ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB...

68
ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) PADA LAHAN PERTANIAN DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA OPTICAL EMISSION SPECTROFOTOMETRY (ICP-OES) (Skripsi) Oleh Deborah Jovita FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu)PADA LAHAN PERTANIAN DENGAN METODE

INDUCTIVELY COUPLED PLASMA OPTICAL EMISSIONSPECTROFOTOMETRY (ICP-OES)

(Skripsi)

Oleh

Deborah Jovita

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

ABSTRAK

ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) PADALAHAN PERTANIAN DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED

PLASMA OPTICAL EMISSION SPECTROFOTOMETRY (ICP-OES)

Oleh

Deborah Jovita

Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai unsurhara yang tersedia bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan produksitanaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar unsurhara makro (K, Ca, Mg) dan mikro (Fe, Zn, Cu) dalam lahan pertanian diKabupaten Pesawaran dan mengetahui teknik destruksi yang paling efektif untukanalisis unsur menggunakan metode Inductively Coupled Plasma-OpticalEmission Spectrometry (ICP-OES). Hasil penelitian menunjukkan rerata kadarunsur hara makro dalam sampel ialah sebagai berikut: kalium (K) 25,649 mg/L,kalsium (Ca) 66,325 mg/L dan magnesium (Mg) 51,299 mg/L; serta rerata kadarunsur hara mikro dalam sampel sebagai berikut: besi (Fe) 421,113 mg/L, seng(Zn) 3,002 mg/L dan tembaga (Cu) 0,137 mg/L. Dari penelitian yang telahdilakukan dapat dibuktikan bahwa teknik destruksi basah merupakan teknikdestruksi yang paling tepat untuk digunakan untuk analisis menggunakan metodeICP-OES.

Kata kunci: Tanah, Unsur Hara Makro, Unsur Hara Mikro, ICP-OES.

Page 3: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

ABSTRACT

ANALYSIS OF MACRONUTRIENTS (K, Ca, Mg) ANDMICRONUTRIENTS (Fe, Zn, Cu) ON AGRICULTURAL LAND WITH

INDUCTIVELY COUPLED PLASMA OPTICAL EMISSIONSPECTROFOTOMETRY (ICP-OES) METHOD

By

Deborah Jovita

Soil fertility can be observed from the soil ability to supply the available nutrientsfor plants to support plant growth and production. The aim of this research is toknow the content macronutrients (K, Ca, Mg) and micro nutrients (Fe, Zn, Cu) inagricultural land in Pesawaran Regency and to know the most effectivedestruction technique for elemental analysis using Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). The results showed that averagemacronutrients content in the sample was as follows: potassium (K) 25,649 mg/L,calcium (Ca) 66,325 mg/L and magnesium (Mg) 51,299 mg/L; as well as theaverage micronutrients content in the sample as follows: iron (Fe) 421,113 mg/L,zinc (Zn) 3,002 mg/L and copper (Cu) 0,137 mg/L. From the research that hasbeen done can be proved that the technique of wet destruction is the mostappropriate destruction technique to be used for analysis using ICP-OES method.

Keywords: Soil, Macronutrients, Micronutrients, ICP-OES.

Page 4: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu)PADA LAHAN PERTANIAN DENGAN METODE

INDUCTIVELY COUPLED PLASMA OPTICAL EMISSIONSPECTROFOTOMETRY (ICP-OES)

OlehDeborah Jovita

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Operator 3
Typewritten text
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Page 5: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai
Page 6: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai
Page 7: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

Penulis dilahirkan di Bandung, pada tanggal 22

Agustus 1994. Penulis merupakan anak kedua dari

tiga bersaudara oleh pasangan Ir. T.P.H.

Simangunsong dan Rine A. Naibaho. Penulis mulai

menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-

Kanak Kristen BPK Penabur 638 Bandung pada

tahun 1998. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Dasar Kristen 6 BPK Penabur Bandung. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandung pada tahun

2006. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 13 Bandung. Pada tahun 2012, penulis tercatat sebagai salah satu

mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di

Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Kimia FMIPA

Unila, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Sains Dasar Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA serta asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar dan Kimia

Analitik Jurusan Kimia FMIPA. Penulis tercatat sebagai Anggota Biro Penerbitan

Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI) Universitas Lampung pada tahun 2013-

2014. Penulis juga aktif di organisasi tingkat universitas Unit Kegiatan

Mahasiswa Kristen Universitas Lampung yang menjalani dua periode

kepengurusan, menjabat sebagai Sekretaris Divisi Pelayanan dan Doa pada tahun

2013-2014 dan sebagai Bendahara Umum pada tahun 2015. Selain organisasi

internal kampus, penulis juga aktif dalam organisasi eksternal kampus Association

Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales

(AIESEC) Unila sebagai Exchange Participant pada program Global Citizen ke

Page 8: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

Romania pada tahun 2015 dan juga menjabat sebagai Organizing Committee

Selection and Learning pada National Project Entrevolution pada tahun 2015.

Pada tahun 2017 penulis menjadi Head Delegates perwakilan Indonesia pada

konferensi internasional Reims Model United Nations yang diselenggarakan di

Perancis.

Page 9: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

MOTTO

Behold, I am the Lord, the God of allflesh.

Is there anything too hard for me?(Jeremiah 32:27 ESV)

There is a light at the end of every tunnel.Some tunnels just happen to be

longer than others.(Ada Adams)

I can't change the direction of the wind,but I can adjust my sails to always reach

my destination.(Jimmy Dean)

Page 10: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

I might be not a genius nor a rich girl, butthe things that makes me dangerous is

thatI always have hope and ambition.

(Deborah Jovita)

Page 11: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

SANWACANA

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat

kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains maka penulis telah selesai

membuat skripsi dengan judul “Analisis Unsur Makro (K, Ca, Mg) Mikro (Fe,

Zn, Cu) Pada Lahan Pertanian dengan Metode Inductively Coupled Plasma

Optical Emission Spectrofotometry (ICP-OES)” di Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada kesempatan kali ini penulis dengan sepenuh hati menyampaikan ucapan

terima kasih serta penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ir. T.P.H Simangunsong dan Rine A. Naibaho yang

telah mengorbankan segalanya untuk membesarkan dan mendidik penulis

dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Karya kecil ini penulis

persembahkan kepada keduanya sebagai penghargaan atas jerih payah dan

pengorbanan yang telah beliau berikan.

Page 12: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

2. Saudara-saudari terkasih, Christopher Parulian Simangunsong, Isabel

Theodora Simangunsong, dan Sulastria Tiur Mauli Tambun yang selalu

memberikan semangat serta dukungan moral maupun materil kepada penulis.

3. Prof. Dr. Tati Suhartati, M.S., selaku dosen pembimbing akademik yang tidak

pernah jemu menasehati dan membimbing penulis selama di bangku

perkuliahan, serta mendukung penulis untuk segala pencapaian yang

diperoleh di luar bidang akademik.

4. Drs. Supriyanto, M.S., selaku dosen pembimbing selama proses praktek kerja

lapangan hingga penelitian. Berkat kesabaran dan kemurahan hati beliau

dalam membimbing penulis hingga tahap ini, karya tulis ini dapat

terselesaikan dengan baik.

5. Diky Hidayat, M.Sc. dan Dr. Ni Luh Gede R., M.Si. selaku dosen pembahas

yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini.

6. Segenap dosen pengajar Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung serta segenap dosen pengajar mata

kuliah umum, yang telah memperluas wawasan penulis dalam berbagai

bidang ilmu.

7. Prof. Dr. Karomani, selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni yang telah memberikan perhatian dan dukungan yang besar hingga

penulis dapat memperoleh prestasi non akademik.

8. Keluarga besar Op. Lupita Simangunsong dan Op. Fabiola Naibaho yang

berperan besar dalam kesuksesan penulis menyelesaikan karya tulis ini.

9. Sahabat terkasih, Alfin Edo Kaisar Lubis, yang selalu mendukung penulis

dalam segala pergumulan yang dihadapi.

Page 13: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

10. Sahabat terkasih, Handri Sanjaya, yang selalu menghibur, mendukung, dan

menegur penulis sejak awal masa studi penulis.

11. Adik-adik tercinta, Derick Christiansen Huliselan, Desy Angeline Purba,

Anita Sagala, Tunggul Van Roy, yang selalu mendukung, membantu, dan

memberikan semangat kepada penulis di masa-masa akhir perkuliahan.

12. Febita Glyssenda, selaku teman sekerja selama proses penelitian di

Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi yang selalu membantu

penulis hingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

13. Derry Vardela, Zubaidi, dan Adityan Sulung, selaku rekan-rekan penelitian.

14. Keluarga GIMI-GIMI, Arini, Baok, Dhissa, Fanisya, Bang Daniel, Ka Deni,

Ka Fahri, Ka Ludi, Ka Septian, dan Ka Zaid.

15. Abang-abang terkasih, Daniel Sitanggang S.H., Bram Monang Nugroho, S.H.

Daniel Simbolon, S.H., Ferry Kurniawan, S.H., yang selalu mendukung sejak

awal perkuliahan penulis hingga akhir.

16. Ps. Jesi Karawan dan Ibu Neni, selaku orang tua rohani yang selalu

mendoakan serta mendukung penulis untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki oleh penulis.

17. Keluarga Every Nation Church Lampung, Fernando Tarigan, Paulce Pieter,

Dina Sirait, Nelly Sinaga, Luki Puspita, Ezra Panggabean, Ega Purba, Pius

Kogoya, Nova Alfionita, Christoffer Sitepu, Wafernanda Lubis, Rusman

Sitohang, yang selalu setia mendoakan penulis.

18. Rekan-rekan seperjuangan Dian Fernando Sihite, S.IP. dan Alek Sander

Freddy Simatupang, S.AN.

19. Adik-adik terkasih, Lusy Tampubolon, Billy Ray, Tamaro, Torrfel Teyto.

Page 14: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

20. Senior kimia terkasih, Jelita Purnamasari Saroinsong, S.Si, Eva Sirait, S.Si,

Ivan Aritonang, S.Si, Ramos Vicher, S.Si, yang telah membimbing penulis

dalam bidang akademik.

21. The real Elvindo VVIP, dr. Patrick Ramos, Liwan Simarmata, S.T, dr. Martin

Giovani, Timothy Ernezto, Kornelius Siahaan, Jonathan Beswan, S.E., Lukas

Posma, Gabriel.

22. Rekan-rekan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Universitas

Lampung periode 2013-2014 dan periode 2015, terima kasih atas segala

pembelajaran yang diperoleh penulis selama menjabat.

23. Organizing Committee Entrevolution Project AIESEC Unila dan seluruh

stakeholder dalam project ini.

24. Kelurga besar mahasiswa Kimia Universitas Lampung angkatan 2012.

25. Rekan-rekan penghuni Laboratorium Instrumen, Rezky, Nurma, Dian, Dinda,

Daus, Fera, Kiki, Anita, Paul.

Page 15: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. v

PENDAHULUANA. Latar Belakang ...................................................................................... 1B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4C. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Jenis-Jenis Tanah .................................................................................... 6

1. Tanah Regosol.................................................................................. 72. Tanah Latosol ................................................................................... 73. Tanah Organosol .............................................................................. 84. Tanah Alluvial.................................................................................. 85. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) ............................................ 96. Tanah Laterit .................................................................................... 97. Tanah Litosol.................................................................................... 98. Tanah Rendzina................................................................................ 109. Tanah Mediteran .............................................................................. 1010. Tanah Grumosol............................................................................... 10

B. Analisa Tanah.......................................................................................... 11C. Kesuburan Tanah .................................................................................... 13

1. Kesuburan Fisika.............................................................................. 152. Kesuburan Kimia.............................................................................. 173. Kesuburan Biologi............................................................................ 19

D. Kandungan Unsur Makro Mikro dan Fungsinya dalam Tanah............... 191. Kandungan makro dalam tanah........................................................ 19

a. Kandungan Organik .................................................................. 19b. Nitrogen..................................................................................... 20c. Fosfor ........................................................................................ 21d. Kalium....................................................................................... 22e. Kalsium ..................................................................................... 23f. Magnesium................................................................................ 24g. Belerang .................................................................................... 24

Page 16: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

ii

2. Kandungan mikro dalam tanah ........................................................ 24a. Besi............................................................................................ 25b. Mangan...................................................................................... 26c. Seng........................................................................................... 26d. Tembaga.................................................................................... 27e. Molibden ................................................................................... 28f. Boron......................................................................................... 29g. Klor ........................................................................................... 30

E. Unsur Hara Esensial dan Non Esensial dalam Tanah ............................. 311. Unsur Hara Esensial dalam Tanah ................................................... 31

a. Unsur Hara Makro..................................................................... 32b. Unsur Hara Mikro ..................................................................... 33

2. Unsur Hara Non Esensial / Unsur Hara Fungsional......................... 34F. Inductively Coupled Plasma ................................................................... 35

1. Prinsip Kerja dan Komponen ICP-OES........................................... 362. Kelebihan dan Kekurangan ICP-OES.............................................. 383. Aplikasi ICP-OES ............................................................................ 38

G. Teknik Destruksi ..................................................................................... 381. Teknik Destruksi Basah ................................................................... 392. Teknik Destruksi Kering .................................................................. 39

III. METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 42B. Alat dan Bahan........................................................................................ 42

1. Alat ................................................................................................... 422. Bahan................................................................................................ 42

C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 431. Destruksi Sampel.............................................................................. 43

a. Destruksi Basah ........................................................................... 43b. Destruksi Kering............................................................................ 43

2. Analisis sampel dengan ICP-OES.................................................... 44

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran................................................ 45

1. Kondisi Geografis ............................................................................ 462. Kondisi Topografi dan Iklim............................................................ 473. Jenis-Jenis Tanah.............................................................................. 48

a. Regosol ........................................................................................ 48b. Gelisol.......................................................................................... 48c. Kambisol...................................................................................... 49d. Podsolik ....................................................................................... 49

B. Pengambilan Sampel ............................................................................... 49C. Profil Unsur Hara pada Sampel............................................................... 50D. Unsur Hara Makro dalam Tanah............................................................. 53

1. Kalium (K) ....................................................................................... 542. Kalsium (Ca) .................................................................................... 563. Magnesium (Mg).............................................................................. 58

E. Unsur Hara Mikro dalam Tanah ............................................................. 60

Page 17: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

iii

1. Besi (Fe) ........................................................................................... 602. Zing (Zn) .......................................................................................... 623. Tembaga (Cu)................................................................................... 63

F. Perbandingan Metode Destruksi ............................................................. 65

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................................. 67B. Saran........................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69

LAMPIRAN....................................................................................................... 72

Page 18: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Desain instrumen ICP-OES ......................................................................... 35

2. Letak geografis Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung ......................... 47

3. Lokasi pengambilan sampel......................................................................... 50

4. Defisiensi kalium pada tanaman kakao........................................................ 55

5. Kadar kalium (K) dalam sampel .................................................................. 56

6. Kadar kalsium (Ca) dalam sampel ............................................................... 58

7. Kadar magnesium (Mg) dalam sampel ........................................................ 59

8. Kadar besi (Fe) dalam sampel...................................................................... 61

9. Kadar zing (Zn) dalam sampel..................................................................... 63

10. Kadar tembaga (Cu) dalam sampel.............................................................. 65

Page 19: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengelompokan unsur hara makro beserta fungsinya.................................. 32

2. Pengelompokan unsur hara mikro beserta fungsinya .................................. 33

3. Titik koordinat lokasi sampling ................................................................... 50

4. Data hasil uji sampel menggunakan instrumen ICP-OES ........................... 53

Page 20: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prioritas pembangunan di Indonesia terletak pada pembangunan bidang ekonomi

yang dititikberatkan pada sektor pertanian. Secara keseluruhan sektor pertanian

masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut

didasarkan pada peranannya sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku industri,

sumber pendapatan bagi jutaan petani yang tersebar di seluruh Indonesia, serta

sebagai sumber penghasil devisa negara setelah sektor minyak dan gas. Pertanian

mencakup beberapa subsektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,

peternakan, dan perikanan (Djalil, 2012).

Pengembangan sektor pertanian yang kuat dan tangguh perlu didukung oleh

sektor industri. Industri pertanian yang disebut juga agroindustri memiliki peran

yang cukup penting, yaitu meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, sebagai

penyedia lapangan kerja produktif, dan sebagai salah satu devisa negara. Peran

sektor pertanian tidak hanya dilihat dari produk primer yang dihasilkan saja,

melainkan harus dikaitkan dengan industri pengolahan dan pemasaran yang

diciptakan dan perannya dalam menarik dan mendorong pembangunan khususnya

di pedesaan. Sektor pertanian memiliki keterkaitan yang erat dengan industri

Page 21: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

2

pengolahan karena sektor pertanian berperan sebagai pemasok bahan baku bagi

kegiatan industri pengolahan (Gustiawan, 2010).

Kegiatan industri pengolahan di Provinsi Lampung menjadi salah satu dari tiga

sektor utama yang memberikan kontribusi besar dalam produk domestik regional

bruto (PDRB) Provinsi Lampung. Hal ini dapat membuktikan bahwa Provinsi

Lampung memiliki prospek pengembangan agroindustri yang cukup besar.

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kawasan di Provinsi Lampung yang

memiliki prospek pengembangan agroindustri yang cukup besar. Sektor pertanian

merupakan sektor utama penunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran.

Penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran didominasi oleh peruntukan lahan

pertanian, ±11% dari luas keseluruhan Kabupaten Pesawaran digunakan sebagai

lahan pertanian (Anonim, 2016).

Tanaman pangan merupakan subsektor utama dalam sektor pertanian yang

menunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran. Selain tanaman pangan,

tanaman perkebunan juga merupakan penunjang perekonomian di Kabupaten

Pesawaran. Keadaan tanah di kabupaten ini sangat cocok untuk budidaya

pertanian. Jenis tanaman yang banyak diusahakan di kabupaten ini antara lain

kakao, pisang, kelapa, jagung dan duku. Kakao merupakan komoditas utama di

Kabupaten Pesawaran, dengan produksi dan luas area tanaman perkebunan

terbesar yaitu 9.595 ton dan 14.869 hektar.

Melihat tingginya potensi agroindustri di Provinsi Lampung khususnya

Kabupaten Pesawaran, maka tingkat kesuburan tanah sangat perlu diperhatikan.

Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai unsur

Page 22: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

3

hara yang tersedia bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan produksi

tanaman. Namun bila kadar unsur-unsur hara yang tersedia berlebihan, tanaman

dapat teracuni. Suplai unsur-unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat

tanah, yaitu sifat fisika, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Ketiga sifat ini saling

berinteraksi dalam mengkondisikan tanah, baik subur maupun tidak subur.

Kesuburan tanah selalu berkonotasi dengan produktivitas tanah yang ditunjukkan

oleh hasil dari tanaman yang ditanam pada tanah tersebut.

Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro

(kalsium, karbon, nitrogen, magnesium, sulfur dan kalium) dan unsur mikro

(seng, tembaga, besi, nikel, boron, dan klor). Secara umum semua unsur hara

bersumber dari bebatuan induk tanah atau mineral-mineral, kecuali unsur nitrogen

yang berasal dari pupuk organik.

Untuk memaksimalkan produksi hasil pertanian, maka perlu diperhatikan apa

yang menjadi variabel penting dalam memahami kesuburan tanah. Salah satu

variabel tersebut adalah unsur hara, maka analisis unsur hara dalam tanah perlu

dilakukan.

Selama ini analisis unsur hara dalam tanah dilakukan menggunakan Atomic

Absorption Spektrophotometry (AAS) atau spektrofotometer serapan atom.

Namun analisis dengan menggunakan AAS memiliki beberapa kekurangan, yaitu

hanya dapat mendeteksi logam, sampel yang akan dianalisis harus dalam suasana

asam, dan membutuhkan waktu yang lama. Analisis dengan menggunakan

Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES) lebih

efektif dan efisien sebab hanya memerlukan satu kali proses analisis untuk

Page 23: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

4

mendeteksi berbagai macam unsur yang terdapat di dalam sampel. Sampel yang

akan dianalisis menggunakan ICP-OES perlu didestruksi terlebih dahulu.

Terdapat dua jenis destruksi yang dapat dilakukan, yaitu destruksi kering dan

destruksi basah. Belum diketahui metode destruksi yang paling tepat untuk

analisis sampel menggunakan ICP-OES.

Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan perbandingan teknik destruksi

kering dan destruksi basah pada analisis unsur hara makro (K, Ca, Mg) dan mikro

(Fe, Zn, Cu) di lahan pertanian Kabupaten Pesawaran dengan metode Inductively

Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES).

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kadar unsur hara makro (K, Ca, Mg) dan mikro (Fe, Zn, Cu)

dalam lahan pertanian di Kabupaten Pesawaran.

2. Mengetahui teknik destruksi yang paling efektif untuk analisis unsur

menggunakan metode ICP-OES.

Page 24: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

5

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi berupa data ilmiah tentang metode analisis unsur

makro-mikro dalam tanah dengan metode yang lebih efektif dan efisien, yaitu

dengan menggunakan metode ICP-OES.

2. Memperkenalkan teknik destruksi yang paling efektif untuk analisis

menggunakan intrumen ICP-OES.

Page 25: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jenis - Jenis Tanah

Tanah adalah bagian paling luas yang mengisi lapisan kerak bumi. Tanah tersusun

dari mineral dan batuan organik yang terbentuk dari proses pelapukan bebatuan

yang berlangsung sangat lama. Tanah berperan sangat penting dalam siklus hidup

di bumi karena tanah mengandung unsur hara yang menjadi sumber kehidupan

tanaman. Sebagaimana diketahui tanaman adalah bagian pertama dari rantai

makanan.

Meskipun sebagian besar nutrisi untuk tanaman itu berasal dari tanah, tidak semua

tanah cocok untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan proses terbentuk dan

kandungan mineralnya, ada puluhan jenis tanah di dunia. Di Indonesia sendiri

terdapat sekitar 18 jenis tanah.

Jenis tanah yang cocok untuk pertanian dan perkebunan adalah tanah yang

memiliki karakteristik sebagai berikut :

- mengandung banyak unsur organik

- pH < 7

- tidak mengeras setelah ditanami

- memiliki kelembaban tinggi, bahkan di musim kemarau (Anonim, 2015).

Page 26: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

7

Menurut Hakim (1986) berdasarkan ciri-ciri di atas ada 10 jenis tanah yang cocok

untuk pertanian dan perkebunan, yaitu :

1. Tanah Regosol

Tanah regosol merupakan salah satu sub jenis tanah entisol, yaitu tanah yang

berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi

seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Seperti tanah entisol pada umumnya, tanah

regosol bertekstur kasar dengan pH 6-7. Tanah regosol mengandung banyak unsur

P dan K serta sedikit unsur N. Sifat tanah seperti ini sulit untuk menampung air,

sehingga tidak semua tanaman cocok ditanam pada tanah ini. Tanaman yang

cocok untuk tanah ini adalah jenis palawija, tembakau dan beberapa jenis buah

buahan yang tidak terlalu memerlukan air. Tanah regosol banyak tersebar di

daerah yang memiliki gunung merapi, seperti Sumatra dan Nusa Tenggara.

2. Tanah Latosol

Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tanah

latosol berwarna merah hingga coklat dengan pH 4,5 – 6,5. Jenis tanah ini mampu

menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi. Tanaman yang cocok

ditanam pada tanah latosol antara lain tebu, coklat, tembakau, pala dan panili.

Jenis tanah ini tersebar di Sumatra, Jawa, Bali dan Sulawesi.

Page 27: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

8

3. Tanah Organosol

Tanah orgonosol terbentuk dari pelapukan dan pembusukan bahan bahan organik.

Tanah organosol biasanya dapat kita temui di daerah rawa-rawa atau daerah yang

banyak tergenang air. Oleh sebab itu tanah jenis ini sangat lembek karena

tergenang air. Tanah organosol terbagi jadi dua macam, yaitu tanah humus dan

tanah gambut.

- Tanah humus

Tanah humus adalah jenis tanah orgonosol yang sangat subur. Kandungan

unsur hara yang tinggi membuat warnanya jadi kehitaman. Banyak digunakan

untuk budidaya tanaman padi, nenas dan kelapa. Tersebar di pulau Sumatra,

Sulawesi, Kalimantan dan sebagian Jawa.

- Tanah gambut

Tanah gambut juga mengandung banyak zat organik, tapi bersifat sangat asam

sehingga kurang cocok untuk tanaman. Saat ini tanaman yang cocok di tanah

gambut hanya kelapa sawit.

4. Tanah Alluvial

Tanah alluvial adalah jenis tanah muda yang berasal dari pengendapan material

halus aliran sungai. Karena itu biasanya banyak ditemukan di hilir sungai, karena

terbawa dari hulu. Tanah ini berwarna kelabu dengan pH yang sangat rendah

(sekitar 5,3 – 5,8). Hal ini menguntungkan karena membuat tanah lebih mudah

dicangkul. Kandungan unsur tanah alluvial sangat bergantung dengan iklim

wilayahnya. Tanah alluvial cocok untuk tanaman padi dan palawija. Tanah ini

tersebar di Jawa, Sumatra dan Papua.

Page 28: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

9

5. Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)

PMK adalah jenis tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu

yang sangat rendah. Tanah PMK berwarna merah sampai kuning yang berarti

kurang subur. Tanah PMK memiliki pH rendah dan banyak mengandung unsur Al

dan Fe. Tanahnya berlempung dan mudah basah. Tanah PMK biasa digunakan

sebagai lahan persawahan. Tanah ini tersebar merata di wilayah Indonesia.

6. Tanah Laterit

Tanah laterit serupa dengan tanah PMK, namun dengan suhu yang jauh lebih

tinggi. Tanah ini banyak mengandung seskuioksida (senyawa-senyawa oksida dan

hidroksida dari Fe dan Al) tetapi sangat minim unsur hara. Walaupun tanah ini

tidak cocok untuk sebagian tanaman, tanah ini masih baik untuk ditanami jambu

mete dan kelapa. Tanah laterit banyak terdapat di sebagian Pulau Jawa,

Kalimantan dan Sulawesi.

7. Tanah Litosol

Tanah litosol termasuk salah satu sub jenis tanah entisol. Tanah ini terbentuk dari

perubahan iklim, topografi dan aktivitas gunung merapi. Litosol mengandung

sedikit unsur hara sehingga hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman palawija.

Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatra, Jawa, Sulawesi Selatan dan Nusa

Tenggara.

Page 29: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

10

8. Tanah Rendzina

Tanah Rendzina adalah tanah yang terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan

granit. Tekstur tanah ini lembut dan daya permeabilitasnya tinggi sehingga

mampu mengikat air. Tanah ini banyak mengandung unsur Ca, Mg dan sedikit

hara dengan kadar pH yang tinggi. Cocok ditanami tanaman keras semusim dan

palawija. Tanah rendzina tersebar di Maluku, Papua, Aceh dan Sulawesi.

9. Tanah Mediteran

Tanah ini merupakan bagian dari ordo Alfisol yang banyak terdapat di daerah

beriklim lembab. Tanah mediteran terbentuk dari batuan berkapur yang banyak

mengandung karbonat. Tanah mediteran banyak mengandung air, Al, Fe dan

bahan organik lain, sehingga termasuk tanah yang subur. Tanah jenis ini biasa

digunakan untuk lahan persawahan. Tanah mediteran banyak terdapat di Jawa,

Sulawesi, Sumatra dan Nusa Tenggara.

10. Tanah Grumosol

Tanah ini merupakan bagian dari ordo vertisol yang memiliki kadar lempung yang

tinggi. Tanah grumosol terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang

umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas di dalamnya. Tanah ini

menjadi pecah pecah ketika kering dan sangat lengket ketika hujan, yang

menunjukkan bahwa tanah ini tidak subur. Meskipun tergolong tanah yang tidak

subur, tanah ini masih dapat ditanami pohon jati dan rumput-rumputan. Tanah

grumosol tersebar di Sumatra Barat, Jawa dan Nusa Tenggara Timur.

Page 30: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

11

B. Analisis Tanah

Menurut Sutedjo (1989) untuk melakukan penanaman di sebuah lahan, perlu

diketahui terlebih dahulu kualitas dari tanah di lahan tersebut. Penelitian untuk

mengetahui kualitas tanah dapat dilakukan dengan cara analisis terhadap struktur

dan kandungannya. Analisis itu bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dan

karakteristik tanah. Dengan demikian maka dapat diketahui jenis-jenis tanaman

yang cocok untuk ditanam pada lahan tersebut. Analisis ini tentunya bertujuan

untuk :

- Menjamin perkembangan tanaman dengan baik.

- Meningkatkan produksi tanaman.

- Mencegah kerugian pendapatan dan kerugian waktu bagi pengusaha

tanaman.

- Mencegah kerusakan tanah akibat penanaman yang tidak cocok dengan

kualitas tanahnya.

Analisis yang dilakukan pada tanah dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Sistem

penggolongan (klasifikasi) masing-masing dibuat berdasarkan pertimbangan

ilmiah atau teknik, misalnya :

a. Tentang pH (kemasaman tanah) :

- 4,5 – 5.0 : keadaan tanah masam sekali.

- 5,0 – 5,5 : keadaan tanah adalah masam.

- 5,5 – 6,0 : keadaan tanah agak masam.

- 6,0 – 6,5 : keadaan tanah masam lemah.

- 6,5 – 7,0 : keadaan tanah netral.

Page 31: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

12

b. Tentang kandungan bahan pada tanah :

- Kalium (K) menurut hasil penelitian tersediakan ≥0,3 %, ini berarti

tersedianya K dalam tanah cukup tinggi, sehingga pemupukan dengan K

mungkin tidak diperlukan lagi.

- Susunan tanah yang terdiri dari agregat-agregat berukuran lebih kecil dari

5 mm, kalau struktur atau susunan tanahnya berbentuk gumpal

dinyatakan sebagai sangat halus.

Analisis secara kualitatif seringkali dilakukan dengan menggabungkan sejumlah

variabel, yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan tumbuhan apa yang

sebaiknya ditanam pada tanah tersebut, misalnya : menurut hasil penelitian pada

sebidang tanah ternyata kandungan P yang terdapat pada tanah tersebut lebih

besar dari 12 ppm, kandungan K lebih besar dari 80 ppm, Zn tersediakan lebih

besar dari 0,6 ppm, sedangkan DHL ternyata kurang dari 2,5 mS.

Perkembangan ilmu pertanian terutama mengenai kesuburan tanah, berdasarkan

hasil-hasil penelitian yang dilakukan para pakar telah menyatakan bahwa kurang

suburnya tanah disebabkan tanah itu kekurangan unsur-unsur hara tertentu, untuk

itu tanah memerlukan pemupukan. Pemupukan dengan zat-zat kimiawi tertentu

(pupuk anorganik) banyak kebaikan-kebaikannya, antara lain :

- Dapat melengkapi unsur hara yang kurang, dalam jumlah yang dianggap

perlu.

- Unsur hara tanaman dapat diberikan dalam perbandingan yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing.

- Unsur hara tanaman dapat diberikan dalam bentuk yang mudah tersedia.

Page 32: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

13

- Dapat diberikan pada saat yang tepat serta penggunaannya lebih mudah dan

lebih murah (konsentrasi tinggi).

Namun disamping itu terdapat keburukannya, yaitu :

- Dapat membahayakan kesehatan manusia.

- Bila terlalu banyak (berlebihan) dapat menimbulkan keracunan bagi tanaman.

Dengan demikian perlu dilakukan analisis kimiawi pada tanah, yang tujuannya,

yaitu :

- Menemukan cara untuk menganggulangi tanah yang kekurangan unsur hara

tertentu.

- Menemukan cara untuk menghindari kelebihan unsur tanah hara tertentu.

Jadi kekurangan unsur hara dan berlebihannya unsur hara tertentu yang terdiri atas

zat kimiawi adalah sama buruknya bagi tanah dan tanaman yang dikembangkan

pertumbuhannya pada tanah itu (Sutedjo, 1989).

C. Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara

dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik,

kimia dan biologi tanah (Syarif, 1995). Kesuburan tanah adalah kondisi suatu

tanah yg mampu menyediakan unsur hara esensial untuk tanaman tanpa efek

racun dari hara yang ada (Foth, 1997).

Menurut Brady (1974), kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk

menyediakan unsur hara esensial dalam jumlah dan proporsi yang seimbang untuk

pertumbuhan.

Page 33: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

14

Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman

yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5,

mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur

haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-

pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002)

Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor

pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim, relief,

organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu

kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu

kesuburan tanah.

Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan

oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang

menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air

dan larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan

habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan

diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan diciptakan oleh

pengaruh lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim dan musim. Karena

bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau

diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir (assessed).

Penaksirannya dapat didasarkan atas sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan

biologi tanah yang terukur, yang terkorelasikan dengan keragaan (performance)

tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya. Kesuburan tanah

dapat juga ditaksir secara langsung berdasarkan keadaan tanaman yang teramati

(bioessay). Hanya dengan cara penaksiran yang pertama dapat diketahui sebab-

Page 34: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

15

sebab yang menentukan kesuburan tanah. Dengan cara penaksiran kedua hanya

dapat diungkapkan tanggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang dihadapinya.

Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisika, kimia dan biologi tanah sebagai

berikut :

1. Kesuburan Fisika

Sifat fisik tanah yang terpenting adalah volume, tekstur, struktur, kadar air

tanah, drainase dan porositas tanah. Pengaruh struktur dan tekstur tanah

terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah yang

remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman

pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan

struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada pakan ternak yang

tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar

tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini

disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih

cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak,

sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang

memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki

kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori,

dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan

ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah

berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar

untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan

mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga

perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan

Page 35: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

16

organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat

tanah. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala

konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir di laboratorium dengan

mengunakan metode pipet atau metode hidrometer (Anonim, 2016).

Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna

permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik.

Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya.

Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih

banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di

daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warna tanahnya

abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+.

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang

secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen

mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; pasir, berukuran 50

mikron – 2 mm; debu, berukuran 2 – 50 mikron; dan liat, berukuran dibawah

2 mikron. Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini

memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun

memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan

menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika

pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya

berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir

memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah

berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda

Page 36: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

17

karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan

segera hilang terbawa air atau menguap.

2. Kesuburan Kimia

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan, dengan

mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk

yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu

memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH),

kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.

Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potential of hydrogen),

pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion Hterhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam

jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion

H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan

tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa

(alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation

kalsium, magnesium, kalium dan natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh

aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.

Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah-wilayah

bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa dari kompleks

jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa habis tercuci,

tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominant yang menyebaabkan

tanah bereaksi masam (Coleman dan Thomas, 1970).

Page 37: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

18

Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa

seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung

asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah

dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.

Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada

umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral

6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam

air.

pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi

tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain

bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh

tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga

ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu

besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.

pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam

tanah. Pada pH 5,5-7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang

dengan baik

Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas

optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman

dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk

diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa

mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.

Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan

menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat

Page 38: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

19

diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH

yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun

kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

3. Kesuburan Biologi

Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna tanah

(khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan algae),

interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.

Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi

yang tinggi. Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan

tanah karena :

- berperan dalam siklus energi

- berperan dalam siklus hara

- berperan dalam pembentukan agregat tanah

- menentukan kesehatan tanah, suppressive atau conducive terhadap

munculnya penyakit terutama penyakit menular soil borne pathogen

(Sunarto, 1994).

D. Kandungan Unsur Makro Mikro dan Fungsinya dalam Tanah

1. Kandungan makro dalam tanah

Unsur-unsur makro dalam tanah ialah sebagai berikut:

a. Kandungan organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang

berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini

Page 39: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

20

dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika

maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan

berdasarkan jumlah C-organik. Bahan organik tanah sangat menentukan

interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Mustofa

(2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik

dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2

persen.

Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu

akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah

penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan

bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar

Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik

dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat

merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah.

b. Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 %

bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Nitrogen

dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik halus dan bahan

organik kasar), pengikatan oleh mikroorganisme dari nitrogen udara, pupuk,

dan air hujan.

Sumber nitrogen berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya

berasal dari aktifitas di dalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi

nitrogen secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis

leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan

Page 40: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

21

nitrogen dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh

aktifitas jasad renik tanah.

Hilangnya nitrogen dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman

atau mikroorganisme. Kandungan nitrogen total umumnya berkisar antara

2000-4000 kg/ha pada lapisan 0-20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya

kurang 3 % dari jumlah tersebut (Hardjowigeno 2003).

Manfaat dari nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase

vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak,

enzim, dan persenyawaan lain. Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam

bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi

NH4, NO3, NO2, N2O, dan unsur N lainnya. Tanaman menyerap unsur ini

terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap

adalah NH4 dan urea dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya,

nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan

mineral mengalami imobilisasi. Sebagian nitrogen terangkut, sebagian

kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang

melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang

atau bertambah karena pengendapan.

c. Fosfor

Unsur fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan

mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman

pada pH sekitar 6-7. Dalam siklus fosfor terlihat bahwa kadar larutan fosfor

merupakan hasil keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral

fosfor, pelarutan (solubilitas) fosfor terfiksasi dan mineralisasi fosfor organik

Page 41: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

22

dan kehilangan fosfor berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian

di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor

anorganik (Leiwakabessy, 1988).

Manfaat dari fosfor untuk tanah antara lain ialah sebagai berikut:

- berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

- merangsang pembungaan dan pembuahan

- merangsang pertumbuhan akar

- merangsang pembentukan biji

- merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih

kaya akan bahan organik. Kadar fosfor organik dalam bahan organik kurang

lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 - 0,5 %. Tanah-tanah tua di

Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami fosfor rendah dan

berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai

fosfor kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi fosfor. Jika

kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan

pertumbuhannya kerdil (Foth, 1994).

d. Kalium

Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah nitrogen dan fosfor yang diserap

oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari kalium akan

membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif

nitrat, fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa

ketersediaan kalium merupakan kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat

Page 42: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

23

diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya

sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri.

Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang

mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad

renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian

besar kalium tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan

ini akan dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe

tanah mempunyai kandungan kalium yang melimpah.

Kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan

melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat

tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit

kalium.

Adapun fungsi dari kalium dalam tanah antara lain:

- berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim

dan mineral termasuk air

- meningkatkan daya tahan atau kekebalan tanaman terhadap penyakit

Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi

lemas atau rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan

sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk

daun.

e. Kalsium

Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti

magnesium dan belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap

Page 43: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

24

tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah,

mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci.

Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu

akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan

penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim

(Leiwakabessy, 1988).

f. Magnesium

Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan

beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan

warna yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum

waktunya merupakan akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).

g. Belerang

Belerang dari dalam tanah diasimilasi oleh tanaman sebagai ion sulfat SO4-.

Di suatu daerah terjadi pencemaran SO2 di atmosfer, maka belerang dapat

diadsorpsi oleh daun daun tanaman sebagai sulfur oksida. Kandungan SO2

yang cukup tinggi di atmosfer dapat mematikan tanaman.

2. Kandungan Mikro dalam Tanah

Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain besi

(Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), molibden (Mo), boron (B), dan klor

(Cl).

Page 44: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

25

a. Besi

Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)

ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam

dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin, pirit, siderit (FeCO ),

gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (FeO3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi

dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam

bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA

dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam

kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat

dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang

mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering

diduga lebih ekonomis dan efisien.

Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan

berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang

mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara

ringkas sebagai berikut:

Katalase : H O + H O → O + 2 H O

Peroksidase : AH + H O → A + H O

Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses

metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N , reduktase solfat,

reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan

klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna.

Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan

penurunan jumlah ribosom secara drastik. Penurunan kadar pigmen dan

Page 45: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

26

protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe dan juga akan mengakibatkan

pengurangan aktivitas semua enzim.

b. Mangan

Mangan diserap dalam bentuk ion Mn2+ seperti hara mikro lainnya, Mn

dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn

sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau

beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan.

Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan

silikat dengan nama pirolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit

(MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3).

Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro

magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan.

Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2)

dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai

2000 ppm.

c. Seng

Seng diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn2+ dan dalam tanah alkalis

mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)2 . Di samping itu, Zn

diserap dalam bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsur

mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadar Zn dalam tanah berkisar

antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70

ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit

[(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan

Page 46: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

27

ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam

oksalat dekarboksilase, lesitimase, sistein desulfihidrase, histidin deaminase,

super oksida demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase

dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan

ruas batang.

Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan

sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH

tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terutama pada tanah

berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas

batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis

pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

d. Tembaga

Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu2+ dan mungkin dapat diserap

dalam bentuk senyawa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen

diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu-diethilen triamine penta

acetate acid). Dalam getah tanaman baik dalam xylem maupun floem hampir

semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam

akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah,

Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S),

kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4),

tetrahidrit (CuFe.12SO4S3), kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit

[Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].

Page 47: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

28

Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh

plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan

masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu

berpengaruh pada klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.

Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase,

askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam

metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan

tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi nitrogen secara simbiotis dan

penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi/ kekurangan Cu antara lain :

pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil,

daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun

lemah.

e. Molibden

Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan

toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman

juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan

sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500

ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung

yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit

[(CaMo)3.8H2O].

Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah

gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo.

Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat

Page 48: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

29

yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan

menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan

karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida

hidrat. Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase,

nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan

Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat

pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga

terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah.

Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya

sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga

kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

f. Boron

Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya

berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat

hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari

kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke

akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering

terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam

kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan

atau Si4+.

Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin

[(H MgNaAl (BO) Si O )O ] yang mengandung 3 - 4% boron. Mineral

tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami

Page 49: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

30

metomorfosis. Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit

(Na2B4O7.4H O), kolamit (Ca2B6O11.5H O), uleksit (NaCaB5)9.8H2O) dan

aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 +

Fe2O3). Boron berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi

sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi

hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan

meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah

yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

g. Klor

Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman

dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman,

misalnya daun. Kadar klor dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat

tanaman kering. Kadar klor yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-

1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah

tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air

draiinase. Sumber klor sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl

kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan

masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman,

meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang,

memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit

dianggap hara makro yang penting dan juga berperan dalam fotosistem II dari

proses fotosintesis (Sarief, 1986).

Page 50: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

31

E. Unsur Hara Esensial dan Non Esensial dalam Tanah

1. Unsur Hara Esensial dalam Tanah

Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi

juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut

adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang

diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi

tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan

pertumbuhan tanaman akan merana. Unsur hara esensial merupakan unsur utama

yang diperlukan tanaman untuk menunjang laju pertumbuhannya. Ketersediaan

unsur hara esensial bersifat mutlak karena perannya tidak dapat digantikan oleh

unsur hara lain. Oleh sebab itu tanaman akan menunjukkan gejala yang nyata jika

kekurangan unsur hara tersebut. Apabila unsur hara esensial tersebut tidak

tersedia maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan normal.

Unsur hara dikatakan esensial jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

- Unsur hara tersebut sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan

siklus hidupnya

- Kebutuhan tanaman terhadap unsur hara tersebut bersifat khas dan tidak dapat

digantikan oleh unsur lain

- Unsur hara tersebut berperan langsung dalam proses metabolisme tumbuhan

- Unsur tersebut tidak hanya berperan sebagai antagonis terhadap efek

keracunan oleh unsur lain atau menyebabkan unsur lain tersedia.

Tumbuhan atau tanaman dalam menyelesaikan siklus hidupnya sangat bergantung

pada ketersediaannya unsur hara. Dimana unsur hara merupakan sumber butrisi

Page 51: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

32

atau makanan bagi tumbuhan. Unsur hara tersebut disebut sebagai unsur hara

esensial, yaitu unsur hara utama yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Secara

garis besar unsur hara esensial dikelompokkan menjadi 2, yakni unsur hara makro

dan unsur hara mikro.

a. Unsur Hara Makro

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

yang lebih besar (0,5 – 3% berat tubuh tanaman). Unsur hara makro sendiri

dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu unsur hara makro primer dan unsur hara

makro sekunder.

Berikut ini tabel pengelompokan unsur hara makro, nama unsur, simbol, beserta

fungsi dari masing-masing unsur hara.

Tabel 1. Pengelompokan Unsur Hara Makro beserta Fungsinya.

Unsur Hara Simbol FungsiBerasal dari tanah dan udara

Karbon C komponen utama senyawa organikHidrogen H komponen utama senyawa organikOksigen O komponen utama senyawa organik

Primer

Nitrogen Nkomponen asam nukleat, protein, hormon danberperan sebagai koenzim

Fosfor Pkomponen asam nukleat, fospolipid, ATP, danbeberapa koenzim

Kalium Kfaktor dalam sintesis protein, mengaturkeseimbangan air, dan membuka menutupnyastomata

Page 52: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

33

Skunder

Kalsium Ca

pembentukan dan stabilitas dinding sel,mempertahankan struktur membran sel,mengatur respon terhadap rangsangan,mengaktifkan beberapa koenzim

Sulfur S komponen protein, berperan sebagai koenzim

Magnesium MgKomponen klorofil, mengaktifkan beberapaenzim

b. Unsur Hara Mikro

Unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil

(beberapa ppm dari berat keringnya). Meskipun unsur hara mikro dibutuhkan

dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi peran dan fungsinya sangat penting dan

tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Berikut ini tabel jenis-jenis unsur hara

mikro, nama unsur, simbol, bentuk tersedia beserta fungsi dari masing-masing

unsur hara.

Tabel 2. Pengelompokan Unsur Hara Mikro beserta Fungsinya.

Unsur hara Simbol FungsiChlor Cl osmosis, keseimbangan ion, dan fotosintesis

Boron Bsintesis enzim tertentu, pembelahan sel,transportasi gula, dan mengikat pektin padadinding sel primer

Besi Fe fotosintesis dan kofaktor enzimMangan Mn pembentukan kloroplas

Seng Znpenting dalam transkripsi DNA dan kofaktorenzim

Tembaga Cu sintesis lignin dan proses enzimatisNikel Ni aktivasi urease dan metabolisme nitrogen

Molibdenum Mo kofaktor sintesis asam amino

Page 53: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

34

2. Unsur Hara Non Esensial / Unsur Hara Fungsional

Unsur hara non-esensial atau unsur hara fungsional adalah unsur hara yang belum

memenuhi kriteria unsur hara esensial seperti yang disebutkan diatas. Unsur hara

non-esensial tidak diperlukan oleh tanaman atau hanya memiliki peran pada jenis

tanaman tertentu. Unsur hara yang termasuk hara non-esensial antara lain

aluminium (Al), silikat (Si), natrium (Na), kobalt (Co). Unsur hara non-esensial

meskipun ada yang dibutuhkan oleh tanaman tetapi sifatnya tidak khas (tidak

penting) sebab perannya masih dapat digantikan oleh unsur hara esensial. Artinya

tanpa unsur hara non-esensial pun tanaman masih dapat menyelesaikan siklus

hidupnya dengan sempurna.

Contoh : Unsur natrium (Na) memiliki peran dalam membantu pembukaan

stomata, dalam hal ini unsur Na berperan untuk membantu fungsi unsur kalium

(K). Tetapi unsur Na tidak dapat menggantikan peran unsur K, sebaliknya tanpa

unsur Na pun kalium dapat berfungsi dengan baik. Unsur Al adalah unsur hara

non-esensial dan tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun

jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan

tanaman. Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini

dapat mengikat fosfat sehingga unsur fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

Karena pengikatan ini tanaman tidak dapat menyerap fosfat yang tersedia didalam

tanah.

Aluminium (Al) dan silikat (Si) adalah unsur kimia yang selalu terdapat pada

setiap tumbuhan tetapi fungsi dan manfaatnya masih diragukan. Al dan Si hanya

dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh jenis tanaman tertentu,

Page 54: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

35

misalnya unsur Si dibutuhkan oleh tanaman berserat tetapi bukan untuk tanaman

makanan ternak.

F. Inductively Coupled Plasma

Inductively Coupled Plasma (ICP) adalah sebuah teknik analisis yang digunakan

untuk deteksi dari trace metals dalam sampel lingkungan pada umumnya. Prinsip

utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga

memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat diukur.

Teknologi dengan metode ICP yang digunakan pertama kali pada awal tahun

1960 dengan tujuan meningkatkan pekembangan teknik analisis. Sejak itu, ICP

telah disempurnakan dan digunakan bersama-sama dengan prosedur preparasi

sampel untuk beragam matriks untuk analisis kuantitatif.

Gambar 1. Desain Instrumen ICP-OES

Page 55: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

36

Berikut adalah penjelasan komponen, fungsi, cara kerja hingga menghasilkan data

dari instrumentasi ICP dan aplikasinya dalam analisis sampel lingkungan:

1. Prinsip Kerja dan Komponen ICP-OES

Perangkat keras ICP-OES yang utama adalah plasma, dengan bantuan gas akan

mengatomisasi elemen dari energy ground state ke eksitasi state sambil

memancarkan energy sinar UV.

Proses ini terjadi oleh plasma yang dilengkapi dengan tabung konsentris yang

disebut torch, paling sering dibuat dari silika. Torch ini terletak di dalam water-

cooled coil of a radio frequency (r.f.) generator. Gas yang mengalir ke dalam

torch, r.f. diaktifkan dan gas di coil region menghasilkan electrically conductive.

Pembentukan induksi plasma sangat bergantung pada kekuatan medan magnet

dan pola yang mengikuti aliran gas. Perawatan plasma biasanya dengan inductive

heating dari gas mengalir. Induksi dari medan magnet menghasilkan frekuensi

tinggi annular arus listrik di dalam konduktor. Yang mengakibatkan pemanasan

dari konduktor akibat dari ohmic resistance.

Untuk mencegah kemungkinan short-circuiting serta meltdown, plasma harus

diisolasi dari lingkungan instrumen. Isolasi dapat dilakukan dengan aliran gas-gas

melalui sistem. Tiga aliran gas melalui sistem – outer gas, intermediate gas, dan

inner atau carrier gas. Outer gas biasanya gas argon atau nitrogen. Outer gas

berfungsi untuk mempertahankan plasma, menjaga posisi plasma, dan osilasi

panas plasma dari luar torch. Argon umumnya digunakan untuk intermediate gas

Page 56: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

37

dan inner atau carrier gas. Fungsi carrier gas adalah untuk membawa sampel ke

plasma.

Instrumen ICP-OESterdiri dari komponen berikut:

sampel introduction system (nebulizer)

ICP torch

high frequency generator

transfer optics and spectrometer

computer interface

Sampel yang akan dianalisis harus dalam larutan. Untuk sampel padatan

diperlukan preparasi sampel dengan proses digestion pada umumnya dengan acid

digestion. Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan sampel menjadi aerosol.

Cahaya emisi oleh atom suatu unsur pada ICP-OES harus dikonversi ke suatu

sinyal listrik yang dapat diukur banyaknya. Hal ini diperoleh dengan mengubah

cahaya tersebut ke dalam komponen radiasi (hampir selalu dengan cara difraksi

kisi) dan kemudian mengukur intensitas cahaya dengan photomultiplier tube pada

panjang gelombang spesifik untuk setiap elemen. Emisi cahaya oleh atom atau

ion-ion dalam ICP-OES dikonversikan ke sinyal listrik oleh photomultiplier

dalam spektrometer. Intensitas dari sinyal dibandingkan intensitas standar yang

diketahui konsentrasinya yang telah diukur sebelumnya. Beberapa elemen

memiliki lebih dari satu panjang gelombang spesifik dalam spektrum yang dapat

digunakan untuk analisis. Dengan demikian, pilihan panjang gelombang yang

paling sesuai sangat mempengaruhi akurasi.

Page 57: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

38

2. Kelebihan dan Kekurangan ICP-OES

Keuntungan dari ICP-OES dengan kemampuan mengidentifikasi dan mengukur

semua elemen yang diukur dengan bersamaan, ICP-OES cocok untuk mengukur

semua konsentrasi elemen dari ultratrace sampai ke tingkat komponen utama,

batas deteksi pada umumnya rendah untuk sebagian besar elemen khas dengan

rentang dari 1 – 100 mg/L. Pembacaan ICP-OES terhadap berbagai elemen yang

dianalisis dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat yaitu 30 detik dan

hanya menggunakan ±5 ml sampel. Walaupun secara teori, semua unsur kecuali

argon dapat ditentukan menggunakan ICP-OES, namun beberapa unsur tidak

stabil memerlukan fasilitas khusus untuk menanganinya. Selain itu, ICP-OES

memiliki kesulitan menangani analisis senyawa-senyawa halogen.

3. Aplikasi ICP-OES

ICP-OES dapat digunakan dalam analisis kuantitatif untuk jenis sampel bahan-

bahan alam seperti batu, mineral, tanah, endapan udara, air, dan jaringan tanaman

dan hewan, mineralogi, pertanian, kehutanan, peternakan, kimia ekologi, ilmu

lingkungan dan industri makanan, termasuk pemurnian dan distribusi anlisa

elemen air yang tidak mudah dikenali oleh AAS seperti sulfur, boraks, fosfor,

titanium, dan zirconium (Boumans, 1987).

G. Teknik Destruksi

Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsur-

unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,

Page 58: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

39

yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik. Pada

dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi

basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini

memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang

berbeda.

1. Teknik Destruksi Basah

Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal

maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator.

Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam

nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut tersebut

dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi

ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang

menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau

perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa-

senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang

stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada umumnya pelaksanaan kerja

destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal. Dalam usaha pengembangan

metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.

2. Teknik Destruksi Kering

Destruksi kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel menjadi

logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan

memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini

Page 59: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

40

dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung

pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan suhu pengabuan

dengan system ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila

oksida-oksida logam yang terbentuk bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini

tidak memberikan hasil yang baik. Untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang

terbentuk adalah Fe2O3, FeO, CuO, dan ZnO. Semua oksida logam ini cukup

stabil pada suhu pengabuan yang digunakan. Oksida-oksida ini kemudian

dilarutkan ke dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran, setelah

itu dianalisis menurut metode yang digunakan. Contoh yang telah didestruksi,

baik destruksi basah maupun kering dianalisis kandungan logamnya. Metode yang

digunakaan untuk penentuan logam-logam tersebut yaitu metode

Spektrofotometer Serapan Atom. Metode ini digunakan secara luas untuk

penentuan kadar unsur logam dalam jumlah kecil atau trace level ( Kealey, D.

dan Haines, P.J. 2002).

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hal menggunakan teknik

destruksi terhadap sampel, apakah dengan destruksi basah ataukah kering, antara

lain:

a. Sifat matriks dan konstituen yang terkandung di dalamnya.

b. Jenis logam yang akan dianalisis.

c. Metode yang akan digunakan untuk penentuan kadarnya

Selain hal-hal di atas, untuk memilih prosedur yang tepat perlu diperhatikan

beberapa faktor antara lain: waktu yang diperlukan untuk analisis, biaya yang

diperlukan, ketersediaan bahan kimia, dan sensitivitas metode yang digunakan.

Page 60: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

41

Teknik destruksi basah lebih baik daripada cara kering karena tidak banyak bahan

yang hilang dengan suhu pengabuan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan salah

satu faktor mengapa cara basah lebih sering digunakan oleh para peneliti. Di

samping itu destruksi dengan cara basah biasanya dilakukan untuk memperbaiki

cara kering yang biasanya memerlukan waktu yang lama (Raimon, 1993).

Page 61: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

42

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu dari bulan November 2016 sampai

Juni 2017, bertempat di Laboratorium Instrumentasi dan Kimia Analitik serta

UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik digital, alu,

mortar, saringan, crushible, kertas saring 45 mesh, saringan 20 mesh, oven, tanur,

instrumen destruksi, instrumen Inductively Coupled Plasma Optical Emission

Spectroscopy (ICP-OES) dan alat-alat gelas yang umumnya digunakan di

laboratorium.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah, HNO3, HCl, dan

aquadest.

Page 62: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

43

C. Prosedur Penelitian

1. Destruksi Sampel

Langkah awal dalam penelitian ini adalah destruksi. Teknik destruksi yang

digunakan ialah destruksi kering dan destruksi basah.

a. Destruksi Basah

Sampel tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C selama 24 jam. Kemudian

sampel digerus hingga halus dan disaring menggunakan saringan 20 mesh hingga

diperoleh sampel tanah berbentuk bubuk. Satu gram sampel yang sudah berbentuk

bubuk ditambahkan 2 ml aqua regia, kemudian didiamkan pada suhu ruang dan

ditambahkan lagi 1 ml aqua regia, setelah itu sampel didestruksi selama 6 jam

dengan dilakukan peningkatan suhu 20°C setiap 2 jam. Pada 2 jam pertama,

dilakukan destruksi pada suhu 100°C, kemudian suhu dinaikan hingga 120°C

selama 2 jam, dan suhu dinaikkan lagi hingga suhu 140°C selama 2 jam. Setelah

sampel didestruksi, sampel didinginkan pada suhu ruang kemudian dipindahkan

ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan aquades sampai batas garis.

b. Destruksi Kering

Sampel tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C selama 24 jam. Kemudian

sampel digerus hingga halus dan disaring menggunakan saringan 20 mesh hingga

diperoleh sampel tanah berbentuk bubuk. 1 gram sampel yang sudah berbentuk

bubuk ditambahkan 2 ml aqua regia, lalu dikeringkan dalam tanur pada suhu

150°C selama 15 menit. Kemudian sampel didinginkan pada suhu ruang. Setelah

Page 63: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

44

itu sampel diencerkan dengan menggunakan aquadest hingga volume 25 ml, lalu

sampel disaring menggunakan kertas saring berukuran 45 mesh.

2. Analisis sampel dengan ICP-OES

Sampel yang telah didestruksi, baik menggunakan metode destruksi kering

maupun destruksi basah selanjutnya dianalisis menggunakan instrumen ICP-OES.

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh metode destruksi terhadap

efektifitas analisis sampel menggunakan instrumen ICP-OES.

Page 64: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

67

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang telah

dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur makro dalam tanah diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang

banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang menunjang sistem

metabolisme dalam tanaman. Unsur mikro dalam tanah diperlukan dalam

jumlah yang sangat kecil, karena dalam kadar yang berlebih unsur mikro

dapat menjadi toksik bagi tanaman.

2. Unsur makro kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta unsur mikro besi

(Fe) dan zing (Zn) pada lahan pertanian di Kabupaten Pesawaran

memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman kakao.

Namun tanah mengalami kekurangan unsur makro kalium (K) dan unsur

mikro tembaga (Cu) yang disebabkan karena tanah yang berpasir.

3. Metode destruksi yang paling efektif digunakan untuk analisis senyawa

anorganik dengan instrumen Inductively Coupled Plasma Optical

Emission Spectrophotometry (ICP-OES) ialah metode destruksi basah

yang hanya meninggalkan senyawa anorganik untuk dianalisis.

Page 65: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

68

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka bila dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai analisis unsur makro dan mikro pada tanah dengan instrumen

Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES),

metode destruksi yang digunakan perlu divalidasi terlebih dahulu atau

merupakan metode standar.

Page 66: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

69

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R. 1987. Sample Pretreatment and Separation. John Willey & Sons.New York. Pp. 56-59.

Boumans. 1987. Inductively Coupled Plasma-Emission Spectroscopy-Part 1. JohnWiley & Sons. New York. Pp. 98-101.

Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of Soils. Macmilan Education Ltd.New York. Pp. 134.

Coleman, N.T. and Thomas, G.W. 1967. The Basic Chemistry of Soil Acidity. Socof Agron Inc. Madison. Pp. 42.

Djalil, A.M. 2012. Pertumbuhan Subsektor Perkebunan dan Dampaknya terhadapPerekonomian Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Bandar Lampung. Pp. 2.

Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta. Pp. 36.

Foth, H.D. and Ellis, B.G. 1997. Soil Fertility. CRC Press, Inc. Florida. Pp. 55-57.

Gustiawan, I. 2010. Dampak Agroindustri Jagung terhadap PengembanganWilayah Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian UniversitasLampung. Bandar Lampung. Pp. 8.

Hakim, N. M. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.Pp. 201.

Hanafiah, A.K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Pp. 79-80.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Pp. 112

Page 67: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

70

Hoffman, E., Ludke, C., and Stephanowitz, H. 1996. Application of Laser ICP-MSin Environmental Analysis. Fresenius Journal of Analytical Chemistry.Berlin. Pp. 105-108.

Kealey, D. dan Haines, P.J. 2002. Analytical Chemistry. BIOS ScientificPublishers Ltd. London. Pp. 92-93.

Leiwakabessy, F.M. 1998. Kesuburan Tanah. Pertanian IPB. Bogor. Pp. 18-19.

Mortvedt, J.J., Cox, F.R., Shuman, L.M., and Welch, R.M. 1991. Micronutrientsin Agriculture Second Edition. Soil Science Society of America Inc.Madison. Pp. 313-314.

Mustofa, A. 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Pada HutanAlam yang Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman NasionalGunung Leuser. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Raimon. 1993. Perbandingan Metoda Destruksi Basah dan Kering SecaraSpektrofotometri Serapan Atom. Lokakarya Nasional Jaringan KerjasamaKimia Analitik Indonesia. Yogyakarta. Pp. 7.

Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung. Pp. 24.

Sumardi. 1981. Metode Destruksi Contoh secara Kering dalam Analisa Unsur-Unsur Fe, Cu, Mn dan Zn dalam Contoh-Contoh Biologis. LIPI. Jakarta. Pp.3-5.

Sunarto. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah VI. Erlangga. Jakarta. Pp. 73-74.

Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. RinekaCipta. Jakarta. Pp. 89.

Sutedjo, M.M. 1989. Analisa Tanah, Air, dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta.Jakarta. Pp. 22.

Sutedjo, M.M. 2002. Analisis Tanaman. Kanisius. Jakarta. Pp. 58.

Syarif, E. 1995. Ilmu Tanah Edisi Ketiga. PT Mediyatama Sarana Perkasa.Jakarta. Pp. 37.

Page 68: ANALISIS UNSUR MAKRO (K, Ca, Mg) MIKRO (Fe, Zn, Cu) …digilib.unila.ac.id/30449/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kesuburan tanah dapat ditinjau dari kemampuan tanah untuk menyuplai

71

Anonim. 2015. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-tanah-untuk-pertanian diakses pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 01.10.

Anonim. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pesawaran diakses padatanggal 11 Oktober 2016 pukul 14.24.

Anonim. 2016. Sifat-Sifat Fisika Tanah. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Pp. 4-5. http://elisa.ugm.ac.id/community/show/dasar-dasar-ilmu-tanah/ diakses pada tanggal 12 Oktober 2016 pukul 10.15.

BPS. 2016. https://pesawarankab.bps.go.id/ diakses pada tanggal 9 Oktober 2016pukul 15.40