AUDITING Ringkasan

21

Click here to load reader

Transcript of AUDITING Ringkasan

Page 1: AUDITING Ringkasan

AUDITING – STAN D-3,BAB 1

1. Hakekat auditing(1) Definisi :• Auditing adalah proses pengumpulan bukti2 tentang informasi suatu entitas bisnis oleh orang yang independent dan kompeten, yg bertujuan menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yg diperoleh dgn standar/kriteria yg ditentukan.- penentuan tingkat persesuaian antara informasi yg diperoleh dg kriterianya- orang yg independen dan kompeten- a specific economic entity- mengumpulkan dan menilai bukti- membuat laporan utk pihak yg berkepentingan(2) Apa perlunya auditing• Kebutuhan akan informasi yg dpt dipercaya• Informasi menjadi tdk dpt dipercaya karena :- diperoleh tidak langsung dari sumbernya- bias dari si pemberi informasi- besarnya volume transaksi- kompleksnya jenis transaksi(3) Jenis-jenis auditing• Audit laporan keuangan (umum)- laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi- audit dilakukan berdasarkan standar audit- audit menyatakan opini atas penyajian laporan keuangan- laporan audit utk kepentingan publik• Audit kepatuhan- menentukan tingkat kepatuhan para personil terhadap ketentuan dan peraturan perusahaan (entitas ekonomi)- laporan tdk disajikan utk publik, melainkan pejabat tinggi tertentu di lingkungan internal perusahaan.- kondisi lain : audit kepatuhan thdp para wajib pajak yg diprakarsai oleh Pemerintah• Audit operasional

- yg diaudit : pelaksanaan suatu kegiatan atau fungsi- tujuan : untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas.- laporan audit menghasilan rekomendasi utk ditindak lanjuti

2. Perbedaan auditing dengan akuntansi(1) Proses kegiatan• akuntansi : bukti transaksi dikumpulkan, dicatat, dan diikhtisarkan, lalu disajikan dalam suatu laporan keuangan• auditing : bukti transaksi digunakan utk menguji kewajaran penyajian suatu laporan keuangan(2) Hasil akhir• akuntansi : laporan keuangan• auditing : opini atas laporan keuangan

3. Standar audit(1) Kriteria• dapat menjadi petunjuk bagi auditor dlm melakukan auditnya• menjamin mutu kinerja auditor• diakui publik(2) Jenis• standar umum- auditor harus ahli dan kompeten- sikap mental auditor harus independen- auditor harus bekerja profesional• standar lapangan- audit hrs direncanakan dan asisten hrs disupervisi- evaluasi struktur pengendalian intern utk menentukan sifat dan luas audit- pengumpulan bukti audit yang dpt diandalkan dan cukup• standar pelaporan- menyatakan bhw lap keu disusun sesuai prinsip akuntansi yg berlaku umum- menyatakan prinsip akuntansi digunakan secara konsisten- pengungkapan informatif harus cukup memadai- laporan audit harus memuat pernyataan pendapat (opini) mengenai penyajian laporan keuangan

Page 2: AUDITING Ringkasan

4. Quality Control ( pengendalian kualitas )- Pengendalian (berupa metode dan prosedur) yg dilakukan KAP agar dalam setiap penugasan audit selalu dapat memenuhi Standar Audit.- Quailty Control ditetapkan untuk kepentingan KAP (CPA firm), sedangkanStandar Auditing ditetapkan untuk setiap Auditor dalam setiap penugasan auditnya- Ada 5 elemen quality control (AICPA-QC Std Committee)(1) Independen – Integritas – Objektif- Auditor harus independen in fact & in appearance- Auditor harus bekerja dengan kesungguhan profesional- Auditor harus memelihara kejujuran profesional(2) Manajemen personalia- Semua auditor harus memiliki kompetensi audit yg cukup- Semua auditor selalu mendapat pelatihan teknis yg cukup- Semua auditor mengikuti pelatihan profesional berkelanjutan (CPE)- Auditor yg ditunjuk dalam setiap penugasan telah memenuhi kualifikasi teknis yang diperlukan.(3) Penerimaan penugasan dari klien- KAP (CPA Firm) memiliki kebijakan dan prosedur utk menentukan apakah akan menerima atau menolak penugasan dari klien, sehingga terhindar dari risiko memperoleh klien yg tidak jujur.(4) Kinerja dalam penugasan- KAP memiliki kebijakan dan prosedur yg memastikan bahwa setiap auditor yg ditugasi dapat memenuhi Standar Audit, Standar Kualitas KAP, dan Ketentuan perundangan yg berlaku.(5) Pemantauan- KAP memiliki kebijakan dan prosedur yg memastikan bahwa se-4 elemen Quality Control diatas telah diterapkan secara efektif.

5. Jenis auditor(1) Akuntan Publik ( Auditor Independen )- Auditor independen yang melakukan audit umum untuk menyatakan opini atas kewajaran penyajian suatu laporan keuangan.(2) Auditor Pemerintah- Auditor yang bekerja pada kantor/instansi pemerintahan yang khusus

dibentuk untuk melakukan pekerjaan audit (BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, Badan Pengawas Daerah Tk I/II, dll).(3) Auditor Pajak- Auditor yang bekerja pada unit pemeriksaan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (Otoritas Pajak).(4) Internal Auditor- Auditor yang bekerja pada satuan/unit pemeriksaan (audit) internal di lingkungan perusahaan : BUMN/D, perseroan swasta, ataupun perseroan publik (tbk)

AUDITING – STAN D-3,BAB 2

1. Isi laporan audit(1) Judul laporan yg hrs mencantumkan istilah “independen”- independent auditor’s report- report of independent auditor- independent accountant’s opinion(2) Pihak penerima laporan- Perusahaan- Dewan Direksi- Pemegang saham (√)(3) Paragraf pendahuluan- Pernyataan telah melakukan “audit” (bukan review atau kompilasi)- Pernyataan tentang nama perusahaan, jenis, tanggal & periode laporan keuangan yg diaudit- Pernyataan bahwa penyajian laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen,sdgkan tanggungjawab auditor hanya menyatakan pendapat atas laporan keuangan yg diaudit tsb.(4) Paragraf ruang lingkup- Memuat apa yg dilakukan auditor- Audit berdasarkan standar yg berlaku- Audit bertujuan memperoleh “reasonable assurance” (not a guarantee)- Audit mencakup “material misstatement”- Pernyataan bahwa bukti yang dikumpulkan cukup untuk menyatakan opini- Pernyataan bahwa audit berdasarkan “a test basis” (sampling)

Page 3: AUDITING Ringkasan

- Pernyataan bahwa audit juga mencakup evaluasi terhadap penerapan prinsip akuntansi, estimasi, dan pengungkapannya.(5) Paragraf opini- Berdasarkan hasil audit dan pertimbangan profesional- Opini bukan pernyataan kebenaran absolut yg bersifat menjamin 100%- Pernyataan “menyajikan secara wajar” menunjukkan bhw laporan keuangan sudah sesuai prinsip akuntansi- Pernyataan “dalam semua hal yg material” menunjukkan bhw audit meliputi transaksi dan saldo yg substantif yg memungkinkan terjadinya penyimpangan informasi dalam laporan keuangan.(6) Nama KAP- Mencantumkan nama KAP dan tanda tangan dari partner yg bertanggung jawab bhw audit yg dilakukan telah sesuai standar profesi.(7) Tanggal laporan- Menunjukkan tanggal berakhirnya pemeriksaan lapangan- Menunjukkan bahwa auditor bertanggungjawab mereview semua transaksi dan kejadian yang material yang terjadi setelah tgl neraca hingga tgl laporan audit.

2. Laporan audit dg opini unqualified, hrs memenuhi syarat :(1) Laporan keuangan disajikan secara lengkap(2) Penugasan audit telah memenuhi 3 syarat dalam standar umum(3) Bukti yang dikumpulkan sudah cukup dan audit dijalankan sesuai persyaratan standar lapangan(4) Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi (GAAP – SAK), termasuk pengungkapan yg cukup atas informasi tambahan lain yg terkait(5) Tidak terdapat permasalahan yg membutuhkan tambahan paragraf penjelasan.

3. Modifikasi opini unqualified(Unqualified + explanation paragraph / modified wording) ≠ QualifiedAlasan penjelasan tambahan :- Kurang konsistennya penerapan prinsip akuntansi- FIFO menjadi LIFO dlm penilaian persediaan- Penambahan perusahaan dalam laporan keuangan gabungan

- Koreksi perhitungan akibat pencatatan yg semula tidak berdasarkan prinsip akuntansi yg lazim.Comparability vs ConsistencyComparability bukan konsistensi, shg tdkmembutuhkan paragraf penjelasan melainkan pengungkapan dalam “footnote”, misalnya :- Perubahan estimasi, pengurangan umur aset utk tujuan depresiasi- Koreksi perhitungan yg tdk terkait prinsip akuntansi, misalnya salah hitung matematis saldo tahun lalu.- Variasi bentuk dan penyajian informasi keuangan.Apabila auditor tidak setuju atau tidak puas, maka opini menjadi Qualified- Keraguan terhadap “going concern”- Kerugian operasional atau penurunan modal kerja dalam jumlah yg substansial dan berulang-ulang- Ketidakmampuan perusahaan membayar utang pd saat jatuh tempo- Hengkangnya para pelanggan besar- Demonstrasi buruh yg luar biasa- Bencana alam (gempa bumi atau banjir bandang)- Permasalahan hukum yg dpt membahayakan kemampuan perusahaan utk beroperasi.Apabila terdapat keraguan yg mendalam terhadap going concern, maka opini menjadi Disclaimer- Auditor setuju dengan suatu perlakuan yg menyimpang dari prinsip akuntansiApabila auditor tdk puas atau tidak setuju, maka opini menjadi Qualified atau Adverse- Penekanan khusus terhadap suatu masalah, misalnya :- Adanya transaksi dalam hubungan istimewa- Kejadian penting setelah tgl neraca- Penjelasan ttg masalah akuntansi yg mempengaruhi komparabilitas saldo laporan keuangan tahun berjalan dengan periode sebelumnya- Laporan audit mencakup laporan auditor lainnya (modified wording)Ada 3 pilihan :- Tidak menyatakannya dalam laporan audit- Menyatakannya dalam laporan audit (modified wording)- Memberi opini Qualified atau Disclaimer

Page 4: AUDITING Ringkasan

Paragraf penjelasan merupakan paragraf ke-4 setelah paragraf opini.Isi paragraf penjelasan tidak menyatakan bahwa auditor tidak setuju atau tidak puas dengan kewajaran penyajian laporan keuangan.

4. Penyimpangan dari opini unqualified(1) Meliputi opini : Qualified, Disclaimer, dan Adverse(2) Ada 3 kondisi, yaitu :- Ruang lingkup audit dibatasi- Laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi- Auditor tidak independen(3) Opini Qualified- Ada pembatasan ruang lingkup, atau laporan keuangan tidak sesuai prinsip akuntansi- Qualified dalam paragraf ruang lingkup dan opini, jika terjadi pembatasan ruang lingkup auditor- Qualified dalam paragraf opini, jika laporan keuangan tidak sesuai prinsip akuntansi- Menggunakan ungkapan “except for”- Apabila sifatnya sangat material, maka opininya Disclaimer atau Adverse(4) Opini Adverse- Jika penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sangat menyesatkan(5) Opini Disclaimer- Jika auditor dibatasi, atau menjadi tidak independen- Auditor mengalami lack of knowledge utk menyatakan pendapatnya.

5. Materialitas(1) jika pengaruhnya dapat mengubah keputusan pemakai laporan(2) terdiri dari 3 kelompok :- jumlahnya tdk material(unqualified)- jumlahnya material, tapi tdk menyesatkan laporan keuangan secara keseluruhan(qualified dg except for)- jumlahnya sangat material, shg penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sangat menyesatkan

(disclaimer atau adverse)(3) Material dalam penyimpangan prinsip akuntansi- % penyimpangan thdp “base” tertentu- dapat terukur dg nilai uang- sifat penyimpangan(4) Material dalam pembatasan ruang lingkup- Besaran nilai yg dibatasi- Pengaruhnya terhadap penyesatan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan

6. Kepastian negatif(1) Komentar tambahan dalam laporan audit yg sifatnya “mengaburkan” dan tidak sejalan dengan maksud opini auditor.(2) Contohnya, “namun demikian tidak ada hal yang membuat kami mempertanyakan kewajaran penyajian laporan keuangan” dalam suatu laporan audit yang opininya Disclaimer.(3) Negative assurance tidak diperkenankan dan merupakan pelanggaran thdp standar pelaporan.

Contoh Laporan Audit :1. Opini Unqualified - Standard(1) Paragraf Pendahuluan- Kami telah mengaudit- neraca konsolidasi PT X dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.- Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggungjawab manajemen Perusahaan.- Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami.(2) Paragraf Ruang Lingkup- Kami melaksanakan audit berdasarkan “standar auditing”.- Standar tsb mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Page 5: AUDITING Ringkasan

- Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, terhadap bukti yang mendukung jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.- Audit juga meliputi penilaian prinsip akuntansi yg digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta evaluasi terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.- Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.(3) Paragraf Opini- Menurut pendapat kami,- laporan keuangan konsolidasi tersebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,- posisi keuangan PT X dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, serta hasil usaha, perubahan equitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tsb- sesuai dengan “prinsip akuntansi”

2. Opini Unqualified, hrs memenuhi syarat :(1) Laporan keuangan disajikan secara lengkap(2) Penugasan audit telah memenuhi 3 syarat dalam standar umum(3) Bukti yang dikumpulkan sudah cukup(4) Audit dijalankan sesuai persyaratan standar lapangan(5) Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi, termasuk pengungkapan yg cukup atas informasi tambahan lain yg terkait.(6) Tidak terdapat permasalahan yg membutuhkan tambahan paragraf penjelasan.

AUDITING – STAN D-3,BAB 3

1. Kode etik(1) Definisi : Suatu kumpulan prinsip dan nilai-nilai moral(2) Contoh prinsip-prinsip etik :- Honesty : kejujuran- Integrity : berpendirian teguh (tidak bermuka dua)- Promise keeping : memenuhi janji (dalam hal yg baik)- Loyalty : kesetiaan

- Fairness : berkeadilan- Caring for others : kepedulian- Respect for others : menghormati- Responsible Citizenship : patuh pada hukum yg adil- Pursuit of Excellence : memberikan yg terbaik- Accountability : tanggung gugat(3) Mengapa dibutuhkan etika? Agar fungsi-fungsi dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik.Apabila semua anggota masyarakat tidak berlaku jujur, maka komunikasi yg efektif di lingkungan masyarakat tersebut tidak akan pernah tercapai.Untuk mendorong dilaksanakannya etika tsb, maka menjadi penting jika beberapa nilai etik dituangkan dalam peraturan hukum.Mengapa orang berlaku tidak etis? Karena (1) norma etiknya berbeda dgn norma etik masyarakat luas, atau (2) orang tsb memilih tindakan yg bermanfaat bagi kepentingannya sendiri

2. Etika dalam bisnis(1) etika pelaku bisnis kadang2 tidak sesuai dengan nilai2 etika masyarakat pd umumnya.- untuk mengurangi biaya produksi, perusahaan sengaja membatasi penggunaan label pada produknya sehingga informasi ttg produk tsb menjadi berkurang.- dikesankan bhw :- perilaku tidak etis pelaku bisnis merupakan perilaku yg “normal-2” saja.- manajemen tidak dapat berperilaku etis jika ingin bisnisnya menguntungkan.(2) setiap perusahaan memiliki kode etik bagi manajemen dan karyawannya utk menjamin bhw mereka bekerja dengan perilaku yg etis.

3. Kode perilaku akuntan Indonesia(1) menjadi panduan dan aturan bagi seluruh anggota IAI (publik, manajemen, pendidik, pemerintah, dll)(2) tujuannya utk memenuhi tanggungjawab dengan standar profesional yang tinggi bagi kepercayaan publik(3) kebutuhan dasar :

Page 6: AUDITING Ringkasan

- Kredibilitas- Profesionalisme- Kualitas Jasa- Kepercayaan(4) Kode Etik Akuntan Indonesia :- Prinsip Etika : kerangka dasar bagi Aturan Etika- Aturan Etika : etika perilaku bagi akuntan bidang kerja tertentu- Interpretasi Aturan Etika : panduan penerapan Aturan Etika(5) Prinsip Etika IAI :- 1. Tanggungjawab profesi- 2. Kepentingan publik- 3. Integritas – jujur yang bertanggungjawab- 4. Obyektivitas – bebas dari benturan kepentingan- 5. Kompetensi dan Kehati-hatian profesional- 6. Kerahasiaan- 7. Perilaku profesional- 8. Standar teknis(6) Kode Etik Profesi Akuntan Publik (contoh Aturan Etika)oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik 2007-2008- Bagian A : Prinsip Dasar Etika Profesi- Prinsip Dasar- Prinsip Integritas- Prinsip Obyektivitas- Prinsip Kompetensi, Kecermatan & Kehati-hatian Profesional- Prinsip Kerahasiaan- Prinsip Perilaku Profesional- Bagian B : Aturan Etika Profesi- Ancaman dan Pencegahan- Penunjukan Praktisi atau KAP- Benturan Kepentingan- Pendapat Kedua- Imbalan Jasa Profesional- Pemasaran Jasa Profesional- Penerimaan Hadiah- Penyimpanan Aset milik Klien

- Obyektivitas – Semua Jasa Profesional- Independensi dalam perikatan Assurance

4. Integritas, obyektivitas, standar teknis, dan penawaran(1) Integritas : tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam menjalankan pekerjaannya.(2) Obyektivitas : tidak membiarkan subyektivitas dan benturan kepentingan yg dapat mempengaruhi pertimbangan profesional.(3) Standar teknis : harus bekerja sesuai standar kerja profesi yang relevan dengan tingkat kecermatan dan kehati-hatian yg tinggi.(4) Penawaran : tidak diperkenankan mengiklankan jasa profesional, sehingga perolehan penugasan klien dilakukan melalui tender atau permintaan langsung oleh klien ybs.

5. Kasus Dilema Etika(1) Dilema etika terjadi ketika seseorang harus mengambil keputusan yang dirasakan tepat tapi tidak etis.(2) Rasionalisasi perilaku tidak etis ( unethical behavior ) terjadi karena :- kebanyakan orang melakukannya- semua hal yg berdasarkan hukum/peraturan dianggap etis- kemungkinan ketahuannya dikemudian hari.(3) Mengatasi dilema etika :- Kumpulan fakta-2 yg relevan- Identifikasi permasalahan etika yg terjadi pada fakta-2 tsb- Tentukan siapa saja pihak yg terpengaruh dari dilema etika tsb, dan sejauhmana pengaruhnya.- Identifikasi alternatif yg mungkin dilakukan utk mengatasi dilema etika tsb- Identiifikasi konsekuensi dari masing-2 alternatif- Putuskan tindakan yg patut dilakukan.

AUDITING – STAN D-3,BAB 4

1. Definisi Tanggungjawab Hukum(1) Tanggungjawab auditor secara hukum untuk menjamin bahwa pekerjaan audit yang dilakukannya telah memenuhi standar audit yang ditentukan dan

Page 7: AUDITING Ringkasan

tidak menyimpang dari kontrak yang disepakati dengan klien.(2) Timbulnya tanggungjawab hukum auditor independen bersumber dari :- Klien - Tuntutan klien karena auditor tidak dpt menemukan pencurian uang selama melakukan pekerjaan auditnya- Pihak ketiga - Tuntutan bank karena auditor gagal menemukan beberapa penyimpangan (misstated) dalam laporan keuangan yg disajikan pihak peminjam- Negara (pasar modal) - Tuntutan sekelompok pemegang saham karena auditor gagal menemukan penyimpangan yg material dalam penyajian laporan keuangan yg diauditnya.- Tindakan kriminal - Auditor dituntut ( pidana / perdata ) karena menerbitkan laporan audit yang tidak benar(3) Tuntutan kepada auditor utamanya dipengaruhi perbedaan pemahaman dari para pemakai laporan keuangan, atas :- Business failureKegagalan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau para investornya, karena pengaruh keadaan usahanya sendiri, atau karena pengaruh kondisi perekonomian, misalnya : kesalahan pengambilan keputusan manajemen, persaingan industri yang tidak terantisipasi, resesi.dunia.- Audit failureKegagalan auditor menyatakan opininya karena tidak melakukan audit berdasarkan standar audit, misalnya : menggunakan asisten auditor yg tidak kompeten sehingga gagal menemukan salah saji material dalam laporan keuangan yg diauditnya.- Audit riskRisiko tidak terungkapnya salah saji material dalam audit laporan keuangan, walaupun auditor telah bekerja sesuai standar, karena audit dibatasi dengan pengujian yg sifatnya sampling (kewajaran vs kebenaran mutlak)

2. Tanggungjawab Hukum kpd KlienKondisi yg dapat menimbulkan tanggungjawab hukum kepada klien, yaitu :(1) Kurangnya cakupan audit (luas & dalam) yag dilakukan auditor, misalnya : penugasan hanya untuk mereview dan bukannya utk audit

(perlunya engagement letter).(2) Kelalaian auditor memenuhi kewajiban standar audit.(3) Kurangnya kejujuran klien dalam memberikan data atau bukti yang diperlukan auditor dalam melakukan auditnya.(4) Kuat tidaknya hubungan sebab akibat, antara kegagalan auditor memenuhi standar audit dengan kerugian yang ditimbulkan klien.

3. Tanggungjawab Hukum kpd Pihak ke-3Kondisi yg dapat menimbulkan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, meliputi :(1) kurangnya cakupan audit,(2) kelalaian auditor memenuhi standar audit,(3) kuat tidaknya hubungan sebab akibat hasil pekerjaan auditor dengan kerugian pihak ketiga tsb.

4. Tanggungjawab Hukum karena Tindakan KriminalKondisi yg dapat menimbulkan tanggungjawab hukum karena tindakan kriminal, meliputi :(1) Kesengajaan auditor memberikan opini yang menyesatkan(2) Keterlibatan auditor dalam penyajian laporan keuangan yang menyesatkan

5. Upaya PreventifOrganisasi Profesi(1) Memperbanyak riset auditing untuk mengetahui cara terbaik dalam :- menemukan salah saji material atau fraud,- mengkomunikasikan hasil audit dengan pemakai laporan,- menjaga independensi auditor(2) Revisi berkesinambungan atas standar dan aturan profesi(3) Menentukan kewajiban-2 yg harus dipenuhi auditor dalam melakukan auditnya(4) Mewajibkan praktik peer review diantara sesama anggota auditor independen(5) Mengupayakan pembelaan bagi anggota profesi yg sedang mengalami tuntutan hukum(6) Pembelajaran kepada para pemakai laporan audit

Page 8: AUDITING Ringkasan

(7) Pemberian sanksi yg tegas kepada anggota profesi yang melanggar standar audit dan etika profesi.Auditor Independen(1) Carilah klien yg berintegritas tinggi dalam bisnisnya(2) Pastikan adanya engagement letter dan representation letter dari klien(3) Berusaha memahami jenis dan proses bisnis klien(4) Ikuti standar audit(5) Pekerjakan asisten auditor yang kompeten dan diawasi secukupnya(6) Bersikap independen(7) Lakukan audit yang berkualitas, kombinasi antara tersedianya bukti yg cukup dan pertimbangan profesional yg tepat(8) Dokumentasikan kertas kerja audit dengan lengkap(9) Pelihara kerahasiaan audit(10) Upayakan asuransi perlindungan auditor(11) Upayakan penggunaan penasehat hukum(12) Pilih bentuk usaha KAP yg meminimalkan risiko kerugian

AUDITING – STAN D-3,BAB 5

1. Tujuan Audit atas Laporan Keuangan(1) Menyatakan pendapat(2) Kewajaran, dalam hal yg material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

2. Tanggung jawab Manajemen dan Auditor(1) Tanggungjawab manajemen- Menerapkan kebijakan akuntansi yg tepat- Memelihara pengendalian intern yg memadai- Menyusun dan menyajikan laporan keuangan yg wajar(2) Tanggungjawab auditor- Merencanakan dan melaksanakan audit- Memperoleh reasonable assurance- Bhw laporan keuangan bebas dari salah saji yg material (karena error atau fraud)

3. Menetapkan Tujuan AuditDalam menetapkan tujuan, auditor harus memahami asersi manajemen dalam menyusun laporan keuangannya.Asersi manajemen adalah pengungkapan / penyajian manajemen tentang pengelompokan transaksi dan saldo-saldo yg terkait dalam laporan keuangan, yg meliputi :(1) Existensi atau terjadinya(2) Kelengkapan (are included)(3) Penilaian atau pembebanan (included at appropriate amounts)(4) Hak dan kewajiban(5) Penyajian dan pengungkapan (properly classified and disclosed)Tujuan menetapkan tujuan audit adalah utk menyediakan kerangka kerja yang membantu auditor mengumpulkan bukti yg kompeten dg cukup.Tujuan audit tetap sama utk setiap penugasan audit, tapi bukti yg dikumpulkan akan bervariasi sesuai dengan kondisi perusahaan klien.Tujuan audit dibedakan menjadi 2 macam :- Tujuan audit umum ( in broad terms )- Tujuan audit spesifik ( in terms tailored )

4. Tujuan Audit UmumPenyusunan tujuan audit dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu :(1) Tujuan audit yg terkait transaksi(2) Tujuan audit yg terkait saldo ( account balance )

Tujuan audit umum, yg terkait transaksi, meliputi 6 tujuan :(1) Existence – recorded transactions exist(2) Completeness – existing transactions are recorded(3) Accuracy – recorded transactions are stated at the correct amounts(4) Classificatison – transactions included in Journal are properly classified(5) Timing – transactions are recorded on the correct dates(6) Summarization – recorded transactions are properly included in master files and are correctly summarized

Tujuan audit umum, yg terkait saldo, meliputi 9 tujuan :(1) Existence – amounts included transaction exist

Page 9: AUDITING Ringkasan

(2) Completeness – existing amounts are recorded(3) Accuracy – amounts included are stated at the correct amounts(4) Classification – amounts included in Sub-Ledger are properly classified(5) Cut-off – transactions near the balance sheet date are recorded in the proper period(6) Detail tie-in – financial statements are supported by accurate details of lists(7) Realizable value – assets are included at the amounts estimated to be realized(8) Right & Obligation – owned, entitled and liable to the entity(9) Presentation & Disclosure – account balances & related disclosure requirements are properly presented in the financial statements.Berdasarkan tujuan audit umum, maka dapat dibuat “tujuan audit spesifik” sesuai kebutuhan.Misalnya :Tujuan audit umum atas hak dan kewajiban terhadap persediaan, mencakup 2 tujuan audit spesifik, yaitu :- Apakah perusahaan benar2 memiliki persediaan tsb- Apakah persediaan tidak sedang dijaminkan, dan apabila dijaminkan apakah perusahaan akan mengungkapkannya dengan jelas.

5. Pencapaian Tujuan AuditTujuan audit dicapai dengan melaksanakan proses audit.Proses audit adalah suatu metodologi yang dirancang untuk mengorganisasikan pekerjaan audit sehingga dapat diyakinkan bahwa bukti-bukti yg dikumpulkan sudah cukup dan kompeten, serta semua tujuan audit telah terpenuhi.Proses audit terdiri dari 4 tahap sebagai berikut :(1) Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit- Mengupayakan pemahaman tentang jenis bisnis klien- Memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian(2) Melakukan pengujian atas pengendalian ( control tests ) dan pengujian substantif ( substantive tests ) terhadap setiap transaksi(3) Melakukan prosedur analitis ( analytical procedures ) dan pengujian rinci ( details tests ) atas saldo-2 account.

(4) Menyelesaikan proses audit dan menerbitkan laporan audit.

AUDITING – STAN D-3,BAB 6

1. Hakekat Bukti Audit(1) Definisi :• Setiap informasi yg digunakan auditor utk menentukan bahwa informasi keuangan yang diaudit dapat dinyatakan telah sesuai dengan kriteria yang ditentukan.(2) Bukti audit tidak bersifat khusus hanya untuk kepentingan auditor, tapi juga dapat digunakan oleh ilmuan dan profesi lain sesuai kebutuhannya.

2. Strategi Pengumpulan Bukti (Audit Evidence Decisions)Keputusan yang harus diambil auditor dalam menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang cukup dan memuaskan :Audit prosedur mana yg akan digunakanBerapa banyak sample yang harus diambil utk prosedur audit tsbMenentukan jenis bukti yang akan di-sampleKapan waktu yg tepat utk melaksanakan prosedur audit tsb

3. Keandalan Bukti Audit ( Persuasiveness of Evidence )(1) Bukti audit harus dapat meyakinkan auditor bahwa opini yang diberikan sudah benar.(2) 4 faktor yang menentukan keandalan bukti audit :• Relevan (dengan tujuan audit)• Kompeten- independensi sumbernya- efektifitas pengendalian intern klien- kesaksian langsung auditor- kualifikasi pemberi sumber informasi- tingkat obyektivitasnya• Cukup (berdasarkan sample size yg memadai)• Tepat Waktu (berdasarkan saat perolehannya dan periode yg di-cover-nya)

Page 10: AUDITING Ringkasan

4. Jenis Bukti Audit(1) Pemeriksaan fisik(2) Konfirmasi (penegasan)(3) Dokumentasi(4) Observasi (pengamatan)(5) Wawancara kepada klien(6) Pengecekan ulang(7) Prosedur analitis

5. Prosedur Analitis(1) Merupakan evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis diantara data keuangan dan data non keuangan, termasuk membandingkan saldo menurut catatan klien dengan perhitungan menurut auditor.(2) Tujuan prosedur analitis- a - Memahami bisnis dan industri klien- b - Menilai kemampuan klien dalam mempertahankan kelangsungan usahanya- c - Indikasi terjadinya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan- d - Mengurangi pengujian audit yang lebih detail.(3) Waktu pelaksanaan prosedur analitis- Tahap perencanaan : untuk tujuan (2) a – b – c - d- Tahap pelaksanaan : untuk tujuan (2) c - d- Tahap penyelesaian : untuk tujuan (2) b – c(4) Jenis prosedur analitis- Membandingkan data klien dgn data industri- Membandingkan data klien dgn data yg sama pada periode sebelumnya- Membandingkan data klien dgn data yg seharusnya diharapkan oleh klien- Membandingkan data klien dgn data yg seharusnya diharapkan oleh auditor- Membandingkan data klien dgn data yg seharusnya diharapkan berdasarkan data non-keuangan

6. Penggunaan Teknik Statistik dan Software Komputer(1) Teknik statistik digunakan karena alasan :

- Canggihnya perhitungan- Hasilnya yg obyektif(2) Teknik statistik yg digunakan dalam prosedur analitis biasanya “analisa regresi”(3) Penggunaan software komputer dalam pekerjaan audit akan meningkatkan kecepatan dan keakuratan prosedur analitis yang dilakukan auditor (ACL, IDEA)

7. Penggunaan Ratio FinansialUntuk mendapat gambaran bagaimana kondisi perusahaan, dalam hal :(1) Kemampuan membayar utang jangka pendek(2) Likuiditas jangka pendek(3) Kemampuan membayar utang jangka panjang dan dividen(4) Efisiensi operasi

AUDITING – STAN D-3,BAB 7

1. Perencanaan Awal (Preplan)Alasan auditor merencanakan auditnya :- mendapatkan audit evidence yg cukup dan kompeten- membuat biaya audit wajar- menghindari salah pengertian dengan klienPerencanaan Audit terdiri dari 7 bagian :- Perencanaan awal (preplan)- Mendapatkan info latar belakang klien- Mendapatkan info kewajiban hukum klien- Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan- Menentukan tingkat materialitas dan menilai risiko audit & risiko inheren.- Mempelajari pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian- Membangun rencana audit dan program audit yg lengkapRisiko audit “rendah” artinya : auditor yakin bhw laporan keuangan yg telah diaudit dg opini wajar, masih akan ada banyak salah saji material.Risiko inheren “tinggi” artinya : auditor yakin bhw komponen laporan keuangan (mis : piutang, persediaan, dll) kemungkinan besar masih ada yg salah saji material.

Page 11: AUDITING Ringkasan

Preplan audit dilakukan dengan langkah sbb :(1) memutuskan apakah akan menerima penugasan audit dari klien(2) mengidentifikasi tujuan klien meminta audit(3) mendapatkan surat penugasan audit (engagement letter)(4) memilih staf auditor yang akan melakukan audit

2. Memperoleh Info Latar Belakang Klien(1) Alasannya :- memastikan keunikan (khas) sistem akuntansi klien- mengidentifikasi tingkat risiko audit terhadap klien- memastikan tingkat risiko inheren atas laporan keuangan klien(2) Caranya :- Mengunjungi (tour) ke lokasi pabrik dan kantor klien- Mengidentifikasi pihak-pihak yg terkait dengan klien- Mengevaluasi perlu-tidaknya bantuan tenaga ahli eksternal dalam melakukan audit

3. Melaksanakan Prosedur Analitis PendahuluanPelaksanaan prosedur analitis pendahulaun dilakukan sesuai dengan masing-masing “tujuan prosedur analitis” tsb (Bab 6). Lihat Table 7-1.

4. Hakekat KKPMerupakan semua catatan auditor tentang :- prosedur audit yg dilaksanakan- pengujian yg dilakukan- informasi yg diperoleh- simpulan yg dihasilkan

5. Kegunaan KKP(1) Sebagai bahan dasar untuk merencanakan audit(2) Mencatat bukti audit yg dikumpulkan dan hasil pengujian yg dilakukan auditor(3) Sebagai bahan dasar untuk memutuskan jenis laporan audit yg akan

diterbitkan(4) Sebagai bahan dasar untuk review oleh Supervisor dan Partner.

6. Penyusunan KKP(1) KKP terdiri dari :a. Berkas Permanen : dapat digunakan selama usaha klien berjalan (beberapa tahun).- Fotokopi dokumen legal klien : akta pendirian, AD/ART, sertifikat obligasi dan saham, kontrak bisnis, dll.- Struktur organisasi, uraian tugas, dan hasil evaluasi pengendalian intern.- Daftar analisa tren usaha klien tahun2 sebelumnya.- Hasil2 prosedur analitis tahun2 sebelumnya.b. Berkas Aktif (current) : hanya digunakan utk tahun yg berjalan.- Program audit- Informasi umum : notulen rapat dan dokumen kontrak yg tdk termasuk pada berkas permanen- Neraca lajur audit- Ayat jurnal penyesuaian audit, dan reklasifikasi audit- Daftar2 pendukung :Daftar analisisDaftar rincian account laporan keuanganHasil rekonsiliasiHasil pengujian kewajaran perhitunganIkhtisar prosedur audit tertentu yang dilakukan auditorDaftar perhitungan dalam pengujian pengendalian dan substantifDokumen pihak eksternal(2) Proses penyusunan KKP :- KKP harus diidentifikasi nama klien, tahun yg diaudit, nama auditor, dan keterangan lainnya yg diperlukan.- KKP diberikan nomor indeks utk memudahkan pemberkasannya.- KKP harus lengkap, dalam setiap penugasan audit.- KKP harus memuat informasi yg cukup utk setiap tujuan audit.- KKP memuat simpulan hasil audit.

Page 12: AUDITING Ringkasan

AUDITING – STAN D-3,BAB 8

1. Materialitas- merupakan pertimbangan utama dalam menentukan jenis laporan audit yg layak untuk diterbitkan.Salah saji dalam laporan keuangan dikatakan “material”, apabila salah saji tersebut diketahui pembaca laporan keuangan maka dia akan mengubah keputusan bisnisnya terkait laporan keuangan tsb.Langkah-langkah menentukan tingkat materialitas :(1) tentukan pertimbangan awal mengenai tingkat materiltas thdp laporan keuangan secara keseluruhan(2) alokasikan pertimbangan awal tingkat materialitas thdp “account” pada laporan keuangan (Neraca dan Laporan L/R)(3) taksir jumlah salah saji pada masing-masing “account”(4) taksir total gabungan salah saji semua “account”(5) bandingkan tingkat materialitas berdasarkan total taksiran dengan pertimbangan awal (revised).

2. Pertimbangan Materialitas- merupakan pertimbangan profesional tentang tingkat materialitas berdasarkan gabungan jumlah salah saji dalam laporan keuangan.Faktor yang mempengaruhi pertimbangan (judgement) :- Besaran jumlah yg sifatnya relatif- Jenis dasar acuan yg digunakan : laba bersih, omzet penjualan atau jumlah aktiva, dll.- Aspek kualitatifnya, misal : berhubungan dengan fraud, terkait kontrak dengan pihak ke-3, penurunan tren laba bersih tahunan, dll.

3. Alokasi Pertimbangan Materialitas- Pertimbangan materialitas terhadap laporan keuangan dapat dialokasikan kepada masing-masing “account” secara individual.- Pengalokasian pertimbangan materialitas tsb menghasilkan angka toleransi salah saji yg diperkenankan.

4. Hakekat RisikoRisiko dalam auditing : tingkat ketidak pastian yg diterima auditor dalam

melaksanakan tugas auditnya.Ketidak pastian tsb berupa :- Kompetensi bukti audit- Efektivitas pengendalian intern- Kewajaran penyajian laporan keuangan yg telah diberi opini WTPRisiko Deteksi : risiko bhw bukti audit gagal mendeteksi salah saji melebihi jumlah yg ditoleransi.Risiko Pengendalian : kemungkinan terjadinya salah saji material yang melebihi jumlah yg ditoleransi, tidak dapat dihindari atau dideteksi oleh pengendalian intern klien.Risiko Audit : keyakinan auditor bhw laporan keuangan masih mengandung salah saji material, walaupun sudah selesai diaudit dgn opini WTP.Jika risiko auditnya rendah, maka bukti audit yg harus dikumpulkan lebih banyak.

5. Risiko Inheren (Bawaan atau yg Melekat)Perkiraan kemungkinan terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan, tanpa pengendalian intern.Faktor yg hrs dipertimbangkan dalam menilai risiko inheren :- Jenis usaha klien- Hal-halyg terkait dg salah saji karena kecurangan dalam laporan keuangan- Hasil audit yg lalu- Sifat penugasan (penugasan awal atau lanjutan)- Pihak-pihak yg terkait- Transaksi yg non rutin- Pertimbangan yg diperlukan utk mencatat dg benar, saldo2 perkiraan dan transaksi- Kerentanan aset dalam salah saji- Pengaruh negatif sebagian besar account secara individual terhadap total account tsb (population).6. Pertimbangan Lain dalam Materialitas dan Risiko(1) Control Risk dan Inherent Risk biasanya disusun untuk setiap account, atau setiap siklus transaksi, atau setiap tujuan audit, dan bukan untuk audit secara keseluruhan.Oleh karenanya, Control Risk & Inherent Risk selalu berbeda untuk setiap

Page 13: AUDITING Ringkasan

siklus transaksi, accounts, atau tujuan audit.(2) Audit Risk utk setiap “segment” (siklus transaksi, atau accounts, atau tujuan audit) selalu sama, karena faktor yg mempengaruhinya berhubungan dengan keseluruhan pekerjaan audit.(3) Keterbatasan model risiko audit, utamanya karena sulit mengukur besaran setiap komponen dalam model tsb.(4) Karena lebih bersifat subyektif, maka digunakan ukuran2 subyektif : “low” – “medium” – “high”.Table 8 – 2 : Hubungan Risiko dengan Bukti Audit

7. Evaluasi Hasil(1) Model Audit Risk utamanya utk perencanaan audit, bukan utk mengevaluasi hasil audit.Evaluasi hasil audit tergantung pada bukti audit yg terkumpul.(2) Tapi, paling tidak ada 3 cara utk mengupaya agar Risiko Audit mencapai tingkat yg layak :- menekan Risiko Inheren- menekan Risiko Pengendalian- menekan Risiko Deteksi dengan menambah pengujian substantif

8. SimpulanTujuan auditor mempertimbangkan “materialitas” dan “risiko” adalah utk membantu auditor mengumpulkan bukti audit yg kompeten & cukup dgn cara yg seefisien mungkin.

AUDITING – STAN D-3,BAB 9

1. Kepentingan Klien dan Auditor(1) Kepentingan KlienSistem pengendalian intern diperlukan suatu perusahaan utk membantu mencapai tujuannya (goals)Sistem internal control terdiri dari berbagai kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen memperoleh keyakinan yg memadai bahwa tujuan perusahaan akan tercapai.Tujuan klien merancang sistem pengendalian intern :

- Dapat diandalkan dan dipercayainya laporan keuangan- Mendorong efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan- Mendorong dipatuhinya berbagai peraturan dan ketentuan hukum.(2) Kepentingan AuditorTujuan auditor memahami sistem pengendalian intern klien :- Merencanakan audit- Menentukan jenis pengujian (test) yg akan dilakukan auditor,- Menentukan lamanya pengujian auditor,- Menentukan luasnya pengujian auditor.Auditor lebih menekankan pengendalian intern terhadap berbagai kelompok transaksi ketimbang saldo-saldo “account” ( account = perkiraan = rekening ).

2. Konsep Dasar PengendalianKonsep dasar pengendalian yg mendasari kajian sistem pengendalian intern dan penilaian risiko pengendalian, yaitu :(1) Sistem pengendalian intern merupakan tanggungjawab manajemen : menyelenggarakan dan memeliharanya.(2) Pengembangan pengendalin intern harus dilakukan manajemen agar diperoleh keyakinan yg memadai bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar.(3) Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan yg melekat (inherent), karena efektivitas penerapannya sangat tergantung pada kompetensi orang2 yg terlibat dan dan kepatuhannya pada prosedur yg ditetapkan dalam pengendalian tsb.Oleh karenanya, pengendalian intern tidak dapat menjamin 100% tapi hanya dapat memberikan keyakinan yg memadai.Pengendalian intern tidak akan berfungsi sama sekali ketika terjadi “collusion” (persekongkolan)

3. Metode Pemrosesan DataKonsep pengendalian intern berlaku untuk semua sistem akuntansi perusahaan, baik yg sederhana maupun yg kompleks.

Page 14: AUDITING Ringkasan

4. Elemen Sistem Pengendalian InternElemen pengendalian intern terdiri dari 5 macam, yaitu :(1) Lingkungan Pengendalian- Nilai-nilai etika dan integritas- Komitmen pada kompetensi- Partisipasi Komisaris dan Komite Audit- Filosofi dan gaya manajemen- Struktur organisasi- Penentuan otorisasi dan tanggungjawab- Kebijakan dan praktik SDM(2) Penilaian Risiko- Identifikasi dan analisis risiko yg relevan dengan penyajian laporan keuanganPenilaian risiko manajemen : utk menekan error dan fraudPenilaian risiko auditor : utk menentukan evidence yg diperlukan(3) Kegiatan Pengendalian- Kebijakan dan prosedur untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan.

Ada 4 kategori kegiatan pengendalian :a. Pemisahan fungsi yg memadai- Penyimpanan vs pencatatan- Otorisasi transaksi vs penyimpanan aset yg terkait- Tanggungjawab operasional vs Tanggungjawab pembukuan- Fungsi2 dalam EDPb. Otorisasi yg memadai pada berbagai transaksi dan kegiatanc. Ketersedian dokumen dan pencatatan yg memadaid. Pengendalian fisik terhadap aset dan pencatatane. Cek independen atau verifikasi internal.(4) Informasi dan Komunikasi(5) Pemantauan :- Menilai kualitas implementasi pengendalian intern oleh manajemen- Caranya : on-going dan/atau periodic

5. Dokumentasi evaluasi Sistem Pengendalian Intern(1) Naratif

Memuat uraian tertulis ttg sistem akuntansi dan pengendalian yg terkait, yg menjelaskan :- Sumber asal semua dokumen dan catatan- Semua proses perhitungan dan pencatatan- Cara pemusnahan setiap dokumen dan catatan- Indikasi pengendalian terkait penilaian atas risiko pengendalian, spt : pemisahan fungsi, otorisasi dan persetujuan, dan verifikasi internal.(2) Bagan arus (Flowchart)Merupakan diagram simbolik yg menggambarkan seluruh dokumen milik klien dan urut-uratan arusnya dalam perusahaan.(3) Internal Control QuetionnaireMerupakan daftar pertanyaan ttg pengendalian pada setiap audit area sbg alat auditor utk dpt mengindikasikan adanya kelemahan pengendalian intern.Daftar tsb berupa pertanyaan dengan jawaban “yes” dan “no”, dimana jawaban “no” mengindikasikan adanya potensi penyimpangan pengendalian intern.

AUDITING – STAN D-3,BAB 10

1. Jenis-Jenis Pengujian (Test)(1) Prosedur utk memahami pengendalian interna. evaluasi pengalaman auditor yg lalu terhadap klienb. buat daftar pertanyaan kepada karyawan klienc. pelajari kebijakan klien dan buku manual sistemd. periksa dokumen dan catatane. observasi kegiatan dan operasi klien(2) Test atas pengendaliana. buat daftar pertanyaan kepada karyawan klien yg terkaitb. periksa dokumen, catatan, dan laporanc. observasi kegiatan klien yg berhubungan dengan pengendaliand. mengulang kembali prosedur pengendalian yg telah dilakukan personil klien(3) Test substantif utk transaksiMerupakan test utk memastikan bhw ke-6 tujuan audit terkait transaksi

Page 15: AUDITING Ringkasan

telah tercapai dgn memuaskan, yaitu :a. Existence – recorded transactions existb. Completeness – existing transactions are recordedc. Accuracy – recorded transactions are stated at the correct amountsd. Classificatison – transactions included in Journal are properly classifiede. Timing – transactions are recorded on the correct datesf. Summarization – recorded transactions are properly included in master files and are correctly summarized(4) Prosedur analitisMembandingkan saldo yg tercatat dengan taksiran yg dibuat auditor, dengan tujuan :a. memahami bisnis klienb. menilai kemampuan klien dalam memelihara kelangsungan usahanyac. melihat kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangand. mengurangi pengujian detail dalam audit.(5) Test detail atas saldo accountDifokuskan pada saldo akhir buku besar, khususnya account pada Neraca, misalnya :- konfirmasi kepada debitur utk menguji saldo piutang- opname fisik persediaan- pemeriksaan pernyataan dari kreditur utk menguji saldo utang

2. Hubungan Pengujian dan Bukti AuditLihat matrik pada Table 10-2

3. Bauran Bukti AuditKombinasi 5 jenis pengujian (no 1 diatas) yg digunakan utk suatu siklus tertentu (Table 10-3)

4. Perancangan Program AuditProgram audit terdiri dari 3 bagian :a. test pengendalian dan test substantif terhadap transaksib. prosedur analitisc. test terinci atas saldo account5. Ikhtisar Proses AuditAda 4 tahap dalam keseluruhan proses audit, yaitu :

a. Merencanakan dan merancang suatu pendekatan auditb. Melakukan test pengendalian dan test substantif terhadap transaksic. Melakukan prosedur analitis dan pengujian detail terhadapo saldo accountd. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit, meliputi :- mereview kewajiban yg masih gantung (contingent liabilities)- mereview kejadian setelah tanggal Neraca tapi sebelum tanggal berakhirnya audit, yg mempengaruhi penyajian laporan keuangan (subsequent events)- mengumpulkan bukti audit yg sudah final- menerbitkan laporan audit- mengkomunikasikan dgn Komite Audit dan Management.