Minggu Ke-4 Auditing Spt

4
TUGAS REVIU MATERI AUDITING SEKTOR PUBLIK TERAPAN MENGORGANISIR DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK (1) DOSEN : Prof. Dr. MADE SUDARMA, SE., MM., CPA., Ak., CA ADITYA MAULANA NIM. 156020304111007 MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

Transcript of Minggu Ke-4 Auditing Spt

TUGAS REVIU MATERIAUDITING SEKTOR PUBLIK TERAPAN

MENGORGANISIR DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS AUDIT SEKTOR PUBLIK (1)

DOSEN :Prof. Dr. MADE SUDARMA, SE., MM., CPA., Ak., CA

ADITYA MAULANANIM. 156020304111007

MAGISTER AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA2016

RISK AVERSE OR RISK IGNORANCE?

Dalam bab ini dibahas tentang pentingnya manajemen resiko. Untuk dapat mewujudkan

manajemen resiko yang berkelanjutan dalam operasional organisasi diperlukan integrasi ke dalam

kehidupan organisasi. Dalam setiap pengambilan keputusan harus selalu ditegakkan dengan

manajemen resiko. Pihak yang berperan dalam hal ini adalah para anggota non-eksekutif dewan

manajemen dan komite audit. Audit eksternal dapat menyajikan resiko yang mungkin terjadi dan

lingkungan pengendalian internal juga diperlukan.

Perubahan pendekatan manajemen resiko dalam organisasi dilakukan oleh NAO. Penilaian dan

manajemen resiko yang efektif harus melihat kepada hasil (outcomes) bukan hanya sebatas

proses. Untuk bisa melakukan ini diperlukan penetapan sasaran dan target yang relevan, dan

untuk mencapainya diperlukan penilaian dan manajemen resiko.

VULNERABILITY TO FRAUD, THEFT AND CORRUPTION

Dijelaskan oleh Anderson dan Gray (2006) bahwa usaha anti korupsi dapat berhasil apabila aturan

dan regulasi disederhanakan, pembatasan interaksi antara perusahaan dan pejabat publik, dan

beban pada sektor publik dikurangi. Dalam bab ini juga dibahas hal-hal yang perlu diperhatikan

untuk efektivitas auditor, yaitu :

Mencari tanda-tanda kelemahan dan kerentanan dalam rencana yang telah

dirancang dan diimplementasikan;

Waspada terhadap berbagai macam ketidakjujuran yang mungkin terjadi;

Memahami apakah pegawai yang terkait dengan aktivitas telah diberikan

penjelasan dan peringatan akan kecenderungan terjadinya kecurangan;

Mewaspadai lingkup pendampingan yang dikhususkan dari akuntan forensik;

Dapat menyarankan insentif untuk penghindaran perilaku tidak jujur

Kecurangan, pencurian dan korupsi dapat dianalisa dalam berbagai bentuk, antara lain :

Kelemahan makro – sebagaimana dalam sistem perpajakan dimana kompleksitas

membuatnya rentan;

Kelemahan mikro – sebagaimana dalam kegagalan pemisahan tugas; dan

Kegagalan alat untuk menguji dan membuat rencana pilot

Pentingnya kekuatan norma sosial untuk menegakkan budaya dimana kecurangan tidak

dapat diterima menekankan kebutuhan auditor untuk melihat lebih dibandingkan keahlian

tradisionalnya. Auditor harus mewaspadai keluasan nilai dan perilaku masyarakat, norma

sosial dan konvensi, penegakan peraturan perundangan berkaitan dengan kecurangan,

pencurian dan korupsi.

PERTANYAAN :

1) Bagaimana menurut pendapat kelompok anda apabila semua instansi pemerintahan

diwajibkan untuk mendapatkan ISO 9001 : 2015 (Standar Sistem Manajemen Mutu)

dimana didalamnya sudah ada pendekatan manajemen resiko?

2) SPIP yang telah dicanangkan sejak tahun 2008 dengan PP 60 Tahun 2008 belum

berjalan dengan baik, khususnya di Pemerintah Daerah, sebenarnya apa kendalanya?

Kurangnya komitmen pimpinan atau budaya organisasi yang mempengaruhi.