Mkla Askep p

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah yang se ring di pakai. Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain. Kanker paru merupakan penyakit yang sering di derita pria dan wanita. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan. 1.1.2 RUMUSAN MASALAH 1.Apa definisi dari kanker paru ? 2.Apa etiologi dari kanker paru? 3.Apa patofisiologi dari kanker paru ? 4.Apa manifestasi klinis kanker paru ? 5.Apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru? 1

description

MKLA ASKEP P

Transcript of Mkla Askep p

Page 1: Mkla Askep p

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker

ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan

neoplasma adalah istilah yang se ring di pakai.

Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau

system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan

bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang

lain.

Kanker paru merupakan penyakit yang sering di derita pria dan wanita. Sebagian

besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada

pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria.

Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan yang

menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap

kondisi kesehatan.

1.1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kanker paru ?

2. Apa etiologi dari kanker paru?

3. Apa patofisiologi dari kanker paru ?

4. Apa manifestasi klinis kanker paru ?

5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru?

6. Bagaimana penatalaksanan medis kanker paru ?

7. Bagai mana asuhan keperatan pada kanker paru?

1.2. TUJUAN

1.2.1. Tujuan Umum

Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien

dengan kanker paru

1.2.2. Tujuan Khusus

1.Untuk mengetahui definisi dari kanker paru

1

Page 2: Mkla Askep p

2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker paru

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari kanker paru

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker paru

5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru

6. Untuk mengetahui penatalaksanan medis kanker paru

7. Untuk mengetahui bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru

2

Page 3: Mkla Askep p

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian kanker Paru

Kanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang

abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam

rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small

Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa,

adenokarsinoma, karsinoma sel besar )

Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker

paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain

yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )

2.2. Etiologi

Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa

faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :

1. Merokok

Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang

defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)

dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai

kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang

perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali

ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon

karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan

pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2. Iradiasi.

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan

penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)

3

Page 4: Mkla Askep p

berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga

merupakan agen etiologi operatif.

3. Kanker paru akibat kerja.

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel

(pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru –

paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat

juga mengalami peningkatan insiden.

4. Polusi udara

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari

pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen

dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.

( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

5. Genetik.

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :

a. Proton oncogen.

b. Tumor suppressor gene.

c. Gene encoding enzyme.

Teori Onkogenesis.

Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam

genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara

menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan

pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti

apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death).

Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru

berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan

demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada

sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.

4

Page 5: Mkla Askep p

6. Diet

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A

menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

2.3. Patofisiologi

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan

cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya

pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila

lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang

pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus

vertebra.

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini

menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian

distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan

dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut,

penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati.

Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe,

dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

5

Page 6: Mkla Askep p

Bronchus (percabangan segmen atau subsegmen)

Trauma oleh arus udara ( Tar Rokok,polusi industry,polusi udara)

Bahan karsinogenik mengendap

Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus

Deskuamasi Produksi Mukus Meningkat

Cell cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus Bersihan jalan nafas tidak efektif

Hyperplasi, metaplasi.

Cell Kanker

Manifestasi Klinis

Intrapulmoner Intratorasik Ekstrapulmoner Ektratorasik Non Metastatik Ekstratorasik Metastatik

Kanker lumen branchu Adanya Invasi kanker,ke paru Mediastinum Jantung

Proksimal Distal Gg.disf efusi Pkd.

Sumbatan parsial Bronkiektasis/Aktelektasis Oesofagua

atau total Penurunan

Sesak nafas Disfagia curah jantung

(Wheezing)

6

Pola nafas tidak efektif

Gangguan pertukaran gas

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

Page 7: Mkla Askep p

2.4. Manifestasi Klinis

1. Gejala awal.

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.

2. Gejala umum.

a. Batuk

Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai

sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik

dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi

sekunder.

b. Hemoptisis

Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang

mengalami ulserasi.

c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

2.5. Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi.

a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.

Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya

kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan

massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau

vertebra.

b. Bronkhografi.

Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2. Laboratorium.

7

Page 8: Mkla Askep p

a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/

tahap karsinoma.

b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas

untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.

c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi

kompetensi imun (umum pada kanker paru).

3. Histopatologi.

a. Bronkoskopi.

Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi

(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).

b. Biopsi Trans Torakal (TTB).

Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran

< 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.

c. Torakoskopi.

Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara

torakoskopi.

d. Mediastinosopi.

Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.

e. Torakotomi.

Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam

prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

4. Pencitraan.

a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.

b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

8

Page 9: Mkla Askep p

2.6. Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :

1. Kuratif

Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.

2. Paliatif.

Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun

psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

4. Supotif.

Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi,

tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000

Penatalaksaaan Medis

1. Pembedahan.

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk

mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak

mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker..

2. Kemoterafi.

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk

menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta

untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

3. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak

bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya

menyembuhklan sedikit.

4. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local.

5. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat

memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang

signifikan

6. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea.

Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera

makan.

9

Page 10: Mkla Askep p

Penatalaksanaan Perawat

a. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya

b. Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang

sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untu mengatasi

kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan

10

Page 11: Mkla Askep p

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

I. Identitas klien:

1. Nama

2. Usia

3. Jenis kelamin

4. Suku/ bangsa

5. Agama

6. Status marital

7. Pendidikan/ pekerjaan

8. alamat

II. Keluhan Utama :

Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas

III. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan Sekarang :

Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang

kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan

keluhan berkurang.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung,diabetes ,asthma,

dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan sembuh.

3. Riwayat Kesehatan keluarga :

Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit

menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal

11

Page 12: Mkla Askep p

IV. Kebutuhan dasar:

Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan

menelan (disfagia), penurunan berat badan.

Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)

Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.

Aktivitas : keletihan, kelemahan

V. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum :

Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada

Tanda – Tanda Vital

TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.

1. Sistem pernafasan

- Sesak nafas, nyeri dada

- Batuk produktif tak efektif

- Suara nafas: mengi pada inspirasi

- Serak, paralysis pita suara.

2. Sistem kardiovaskuler

- tachycardia, disritmia

- menunjukkan efusi (gesekan pericardial)

3. Sistem gastrointestinal

- Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.

4. Sistem urinarius

- Peningkatan frekuensi/jumlah urine.

5. Sistem neurologis

- Perasaan takut/takut hasil pembedahan

- Kegelisahan

VI. Data Penunjang

1. Foto dada, PA dan lateral

2. CT scan/MRI

3. Bronchoscope

4. Sitologi : TTB, biopsy kelenjar getah bening leher

12

Page 13: Mkla Askep p

3.2. Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASSALAH

1. DS: - Klien mengungkapkan

sesak saat ber-nafas dan

dada terasa berat.

DO: - KU agak lemah.

- Suara nafas menghilang

pada dada anterior.

- Pada perkusi dada

terdengar redup.

- Respirasi 36 x/mnt, cepat

dan dang-kal.

Massa pada mediastinum

Menekan rongga paru

Penurunan ekspansi paru

Pengembangan paru

terbatas

Klien sesak

Ketidakefektifan pola

nafas

2. DS : - Pasien mengelu sesak

dan nyeri saat bernafas

DO : - Gelisah,

- nilai GDA tidak normal,

- perubahan TTV

Obstruksi jalan nafas oleh

sekresi dan spasme

bronkus

Kerusakan alveoli

Bronkiektasis/Aktelektasis

Gangguan pertukaran

gas

3. S: -Mengeluh sakit disertai rasa

nyeri yang menetap

O: - Pasien tampak gelisah

- Wajahya terlihat pucat

- Tanda vital : TD: 130/90

mmHg, Nadi : 112 x / m,

Suhu : 38,6 derajat celsius,

RR: 36 x/m.

IntrapulmonerMetastatik

Adanya Invasi kanker ke

pleura, atau dinding dada.

Gangguan Rasa

nyaman (Nyeri)

13

Page 14: Mkla Askep p

4. DS : - Mengatakan nafsu

makan menurun dan

terasa mual

DO: A: Penurunan berat badan,

(BB sebelumnya

66kg,setelah masuk RS

BB 55Kg)

B :

C : lemas, BB

menurun,rambut rontok

D : porsi makan tidak

habis,makan hanya 2 - 4

sendok

Sesak

Psikologis

Mual

Anoreksia

Pereubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

2. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura,

atau dinding dada.

3. Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia

4. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke

alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli

3.3. Perencanaan Keperawatan

14

Page 15: Mkla Askep p

Tgl No

dx

TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL

1. Setelah di lakukan

tindakan

keperawatan 1x24

jan di harapkan

pola nafas klien

efektif dengan KH:

- Klien

mengungkapkan

sesak berkurang/

tidak sesak.

- Respirasi dalam

batas normal.

- Tidak

menggunakan

otot bantu

pernafasan

1. Kaji frekuensi,

kedalaman pernafasan

dan ekspansi dada.

2. Auskultasi bunyi nafas,

dan catat adanya bunyi

nafas tambahan.

3. Observasi pola batuk dan

karakter secret

4. Berikan pada klien posisi

semi fowler.

5. Kolaborasi dalam

pemberian oksigen

tambahan.

6. Berikan humidifikasi

tambahan.

1. Untuk mengetahui

frekuensi & kedalan

pernafasan karena

kedalamam pernafasan

bervariasi tergantung

derajat gagal nafas.

2. Perubahan bunyi nafas

menunjukan obstruksi

sekunder

3. Kongesti alveolar

mengakibatkan batuk

kering/iritatif

4. Posisi membantu

memaksimalkan

ekspansi paru dan

menurunkan upaya

pernafasan

5. Memaksimalkan

pernafasan dan

menurunkan kerja

nafas.

6. Memberikan

kelembaban pada

membran mukosa dan

membantu pengenceran

sekret

2. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

diharapkan pasien

menunjukkan

1. Kaji frekluensi dan

kedalaman pernafasan.

1. Berguna dalam

evaluasi derajat distress

pernafasan dan

kronisnya proses

15

Page 16: Mkla Askep p

perbaikan ventilasi

dan oksigenasi

jaringan yang

adekuat dan

Pertukaran gas

efektif.dengan

KH:

- Tidak bingung

dan gelisah

- TTV normal

- Tidak sesak

- Nilai GDA

normal

2. Auskultasi paru untuk

penurunan bunyi nafas

dan adanya bunyi

tambahan

3. Observasi ferfusi daerah

akral dan sianosis ( daun

telinga, bibir, lidah dan

membran lidah )

4. Lakukan tindakan untuk

memperbaiki jalan

nafas.

5. Tinggikan kepala/tempat

tidur sesuai dengan

kebutuhan.

6. Kaji TTV

7. Monitor GDA

8. Berikan o2 tambahan

penyakit.

2. Area yang tak

terventilasi dapat

diidentifikasikan

dengan tak adanya

bunyi nafas.

3. Menunjukan

hipoksemia sistemik.

4. Jalan nafas

lengket/kolaps

menurunkan jumlah

alveoli yang berfungsi

Secara negatif

mempengaruhi

pertukaran gas.

5. Meningkatkan ekspansi

dada maksimal,

membuat mudah

bernafas meningkatkan

kenyamanan.

6. Takikardia, disritmia

dan perubahan tekanan

darah dapat

menunjukkan efek

hipoksemia sistemik

pada fungsi jantung

7. PaCO2 biasanya

meningkat, dan PaO2

menurun sehingga

hipoksia terjadi derajat

lebih besar/kecil.

16

Page 17: Mkla Askep p

sesuai dengan indikasi

hasil GDA.

8. Dapat

memperbaiki/mencega

h buruknya hipoksia.

2. Seteh di lakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

Nyeri hilang/

berkurang dengan

KH:

- TTV normal

- Klien nampak

rileks.

- Klien dapat

tidur.

- Klien dapat

berpartisi dalam

aktivitas.

1. Tanyakan pasien tentang

nyeri, Tentukan

karaktersitik nyeri

2. Buat skala nyeri 0-10

rentang intensitasnya

3. Observasi tanda-tanda

vital

4. Kaji pernyataan verbal

dan non verbal nyeri

pasien.

5. Evaluasi keefektifan

pemberian obat

6. Berikan tindakan

kenyamanan, ubah

posisi, dll.

7. Berikan lingkungan

tenang.

8. Kolaborasi: Berikan

analgesik rutin s/d

indikasi.

1. Membantu dalam

evaluasi gejala nyeri

kanker yang dapat

melibatkan visera,

saraf atau jaringan

tulang

2. Penggunaan skala

rentang membantu

pasien dalam

mengkaji tingkat nyeri

3. Untuk mengetahui

Penurunan tekanan

darah : peningkatan

nadi dan pernafasan

4. Ketidaksesuaian antara

verbal dan non verbal

menunjukan.derajat

nyeri

5. Memberikan obat

berdasarkan aturan.

6. Meningkatkan

relaksasi dan

pengalihan perhatian..

7. Penurunan stress,

menghemat energy

8. Mempertahankan kadar

obat, menghindari

puncak periode nyeri

4. Setelah di lakukan

tindakan

1. Catat ststus nutrisi

pasien pada penerimaan,

1. Berguna dalam

mengidentifikasi

17

Page 18: Mkla Askep p

keperawatan

sselama 2x 24 jam

Nutrisi klien

terpenuhi.

Dengan KH:

- Berat badan

bertambah dan.

- Menunjukan

perubahan pola

makan.

catat turgor kulit, berat

badan dan derajat

kekurangan berat badan

2. Berikan penjelasan

tentang pentingnya

makanan yang adekuat

dan bergizi

3. Pastikan pola diet pasien

yang disukai/tidak

disukai

4. Awasi

pemasukan/pengeluaran

dan berat badan secara

periodic

5. Dorong klien untuk

makan diet TKTP

6. Pertahankan higiene

mulut

7. Kolaborasi dengan Ahli

gizi dalam pemberian

makanan

derajat kurang nutrisi

dan menentukan

pilihan intervensi

2. Meningkatkan

pengetahuan dan

kepatuhan untuk

menjalankan program

diet sesuai atura

3. Pertimbangan

keinginan individu

dapat memperbaiki

masukan diet.

4. Mengukur kefektifan

nutrisi dan dukungan

cairan.

5. Peningkatan

pemenuhan kebutuhan

dan kebutuhan

pertahanan tubuh

6. Akumulasi partikel

makanan di mulut

menambah rasa

ketidaknyamanan pada

mulut dan menurunkan

nafsu makan

7. Meninkatkan

kemampuan asupan

sesuai dengan

kemampuan klien

BAB IV

18

Page 19: Mkla Askep p

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker

paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang

terkena kanker.

Etiologi

Ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker

paru :

Merokok

Iradiasi.

Kanker paru akibat kerja

Polusi udara

Genetik.

Diet

Patofisiologi kaknker paru di lihat dari etiologi yang menyerang percabangan

segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi

pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan

metaplasia,hyperplasia dan dysplasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,

hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa

diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.

Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi

di bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,

demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi

Pemeriksaan Penunjang

19

Page 20: Mkla Askep p

Radiologi.

Bronkhografi.

Laboratorium.

Histopatologi.

Pencitraan.

Penatalaksaaan Medis

Pembedahan.

Kemoterafi

Radioterapi radikal

Radioterapi paliatif

Terapi endobronkia

Perawatan faliatif

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Perencanaan keperawatan

4.2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak

kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran

dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan

lebih baik dari sekarang,dan kami juga berharap:

Setelah membaca makalah ini,kami berharap kita menjadi lebih tahu dan lebih faham

tentang proses keperawatan pada sistem respirasi khususnya tentang Kanker paru.

Dan yang paling penting kita bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kahidupan

pekerjaan kelak.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Mkla Askep p

1. Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan

/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta

2. Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit

EGC. Jakarta.

3. Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik,

Yayasan

21