Minggu 4 -...
Transcript of Minggu 4 -...
Analisis Supply-demandAnalisis SWOT
Minggu 4
Asas Pendekatan Pembangunan danPengembangan Hutan Kota
• Dapat didekati berdasarkansupply
• Juga dapat melalui Demand
• Lingkungan butuh apa tidak pokoknya bangundan kembangkan – lahan masih tersedia
• Di kota/kabupaten yang masih pada tahan awalperkembangan
• RTH luas
• Penduduk biasanya masih sedikit danmengelompok
Asas Pendekatan Pembangunan danPengembangan Hutan Kota
Berdasarkan Supply
Contohnya
• Kebun Raya Bogor tahun 1817
• Taman dan Kebun kerajaan
• Perumahan Belanda
• Rumah sakit Belanda
• Kebun Binatang dan Koleksi Tumbuhan
• Leuweung Tutupan
• Hulu Dayeuh, Sendang
• Tempat Pemujaan
Faktor-faktoruntuk mendrive DEMAND, misalnya
• Kenyamanan: Hot spot, Ef. Pulau Bahang
• Pemanasan global: Emisi gas CO2
• Biodiversity: - Flora
- Fauna
• Kebutuhan Oksigen
• Air tanah
• Intrusi air laut
• Keindahan dll.
Luas Wilayah : 11.850 HaTerdiri dari 6 Kecamatan 68 Kelurahan
986.385
1.125.897
1,3 juta
2010 2015 2020
Jumlah Penduduk
Sumber: Bapeda 2006
200019901972
Perubahan Tata Guna Lahan Di Kota Bogor
2003
Sumber: Suryadi (2007) dan Indriyani (2005)
Perubahan Luasan RTH / LT
47.1
60.762.1
78.8
21.2
37.939.3
52.9
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
1983 1990 2001 2005
Ruang Terbuka Hijau Built Up/ Ruang Terbangun
Sumber: P4W LPM IPB 2006
Supply RTH Tg
Supply RTH Rd
Demand HK Tg
Demand HK Rd
Peren . Peng HK tak masalah
Mendesak, Instr. lainnya
Perlindungan (protection)
Perlu pengel. LH yang ketat tak hanya HUTAN KOTA
Perenc HK Jangka Panjang
Analisis Sis Dinamis ? Mudah
Mempertahankan
Pengembangan Kota ?
HK sbgANTISIPASI yad demand HK akan
tnggi
Kuadran 1, RTH belum optimal, akibat rendahnya demand terhadap RTH Kota. Akan tetapi pada jangka panjang harus
direncanakan langkah pengembangan Hutan Kota agar peningkatan kebutuhan HK dapat diantisipasi sejak dini.
Kuadran 2. Kondisi ini hampir tidak mungkin ada, karena peningkatan demand RTH sesuai dengan pertumbuhan penduduk
yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan luasan RTH-HK.
Kuadran 3, Mempertahankan dan memperbaiki RTH yang ada. Pada jangka panjang, pemerintah harus membuat perencanaan guna mengimbangi peningkatan kebutuhan penambahan luasan
Hutan Kota sejalan dg peningk. Populasi: KB, penghemat BBM
Kuandran 4, Pengembangan sebagai langkah antisipasipeningkatan demand Hutan Kota. Pengelolaan RTH-HK
di kuandran ini merupakan kondisi yang ideal.
Ruang Lingkup Penyusunan Pedoman Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
1. Identifikasi permasalahan Ruang Terbuka Hijau setelah UU No 26 tahun 2007
2. Pengumpulan data dan inventarisasi PerDa tentangRuang Terbuka Hijau.
3. Identifikasi tipologi profil pengelolaan lingkungan hidup (PLH) KOTA dan kapasitas teknis aparat RTH
4. Pertemuan Teknis dan Pertemuan dengan Pakar.
5. Penyusunan Pedoman.
6. Sosialisasi pedoman.
7. Evaluasi.
Tipologi Lingkungan Kota
Tujuan Pengelolaan
Lingkungan Kota/Kab
Ruang Terbuka Hijau HK
Penilaian Fungsi RTH
Peraturan-UU
Pemerintah Pusat –
Propinsi – Kota:
•Kebijakan RTH
•TupoksiFaktor-faktor
Koordinasi
Program RTH HK
Pedoman
Pengelolaan RTH - HK
Peran serta
Masyarakat
Kerangka Pendekatan Penyusunan Pedoman Pengelolaan RTH Perkotaan
Asas Penataan Ruang
• Keterpaduan• Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan• Keberlanjutan• Keberdaya-gunaan dan keberhasil-gunaan• Keterbukaan• Kebersamaan dan kemitraan• Perlindungan kepentingan umum• Kepastian hukum dan keadilan• Akuntabilitas
Tujuan Penataan Ruang
• Keharmonisan lingkungan alam dengan buatan
• Keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan buatan dengan memperhatikan SDM
• Perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif akibat pemafaatan ruang
Standar Luasan
• Kawasan hutan minimal 30% dari luas wilayah daerah aliran sungai (DAS) –dimana ?
• Proporsi luasan RTH kota minimal 30% dari luasan wilayah kota
• Proporsi RTH publik minimal 20% dari luasan kota
• Luas HK minimal 10% luas Kota/Kab,
Kebijakan Pemerintah
• RTRW Kota
• RTH
• Hutan Kota
• Zonasi
• Penyebaran
Masalah
• Ancaman kerusakan RTH HK
• Penggunaan yang tidak sesuai peruntukan
• Vandalisme
Analisis
• Supply
• Demand
• Kesesuaian lahan
Potensi RTH HK
• Vegetasi hutan
• Kawasan pesisir
• Panorama/bentang alam
• Sosial budaya masyarakat
PENGEMBANGAN RTH HK
Sustainable
Development
ECO CITY
Salah satu cara Mendrive DEMAND
KOTA AKTIVITAS & PERKEMBANGAN KOTA SEDANG
INDEKS KENYAMANAN KOTA : GORONTALO
HUTAN KOTA
27,97 ha atau 0,43%
103,21 ha atau 1,59%
310,63 ha atau 4,79%
Pengambilan Keputusan
• Menurut Herbert, decision making comprises three principal phases: finding occasions for making a decision, finding possible courses of action, and choosing among courses of action.
• 3 hal yang harus diperhatikan :
- proses pembuatan keputusan
- orang yang membuat keputusan
- keputusan yang dibuat
Proses Pembuatan Keputusan
Kenal pasti keperluan, situasi dan masalah
Diagnosis dan Analisis Sebab
Pembentukan Alternatif
Pemilihan Alternatif
Pelaksanaan Alternatif
Monitoring dan Evaluasi
Analisis SWOT
Tujuan
• mengetahui sifat-sifat : kekuatan(strength), kelemahan (weakness), peluang(opportunity), dan ancaman (threats)
• menterjemahkan keputusan analisis kedalam langkah-langkah strategis yang khusus untuk membantu mengembangkansuatu sistem yang sudah berjalan
• Mengambil suatu langkah keputusan
• Melaksanakan keputusan
Analisis Strategis
Penjelasan Situasi Mengetahui Langkah Strategis
Evaluasi
Penentuan dan EvaluasiLingkungan Eksternal: Peluang dan Ancaman
Penentuan dan Evaluasi Internal :
Kekuatan dan Kelemahan
Analisis Masalah yang Perlu Mendapat Perhatian
Penentuan Alternatif dan Pilihan Strategi
Mencari Pemecahanmasalah
Matrik SWOTSW
OT
Strengths (S) Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kekuatan eksternal
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kelemahan eksternal
Opportunity Strategi (SO) Strategi (WO)
Tentukan 5-10 faktor-faktor
peluang eksternal
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Tentukan 5-10 faktor-faktor
ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
• Strategi SO
Kekuatan instansi pengelola HK untuk merebutdan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
• Strategi ST
Kekuatan yang dimiliki Instansi Pengelola HK untuk mengatasi ancaman dari luar
• Strategi WO
Pemanfaatan peluang yang ada dengan carameminimalkan kelemahan Institusi HK yang ada
• Strategi WT
Berusaha meminimalkan kelemahan HK yang adaserta menghindari dan atau meminimalkanancaman dari luar
Faktor Internal Kekuatan :
• Kebijakan Kepala Daerah
• Peraturan perundangan
• Otonomi daerah
• Fungsi hutan kota
• Jumlah penduduk
• Sumberdaya alam
• Aspirasi masyarakat
• Bentuk dan tipe hutan kota
• PP no. 63 th 2003 dan UU no 6 tahun 2007
Faktor Internal Kelemahan :• Dukungan: DPRD, Perda, masyarakat
• Kelembagaan
• Pembiayaan
• SDM profesional
• Informasi
• Manfaat intangible
• Iklim
• Biaya Pembangunan danperawatan/pemeliharaan
• Jenis yang ditanam – sebarang jenis
Faktor Eksternal Peluang :
• Pengembangan hutan kota untukmengatasi masalah lingkungan baik yang telah ada maupun yang akan muncul dimasa yang akan datang
• Peluang ekonomi: PAD
• Industri wisata
• Pembangunan hutan kota, karena saat iniluasan HK di beberapa kota masih < 10%
• Efisiensi biaya pembangunan
Faktor Eksternal Ancaman :
• Keputusan politik
• Keterpaduan antar instansi pemerintah
• Kepedulian masyarakat
• RTH termasuk HK semakin sempit
• Eksploitasi
• Kerusakan akibat bencana alam
• Vandalisme
• Manfaat tangible
• Sambaran petir
STRATEGI SOFaktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang (O)
Pengem
bangan
huta
nkota
Pelu
ang
ekonom
i
Industr
iw
isata
Pem
bangunan
huta
nkota
Efisie
nsibia
ya
pem
bangunan
Kekuatan (S) 1 2 3 4 5
Kebijakan 1 Strategi SO
a. Kebijakan, peraturan perundangan serta otonomi daerah merupakan
kekuatan dalam memanfaatkan peluang pengembangan kota untuk
membangun hutan kota (S!,2,3 & O1,4)
b. Jumlah penduduk dan SDA yang dimiliki merupakan kekuatan dalam
memanfaatkan peluang ekonomi dan industry wisata (S5,6 & O2,3)
c. Fungsi hutan kota merupakan kekuatan yang dimiliki guna
memanfaatkan peluang terhadap efisiensi biaya pembangunan (S4
dan O5)
d. Aspirasi masyarakat merupakan kekuatan yang dapat digunakan
dalam memanfaatkan peluang untuk pembangunan hutan kota (S7 &
O1)
e. Bentuk dan tipe hutan kota dapat digunakan sebagai kekuatan dalam
memanfaatkan peluang pengembangan kota
Peraturan perundangan 2
Otonomi daerah 3
Fungsi hutan kota 4
Jumlah penduduk 5
SDA 6
Aspirasi masyarakat 7
Bentuk dan tipe hutan kota 8
Strategi WOFaktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang (O)
Pengem
bangan
huta
nkota
Pelu
ang
ekonom
i
Industr
iw
isata
Pem
bangunan
huta
nkota
Efisie
nsi bia
ya
pem
bangunan
Kelemahan (W) 1 2 3 4 5
Dukungan penentu kebijakan 1 Strategi WO
a. Meningkatnya dukungan penentu kebijakan, kelembagaan
pembiayaan dan SDM professional dapat mendukung peluang
pembangunan hutan kota dan perkembangan kota (W1,2,3,4 &
O1,4)
b. Meningkatnya SDM professional, informasi yang benar tentang
manfaat intangible dapat mendukung/meningkatkan peluang
bagi pembangunan hutan kota, perkembangan kota, ekonomi,
industri wisata dan efisiensi biaya pembangunan (W4,5,6 &
O1,2,3,4,5)
Kelembagaan 2
Pembiayaan 3
SDM Profesional 4
Informasi 5
Manfaat Intangibel 6
7
8
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Ancaman (T)
Kepuasan p
olit
ik
RT
H s
em
akin
sem
pit
Eksplo
itasi
Keru
sakan
ekolo
gi dan
lingkungan
Manfa
at
tangib
le
Kekuatan (S) 1 2 3 4 5
Kebijakan 1 Strategi ST
a. Kebijakan, peraturan perundangan, otonomi daerah serta aspirasi
masyarakat adalah kekuatan yang dimiliki untuk menekan
ancaman keputusan politik yang menghambat pembangunan
hutan kota (S1,2,3,7 & T1)
b. Kebijakan, peraturan perundangan, otonomi daerah serta bentuk
dan tipe hutan kota dapat menjadi kekuatan dalam mengatasi
ancaman RTH yang semakin sempit akibat konversi lahan,
eksploitasi dan kerusakan ekologi dan lingkungan (S1,2,3,8 &
T2,3,5)
c. Peraturan perundangan, fungsi hutan kota, SDA, jumlah
penduduk serta bentuk dan tipe hutan kota dapat dimanfaatkan
menjadi kekuatan dalam menekan/mengatasi ancaman
eksploitasi, kerusakan ekologi dan lingkungan serta manfaat
tangible (S2,4,6,8 & T3,4,5)
Peraturan perundangan 2
Otonomi daerah 3
Fungsi hutan kota 4
Jumlah penduduk 5
SDA 6
Aspirasi masyarakat 7
Bentuk dan tipe hutan kota 8
Strategi ST
Strategi WT
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Ancaman (T)
Kepuasan p
olit
ik
RT
H s
em
akin
sem
pit
Eksplo
itasi
Keru
sakan
ekolo
gidan
lingkungan
Manfa
at
tangib
le
Kelemahan (W) 1 2 3 4 5
Dukungan penentu kebijakan 1 Strategi WT
a. Meningkatnya dukungan penentu kebijakan, kelembagaan,
pembiayaan, dan SDM professional dapat menekan
ancaman berupa keputusan politik yang keliru, RTH yang
semakin sempit, eksploitasi, kerusakan ekologi dan
lingkungan (W1,2,3,4 & T1,2,3,5)
b. Meningkatnya pembiayaan, SDM profesional, kelembagaan,
informasi yang benar tentang manfaat intangible hutan kota
dapat menekan ancaman manfaat tangible, eksploitasi dan
kerusakan ekologi dan lingkungan (W2,3,4,5,6 & T3,4,5)
Kelembagaan 2
Pembiayaan 3
SDM Profesional 4
Informasi 5
Manfaat Intangible 6
7
8
SWOT Hutan Kota Bundayati TanjungSelor, Kabupaten Bulungan
Kekuatan :• Kepastian hukum : Surat Keputusan Bupati No. 62 tahun
1998 dengan luas 90,2 ha 86,28 ha.• Lokasi strategis : tengah-tengah Kota Tanjung Selor dengan
aksesibilitas yang tinggi.• Sudah terdapat area yang ditumbuhi vegetasi, baik pada
tingkat semai, pancang, tiang maupun pohon sejuk dan nyaman.
• Sebagai habitat beberapa jenis tumbuhan yang dilindungi : kantung semar.
• Memungkinkan dilakukan pengembangan berbagai fungsi, meliputi perlindungan, rekreasi, pendidikan dan sosial budaya.
Kelemahan:
• Belum didukung sepenuhnya oleh dinas/instansi lain terkait.
• Belum ada alokasi anggaran rutin untuk penataan dan pengelolaan.
• Konflik lahan masih belum diselesaikan dengan baik.
• Belum ada pengukuhan kawasan.
• Seluas 68,1 % dari kawasan Hutan Kota Bundayati terdiri dari rawa gambut lahan basah yang ditumbuhi oleh rumput tajam (Cyperus sp.).
• Cenderung tergenang pada musim hujan karena terletak dalam cekungan.
• Terbatasnya data potensi biotik kawasan.
• Rawa gambut merupakan ekosistem yang fragile (rawan).
• Memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai fungsi yang diharapkan.
• Masih banyak patch (unit lahan) yang kosong atau belum terisi oleh struktur dan komposisi vegetasi yang memadai.
• Masih ditemukan jenis satwaliar yang membahayakan seperti ular.
Peluang :
• Masyarakat setuju pembangunan dan penataan hutan kota.
• Butuh tempat rekreasi yang mudah dijangkau.
• Jumlah penduduk yang terus meningkat : 60 % tergolong sejahtera sebagai pemanfaat hutan kota untuk rekreasi.
• Kemajuan teknologi dalam bidang arsitektur lansekap & kehutanan.
• Budaya daerah yang khas daya tarik kepariwisataan hutan kota (BIRAU).
• Pengembangan organisasi pengelolaan hutan kota.
• Dana dari bagi hasil pengelolaan hutan produksi, institusi lain dalam dan luarnegeri : sektor usaha (pertambangan, kehutanan dan lainnya)
• Dana dari skema mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism), CSR, swadaya dll.
• Membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar dan masyarakat lainnya serta dapat memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
• Event 2 tahunan Festival Birau menarik minat pengunjung masih memerlukan lokasi atraksi budaya dan kegiatan lainnya.
Tantangan :
• Rumput tajam (Cyperus sp.) yang sulit diberantas.
• Belum ada informasi yang cukup lengkap tentang fungsi penyangga lingkungan.
• Belum ada sosialisasi dan dukungan dari DPRD mengenai pendanaan dan Perda.
• Indikator penilaian Adipura: Hutan Kota harus ditata dan dikelola dengan baik.
• Tempat pembuangan sampah dan limbah pemukiman di sekitar kawasan.
• Mulai hilangnya jenis pepohonan yang dulu banyak tumbuh di Tanjung Selor
• Menurunnya apresiasi terhadap penggunaan arsitektur lokal.
• Menurunnya pengetahuan generasi muda terhadap jenis-jenis tumbuhan baik lokal maupun popular.
• Membutuhkan keterlibatan dinas/instansi terkait lain sesuai dengan tiap-tiap fungsi.
• Wacana Kota Tanjung Selor akan dijadikan sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Utara.