yang terdapat di situs jejaring sosial. Oleh karena itu, kami memilih

anda sebagai persiapan riset. Kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner

Page 50: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

secara bertahap sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada masing-masing

kelompoknya.

Kata pengantar dibacakan di awal pelaksanaan eksperimen laboratorium

berdasarkan kelompoknya. Setelah pembacaan selesai, hanya mahasiswa yang

mempunyai interest terhadap produk yang menjadi obyek penelitian yang diperkenankan

untuk mengikuti eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bias respon dalam

memberikan informasi.

Prosedur yang pertama adalah pengisian data pribadi. Data pribadi meliputi data

demografis dan sosioekonomis partisipan, sehingga hasilnya diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang profil background factor studi. Berikutnya adalah

prosedur pengisian kuesioner. Sebelum pengisian, partisipan diharuskan untuk

memperhatikan eksposisi iklan selama 3-5 menit. Eksposisi iklan memperlihatkan produk

yang sesuai dengan kelompoknya (country of origin dan harga)

Prosedur terakhir yaitu semua instrumen eksperimen dikumpulkan dan sebelum

meninggalkan ruangan, partisipan diberi penjelasan bahwa eksperimen yang dilakukan

hanya untuk kepentingan studi

Setelah semua kuesioner terkumpul, tahapan berikutnya adalah pentabulasian data

berdasarkan kode-kode kelomoknya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kontrol jika

terjadi kesalahan selama proses tabulasi. Setelah tabulasi data selesai, tahapan selanjutnya

adalah pengujian statistik. Prosedur ini berkaitan dengan pemilihan metode yang

dianggap relevan untuk pemecahan permasalahan dan pengujian hipotesis yang

dirumuskan. Berikut ini adalah penjelasan terhadap prosedur pengujian tersebut.

Page 51: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar

mampu mengukur konstruk yang digunakan (Sekaran, 2000: 206). Untuk memperoleh

validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut

menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran

merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk uji validitas

digunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi terhadap

instrumen-instrumen yang mengukur konsep (Sekaran, 2000: 204). Reliabilitas

merupakan syarat tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Hasil dari

pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh

sebuah alat ukur dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas digunakan composite

reliability (konstruk reliabilitas).

3.5. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural

Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik yang mengkombinasikan aspek

regresi berganda dan analisis faktor untuk mengestimasi serangkaian hubungan

ketergantungan secara simultan (Ferdinand, 2002: 7). SEM dikenal dengan nama berbeda

Page 52: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

seperti Covariance Structure Analysis, Latent Variabel Analysis, Confirmatory Analysis

dan Causal Modelling.

Untuk menguji pengaruh variabel mediator dilakukan dengan cara

membandingkan hasil goodnes of fit index dari pengujian model. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan program AMOS versi 16 untuk menganalisa hubungan model

struktural yang diusulkan.

3.6. Estimasi dan Pengujian Model Struktural

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model

struktural dengan pendekatan Structural Equation Modelling, yaitu:

a. Asumsi Kecukupan Sampel.

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah minimal 5 kali

jumlah parameter yang akan diestimasi (Hair et. Al dalam Ferdinand, 2002: 51).

b. Asumsi Normalitas.

Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan teknik maximum likehood

mengsyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data dipenuhi. Nilai statistik

untuk menguji normalitas disebut z value (Critical ratio atau CR pada output

AMOS 16).

c. Asumsi Outliers.

Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda

jauh dari observasi-ebservasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik

untuk konstruk tunggal maupun konstruk kombinasi. Dalam analisis multivariate

adanya outlier dapat diuji dengan statistik chi square terhadap nilai mahalanobis

Page 53: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

distance square pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom

sejumlah konstruk yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2002: 103).

d. Evaluasi atau kriteria Goodnes of Fit.

Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis

mengenai model (Ghozali, 2008). Tetapi berbagai indeks yang digunakan untuk

mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang

disajikan. Fit indeks yang digunakan meliputi:

1. Chi Square. Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah

model yang sesuai dengan data. Data pengujian dengan nilai X2 yang rendah

dan menghasilkan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan

mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara matriks

kovarians yang diestimasi.

2) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). RMSEA adalah indeks

yang digunaan untuk mengukur fit model menggantikan chi square statistik

dalam jumlah sample yang besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasi indeks

yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model.

3) Adjusted Goodnes of Fit Index (AGFI). Indeks ini merupakan pengembangan

dari GFI yang telah disesuaikan dengan rasio dari degree of freedom model

yang diajukan dengan degree of freedom dari null model (model konstruk

tunggal dengan semua indikator pengukuran konstruk). Nilai yang

direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,90. Semakin besar nilai AGFI, maka

semakin baik kesesuaian yang dimiliki model.

Page 54: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

4) Trucker Lewis Index (TLI). TLI merupakan indeks kesesuaian incremental

yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai penerimaan

yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,95. TLI merupakan indeks

kesesuaian yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sample.

5) Normed Fit Index (NFI). Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian

incremental. Nilai yang direkomendasikan ≥ 0,90.

6) Comparative Fit Index (CFI). CFI juga merupakan indeks kesesuaian

incremental. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai dengan 1, dan

nilai yang mendekati 1 mengindikasi model memiliki tingkat kesesuaian

model yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini

relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh

kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥

0,90.

7) Normed Chi Square (CMIN/DF). CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh

dari nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan

indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodnes of fit

model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai

tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima kesesuaian

model adalah CMIN/DF < 2,0/3,0.

8) Parsimonius Normal Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi model dari NFI.

PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk

mencapai nilai fit. Semakin tinggi nilai fit akan semakin baik.

Page 55: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

9) Parsimonius Goodness of ftt Index (PGFI) memodifikasi GFI atas dasar

parsimony estimated model. Nilai PGFI antara 0 sampai 1.0 dengan nilai

semakin tinggi menunjukkan model lebih parsimony.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan

pembahasannya. Pertama, hasil analisis data dimulai dengan gambaran umum partisipan

yang bertujuan untuk memahami profil partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya

dilakukan pengujian instrumen penelitian yang meliputi uji validitas dan uji reliabilitas

data, yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya serta mengukur kehandalan atau konsistensi internal suatu

instrumen penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan analisis kriteria goodness of fit model

Page 56: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

penelitian beserta pembahasannya. Yang terakhir dalam bab ini adalah pembahasan

mengenai hasil analisis hubungan antar variabel amatan yang dihipotesiskan.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai analisis statistik deskriptif.

4.1. Gambaran Umum Partisipan

Partisipan adalah konsumen yang mempunyai niat beli terhadap laptop yang

berstastus mahasiswa UNS. Untuk pengambilan partisipan, peneliti menggunakan teknik

convenience sampling, yaitu tipe pemilihan partisipan yang dilakukan berdasarkan

kriteria atau pertimbangan tertentu. Kriteria atau pertimbangan yang digunakan antara

lain dengan cara memilih partisipan yang tidak mempunyai pengetahuan tentang kualitas

negara asal dan harga laptop serta mau meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner,

mengingat penelitian ini menggunakan teknik eksperimen. Sehingga hal tersebut bisa

mempermudah peneliti dalam memberikan treatment. Teknik eksperimen merupakan

teknik penelitian yang menggunakan treatment atau perlakuan terhadap partisipan, yang

kemudian efeknya diamati.

Kuesioner yang diberikan kepada partisipan sebanyak 198 kuesioner untuk

menanggulangi kuesioner yang tidak layak olah. Peneliti membagikan kuesioner lebih

dari lima kali parameter untuk menghindari kurangnya kuesioner yang bisa digunakan

dalam analisis. Gambaran umum tentang partisipan diperoleh dari data diri yang terdapat

dalam kuesioner pada bagian identitas partisipan yang meliputi jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan saat ini, dan treatment country of origin dan harga. Gambaran umum

partisipan dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 57: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

a. Deskripsi Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel IV.1.

Distribusi Frekuensi Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Pria 147 74,24%

Wanita 51 25,76%

Jumlah 198 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 198 mahasiswa yang menjadi

partisipan, 147 partisipan atau sebesar 74,24% merupakan pria. Sedangkan sisanya yaitu

51 partisipan atau sebesar 25,76% merupakan wanita.

b. Deskrispi Partisipan Berdasarkan Usia

Tabel IV.2.

Distribusi Frekuensi Partisipan Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

18 tahun 5 2,52%

19 tahun 29 14,64%

20 tahun 47 23,73%

21 tahun 56 28,29%

22 tahun 39 19,7%

23 tahun 15 7,58%

24 tahun 6 3,03%

25 tahun 1 0,51%

Jumlah 198 100%

Sumber: Data primer yang diolah

Page 58: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Berdasarkan table 4.3 dapat diketahui bahwa sejumlah 198 partisipan, partisipan

yang paling banyak adalah partisipan dengan usia 21 tahun, yaitu sebanyak 56 partisipan

atau sebesar 28,29%. Diikuti dengan partisipan dengan usia 20 dan 22 tahun, yaitu

sebanyak 47 dan 39 partisipan atau sebesar 23,73% dan 19,7%. Partisipan yang paling

sedikit adalah partisipan dengan usia 25 tahun, yaitu sebanyak 1 partisipan atau sebesar

0,51%.

c. Deskripsi Partisipan Berdasarkan Pendidikan Saat Ini

Tabel IV.3.

Distribusi Frekuensi Partisipan Berdasarkan Pendidikan Saat Ini

Pendidikan Frekuensi Presentase

D3 26 13,13%

S1 172 86,87%

Jumlah 198 100%

Sumber Data primer yang diolah Berdasarkan table diatas 4.4 dapat diketahui bahwa dari 198 mahasiswa yang

menjadi partisipan, 26 partisipan atau sebesar 13,13% merupakan mahasiwa program D3,

sedangkan sebanyak 172 partisipan atau 86,87% merupakan mahasiswa S1.

d. Deskripsi Partisipan Berdasarkan Treatment Country of Origin

Tabel IV.4.

Distribusi Frekuensi Partisipan Berdasarkan Treatment Country of Origin

Country of Origin Frekuensi Presentase

Jepang (tinggi) 66 33,33%

China (menengah) 66 33,33%

Malaysia (rendah) 66 33,33%

Jumlah 198 100%

Sumber Data primer yang diolah

Page 59: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa dari 198 partisipan, 3 negara yang

dijadikan acuan mendapatkan bagian yang sama untuk setiap partisipan, yaitu sebesar 66

partisipan atau 33,33%.

e. Deskripsi Partisipan Berdasarkan Treatment Harga

Tabel IV.5.

Distribusi Frekuensi Partisipan Berdasarkan Treatment Harga

Harga Frekuensi Presentase

7.160.000 (tinggi) 66 33,33%

6.100.000 (menengah) 66 33,33%

5.180.000 (rendah) 66 33,33%

Jumlah 198 100%

Sumber Data primer yang diolah

Berdasarkan table 4.6 dapat diketahui bahwa dari 198 partisipan, 3 harga yang

dijadikan acuan mendapatkan bagian yang sama untuk setiap partisipan, yaitu sebesar 66

partisipan atau 33,33%.

4.2. Analisis Instrumen Penelitan

4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidak validnya

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali,2008). Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan

nyata dan benar, serta sebaliknya alat ukur yang tidak valid adalah yang

Page 60: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

memberikan hasil ukuran menyimpang dari tujuannya (Jogiyanto, 2004).

Pengujian validitas dilakukan menggunakan Confirmatory factor analysis (CFA),

dengan bantuan program Amos for windows versi 16.0. Confirmatory factor

analysis (CFA) harus dipenuhi, karena merupakan salah satu syarat untuk dapat

menganalisis model dengan Structural Equation Modelling (SEM). Menurut Hair

et al. (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal,

factor loading ± 0.40 dianggap lebih baik dan sesuai dengan rules of thumb yang

dipakai para peneliti, dan factor loading ³ 0.50 dianggap signifikan. Jadi semakin

besar nilai absolut factor loading, semakin penting factor loading tersebut

menginterpretasikan konstruknya. Pada penelitian ini menggunakan pedoman

factor loading ³ 0,50. Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.6. Uji Validitas

Standardized Regression Weights

PK1 < perceived quality of brand .719

PK2 perceived quality of brand .834

PK3 perceived quality of brand -.719

PH3 perceived acceptability of price .746

PH2 Perceived acceptability of price .849

PH1 Perceived acceptability of price .850

PN1 Perceived value .766

PN2 Perceived value -.621

KB1 intention to buy .946

KB2 <--- intention to buy .907

Tabel ouput AMOS

Page 61: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Pada tabel diatas terlihat semua item pertanyaan mempunyai factor

loading ³ 0.50, berarti semua item pertanyaan dianggap signifikan. Nilai negatif

pada variabel perceived of price ke perceived acceptability of price, perceived

quality of brand ke PK3, dan perceived value ke PN2 menunjukkan bahwa

pertanyaannya parameter tersebut memang terbalik, guna menguatkan pertanyaan

parameter sebelumnya.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian

reliabilitas. Reliabilitas adalah pengukuran yang menunjukkan lebih jauh bahwa

pengukuran tersebut tidak bias (error free) dan konsisten diterapkan pada waktu

dan item yang berbeda pada instrumen pengujian (Sekaran, 2000:203)

Berdasarkan tabel diatas, dengan menggunakan bantuan software AMOS

dan dengan menggunakan rumus composite reliability (konstruk reliabilitas)

sebagai berikut

úû

ùêë

é+ú

û

ùêë

é

úû

ùêë

é

=

åå

å

==

=

n

i

n

i

n

i

ii

i

CR

1

2

1

2

1

dl

l

[ ][ ] [ ]321

2321

2321

eeepkpkpk

pkpkpkCRPK

dddllllll

+++++

++= = 0.723

Keterangan:

CR = realibilitas

l = loading factor

d = koefisien parameter

Page 62: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

[ ][ ] [ ]654

2321

2321

eeephphph

phphphCRPH

dddllllll

+++++

++= = 0.748

[ ][ ] [ ]87

221

221

eepnpn

pnpnCRPN

ddllll

+++

+= = 0.613

[ ][ ] [ ]21

221

221

eekbkb

kbkbCRKB

ddllll

+++

+= = 0.670

Karena dari hasil penjumlahan di atas semua variabel mempunyai angka >

0.6, maka dinyatakan bahwa semua variabel mempunyai reliabilitas yang dapat

diterima.

4.3. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik multivariate

Structural Equation Modelling (SEM). Ada beberapa asumsi yang harus

diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan

structural equation modeling yaitu sebagai berikut:

4.3.1 Asumsi Kecukupan Sampel

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100

hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan (Hair

et al, 1998). Maximum Likehood Estimation (MLE) akan menghasilkan

estimasi parameter yang valid, efisien dan reliable apabila data yang

digunakan adalah multivariate normaly dan akan robust (tidak terpengaruh)

terhadap penyimpangan multivariate normaly yang sedang / moderate

(Ghozali, 2008:35).

Page 63: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

4.3.2 Normalitas Data

Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang digunakan

dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS 16.00. Hasilnya adalah

seperti yang disajikan dalam tabel IV.14 berikut ini:

Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah

normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel

matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et.al. dalam

Ghozali 2008:36). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan

penyimpangan normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji

statistik yang bias. Normalitas dibagi menjadi dua yaitu : univariate normality

dan multivariate normality. Untuk menguji asumsi normalitas dengan

membandingkan nilai critical ratio skewness dan kurtosis dengan nilai kritis

pada tingkat signifikansi tertentu.

Nilai statistik untuk menguji normalitas dari z value (Critical Ratio

atau C.R. pada output AMOS 16) dari ukuran skewness dan kurtosis sebaran

data. Bila nilai C.R. lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa

distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasakan tingkat

signifikansi 1% yaitu sebesar 2.58. hasil uji normalitas data disajikan pada

tabel dibawah ini:

Tabel IV.7.

Uji Normalitas

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Page 64: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Coo 1.000 3.000 -.009 -.053 -1.511 -4.340

Harga 1.000 3.000 .000 .000 -1.500 -4.308

KB2 1.000 5.000 .459 2.637 -.578 -1.660

KB1 1.000 5.000 .373 2.143 -.664 -1.907

PN2 1.000 5.000 .638 3.664 -.472 -1.356

PN1 1.000 5.000 -.732 -4.206 -.020 -.058

PH1 1.000 5.000 .454 2.606 -.541 -1.553

PH2 1.000 5.000 .365 2.100 -.855 -2.455

PH3 1.000 5.000 .226 1.296 -1.020 -2.929

PK3 1.000 5.000 .609 3.500 .005 .013

PK2 1.000 5.000 -.208 -1.192 -.968 -2.781

PK1 1.000 5.000 -.469 -2.696 -.399 -1.146

Multivariate 18.418 7.069

Dari table diatas dapat dilihat evaluasi normalitas pada partisipan yang

diidentifikasi baik secara univariate maupun multivariate. Terlihat secara

univariate untuk nilai-nilai dalam C.r. skewness, terdapat 6 instrumen

pertanyaan yang memliki nilai C.r skewness lebih dari 2.58 yakni KB2, PN2,

PN1, PH1, PK3 dan PK1, sehingga bahwa data secara univariate tidak

terdistribusi secara normal. Secara multivariate nilai C.R. kurtosis juga

bernilai 7.069, dimana diatas 2.58. sehingga dapat disimpulkan bahwa data

tidak normal secara multivariate.

Data yang tidak normal dapat mengakibatkan pembiasan intrepretasi

karena nilai chi-square hasil analisis cenderung meningkat sehingga nilai

probability level akan mengecil. Namun demikian, teknik Maximum

Page 65: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Likelihood Estimates (MLE) yang digunakan dalam penelitian ini tidak terlalu

terpengaruh (robust) oleh penyimpangan multivariate normality (Ghozali,

2008). Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

mentah dan merupakan data primer berdasarkan jawaban partisipan yang

sangat beragam, sehingga sulit untuk memperoleh data yang mengikuti

distribusi normal secara sempurna.

4.3.3. Evaluasi Outliers

Outliers adalah data atau observasi yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat jauh dari obserasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk

nilai ekstrim. Uji outliers dalam penelitian ini menggunakan multivariate

outliers. Dimana dapat ditunjukkan dengan jarak mahalanobis untuk tiap

observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari

rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Identifikasi

adanya multivariate outliers pada penelitian ini dilakukan dengan

memperhatikan nilai mahalanobis distance (Ghozali, 2008 : 228). Kriteria

yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-square pada derajat bebas

(degree of freedom) 10 yaitu jumlah variabel indikator pada tingkat

signifikansi p < 0.001. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi

Squares pada derajat kebebasan (degree of freedom) 10. Oleh karena itu, nilai

mahalanobis distance (10, 0.001) = 29.5883. Hal ini berarti semua kasus

yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari 29.5883 akan

dikategorikan sebagai multivariate outliers.

Page 66: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Tabel IV.8.

Uji Outlier

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

33 42.891 .000 .005

159 33.518 .001 .011

140 30.672 .002 .010

187 30.427 .002 .001

59 30.251 .003 .000

65 29.723 .003 .000

195 28.739 .004 .000

- - - -

- - - -

- - - -

- - - -

166 10.828 .544 .944

186 10.756 .550 .948

181 10.726 .553 .940

158 10.631 .561 .950

Outlier total yang dikeluarkan dari uji ini ada 11 partisipan, yaitu

partisipan no 33, 159, 140, 187, 59, 65, 189, 188, 145, 144, 186. Sehingga

hasilnya sudah tidak ada lagi outlier yang melebihi 29.5883, yang bisa dilihat dari

table dibawah ini.

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

143 29.580 .003 .454

184 29.445 .003 .132

Page 67: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

47 27.022 .008 .174

48 26.581 .009 .086

164 25.350 .013 .104

- - - -

- - - -

- - - -

- - - -

8 10.998 .529 .827

14 10.954 .533 .816

116 10.867 .540 .832

139 10.866 .540 .793

78 10.800 .546 .796

152 10.795 .547 .755

6 10.770 .549 .728

88 10.707 .554 .729

4.3.4. Analisis Kesesuaian Model (Goodness-of-Fit)

Evaluasi nilai goodness-of-fit dari model penelitian yang diajukan diatas

dapat dilihat pada Tabel IV.14 berikut ini:

Tabel IV.9.

Hasil Pengujian Goodness-of-Fit Model

Goodness-of-fit Indices Control of Value Hasil Evaluasi

X2 Chi Square Diharapkan kecil 144.168 ---

X2 Significance Probability ≥ 0,05 0.000 Moderat

df Positif Positif Baik

Page 68: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

GFI ≥ 0,90 0.888 Moderat

RMSEA ≤ 0,08 0.101 Moderat

AGFI ≥ 0,90 0.825 Moderat

TLI ≥ 0,95 0.891 Moderat

CFI ≥ 0,90 0.917 Baik

NFI ≥ 0,95 0.881 Moderat

RMR ≤ 0,03 0.080 Moderat

CMIN/DF < 2,00 – 5,00 2.883 Baik

PNFI Besar 0.667 Baik

PGFI 0 – 1,0 0.569 Baik

4.3.5. Modifikasi Model

Menurut Ferdinand (2002), salah satu tujuan modifikasi model adalah untuk

mendapatkan kriteria goodness-of-fit dari model yang dapat diterima. Melalui

nilai modification indices dapat diketahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi

terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices yang dapat diketahui

dari output SPSS AMOS 16 akan menunjukkan hubungan-hubungan yang perlu

diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model supaya terjadi penurunan

pada nilai Chi-square untuk mendapatkan model penelitian yang lebih baik.

Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti mengestimasi

hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi teoritis dan

yang memiliki nilai modification indices lebih besar atau sama dengan 4,0. Cara

ini dilakukan untuk mendapatkan nilai goodness-of-fit yang memenuhi syarat.

Tabel IV.11 merupakan hasil goodness-of-fit model yang telah dimodifikasi.

Page 69: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Tabel IV.10.

Hasil Goodness-of-Fit Setelah Modifikasi Model

Goodness-of-fit Indices Control of Value Sebelum

Modifikasi

Sesudah

Modifikasi

Evaluasi

X2 Chi Square Diharapkan kecil 144.168 53.214 ---

X2 Significance Probability ≥ 0,05 0.000 0.137 Baik

df Positif Positif Positif Baik

GFI ≥ 0,90 0.888 0.958 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0.101 0.036 Baik

AGFI ≥ 0,90 0.825 0.923 Baik

TLI ≥ 0,95 0.891 0.986 Baik

CFI ≥ 0,90 0.917 0.991 Baik

NFI ≥ 0,90 0.881 0.956 Baik

RMR ≤ 0,03 0.080 0.037 Moderat

CMIN/DF < 2,00 – 5,00 2.883 1.238 Baik

PNFI Besar 0.667 0.623 Baik

PGFI 0 – 1,0 0.569 0.528 Baik

Tujuan analisis Chi-Square (c2) adalah mengembangkan dan menguji

model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai c2 yang rendah dan

Page 70: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan

tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian data dan matriks

kovarian yang diestimasi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel.

Nilai c2 pada penelitian ini sebesar 53,214 dengan probabilitas 0,137

menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan fit.

Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah ukuran yang diperoleh dari nilai

Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks

kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan

jumlah koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat

kesesuaian. Nilai CMIN/DF pada model ini adalah 1.238 menunjukkan bahwa

model penelitian ini fit.

Goodness of Fit Index (GFI) mencerminkan tingkat kesesuaian model

secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi

dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyaratkan

model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Dengan tingkat penerimaan

yang direkomendasikan ³ 0,9, dapat disimpulkan bahwa model memiliki tingkat

kesesuaian yang baik dengan nilai GFI sebesar 0.958.

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) adalah GFI yang disesuaikan

dengan rasio antara degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of

freedom dari null model. Nilai AGFI dalam model ini adalah 0.923 menunjukkan

tingkat kesesuaian yang baik.

Tucker Lewis Index (TLI) merupakan alternatif incremental fit index yang

membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI merupakan indeks

Page 71: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

kesesuaian model yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. Nilai yang

direkomendasikan ³ 0,9, dapat disimpulkan bahwa model menunjukkan tingkat

kesesuaian yang baik dengan nilai TLI sebesar 0.986.

Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian incremental yang

membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini adalah

dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model

memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai

karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang

dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang

direkomendasikan ³ 0,9, maka nilai CFI sebesar 0.991 menunjukkan bahwa

model ini memiliki kesesuaian yang baik.

Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed model

dan null model. Nilai NFI yang direkomendasikan yaitu ³ 0.9. Dengan

memepehatikan nilai yang direkomendasikan ³ 0.90, maka nilai NFI sebesar

0.965 menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik.

Sedangkan nilai RMR yang disyaratkan adalah sebesar £ 0.03, nilai 0,037

menunjukkan nilai kesesuaian moderat

The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah indeks

yang digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam sampel yang

besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan £ 0,08, maka nilai RMSEA

sebesar 0.036 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik.

Parsimonius Normal Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi model dari

NFI. PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk

Page 72: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

mencapai nilai fit. Nilai yang direkomendasikan adalah semakin besar semakin

baik. Nilai yang didapat adalah 0.623 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik.

Parsimonius Goodness of ftt Index (PGFI) memodifikasi GFI atas dasar

parsimony estimated model. Nilai PGFI antara 0 sampai 1.0 dengan nilai semakin

tinggi menunjukkan model lebih parsimony. Nilai yang didapat adalah 0.528

menunjukkan kesesuaian yang baik.

Berdasarkan keseluruhan pengukuran goodness-of-fit tersebut di atas

mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima.

4.4. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model yang

dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut ini:

Tabel IV.11.

Regression Weights

Sumber: Data primer 2010 yang diolah

Dari tabel dapat dilihat bahwa pengaruh country of origin terhadap

persepsi kualitas, tingkat harga terhadap persepsi penerimaan harga, persepsi

kualitas terhadap persepsi nilai, persepsi penerimaan harga terhadap persepsi

nilai, dan persepsi nilai terhadap minat pembelian adalah signifikan pada

Regression Weights Estimate S.E. C.R. P

Persepsi kualitas merek <--- Country of origin 1.910 .372 5.128 ***

Persepsi penerimaan harga <--- Harga -1.928 .330 -5.838 ***

Persepsi nilai <--- Persepsi kualitas merek .980 .108 9.114 ***

Persepsi nilai <--- Persepsi penerimaan harga .171 .063 2.715 .007

Niat membeli <--- Persepsi nilai .725 .113 6.435 ***

Page 73: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

probabilitas p < 0,05 karena mempunyai nilai C.R lebih besar dari t tabel, yaitu

1,96.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh jalur yang dianalisis

memiliki hubungan yang signifikan, terlihat dari besarnya tingkat signifikansi uji

hipotesis yang lebih besar dari 5% = 1,96.

4.4.1. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:

Hipotesis 1

H1: country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah country of origin

berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Berdasarkan hasil

perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r country of origin pada persepsi

kualitas sebesar 5.128 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis 1 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan

bahwa country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Yaprak dalam Thanasuta et

al. (2008) yang membuktikan dari pengujiannya bahwa negara asal

memberikan dampak positif terhadap kualitas merek. Yaprak menguji

eksekutif bisnis dari Amerika dan Turki memiliki niat membeli merek mobil,

kamera dan kalkulator tertentu yang terbuat dari negara Jerman, Jepang dan

Italia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa konsumen akan memilih produk

dengan negara asal yang berkompeten, dengan begitu nama mereknya juga

Page 74: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

akan terangkat. Sesuai dengan produk laptop, konsumen akan memiliki

persepsi positif terhadap merek yang dibuat di negara maju dibandingan

dengan negara berkembang. Apalagi dengan mayoritas partisipan adalah

mahasiswa, mereka lebih mengerti merek produk yang berasal dari negara

maju dan yang tidak.

Hipotesis 2

H2: Harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah harga berpengaruh negatif

pada persepsi penerimaan harga. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel

IV.17 dimana nilai C.r harga pada persepsi penerimaan harga sebesar -5.838

signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2

didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa harga

berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dodds et al. (1991) dalam

Maxwell (2001), yang membuktikan hubungan logis antara harga dan persepsi

penerimaan harga. Hubungannya yaitu terbalik, bahwa semakin tinggi harga,

semakin rendah persepsi penerimaan harga. Dengan konsumen mahasiswa

UNS, yang mayoritas mengerti akan teknologi yang terdapat dalam sebuah

laptop, maka mereka akan mengevaluasi harganya dengan apa yang

didapatkannya. Dengan teknologi yang biasa-biasa saja tetapi memiliki harga

yang mahal, maka konsumen akan semakin rendah terhadap penerimaan harga

Page 75: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

tersebut, dan pada akhirnya akan memilih membeli produk pesaing dengan

teknologi yang sama dan harga jual yang lebih murah.

Hipotesis 3

H3: Persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi kualitas merek

berpengaruh positif pada persepsi nilai. Berdasarkan hasil perhitungan pada

Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi kualitas pada persepsi nilai sebesar 9.114

dan signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3

didukung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas merek

berpengaruh positif terhadap persepsi nilai. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Chapman dan Wahlers (1999) dan Sarah

Maxwell (2001). Suatu produk yang dipersepsikan memiliki kualitas baik

dalam benak konsumen maka akan dianggap bahwa produk tersebut mampu

memberi kepuasan kepada konsumen. Karena terkadang konsumen kurang

memahami secara rinci karakteristik suatu produk yang akan dibelinya,

sehingga seringkali konsumen menggunakan merek sebagi indikator kualitas

produk yang kemudian dijadikan acuan dalam mengukur value suatu produk.

Hipotesis 4

H4: Persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi penerimaan

harga berpengaruh positif pada persepsi nilai. Berdasarkan hasil perhitungan

Page 76: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

pada Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi penerimaan harga terhadap

persepsi nilai sebesar 2.715 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis 4 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan

bahwa persepsi penerimaan harga berpengaruh positif terhadap persepsi nilai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarah

Maxwell (2001). Selain menggunakan persepsi kualitas merek sebagai

indilator dalam mengukur persepsi nilai, harga juga sering dijadikan sebagai

indikator dalam mengukur persepsi nilai oleh konsumen. Biasanya konsumen

beranggapan bahwa produk yang mahal memiliki kualitas yang bagus juga,

dengan catatan apabila harga tersebut masih dalam batas kewajaran.

Hipotesis 5

H5: persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi nilai

berpengaruh positif pada niat membeli. Berdasarkan hasil perhitungan pada

Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi nilai pada niat membeli sebesar 6.435

signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5

didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa persepsi nilai

berpengaruh positif pada niat membeli. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Chapman dan Wahlers (1999). Menurut mereka

persepsi nilai adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk atau

Page 77: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

jasa yang merupakan trade-off antara benefit yang diterima dan pengorbanan

yang harus dilakukan untuk memperoleh barang tersebut. Persepsi nilai suatu

produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan

produk mana yang akan dibeli. Jika persepsi nilai suatu produk tinggi maka

konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Untuk menghasilkan

persepsi nilai yang tepat bagi konsumen laptop, perusahaan hendaknya

memperhatikan kriteria evaluasi kualitas laptop yang ditawarkan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Hal ini

disebabkan karena pada konsumen barang elektronik (khususnya laptop)

memperhatikan dari negara mana asal laptop tersebut dibuat, karena hal ini akan

menyangkut dengan kualitas. Semakin tinggi/baik persepsi negara pembuat, maka

persepsi kualitas merek juga akan berbanding lurus. Karena negara maju seperti

Jepang akan memerhatikan kualitas produk yang akan diproduksinya. Jepang

Page 78: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

tidak mau mengambi risiko mempertaruhkan merek mereka dengan kualitas yang

buruk.

2. Harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga. Semakin mahal harga

sebuah produk, maka konsumen akan semakin kecil persentasenya untuk

menerima harga tersebut. Konsumen akan beralih ke produk sejenis yang

memiliki keunggulan yang sama. Semakin lama konsumen pun semakin pintar.

Mereka tidak hanya melihat harga sebagai sebuah patokan untuk menetapkan

produk tersebut layak atau tidak, tetapi juga manfaat yang terdapat. Konsumen

akan memilih produk dengan harga yang layak, dan manfaat yang tercukupi.

3. Persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai. Suatu produk yang

dipersepsikan memiliki kualitas baik dalam benak konsumen maka akan dianggap

bahwa produk tersebut mampu memberi kepuasan pada konsumen. Karena

terkadang konsumen kurang memahami secara rinci karakteristik suatu produk

yang akan dibelinya, sehingga seringkali konsumen menggunakan merek yang

kemudian dijadikan acuan dalam mengukur value suatu produk.

4. Persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai. Selain

menggunakan persepsi kualitas merek sebagai indikator dalam mengukur persepsi

nilai, harga juga sering dijadikan sebagai indikator dalam mengukur persepsi nilai

oleh konsumen.

5. Persepsi nilai berpengaruh positif terhadap niat membeli. Sebuah produk pasti

memiliki persepsi nilai pada setiap konsumen sasarannya. Tidak terkecuali laptop.

Laptop mempunyai sasaran konsumen yang berbeda, tergantung segmen mana

yang dituju. Untuk membuat konsumen sasaran mempunyai niat membeli laptop

Page 79: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

mereka, maka perusahaan perlu membuat kesan yang baik agar persepsi nilainya

juga akan baik.

5.2. Implikasi Pemasaran

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh country of origin terhadap

persepsi kualitas merek, dan harga terhadap persepsi penerimaan harga. Dari hasil

tersebut masing-masing berpengaruh terhadap persepsi nilai di masing-masing

konsumen, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap niat membeli.

Country of origin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi kualitas merek.

Konsumen menggunakan citra country of origin sebagai indikator kualitas merek. Pada

produk laptop, citra negara asal yang sesungguhnya biasanya dapat diketahui dari bawah

laptop tersebut. Biasanya terdapat label yang menunjukkan dari mana produk tersebut

berasal. Merek yang berasal dari negara yang memiliki product country image yang

bagus biasanya memiliki kualitas yang lebih bagus dibanding dengan produk lainnya.

Implikasinya, pemasar bisa menjual produk ini dengan harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan produk lainnya karena memiliki kualitas yang lebih bagus.

Konsumen akan bersedia membeli produk ini dengan harga yang lebih tinggi karena

melihat kualitas produk yang lebih tinggi. Strategi harga yang lebih tinggi pada produk

khusus ini bisa diterapkan pemasar.

Harga juga memiliki pengaruh kuat terhadap persepsi penerrimaan harga.

Semakin tinggi harga sebuah produk, maka konsumen akan semakin kecil dalam

Page 80: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

menerimanya. Dengan responden adalah kalangan mahasiswa, mereka mempunyai

pengetahuan yang cukup dalam menilai kelayakan harga terhadap teknologi yang

terdapat pada laptop. Dengan teknologi yang biasa-biasa saja, seharusnya harganya pun

biasa-biasa saja. Namun apabila teknologi yang terdapat dalam laptop itu merupakan

teknologi terbaru, maka akan wajar apabila harga jualnya juga ikut meningkat.

Implikasinya agar pemasar lebih menyesuaikan harga dengan teknologi yang terdapat di

dalam laptop. Karena konsumen sekarang semakin pintar, jadi mereka bisa menilai harga

yang layak untuk sebuah laptop.

5.3. Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Pertama peneliti tidak

meneliti mengenai citra merek secara utuh, hanya keterkaitan dengan country of origin

saja. Padahal merek juga merupakan indikator penting dalam mengevaluasi sebuah

produk. Kedua, peneliti tidak meneliti tentang risiko yang menyertai akibat membeli

sebuah barang. Peneliti hanya meneliti pengaruh harga pada persepsi nilai. Ketiga,

responden yang diteliti masih terbatas. Perlu dikembangkan dengan partisipan yang lebih

besar dan beragam.

5.4. Saran

Berikut ini beberapa saran yang diberikan

1. Saran untuk studi ke depan.

Ruang lingkup studi ini difokuskan pada pengaruh country of origin dan harga

sehingga berdampak pada generalisasi studi yang terbatas. Keterbatasan ini

Page 81: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

mengisyaratkan perlunya studi-studi lanjutan untuk menggeneralisasi hasil-hasil

yang diperoleh pada konteks yang berbeda dan lebih luas, sehingga konsep-konsep

yang diuji dalam model dapat ditingkatkan validitas eksternalnya.

2. Saran teoritis

Hasil pengujian yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan di

bidang studi country of origin dan harga, sebab konsep-konsep yang dikonstruksi

mendukung model yang telah dikemukakan oleh studi-studi terdahulu (Lihat Ahmed dan

Johnson (2002), Chapman dan Wahlers (1999) dan Maxwell (2001)).

Page 82: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, Sanjeev dan Teas, R. Kenneth (2000), The Effect of Extrinsic Product Cues on

Consumers’ Perceptions of Quality, Sacrifice and Value, Journal of Academy Marketing Science, 28(2), 278-290.

Ahmed, Zafar U., Johnson, James P., dan Yang, Xia (2002), Does country of origin

matter for low involvement products?, International Marketing Review, Vol. 21 No. 1, pp. 102-120

Campo, Sara dan Yague, Maria J. (2006), Effects of price promotions on the perceived

price, International Journal of Service Industry Management, Vol. 18 No. 3, pp. 269–286

Chapman, J. dan R. Wahlers (1999), A Revision and Empirical Test of The Extended

Price-Perceived Quality Model, Journal of Marketing Theory & Practice, 7(3), 53-64.

Chuch, Ting-Yu dan Kao, Danny T., (2004), The Moderating Effects of Customer

Perception to the Impacts of Country-of-Design on Perceived Quality, The Journal of American Academy of Business, Cambridge.

Dodds, W.B, Monroe, K.B. dan D. Grewal (1991), Effects of Price, Brand, and Store

Information on Buyers’ Product Evaluations, Journal of Marketing Research, 28(2), 307-319.

Durianto, Darmadi. Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukan Pasar;

Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen.

Semarang: BP Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2008. Structural Equatin Modellling. Teori, Konsep, dan Aplikasi.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J.F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., & Black, W. C. 1998. Multivariate Data

Analysis. New Jersey: Prentice Hall. Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

pengalaman. Yogyakarta: BPFE

Page 83: MODEL PROSES PEMBENTUKAN NIAT PEMBELIAN (Studi .../Model-p...Dalam penelitian ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut: apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi

Kotler, Philip. 2000. Marketing Management. Millenium Edition. Prentice Hall International Inc.

Lamb, Hair, McDaniel. 2001. Pemasaran Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Maxwell, Sarah. 2001. An Expanded Price/Brand Effect Model: A Demonstration of

Heterogenity In Global Consumption. International Marketing Review. 18 (3): 325 – 343.

Thanasuta, K., Patoomsuwan, T., Chaimahawong, V dan Chiaravutthi, Y. (2008), Brand

and country of origin valuations of automobiles, Asia Pasific Journal of Marketing and Logistic, Vol. 21 No. 3, pp. 355–375

Schaefer, Anja (1995), Consumer Knowledge and Country of Origin Effects, European

Journal Of Marketing 31 (January): 56-72. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business. New York: John Wiley & Sons,

Inc. Speece, Mark dan Nguyen, Duc Phung (2005), Countering negative country of origin

with low prices: a conjoint study in vietnam, Journal of Product and Brand Management, Vol 14 No. 1, pp. 39–48

Stauble. 2000. Marketing: A Global Perspective. USA: Hatcourt Inc. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Peilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama Zeithaml, Valarie.A (1988), Consumer Perceptions of Price, Quality and Value:

Meansend Model and Synthesis of Evidence, Journal of Marketing, 52 (3), 2-21.