Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
-
Upload
sakit-bertabib -
Category
Education
-
view
2.264 -
download
1
Transcript of Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini
dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis
Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan
dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang
belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului
dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun
dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk
memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran
dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata
pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung
pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa
saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
Iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................
2. Tujuan..........................................................
3. Ruang Lingkup.............................................
4. Landasan Hukum....... .................................
1
2
3
3
BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
2. Penilaian Autentik........................................
5
22
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
BAB IV
1. Prosedur Analisis.. .........................................
2. Hasil Analisis Kompetensi..............................
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
30
33
58
60
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam
rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional,
terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,
standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum
Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat
diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat
dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan
kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. 0
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para
pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang
tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik
yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara
terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai
tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi
pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur
nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan
silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika,
Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya
diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum
2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu
pada silabus yang telah disediakan.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan
menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara
lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan
langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model
untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan
memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
1
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti
dan kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
2
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang
Silabus
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses
pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang
mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat
pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran
yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi
dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
3
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;
(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses
sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa
saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
4
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta
didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena
itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah
model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke
dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang
fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.
Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist)
dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian
peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
5
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan
atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,
sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian
peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan
guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya
adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial
(social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya
seseorang selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat
merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.
Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik)
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada
simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam
rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari
objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-
prinsip penalaran yang spesifik.
6
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau
fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan
menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan
metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas
prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya
secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau
mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh
pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah
ini memerlukan langkah-langkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring
Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran
terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-
pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki
adalah jawaban mengenai fakta-fakta sosial, maka pendekatan dengan
langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode
ilmiah.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan
menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
7
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
8
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat
dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa,
misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala
rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat
berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat
untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta
didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik
dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
9
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan
baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika
itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap
ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.
Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni
bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar?
Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka
jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya
setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi
permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan
setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang
bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya
sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
10
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,
serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang lebih rendah
Pengetahuan (knowledge)
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman (comprehension)
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan (application
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
11
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Kognitif yang lebih tinggi
Analisis (analysis)
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Sintesis (synthesis)
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimana kita dapat memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Kembangkan…
Evaluasi (evaluation)
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
12
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku
aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
3.1Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena
atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.
Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada
observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik
simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat
umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran
deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara
deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme
hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat
premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan
13
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak
langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,
sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan
jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah
pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai
pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar
atau dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang
bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang
akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan
pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam
lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang
garapannya.
3.2Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki
persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya
menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran
dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial
yang mempunyai kesamaan atau persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.
Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu
analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan
berikut ini.
14
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada
dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau
fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.
Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa
nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah
generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus
giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide
baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara
nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan
karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula
tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas,
saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru,
peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah.
3.3Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan
menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam
proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar
peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik
15
dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,
khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau
beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang
lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa
fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa
fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif,
yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran
induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,
hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,
kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang
melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang
Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).
Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal
pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya
produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,
hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,
selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-
sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris
dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati
makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional,
mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi
16
kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda
datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan
menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda
Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.
Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan
semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan
keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut
menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan
menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan
tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara
siklikal.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan
sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,
sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi
penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
3.4Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang
digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan
yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran
yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin
baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang
dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk
menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
17
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada
bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan
interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu
materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau
menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik
menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2)
adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat
penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan
yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan
tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna,
yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar
autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa
pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman
belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses
belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik
menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman
belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam
untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana
membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar
bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas
merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan
respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan
hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan
hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram
serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran
ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam
18
kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik
dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan
masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan
ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.
Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan
ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena
yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi
untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih
dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi
esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia
yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur
interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk
memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat
direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang
harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai
satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas
peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi
dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta
didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan
cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar
secara bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks
menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta
dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu
menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan
kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan
19
mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang
tak terduga.
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan
keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau
fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi
sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat,
mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan
konsep, prinsip, hukum, dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah
data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam
presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak
terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas
kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai
anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda
mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta
didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan,
tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian
didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok
bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan
seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok
dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh
20
terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian
didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun
kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik
sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode
ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat
bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para
peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada
proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok
diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih
dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam
kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan
benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.
Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan
soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal
lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun
berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok
dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).
Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain
menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus
dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh
poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
21
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua
peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan
peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu
set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja
kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,
para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota
kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh
kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan
pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan
apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan
penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada
proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut
kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual
yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing,
baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota
kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan
pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah,
pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,
kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada
22
kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode
pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,
menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta
didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata
bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan
menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau
makalah melalui berbagai media.
B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber
sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association
mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam
pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins
mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi
dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
23
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian
autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya
dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,
mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat
karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian
responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta
didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami
kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti
seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya
pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),
atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan
menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.
Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,
penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan
24
pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian
siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian
jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif.
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap
tampilan sikap peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian
kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta
didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan
untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian
ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan
perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan
Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu
mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah
disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.
Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta
didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong,
25
membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,
menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap
sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik
lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini
merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi
pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan
indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan
oleh peserta didik
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya
• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid)
• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan
penguasaan satu kompetensi peserta didik
• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi.
2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes
tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian
atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi
yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
26
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan
memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-
temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes
tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu
jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru
untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang
lebih tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara
lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan
adalah sbb:
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam
mengkontruksi jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang
komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau
kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah
sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
27
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya
meskipun tugas diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap
anggota.
Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang
sosial ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu
seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain
peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,
dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes
Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil
belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial
ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik
tersebut harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
28
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan
dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-
lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,
setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.
Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk
menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan
analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan
peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk
pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk
tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan
secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
29
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia
nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik
secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang
releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut
oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok
pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan
oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam
menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,
sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta
didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
30
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur AnalisisKurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan
31
kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
32
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi
pokok seperti tabel berikut ini.
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok
(Dalam Silabus)
3,1 4.13.2 4.2
Dan seterusnya …
33
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, , prosedur, dan metakognitif
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan6. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
1. Mengembangkan Materi pembelajaranPengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).Hasil pengembangan materi pembelajaran sejarah, dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:(1) Fakta, yaitu pengetahuan tentang nama orang, nama benda, angka
tahun, istilah , nama kejadian atau peristiwa sejarahKonsep, merupakan Pengetahuan tentang cara berpikir, keterampilan sejarah, katagori, klasifikasi, keterkaitan antara satu katagori dengan lainnya, hukum kausalita, definisi, teori. Prosedur, , merupakan pengetahuan tentang proses melakukan penelitian sejarah, penulisan
34
Lulusan yang :Cerdas, Kreatif,
Produktif, dan Bertanggung
jawab
Penillaian (Silabus)
Indikator Sikap,
Pengethuan, dan
Keterampilan untuk
Penilaian
Pembelajaran (Silabus)
Alternatif Kegiatan
Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mencoba,
Mengasosiasi, dan
Mengomunikasikan
Materi Pembelajaran
Fakta, Konsep, ,
Prosedur, dan metakognitif
Materi Pokok (Silabus)
sejarah, memelihara peninggalan sejarah, melakukan penilaian cerita sejarah..
(2) Metakognitif, merupakan pengetahuan tentang bagaimana mencari pengetahuan, mengelola pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dalam sejarah.
2. Mengembangkan Kegiatan PembelajaranKegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikana) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya
b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
c) Mencoba d) Mengasosiasie) Mengomunikasikan
3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)a) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tesb) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produkc) Aspek sikap melalui pengamatan
35
B. Hasil Analisis Kompetensi1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
3.1Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu
4.1Menyajikan hasil kajian tentang konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunikasi. Manusia dan Sejarah
Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu
Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
Kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan di masa lalu
3.2Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
4.2Menyajikan hasil telaah tentang konsep bahwa manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan, dalam berbagai bentuk komunikasi.
3.3Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini
4.3Membuat tulisan tentang hasil kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini
3.4Menganalisis ilmu sejarah 4.4Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan.
Sejarah sebagai Ilmu
3.5Menganalisis cara berpikir sejarah dalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah.
4.5Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya, dalam berbagai bentuk presentasi.
Berpikir Sejarah Diakronik Sinkronik Kausalita Interpretasi Periodesasi
3.6Menganalisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah
4.6Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitannya dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi.
Sumber Sejarah Pengertian, sifat, jenis,
dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
3.7Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian.
Penelitian dan Penulisan Sejarah langkah penelitian
sejarah (bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi dan
36
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
penulisan)
3.8Menganalisis keterkaitan perbedaan ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern
4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi.
Historiografi Historiografi tradisional Historiografi kolonial Historiografi modern
3.9Menganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai keterkaitan antara Manusia Purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagai bentuk presentasi.
Manusia Purba Indonesia dan Dunia Manusia purba
Indonesia Manusia purba Asia Manusia purba Afrika Manusia purba Eropa
3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
4.10 Menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan
Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia Kehidupan awal
manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson, Dongson dan Sahuynh pada masyarakat awal di Indonesia.
3.11 Menganalisis keterkaitan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial
4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi.
Peradaban Awal Indonesia dan Dunia Kehidupan Awal
Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran
Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan,
37
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Eropa (Yunani, Romawi, Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika (Inca, Maya, Aztec) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
38
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : XProgram Peminatan : Ilmu Ilmu SosialKompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.1
Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu
3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
Manusia dan
Sejarah Manusia
hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu
Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
Kehidupan manusia
Fakta- kejadian masa lalu- alam semesta- manusia- tempat terjadinya peristiwa
Konsep-Teori Chalenge and response-Teori kausalitas- Ruslan
Mengamati1. Membaca buku
teks tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini
2. Melihat video/film
Yang
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2 sikap ilmiah pada saat berdiskusi
3. perilaku dan sikap menghargai, dan peduli kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung
ObservasiKeg.1Diskusi aspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama
1.Menjelaskan unsur sejarah
ruang dan waktu
2.Menjelaskan peran manusia dalam sejarah
3.Menjelaskan tentang teori tantangan dan jawaban dan teorikausalitas
4. Menjelaskan tentang konsep
Tes :UH uraian.
UTS PG
1. Membuat tulisan tentang peristiwa sejarah yang memiliki alur sebab dan akibat
2.Mempresentasi
kan hasil tulisannya
PortofolioHasil tulisan:- sistematika penulisan- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasil tulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan
39
3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini
masa kini merupakan akibat dari perubahan di masa lalu
Abdul Gani tetang pandangan tiga dimensi terhadap peristiwa sejarah
Prinsip:“ change and
continuity”
Prosedur-
berhubungan dengan fenomena alam tentang
sebab dan akibat
terjadinya suatu peristiwa
Menanya:1. Melalui kegiatan
diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang unsur sejarah yaitu manusia, ruang dan waktu
2. Melalui kegiatan dialog interaktif membahas tentang teori causalitas, challenge and respon, dan padangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani
Mengeksplorasikan:
1. Melakukan kajian pustaka tentang teori teori causalitas, challenge and respon, dan padangan tiga dimensi sejarah menurut (Ruslan abdul Gani )dari sumber tertulis,
jawab - menghargai perubahan dan berkesinambungan
5. Menjelaskan tentang teori causalitas dan challenge and repon
6. Menguraikan pandangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani
tentang peristiwa sejarah yang memiliki alur sebab dan akibat
presentasi
4.1 Menyajikan hasil kajian tentang konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunikasi.
4.2 Menyajikan hasil telaah tentang konsep bahwa manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan, dalam berbagai bentuk komunikasi.
40
4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini.
dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.
2. Mengumpulkan data atau contoh contoh peristiwa sejarah yang berkesinambungan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini, dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasi yang didapat dari berbagai sumber mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu dalam kesinambungan dan perubahan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah dipelajari
Mengomunikasika
Membuat hasil
41
kajian dalam bentuk tulisan mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu yang ber kesinambungan dan terus berubah, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah diplajari
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.4 Menganalisi
s ilmu sejarah
Sejarah sebagai Ilmu
Fakta-Peristiwa Sejarah-pelaku sejaran- bukti sejarah
Konsep-Sejarah sebagai peritiwa-Sejarah sebagai Ilmu- Sejarah sebagai seni
Prinsip- Objektivitas
MengamatiMembacabuku tentang sejarah sebagai ilmu.
Menanya: Menanya
melalui kegiatan diskusi tentang karakterstik sejaran
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakteristik ilmu
Menanya melalui kegiatan
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas
3. perilaku dan sikap menghargai, jujur,teliti, disiplin dan tanggung jawab
ObservasiKeg.1 Diskusiaspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai
1.Menjelaskan tentang karakteristik sejarah
2. Membedakan antara antara sejarah dengan mitos, legenda
3.Menjelaskan tentang karakteristik ilmu
4. Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa
5. Menjelaskan
TesUH uraian.
UTS : PG
1. Membuat tulisan tentang perbedaan antara antara sejarah, mitos dan fiksi disertai contoh peritiwa/cerita sejarah
2.Mempresentasi
kan hasil tulisan tentang sejarah, mitos dan fiksi disertai
PortofolioHasil tulisan:- sistematika penulisan- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasil tulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presentasi
4.4 Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan.
42
dalam sejarah- Occuracy dalam penulisan sejarah
Prosedur- Syarat sejarah Sebagai ilmu - Ciri sejarah sebagai seni- Ciri sejarah Sebagai peristiwa
diskusi tentang perbedaan sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang perbedaan sejarah dengan mitos dan fiksi
Mengeksplorasikan: Mengumpulkan
informasi dan data terkait dengan pertanyaan mengenai sejarah sebagai ilmu, dari sumber tertulis dan atau internet, serta sumber lainnya.
Mengasosiasikan: Menganalisis
informasi dan data yang didapat mengenai sejarah sebagai ilmu.
Mengomunikasikan: Membuat hasil
penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai sejarah sebagai ilmu.
sejarah sebagai seni
6. Menjelaskan sejarah sebagai ilmu
7. Membedakan antara sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni
contoh peritiwa
43
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.5 Menganalisi
s cara berpikir sejarah dalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah.
Berpikir Sejarah Diakronik Sinkronik Kausalita Interpreta
si Periodesa
si
Fakta-Peristiwa Sejarah-pelaku sejaran- bukti sejarah
Konsep :- Diakronik- Sinkrobik- Kausalita- Interpratasi- periodesasi- kronologi
Prinsip :- kaidah interpratasi secara benar
Prosedur :-
Menganalisis
Peristiwa Sejarah
- Membuat tayangan presentasi
- s
Mengamati: Membaca buku
teks tentang paham paham sejarah
Membaca buku tentang cara menganalisa peristiwa sejarah
Membaca tentang teknik presentasi dan komunikasi
Menanya: Menanya
melalui kegiatan diskusi tentang pengertian cara berpikir diakronik dan diakronik sinkronik,
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang pengertiankausalita
Menanya tantang pengertian interpretasi dan kaidah interpretsi yangbenar
Menanya tentang
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat berdiskusi dan mengerjakan tugas
3 perilaku dan sikap menghargai, kejujuran, teliti , disiplin dan tanggung jawab
ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiAspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai-teliti
Keg .3Mengerjakan tugas kelompok.Aspek yang dinilai :- kerjasama- peduli- teliti
1.Menjelaskan pengertian sinkronik dan diakronik
2.Membedakan cara berpikir sinkronik dan diakronik
3. Menjelaskan tentang pengertian kausalita dan contoh penerapannya
4. Menjelaskan tentang pengertian interpretasi dan syarat melakukan interpretasi yang benar
5. Membedakan kronologi dan periodesasi dan penerapannya dalam penulisan sejarah
6. Memberi contoh karya karya sejarah yang ditulis dengan prinsip
TesUH uraian.
UTS PG
1. 1.Mengklasifikasi tulisan sejarah yang ditulis oleh tokoh tokot sejarah dengan berdasar cara pikir sejarah (masing masing kelompok 10 peristiwa) disertai alasan
2.Membuat dan
mempresenta
sikan hasil kajian terhadap peristiwa sejarah dengan cara piker sejarah
PortofolioPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presentasi- pemahaman terhadap materi yangdipresentasikan
4.5 Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya, dalam berbagai bentuk presentasi.
44
pengertian periodesasi dan kronologi dalamsejarah
Menanya tentang contoh-contoh penerapan konsep konsep dalam tulisan tulisan sejarah
Mengeksplorasikan: Mengumpulkan
data mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya dari sumber tertulis dan atau internet, serta sumber lainnya.
Mengasosiasikan: Melatih cara
berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan menetapkan periodesasi sejarah melalui
sinkronik, diakronik, causalita, interpratsi, periodesasi dan kronologi
45
kajian terhadap beberapa peristiwa sejarah dari sumber seperti buku, jurnal atau sumber lainnya.
Mengomunikasikan: Membuat hasil
kajian dalam berbagai bentuk presentasi, mengenai penerapan kemampuan cara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan membuat periodsasi sejarah, menyajikanya dalam berbagai bentuk presentasi.
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.6 Menganalisi
s berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah
Sumber Sejarah Pengerti
an, sifat, jenis, dan kedudukan
Fakta-candi-kitab kuno-naskah kuno- tokoh sejarah- kaset rekaman dll
MengamatiMengamati:• Membaca buku
teks dan sumber lain mengenai pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi
2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan
ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis
1.Menjelaskan pengertian sumber sejarah
2.Membedakan sumber primer,
TestUH uraian.
US PG
1. Mengklasifikasi sumber sejarah berdasar jenis dan sifatnmya
PortofolioPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika
46
4.6 Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitannya dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi.
sumber dalam ilmu sejarah
Konsep1. sumber sejarah2. Fakta Sejarah3. Artifak4. Sosiofact4. Mentifact
Prinsip1. validitas2. reliabilitas
3. Kredibilitas
Prosedur :Menentukan sumber sejarah yang akan dipakai
sumber dalam ilmu sejarah
Membaca buku atau literatur tentang penelitian penelitian sejarah untuk mendapatkan pemahaman tentang bukti sejarah
Menanya:• Menanya melalui
kegiatan diskusi pengertian, sifat, jenis, sumber sejarah
Menanya dalam kegiatan diskusi tentang kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Menanya dalam diskusi apa kriteria yang dipakai untuk menentukan sebuah benda dapat dipakai sebagai sumber sejarah
Mengeksplorasikan:• Mengumpulkan
data berdasarkan bacaan atau referensi yang tersedia terkait tentang pengertian, sifat, jenis, dan
mengerjakan tugas
3. perilaku dan sikap disiplin, tanggung jawab dan teliti dalam menjalankan tugas
Keg.2 mengerjakan tugas . Aspek yang dinilai 1 1.Kejujuran2.Tanggung jawab3. disiplin
sumber sekunder dan sumber tersier
3.Menjelaskan validitas, reliabilitasdan kredibilitas sumber sejarah
4. menganalisis kedudukan sumber sejarah
5.Menganalisis alasan keterpakaian sebuah suber sejarah hasil penelitian
2.Membuat dan
mempresenta
sikan hasil kajian terhadap peristiwa sejarah yang dilengkapi oleh sumber sejarah
penyampaian- tampilan presentasi- pemahaman terhadap materi yangdipresentasikan
47
kedudukan sumber dalam ilmu sejarah, melalui bacaan dan sumber lain yang mendukung.
Mengumpulkan foto foto tentang sumber sejarah sebuah peristiwa
Mencari sumber sejarah untuk peristiwa yang sederhana yang dikatahui peserta didik
Mengasosiasikan:• Menganalisis
untuk menentukan keterkaitan antara pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Menghubungkan beberbagi alasan mengapa sebuah benda bisa menjadi sumber sejarah
Mengomunikasikan:• Membuat sebuah
tulisan tentang sebuah peristiwa sejarah yang diketahui dengan sumber sejarahnya dan alasan mengapa benda tersebut
48
dapat dipakai sebagai sumber sejarah
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
Penelitian dan Penulisan Sejarahlangkah penelitian sejarah (bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi dan penulisan)
Fakta1.Pelaku2.Saksi3.Arsip4. Sumber
sejarahKonsep1. Heuristik2. Verifikasi3. Interpretasi4. HistoriografiPrinsip1. Objektifitas
penulisan sejarah
2. Topik Penelitian
3.Data dan fakta sejarah
4. Validitas, reliabilitas dan kredibilitas
Prosedur1. Tahapan-
tahapan Penelitian Sejarah
2. Pengolahan data
3. Penyajian
Mengamati1. Membaca buku
tentang langkah-langkah/prosedur penelitian.
2. Melihat video bertema
penelitian3. Menyimak
contoh laporan singkat hasil penelitian sejarah
Menanya1. Menanya melalui
kegiatan diskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang langkah-langkah penelitian Sejarah
2. Diskusi kelas menentukan topik penelitian
3. Diskusi kelas cara menentukan sumber sejarah yang benar
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilaku dan sikap menerima,menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan,topik dan sumber sejarah penelitian, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
1.Menjelaskan Langkah-langkah penelitian sejarah
2.Membedakan sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier
3.Menjelaskan validitas, realibilitas dan kesahihan data sejarah
4. Menafsirkan data yang telah teruji kebenarannya
5.Membuat laporan hasil penelitian
6.Mempresentasikan hasil penelitian
TesUH uraian.UTS PG
1.Menyaji dan mengolah data penelitian
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian
3.Mempresentasi kan hasil
penelitian
1.penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- interpretasi Data(instrument rubric)
2.laporan hasil penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasil penelitian :- cara ber berkomunikas-
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian
49
Hasil Penelitian
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan
data terkait dengan topik penelitian sejarah melalui bacaan dan referensi lain yang tersedia
2. Melakukan wawancara terhadap sumber sejarah
Mengasosiasi1.Mengklasifikasikan
data yang diperoleh sehubungan dengan topik penelitian
2.Menguji data-data melalui kritik intern dan kritik ekstern
3. Manafsirkan hasil penelitian sementara
Mengomunikasikan1.Membuat laporan
hasil penelitian2. Menyajikan
laporan hasil penelitian sejarah secara sederhana dalam bentuk tulisan mengenai salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal
sistematika penyampaian- wawasan
50
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.8. Menganalisis keterkaitan perbedaan ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern
Historiografi Historiografi
tradisional Historiografi
kolonial Historiografi
modern
Fakta1.Istana2.Belanda3.Arsip4. Sumber Sejarah
Konsep1. Historiografi2. Istana sentries3. epigrafi4. numismatik5. filologiPrinsip1. Objektifitas
penulisan sejarah
2. Tradisi lisan3.Data dan
fakta sejarah
Prosedur1. Historigrafi
Tradisional2. Historiografi
Kolonial3. Historiografi
Modern
Mengamati1. Membaca buku
teks tentang pengertian historiografi dan persamaan serta perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
2.Melihat tayangan dari power point tentang materi historiografi
3.Menyimak contoh tulisan yang merupakan bentuk historiografi tradisional
Menanya1. Menanya melalui
kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang pengertian historiografi dan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
2. Diskusi kelas ciri dan tujuan dari berbagai
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilaku dan sikap menerima,menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial dan modern aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil penulisan aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
1.Menjelaskan perkembangan historiografi di Indonesia
2.Membedakan historiografi tradisional, kolonial dan modern
3.Menjelaskan ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern
4.Membuat laporan hasil penulisan tentang historiografi tradisional, kolonial dan modern
5.Mempresentasikan hasil penulisan sejarah yang termasuk historiografi tradisional, kolonila atau modern
TesUH uraian.UTS PG
1.Menyaji dan mengolah data penelitian
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian
3.Mempresentasi kan hasil penelitian
penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- Kesesuaian data
2.laporan hasil penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasil penelitian :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi.
51
perkembangan historiografi di Indonesia
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan
data terkait dengan pertanyaan mengenai pengertian historiografi, ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern, melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang mendukung.
2. Mengumpulkan beberapa tulisan sejarah dari berbagai sumber baik buku maupun referensi lain yang tersedia
3. Melakukan penelitian sejarah secara singkat dengan merujuk salah satu ciri dari perkembangan historiografi di Indonesia
Mengasosiasi1. Menganalisis
informasi yang didapat melalui
52
bacaan dan sumber-sumber lainnya dengan melakukan pengelompokan jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
2. Mengklasifikasikan tulisan sejarah yang diperoleh berkaitan dengan ciri historiografi
3 .Menguji tulisan-tulisan sejarah sesuai klasifikasi ciri historiografi
Mengomunikasikan1.Membuat laporan
hasil penelitian perkembangan historiografi di Indonesia
2. Menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan berupa klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
53
4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai keterkaitan antara Manusia Purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagai bentuk presentasi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian3.10.
Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia Kehidupan
awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam
Fakta1.Manusia purba2.Artefak3.Fosil4.Bacson5. Dongson6 Hoabihn7. SahuynhKonsep1.Kepercayaan2.Sosial3.Ekonomi4. Kebudayaan5. TeknologiPrinsip1. Animisme
dan
Mengamati1. Membaca buku
teks atau menyaksikan video dan/atau mengamati situs-situs peninggalan zaman praaksara terdekat mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilaku dan sikap menerima,menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia. Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi hasil
1.Menjelaskan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia
2. Membedakan kehidupan awal manusia dibidang kepercayaan, sosial, budaya dan teknologi
3. Menjelaskan Animisme, dinamisme dan
TesUH uraian.UTS PG
1.Menyaji dan mengolah data penelitian/analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang
penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- kesesuaian data
2.laporan hasil analisis :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasil analisis :- cara ber
54
kehidupan masa kini
Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson, Dongson dan Sahuynh pada masyarakat awal di Indonesia.
Dinamisme2. Tradisi lisan3.Pemerintaha
n kepala suku
4. Barter5. A cire
verdue dan Bivalve
Prosedur1. Masa
berburu dan meramu makanan
2. Masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut
3. Masa bercocok tanam
4. Masa bercocok tanam tingkat lanjut/ masa perundagian
pengaruh dari kebudayaan di Asia serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
2.Melihat video kehidupan masa berburu dan meramu makanan
3.Menyimak gambar-gambar hasil peninggalan dari masa berburu samapai masa bercocok tanam tingkat lanjut
Menanya1. Menanya melalui
kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
tanggung jawab
penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
totemisme4. Menjelaskan
Nomaden dan sedenter
5.Menjelaskan food gathering dan food producing
kepercayaan, ekonomi, sosial, dan budaya
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian/ analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi, sosial, dan budaya
3.Mempresentasikan hasil penelitian/analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan
berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
4.10. Menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan
55
2. Diskusi kelas cara menentukan tahapan perkembangan kebudayaan pra aksara di Indonesia
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan
data terkait dengan pertanyaan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber terkait.
2. Mengumpulkan data terkait perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia
Mengasosiasi1. Menganalisis
, ekonomi, sosial, dan budaya
56
informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini.
2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia
Mengomunikasikan1 Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk tulisan berupa kesimpulan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam
57
bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Materi Pembelajaran
Alternatif Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Aspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian4.11. Menganalisis keterkaitan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial
Peradaban Awal Indonesia dan Dunia Kehidupan
Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran
Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Afrika
Fakta1.Indonesia2.Cina3.Indus4.
Mesopotamia
5. Mesir6. Yunani7. Romawi8. Pulau Kreta9. AmerikaKonsep1. Ilmu2. Teknologi3. Kepercayaan4. Pemerintahan5. PertanianPrinsip1. Animisme ,
Dinamisme dan Polyteisme
2.3.
Prosedur1. Masa
peradaban
Mengamati1 Membaca buku
teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2. Melihat video bertema hasil kebudayaan kuno dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika
3.Menyimak gambar-gambar hasil kebudayaan kuno dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika
Menanya
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilaku dan sikap menerima,menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
ObservasiKeg.1 Diskusi mengklasifikasi dari perkembangan peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung
1.Menjelaskan peradaban awal masyarakat Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2. Menjelaskan peradaban awal di Asia (Cina, Mesopotamia dan Indus) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
3.Menjelaskan peradaban awal masyarakat di
TesUH uraian.UTS PG
1.Menyaji dan mengolah data penelitian/analisis
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian/analisis
3.Mempresentasikan hasil penelitian/analisis
penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- kesesuaian data
2.laporan hasil analisis :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasil analisis :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
4.11. Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan
58
lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi.
(Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Eropa (Yunani, Romawi, Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika (Inca, Maya, Aztec) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
awal di Asia2. Masa
peradaban awal di Afrika
3. Masa peradaban awal di Eropa
4. Masa peradaban awal di Amerika
1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lain yang terdapat di buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2. Diskusi kelas menentukan topik penelitian
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan
data terkait dengan pertanyaan mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya, melalui
jawab3. Santun
Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
4. Menjelaskan peradaban awal masyarakat di Eropa (Romawi, Yunani dan Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
5.Menjelaskan peradaban awal masyarakat di Amerika (Maya, Astec dan Inka) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
59
bacaan dan sumber-sumber lain yang terkait
2. Mengumpulkan data terkait dengan topik penelitian sejarah melalui bacaan dan referensi lain yang tersedia
3. Melakukan wawancara terhadap sumber sejarah
Mengasosiasi1. Menganalisis
informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh sehubungan dengan topik penelitian
60
/analisis
Mengomunikasikan1.Membuat
laporan hasil penelitian/analisis
2. Menyajikan hasil analisis dalam berbagai bentuk presentasi mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya.
61
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya
bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil
belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya
pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari
analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama
proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-
1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
62
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang
terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-
1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip
dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi
penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan
autentik.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : SejarahKelas/Semester : X/1Peminatan : Ilmu SosialMateri Pokok : Penelitian dan Penulisan SejarahAlokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 2x pertemuan)
Kompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
65
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian
Indikator1.Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok2. Menunjukkan sikap kerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan data4. Menunjukkan sikap santun dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi dan presentasi5. Mendeskripsikan tentang data dan fakta dalam sejarah 6. Menjelaskan tentang realibilitas, validitas dan kesahihan7. Menjelaskan konsep heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi dalam penelitian sejarah8. Membedakan prinsip objektifitas dan subjektifitas dalam penulisan sejarah
9. Menemukan topik penelitian dalam penelitian sejarah10. Melakukan tahap penelitian dan penulisan sejarah secara sederhana11. Mengolah data penelitian sesuai kaidah penelitian sejarah12. Menulis hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan penelitian
Tujuan PembelajaranMelalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat: Mendeskripsikan tentang data dan fakta dalam sejarah Menjelaskan tentang realibilitas, validitas dan kesahihan Menjelaskan konsep heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi
dalam penelitian sejarah
66
Menemukan topic penelitian sejarah Menunjukkan sikap kerjasama dalam mengerjakan tugas Menunjukkan sikap santun dalam mengemukakan pendapat dalam
diskusi dan presentasi
Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan siswa dapat: Melakukan penelitian sejarah secara sederhana Mengolah data penelitian sesuai kaidah penelitian sejarah Menulis hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian Menunjukkan perilaku jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan data Menunjukan kerjasama dalam kerja kelompok Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok
Materi Pembelajaran Fakta
1.Pelaku sejarah
2.Saksi sejarah
3.Arsip arsip
4. Sumber sejarah
Konsep1. Heuristik
2. Verifikasi
3. Interpretasi
4. Historiografi
Prinsip1. Objektifitas penulisan sejarah
2. Topik Penelitian
3. Data dan fakta sejarah
4. Realibilitas, validitas dan sahih
Prosedural1. Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah
2. Pengolahan data
3. Penyajian Hasil Penelitian
67
Alokasi Waktu 6 x 45 menit)
Pendekatan, Strategi dan Metode PembelajaranPendekatan : SaintifikStrategi : Cooperative learningMetode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil kompetensi (KD) sebelumnya tentang sumber
sejarah Mengkaitkan peran sumber sumber sejarah dengan penelitian dan
penulisan sejarah (KD yang akan datang) Menyampaikan tujuan pembelajaran Bertanya dan menagih secara lisan tugas membaca tentang
penelitian sejarah yang sudah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya
Melaksanakan pretes sederhana dengan kuis tentang hal hal yang berhubungan dengan penelitian sejarah
15 menit
Kegiatan IntiMengamati Siswa mengamati tayangan video tentang kegiatan sebuah
penelitian Siswa menyimak tentang hasil penelitian sejarah
Guru menilai keterampilan siswa mengamati
Menanya Siswa berdialog secara interaktif dengan guru tentang topic
penelitian, data dan fakta penelitian Siswa berdiskusi tentang peran sumber sejarah dan kelayakan
sumber sejarah (validitas, reliabilitas dan kredibilitas) Siswa berdiskusi tentang langkah langkah penelitian sejarah
Mencoba/mengeksplorasi Siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5 sd
6 orang Siswa dalam kelompok diminta untuk mencari topic penelitian
dan sumber sumber sejarahnya dengan berdasar kelayakan sumber
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok
Mengasosiasi siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hubungan antara topic
penelitian dengan sumber sumber yang dibutuhkan berdasar kelayakan sumber
Guru membimbing/menilai kemampuan siswa mengolah data dan
105 menit
68
Rincian Kegiatan Waktumerumuskan kesimpulan
Mengomunikasikan Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi melalui
presentasiGuru menilai kemampuan siswa berkomunikasi lisan dan tulisan
Penutup Bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi tugas membaca mencari data tentang sejarah berdirinya
sekolah mereka Melaksanakan postes dalam bentuk kuis
15 menit
Pertemuan Kedua
Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan tugas membaca dan mencari data
tentang sekolah mereka Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan IntiMengamati dan Menanya Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan
hasil tugas membaca dan mencari data tentang sejarah sekolah mereka
Mencoba Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan 5 - 6 anggota Setiap kelompok diberi topic yang sama yaitu penelitian tentang
sekolah mereka tetapi dengan kurun waktu yang berbeda (5 kurun waktu)
Tiap kelompok diberi tugas untuk melakukan penelitian di sekitar sekolah dengan melalui langkah penelitian sejarah dan menuliskan hasil penelitiannya dalam bentuk laporan
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba dengan melakukan tahapan tahapan penelitian sejarah
Mengasosiasi Siswa mengkritisi hasil penelitiannya yaitu hasil kaji pustaka dan
wawancara berdasar kritik intern dan kritik eksteren Dengan fasilitasi guru, siswa menginterpretasi data data yang
diperoleh Siswa menuliskan hasil penelitiannya yaitu tentang sejarah sekolah
mereka berdasar kurun waktu yang telah ditetapkanGuru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
100 menit
69
Rincian Kegiatan Waktu Perwakilan kelompok memaparkan hasil penelitiannya dan
menyerahkan hasilnya pada guruGuru menilai keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan
Penutup Bersama siswa menyimpulkan sejarah sekolah dari waktu ke waktu
berdasar hasil penelitian Melaksanakan postes
15 menit
Penilaian1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi pada saat kerja kelompok(sikap), presentasi hasil diskusi , dan laporan tertulis hasil penelitian (produk)
Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis (pemahaman)
2. Aspek dan Instrumen penilaianInstrumen untuk menilai sikap (tanggung jawab, kerjasama, santun dan jujur) menggunakan lembar pengamatan
Instrumen untuk menilai produk yaitu presentasi kelompok dan laporan penelitian menggunakan rubrik
Instrumen untuk menilai pemahaman menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)
Sumber/Referensi Buku Pegangan Kurikulum 2013 Buku sumber Sejarah SMA X Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka. Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta:
Bhratara. Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta:
Kanisius. Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
Jakarta, ..... Agustus 2013Mengetahui Kepala SMA .... Guru Mata Pelajaran Sejarah
.................................. ..................................NIP. NIP.
70
Catatan Kepala Sekolah......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Lampiran
a. Lembar Observasi sikap
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
71
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPS
Kompetensi : KD 3.7 dan 4.7
No Nama SiswaObservasi sikap
JmlSkor NilaISntun tgjwb Kerjsm Jujur
(1) (2) (3) (4)1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Dst
Keterangan pengisian skor: (4)Sangat tinggi (3) Tinggi (2) Cukup tinggi (1) Kurang
b. Rubrik Penilaian Presentasi Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPS
Kompetensi : KD 3.7 dan 4.7
Rubrik penilaian presentasi hasil diskusi kelompokAspek 1 2 3 4
Pengorga-nisasian
Peserta tidak bisa memahami presentasi karena informasi tidak disampaikan secara runtut.
Peserta mengalami kesulitan memahami presentasi karena penyampaian ide melompat-lompat.
Informasi disampaikan dengan urutan logis yang dapat diikuti oleh peserta.
Informasi disampaikan dengan urutan logis dan menarik, sehingga sangat mudah dipahami oleh peserta.
Pengetahuan Siswa tidak memahami informasi dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang hal dipresentasikan.
Siswa tidak menguasai informasi dan hanya mampu menajwab pertanyaan sederhana.
Siswa menjawab dengan mudah pertanyaan tetapi tidak mampu mengulas lebih jauh.
Siswa menunjukkan pengetahuan mendalam dan mampu menjawab pertanyaan dengan ulasan
72
dan penjelasan lebih lanjut.
Tampilan Siswa belum menggunakan prinsip DKV yang mendukung presentasinya
Siswa menggunakan prinsip DKV tidak pada setiap slide presentasinya.
Siswa menggunakan prinsip DKV pada setiap slide presentasi.
Siswa menampilkan presentasi yang didukung prinsip DKV sehingga sangat jelas
Mekanisasi Siswa menampilkan lebih dari tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi memuat tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi memuat dua kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Presentasi tidak memuat kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Kontak Mata Siswa hanya membaca laporan dan tidak ada kontak mata dengan peserta.
Siswa kadang-kadang menggunakan kontak mata, tetapi masih lebih banyak membaca slide presentasi
Siswa mempertahankan kontak mata, namum masih sebatas menghafal isi slide presentasi
Siswa mempertahankan kontak mata dengan peserta dan mengembangkan isi slide presentasi dengan bahasa yang baik
C. Rubrik Penilaian Laporan Penelitian Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Peminatan : X/Ilmu SosialMateri Pokok : Penelitian sejarah dan penulisan sejarah.
Contoh Rubrik Penilaian Tugas kelompok laporan penelitian
AspekKriteria dan Skor
4 3 2 1Persiapan Jika memuat
tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan dengan lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan kurang lengkap(lebih 50% krang dr 100%)
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan tidak lengkap.(kurang dari 50 %)
Jika tidak memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan sangat tidak lengkap (kurang dari 50 %)
Pengumpulan Data(Heuristik)
Jika daftar sumber sejarah yang
Jika daftar sumber sejarah sebagian besar
Jika daftar sumber sejarah hanya sebagian
Jika daftar sumber sejarah hanya sebagian
73
dicari semua diperoleh dan daftar pertanyaaan semua terjawab
diperoleh dan daftar pertanyaaan sebagian besar terjawab
kecil yang diperoleh dan daftar pertanyaaan sebagian besar terjawab
kecil yang diperoleh dan daftar pertanyaaan hanya sebagian kecil yang terjawab
Pengujian data (kritik)
Jika data yang diperoleh semua diuji secara intern dan ekstern
Jika data yang diperoleh sebagian besar diuji secara intern dan ekstern
Jika data yang diperoleh hanya sebagian kecil yang diuji secara itern dan ekstern
Jika data yang diperoleh langsung dipakai tanpa diuji
Penafsiran data (interpratsi)
Jika penafsiran dilakukan terhadap semua data baik yang tersurat dan tersirat
Jika penafsiran dilakukan terhadap sebagian besar data baik yang tersurat dan tersirat
Jika penafsiran dilakukan terhadap sebagian kecil data yang tersurat dan tersirat
Jika penafsiran dilakukan terhadap sebagian kecil data yang tersurat dan tidak dilakukan terhadap data yang tersirat
Penulisan laporan Jika sistematika penulisan benar, memuat simpulan , dan bahasa komunikatif.
Jika sistematika penulisan benar, memuat simpulan , namum bahasa kurang komunikatif.
Jika penulisan sistematis, tapi bahasa kurang komunikatif, dan tidak memuat simpulan
Jika penulisan kurang sistematis, bahasa kurang komunikatif,tidak memuat simpulan .
D. Pertanyaan tertulis untuk menilai pemahaman siswa (Pilihan Ganda dan Uraian)A. Contoh Pertanyaan Uraian 1. Jelaskan dua macam penelitian sejarah (definisi dan metode yang digunakan) a. penelitian lapangan b. penelitian dokumenter 2. Jelaskan tentang pengertian validitas dan reliabilitas sumber sejatah 3. Sebut dan jelaskan secara urut langkah langkah penelitian sejarah 4. Jelaskan tentang pengertian kritik /verivikasi dalam penelitian sejarah : a. kritik intern b. ktitik ekstren
74
5. Dalam penulisan sejarah (historiografi) sering tidak dapat dihindari adanya subjektifitas dari sang penulis. Sebut dan jelaskan tiga factor penyebab munculnya subjektifitas dalam penulisan sejarah B. Contoh Pertanyaan Pilihan Ganda 1. Perhatikan data berikut ini 1. verivikasi 2. heuristik 3. historiografi 4. interpretasi Dari data di atas, urutan langkah / tahap penelitian yang benar adalah a. 1-3-4-2 d. 3-1-4-2 b. 1-4-2-3 e. 4-2-3-1 c. 2-1-4-3
2. Perhatikan data berikut ini Macam fakta Contoh
A. Mentifact 1. rumah adatB. Sosiofact 2. upacara adatC. Artefact 3. hukum adat
Dari data diatas, pasangan yang benar antara fakta dan contohnya adalah : a. A-1, B-2, C-3 d. A-3. B-1, C-2 b. A-2, B-1. C-3 e. A-3, B-2, C-1 c. A-2, B-3, C-2
3. Dilihat dari macamnya, candi Borobudur termasuk dalam sumber sejarah … a. primer d. asli b. sekunder e. sejaman c. tersier
4. Perhatikan data berikut ini.............. 1. Reliabilitas 2. Akuntabilitas 3. Kredibilitas 4. Validitas 5. Stabilitas Dari data diatas hal yang harus diperhatikan oleh ahli sejarah dalam meneliti
75
sumber sejarah adalah … a. 1, 3, 5 d. 2, 3, 5 b. 1, 3, 4 e. 3, 4, 5 c. 2, 3, 4
5. Bila peneliti sejarah melakukan penelitian dokumenter,maka metode yang dilakukan adalah :........... a. Metode wawancara d. Metode alamiah b. Metode komparasi e. Metode konfigurasi c. Metode chek & rechek
76