auditing 1.pdf

download auditing 1.pdf

of 22

description

bikinan sendy

Transcript of auditing 1.pdf

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    1

    HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR DAN SITUASI

    AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN

    KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH AKUNTAN

    PUBLIK

    Maghfirah Gusti dan Syahril AliUniversitas Andalas

    Abstract

    The purpose of this research is to determine the significant levelbetween the auditors professional scepticism and audit situation, ethics,experience also audit expertise with the accuracy of audit opinion by publicaccountant. This research done by survey method to partner and senior auditorin public accountant office in Sumatra.

    Data analysis conducted by using multiple regression analysis.Hypothesis testing to determine whether any significant relationship betweenauditors professional scepticism and audit situation, ethics, experience alsoaudit expertise with the accuracy of audit opinion by public accountant. Theresult of hypothesis testing showed significant relationship between auditorsprofessional scepticism and the accuracy of audit opinion by publicaccountant. Meanwhile, only audit situation has significant relationship withthe accuracy of audit opinion by public accountant. Other three variables,which are ethics, experience and audit expertise have no significantrelationship with the accuracy of audit opinion by public accountant.

    Key words: auditors professional scepticism, audit situation, ethics,experience, audit expertise, the accuracy of audit opinion bypublic accountant.

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    2

    1. PENDAHULUAN

    Latar Belakang Penelitian

    Auditing didefinisikan sebagai proses sistematis untuk secara objektif

    mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-

    kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat

    keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan

    mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

    (Konrath, 2005). Tujuan akhir dari proses auditing ini adalah menghasilkan

    laporan audit. Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk

    menyampaikan pernyataan atau pendapatnya kepada para pemakai laporan

    keuangan sehingga bisa dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan

    dalam membaca sebuah laporan keuangan

    Begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah

    perusahaan, maka seorang auditor harus mempunyai keahlian dan kompetensi

    yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga

    bisa memberikan opini yang tepat. Auditor dituntut untuk melaksanakan

    skeptisisme profesionalnya sehingga auditor dapat menggunakan kemahiran

    profesionalnya dengan cermat dan seksama, karena kemahiran profesional

    seorang auditor mempengaruhi ketepatan opini yang diberikannya. Sehingga

    tujuan auditor untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup dan

    memberikan basis yang memadai dalam merumuskan pendapat dapat tercapai

    dengan baik.

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    3

    Skeptisisme berasal dari kata skeptis yang berarti kurang percaya atau

    ragu-ragu (KUBI, 1976). Skeptisisme profesional auditor adalah sikap yang

    mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi

    secara skeptis terhadap bukti audit. Auditor diharapkan dapat lebih

    mendemonstrasikan tingkat tertinggi dari skeptisisme profesionalnya.

    Skeptisisme profesional auditor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Faktor-faktor tersebut antara lain keahlian, pengetahuan, kecakapan,

    pengalaman, situasi audit yang dihadapi dan etika.

    Audit atas laporan keuangan berdasarkan atas standar auditing yang

    ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan

    dengan sikap skeptisisme profesional (SPAP, 2001). Skeptisisme profesional

    dapat dilatih oleh auditor dalam melaksanakan tugas audit dan dalam

    mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau membuktikan asersi

    manajemen. Sikap skeptis dari auditor ini diharapkan dapat mencerminkan

    kemahiran profesional dari seorang auditor. Kemahiran profesional auditor

    akan sangat mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh auditor, sehingga

    secara tidak langsung skeptisisme profesional auditor ini akan mempengaruhi

    ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik. Selain itu, dengan sikap

    skeptisisme profesional auditor ini, auditor diharapkan dapat melaksanakan

    tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah dan

    norma agar kualitas audit dan citra profesi auditor tetap terjaga.

    Perumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan

    masalah dalam penelitian ini yaitu: apakah ada hubungan skeptisisme

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    4

    profesional auditor dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan

    publik dan apakah ada hubungan situasi audit, etika, pengalaman, dan

    keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan

    menemukan kejelasan fenomena tentang hubungan skeptisime professional

    auditor dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik dan

    hubungan situasi audit, etika, pengalaman dan keahlian audit dengan

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    Bagi dunia akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

    untuk mengembangkan ilmu prilaku terutama audit. Untuk praktisi, hasil

    penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan

    keahliannya dalam melakukan audit. Selain itu, bagi masyarakat hasil dari

    penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan

    masyarakat kepada akuntan publik dalam melaksanakan audit.

    2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    Skeptisisme Profesional Auditor

    Di dalam SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik, 2001:230.2),

    menyatakan skeptisisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang

    mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi

    secara kritis terhadap bukti audit. Shaub dan Lawrence (1996) mengartikan

    skeptisisme profesional auditor sebagai berikut professional scepticism is a

    choice to fulfill the professional auditors duty to prevent or reduce or

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    5

    harmful consequences of another persons behavior. Skeptisisme

    profesional digabungkan ke dalam literatur profesional yang membutuhkan

    auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material (Loebbeck, et

    al, 1984). Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi

    tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi

    bahaya dan prilaku orang lain (SPAP 2001 : 230.2)

    Kee dan Knoxs (1970) dalam model Professional Scepticism Auditor

    menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa

    faktor:

    1. Faktor-faktor kecondongan etika

    Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan

    terhadap skeptisisme profesional auditor. The American Heritage

    Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang

    menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi. Pengembangan

    kesadaran etis/moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi

    akuntan (Louwers, 1997), termasuk dalam melatih sikap skeptisisme

    profesional akuntan.

    2. Faktor-faktor situasi

    Faktor-faktor situasi berperngaruh secara positif terhadap skeptisisme

    profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki

    risiko tinggi (situasi irregularities) mempengaruhi auditor untuk

    meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya.

    3. Pengalaman

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    6

    Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor dalam

    melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu,

    maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt (1988)

    memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman

    akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas

    profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi

    seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat

    skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang

    berpengalaman.

    Berkaitan dengan skeptisisme ini, penelitian yang dilakukan Kee &

    Knoxs (1970) yang menggambarkan skeptisisme profesional sebagai fungsi

    dari disposisi etis, pengalaman dan faktor situasional. Michael K. Shaub dan

    Janice E. Lawrence (1996) mengindikasikan bahwa auditor yang menguasai

    etika situasi yang kurang lebih terkait dengan etika profesional dan kurang

    lebih dapat melaksanakan skeptisisme profesionalnya. Faktor situasional

    merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan skeptisisme profesional

    auditor.

    Pemberian Opini Auditor

    Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang

    kewajaran penyajian lapoaran keuangan perusahaan tempat auditor melakukan

    audit. Ikatan Akuntan Indonesia (1994: SA seksi 504, paragraph 01)

    menyatakan bahwa: Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat

    mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

    pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    7

    tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal

    jika nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus

    memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan

    tingkat tanggung jawab auditor bersangkutan.

    Terdapat lima opini atau pendapat yang mungkin diberikan oleh akuntan

    publik atas laporan keuangan yang diauditnya. Pendapat-pendapat tersebut

    adalah: Unqualified Opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian),

    Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording (pendapat

    wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang ditambahkan dalam laporan

    audit bentuk baku), Qualified Opinion (pendapat wajar dengan pengecualian),

    Adverse Opinion (pendapat tidak wajar), dan Disclaimer of Opinion

    (pernyataan tidak memberikan pendapat).

    Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika,

    Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian

    Opini Auditor oleh Akuntan Publik

    Skeptisisme profesional yang dimaksud disini adalah sikap skeptis yang

    dimiliki seorang auditor yang selalu mempertanyakan dan meragukan bukti

    audit. Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa penggunaan

    kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk

    melaksanakan skeptisisme profesional. Dapat diartikan bahwa skeptisisme

    profesional menjadi salah satu faktor dalam menentukan kemahiran

    profesional seorang auditor. Kemahiran profesional akan sangat

    mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh seorang auditor. Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat skeptisisime seorang

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    8

    auditor dalam melakukan audit, maka diduga akan berpengaruh pada

    ketepatan pemberian opini auditor tersebut.

    Hubungan antara skeptisisme profesional auditor dengan ketepatan

    pemberian opini auditor ini, diperkuat dengan faktor-faktor yang

    mempengaruhi skeptisisme profesional tersebut. Seperti yang telah

    dipaparkan sebelumnya bahwa skeptisisme dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    antara lain: faktor etika, faktor situasi audit, pengalaman dan keahlian audit.

    Sebagaimana penelitian Yurniwati (2004) menyatakan bahwa faktor etika,

    faktor situasi audit, pengalaman dan keahlian audit memiliki hubungan yang

    positif dan signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Faktor-faktor

    tersebut yang memperkuat skeptisisme profesional auditor, yang juga akan

    berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi skeptisisme

    profesional auditor, memiliki hubungan secara tidak langsung dengan

    ketepatan pemberian opini oleh akuntan publik.

    Hipotesa Penelitian

    Bertitik tolak dari telaah teoritis dan kerangka pemikiran yang diuraikan

    di atas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:

    H1: Skeptisisme profesional auditor mempunyai hubungan yang signifkan

    dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    H2: Faktor etika, faktor situasi audit, pengalaman dan keahlian audit

    mempunyai hubungan signifikan dengan ketepatan pemberian opini

    auditor oleh akuntan publik.

    3. Metode Penelitian

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    9

    Desain Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan hubungan antara

    variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) adalah penelian

    survey. Penelitian survey merupakan penelitian lapangan yang dilakukan

    terhadap beberapa sampel dari suatu populasi tertentu yang pengumpulan

    datanya dilakukan dengan menggunakan kuisioner (Masri S. 1987).

    Variabel Penelitian dan Pengukuran

    Dalam operasionalisasi variabel, diperlihatkan indikator yang digunakan

    untuk mengukur variabel penelitian baik variabel dependen maupun variabel

    independen. Sementara skala yang digunakan untuk mengukur instrumen

    adalah tipe skala likert.

    Variabel independennya adalah:

    1. Skeptisisme Profesional Auditor (X)

    Untuk mengukurnya digunakan skenario yang dipakai Shaub dan

    Lawrence, namun disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia.

    Indikatornya adalah tingkat keraguan auditor terhadap bukti audit,

    banyaknya pemeriksaan tambahan dan konfirmasi langsung. Skala

    pengukurannya adalah ordinal.

    2. Faktor Situasi Audit (X1)

    Variabel ini digambarkan dalam suatu skenario atau kasus, dimana

    pengukuran untuk masing-masing situasi dilakukan bersamaan dengan

    pengukuran skeptisisme profesional auditor dan skala yang digunakan

    adalah skala ordinal.

    3. Fakor Etika (X2)

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    10

    Untuk mengukur variabel ini digunakan instrumen yang digunakan oleh

    Cohen et al, (1995) yang dikembangkan oleh Loeb (1971), yaitu dengan

    menggunakan skala likert 5 poin. Setiap skema memerlukan respon

    responden untuk menunjukkan apakah tindakan yang dinyatakan dalam

    skema adalah etis atau tidak dan skala yang digunakan adalah skala

    ordinal.

    4. Pengalaman (X3)

    Variabel ini diukur dengan lamanya waktu atau pengalaman mengaudit

    serta banyaknya penugasan yang telah ditangani auditor bersangkutan.

    Skala yang digunakan adalah skala ordinal.

    5. Keahlian Audit (X4)

    Variabel ini diukur dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

    serta tingkat sertifikasi pendidikan atau pengakuan resmi dan skalanya

    likert.

    Variabel dependen adalah ketepatan pemberian opini audit oleh akuntan

    publik. Variabel ini diukur melalui pemberian opini yang sesuai dengan

    kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam macam-macam opini. Skala

    pengukurannya adalah ordinal.

    Populasi dan Sampling

    Populasi dalam penelitian ini adalah partner dan auditor senior yang

    bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Sumatera. Oleh karena

    jumlah populasi yang sedikit yaitu 89 orang, maka semua populasi dipilih

    untuk dijadikan sampel.

    Data dan Metode Pengumpulan Data

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    11

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu

    data yang dikumpulkan langsung kepada objek penelitian dengan mekanisme

    kuisioner model tertutup yang memuat daftar pertanyaan yang terkelompok

    menurut dimensi-dimensi pengukuran variabel.

    Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan (field

    research) dengan teknik pengumpulan data melalui kuisioner yang merupakan

    daftar pertanyaan tersruktur yang ditujukan pada responden. Adapun model

    kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup dan untuk informasi

    tertentu yang perlu penjelasan digunakan kuisioner tebuka.

    Pengujian Validitas dan Realibilitas Data

    Pengujian validitas dan realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan pendekatan internal consistency, yaitu pengujian validitas dan

    realibilitas instrumen yang dilakukan sekali saja. Menurut Azwar (2001)

    pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi tinggi. Kemudian secara

    spesifik akan digunakan tenik Cronbach Alpha. Pengujian ini akan dibantu

    dengan program SPSS.

    Metode Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    analisis Regresi Linear Berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan

    dalam menganalisis hubungan antara skeptisisme profesional auditor dan

    opini auditor serta untuk menganalisis hubungan antara situasi audit, etika,

    pengalaman dan keahlian audit dengan opini auditor.

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    12

    4. Analisis dan Pembahasan

    Dari 89 kuisioner hanya 28 kuisioner yang kembali. Dari jumlah tersebut

    5 diantaranya tidak diisi dengan keterangan pindah alamat. Dari jumlah yang

    tersisa sebanyak 23 buah, hanya 22 kuisioner yang layak diolah sedangkan

    ada 1 kuisioner yang tidak layak olah, karena responden tidak mengisi

    kuisioner.

    Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen

    Berdasarkan hasil pengujian validitas terhadap masing-masing butir

    pertanyaan, tidak semua item pertanyaan adalah valid. Ada beberapa item

    pertanyaan yang tidak valid, namun secara umum butir pertanyaan tersebut

    valid. Butir pertanyaan yang valid terbukti dengan r hitung lebih besar dari r

    tabel, sehingga pengujian dapat dilanjutkan pada pengujian realibilitas. Untuk

    butir pertanyaan yang tidak valid terbukti dengan r hitung lebih kecil dari r

    tabel, sehingga tidak dapat digunakan untuk pengolahan data berikutnya.

    Pengujian realibilitas dilakukan menggunakan program SPSS for

    Windows 15. Hasil uji realibilitas masing-masing kelompok pertanyaan adalah

    reliabel. Terbukti dengan nilai cronbachs alpha lebih besar dari batas nilai

    alpha. Oleh karena hasil uji semua kelompok pertanyaan adalah reliabel, maka

    instrument penelitian layak digunakan untuk pengolahan data berikutnya.

    Analisis Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dengan Ketepatan

    Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik dan Pengujian

    Hipotesis

    Dari hasil analisis regresi berganda dihasilkan persamaan regresi sebagai

    berikut:

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    13

    Y = 7.554 + 0.596 X

    dimana:

    Y = Ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik

    X = Skeptisisme profesional auditor

    Dari persamaan regresi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa

    terdapat hubungan yang positif antara skeptisisme profesional auditor dengan

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hal ini dapat

    ditunjukkan oleh koefisien korelasi parsial yaitu X = 0.596.

    Dari hasil analisis regresi juga diperoleh adjusted R-square adalah 0.142.

    Hal ini berarti 14.2% variabel dependen ketepatan pemberian opini auditor

    oleh akuntan publik dijelaskan oleh variabel independen skeptisisme

    profesional auditor, sedangkan sisanya 85.8% dijelaskan oleh variabel lain

    diluar variabel yang digunakan.

    Berdasarkan kerangka konseptual penelitian yang telah dikemukakan

    sebelumya, penelitian ini mempunyai hipotesis satu yaitu skeptisisme

    profesional auditor mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketepatan

    pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Berdasarkan kriteria yang telah

    ditetapkan bahwa H1a dapat diterima jika nilai tingkat probabilitas

    (signifikan) kecil dari level of significance yang telah ditetapkan yaitu 0.05.

    Dari hasil pengolahan data diperoleh F hitung yaitu 4.478 dan nilai signifikan

    0.47. Nilai ini kecil dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan

    kecil dari level of significance yang telah ditetapkan, maka H1a dapat

    diterima. Hal ini berarti bahwa skeptisisme profesional auditor mempunyai

    hubungan yang signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    14

    akuntan publik. Nilai positif ini mengartikan bahwa hubungan antara

    skeptisisme profesional auditor dengan ketapatan pemberian opini auditor

    oleh akuntan publik berbanding lurus, artinya semakin tinggi tingkat skeptis

    seorang auditor maka semakin baik juga opini auditor yang akan

    diberikannya.

    Analisis Hubungan Variabel Situasi Audit, Etika, Pengalaman dan

    Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh

    Akuntan Publik dan Pengujian Hipotesis

    Dari hasil analisis regresi berganda dihasilkan persamaan regresi sebagai

    berikut:

    Y = 10.243 + 0.100 X1 0.059 X2 + 0.016 X3 0.022 X4

    dimana:

    Y = Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik

    X1 = Interaksi antara skeptisisme dengan situasi

    X2 = Interaksi antara skeptisisme dengan etika

    X3 = Interaksi antara skeptisisme dengan pengalaman

    X4 = Interaksi antara skeptisisme dengan keahlian

    Dari persamaan regresi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa ada dua

    variabel yaitu situasi dan pengalaman yang memiliki hubungan yang positif

    dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hal ini dapat

    ditunjukkan oleh koefisien korelasi parsial yaitu X1 = 0.100 dan X3 = 0.016.

    Sementara dua variabel lainnya yaitu etika dan keahlian audit memiliki

    hubungan yang negatif dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    15

    akuntan publik. Hal ini dapat ditunjukkan oleh koefisien korelasi parsial yaitu

    X2 = -0.059 dan X4 = -0.022.

    Dari hasil analisis regresi juga diperoleh adjusted R-square sebesar 0.297

    atau 29.7%. Hal ini berarti 29.7% variasi opini auditor dapat dijelaskan oleh

    variasi keempat variabel independen yaitu interaksi masing-masing variabel

    moderating dengan skeptisisme profesional auditor, sedangkan sisanya 70.3%

    dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.

    Dari uji anova dan uji F test, diperoleh nilai F hitung sebesar 3.223

    dengan tingkat probabilitas (signifkan) 0.039 (kecil dari 0.05). Maka dapat

    dikatakan bahwa keempat variabel situasi audit, etika, pengalaman dan

    keahlian audit secara bersama-sama mempunyai hubungan yang dan

    siginifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    4.3.1 Hubungan Masing-masing Variabel Independen terhadap Variabel

    Dependen

    1. Variabel independen pertama yaitu situasi audit memiliki nilai p-value

    0.003 yang berarti kecil dari 0.05. Seperti yang telah dijelaskan

    sebelumnya, jika nilai signifikan lebih kecil dari level of significance

    yang telah ditetapkan yaitu 0.05, maka H2a dapat diterima. Jadi dapat

    disimpulkan dari tabel diatas, bahwa H2a untuk variabel situasi audit

    dapat diterima. Artinya, situasi audit mempunyai hubungan yang

    signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    2. Variabel independen kedua yaitu etika memiliki nilai p-value 0.080 yang

    berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a untuk

    variabel etika tidak dapat diterima atau ditolak. Artinya, etika

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    16

    mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian

    opini auditor oleh akuntan publik.

    3. Variabel independen ketiga yaitu pengalaman memiliki nilai p-value

    0.757 yang berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a

    untuk variabel pengalaman tidak dapat diterima atau ditolak. Artinya,

    pengalaman mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    4. Variabel independen keempat yaitu keahlian memiliki nilai p-value 0.575

    yang berarti besar dari 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2a untuk

    variabel keahlian tidak dapat diterima atau ditolak. Artinya, keahlian

    mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan ketepatan pemberian

    opini auditor oleh akuntan publik.

    Analisis Hasil Penelitian, Teori-teori dan Penelitian Sebelumnya

    Dari hasil penelitian ditemukan bahwa antara skeptisisme profesional

    auditor dan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik terdapat

    hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

    dilakukan Ida Suraida (2005) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang

    besar antara skeptisisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian

    opini auditor oleh akuntan publik.

    Pada analisis hubungan keempat variabel situasi audit, etika, pengalaman

    dan keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan

    publik, yang memiliki hubungan hanya variabel situasi audit. Sementara

    ketiga variabel lain memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Hasil penelitian ini

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    17

    tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ida Suraida (2005) yang

    menemukan bahwa keempat variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Perbedaan ini

    mungkin disebabkan oleh karena perbedaan sampel atau responden penelitian

    dan metode pengolahan data yang digunakan.

    5. Kesimpulan

    1. Dari tabel anova diperoleh nilai tingkat probabilitas (signifikan) sebesar

    0.047 yang berarti kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa

    skeptisisme profesional auditor mempunyai hubungan yang signifikan

    dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Artinya,

    semakin tinggi tingkat skeptis seorang auditor maka semakin baik pula

    opini auditor yang akan diberikannya.

    2. Dari analisis regresi yang kedua yang menghubungkan variabel situasi

    audit, etika, pengalaman dan keahlian audit dengan ketepatan pemberian

    opini auditor oleh akuntan publik, hanya variabel situasi audit saja yang

    mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketepatan pemberian opini

    auditor oleh akuntan publik. Tiga variabel lain yaitu etika, pengalaman

    dan keahlian audit mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan

    ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.

    3. Hasil penelitian ini ada yang mendukung penelitian sebelumnya dan ada

    juga yang menolak penelitian sebelumnya. Terjadinya perbedaan hasil

    penelitian mungkin disebabkan karena perbedaan jumlah sampel atau

    responden penelitian dan metode analisis data yang digunakan.

    Rekomendasi

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    18

    Selama melakukan penelitian penulis menemui beberapa kendala yang

    menyebabkan penelitian ini memiliki kelemahan. Diantaranya adalah

    sedikitnya jumlah responden yang mengembalikan kuisioner. Hal ini mungkin

    disebabkan karena kesibukan auditor, sehingga tidak memiliki waktu untuk

    mengisi kuisioner yang peneliti kirimkan. Selain itu penelitian ini memiliki

    kelemahan lain yaitu kurang tepatnya instrumen penelitian yang digunakan.

    Hal ini disebabkan karena peneliti kesulitan untuk menemukan instrument

    yang tepat, sehingga peneliti menggunakan instrument yang telah ada

    sebelumnya.

    Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang

    telah dilakukan ini, yaitu dengan meneliti variabel lain seperti independensi

    yang diduga juga memiliki hubungan dengan ketepatan pemberian opini

    auditor oleh akuntan publik. Selain itu disarankan juga untuk peneliti

    selanjutnya supaya bisa memperbanyak jumlah sampel supaya hasil yang

    didapatkan lebih baik lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Bhuono, Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitiandengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta.

    Arens dan Loebbecke. 1994. Auditing Pendekatan Terpadu. Erlangga.Jakarta.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 1990. Kamus BesarBahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    19

    Elfa. 2004. Hubungan Kesadaran Etis dan Situasi Audit dengan SkeptisismeProfesional Auditor. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

    Fanny, Margaretta dkk. 2005. Opini Audit Going Concern: KajianBerdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa EfekJakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

    Gujarati, Damodar. Terjemahan oleh Samodar Zein. 1997. EkonometrikaDasar. Erlangga. Jakarta.

    Ida, Suraida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit danRisiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan KetepatanPemberian Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7 No. 3,November 2005: 186-202.

    Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik.Salemba Empat. Jakarta.

    Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. 2007. Directory2007. Graha Akuntan. Jakarta.

    Irawati, Yuke dkk. 2005. Hubungan Karakteristik Personal Auditor TerhadapTingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. SimposiumNasional Akuntansi VIII. Solo.

    Kee, H.W. dan R.E. Knox. 1976. Conceptual and Metoda LogicalConsiderations in The Study of Trust and Suspicion. Journal ofConflict Resolution 14, hal 357-366.

    Kell, Walter G. et. Al. 2003. Modern Auditing, Edisi Ketujuh. Erlangga.Jakarta.

    Lelly, Lestari. 2004. Korelasi Antara Akuntabilitas Manajemen denganPermintaan Akan Jasa Audit pada Perusahaan-Perusahaan di ProvinsiSumbar, Riau dan Jambi. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasAndalas.

    M. Theodorus, Tuanakotta. 1977. Auditing Petunjuk Pemeriksaan AkuntanPublik. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.

    Manahan, Nasution. 2003. Akuntansi Guna Usaha (Leasing) MenurutPernyataan SAK No. 30. Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Sumetra Utara.

    Nazhi, Siregar. 2002. Benang Kusut Kapitalisme Amerika Enron, Inc..Harian Umum Sore Sinar Harapan. http://www.sinarharapan.co.id.

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    20

    Rossy, Avrini. 2004. Hubungan Keahlian dan Pengalaman denganSkeptisisme Profesional Auditor. Skripsi. Fakultas EkonomiUniversitas Andalas.

    Sekar, Mayangsari. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensiterhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia Vol 6, hal 1-22.

    Singgih, Santoso. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS14. PT. Elex Media Computindo. Jakarta.

    Shaub, K. Michael dan Jenice E. Lawrence. 1996. Ethics Experience andProfessional Scepticism: A Situational Analysis. Behavioral ResearchIn Accounting Vol 8, 124-157.

    Soekrisno, Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh AkuntanPublik. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta.

    Timbul, Timbul. 2005. Audit Laporan Keuangan dan Proses Manajemen.Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol 5, hal 40-56.

    Umar, Husein. 1999. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Raja Grafindo. Jakarta.

    Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://www.id.wikipedia.org

    Yurniwati dan Eka D.P. 2004. Hubungan Pengalaman Dan Situasi AuditDengan Skeptisisme Profesional Auditor. Laporan Penelitian.Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

    Yurniwati dan Indah K. 2004. Hubungan Kesadaran Etis Dan KeaslianDengan Skeptisisme Profesional Auditor. Laporan Penelitian.Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

    Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas danPengalaman Auditor terhadap Audit Judgment. Simposium NasionalAkuntansi 9. Padang.

    Output Pengujian Statistik

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnov(a)

    Statistic df Sig.Standardized Residual .172 22 .089

    Regression

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    21

    [DataSet0] D:\Ade\Olah Data\Fira\Data Olah.sav

    Model Summary(b)

    R R Square Adjusted RSquare

    Std. Errorof the

    Estimate

    Change Statistics

    R SquareChange F Change df1 df2

    Sig. FChange

    .428(a) .183 .142 1.823 .183 4.478 1 20 .047a Predictors: (Constant), Skeptisismeb Dependent Variable: Opini

    ANOVA(b)

    ModelSum of

    Squares dfMean

    Square F Sig.1 Regression 14.875 1 14.875 4.478 .047(a)

    Residual 66.443 20 3.322Total 81.318 21

    a Predictors: (Constant), Skeptisismeb Dependent Variable: Opini

    Coefficients(a)

    ModelUnstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.95% Confidence

    Interval for BCollinearityStatistics

    BStd.Error Beta

    LowerBound

    UpperBound Tolerance VIF

    1 (Constant) 7.554 1.947 3.880 .001 3.492 11.615Skeptisisme .596 .282 .428 2.116 .047 .008 1.184 1.000 1.000

    a Dependent Variable: Opini

    Observed Value1412108

    Ex

    pec

    ted

    No

    rma

    l

    2

    1

    0

    -1

    -2

    Normal Q-Q Plot of Opini

    Regression Standardized Residual210-1-2-3

    Reg

    ress

    ion

    Del

    eted

    (Pre

    ss)R

    esid

    ual

    4

    2

    0

    -2

    -4

    -6

    Scatterplot

    Dependent Variable: Opini

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnov(a)

    Statistic df Sig.StandardizedResidual .118 22 .200(*)

    * This is a lower bound of the true significance.a Lilliefors Significance Correction

  • SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI (SNA) KE XIPONTIANAK, 23 - 24 JULI 2008

    22

    Regression[DataSet0] D:\Ade\Olah Data\Fira\Data Olah.sav

    Model Summary(b)

    R R Square Adjusted RSquare

    Std. Errorof the

    Estimate

    Change Statistics

    R SquareChange F Change df1 df2

    Sig. FChange

    1.657(a) .431 .297 1.649 .431 3.223 4 17 .039

    ANOVA(b)

    ModelSum of

    Squares dfMean

    Square F Sig.1 Regression 35.069 4 8.767 3.223 .039(a)

    Residual 46.249 17 2.721Total 81.318 21

    Coefficients(a)

    Model UnstandardizedCoefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.95% Confidence

    Interval for BCollinearityStatistics

    BStd.Error Beta

    LowerBound

    UpperBound Tolerance VIF

    1 (Constant) 10.243 1.231 8.324 .000 7.647 12.839M.Situasi .100 .028 .909 3.527 .003 .040 .160 .503 1.987M.Etika -.059 .032 -.540 -1.859 .080 -.127 .008 .397 2.519

    M.Pengalaman .016 .052 .080 .314 .757 -.094 .127 .515 1.940M.Keahlian -.022 .038 -.130 -.572 .575 -.101 .058 .646 1.547

    a Dependent Variable: Opini

    Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

    Expe

    cted

    Cum

    Prob

    1.0

    0.8

    0.6

    0.4

    0.2

    0.0

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Dependent Variable: Opini

    Regression Standardized Residual1.51.00.50.0-0.5-1.0-1.5

    Reg

    ress

    ion

    Del

    eted

    (Pre

    ss)R

    esid

    ual

    4

    2

    0

    -2

    -4

    Scatterplot

    Dependent Variable: Opini