mikro tanah
-
Upload
muhammad-hilmi -
Category
Documents
-
view
40 -
download
6
description
Transcript of mikro tanah
Mata Kuliah : Mikrobiologi Tanah
DAUR BIOGEOKIMIA : DAUR SULFUR
Anggota
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara
organisme - organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama
lain oleh proses-proses biologi, kimia, dan fisika.Masukan dan buangan energi, gas,
bahan kimia anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara
faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir dan
daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi, keseluruhan bumi itu sendiri
adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang terisolir dari bagian yang lain.
Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut sebagai biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk
“shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di
bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfer sudah bisa mencukupi dirinya sendiri,
semua persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh
pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk
hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali
lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh
materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang
umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan
bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang
dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada
rantai makanan menngakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai
yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan
tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer yang
akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian interaksi ini terjadi
secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur materi.
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari
suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar
dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun
demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus
dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus
biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo),
ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya
cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self
regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud daur biogeokimia?
2. Apa fungsi daur biogeokimia dalam suatu ekosistem?
3. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur?
4. Bagaimana proses terbentuknya hujan asam terkait dengan siklus sulfur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian daur biogeokimia dan bagaiman siklusnya dalam
kehidupan.
2. Untuk mengetahui fungsi dari daur bioigeokimia.
3. Untuk mengetahui siklus sulfur dalam suatu ekosistem.
4. Untuk mengetahu proses terbentuknya hujan asam terkait dengan siklus sulfur.
5. Sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah Biologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Daur Biogeokimia
Tanah dibutuhkan oleh tumbuhan untuk keberlangsungan hidupnya.
Selain sebagai tempat untuk menancapkan akar, tanah juga merupakan tempat
tumbuhan untuk memperoleh unsur hara seperti: Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K), Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu),
Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tumbuhan, unsur hara dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanamandalam
jumlah yang sedikit (< 500 ppm). Unsur hara mikro diperlukan tanaman
kurang dari 10 mmol per berat kering tanaman. Unsur
haramikro meliputi Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdium(Mo),
Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
2. Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
banyak (> 500 ppm) kekurangan unsur hara makro dapat menimbulkan gejala
defisiensi pada tanaman, tidak bisa digantikan oleh unsur hara makro lain.
Unsur hara makro diperlukan tanaman >10 mmol per berat kering tanaman.
Unsur hara makro meliputi Nitrogen (N), Fosfat (P), Kalium (K), Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
Karena kebutuhannya tergolong dalam jumlah yang besar itu maka,
unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen
adalah beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur
tersebut diperlukan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan
unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap
saat unsur-unsur yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan
unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal tersebut dikarenakan, adanya daur unsure-
unsur tersebut sehingga ketika organisme-organisme tersebut mati, unsur-unsur
penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan ke alam, baik
dalam tanah maupun ke udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk
hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di dalamnya.
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur
atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali
lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui
organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik
sehingga disebut siklus biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali
di bumi. Daur biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan.
Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan
pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya.
Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur
biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
B. Fungsi Daur Biogeokimia
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang
ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga unsur
maupun energy yang telah terpakai oleh komponen biotik dan abiotik dapat
digunakan kembali. Dengan adanya daur biogeokimia, unsur-unsur kimia yang
penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk
terus dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu siklus. Jika daur ini
terhenti, maka proses kehidupan juga berhenti, karena itu kelancaran daur
biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup organisme di Bumi.
C. Daur Sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak
berasa dan tak berbau. Belerang, dalam bentuk aslinya, merupakan sebuah zat
padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni
atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.
Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut
(Anonim,2004) :
1. Bahan makanan utama untuk memproduksi protein
2. Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic dan vitamin
3. Membantu pembentukan klorofil
4. Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
5. Mempercepat perkembangan akar
6. Membantu pertumbuhan tanaman
7. Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
8. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap temperature rendah (dingin)
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan
belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4). Di dalam tubuh tumbuhan
belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan
manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan
dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau
menjadi mineral dan unsure terikat lainnya .
Secara alami, belerang terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral
tanah. Beberapa gunung berapi, misalnya Gunung Arjuno di Jawa Timur,
mengeluarkan belerang yang kemudian ditambang menjadi batangan belerang.
Selain itu, belerang di udara juga berasal dari sisa pembakaran minyak bumi dan
batu bara, dalam bentuk SO2 . Gas-gas yang banyak dihasilkan oleh asap kendaraan
bermotor dan pabrik jika bereaksi dengan uap air hujan, gas tersebut berubah
menjadi sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau lautan. Selanjutnya, sulfat tersebut
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau algae air.
Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara berikatan dengan oksigen
dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi
bentuk ion-ion sulfat (SO4- ). Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh
tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan
memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan
ke tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan
diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas
hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam
tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida (SO2 ), dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan
diubah menjadi ion sulfat (SO4- ) sedangkan senyawa sulfur dioksida (SO2 ) nanti
akan diserap kembali oleh tumbuhan.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua
mahluk hidup yang mati akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat (SO4 ) menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob
seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Serta oksidasi sulfur
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Sedangkan dalam daur belerang mikroorganisme yang berperan dalam
proses biotransformasi adalah sebagai berikut:
1. H2S S SO4 ; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik) : bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4. S organik →SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik
dan aerobik.
D. Hujan Asam
Selain beberapa proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur.
Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfir. Kemudian bila hujan
terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini
dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan asam disebabkan oleh adanya belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman
(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung
berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas
hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama
amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga
ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke
tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang mengandung
sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan
dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari.
Gambar 1. Siklus sulfur di alam
Gambar 2. Bakteri Desulvofibrio
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
a) Siklus biogeokimia adalah aliran ion ataupun molekul dari nutrien yang
dipindahkan dari lingkungan ke organisme (komponen hidup) dan
dikembalikan lagi ke komponen tak hidup (abiotik). Siklus tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
b) Salah satu siklus kimia yang penting adalah siklus sulfur. Adanya siklus
sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur
terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam
tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun
protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan
memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan
menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi dan , yang mengandung
unsur sulfur.
c) Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak
memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan
terganggu sehingga proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser.
Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang
dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga
terhadap lingkungan hidup, seperti terjadinya hujan asamyang disebabkan
oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil
sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Penggunaan bahan bakar fosil yang terlalu
banyak melepaskan sulfur yang berlebih ke atmosfir yang kemudian akan
bereaksi dengan gas-gas di atmosfir dan uap air, kemudian turun sebagai
hujan asam yang bersifat merusak. Oleh karena itu pemahaman mengenai
keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu
rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan
industri.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar, dkk. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2. 2007. Malang:
Erlangga.
McDougall, R., J. Robson, D. Paterson, and W. Tee. 1997. Bacteremia caused by a
recently described novel Desulfovibrio species. Journal of Clinical
Microbiology. 35:1805-1808.
Madigan, M., Martinko, J., and Parker J. 2000. Brock Biology of Microorganisms.
Prentice-Hall. Upper Saddle River, NJ. 498-502 pp.
Holt, J. G., N. R. Krieg, P. H. A. Sneath, J. T. Staley, and S. T. Williams. 1994.
Bergey's Manual of Systematic Bacteriology. Williams and Wilkins. Baltimore,
Maryland. 235-242 pp.