MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

1

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

PESERTA DIDIK PAKET C KELAS XI

Penyusun:

Drs. Djito, M.Pd

Dra. Lilik Sulistyowati

Ni Nyoman Sumarni, SST, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI BALI

TAHUN 2020

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

130

MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA

DIDIK PAKET C KELAS XI

OLEH :

TIM PENGEMBANG BP PAUD DAN DIKMAS BALI :

Drs. Djito, M.Pd.

Dra. Lilik Sulistyowati

Ni Nyoman Sumarni, S.ST. M.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI BALI

TAHUN 2020

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …
Page 4: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …
Page 5: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

131

Judul : Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI

PENYUSUN :

Drs. Djito, M.Pd.

Dra. Lilik Sulistyowati

Ni Nyoman Sumarni, S.ST. M.Pd.

Penerbit

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat (BP PAUD Dan Dikmas ) Bali

Jalan Gurita Raya No. 21 Pegok Sesetan Denpasar Selatan

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

138

LEMBAR PENGESAHAN

Pengarah :

1. Dirjen PAUD Dikmas, Dikdasmen

2. Direktur PMPK

3. Kepala BP PAUD Dan Dikmas Provinsi Bali

Penanggung Jawab

Koordinator Penanggungjawab Program dan SDM

Narasumber Profesional :

1. Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd

2. Drs. Made Diksa, M.Pd

Tim Pengembang :

Ketua : Drs. Djito, M.Pd NIP. 196211121983032023

Anggota :

1. Dra. Lilik Sulistyowati , NIP. 196102091983031011

2. Ni Nyoman Sumarni,SST.M.Pd, NIP.19610331 1984022002

ii

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

136

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH MODEL DAN PERANGKATNYA

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

No Nama/NIP Jabatan Pamong Belajar

Jabatan dalam Tim

Pengembang

1 Drs. Djito, M.Pd

NIP.196102091983031011

Pamong

Belajar Madya

Ketua/Anggota

2 Dra. Lilik Sulistyowati

NIP.196211121983032023

Pamong

Belajar Madya

Anggota

3 Ni Nyoman Sumarni,

SST.M.Pd

NIP.196103311984022002

Pamong

Belajar Madya

Anggota

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah model dan

perangkatnya dengan judul sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI

2. Panduan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI

3. Panduan Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Paket C kelas XI

Merupakan hasil karya asli kami dan bukan menjiplak karya orang

lain.

iii

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

137

Demikian Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan

apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan

ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka kami bersedia

menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam

kedinasan.

Denpasar, Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

1. Drs. Djito, M.Pd.

NIP.196102091983031011

2. Dra. Lilik Sulistyowati

NIP.196211121983032023

3. Ni Nyoman Sumarni, SST.M.Pd

NIP.196103311984022002

iv

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

124

SAMBUTAN

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, mengamanatkan cita-cita kemerdekaan untuk menjadi

bangsa maju yang sejahtera, cerdas, tertib dan berkarakter, damai,

abadi serta berkeadilan sosial.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, melalui Visi Indonesia 2045 yaitu

Indonesia Maju, penguatan proses transformasi ekonomi dalam

rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus

utama dalam rangka pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya

manusia (SDM), layanan publik, serta kesejahteraan rakyat.

Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah, Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Provinsi Bali sesuai

Permendikbud No. 26 Tahun 2020 mempunyai tugas

mengembangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat. BP PAUD dan Dikmas Provinsi Bali diharapkan mampu

mewarnai terwujudnya arah kebijakan dan tujuan pembangunan

pendidikan nasional khususnya bidang PAUD dan Dikmas.

v

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

125

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI, disusun sebagai pedoman

bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran agar peserta didik

dapat meningkatkan kreativitasnya. Dalam Model ini, secara rinci akan

dijabarkan tentang perencanaan, langkah-langkah pelaksanaan, serta

penilaian pembelajaran untuk mempermudah pendidik dalam

menerapkan model pembelajaran ini kepada peserta didik.

Dalam kesempatan ini saya atas nama pimpinan lembaga

mengucapkan terimakasih kepada tim pengembang model, pendidik

dan tenaga kependidikan satuan PAUD dan Dikmas, pemangku

kepentingan di lokasi ujicoba pengembangan model, dan semua pihak

yang telah berpartipasi aktif, bekerja bersama-sama dalam

mendukung tugas dan fungsi balai. Semoga amal baik

Bapak/Ibu/Saudara mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Aamiin.

Denpasar, Desember 2020

Kepala,

Dra. Endah Warsiati, M.Pd

NIP. 196402221991032001

vi

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

126

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas karunia-Nya Model Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI dapat

kami susun tepat pada waktunya.

Model Pembelajaran ini disusun sebagai pedoman dalam

pembelajaran pendidikan kesetaraan paket C dengan pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kreativitas

Peserta Didik Paket C kelas XI. Secara rinci, model ini menjabarkan

tentang langkah-langkah pembelajaran dan penilaian dengan

pendekatan berbasis masalah.

Dalam penyusunan model ini, banyak pihak yang telah terlibat.

Untuk itu melalui kesempatan ini ijinkanlah kami menyampaikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat Provinsi Bali beserta staf atas

dukungannya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.

2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, Karangasem,

Bangli dan Gianyar, yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan Ujicoba Operasional di wilayah kerjanya.

vii

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

127

3. Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. selaku Akademisi yang telah

membimbing kami dalam kegiatan pengembangan model.

4. Drs. Made Diksa, M.Pd selaku praktisi yang banyak membantu

dalam kegiatan pengembangan model.

5. Kepala dan karyawan SPNF SKB Karangasem, SPNF SKB

Bangli, SPNF SKB Gianyar dan SPNF SKB Tabanan yang telah

bersedia membantu dalam pelaksanaan Ujicoba operasional

Model pembelajaran Berbasis masalah untuk meningkatkan

Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI.

6. Rekan-rekan pamong belajar, staf, dan pihak-pihak yang tidak

dapat kami sebut satu persatu yang telah banyak membantu tim

pengembang selama proses pengembangan model ini

Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan balasan dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Besar harapan kami agar model ini dapat bermanfaat bagi

penyelenggara dan pendidik/tutor dalam meningkatkan kualitas hasil

belajar peserta didik khususnya dalam meningkatkan kreativitas

peserta didik sehingga kompetensi minimal literasi dan numerasi serta

sikap yang baik dapat dicapai. Aamiin.

Denpasar, Desember 2020

Tim Pengembang

viii

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

128

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………. iii

KATA SAMBUTAN ……………………………………………….. v

KATA PENGANTAR …………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………. x

DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….

A. Latar Belakang ……………………………………. 1

B. Dasar Hukum ………………………………………. 10

C. Tujuan ………………………………………………. 12

D. Manfaat …………………………………………….. 13

E. Hasil yang diharapkan …………………………….. 14

ix

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

129

BAB II KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ……….. 16

B. Kreativitas …………………………………………. 36

C. Krakteristik Model ………… ……………………… 53

D. Prototipe …………………………………………… 54

BAB III PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Program Paket C…………………………………… 61

B. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah ……………………………………………..

84

BAB IV PENJAMINAN MUTU

A. Monitoring …………………………………………. 101

B. Evaluasi……………………………………………. 106

C. Tehnik-tehnik yang digunakan ………………… . 108

D. Pelaporan………………………………………... 109

BAB V PENUTUP

A. Harapan-harapan Model ………………………… 110

B. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi … 111

Kepustakaan……………………………………………………. 113

Lampiran-lampiran ……………………………………………… 117

x

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

133

DAFTAR GAMBAR

Gambar

No

Keterangan Hal

2.1 Pendidik /Tutor sedang berdiskusi dengan

peserta didik

16

2.2 Fase Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis

Masalah

25

2.3 Dimensi Kreativitas 50

2.4 Prototipe Model 55

3.1 Proses Kegiatan belajar Pendidikan Paket

C

61

3.2 Pembelajaran memalui daring 71

3.3 Pembelajaran dengan Modul 73

3.4 Pembelajaran dengan Aplikasi WhatsApp 74

3.5 Pendidik dan pengelola sedang berdikusi

persiapan pembelajaran

75

3.6 Pembelajaran dengan sarana Komputer 76

3.7 Pembelajaran di dalam kelas 77

3.8 Pembelajaran dengan sarana daring 78

xi

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

134

3.9 Pendidik sedang memberikan orientasi

kepada peserta didik tentang materi yang

akan dibahas bersama

91

3.10 Peserta dibagi dalam kelompok kecil 92

3.11 Peserta didik sedang beriskusi dalam

membahas materi

93

3.12 Peserta didik sedang memperlihatkan

keterampilanya

94

3.13 Pendidik sedang merevisi hasil karya

peserta didik

95

3.14 Peserta didik sedang bekerja

bersamasama untuk membuka usaha

100

xii

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

135

DAFTAR TABEL

Tabel

No

Keterangan Hal

2.1 Indikator Pengembangan Kreativitas 51

3.1 Struktur Kurikulum Paket C 69

xiii

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1

menyebutkan bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan

strategis bagi penyiapan generasi penerus suatu bangsa. Oleh

karena itu setiap negara memberikan prioritas yang tinggi

terhadap pendidikan bagi warga negaranya, termasuk Indonesia.

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

2

Begitu pentingnya pendidikan bagi penyiapan generasi

penerus bangsa, maka dalam UUD 1945 telah diamanatkan

bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (Pasal

31, ayat 1). Oleh karenanya, pendidikan nasional harus mampu

menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu

untuk setiap warga negara. Negara harus memberi kesempatan

pendidikan yang sama kepada semua warga negara tanpa

kecuali. Artinya, warga negara yang karena sesuatu hal terpaksa

tidak bisa mengikuti pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan

formal), harus dijamin memiliki kesempatan untuk mendapatkan

pendidikan yang setara melalui jalur pendidikan luar sekolah (jalur

nonformal).

Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan

pendidikan di tanah air, fungsi pendidikan kesetaraan sebagai

bagian dari pendidikan nonformal adalah mengembangkan

potensi peserta didik (warga belajar) dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional

serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

3

tujuan utama pendidikan kesetaraan ke depan adalah: (1)

menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak

yang kurang beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah

sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak yang

bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai

karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi; (2)

menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia

muda dan orang dewasa melalui akses yang adil pada program-

program belajar dan kecakapan hidup; (3) menghapus

ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan

(4) melayani peserta didik (warga belajar) yang memerlukan

pendidikan akademik dan keterampilan atau kecakapan hidup

untuk meningkatkan mutu kehidupannya, (5) berkembangnya

teknologi dan kemajuan pada berbagai aspek.

Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan

mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi inti dan kompetensi

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

4

dasar tersebut disesuaikan dengan konteks pendidikan

kesetaraan dan fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari.

Kontekstualisasi dan fungsionalisasi ini tidak mengurangi derajat

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan dasar

dan menengah.

Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan

adalah setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan

kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan

melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar

dari kurikulum pendidikan formal serta disesuaikan dengan

masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan

kesetaraan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup

konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi

kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah

diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh

peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable

assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari (worth to

learn) peserta didik.

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

5

Kebijakan Dirjen PAUD dan Dikmas tentang pemberlakuan

kurikulum 2013 dengan konteks pendidikan kesetaraan dan

fungsionalisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk pendidikan

kesetaraan, harus sudah diterapkan pada tahun ajaran

2019/2020. Demikian pula dengan kebijakan baru Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai tahun 2020/2021

penilaian berupa ujian nasional tidak lagi diberlakukan untuk

semua jenjang pendidikan. Penilaian akhir yang digunakan adalah

cukup penilaian oleh satuan pendidikan yang disebut dengan

assessment kompetensi minimal (literasi membaca dan literasi

numerasi) dan survey karakter peserta didik. Dengan penilaian

tersebut diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar memiliki

kemampuan menghafal tetapi lebih dari itu peserta didik dituntut

untuk mampu berpikir kreatif sehingga mampu menguasai

kompetensi minimal literasi dan numerasi serta mampu

menunjukkan kreativitasnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental yang digunakan

seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru, baik

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

6

berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya

baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada. Adapun

kreativitas pada dasarnya adalah merupakan kemampuan yang

dimiliki seseorang untuk menciptakan/memodifikasi dan

melakukan suatu hal baru, cara-cara baru, model baru, produk

baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat lainnya.

Kreativitas sangat diperlukan oleh setiap orang karena dengan

kreativitasnya seseorang akan mampu mengatasi permasalahan

yang dihadapi. Anak yang kreatif akan mudah mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya serta mudah

menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Tetapi sebaliknya anak

kurang kreatif akan sulit mengatasi permasalahan hidupnya dan

akan tertinggal oleh kemajuan zaman.

Kemampuan berpikir kreatif/kreativitas peserta didik

pendidikan kesetaraan paket C sangatlah diperlukan, tidak saja

dalam pencapaian kompetensi minimal akademik tetapi juga

dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pencapaian kompetensi

minimal (literasi dan numerasi) jelas diperlukan kemampuan

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

7

berpikir kreatif karena tanpa adanya kemampuan berpikir kreatif

peserta didik tidak akan mampu mencapai kompetensi minimal

sebagaimana yang diinginkan. Demikian pula dalam kehidupan di

masyarakat, tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari

dalam berbagai bidang kehidupan memerlukan kreativitas

seseorang untuk mampu mencari jalan keluar sehingga

permasalahan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu,

pengembangan kreativitas peserta didik pendidikan kesetaraan

paket C sangat dibutuhkan.

Hasil studi pendahuluan di empat satuan pendidikan

kesetaraan paket C SPNF : SKB Kabupaten Tabanan, SKB

Kabupaten Gianyar, SKB Kabupaten Karangasem, dan SKB

Kabupaten Bangli, diperoleh hasil bahwa: secara potensial

sebenarnya peserta didik pendidikan kesetaraan paket C telah

memiliki kreativitas. Hal ini dibuktikan dengan dimilikinya usaha-

usaha tertentu yang digelutinya untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Tetapi, dalam proses pembelajaran di kelas XI, lebih

diarahkan pada pencapaian aspek pengetahuan khususnya

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

8

mengacu pada persiapan ujian kenaikan kelas atau ujian akhir

sehingga belum mendukung kreativitas peserta didik secara

optimal. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor

selama ini umumnya dengan metode: ceramah, tanyajawab,

penugasan, dan diskusi kelompok. Hasil pengamatan terhadap

peserta didik, umumnya mereka masih merasa malu-malu atau

takut dalam mengemukakan pendapat atau argumen serta belum

memiliki keberanian untuk unjuk kerja di depan orang lain. Hal ini

menunjukkan bahwa kreativitas peserta didik belum optimal.

Untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, diperlukan

proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran adalah

sesuatu aktivitas pemberian pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang terencana sehingga peserta didik mampu mencapai

kompetensi yang diharapkan. Oleh karena, itu model-model

pembelajaran yang tepat dalam upaya peningkatan kreativitas

peserta didik adalah sangat diperlukan.

Salah satu model yang dipandang tepat untuk

dikembangkan dalam meningkatkan kreativitas peserta didik

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

9

pendidikan kesetaraan paket C adalah Problem Based Learning

(PBL) atau model pembelajaran berbasis masalah. Model

pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai langkah untuk mengawali proses

pembelajaran, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk

kreatif dalam belajar secara individu maupun kelompok sampai

menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Model

pembelajaran berbasis masalah memungkinkan mengangkat

masalah tertentu untuk dijadikan sebuah tema, dan tema tersebut

dapat dilaksanakan secara terpadu yang menggabungkan suatu

konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi

menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga

terjadi integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai yang

memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip

keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik

sehingga kompetensi literasi dan numerasi serta karakter dapat

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

10

dicapai. Terkait dengan hal tersebut di atas, maka pada tahun

2020 Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Bali

mengembangkan “Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Paket C Kelas XI”.

B. Dasar Hukum

Sebagai dasar hukum dalam pengembangan model adalah

sebagai berikut.

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 63 tahun

2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81

Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun

2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

11

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 tahun

2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 tahun

2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 tahun

2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun

2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan

Menengah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26

tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat.

11. Peraturan Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Nomor 02

tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Model

PAUD Dan Dikmas.

12. Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) BP PAUD Dan

Dikmas Bali Tahun 2020

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

12

C. Tujuan

Tujuan pengembangan model sebagai berikut.

1. Tujuan Umum:

Memberikan acuan atau pedoman bagi pendidik dan pengelola

satuan pendidikan kesetaraan paket C dalam penerapan model

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

2, Tujuan Khusus:

2.1. Satuan pendidikan kesetaraan paket C dapat

melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah

untuk meningkatkan kreativitas peserta didik paket C kelas

XI.

2.2. Satuan pendidikan kesetaraan paket C dapat melakukan

penilaian kepada peserta didik dalam pelaksanaan model

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

13

D. Manfaat

1. Bagi Peserta Didik Paket C

Model ini bermanfaat untuk:

a. Meningkatkan kreativitas peserta didik;

b. Meningkatkan pencapaian kompetensi minimal (literasi,

numerasi) dan karakter peserta didik;

c. Mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari;

d. Penerapan strategi pembelajaran Luring, Daring, dan

Kombinasi memungkinkan peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisinya.

2. Bagi Pendidik

a. Sebagai bahan acuan dalam penerapan model

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

b. Sebagai acuan dalam peningkatan mutu pembelajaran yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum K-13.

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

14

c. Penerapan strategi Luring, Daring dan Kombinasi

memungkinkan pendidik dapat menerapkan pembelajaran

dengan alternatif sesuai dengan situasi dan kondisi peserta

didik.

3. Bagi Penyelenggara Satuan Pendidikan

a. Sebagai pedoman bagi satuan pendidikan kesetaraan paket

C atau penyelenggara satuan lainnya dalam penerapan

model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

b. Sebagai bahan motivasi bagi pengelola satuan pendidikan

paket C untuk mencapai satuan pendidikan yang bermutu.

c. Penerapan strategi Luring, Daring dan Kombinasi

memungkinkan satuan dapat memperluas layanan kepada

peserta didik di manapun berada.

E. Hasil yang Diharapkan

Tersusunnya perangkat model pembelajaran berbasis

masalah untuk meningkatkan kreativitas peserta didik paket C

kelas XI yang meliputi:

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

15

1. Model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

2. Panduan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

3. Panduan penilaian pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

16

BAB II

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

PESERTA DIDIK PAKET C KELAS XI

Gambar 2.1

Tutor sedang berdiskusi dengan peserta didik

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Untuk pembahasan model pembelajaran berbasis masalah,

berikut ini secara rinci akan dibahas hal-hal sebagai berikut. (1)

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah, (2)

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah, (3) Tujuan dan

Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah, (4) Langkah-

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

17

Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah, dan (5) Kelebihan dan

kelemahan.

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang

dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah konsep

belajar penemuan atau discovery learning. Pembelajaran

berbasis masalah pada dasarnya merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menggunakan masalah actual sebagai suatu

konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kreatif dan

terampil dalam pemecahan masalah. Pendekatan pembelajaran

berbasis masalah akan membawa peserta didik untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep yang esensial

dari materi pembelajaran.

Problem Based Learning adalah metode pengajaran yang

bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk

para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

18

memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan Duch

(dalam Aris Shoimin, (2014). Ibrahim dan Nur (dalam Rusman,

2011), menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah

merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang

digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi peserta didik

dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata

termasuk di dalamnya belajar. Hal senada juga dikemukakan

oleh Arends (dalam Trianto, 2007), pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik

mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan

inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan

kemandirian dan percaya diri.

Dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah

adalah model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang

peserta didik berpikir tingkat tinggi/kreatif yang berorientasi pada

masalah dunia nyata.

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

19

2. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Tujuan

Setiap pengembangan model pembelajaran, memiliki

tujuan masing-masing sesuai dengan karakteristik model

yang dikembangkan. Menurut Rusman (2010) tujuan model

pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan isi

belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan

keterampilan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan

karakteristik model pembelajaran berbasis masalah yaitu

belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan

memaknai informasi, kolaboratif, dan belajar tim, serta

kemampuan berpikir reflektif dan evaluatif. Menurut Ibrahim

dan Nur (dalam Rusman, 2010) tujuan model pembelajaran

berbasis masalah secara lebih rinci yaitu: (1) membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah; (2) belajar berbagai peran orang

dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata

dan; (3) menjadi para peserta didik yang otonom atau mandiri.

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

20

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah

adalah sebagai berikut.

(1) Membina sikap dan cara berpikir kreatif;

(2) Memberikan keterampilan mengatasi masalah;

(3) Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan

mereka dalam pengalaman nyata;

(4) Menjadi peserta didik yang otonom atau mandiri;

(5) Belajar keterampilan memaknai informasi, kolaboratif, dan

belajar menjadi teamwork.

Pembelajaran berbasis masalah, peserta didik tidak

hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh tutor,

tetapi peserta didik juga dapat belajar dari peserta didik

lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan

peserta didik yang lainnya. Pembelajaran berbasis masalah,

peserta didik dibiasakan untuk menemukan jalan keluar dari

masalah yang dihadapinya sehingga kemampuan peserta

didik untuk belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan dan pada

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

21

gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar dan

meningkatkan kreativitas peserta didik.

b. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penerapan

pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah

meningkatnya kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif,

analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif

pemecahan masalah malalui eksplorasi data secara empiris

dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

Pembelajaran berbasis masalah membantu peserta didik

mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan

pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa secara

otentik, memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan rasa

percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya sendiri, serta

menjadi peserta didik yang mandiri”.

Jadi dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah

tugas tutor adalah lebih banyak merumuskan tugas-tugas

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

22

kepada peserta didik daripada hanya untuk menyajikan tugas-

tugas pelajaran kepada peserta didik.

3. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012) ciri

yang paling utama dari model pembelajaran berbasis masalah

sebagai berikut. (a) Pengajuan pertanyaan atau masalah, (b)

Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, (c) Penyelidikan

autentik (nyata), (d) Menghasilkan produk dan memamerkannya,

dan (e) Kolaboratif.

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pertanyaan atau masalah yang diajukan dalam pembelajaran

berbasis masalah haruslah: (1) otentik, yaitu masalah harus

berakar pada kehidupan dunia nyata peserta didik; (2) jelas,

yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, tidak menimbulkan

masalah baru; (3) mudah dipahami, yaitu masalah yang

diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta

didik; (4) luas dan sesuai tujuan pembelajaran; dan (5)

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

23

bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi peserta

didik;

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu

Untuk dapat memecahkan masalah-masalah aktual, peserta

didik dapat menyelidiki dari berbagai disiplin ilmu yang terkait.

Oleh karena itu pembelajaran bebasis masalah berkaitan

antar disiplin ilmu.

c. Penyelidikan autentik (nyata).

Dalam pembelajaran berbasis masalah, peserta didik

melakukan penyelidikan, menganalisis dan merumuskan

masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,

mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan

eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan hasil

akhir.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Peserta didik berkewajiban menyusun hasil belajarnya dalam

bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya;

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

24

e. Kolaboratif

Tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-

sama antar peserta didik.

Berdasarkan pendapat Arends di atas secara garis besar

karakteristik model pembelajaran berbasis masalah, dimulai

dengan memberikan masalah yang jelas pada peserta didik yang

berakar pada kehidupan dunia nyata, kemudian peserta didik

mengumpulkan data/informasi, melakukan eksperimen dan

menarik kesimpulan secara berkelompok, sehingga peserta didik

sangat berperan aktif dan tutor sebagai fasilitator.

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012),

terdapat lima langkah atau tahapan dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis masalah yaitu : (a) Orientasi peserta didik

pada masalah, (b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar,

(c) Membimbing penyelidikan individu atau kelompok, (d)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (e)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

25

Secara skematik langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran berbasis masalah tersebut dapat digambarkan

seperti berikut.

Gambar 2.2

Fase Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

b. Orientasi peserta didik pada masalah

Pada tahapan ini, tutor menyampaikan tujuan pembelajaran,

menjelaskan secara singkat bahan-bahan yang diperlukan

bagi penyelesaian masalah serta emberikan motivasi kepada

peserta didik agar menaruh perhatian terhadap aktivitas

penyelesaian masalah.

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

26

b. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Untuk selanjutnya, tutor mengorganisasikan pem-

belajaran, membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar (menetapkan topik, tugas,

jadwal), agar relevan dengan penyelesaian masalah. Dalam

hal ini peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

untuk memecahkan masalah-masalah yang berbeda.

Pemecahan masalah sangat membutuhkan kerjasama dan

sharing antar anggota. Prinsip-prinsip pengelompokan

peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan

dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen,

pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif,

adanya tutor sebaya, dan sebagainya.

Selanjutnya tutor memonitor dan mengevaluasi kerja

masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan

dinamika kelompok selama pembelajaran.

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

27

c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Penyelidikan adalah inti dari pembelajaran berbasis

masalah. Dalam hal ini setelah peserta terbagi dalam

kelompok-kelompok kecil dan mengetahui permasalahan

masing-masing, maka langkah selanjutnya peserta didik

dituntut untuk dapat melakukan pengumpulan data dan

eksperimen, serta menyampaikan hasil pemecahan

masalahnya.

Tutor dapat membantu peserta didik untuk mengum-

pulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber,

dan mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk berifikir

tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk

sampai pada pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya) dan

memamerkannya

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

28

Hasil-hasil karya yang telah dikerjakan pada tahap

penyelidikan, seperti: laporan tertulis, video, sajian

multimedia, produk-produk keterampilan dan sebagainya

untuk selanjutnya dipamerkan.

Tutor berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih

baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didik kelas

lainnya. Tutor, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi

“penilai” atau memberikan umpan balik.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pembelajaran

berbasis masalah. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu

peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka

sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang

mereka gunakan.

Selama tahapam ini tutor meminta peserta didik untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan

selama proses kegiatan belajarnya. Apakah mereka sudah

paham tentang masalah?, Apakah mereka yakin sudah bisa

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

29

memecahkan masalahnya dengan benar?, Apakah merasa

puas dengan hasil pemecahan masalah yang telah dilakukan?

Berdasarkan uraian tersebut di atas langkah-langkah

pembelajaran (sintaks pembelajaran) yang dilakukan dalam

pengembangan ini adalah sebagai berikut:

(1) Penyajian Masalah Otentik

Pertama-tama peserta didik disajikan suatu masalah yang

aktual/otentik sesuai bidang studi saat itu atau masalah yang

benar-benar nyata dalam kehidupan peserta didik. Tutor

memberikan penegasan tentang masalah-masalah tersebut,

tutor memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menentukan masalah apa yang akan dipelajari. Selanjutnya

tutor menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat

dan bahan yang diperlukan, serta memotivasi peserta didik

untuk terlibat aktif pada pemecahan masalah.

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

30

(2) Mengorganisir Kelompok

Peserta diorganisir dalam kelompok-kelompok kecil 2-3

peserta didik, dengan pertimbangan: kedekatan, kecocokan,

kesepahaman, dan diupayakan dalam setiap kelompok

tersebut terdapat salah seorang yang berpikiran kritis dan

kreatif agar dapat memandu temannya dalam satu

kelompok.

(3) Berkolaborasi Memecahkan Masalah dengan Melibatkan

Berbagai Disiplin Ilmu

Kelompok-kelompok tersebut berkolaborasi untuk

memecahkan masalah yang telah disepakati bersama.

Mereka secara bersama-sama mengumpulkan dan

mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian

mendefinisikan sebuah masalah. Mereka diharapkan saling

tukar gagasan atau argumentasi dengan berpijak pada

pengetahuan/referensi dari berbagai disiplin ilmu yang

terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapinya.

Mereka mengidentifikasi dan menelaah apa yang mereka

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

31

butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang

mereka tidak ketahui. Mereka juga mendisain suatu rencana

tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah.

Tutor dalam hal ini hanya memfasilitasi kegiatan tersebut,

sehingga kegiatan berjalan dengan lancar.

(4) Penyajian Solusi dari Masalah

Mendorong peserta didik untuk mampu merencanakan,

menyiapkan, dan menyajikan hasil karya atau solusi atas

masalah yang berhasil dipecahkan bersama kelompok

dengan penyajian yang sistematis serta penuh keberanian

dan kemandirian.

(5) Mereview

Peserta didik bersama-sama dengan tutor, mereview

terhadap penyelidikan, proses, dan hasil yang mereka

diskusikan. Hal ini penting untuk diketahui apakah solusi

pemecahan masalah yang diambil sudah tepat atau masih

memerlukan perbaikan-perbaikan.

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

32

5. Kelebihan, Kelemahan dan Solusi Model Pembelajaran Berbasis

Masalah

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran

berbasis masalah antara lain sebagai berikut.

a. Kelebihan

Aris Shoimin (2014) berpendapat bahwa kelebihan model

Problem Based Learning diantaranya sebagai berikut.

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan

masalah dalam situasi nyata.

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya

sendiri melalui aktivitas belajar.

3) Pembelajaran berfokus pada masalah, sehingga materi

yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh

siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal

atau menyimpan informasi.

4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

33

5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber penge-

tahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan

observasi.

6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya

sendiri.

7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi

ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil

pekerjaan mereka.

8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi

melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan

dengan menggunakannya model pembelajaran berbasis

masalah yaitu:

(a) Melatih peserta didik memiliki kemampuan berfikir kreatif,

kemampuan memecahkan masalah, dan membangun

pengetahuannya sendiri.

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

34

(b) Terjadinya peningkatan dalam aktivitas ilmiah peserta

didik serta terbiasa belajar melalui berbagai sumber-

sumber pengetahuan yang relevan.

(c) Mendorong peserta didik melakukan evaluasi atau menilai

kemajuan belajarnya sendiri.

(d) Peserta didik lebih mudah memahami suatu konsep jika

saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan

temannya.

b. Kelemahan

Ada beberapa kelemahan dalam penerapan model

pembelajaran berbasis masalah. Menurut Suyanti (2010)

kelemahan model Problem Based Learning, diantaranya

sebagai berikut.

1) Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencoba.

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

35

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based

Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka

mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

c. Solusi

1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik seluruh

kelompok untuk ikut aktif dalam diskusi, apapun perannya

dan tidak perlu takut kalau salah.

2) Waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah, tidak

selalu harus diselesaikan di kelas, tetapi bisa dilaksanakan

di luar kelas/lingkungan sekolah sehingga waktunya bisa

leluasa sampai berhasil memecahkan permasalahan yang

dihadapi oleh kelompok.

3) Mendorong peserta didik untuk memahami betul

permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga dari

pemahaman tersebut peserta didik berusaha untuk dapat

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

36

memecahkan permasalahan dalam kelompok secara

bersama-sama.

Setelah mengetahui kelebihan, kelemahan dan solusinya

dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah,

maka dapat disimpulkan bahwa model berbasis masalah ini

membutuhkan minat yang kuat dari peserta didik untuk

memecahkan masalah. Apabila peserta didik tidak memiliki

minat yang kuat untuk belajar memecahkan masalah maka

peserta didik cenderung bersikap enggan untuk mencoba.

Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit,

karena melewati berapa tahapan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

B. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Terdapat begitu banyak definisi tentang kreativitas dilihat

dari sudut pandang masing-masing. Namun mendefinisikan

kreativitas tidak bisa dilakukan dalam salah satu sudut pandang,

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

37

tetapi kreativitas harus dipahami dari berbagai sudut pandang

(divergen). Menurut Rhodes (dalam Isaksen dan dikutip oleh

Utami Munandar, 2012), Kreativitas sebagai kemampuan

seseorang memiliki empat dimensi, yaitu : pribadi (person),

pendorong (press), proses (process), dan produk (product).

Definisi pribadi/individu (person), kreativitas merupakan titik

pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis: intelegensi,

gaya kognitif dan kepribadian atau motivasi. Ketiga atribut ini

membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu

kreatif. Definisi pendorong (press), kreativitas adalah merupakan

dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada

dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk

menghasilkan sesuatu. Definisi proses, kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk menemukan masalah sampai

menyampaikan hasil yang meliputi seluruh proses kreatif dan

ilmiah. Definisi produk kreativitas adalah kemampuan untuk

menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru, produk

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

38

kreatif, dapat juga berupa kombinasi-kombinasi baru yang

mempunyai makna sosial.

Merujuk pendapat tersebut di atas bahwa kreativitas

seseorang itu dapat diketahui dari individu yang memiliki

keunikan, cerdas, banyak akal, dan berbakat; memiliki motivasi

yang kuat untuk menghasilkan sesuatu; mampu merencanakan,

mengerjakan sampai menunjukkan hasil karyanya dengan

kreatif dan ilmiah; dan mampu menghasilkan karya yang

kreatif/baru yang berbeda dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dengan cara

menghargai gagasan baru, menciptakan atau menghasilkan

sesuatu hasil karya atau ide-ide yang baru yang bermakna bagi

dirinya maupun masyarakat. Seseorang yang kreatif, berpeluang

untuk mampu memberikan suatu sumbangan bermakna kepada

ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta produk-produk

kreatif untuk kesejahteraan diri dan masyarakat.

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

39

Setiap orang memiliki potensi untuk kreatif. Sejak lahir

individu sudah memperlihatkan kecenderungan mengak-

tualisasikan dirinya. Menangis saat merasa tidak nyaman, haus,

dan lapar atau mungkin meminta perhatian orang dewasa di

sekitarnya. Namun demikian agar potensi tersebut bisa

berkembang optimal maka kreativitas perlu dilatih dan

dikembangkan baik melalui sekolah maupun di luar sekolah

dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang

berkualitas.

2. Tujuan Pengembangan Kreativitas

Di atas telah dijelaskan bahwa sebenarnya manusia itu

terlahir dengan potensi kreatif, tetapi potensi tersebut tidak akan

dapat berkembang secara optimal apabila tidak dikembangkan

lebih lanjut. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sangat

diperlukan.

Secara umum tujuan pengembangan kreativitas peserta

didik adalah agar peserta didik kreatif dalam segala hal baik

dalam ranah kognisi, sikap, dan keterampilan dalam

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

40

menciptakan produk-produk atau karya yang baru/kreatif.

Menurut Munandar (1999), tujuan pengembangan kreativitas

dibagi menjadi empat yaitu:

1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan

perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat

tertinggi dalam hidup manusia sebegaimana teori yang di

kembangkan oleh Maslow.

2) Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk

melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian

terhadap suatu masalah.

3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri

pribadi dan lingkungan, tetapi juga memberikan kepuasan

kepada individu.

4) Sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif yang dipupuk sejak dini

akan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Merujuk pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan pengembangan kreativitas peserta didik adalah :

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

41

(a) Memenuhi kebutuhan pokok untuk menjadi manusia yang

dapat mengaktualisasikan dirinya di lingkungan sekitarnya;

(b) Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif : memunculkan

ide-ide baru, kelancaran mengemukakan gagasan, dan

penyelesaian/pemecahan terhadap suatu masalah;

(c) Menanamkan sikap berani, ulet, gigih, sabar, menghargai

pendapat, ide/gagasan orang lain dan bekerjasama

denganorang lain.

(d) Meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan dan

menunjukkan karya/produk kreatif.

3. Ciri-ciri Kreativitas

Ciri-ciri kreativitas secara umum dapat dilihat dari tiga ranah

yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.

Menurut Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas

2004) disebutkan ciri-ciri kreativitas antara lain sebagai berikut.

(a) Menunjukan rasa ingin tahu yang luar biasa, (b) Menciptakan

berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

42

persoalan, (c) Sering mengajukan tanggapan yang unik dan

pintar, (d) Berani mengambil resiko, (e) Suka mencoba, dan (f)

Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan.

Menurut Utami Munandar (2009), ciri-ciri kreativitas dapat

dibedakan menjadi dua yaitu ciri kognitif dan ciri non-kognitif. Ciri

kognitif dari kreativitas terdiri dari orisinalitas, fleksibilitas,

kelancaran dan elaboratif, sedangkan ciri non kognitif dari

kreativitas meliputi motivasi, kepribadian, dan sikap kreatif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang dimaksud

kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk

menciptakan ide, gagasan, dan berkreasi untuk memecahkan

masalah atau mengatasi permasalahan secara individu maupun

kelompok dan produk/karya kreatif. Ciri kreativitas atau orang

kreatif secara garis besar menurut para ahli dapat disimpulkan,

yaitu : memiliki kemampuan dalam melihat masalah, memiliki

kemampuan menciptakan ide atau gagasan untuk memecahkan

masalah, terbuka pada hal-hal baru serta menerima hal-hal

tersebut serta mencipta atau menghasilkan produk/karya kreatif.

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

43

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas

a. Faktor Pendukung

Umumnya kreativitas berkaitan dengan kebebasan

pribadi. Artinya seorang anak yang kreatif biasanya berlatar

belakang dari keluarga yang memberikan kebebasan, rasa

aman, kepercayaan, dan kasih sayang kepada anaknya.

Menurut Rachmawati (2005), ada beberapa faktor

pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas yaitu:

1) Rangsangan Mental, 2) Iklim dan Kondisi Lingkungan, 3)

Peran Guru, dan 4) Peran Orang Tua.

1) Rangsangan Mental. Kreatif dapat muncul jika anak

mendapatkan rangsangan mental yang mendukung

seperti: pemberian rasa aman dan kasih 43ystem agar

anak mampu mengembangkan berbagai macam potensi

pribadi kreatif seperti percaya diri, keberanian, ketahanan

diri, dan lain sebagainya.

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

44

2) Iklim dan Kondisi Lingkungan. Kondisi lingkungan di sekitar

peserta didik yang memberikan kebebasan untuk

berkreasi, sangat berpengaruh besar dalam menumbuh

kembangkan kreativitas peserta didik.

3) Peran Guru. Guru adalah tokoh bermakna dalam

kehidupan anak. Guru yang mampu memberikan stimulasi

dan memberikan kesempatan anak untuk bereksplorasi

terhadap hal-hal baru akan berpengaruh terhadap

perkembanga kreativitas peserta didik.

4) Peran Orang Tua. Peran orang tua dalam mendukung dan

memfasilitasi anak dalam berkreasi akan dapat mendorong

tumbuhnya kreativitas anak. Berapa hal yang dapat

diperankan orang tua dalam mendukung kreativitas anak

antara lain: menghargai pendapat anak, mendorong untuk

berani mengungkapkan sesuatu hal, memberi waktu

kepada anak untuk berpikir dan berkarya, mendorong anak

berani mengambil keputusan sendiri, menghargai apa yang

dicoba, dilakukan, dan dihasilkan anak.

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

45

b. Faktor Penghambat

Ada beberapa hal yang dapat menghambat

perkembangan kreativitas. Menurut Munandar (2009),

penghambat kreativitas diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Evaluasi, 2) Hadiah, 3) Persaingan, 4) Lingkungan.

1) Evaluasi, evaluasi yang kurang tepat dan tidak jelas serta

dengan waktu yang kurang pula akan dapat

mengecewakan dan menghambat kreativitas anak

2) Hadiah, pemberian hadiah terhadap anak dalam segala hal

dapat merobohkan kreativitas serta dapat merubah

motivasi intrinsik pada diri anak.

3) Persaingan, kreativitas akan muncul apabila di

lingkungannya terdapat persaingan tentu saja persaingan

yang lebih baik sehingga memunculkan daya kreativitas

anak.

4) Lingkungan, lingkungan yang membatasi belajar dan

kreativitas tidak dapat dikembangkan dengan suatu

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

46

paksaan, jika hal ini terjadi maka akan sulit untuk dapat

mengembangkan kreativitas anak.

Ditambakan menurut Chen (dalam Nastity, 2016),

beberapa hal yang menghambat kreativitas adalah sebagai

berikut.

1) Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Pendidik

yang hanya lebih fokus kepada ilmu yang disampiakan

tanpa memberikan pemahaman dengan beberapa macam

inovasi pengajaran kepada peserta didik.

2) Kurang dalam penerapan sistem evaluasi. Peserta didik

hanya dapat lulus dengan orientasi yang sempit dengan

hanya menilai apa yang telah dipelajari sebelumnya di

kelas tanpa memperhatikan aspek lain, seperti kegiatan

ekstrakurikuler, dan

3) Pengajaran dan kurikulum tidak sesuai dengan kebutuhan

sosial. Referensi buku yang kurang berkembang dan

terkadang sangat membatasi kegiatan inovatif siswa yang

ingin mengembangkan potensi dalam kegiatan ekstra-

kurikuler.

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

47

Dari pendapat para ahli tersebut di atas dapat diketahui

bahwa banyak faktor yang menjadi penghambat dalam

pengembangan kreativitas anak. Faktor-faktor penghambat

tersebut antara lain: 1) Evaluasi, 2) Hadiah, 3) Persaingan, 4)

Lingkungan rumah dan masyarakat, 5) Pendekatan dalam

pembelajaran, dan 6) Kurikulum yang statis.

5. Meningkatkan Kreativitas Siswa

Sebagaimana diuraikan pada pembahasan sebelumnya,

bahwa kreativitas sebenarnya telah ada pada setiap individu

sejak dilahirkan, tetapi untuk mencapai pekembangan yang

optimal kreativitas harus dikembangkan atau ditingkatkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam mening-

katkan kreativitas anak perlu merujuk pada empat aspek

kreativitas, yakni: pribadi, pendorong, proses dan produk atau

lebih dikenal dengan “strategi 4P”.

a) Pribadi

Anak telah memiliki potensi kreatif dan kreativitas itu akan

berkembang apabila anak diberikan kebebasan dan

kepercayaan untuk mengembangakan potensinya.

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

48

Oleh karena itu dalam upaya mengembangkan kreativitas

anak, seorang guru/pendidik hendaknya dapat menghargai

dan membantu menemukan dan mengembangkan bakat

tersebut, dan menerima anak sebagaimana adanya, tanpa

syarat dan tuntutan apapun dan memberikan kepercayaan

padanya bahwa pada dasarnya ia mampu berkreasi.

b) Pendorong (Press)

Dorongan diperlukan dalam mewujudkan kreativitas anak.

Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu dan

berupaya memupuk dan meningkatkan dorongan baik internal

maupun eksternal anak agar kreativitas dapat diwujudkan.

Perlu diingat, jangan sampai memberikan dorongan eksternal

yang berlebihan karena hal tersebut akan melemahkan

dorongan internal dalam diri anak. Motivasi dari dalam diri

sendiri memiliki peran penting dalam mengembangkan

kreativitas anak.

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

49

c) Proses

Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi

kesempatan untuk melakukan proses kreatif dan ilmiah dari

perencaan sampai menunjukkan hasil produk/karya. Dalam

hal ini maka sebagai seorang pendidik hendaknya dapat

membantu dan memotivasi anak untuk melibatkan dirinya

dalam kegiatan kreatif, menyediakan sarana prasarana yang

diperlukan anak, memberi kebebasan anak untuk berekspresi

baik melalui: pengungkapan ide-de, pendapat, tulisan,

gambar, dan sebagainya.

d) Produk

Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif oleh

anak dan dengan dorongan (internal maupun eksternal)

mampu menciptakan produk-produk kreatif yang bermakna

bagi dirinya dan masyarakat. Sebagai seorang pendidik

hendaknya menghargai produk kreativitas anak apapun

hasilnya dan mengkomunikasikannya dengan orang lain,

sehingga anak akan lebih termotivasi untuk berkarya.

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

50

6. Indikator Keberhasilan Kreativitas

Gambar 2.3

Dimensi Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-

dimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif

(berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan

dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Jadi jelaslah bahwa

kemampuan berpikir kreatif (kognitif) dan keterampilan berpikir

kreatif (afektif dan psikomotor) merupakan bagian dalam

pengembangan kreativitas.

Dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari

kreativitas, Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

51

non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri

aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran,

kelenturan (fleksibilitas), orisinalitas, elaborasi yang dioperasi-

onalisasikan dalam bentuk berpikir divergen. Sedangkan ciri-ciri

non-aptitude meliputi rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa

tertantang oleh kemajemukan, sikap berani mengambil resiko.

Berdasarkan ciri-ciri kreativitas yang telah dipaparkan di

atas, pengembang model menggunakan indikator pengem-

bangan kreativitas sebagai berikut.

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Kreativitas

Aspek Kreativitas Indikator

Aptitude 1. Keterampilan

Berpikir Lancar

Mencetuskan banyak

gagasan, jawaban, saran

dalam penyelesaian

masalah

2. Keterampilan

berpikir luwes

(fleksibilitas)

Menghasilkan gagasan

yang bervariasi

Dapat melihat masalah dari

berbagai sudut pandang

yang berbeda

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

52

3. Keterampilan

berpikir orisinil

(orisinalitas)

Mencetuskan masalah,

gagasan atau hal-hal yang

tidak terpikirkan orang lain

Menciptakan ide-ide atau

hasil karya yang berbeda

dan betul-betul baru

4. Keterampilan

berpikir detail

(elaborasi)

Mengembangkan atau

memperkaya gagasan

orang lain

Mengungkapkan cara kerja

yang ditempuh untuk

menyelesaikan

permasalahan

Membuat laporan dengan

detail dan berbeda (untuk

indikator ini lebih dijabarkan

pada ranah

psikomotor/melalui

portofolio)

Non-

aptitude

5. Rasa ingin

tahu

Keinginan untuk mencari

tahu, mendalami

pengetahuan lebih dalam

Mempertanyakan segala

sesuatu

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

53

6. Bersikap

merasa

tertantang

Melibatkan diri dalam tugas

yang diberikan

7. Berani

mengambil

resiko

Percaya diri dalam

mengerjakan sesuatu

8. Menunjukkan

hasil karya

Menunjukkan hasil karya

Memberikan penjelasan

atas hasil karya

C. Karakteristik Model

Secara substansial, model ini memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Masalah pembelajaran yang dijadikan topik dalam pembahasan

adalah masalah-masalah otentik atau nyata yang dialami oleh

peserta didik dan atau masalah-masalah yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari di sekitar peserta didik.

2. Penyelesaian masalah memerlukan kolaborasi antar sesama

peserta didik, nara sumber, pendidik dan melibatkan berbagai

disiplin ilmu yang terkait dengan permasalahan agar diperoleh

solusi yang tepat.

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

54

3. Berusaha memberikan arahan, tuntunan, dan sekaligus motivasi

bagi pengelola, pendidik, dan peserta didik pendidikan

kesetataraan paket C dalam penerapan model pembelajaran

berbasis masalah untuk meningkatkan kreativitas peserta didik

paket C kelas XI;

4. Dirancang untuk dapat menyajikan langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah yang efektif dan efisien dalam

upaya meningkatkan kreativitas peserta didik paket C kelas XI.

5. Langkah-langkah model digambarkan dan diuraikan dengan

jelas dan singkat sesuai tahapan-tahapan model dalam

pelaksanaan penerapan pembelajaran berbasis masalah agar

mudah dipahami dan diterapkan.

D. Prototipe Model

Prototipe model adalah gambaran suatu siklus bagaimana

model tersebut dirancang, dilaksanakan, dan dinilai sehingga

model tersebut dapat meningkatkan kreativitas peserta didik

pendidikan kesetaraan paket C kelas XI.

Adapun prototipe model yang dimaksud adalah seperti berikut di

bawah ini.

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

140

PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASOUTCOMEIS MASALAH

INP

UT

PROSES OUTPU

T

OUTCO

ME

KURIKULUM

SARPRAS

RPP

PENDIDIK

PENILAIAN

LURING DARING

PBM

1. ORIENTASI MASALAH OTENTIK TERCAPAINYA

PESERTA 2. MENGORGANISASI SISWA KOMPETENSI PESERTA

DIDIK PENILAIAN 3. BERKOLABORASI DLM PEMECAHAN PENILAIAN MINIMAL DIDIK

PAKET C AWAL MELIBATKAN ANTAR DISIPLIN ILMU AKHIR LITERASI LEBIH

4. MENYAJIKAN HASIL KARYA NUMERASI KREATIF

5. MENILAI KARAKTER

KOMBINASI

DUKUNGAN LINGKUNGAN

SATUAN PENDIDIKAN

ORANG TUA

MITRA KERJA/MASYARAKAT

55

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

56

Keterangan:

1. Komponen Raw Input

Komponen input adalah warga belajar pendidikan kesetaraan

paket C peserta didik kelas XI.

2. Penilaian Awal

Penilaian awal terhadap peserta didik adalah dilakukan

sebelum peserta didik mengikuti kegiatan khususnya dalam

pengembangan model. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik khususnya dalam kreativitas.

3. Komponen Instrumental Input

Komponen instrument input meliputi:

a. Kurikulum 2013 Paket C

b. Silabus

c. RPP

d. Sarana dan Prasarana

e. Pendidik dan tenaga kependidikan

f. Pembiayaan

g. Bahan ajar

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

57

h. Instrumen penilaian

Yang harus dipersiapkan dan disesuaikan dengan memadai

agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan

sesuai tujuan yang diinginkan.

4. Komponen Enverontmental Input

Komponen dukungan lingkungan meliputi: dukungan

lingkungan satuan pendidikan, orang tua, masyarakat sekitar

dan mitra kerja apabila memungkinkan.

5. Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Berbasis Masalah

Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan paket C

dilaksanakan dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis

Masalah. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan bahwa

pendekatan ini sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran

untuk meningkatkan berpikir kritis peserta didik.

Adapun secara khusus pelaksanaan pendekatan pembelajaran

Berbasis Masalah langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Orientasi Masalah Otentik kepada peserta didik. Hal ini

dilakukan agar peserta didik benar-benar memahami

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

58

masalah aktual / masalah otentik atau masalah nyata yang

akan dipelajari dan akan diupayakan untuk dipecahkan

dalam proses pembelajaran. Masalah otentik itu bisa

berasal dari masalah yang berhubugan dengan SK dan KD

mata pelajaran yang sedang dipelajari, pelajaran lain atau

masalah nyata yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari, peristiwa atau kejadian di masyarakat yang

terjadi atau dimuat melalui media cetak dan noncetak.

b. Mengorganisir peserta didik untuk belajar, yaitu peserta didik

dibentuk kelompok-kelompok, membantu peserta didik

dalam memahami masalah yang dihadapi, kemudian secara

bersama-sama dicoba untuk dipecahkan masalah yang

dihadapi.

c. Berkolaborasi memecahkan masalah dengan melibatkan

berbagai disiplin ilmu yang terkait. Tutor mendorong peserta

didik untuk berkolaborasi dalam memecahkan masalah

otentik. Pada tahap ini tutor membimbing peserta didik untuk

melakukan penyelidikan, mengumpulkan informasi

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

59

sebanyak-banyaknya, mencoba memecahkan masalahnya

dengan berdasarkan referensi dari berbagai disiplin ilmu,

menemukan ide-ide baru dalam pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Tutor

membantu peserta didik dalam menganalisis data yang telah

terkumpul pada tahap sebelumnya, peserta didik memberi

argumen terhadap hasil karyanya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Tutor meminta peserta didik untuk merekonstruksi

pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses

kegiatan belajarnya. Tutor dan peserta didik menganalisis

dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang

dipresentasikan setiap kelompok.

Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilaksanakan dengan

system Daring, Luring, maupun Kombinasi disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada.

5. Seluruh rangkaian proses pembelajaran selalu dilaksanakan

penilaian baik penilaian proses yaitu pengamatan perubahan

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

60

kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung, dan penilaian akhir.

6. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah

dilihat dari ketercapaian peningkatan kompetensi peserta didik

dalam penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

7. Dampak yang diharapkan dari peningkatan kreativitas peserta

didik.

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

61

BAB III

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH

A. Program Paket C

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan

pendidikan kesetaraan paket C diatur dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan

dasar dan menengah.

Gambar 3.1. Proses Pembelajaran Peserta Didik Paket C

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

62

Adapun SKL Minimal Satuan Pendidikan Menengah

(SMA/MA/SMALB/ PAKET C) dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Dimensi Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,

2) berkarakter, jujur, dan peduli,

3) bertanggungjawab,

4) pembelajar sejati sepanjang hayat, dan

5) sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan internasional.

b. Dimensi Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks

berkenaan dengan:

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

63

1) ilmu pengetahuan,

2) teknologi,

3) seni,

4) budaya, dan

5) humaniora.

Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri

sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam

sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan

internasional.

a) Faktual

Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks

berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam

sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan

internasional.

b) Konseptual

Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,

generalisasi, teori, model, dan struktur yang digunakan

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

64

terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan

kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan internasional.

c) Prosedural

Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau

kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik,

algoritma, metode, dan kriteria untuk menentukan prosedur

yang sesuai berkenaan dengan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan internasional.

d) Metakognitif

Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri

dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan

teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual dan

kondisional berkenaan dengan ilmu pengetahuan,

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

65

teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan

regional, dan internasional.

c. Dimensi Keterampilan

Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:

1) kreatif,

2) produktif,

3) kritis,

4) mandiri,

5) kolaboratif, dan

6) komunikatif

Melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari

yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain

secara mandiri.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah meliputi: Standar Kompetensi Lulusan Minimal

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

66

Kompetensi Lulusan Minimal Kelompok Mata Pelajaran,

dan Standar Kompetensi Lulusan Minimal Mata Pelajaran.

Pembelajaran kreativitas peserta didik melalui model

pembelajaran berbasis masalah, tidak berdiri sendiri

melainkan dapat diterapkan untuk semua materi pelajaran,

yang terpenting bagaimana peserta didik dapat berpikir,

bersikap dan melakukan hal-hal yang kreatif.

Adapun indikator kreativitas dalam pengembangan ini

mencakup:

1) Aspek aptitude seperti:

a) Keterampilan Berpikir Lancar

b) Keterampilan berpikir luwes (fleksibilitas)

c) Keterampilan berpikir orisinil (orisinalitas)

d) Keterampilan berpikir detail (elaborasi)

2) Aspek non-aptitude.

a) Rasa ingin tahu

b) Bersikap merasa tertantang

c) Berani mengambil resiko

d) Menunjukkan hasil karya

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

67

2. Kurikulum

Kedalaman muatan kurikulum pada program paket C,

dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tiap mata pelajaran pada setiap

tingkatan dan atau semester. Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar mata pelajaran pada paket C mengacu kepada Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) masing-masing

mata pelajaran pada pendidikan umum. Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan

derajat menggambarkan bobot mata pelajaran.

Beban belajar program paket C dinyatakan dalam Satuan

Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi

yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program

pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan,

dan atau kegiatan mandiri. SKK merupakan penghargaan

terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta

didik dalam menguasai suatu mata pelajaran.

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

68

SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang

terdapat dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum program

Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban

belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit

kompetensi (SKK).

Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran.

SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang

diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian

dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi

yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka/daring atau

2 jam tutorial/daring atau 3 jam mandiri/daring/ kombinasi, atau

kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap

muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran 45 menit

untuk Paket C.

Adapun struktur kurikulum pendidikan kesetaraan paket C

sebagaimana tersaji pada Tabel 3.1. berikut.

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

69

Tabel 3.1

Struktur Kurikulum Paket C

Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit

Kompetensi (SKK)

Jumlah

Derajat 5

Setara

Kelas X-XI

Derajat 6

Setara

Kelas XII

Kelompok Umum

1. Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti

26 14 40

2 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Sejarah Indonesia

6. Bahasa Inggris

Peminatan Matematika dan Ilmu

Alam

7. Matematika 30 15 45

8. Biologi

9. Fisika

10. Kimia

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

11. Geografi 30 15 45

12. Sejarah

13. Sosiologi

14. Ekonomi

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

70

Peminatan Ilmu Bahasa dan

Budaya

15. Bahasa dan Sastra

Indonesia

30 15 45

16. Bahasa dan Sastra Inggris

17. Bahasa Asing Lain (Arab,

Mandarin, Jepang, Korea,

Jerman, Perancis)

18. Antropologi

Kelompok Khusus

19. Pemberdayaan 24 13 37

20. Keterampilan

Jumlah Bobot SKK Ditempuh 80 42 122

3. Proses Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan

kesetaraan paket C, dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,

menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif

berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga memberikan

ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan

minat, bakat, dan perkembangan psikologis/fisik para peserta

didik.

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

71

Ada tiga sistem pembelajaran yang dilaksanakan pada

pendidikan kesetaraan paket C yaitu: (a) Daring, (b) Luring, dan

(c) Kombinasi.

a. Daring (dalam jaringan)

Sistem pembelajaran Daring adalah sistem pembe-

lajaran dengan menggunakan fasilitas jaringan internet (bisa

dalam jarak jauh).

Gambar 3.2

Peserta didik paket C sedang belajar melalui daring

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

72

Pada sistem pembelajaran Daring, antara guru dengan

murid, murid dengan murid tidak saling bertemu atau tidak

bertatap muka, melainkan dengan bantuan jaringan aplikasi

pembelajaran/internet mereka melaksanakan pembelajaran.

Pembelajaran Daring sangat efektif digunakan untuk

pembelajaran pendidikan kesetaraan karena dengan Daring

peserta didik kesetaraan yang sangat sulit mengikuti

pembelajaran dengan bertatap muka karena hasus bekerja

misalnya, dapat tetap terus belajar dari tempat kerjanya

melalui perangka pembelajaran Daring.

b. Luring (luar jaringan)

Pembelajaran Luring adalah sistem pembelajaran

dengan tidak menggunakan jaringan internet. Pembelajaran

ini masih menggunakan cara tatap muka di kelas antara guru

dengan murid dan murid dengan murid di suatu kelas tertentu

untuk melakukan pembelajaran, tutorial dan mandiri atau

modul.

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

73

Pada pembelajaran Luring sekurang-kurangnya tatap

muka dilaksanakan sebanyak 30% dari jumlah efektif

pertemuan, tutorial 20%, dan mandiri sebanyak-banyaknya

50% dengan menggunakan perangkat modul.

Gambar 3.3 Peserta didik belajar dengan modul

c. Kombinasi

Pembelajaran kombinasi adalah penggabungan atau

campuran antara penerapan pembelajaran sistem daring dan

luring. Pembelajaran ini menerapkan pembelajaran dengan

tatap muka, tutorial, dan mandiri (modul) serta menggunakan

perangkat pembelajaran Daring berupa aplikasi WhatsApp

grup. Aplikasi WhatsApp digunakan untuk menyampaikan

materi-materi pembelajaran atau penugasan yang secara

individual atau kelompok dapat dikerjakan di rumah masing-

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

74

masing. Kesulitan-kesulitan peserta didik dalam mempelajari

materi pelajaran baik secara mandiri (modul) maupun secara

Daring (aplikasi WhatsApp) akan dibahas pada pertemuan

tatap muka atau tutorial berikutnya. Dengan demikian peserta

didik tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan kualitas

yang tetap terjaga.

Gambar 3.4 Peserta didik sedang belajar dengan

menggunakan aplikasi WA

4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kesetaraan

paket C adalah minimal berkualifikasi S1 dan diprioritaskan

keahliannya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Adapun tenaga kependidikan (pengelola), sekurang-kurangnya

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

75

berijazah SLTA dan diprioritaskan pernah dilatih dalam bidang

pengelolaan pendidikan kesetaraan.

Gambar 3.5 Pendidik sedang berdiskusi

Mempersiapkan sarana PBM

5. Sarana dan Prasarana

Semua satuan pendidikan baik formal maupun nonformal

harus dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti: media

pendidikan, peralatan pendidikan, modul dan sumber belajar

lainnya, perabot, dan perlengkapan lainnya.

Sarana dan prasarana pendidikan kesetaraan hendaknya

disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang digunakan.

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

76

Adapun sarana dan prasarana yang seharusnya dipenuhi untuk

melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran Daring

Apabila menggunakan sistem Daring, maka satuan, tutor, dan

peserta didik sekurang-kurangnya harus mempersiapkan:

1) jaringan internet,

2) Komputer PC atau Laptop

3) Hand Phone android beserta paket data

Gambar 3.6 Peserta didik belajar dengan sarana laptop

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

77

b. Pembelajaran Luring

Apabila menerapkan sistem Luring, sekurang-kurangnya

satuan harus mempersiapkan:

1) ruang belajar beserta perabot kelengkapannya,

2) modul pembelajaran sesuai jumlah dan jenisnya,

3) buku sumber lainnya,

4) media pembelajaran.

5) Ruang kelas beserta perabot kelengkapannya.

Gambar 3.7 Pembelajaran secara luring di dalam kelas

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

78

c. Pembelajaran Kombinasi

Apabila menerapkan sistem kombinasi, maka satuan

pendidikan, tutor, dan peserta didik sekurang-kurangnya

harus mempersiapkan:

1) modul pembelajaran,

2) ruang kelas dan perabot kelengkapannya,

3) jaringan internet

4) aplikasi WhatsApp grup baik murid maupun tutor.

5) Media pembelajaran lainnya.

Gambar 3.8. Sarana belajar melalui daring

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

79

6. Pengelolaan

Pendidikan kesetaraan paket C, dikelola oleh satuan

pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah. Untuk

menjamin akuntabilitas satuan pendidikan dalam pengelolaan

pendidikan, setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk

menyusun: (a) perencanaan program satuan, (b) pelaksanaan

rencana kerja, (c) pengawasan dan evaluasi, (d) Kepemimpinan

Pendidikan Kesetaraan Paket C, (e) Sistem Informasi

Manajemen, dan (f) Penilaian Khusus.

a. Perencanaan Program

1) Visi Pendidikan Kesetaraan Paket C

2) Misi Pendidikan Kesetaraan Paket C

3) Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket C

4) Rencana Pendidikan Kesetaraan Paket C

b. Pelaksanaan Rencana Kerja

1) Pedoman Kesetaraan Paket C;

2) Struktur Organisasi Kesetaraan Paket C;

3) Pelaksanaan Kegiatan Kesetaraan Paket C;

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

80

4) Bidang: Kesiswaan, Kurikulum dan Kegiatan

Pembelajaran, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana

dan Prasarana, dan Bidang Keuangan dan Pembiayaan;

5) Budaya dan Lingkungan Pendidikan Kesetaraan Paket C;

6) Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Pendidikan

Kesetaraan Paket C.

c. Pengawasan dan Evaluasi

1) Satuan pendidikan kesetaraan paket C, merencanakan dan

melaksanakan pengawasan meliputi: pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.

2) Satuan pendidikan kesetaraan pakaet C, merencanakan

dan melaksanakan evaluasi meliputi: Evaluasi Diri,

Evaluasi dan Pengembangan KTSP, dan mengajukan

Akreditasi Satuan Pendidikan.

d. Kepemimpinan Pendidikan Kesetaraan Paket C

1) Setiap satuan pendidikan kesetaraan dipimpin oleh

seorang pengelola.

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

81

2) Kriteria untuk menjadi pengelola satuan pendidikan

kesetaraan, berdasarkan ketentuan dalam standar

pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Sistem Informasi Manajemen

1) Satun pendidikan kesetaraan paket C, mengelola,

menyedikan fasislitas, dan menugaskan salah seorang

tenaga kependidikan untuk pengelolaan sistem

informasi manajemen yang valid dan mudah diakses dan

melaporkan data informasi satuan pendidikan

kesetaraan paket C yang telah terdokumentasikan

kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

2) Menjalin komunikasi antar warga di lingkungan satuan

pendidikan kesetaraan apket C secara efisien dan

efektif.

7. Pembiayaan

Pembiayaan pendidikan kesetaraan paket C meliputi biaya:

(a) investasi, (b) operasional, (c) biaya personal. Biaya investasi

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

82

satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan prasarana dan

sarana pendidikan, modal kerja tetap, dan pengembangan

sumber daya manusia. Biaya operasional satuan pendidikan

mencakup gaji tenaga pendidik, peralatan pendidikan, biaya

pemeliharaan saran dan prasarana, pajak, asuransi, dan lain

sebagainya, dan Biaya personal mencakup biaya pendidikan

yang harus dibayar peserta didik agar dapat mengikuti proses

belajar-mengajar.

8. Penilaian

Penilaian pendidikan kesetaraan paket C meliputi: (a)

penilaian hasil belajar oleh pendidik dan (b) penilaian hasil

belajar oleh satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh

pendidik pada pendidikan kesetaraan, berbasis modul dan

dilakukan melalui ujian modul. Artinya ujian dilakukan terhadap

setiap modul yang telah diselesaikan oleh peserta didik sampai

mencapai kriteria minimal kelulusan yang telah ditetapkan.

Contoh mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam satu tahun

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

83

terdapat 6 modul, maka peserta didik setiap tahun harus

mengikuti ujian 6 modul. Ujian modul sebelumnya merupakan

persyaratan untuk masuk ke modul berikutnya, jika hasil ujian

modul memenuhi syarat ketuntasan maka diperbolehkan

melanjutkan ke modul berikutnya.

Penilaian hasil belajar menggunakan ujian modul, tidak perlu

melakukan ujian semester. Nilai setiap semester dapat diambil

dari hasil ujian modul pada setiap semester tersebut. Misal

dalam semester ganjil mata pelajaran Bahasa Indonesia peserta

didik mengikuti ujian modul 1, 2 dan 3. Jadi nilai semester ganjil

yang dicapai oleh peserta didik tersebut adalah penjumlahan dari

nilai ujian modul 1 + 2 + 3 dibagi 3 itulah nilai rata-rata semester

ganjil peserta didik tersebut.

Penilaian oleh satuan pendidikan, dilakukan untuk

menentukan kelulusan. Penilaian oleh satuan pendidikan ini

sesuai dengan kebijakan yang baru adalah diarahkan pada

asesment kompetensi minimal literasi, numerasi dan survey

karakter.

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

84

B. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Persiapan

a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) yang cocok untuk

pembelajaran berbasis masalah.

Semua Kompetensi Dasar dalam materi pelajaran

sebenarnya dapat diterapkan dengan model pembelajaran

berbasis masalah. Tutor hendaknya dapat memilih dan

memilah Kompetensi Dasar (KD) mana yang sangat relevan

dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

Kompetensi Dasar (KD) yang dapat memicu peserta didik

untuk terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah adalah

Kompetensi Dasar yang tepat untuk dipetakan dengan model

pembelajaran berbasis masalah.

Contoh: dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dengan Kompetensi Dasar pengetahuan

dan keterampilan sebagai berikut.

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

85

Pengetahuan Keterampilan

Mengkaji kasus-kasus

ancaman terhadap Ideologi,

politik, ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan, dan

keamanan dan strategi

mengatasinya dalam

bingkai Bhinneka Tunggal

Ika melalui media massa.

Melakukan penelitian

sederhana dengan

mengumpulkan data

tentang potensi ancaman

terhadap Ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan, dan keamanan

dan strategi mengatasinya

dalam bingkai Bhinneka

Tunggal Ika melalui media

massa.

Kompetensi dasar seperti di atas misalnya sangat cocok untuk

diterapkan model pembelajaran berbasis masalah. Atau

masalah-masalah yang muncul di masyarakat yang sedang

banyak dibicarakan orang seperti misalnya “bagaimana

menghadapi pandemi Covid-19”.

Di samping masalah yang telah tertuang dalam SK dan KD

mata pelajaran tertetu, masalah juga dapat diambil dari

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

86

masalah-masalah nyata/otentik ada dan dihadapi oleh peserta

didik dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya masalah

terkait dengan maraknya penipuan bidang keuangan seperti

investasi bodong, arisan berhadiah dan sebagainya.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai perangkat

pembelajaran disusun sesuai dengan Kompetensi Dasar yang

hendak dicapai. RPP disusun dengan singkat yang

mencakup: (a) Tujuan Pembelajaran, (b) Kegiatan

Pembelajaran, dan (c) Penilaian.

Dari kompetensi dasar di atas maka rumusan rencana

pelaksanaan pembelajaran antara lain sebagai berikut.

Mata Pelajaran : Pancasila dan Kewarganegaraan

Tingkatan : V setara kelas XI

Waktu : 90 menit

Hari, tangga : Selasa, 5 Mei 2020

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

87

Tujuan : Mengkaji dan mengatasi masalah

ancaman terhadap ideology, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan,

dan keamanan dalam bingkai Bhinneka

Tunggal Ika melalui media massa.

Kegiatan PBM : Tutor menunjukkan berita di media

massa yang berhubungan dengan

ancaman terhadap ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan

keamanan di Negara Indonesia.

Peserta didik diminta untuk membentuk

kelompok masing-masing berjumlah 5

orang untuk mendiskusikan bagaimana

mengatasi hal tersebut dalam bingkai

Bhineka Tunggal Ika.

Penilaian : - Pengamatan proses diskusi

- Presentasi hasil karya/diskusi

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

88

- Kesesuaian hasil pemecahan masalah

dengan kriteria.

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran dipersiapkan disesuaikan dengan

sistem pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran.

1) Pembelajaran Daring

Apabila menggunakan sistem Daring, maka satuan, tutor,

dan peserta didik sekurang-kurangnya harus

mempersiapkan:

(a) jaringan internet,

(b) komputer PC atau Laptop/HP Android beserta

kelengkapannya.

2) Pembelajaran Luring

Apabila menerapkan sistem Luring, sekurang-kurangnya

satuan harus mempersiapkan:

(a) ruang belajar beserta perabot kelengkapannya,

(b) modul pembelajaran sesuai jumlah dan jenisnya,

(c) buku sumber lainnya,

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

89

(d) media pembelajaran.

(e) Ruang kelas beserta perabot kelengkapannya.

Pembelajaran Luring dilaksanakan dengan strategi

minimal 20% tatap muka, 30% tutorial, dan maksimal 50%

mandiri.

3) Pembelajaran Kombinasi

Apabila menerapkan sistem kombinasi, maka satuan

pendidikan, tutor, dan peserta didik sekurang-kurangnya

harus mempersiapkan:

(a) modul pembelajaran,

(b) ruang kelas dan perabot kelengkapannya,

(c) jaringan internet

(d) aplikasi WhatsApp grup baik murid maupun tutor.

(e) Media pembelajaran lainnya.

d. Menyiapkan instrumen penyelidikan yang terdiri dari:

1) Lembar observasi kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

90

2) Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

3) Lembar Kerja Peserta Didik selama diskusi kelompok.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah,

dilaksanakan melalui lima fase yaitu: (a) orientasi masalah

otentik, (b) pengorganisasian, (c) berkolaborasi/membimbing

penyelidikan indvidu maupun kelompok, (d) mengembangkan

dan menyajikan artifak (hasil karya) dan memamerkannya, dan

(e) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

a. Fase orientasi peserta didik pada masalah otentik

Pada tahapan ini, tutor menyampaikan tujuan

pembelajaran/masalah otentik, menjelaskan secara singkat

bahan-bahan yang diperlukan bagi penyelesaian masalah

serta memberikan motivasi kepada peserta didik agar

menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian masalah

otentik.

Page 108: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

91

Adapun aktivitas pembelajaran meliputi:

1) Kegiatan Pembuka

a) Tutor memberikan salam, dilanjutkan berdoa

b) Tutor membacakan atau mengecek daftar hadir peserta

c) Tutor memberikan apersepsi dan motivasi kepada

peserta didik

d) Tutor menyampaikan orientasi terhadap masalah-

maslah otentik yang akan dibahas.

2) Kegiatan Inti

a) Tutor menayangkan video pembelajaran/caption terkait

dengan masalah otentik yang akan dipecahkan.

b) Tutor memberikan penjelasan materi/masalah otentik

yang akan dibahas.

Gambar 3.9. Tutor sedang memberikan orientasi

kepada peserta didik

Page 109: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

92

b. Fase mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Pada fase ini aktivitas pembelajaran meliputi:

1) Tutor membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok

kecil untuk memecahkan masalah-masalah yang sama

atau berbeda.

2) Tutor memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif saling

kerjasama dan sharing antar anggota.

3) Tutor mengusahakan kelompok-kelompok tersebut harus

heterogen, saling interaksi antar anggota, komunikasi

yang efektif, dan adanya tutor sebaya dalam kelompok.

4) Peserta didik aktif bekerja berkelompok memecahkan

permasalahan yang dihadapi.

5) Tutor memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing

kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok

selama pembelajaran.

3.10 peserta didik dibagi dalam kelompok kecil.

Page 110: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

93

c. Fase berkolaborasi/membimbing penyelidikan indvidu

maupun kelompok

Pada fase ini aktivitas pembelajaran meliputi kegiatan:

1) Tutor membimbing peserta didik untuk dapat melakukan

pengumpulan data dan eksperimen.

2) Tutor membantu peserta didik untuk mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber.

3) Tutor mendorong peserta didik untuk melakukan

elaborasi.

4) Tutor memberi waktu yang cukup untuk peserta didik

berdiskusi.

5) Tutor mengawasi jalannya kegiatan diskusi dengan

berkeliling ke setiap kelompok.

Gambar 3.11 Peserta didik sedang berdiskusi

Page 111: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

94

d. Fase mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya)

dan memamerkannya

Pada fase ini, aktivitas pembelajaran meliputi kegiatan

sebagai berikut.

1) Peserta didik menunjukkan atau memamerkan hasil-hasil

karya yang telah dikerjakan pada tahap penyelidikan,

seperti: laporan tertulis, video, sajian multimedia, produk-

produk keterampilan dan sebagainya.

2) Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta

didik kelas lainnya.

3) Tutor berperan sebagai organisator pameran.

4) Tutor, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai”

atau memberikan umpan balik.

Gambar 3. 12. Peserta didik sedang menunjukan

Hasil diskusi kelompok

Page 112: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

95

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Fase ini merupakan fase akhir dalam pembelajaran berbasis

masalah. Adapun aktivitas yang dilakukan dalam fase ini

adalah sebagai berikut.

1) Tutor melakukan penilaian terhadap kerja peserta didik

2) Tutor mennyimpulkan hasil pembelajaran peserta didik

dan melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

3) Tutor mengingatkan peserta didik untuk mempelajari

materi selanjutnya

4) Tutor menutup pelajaran dengan salam

Gambar 3.13 Tutor sedang merevisi hasil karya

peserta didik

Page 113: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

96

3. Penilaian

Penilaian dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu:

a. Penilaian Awal

Penilaian awal merupakan kegiatan yang harus dilakukan

oleh pendidik sebelum pembelajaran dimulai. Penilaian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan kreativitas

peserta didik. Penilaian awal juga bermanfaat untuk

pengelompokan peserta didik, dan untuk memetakan

kemampuan kreativitas peserta didik. Penilaian awal juga

dapat digunakan oleh pendidik untuk menentukan strategi,

metode dan teknik pembelajaran yang cocok untuk

dipergunakan selama pembelajaran berbasis masalah.

Penilaian awal dapat dilakukan melalui:

1) Tes lisan misalnya dengan cara meminta peserta didik

untuk menjawab secara rasional terhadap permasalahan

tertentu.

Page 114: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

97

2) Tes tulis, misalnya dengan cara memberikan soal-soal

dalam bentuk tulis untuk dikerjakan oleh peserta didik;

3) Unjuk kinerja, misalnya dengan cara mempersilahkan

peserta didik untuk menunjukkan hasil karyanya serta

menjelaskannya.

b. Penilaian Proses

Penilaian proses merupakan kegiatan pengumpulan

informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik

dalam kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang

dilakukan secara terencana dan sistematis selama proses

pembelajaran.

Penilaian selama proses pembelajaran dilakukan secara

periodik untuk:

1) Melihat perkembangan belajar peserta didik,

mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik;

2) Menentukan perbaikan proses belajar untuk menentukan

remedial atau pengayaan pembelajaran;

Page 115: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

98

Selama proses pembelajaran, pendidik harus melakukan

penilaian berkenaan dengan dimensi :

a) Sikap dapat dilakukan dengan teknik observasi,

penyebaran instrument, penilaian diri dan mengisi jurnal

pembelajaran

b) Pengetahuan dapat dilaksanakan dengan memberikan tes

tertulis, tes lisan, penugasan dan observasi

c) Keterampilan dapat dilakukan melalui portofolio, penilaian

produk dan penilaian proyek atau karya.

c. Penilaian/Ujian Modul

Penilaian/ujian modul pembelajaran berguna untuk

mengukur ketercapaian kompetensi dasar yang telah

ditetapkan dalam setiap modul pembelajaran. Penilaian/ujian

modul dilakukan oleh tutor terhadap peserta didik yang telah

menyelesaikan modul pembelajaran tertentu.

Soal-soal ujian modul dipersiapkan oleh tutor mengacu pada

kompetensi dasar dan materi yang teruang dalam modul

pembelajaran yang dipelajari peserta didik. Syarat kelulusan

Page 116: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

99

peserta didik terhadap modul yang diujikan telah ditetapkan

dalam modul pembelajaran.

Jumlah nilai dari hasil ujian modul-modul yang diikuti

selama satu semester dibagi jumlah modul yang diujikan

selama satu semester tersebut, menjadi nilai rata-rata

semester yang dituangkan dalam nilai semester. Dengan

demikian dengan ujian modul ini pada pendidikan kesetaraan

paket C tidak lagi diadakan ujian semester.

Penilaian oleh satuan pendidikan dilaksanakan untuk

menentukan kelulusan peserta didik. Penilaian ini mengukur

kompetensi minmal peserta didik yang meliputi kompetensi

literasi, kompetensi numerasi, dan karakter.

4. Tindak Lanjut

Tindak lanjut kegiatan program pendidikan kesetaraan adalah

sebagai berikut.

a. Melanjutkan ke tingkatan/jenjang selanjutnya;

Page 117: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

100

b. Memotivasi agar peserta didik terus mengembangkan

kreativitas dengan cara memcahkan permasalahan harus

berdasarkan data dan pemikiran yang objektif dan berusaha

menghasilkan karya yang baru dan kreatif.

c. Apabila memungkinkan peserta didik didorong untuk

mengembangkan kreativitasnya menjadi usaha produktif yang

dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

hidup diri dan keluarganya.

Gambar 3.14 Peserta didik sedang berkerja dan

berusaha membuka usaha

Page 118: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

101

BAB IV

PENJAMINAN MUTU

A. Monitoring

Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah

program pendidikan kesetaraan paket C yang dilaksanakan itu,

berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan, adakah hambatan

yang terjadi, dan bagaimana para pelaksana program itu mengatasi

hambatan-hambatan yang ada. Monitoring diperlukan agar apabila

terdapat kesalahan awal atau dalam proses pelaksanaan program,

dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan

sehingga mengurangi risiko yang lebih besar. Monitoring menjadi

alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi

kegiatan.

1. Tujuan

Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk:

a. mengetahui apakah model pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan;

Page 119: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

102

b. mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan

dapat membantu memecahkan masalah atau hambatan

pelaksanaan pembelajaran (apabila ada);

c. mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan

menimbulkan gairah belajar peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran; dan

d. mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan

mampu menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran.

2. Cakupan/Aspek Monitoring

Cakupan/aspek monitoring dalam pembelajaran meliputi:

a. ketercapaian kompetensi dasar

b. kesesuaian materi pembelajaran;

c. penerapan pendekatan dan metode pembelajaran;

d. waktu pelaksanaan;

e. tingkat kehadiran tutor dan narasumber teknis;

f. tingkat kehadiran peserta didik;

Page 120: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

103

g. keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran;

h. kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data

a. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1) angket,

2) pengamatan,

3) wawancara, dan

4) dokumentasi.

b. Instrumen yang digunakan adalah:

1) kuesioner,

2) lembar pengamatan,

3) pedoman wawancara, dan

4) rubrik analisis dokumen

4. Pelaksana

Pelaksana monitoring adalah:

a. Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat Provinsi Bali;

Page 121: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

104

b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring

pelaksanaan pembelajaran ;

c. Penilik Dikmas untuk monitoring kelompok di tingkat

kecamatan/desa.

5. Waktu Pelaksanaan

Monitoring dilaksanakan pada pada setiap saat kegiatan proses

pembelajaran baik teori maupun praktik sedang berlangsung dan

di luar proses pembelajaran.

6. Tahapan Monitoring

Tahapan monitoring dalam model ini, dilakukan secara

meyeluruh yaitu dari perencanaan sampai penilaian.

a. Monitoring terhadap Tujuan

1) rumusan tujuan

2) ketercapaian tujuan

b. Monitoring terhadap Perencanaan

Kegiatan monitoring dalam perencanaan meliputi

pemantauan terhadap ketersediaan dan kesesuaian:

1) Rencana pembelajaran;

2) Materi pembelajaran;

Page 122: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

105

3) Silabus pembelajaran;

4) Rencana pelaksanaan pembelajaran;

5) Instruktur/Narasumber;

6) Tempat belajar teori dan praktek;

7) Bahan-bahan ajar yang digunakan dan;

8) Dukungan sarana yang ada.

Monitoring terhadap kegiatan perencanaan ini sangat penting,

karena dari sinilah seluruh kegiatan berawal sehingga

kesalahan dalam perencanaan akan berakibat buruk pada

hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu monitoring terhadap

kegiatan perencanaan merupakan langkah penting agar

kegiatan selanjutnya dapat berjalan dengan baik dalam

mencapai tujuan.

c. Monitoring terhadap Pelaksanaan

Kegiatan monitoring dalam pelaksanaan meliputi pemantauan

terhadap:

1) Proses pembelajaran;

2) Administrasi kegiatan;

Page 123: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

106

3) Sarana dan prasarana;

4) Kehadiran peserta;

5) Keterlaksanaan pembelajaran sesuai jadwal dan

6) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran.

d. Monitoring terhadap Penilaian

Kegiatan monitoring dalam penilaian meliputi:

1) Penilaian hasil belajar (output)

Contoh instrument monitoring terlampir.

B. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses pengambilan keputusan dengan

menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil

belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Dengan demikian pada dasarnya evaluasi adalah pemberian nilai

terhadap kualitas sesuatu.

Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai

bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang

perencanaan program, keputusan tentang komponen input pada

Page 124: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

107

program, implementasi program yang mengarah kepada kegiatan

dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan dampak dari

program kegiatan.

Berdasarkan tujuannya, terdapat evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi proses dinyatakan sebagai upaya untuk

memperoleh umpan balik perbaikan program, sementara itu

evaluasi hasil akhir merupakan upaya menilai manfaat program dan

mengambil keputusan.

Dalam model ini, penilaian proses dilaksanakan oleh masing-

masing pendidik saat peserta didik menyelesaikan program

pembelajaran setiap kompetensi dasar. Adapun penilaian hasil

akhir program dilaksanakan oleh satuan penyelenggara program

bersama saat peserta didik menyelesaikan program pembelajaran.

Penilaian tidak hanya dilakukan terhadap proses dan hasil

belajar, tetapi juga dilakukan terhadap tutor dan pengelola dalam

menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan khususnya

dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi meliputi:

Page 125: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

108

(1) Penentuan tujuan ( kepada siapa evaluasi itu dilakukan)

(2) Menyiapkan instrument evaluasi

(3) Berkoordinasi dengan pihak terkait

(4) Melaksanakan pengumpulan data

(5) Mengolah hasil pengumpulan data

(6) Menganalisis hasil pengolahan data

(7) Menyusun laporan evaluasi.

C. Teknik-Teknik yang Digunakan

Teknik yang digunakan dalam evaluasi model pembelajaran adalah

sebagai berikut.

1. Pengamatan terhadap perubahan peserta didik dalam proses

pembelajaran

2. Penyebaran angket untuk mengetahui pendapat peserta didik

dan pendidik serta pengelola program dalam kaitannya dengan

penerapan model pembelajaran ini.

3. Penelitian dokumen terhadap hasil karya peserta didik dan hasil

belajar dalam bentuk ulangan-ulangan yang diberikan oleh

pendidik.

Page 126: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

109

4. Melakukan pengamatan terhadap kemampuan kerja peserta

didik program pembelajaran pendidikan kesetaraan paket C.

5. Mewawancarai peserta didik program program pembelajaran

pendidikan kesetaraan paket C terhadap kelebihan dan

kekurangan dalam pembelajaran.

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada setiap

akhir pelaksanaan kegiatan.

D. Pelaporan

Pelaporan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dan

kewajiban bagi penyelenggara program dalam melaksanakan

pendidikan kesetaraan paket C.

Laporan yang diperlukan adalah:

1. laporan pelaksanaan kegiatan, dan

2. laporan keuangan.

Kedua laporan tersebut selesai disusun dan diserahkan kepada

atasan langsung sesuai dengan waktu dan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Page 127: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

110

BAB V

P E N U T U P

A. Harapan-Harapan Model

Setelah tersusunnya model ini, diharapkan:

1. Seluruh pengelola program pembelajaran pendidikan

kesetaraan paket C memiliki panduan penerapan model

pembelajaran berbasis masalah.

2. Seiring dengan tuntutan perkembangan teknologi informasi serta

kondisi peserta didik pendidikan kesetaraan paket C, maka

sangat memungkinkan untuk melaksanakan berbagai sistem

pembelajaran: Daring, Luring, dan Kombinasi sehingga

memungkinkan satuan dapat memperluas kesempatan layanan

pendidikan kepada peserta didik.

3. Dengan dimilikinya panduan pembelajaran berbasis masalah

pada pendidikan kesetaraan paket C, diharapkan peserta didik

tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran

Page 128: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

111

dan lebih meningkat kreativitasnya sehingga meningkat pula

kompetensi literasi dan numerasi serta karakternya.

4. Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah,

peserta didik program pembelajaran pendidikan kesetaraan

paket C dapat lebih bergairah dalam belajar dan lebih mampu

meningkatkan kreativitasnya dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapinya.

B. Persyaratan-Persyaratan yang Harus Dipenuhi

Agar model ini dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan maka ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Syarat tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Adanya kesadaran dan kemauan dari peserta didik pendidikan

kesetaraan paket C untuk meningkatkan kemampuan dan

kreativitasnya.

2. Adanya niat dan tekad yang kuat dari peserta peserta didik

pendidikan kesetaraan paket C untuk berupaya mandiri dan

Page 129: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

112

berani mengungkapkan pendapat dengan objektif sesuai dengan

informasi yang diyakini kebenarannya.

3. Menghargai pendapat orang lain dan bisa bekerjasama dengan

teman-teman khususnya di kelompoknya.

4. Adanya kesediaan secara bersama antara peserta didik

pendidikan kesetaraan paket C, untuk bekerja secara bersama,

saling berbagi, dan saling menghargai pendapat orang lain

dalam berdiskusi untuk menghasilkan solusi yang terbaik.

5. Adanya kesanggupan peserta didik untuk akrab dengan

teknologi informasi sehingga bisa mengoperasikan atau

mengakses informasi mealui jaringan internet dan menggunakan

aplikasi lainnya.

6. Adanya komitmen dari pengelola dan pendidik untuk

menerapkan model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik paket C dalam proses

kegiatan belajar mengajar.

Page 130: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

113

KEPUSTAKAAN

Anwar Desi. 2000. Kamus Lengkap Inggris Indonesia. Surabaya :

Karya Abditama.

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003. Undang-undang

Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional, beserta penjelasannya. Jakarta:

Depdiknas.

……………., 2004. Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didi.k

Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertama Departemen Pendidikan

Nasional 2004

……………. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14

tahun 2007. Tentang Standar Isi Program Paket A, B dan C.

…………., 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63

Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

Page 131: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

114

…………, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63

Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

Jakarta: Depdikbud.

-------------, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,

Sebagaimana Telah Diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

--------------, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah

Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2012

tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

………….. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Departeman Pendidikan Nasional.

Guilford (1959) Personality New York Mc. Graw - Hill

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hendra Surya.2011. Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.

Jakarta: Elek Media Komputindo.

Page 132: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

115

Jafriansen. 2011. Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Dasar. Perca: Jakarta.

________, 2011. Strategi Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Menengah. Perca: Jakarta.

Kemendikbud, 2015. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak

Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02 Tahun 2016 tentang

Petunjuk Teknis Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia

Dini dan Pendidikan Masyarakat. Jakarta. Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Martinis Yamin. 2013. Strategi dan Metode dalam Model

Pembelajaran. Jakarta: GP Press Grup.

Mohamad Surya. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Munandar, S.C. Utami, 1999, Kreativitas dan Keberbakatan, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan kreativitas anak berbakat.

Jakarta: Rineka cipta.

Page 133: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

116

Munandar, S.C. Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak

Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Nastity, Sanny Ayu. 2016. Perbedaan Tingkat Kreativitas Ditinjau dari

Persepsi Anak Terhadap Pola Asuh Orangtua Siswa SD

Muhammadiyah 4 Surabaya. Skripsi. Universitas Airlangga.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. 2005. Strategi

Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-

kanak. Jakarta. Depdiknas

Rusman. (2011). Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan.

Bandung. Alfa Beta.

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Kontruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan

Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 134: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

117

Lampiran 01. Contoh Intrumen Monitoring (Kuisioner)

Nama Responden : ………………………..

Jenis Kelamin : ……………………….

Pekat C : ……………………….

Kelas : ………………………..

Berilah tanda silang (x) pada pernyataan yang Anda anggap paling

benar/cocok!

1. Bagaimana pemahaman Anda terhadap Kompetensi Dasar yang

Anda pelajari ?

a. Sangat paham

b. Paham’

c. Cukup paham

d. Tidak paham

2. Bagaimana masalah yang ingin dijadikan topik diskusi diputuskan?

a. Bersama tutor dan peserta didik

b. Oleh peserta didik sendiri

c. Oleh tutor sendiri

d. Tidak tahu

3. Bagaimana kesesuaian materi yang Anda pelajari dengan

kompetensi yang akan Anda capai?

a. Sangat sesuai

Page 135: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

118

b. Sesuai

c. Cukup

d. Tidak sesuai

4. Apakah Anda menyenangi model pembelajaran berbasis masalah?

a. Sangat senang

b. Senang

c. Cukup

d. Tidak senang

5. Bagaimana keterlibatan Anda dalam pembelajaran ini?

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Cukup

d. Tidak aktif

6. Apakah Anda mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini?

a. Selalu mengikuti

b. Mengikuti

c. Kadang

d. Tidak mengikuti

7. Bagaimana keterlibatan teman-temanmu dalam memecahkan

masalah?

a. Sangat terlibat

b. Aktif

Page 136: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

119

c. Cukup

d. Tidak terlibat

8. Bagaimana keberanian Anda dalam mengungkapkan pendapat

dalam kelompok?

a. Sangat berani’

b. Berani

c. Cukup

d. Tidak berani

9. Bagaimana sikap Anda apabila ada teman dalam kelompok

mengemukakan argumentasi yang berbeda dengan Anda?

a. Sangat menghargai

b. Menghargai

c. Cukup

d. Tidak menghargai

10. Apakah dengan pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik

lebih kreatif/ menghasilkan karya?

a. Sangat kreatif

b. Kreatif

c. Cukup

d. Tidak kreatif

Page 137: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

120

Lampiran 02. Contoh Intrumen Pedoman Pengamatan

Nama Responden : ………………………..

Jenis Kelamin : ……………………….

Pekat C : ……………………….

NO Pernyataan Jawaban Renponden

1 2 3 4

A Persiapan

1 Kesiapan RPP

2 Kesiapan media pembelajaran

3 Kesiapan sumber pembelajaran

4 Kesiapan Instrumen Penilaian

B Pelaksanaan Pembelajaran

Pembukaan

5 Salam / doa

6 Penjelasan Tujuan (KD)

7 Apersepsi

Inti

8 Orientasi masalah/topik diskusi

9 Pembentukan kelompok-kelompok diskusi

10 Pelaksanaan diskusi kelompok

11 Pendampingan tutor dalam diskusi

12 Keaktifan peserta didik dalam diskusi

13 Sikap peserta didik dalam menghargai

argument teman dalam kelompok

14 Kemampuan kelompok dalam

mempresentasikan hasil diskusi/hasil

karyadi depan tutor den kelompok lainnya

Page 138: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

121

15 Kemampuan kelompok lainnya dalam

menanggapi presentasi hasil diskuisi/karya

Penutup

16 Kemampuan tutor dalam memberikan

penegasan atau pelurusan hasil diskusi

C Penilaian

17 Kemampuan menarik kesimpulan dalam

diskusi kelompok

18 Kemampuan tutor dalam mengevaluasi

pembelajaran

19 Menyampaikan tugas/jadwal pertemuan

20 Doa/salam

Denpasar, …………..2020

Pengelola Paket C, Petugas Monitorig

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ………………………..

Page 139: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

122

Lampiran 03. Contoh Intrumen Pedoman Wawancara

(Peserta Didik)

Nama Responden : ………………………..

Jenis Kelamin : ……………………….

Pekat C : ……………………….

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Anda tahu model

pembelajaran berbasis masalah?

……….............................

………............................

2 Kalau tahu, apakah tutor sudah

menerapkan pembelajaran

berbasis masalah dalam

pembelajaran?

……….............................

……….............................

……….............................

3 Bagaimana pendapat Anda dengan

penerapan model tersebut?

……….............................

……….............................

……….............................

4 Apakah dengan penerapan model

berbasis masalah dapat melatih

keberanian Anda?

……….............................

……….............................

……….............................

5 Apakah dengan pembelajaran

berbasis masalah peserta didik

bisa lebih kreatif dalam ide dan

hasil karya?

……….............................

……….............................

……….............................

Denpasar, …………..2020

Pengelola, Petugas,

………………… …………………….

Page 140: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

123

Lampiran 03. Contoh Intrumen Studi Dokumentasi

Pekat C : ……………………….

Alamat : ……………………….

No Dokumen yang diamati Ada Tidak

1 Kurikulum K13

2 Silabus

3 RPP

4 Daftar Hadir Peserta Didik

5 Daftar Hadir Pendidik

6 Daftar Hadir Pengelola

7 Jadwal Belajar

8 Hasil Penilaian

9 Media pembelajaran

10 Modul/Bahan Ajar

11 Jurnal kelas

12 Sarpras lainnya

Denpasar, ……………….2020

Pengelola Paket C Petugas.

………………………… ………………………………

Page 141: MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK …

Penerbit:

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,

dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Bali

Jalan Gurita Raya No. 21 Pegok Sesetan Denpasar Selatan