Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

32
EDISI MEI 2012 Mimb ar Leg islatif 1

description

Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung

Transcript of Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

Page 1: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 1

Page 2: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif2

Page 3: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 3

ujuh raperda yang disetujui untukdibahas lebih lanjut tersebutadalah Raperda tentang Pe-nyelenggaraan Pelayanan Publik

di Lingkungan Pemerintah ProvinsiLampung; tentang Pengelolaan Perko-perasian; tentang Perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan; dantentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran Air.

Kemudian Raperda tentang Pen-cegahan dan Penanggulangan HumanImmunedefiency Virus (HIV)/AcquiredImmune Deficiency Syndrome (AIDS) danInfeksi Menular Seksual (IMS) di ProvinsiLampung; Ruang Milik Jalan ProvinsiLampung; dan Raperda tentang PenarikanPenyertaan Modal Saham PemerintahDaerah pada PT Kawasan Industri Lam-pung dan Penyertaan Modal PemerintahDaerah ke dalam Modal Saham PTLampung Jasa Utama.

LAPORAN UTAMA

Gubernur Setuju 7 DibahasDewan Ajukan 12 Raperda

DPRD Provinsi Lampung mengajukan 12 rancangan peraturan daerah usul inisiatif pada tahun2012 ini. Gubernur sepakat 7 dari 12 raperda tersebut untuk dibahas ke tingkat selanjutnya,

sementara 5 raperda lainnya diminta ditinjau dan dikaji lagi secara lebih mendalam.

Sementara 5 raperda yang dimintauntuk ditinjau ulang dan dikaji lagi secaramendalam sebelum dibahas lebih lanjutuntuk dijadikan perda adalah Raperdatentang Penyelenggaraan Minyak dan GasBumi; Raperda tentang Tanggung JawabSosial Perusahaan; Raperda tentangMekanisme Konsultasi Publik; Raperdatentang Rencana Umum KetenagalistrikanDaerah Provinsi Lampung; dan Raperdatentang Penyelenggaraan Perlindungandan Pelayanan Kesejahteraan SosialPenyandang Cacat.

Dalam sidang paripurna yang digelarpada Selasa, 1 Mei 2012, Badan LegislatifDPRD Provinsi Lampung menyampaikanpenjelasan tentang ke-12 raperda tersebut.Format penjelasan yang disampaikanBadan Legislasi tersebut dibagi menjadi 3bagian, yaitu pendahuluan, prosespembahasan, dan penutup.

Dalam pendahuluannya, Ketua

Badan Legislasi Farouk Danial men-jelaskan bahwa bahwa sebagai salah satusendi dalam sistem hukum di Indonesia,pembangunan substansi hukum (legalsubstance) harus berlangsung sebagaisuatu proses yang tidak pernah berhenti(never ending process), yang bertujuanuntuk mewujudkan ketertiban dan ke-adilan di dalam masyarakat.

Dalam kaitannya dengan peraturandan perundang-undangan di daerah, pal-ing tidak terdapat empat peran pentingperaturan daerah dalam mendukungpembangunan hukum, yaitu: pertama,peraturan daerah menjadi sarana untukpenjabaran lebih lanjut dari peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.Oleh karena itu, peraturan daerah tidakboleh bertentangan dengan peraturanyang lebih tinggi.

Kedua, peraturan daerah menjadisarana untuk melakukan transformasi

T

Page 4: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif4

LAPORAN UTAMA

kebijakan pemerintah dalam kerangkaotonomi daerah dan tugas pembantuandengan memperhatikan ciri khas setiapdaerah. Hal ini sejalan dengan prinsipotonomi seluas-luasnya yang memberikankewenangan bagi daerah untuk mengurusdan mengatur semua urusan peme-rintahan di luar yang menjadi urusanpemerintah pusat.

Ketiga, peraturan daerah menjadisarana bagi masyarakat untuk berperandan menyalurkan aspirasinya dalampembentukan kebijakan di daerah. Dalamhal ini, DPRD sebagai representasimasyarakat mempunyai peranan penting,karena harus dapat bertindak untukmengontrol setiap kebijakan yang dike-luarkan oleh pemerintah daerah agarberpihak kepada kepentingan rakyat.

Keempat, peraturan daerah menjadidasar bagi perubahan sosial dan ekonomisehingga dapat menciptakan multiplier ef-fect yang bermanfaat bagi masyarakat danbermuara bagi peningkatan kesejahteraanrakyat.

“Penyampaian atas 12 rancanganperaturan daerah usul inisiatif ini meru-pakan pengejawantahan atas amanatketentuan Pasal 102 Peraturan DPRDProvinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010tentang Tata Tertib,” kata Farouk Danial.Selanjutnya Faraouk memberikan pen-jelasan dari setiap raperda tersebut.

1. Raperda tentang PenyelenggaraanPelayanan Publik di LingkunganPemerintah Provinsi Lampung

Raperda ini dimaksudkan sebagai upayaPemerintah Provinsi Lampung untukmeningkatkan kualitas dan menjaminpenyediaan pelayanan publik serta untukmemberikan perlindungan kepada ma-syarakat dari penyalahgunaan wewenangdalam penyelenggaraan pelayanan pu-blik. Oleh karena itu, kewajiban yangdiamanatkan oleh Undang-Undang No-mor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik wajib diberikan secara berkualitas,terintegrasi, dan berkesinambungansebagai bentuk perlindungan atas hak-hakpublik masyarakat.

Penyelenggaraan pemerintahanyang baik merupakan isu yang palingmengemuka dalam pengelolaan ad-ministrasi publik dewasa ini. Tuntutanpenyelenggaraan pemerintahan yang baikmerupakan hal wajar dan seharusnyadisikapi oleh pemerintah daerah denganmelakukan perubahan-perubahan yang

terarah untuk terwujudnya penyeleng-garaan pemerintahan yang baik.

Semangat otonomi daerah diarah-kan untuk mempercepat terwujudnyakesejahteraan masyarakat melalui pening-katan pelayanan, pemberdayaan, danperan masyarakat melalui penyeleng-garaan pemerintahan. Pemerintah daerahdituntut memberikan pelayanan publikyang baik kepada masyarakat.

Peranan pemerintah daerah dalammenyelenggarakan pelayanan publikharus mengacu pada Undang-UndangNomor 25 Tahun 2009 tentang Pela-yanan Publik dan Peraturan PemerintahNomor 65 Tahun 2005 tentang PedomanPenyusunan dan Penerapan StandarPelayanan Minimal. Peraturan daerah inisesuai dengan kewenangan/urusanPemerintah Provinsi Lampung sertamerupakan standardisasi yang perlu

diatur agar masyarakat dan/atau pe-mangku kepentingan dapat terjamin danterlayani dengan baik sesuai denganketentuan yang berlaku.

2. Raperda tentang MekanismeKonsultasi Publik

Tujuan dibuatya peraturan daerah sebagaiupaya mewujudkan sinergitas kemitraanpublik dengan yang penyelenggara pela-yanan publik yang bertujuan untuk mem-bangun sistem pemerintahan yang trans-paran, partisipatif, dan akuntabel (goodgovernance). Sejak dari perencanaan,pelaksanaan, hingga pengawasan dila-kukan melalui mekanisme konsultasipublik.

Diharapkan pula peraturan daerahini akan mampu meningkatkan kesadaranpublik terhadap peran dan tanggungjawabnya dalam meningkatkan kualitas

Rancangan Peraturan Daerah UsulInisiatif Dewan

1. Raperda tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik di LingkunganPemerintah Provinsi Lampung

2. Raperda tentang Mekanisme Konsultasi Publik3. Raperda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan4. Raperda tentang Pengelolaan Perkoperasian di Provinsi Lampung5. Raperda tentang Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi6. Raperda tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan7. Raperda tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air8. Raperda tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah Provinsi

Lampung9. Raperda tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat10. Raperda tentang Pencegahan dan Penanggulangan Human

Immunedefiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome(AIDS) dan Infeksi Menular Seksual (IMS)

11. Raperda tentang Penarikan Penyertaan Modal Pemerintah Daerahpada PT Kawasan Industri Lampung dan Penyertaan ModalPemerintah daerah ke dalam PT Lampung Jasa Utama; dan

12. Raperda tentang Ruang Milik Jalan Provinsi Lampung

Badan Legislasi DPRD Provinsi LampungKetua : Farouk DanialWakil Ketua : JupriusSekretaris : Sekretaris Dewan (bukan anggota)Anggota : Yudi Carlo, Srie Lestari, Firman Yani, Watoni Noredin,

Ketut Erawan, Indra Karyadi, Gufron Azis Fuadi, M. AriWibowo, Ahmad Bastian, Zeldayatie, Nurzaini, danAbdul Hakim Rasyid

Page 5: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 5

LAPORAN UTAMA

kebijakan publik yang ditetapkan. Ter-jalinnya sinergi yang saling mendukungantara unsur pemerintahan, public, danmasyarakat pelaku usaha, juga menjadiparameter terlaksananya demokratisasi.

Prinsip akuntabilitas dan trans-paransi dalam penyelenggaraan pe-merintahan juga menjadi prasyarat bagipartisipasi publik yang lebih intensif yangakan semakin meningkatkan kesadaran,peran, dan tanggung jawab dalam ikutmenentukan keberhasilan penyeleng-garaan pemerintahan dan perwujudantata pemerintahan yang baik.

Kebijakan publik yang dibuat pe-merintah daerah haruslah yang sebesarmungkin menampung aspirasi kebutuhanmasyarakat. Pelibatan masyarakat dalamsetiap penyusunan kebijakan publikdimaksud adalah dengan membukakesempatan yang luas bagi masyarakatuntuk turut serta menentukan arah dansubstansi kebijakan, meski tetap dalamkoridor hukum.

Terdapatnya sinergi yang salingmendukung tersebut harus didasarkanpada prinsip kesetaraan, partisipasi,transparansi, akuntabilitas, demokratis,dan saling menghormati, sehingga pem-bangunan sistem pemerintahan yanglebih baik di Provinsi Lampung melaluidibentuknya peraturan daerah ini dapatsegera diwujudkan.

3. Raperda tentang Perlindungan LahanPertanian Pangan Berkelanjutan

Peraturan Daerah tentang PerlindunganLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan inidiharapkan mampu mempertahankanketahanan dan kedaulatan pangan diProvinsi Lampung serta mencegah terja-dinya alih fungsi lahan pertanian kenonpertanian, utamanya pada lahan-

lahan yang subur dan bersistem irigasiyang baik.

Provinsi Lampung merupakan salahsatu lumbung pangan nasional yang terusberupaya membangun ketahanan dankedaulatan pangan. Untuk itu, diperlukanstrategi dalam merealisasikannya, sejalandengan Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lam-pung Tahun 2005-2025 dengan sektorpertanian menjadi salah satu sektorunggulan di Provinsi Lampung.

Berdasarkan hasil Sensus PertanianTahun 2003, rata rata luas lahan yangdikuasai oleh rumah tangga pertanian diProvinsi Lampung sebesar 1,08 hektar,berarti lebih rendah dari rata rata Sumatera(1,33 hektar) dan luar Jawa (1,31 hektar),meski masih lebih tinggi dari rata rata diJawa (0,41 hektar) dan nasional (0,81hektar). Jumlah rumah tangga pertanianpengguna lahan di Lampung yang mengu-asai lahan kurang dari 0,50 hektar ataupetani gurem mencapai 26,62 persen.

Data ini menunjukkan bahwa Lam-pung potensial sebagai penghasil tanamanpangan. Kondisi eksisting lahan pertanianpangan ini harus dipertahankan dalamrangka mewujudkan ketahanan dankedaulatan pangan. Pemerintah daerahperlu menyelenggarakan pembangunanpertanian berkelanjutan. Tantangan pal-ing serius yang mengancam keberlanjutanproduksi pertanian, khususnya pangan,adalah adanya alih fungsi lahan.

Tujuan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan adalah untuk melindungikawasan dan lahan pertanian pangansecara berkelanjutan, menjamin ter-sedianya lahan pertanian pangan secaraberkelanjutan, mewujudkan kemandirian,

ketahanan dan kedaulatan pangan,melindungi kepemilikan lahan pertanianpangan milik petani, meningkatkankemakmuran serta kesejahteraan petanidan masyarakat, meningkatkan perlin-dungan dan pemberdayaan petani,meningkatkan penyediaan lapangan kerjabagi kehidupan yang layak, memperta-hankan keseimbangan ekologis, serta me-wujudkan revitalisasi pertanian.

Undang-undang ini merupakanpayung hukum bagi setiap daerah untukmelaksanakan perlindungan lahan perta-nian pangan berkelanjutan, sesuai dengankarakteristik daerah masing-masing. Alihfungsi lahan-lahan pertanian subur selamaini kurang diimbangi oleh upaya-upayaterpadu mengembangkan lahan pertanianmelalui pemanfaatan lahan marginal.

Di sisi lain, alih fungsi lahan perta-nian pangan menyebabkan berkurangnyapenguasaan lahan sehingga berdampakpada menurunnya pendapatan petani.Oleh karena itu, diperlukan pengendalianlaju alih fungsi lahan pertanian panganmelalui perlindungan lahan pertanianpangan untuk mewujudkan ketahanan,kemandirian dan kedaulatan pangan,dalam rangka meningkatkan kesejah-teraan petani dan masyarakat padaumumnya.

4. Raperda tentang PengelolaanPerkoperasian di Provinsi Lampung

Peraturan daerah mengenai pengelolaanperkoperasian dipandang penting me-ngingat belum adanya payung hukummengenai hal ini. Juga penting adanyaacuan bagi program pengelolaan koperasipada kabupaten/kota se-Lampung, adanyafungsi-fungsi desentralisasi, dekonsentrasi,dan tugas pembantuan yang selarasdengan semangat dan prinsip otonomi

Page 6: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif6

LAPORAN UTAMA

daerah berdasarkan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Peme-rintahan Daerah.

Juga untuk semakin mengukuhkankomitmen Pemerintah Provinsi Lampunguntuk tidak lagi sekedar melindungikoperasi, tetapi juga mengembangkanserta menjaga keberlanjutannya. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentangPerkoperasian telah menetapkan bahwakoperasi adalah badan usaha dan se-kaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat,yang dituntut untuk sepenuhnya dapatmelaksanakan prinsip ekonomi dankaidah bisnis yang berlaku, agar koperasitumbuh dan berkembang menjadi badanusaha yang memiliki kekuatan danketahanan hidup jangka panjang, baikdalam produktivitas dan efisiensi usahamaupun kelayakan usahanya.

Diperlukan peranan pemerintahdalam skala nasional dan pemerintahdaerah dalam lingkup daerah untukmemfasilitasi dan melakukan pembinaanterhadap koperasi. Dalam skala daerah,pembinaan koperasi dilakukan olehpemerintah provinsi dan pemerintahkabupaten/kota sebagai salah satu bidangdi dalam pemerintahan daerah.

Pemberian otonomi luas kepadadaerah diarahkan untuk mempercepatterwujudnya kesejahteraan masyarakatmelalui peningkatan pelayanan, pem-berdayaan dan peran serta masyarakatmelalui penyelenggaraan pemerintahan.Kebijakan otonomi yang luas diberikanuntuk mengurus dan mengelola berbagaikepentingan dan kesejahteraan masya-rakat daerah, termasuk kepentinganmasyarakat akan kehidupan ekonomiyang lebih baik melalui pengelolaankoperasi. Usaha Koperasi merupakanusaha yang berkaitan langsung dengankepentingan anggota dalam menjalankankegiatan usahanya.

Berdasarkan data Dinas Koperasi,UMKM, Perindustrian, dan PerdaganganProvinsi Lampung pada Tahun 2011Pemprov Lampung telah melakukanpembinaan secara terus menerus dalampengelolaan perkoperasian. Terdapatjumlah tenaga kerja yang mampu diserapkoperasi selama Tahun 2010 sejumlah6.086 orang yang terdiri dari manajer 711orang dan karyawan 5.375 orang.

Kegiatan pengelolaan perkoperasiandi Lampung harus diperhatikan dan patutmendapatkan prioritas pengaturan hukumdan pembiayaan sebagai salah satu sektor

penopang ekonomi masyarakat. Denganbegitu diharapkan keberadaan koperasidi tengah-tengah masyarakat dapat me-ningkatkan taraf kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik.

Peraturan daerah ini sesuai dengankewenangan/urusan Pemerintah ProvinsiLampung serta merupakan standardisasiyang perlu diatur agar upaya pemberdayaankoperasi melalui peningkatan sumberdayaperkoperasian yang meliputi manajemen,permodalan, teknologi, jiwa kewirausahaan,dan kemampuan berkompetisi dapatterjamin dan terlayani dengan baik.

5. Raperda tentang PenyelenggaraanMinyak dan Gas Bumi

Minyak dan gas bumi adalah komoditasnegara yang amat vital bagi kehidupanmanusia, sehingga memerlukan penye-lenggaraan yang baik. Penyelenggaraanminyak dan gas bumi dimaksudkan untukmelakukan mekanisme pembinaan, penga-wasan, dan pengendalian dalam peng-gunaannya. Landasan konstitusional dalampenyelenggaraan minyak dan gas bumiadalah Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 yang menetapkan bahwacabang-cabang produksi yang penting baginegara dan yang menguasai hajat hiduporang banyak dikuasai oleh negara.

Negara Indonesia dibentuk dengantujuan yang sangat luhur sebagaimanatertuang dalam alinea keempat Pem-bukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, yaitu“melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, danikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi, dan keadilan sosial”.

Tujuan negara yang sedemikianluhur ini diemban oleh pemerintahsebagai penyelenggara negara sesuaidengan urusan kewenangan yang telahdibagi dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu bentuk perlin-dungan negara terhadap rakyat tercakuppula di dalamnya berupa terjaminnya hakatas terpenuhinya kebutuhan terhadapenergi. Minyak dan gas bumi sebagaibahan bakar yang menghasilkan energimutlak memerlukan pengaturan.

Pembentukan raperda ini sangatpenting, meskipun tidak semua hal dapatdan harus diatur dalam perda, karenabatasan urusan (kewenangan) yangdimiliki Provinsi Lampung sebagaimanadiatur dalam Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah jo Peraturan Pemerintah Nomor38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Peme-rintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan daerah tentang Penye-lenggaraan Minyak dan Gas Bumi diperlukanuntuk menjalankan mekanisme pembinaan,pengawasan, dan pengendalian dalampenggunaannya di Provinsi Lampung.

6. Raperda tentang Tanggung JawabSosial Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP)merupakan tuntutan global karena keber-

Page 7: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 7

LAPORAN UTAMA

hasilan perusahaan (korporasi) tidak hanyadinilai dari kinerja keuangan dan pemasaranproduknya, tetapi juga terhadap kinerjasosial dan lingkungannya. Tanggung jawabsosial para pelaku usaha tersebut terdiri atasempat dimensi yaitu dimensi ekonomi,hukum, etika, dan dimensi philanthropies.

TJSP selain wujud penerapan prinsipgood corporate governance (GCG) jugaterkait untuk mendukung pencapaiantujuan Millennium Development Goals(MDG’s), yang salah satunya adalahpengurangan angka kemiskinan setiaptahun. Perusahaan dituntut ikut sertamemperhatikan nilai-nilai ketertiban,keadilan, dan kesejahteraan masyarakat,serta menjaga kelangsungan lingkunganhidup dengan menghindari hal-hal yangbisa menimbulkan kerusakan demikesejahteraan bersama.

Tuntutan agar perusahaan melaksa-nakan tanggung jawab sosial tidak terlepasdari kenyataan bahwa keberadaan suatu

perusahaan bisa berdampak negatif bagisosial dan lingkungan di sekitarnya, baikkarena terjadinya kerusakan lingkunganfisik, psikis, dan sosial, sebagai akibat daripengelolaan sumber-sumber produksisecara tidak benar. Misalnya eksploitasibesar-besaran sumber daya hutan, baikpengambilan hasil hutan, pembukaanlahan perkebunan, maupun untuk keper-luan lain seperti pertambangan.

Peraturan dan perundang-undanganyang mengatur tentang TJSP antara lainUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2007tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentangPerseroan Terbatas. Keduanya telahmendorong adanya pengaturan tentangTJSP di beberapa daerah ke dalam pera-turan daerah yang materi muatannyadisesuaikan dengan kondisi dan karakterdaerah masing-masing.

Pengaturan tentang TJSP di ProvinsiLampung dipandang penting dan ditu-

anitia Khusus (pansus) Raperda Kota Barumempertanyakan masterplan dan peta kota baruyang sampai saat ini masih belum sampai keDewan. Pasalnya, peta dan masterplan itu akan

menjadi bagian penting raperda yang tengah dibahasoleh Pansus.

Menurut Anggota Pansus Raperda Kota BaruWatoni Noerdin, peta lokasi dan masterplan tersebutseharusnya sudah diterima pansus sehingga pembahasanmenjadi lebih lancar. Karena itu, Pansus segera mintaBadan Pengelola Kota Baru dan Biro Aset danPerlengkapan Pemprov Lampung menyiapkan peta danmasterplan dimaksud.

“Ada syarat yang belum terpenuhi untuk dibahaslebih lanjut, yaitu peta lokasi dan masterplan belumkami terima,” ujar anggota dari PDI Perjuangan itu, Rabu(9 Mei 2012). Menurut Watoni, memang ada sedikitpermasalahan terkait proses penetapan titik-titik bataskota baru. Namun, hal itu sudah bisa diselesaikan.

“Dengan adanya peta dan masterplan, pembahasanraperda bisa berlanjut dan segera disahkan sertapelaksanaan pembangunannya berjalan berkesi-nambungan,” kata dia. Lalu kapankah raperda kota barudapat disahkan, mengingat kota baru memerlukan payunghukum agar bisa dilaksanakan pembangunannya secaraberkesinambungan?

Watoni tidak bisa memberi jawaban pasti.Seharusnya raperda tersebut sudah selesai, mengingat

Pansus Minta Master Plan Kota Barutelah cukup lama digodok di DPRD. Dia menyatakanperlu kerja serius termasuk dari pihak eksekutif untukmenyelesaikan perda tersebut. “Kalau dikerjakan secaraseksama, saya yakin segera selesai,” ujar dia.

Pembangunan kota baru tercatat sebagai salah satuproyek prestisius Pemprov Lampung. Untuk tahun ini saja,kota baru diperkirakan menyedot dana APBD Lampung2012 sebesar Rp48,5 miliar. Jumlah itu di luar biayalandclearing yang masih harus disiapkan pemprov.

Dana Rp48,5 miliar itu bakal dialokasikan untuksejumlah pembangunan fisik dan infrastruktur jalan.Rencananya pada tahun ini pemprov memulai pengerjaanpembangunan jalan tembus menuju kota baru hinggagedung perkantoran.

Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihangmenyatakan, pada 2012 ini program pembangunan fisikkota baru memang sudah dicanangkan. Mantan KadisBina Marga Lampung itu berharap pada 2014 sebagiandari infrastruktur bangunan vital seperti kantor gubernuratau kantor DPRD Lampung sudah bisa dirampungkan.

Sementara Ketua Badan Legislasi DPRD LampungFarouk Danial menyatakan Badan Pengelola Kota Barudan Biro Aset dan Perlengkapan Pemprov Lampungmerupakan pihak yang paling berperan dalammengegolkan raperda kota baru. Menurutnya, tanggungjawab atas perda kota baru bukan pada DPRD Lampung,melainkan juga eksekutif. “Masak mau molor teruspengesahannya,” kata Farouk. (tim)

P

angkan dalam peraturan daerah. Tu-juannya sebagai upaya memberi ke-pastian dan perlindungan hukum ataspelaksanaan program TJSP di Lampung,serta memberikan arahan kepada semuaperusahaan dan semua pemangku ke-pentingan dalam menyiapkan memenuhistandar internasional.

Page 8: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif8

LAPORAN UTAMA

Peraturan daerah tentang TJSP inidiharapkan tidak hanya berorientasi padaupaya menghimpun dana sosial sebanyakmungkin, tetapi juga harus dapat mem-berikan manfaat bagi masyarakat, berjalanberkelanjutan, dan sesuai dengan konseppemberdayaan masyarakat (communityempowerment).

7. Raperda tentang PengelolaanKualitas Air dan PengendalianPencemaran Air

Air merupakan komponen lingkunganpaling penting, karena dibutuhkan olehseluruh makhluk hidup. Semua proseskehidupan hampir tak dapat berjalantanpa ketersediaan air. Pada prosestertentu bahkan dibutuhkan air dengankualitas tertentu, yaitu air yang dikate-gorikan sebagai air bersih. Air merupakananugerah tuhan yang dapat menjadimalapetaka bila ketersediaan, baik kualitasmaupun kuantitasnya, tidak seimbang.

Kualitas air menjadi masalah palingkrusial bagi manusia. Ketersediaan airbersih harus mendapatkan perhatianserius, karena sumber daya air semakinberkurang. Bahkan sumber air baku sudahbanyak yang mengalami pencemaran.Secara kualitas, jenis air yang tercemar initak dapat lagi dikonsumsi, sedangkansecara kuantitas, ketersediaan air sudahtak lagi dapat memenuhi kebutuhan.

Dalam rangka melaksanakan pe-ngendalian pencemaran air, Pemerintahtelah mengundangkan beberapa pe-raturan, antara lain Undang-UndangNomor 23 Tahun 1997 tentang Ling-kungan Hidup yang telah diganti denganUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup; Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air; dan Peraturan PemerintahNomor 82 Tahun 2001 tentang Penge-lolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air. Tersebar pula beberapaPeraturan Menteri Lingkungan Hidupyang mengatur tentang kualitas air.

Berbagai upaya pengendalian pen-cemaran air juga telah dilakukan melaluipendekatan terhadap kelembagaan,hukum, teknis, dan program khusus.Pendekatan kelembagaan dilakukandengan membentuk Badan PengendalianDampak Lingkungan (Bapedal), BadanPengendalian Lingkungan Hidup Daerah(BPLHD), dan Dinas-dinas LingkunganHidup Daerah yang saat ini menjadi BadanPengendalian Dampak Lingkungan Da-erah (Bapedalda).

Berdasarkan Undang-Undang No-mor 7 Tahun 2004 tentang Sumber DayaAir, upaya konservasi sumberdaya airkhususnya terkait dengan pengelolaankualitas air dan pengendalian pencemaranair yang juga dimuat dalam PeraturanPemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air, bahwa upaya pengen-dalian pencemaran air dimaksudkansebagai upaya untuk mengendalikankualitas air masukan ke badan air pe-nampung yang dalam hal ini sungai,danau, dan waduk, serta air tanah akifer.

Provinsi Lampung sendiri telahmemiliki instrumen hukum yang dijadikanacuan baku mutu kualitas air, yaituPeraturan Gubernur Lampung Nomor 7Tahun 2010 tentang Baku Mutu AirLimbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan diProvinsi Lampung. Instrumen hukumberupa baku mutu air limbah dimaksudmenjadi pedoman bagi setiap pengujian

air limbah yang menjadi beban pen-cemaran bagi air baku di lingkungan.Baku mutu air limbah merupakan ukuranbatas atau kadar unsur pencemar dan/ataujumlah unsur pencemar yang ditenggangkeberadaannya dalam air limbah yangakan dibuang atau dilepas ke lingkungandari suatu usaha/kegiatan.

Peraturan daerah ini sesuai dengankewenangan/urusan yang dimiliki olehPemerintah Provinsi Lampung sertamerupakan standardisasi yang perludiatur mengenai pengelolaan kualitas airdan pengendalian pencemaran air. Da-lam peraturan ini perlu dicantumkansecara tegas kewajiban yang harusdipatuhi dan dilaksanakan oleh pe-nanggung jawab usaha/kegiatan sebagaiperwujudan peran serta masyarakat dalamikut memelihara kelestarian sumber-sumber air, sesuai dengan tanggungjawabnya. Upaya pencegahan pen-cemaran air dilakukan dengan membatasibeban pencemaran air limbah yangmasuk ke sumber air.

Keberadaan peraturan daerah ini bagiPemerintah Provinsi Lampung diharapkanakan menjadi payung hukum pengaturantentang pengelolaan kualitas air danpengendalian pencemaran air untuk men-jaga dan menjamin ketersediaan air bersihdi Provinsi Lampung.

8. Raperda tentang Rencana UmumKetenagalistrikan Daerah ProvinsiLampung

Ketersediaan listrik merupakan suatu halvital, karena energi listrik telah menjadikebutuhan dasar bagi masyarakat. Keter-sediaan listrik merupakan salah satuupaya negara untuk mewujudkan ke-sejahteraan masyarakat dalam segala

Page 9: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 9

LAPORAN UTAMA

bidang dan sejalan dengan ketentuandalam Pasal 33 ayat (2) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Listrik juga merupakan saranapendukung proses pembangunan baik dipusat maupun di daerah.

Kebutuhan listrik secara nasionaluntuk sepuluh tahun mendatang diper-kirakan tumbuh sebesar 6,6 persen pertahun. Konsumsi tenaga listrik pada tahun2013 mencapai 175 TWh. Secara na-sional dapat diproyeksikan bahwa bebanpuncak diperkirakan pada Tahun 2013adalah 38.000 MW. Dengan demikiankebutuhan tenaga listrik perlu diper-siapkan tambahan kapasitas pembangkitsebesar 23.443 MW sampai tahun 2013untuk memenuhi kebutuhan nasionalkapasitas pembangkit 54.528 MW.

Berlakunya Undang-Undang Nomor30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikanmengatur bahwa PLN tidak lagi menjadisatu-satunya penanggung jawab kete-nagalistrikan. Dengan demikian, sektorswasta berkesempatan untuk mengambilperanan dalam penyediaan energi listrik.Dalam konteks otonomi daerah, pemerintahdan pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya menetapkan izin usahapenyediaan tenaga listrik. Peran pemerintahdaerah dalam sektor ketenagalistrikanadalah ikut serta menyelenggarakaanpenyediaan tenaga listrik yang berkelanjutandengan menyusun Rencana Umum Ketena-galistrikan Daerah (RUKD).

RUKD akan menjadi arah dan strategipengembangan untuk kesinambunganupaya penyediaan tenaga listrik di daerahdengan mengintegrasikan potensi sumberenergi yang dapat dimanfaatkan, kebutuhantenaga listrik masyarakat, kebijakan daerah,dan fasilitas pendukung ketenagalistrikan,serta kualitas lingkungan hidup.

RUKD diperlukan untuk mewujudkanpengadaan tenaga listrik yang andal bagiinstalasi dan menciptakan kondisi amanbagi manusia dalam bentuk pencegahandini yang dilakukan melalui pembinaan,pengendalian, dan pengawasan secarateknis oleh Dinas yang menangani masalahpertambangan dan energi. RUKD tersebutsecara nasional diintegrasikan olehPemerintah Pusat untuk menyusun Ren-cana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN).

Peraturan daerah ini dibentuk ber-tujuan untuk memberikan arahan bahwadalam penyediaan tenaga listrik perludiselenggarakan secara efisien melaluikompetisi yang sehat dan transparan serta

ebih dari 8.000 umat kristianimenggelar doa bersama sedu-nia atau worlds prayer assem-bly (WPA), Kamis (17 Mei

2012) malam, di GOR Saburai. Merekamemanjatkan pujian dan doa bersamadalam acara yang serentak digelar diratusan kota di Indonesia itu. DiLampung, doa bersama dilangsungkandi 11 kabupaten dan kota, yaituBandarlampung, Metro, Tulangba-wang, Wayabung, Wayjepara, Kotabumi, Bandarjaya, Liwa-Lampung Barat,Pringsewu, Baradatu, dan Mesuji.

Di setiap kota yang menggelar doa, warga yang hadir mencapai ribuanorang. WPA dihadiri semua pendeta, keuskupan, dan tokoh-tokoh umat kristiani.Selain doa bersama, acara juga dimeriahkan dengan pesta kembang api.

Panitia Penyelenggara Hartarto Lojaya mengatakan doa bersama inimengharapkan keselamatan dari segala musibah dan bencana. “Banyak bencanayang terjadi di Indonesia. Semoga musibah dan bencana tidak lagi melenda wilayahIndonesia,” kata anggota DPRD Provinsi Lampung dari Partai Demokrat itu.

Selain itu, doa yang disampaikan adalah harapan agar bangsa Indonesiabisa keluar dari keterpurukan. Umat yang hadir berharap ada perbaikan disemua bidang kehidupan, ekonomi, politik, sosial, dan keamanan.

Hartato mengatakan masyarakat Lampung mengharapkan agar konflikhorizontal yang kerap melanda tanah Sai Bumi Rua Jurai bisa mereda. Selamaini kerap terjadi konflik antarsuku dan kelompok yang mengakibatkankerusakan dan hancurnya fasilitas umum. Konflik sangat mengganggu danmerugikan masyarakat. “Kami berharap konflik bisa mereda dan kehidupandi Lampung pun bisa damai,” ujarnya.

Sementara itu, pesan rohani dalam Doa Sedunia (World Prayer Assem-bly) disampaikan Pendeta Budi Cahyadi. Dalam doa itu sempat membuatpara peserta larut dalam isakan tangis. Pendeta Budi mengatakan Kota BandarLampung tidak cukup hanya dipikirkan, tapi harus juga ditangisi. “Kita harusmengerang bersama buat kota kita kepada Tuhan, tak ada selain itu,” kataBudi, dengan nada haru.

Budi yang juga sebagai gembala sidang GBI Malahayati menjelaskanbanyak orang yang tidak kenal, mau berdoa untuk Indonesia. Terutama melihatkejadian-kejadian yang menimpa bangsa Indonesia akhir-akhir ini. “Apalagikita, mari memohon bersama,” kata dia.

Menurut Hartarto, momentum WPA yang berskala international inimerupakan yang kedua kalinya dilaksanakan. Dan pada kesempatan ini pulaIndonesia dijadikan sebagai tuan rumah tempat penyelenggaraan. Tidakkurang 300 kota/kabupaten di Indonesia turut meramaikan acara ini.

“Segenap komponen organisasi Kristiani turut ambil bagian dalam kegiatanini melalui aras Gereja Nasional. Baik PGI, PGLII, PGPI, dan lembaga gerejalainnya,” katanya. Diharapkan transformasi atau perubahan ke arah lebihbaik bagi bangsa ini segera datang.

WPA, terang Hartarto, merupakan acara doa bersama yang dilakukanumat Kristiani di seluruh dunia sebagai bentuk kebersamaan membangunkesatuan dan persatuan di tengah bangsa. Kegiatan ini diadakan tanpa melihatlatar belakang perbedaan suku, bangsa dan bahasa. “Tujuannya satu, bersama-sama berdoa menyampaikan permohonan agar terjadi pembangunan rohanipemulihan ekonomi, kedamaian dan keamanan atas kota dan bangsa,”jelasnya. (tim)

Doa Bersama untukKesejahteraan Bangsa

L

Page 10: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif10

LAPORAN UTAMA

senantiasa memperhatikan kelestarianlingkungan, konservasi energi, dandiversifikasi energi sebagaimana diga-riskan dalam arah kebijakan energinasional, keselamatan umum, dan tataruang wilayah.

Hadirnya peraturan daerah ini diha-rapkan dapat menciptakan persainganusaha yang sehat di bidang ketena-galistrikan, karena semua pelaku usahaperlu diberi kesempatan yang sama untukikut serta dalam usaha ketenagalistrikan.

9. Raperda tentang PenyelenggaraanPerlindungan dan Pelayanan Kese-jahteraan Sosial Penyandang Cacat

Salah satu prinsip yang harus dijalankandalam penyelenggaraan negara hukumyaitu jaminan terhadap hak-hak asasimanusi (HAM). HAM sebagai hak dasaryang secara kodrati melekat pada dirimanusia, bersifat universal dan langgeng,

semestinya selalu dilindungi, dihormati,dan dipertahankan, terlebih bagi kelom-pok rentan khususnya penyandang cacat(disabilitas).

Hal inilah yang mendasari MajelisUmum Perserikatan Bangsa-Bangsa menge-luarkan Resolusi Nomor A/61/106mengenai Convention on the Rights ofPersons with Disabilities (Konvensi tentangHak-Hak Penyandang Cacat/Disabilitas)pada tanggal 13 Desember 2006. Resolusidi tingkat global tersebut memuat hak-hakpenyandang disabilitas dan menyatakanakan diambil langkah-langkah untukmenjamin pelaksanaan konvensi ini.

Seiring dengan penandatanganankonvensi tersebut, telah dibentuk Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentangPengesahan Convention On The RightsOf Persons With Disabilities (KonvensiMengenai Hak-Hak Penyandang Disa-bilitas/Cacat). Undang-undang tersebut

menjadi dasar hukum dalam perlin-dungan hak penyandang cacat (disabilitas)di seluruh lapisan pemerintahan.

Penyelenggaraan otonomi daerahberdasarkan Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerinahan Daerahikut menempatkan daerah sebagai ujungtombak perlindungan HAM masyarakat.Oleh karena itu, dalam konteks per-lindungan, penghormatan, pemajuan, danpemenuhan hak-hak penyandang cacat(disabilitas), Pemerintah Provinsi Lam-pung perlu membentuk berbagai produkhukum daerah yang mengatur pelin-dungan penyandang cacat (disabilitas),diawali dengan pembentukan payunghukum yang berbentuk peraturan daerah.

Sebagian hak sudah diupayakandan direalisasikan oleh pemerintah,seperti dibangunnya fasilitas berupagedung, pembangunan sekolah luarbiasa, transportasi khusus cacat (disa-

e depan, masyarakat danpengusaha tak bisa lagi se-enaknya memasang ba-liho, papan reklame hing-

ga pemasangan kabel operatorselular dan sebagainya di sepan-jang tepi jalan provinsi di Lam-pung. Badan Legislatif (Banleg)DPRD Lampung kini tengah meng-godok raperda tentang Ruang MilikJalan Provinsi Lampung yang isinyaantara lain agar semua pihak bisamemberikan input atau pemasukanpendapatan bagi Provinsi Lampung.

Ketua Banleg DPRD Lam-pung Faoruk Danial menjelaskanselama ini baliho, papan reklame,halte, hingga pemasangan kabeloperator selular itu dilakukantanpa permisi. Padahal yangdilewati itu adalah jalan provinsi.

“Diibaratkan bila rumah kitadigunakan orang, kenapa kita tidakbisa menikmati hasilnya, padahaldigunakan untuk kepentinganbisnis. Itu yang sedang kita bahas,tapi sifatnya masih draf, bukanretribusinya saja tetapi bagaimana

membuat perda untuk me-narik retribusi dengan me-lihat dari unsur kesela-matan, tata guna jalan, pe-ngendalian, dan pengaturan,itu intinya,” katanya.

Jangan sampai, ketikaada baliho atau semacam-nya roboh kemudian yangdisalahkan adalah peme-rintah provinsi karena yangmemiliki jalan, padahalpemilik baliho itu tidakpernah memberikan kon-tribusi sepersen pun kepadaprovinsi.

“Kalau ada hal seperti retribusi iniakan diatur lagi dalam kesepakatanantara pemprov dan pemkab, karenapada dasarnya kabupaten/kota yangmemanfaatkan aset provinsi sepertijalan nasional maupun jalan provinsiyang merupakan kewenangan gubernur.Jadi harus ada pembahasan khusus yangmemanfaatkan aset provinsi, intinyajangan sampai yang punya jalan ketibansial,” tambahnya.

Akan tetapi yang dibuat nanti,

tambah Farouk,bukan kalimat rer-tribusi. Bunyinyabisa saja bagi ha-sil atas peman-faatan jalan atauopsinya dendabila tidak sesuaidengan spesifikasiyang sudah diaturdalam perda ini.Untuk bentukpengawasannya,sebelum perdaditegakkan nanti

akan diatur provinsi titik manasaja yang bisa dipasangi balihodan sebagainya, dan ketikaditegakkan akan disupervisi olehbina marga dan perhubungan darisegi kekokohan dan rekayasa.

Masalah berapa besarannyaretribusinya nanti akan dirumus-kan dalam pergub yang disepakatigubernur dan walikota/bupati,yang penting diatur dulu pokok-pokoknya karena selama ini tidakada kontribusinya. (tim)

Pakai Jalan Provinsi, Kena Retribusi

K

Faoruk Danial

Page 11: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 11

LAPORAN UTAMA

bilitas), dan sebagainya meskipun masihminim dan kadang tidak terurus.

Implementasi penerapan sanksihukum dalam perlindungan bagi parapenyandang cacat (disabilitas) sangatlemah, antara lain kesempatan mem-peroleh pendidikan inklusif terbatas.Pelayanan rehabilitasi dan sosial ma-syarakat yang tidak merata. Potret keadaanpada tataran pemerintahan daerah puntidak berbeda. Oleh karena itu, jikaditingkat pusat telah diratifikasi konvensipenyandang cacat (disabilitas) ke dalamundang-undang, maka menghadirkannyadalam bentuk peraturan daerah yangdisesuaikan dengan kekhasan dan ke-mampuan daerah menjadi penting.Adanya hambatan keterbatasan dari parapenyandang cacat (disabilitas) harus dapatdiatasi oleh pemerintah daerah, masya-rakat, dan kaum disabilitas itu sendiridengan mengakomodasi prinsip kese-taraan, nondiskriminasi, HAM, dankesempatan yang sama.

Peraturan daerah ini sesuai dengankewenangan/urusan yang dimiliki olehPemerintah Provinsi Lampung sertamerupakan standardisasi yang perludiatur agar upaya penyelenggaraanperlindungan dan pelayanan kesejah-teraan sosial penyandang cacat olehPemerintah Provinsi Lampung dilakukanbukan hanya untuk menyelenggarakanperlindungan semata, melainkan lebihmenekankan kepada upaya memberikanpelayanan terhadap kesejahteraan parapenyandang cacat, sebagaimana apa yangseharusnya pemerintah daerah lakukanuntuk memberikan pelayanan kesejah-teraan bagi bukan para penyandang cacat.

10. Raperda tentang Pencegahan danPenanggulangan HIV/AIDS danInfeksi Menular Seksual (IMS).

Pemikiran terhadap diperlukannya pera-turan daerah ini adalah ketika bangsadihadapkan pada masalah yang terjadipada tahun 1987 silam, dengan pe-nemuan kasus pertama orang yangterinfeksi virus penurunan kekebalantubuh atau human immunedefiency virus(HIV) dan sekumpulan gejala penyakityang disebabkan oleh menurunnya sistemkekebalan tubuh manusia akibat infeksivirus HIV yang dikenal dengan aquiredimmune deficiency syndrome (AIDS) diDenpasar, Bali.

Sejak saat itu, Pemerintah bersama-sama dengan Lembaga Swadaya Masya-

rakat (LSM) yang peduli masalah ke-sehatan, telah berupaya melakukanberbagai kegiatan sebagai upaya untukmencegah dan menanggulangi HIV/AIDS.

Data menunjukkan bahwa penularanHIV/AIDS telah menyebar ke seluruh wilayahIndonesia, terdapat 33 provinsi dan sekitarlebih dari 300 kab/kota telah melaporkanadanya kasus HIV dan AIDS di daerah

mereka. HIV/AIDS merupakan penyakitmenular, dapat terjadi lewat hubunganseksual, transfusi darah, juga dapat menulardari ibu ke bayi pada saat kehamilan,kelahiran, dan/atau ketika menyusui.

Berdasarkan data yang dikeluarkanoleh Kementerian Kesehatan Republik In-donesia dalam Laporan Khusus HIV/AIDSTriwulan III Tahun 2011 bahwa sampai

PRD Lampung meminta pemprov menyiapkan sistem pengawasanberlapis di jembatan timbang. Menurut Ketua DPRD LampungMarwan Cik Asan, pengawasan berlapis diperlukan terkait

penggunaan jembatan timbang sebagai alat pembatasan pengangkutanbatubara melalui jalan raya.

“Harus diakui, jembatan timbang selama ini dikenal sebagai tempatajang pungli (pungutan liar). Padahal, cara-cara itu tidak boleh terjadi,”ujarnya. Karena itu, DPRD akan melakukan evaluasi terkait efektivitaspenggunaan jembatan timbang, yang akan dilakukan oleh Komisi IV.

“Kami juga menerima laporan dari masyarakat. Masyarakat silakansampaikan kepada kami apabila menemukan adanya praktik pungli dijembatan timbang,” jelasnya. Meskipun demikian, DPRD mengapresiasitindakan pemprov yang telah menerbitkan aturan pembatasanpengangkutan batubara di jalan raya, yang diharapkan dapat mengurangikerusakan jalan akibat beban yang melebihi kapasitas. “Sekarang kamitinggal melihat bagaimana efektivitas aturan tersebut dijalankan. Kalauada persoalan, kami tentu akan evaluasi,” kata Marwan.

Gubernur Lampung telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkaitpembatasan pengangkutan batubara yang menggunakan jalan raya. Muatanbatubara dibatasi maksimal 20 ton. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub)Lampung Ishak mengutarakan jumlah pembatasan tersebut menyesuaikanmuatan sumbu terberat (MST) jalan provinsi, sehingga muatan truk akansesuai dengan kekuatan beban jalan.

Pemprov akan menggunakan jembatan timbang di Blam-banganumpu, Waykanan dan Pematangpanggang, Tulangbawang sebagaitempat pemeriksaan. Muatan truk yang berlebih akan diturunkan dandiberi surat tilang.

Pemprov pun berencana mengalihkan pengangkutan batubara melaluikereta api. Pemprov juga akan membangun stockfield di Sebalang,Lampung Selatan, dan pelabuhan pengangkut batubara. Pemprov punakan menyambungkan rel ke Pelabuhan Panjang.

DPRD, menurut Marwan, siap membantu mengalokasikan anggarandalam pembahasan APBD untuk pembangunan rel kereta api gunapengangkutan batubara. DPRD akan menunggu pengajuan eksekutif.“Kalau memang anggaran besar, mungkin pada APBD 2013. Kami akanlihat urgensinya. Kalau memang dianggap mendesak, mungkin saja padaAPBD perubahan 2012 bisa dimasukkan,” tandas Marwan. (tim)

Pengawasan JembatanTimbang Harus Dilapis

D

Page 12: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif12

LAPORAN UTAMA

dengan akhir tahun 2011 terdapat 15.589kasus HIV dan 1.805 kasus AIDS. Darijumlah tersebut, kasus HIV di ProvinsiLampung sejumlah 186 kasus dan AIDS144 kasus. Jumlah tersebut merupakankasus yang dilaporkan penderitanya,sementara jumlah riil pengidap belumdapat diketahui secara pasti.

Untuk mengantisipasi semakinmeluasnya penyakit HIV/AIDS di ProvinsiLampung perlu dilakukan upaya-upayadalam rangka pencegahan dan penang-gulangan, antara melalui regulasi dalamperaturan daerah. Perda ini mengatur agarupaya pencegahan dan penanggulanganHIV/(AIDS) dan IMS di Lampung dilakukandengan lebih terarah dan sistematis.

11. Raperda tentang PenarikanPenyertaan Modal PemerintahDaerah pada PT Kawasan IndustriLampung dan Penyertaan ModalPemerintah daerah ke dalamPT Lampung Jasa UtamaBadan Usaha Milik Daerah (BUMD)

sebagai sumber pendapatan daerahsecara legal formal diakui dalam peraturanperundang-undangan. Namun hal itu jugabermakna bahwa jika BUMD tidak mem-peroleh laba, Pemerintah Daerah jugatidak akan memperoleh pendapatan aslidaerah (PAD) dari BUMD tersebut. Jadi,besaran PAD yang diperoleh tergantungpada besaran laba yang diperoleh BUMD.

Tujuan pembentukan BUMD salahsatunya adalah untuk meningkatkanpelayanan publik oleh pemerintah daerahdengan menggunakan pendekatan bisnis.Penyertaan modal pemerintah daerahpada BUMD ditetapkan dengan peraturandaerah. Dalam hal pemerintah daerahakan menambah jumlah penyertaanmodal melebihi jumlah yang telah

ditetapkan dalam perda, pemda perlumelakukan perubahan perda tentangpenyertaan modal tersebut.

Pemerintah Provinsi Lampung telahmendirikan dan melakukan penyertaanmodal daerah ke dalam perusahaan milikdaerah berdasarkan Peraturan DaerahPropinsi Daerah Tingkat I LampungNomor 4 Tahun 1996 tentang PenyertaanModal Pemerintah Daerah PropinsiDaerah Tingkat I Lampung kepada PTKawasan Industri Lampung.

Dalam perkembangannya secaraekonomis, PT Kawasan Industri Lampungbelum memberikan kontribusi pema-sukan yang signifikan kepada daerahmelalui usaha-usaha yang dijalankannya.Untuk itu perlu dilakukan evaluasikembali terhadap penyertaan modalpemerintah daerah tersebut.

Bahwa dalam rangka memperkuatketerlibatan pemerintah daerah dalampelaksanaan usaha jasa konstruksi dankonsultansi oleh BUMD PT Lampung JasaUtama, perlu dilakukan penyertaan modalsecara langsung dengan cara pengam-bilalihan seluruh saham dan menarikkembali penyertaan modal PemerintahProvinsi Lampung yang terdapat pada PTKawasan Industri Lampung, denganmembentuk Peraturan Daerah tentangPenarikan Penyertaan Modal PemerintahDaerah pada PT Kawasan Industri Lam-pung dan Penyertaan Modal PemerintahDaerah ke dalam PT Lampung Jasa Utama.

PT Lampung Jasa Utama adalahBUMD yang dibentuk berdasarkan Pera-turan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2Tahun 2009, sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Daerah Provinsi Lam-pung Nomor 2 Tahun 2010 tentangPerubahan Atas Peraturan Daerah ProvinsiLampung Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Pembentukan PT Lampung Jasa Utama.PT Lampung Jasa Utama didirikan

berdasarkan akta pendirian perusahaanNomor 1 Tahun 2010 yang dibuat dinotaris Siti Agustina Sari, S.H., denganmodal disetor sebagai saham pemerintahdaerah sebesar Rp3.000.000.000 (tigamiliar rupiah) dan bertambah menjadiRp10.000.000.000 (sepuluh miliar ru-piah). Pembentukan Peraturan Daerah iniakan menjadi panduan hukum dalammengelola potensi perusahaan daerah,dan peningkatan hasil, serta kinerjanya.

12. Raperda tentang Ruang Milik JalanProvinsi Lampung

Penyelenggaraan lalu lintas danangkutan jalan mempunyai peran strategisdalam mendukung pembangunan. Se-bagai bagian dari sistem transportasinasional maka potensi dan peranannyadikembangkan untuk mewujudkan ke-amanan, persatuan dan kesatuan, ke-sejahteraan masyarakat, dan ketertibanberlalu lintas. Lalu lintas dan angkutanjalan juga memiliki karakteristik, olehkarena itu penyelenggaraannya ditujukanuntuk mewujudkan kondisi jalan yangdapat menjamin keselamatan, keamanan,ketertiban, keteraturan, kenyamanan, dankelancaran bagi penggunanya.

Jaringan jalan milik Provinsi Lam-pung juga mempunyai peranan yang sa-ngat penting dalam mendukung pem-bangunan, maka potensi dan peranannyaperlu diimbangi dengan pembinaan danpemeliharaan jalan secara optimal denganmelibatkan peran aktif pemangku ke-pentingan. Karena itu, masyarakat yangmemanfaatkan ruang milik jalan ProvinsiLampung diwajibkan memperoleh izinterlebih dahulu dari pembina jalan.

Penegasan tentang hak dan ke-

Page 13: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 13

LAPORAN UTAMA

PRD ProvinsiLampung beru-saha mengalih-

kan aset Provinsi Lam-pung di PT KawasanIndustri Lampung (Kail),melalui pengajuan Ra-perda tentang PenarikanPenyertaan Modal SahamPemerintah Daerah padaPT Kawasan IndustriLampung dan PenyertaanModal Pemerintah Da-erah ke dalam ModalSaham PT Lampung JasaUtama.

Hal tersebut diusul-kan lantaran selama 16tahun beroperasi, tidak adasatu rupiah pun didapatPemprov Lampung dari PT Kail. Ketua Badan Legislasi (Banleg) Farouk Danialmenjelaskan aset yang dimiliki Pemprov di PT Kail berupa tanah seluas 300hektar. Tanah tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha PT Kail.

“Penyertaan modal saham dalam bentuk tanah dikonversi menjadisaham yang dinilai hanya 4 persen. Faktanya, dari tahun 1996 dalamPerda No. 4/1996 sampai hari ini tanah tersebut malah seperti kuburandan tak satu rupiah pun kita dapatkan hasilnya. Ini kan mubazir,” jelasnya.

Padahal, tambah politisi Partai Gerindra ini, pemegang sahamterbesar PT Kail adalah PT Bumi Waras (BW). Menurutnya, jangankanBW mau menyuruh orang lain masuk ke Kail, yang punya sendiri sajabelum mau direlokasi sampai dengan hari ini.

“Harusnya BW kan bisa memberi contoh, begini lo kalau mau buatKail itu. Seperti kita lihat di Tangerang, kawasan industrinya efektif.Jadi, sangat disayangkan di sini tak bisa jalan,” tambahnya. Jika tak segeradibenahi dari sekarang, dikhawatirkan diteruskan imbasnya terjadi pada15 tahun ke depan.

“Ketika Jembatan Selan Sunda (JSS) dan jalan tol dari Medan teruske Jakarta sudah jadi dan beroperasi, kita tidak bisa siapkan infrastrukturnyadengan baik dan hal buruk akan terjadi,” katanya. Dia mencontohkankejadian di Suramadu (Surabaya Madura).

“Jembatan itu dibangun maksudnya agar overload Surabaya bisadirelokasi ke Madura. Tapi karena tidak siap, orang Madura malah pindahke Surabaya. Jadi, Madura semakin miskin. Karena miskinnya itu sampaimur-mur jembatan dicuri. Bukan mustahil kalau tidak disiapkan jauhhari, JSS bisa dimaling murnya juga,” jelasnya.

DPRD pun berencana berkunjung ke PT Kail untuk untukmenindaklanjuti rencana tersebut. Bila sudah ditarik nanti, lahan seluas300 hektar itu akan diserahkan ke PT Lampung Jasa Utama (LJU) untukdikelola. Harapannya LJU bisa memberikan pemasukan pendapatan untukPemprov Lampung. (tim)

Saham Pemprov di KailBakal Dialihkan

D

wajiban pemerintah serta masyarakatmenunjukkan bahwa wewenang pe-merintah dalam penyelenggaraan jalandapat dilimpahkan dan/atau diserahkankepada pemerintah daerah melaluiotonomi daerah atau diserahkan kepadabadan usaha atau perorangan. Pelim-pahan dan/atau penyerahan wewenangpenyelenggaraan jalan kepada peme-rintah daerah tersebut tidak melepastanggung jawab pemerintah atas pe-nyelenggaraan jalan.

Ruang milik jalan (right of way)adalah sejalur tanah tertentu di luar ruangmanfaat jalan yang masih menjadi bagiandari ruang milik jalan yang dibatasi olehtanda batas yang dimaksudkan untukmemenuhi persyaratan keluasan ke-amanan penggunaan jalan, antara lainuntuk keperluan pelebaran ruang manfaatjalan pada masa yang akan datang.

Keberadaan ruang milik jalan Pro-vinsi Lampung yang juga mempunyaiaspek ekonomi, tidak boleh digunakansebagai lahan parkir ataupun digunakanuntuk mendirikan bangunan, karena haltersebut akan menggangu keamananpengguna jalan dan rencana tata ruangwilayah di bidang pengembangan sistemtransportasi jalan.

Perda Provinsi Lampung Nomor 3Tahun 2009 tentang Urusan Peme-rintahan Daerah Provinsi Lampungmenyebutkan bahwa perumusan ke-bijakan penyelenggaraan jalan provinsimerupakan urusan wajib PemerintahProvinsi Lampung. Untuk itu perlu dila-kukan langkah-langkah yang kompre-hensif dan terpadu dalam rangka pelak-sanaan pengawasan dan pengendalian-nya, salah satunya dengan mengharuskansetiap pemangku kepentingan jalan wajibterlebih dahulu mendapatkan izin se-belum pemanfaatan ruang milik jalan(rumija) Pemerintah Provinsi Lampung.

Pengaturan tentang pemanfaatanrumija dimaksudkan untuk melindungikeselamatan pengendara dan pemakaijalan akibat pemanfaatan rumija untuksesuatu kepentingan, dengan mengu-tamakan asas kepentingan umum dankesadaran hukum dalam pemanfaatan-nya. Pengaturan pemanfaatan rumijabertujuan mewujudkan ketertiban, ke-nyamanan berkendara, serta menjagakondisi jalan dari kerusakan yang dise-babkan oleh pemanfaatan yang tidaksesuai dengan kebutuhan yang diper-kenankan.

Page 14: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif14

LAPORAN UTAMA

ni aneh, tapi pemerintah daerahjuga terlihat adem ayem saja, takada upaya meminta tambahankuota bensin dan solar. Se-

harusnya pemprov proaktif,” kata KetuaKomisi II DPRD Lampung AchmadJunaidi Auly.

Berdasarkan data dari Pertamina,kuota premium untuk Lampung tahunini 648.995 kiloliter dan solar 465.157kiloliter. Jumlah tersebut lebih kecildibandingkan dengan kuota tahun2011, yaitu premium sebanyak 695.485kiloliter dan solar 492.659 kiloliteruntuk solar.

Tahun lalu dengan alokasi sejum-lah itu, dirasa masih kurang untuk

Dewan Minta PemprovProaktif

Kuota BBM Lampung Turun

DPRD Provinsi Lampung mempertanyakan kuota BBMbersubsidi tahun 2012 untuk Lampung pada tahun 2012 ini

lebih sedikit dari tahun lalu. Dengan posisi geografis yang jadipintu gerbang Pulau Sumatera, seharusnya Lampungmendapat alokasi pasokan bahan bakar lebih banyak.

kebutuhan daerah. “Mestinya jatahuntuk Lampung naik karena merupakandaerah perlintasan. Hampir semuakendaraan dari Sumatera dan Jawamengisi bahan bakar di Lampung,”terangnya.

Junaidi pun setuju dengan rencanaMenteri Badan Usaha Milik Negara(BUMN) Dahlan Iskan yang akanmenyetop premium di SPBU kawasanelite. Akan tetapi, kebijakan itutampaknya sulit jika diterapkan diLampung. Sebab kawasan elit manapun di kota ini selalu dipagari peru-mahan penduduk biasa.

“Kalau mau mengawasi pendis-tribusian BBM subsidi agar tidak

digunakan orang mampu, bisa sajadengan membatasi pembelian olehpengecer. Petugas SPBU juga harusberani dan tegas menolak kendaraanmewah atau orang yang bolak-balikmembeli BBM bersubsidi,” katanya.

Sebelumnya, Pertamina meng-klaim distribusi BBM sampai denganApril ini sudah mengalami overkuotahingga 18 persen. Jika terus begini,Pertamina khawatir BBM subsidi hanyacukup sampai dengan bulan Oktober.“Kalau habis di bulan Oktober 2012,sisanya lalu bagaimana?” kata Junaidi.

Menurut dia, Pemprov wajibproaktif mendesak penambahan. DPRDtak dapat berbuat karena tugas dewanhanya mengawasi, merekomendasi danmengusulkan, tapi tidak menetapkankebijakan. “Pemerintahlah yang berwe-nang untuk mengambil sikap,” katanya.

Menurut Anggota Komisi II DPRDLampung Dony Irawan, PemerintahProvinsi Lampung harus proaktifmenindaklanjuti pengajuan penam-bahan kuota BBM bersubsidi kepadapemerintah pusat. “Kalau hanyamenunggu saja maka penambahan kuotaitu justru akan diambil provinsi lain,”kata Dony Irawan. Sebab, pemerintahpusat memang membuka peluangadanya penambahan kuota BBM untuktidap daerah dalam APBN Perubahan

I“

PROSES PEMBAHASANKetua Badan Legislasi juga men-

jelaskan proses pembahasan ke-12rancangan peraturan daerah tersebut.Sebelum semua draf raperda diusulkan,Badan Legislasi telah mengadakan rapatinternal membicarakan segala sesuatuyang berhubungan dengan judul pera-turan daerah, materi yang akan diatur, sertaketerkaitannya dengan peraturan perun-dang-undangan lainnya untuk dilakukanpengkajian dan penyelarasan dan selan-jutnya dituangkan dalam sebuah naskahakademik, sebagaimana diamanatkanPasal 33 Undang-Undang Nomor 12Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan.

Ke-12 raperda yang telah diusulkanoleh Komisi-Komisi dan Badan Legislasitersebut, telah dilakukan pengkajian,

sinkronisasi, dan harmonisasi, sebagaibahan bagi pihak akademisi untuk mem-bantu menyempurnakan dan menuang-kannya masing-masing ke dalam naskahakademik dan draft rancangan peraturandaerah.

melakukan pembahasan dengan TimAhli/Kelompok Pakar Badan Legislasi.Kemudian pada 13 Februari 2012 me-nyampaikan hasil kajian kepada PimpinanDPRD Provinsi Lampung.

Hasil kajian tersebut selanjutnyadidistribusikan kepada seluruh anggotaDPRD, lalu dilaksanakan Paripurna DPRDdalam rangka pengambilan keputusanterhadap 12 raperda usul inisiatif tersebut.Kemudian pada 1 Mei 2012 digelar RapatParipurna DPRD dengan agenda utamapenjelasan Pimpinan Badan LegislasiDPRD Provinsi Lampung tentang penyam-paian 12 Raperda.

Selanjutnya pada 3 Mei 2012 dilak-sanakan lagi rapat paripurna denganagenda pendapat Gubernur terhadap ke-12 Raperda Usul Inisiatif DPRD dandilanjutkan dengan pendapat Fraksi-Fraksi

Dari beberapa penjelasantersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa 12 raperdayang diusulkan ini merupakanimplementasi terhadap urusanwajib dan urusan pilihan yang

menjadi kewenanganPemerintah Provinsi Lampung

Pada tanggal pertengahan Januari2012 sampai dengan 12 Februari 2012Badan Legislasi DPRD Provinsi Lampung

Page 15: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 15

LAPORAN UTAMA

2012 meski belum diketahui berapajumlahnya.

“Ini kesempatan dan pemprovharus aktif mengejar peluang itu. Pal-ing tidak kita bersyukur akhirnyapemprov akan mengajukan penam-bahan kuota juga, tapi yang disesalkankenapa ketika sudah ribut masalahBBM, baru bertindak. Masalah dika-bulkan tidak dikabulkan itu urusanbelakangan, yang penting kita sudahusaha,” katanya

Khusus untuk premium, pemprovakan mengajukan lebih besar 12 persendari kuota tahun 2011 yakni 85.618kiloliter (kl). Angka tersebut, menurutDony masih kurang untuk mencukupi

kebutuhan pre-mium sampai de-ngan akhir tahun2012. “Masalahcukup tidak cu-kup, pasti tidakcukup, tetapi pal-ing tidak denganangka itu dapatmenekan keku-rangan BBM yangselama ini terja-di,” tambahnya.

Menurut ang-gota HimpunanWiraswasta Na-

sional Minyak dan Gas (Hiswanami-gas) Lampung ini, kebutuhan premiumsemakin hari terus meningkat. Hal inidipengaruhi berbagai factor, diantaranyapeningkatan jumlah kendaraan serta faktor ekonomi, yakni penggunaan pre-mium untuk sektor pertanian, peri-kanan, dan angkutan kota.

Pengajuan penambahan kuota olehpemprov memang sudah seharusnya,meski angka yang diajukan pemprovmemang masih kurang dan harusdisesuaikan dengan kebutuhan nyata dilapangan. Makanya DPRD saat inimasih menunggu PT Pertamina untukmemberikan rincian realisasi baik keStasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

(SPBU) SPBU, hingga masalah kuota.“Pertamina harus transparan

dalam hal ini, jangan sampai adakecurigaan dari SPBU yang merasapembagian kuota tidak sesuai,” tam-bahnya. Kekosongan yang terjadi dibeberapa SPBU belakangan ini dapatmenimbulkan pergolakan ekonomi diLampung, karena bisa menghambatkinerja sejumlah sektor. Makanya Donykembali menekankan agar bukan hanyapemprov tapi PT Pertamina juga harusserius menindaklanjuti pengajuanpenambahan kuota tersebut.

Sementara Kepala Dinas Pertam-bangan dan Energi (Distamben) ProvinsiLampung Prihartono mengatakanpengajuan penambahan kuota BBMpremium sudah dilakukan sejak tahunlalu tapi BPH Migas menolak. Tahunini, BPH Migas menyatakan akanmemberikan penambahan kuota BBMsubsidi bagi daerah di luar Jawa danBali, maka kesempatan ini tentu tidakmau disia-siakan.

“Kami meminta penambahankuota 12 persen dari realisasi tahun lalu,karena kuota tahun ini kurang 9 persendari kuota tahun 2011, dan penam-bahan kuota ini juga disesuaikandengan tren peningkatan kendaraan yangada,” terangnya.

(tim)

dalam rapat paripurna pada 7 Mei 2012.Dari beberapa penjelasan tersebut

di atas, dapat disimpulkan bahwa 12raperda yang diusulkan ini merupakanimplementasi terhadap urusan wajib danurusan pilihan yang menjadi kewenanganPemerintah Provinsi Lampung, sebagai-mana ditentukan dalam PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan PemerintahanAntara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota dan Peraturan DaerahProvinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009tentang Urusan Pemerintahan DaerahProvinsi Lampung.

Untuk itu, Badan Legislatif ber-pendapat ke-12 raperda tersebut hen-daknta dapat dibahas dan diproses lebihlanjut sesuai dengan prosedur dan

mekanisme sehingga menjadiperaturan daerah. Pembahasanlebih lanjut hendaknya dila-kukan secara mendalam dankomprehensif, utamanya yangberhubungan dengan pelak-sanaan urusan antarpemerin-tahan di daerah, dengan me-minta saran/masukan baik ter-hadap substansi yang akandiatur kepada SKPD, baik ling-kup Pemerintah Provinsi Lam-pung maupun SKPD lingkupPemerintah Kabupaten Kota,instansi vertikal terkait, atauPemerintah Provinsi lain yangtelah atau akan membentukperda yang sama serta pemang-ku kepentingan lainnya.

(tim)

Page 16: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif16

SOSOK

eski beda partai, fokus perjuangan Riswansyahdan Mega relatif sama, yaitu untuk kemajuanmasyarakat Lampung. “Partai beda tak masalah,yang terpenting nilai-nilai yang diperjuangkan

sama. Ibarat naik kendaraan, merek beda itu biasa, yang pentingarah dan tujuan yang ingin dicapai sama. Kemudian yangterpenting adalah tetap menjaga amanah,” kata H. RiswansyahDjahri, yang lahir dua tahun lebih dulu dari Mega Putri.

Bila bicara soal politik, kredibilitas Riswansyah tidakdiragukan lagi. Sejak tahun 1966 sudah terjun ke dunia politik,melalui organisasi kepemudaan. Kiprahnya di politik dimulaidi Partai Golkar, lebih dulu dibandingkan sang adik H. MegaPutri Tarmizi. Namun, dalam perjalanannya dia mengun-durkan diri dari partai berlambang pohon beringin itu.

Sebelum bergabung ke Partai Hanura, bapak kelahiran18 Agustus 1950 ini pernah mencalonkan diri sebagaianggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). “Namun, saatitu perolehan suara saya tidak mencukupi,” katanya.

Riswansyah mengaku tertarik bergabung dengan PartaiHanura ini karena sosok figur Wiranto, sang ketua umum. Lewatpartai ini, Riswansyah pun mencalonkan diri sebagai anggotaDPRD Provinsi Lampung tahun 2009 dari daerah pemilihan(Dapil) Lampung VI (Lampung Utara dan Waykanan).

“Alhamdulillah, saya dipercaya memegang amanahini. Mudah-mudahan sampai jabatan berakhir tahun 2014bisa menyalurkan aspirasi rakyat sesuai dengan hatinuraninya,” kata ayah dari 7 orang anak ini.

Di DPRD Provinsi Lampung Riswansyah harus dudukberlainan partai dengan adik kandungnya, yaitu Mega PutriTarmisi. “Kita berjalan dengan tujuan partai masing-masing.Bahkan saat ini, di DPRD Lampung, kami tidak hanya berdua,tapi ada juga kemenakan kami, yaitu Dendy dari PartaiDemokrat,” tambah Riswan.

Suami H. Paulina ini mengaku sudah berkomitmenuntuk menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing. “Apalagi kami juga beda Komisi di dewan. Saya diKomisi II, Mega di Komisi III, dan Dendy di Komisi IV. Jadijarang bersinggungan,” katannya.

Walaupun ada perbedaan pendapat dalam rapat

paripurna, misalnya, mereka tetap saling menghormati. “Sayasebagai kakak menghormati Mega sebagai adik, dan Dendysebagai kemenakan. Semua permasalahan kantor tidak adayang dibawa ke rumah, berjalan dengan tupoksinya masing-masing,” katanya.

Yang terpenting, katanya, adalah bagaimana menja-lankan tugas sesuai dengan amanah yang dipegang olehmasing-masing. “Bagaimana kita menyalurkan aspirasikonstituen yang telah memberi kepercayaan kepada kamiuntuk dapat duduk di Dewan,” tegas Riswan.

Sejak lima tahun lalu Riswansyah meninggalkan duniausaha, karena dia ingin lebih fokus bekerja sebagai anggotaDPRD Provinsi Lampung periode 2009—2014 danmengabdikan diri kepada masyarakat. Terbersit keinginan-nya untuk mencalonkan diri kembali jika masa jabatannyaberakhir dua tahun mendatang.

“Namun, prinsip saya hidup ini mengalir bagaikan air.Lihat saja nanti bagaimana jalannya. Jangan terlalu ngoyo,saat ini saja masa jabatannya masih belum berakkhir,” ujardia. Saat ini dia masih fokus pada program-program yangpromasyarakat, tidak hanya masyarakat konstituennya, tapiseluruh masyarakat Lampung.

“Minimal akan terus memonitor apakah program pem-bangunan di wilayah pemilihan saya bisa masuk dalamanggaran yang ada, seperti perbaikan jalan. Ini akan sayapantau terus hingga masuk dalam anggaran,” katanya.

Menurut Riswansyah, sepertinya aspirasi masyarakat dariDapil tempatnya mencalonkan lebih diuntungkan. “Ini karenaKetua Dewan saat ini masih satu Dapil dengan saya sehinggaaspirasi masyarakat lebih maksimal diperhatikan. Kami jugamonitor terus konstituen di daerah dengan melakukankunjungan pada saat reses,” kata Riswan.

Hal itu sesuai dengan misi yang dijalankannya, yaitutersalurnya aspirasi rakyat sesuai dengan hati nurani melaluilembaga perwakilan. Masyarakat harus benar-benar merasakanhasil-hasil perjuangan wakilnya di DPRD serta merasakankepentingannya dibela dan diperjuangkan, ujarnya.

Menjadikan Lampung sebagai provinsi yang kese-jahteraannya sejajar dengan provinsi lain di Sumatera

Partai Boleh Beda,Amanah Tetap DijagaDi DPRD Provinsi Lampung ternyata ada dua pasangkakak-adik yang duduk menjadi wakil rakyat. Merekaberasal dari partai yang berbeda-beda. SelainAbdullah Fadri Auli (PAN) yang kakak beradik denganAhmad Junaidi Auly (PKS), ternyata RiswansyahDjahri (Partai Hanura) juga kakak beradik denganMega Putri Tarmizi (Partai Golkar).

M

Riswansjah Djahri

Page 17: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 17

SOSOK

isa berbuat lebih banyak untuk kepentingan masyarakatLampung. Itulah tujuan paling utama dalam menjalan-kan amanah sebagai anggota DPRD Provinsi Lam-pung. Begitu diungkapkan politisi asal Partai Golkar, H.

Mega Putri Tarmizi, S.E., M.M.“Apalagi saat ini saya masuk dalamBadan Anggaran DPRD Lampung, berarti harus bisa berbuatlebih banyak lagi untuk masyarakat Lampung,” katanya. Bagiibu tiga anak dan nenek lima cucu ini, memperjuangkan aspirasidan mimpi rakyat sudah merupakan takdirnya.

Itu sebabnya, “Saya tak akan pernah lelah dan berhentiberjuang mengemban amanah rakyat,” tegas Mega Putri.Namun, wanita kelahiran Menggala ini mengganggapsemua sebagai anugerah yang harus disyukuri. Apalagi sangkakak, yaitu Riswansyah Djahri, juga sama-sama berjuangdi DPRD Lampung.

Meskipun kadangkala dalam pekerjaan di Dewan adaperbedaan, istri H. Tarmizi Sabki ini mengaku sangat kompakdalam keluarga. Apapun permasalahan yang ada di Dewantidak pernah terbawa dalam keluarga. “Kami sebagai kakakberadik saling menghormati dan saling mendukung,” katanya.

Menurut Mega, tidak ada di antara mereka yang salingintervensi. “Kami berada di Dewan dari partai yang berbedadan punya tujuan masing-masing. Sebagai anggota partai,kami diatur oleh peraturan partai masing-masing. Jadi tidakada intervensi walaupun kami kakak beradik,” tegasnya.

Mega mengaku sangat bersyukur atas karunia AllahSWT, dalam menjalakan tugas sebagai wakil rakyat sangatdidukung oleh keluarga besar, mulai dari suami, anak,menantu, dan cucu. “Alhamdulillah keluarga kami semuamendukung. Bagaimana kita bisa menjalankan tugas danmengemban amanah kalau keluarga kita tidak bagus dantidak mendukung. Kita baguskan dulu keluarga kita, barubisa berbuat untuk orang lain,” tegas Mega.

Sebagai kader Partai Golkar, Mega Putri tahu persis perlunyamembangun kedekatan dengan seluruh konstituennya. Itusebabnya, selama menjadi anggota DPRD Lampung lima tahun

Harus LebihBanyak Berbuat

belakangan, ia lebih sering berada di wilayah Lamtim dan Metro.“Saya merasa sudah sejiwa dan senafas dengan seluruhmasyarakat Lamtim dan Kota Metro, karena itu saya selalu turunke sana untuk bertemu masyarakat,” tuturnya.

Sebagai politisi, Mega merasa mempunyai tanggungjawab untuk membangun dan meningkatkan kesadaranpolitik masyarakat, dan hal itulah yang secara rutindilakukannya. Untuk Pemilu tahun 2014, apakah diakembali mencalonkan diri di legislative?

Mega mengaku mengalir saja, semuanya tergantungdengan partai yang akan mengusung. “Kalau masih dipercayapartai untuk mengemban amanah, saya siap untukmenjalankannya,” ujar Mega. Wanita yang familiar inimemang sudah tidak diragukan lagi kiprahnya di dunia politik.

Sejak tahun 1980-an sudah terjun ke dunia politik.Awalnya, kata Mega, pada tahun 1981 ketika berdiriorganisasi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi)Lampung. Saat itu dia menjabat sebagai sekretaris. “Saat ituseluruh organisasi profesi suaranya masuk ke Partai Golkar.Jadi, kami juga ke Golkar,” katanya.

Keaktifannya di organisasi dan selalu mengikuti berbagaikegiatan yang dilaksanakan Partai Golkar, akhirnya ibu yangjuga pernah menjadi anggota MPR RI ini dipercaya untukmenjadi pengurus partai berlambang pohon beringin itu.

Pertama kali masuk partai menjabat sebagai anggotabiro perempuan, seringing perjalanan waktu dan aktifnyadalam kegiatan partai, Mega yang juga Sekretaris Komisi IIIDPRD Lampung ini dipercaya menjabat sebagia wakilbendahara Partai Golkar pada tahun 1992-1998.

Sebagai kader partai, karier Mega di Golkar semakinbersinar, sejak tahun 1999-2010 dipercaya untuk men-duduki jabatan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Iajuga dipercaya sebagai Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRDLampung 2004–2014 selama dua periode. Selain itu, Megajuga menjabat sebagai anggota Badan Anggaran DPRDLampung selama dua periode. (tim)

Mega Putri Tarmizi

merupakan salah satu tujuan pria yang berpenampilan lowprofile ini. Ditemui di rumahnya di Jl. H.O.S. Cokroaminoto,Bandarlampung, Riswansyah mengungkapkan bersama-sama semua teman di Dewan akan mengembangkanotonomi daerah agar lebih memacu pembangunan.

“Selain itu, menenggakkan hak dan kewajiban asasi

manusia dan supremasi hukum yang berkeadilan secarakonsisten, sehingga dapat menghasilkan kepastian dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. Paling tidak,tambah Riswan, tercapainya pemerintahan yang berpihakkepada masyarakat sehingga masyarakat merasakanpeningkatan dan kemajuan. (tim)

B

RALAT:Pada Mimbar Legislatif edisi Maret 2012 halaman 7 kolom 3;- Tertulis Ketua Pansus Pajak Daerah DPRD Lampung Imer Darius...- Seharusnya Ketua Pansus Pajak Daerah DPRD Lampung

Mega Putri Tarmizi...

Page 18: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif18

LAPORAN UTAMA

ada saat ini, peraturandaerah mempunyai ke-dudukan yang sangat stra-tegis karena diberikan

landasan konstitusional yang jelassebagaimana diatur dalam Pasal 18ayat (6) Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun1945. Peraturan Daerah mempu-nyai berbagai fungsi, antara lain:sebagai instrumen kebijakanuntuk melaksanakan otonomidaerah dan tugas pembantuansebagaimana diamanatkan dalamUndang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945dan undang-undang tentang pe-merintahan daerah;

Kedua, merupakan pelaksa-naan dari peraturan perundang-undangan. Dalam fungsi ini,peraturan daerah tunduk padaketentuan hirarki peraturan perun-dang-undangan, dengan demikianperaturan daerah tidak bolehbertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang lebihtinggi.

Ketiga, sebagai penampungkekhususan dan keragaman daerahserta penyalur aspirasi masyakaratdi daerah, namun dalam penga-turannya tetap dalam koridorNegara Kesatuan Republik Indo-nesia; dan keempat sebagai alatpembangunan dalam mening-katkan kesejahteraan daerah.

Dalam rangka membentukperaturan daerah yang baik diper-lukan beberapa langkah awal,yaitu pembentukan visi bersamatentang bentuk ideal kondisi yangakan dituju; skala prioritas pe-ngaturan mana yang didahulukansebagai batu penjuru dan me-

mayungi pengaturan lainnya; prosesharmonisasi vertikal dan horizontal agardapat dilakukan secara utuh danlengkap serta selaras dan serasi denganpengaturan lain yang sederajat maupunyang mempunyai kedudukan lebihtinggi serta sejalan dengan asas-asashukum; pengaturan tersebut mampumengarah pada pencapaian sasaranpembangunan dalam RPJP Nasional/RPJPD dan RPJM Nasional/RPJMD;pengaturan tersebut mampu me-nyelesaikan masalah yang ada; danpengaturan dilakukan dalam bataskewenangan.

Berdasarkan hal-hal yang dike-mukakan itu, kata Wagub, pendapatyang disampaikan berkenaan dengan ke-12 raperda dimaksud bukan merupakanpenilaian terhadap pasal demi pasal daribatang tubuh raperda, tetapi bersifatumum yang dikaitkan dengan ketentuandan peraturan perundang-undangan.

“Dengan memberikan gambarandimaksud, kami berharap dapat dija-

dikan sebgai bahan pertimbangandan dijadikan dasar dalam prosespembahasan dan pengkajian ditingkat pembicaraan berikutnya,”katanya. Selanjutnya Wagubmenguraikan pendapat umumnya.

Pertama, ditinjau dari urusanpemerintahan, rencana pem-bentukan 12 perda ini merupakanpenjabaran dari norma, standar,prosedur, dan kreteria yang di-tetapkan dalam Pasal 11 PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Oleh karenanya, dalamrangka penyelenggaraan urusanpemerintahan dDaerah dimaksud,diperlukan adanya regulasi danpengaturan dalam rangka me-laksanakan urusan tersebut.

Kedua, dilihat dari sisi latarbelakang pembentukannya yangantara lain sebagai kewajibandalam penyelenggaraan otonomidaerah, tugas pembantuan danaspirasi masyarakat, maka pem-bentukan ke-12 raperda tersebutdimaksudkan sebagai upaya dalammelaksanakan kewajiban daerahdalam mewujudkan kesejahteraanrakyat.

Ketiga, yang berkenaan de-ngan teknis perancangan peraturanperundang-undangan (legal draft-ing), Gubernur berpendapat bahwahal-hal yang berkenaan denganteknis penulisan atau tata naskahdari kedua belas raperda masihperlu disempurnakan guna dise-suaikan dengan ketentuan pe-rundang-undangan yang berlaku.

Keempat, dalam hal pada

PENDAPAT GUBERNURKetika menyampaikan pendapat atas pengajuan 12 raperda usul inisiatif

DPRD dalam sidang paripurna pada 3 Mei 2012, Wakil Gubernur LampungM.S. Joko Umar Said menjelaskan bahwa peraturan daerah merupakan salahsatu jenis peraturan perundang-undangan dan merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

P

Ir. Joko Umar Said, MM.

Page 19: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 19

LAPORAN UTAMA

tingkat pembicaraan selanjutnyananti terdapat perdebatan dalampembahasan raperda, Wagubberharap agar dalam pembahasandisepakati tiga hal, yaitu keinginanuntuk mewujudkan kesesuaianraperda dengan tujuan yang ingindicapai, mencegah terjadinyapertentangan peraturan daerahdengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, danmembuka partisipasi masyarakatguna meningkatkan efektifitaspelaksanaannya jika raperda telahditetapkan menjadi perda.

Kemudian yang kelima, mem-perhatikan ketentuan dalam Pasal56 Ayat (2) Undang-UndangNomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perun-dang-undangan, maka dalamrangka memberikan arahan danmenetapkan ruang lingkup pem-bentukan perda sesuai denganruang lingkup identifikasi masalahdan sasaran yang ingin diwujudkandari dibentuknya suatu perda.

Diharapkan ke-12 rancanganperda tersebut telah didasarkankepada hasil penelitian ataupengkajian yang dilakukan dandituangkan dalam bentuk pen-jelasan atau keterangan dan/ataunaskah akademik, sehingga dalamproses pembentukannya dokumentersebut dapat dijadikan petunjuk(guide) untuk menentukan materimuatan raperda yang meliputi apamateri muatan yang akan diatur;siapa yang akan diatur, melaksa-nakan, dan mengawasi peraturantersebut; bagaimana teknik, me-kanisme, dan cara pengaturannya;dan bagaimana menentukan sank-sinya.

Selanjutnya Wagub menyam-paikan pendapat yang berkenaandengan materi muatan raperda.

1. Raperda tentang Pertambang-an Umum Minyak dan GasBumi

Terkait dengan penamaan ataujudul raperda, yaitu tentang“Pertambangan Umum Minyakdan Gas Bumi”, Wagub meng-

harapkan penamaan ataujudul raperda dapat diper-timbangkan kembali. Halini didasarkan karena saatini terdapat 2 undang-undang yang berbeda yangberkenaan atau mengaturobjek sebagaimana tersebutdalam judul raperda, yaituUndang-Undang Nomor 22Tahun 2001 tentang Minyakdan Gas Bumi dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun2009 tentang PertambanganMineral dan Batubara.Wagun memandang judulraperda perlu dipertim-bangkan kembali.

2. Raperda tentangRencana UmumKetenagalistrikanDaerah ProvinsiLampung

Terkait dengan pengaturanketenagalistrikan di daerahmaka untuk memberikangambaran dan atau pe-doman bagi pelaku usaha untukmerencanakan dan membangun ke-tenagalistrikan di Provinsi Lampung,diperlukan adanya regulasi tentangRencana Umum KetenagalistrikanDaerah sebagai dasar bagi pemerintahdaerah dalam pengembangan danpembangunan bidang kelistrikan.Terkait dengan hal tersebut di atas,berdasarkan Undang-Undang Nomor 30Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,ditetapkan bahwa Rencana UmumKetenagalistrikan disusun berdasarkanpada Rencana Umum KetenagalistrikanNasional.

Rencana Umum KetenagalistrikanNasional, sampai saat ini belumditetapkan oleh Pemerintah. Kemudian,dalam Raperda terdapat ketentuan yangmengatur tentang pengenaan biaya ataspenerbitan izin-izin, yang besarnyabiaya tersebut pengaturannya ditetapkandengan Keputusan Gubernur.

Memperhatikan hal-hal tersebutdiatas, Gubernur berharap terhadapraperda ini dapat dilakukan kajian-kajian yang mendalam pada prosespembahasannya, hal tersebut diper-

lukan jangan sampai kebijakandimaksud bertentangan denganperaturan perundang-undanganyang berlaku.

3. Raperda tentang Penyeleng-garaan PerlindunganPenyandang Cacat

Sebagaimana dimaklumi bahwaterkait dengan subjek pada raper-da, telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011tentang Pengesahan ConventionOn The Right Persons With Dis-abilities (Konvensi mengenai hak-hak Penyandang Disabilitas).Berdasarkan undang-undang ter-sebut, penggunaan kata “pe-nyandang cacat” telah diubahmenjadi “penyandang disabilitas”.

Berdasarkan pertimbangantersebut, Gubernur berpendapatpenamaan atau judul raperda dapatditinjau kembali, misalnya diubahmenjadi “Penyelenggaraan Perlin-dungan dan Pelayanan KesejahteraanSosial Penyandang Disabilitas”. Hal-hal lain yang terkait materi muatan

Page 20: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif20

LAPORAN UTAMA

juga dapat didalami pada tingkatpembicaraan selanjutnya.

4. Raperda tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaanatau corparate social responsibilitymungkin masih kurang populer dikalangan pelaku usaha nasional.Namun tidak bagi pelaku usahaasing. Kegiatan sosial kemasya-rakatan yang dilakukan secarasukarela, sudah biasa dilakukan olehperusahaan-perusahaan multinasi-onal sejak puluhan tahun yang lalu.

Di Indonesia kegiatan CSRbaru dimulai beberapa tahunbelakangan, sejak pemerintahmembentuk Undang-UndangNomor 40 Tahun 2007 tentangPerseroaan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007tentang Penanaman Modal. Pasal70 Undang-Undang PerseroanTerbatas menyebutkan bahwasetiap perseroan yang menjalankankegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdayaalam wajib melaksanakan tang-gung jawab sosial dan lingkungan,jika tidak dilakukan, perseroandikenakan sanksi.

Aturan lebih tegas sebenarnyajuga sudah ada dalam Undang-Undang Penanaman Modal, dalamPasal 15 disebutkan, “setiap pena-naman modal berkewajiban me-laksanakan tanggungjawab sosialperusahaan”. Jika tidak, dapatdikenai sanksi mulai dari pe-ringatan tertulis, pembatasankegiatan usaha, pembekuan kegi-atan usaha dan/atau fasilitaspenanam modal, atau sesuaiketentuan Pasal 34 ayat (1),dilakukan pencabutan kegiatanusaha dan/atau fasilitas penana-man modal.

CSR harus dimaknai bukanlagi hanya sekedar responsibilitykarena bersifat voluntary, tetapiharus dilakukan sebagai mandatorydalam makna liability karenadisertai sanksi. Terkait dengankondisi tersebut, dibutuhkankonsistensi dan komitmen, baik

dari pemerintah maupun pelaku usaha,dalam melaksanakan CSR sebagai suatukewajiban hukum.

Hukum yang memadai seharusnyatidak hanya memandang hukum itusebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusiadalam masyarakat, tapi harus pulamencakup lembaga (institusional) danproses (proceses) yang diperlukan untukmewujudkan hukum itu dalam ke-nyataan, Gubernur menyarankansubstansi raperda yang berkenaandengan kelembagaan dan proses(perencanaan, pelaksanaan, monitoring,evaluasi, dan pelaporan) dapat dibahassecara mendalam dalam tingkat pem-bicaraan berikutnya.

Kemudian terkait dengan pengenaansanksi administratif (pada Pasal 20Raperda), bahwa sanksi mempunyaifungsi untuk menimbulkan efek jera.Oleh karenanya jika sanksi yang diberikanberupa teguran tertulis, apakah sanksitersebut dapat menimbulkan efek jerabagi perusahaan. Bagaimana jika diaturbahwa pemerintah akan melakukanpublikasi dan penilaian terhadaptanggung jawab sosial perusahaan, artinyasanksi tersebut lebih kepada norma sosial.

5. Raperda tentang MekanismeKonsultasi Publik

Beberapa hal yang perlu disampaikan

terkait dengan raperda ini: a) padadasar hukum, perlu menambahkanUndang-Undang Nomor 14 Tahun2008 tentang Keterbukaan Infor-masi Publik; b) perlu dipertim-bangkan untuk mengatur denganjelas tentang sengketa informasipublik, yang dimaksudkan untukdijadikan pedoman apabila terjadisengketa yang terkait denganpermintaan informasi dari publikkepada Badan Publik.

Kemudian c) Pasal 4 ayat (1)butir f, perlu dipertimbangkan agartidak menghambat badan publikdalam pengambilan kebijakan dankerjasama dengan pihak lain dalampelaksanaan pembagian; dan d)Pada Bab III, bagian Ketiga Pasal 5tentang tata cara, kiranya juga dapatdipertimbangkan substansinya, halini mengingat mekanisme yangdiatur dalam pasal ini menuruthemat kami terlalu detail, sehinggakemungkinan tidak seluruh ke-bijakan pemerintah dapat me-ngikuti tata cara dimaksud. Di-usulkan Pasal 5 ayat (1) ru-musannya bersifat makro danpengaturan detailnya didelegasikankepada Peraturan Gubernur.

Selanjutnya terhadap Raperdatentang Penyelenggaraan Pelaya-nan Publik di Lingkungan Peme-rintah Provinsi Lampung; Penge-lolaan Perkoperasian; Perlin-dungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan; Pengelolaan Ku-alitas Air dan PengendalianPencemaran Air; Pencegahan danPenanggulangan HumanImmunedefiency Virus (HIV)/Ac-quired Immune Deficiency Syn-drome (AIDS) dan Infeksi MenularSeksual (IMS) di Provinsi Lam-pung; Ruang Milik Jalan ProvinsiLampung; dan Penarikan Penyer-taan Modal Saham PemerintahDaerah pada PT Kawasan IndustriLampung dan Penyertaan ModalPemerintah Daerah ke dalamModal Saham PT Lampung JasaUtama, pada prinsipnya Gubernurmenyetujui untuk dibahas padatingkat pembicaraan selanjutnya.

(tim)

Drs. H. Sjachroedin Z.P., SH.

Page 21: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 21

1. Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar)Dalam kesempatan ini Fraksi Partai Golkar mengucapkan

terima kasih dan memberi apresiasi kepada Gubernur yangtelah menyampaikan pendapatnya terhadap 12 RancanganPeraturan Daerah Usul Inisiatif DPRD Provinsi LampungTahun 2012. Pendapat Gubernur tersebut merupakancerminan bahwa kepala daerah telah berupaya secara sungguh-sungguh bersama-sama dengan DPRD untuk melaksanakanotonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab.

Seirama dengan pendapat Gubernur bahwa Fraksi PartaiGolkar berpendapat bahwa diajukannya 12 Raperda tersebutoleh Legislatif dimaksudkan sebagai tanggung jawabpenyelenggara pemerintahan daerah dalam mendukung danmeningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,dan pelayanan masyarakat yang muara akhirnya adalahmeningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk pencapaiannya, pembentukan peraturan daerahharus memperhatikan beberapa aspek; baik yuridis, psikologismaupun sosiologis. Aspek yuridis berarti peraturan daerahyang dibentuk telah memenuhi ketentuan dan norma yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan sehinggaperaturan daerah tidak boleh bertentangan dengan peraturanyang lebih tinggi.

Aspek psikologis berarti peraturan daerah dapat diterimadan menyentuh kepentingan peningkatan kesejahteraanmasyarakat, sehingga masyarakat yang aspirasinya disalurkan

TANGGAPAN FRAKSI

kepada lembaga legislatif dapat mengontrol setiap kebijakanyang dikeluarkan oleh pemerintah di daerah.

Kemudian aspek sosiologis berarti pada pelaksanaannyaperaturan daerah mendapat dukungan dari seluruh lapisanmasyarakat karena peraturan daerah yang dibentuk mampumenciptakan manfaat bagi perubahan sosial dan ekonomimasyarakat di tengah-tengah pembangunan daerah.

Oleh karena itu, Fraksi Partai Golkar menyambut baikpendapat Gubernur bahwa ke-12 Raperda Usul InisiatifDPRD benar-benar harus memperhatikan ketentuan-ketentuanyang termuat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

LAPORAN UTAMA

Ismet Roni, S.H.Indra Karyadi, S.H.

Page 22: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif22

LAPORAN UTAMA

1. Fraksi Peduli PembangunanKebangsaan (PPK)Pada tanggal 3 Mei 2012 lalu, dalam Rapat Paripurna

DPRD, telah disampaikan pendapat Gubernur Lampung atas12 Raperda Usul Inisiatif Dewan. Menurut Fraksi PPK, 12Raperda yang telah dibahas secara maraton sejak tanggal 9Januari 2012 oleh Badan Legislasi DPRD, merupakan wujudtanggung jawab anggota DPRD terhadap masyarakat dalammendukung dan meningkatkan penyelenggaraan pe-merintahan, pembangunan, dan upaya mewujudkankesejahteraan masyarakat.

Peraturan daerah mempunyai kedudukan yang strategisdalam tata urutan perundang-undangan, yaitu berperanpenting dalam mengatur berbagai tatanan yang berkaitandengan pekerjaan di daerah. Fraksi PPK sepakat denganpendapat yang disampaikan Gubernur Lampung bahwahendaknya setiap peraturan daerah yang dibuat harusberpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945, dengan tetapmemperhatikan keseimbangan kepentingan yang harus dijagadan dibangun, baik terhadap kepentingan pemerintah selakupenyelenggara negara maupun kepentingan masyarakat umumsebagaimana yang diamanatkan di dalam UUD 1945.

Dengan demikian diharapkan dapat terbentuk sebuahperda yang baik, yakni perda yang tersusun berdasarkankebutuhan masyarakat dan dapat diterima oleh semua pihakdan ketika dilaksanakan banyak membawa manfaat bagikepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Perda tersebut tentunya harus memiliki fungsi sebagaiinstrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerahdan tugas pembantuan, yang merupakan peraturan pelaksanadari peraturan perundang-undangan, sebagai penampungkekhususan dan keragaman daerah dalam rangka menyerapdan menyalurkan aspirasi masyarakat di daerah serta memilikifungsi sebagai alat pembangunan dalam meningkatkankesejahteraan daerah sehingga dapat tercapai sebagaimanaperda yang diharapkan keberadaanya.

Atas pendapat yang disampaikan Gubernur, Fraksi PPPKsepakat menerima masukan serta saran yang disampaikanGubernur serta memberikan masukan kepada tim yang bekerjayaitu: 1) Setiap raperda yang akan dibentuk hingga menjadi

perda hendaknya selalu berpedoman kepada Pancasila danUUD 1945, serta peraturan dan perundangan yang ada.

Selanjutnya, 2) menghindari terjadinya benturan antaraperda yang satu dengan perda yang lain karena adanya berbagaikepentingan; 3) memperhatikan beberapa hal yang harusdipedomani, baik terkait dengan teknis pembuatan raperdamaupun terkait dengan teknis penulisan dan tata naskah; dan4) Fraksi PPK sangat setuju dilakukan pembahasan lanjutansecara komprehensif dengan tetap memperhatikan aspirasidan kepentingan masyarakat, yang melibatkan para pakar danakademisi.

Demi terwujudnya perda dimaksud, Fraksi PPKmenyarankan: a) Perda yang dibentuk harus dapatmewujudkan kesesuaian dengan tujuan yang hendak dicapai;b) tidak terjadinya benturan antara perda yang dibuat denganperaturan perundang-undangan yang lebih tinggi; c) membukapartisipasi dan masukan dari masyarakat, termasuk melibatkanpara pakar dan akademisi yang berkompeten di bidangnyadengan tujuan agar perda yang dibentuk tersebut dapat efektifdalam pelaksanaannya.

Selain itu, juga mengevaluasi terhadap perda yang tidakatau kurang efektif sehingga dapat menghambat tujuanpembangunan serta mengedepankan raperda yang dianggappenting dan menjadi skala prioritas yang memang dibutuhkankeberadaannya. (Ketua: Sunardi; Sekretaris: Zeldayatie).

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.Harapan Gubernur bahwa ke-12 Raperda tersebut telah

didasarkan kepada hasil penelitian atau pengkajian yangdilakukan dan dituangkan dalam bentuk penjelasan atauketerangan dan atau naskah akademik, sehingga dalam prosespembentukannya dokumen tersebut dapat dijadikan petunjukuntuk menentukan materi muatan raperda; hal tersebutmerupakan konsekuensi logis dalam pembentukan perda.

Pada prinsipnya penelitian dan kajian akademik telahdilakukan oleh Badan Legislasi DPRD Provinsi Lampungdengan Tim Ahli/Kelompok Pakar Badan Legislasi. Namundemikian, Fraksi Partai Golkar sependapat apabila penelitiandan kajian atas 12 raperda yang telah dituangkan dalam naskahakademis dapat dikaji kembali pada proses pembicaraan

selanjutnya.Fraksi Partai Golkar memberikan apresiasi kepada

Eksekutif atas saran dan pendapat, khususnya terhadap 5raperda, yaitu tentang Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi;tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah ProvinsiLampung; tentang Penyelenggaraan Perlindungan danPelayanan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat; tentangTanggung Jawab Sosial Perusahaan; dan tentang MekanismeKonsultasi Publik.

Terhadap 7 Raperda Usul Inisiatif Legislatif lainnya secaraumum Fraksi Partai Golkar sependapat dengan Gubenur agarRaperda dimaksud dapat dibahas lebih lanjut secara cermatdan teliti serta mengacu pada peraturan perundang-undanganyang berlaku. (Ketua: Indra Karyadi; Sekretaris: Ismet Roni).

Kol. (Purn.) H. Sunardi, M.H. H. Zeldayatie

Page 23: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 23

LAPORAN UTAMA

2. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)Menindaklanjuti penyampaian pendapat Gubernur

Lampung atas 12 raperda atas usul insiatif DPRD Lampung,Fraksi PKB menyampaikan tanggapan berikut.

Pertama, berkenaan dengan Raperda tentang PertambanganUmum Minyak dan Gas Bumi bahwa penamaan atau judulraperda, yaitu tentang “Pertambangan Umum Minyak dan GasAlam”, Fraksi PKB sependapat dengan Gubernur agar judulraperda ditinjau kembali, misalnya diubah menjadi“Pemberdayaan Bahan Hasil Pertambangan”.

Kedua, terkait dengan pengaturan ketenagalistrikan didaerah, F-PKB juga sependapat dengan Gubernur terhadapraperda ini dapat dilakukan kajian-kajian yang mendalampada proses pembahasannya, jangan sampai kebijakandimaksud bertentangan dengan peraturan perundang-undanganyang lebih tinggi.

Ketiga, terhadap Raperda tentang PenyelenggaraanPerlindungan Penyandang Cacat, F-PKB juga sependapatdengan Gubernur agar judul raperda yaitu diubah menjadi“Penyelenggaraan Perlindungan dan Pelayanan KesejahteraanSosial Penyandang Disabilitas”.

Keempat, terkait dengan Raperda tentang Tanggung JawabSosial Perusahaan, Fraksi PKB juga sependapat denganGubernur bahwa substansi raperda yang berkenaan dengankelembagaan dan proses (perencanaan, pelaksanaan, moni-toring, evaluasi, dan pelaporan) dapat dibahas secara

mendalam dalam tingkat pembicaraan berikutnya. Begitu jugadengan sanksi yang diberikan.

Kelima, terkait Raperda tentang Keterbukaan InformasiPublik, Fraksi PKB juga sepakat dengan Gubernur. Begitujuga terhadap 7 raperda lainnya, pada prinsipnya Fraksi PKBsetuju untuk dibahas pada tingkat pembicaraan selanjutnya.Ketentuan dalam pelaksanaannya tentu tetap memperhatikankewenangan daerah terkait dengan objek yang akan diaturdan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yangterkait dengan objek dimaksud. (Ketua: Musa Zainuddin;Sekretaris Okta Rijaya).

Drs. Musa Zainuddin H. Okta Rijaya, S.H.I.

3. Fraksi Partai Gerakan RakyatIndonesia (Gerindra)

Fraksi Partai Gerindra menyampaikan tanggapan terhadappendapat Gubernur atas 12 Raperda Provinsi Lampung usulinisiatif DPRD Provinsi Lampung sebagai berikut:a. Fraksi Gerindra sepakat dengan masukan dari Gubernur

dan berpendapat bahwa secara teknis dan sistematikaraperda ini perlu dilakukan pembenahan dalam teknisdan penyusunan sebuah raperda. Untuk itu kepada Pansusdiharapkan perlu melakukan perbaikan-perbaikan yangoptimal demi penyempurnaan raperda ini, agar dalampembahasan pada tingkat selanjutnya tidak bertentangandengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

b. Dari segi substansi materi yang diatur dalam 8 raperdaini, Fraksi Gerindra berpendapat masih perlu perubahandan pembahasan yang cukup signifikan, demisempurnanya perda tersebut.

c. Berkenaan dengan tanggapan Gubernur atas Raperdatentang Pertambangan Umum Minyak dan Gas Bumi,Fraksi Gerindra menyepakati untuk mempertimbangkankembali judul raperda tersebut. Meski judul Raperdatersebut sudah turut mempertimbangkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Minyak danGas Bumi, tetapi ketepatan kalimat dalam judul raperdasangat perlu medapatkan pertimbangan dan pendapatdari pihak-pihak yang berkompeten.

d. Menyoal tanggapan Gubernur tentang Raperda

Ketenagalistrikan di daerah, Fraksi Gerindra memandangperlu untuk mengkaji lebih lanjut raperda tersebut. Halini berkaitan dengan belum terbitnya Rencana UmumKetenagalistrikan Nasional. Hanya saja, pembahasanRaperda Ketenagalistrikan daerah ini dapat dilakukanberdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009.Sehingga Raperda ini tidak dilewatkan hanya karenabelum terbitnya Rencana Umum KetenagalistrikanNasional. Memang kebutuhan atas Raperda Kete-nagalistrikan daerah tidak bengitu mendesak, tetapi perluuntuk dituntaskan, mengingat keinginan masyarakat untukkelancaran distribusi tenaga listrik di daerah sangatdibutuhkan untuk dipenuhi.

Elly Wahyuni, S.E., M.M. Watiah

Page 24: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif24

LAPORAN UTAMA

4. Fraksi Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan (PDI-P)

Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Provinsi Lampungmemberikan apresiasi atas tanggapan Gubernur Lampungterhadap 12 Raperda Usul Inisiatif DPRD Provinsi Lampung.Fraksi PDI Perjuangan sependapat dengan Gubernur Lampungbahwa didalam penyusunan raperda hendaknya mengikutikaidah-kaidah yang diatur dalam sistem hukum nasional yangberdasarkan Pancasila. Terhadap pendapat Gubernur tersebut,Fraksi PDI-Perjuangan menyampaikan hal-hal sebagai berikut.

a. Raperda tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik diLingkungan Pemerintah Provinsi Lampung.Fraksi PDI-Perjuangan memandang bahwa setiap instansipemerintah di Provinsi Lampung dituntut me-nyelenggarakan pelayanan publik yang memberikankepuasan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan publikdi lingkungan Provinsi Lampung dapat dilihat daripenilaian dan tingkat kepuasan masyarakat.Secara umum Fraksi PDI-Perjuangan menilai bahwasejauh ini penyelenggaraan pelayanan publik belumsepenuhnya optimal. Untuk itu perlu di susun pedomanindeks kepuasan masyarakat dan SOP (standard opratingprocedure) pelayanan publik di setiap SKPD. Untuk ituperlu adanya upaya sistematis untuk meningkatkankualitas pelayanan publik, sebagaimana yang di-amanatkan UU No. 25 tahun 2009 tentang PelayananPublik. Pelayanan wajib diberikan secara berkualitas,terintegrasi dan berkesinambungan sebagai bentuk

perlindungan atas hak-hak publik masyarakat ProvinsiLampung.

b. Raperda tentang Mekanisme Konsultasi Publik.Terhadap raperda ini, Fraksi PDI-Perjuangan memandangbahwa perlu adanya sinergisitas kemitraan antara publikdan yang menyelenggarakan pelayanan publik. Tujuannyauntuk membangun sistem pemerintahan yang transparan,partisipatif, dan akuntabel (good governance), baik dalamperencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan melaluimekanisme konsultasi publik.Konsultasi publik, tidak lain adalah musyawarah antarawarga negara dan pemerintah untuk mencari cara terbaikdalam memecahkan permasalahan. Fraksi PDI-

e. Menilik kembali judul Raperda tentang PenyelenggaraanPerlindungan Penyandang Cacat, sesuai dengan tanggapanGubernur yakni mengenai judul raperda memang sangatpenting, meski lebih penting membahas mengenai isinya.Tetapi, mengingat judul sangat mempengaruhi perspektifmengenai isi, maka dipandang perlu untukmempertimbangkan tawaran judul raperda dari Gubernur.

f. Menelaah pendapat Gubernur soal Raperda tentangTanggung jawab Sosial Perusahaan, yang mengerucutpada persoalan sanksi atas pelanggaran tanggungjawabsosial perusahaan atau crporate social responsibility(CSR), tentu dipandang perlu untuk memberikan sanksiyang menimbulkan efek jera. Tetapi, sanksi tidak dapatdiberikan langsung pada tingkat maksimal, penghargaanatas niat baik perusahaan tetap perlu diperhatikan.Karenanya, tahapan sanksi perlu dijalankan sesuai dengantiap tingkatannya. Hanya saja, sanksi pada tahapmaksimal atau akhir tetap perlu dibahas bersama,sehingga sanksi ini dapat disepakati bersama denganmempertimbangkan peraturan perundang-undangan.

g. Menelisik keempat item pendapat Gubernur mengenaiRaperda tentang Mekanisme Konsultasi Publik, yangmenyoroti dasar hukum, pedoman sengketa informasipublik, kesepahaman kebijakan dan kerjasama antarinstansi publik, dan tata cara konsultasi publik, bahwa

perspektif tersebut menjadi bagian yang perlu dibahaskembali, mengingat keempat item itu bersentuhandengan pola kerja pemerintah. Namun, yang perludibahas lebih mendalam adalah pendapat Gubernurbahwa detail pengaturan pada pasal 5 ayat (1) Raperdaini didelegasikan kepada Peraturan Gubernur.Pembahasan mengenai pendelegasian ini dipandangpenting agar tidak menimbulkan benturan atas peraturanperundang-undangan yang ada.

h. Mengenai pendapat Gubernur yang menyetujui dengancatatan memperhatikan kewenangan daerah padaRaperda Penyelenggaraan Pelayanan Publik di LingkunganPemerintah Provinsi Lampung; Pengelolaan Per-koperasian; Perlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan; Pengelolaan Kualitas Air dan Pe-ngendalian Pencemaran Air; Pencegahan dan Pe-nanggulangan Human Immunedefiency Virus (HIV)/Ac-quired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan InfeksiMenular Seksual (IMS) di Provinsi Lampung; Ruang MilikJalan Provinsi Lampung; dan Penarikan Penyertaan ModalSaham Pemerintah Daerah pada PT Kawasan IndustriLampung dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kedalam Modal Saham PT Lampung Jasa Utama, dapatdipertimbangkan mengenai kewenangan daerah tersebut.(Ketua Elly Wahyuni; Sekretaris Watiah)

Drs. H. Tulus Purnomo Wibowo Palgunadi, S.T.P.

Page 25: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 25

LAPORAN UTAMA

Perjuangan berharap dengan diaturnya mekanismekonsultasi publik, relasi antara warga negara danpemerintah dapat dikembangkan menjadi hubunganyang lebih erat, sejajar, dan saling membutuhkan.Pemerintah tampil sebagai pemimpin yang demokratisdan aspiratif, sementara warga memiliki forum alternatifyang konstruktif dalam menyampaikan aspirasi dangagasan.Fraksi PDI-Perjuangan memandang bahwa ada hakmasyarakat untuk memberikan masukan dalam setiapkebijakan pemerintah. Konsultasi publik yang dilakukanoleh pemerintah dengan warga dalam merumuskankebijakan atau peraturan akan membangun terjadinyahubungan dua arah yang konstruktif.

c. Raperda tentang Perlindungan Lahan Pertanian TanamanPanganFraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa laju alih fungsilahan pertanian tidak sebanding dengan laju pencetakanlahan pertanian. Hal ini akan berimplikasi pada semakinberkurangnya lahan pertanian pangan. Untuk itu perlusatu upaya untuk melindungi lahan pertanian pangan gunamenjaga kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan,yang juga harus memperhatikan kebutuhan ekonomi parapetani. Hal ini perlu menjadi perhatian serius dari semuapihak, terutama mengingat derajat kehidupan petani rata-rata di bawah standar kehidupan layak.Perlindungan ini untuk melindungi kawasan dan lahanpertanian pangan secara berkelanjutan, mewujudkankemandirian dan meningkatkan perlindungan danpemberdayaan petani. Sebagai sebuah negara agraris,memang diperlukan peraturan tentang perlindungan lahanpertanian tanaman pangan. Masalah pangan saat ini seringdikaitkan dengan keperluan lahan pertanian yang makinterancam oleh kerusakan lingkungan dan konversi lahan.Selain memang karena ada amanat Undang-Undang No.41 thn 2009, juga untuk menjaga kesinambunganpangan di masa depan. Untuk itu, Fraksi PDI-Perjuanganberpendapat perlu dibentuk sentra produksi pangan yangdiarahkan ke usaha yang bersifat komersial.

d. Raperda tentang Pengelolaan Perkoperasian di ProvinsiLampungFraksi PDI-Perjuanganmemandang diperlukan penataan yanglebih komprehensif terhadap perkoperasian di Lampung.Pembinaan dan pembiayaan koperasi harus lebih selektif,mengingat banyaknya koperasi yang mati suri. Hal ini perlumendapatkan perhatian serius, mengingat koperasi adalahbadan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat.Koperasi dituntut dapat melaksanakan prinsip ekonomi dankaidah bisnis untuk meningkatkan kesejahteraan hidupanggotanya. Untuk itu diperlukan peranan pemerintah dalamlingkup daerah untuk memfasilitasi dan melakukanpembinaan terhadap koperasi.

e. Raperda tentang Pertambangan Umum Minyak dan GasBumi.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat Provinsi Lampungmemiliki potensi kekayaan alam minyak dan gas bumi.Hal ini tentu saja harus bisa digunakan untuk peningkatankehidupan masyarakat. Fraksi PDI-Perjuangan berpandanganbahwa perlu dikaji secara mendalam tentang pengaturandan kewenangan antara pusat dan daerah dalam halpertambangan umum minyak dan gas bumi sehingga tidakmelanggar aturan perundang-undangan yang ada.

f. Raperda tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahaanFraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa konseptanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasadikenal dengan CSR (corporate social responsibility)secara sederhana adalah sebagai konsep yang mewajibkanperusahaan untuk memenuhi dan memperhatikankepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinyadalam mencari keuntungan. Tanggung jawab sosialperusahaan masih dianggap sebagai sebuah kosmetikuntuk menaikkan pamor atau menjaga reputasiperusahaan di masyarakat.Fraksi PDI-Perjuangan beranggapan bahwa perusahaanharus memberikan satu divisi khusus yang mengelelomasalah CSR yang dilakukan secara profesional sehinggapertanggungjawaban terhadap manajemen dan stake-holder transparan dan terukur. Divisi inilah yang akanberhubungan dengan pemerintah sebagai regulator.Idealnya, pemerintah juga memiliki departemen khususyang berfokus menangani tanggung jawab sosialperusahaan sehingga dapat menjadi mediator danfasilitator bagi semua pihak yang berkepentingan.Fungsi lain, dari departemen ini adalah sebagai auditoryang memberikan dan mengawasi pelaksanaantanggungjawab sosial perusahaan. Untuk itu, Fraksi PDI-Perjuangan memandang perlu dibuatnya aturan khusustentang pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan.

g. Raperda tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran Air.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa pengelolaanair hendaknya diselenggarakan berlandaskan pada prinsipkeseimbangan antara upaya konservasi dan pen-

Page 26: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif26

LAPORAN UTAMA

dayagunaan air. Sehingga ke depan diharapkanpengambilan air tanah diatur melaluimekanisme yang terarah, terutama untuk sektorindustri.Dengan begitu, Fraksi PDI-Perjuanganberharap ke depan tidak ada lagi praktekeksplorasi dan eksploitasi air yang berlebihantanpa memperhatikan kelestariannya.Ketersediaan air bersih harus mendapatkanperhatian serius, karena sumberdaya airsemakin berkurang. Bahkan sumber air bakusudah banyak yang mengalami pencemaran.Untuk itu Fraksi PDI-Perjuangan beranggapanbahwa perlu diatur sebuah mekanisme dalammengatur pengelolaan kualitas air dan pengen-dalian pencemaran air.

h. Raperda tentang Ketenagalistrikan DaerahProvinsi Lampung.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat, Rencana UmumKetenagalistrikan Daerah (RUKD) mampu menjadi arahdan strategi pengembangan untuk penyediaan tenagalistrik di daerah. Hal ini tentu dengan memperhatikandan mengintegrasikan potensi sumber energi yang dapatdimanfaatkan, kebutuhan tenaga listrik masyarakat. FraksiPDI-Perjuangan berpendapat bahwa dalam penyediaantenaga listrik yang dibutuhkan perlu diselenggarakansecara efisien melalui kompetensi yang sehat dantransparan dengan memperhatikan kelestarian ling-kungan, konservasi energi dan diversifikasi energisebagaimana yang diatur dalam undang-undang.

i. Raperda tentang Penyelenggaraan Perlindungan danPelayanan Kesejahteraan Penyandang Cacat.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa penyandangdisabilitas perlu mendapatkan pelayanan dan perlin-dungan terutama dalam aspek kesejahteraan sosial.Penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas ditempat-tempat umum dan meningkatkan alokasi danabagi kesejahteraan bagi mereka. Untuk itu, Fraksi PDI-Perjuangan menganggap perlu dibuat aturan danperlindungan terhadap penyandang disabilitas.

j. Raperda tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan IMS.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa rencanapenyusunan perda terhadap pencegahan dan penang-gulangan HIV/AIDS perlu segera dibuat mengingatpenyebaran penyakit ini seharusnya menjadi perhatianbersama antara pemerintah dan masyarakat. Fraksi PDI-Perjuangan berharap bahwa penyusunan perda ini denganmemperhatikan fakta-fakta medis, bukan semata-matafakta moral. Pemerintah mengalokasikan dana untukpencegahan, pengobatan dan penanggulangan padapenderita HIV/AIDS.Dengan begitu dapat mencegah dan mengurangipenularan HIV, dan mengurangi dampak sosial danekonomi akibat HIV/AIDS pada individu, keluarga dan

masyarakat. Sehingga pencegahan dan penang-gulangannya dapat dilakukan dengan efektif.

k. Raperda tentang Ruang Milik Jalan Provinsi Lampung.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa keberadaanruang milik jalan Provinsi Lampung yang jugamempunyai aspek ekonomi, tidak boleh digunakansebagai lahan parkir ataupun digunakan untuk mendirikanbangunan. Fraksi PDI-Perjuangan berpendapatperlindungan kepada pengguna jalan dan pengendaraharus diutamakan. Pengaturan pemanfaatan ruang milikjalan harus ditujukan untuk mewujudkan ketertiban,kenyamanan, dan keamanan berkendara serta menjagakondisi jal dari kerusakan yang disebabkan olehpemanfaatan rumija yang tidak sesuai dengan kebutuhanyang diperkenankan.

l. Raperda tentang Penarikan Penyertaan Modal SahamPemerintah daerah pada PT Kawasan Industri Lampungdan Penyertaan modal Pemerintah Daerah ke dalamModal Saham PT Lampung Jasa Utama.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa jika secaraekonomis PT Kawasan Industri Lampung belummemberikan kontribusi pemasukan yang signifikanterhadap daerah, maka perlu dilakukan evaluasi terhadappenyertaan modal pemerintah daerah tersebut. Penarikanpenyertaan modal saham di PT Kawasan IndustriLampung akan dilakukan bila tidak ada upaya memadaidari pengelola untuk meningkatkan kinerja.Fraksi PDI-Perjuangan berpendapat bahwa dalam rangka

memperkuat keterlibatan pemerintah daerah dalampelaksanaan usaha jasa konstruksi dan konsultasi oleh badanusaha milik daerah PT Lampung Jasa Utama, perlu dilakukanpenyertaan modal secara langsung dengan cara pengam-bilalihan seluruh saham dan menarik kembali penyertaanmodal Pemerintah Provinsi Lampung yang terdapat pada PTKawasan Industri Lampung. (Ketua: Tulus Purnomo Wibowo;Sekretaris: Palgunadi)

Page 27: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 27

LAPORAN UTAMA

5. Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat(Hanura)Menyimak apa yang disampaikan Gubernur dalam

memberikan tanggapan terhadap 12 raperda usul inisiatifDewan, Fraksi Hanura menilai pihak Eksekutif sangat koperatif,konstruktif, dan kontributif. Sikap koperatif ditunjukkan denganmemberikan apresiasi terhadap kinerja Badan Legislasi DPRDyang telah mengusulkan ke-12 raperda tersebut.

Respon konstruktif ditunjukkan dengan memberikansikap sepaham, sealur, dan dengan perspektif yang samadalam melihat urgensi dan substansi berbagai persoalantersebut karena akan mendukung dan meningkatkanpenyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dankesejahteraan masyarakat.

Gubernur juga berkenan memberikan kontribusipemikiran untuk pendalaman, penajaman, pengarahan, danpembobotan terhadap materi ke-12 raperda usul inisiatifDewan tersebut yang tujuannya agar dapat dijadikan produklegislasi yang secara substansial sesuai dengan peraturan danperundang-undangan.

Dari pengamatan kami, Gubernur telah menelaah danmempelajari secara seksama seluruh konten ke-12 raperda

tersebut. Atas sinergi mutualistik yang telah ditunjukkanGubernur, Fraksi Hanura menyampaikan penghargaan yang tulus.

Fraksi Hanura sepakat dengan harapan Gubernur bahwapembahasan ke-12 raperda harus mengakomodasi berbagaipendapat, aspirasi, dan harapan seluruh stakeholders. Karenaitu, Fraksi Hanura berupaya menjaring dan memperhatikansuara hati nurani konstituen dan masyarakat dalam prosespembahasan lanjutan.

Fraksi Hanura juga mengharapkan kepada anggota Dewandapat secara cermat merumuskan legal drafting denganmemperhatikan berbagai ketentuan regulasi dan perundang-undangan, data selalu di-update agar produk legislasi tidakberbenturan atau bahkan bertentangan dengan produk ho-kum yang lebih tinggi.

Bagi Fraksi Hanura, ke-12 raperda ini memiliki fungsi-fungsi strategis dan berdaya guna untuk memelihara danmelanjutkan pembangunan di Lampung. Berbagai substansimateri raperda yang diusulkan dinilai bersentuhan langsungdengan hajat rakyat dan tata kelola pembangunan daerah.(Ketua: Andi Surya; Sekretaris: Nurhasanah)

Dr. (C) H. Andi Surya, M.M. Ir. H. Nurhasanah, M.M.

M. Hazizi, S.E. Ahmad Bastari, S.Sos.

6. Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)Fraksi PAN tidak akan mengulas satu per satu tentang

ke-12 raperda usul inisiatif Dewan yang telah mendapatkantanggapan Gubernur Lampung. Atas pendapat Gubernurtersebut, Fraksi PAN menyampaikan beberapa hal berikut.

a. Fraksi PAN menyampaikan terima kasih danmemahami atas respon positif yang disampaikan Gubernurterhadap ke-12 raperda tersebut.

b. Terhadap lima raperda yang menurut Gubernur masihperlu dikaji secara lebih mendalam, baik dari judul maupunsubstansi dan materi raperda, Fraksi PAN berharap hal itu menjadiperhatian Pansus yang akan membahasnya secara lebih mendalam.

c. Fraksi PAN sependapat bahwa setiap perda yang akandibuat jangan sampai bertentangan dengan peraturan yanglebih tinggi dan hendaknya bisa member manfaat yang luaskepada masyarakat.

Akhirnya Fraksi PAN menyetujui agar ke-12 raperdatersebut diteruskan untuk dibahas lebih lanjut. Sebab, ke-12raperda yang diusulkan tersebut benar-benar aspiratif dan

melindungi kepentingan semua pihak, baik pada masasekarang maupun pada masa yang akan dating. Kemudianyang lebih penting adalah untuk kemajuan Provinsi Lampung.(Ketua: M. Hazizi; Sekretaris: Ahmad Bastari)

Page 28: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif28

LAPORAN UTAMA

7. Fraksi Partai Demokrat (PD)Menanggapi pendapat Gubernur terhadap 12 raperda usul

inisiatif Dewan, Fraksi Partai Demokrat menyampaikanbeberapa hal berikut.a. Fraksi Partai Demokrat menyampaikan penghargaan dan

apresiasi yang tinggi kepada Gubernur atas respon positifterhadap ke-12 raperda tersebut. Seperti yangdisampaikan Gubernur bahwa 12 raperda tersebutmerupakan salah satu wujud nyata tanggung jawabDPRD terhadap pembangunan, peningkatan penye-lenggaraan pemerintahan, dan upaya untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.

b. Fraksi Partai Demokrat mengucapkan terima kasih atasberbagai masukan, saran, dan catatan yang disampaikanGubernur. Semua itu akan menjadi pedoman untukmembahas ke-12 raperda lebih lanjut di tingkat panitiakhusus.

c. Fraksi Partai Demokrat mengajak semua pihak terkaituntuk secara bersama-sama mengawal proses pembahasanke-12 raperda usul inisiatif ini agar benar-benar dapatmenjawab berbagai persoalan yang selama ini munculdalam lingkup objek yang diaturnya, mencegah terjadinya

H. Toto Herwantoko H. Dendy Ramadhona K., S.T.

pertentangan antarperaturan dan perundang-undangan,dapat memberikan akses terhadap partisipasi masyarakatuntuk meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan perdanantinya, sehingga akhirnya dapat mewujudkan tujuanyang hendak dicapai bersama. (Ketua: Toto Herwantoko;Sekretaris: Dendy Ramadhona K.)

rogram pembinaan mentaldan spiritual terus digulirkanPemerintah Provinsi (Pem-prov) Lampung. Konsekuen-

sinya, dana miliaran rupiah harusdigelontortkan. Pada Juni 2012,pemprov memulai pembangunan 6masjid berciri khas Lampung secaraserentak di enam kabupaten, yaituLampung Selatan, Pringsewu, Lam-pung Timur, Metro, Tulangbawang Barat, dan Waykanan.

Saat ini tahapan pembangunan masjid sudah masukpelelangan tender. Masjid-masjid dengan nuansaornamen Lampung itu diperkirakan menelan biayakeseluruhan Rp4,4 miliar. Untuk satu unit masjid,Pemprov menganggarkan Rp740 juta. Pembangunanenam unit sarana ibadah itu diambil dari APBD 2012.

Kepala Biro Bina Sosial Setprov Lampung HerlinaWarganegara menjelaskan setelah proses tender usai,pengerjaan masjid segera dilakukan. Menurut dia,pembangunan 6 unit masjid tersebut sudah disetujui olehDPRD Lampung. “Persetujuan Dewan untuk enam masjid.Kalau usulan kita sebenarnya minta ditambah,” kata dia.

Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Lampung itu men-jelaskan, sejak 2006 hingga kini total sudah ada 24 masjid

berornamen Lampung yang dibangunpemprov. “Program itu kan sudahlama. Kalau nggak salah pada 2006 sajadibangun 10 masjid,” tuturnya.

Rencananya program pembang-unan masjid berornamen Lampungkembali dianggarkan 2013. Pasalnyauntuk penganggaran di APBDP 2012,menurut Herlina, masih agak riskan.Mengingat, biasanya APBD Perubahan

baru efektif pada September. “Agak riskan kalau lewat APBDperubahan, mengingat hanya tiga bulan waktu untukmenyelesaikan pembangunan masjid,” tukasnya.

Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. dalamsejumlah kesempatan menyatakan, tetap akanmenganggarkan program wisata rohani dan pembangunanrumah ibadah. Menurutnya, pertimbangan utamanyaadalah APBD Lampung dinilai cukup untuk menopangkebutuhan tersebut. Untuk 2012 saja, APBD Lampungberada di angka Rp2,8 triliun. “Kita ambil sekian persenuntuk keagamaan, saya kira masih pantas,” katanya.

Hingga sejauh ini, DPRD Lampung juga terusmemberikan pengesahannya atas program pembangunanmasjid dan wisata rohani yang sudah sejak lamadicanangkan pemprov. (tim)

Pemprov Anggarkan Rp4 MiliarUntuk Masjid Ornamen Lampung

P

Page 29: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 29

etua DPRD Lampung MarwanCik Asan menyatakan men-dukung pemekaran provinsiLampung. Pada prinsipnya, ia

mendukung pemekaran karena luas danjumlah penduduk Lampung sangatbesar. “Sehingga, rentang kendali lebihefektif jika dimekarkan,” ujar Marwan.

Hanya saja memang perlu adakajian mendalam agar pemekaran dapatmemberikan manfaat yang besar untukmasyarakat. Wacana pemekaran pro-vinsi dinilai masih sebatas wacana yangdilemparkan sejumlah kepala daerah.Jadi, belum pada tahap aksi, melainkanbaru menjaring pendapat dari berbagaikalangan.

Sementara, tahapan-tahapan for-mal yang harus dilakukan untukmembentuk sebuah provinsi masihpanjang. Oleh karena itu, Marwanmenyarankan agar kabupaten yanghendak memekarkan diri membuatsemacam tim kajian terkait manfaatpemekaran bagi warga di sejumlahkabupaten yang hendak memekarkandiri.

Menurut dia, kajian komprehensifperlu dilakukan agar pemekaran tidakmenimbulkan masalah. Marwan puntak menampik adanya kemungkinanpemekaran justru menimbulkan ke-sulitan. Sebab, selain membutuhkandana yang besar, pemekaran jugamempunyai dampak yang luas terhadapgeografis, sosiologis, ekonomis, danlainnya.

Sebelumnya, Sekretaris Komisi IDPRD Lampung Watoni Noerdinmengemukakan kekhawatiran pe-mekaran dapat membuka peluang

WARTA

Pro dan Kontra PemekaranLampung

konflik. Ada sejumlahparameter yang me-nyebabkan pemekaranrawan konflik, sepertipenentuan ibu kotaprovinsi. “Menentu-kan ibu kota saja ra-wan konflik. Lalu tarikmenarik dari masya-rakatnya,” terang dia.

Menurut Watoni,pemekaran daerahmenjadi provinsimaupun kabupatenbukan perkara sepele. Pemekaran daerahkerap menimbulkan potensi konflik.Karena itu, harus ada analisis kom-prehensif dengan kajian yang jelas dandetail guna memutuskan bahwa suatudaerah laik dimekarkan atau tidak.

“Bukan main-main memekarkandaerah. Itu punya implikasi. Kalau tidakhati-hati, justru menimbulkan konflik.Bukan menimbulkan kebaikan,”katanya. Menurutnya, kesepakatan yangdigalang sejumlah kepala daerah untukmemekarkan Provinsi Lampung masihdalam tahap wacana.

Watoni menyebutkan dalamsistem otonomi daerah yang dipakaisaat ini, konsep pemerintahan tak lagiterpusat (sentralistik). Alhasil, kabu-paten/kota mempunyai peluang besaruntuk mengembangkan daerahnyasecara mandiri. “Justru posisi sekarangbisa lebih cepat berkembang. Bukankarena provinsi. Ini keliru,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlahbupati menandatangani berita acarakesepakatan pembentukan provinsibaru. Wilayah provinsi baru itu

didasarkan peta wilayah eks KabupatenLampung Utara sebelum adanyapemekaran. Bupati yang sepakatmelakukan pemekaran adalah BupatiLampung Utara Zainal Abidin, BupatiLampung Barat Mukhlis Basri, BupatiWaykanan Bustami Zainudin, danPemkab Tulangbawang Barat yangdiwakili Asisten III Pahada Hidayat.

Bupati TulangbawangAbdurachman Sarbini juga memastikanikut dalam rencana pemekaran tersebut.Dia menyatakan komunikasi denganpara bupati yang memiliki semangatpemekaran provinsi juga sudah terjalindengan baik. “Perkembangan Lampungbegitu pesat, tapi potensi belumdiberdayakan secara maksimal,”katanya.

Sementara Sekretaris ProvinsiLampung Berlian Tihang menyatakanpersoalan pemekaran yang digulirkansejumlah kepala daerah tersebut masihberupa wacana. Karena itu, Pemprovbelum menanggapi wacana tersebut.“Itu kan baru wacana. Prosesnya masihpanjang,” katanya. (tim)

Wacana pemekaran Provinsi Lampungmendapat sambutan beragam di kalangan

legislatif Lampung. Ada yang mengkhawatirkanekses pemekaran, ada pula yang menganggap

pemekaran provinsi sebagai langkah positif.

K

Page 30: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif30

WARTA

etua Komisi V DPRD Lam-pung Yandri Nazir menyata-kan siap mendukung rencanauntuk menjadi tuan rumah

even olah raga nasional itu. “Rencanajadi tuan rumah PON merupakanlangkah berani dan perlu dukungan darisemua pihak. Kita di Dewan men-dukung 1.000 persen,” katanya.

Menurut Yandri, Kepala DinasPemuda dan Olahraga (Dispora) sudahmemberi gambaran mengenai rencanatersebut. Memang masih banyakkekurangan, sarana dan prasaranaolahraga di Lampung banyak yangbelum sesuai.

“Kita melihat lapangan sepakbolabelum memenuhi standar FIFA, kolamrenang juga begitu, running track jugabelum sesuai standar internasional.Jadi, banyak yang harus kita benahi,bukan hanya insfrastruktur olahraga,tapi juga infrastruktur jalan, hotel, danlainnya,” tegasnya.

Meskipun masih banyak keku-rangan, Yandri optimistis dalam 4tahun ke depan perbaikan bisa dikejar.“Buktinya Palembang siap menjadi

Lampung Incar Tuan Rumah PON XIX

tuan rumah Sea Games meski per-siapannya hanya 2 tahun. Kalau DPRD,pemerintah, masyarakat, dan semuapihak mau, kenapa tidak?” katanya.

Rencana menjadi tuan rumahPON pada tahun 2016 tersebut disam-paikan Kepala Dinas Pemuda danOlahraga (Kadispora) Lampung Kherlanipada saat dengar pendapat denganKomisi V DPRD Lampung, Jumat (4Mei 2012). Dia mengatakan tidakmenutup kemungkinan empat tahun kedepan rencana pelaksanaan PON diLampung bisa terlaksana.

Tapi dengan catatan, 7 kabupaten/kota mulai dari Bandarlampung, Pring-sewu, Metro, Lampung Tengah (Lam-teng), Lampung Selatan (Lamsel),Pesawaran, dan Lampung Timur (Lam-tim) mau bersama-sama membangunsarana dan prasaran pendukung olahraga.

“Kita bagi fasilitas olahraganya.Misalnya Lamteng dibangun di Bekri,Pesawaran dibangun di Gedungtataan,dan Pringsewu di Gadingrejo. Semuatidak ada persoalan. Memang belummenjadi target, tapi wacana ini sayalemparkan supaya kita semua bangkit.Karena kalau sepakat, empat tahun kedepan kita bisa jadi tuan rumah PON,”

Empat tahun lagi, yaitu padatahun 2016, Provinsi

Lampung optimistis bisamenjadi tuan rumah Pekan

Olahraga Nasional (PON)XIX. Hal ini tentu menjadi

target mengingat waktuempat tahun dianggap cukup

untuk mempersiapkansegala sesuatunya.

KYandri Nazir

kata Kherlani.Menurut Kherlani, sejumlah

daerah yang disebut di atas antusiasmenyambut wacana tersebut. ”Tapimemang kalau bicara PON tentu tidakakan mecukupi. Tapi perbaikan saranadan prasarana olahraga tetap harusdilakukan, sebab November nanti adapekan olahraga pelajar yang kemudiandisusul kejuaraan daerah sehingga bisadigunakan untuk itu,” tambahnya.

Bukan hanya itu, Kherlani punmenyadari banyak fasilitas olahraga diLampung yang perlu diperbaiki. Contohnya stadion olahraga yangdibanggakan di Bandarlampung, yaknigedung PKOR Wayhalim. Sampaisekarang belum komplet, belum adaruang ganti dan sebagainya. Namun,dia yakin jika kabupaten/kota bersatumaka semua akan segera terwujud.

“Masalah anggaran bisa dibi-carakan dengan Komisi V DPRD. Kitaakan buat program pada 2013. Saat inikita juga tengah melakukan revitalisasi2 lapangan sepak bola di Pringsewu, 1di Lamteng dan 1 di Lamtim. Lapanganolahraga rakyat ini diperbaiki agar bisadimanfaatkan bersama oleh rakyat,”tambahnya. (tim)

Page 31: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif 31

WARTA

etua Komisi V DPRDLampung Yandri Nazirmengatakan UMP dite-tapkan berdasarkan perhi-

tungan dari angka KHL yang didapatdari hasil survei beberapa bahanpokok di lapangan. Dari tahun ketahun, Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi (Disnakertrans) Lam-pung mengaku melakukan 4 kalisurvei setiap tahun yang kemudianjadi acuan Dewan Pengupahandalam menentukan angka UMP.

“Kita menginginkan padatahun 2013 perhitungannya me-ngacu ke Permenakertrans No.17/2005 yang menetapkan polaregresi, artinya survei dilakukansetiap bulan,” tegasnya, usaidengar pendapat dengan Disnaker,awal Mei 2012. Memang patutdisesalkan dari Disnaker kurangada insiatif, padahal sudah adaPermenakertrans itu. Tapi tidakada kata terlambat, jadi tahun2013 harus diterapkan cara itu.

Sebelumnya, Ketua DPRDLampung Marwan Cik Asan me-ngakui jika upah buruh di Lam-pung masih jauh di bawah standar.Karena itu, dia memaklumi jikaburuh masih menggelar demo diperingatan May Day pada 1 Mei

Untuk Mendongkrak UMPSurvei KHL Sebulan Sekali

2012. UMP Lampung tahun 2012sebesar Rp975 ribu, yang tentu sajatidak mencukupi untuk kehidupanburuh beserta keluarganya.

“Jelas kalau angka idealnya diatasRp1 juta. Ini yang harus diperhatikanpemerintah dan pihak-pihak terkait dalammenentukan UMP,” terangnya. MenurutMarwan, juga tidak logis jika kenaikangaji buruh akan membuat perusahaan atauinvestor meninggalkan Lampung. “Peru-sahaan juga bakal bangkrut bila pe-kerjanya tidak ada. Jadi jangan hanyamemandang kepentingan dari sisiperusahaan saja dalam membahasmasalah angka UMP,” imbuhnya.

Sementara Sekprov LampungBerlian Tihang meminta agar tripartitsebagai penentu angka UMP bisa bekerjalebih maksimal. Dia juga berharap tidakterjadi “kongkalikong” dalam penentuanangka UMP. ”Tripartit dibentuk untukmewakili perusahaan dan buruh, jadiangka yang keluar tentu sesuai dengankeinginan keduanya, jangan hanyamemikirkan satu pihak,” tambahnya.

Oleh sebab itu, pemprov akan melakukan survei untuk menentukanUMP tidak hanya 4 kali dalam setahun,dengan memberikan tambahan danadari APBD agar survei dilakukan setiapbulan selama satu tahun sehinggadiketahui pasti berapa kebutuhan buruhdi lapangan.

Menurut Heri Munzaili, ketuaDewan Pengupahan Provinsi Lampung,target survei KHL pada tahun 2012

sebanyak tiga kali. Surveipertama sudah selesaidigelar pada Maret lalu.Untuk Survei kedua,menurut pihak Dinas Te-naga Kerja dan Trans-migrasi (Disnakertrans)Lampung bakal digelarJuni.

“Namun, pada tahun2013 mendatang surveiditarget akan dilakukanselama sepuluh kali, yaitu

dalam satu bulan ada sekali survei.Dengan 10 kali survei, tingkatkeakuratan menjadi lebih jelas,’’kata Heri setelah pihaknya meng-gelar hearing dengan Komisi VDPRD Lampung pada 31 Mei2012 lalu.

Menurut dia, pihak Disna-kertrans Lampung juga bakalmendorong agar seluruh kabupaten/kota membentuk Dewan Pengu-pahan sendiri. Saat ini, baru adaempat daerah yang memilikiDewan Pengupahan sendiri, yakniBandarlampung, Waykanan, Tu-langbawang, dan Lampung Tengah.

Heri menambahkan, pihakDisnakertrans Lampung juga sudahmendapat surat mengenai per-soalan pembentukan lembagakerja sama (LKS) Tripatrit. Denganadanya LKS Tripatrit, pembentukanDewan Pengupahan semakinmudah. “Dari LKS itu nantinyamendorong pembentukan DewanPengupahan,” jelas dia.

Jika seluruh daerah sudahmempunyai Dewan Pengupahan,nantinya setiap daerah berhakmenentukan besaran upah mini-mum masing-masing. Terkait tar-get besaran upah minimum pro-vinsi (UMP), Heri menegaskan,pada 2014 harus ada peningkatansignifikan. “Pada 2014, UMPdiharapkan berada di angka Rp1,2juta,” jelasnya. (tim)

Untuk menentukan upahminimum provinsi (UMP)

tahun 2013, surveistandar kebutuhan hidup

layak (KHL) harusdilakukan setiap bulan.

Hal tesebut sebagailangkah dan upaya

DPRD Lampung untukterus mengejar agar UMP

mencapai angka di atasRp1 juta.

K

Page 32: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2012

EDISI MEI 2012Mimbar Legislatif32