minyak n lemak.docx

61
asam lemak yang lain diturunkan dari ketiga kelompok tersebut. -9 artinyaikatan rangkapnya terletak pada C ke-9 dan kelipatannya. II.6 Biosintesis Asam Lemak Tubuh hewan dapat mensintesis asam lemak jenuh ( saturated ) yang berantai lurus dari asetat atau dari penambahan 2 unit karbo n pada guguskarboksil terakhir dari asam lemak, dan juga melalui penambahan ikatan rangkap pada sisi karboksil yang berikatan rangkap tetapi tidak pada akhir methyl (Castell,dkk., 1986)Hewan tidak dapat mensintesis asam lemak tak jenuh ( unsaturated ) yang berikatan rangkap -6 (seri linoleic) dan -3 (seri linolenic). Hanya tanamanyang dapat mensintesis asam lemak ini. Kedua asam lemak tersebut (yaitu asamlinoleat dan linolenat) merupakan prekursor biosintesis PUFA lain yang lebihtinggi. Biosyntesis PUFA dalam ternak diikhtisarkan sebagai berikut :18 : 2 18 : 3 18 : 420 : 2 20 : 3 20 : 422 : 2 22 : 3 22

Transcript of minyak n lemak.docx

asam lemak yang lain diturunkan dari ketiga kelompok tersebut.-9 artinyaikatan rangkapnya terletak pada C ke-9 dan kelipatannya.II.6 Biosintesis Asam LemakTubuh hewan dapat mensintesis asam lemak jenuh (saturated) yangberantailurusdariasetatataudaripenambahan2unitkarbonpadaguguskarboksil terakhir dari asam lemak, dan juga melalui penambahan ikatan rangkappada sisi karboksil yang berikatan rangkap tetapitidak pada akhir methyl (Castell,dkk., 1986)Hewan tidak dapat mensintesis asam lemak tak jenuh (unsaturated) yangberikatanrangkap-6 (seri linoleic) dan-3 (seri linolenic). Hanya tanamanyang dapat mensintesis asam lemak ini. Kedua asam lemak tersebut (yaitu asamlinoleat dan linolenat) merupakan prekursor biosintesis PUFA lain yang lebihtinggi. Biosyntesis PUFA dalam ternak diikhtisarkan sebagai berikut :18 : 2 18 : 3 18 : 420 : 2 20 : 3 20 : 422 : 2 22 : 3 22 : 4 22 : 5Jika pakan defisien asam lemak esensial (EFA), maka jaringan akanmembuat asam lemakunsaturateddari asam oleic (C:18:1)18 : 1 18 : 2 18 : 320 : 1 20 : 2 20 : 322 : 1II.7 Asam Lemak EsensialIlmu nutrisi menggolongkan asam lemak ke-dalam dua kelompok, yaituasam lemak esensial dan nonesensial. Asam lemak esensial (EFA) adalah asamlemak yang ini harus disediakan dalam makanan, karena hewan tidak mampuuntuk mensintesisnya. Asam lemak tersebut berasal dari asam lemak dari serilinoleic (seri-6) dan linolenic (-3). Perbedaan EFA pada pakan hewan danikan adalah :a) Pada hewan,-6 (linoleat) mempunyai aktivitas asam lemak essensial(EFA) yang sangat penting, sedangkan-3 (lenolenic) hanya mempunyaiaktivitas EFA yang parsial. Karena itu asam lemak PUFA (polyunsaturatedfattyacid) yang dominan dalam jaringan hewan adalah seri linoleic, yaituasam linoleic (asam linoleat) 18:2-6 dan asam arakidonat 20:4-6.b)Padajaringanternakunggas,PUFAyangdominanadalahlinoleic(-6).Konsentrasi PUFA-3 dalam jaringan daging unggas umumnya rendahwalaupun dilaporkan ada yang berlevel tinggi pada spesies ikan tertentu.II.8 Patologi LipidII.8.1 Kekurangan Asam Lemak EsensialSemua ternak yang diuji dengan diberi makanan yang kurang asam lemakesensial menunjukkan pertumbuhan yang menurun serta efisiensi konversi pakanyang rendah.II.8.2 Senyawa Asam Lemak ToksikAsam siklopropenoat adalah racun asam lemak yang terdapat dalamminyak biji kapas, yang berpengaruh terhadap penurunan kecepatan pertumbuhanpada ternak unggas dan bersifat sinergis dengan racun karsinogenik dari aflatoksin(Lee dan Sinhuber, 1972; Hendrick, dkk., 1980). Pathlogis yang lain yang telahdiobservasi terhadap trout meliputi kerusakan hati yang lebih parah denganpeningkatantimbunanglikogendanpenurunankandunganproteindansemuaaktivitas beberapa ko-enzim (Roehm dkk., 1970; Taylor, mongormery dan Lee,1970).II.8.3 Oksidasi LemakTidak adanya antioksidan yang cocok untuk melindungi lipid yang kayaakan PUFA cenderung berakibat terjadinya auto-oksidasi pada ruang atmosfir.Pada kondisi ini, nutrien yang menguntungkan dari EFA akan mengganggukesehatan ternak. Bahan-bahan makanan yang kaya PUFA yang mudahteroksidasi meliputi minyak ikan tepung ikan dedak padi dan minyak biji-bijiankarena hanya mengandung sedikit atau tidakada antioksidan alami. Selama prosesauto-oksidasi lipid akan membentuk senyawa-senyawa kimia terdegradasi sepertiradikal bebas, peroksida, hidroperoksida, aldehid dan keton; yang sifatnya dapatbereaksi dengan unsur-unsurnutrien lain (vitamin, protein dan lipid yang lain) sehingga menurunkan nilaibiologisdanketersediaannutriendalampencernaan.Ketengikanoksidatifmenyebabkan terjadinya pembusukan selama penyimpanan bahan makanan(Cocknell, Francis dan Hal, 1972; Cow, 1986). Tanda-tanda anatomi dari ternakyang diberi ransum yang kandungan minyaknya teroksidasi karena tidak adanyaantioksidanEfek patologis lipid yang teroksidasi dapat dicegah dengan :(i) Penambahan dialfa-tokopherol asetat (vitamin E) pada bahan pakan.(ii) Adanya elemen mineral Zn, karena dapat memecah hidroperoksida menjadiradikal bebas.Hasil penelitian Bettger dkk. (1979), menunjukkan bahwa terdapatinteraksi fisiologis antara Zn dan asam lemak esensial. Konsumsi lemak yangberlebihanpadakondisidefisiensiZnmemberikanefekyangmerugikan.HasilpenelitianTanejadkk.(1994) bahwa lemak yang berlebihan, jika defisiensi Znpadaransumakanberakumulasidalamususdandapatmenurunkanpenyerapanglukosa, menurunkan RNA dan DNA, sert a menurunkanaktivitas enzim alkalinfosfatase dalam hati dan usus, disbanding dengan ransum berlemak tinggi yangdisuplementasi Zn. Lebih lanjut Taneja dkk.. (1991), menunjukkan bahwakonsumsi Zn sangat esensial terhadap absorpsi lemak yang dikonsumsi. DefisiensiZn menyebabkan triasilgliserol berakumulasi dalam sel epitel mukosa usus halussehingga ditranspor ke lacteal lebih lambat dibanding yang disuplementasi Zn .Kejadian ini mengakibatkan proses pengosongan lambung akan terhambat, yangpada gilirannya menyebabkan anoreksia dan penghambatan pertumbuhan.DAFTAR PUSTAKAArmstrong, Frank B. 1995.Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: JakartaGilvery, Goldstein. 1996.BiokimiaSuatuPendekatanFungsional. Edisi 3.Airlangga University Press: SurabayaHarper, et al. 1980.Biokimia (Review of Physiological Chemistry).Edisi 17.EGC: Jakarta.Poedjadi. 2006.Dasar-dasar Biokom.Jakarta: UIRiawan, S. 1990.Kimia Organik.Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta.Robbins & Kumar.1995;BukuAjarPatologiI.Edisi 4. Jakarta: EGC. Hal203, 207Rolifartika. 2011.Sifat Lipid. http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/8-makromolekul/a-lemak/sifat-lemak/. Diakses tanggal 29 April2012Toha, Abdul Hamid A.,2005.BIOKIMIA : Metabolisme Biomolekul.AnggotaIkatan Penerbit Indonesia (IKAPI ) : ManokwariZulfikar, 2010.Steroid.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/steroid/.Diakses tanggal 13 September 2013pukul 18.00 wita.

Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)2.2. Fungsi Umum LipidFungsi lipida termasuk (soendoro, 1981) :Penyimpan energy dan transportStruktur membraneKulit pelindung, komponen dinding selPenyampai kimiaSelain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk hidup adalah sebagai berikut (Toha, 2005) :Komponen struktur membranSemua membran sel termasuk mielin mengandung lapisan lipid ganda. Fungsi membran diantaranya adalah sebagai barier permeabel.Lapisan pelindung pada beberapa jasadFungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid sperti barier permeabel untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.Bentuk energi cadanganSebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adiposa.Kofaktor/prekursor enzimUntuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan sebagainya.Hormon dan vitaminProstaglandin: asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid, dan lain-lain.Insulasi BarierUntuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.2.3. Karakteristik LipidLemak berkarakteristiksebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino.Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar(Armstrong, 1995). Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%(Riawan, 1990).Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah kelompoksenyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan denganpelarut tersebut.2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat 95%asam lemak).3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam arakidonat. (Dalam penjelasan yang lain di sebutkan bahwa karakteristik suatu lipid dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :2.3.1. Karakteristik Fisik LipidBerikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu (Rolifartika, 2011) :Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C.Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak. Jika berbentuk padat disebut sebagai lemak.Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat penting dalam pembentukan membran selNamun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh dan titik didih lebih rendah daripada lemak.2.3.2. Karakteristik Kimia LipidBeberapa karakteristik lipid adalah sebagai berikut (Iskandar, 1974):Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabunReaksi umum:Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan.Bilangan penyabunanadalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.Hidrolisis dari trigliserida biasanya oleh enzim lipase akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Fosfolipase merupakan enzim yang menghidrolisis fosfolipid dan ternyata terdapat beberapa fosfolipase, diantaranya fosfolipase A, yang dapat mengurai ikatan antara gliserol dan asam lemak tidak jenuh. Fosfolipase B, menguraikan ikatan antara asam lemak baik yang jenuh dan yang tidak. Fosfolipase C membebaskan ikatan antara gliserol dengan fosfat-basa-nitrogen. Fosfolipase D akan membebaskan ikatan antara basa-nitrogen dengan asam fosfat.Reaksi lemak dengan alkali dinamakan penyabunan. Beberapa zat pada lipid tidak dapat disabunkan, akan tetapi larut dalam eter. Karena sabun tidak larut dalam eter, maka kedua zat tersebut dapat dipisahkan dengan memakai eter. Beberapa zat yang tidak dapat disabunkan diantaranya, beberapa macam keton, alkohol dengan jumlah atom C yang tinggi, steroid. Bila lemak dapat disabunkan maka dia mempunyai nilai yang disebut angka penyabunan. Angka penyabunan ialah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gr lemak atau minyak. Gunanya untuk menentukan berat molekul lemak atau minyak tersebut.Pembentukan membran, misel (micelle) dan emulsi.Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu dinamakan polar lipid. Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut dalam pelarutan nonpolar. Padaoil water interface, bagian yang polar dalam fase air (water phase) sedangkan bagian yang nonpolar pada fase minyak (oil phase). Dengan adanya polar lipid tersebut dapat membentuk membran biologik dengan lapis ganda (double layer).Misel (Micelle), bila polar lipid mencapai konsentrase tertentu yang terdapat pada aqueous medium, maka akan terbentuk misel. Pembentukan garam empedu menjadi misel, sehingga memudahkan pencernaan lemak, merupakan mekanisme yang penting untuk penyerapan lemak di usus halus.Emulsi, adalah partikel-partikel koloid yang besar, yang dibentuk dari non polar lipid di dalam aqueous medium. Untuk kestabilannya biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent) sperti lesitin (polar lipid).HalogenasiAsam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya.Gambar:Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium.Bilangan yodiumadalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.HidrogenasiDengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak jenuh (biasanya lemak tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi sehingga membentuk asam lemak jenuh, sehingga dapat menjadi lebih keras. Metode ini dapat dipakai unutuk membuat lemak buatan (margarin) dari minyak. Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.Ransid, Tengik (Rancidity)Ransid atau tengik adalah perubahan kimiawi dari lemak atau minyak sehingga terjadi perubahan bau dan rasa dari minyak tersebut. Proses ini agaknya proses oksidasi dari udara bebas, pada ikatan rangkap sehingga terbentuk ikatan peroksida. Timbel (Pb) dan tembaga (Cu) mempercepat proses ketengikan. Sebaliknya menghindarkan udara dan pemberian antioksidan mencegah ketengikan.Angka KeasamanIalah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dari 1 gr lemak. Gunanya untuk menetukan banyaknya asam lemak yang terdapat pada lemak tersebut.Angka IodineBanyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi oleh 100 gr lemak (minyak). Gunanya untuk menetukan banyaknya (derajad) ketidakjenuhan dari lemak.Angka AsetatIalah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat yang didapat dari 1 gr lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk menetukan banyaknya gugusan hidroksil dari lemak tersebut.2.4. Klasifikasi LipidLipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas pertama , berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dario asamlemak ini kompleks kompleks lipid disintetis. Prostaglandin, yang dibentukdariasam lemak tidak jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah tanggapan tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam kerja hormon. Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asilgliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel. Sfingolipid, kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari alkohollemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi kesehatan. Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril yang berkaitan dengan bagian-bagian asam lemaknya. Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang larut dalam lemak. Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah.Tabel klasifikasi dan fungsi lipidNoLipidFungsi

1Asam LemakProstaglandinBahan bakar metabolik, blok pembangun untuk lipid lainModulator intrasel

2EstergliserilAsilgliserolFosfogliserilPenyimpanan asam lemak, senyawa metabolikStruktur membran

3SfingolipidSfingomielinGlikosfingolipidStruktur membranMembran antigen, permukaan

4Derivat sterolKolesterolEster KolesterolAsam empeduHormon steroidVitamin DMembran dan struktur lipoproteinPenyimpanan dan angkutanPencernaan lipid dan absorbsiPengaturan metabolikMetabolisme kalsium dan fosfor

5TerpenDolikolVitamin AVitamin EVitamin KSintesis glikoproteinPenglihatan, integritas epitelAntioksidan lipidPejendalan darah

Asam LemakAsam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-COOH, dengan R adlah rantai alkil yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen.Ester kolesterolEster kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan menjadi gugus 3--hidroksil dari sistem cincin steroid. Terbentuk dalam tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasmaAsilgiserol (gliserid)Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering dinamakan gliserid. Kelas gliserid tergantung pada jumlah gugus alkohol gliserol yang diesterkan.FosfogliseridAsilgliserol yang mengandung stasam fosfat diesterkan pada gugus C3-hidroksil disebut fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis ganda yang bila dihamburkan pada larutan berair, dan merupakan bentuk utama struktur membran sel.SfingomielinStruktur ini merupakan komponen utama dari banyak membran eritrosit manusia.2.5. Metabolisme LipidLipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi dalamSebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliseridaSimpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposaDi dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.Gliserol

Ikhtisar metabolisme lipid2.6. HormonSebuah hormon (dari bahasa Yunani dorongan) adalah kimia yang dilepaskan oleh sel atau kelenjar di salah satu bagian tubuh yang mengirimkan pesan yang mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari organisme. Hanya sejumlah kecil hormon diperlukan untuk mengubah metabolisme sel. Pada intinya, itu adalah utusan kimia yang mengangkut sinyal dari satu sel ke sel lainnya. Semua organisme multiselular memproduksi hormon; hormon tanaman juga disebut phytohormones. Hormon pada hewan sering diangkut dalam darah. Sel merespon hormon ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk hormon itu. Hormon berikatan dengan protein reseptor, mengakibatkan aktivasi dari mekanisme transduksi sinyal yang pada akhirnya mengarah pada tipe sel-tanggapan khusus. (Bagus, 2011)Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok yakni:2.6.1. SteroidSteroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B dan C beranggotakan enam atom karbon, dan cincin D beranggotakan lima. (Zulfikar, 2010)AndrogenAndrogen adalah istilah generik untuk senyawa alami atausintetis, biasanya hormon steroid , yang merangsang atau mengendalikan pembangunan dan pemeliharaan karakteristik maskulin vertebrates untuk mengikat ke androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari aksesori organ sek laki-laki dan perkembangan karakteristik seks sekunder. Androgen, yang pertama kali ditemukan pada 1936, juga disebut androgenic hormon atau testoids. Androgens merupakan dasar anabolic steroids. Mereka juga menjadi pelopor dari semua estrogens, pada perempuan hormon seks. Utama dan paling terkenal adalah androgen testosterone. Androgen ablation dapat digunakan sebagai terapi yang efektif dalam urologic tertentu seperti kanker metastatic kanker prostata.EstrogenEstrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawasteroidyang berfungsi terutama sebagaihormonsekswanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuhpriamaupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tandakelaminsekunderpada wanita, sepertipayudara, dan juga terlibat dalam penebalanendometriummaupun dalam pengaturansiklus haid. Pada saatmenopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranyahot flash, berkeringat pada waktutidur, dan kecemasan yang berlebihan.Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalahestradiol,estriol, danestron. Sejakmenarchesampaimenopause, estrogen utama adalah17-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dariandrogendengan bantuanenzim. Estradiol dibuat daritestosteron, sedangkan estron dibuat dariandrostenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebutxenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebutfitoestrogen. Estrogen digunakan sebagai bahan pilkontrasepsidan juga terapi bagi wanitamenopause.Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkenakanker payudara, dankanker endometrium. Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasanmitosisdanapoptosisdan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhanjaringan epitelial. Lajuproliferasiselyang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahangenetikapada prosesreplikasi DNAoleh senyawaspesi oksigen reaktifyang teraktivasi olehmetabolitestrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksiglobulinpengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.Ketika mengalamikatabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawaintermediatyang disebut estrogen-katekolmelalui 2lintasan2-hydroxylationdengan enzimCYP1A1dan4-hydroxylationdengan enzimCYP1B1, untuk dieliminasi dengan berbagai proses sepertimetilasidengan enzimcatechol-o-methyltransferase,hidroksilasi,oksidasi,detoksifikasi,sulfinasidengan enzimsulfotransferase, danglusuronidasidengan enzimUGT. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyaiwaktu paruhyang pendek karena segera termetilasi menjadi2-methoxyestradioldan4-methoxyestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifattumorigenikatau anti-tumorigenik, misalnya4-hydroxyestradiolmemiliki sifathormonaldengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksiadenokarsinomapadaendometrium. Sedangkan2-methyoxyestradiolmemiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambatproliferasidanangiogenesispadaseltumor.2.6.2. Peptida- ProteinInsulinInsulin (bahasa Latininsula, pulau, karena diproduksi diPulau-pulau Langerhansdipankreas) adalah sebuahhormonpolipeptidayang mengaturmetabolisme karbohidrat. Selain merupakan efektor utama dalamhomeostasiskarbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolismelemak(trigliserida) danprotein hormon ini memiliki propertianabolik. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.Insulin menyebabkansel (biologi)padaototdanadipositmenyerapglukosadari sirkulasi darah melaluitransporter glukosaGLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagaiglikogendi dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakanlemaksebagai sumber energi.Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenisdiabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah ataukebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.GlukagonGlukagon adalah antagonis dari insulin: Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut sebagailimited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat diotakdan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (IleumdanKolon).Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29asam aminodan mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr2.7. VitaminVitamin (bahasa Inggris:vital amine, vitamin) adalah sekelompoksenyawaorganikaminaberbobot molekul kecil yang memiliki fungsivitaldalammetabolismesetiaporganisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.Vitamin AVitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalamlemakyang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik.[1]Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lainretinol,retinil palmitat, danretinil asetat.[1]Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. Vitamin A banyak ditemukan padawortel,minyak ikan,susu,keju, danhati. Rumus kimia untuk Vitamin A adalah C20H30O.Vitamin DVitamin D adalah grup vitamin yang larut dalamlemakprohormon. Vitamin D dikenal juga dengan namakalsiferol. Penamaan ini berdasarkanInternational Union of Pure and Applied Chemist(IUPAC). Di dalam tubuh, vitamin ini banyak berperan dalam pembentukkan strukturtulangdangigiyang baik. Vitamin ini banyak ditemukan padajeruk,stroberi,tomat,brokoli, dan sayuran hijau lainnya.Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekulsteroidyang merupakan salah satu turunan darikolesterol. Terdapat dua bentuk aktif dari vitamin ini, yaituvitamin D2danvitamin D3. Vitamin D2 atau dikenal juga dengan namaergokalsiferolini berasal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal dari turunan senyawa7-dehidrokolesterol. Golongan vitamin inilah yang paling banyak ditemukan pada kulit manusia. Padaginjal, vitamin D dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut1,25-dihydroxycholecalciferol.[6Vitamin EVitamin E adalah nama umum untuk dua kelasmolekul(tocopheroldantocotrienol) yang memiliki aktivitas vitamin E dalamnutrisi.Vitamin Ebukan nama untuk setiap satuanbahan kimiaspesifik namun, untuk setiap campuran yang terjadi dialamyang menyediakan fungsi vitamin E dalamnutrisi.Vitamin KVitamin K (K dari Koagulations-Vitamin dalamBahasa JermandanBahasa Denmark) merujuk pada sekelompok vitaminlipofilikdanhidrofobikyang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasidari berbagai macamprotein, seperti dalam prosespembekuan darah. Secara kimia vitamin ini adalah turunan 2-metil-1,4-naftokuinona. Vitamin K bersifat tahan panas, tetapi akan segera rusak apabila terpapar senyawa asam, basa, dancahayamatahari.Padamanusia, vitamin K didapat darinutrisiasupanmakanandan mikroflora padasaluran pencernaan. Di dalamhati, vitamin K dibutuhkan untuk mengaktivasiprotrombindengan reaksikarboksilasigugusGlupada residuproteinprekursornya. Asam glutamat yang mengalami reaksi karboksilasi akan berubah menjadiasam karboksiglutamat gamma.Vitamin K2(menakuinona,menatetrenona) secara normal diproduksi olehbakteridalamsaluran pencernaanmanusia, dan defisiensigiziakibat diet yang sangat jarang terjadi kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapatmenyerapmolekul. Vitamin ini ditemukan dalam sayuranhijau, sepertibayam,katuk,kol,selada, danbrokoli.2.8. MembranLipid (terutama fosfolipid) dan protein adalah senyawa penyusun membran yang utama. Lipid membentuk inti hidrofobik dengan permukaan yang bersifat polar. Sedangkan proteinnya berperan melawan berbagai fungsi biologis yang ada hubungannya dengan membran, misalnya katalis reaksi kimia atau pengangkutan selektif senyawa dari satu ruang ke ruang yang lain. Membran memiliki struktur yang tidak simetris dan masing-masing sisinya berbeda. Membran plasma, yang sebenarnya merupakan selaput pembatas sel, juga memiliki rantai karbohidrat yang menjuntai keluar dari permukaan luarnya. Beberapa protein tertanam kukuh pada salah satu permukaan, sedangkan sejumlah protein yang lain menembus membran sehingga ujung-ujung molekulnya menyembul keluar dari kedua permukaan. Membran dapat juga terkait pada protein struktural yang terdapat di dalam sel seperti misalnya filamen kontraktil dan mikrotubulus. (Mcglivery, 1996)Inti membran memiliki struktur berupa lapisan ganda yang tersusun dari molekul fosfolipid. Struktur lapis ganda seperti ini tidak dapat membentuk permukaan yang luas karena goncangan halus saja dalam air akan membuatnya terpecah menjadi bercak-bercak yang akan menutup berbentuk gelembung-gelembung kecil berisi air didalam larutan. Tidak ada suatu komposisi yang pasti untuk membentuk inti lipid membran. Inti harus memiliki tingkat kekakuan tertentu, tetapi masih cukup cair agar lipid penyusun serta protein yang tertanam didalamnya dapat bergerak ke samping. (Mcglivery, 1996)Sebagian besar inti lipid mungkin berwujud kristal cair, dengan gugus polar dibagian kepala yang saling berhubungan dan tertata dalam susunan teratur, dan ekor rantai lemak yang lebih leluasa bergerak secara acak. Dengan demikian keadaan inti membran tidaklah homogen. Inti lipid harus sesuai dengan membran, yang dapat berbeda-beda mulai dari permukaan luas yang terdapat pada permukaan sel sampai pada lipatan-lipatan ketat seperti pada membran dalam mitokondria. (Mcglivery, 1996)Protein MembranTiap jenis membran memiliki fungsi biologis yang khas karena protein tertentu. Fungsi berbagai membran saling berbeda karena proteinnya juga lain. Tetapi ada suatu struktur umum yang dimiliki semua membran. Ada yang mengandung protein yang tertanam pada salah satu permukaan inti lipidnya atau terentang dari satu sisi ke sisi lainnya menembus inti lipid dan berhubungan dengan fase air.Di dalam membran terdapat spektrin yang membuat eritrosit dapat bertahan lebih lama dalam peredaran tanah. Tampaknya protein bisa behubungan dengan inti lipid karena molekulnya memiliki permukaan hidrofobik yang harus terlindung dari air sekitarnya. (Mcglivery, 1996)Reseptor MembranBanyak protein dan karbohidrat yang terpapar di permukaan membran, terutama permukaan membran plasma, yang berfungsi memngikat senyawa yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Pengikatan semacam ini sering dipakai reseptor untuk mengidentifikasi molekul yang akan diambil dan dimasukkan dalam sel melewati membran plasma. Pengikatan spesifik karbohidrat-protein seperti itu tidak selalu menguntungkan. Beberapa racun seperti toksin, kolera, dan risin, mengandung suatu bagian yang spesifik untuk membran plasma. Bila termakan, toksin tersebut akan terikat pada sel mukosa usus dan diserap, serta membawa akibat yang merugikan. (Mcglivery, 1996)Reseptor pengikat molekul atau partikel yang akan dimasukkan secara endositosis berupa suatu cekungan yang dasarnya dilapisi suatu protein. Protein yang melapisi cekungan berlapis disebut klatrin. Protein ini membentuk semacam sangkar disekeliling molekul atau partikel yang bersangkutan. Sementara itu klatrinnya berdaur-ulang menuju membran plasma bersama dengan molekul reseptor dari vesikula yang telah kosong untuk membentuk kembali kecekungan berlapis dipermukaan sel. (Mcglivery, 1996)Lektin adalah protein yang juga mengikat gugus karbohidrat spesifik, tetapi berbeda dengan protein reseptor karena bersifat multifalen. Berarti satu molekul lektin dapat mengikat beberapa molekul karbohidrat. Kini diketahui bahwa protein penyebab aglutinasinya, yakni lektinnya secara spesifik mengikat gugusan karbohidrat pada membran plasma. Spesifisitas lektin menjadikan golongan senyawa ini bermanfaat untuk mengidentifikasi gugus karbohidrat yang terikat pada membran. (Mcglivery, 1996)

DAFTAR PUSTAKABagus, Aden. 2011.Pengertian Hormon.http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2198674-pengertian hormon/#ixzz1tRNjxij3. Diakses tanggal 29 April 2012Iskandar, Yuli. 1974.Biokimia Bagian I. Yayasan Dharma Graha : Jakarta.Mcglivery, Robert. 1996.Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga.Airlangga University Press : Surabaya.Montgomery, Rex. 1993.BIOKIMIA : Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Gadjah Mada University Press. : Yogyakarta.Rolifartika. 2011.Sifat Lipid.http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/8-makromolekul/a-lemak/sifat-lemak/. Diakses tanggal 29 April 2012Toha, Abdul Hamid A.,2005. BIOKIMIA :Metabolisme Biomolekul. Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI ) : ManokwariZulfikar, 2010.Steroid.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia- kesehatan/biomolekul/steroid/. Diakses tanggal 29 April 2012

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumusempiris C6H8O6(berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagaiantioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantupenyerapanzatbesi,sertamembantumemeliharapembuluhkapiler,tulang,dangigi(Anggi Pratama, 2011).Dalam proses analitis, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi(iodimetri), dan ion idodida dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi(iodometri). Dapatdikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksiuntuk dititrasi langsung dengan iodin. Karenaitujumlah dari penentuan-perentuaniodimetrik adalah sedikit. (Day, R.A., Underwood, A.L., & JR, 2002).Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak,merkurium(I),merkurium(II), tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya yang palingsedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari denganlarutan kalium iodida, KI 0,1 M.Reaksi iodida padat dengan asam sulfat pekat, iod akan dibebaskan; pada pemanasan,uap lembayung dilepaskan, yangmegubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hidrogeniodida terbentukinidapat dilihat dengan meniup melintasi mulut bejana, pada manadihasilkanasapputih-tetapikebanyakandarinyamereduksiasamsulfatitumenjadi belerangdioksida, hidrogen sulfida, dan belerang, yang perbandinganan relatifmereka bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia (Vogel, 1985)Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensialreduksi yang lebih kecil dibandingkan iodium dimana dalam hal ini potesial reduksiiodum +0,535 volt, karena vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil (

+0,116 volt) dibandingkan iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung denganiodium.Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikatoramilum yang akan memberikan warna biru kehitaman pada saat tercapainya titik akhirtitrasi. (universitas sumatra utara)Kadar vitamin C dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:Keterangan :VI2: volume titrasi I2 (mL)Vt : volumetotal filtrate (mL)Vf : volume filtrat yang digunakan (mL)A : kesetaraan I2 denganvitamin C murni (mgram)W : massa cuplikan (mgram)(Farikhah, 2008)Anggi Pratama . Aplikasi LabView sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalamLarutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri.http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF.2011. Diakses padatanggal 18 April 2014 pukul 21.20 WIB.Day, R.A., Underwood, A.L., & JR. 2002.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.Farikhah Asiati Zahroh . Pengaruh Penggunaan Daun Alibisiadan LamaPemeraman Pisang Kepok Terhadap Kandungan Vitamin C.http://digilib.uinsuka.ac.id/823/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. 2008 . Diaksespada tanggal 21 April 2014 pukul 21.00WIB.Uiversitas sumatra utarahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29868/4/Chapter%20II.pdfDiakses pada tanggal 21April 2014 pukul 21.00 WIB.Vogel. 1985.Buku TeksAnalisis Anorganik Kualitatif Makro danSemimikro.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

Iodimetriadalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi denganmenggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitua.Iodimetrimetodelangsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutanbaku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat.b.Iodimetri metode residual( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutanbakuiodiumdalamjumlah berlebih,dankelebihaniodakandititrasi denganlarutanbakunatriumtiosulfat.ContohnyapadapenetapankadarNatriumBisulfit(RahmaG.M, 2010).Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yangdibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatanatau menambah daya tahan tubuh (Ester, 2011).Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium(1), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam- garamnya yangpaling sedikit larut. Reaksi-reaksi inidapat dipelajari dengan larutan kalium iodide KI0,1 N(G.Svehla, 1987:350).Substansi-substansi penting yang cukup kuatsebagai unsur-unsur reduksi untukdititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenic (III), antimon (III), sulfide,sulfit, timah (II), dan ferosianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh beberapa darisubstansi ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi dengan iodin barudapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan penyesuaian pH yangrepot (Underwood. 2002 : 296).Iodin hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25C) namun larutdalam larutanlarutan yang mengandung ion iodide. Iodin ebentuk kompleks triiodidadngan iodide.I2 + I- I3-Dengan konstanta kesetibangan sekitar 710 pada 25C. Suatu kelebihan kaliumiodide ditabahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keatsirianiodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N danbotol yang mengandung larutan ini disumbat dengan baik (Underwood. 2002 : 296).Day & Underwood . 2001 .AnalisisKimia KunatitatifEdisi Keenam. Jakarta: ErlanggaEster Juliana . Penentuan Kadar Vitamin C Pada Buah Naga .http://mutiaralib.webs.com/documents/0805015.pdf . 2011. Diakses pada tanggal 25April 2014 pukul 16.10 WIB.Rahma G.M . Iodometri dan Iodimetri .http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf . Diakses padatanggal 25 April 2014 pukul 20.00 WIB.Svehla.G. 1985.AnalisisAnorganikKualitatifMakrodanSemimikroEdisiKelima.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, disebut sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Jika zat yang dianalisa menyusun lebih dari 1 % dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama. Suatu zat dianggap sebagai konstituen minor jika jumlahnya antara 0,01 % hingga 1 % dari sampel (Underwood, 2002).Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa kuantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan konsentrasi zat yang ada dalam larutan.keberhasilan analisa volumetri ini sangat ditentukan oleh adanya indikator yang tepat sehingga mampu menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat (Harjanti, 2008).Iodimetri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti natrium tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan iodin baku secara langsung. Iodometri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor dengan penambahan dengan penambahan larutan iodin baku berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat baku. Pada titrasi iodimetri titrasi oksidasi reduksinya menggunakan larutan iodum. Artinya titrasi iodometri suatu larutan oksidator ditambahkan dengan kalium iodida berlebih dan iodium yang dilepaskan (setara dengan jumlah oksidator) ditirasi dengan larutan baku natrium tiosulfat (Irjawati, 2012).Vitamin C atau asam L-asam askorbat merupakan senyawa yang bersifatasam dengan rumus empiris molekul = 176,13. Vitamin C digunakan sebagai anti oksidan untuk membentuk kolagen serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang dan gigi. Kadar vitamin C dalam larutan menggunakan titrasi redoks iodimetri dengaqn mengunakan larutan indicator kanji (starch) yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang diketahui molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat (Pratama dkk, 2011).Vitamin C (asam oskorbat) merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan berkurang, lesu dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan camitime, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C mempunyai sifat antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat dam asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktifoksigen spesies (Arifin dkk, 2007).Vitamin C mudah teroksidasi jika terkena udara dan proses ini dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksaidator, serta katalis tembaga (Cu) dan besi (Fe). Hal-hal tersebut menimbulkan masalah apakah ada pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap vitamin C dalam jambu biji. Untuk itu perlu dibuktikan dengan suatu penelitian tentang penentuan kadar vitamin C dalam jambu biji yang disimpan dalam buah jambu biji yang disimpan dalam jangka waktu tertentu dan pada suhu yang berbeda (Masfufatun dkk, 2009).Asam L-askorbat dengan adanya enzim asam askorbat oksidase akan teroksidasi menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam ini secara kimia juga sangat labil dan mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak lagi memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Suasana basa menyebabkan asam Ldiketogulonat teroksidasi menjadi asam oksalat dan asam L-treonat (Safaryani dkk, 2007).

Arifin, Helmi, Vivi Delvita dan Almahdy, 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Fetus Pada Mencit Diabetes,Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi,Vol. 12, No. 1, Universitas Andalas.Dirjen POM, 1979,Farmakope IndonesiaEdisi III,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, JakartaHarjanti, R.S., 2008, Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis Volumetri,Jurnal Rekayasa Proses,Vol. 2, No. 2, Yogyakarta.Irjawati, Nur, 2012,Iodo-Iodimetri,http://nurirjawati.wordpress.com/bout-pharmacy/colap/iodo-iodimetri/. Diakses tanggal 16 April 2013.Masfufatun, Widaningsih, Nurkumala dan Tri rahayuningsih, 2009, Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan Terhadap Vitamin C Dalam Jambu Biji (Psidium Guajava),Vol. 11, No. 2, Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.Pratama, Anggi, Darjat dan Iwan Setiawan, 2011, Aplikasi Lab View Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri,Vol. 1, No. 1, Universitas Dipenogoro, Semarang.Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhu Dan Lama Penyimpanan Terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica Oleracea L),Buletin Anatomi dan Fisiologi,Vol. XV, No. 2, Universitas Dipenogoro, Semarang.Underwood, A. L., 2002,Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta. (Hal. 2)

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni).mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C. Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro, dkk., 2000).1.Vitamin C (Dirjen POM, 1979).Sinonim: asam askorbatBerat molekul: 176,13Rumus molekul: C6H8O6Kelarutan: mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol(95%); praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dandalam benzenPemerian: serbuk atau hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau;rasa asamPenyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahayaKegunaan: sebagai sampel2.Aquades (Dirjen POM, 1979).Sinonim: aqua destillataBerat molekul: 18,02Rumus molekul: H2OPemerian: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidakmempunyai rasaPenyimpanan: dalam wadah tertutup baikKegunaan: sebagai pengencer3.Kanji (Dirjen POM, 1979).Sinonim: amylum manihotKelarutan: larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkanlarutan agak keruhPemerian: serbuk putih, hablurPenyimpanan: dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan keringKegunaan: sebagai indikator4.Iodium (Dirjen POM, 1995).Sinonim: iodiumBerat molekul: 126,91Rumus molekul: I2Kelarutan: keping atau butir, mengkilat seperti logam, hitam kelabu,bau khasPemerian: sukar larut dalam air, mudah larut dalam garam iodida,mudah larut dalam etanol 95%Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapatKegunaan: sebagai larutan baku5.Asam sulfat (Dirjen POM, 1979).Sinonim: acidum sulfuricumBerat molekul: 98,07Rumus molekul: H2SO4Pemerian: cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jikaditambahkan ke dalam air menimbulkan panasPenyimpanan: dalam wadah tertutup rapatKegunaan: sebagai zat tambahan

DAFTAR PUSTAKAArifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian VitaminC terhadap Fetus pada Mencit Diabetes,Jurnal Sains dan TeknologiFarmasi,Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 0177, Andalas.

Dirjen POM, 1979,Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM, 1995,Farmakope Indonesia, Edisi Keempat, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007,Kimia Farmasi Analisis, PustakaPelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)

Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhudan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli(Brassica oleracea L),Buletin Anatomi dan Fisiologi,Vol. XV, No. 2,Semarang.

Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan GatutPhengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan VariasiKonsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yangMengandung Klorida dan Sulfat,Jurnal Teknik Mesin,Vol. 2, No. 1,Surabaya.

Wahyuni, Sri Raharjoe Asjari, dan Ahmad Hamim sadewa, 2008, KajianKemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum) dalamMenghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah LatihanAerobik Tipe High Impact,Jurnal Kesehatan,Vol. 1, No. 2, ISSN : 1979 7621, Yogyakarta.

Titrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksiredoks. Pada titrasi redoks, sampel yang dianalisis dititrasi dengan suatu indikatoryang bersifat sebagai reduktor atau oksidator, tergantung sifat dari analit sampeldan reaksi yang diharapkan terjadi dalam analisis. Titik ekuivalen pada titrasiredoks tercapai saat jumlah ekuivalen dari oksidator telah setara dengan jumlahekuivalen dari reduktor. Bebrapa contoh dari titrasi redoks antara lain adalahtitrasi permanganometri dan titrasi iodometri/iodimetri. Titrasi iodometrimenggunakan larutan iodium (I2) yang merupakan suatu oksidator sebagai larutanstandar. Larutan iodium dengan konsentrasi tertentu dan jumlah berlebihditambahkan ke dalam sampel, sehingga terjadi reaksi antara sampel denganiodium. Selanjutnya sisa iodium yang berlebih dihiung dengan cara mentitrasinyadengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor (Sinaga, 2011).Sistem redoks iodin : I3- + 2e 3I-Iodin mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodinadalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kaliumpermanganat,senyawaserium(IV)dankaliumdikromat.Substansi-substansipentingyangcukupkuatsebagaiunsur-unsurreduksiuntukdititrasilangsungdengan iodin yaitu zat-zat dengan potensial reduksi yangjauh lebih rendah adalahtiosulfat, arsenik (III), antimon (III), sulfida, sulfit, timah(II) dan ferosianida.Kekuatan reduksi yag dimiliki oleh beberapa dari substansi ini tergantung padakonsentrasi ion hydrogen , dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secarakuantitatif hanya bila kitamelakukan penyesuaian pH (Underwood, 1998: 296).Warna dari sebuah larutan iodin cukup intens sehingga iodin dapatbertindaksebagaiindicatorbagidirinyasendiri.Iodinjugamemberikanwarnaungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dankloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhirdari titrasi (Underwood, 1998:297).Metode titrasi langsung dinamakan iodimetri mengacu kepada titrasidengan suatu larutan iod standar .Sedangkan metode titrasi tak langsungdinamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskandalam reaksi kimia. Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod ,digunakansuatu larutan iod dalam kalium iodide, dan karena itu spesi reaktifnya adalah iontriiodida. Zat-zat pereduksi yang kuat ( zat-zat dengan potensial yang jauh lebihrendah), seperti timah(II)klorida, asam sulfat, hydrogen sulfida, dan natriumtiosulfat bereaksi lengkap dan cepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam.Dengan zat pereduksi yang agak lemah, misal arsen trivalent, atau stibiumtrivalent, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netralatau sangat sedikit suasana asam. Pada kondisi ini potensial reduksi dari zatpereduksiadalahminimum,ataudayamereduksinyaadalahmaksimum(Sinaga,2011).Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitusuatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesidengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji. Pengukurankadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2)sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelahsemua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksioleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap (Pratama, 2011).Iod dalam jumlah kecil dapat diperoleh dari ganggang laut yangdikeringkan, karena beberapa tanaman laut dapat meneyerap dan memekatkan I-,secara selektif dari kehadiran Cl- dan Br-. Dari sumber ini oksidasi I- denganbermacampengoksidasidimungkinkan.darisegikomersial,iodkurangpentingdari brom dan klor sekalipun senyawanya dapat diterapkan sebagai katalis(petrucci, 1987 : 53).DAFTAR PUSTAKAA.L. Underwood, Day Jr. 1998. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF. Jakarta:Erlangga.Petrucci, Ralph H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta: PT. Gelora AksaraPratama.Anggi Pratawa. Aplikasi Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C DalamLarutanMenggunakan Metode Titrasi Iodimetri.http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF.2011.Diakses padajumat 25 april 2014 pukul 16.00 WIB.Sinaga, Ridwan Habibi. Studi Kandungan Vitamin C pada Tumbuhan Kol(Brassica OleraciaL.) dengan Berbagai Pengolahan.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22943/3/Chapter%20II.pdf.2011. Diakses pada jumt 25 april2014 pukul 15.00 WIB.

Titrasi Iodimetri merupakan titrasi secara langsung dimana titrasi ini memiliki oksidator yang sangat kuat. Titrasi iodimetri biasanya digunakan untuk menetapkan kadar, asam askorbat, natrium askorbat, metampiron (antalgin), natrium tiosulfat dan sediaan injeksi. Salah satunya ialah pada penetapan kadar vitamin C, iodium dapat dilakukan dengan mereduksi menjadi iodida. Kemudian iodium akan mengoksidasi suatu senyawa-senyawa yang memiliki potensial kemungkinan lebih kecil dari iodium. Misalnya pada vitamin C yang memiliki potensial oksidasi yang kecil dari iodium dengan ini mampu menetapkan kadar vitamin C dengan metode titrasi iodimetri (Rohman, 2007). Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi. Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C (Citraningtyas, 2013). Vitamin C mempunyai peran penting terhadap tubuh manusia, dimana apabila tubuh manusia kekurangan vitamin C maka akan timbul gejala penyakit ini seperti sariawan, nyeri otot, berat badan berkurang, lesu, dan sebagianya. Didalam tubuh vitamin C menjalankan fungsinya seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol, menjadi asam empedu, dan berperan penting dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C juga termasuk antioksidan dalam tubuh. Pada dasarnya vitamin C didalam tubuh mampu berfungsi melindungi beberapasel/ molekul dalam tubuhseperti, protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat selain itu vitamin C dapat menjaga kehamilan, mencegah dari diabetes (Helmi, 2007). Vitamin C banyak terdapat dibuah, dan sayuran, salah satunya pada cabai. Vitamin C pada cabai memiliki fungsi sebagai antioksidan yang baik untuk tubuh (mampu meningkatkan daya tahan tubuh yang diserap oleh kalsium dalam tubuh, selain itu, Vitamin C juga termasuk yang paling mudah larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen (Rahmawati, 2009). Bunga Rosella terdapat Vitamin C didalamnya, salah satunya dikelopak bunga Rosella. Kadar vitamin C dalam kelopak Rosella tiap 100 gram sebanyak 260 hingga 280 mg vitamin C, sehingga dapat dibuat sirup dengan melakukan penyaringan (Mukaromah, 2010).

Make Money at :http://bit.ly/copy_win

Daftar pustaka Arifin, Helmi. Delvita, Vivi. A, Al Ahmadi. 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.Vol. 12. No. 1 Citraningtyas, Gayatri. Karinda, Monalisa. Fatimawali.2013. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan Iodometri Pharmacon. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT. Vol. 2 No. 01 Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depatemen Kesehatan RI. Jakarta. Mukaromah, Ummu. Susetyorini, Hetty, Sri. Aminah, Siti. 2010. Kadar Vitamin C, Mutu Fisik, pH dan Mutu Organoleptik Sirup Rosella (Hibiscus Sabdariffa, L) Berdasarkan Cara Ekstraksi. Jurnal Pangandan Gizi. Vol. 01 No. 01. Rachmawati, Rani. Defiani, Maderia. Suriani, Niluh. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap KandunganVitamin C Pada Cabai Rawit Putih (Capsicum Frustescens). Jurnal Biologi : 36 - 40 . Vol. XIII. No. 2. Rohman, Abdul. Gandjar, Golib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Make Money at :http://bit.ly/copy_win

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakan vitamin yang paling sederhana.Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal (murni).mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk., 2007).Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C. Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni, dkk., 2008).Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro, dkk., 2000).

DAFTAR PUSTAKAArifin, Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian VitaminC terhadap Fetus pada Mencit Diabetes,Jurnal Sains dan TeknologiFarmasi,Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 0177, Andalas.

Dirjen POM, 1979,Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM, 1995,Farmakope Indonesia, Edisi Keempat, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007,Kimia Farmasi Analisis, PustakaPelajar, Yogyakarta. (Hal. 153 - 154)

Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti, 2007, Pengaruh Suhudan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli(Brassica oleracea L),Buletin Anatomi dan Fisiologi,Vol. XV, No. 2,Semarang.

Tjitro, soejono, Juliana Anggono, Adriana Anteng Anggorowati, dan GatutPhengkusaksomo, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan VariasiKonsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yangMengandung Klorida dan Sulfat,Jurnal Teknik Mesin,Vol. 2, No. 1,Surabaya.

Wahyuni, Sri Raharjoe Asjari, dan Ahmad Hamim sadewa, 2008, KajianKemampuan Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum) dalamMenghambat Peningkatan Kadar Malondyaldehide Plasma Setelah LatihanAerobik Tipe High Impact,Jurnal Kesehatan,Vol. 1, No. 2, ISSN : 1979 7621, Yogyakarta