Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

32
EDISI MEI 2013 Mimb ar Leg islatif 1 EDISI MEI 2013 www.dprd-lampungprov.go.id Jatah Raskin Naik Menjadi 20 Kg Dokter Puskesmas akan Diberi Insentif Pansus Waydadi Tunggu Pemprov Perbaikan Jalan Panjang- Rajabasa Harus Fokus

description

Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

Transcript of Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

Page 1: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 1

EDISI MEI 2013

www.dprd-lampungprov.go.id

Jatah Raskin Naik Menjadi20 Kg

Dokter Puskesmas akan DiberiInsentif

Pansus Waydadi TungguPemprov

Perbaikan Jalan Panjang-Rajabasa Harus Fokus

Page 2: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif2

DITERBITKAN OLEHSekretariat DPRD Provinsi Lampung

PELINDUNGGubernur Lampung

Sjachroedin Z.PWakil Gubernur Lampung

Ir.M.S.Joko Umar Said,M.M.

PEMBINAPimpinan DPRD Provinsi Lampung

Ir. Hi. MARWAN CIK ASAN, MMHj. NURHASANAH, SH, MH

Ir. H. INDRA ISMAIL, MMIr. H, HANTONI HASAN, M.Si.

PENASEHATSekretaris Daerah Provinsi Lampung

Ir.Barliang Tihang, M.M

PENANGGUNG JAWABSekretaris DPRD Provinsi Lampung

Hi. Sudarno Eddi, SH,MH

PIMPINAN REDAKSIKabag Perundang-undangan

Hi. Zulfikar, SH, MH

DEWAN REDAKSIKabag Umum

Drs. Hi. Tibransyah, MMKabag Keuangan

Tina Malinda, S. Sos, MMKabag Persidangan

Zurizal, M.Sc.Kasubbag Humas dan ProtokolEdy Nefo Irianto, S.Sos, MM

Kasubbag Publikasi Produk HukumJamaluddin BP, S.Sos

REDAKTUR PELAKSANAKasubbag Dokumentasi, Informasi &

PerpustakaanCakrawala Oemar.

STAF TATA USAHADra. Neli Yuniar

ALAMAT REDAKSIGedung DPRD Provinsi Lampung

Jl. Wolter Monginsidi No. 69 TelukbetungTelp. (0721) 481166Fax (0721) 482166

Web Site : www.dprd-lampungprov.go.id

Dari Redaksi

PERTANIAN BERKELANJUTANumi Lampung Kayo Rayo. Ya, sejaklama daerah Lampung memilikikekayaan sumber daya alam yangmelimpah dan menjadi penghasil

utama sejumlah komoditas utama di sektorpertanian, perkebunan, peternakan, danperikanan.

Di sektor pertanian tanaman pangan,Lampung memiliki ribuan hektare sawah diberbagai wilayah pedesaan. Dengan dukunganjaringan irigasi yang baik, areal sawah itudibudidayakan secara intensif, rata-rata dua kalimusim tanam dalam satu tahun. Karena itulah,Lampung akhirnya sukses menjadi sentra utamapenghasil padi, menjadi lumbung pangannasional.

Begitu juga dengan komoditas daging.Kita masih ingat, beberapa tahun silam. Ribuanekor sapi dikirim ke luar daerah untukmemenuhi kebutuhan daging. Lampung pundikenal sebagai daerah penghasil daging sapipotong yang tidak hanya untuk konsumsisendiri, tetapi juga memasok kebutuhan dagingdi daerah lain, terutama Jakarta dan sekitarnya.

Di sektor perkebunan, ada yang bisadibanggakan warga Lampung, yaitu sebagaipenghasil gula. Ini membanggakan bukansekadar mampu menghasilkan ratusan ribu tonyang dihasilkan setiap tahun. Tetapi juga karenadaerah ini sukses pengembangan industri guladengan memanfaatkan lahan kering sebagaipenghasil tebu sebagai bahan baku gula.

Kebanggaan Lampung yang sebenarnyasudah melekat sejak lama adalah sebagaipenghasil kopi. Komoditas ini dikenal sejak In-donesia belum merdeka. Nikmatnya kopi ro-busta yang ditanam petani Lampung, men-jadikan daerah ini dikenal para penikmati kopisampai manca negara.

Pertanyaannya sekarang, masihkahkomoditas itu menjadi kebanggakan yang patutdibanggakan?

Tentu, semua masih ingat, dalam be-berapa waktu terakhir, sering terjadi kirispangan. Beras, misalnya. Seringkali harganyamelonjak tinggi akibat produksi beras dalamnegeri tak mencukupi sehingga harus me-ngimpor dari negara lain. Hal yang sama jugaterjadi dengan komoditas daging, yang hinggakini belum juga tuntas penyelesaiannya.

Di tengah situasi seperti itu, tiba-tibadikejutkan dengan kabar bahwa biji kopi kitaditolak Jepang. Kemudian, kabarnya, juga diikutioleh Amerika Serikat. Alasannya, produk kopiLampung tidak memenuhi standar, karenakandungan bahan kimiannya melebihi batasminimal yang diizinkan negara bersangkutan.

Kabar baiknya, Pemerintah Provinsibersama DPRD Lampung sedang menggodokperaturan tentang lahan pertanianberkelanjutan. Menyusutnya lahan produktifuntuk usaha pertanian, menjadi salah satu alasan

akan dilahirkannya peraturan itu.Untuk itu, pemerintah akan memberikan

insentif kepada petani, seperti bantuan pupuk,bibit, dan obat-obatan pertanian. Cara inidiharapkan bisa menarik minat petani untuk tetapsetia pada profesinya dengan tidak mengalih-fungsikan lahan pertaniannya untuk keperluannonpertanian.

Cukup? Tentu, tidak! Memberikan insentifbiaya sarana produksi, baru menyentuh satu sisipersoalan klasik petani kita. Yaitu, lemahnyakemampuan modal petani untuk biaya pengadaansarana produksi.

Sementara persoalan besar yang dihadapipetani ialah jaminan harga yang menguntungkankomoditas saat panen. Yang selalu terjadi, hargaproduk pertanian anjlok saat panen. Akibatnya,petani rugi. Masih untung jika tidak terjerat utangmodal yang diperoleh dari pinjaman.

Dengan kondisi seperti itu maka wajar jikapetani kapok bertani dan mencari usaha lain.Desakan kebutuhan membuat petani tak lagi bisamempertahankan lahan pertanian. Dan, lahanitu pun berubah menjadi pabrik, properti, danusaha lain yang menguntungkan.

Karena itu, kita berharap, peraturan tentangLahan Pertanian Bekelanjutan yang kini masihdalam proses, bisa menyentuh seluruh aspek yangmenjadikan usaha pertanian terlindungi danmenguntungkan petani. Dengan demikian, tentupara petani bergairah dengan usaha taninya.Bahkan, tidak mustahil akan menarik minatmasyarakat dari profesi lain untuk menjadi petani.

Sehingga harapan untuk lahan pertanianberkelanjutan, bukan lagi mengejar mimpi.

Redaksi.

B

Page 3: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 3

Polemik berlarut-larut tentang jadwal pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub)Lampung akhirnya terjawab. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menerbitkan

surat edaran (SE) mengenai pelaksanaan pilgub di Lampung pada tahun 2013.

E itu bernomor 270/2305/SJ,tertanggal 6 Mei 2013, perihalpelaksanaan pilkada pada tahun2013. Menteri Dalam Negeri

(Mendagri) Gamawan Fauzi, Senin (6/5/2013), menyatakan sudah mengirim-kan SE itu ke 43 daerah yang memilikijadwal pemilihan kepala daerah danwakil kepala daerah (pilkada) ber-benturan dengan pemilihan umum(Pemilu) tahun 2014.

Menurut Gamawan, SE tersebutakan memudahkan pemerintah daerah

LAPORAN UTAMA

SE Kemendagri: PilgubLampung pada 2013

(pemda) setempat mengalokasikananggaran pilkada dalam anggaranpendapatan dan belanja daerah (APBD).

“Sudah saya kirim edarannya ke 43daerah, termasuk Provinsi Lampung. Itusekaligus pedoman bagi penyeleng-garaan pilkada,” kata Gamawan seusaiacara penandatanganan Perjanjian KerjaSama Kemendagri dan Gubernur BankIndonesia terkait penggunaan data kartutanda penduduk elektronik (e-KTP) diJakarta.

Gamawan mengungkapkan, SE

tersebut pada prinsipnya menyebutkanbahwa pemda bisa menyesuaikandengan Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah yangmenyatakan, pilkada dilaksanakanselambat-lambatnya satu bulan sebe-lumnya masa jabatan kepala daerah danwakil kepala daerah berakhir. “Jadikalau Lampung sudah siap, ya silakan,”ujarnya.

Juru Bicara Kemendagri ReydonizarMoenoek juga memastikan, Kemendagri

S

Page 4: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif4

LAPORAN UTAMA

sudah mengirim SE tersebut ke 43daerah, termasuk Pemprov Lampungpada Senin (6/5/2013). SE itu intinyamenyebutkan, bagi kepala daerah danwakil kepala daerah yang masa ja-batannya berakhir pada tahun 2014sebanyak 43 daerah, maka pilkadanyadipercepat pada tahun 2013 agar tidakmengganggu pemilihan legislatif (pileg)dan pemilihan presiden (pilpres).

Reydonizar menjelaskan, pilkadamemungkinkan dilaksanakan padatahun 2013 apabila masa jabatan kepaladaerah dan wakil kepala daerah diwilayah tersebut berakhir pada tahun2014. Ini merujuk Pasal 86 ayat 1 UU32/2004. “Namun demikian, pelan-tikan kepala daerah dan wakil kepaladaerah terpilih tetap harus menunggusampai berakhirnya masa jabatan kepaladaerah dan wakil kepala daerah (yanglama) pada tahun 2014,” katanya.

Perubahan,” ujarnya.Wakil Ketua DPD Demokrat

Lampung itu menambahkan, besarnyaanggaran pilgub yang hampir mencapaiRp 200 miliar memungkinkan jugamenggunakan dana Silpa yaitu SisaLebih Perhitungan Anggaran (Silpa)APBD 2013.

Sementara Gubernur LampungSjachroedin ZP mengatakan, jika benarada SE Kemendagri itu, ia akanmengikuti dengan menyiapkan ang-garan pilgub. Sekarang lihat duluanggarannya ada berapa dan kapandibahas dalam APBD Perubahan.

Menurut dia, pembahasan APBDPerubahan paling cepat pada Agustus-

September. “Kalau (anggaran pilgub)keluarnya September, apa bisa (pelak-sanaan pilgub) Oktober?” katanya.

Di tempat terpisah, SekretarisProvinsi (Sekprov) Lampung BerlianTihang mengaku, Pemprov belummenerima surat secara resmi dariKemendagri. “Maka, Pilgub 2013hanyalah sebatas wacana. Apalagi tidakada hitam di atas putihnya. Sementara,Kemendagri pernah menandatanganikesepakatan Sheraton bersama Pemrov,DPRD, dan KPU yang menyepakati takada pilgub 2013,” kata Berlian.

Menurut dia, jika pilgub dilak-sanakan tahun ini, kemungkinan dijadwal-kan pada APBD Perubahan. “Kita akan

Wakil Ketua DPD DemokratLampung menambahkan,

besarnya anggaran pilgub yanghampir mencapai Rp 200 miliar

memungkinkan jugamenggunakan dana Silpa yaitu

Sisa Lebih PerhitunganAnggaran (Silpa) APBD 2013.

Mengutip poin pertama dalam SEtersebut, Reydonizar menambahkan,bagi KPU provinsi dan kabupaten/kotayang telah menjadwalkan dan telah siapmelaksanakan pilkada serta pemdatelah menyediakan anggaran pilkadauntuk tahun 2013, maka dapat ber-pedoman pada Pasal 86 ayat 1 UU 32/2004.

Menanggapi SE Kemendagri diatas, Ketua DPRD Lampung MarwanCik Hasan mengatakan, prinsipnyalegislatif siap melakukan pembahasan.“Kami akan melihat terlebih dahuluinisiasi surat yang dikirimkan Kemen-dagri,” katanya.

Alasannya, DPRD Lampung mela-kukan pembahasan berdasarkan inisiasieksekutif yakni Pemprov. “Sifatnya kitamenunggu, Gubernur sebagai kuasaanggaran. Penganggarannya bisa me-lalui dua mekanisme. Mendahuluianggaran atau dibahas pada APBD

Page 5: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 5

LAPORAN UTAMA

akil Ketua Komisi I DPRDProvinsi Lampung HartatoLojaya mengatakan, Ko-misi I telah melakuan

rapat dengar pendapat dengan KPULampung. Hasilnya, akan diserahkankepada pimpinan DPRD Lampunguntuk dijadikan bahan pengirimansurat kepada Gubernur.

Karena itu, Hartato menjelaskan,selesai rapat dengar pendapat, KomisiI meminta KPU segera menyerahkandata terbaru pemilihan gubernur danwakil gubernur Lampung. Data itu, akanmenjadi patokan Komisi I untukmelapor kepada pimpinan DPRDLampung.

Selanjutnya, ia menjelaskan,pimpinan DPRD menyurati GubernurLampung untuk segera menganggarkanPilgub Lampung. “Kita menunggu datadari KPU, baru bisa laporkan kepimpinan DPRD,” katanya, Jumat (24/5/2013).

Menurut dia, proses pembahasananggaran dana pilgub tak hanyadilakukan oleh Komisi I. Tapi, jugamelibatkan komisi terkait, sepertiKomisi III dan Badan Anggaran DPRDProvinsi Lampung. Proses pengang-garannya dimungkinkan untuk men-

DPRD Minta PemprovAnggarkan Pilgub

Pimpinan DPRD Provinsi Lampung segera meminta Gubernur Lampung untukmenganggarkan dana untuk pilgub. Namun, untuk itu diperlukan data lengkap antara lain

hasil dengar pendapat Komisi I DPRD dengan Komisi Pemilihan Umum.

dahului anggaran atau masuk dalamAPBD Perubahan 2013. Dua opsi itunanti yang menjadi pertimbangan.

Masih terkait dengan anggaranpilgub, Komisi III DPRD Lampungmenggelar rapat dengar pendapatdengan Biro Keuangan Pemprov Lam-pung dan Dinas Pendapatan Daerah(Dispenda) Lampung pada Kamis (30/

5/2013).Menurut Ketua Komisi III DPRD

Lampung Ahmad Bastari, rapat itudigelar untuk mengetahui kondisikeuangan APBD 2013 dan dalam rangkapenyusunan APBD Perubahan 2013.Sehingga bisa diperhitungkan, di manapos anggaran pilgub dialokasikan.

Kendati demikian, meskipunpilgub bisa dianggarkan dalam APBDP,Bastari memastikan tahapan pilgubkemungkinan besar mundur. Sebab,biasanya pengesahan APBDP dilaksa-nakan pada Agustus dan September.“Tapi, itu menurut saya. Sebab,kewenangan tahapan pilgub itu munduratau tidak kan ada pada KPU,” ung-kapnya.

Semenrata itu, Ketua KPU Lam-pung Nanang Trenggono menyatakansiap memberi data yang dibutuhkanKomisi I. Meski secara keseluruhanbesaran anggaran KPU Lampung masihbelum berubah.

Nanang juga sepakat, untukpenganggaran pilgub harus beranimembuat langkah terobosan sepertimendahului tahun anggaran. “Maunggak mau harus ada terobosan. Ini kataKomisi I. Jadinya besok akan menin-daklanjuti,” ungkapnya. (tim)

ikuti presedur yang ada jika ada perintahpusat,” jelasnya, yang mengaku secarapribadi tidak ada persoalan, kapan punpilgub dilaksanakan.

Sementara Ketua KPU LampungNanang Trenggono menegaskan, pihak-nya sudah berkoordinasi ulang denganDPRD dan Pemprov untuk membahasanggaran Pilgub 2013. “KPU sudahberkoordinasi dengan Pemprov danDPRD Lampung karena kita memangsudah tahu ada keputusan itu,” kata

Nanang Trenggono.Sesuai permintaan Komisi I DPRD

Lampung beberapa waktu silam,Nanang mengatakan, untuk ketigakalinya, Selasa (27/5/2013) lalu,pihaknya memberikan draf rinciananggaran Pilgub Lampung kepadaPemprov Lampung. Dalam draf ter-sebut, tidak ada perubahan, denganperkiraan anggaran pilgub saru putaranRp144 miliar dan Rp195 miliar untukdua putaran. (tim)

W

Hartato Lojaya

Page 6: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif6

LAPORAN UTAMA

etua Komisi III DPRD Pro-vinsi Lampung AhmadBastari, didampingi denganSekretaris Komisi Tony Eka

Chandra, dan sejumlah anggota KomisiIII mengatakan, jumlah Rp 707 miliartersebut belum termasuk usulananggaran pilgub yang mencapai Rp195miliar dengan opsi dua putaran.

“Belum lagi biaya untuk Bawaslu,misalnya, biaya untuk pengawalan/pengamanan. Jadi defisit kita itu kalauditambah-tambahkan bisa mencapai Rp900-an miliar,” kata Bastari di ruang rapatKomisi III Gedung DPRD Lampung.

Oleh karena itu, Bastari menga-takan, pihaknya sudah meminta kepadaBiro Keuangan untuk melakukanefisiensi. “Pos mana yang bisa ditang-guhkan dan lain sebagainya, mana yangbisa ditunda pembayarannya, manayang bisa dipangkas harus dipangkas,”ujarnya.

Menurut Bastari, Komisi III DPRDbeserta Dispenda dan Biro Keuangantelah sepakat, APBD 2013 ini harusdirevisi. Harus ada perubahan dan harusada pos-pos yang dikurangi untukmenutupi defisit tersebut. Bastari jugapesimistis jika pengalihan aset Waydadibisa menjadi salah satu sumberpendapatan.

“Hampir tidak mungkin bahwa

APBD 2013 Defisit Rp707 MAnggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD)Pemerintah Provinsi

Lampung tahun anggaran(TA) 2013 mengalami defisithingga Rp 707 miliar. Hal ituterungkap pada saat Komisi

III DPRD Lampungmenggelar rapat dengarpendapat dengan Dinas

Pendapatan Daerah(Dispenda) Lampung dan

Biro Keuangan SetdaLampung, Kamis (30/5/2013).

salah satu sumber pandapatan yangbersumber dari pengalihan aset Waydadiyang mencapai Rp337 miliar. Ini haruskita keluarkan. Karena tidak mungkin.Jadi tidak kita masukkan dalam asumsiAPBD Perubahan. Saya kira itu gam-barannya,” jelasnya.

Di sisi lain, Komisi III jugameminta kepada Dispenda Lampung,sebagai koordinator dalam hal penarikandan pengumpulan pendapatan daerah,untuk bekerja lebih aktif lagi mencarisumber-sumber pendapatan dari berbagaisektor dari semua satuan kerja.

Pada kesempatan lain, Kemen-terian Dalam Negeri menilai, defisitanggaran bukan alasan untuk tidakmemasukkan anggaran pemilihangubernur Lampung dalamAPBD Peru-bahan 2013.

“Saya tegaskan, tidak ada hu-bungan penyelenggaraan pilkadadengan defisit anggaran. Defisit ituhanya perlakuan akuntansi, dia masihkas modifikasi dan bukan actual basicselama tidak melampaui 3,5 persen,”ujar Staf Ahli Mendagri Bidang Politik,Hukum, dan Hubungan AntarlembagaKemendagri Reydonnizar Moenek.

Menurut Donny –sapaanReydonnizar Moenek, semua anggaran

itu pasti defisit, baik APBD maupunAPBN, bila tidak dikelola dengan baik.Kemendagri menyarankan suatu ma-najemen anggaran yang baik denganmelakukan penghematan dan menge-fisiensi anggaran untuk pos-pos tertentu.

“Kan bisa dengan cara peng-hematan. Anggaran untuk beberapa posdiefisiensi untuk disumbangkan keanggaran pilkada. Belanja pilkada yangdiutamakan karena tidak ada alasanuntuk tidak tersedia dana pilkada sesuaiaturan perundang-undangan dan Per-mendagri. Pangkas anggaran yang tidakperlu,” ucapnya.

Bahkan, lanjut Donny, bila Pem-prov tetap kukuh tidak menyediakananggaran karena defisit, masih ada caralain yang bisa ditempuh. Sepertisebelumnya, dia menyarankan untukmenggunakan dana Silpa 2012.

Donny memastikan, dana Silpa ituada dan tersedia sehingga bisa untukmembiayai pelaksanaan Pilgub Lampungtahun ini. “Ya pasti ada. Dana itu tersediatidak hanya di Lampung, tapi seluruhtanah air. Itu juga kan bisa menjadi danacadangan. Bagaimana kalau Lampungterkena bencana bila tidak ada anggaranitu? Karena itu, saya pastikan danatersebut ada,” ucapnya. (tim)

K

Page 7: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 7

LAPORAN UTAMA

esepuluh raperda itu disahkanpada Rapat Paripurna DPRDLampung, Kamis (2/5/2013).Sidang dipimpin Wakil Ketua

DPRD Lampung Hantoni Hasan.Dihadiri Wakil Gubernur LampungM.S. Joko Umar Said dan sejumlahanggota dewan.

Perda yang disahkan itu antaralain, Perda Pembangunan Kota Baru,Perda Penyelenggaraan Kegiatan Mi-nyak dan Gas Bumi, Perda PengelolaanPertambangan Mineral dan Batubara,Perda Kelembagaan Masyarakat AdatLampung.

Selanjutnya, Perda Organisasi danTata Kerja Jajaran Satuan PerangkatDaerah Dilingkungan Pemprov Lam-pung, Perda Organisasi dan Tata KerjaLembaga Lain, Perda Organisasi dan

DPRD Sahkan 10 Raperda

Tata Kerja Dinas-dinas Daerah ProvinsiLampung, Perda Tatakerja Inspektorat,Badan Perencanaan Pembangunandaerah dan Lembaga Tekhnis dan PerdaOrganisasi dan Tatakerja SekretariatDaerah DPRD Lampung.

Dengan disahkan raperda KotaBaru Jati Agung Lampung Selatanmenjadi perda, maka pembangunanfasilitas untuk pusat pemerintahanprovinsi Lampung bisa dilanjutkan.Pembangunan kota itu sempat tertundadan membuat pembangunan sebe-lumnya terbengkalai.

Ketua Badan Legislasi DPRDProvinsi Lampung Farouk Danialmengatakan, setelah raperda Kota Barudisahkan menjadi perda, PemerintahProvinsi Lampung diminta segeramenyelesaikan seluruh persoalan yang

menghambat pembangunan pusatPemerintahan Provinsi Lampung itu.Mulai menyelesaikan ganti rugi lahan,tapal batas, hingga aspek legalitas danperizinan.

“Pemprov harus segera menye-lesaikan semua persoalan itu. Jika tidak,pembangunan ini bisa terhambat lagi,”kata Farouk. Sesuai dengan SK MenteriKehutanan Nomor S.361/ Menhut VII/2012 batas penyelesaian semua per-soalan tersebut paling lambat selamadua tahun.

Hal itu dilakukan agar terhindardari permasalahan hukum yang ke-mungkinan akan terjadi dikemudianhari. “Selama dua tahun semuanyaharus selesai. Karena jika tidak bisa sajaada implikasi hukum didalamnya,”tegas politisi Gerindra itu. (tim)

DPRD Provinsi Lampung mengesahkan 10 rancangan peraturan daerah(Raperda) menjadi peraturan daerah (Perda). Termasuk raperda untuk

pembangunan kota baru pusat Pemerintah Provinsi Lampung diJatiagung, Lampung Selatan.

K

Page 8: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif8

ebagai pelaksanaan fungsi legislasi ataukekuasaan membentuk peraturan daerah yangdimiliki oleh DPRD sebagaimana amanatketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang PedomanPenyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRDjuncto Pasal 4 Peraturan DPRD Provinsi Lampung Nomor1 Tahun 2010 tentang Tata Tertib, maka Badan LegislasiDPRD Provinsi Lampung mengusulkan Raperda ProvinsiLampung, tentang Pembangunan Kota Baru Lampung.

Raperda prakarsa Badan Legislasi DPRD tersebutyang sebelumnya direncanakan berjudul “PercepatanPembangunan Kota Baru Lampung sebagai KawasanPusat Pemerintahan Provinsi Lampung” telah melaluiproses pembahasan dan penelaahan mendalam dalamrangka penyempurnaan draf (tata naskah dan substansi)raperda di tingkat Panitia Khusus, bersama SKPD teknisterkait serta telah dilakukan harmonisasi dan sinkronisasi

LAPORAN UTAMA

Laporan Badan Legislasi atas HasilPembahasan Raperda

tentang

Pembangunan Kota Baru Lampung••••• Disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi Lampung

Pembicaraan Tingkat II Rabu, 30 April 2013

bersama Biro Hukum, sehingga nantinya diharapkanraperda dimaksud dapat berhasil guna dan tidakbertentangan dengan peraturan perundang-undangan yanglebih tinggi.

Sebagaimana dimaklumi bahwa pembangunan kotabaru Lampung merupakan salah satu program prioritasunggulan Pemerintah Provinsi Lampung sebagai salahsatu solusi untuk mengatasi kepadatan penduduk dankemacetan lalu lintas di Kota Bandarlampung, yang telahditetapkan dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029.

Sebagai pemegang amanat pelaksana pemerintahandaerah bersama Gubernur Lampung maka DPRD ProvinsiLampung melalui Badan Legislasi mengajukan raperdatentang Pembangunan Kota Baru Lampung, sebagai salahsatu bentuk dukungan dalam melaksanakan fungsipemerintahan, pembangunan, dan pemberian palayanan

S

Page 9: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 9

LAPORAN UTAMA

kepada masyarakat, dengan mempertimbangkan hal-halberikut.1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat ILampung, disebutkan bahwa pusat pemerintahan,pusat bisnis/perniagaan yang sekaligus pusatkeramaian Provinsi Lampung berkedudukan diwilayah Tanjungkarang-Telukbetung, yang ber-dasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun1983 penyebutan Kotamadya Daerah Tingkat IITanjungkarang-Telukbetung diganti menjadiKotamadya Daerah Tingkat II Bandarlampung, danselanjutnya sejak Tahun 1999 berubah menjadi KotaBandarlampung;

2. Kota Bandarlampung secara geografis memiliki letakyang strategis, karena Kota Bandarlampungmemiliki peran penting dalam jalur transportasidarat dan aktivitas pendistribusian logistik dariPulau Jawa menuju Pulau Sumatera maupunsebaliknya;

3. Kota Bandarlampung dengan wilayah seluas 192,96km² memiliki potensi yang cukup besar untukdikembangkan. Upaya peningkatan potensi daerahterus dilakukan dengan peningkatan pendapatan aslidaerah yang dilakukan melalui perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yanglebih terpadu dan terarah agar sumberdaya yangada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.Perkembangan pembangunan yang digerakkan olehpemerintah, swasta, dan masyarakat, sebagiandilakukan dalam rangka deregulasi dan debirokra-tisasi sebagai terobosan terhadap tatanan yang adauntuk mempercepat tercapainya pertumbuhan danpemerataan pembangunan serta persiapan meng-hadapi era globalisasi;

4. Dalam perkembangannya, sebagai akibat lajupertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlahkendaraan bermotor, wilayah Kota Bandarlampungsebagai wilayah perkotaan Provinsi Lampung saatini dipandang sudah sangat padat, oleh karena itukeinginan Pemerintah Provinsi Lampung untukmelakukan upaya-upaya dalam rangka mengurangikepadatan di pusat kota, perlu didukung denganpenerbitan sebuah peraturan daerah;

5. Salah satu upaya Pemerintah Provinsi Lampung yangperlu segera dilakukan adalah memindahkan pusatpemerintahan melalui pembangunan kota baruLampung sebagai pengembangan wilayah pusatperkantoran/ pemerintahan provinsi dan instansivertikal, sekaligus sebagai wilayah pengembanganpendidikan. Nantinya diharapkan akan memberikandampak positif terhadap pengembangan kawasanpermukiman, pusat perekonomian dan usaha/perdagangan serta fasilitas pelayanan publiklainnya, yang semula terkonsentrasi di wilayah Kota

Bandarlampung, dipindahkan ke wilayah Keca-matan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan,sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiLampung Tahun 2009-2029;

6. Pengembangan Pusat Pemerintahan ProvinsiLampung tersebut dimaksudkan sebagai upayauntuk memacu pertumbuhan ekonomi danpembangunan di Provinsi Lampung pada umumnyadan di wilayah Kecamatan Jatiagung KabupatenLampung Selatan pada khususnya, sehinggapelaksanaan pembangunannya merupakan prioritasdaerah. Selain itu, tujuan dilakukannya pem-bangunan kota baru Lampung sebagai pengem-bangan pusat pemerintahan yang baru, antara lain:a. memaksimalkan penataan pembangunan di

Bandarlampung pada umumnya dan JatiagungKabupaten Lampung Selatan sebagai wilayahpenyangga perkotaan pada khususnya;

b. memudahkan pelaksanaan koordinasi antarsatuan kerja perangkat daerah (SKPD) daninstansi vertikal terkait lainnya dalam satukawasan pemerintahan yang terintegrasi;

c. membuka peluang investasi sekaligus untukmenekan angka pengangguran; dan

d. sebagai solusi untuk mengatasi kepadatanpenduduk dan kemacetan lalu lintas di KotaBandarlampung.

Selain itu, dibentuknya peraturan daerah inibertujuan agar pelaksanaan program pembangunanunggulan Provinsi Lampung pada umumnya danpembangunan kota baru Lampung pada khususnya dapatmemberikan kepastian hukum dan jaminan pelaksanaanpembangunan yang berkesinambungan dengan dukunganalokasi anggaran yang memadai oleh Pemerintah ProvinsiLampung.

Page 10: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif10

LAPORAN UTAMA

1. Jadwal Pembahasan:Pembahasan Raperda Usul

Inisiatif Badan Legislasi DPRDProvinsi Lampung mengikutijadwal yang telah ditetapkanoleh Badan Musyawarah padatanggal 3 Januari 2012, yangsemula diberikan batasan waktupembahasan dari tanggal 11Januari 2012 sampai dengantanggal 21 September 2012.Namun demikian dalam rangkamemberikan kepastian hukumterhadap lahan kota baru yangmemanfaatkan sebagian arealkawasan hutan produksi tetapGedongwani Register 40Kabupaten Lampung Selatan, maka pemanfaatanterhadap areal dimaksud harus mendapatkan izin prinsiptukar-menukar kawasan hutan terlebih dahulu dariPemerintah cq. Menteri Kehutanan RI.

Dengan pertimbangan tersebut maka melalui suratKetua Badan Legislasi DPRD Nomor 041/Balegda/12.01/2012 tanggal 11 Juni 2012 perihal Penambahan WaktuPembahasan Raperda Usul Inisiatif Banlegda, termasukRaperda Pembangunan Kota Baru Lampung, dan telahdiputuskan dalam rapat pimpinan bersama-sama denganketua-ketua pansus pembahasan raperda pada tanggal16 Juli 2012 telah disetujui untuk ditunda sampaidengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Setelah melalui rapat-rapat pembahasan yang cukuppanjang serta dalam rangka antisipasi terhadapkemungkinan terdapat permasalahan hukum di kemudianhari terkait dengan pemanfaatan sebagian kawasan yangmasih merupakan kawasan hutan produksi tetap, Pansusmengambil sikap untuk memberikan kesempatan terlebihdahulu kepada Pemerintah Provinsi Lampung untukmemenuhi persyaratan administrasi dan/atau persyaratanteknis berdasarkan ketentuan perundang-undangansampai dengan diterbitkannya persetujuan prinsip tukar-menukar kawasan hutan atas nama Gubernur Lampunguntuk relokasi pusat pemerintahan dimaksud olehPemerintah cq. Kementerian Kehutanan RI sesuai denganSurat Menteri Kehutanan RI Nomor S.361/Menhut-VII/2012 pada tanggal 23 Agustus 2012.

Berdasarkan persetujuan prinsip yang telahdikeluarkan tersebut dan setelah mempertimbangkanhasil pemantauan langsung ke lapangan, maka selamaitu pula Pansus sepakat untuk melanjutkan kembalipembahasan-pembahasan lanjutan guna menyem-purnakan substansi raperda dan mendorong agar raperdaini segera dijadwalkan pengesahannya.

2. Proses Pembahasan:Dalam rangka penyempurnaan substansi Raperda

Pembangunan Kota Baru Lampung, telah diagendakanbeberapa kali rapat pembahasan, baik bersama SKPDterkait dan/atau pemangku kepentingan lainnya, antaralain Bappeda Provinsi Lampung yang bertanggung jawabterhadap pembuatan rencana induk (masterplan)pengembangan lahan kota baru; Dinas Bina Marga sertaDinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung yangbertanggung jawab terhadap pelaksanaan infrastrukturjalan, jembatan, dan bangunan kantor pemerintahan;Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang bertanggungjawab terhadap pengurusan izin prinsip tukar-menukardan izin dispensasi melaksanakan pembangunan; BiroPerlengkapan dan Aset Daerah serta Badan PengelolaKota Baru Lampung yang bertanggung jawab secaraadminsitrasi dan teknis penertiban penggarap danperambah lahan; Kantor Wilayah Badan PertanahanNasional (BPN) Provinsi Lampung, serta Biro HukumSekretariat Daerah Provinsi Lampung, yang terkait denganfinalisasi substansi raperda dimaksud.

Pelaksanaan rapat pembahasan juga telahdilaksanakan oleh Pansus bukan hanya dengan SKPDterkait sebagaimana tersebut di atas, melainkan jugamengikutsertakan 5 kepala desa sekitar yang wilayahnyaberbatasan langsung dengan Kawasan Hutan ProduksiTetap Gedong Wani Register 40, yakni Kepala DesaPurwotani, Kepala Desa Gedungagung, Kepala DesaSinarrejeki, Kepala Desa Margodadi, dan Kepala DesaSindanganom, yang terkait dengan pengamanan lahanyang akan dijadikan kota baru dimaksud.

3. Hasil Pembahasan:Sampai dengan berakhirnya pembahasan oleh

Pansus, terdapat 2 hal pokok yang akan dilaporkan, yakni(1) perkembangan terhadap proses hukum tukar menukarkawasan hutan yang akan digunakan sebagai lahanpembangunan kota baru Lampung, dan (2) hasil finalisasidraf raperda.

Proses hukum tukar menukar kawasan hutan sangatdiperlukan untuk memberikan jaminan kepastian hukum

Page 11: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 11

LAPORAN UTAMA

bagi Pemerintah Provinsi Lampung yang akanmemanfaatkan lahan tersebut agar sesuai denganperaturan perundang-undangan dan tidak menimbulkanpermasalahan hukum di kemudian hari, yang secarakronologis dapat dijelaskan sebagai berikut.a. Gubernur Lampung telah membuat surat permohonan

kepada Pemerintah cq. Menteri Kehutanan RI untukmengalokasikan areal seluas sekitar 1.500 ha disebagian Kawasan Hutan Produksi Gedongwani Reg-ister 40 untuk lokasi pembangunan kota baru Lampungsebagai relokasi Pusat Pemerintahan ProvinsiLampung di Kecamatan Jatiagung Kabupaten LampungSelatan, melalui surat Gubernur Lampung Nomor522.12/2098/III.16/2010 tanggal 20 Agustus 2010perihal Penataan dan Penertiban Kawasan HutanProduksi di Provinsi Lampung dan surat GubernurLampung Nomor 522.12/2708/ III.16/2010 tanggal28 Oktober 2010 perihal Permohonan PenggunaanKawasan Hutan Produksi;

b. Terbitnya Surat Menteri Kehutanan Nomor S.591/Menhut-VII/2010 tanggal 16 November 2010tentang Tanggapan Terhadap Usulan GubernurLampung Terkait Penataan dan Penertiban KawasanHutan Produksi Di Provinsi Lampung, danmenyatakan bahwa berdasarkan Peraturan MenteriKehutanan Nomor 32/Menhut-II/2010 tanggal 29Juli 2010, permohonan Gubernur Lampung dapatdiproses melalui prosedur Tukar Menukar KawasanHutan dengan menyediakan areal kompensasidengan ratio 1:1 (satu banding satu);

c. Permohonan penggunaan sebagian Kawasan HutanProduksi Gedongwani Register 40 untuk pem-bangunan kota baru Lampung telah mendapatrekomendasi dari Bupati Lampung Selatan sesuaidengan Surat Bupati Lampung Selatan Nomor 522/4644/III,11/2010 tanggal 20 Desember 2010perihal Rekomendasi Tukar Menukar KawasanHutan, setelah memperhatikan kajian teknis KepalaDinas Kehutanan Kabupaten Lampung Selatan;

d. Pemerintah Provinsi Lampung telah melengkapi danmenyampaikan persyaratan administrasi dan/ataupersyaratan teknis yang harus dipenuhi sesuai denganketentuan yang diatur dalam Peraturan MenteriKehutanan Nomor P.32/Menhut-II/2010 tentang TukarMenukar Kawasan Hutan, melalui surat GubernurLampung Nomor 522.2/0631/ III.16/2011 tanggal 8Maret 2011 perihal Permohonan Penggunaan KawasanHutan Produksi melalui Tukar Menukar dan suratGubernur Lampung Nomor 522/2868/ III.16/2011tanggal 26 September 2011 perihal PemenuhanPersyaratan Tukar Menukar Kawasan Hutan;

e. Di samping penyampaian persyaratan administrasidan persyaratan teknis, Dinas Kehutanan ProvinsiLampung juga telah melakukan beberapa kalikonsultasi dan koordinasi ke Kementerian

Kehutanan RI dalam rangka percepatan penerbitanijin prinsip tukar menukar kawasan hutan;

f. Telah dialokasikan calon lahan pengganti berupakawasan lahan basah/rawa air tawar di KecamatanPagardewa Kabupaten Tulangbawang Barat yangrencananya akan dikelola sebagai kawasan ekonomiyang berbasis konservasi dan Taman Wisata Alamsesuai dengan Rekomendasi Penjabat BupatiTulangbawang Barat yang ditujukan masing-masingkepada Menteri Kehutanan RI sesuai dengan suratNomor 590/649/I.07/TBB/2011 tanggal 10 Oktober2011, dan surat yang ditujukan kepada GubernurLampung Nomor 132/251/I.01/ TBB/2011 tanggal10 Oktober 2011 keduanya berperihal yang samayakni Dukungan Pengembangan Lahan Rawa diKabupaten Tulangbawang Barat;

g. Sambil menunggu terbitnya Izin Prinsip TukarMenukar Kawasan Hutan, Gubernur Lampung telahmengajukan permohonan izin dispensasi untukmelaksanakan pembangunan kota baru Lampung

Farouk Danial, S.H., C.N.

Page 12: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif12

LAPORAN UTAMA

melalui surat Gubernur Lampung Nomor 522/0274.a/III.16/2012 tanggal 30 Januari 2012 dansurat Gubernur Lampung Nomor 522/0579/III.16/2012 tanggal 22 Februari 2012 perihal PermohonanPenggunaan Kawasan Hutan untuk PembangunanKota Baru Lampung;

h. Telah terbit Keputusan Menteri Kehutanan Nomor117/Menhut-II/2012 tanggal 23 Februari 2012 tentangPembentukan Tim Terpadu Pengkajian Lapangandalam Rangka Tukar Menukar Kawasan Hutan atasnama Gubernur Lampung untuk Relokasi PusatPemerintahan Provinsi Lampung dan pembangunanTerminal Agribisnis di Kabupaten Lampung Selatan;

i. Telah terbit Surat Menteri Kehutanan Nomor S.361/Menhut-VII/2012 tanggal 23 Agustus 2012 perihalPersetujuan Prinsip Tukar menukar Kawasan Hutanatas Nama Gubernur Lampung untuk Relokasi PusatPemerintahan Provinsi Lampung, yang pada intinyadapat menyetujui lahan pengganti berupa kawasanlahan basah/rawa air tawar di Kecamatan PagardewaKabupaten Tulangbawang Barat;

j. Sebagai tindak lanjut persetujuan prinsip tukarmenukar lahan pengganti tersebut, PemerintahProvinsi Lampung dibebani kewajiban di antaranyamenyerahkan lahan pengganti yang sudah tidakbermasalah di lapangan (de facto) serta sah menuruthukum (de jure) atau clear and clean yang nantinyaakan dijadikan sebagai kawasan hutan kembali, danberdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PeraturanMenteri Kehutanan Nomor P.32/Menhut-II/2010,pelepasan hak atas tanah dari masyarakat/penggarapkepada Pemerintah Provinsi Lampung dilakukanproses pelepasan hak dengan memberikankompensasi terhadap masyarakat/penggarap yangtelah memanfaatkan lahan tersebut denganpemberian sejumlah uang kerohiman/tali asih,sesuai dengan Akta Pelepasan Hak yang dibuatdihadapan Notaris Siti Agustina Sari, S.H., M.Kn.Nomor 02 Tanggal 5 Desember 2012;

k. Bahwa sampai dengan saat ini, proses pelepasan hakatas tanah lahan pengganti yang telah dilepaskankepada Pemerintah Provinsi Lampung seluas 1.611,60ha telah dilakukan sesuai dengan Surat Keteranganyang dibuat oleh Notaris Siti Agustina Sari, S.H.,M.Kn. Nomor 06/Not/S/IV/2013 pada tanggal 11 April2013, yang dinyatakan bahwa terhadap lahanpengganti tersebut di atas tidak bermasalah di lapangan(de facto) dan sah menurut hukum (de jure) sehinggadapat dilakukan pendaftaran haknya dan dapatdilakukan proses tukar menukar dengan KementerianKehutanan Republik Indonesia;

l. Dengan telah dilaksanakannya beberapa tahapan,kewajiban dan/atau beberapa persyaratan adminis-trasi maupun persyaratan teknis sebagaimanaditetapkan dalam surat persetujuan prinsip Menteri

Kehutanan Nomor S.361/Menhut-VII/2012 sertadalam rangka tindak lanjutnya, Gubernur Lampungtelah membuat laporan secara tertulis perkem-bangan (progress report) pelaksanaan tukar menukarlahan untuk pembangunan Kotabaru Lampungsekaligus permohonan proses penetapan olehPemerintah cq. Menteri Kehutanan, sebagaimanamaksud surat Nomor 028/1041/10/2013 tanggal 18April 2013 perihal Tindaklanjut Persetujuan PrinsipTukar Menukar Kawasan Hutan. Sepanjang proses hukum tukar menukar lahan

pasca diterbitkannya persetujuan prinsip tukar menukarlahan pengganti dari Kementerian Kehutanan RepublikIndonesia dilaksanakan, maka Pansus segera menin-daklanjutinya dengan melakukan kunjungan kerja langsungke lokasi calon lahan pengganti pembangunan kota baruLampung yang berada di Kampung Pagardewa KabupatenTulangbawang Barat tersebut untuk melihat langsung sertamenyerap aspirasi masyarakat di lokasi dimaksud.

Dari hasil kunjungan kerja tersebut, Pansus telahmenerima penjelasan dari jajaran aparatur PemerintahKabupaten Tulangbawang Barat, antara lain CamatPagardewa serta Kepala Badan Perwakilan KampungPagardewa, sehingga diperoleh data sebagai berikut.- bahwa benar lokasi calon lahan pengganti kawasan

hutan untuk pembangunan kota baru Lampungterletak di Kecamatan Pagardewa KabupatenTulangbawang Barat berupa satu hamparan lahanbasah/rawa seluas sekitar 3.200 ha; dan

- kawasan dimaksud berupa kawasan lahan basah/rawa air tawar yang memiliki kekhasan sebagaiekosistem rawa air tawar dan merupakan daerahmigrasi dan perkembangbiakan burung man-canegara maupun burung lokal serta berbagai lokasireservat untuk perlindungan ikan air tawar lokal.Selain data/informasi tersebut di atas, Pansus jugamenerima aspirasi masyarakat Kampung Pagardewayang selama ini telah berdomisili di lahan sekitarlokasi calon lahan pengganti berada, antara lain:

- bahwa menanggapi rencana pemerintah baikPemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah (PemerintahProvinsi Lampung) yang akan menjadikan tanah margarawa pedukuhan milik masyarakat KampungPagardewa menjadi Taman Wisata Alam kategorinasional atau internasional, warga masyarakatKampung Pagardewa mendukung sepanjang tidakmenghilangkan hak kuasa tanah marga;

- rawa pedukuhan adalah peninggalan bersejarah darileluhur warga masyarakat Kampung Pagardewa,sehingga tanah marga tersebut bukan milikperorangan melainkan milik bersama wargamasyarakat Kampung Pagardewa;

- hak masyarakat yang sudah ada seperti lebak galian,hak atas tanah nyappah (lahan gambut) yang terletakdi sepanjang tepi rawa, yang selama ini merupakan

Page 13: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 13

LAPORAN UTAMA

mata pencaharian masyarakat setempat tidakterganggu, bahkan mohon bantuan agar penghasilandapat lebih meningkat;

- setiap bentuk kepedulian/kompensasi pemerintahdaerah yang akan disampaikan atau diserahkankepada masyarakat harus disampaikan secaralangsung tanpa berwakil;

- segala bentuk pemberian bantuan, seperti pengadaanbibit, perawatan, dan pemeliharaan yang akandilaksanakan di atas tanah rawa pedukuhan dimaksudagar melibatkan masyarakat secara langsung;

- makam para leluhur yang ada di seputaran KampungPagardewa agar dapat direnovasi sehingga dapatmenarik perhatian wisatawan;

- apabila ditemukan barang-barang berharga berupapeninggalan sejarah Kerajaan Tulangbawang di atasrawa pedukuhan tersebut agar dapat disimpan dandilestarikan, bila memungkinkan dibuatkan mu-seum di Kampung Pagardewa;

- masyarakat Kampung Pagardewa mengharapkankepada pemerintah untuk segera merealisasikanlampu penerangan melalui jaringan PLN danmembangun jembatan yang dapat menghubungkanKampung Pagardewa dengan calon lahan WisataAlam Pedukuhan Pagardewa; dan

- pintu gerbang untuk masuk lokasi Taman Wisata AlamRawa Pedukuhan harus melalui Kampung Pagardewa.

Selanjutnya, pembahasan terhadap draf/substansiraperda menunjukkan bahwa pada saat pembahasandilakukan pertama kali struktur raperda tentangPembangunan Kota Baru Lampung terdiri atas:Pembukaan Raperda, Konsiderans Menimbang danMengingat, Batang Tubuh yang terdiri atas 7 Bab dan13 Pasal, berikut Penjelasan serta Lampiran berupa petalokasi pembangunan kota baru Lampung.

Setelah melalui beberapa kali pembahasan,diperoleh beberapa saran/masukan untuk kesempurnaanraperda tersebut sebagai berikut.1. Struktur raperda berubah menjadi 8 Bab dan 14

Pasal, terdapat penambahan substansi, yaitumengenai peruntukan pembangunan kota baruLampung yang tidak hanya diperuntukkan bagi pusatpemerintahan/perkantoran dan pusat ekonomi,melainkan berfungsi pula untuk permukiman,pendidikan, dan ruang terbuka hijau sebagaimanadigambarkan dalam rencana detail pembangunankota baru Lampung dalam rencana induk (mas-terplan) yang dibuat tersendiri dalam sebuahdokumen dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari raperda ini;

2. Pembukaan Raperda: terdapat perubahan judul,yaitu menjadi “Pembangunan Kota Baru Lampung”dan tahun penetapan, yaitu tahun 2013;

3. Konsiderans “menimbang” huruf b, huruf c, dan

huruf d diubah guna menyesuaikan denganperubahan judul raperda;

4. Dalam konsiderans “mengingat” semula berjumlah16 dasar hukum, disesuaikan kembali menjadi 14dasar hukum, dengan beberapa dasar hukum baruyang disisipkan pada nomor urut 1, 12, dan 13, yaitu:- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor104, Tambahan Lembaran Negara Republik In-donesia Nomor 2013);

- Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang (RPJP) Provinsi Lampung Tahun2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi LampungTahun 2007 Nomor 6, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Lampung Nomor 314); dan

- Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan DaerahProvinsi Lampung (Lembaran Daerah ProvinsiLampung Tahun 2009 Nomor 3, TambahanLembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 333).

5. Frase “penetapan” diubah untuk disesuaikan denganperubahan judul, sebagaimana uraian huruf btersebut di atas;

6. Pada batang tubuh raperda terdapat beberapaperubahan, antara lain:Pada Bab I, Ketentuan Umun Pasal 1 terdapatperubahan narasi pada angka 5, selengkapnyaberbunyi: Kota baru Lampung adalah wilayah yangakan dibangun sebagai pusat perkantoran/pemerintahan Provinsi Lampung termasuk instansivertikal, wilayah pengembangan pendidikan,termasuk kawasan permukiman, pusat pere-konomian dan usaha/perdagangan dan fasilitaspelayanan publik lainnya yang terletak di KecamatanJatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

7. Rumusan yang menjelaskan skema pola pem-biayaan tahun jamak (multi years) dan pengertianBappeda dihapus.

8. Pada Bab II, Maksud dan Tujuan Pasal 2 dan Pasal3 terdapat perubahan uraian pasal, dan seleng-kapnya Pasal 2 berbunyi: Pengaturan pembangunankota baru Lampung dimaksudkan untuk mem-berikan kepastian dalam pelaksanaan pemindahanpusat perkantoran/pemerintahan daerah ProvinsiLampung termasuk instansi vertikal di wilayahKecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatansebagai penyangga Kota Bandarlampung. Kemudian Pasal 3: Pembangunan kota baru

Lampung bertujuan: a) mengurangi tingkat kepadatanpenduduk dan lalu lintas di wilayah Tanjungkarang danTelukbetung; b) mempercepat pertumbuhan ekonomidan pembangunan di Provinsi Lampung; c) memberikankepastian dan perlindungan hukum investasi pem-

Page 14: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif14

LAPORAN UTAMA

bangunan kota baru Lampung; dan d) mengoptimalkanpemanfaatan kawasan pembangunan kota baru Lampungdi bidang infrakstruktur jalan, perumahan, sarana umum,dan tempat ibadah.9. Pada Bab III, Fungsi Pasal 4 terdapat perubahan

uraian pasal, selengkapnya Pasal 4 berbunyi:Pembangunan kota baru Lampung berfungsi sebagai:a) pengembangan pusat perkantoran pemerintahanProvinsi Lampung; b) pengembangan kawasanpermukiman, pendidikan dan pelayanan publikyang terpadu dan berwawasan lingkungan; c)pengembangan pusat ekonomi dan perdagangan/bisnis sebagai penunjang investasi; d) pembangunaninfrastruktur, sarana dan prasarana penunjangpemerintahan, pembangunan dan pemberianpelayanan kepada masyarakat; dan e) wilayahkonservasi lingkungan.

10. Pada Bab IV, Lokasi Pasal 6 ayat (1) terdapatperubahan uraian pasal, selengkapnya Pasal 6 ayat(1) berbunyi: Lokasi wilayah pembangunan kotabaru Lampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a)sebelah utara berbatasan dengan Desa Sinarrejekidan Desa Purwotani, Kecamatan Jatiagung,Kabupaten Lampung Selatan; b) sebelah timurberbatasan dengan Desa Sindanganom, KecamatanWaysekampung, Kabupaten Lampung Timur; c)sebelah selatan berbatasan dengan sungai DesaMargorejo dan Desa Gedungagung, KecamatanJatiagung, Kabupaten Lampung Selatan; dan d)sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumberjaya,Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan.

11. Disisipkan satu pasal baru, yakni Pasal 7 yangmengatur mengenai rencana induk (masterplan)sebagai sebuah dokumen yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari raperda ini, seleng-kapnya berbunyi: (1) Pelaksanaan pembangunankota baru Lampung sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 dituangkan dalam rencana induk (mas-terplan) pembangunan dan pengembangan kotabaru Lampung. (2) Rencana induk (masterplan)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakandokumen tersendiri yang merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari peraturan daerah ini. (3)Rencana induk (masterplan) sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat diubah sesuai dengan kebutuhanpemerintah daerah yang ditetapkan denganPeraturan Gubernur dan harus dikonsultasikan/disetujui bersama DPRD terlebih dahulu.

12. Pada Bab V, Pembiayaan terdapat perubahan narasiPasal 9 dan Pasal 10, sehingga selengkapnyaberbunyi: Pasal 9: (1) Pembiayaan pelaksanaanpembangunan kota baru Lampung dibebankankepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahdan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

serta dapat bekerja sama dengan pihak lainnya sesuaidengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.(2) Untuk pelaksanaan pembangunan kota baruLampung, setiap Satuan Kerja Perangkat DaerahProvinsi Lampung menyusun program kegiatan danmenganggarkan dalam Dokumen PelaksanaanAnggaran masing-masing sesuai dengan kemampuankeuangan daerah. (3) Dalam hal pembangunan kotabaru Lampung pembiayaannya berasal dari pihaklain, maka pelaksanaannya berpedoman kepadaketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10: (1) Untuk menjamin percepatan

pelaksanaan pembangunan sarana, prasarana daninfrastruktur penunjang di kotabaru Lampung,dialokasikan anggaran untuk pembiayaan kegiatantersebut. (2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan melalui Peraturan Daerah tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.13. Pada Penjelasan terdapat beberapa perubahan,

antara lain:- Pada judul raperda terdapat perubahan guna

menyesuaikan dengan terdapatnya perubahanjudul raperda pada batang tubuh, dengan uraiansebagaimana huruf b) dan huruf e) tersebut diatas;

- Pada Penjelasan Umum terdapat tambahanpenamaan wilayah pengembangan pusatpemerintahan Provinsi Lampung yang semuladisebut sebagai kawasan kota baru dan nantinyaakan diubah dan diberikan nama sebagai BandarNegara yang akan dimaksukkan dalam tata ruangPemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

- Pada Penjelasan Umum juga terdapat tambahanpenjelasan atas tanggapan KementerianKehutanan RI terhadap usulan GubernurLampung terkait penataan dan penertibankawasan hutan produksi, yang mensyaratkanadanya persyaratan admnistrasi dan persyaratanteknis yang harus dipenuhi oleh pemerintahprovinsi terutama terhadap prosedur tukarmenukar kawasan hutan dengan menyediakanareal kompensasi di luar kawasan hutan yangdimohonkan dengan ratio 1:1, sampai dengantambahan penjelasan atas telah diterbitkannyaizin prinsip yang dikeluarkan oleh Pemerintahcq. Menteri Kehutanan RI.

- Pada Penjelasan Pasal Demi Pasal terdapatperubahan narasi penjelasan Pasal 9, Pasal 10,dan Pasal 12, selengkapnya berbunyi: Pasal 9, Ayat(1) Yang dimaksud bekerja sama dengan pihaklain adalah kerja sama yang dilakukan PemerintahProvinsi Lampung dengan pihak ketiga/badan usahamilik swasta dengan skema kerja samaberpedoman kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ayat (2) cukup jelas.

Page 15: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 15

LAPORAN UTAMA

Pasal 10, Ayat (1) Yang dimaksud denganpembangunan sarana dan prasarana pusat pemerintahanantara lain Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, KantorDPRD Provinsi Lampung, Masjid Raya, dan Rumah AdatLampung. Yang dimaksud dengan infrastrukturpenunjangnya antara lain jembatan, jalan dari danmenuju ke pusat pemerintahan, jaringan listrik, air, dantelekomunikasi. Ayat (2) cukup jelas.

Pasal 12, Yang dimaksud dengan “persyaratanadministrasi maupun teknis” adalah terpenuhinya semuapersyaratan administrasi maupun teknis sebagaimanayang ditentukan dalam Surat Menteri Kehutanan RINomor S.361/Menhut-VII/2012 tanggal 23 Agustus 2012perihal Persetujuan Prinsip Tukar Menukar KawasanHutan atas Nama Gubernur Lampung untuk RelokasiPusat Pemerintahan Provinsi Lampung, termasuk lahanpengganti yang berada di Kecamatan Pagardewa,Kabupaten Tulangbawang Barat.

Dari penjelasan tersebut di atas, bersama ini dapatdisimpulkan beberapa hal sebagai berikut.1. Raperda tentang Pembangunan Kota Baru Lampung

tersebut di atas merupakan implementasi terhadappelaksanaan dari urusan wajib pemerintahan yangmengatur tentang pemanfaatan ruang di wilayahadministrasi Provinsi Lampung, merupakan salahsatu kewenangan yang diatur dalam PeraturanDaerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009tentang Urusan Pemerintahan Daerah ProvinsiLampung, untuk itu kami berpendapat kiranya dapatdisetujui untuk dapat ditetapkan menjadi PeraturanDaerah.

2. Pembentukan Raperda tentang Pembangunan KotaBaru Lampung selain bertujuan untuk memberikanjaminan kepastian hukum dan keberlanjutan dalampelaksanaan pembangunannya, secara substantifjuga telah ditetapkan dalam Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD) dan RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi LampungTahun 2009-2029;

3. Apabila Raperda tentang Pembangunan Kota BaruLampung ini dapat disetujui untuk segeraditetapkan, maka kiranya segera disampaikan kepadaKementerian Dalam Negeri untuk proses klarifikasisesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai dasardalam pelaksanaannya lebih lanjut.

Terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan,antara lain:1. Raperda tentang Pembangunan Kota Baru Lampung

kiranya dapat untuk disetujui dan diprosespenetapannya menjadi Perda Provinsi Lampungmelalui Keputusan DPRD Provinsi Lampung.

2. Rencana induk (masterplan) sebagai rencana detaildari pembangunan kota baru Lampung kiranya dapat

segera untuk disusun dan diselesaikan oleh SKPDteknis terkait untuk dijadikan sebagai dokumenRaperda dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari peraturan daerah ini, dituangkandalam bentuk peraturan gubernur dan harusdikonsultasikan/disetujui bersama DPRD terlebihdahulu. Untuk itu kiranya SKPD terkait segeramenyiapkan dan memprosesnya lebih lanjut pal-ing lama 3 bulan sejak diundangkannya perda ini.

3. Terhadap wacana bahwa di kemudian hari lokasikota baru akan diubah namanya menjadi PusatPemerintahan Bandar Negara sekaligus penetapankeberadaan titik nol (0 km) di wilayah tersebut kitaserahkan kepada Pemerintah Kabupaten LampungSelatan agar nantinya diatur untuk kemudiandicantumkan dalam Rencana Detail Tata Ruang(RDTR) Kabupaten Lampung Selatan karena haltersebut merupakan kewenangan pemerintahsetempat.

4. Kami berharap kiranya Gubernur atas namaPemerintah Provinsi Lampung untuk dapat segeramemenuhi aspek legalitas atas penggunaan lahankota baru tersebut sampai dengan batas waktu yangtelah ditentukan dalam persetujuan prinsip yangdikeluarkan oleh Menteri Kehutanan RI seba-gaimana maksud surat persetujuan prinsip MenteriKehutanan RI Nomor S.361/Menhut-VII/2012tanggal 23 Agustus 2012, dan DPRD melaluiPimpinan DPRD dapat mengawasi agar pelaksanaantahapan-tahapan, kewajiban dan/atau beberapapersyaratan administrasi maupun persyaratan teknisyang dipersyaratkan oleh Pemerintah cq. Kemen-terian Kehutanan RI dimaksud terpenuhi, agarterhindar dari permasalahan hukum yang kemung-kinan akan terjadi di kemudian hari.

5. Hal-hal lainnya yang ternyata belum cukup diaturdalam Perda tentang Pembangunan Kota BaruLampung ini akan diatur lebih lanjut dalamPeraturan Gubernur. (Ketua Badan Legislasi DPRDProvinsi Lampung, Farouk Danial, S.H., C.N.) (tim)

Page 16: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif16

AKTIVITAS

ak heran jika Wakil KetuaDPRD Provinsi Lampung inipada Pemilu 2014 mendatangmendapat tugas untuk maju

menuju kursi DPR RI dari daerahpemilihan Lampung II. Oleh ka-renanya, sejak awal Januari 2013 lalu,di tengah-tengah kesibukannya, iaharus pandai membagi waktunya untukmelakukan silaturahmi ke berbagaidaerah di Provinsi Lampung, hingga kekampung-kampung, sekaligus untukmenyosialisasikan apa yang menjadiniat serta tugas dari partainya tersebut.

Seperti yang dilakukan padaSelasa (28/5/2013), Nurhasanahmengunjungi masyarakat di KecamatanKalirejo, Lampung Tengah, didampingiKetua DPC PDI Perjuangan KabupatenLampung Tengah, Bambang Suryadi, S.H, yang jugaanggota DPRD Lampung Tengah.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh sejumlahwarga perwakilan dari berbagai kampung di wilayahKecamatan Kalirejo serta para kader PDI Perjuangan setempat.Suasana akrab dan bersahabat menghiasi pertemuan yangdigelar di Balai Kampung Kalidadi Kecamatan Kalirejo, yangjuga dihadiri oleh Uspika setempat.

Mengawali sambutannya, Nurhasanah mengatakanpada prinsipnya silaturrahmi dan sosialisasi yangdilakukannya itu untuk saling mengenal dan salingmengetahui, terutama tentang pencalonannya menjadianggota DPR RI dari daerah pemilihan Lampung II.

“Saya mohon doa dan keikhlasan dari kader PDIPerjuangan dan masyarakat sehingga apa yang menjadirencana dan niat kami dapat berjalan lancar. Saya jugamohon doa agar setiap langkah saya lancar, tidakmenyimpang dari peraturan dan tidak tersangkut hal-hal yang negatif. Pada prinsipnya saya tidak akan diam,tetapi saya ingin berbuat dan mengisi pembangunan iniberama-sama,” katanya.

Nurhasanah juga menyampaikan motivasinya majuke DPR RI, selain ditugaskan oleh partainya juga karena

H. Nurhasanah, S.H., M.H.

Setelah 3 Periode di DPRD,Kini Menuju Senayan

ingin terus berpartisipasi dalampembangunan ini pada skala yang lebihbesar atau luas (nasional). Sebab,banyak hal yang harus diperhatikan,antara lain masalah yang sangatmendasar, yaitu infrastruktur jalan, disamping masalah pendidikan,kesehatan dan pertanian, yang menjadifokus untuk terus dikawal.

“Semua itu akan menjadi skalaprioritas untuk dikawal, jika nanti sayadapat duduk di kursi DPR RI,” katanya.Nurhasanah yang mempunyai motobahwa yang benar katakan benar danyang salah katakan salah itu, padakesempatan itu juga menyampaikansekilas riwayat hidupnya, baik di duniapolitik maupun pekerjaannya.

Diawali pada tahun 1996-2000,sebagai wakil Sekretaris DPD PDI P Provinsi Lampung,kemudian tahun 2000-2005 sebagai Bendahara DPD PDIP Provinsi Lampung, 2005-2010 sebagai Sekretaris DPDPDI Perjuangan Provinsi Lampung dan saat ini ia duduksebagai anggota Departemen Pemerintahan NasionalDPP PDI Perjuangan.

Pada awal reformasi, yaitu pada tahun 1999 –2004untuk periode pertamanya, ia duduk di kursi DPRDLampung dari Fraksi PDI Perjuangan mewakili KabupatenLampung Tengah. Tahun 2004 – 2009 kembali dudukdi DPRD Lampung dari DP Lampung Timur dan tahun2009–2014 kembali terpilih sebagai wakil ketua DPRDProvinsi Lampung.

Pengalaman di dunia politik yang telah matangtersebut, menjadikan ia layak untuk maju menuju DPRRI dari dapil Lampung II, yang meliputi 7 kabupaten,yaitu Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara,Waykanan, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, danMesuji. Mengingat luasnya daerah pilihannya tersebut,maka dalam kesempatan itu, Nurhasanah juga mohonkeikhlasan kepada masyarakat jugs para kader PDIPerjuangan untuk membantu menyosialisasikan apa yangmenjadi niatnya tersebut. (tim)

Karier politik H. Nurhasanah, S.H, M.H. boleh dikata cemerlang. Pengalaman politisiPDI Perjuangan ini juga luar biasa. Selama tiga periode duduk sebagai wakil rakyat

di DPRD Provinsi Lampung, advokat yang juga aktivis yang memperjuangkannasib kaum perempuan dan anak ini mengalami “angin badai” politik Lampung.

T

Page 17: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 17

AKTIVITAS

ita sedang bahas dan dalami isi raperda.Tinggal satu kali pembahasan, dan mungkinbisa segera ditetapkan menjadi perda,” kataAnggota Badan Legialsi DPRD Provinsi

Lampung Firman Yani, Jumat (17/5/2013).Raperda yang masuk melalui usulan Biro Hukum

dan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampungtersebut merupakan peraturan penting dalam rangkamewujudkan akuntabilitas dan prinsip-prinsippenyelenggaraan negara yang baik.

Ia mengatakan implementasi raperda keterbukaaninformasi publik itu akan membantu mewujudkanefisiensi dan efektivitas pelayanan informasi publikdalam birokrasi pemerintah. Ini tentunya membawa halyang baik pula bagi masyarakat yang membutuhkaninformasi.

“Transparansi informasi ini maknanya termasuktransparansi anggaran. Tujuan utamanya mewujudkangood governance melalui APBD yang transparan,partisipatif, dan akuntabel,” ujarnya.

Perda itu, lanjutnya, nantinya akan menjadipedoman pelayanan informasi publik bagi instansipemerintahan. Raperda ini sudah diusulkan sejak tahun2012 dan sudah sempat dibahas dalam rapat Pansusbersama perwakilan masyarakat di Lampung. DPRDLampung pun sempat melakukan studi banding kebeberapa daerah yang telah mengeluarkan perda ini.

Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung Juniardimenyambut baik raperda itu. “Kita mendukung BanlegDPRD Lampung agar segera mengesahkan raperdatersebut, sehingga hal-hal yang menjadi kebingunanpemda dalam menerapkan regulasi internal dan panduanpelayanan informasi publik selama ini bisa segeraterjawab,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, dalam pertemuan publikyang diselenggarakan Institut Studi Arus Informasi (ISAI)di Jakarta, Selasa (15/5/2013), terungkap bahwa hakwarga untuk mendapatkan informasi publik yangdilindungi peraturan perundangan di Indonesia sampaikini belum terpenuhi karena keterbukaan informasi

Mengkaji Raperda PelayananInformasi Publik

publik masih sebatas formalitas.Menurut Komisi Informasi Pusat Dono Prasetyo,

bila indikator penerapan Undang-Undang Nomor 14Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)pada badan publik adalah adanya pejabat pengelolainformasi dan dokumen (PPID), semestinya informasiyang diminta masyarakat terlayani. Namun, kenya-taannya, hak mendapatkan informasi bagi masyarakatbelum terpenuhi.

Untuk pembentukan PPID, dari 34 kementerian yangada di Indonesia, baru 29 kementerian yang sudahmemiliki PPID. Komisi Informasi di daerah pun baruterbentuk di 14 provinsi dari keseluruhan 33 provinsi diIndonesia.

Sementara itu, hasil riset Indonesia CorruptionWatch (ICW) yang dipaparkan Koordinator DivisiInvestigasi ICW Agus Sunaryanto, di Jakarta, menun-jukkan, komitmen badan-badan publik mengenaiketerbukaan informasi, terutama menyangkut keuangan,masih rendah. Padahal Undang-Undang Nomor 14Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sudahdiberlakukan sejak dua tahun lalu.

Riset dilakukan ICW terhadap badan-badan publikdi lima daerah. Lima daerah itu meliputi Medan(Sumatera Utara), Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta,Makassar (Sulawesi Selatan), dan Denpasar (Bali). (tim)

Badan Legislasi DPRD Provinsi Lampungkini tengah menggodok Rancangan

Peraturan Daerah tentang PelayananInformasi Publik. Diperkirakan, dalam satu

kali pembahasan raperda ini dapatdisahkan.

“K

Page 18: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif18

al tersebut terungkap dalamrapat dengar pendapat antaraKomisi II DPRD Lampungdan Bulog Divre Lampung,

Rabu (29/5/2013). Ketua Komisi IIAhmad Junaidi Auli menyatakankecewa atas kinerja Perum BulogLampung. Karena penyaluran raskintidak layak konsumsi berulang kaliterjadi dan tidak ada pembenahan.

Untuk itu, ia mengharapkan Bulogmenyalurkan raskin tidak denganmendatangkan beras dari luar daerah,baik dari dalam negeri maupun impor. Kecuali dalam kondisi mendesak.Selain itu, beras yang disalurkan jugaharus berkualitas baik dengan umursimpan yang tidak terlalu lama.

Politisi PKS ini mewanti-wantiBulog untuk tidak mendistribusikanraskin yang tidak layak konsumsi. Sisa4.272 ton yang ada saat ini agar tidakdidistribusikan meski telah di upgrade.Jika dimungkinkan, beras tidak layakkonsumsi dikembalikan ke daerah asalatau Bulog Pusat.

“Kalau Bulog tidak berani me-ngembalikan, maka kita (DPRD,red)dan pemprov yang akan menolak,” tegasJunaidi, seraya meminta Pemerintahprovinsi Lampung bersikap tegasdengan masalah ini.

Rekan sejawatnya di Komisi IIDPRD Lampung, Donny Irawan me-minta Bulog melakukan kontrol secaraketat terhadap raskin sebelum didistri-busikan. Jika perlu, pengawasandilakukan hingga per karung. “Jangansampai kerja dua kali. Raskin sudahterlanjur didistribusikan, kemudianditarik kembali karena ada masalah,”ucapnya.

Sementara itu, Ketua DPRDLampung Marwan Cik Asan menilai apayang dilakukan Bulog terkait denganraskin, sangat menyedihkan. Selain

WARTA

Jangan Gunakan Beras dariLuar untuk Raskin

DPRD Provinsi Lampung meminta Perum Bulog Divre Lampung untuk tidak lagimendatangkan beras untuk keluarga miskin (raskin) dari luar Lampung. Juga, tidak

lagi mendistribusikan raskin yang tidak layak konsumsi.

kualitas berasnya tidak layak konsumsi,juga kenapa harus mendatangkan berasdari Jombang, Jawa Timur.

“Ini sungguh menyedihkan. Lam-pung sebagai lumbung beras Sumatera,tetapi justru mengapa beras jelek yangharus diberikan kepada rumah tanggamiskin di daerah ini,” ujarnya.

Melihat kinerja Bulog yang seringmengulang kesalahan dengan men-distribusikan raskin tidak layak kon-sumsi, anggota Komisi I DPRD Lam-pung Farouk Daniel mendorong PoldaLampung untuk mengungkap indikasipenyelewengan Bulog Lampung.

“Tolong diteruskan permasalahnyaapabila memiliki berkekuatan hukumdan terbukti alat buktinya. Dan bilatidak terbukti, tolong keluarkan suratpenghentian pemeriksaan perkara (SP3)nya,” katanya.

Selain dari kalangan Dewan,kekecewaan terhadap kinerja Bulog jugadiungkapkan Gubernur LampungSjachroedin ZP. Bahkan, gubernursegera membuat surat teguran kepadaBulog Lampung.

“Kejadian ini sangat disesalkankarena kerap terjadi pada Bulog.

Pemerintah Provinsi Lampung akansegera mengambil langkah denganmembuat surat teguran bila hasilinvestigasi di lapangan benar,” kataSjachroedin.

Menurut dia, seharusnya Buloglebih teliti dalam pemesanan beras danpendistribusiannya. Bulog juga perlulebih dulu yang mengecek berassebelum didistribusikan kepada ma-syarakat miskin.

Asisten II Bidang Ekonomi Ke-uangan dan Pembangunan PemprovLampung Arinal Djunaidi mengatakan,pihaknya saat ini sedang menunggulaporan hasil penyidikan. Apabila benarBulog melanggar ketentuan yang adatentu pemerintah provinsi akan segeramengirimkan surat teguran.

“Kita akan segera kirim suratteguran ke Bulog jika hasil laporanakurat, kita sedang tunggu itu” kataArinal. Ia menegaskan, kejadian itusangat memalukan, apalagi Bulogsudah sering

bermasalah soal pendistribusiandan pengoplosan beras secara sembunyi.

Menanggapi protes dari berbagaipihak, Ketua Perum Bulog Divre

H

Page 19: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 19

WARTA

Lampung Alif siap menghentikandistribusi raskin tidak layak konsumsi.Saat ini, pihaknya tengah berkoordinasidengan Bulog Pusat untuk penyediaanraskin bagi Lampung.

Ke depan, kata dia, Lampung tidaklagi mendatangkan beras dari luar. Karena Bulog akan menyerap beraspetani lokal dan maksimal memenuhikebutuhan Lampung. Alif berjanji, akanmeningkatkan pengawasan dan meme-nuhi kebutuhan raskin dengan beraskualitas terbaik.

Sementara Humas Bulog DevisiRegional Lampung Susana mengakubelum menerima pengembalian berasrusak sebanyak 70 ton yang terdistribusidi tengah masyarakat miskin di Lam-pung Utara.

Ia mengakui, hal itu terjadi karenakesalahan Bulog Lampung karenakehilangan kontrol pada beras rusakyang kemudian terdistribusi ke masya-rakat miskin.

Menurut dia, dari 70 ton yang ter-

distribusi, pihak Bu-log belum mengetahuisecara pasti jumlahberas yang rusak. Mes-ki demikian, sesuaidengan peraturan, se-tiap beras rusak yangterdistribusi, bolehdikembalikan kepadaBulog dan akan digan-ti dengan beras yanglayak.

Ia mengatakanbahwa peredaran be-ras rusak sejak akhir 2012 sampai 2013relatif kecil. Temuan sebelumnya diKabupaten Pesawaran hanya sebesar300 kilogram. “Saat ini, kabarnya ada70 ton, tetapi kami juga belummenerima pengembalian beras rusakdari masyarakat,” katanya.

Susana mengatakan bahwa pen-distribusian beras miskin di Lampungsetiap bulannya mencapai 8.609.310kg dengan target penerima 573.954

enteri KoordinatorBidang KesejahteraanRakyat (Menkokesra)Agung Laksono me-

ngatakan jatah beras miskin(raskin) akan naik dari 15 kilo-gram menjadi 20 kilogram.

“Alokasi raskin ini ditu-jukan bagi 15,5 juta RumahTangga Miskin Sasaran (RTMS)atau menurun dari 17,7 jutaRTMS,” kata Menkokesra AgungLaksono usai memimpin rapat koordinasi tingkatmenteri tentang raskin di Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Agung mengatakan, anggaran beras raskin ini sekitarRp4 triliun hingga Rp5 triliun. Namun demikian, haltersebut dapat dipastikan setelah ada pembahasan danpersetujuan DPR tentang APBN 2014.

Dia juga mengatakan, menurunnya jumlah sasarankarena ada perubahan perbaikan kesejahteraan. “Adapeningkatan kesejahteraan, banyak dari mereka yangtadinya miskin jadi tidak miskin sehingga jumlahsasarannya juga menurun,” katanya.

Jumlah sasaran itu, kata Agung, juga berdasarkansurvei dan data tunggal Tim Nasional Percepatan

Jatah Raskin Naik Menjadi 20 KgPenanggulangan Kemiskinan (TN-P2K) bekerjasama dengan BadanPusat Statistik (BPS).

Untuk semakin mematangkanpenyaluran raskin ini, pemerintahakan mengadakan rapat koordinasitim raskin di enam daerah, yaituSumatera, Kalimantan, Jawa,Maluku, Nusa Tenggara Timur danPapua.

Selain itu, dia juga menga-takan meski jumlah sasaran menu-

run dan jatah beras naik, harganya tetap Rp1.600 perkilogram meski ada kemungkinan pemerintah membelidengan kenaikan harga dibandingkan dengan sebelumnya.

Pemerintah, tambah Agung, akan membuat suratedaran kepada kepala daerah untuk membantumenyalurkan raskin dari titik distribusi hingga titik bagi.Menurut dia, anggaran untuk 50 ribu titik distribusi ke100 ribu lebih titik bagi tidak dibebankan kepadamasyarakat miskin, tetapi menjadi tanggungan daerah.

“Jangan dibebankan kepada masyarakat miskin,”katanya. Dia menambahkan, cadangan beras pemerintahpada saat ini ada 100 ton di tiap kabupaten dan 200 tondi tingkat provinsi. (tim)

rumah tangga miskin (RTS). Pe-menuhan beras tersebut berasal daripenyerapan beras lokal dan pasokandari Jawa Timur.

Pada tahun 2013, prognosa pe-nyerapan beras petani di Lampungmencapai 100 ribu ton. Hingga saat ini,penyerapan Bulog baru mencapai 70 ributon. Angka itu sudah mendekatipencapaian target penyerapan Bulogterhadap beras petani lokal, ujar dia. (tim)

M

Page 20: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif20

al itu disampaikan External Re-lation Pertamina Fuel RetailMarketing (FRM) Regional IIRico Respati, Kamis (9/5/2013).

Menurutnya, kelangkaan ituterjadi lantaran pengurangan kuota yangterjadi tahun ini. Akibatnya pasokan perbulannya ikut berkurang. Tahun iniLampung mengalami penurunan kuotamencapai 2 ribu metrik ton. Pada tahunlalu, Lampung mendapat pasokansebanyak 89 ribu metrik ton, sedangkantahun ini hanya 87 ribu metrik ton.

Dampak dari pengurangan kuotaitu, menurut dia, menyebabkan distri-busi gas meningkat. Sampai awal Mei2013 penyaluran sudah kelebihansembilan persen dari biasa. Ini terjadikarena di saat kuota berkurang, kon-sumsi justru meningkat. Padahal hargaeceran gas elpiji juga naik.

Harga gas elpiji 3 kg di saat nor-mal Rp15 ribu per tabung, di beberapatempat melonjak hingga dua kali lipat.Misalnya di Kecamatan Kalianda,Lampung Selatan, harga gas elpijikemasan 3 kg ini mencapai Rp30 ribuper tabung.

Menurut Rico, Pertamina tidakakan membiarkan kelangkaan terusterjadi dengan berupaya memenuhikebutuhan konsumen saat ini. Di sisilain, pihaknya tak mungkin menahanpendistribusian elpiji 3 kilogram karenanaiknya permintaan.

Bahkan, keputusan cukup beraniakan ditempuh Pertamina denganmelakukan extradropping untuk memo-tong masa kelangkaan elpiji. Pertaminamelihat ada daerah yang benar-banarmengalami krisis elpiji 3 kg. Salahsatunya Lampung Selatan. Melihatkondisi ini, Pertamina melakukanextradropping, yaitu sekali operasi

WARTA

Pertamina Minta RegulasiElpiji 3 Kg

Krisis elpiji di Lampung dinilai mengkhawatirkan. Selain langka, stok elpiji ukuran 3kilogram di daerah ini diperkirakan tidak sampai akhir tahun. Pemprov diminta segara

terbitkan regulasi.

mencapai 1.680 tabunglebih. Kendati mengurangikelangkaan, extradroppingjuga menimbulkan kekha-watiran bagi Pertamina,karena kuota bisa tidakmencukupi kebutuhan hing-ga akhir tahun. Ini risikoyang dikhawatirkan terjadipada beberapa bulan kedepan.

Melihat kondisi diatas, menurut Rico perludicarikan solusinya. Iamengharapkan PemprovLampung dapat menerbit-kan regulasi yang mem-batasi konsumen elpiji 3 kg.Caranya, mengatur usahamenengah ke atas tidakmenggunakan elpiji 3 kgdalam operasional sehari-harinya.

Selain itu, kata dia,kelangkaan yang terjadi jugadikarenakan pengecer yangmelakukan pembelian ber-lebih yang terkesan menim-bun. Namun, atas hal terse-but, Pertamina mengaku tidak bisaberbuat banyak. Sebab, tak memilikikewenangan untuk mengawasi parapengecer.

Menurut dia, pihaknya hanyamengawal pendistribusian sampaipangkalan. Selanjutnya urusan peme-rintah daerah. Karena itu, imbuh dia,peraturan khusus pengawasan elpijisangat dibutuhkan.

Itu sudah diterapkan di SumateraSelatan. Ia mengharapkan, PemprovLampung dapat mencontohnya. “Jikatidak diatur, kami memperkirakan kuotayang ada tak cukup sampai akhir tahun

ini. Sehingga elpiji 3 kg akan habissebelum akhir tahun,” ungkapnya.

Sementara Ketua DPRD LampungMarwan Cik Asan mengatakan penga-turan distribusi gas elpiji di Lampungbelum sampai ke tahapan pembentukanperda. DPRD melalui Komisi II terlebihdahulu akan memanggil pihak-pihakterkait dalam pengaturan pendistri-busian dan harga di pengecer.

Pihak yang dinilai terkait denganpersoalan tersebut antara lain Disko-perindag dan Pertamina, distributorelpiji, dan lainnya. Setelah itu baruditentukan langkah penanganan danpengawasannya.

H

Page 21: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 21

WARTA

ubernur LampungSjachroeddin Z.P.mengatakan Pemprovtelah meminta tambahan

kuota gas kepada KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral.“Pemprov hanya berhak memintapenambahan kuota, kewenanganuntuk memberikan atau tidakberada pada pemerintah pusat,”ujarnya, Kamis (16/5/2013).

Menurut dia, kuota elpijiuntuk Lampung pada 2013 se-banyak 87.000 metrik ton ataumengalami penurunan bila diban-dingkan 2012 yang mencapai89.000 metrik ton. PemprovLampung bersama PT Pertamina,telah mengusulkan penambahankuota elpiji menjadi 100.000metrik ton.

Namun demikian, usulantersebut belum ditanggapi hinggasekarang. PT Pertamina mulaimenggelar operasi pasar gas untukmengatasi kelangkaan elpiji isitiga kilogram dengan mendis-tribusikan elpiji sebanyak 54.320tabung di seluruh Lampung.

Sementara Asisten II BidangEkonomi Keuangan dan Pem-bangunan Provinsi Lampung ArinalJunaidi, di Bandarlampung, Senin(13/5/2013) mengatakan PertaminaDepo Panjang Lampung menya-lurkan antara 350-380 metrik tonelpiji per hari untuk memenuhikebutuhan masyarakat di 15kabupaten dan kota daerah ini.

“Sebenarnya persediaan gasdi Depo Pertamina Lampung saatini mencapai 3.339 metrik tonatau masih mencukupi kebutuhandaerah ini dalam beberapa hari kedepan,” katanya.

Minta Tambahan KuotaMenurut dia, kelangkaan

elpiji terutama untuk 3 kilogramdalam beberapa pekan terakhirbukan bersumber dari tidakadanya stok, akan tetapi didugaperuntukan gas tersebut disalah-gunakan.

Kelangkaan elpiji ukuran 3kilogram yang diperuntukan bagirumah tangga dan usaha mikroharus ditelusuri karena didugagas tersebut dipakai untuk usahaseperti restoran, hotel, danperusahaan.

Menurut Arinal, usaharestoran, hotel, dan perusahaandi Lampung yang seharusnyamenggunakan elpiji 12 kilo-gram, diduga memakai gasukuran 3 kilogram. Karena itu,perlu adanya pengawasan semuapihak baik pemerintah daerah,Pertamina, polisi, kejaksaan, instansiterkait dan masyarakat.

Arinal menjelaskan Pemprov akanmembentuk tim monitoring distribusigas tersebut sehingga diketahui adapenyimpangan atau tidak. “Setiappelaku pidana penyimpangan ataupenimbunan akan diproses dan dila-kukan penyidikan,” kata dia menam-bahkan.

Di sisi lain menurut dia, kuotaelpiji untuk Lampung berkurang dari89.000 metrik ton pada 2012 menjadi87.000 metrik ton tahun 2013. Karenaitu, pemprov bersama Pertamina telahmengajukan penambahan kuota hingga100.000 metrik ton ke KementerianEnergi Sumber Daya Mineral sejakbeberapa bulan lalu.

Sales Eksekutif Elpiji PT PertaminaLampung Valino mengatakan hinggaApril 2013, kebutuhan elpiji Lampungnaik sekitar 11 persen, sedang stok

Sedangkan menurut anggota Ko-misi II DPRD Lampung Donny Irawan,belum diperlukan perda untuk menga-tasi masalah kelangkaan elpiji. Alasan-nya, kelangkaan terjadi bukan karena

adanya spekulan yang menimbun elpiji.Tetapi karena kuotanya tidak cukup. Jikakuotanya ditambah, kelangkaan elpijiakan teratasi.

Untuk itu, menurut Donny,

solusinya adalah pemprov melaluisatuan kerja terkait harus mendesakpemerintah pusat untuk menambahkuota elpiji. Itu solusi paling tepat,bukan dengan membuat perda. (tim)

sekarang tinggal 3.339 metrik ton.Dari stok yang ada, persediaanelpiji saat ini hanya untuk 10 harike depan.

Terkait kelangkaan elpiji 3kilogram hingga menyebabkanlonjakan harga, Valino men-jelaskan perlu adanya pengawasandistribusi gas untuk rumah tanggadan usaha mikro itu menjaditanggung jawab bersama.

Ia menambahkan hinggasekarang terdapat 97 agen elpijidi seluruh Lampung, sementaraSPBE yang beroperasi sekitar 11unit dan akan ditambah menjadidua untuk beroperasi di Pesawarandan Tanggamus. “Bila ditemukanagen nakal, kami tidak segan-segan memberikan sanksi mulaidari peringatan tertulis, skorsinghingga penutupan usaha,” kata diamenambahkan. (tim)

G

Page 22: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif22

WARTA

al itu ditegaskan Ketua PansusWaydadi DPRD Provinsi Lam-pung Hartato Lojaya, Selasa(28/5/2013). Menurutnya, se-

benarnya kerja pansus sudah selesaibahkan sudah tertuang dalam laporan,tinggal diserahkan ke Pimpinan DPRD.

Namun, ia menjelaskan, tidak mung-kin pansus hanya memberikan datamentah. Menyerahkan laporan hasil kerjapansus tanpa memberikan bukti pen-dukungnya. “Kerja kita ini sudah selesai,ini buktinya,” ujar Hartato seraya menun-jukkan berkas laporan hasil kerja pansus.

Menurut Hartato, berkas laporanhasil kerja pansus itu belum juga diberikanke pimpinan DPRD lantaran pansus masihmenunggu tambahan data atau dokumendari pemprov Lampung, yang menun-jukkan atau landasan hingga akhirnyapemprov meminta lahan Waydadi dile-paskan.

“Kan kita tidak mungkin mem-berikan hasil kerja dalam bentuk sepertiini. Kalau ditanya mana buktinya, bagai-mana. Makanya kami meminta pemprov

Pansus Waydadi Tunggu PemprovPansus DPRD Provinsi Lampung menolak dibilang lamban dalam menyelesaikanmasalah lahan sekitar 300 hektare di Waydadi, Sukarame. Kerja pansus terhambat

karena pemerintah provinsi belum memberikan dokumen yang dibutuhkan.

memberikan data pendukungnya seperti,dokumen tujuan penglepasan lahan, SKtim penglepasan lahan dan tim aferselassetnya,” tambahnya.

Itu semua sudah diminta pansussejak lama, yang sampai dengan kemarinbelum juga dipenuhi Pemprov Lampung.“Jadi jangan menilai kami yang lamban.Tetapi dicek dulu kenapa permintaandokumen dan sebagainya itu belumdiberikan juga kepada kami,” tambahnya.

Karena itu, Hartato enggan bila

pansus dikatakan lamban sebab belumdiberikannya laporan pansus karena daripemprovnya sendiri belum memberikandata pelengkap untuk penglepasan Waydadi.

Dia menambahkan, pihaknya telahberulang kali meminta pemprov segeramenyerahkan dokumen pendukung itu.Tetapi, beberapa kali pertemuan jugatidak menghasilkan kesepakatan danpemprov tak kunjung memberikan datayang dibutuhkan.

Padahal jika dokumen segera di-berikan, lanjut dia, pelepasan lahan akandibicarakan ke Badan Pertanahan Na-sional. kemduian sebagai payung hukumpenglepasan akan dibuat Peraturangubernur (Pergub).

Sebelumnya, Gubernur LampungSjachroedin Z.P. menyesalkan sikaplamban DPRD dalam pembuatan reko-mendasi pembebasan lahan Waydadi.Lantaran lambatnya tersebut sampai saatini nasib Waydadi ngambang.”Sayamaunya tegas saja, lepas ya lepas,”pungkasnya. (tim)

adan Pusat Statistik (BPS) Lampung tidak memilikidata tentang penyebaran taraf hidup masyarakatLampung pada instansi vertikal. DPRD ProvinsiLampung meminta Gubernur memperingatkan BPS.

“Jika itu bagian tugas BPS yang harus ada, gubernursebagai perwakilan pemerintah pusat harus mengingatkanmereka tentang permasalahan ini,” tegas Ketua DPRDProvinsi Lampung Marwan Cik Asan, Selasa (7/5/2013).

Permasalahan BPS tak memiliki data tentang penye-baran taraf hidup masyarakat Lampung pada instansi vertikaltersebut terungkap dalam rapat koordinasi programpenanggulangan kemiskinan lintas sektor di Lampung yangberlangsung di ruang rapat Badan Perencanaan Pem-bangunan Daerah (Bappeda) Lampung.

Kendati demikian, politisi Partai Demokrat itumemandang belum perlu DPRD memanggil BPS terkaitpermasalahan tersebut. “Nanti kita lihat progres dari BPSsetelah diingatkan gubernur. Jika memang peringatangubernur nantinya tidak dijalankan, baru kita panggil untukmenjelaskan. Pemanggilan bisa melalui Komisi V yangmemang membidangi permasalahan tersebut,” tandasnya.

Minta Gubernur Peringatkan BPSSebelumnya, Kasi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS

Lampung Nurjanah mengakui selama delapan tahunterakhir, instansinya tidak memiliki data penyebaran desatertinggal. “Desa mana yang miskin, saya tidak tahu. KarenaBPS Lampung sudah tidak ada penugasan dalam hal ini. Itusudah mulai dihapuskan sejak 2005,” ujarnya

Saat ini, yang menjadi tupoksi BPS adalah kemiskinanmakro. Dalam hal ini, BPS hanya mengestimasi kemiskinandi tingkat kabupaten/kota. “Jadi maaf kalau kami tidak bisamemaparkan desa mana saja yang tertinggal. Kami hanyabisa katakan kabupaten mana yang dibilang masih memilikitingkat kemiskinan yang tinggi,” ucapnya.

Dalam paparan BPS itu tergambar jumlah pendudukmiskin terbanyak berada di Kabupaten Lampung Timur denganjumlah mencapai 189.500 jiwa. Disusul Kabupaten LampungTengah sebanyak 187.000 jiwa. Sementara, Bandarlampungmenempati urutan kelima dengan jumlah 121.600 jiwa.

Tetapi, data yang disampaikan BPS itu tidak bisa dipakaiuntuk mengukur tingkat kesejahteraan kabupaten terkait.Sebab, jumlah tersebut belum merupakan hasil kalkulasidari jumlah penduduk yang ada. (tim)

H

B

Page 23: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 23

al itu terungkap dalam RapatParipurna DPRD Provinsi Lam-pung tentang Laporan HasilPemeriksaan (LHP) Badan Pe-

meriksa Keuangan Republik Indonesia(BPK-RI) yang mengingatkan Dinas Kese-hatan Provinsi Lampung terkait pelaksa-naan program Jamkesmas dan Jamkesda,Selasa (28/5/2013).

Juru Bicara Pansus Ahmad Nyerupa,saat menyampaikan putusan pansus yangditandatangani Ketua Pansus LHP BPKDendi Ramadhona Kaligis, mengung-kapkan lemahnya akurasi data masyarakatmiskin mengakibatkan duplikasi data danmenimbulkan kerugian negara dari pe-manfaatan kartu jamkesmas dan jam-

WARTA

kesda.“Memang BPK tidak menyebutkan

secara rinci jumlah kerugian negara, tapilemahnya akurasi data ini telah menga-kibatkan pelaksanaan program jam-kesmas dan jamkesda tidak maksimaldilaksanakan,” kata Nyerupa.

Selain itu, Nyerupa menambahkan,pansus juga merekomendasikan harusada peningkatan implementasi pelayan-an, perbaikan pengajuan klaim di RumahSakit Umum Daerah (RSUD) AbdulMoeloek. Klaim harus disesuaikan padabasis data aplikasi Jamkesmas/Jamkesda.Bukan seperti temuan BKP, nama peng-guna dan pengaju klaim terdapat per-bedaan.

Karena itu, ia mengharapkan DinasKesehatan Provinsi Lampung lebih maksimalmenjalankan tugas dan tanggungjawabnya.Melalukan monitoring dan evaluasi, yangmengacu pada standar operasinal pelaksa-naan (SOP), terhadap instansi/satker/pe-merintah daerah yang terlibat dalam penya-luran Jamkesmas dan Jamkesda.

“Kami minta Kadiskes untuk lebihkeras dalam menegur hal-hal yang me-langgar undang-undang. Disamping,pemprov perlu meningkatkan penga-wasan, dan memerintahkan inspektorat/

DPRD Provinsi Lampungmemperingatkan Dinas

Kesehatan ProvinsiLampung untuk lebih

maksimal melaksanakanprogram Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas)dan Jaminan Kesehatan

Daerah (Jamkesda).

pemeriksa keuangan untuk melakukanevaluasi secara berkala,” paparnya.

Terhadap rekomendasi pansustersebut, Kepala Dinas Kesehatan ProvinsiLampung Reihana menyatakan jajarannyasiap memperbaiki kekurangan yangmenjadi temuan BPK tersebut.

Meski demikian, terkait akurasi datawarga miskin penerima Jamkesmas,Dinkes tidak terlibat dalam penetuanmasyarakat miskin, penerbitan kartu danpendistribusiannya.

Dinas Kesehatan hanya dapat la-poran kuota penerima jamkesmas byname by addres. Menurut dia, penentuankriteria penduduk miskin merupakankewenangan BPS. Sedang untuk mengu-rangi potensi duplikasi data Jamkesmasdan Jamkesda, Diskes melibatkan PTAskes dalam melakukan pengelolaannya.Selain itu, untuk memaksimalkan penye-rapan kartu Jamkesmas dari kuota yangtelah ditetapkan pemerintah.

Raihana mengatakan telah mela-kukan penarikan terhadap kartu Jam-kesmas yang tidak tepat sasaran, danuntuk digantikan nama sesuai denganrumah tangga miskin (rtm) yang mem-butuhkan atas hasil survei dari kabupaten/kota. (tim)

omisi V DPRD Provinisi Lampung menilai data penerimakompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi, tidak akurat.Karena itu, perlu dibenahi agar pelaksanaan program ini tidaksalah sasaran.

Hal itu ditegaskan Anggota Komisi V DPRD Lampung TotoHerwantoko, menanggapi rencana pemerintah memberikan kompensasikepada rakyat miskin menyusul akan dinaikkannya harga bahan bakarminyak (BBM) bersubsidi. “Perbaiki dulu datanya dan mekanismenya,baru program dilaksanakan,” ujarnya di Bandar Lampung, Senin (27/5).

Bahkan, politisi Partai Demokrat ini menyatakan menolak programitu dilaksanakan jika pemerintah tidak lebih dulu memperbaiki dana danmekanisme penyalurannya. Alasannya, berdasarkan pengalamansebelumnya, pelaksanaan program serupa tidak tepat sasaran.

Menurut dia, selama ini masyarakat golongan mampu yangmenikmati dana konpensasi BBM bersubsidi melalui program BantuanLangsung Tunai (BLT), raskin, dan beasiswa miskin. Sementara masyarakatyang membutuhkan justru tidak menerima karena tidak terdata.

Padahal, Toto menambahkan, program itu bertujuan membantumengurangi beban ekonomi masyarakat tidak mampu akibat kenaikanharga BBM bersubsidi.

Kondisi di atas terjadi karena data yang digunakan dari Badan PusatStatistik (BPS) belum menyentuh seluruh masyarakat miskin. “Banyak

Data Penerima Kompensasi BBM Tidak Akurat

Dinas Kesehatan Diperingatkan Soal Jamkesda

masyarakat miskin yang tidak masuk dalam data penerima kompensasi,”ujarnya.

Karena itu, Toto Dirgantoro secara tegas menyatakan, saat iniLampung belum siap jika program kompensasi kenaikan BBM bersubsididilaksanakan.

Untuk itu, ia menyarankan, sebelum diberlakukan kenaikan hargaBBM subsidi dan penyaluran kompensasi, lembaga-lembaga pemangkutanggung jawab perlu melakukan verifikasi ulang data rumah tangga miskin.

Toto yang juga Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak danGas (Hiswana Migas) Provinsi Lampung, mengungkapkan bahwa rencanakenaikan harga BBM subsidi, yaitu bensin premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter diperkirakan bakal berlaku padaminggu ketiga Juni 2013.

Politisi Partai Demokrat Lampung ini mengatakan, kenaikan hargaBBM subsidi tersebut menunggu RAPBN Perubahan (RAPBN-P) 2013disahkan DPR. Dalam APBN-P itu terdapat anggaran kompensasi sepertitambahan jatah beras miskin (raskin), beasiswa miskin, program keluargaharapan (PKH), dan bantuan langsung tunai bernama bantuan langsungsementara masyarakat (Balsem) senilai Rp 150 ribu/bulan.

Menurutnya, pembahasan RAPBN-P 2013 akan rampung pada 17Juni 2013. Sehingga kenaikan harga BBM subsidi diperkirakan bakalberlaku pada minggu ketiga Juni 2013. (tim)

H

K

Page 24: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif24

WISATA

Binatang terbuas sekalipun tak akan menyerang bila tak diusik. Ungkapan itu tampaknya tepatuntuk menggambarkan delapan ekor harimau Sumatera (Panthera Tigris sumatrae) yangmenjalani rehabilitasi di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Lampung Barat.

i kawasan konservasi yangdikelola Artha Graha Pedulipimpinan pengusaha TomyWinata itu, delapan ekor

harimau menjalani rehabilitasi untukmenghilangkan trauma pascakonflikdengan manusia akibat berebut lahan.

Manusia, makhluk hidup yangberada di posisi teratas rantai makanan,merambah kawasan teritorial habitatharimau dengan berbagai alasan.Harimau-harimau itu diusir, diburubahkan dibunuh. Tak heran, populasiharimau Sumatera semakin lamasemakin sedikit.

Apabila tak ada upaya pelestariandan rehabilitasi, harimau sumatera akanbernasib sama seperti harimau jawa.Punah dan tak pernah ada lagi yangmelihat, kecuali sebagian orang dilereng pegunungan kapur di selatanJawa yang mengaku melihat harimau“jadi-jadian”.

“Harimau di sini hampir semuanyapernah berkonflik dengan manusia danmembunuh orang. Sebenarnya harimautidak akan menyerang apalagi mem-bunuh orang kalau tidak diganggu ataudendam karena teritorialnya dirusak.Harimau cenderung menghindarimanusia,” kata pendiri TWNC TomyWinata.

Pernyataan Tomy itu tampaknyamemang benar. Ketika berkunjung kePusat Rehabilitasi Harimau Sumateradi TWNC pada Senin-Selasa (27-28/5),terlihat bagaimana harimau-harimau itujustru menjauh saat didekati manusia.

Mereka hanya bereaksi apabiladiusik dan diganggu. Saat salah satupetugas TWNC mengguncang jerujikandang mereka misalnya, mereka baruakan mengeluarkan raungan yang

Tambling, Taman RehabilitasiHarimau Sumatera

suaranya bagaikanmotor gede bermes-in 1.000 cc.

Tomy juga me-ngatakan dalam ra-dius tiga kilometerdari base camp TW-NC terdapat wila-yah teritorial hari-mau yang dilepas-liarkan. Namun,hingga kini tidakpernah ada harimauyang menyerang kar-yawan TWNC mau-pun warga dua du-sun di Pekon (desa)Wayharu yang bera-da di dalam kawas-an konservasi.

Untuk mereha-bilitasi harimau daritrauma pascakonflikdengan manusia,mereka ditempatkandi dalam kandangberukuran sekitar 20meter persegi yangsekelilingnya ditu-tup rapat, kecualisatu sisi yang meng-hadap ke hutan danbagian atas kandang.Tujuan dinding kan-dang mereka ditutuprapat supaya inte-raksi dengan ma-nusia tidak terlalubanyak.

Harimau-harimau yang sudahhampir siap untuk dilepasliarkanditempatkan di tempat yang lebih luas,yaitu tempat terbuka dengan hutan-

hutan yang dikelilingi pagar. Untukmelatih insting berburu, harimau-harimau itu diberi makan seekor babihidup seberat 15 kilogram setiap tiga

D

Page 25: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 25

WISATA

hari sekali.“Harimau di pusat rehabilitasi ini

harus diberi makanan hidup untukmembiasakan diri berburu di alam liar.Setiap tiga hari kami beri makan seekorbabi,” kata Marizal, penjaga harimaudi TWNC.

Karyawan TWNC lainnya,Akhmad Basori mengatakan TWNCtelah melepasliarkan lima ekor harimaudi kawasan konservasi seluas 45 ribuhektar. Dua ekor harimau pertamadilepasliarkan pada 2008, kemudian2010 (dua ekor) dan 2011.

Setiap harimau yang dilepasliarkanselalu dipasangi “global positioningsystem” (GPS) supaya tetap dapatdipantau. GPS tersebut biasanya akanterlepas sendiri dalam waktu enambulan hingga sembilan bulan.

“Dengan pantauan GPS, kamijuga dapat memantau area teritorialharimau. Biasanya tiga bulan setelahdilepasliarkan, area teritorial harimausudah bisa diketahui,” kata Basori.

Diberi Nama Ibu NegaraSelain harimau-harimau yang

pernah berkonflik dengan manusia,Pusat Rehabilitasi Harimau SumatraTWNC juga memiliki “warga asli”kelahiran tempat tersebut. Merekaadalah tiga ekor harimau berusia 16bulan yang dilahirkan harimau betinabernama Panti dan diberi nama olehIbu Negara Kristiani Yudhoyono.

“Ibu Ani memberi nama setelahmelihat karakter berdasarkan fotomereka yang dikirim ke Jakarta. Masing-masing diberi nama Bintang, Topan danPetir,” kata Basori. Saat rombongansejumlah awak media Jakarta bersamaMenteri Lingkungan Hidup BalthasarKambuaya dan rombongan mengun-jungi Bintang, Topan dan Petir padaSelasa (28/5), mereka hanya meringkukdi pojok kandang seolah-olah takutdengan kehadiran manusia.

Mereka baru berani bereaksi ketikadi dekat kandang hanya tinggal dua orangsaja. Antara termasuk orang terakhir yangmeninggalkan kandang mereka, sempatmendapatkan “ucapan perpisahan”berupa raungan yang menggelegar.

Rombongan juga sempat menyak-sikan bagaimana harimau betina

bernama Mekar diberi makan seekorbabi. Mekar yang sempat menjauh ketikarombongan mendatangi pagar, segeramendekat ketika melihat seorangpegawai TWNC membawa seekor babi.

Ketika babi dimasukkan melewatipagar, Mekar segera menerkam. Namun,terkaman Mekar tidak serta merta mem-bunuh babi itu. Mekar tampaknya hanyamelumpuhkan babi itu supaya tidak lari.

Setelah mendapatkan seekor babi,Mekar segera membawa babi itumenjauh dari pagar. Dari kejauhan,terlihat Mekar “memandikan” babi itudi dalam kolam, kemudian meninggal-kannya di rerumputan yang rimbun danberkeliling di sekitarnya.

“Dia berkeliling sebelum makanuntuk memeriksa apakah di wilayahteritorialnya ada harimau lain,” katasalah satu pegawai TWNC.

Konservasi bagi Flora-faunaTWNC merupakan kawasan kon-

servasi yang berada di dalam TamanNasional Bukit Barisan Selatan danmenjadi perlindungan bagi flora danfauna endemik wilayah tersebut.TWNC didirikan Tomy Winata pada1997 di bawah pengelolaan ArthaGraha Peduli.

Saat ini, tim Artha Graha Pedulimasih terus melakukan survei tentangflora dan fauna yang ada di dalamkawasan konservasi tersebut. Kurnia,Latifiana, salah satu karyawan TWNCyang terlibat dalam survei flora dan

fauna mengatakan setidaknya ada 60hingga 70 spesies burung dan 10 spesiesmamalia di bagian selatan kawasankonservasi tersebut.

“Survei masih terus dilakukan dankemungkinan tim akan mendapatkanspesies-spesies lain yang selama inibelum terdata,” ujarnya.

Pembina Artha Graha PeduliTomy Winata mengatakan mulaimemasuki kawasan hutan di wilayahbarat Lampung itu pada 1996. Saat itukawasan tersebut mengalami kerusakankarena perburuan dan pembalakan liar.

Pada 1997, Artha Graha Pedulimulai menata kawasan tersebut.Dengan kerja keras dan sikap “tanganbesi” kepada penduduk sekitar yangmelakukan perusakan, kawasan tersebutpelan tapi pasti mengalami perbaikan.

“Sejak 1997 kami di sini, tapi barumendapat pengakuan dari pemerintahmelalui peresmian oleh MenteriKehutanan Zulkifli Hasan pada 2010.Motivasi saya hanya ingin memberikanyang terbaik, berapa pun biayanya,kepada ibu bumi yang telah melahirkankita,” katanya. (tim/ant)

Page 26: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif26

WARTA

ami akan tingkatkankembali pengawasandan berupaya meme-nuhi persyaratan yang

diminta negara konsumen se-hingga ekspor kopi Lampung tidakdi-’reject’,” kata Wakil GubernurLampung MS Joko Umar Said diBandarlampung, Kamis (16/5).

Ia membenarkan bahwa be-berapa waktu lalu ekspor kopiLampung sempat ditolak Jepang,karena biji kopinya mengandungbahan kimia karbaril yang me-lebihi ambang batas yang dite-tapkan negara itu.

Negara konsumen itu, bebe-rapa waktu lalu menolak sebanyak130 kontainer biji kopi asalLampung karena berdasarkan hasiltes kandungan bahan kimia bijikopinya melebihi yang disyaratkannegara Sakura tersebut yakni 0,01miligram per kilogram.

Joko menyebutkan, Jepangmemberikan batas minimum kan-dungan karbaril pada kopi 0,01miligram per kilogram. Sementarakandungan bahan kimia itu padakopi di Lampung rata-rata 0,1 mili-gram per kilogram bahkan ada yanglebih.

Namun demikian, lanjutnya,negara konsumen juga harus ‘fair’dalam menetapkan persyaratanyang diminta sehingga mereka ti-dak langsung menolak ekspor bijikopi Lampung.

Pelaku usaha atau eksportirjuga harus jujur dengan kualitasbarang yang akan diekspor ter-sebut. Pihaknya juga akan me-minta badan pengawasan dansertifikasi mutu barang untuk

Ditolak Jepang, Kualitas Kopiakan Diperbaiki

Penolakan Jepang terhadap kopi Lampung, membuat tim pembina perkopianProvinsi Lampung akan melakukan langkah konkrit dengan meningkatkan mutu

dan mengurangi bahan kimia. Sehingga kopi Lampung memenuhi standardpasar ekspor.

meningkatkan fungsinya sehinggarelugasi terkait ekspor kopi berjalandengan baik.

Wakil Gubernur Lampung itu jugamengatakan tim pembina perkopianLampung akan terus berupaya me-ningkatkan mutu dan produktivitas kopidaerah ini termasuk melengkapi persya-ratan yang diminta oleh negara konsumen.

“Kuncinya agar ekspor kita tidakditolak yakni dengan melengkapipersyaratan yang diminta negarakonsumen sehingga dapat melindungiaktivitas perkopian Lampung sekaliguspetani,” katanya menambahkan.

Ketua Renlitbang AEKI LampungMuchtar Lutfie, mengatakan ekspor bijikopi Lampung ke negara-negara yangmenerapkan standar mutu barang sepertiJepang, AS dan Eropa harus melakukanuji kandungan karbaril terlebih dahulusebelum dikirim agar tidak ditolak.

“Negara tersebut menerapkansyarat kandungan bahan kimia itu padakopi, jika melebihi ambang batas makakomoditas kopi kita yang telah dikirimke negara tujuan akan ditolak,” katanya.

Ia mengungkapkan sejak tigatahun lalu ekspor kopi robusta dariSumatera melalui Pelabuhan Panjangke Jepang sering ditolak karena kan-dungan zat kimia pada kopi melebihiambang batas yang disyaratkan negaratersebut.

Kini Amerika Serikat berda-sarkan pemberitaan di media massajuga menolak ekspor kopi dariSumatera khususnya Lampung,karena komoditas itu juga mengan-dung karbaril dan bahan kimia lainseperti pestisida yang melebihisyarat yang telah ditentukan.

Menurut dia, penolakantersebut bukan karena kesalahanpetani saja dalam perlakuanterhadap tanaman kopi sepertipemberian pupuk dan penggunaanbahan kimia seperti pestisida dankarbaril yang tidak sesuai.

Namun, kata Muchtar, eks-portir juga harus bertanggungja-wab atas penolakan tersebut karenaseharusnya komoditas kopi yangakan diekspor ke negara tujuanmelakukan uji kandungan bahankimia tersebut.

Produksi kopi Lampung men-capai 142.000 ton per tahundengan luas areal tanaman kopi163.000 hektare. (tim)

“K

Page 27: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 27

WARTA

al itu diungkapkan KetuaKomisi V DPRD ProvinsiLampung Yandri Nazir seusairapat dengar pendapat dengan

sejumlah dokter yang tergabung dalamDokter Indonesia Bersatu (DIB), Senin(20/5/2013).

Menurut Yandri, pemberian in-sentif, terutama untuk dokter yangbertugas di puskemas terpencil,diharapkan pelayanan kesehatanmasyarakat dapat lebih maksimal.

Dia menambahkan, Kesehatanmerupakan isu nasional, bukan hanyadi daerah. Setiap tahun banyak masya-rakat mengeluhkan buruknya pelayanankesehatan, atau belum mendapatkanpelayanan kesehatan yang layak,khususnya masyarakat di desa-desaterpencil.

Kondisi itu terjadi karena sebarantenaga kesehatan, khususnya doter,belum merata terutama di daerahterpencil. Untuk mendorong semangatdokter agar bersedia bertugas di daerahterpencil, Komisi V DPRD Lampungakan memperjuangkan agar dalamAPBD-P 2013 ada anggaran untukinsentif dokter yang bertugas di wilayahterpencil.

Politisi Partai Demokrat ini

Dokter Puskesmas akanDiberi Insentif

melanjutkan, dalam pemberian insentiftersebut, DPRD berkoordinasi denganDinas Kesehatan (Dinkes) Lampung.Sehingga. Dinkes yang akan mene-tapkan kriteria pemberian insentiftersebut.

“Tentu ada kriterianya, tidaksemua tenaga kesehatan mendapatkaninsentif. Nanti Dinkes yang menetap-kan persyaratan tersebut. Yang pasti kitamemiliki niat baik untuk meningkatkankualitas kesehatan di provinsi kita

Tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas terpencil perlu diberikan insentif.Komisi V akan memperjuangkan program itu bisa masuk dalam APBD Perubahan

Lampung tahun 2013.

Yandri Nazir

H tercinta ini,’’ ujarnya.Yandri Nazir optimistis, pem-

berian insentif tidak akan menimbulkankecemburuan sosial di masyarakatmengingat profesi dokter dipandangbergengsi. Kendati dokter merupakanprofesi yang erat kaitannya denganberkecukupan, namun dokter jugamanusia yang tetap memerlukanperhatian pemerintah.

“Saya yakin tidak terjadi kecem-buruan sosial, karena masyarakat jugasangat membutuhkan keberadaandokter. Contohnya kita telah mem-berikan insentif kepada guru honorer didesa terpencil, setiap tahun kitamenggelontorkan Rp18 miliar untukpara tenaga pendidik tersebut,’’tandasnya.

Ditempat yang sama, dr. Animenjelaskan, kedatangannya besertarekan-rekannya tersebut bertujuan untukmeminta DPRD Lampung mendukungperbaikan kualitas kesehatan secaramenyeluruh, baik dari aspek pelayananpada masyarakat maupun tenagakesehatan, terutama dokter.

’’Kami meminta segenap pihaktidak menjadikan isu kesehatan sebagaikomoditas ekonomi dan politik, yangberakibat ketidak-adilan pada masya-rakat maupun dokter,’’ ungkapnya.

Menurut dia, DPRD harus ber-peran aktif dalam mendorong perbaikansistem pendidikan kedokteran secarafundamental. Artinya, harus dilakukanreorientasi pendidikan kedokteran, gunamenghasilkan dokter yang mandiri danmemiliki kompetensi profesional.

’’Ini dapat dilakukan denganmengutamakan mutu pendidikankedokteran dibanding mengejar ku-antitas produksi dokter dengan dalihmengejar rasio dokter dan pasien,’’jelasnya. (tim)

Page 28: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif28

WARTA

al itu diungkapkan AnggotaKomisi II DPRD ProvinsiLampung, Palgunadi, Senin(20/5/2013). Menurut dia,

Lampung memiliki tujuh destinasiwisata unggulan. Tetapi Disbudparselama ini hanya fokus pada duadistinasi wisata, sementara yang limadibiarkan terbengkalai.

Ketujuh tempat tujuan wisataunggulan Lampung adalah GunungAnak Krakatau, Taman Nasional WayKambas, Pantai Tanjung Setia, TelukKiluan, Kota Bandarlampung, MenaraSiger, dan Taman Nasional BukitBarisan Selatan (TNBBS).

Menurut Palgunadi, ketujuhtempat tujuah wisata itu sudah dite-tapkan dalam Rencana Induk Pengem-bangan Pariwisata Daerah (Rippda)Lampung 2012. Karena itu, menjadianeh jika Disbudpar hanya mengurusidua dari tujuh tempat tujuan wisata itu.

“Seharusnya, tujuh destinasiwisata tersebut diprioritaskan semua.Karena RIPPDA dibuat berdasarkankajian matang, yang tujuannya untukmenumbuhkembangkan ekonomikreatif di sekitar destinasi tersebut. Jadikami minta agar Disbudpar bekerjaberdasarkan RIPPDA tersebut,’’ tegas-nya.

Palgunadi mengatakan, alasanDisbudpar hanya karena Gunung AnakKratau dan Taman Nasional WayKambas sudah mendunia tidak masukakal. Menurutnya, bukan dua destinasiitu saja yang banyak dikunjungiwisatawan mancanegara, tapi kelima-nya juga banyak dikunjungi wisatawan.

“Mereka beralasan Way Kambasdan Gunung Anak Krakatau sudahdikenal secara internasional, makakeduanya difokuskan sebagai destinasi

Disbudpar Diminta BerkerjaSesuai Rippda

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dimintamengembangkan seluruh wisata unggulan daerah. Tidak hanya fokus pada

wisata Gunung Anak Krakatau dan Taman Nasional Way Kambas.

unggulan. Jika dikaji secara mendalam,saat ini yang menjadi tujuan wisataprimadona adalah Tanjung Setia danTeluk Kiluan,” ujar politisi PDI-Perjuangan ini.

Menurut Palgunadi, seharusnyaDisbudpar bekerja maksimal jikamelihat dana Rp14 miliar yang dialo-kasikan pada APBD 2013. Disbudparharus lebih kreatif menyusun paket-paket wisata yang baik bagi wisatawan.

“Artinya, industri pariwisataLampung harus meningkat, karena danayang dialokasikan sudah cukup besar.Agar wisatawan tidak bosan, Disbudparharus mampu menyediakan paketwisata yang menarik. Jangan itu-itusaja, akibatnya wisatawan tidak betahberkunjung ke Lampung, paling lamatiga hari,’’ terangnya.

Palgunadi menambahkan, selakuleading sektor, Disbudpar harus

mampu merangkul sejumlah investoruntuk berinvestasi di sektor pariwisata.

Selain itu, ia menambahkan,instansi terkait juga perlu ikut me-mikirkan pengembangan parisata,karena memang saling terkait. SepertiDinas Bina Marga dan Kesehatan, harusmampu menangkap kebutuhan dibidang pariwisata.

Misalnya, infrastruktur jelekpengunjung tidak akan datang. Untukini, Bina Marga harus mampu mem-perioritaskan program pembangunanyang memiliki multi efek.

Wisatawan juga tidak akan ber-kunjung jika fasilitas kesehatan disekitar tempat wisata tidak tersedia.Karenanya, Dinas Kesehatan harusproaktif, misalnya dengan membangunpusat pelayanan kesehatan di ling-kungan tempat wisata unggulan,tandasnya. (tim)

H

Page 29: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 29

WARTA

enyusutnya luas areal perta-nian itu, menurut Kepala DinasPertanian Tanaman Pangandan Hortikultura (PTPH) Pro-

vinsi Lampung Lakna Rekyanti, tentuberdampak pada produksi komoditaspertanian. Termasuk komoditas unggulan,sepreti padi, jagung, dan kedelai.

“Alih fungsi lahan yang mencapai38,31 persen, jelas berpengaruh denganproduksi pertanian andalan di Lampung,”ujarnya, tanpa menyebutkan angka penu-runan produksi masing-masing komoditas.

Untuk mengatisipasi makin menyu-sutnya lahan produktif untuk pertanian,Dinas PTPH akan menerbitkan peraturansekaligus mengawasi penerapannya dilapangan pada tahun ini, ujar Lakna diBandar Lampung, Senin (27/5/2013).

Di antara langkah yang akan dila-kukan, ia menyebutkan, memberikaninsentif kepada petani agar menjaga lahanyang dimiliki tidak dialih-fungsikan. Juga,mencetak sawah baru seluas 2.500 hektar,sebagai upaya meningkatkan produksi padi.

Pada 2013, daerah Lampung menar-getkan peningkatan produksi padi sebesar3,2 juta ton gabah kering giling (GKG) dariareal seluas 644 ribu hektare. Sedangkanrealisasi produksi padi pada tahun 2012,berdasarkan angka ramalan dua, sebanyaktiga juta ton GKG.

Selanjutnya, Lakna mengatakan,Provinsi Lampung berupaya mengop-timalkan lahan untuk meningkatkan pro-duksi padi. Antara lain dengan melakukanperluasan dan pengelolaan sawah.

Terkait dengan usaha menjaga luasareal pertanian agar tidak terus berkurang,

Lahan Pertanian Menyusut38,31 Persen

Pemprov bersama DPRD Lampung akanmenerbitkan peraturan daerah tentanglahan pertanian berkelanjutan.

Dalam perda itu antara lain diaturtentang pemberian insentif kepada petanipemilik lahan. Sehingga mereka tetapmengusahakan lahan pertaniannya untukmenghasilkan komoditas pertanian.

Dengan demikian, petani akan me-nikmati keuntungan yang wajar dari usahapertaninannya. Sehingga mereka tidak tertarikuntuk menjual atau memanfaatkan lahannyauntuk usaha di luar pertanian.

Rencangan peraturan daerah ten-tang lahan pertanian berkelanjutan yangmuncul sekitar awal tahun 2013 itu,tertunda karena DPRD belum menerimadata lahan pertanian dari Dinas Pertaniandan Hortikultura.

Padahal, menurut Ketua Komisi II

Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2013 mengalokasikan anggaranRp 58,5 miliar untuk membangun infrastruktur pendesaan. Program inimencakup 234 desa di 12 kabupaten di Lampung.

Kepala Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung, ErwinHamdani mengatakan, untuk menyukseskan Program PembangunanInfrastruktur Perdesaan (PPIP), dibutuhkan persamaan persepsi dari seluruhpihak yang terkait. “Termasuk komitmen untuk melaksanakan program secaraberkelanjutan,” ujarnya, Rabu (29/5/2013).

Menurut Erwin, program ini akan dilaksanakan di 234 desa yang tersebardi seluruh kabupaten di provinsi Lampung. Yaitu, Kabupaten Lampung Selatan,Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Barat, Waykanan,Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, Kabupaten Tanggamus,Pesawaran, dan Pringsewu.

Sementara itu, PPK Pembinaan Pembangunan Infrastruktur PerdesaanProvinsi Lampung, Deva Kurniawan Rahmadi mengatakan, PPIP merupakansalah satu program penguatan yang berada di bawah payung PNPM Mandiri.

Karena itu, menurut Deva, banyak hal yang perlu diperhatikan dalampelaksanaan program ini. Tidak hanya dilihat dari sisi infrastruktur, tetapi jugadari sisi pemberdayaan masyarakat, penyiapan masyarakat, dan prosesperencanaan partisipatif.

Ia menjelaskan, PPIP juga harus dilihat dari penyusunan Usulan PrioritasDesa (UPD), Penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM), pelaksanaanpembangunan fisik dan pasca pelaksanaan.

“Proses pemberdayaan yang dilakukan diharapakan dapat menjaring pem-bangunan yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” tutur Deva. (tim)

Rp58,5 Miliar untuk InfrastrukturPedesaan

DPRD Lampung Ahmad Junaidi Auli, datatentang lahan pertanian itu penting untukdimasukkan dalam perda lahan pertanianberkelanjutan.

Juanidi menjelaskan, yang memilikiwewenang menetapkan luas dan lokasilahan adalah bupati/wali kota. Karena itu,pemda diminta segea menyelesaikankajiannya terkait lahan pertanian ber-kelanjutan itu. Apalagi, program inidianggarkan sejak tahun 2012 yangdilaksanakan bekerjasama dengan Univer-sitas Lampung dan Badan PertanahanNasional Provinsi Lampung.

Junaidi menambahkan, adanyaperda tersebut diharapkan petani me-nikmati keuntungan yang wajar dariusaha pertaniannya. Sehingga tidaksampai terjadi alih fungsi lahan pertanianuntuk kepentingan di luar pertanian. (tim)

Desakan pembangunanyang membutuhkan lahan,

berdampak pada penyusutanluas areal pertanian di

Lampung. Dari 477 ribuhektare lahan pertanian didaerah ini, sekitar 38,31

persen telah beralihfungsiuntuk nonpertanian.

M

Page 30: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif30

WARTA

nggota Komisi IV DPRDLampung Suyatno S.W. me-lihat beberapa kawasan pe-rempatan jalan lintas Su-

matera (Jalinsum) yang sedang dalamperbaikan, hingga kini belum rampung.Seperti di beberapa lokasi, antara lainperempatan Wayhalim dan Waydadi,Kecamatan Sukarame dan Kalibalok.

“Sudah berbulan-bulan, di ka-wasan tersebut perbaikan kerusakanjalan belum tuntas sehingga menim-bulkan kemacetan dan debu bertebaranke mana-mana mengganggu penggunajalan maupun warga sekitar,” ungkap-nya, Senin (27/5/2013).

Menurutnya, kontraktor harusmemiliki perencanaan yang jugamemperhatikan aspek fasilitas umumdan fasilitas sosial (fasum/fasos),sehingga tidak berimbas terganggunyaaktifitas di masyarakat sekitar.

“Selain permukiman dan tempatusaha, di sekitar perempatan WaydadiSukarame itu, juga terdapat sekolah,taman kanak-kanak dan rumah sakit.Kondisi perempatan jalinsum umum-nya macet pada siang dan sore hari,karena perbaikan jalan di perempatan

Perbaikan Jalan Panjang-Rajabasa Harus Fokus

yang belum jugatuntas.” paparnya.

Dia mengha-rapkan, kontraktordapat memper-cepat penyelesai-an perbaikan danpelebaran di titik-titik tersebut. “Pe-nuntasan perbaik-an Jalinsum ituperlu dipercepatdengan memper-banyak tenaga danperalatan kerjayang diperlukan.Warga juga meng-harapkan agar per-baikan Jalinsumitu jangan sampaimolor atau terlantar seperti terjadi duatahun lalu.” tambahnya.

Perbaikan dan pelebaran jalan ruasPanjang-Rajabasa di Bandar Lampungsepanjang 18,5 km, itu dikerjakan sejakOktober 2012 dengan pembiayaanberasal dari Bank Dunia dan dukunganAPBN.

Dua pemenang tender proyek

Komisi IV DPRD Provinsi Lampung meminta kontraktor lebih fokus menuntaskanperbaikan dan pelebaran Jalan Soekarno-Hatta, Panjang-Rajabasa. Terutama dititik perempatan agar tidak menimbulkan kemacetan yang panjang, becek ketika

hujan dan berdebu ketika panas.

A

Jalinsum ini adalah PT ConblocInfratecno (CI) dan PT Duta GrahaIndah (DGI). PT CI melakukan penger-jaan mulai Rajabasa sampai Jl Tirtayasasejauh 10 km dengan nilai proyekRp133,4 miliar. Sedang PT DGI mulaidari Tirtayasa sampai Panjang sejauh8,1 km dengan nilai proyek Rp97,2miliar. (tim)

Page 31: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif 31

WARTA

Aliansi BEM MintaPerbaikan Pendidikan

ardiknas tidak hanyadiperingati dengan pe-nyelenggaraan acaraseremonial saja tanpa

adanya evaluasi kinerja pemera-taan dan peningkatan mutu pen-didikan. Oleh karena itu, ABLmenuntut DPRD untuk menaikkananggaran pendidikan minimal20% dalam APBD-P dan mela-kukan pemerataan serta peningkat-an mutu pendidikan di seluruhkabupaten/kota di Provinsi Lam-pung.

“Jangan sampai pendidikan ituhanya terlihat bagus di Kota Ban-darLampung dan Kota Metro saja,pendidikan di kabupaten lainnya jugaharus memiliki mutu yang sama,”kata Presiden BEM UniversitasLampung Arjun Fatahilah.

Aksi di Kantor DPRD Pro-vinsi Lampung sempat diwarnaiaksi saling dorong antara maha-siswa dan aparat keamanan karenamahasiswa memaksa untuk masukke Ruang Sidang DPRD ProvinsiLampung untuk mengikuti RapatParipurna. Aksi tersebut disebab-kan oleh ketidaksabaran mahasiswamenunggu ditemui oleh KetuaDPRD Provinsi Lampung, yangsaat itu sedang memimpin sidangparipurna dengan agenda penge-sahan sejumlah raperda menjadiperda.

Ketua DPRD Provinsi Lam-pung Marwan Cik Asan akhirnyamenemui mahasiswa dan mela-kukan penandatanagan memoran-dum of understainding (MoU)pembentukan Komite PeduliPendidikan Lampung (KPPL) yangberanggotakan BEM Polinela,

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif MahasiswaLampung (ABL) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Provinsi Lampung dalam

rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kamis (02/05/2013).

Dema IAIN RadinIntan Lampung, BEMUniversitas Lampungdan BEM FKIP Uni-versitas Lampung.

“Komite PeduliPendidikan Lampungberhak untuk menga-wal, meneliti, men-dapatkan informasidan memberikan reko-medasi kepada pemerintah untukperbaikan pendidikan di ProvinsiLampung,” tegas Arjun dalam mem-bacakan isi MoU.

Sementara itu, aksi lanjutan olehABL yang dilakukan di Tugu AdipuraKota Bandarlampung bertujuan untukmengkritisi penyelenggaraan pendidi-kan secara nasional. ABL menyorotipelaksanaan Ujian Nasional Tahun2013 yang kacau serta pemberian tandabintang kepada Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan (Kemendik-

H

bud) yang menandakan penang-guhan pencairan dana pendidikan.

“Kami menuntut pemerintahuntuk mengusut tuntas kecacatanpenyelengaraan UN oleh Ke-mendikbud,” kata Presiden BEMPolinela Encep Supriyatna. Selainitu, ABL juga memberi ultimatumsampai 29 Mei 2013 kepadaKemendikbud untuk mencairkandana pendidikan dengan meme-nuhi kelengkapan berkas-berkaspengajuan anggaran. (tim)

Page 32: Mimbar Legislatif DPRD Provinsi Lampung | Edisi Mei 2013

EDISI MEI 2013Mimbar Legislatif32

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Lampung Hartarto Lojaya menjadi salah satu pembicaradan acara Talk Show Kamtibmas dan Nada Forkopimda yang digelar di Polda Lampung

pada 15 Mei 2013. Selain Kapolda Lampung Heru Winarko, juga menjadi pembicara padaacara tersebut adalah Komandan Korem 043 Gatam Amalsyah Tarmizi, Komandan

Pangkalan TNI-AU Astra Ksetra Insan Nanjaya, dan Komandan Komandan Pangkalan TNIAL (Danlanal) Piabung Fery Sidjaya. Selain membahas masalah kabtibmas, mereka juga

unjuk kebolehan dalam hal mendendangkan lagu. (tim)

TALK SHOW KAMTIBMAS