Metode Tanya Jawab
-
Upload
panjihidayat -
Category
Documents
-
view
775 -
download
3
description
Transcript of Metode Tanya Jawab
Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa SD Kelas III-VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat.
Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan.
Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial di
masyarakat tempat mereka berada. Adalah suatu kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum
dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan
formal di sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya berfungsi mengembangkan
kecerdasan anak tetapi juga mengembangkan kepribadian.
Bagi guru agama Islam ..........., memberikan soal agama Islam yang berkaitan
dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah. Seringkali siswa yang telah memahami topik
agama Islam secara teoristis mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan
dalam bentuk cerita. Sementara itu, dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1994, fungsi pengajaran
agama Islam adalah mempersiapkan anak didik agar dapat menjadi warga masyarakat yang
demokratis dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan yang praktis, bervariasi, dan aplikatif. Di
sisi lain ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca teks agama Islam.
Sementara itu, siswa akan lebih mudah mencerna soal cerita agama Islam kelas III sampai VI SD
apabila siswa mampu membaca teks dengan baik dan benar, mengerti maksud cerita yang ada di
dalamnya, serta memahami gambar yang ada. Bagi sebagian besar guru agama Islam SD,
mengajarkan materi agama Islam yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami soal
uraian bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah mampu memahami topik
agama Islam secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau
permasalahan disajikan dalam bentuk soal uraian. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
memberikan materi yang mudah diterima oleh siswa. Di samping itu pula, hendaknya guru
memberikan contoh yang kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal berbentuk uraian. Bila
upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
agama Islam juga akan meningkat.
Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang efektif dalam memahami materi agama Islam bagi siswa SD. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan
Agama Islam Pada Siswa …………… Kecamatan ………. Kabupaten ……. Tahun
Pelajaran 20XX/20XX
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya pembelajaran
metode tanya jawab?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran metode tanya jawab terhadap motivasi
belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran
metode tanya jawab.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran
metode tanya jawab.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agama
Islam.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama Islam
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama Islam.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas ……. ………. Kecamatan ……..
Kabupaten ……… Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran
20xx/20xx.
Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama Islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
ps:+ � p �6 �5 zhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab menurut para ahli - Pengertian metode tanya jawab pembelajaran - kelebihan metode tanya jawab - langkah langkah metode tanya jawab. Silahkan sahabat baca kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab dibawah ini
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid. Metode ini dapat digunakan sebagai spersepsi, selingan, dan evaluasi. (Drs. Imansjah Ali Pandie; 1984, 79).
Penggunaan metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang cukup wajar dan tepat, apabila penggunaannya dipergunakan untuk:
1. Merangsang agar perhatian anak terarah pada suatu bahan pelajaran yang sedang dibicarakan.
2. Mengarahkan proses berfikir dan pengamatan anak didik.3. Meninjau atau melihat penguasaan anak didik terhadap materi/bahan yang telah diajarkan
sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan materi berikutnya4. Melaksanakan ulangan, evaluasi dan memberikan selingan dalam ceramah (Zuhairini,
1993)
Kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab
Sebagai salah satu metode interaksi edukatif, metode tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya. Di samping terdapat kelemahan-kelemahannya. Menurut Imansyah Ali Pandie kelebihan metode tanya jawab terletak pada:
1. Suasana kelas lebih hidup karena murid-murid berpikir aktif.2. Sangat positif untuk melatih anak untuk berani mengemukakan pendapat secara lisan dan
teratur.3. Murid yang biasanya malas memperhatikan menjadi lebih hati-hati dan sungguh-sungguh
mengikuti pelajaran.4. Walaupun pelajaran berjalan agak lambat tetapi guru dapat melakukan kontrol terhadap
pemahaman murid.
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab terdapat apabila
1. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit sehingga mamakan waktu banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru.
2. Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan.3. Memakan waktu yang lama untuk merangkum bahan pelajaran. Metode tanya jawab
PTK PAI Penggunaan Metode ceramah dan tanya jawab dalam meningkatkan motivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI IPS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari
sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar, khususnya Bahasa Arab bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja yang penting, akan tetapi pemberian motivasi juga merupakan hal yang sangat penting karena secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untk memberikan motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dam motivasi.
Berangkat dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik “Penggunaan Metode ceramah dan tanya jawab dalam meningkatkan motivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI IPS MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang “.
B. Rumusan MasalahDari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan:
1. Apakah metode ceramah dan tanya jawab dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI IPS MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang?
2. Bagaimana cara metode ceramah dan tanya jawab diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang?
C. Tujuan PenelitianBerdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah metode ceramah dan tanya jawab dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
2. Mengetahui bagaimana metode ceramah dan tanya jawab diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar Bahasa Arab siswa kelas XI MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
D. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi:
1. Bagi lembaga (sekolah), sebagai bahan pertimbangan pengunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan metode pengajaran bahasa Arab khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
3. Bagi siswa, dengan metode tanya jawab ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam belajar.
4. Bagi penulis, memberi manfaat bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan juga sebagai bekal menjadi guru yang profesional kelak.
E. Hipotesa Tindakan1. Dengan penerapan metode ceramah dan tanya jawab maka motivasi belajar bahasa Arab siswa kelas XI
IPS MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang akan meningkat.
2. Dengan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran bahasa Arab siswa kelas XI IPS MA Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS
22nd November 2012 Cat: Skripsi with Comments Off
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS adalah salah satu contoh Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS kumpulan tugas akhir skripsi tesis tugas kuliah secara online Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS untuk SMU SLTA SMK MA S1 S2 S3 artikel paper karya ilmiah makalah tugas akhir skripsi tesis. Anda bisa mendownload Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS full content lengkap atau artikel yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS dalam bentuk PDF secara gratis.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukurkehadirat Allah Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat –Nya sehingga penulis dapat menyusun
laporan Penelitian Tindakakn Kelas ( PTK ) mata pelajaran Ilmu PengetahuanSosial dan Ilmu
Pengetahuan Alam kelasIII semester 1
Laporan ini berisi tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaranmata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS ) dan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
Masalah ini dingkatberdasarkan pengalaman belajar dikelas. Berdasarkan pengalaman
itulah, penulisbelum merasa puas dengan hasil yang dicapai. Dalam hal ini penulis
mencobamemecahkan masalah tersebut dengan merancang kegiatan perbaikan
denganmengadakan observasi, diskusi dengan teman sejawat.
Laporan ini masihbanyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis berharap kepada
para pembacaberkenan memberikan saran dan masukan agar penulis dapat
menyempurnakannya.Kritik dan saran untuk perbaikan isi laporan ini penulis sambut dengan
senanghati.
Ucapan terima kasih kepada teman sejawat, Supervisorserta semua pihak yang telah
menyumbangkan ide atau gagasan untuk kesempurnaanlaporan ini semoga dapat bermanfaat
untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan.
Bangkinang, Agustus 2010
Penulis
DESI ARISANTI
NIM. 816623894
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ………………………………………………………………………………… iDAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………… ii DAFTARLAMPIRAN ………………………………………………………………………………. ivLEMBARIDENTITAS ………………………………………………………………………………. vBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian PerbaikanPembelajaran ……………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian PerbaikanPembelajaran ……………………………………. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar dan Pembelajaran …………………………………………………….. 6
B. Penggunaan Metode ……………………………………………………………………. 7
C. Hubungan Metode dengan Hasilbelajar…………………………………………. 7
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian………………………………………………………………….
B. Deskripsi Persiklus ……………………………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi persiklus ……………………………………………………………….
1.1. Rencana Pengamatan Repleksi ………………………………………..
B. Pembahasan ……………………………………………………………………….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….
Tabel
1. Jadwal Pelaksanaan PerbaikanPembelajaran ……………………………………..
2. Pengelolaan Data awal dan duasiklus pada mata pelajaran IPS …………..
3. Pengelolaan Data awal dan duasiklus pada mata pelajaran IPA……………
BAB I
PENDHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar didefenisikan sebagai prosespengembangan kemampuan yang
paling mendasar bagi Setiap siswa dimana setiapsiswa belajar secara aktif karena adanya
dorongan dari dalam diri dan adanyasuasana yang memberikan kemudahan ( Kondusif ) bagi
perkembangan dirinya secaraoptimal.
Keberhasilan suatu proses belajar sering ditandai denganperobahan yang positif pada diri
anak, bagi guru merupakan kebanggaan yang takternilai. Masalah keberhasilan ini sebenarnya
merupakan beban psikis yangsangat berat sekali bagi seorang guru sebagai perencana ( planer )
pembelajaran. Hal ini terkait banyaknya permasalahan –permasalahan yang dijumpai guru dalam
pembelajaran , seperti :
a. Rendahnya kemampuan siswa menerapkanmateri Lingkungan Alam dan buatan serta
Menggolongkan Mahluk Hidup ( Hewan )secara sistimatis.
b. Gedung sekolah yang berdekatandengan perumahan penduduk
c. Siswa yang tidak mencapaiketuntasan belajar sebagian besar adalah dari keluarga yang orang
tuanya tidakberpendidikan.
d. Kurangnya minat siswa mengulangpelajaran di luar jam sekolah.
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yangdirasakan atau disadari oleh guru.
Halini sesuai dengan salah satu kareteristik PTK. Masalah berasal dari orang yangterlibat dalam
praktek. Dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran.Tentu guru yang merasakan masalah
yang ada yang ada dikelasnya yang jikadibiarkan masalah akan berdampak buruk bagi proses
pembelajaran.
a. Adanya hal – hal yang terkait dengan masalahpembelajaran dan masalah yang akan
diatasi dengan PTK.
Dari permasalahan diatas penulis menganggap permasalahnnomor a dan nomor c untuk
diteliti dan menguraikan permasalahan dan alkternatifproblem solving sesuai dengan konsep
pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini penulisbanyak dibantu oleh Kepala
Sekolah, teman sejawat, dan Supervisor sehingga penulisdapat menyusun langkah – langkah
dalam penyusunan PTK ini.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti meminta bantuanteman – teman sejawat dan
Supervisor untuk mengidenfikasikan kekurangan dankelemahan dalam pembelajaran. Dari
diskusi teman – teman sejawat dan Supervisorterungkap beberapa masalah yang terjadi pada
pembelajaran yaitu :
Pada Pelajaran IPS yakni:
a. Rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan materi Lingkungan Alam Dan Buatan
b. Siswa tidak dapat mengerjakan sebagian latihan dengan benara dalam materi Lingkungan
Alam Dan Buatan
c. Siswa kurang mampu menentukan materi Lingkungan Alam Dan Buatan dalam proses
pembelajaran.
d. Siswa banyak tidak mengerti materi Lingkungan Alam Dan Buatan
e. Siswa tidak mau bertanya walaupun tidak mengerti sama sekali tentang materi
Lingkungan Alam Dan Buatan
Pada pelajaran IPA yakni :
a. Rendahnya kemampuan siswa untuk mengetahui materi Menggolongkan Mahluk Hidup (
Hewan )
b. Siswa ragu dan tidak mau bertanya tentang Menggolongkan Mahluk Hidup
( Hewan )
c. Kurangnya pemahaman siswa tentang Menggolongkan Mahluk Hidup ( Hewan )
d. Kurang aktifnya siswa didalam kelas karena tidak mau peduli terhadap materi
Menggolongkan Mahluk Hidup ( Hewan )
1. Analisis Masalah
a. Proses analisis masalah danproses timbulnya masalah.
Setelah masalah teridentifikasi kita perlu mengadakananalisis sehingga dapat merumuskan
masalah dengan jelas, tanpa mengadakananalisis mungkin masalah yang kita identifikasi masih
kabur, analisis dapatdilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, merefleksi diri
ataumengaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir atau daftarhasil
belajar siswa, dari hal tersebut kita dapat mengetahui kelemahan –kelemahan atau gambaran
yang perlu diperbaiki oleh si pendidik itu sendiri.
b. Teori atau pengalaman yangrelevan penyebab munculnya masalah
Penyebab masalah yang sering dirasakan oleh siswa ataupihak sekolah pada dasarnya
datang dari guru itu sendiri, adanya penyebab itudatang dari anggota keluarga pendidik itu
sendiri, misalkan penyebab itu adalah: seorang pendidik dirumahnya ada masalah yang belum
diselesaikan sehinggamasalah itu sering kali dibawa oleh pendidik ke sekolah dengan penyebab
itulahanak didik yang berada di sekolah selalumenjadi korban.
Rumusan Masalah
Dari hasil penelitian dan diskusi dengan supervisor danteman sejawat ditemukanlah
beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kemapuansiswa dalam menyerap dan mengusai
materi yang disajikan pada pelajaran IPSyaitu :
a. Guru terlalu cepat dalammenjelaskan materi Lingkungan Alam dan Buatan
b. Guru kurang memberikan contohyang kongkrit dalam menjelaskan materi Lingkungan Alam dan
Buatan
c. Guru kurang memberikan konsepmateri Lingkungan Alam dan Buatan
d. Siswa kurang memperhatikanketika pelajaran sedang berlangsung
e. Guru kurang menggunakan alatperaga yang manarik untuk memotifasi semangat belajar siswa.
Sedangkan pada mata pelajaran IPA terungkap hal :
a. Kurang berpariasinya guru menggunakan matode dalam menyampaikan materi pelajaran
b. Ruang kelas tidak terkuasai oleh guru, karena guru asik menerangkan sedangkan murid
sibuk dengan kegiatan sendiri.
c. Guru tidak memancing motivasi bertanya siswa
d. Guru tidak menggunakan alat peraga sama sekali
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulismenyimpulkan bahwa focus perbaikan
pembelajaran yang akan dilakukan adalah :
1. Bagaimana teknik meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep
Lingkungan Alam dan Buatan di kelas III dengan ceramah dan Tanya jawab.
2. Bagaimana cara menerapkan materi Lingkungan Alam dan Buatan pada mata pelajaran
IPS dan Menggolongkan Mahluk Hidup ( Hewan ) pada mata pelajaran IPA dengan
metode ceramah dan Tanya jawab.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan Penelitian TindakanKelas ( PTK ) ini adalah :
1. Memperbaiki pembelajaran sehingga anak dapat menghargai perbedaan suku dalam
melanjutkan pembangunan ini.
2. untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pemantapan kemampuan professional
( PGSD 4412 ) pada program S 1 PGSD Universitas Terbuka.
1.4 Manfaat PenelitianPerbaikan Pembelajaran
1. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajarpada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dan dapat meningkatkan kemampuan belajarpada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bagi Guru
Sebagai acuan untuk memperoleh kualitas proses belajarmengajar di kelas dan sebagai evaluasi
diri terhadap kinerja guru selama prosesbelajar mengajar
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangandalam rangka meningkatkan mutu hasil
pembelajaran di SD Negeri 019 BangkinangKecamatan Bangkinang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar
Belajar menurut Jhon Dewey ( Belajar dan pembelajaran 2,2005 ; 4.4 ) yaitu menekankan
pada proses balikan yang menggunakan istilahbalikan untuk menjelaskan bagaimana belajar
mengubah impulse, perasaan,keinginan dan pengalaman kongkret kedalam tindakan yang
mempunyai tujuan yang tingkatnyalebih tinggi.
Belajar adalah proses diakeksis yang mengingtegrasikanpengalaman dengan konsep ,
observasi dengan tindakan. Perumusan tujuanmerupakan proses intelektual yang cukup
kompleks. Perumusan tujuan tersebutmencakup tiga hal yaiyu opservasi keadaan sekeliling ,
pengetahuan tentang apayang telah terjadi pada situasi yang sama pada saat yang lalu.,
yaitupengetahuan kyang sebagian diperoleh dengan ingatan dan sebagian lagi dariinformasi,
nasehat dan peringatan dari orang – orang yang telah memiliki yanglebih banyak pengalaman
dan pertimbangan, yang menggabungkan apa yangdiobservasikan dengan apa yang diingat untuk
menentukan pengetahuan yang singnifikasi.
2.2 Hasil Belajar
Hail belajar ( Modul Evaluasi pengajaran, 2002 ; 1.4 )adalah alat ukur yang mampu
menentukan kemampuan sesorang setelah mengilkutipembelajaran. Materi yang dinyatakan
tidak hanya mengenai apa yang diperolehdari guru tetapi juga mengenai hal – haldiluar yang
diberikan, dilatihkan dan didiskusikan dengan guru, tetapi meliputisemua aspek pembentukan
watak peserta didik. Dengan kata lain termasuk materiyang dipelajari dari lingkungan yang
terkait dengan pembelajaran dari guru.
Keberhasilan proses belajar mengajar ( StrategiMengajar, 2005; 35-36 ) dapat dilihat dari
empat aspek antara lain tujuan yangingin dicapai, materi yang dikembangkan, pelaksanaan
kegiatan belajara mengajardan pelaksanaan evaluasidalam pembelajaran, evaluasi dalam proses
dinamisasikegiatan yang mengamati perilaku siswa dalam evaluasi meliputi tujuanpengajaran,
scope, perubahan – perubahan terhadap kualitas personal dankemampuan – kemampuan siswa.
2.3 Metode Diskusi
Menurut Heri Sumarteri ( Strategi mengajar, 2005, ; 57 )metode diskusi merupakan
komunikasi atau dialog dua arah antara individu denganlingkungannya atau antara kelompok
lainnya yang membahas suatu masalah, dalamkegiatan pembelajaran metode diskusisering
dilakukan melalui kelompok belajar yang anggotanya terdiri dari tigaorang sampai lima orang
atau lebih, dalam pelaksanaannya disekolah metodediskusi belum begitu efektif oleh guru,
padahal metode ini mampu memberikanmotivasi dan semangat belajar yang tinggi kepada
siswa.
Penerapan metode diskusi ini tidak dapat dilakukan dalamruangan yang pengap, kurang
mendapat cahaya dan udara, metode diskusi akanlebih efektif dilakukan disekolah apabila
dirancang berdasarkan masalah dantujuan pembelajaran, dalam pelaksanaannya metode diskusi
selalu dimulai dengan :
a. Menentukan ketua, dan moderator
b. Mempersilahkan masing – masing anggota mengajukan pendapatnya
c. Merangkum pendapat masing – masing
d. Menyusun kesimpulan
e. Merumuskan tindak lanjut
f. Mengevaluasi pengalaman belajar
Melihat kelebihan metode diskusi dalam kegiatan belajardisekolah, maka guru hendaknya
dapat memberikan prioritas pada aspek – aspekatau hal – hal penting yang dibicarakan siswa
berawal dari masalah danpembahasannya dilakukan berbagai sumber belajar ( buku )
Untuk kelas rendah,cara diskusi kelompok lebih diarakan pada lingkungan tempat tinggal
siswadengan topic dan tema yang mencakup sederhana seperti kebersihan, keindahan,kerapian,
lalu lintas, taman sekolah dan lain sebagainya.
Dalam prakteknya metode diskusi terdiri dari :
1. Dialog
Menurut Beal Bohlen, dan Raudabough (1997 : 230 – 234 ) dan Cortght Hinds ( 1995 : 28
– 30 ) dialogmerupakan suatu diskusi yang dilakukan dihadapan sekelompok hadirin oleh
duaorang ahli dalam satu bidang khusus ( Ilmiah ). Dalam kegiatan pembelajarandialog lebih
banyak dilakukan di tingkat universitas ( Perguruan Tinggi ) namun hal ini tidakberarti
di lembaga pendidikan seperti pada tingkat pendidikan dasar danmenengah tidak dapat
dilakukan.
Dalam arus perubahan dan tantanganmasyarakat yang semakin dinamis sebaiknya para guru
melakukan dalam kegiatanbelajar mengajar dengan membahas suatu masalah sederhana dalam
kehidupan siswayaitu :
a. Mengemukakan pendapat,pandangan seorang siswa tentang kehidupan masyarakat
b. Menumbuhkan minat terhadapsuatu objek
c. Memusatkan perhtian pada suatuisu yang sedang berkembang
d. Menggali pandangan seseorangtentang masalah yang terjadi dalam masyarakat.
2. Diskusi Mengambang
Diskusi mengambang adalah suatudiskusi dimana anggota kelompok mengemukakan
pendapatnya secara tertulistentang suatu masalah atau topic, selanjutnya masalah atau ytopik
tersebutdibahas bersama dengan kelompok lainya sehingga menghasilkan pendapat bersama.
Pelaksanaan Diskusi mengambang hampirsama dengan cara yang dilakukan dalam dialog,
seminar dan lokakarya. Dalampembelajaran diskusi mengambang dapat dilakukan pada tingkat
pendidikandasar dan menengah.
Diskusi mengambang lebih efektif padakegiatan pembelajaran melalui Kurikulum terpadu
( Integrated Curiculum ) ataudengan kata lain Kurikulum jaring laba – laba.
Dalam kegiatan ini kelompok belajardiharapkan pada suatu tema yang ditetapkan oleh guru,
kegiatan kelompok adalahtema “ Lingkungan “ juga kelompok dalam membahas tema
lingkungan melihat dariaspek Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa serta lainnya.
3. Membahas dan Berdiskusi
Jenis metode membaca dan berdiskusisering dilakukan oleh peserta didik tingkat pendidikan
dasar ( Sekolah Dasardan SLTP ) dan tingkat pendidikan menengah ( SMA/SMK/MA ).
Kegiatan yang harus dilakukan parasiswa yang ikut dalam diskusi ini adalah :
a. Membaca bahan yang samakemudian dilanjutkan dengan berdiskusi
b. Kelompok – kelompok pesertamembaca bahan yang berlainan kemudia dilanjutkan dengan
diskusi
c. Seorang peserta membaca bahandengan keras kemudian seluruh peserta mendiskusikannya
d. Diskusi yang terpimpin merupakandiskusi yang terencana secara matang, model diskusi ini
diawali denganpengarahan atau tuntutan dengan lancar dan dapat menggunakan waktu
seefisienmungkin serta dapat menghilangkan rasa bosan dan kecewa para peserta.
Bentuk tuntunan dalam pelaksanaan diskusi terpimpinadalah :
a. Outline yang dipersiapkanmeliputi
- Outline yang terdiri daripertanyaan – pertanyaan pokok
- Rincian pertanyaan yang harusdibahas oleh kelompok
b. Otulineyang sederhana, outline yang sederhana yang terdiri dari daftar pertanyaanpendek –
pendek dengan maksud agar diskusi berlangsung dengan lancar dan tertib
c. Outline kerangka, Outlinekerangka dipersiapkan guna memberi arah yang lebih leluasa kepada
pesertadiskusi untuk menggali masalah dan bagaimana cara mengatasinya. Diskusikerangka ini
diperlukan pemimpin ( Moderator ) yang lebih aktif dan mampumengarahkan peserta kepada
tujuan. Biasanya pemandu diskusi ini dipilih dariorang – orang yang memiliki pengalaman,
minat pengetahuan dan kemampuanmempengaruhi orang lain.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKANPEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas III SDNegeri 019 Bangkinang Kecamatan
Bangkinang Kabupaten Kampar, dengan jumlahsiswa sebanyak 21 orang terdiri dari 9 orang
siswa laki – laki dan 12 orangsiswa perempuan dalam pembelajaran IPS dan IPA dengan metode
Ceramah dan Tanyajawab tanggal 16 Oktober sampai dengan tanggal Oktober2010, untuk
lebih jelasnya dapat table 1 dibawah ini :
Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Tabel 1
NoHari /
TanggalWaktu
Mata
PelajaranKelas
Guru
PendampingKet
1. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPS III Data
Awal
2. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPA III Data
Awal
3. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPS III Siklus I
4. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPA III Siklus I
5. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPS III Siklus
II
6. 07.30-
08.40
08.40-
09.15
IPA III Siklus
II
3.2 Deskripsi Persiklus
Siklus I Ilmu PengetahuanSosial
Perencanaan
Dengan adanaya masalah yang dihadapi Guru pada kelasIII, oleh karena itu ada beberapa
rencana tindakan yang akan dilakukan dalamperbaikan pembelajaran antara lain :
1. Mempersiapkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan yang ingin
dicapai
2. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
3. Memotivasi siswa dalam pembelajaran
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
5. mengadakan Tanya jawab dengan metode yang berbeda
6. Memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menjawab perntanyaan
7. Membuat langkah – langkah prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran untuk siklus I matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dilaksanakan dengan tahapan :
A. Kegiatan Awal ( ± 10 menit )
1. Diawali dengan salam pembukadan selanjutnya menyatakan kesiapan siswa untuk belajar
2. Tanya jawab tentang pelajaranyang lalu
3. Menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai
4. Memotivasi siswa
B. Kegiatan inti ( ± 35 menit )
1. Melakukan didkusi kelas untukmembahas materi Lingkungan Alam dan Buatan
2. Memberikan beberapa kasusmengenai materi Lingkungan Alam dan Buatan, setelah itu didkusi
kelas danbersama – sama mencari kesumpulan
3. Mengerjakan latihan soal yangberkaitan dengan Lingkungan Alam dan Buatan
C. Penutup ( ± 5 menit )
Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran
Pengamatan
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa kelas III SDNegeri 019 Bangkinang Kec. Bangkinang Kab.
Kampar pada siklus I mata pelajaranIPS sudah menunjukkan kemajuan, yang mana tingkat
keberhasilan sudah meningkatdibandingkan dengan dilaksanakannya perbaikan pembelajaran,
bukti inimenunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah dan Tanya jawab membantu
sekalidalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Refleksi
Selama perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan padapembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siklus I sudah menunjukkan kemajuanyang mana siswa lebih aktif dalam belajar
walaupun masih terdapat kelemahanyang membuat hasil belajar yang diharapkan belum tercapai
secara maksimal , halini penulis temukan berdasarkan hasil laporan pengamatan teman sejawat
danrefleksi penulis, yang mana diantara kelemahan – kelemahan tersebut adalah :
1. Tidak semua siswa yang mendapatkesempatan menjawab pertanyaan
2. Masih ada siswa yang menjawab pertanyaan tidakbenar
3. Terjadi keributan kecil ketikasiswa diminta untuk menyampaikan pendapatnya
Siklus II Ilmu PengetahuanSosial
Perencanaan
Dengan hasil yang dicapai pada sisklus I IlmuPengetahuan Sosil diatas maka penulis merasa
masih harus melakukan perbaikanpembelajaran lanjutan yaitu siklus II Ilmu Pengetahuan Sosial,
hal inibertujuan agar hasil yang diharapkan benar – benar memuskan sesusai denganrencana atau
tujuan perbaikan pembelajaran, ada beberapa rencana tindakan yangakan dilakukan dalam
perbaikan yaitu :
1. Mempersiapkan bahan pelajaranyang sesuai dengan materi dan tujuan myang ingin dicapai
2. Memilih metode yang tepatsesuai dengan materi
3. Sebaran pertanyaan akansiusahakan lebih merata
4. Jumlah pertanyaan yangdisajikan juga lebih banyak
5. Mengadakan Tanya jawab yangbervariasi
6. Memberikan kesempatan kepadasiswa yang bertanya sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa
yang tidak benar dalam menjawab pertanyaan yangdiajukan
7. Memberikan penguatan pada siswayang dapat menjawab pertanyaan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuksiklus II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dilaksanakan dengan tahapan:
A. KegiatanAwal ( ± 10 menit )
1. Diawali dengan salam pembukadan selanjutnya mengabsen siswa
2. Apresiasi ; mengulang pelajaran yang lalu yaitu tentangLingkungan Alam dan Buatan
3. Memotivasi ; Materi ini sangatberfanfaat guna kelangsungan kehidupan masa depan yang lebih
baik
B. Kegiatan inti ( ± 35 menit )
1. Melakukan diskusi kelasmengenai Lingkungan Alam dan Buatan
2. Guru memberikan kasus – kasusyang sedang terjadi pada Lingkungan Alam dan Buatan
a. Apa yang di maksud denganlingkungan…. ?
b. Apa yang dimaksud denganpencemaran lingkungan….?
c. Apa contoh pencemaranlingkungan….?
3. Memberikan beberapa kasusmengenai Lingkungan Alam dan Buatan pada masa yang akan
datang, setelah itubersama – sama mencari kesimpulan.
4. Menyelesaikan latihan soal yangberkaitan dengan Lingkungan Alam dan Buatan
C. Penutup ( ± 5 menit )
Siswa dibawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan penulis adalah dengan caramengamati siswa pada saat proses
belajar mengajar berlangsung, mengamati hasilevaluasi yang diperoleh siswa kelas IIISD Negeri
019 Bangkinang Kec. Bangkinang pada siklus II mata pelajaran IlmuPengetahuan Soial sudah
menunjukkan kemajuanyang sangat baik.
Oleh karena itu PTK yang dilaksanakandofokuskan pada ceramah dan Tanya jawab dalam
upaya meningkatkan hasil belajarsiswa kelas III SD Negeri 019 bangkinang pada mata pelajaran
Ilmu PengetahuanSosial mengaju pada Penilaian kemampuan siswa, ceramah dan Tanya jawab.
Refleksi
Setelah penulis melaksanakan perbaikanpembelajaran pada siklus I dan IImata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial denganmerancang metode yang lebih baik dan memperbaiki kelemahan –
kelemahan yang pada siklus I, sehingga siswa lebihaktif dalam PBM dan hasil yang dicapai
sangat memuaskan, tentu hal ini akanmenjadi bahan evaluasi bagi penulis untuk mengadakan
perbaikan – perbaikanpembelajaran selanjutnya dengan tercapainya hasil yang diharapkan yang
tentunyahasil yang lebih baik.
Siklus I Ilmu Pengetahuan Alam
Perencanaan
Pada siklus I ini penulis mengadakan perbaikanpembelajaran pada mata pelajaran IPA, ada
beberapa rencana tindakan yang akandilakukan dalam perbaikan pembelajaran antara lain:
1. Mempersiapkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan yang akan
dicapai
2. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
3. Memotivasi siswa dalam pembelajaran
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
5. Mmengadakan Tanya jawab dengan metode yang bervariasi
6. Memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan
7. Membuat langkah – langkah prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk siklus Imata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dilaksanakan dengan tahapan :
A. Kegiatan Awal ( ± 10 menit )
1. Diawali dengan salam pembukadan selanjutnya menanyakan kesiapan siswa untuk belajar
2. Tanya jawab tentang pelajaran yang telah lalu
3. Menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai
4. Memotivasi siswa
B. Kegiatan Inti ( ± 30 menit )
1. Guru memajangkan gambar –gambar mahluk hidup ( hewan )
2. Mengadakan Tanya jawab tentanggambar yang dipajangkan
3. Murid disuruh menyebutkan nama– nama hewan yang ada di sekitar mereka tinggal
4. Guru mengarahkan murid untukbertanya tentang hewan – hewan yang ada disekitar mereka
tinggal
5. Guru mengajukan pertanyaanhewan apa saja yang biasa dipelihara disekitar pekarangan rumah
6. Murid diminta untuk menjawabsatu persatu tentang pertanyaan yang disampaikan
C. Kegiatan Ahir ( ± 10 menit )
1. Murid dibawah bimbingan guru bersama – samamenyimpulkan pelajaran
Pengamatan
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa kelas III SDNegeri 019 Bangkinang Kecamatan
Bangkinang Kabupaten Kampar pada siklus I matapelajaran IPA sudah menunjukkan kemajuan,
yang mana tingkat keberhasilan sudahmeningkat dibandingkan dengan sebelum dilaksanakannya
perbaikan, bukti inimenunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah dan Tanya jawab
membantu sekalidalam mencapai hasil yang diharapkan.
Refleksi
Selma perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan pada mata pelajaran IPApada siklus I sudah
menunjukkan kemajuan yang mana siswa lebih aktif dalambelajar walaupun masih terdapat
kelemahan yang membuat hasil belajar yangdiharapkan belum tercapai secara maksimal, hal ini
ditemukan berdasarkan hasillaporan pengamatan teman sejawat dan refleksi penulis yang mana
diantarakelemahan itu adalah :
1. Tidak semua siswa mendapat kesempatan menjawab pertanyaan
2. Masih adanya siswa yang menjawab pertanyaan tidak benar
3. Terjadi keributan kecil ketika diminta untuk mengajukan pendapatnya
3.2.4 Siklus II IPA
Perencanaan
Dengan hasil yang dicapai pada siklus I mata pelajaranIPA diatas maka penulis merasa perlu
melakukan perbaikan lanjutan yaitu siklusII mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hal ini
bertujuan agar hasil yangdiharapkan benar – benar memuskan, ada beberapa tindakan yang akan
dilakukandalam perbaikan yaitu :
1. Mempersiapkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan
tujuan yang akan dicapai
2. Memilih metode yang sesuai dengan materi
3. Sebaran pertanyaan diusahakan lebih merata
4. Jumlah pertanyaan yang disajikan juga lebih banyak
5. Mengadakan Tanya jawab yang bervariasi
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga diharapkan tidak
ada lagi siswa yang tidak benar dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
7. Memberi penguatan pada siswa yang dapat menjawab pertanyaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk siklus II matapelajaran IPA dilaksanakan dengan
tahapan :
A. Kegiatan Awal ( ± 10 menit )
1. Memberi salam dan setelah itumengabsen siswa
2. Apersepsi, mengulangpembelajaran yang lalu yaitu tentang menggolongkan mahluk hidup
( hewan )
3. Memotivasi, materi ini sangatbermanfaat dalam menciptakan kerukunan antara sesama murid
dan murid dan guru serta hubungan yangharmonis.
B. Kegiatan Inti ( ± 30 menit )
1. Guru meminta murid untukmemperhatikan gambar hewan yang dipajang didepan kelas
2. Siswa menyebutkan nama – namahewan yang diketahuinya melalui gambar
3. Memberikan kesempatan kepadasiswa untuk adu kecepatan dalam menyebutkan nama hewan
yang adal di lingkungansekitar mereka tinggal
4. Memberikan tugas untuk membuatpertanyaan – pertanyaan tentang hewan yang ada disekita
tempat tinggal mereka.
C. Kegiatan Akhir ( ± 10 menit )
1. Memberikan penguatan tentang dampakpositif dan negatif tentang dampak memelihara hewan di
sekitar lingkungantempat tinggal
2. Siswa bersama guru menyimpulkanmateri pelajaran
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan penulisadalah dengan cara mengamati siswa pada saat proses
belajar mengajar, mengamatihasil evaluasi yang diperoleh maka hasil belajar yang dicapai oleh
siswa kelasIII SD Negeri 019 Bangkinang Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar pada
siklusII mata pelajaran IPA sudah sangat menunjukkan kemajuan yang sangat baik.
Oleh karena itu PTK yang dilaksanakandifokuskan pada ceramah dan Tanya jawab dalam
upaya meningkatkan hasil belajarsiswa kelas III SD Negeri 019 Bangkinang Kecamatan
Bangkinang Kabupaten Kampar pada mata pelajaran IlmuPengetahuan Alam mengaju pada
Penilaian kemampuan siswa, ceramah dan Tanyajawab.
Refleksi
Setelah penulis melakukan perbaikan pembelajaran padasiklus I dan II mata pelajaran IPA
dengan merancang metode yang lebih baik danmemperbaiki kelemahan – kelemahan
yangditemukan pada siklus I, sehingga siswa lebih aktif dalam PBM dan hasil yangdicapai
sangat memuskan, tentu saja hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagipenulis untuk mengadakan
perbaikan – perbaikan pembelajaran selanjutnya demitercapainya hasil yang diharapkan pada
masa yang akan datang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Persiklus
4.1.1 Rencana PengamatanRefleksi
Setelah melakukan prosesperbaikan pembelajaran dengan menempuh langkah – langkah
yang telahdirencanakan dalam rencana perbaikanpembelajaran ( terlampir ) baik pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialmaupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh
data – data perolehannilai – nilai sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Daftar Perolehan Hasil Belajar Siswa KelasIII
Pada mata pelajaran IPS dengan topik “ Lingkungan Alam dan Buatan “
Tabel Rekapitulasi Nilai IPS
No Nilai
Perolehan
KetAwal
Jumlah ( % )
Siklus I
Jumlah ( % )
Siklus II
Jumlah ( % )
1. 8,00 s/d 10,00 3 ( 14, 28 ) 5 ( 23, 80 ) 6 ( 28, 57 ) Istimewa
2. 7,00 s/d 8,00 5 ( 23, 80 ) 5 ( 23, 80 ) 10 ( 47, 61 ) Sangat Baik
3. 6,00 s/d 7,00 7 ( 33, 33 ) 8 ( 38, 09 ) 4 ( 19, 04 ) Baik
4. 5,00 s/d 6,00 6 ( 28, 57 ) 3 ( 14, 28 ) 1 ( 4, 76 ) Cukup
5. Jumlah Siswa 21 21 21
6. Nilai rata – rata 6,6 7,1 7,6
Keterangan :
Berdasarkan hasil tabel diatas pembelajaran yangdilaksanakan sudah menunjukkan
kemajuan walaupun belum maksimal, pada awalnilai rata – rata ( 6,6 ) siklus I ( 7,1 ) dan siklus
II ( 7,6 ) pada siklus Iyang belum mencapai ketuntasan minimal 3 orang siswa yang mencapai
ketuntasanminimal 18 orang siswa, dan pada siklus II yang belum mencapai ketuntasaminimal
adalah 1 orang siswa sedangkan yang telah mencapai ketuntasan minimaladalah 20 orang siswa.
Grafik Hasil Belajar IPS
Tabel Rekapitulasi Nilai IPA
No Nilai
Perolehan
KetAwal
Jumlah ( % )
Siklus I
Jumlah ( % )
Siklus II
Jumlah ( % )
1. 8,00 s/d 10,00 4 ( 19, 04 ) 5 ( 23, 80 ) 6 ( 28, 57 ) Istimewa
2. 7,00 s/d 8,00 6 ( 28, 57 ) 10 ( 47, 61 ) 12 ( 61, 90 ) Sangat Baik
3. 6,00 s/d 7,00 7 ( 33, 33 ) 4 ( 19, 04 ) 2 ( 9, 52 ) Baik
4. 5,00 s/d 6,00 4 ( 19, 04 ) 2 ( 9, 76 ) 1 ( 4, 76 ) Cukup
5. Jumlah Siswa 21 21 21
6. Nilai rata – rata 6,5 7,9 8,1
Keterangan :
Berdasarkan hasil tabel diatas pembelajaran yangdilaksanakan sudah menunjukkan
kemajuan, walaupun belum maksimal, pada dataawal nilai rata – rata ( 6,5 ), SiklusI ( 7,9 ),
sedangkan padasiklus II ( 8,1 )
Pada siklus I yang belum mencapai ketuntasan minimal 2orang siswa, sedangkan yang
telah mencapai ketuntasan minimal adalah 19 orang siswa, dan siklus IIyang belum mencapai
ketuntasan minimal adalah 1 orang siswa sedangkan yangtelah mencapai ketuntasan minimal
adalah 20 orang siswa.
Grafik Rekapitulasi Nilai IPA
4.2 Pembahasan
Dilihat dari hasil perbaikan dan hasil diskusi penulisdengan teman sejawat bahwa
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan telahmenunjukkan kemajuan dan peningkatan
demikian juga ketuntasan belajar siswasecara individu, dalam perbaikan pembelajaran siswa
sudah menunjukkankeaktifannya dalam Tanya jawab serta diskusi dan dalam menyelesasikan
tugasyang diberikan baik dalam pembelajaran IPS dan IPA.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaranIPS dengan topik “ Lingkungan
Alam danBuatan “ dan mata pelajaran IPA dengan topik “ Menggolongkan Mahluk Hidup
(Hewan ) penulis mengalami beberapakendala dalam melakukan penelitian dilapangan
diantaranya memakan waktu yangcukup lama, sinkronisasi dengan teman sejawat sedikit
terhambat dikarenakanketerbatasan ilmu tentang penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan IlmuPengetahuan Alam
telah dilaksanakan dan dapat diambil beberapa kesimpulansebagai berikut :
1. Dengan memberikan motivasi dan menanamkan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Ilmu Pengetahuan Alam dengan benar siswa mampu menumbuhkan kecintaan mereka
terhadap lingkungan dan mahluk hidup
2. Dengan memberikan penjelasan secara lisan dan berulang – ulang siswa lebih mengerti
dalam mengerjakan latihan sehingga prestasi meningkat
3. Proses pembelajaran akan sukses jika ditunjang oleh suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan, apalagi dengan menggunakan metode yang bervariatif sesuai dengan
kondisi dan situasi dimana siswa berada serta tetap memperhatikan bahasan yang
menyenangkan.
4. Minat siswa harus ditumbuh kembangkan dengan berbagai teknik pembelajaran yang
relevan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam
meningkatkan kemampuansiswa dalam pembelajaran IPS dan IPA di Sekolah Dasar adalah :
1. Memberikan metode pembelajaran yang bervariasi dan bermakna
2. Memberikan motivasi kepada siswa dengan berbagai gambaran yang positif tentang
manfaat ilmu yang dipelajarinya bagi kehidupan kelak
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya
5. Memberikan wawasan yang luas dalam memberikan materi dan diikuti oleh contoh –
contoh yang kongkrit yang dekat dengan keseharian anak.
DAFTAR PUSTAKA
Narnherhyanto & HM Akib Hamid ( 2004 ). Statistik Dasar UTcetakan 8 : Jakarta.
Udin S Winata Putra. Dr, M.A, Dkk. ( 2002 ) Materi dab PembelajaranIPS SD Edisi ke
satu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani IGK. ( 2005 ). Pemantapan Kemampauan Profesional.Universitas Terbuka.
Warsito Adnan. ( 2006 ). Buku Petunjuk Guru IPS. Solo : PT. TigaSerangkai Mandiri.
Warsiti Adnan ( 2006 ). Buku Pengetahuan Sosial 4. Solo : PT. TigaSerangkai Mandiri.
Winata Putra, H. Udin, S.Dkk. ( 2001 ). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta :
UnibersitasTerbuka.
Kurikulum KBK dan KTSP.
Lampiran I
Rencana PerbaikanPembelajaran ( RPP ) I
Lampiran 2
Lampiran 3
KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENYELENGGARAAN PKP
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Pekanbaru
Di
Pekanbaru
Yang bertanda tangan dibawah ini ,menerangkan bahwa :
Nama :
NIP :
Tempat Mengajar : SD Negeri 019 Bangkinag
Alamat Sekolah : Bangkinag kota
Telepon :
Menyatakan diri bersedia menjadi temansejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP
atas nama :
Nama : Desi Arisanti
NIM :816623894
Program studi : S 1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 019 Bangkinang
Alamat Sekolah : Bangkinang kota
Telepon :
Demikian pernyataan ini dibuat semoga dapatdipergunakan sebagaimana mestinya
Mengetahui
KepalaSekolah
…………………………
NIP.
Bangkiang, 2010
Temansejawat
…………………………
NIP.
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama esi Arisanti
NIM :816623894
UPBJJ – UT ekanbaru
Menerangkan bahwa :
Nama :
Tempat mengajar : SD Negeri 019 Bangkinang
Guru Kelas :III
Adalah temansejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
yangmerupakan tugas mata kuliah PGSD 4412 Pemantapan Kemampuan Profesional
( PKP )
Demikianlahpernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Bangkiang, 2010
Yangmembuat pernyataan
Mahasiswa
DESI ARISANTI
NIM.816623894
Menyetujui
TemanSejawat
…………………………
NIP.
Lampiran 5
Lembar Penilaian
Mata Pelajaran : IPS
Kelas :III
Fokus Penilaian : Lingkungan Alam dan Buatan
No Nama SiswaNilai Persiklus
Rata – rata
KetData Awal
Siklus I Siklus II
1. 100 100 100 1002. 80 100 100 93,33. 80 90 100 90,04. 80 90 90 86,65. 80 80 90 83,36. 80 80 80 807. 70 80 80 76,68. 70 80 80 76,69. 70 70 80 73,310. 70 70 80 73,311. 6 70 70 66,612. 60 70 70 66,613. 60 60 70 63,314. 60 60 70 63,315. 60 60 60 60,016. 60 60 60 60,017. 60 60 60 60,018. 60 60 60 60,019. 50 60 60 56,620. 50 50 60 53,321. 50 50 50 50,0Jumlah 1410 1500 1570Rata – rata 67,14 71,42 74,76
Bangkiang, 2010
Temansejawat
…………………………
NIP.
Mengetahui
KepalaSekolah
…………………………
NIP.
Lampiran 6
Lembar Penilaian
Mata Pelajaran : IPA
Kelas :III
Fokus Penilaian : Menggolongkan Mahluk Hidup ( Hewan )
No Nama SiswaNilai Persiklus
Rata – rata
KetData Awal
Siklus I Siklus II
1. 100 100 100 1002. 90 100 100 93,33. 80 90 100 90.04. 80 90 90 86,65. 80 90 90 83,36. 80 80 90 807. 70 80 90 76,68. 70 80 80 76,69. 70 70 80 73,310. 70 70 80 73,311. 60 70 70 66,612. 60 70 70 66,613. 60 70 70 63,314. 60 60 70 63,315. 60 60 70 60,016. 60 60 70 60,017. 60 60 60 60,0
18. 60 60 60 60,019. 50 60 60 56,620. 50 50 60 53,321. 50 50 50 50,0Jumlah 1420 1520 1610Rata – rata 67,61 72,38 76,66
Bangkiang, 2010
Temansejawat
…………………………
NIP.
Mengetahui
KepalaSekolah
…………………………
NIP.
Lampiran
KARTU KONSULTASI MATA KULIAH PKP
S 1 UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR KAMPAR D
Nama esi Arisanti Masa Registrasi :
NIM :816623894 Supervisor : HUSNIL KHATIMAH, S.Pd.SD
No Tanggal Isi pertemuan / DiskusiLama Pertemuan
/ Diskusi
Tanda Tangan
SupervisorTopik : Masalah : Masukan Supervisor :
Sumber : PTK Mahasiswa UT Pokjar Kampar UBJJ Pekanbaru .
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS adalah salah satu contoh Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS kumpulan tugas akhir skripsi tesis tugas kuliah secara online Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS untuk SMU SLTA SMK MA S1 S2 S3 artikel paper karya ilmiah makalah tugas akhir skripsi tesis. Anda bisa mendownload Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS full content lengkap atau artikel yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Mata Kuliah PDGK 4501 Penerapan Metode Ceramah Pada Mapel IPA dan IPS dalam bentuk PDF secara gratis.
judul kerja praktek teknik lingkungan, contoh pengelolaan udara, kumpulan lampiran pada makalah, contoh makalah graph, contoh makalah teori graf
PTK-PKN
GAMBARAN METODE INKUIRI DAN PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN DIRI (PKn) DI KELAS VI SD NEGERI ARGASARI II KECAMATAN TALAGA
KAB.MAJALENGKA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Usul kenaikan pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b
GAMBARAN METODE INKUIRI DAN PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN DIRI (PKn) DI KELAS VI SD NEGERI ARGASARI II KECAMATAN TALAGA
KAB.MAJALENGKA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Usul kenaikan pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b
.
Disusun oleh :
MAMAN
NIP. 130 616 644
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD ENDIDIKAN KECAMATAN TALAGA
SD NEGERI ARGASARI II
Tahun 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MAMAN
NIP. : 130 616 644
Pangkat/Golongan : Pembina IV/a
Jabatan : Guru Pembina
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Bahwa yang bersangkutan benar-benar membuat Karya ilmiah dengan judul :
“Gambaran Metode Inkuiri Dan Penerapan Pada Pembelajaran Pengembangan Diri (PKn) di Kelas VI SD
Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab. Majalengka”
dan ulasan ilmiah ini disimpan di perpustakaan sekolah sebagai bahan acuan atau referensi bagi teman-
teman yang lainnya.
Mengetahui
Kepala SD Negeri Argasari II
Kec. Talaga Kab. Majalengka
Majalengka , Oktober 2008
Koordinator Perpustakaan
KATA PENGANTAR
Dalam proses belajar mengajar, Guru bebas menggunakan metode yang ditunjang oleh media
pengajaran yang mendukung aktivitas siswa sehingga materi yang disampaikan guru dapat diserap oleh
siswa.
Penerapan metode Inkuiri dalam proses belajar mengajar PKn akan memberikan penguatan
pada siswa untuk secara sadar menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pembelajaran PKn dengan metode inkuiri akan memberikan kontribusi yang positif
terhadap kebermaknaan siswa dalam belajar, jika dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Penulis sangat menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan penelitian ini, karena itu saran
dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna perbaikan
selanjutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi guru pengajar
di Kelas VI
Talaga , Oktober 2008
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan ................................................................................. 3
1.3.2 Manfaat ............................................................................... 4
1.4 Definisi Operasional ......................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PKn ................................................................................. 6
2.2 Pengertian Mata Pelajaran PKn ....................................................... 7
2.3 Fungsi Mata Pelajaran PKn ............................................................... 7
2.4 Tujuan Mata Pelajaran PKn .............................................................. 8
2.5 Ruang Lingkup Materi PKn di Kelas VI.B ........................................... 9
2.6 Pokok Bahasan PKn di Kelas VI.B ...................................................... 9
2.7 Pengendalian Diri di Kelas VI.B ......................................................... 11
2.8 Hakikat Pembelajaran PKn ............................................................... 12
2.9 Metode dan Teknik Pembelajaran PKn ............................................ 12
2.10 Metode Inkuiri ................................................................................. 14
2.10.1 Pengertian Metode Inkuiri .................................................. 14
2.10.2 Karakteristik Metode Inkuiri ................................................ 14
2.10.3 Prosedur Metode Inkuiri ..................................................... 15
2.10.4 Kekuatan dan Kelemahan Metode Inkuiri ........................... 17
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 18
3.1.1 Teknik Observasi ................................................................. 18
3.1.2 Teknik Tes ............................................................................ 18
3.1.3 Teknik Wawancara .............................................................. 20
3.2 Deskripsi Data .................................................................................. 20
3.2.1 Data Proses ......................................................................... 21
3.2.2 Data Hasi..............................................................................26
3.2.3 Monitoring dan Evaluasi ...................................................... 27
3.3 Pembahasan Masalah ...................................................................... 28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .............................................................................. 30
4.2 Saran .............................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Materi PKn di Kelas VI ................................................................................ 10
Tabel 2 Hasil pree tes dan pos tes .......................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan
memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan
sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu "mendidik
anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang". Pendidik haru:s bisa
menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan
mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan
mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah
pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan
lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif.
Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan psikomotor.
Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk
kepribadian unik setiap manusia. Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan
ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat penekanan, sementara
dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan adalah pengembangan ranah apektif yang
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia
Indonesia.
Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif,
dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih
menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian
bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.
Untuk pemahaman nilai dalam PKn, terdapat beberapa metode yang dapat dilaksanakan dan
dikembangkan oleh guru di antaranya adalah:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Karyawisata
5. Metode Pemecahan Masalah
6. Metode Pembinaan Nila
7. Metode Simulasi
8. Metode inkuiri
9. Metode Bermain Peran
10. Metode Permainan
11. Metode Tugas
12. Metode Drill (Depdikbud, 1996:50)
Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan
Talaga Kab.MajalengKA , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang
direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar
masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran
PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan
sebelumnya pada siswa.
1.2 Rumusaa Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan yaitu,
1) Bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran PKn dengan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri
Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka pada pokok bahasan Pengendalian diri ?
2) Bagaimanakah cara melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri
Argasari II Kecamatan Talaga Kab.MajalengkA pada pokok bahasan Pengendalian Diri ?
3) Bagaimanakah hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri
Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka pada pokok bahasan Pengendalian Diri ?
4) Bagaimanakah upaya mengatasi hambatan yang dialami siswa dalam pembelajaran PKn dengan metode
inkuiri pada pokok bahasan Pengendalian Diri di Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga
Kab.Majalengka ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Secara umum tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran/informasi
bagi guru PKn tentang pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD. Secara khusus
tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui cara-cara menyusun perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka pada pokok bahasan
Pengendalian Diri.
2) Untuk mengetahui cara-cara melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode
inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab.MajalengkA pada pokok bahasan
Pengendalian Diri.
3) Untuk mengetahui seberapa besar hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi
murid Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka pada pokok bahasan
Pengendalian Diri.
4) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami murid dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga
Kab.Majalengka pada pokok bahasan Pengendalian Diri.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Bagi Siswa
1. Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
2. Melatih siswa berpikir kritis dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran akan lebih bermakna hagi siswa
b. Bagi Guru
l. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran PKn di Kelas VI.
2. Sebagai bahan pertimbangan pemilihan metode yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran PKn di
Kelas VI.
3. Sebagai bahan informasi tentang pentingnya penyajian bahan pelajaran yang mengutamakan
keterlibatan siswa.
c. Bagi sekolah
Dapat dipakai sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran PKn .
1.4 Definisi Operasional
Metode inkuiri, menurut Depdikbud (1996.-76), adalah "Sebuah pendekatan yang digunakan
dalam proses belajar mengajar yang mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk
kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya". Pembelajaran PKn menurut Kurikulum Yang
Bisempurnakan (1994:130) adalah salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.
Mata pelajaran PKn diajarkan di Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Yang
Disempurnakan tahun 2004 ditambah dengan suplemen Kurikulum 2006 sebagai penyempurnaan dari
Kurikulum 2004.
Pokok Bahasan Pengendalian Diri, merupakan salah satu pokok bahasan pelajaran PKn di Kelas
VI SD pada semester 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PKn
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang teridiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka
ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta
perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).
Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara
serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalakan oleh
bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).
Di SD bahan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan aitekankan pada pengamalan
dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian
sederhana untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (SLTA).
Berdasarkan Kurikulum 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah "Mata
pelajaran yyang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia". Untuk siswa SD nilai luhir dan moral tersebut
diharapkan dapat diaplikasikan dalam wujud perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota keluarga, anggota masayarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Di sini tampak bahwa PKn mempunyai aspek pokok berupa pengembangan dan pelestarian nilai
luhur budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Nilai luhur budaya Indonesia sangat
beragam tergantung di daerah mana nilai itu berada. Benturan nilai vang berdasarkan budaya daerah
yang satu dengan yang lainnya harus diketahui oleh siswa. Hal ini disebabkan nilai, budaya dan norma
yang berlaku di satu daerah akan lain dengan nilai, budaya dan norma yang berlaku di daerah lain.
2.2 Pengertian Mata Petajaran PKn
Kurikulum Pendidikan Dasar telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 060/U/1443 tanggal 25 Februan 1993. Salah satu dari sebelas mata pelajaran yang
diajarkan di Sekolah adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
PKn banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang apabila diajarkan menurut cara yang tepat
akan lebih bermakna bagi siswa dan akan diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun
apabila diajarkan dengan cara yang salah, maka PKn hanya akan merupakan pelajaran yang bersifat
hapalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikan-
nya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota sekolah atau anggota
masyarakat.
Agar guru dapat memberikan materi pelajaran PKn dengan baik dan supaya hasilnya dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya guru mengajar dengan berbagai metode dan teknik
yang sesuai dengan kondisi siswa tidak hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab atau
tugas saja.
2.3 Fungsi Mata Pelajaran PKn
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam sistem kurikulum
Pendidikan Dasar. Fungsi mata pelajaran PKn yang diajarkan di sekolah adalah agar dapat diaplikasikan
dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud, 1994: 81), mata pelajaran PKn berfungsi
untuk :
l. Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang
berlaku dan berbudi pekerti luhur.
3. Membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah, dan
masyarakat serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dari ketiga fungsi tersebut dapatlah disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn akan memberikan
arah berpikir yang kritis kepada para siswa terhadap masalah-masalah, gejala perilaku, dengan harapan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik pada waktu siswa masih menjadi seorang pelajar
terlebih lagi ketika siswa menjadi anggota masyarakat.
2.4 Tujuan Mata Pelajaran PKn
Tujuan yang akan dicapai dengan pembelajaran Mata pelajaran PKn di SD dengan proses belajar
mengajar PKn adalah menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan
kepada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan
bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP.(Depdikbud, 1994:2)
Tujuan tersebut di atas, dapat dicapai jika dalam proses belajar mengajar, guru dapat
menciptakan suasana yang kondusif, di antaranya dengan menggunakan berbagai metode dan teknik
yang sesuai dengan pokok bahasan. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi
siswa, dan hasil belajar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.5 Ruang Lingkup Materi PKn di Kelas VI
Ruang lingkup mata pelajaran PKn perlu diketahui agar pada waktu memberikan materi kepada
siswa, guru mempunyai batasan-batasan keluasan materi yang harus diajarkan. Hal ini dimaksudkan
agar materi yang diajarkan di setiap kelas sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa dan
tingkat kesulitan materinya. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar, (Depdikbud, 1994:2), ruang lingkup
mata pelajaran PKn di Kelas VI meliputi:
l. Nilai moral dan norma bangsa Indonesia serta perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan di negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua ruang lingkup tersebut di atas, merupakan materi yang harus disampaikan kepada siswa
di tingkat Sekolah Dasar. Ruang lingkup tersebut diurai dalam beberapa pokok bahasan.
2.6 Pokok Bahasan PKn di Kelas VI
Berdasarkan Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 2004 terdapat 12 pokok bahasan dalam
satu tahun pelajaran. Pokok bahasan pokok bahasan tersebut adalah nilai-nilai luhur Pancasila yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan pembelajaran PKn pokok bahasan tersebut
disesuaikan dengan daya nalar siswa Kelas VI. Artinya pembahasan sebuah pokok bahasan, merupakan
konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa secara kognitif dan psikomotor juga harus dapat
dilaksanakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari (apektif).
Menurut Depdikbud, (2004:6) dalam KYD, pokok bahasan mata pelajaran PKn Kelas VI untuk
Semester I dan II, terdiri dari 12 pokok bahasan yang harus diajarkan kepada siswa selama 72 jam
pelajaran. Uraian pokok bahasan tersebut sebagaimana tertulis pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Materi PKn di Kelas VI
Semes ter
Pokok Bahasan Uraian
1 1. Keindahan Memahami perlunya rasa keindahan dalam kehidupan
Membiasakan untuk memelihara keindahan di rumah, sekolah, dan lingkungan, serta menikmati keindahan budaya dan alam sekitarnya
2. Lapang Dada Menyadari perlunya sikap lapang dada dalam pergaulan sehari-hari .
Membiasakan berperilaku menerima dan mempertimbangkan saran serta pendapat orang lain atas dasar penalaran
3. Persatuan dan
Kesatuan
1) Memahami makna. Bhineka Tunggal Ika dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Membiasakan memelihara persatuan dan kesatuan dengan tidak mempertimbangkan perbeedaan-perbedaan yang ada dalam pergaulan
4. Kebijaksanaan1) Memahami perlunya sikap bijaksana dalam kehidupan senari-hari
Membiasakan bertindak cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah, serta dapat diterima oleh semua pihak
5. Keserasian 1) Memahami perlunya sikap hidup yang selaras, serasi dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari
2) Membiasakan belajar, bekerja, dan berdoa secara seimbang, serta menikmati kehidupan yang wajar sesuai dengan kemampuannya.
6. Berjiwa Besar1) Menyadari perlunya sikap berjiwa besar dalam melaksanakan tugas dan kegiatan di keluarga, di sekolah, dan di lingkungan masyarakat
2) Membiasakan melakukan sesuatu dengan rela untuk kepentingan orang lain tanpa pamrih
2 7. Pengendalian
Diri
Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Membiasakan berperilaku sabar, tidak cepat marah, tidak serakah dan tidak melakukan perbuatan, yang merugikan orang lain
8. Pengabdian Menyadari perlunya kesediaan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara
Membiasakan melakukan kegiatan untuk kepentingan keluarga, sekolah dan masyarakat
9. Kepedulian Menyadari perlunya sikap tanggap (peduli) terhadap keadaan dan lingkungan masyarakat sekitarnya
2) Membiasakan berperilaku memperhatikan; mengindahkan, dan menghiraukan keadaan lingkungannya.
10. Kerukunan Menyadari perlunya kemauan untuk hidup rukun di keluarga,sekolah dalam masyarakat, bernegara dan berbangsa
Membiasakan hidup rukun dengan menjauhi hal-hal yang akan merusak hal tersebut
11. Cinta Tanah
Air
1) Menyadari perlunya cinta tanah airi
2) Membiasakan perilaku untuk memajukan lingkungannya
12. Harga
Menghargai
1) Menyadari perlunya kesediaan untuk menghargai hasil karya orang lain
Membiasakan berperilaku memelihara dan memberikan pujian terhadap hasil karya orang lain
Dalam uraian kedua belas materi yang terdapat dalam kurikulum untuk satu tahun terdapat hal
yang substansial, yaitu pertama siswa harus memahami atau menyadari dulu materi esensialnya, setelah
itu kemudian siswa dibimbing untuk membiasakan diri terhadap materi tersebut. Dengan demikian
diharapkan siswa akan berperilaku sebagaimana nilai, norma dan budaya Indonesia.
2.7 Pengendalian Diri di Kelas VI
Pokok Bahasan Pengendalian Diri di Kelas VI.B terbagi menjadi dua uraian materi yaitu:
1) Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara (ranah kognitif).
2) Membiasakan berperilaku sabar, tidak cepat marah, tidak serakah dan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan orang lain (ranah apektif).
Untuk pemahaman (kognitif) siswa dengan mudah dapat menghapalnya namun untuk
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, guru tidak bisa secara terus-menerus mengevaluasi
perilaku siswa selama 24 jam. Oleh karean itu, perlu adanya kepaduan sikap antara orang tua,
masyarakat dan guru agar siswa benar-benar mengaplikasikan nilai yang telah dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat.
2.8 Hakikat Pembelajaran PKn
PKn adalah sebuah mata pelajaran yang terdiri dari pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan
yang ditekankan pada pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh
pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
Proses untuk mendapatkan hasil pembelajaran PKn tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai
Pancasila itu sendiri, artinya PKn tidak hanya berupa hapalan nilai-nilai Pancasila tapi juga merupakan
proses pengamalan Pancasila sejak usia dini baik di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di
lingkungan masyarakat. Dalam memecahkan satu masalah seorang warganegara sering mengambil sikap
tertentu yang memungkinkan usaha tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, atau bahkan
dengan usaha tersebut permasalahan bukannya selesai malah menajadi bertambah besar.
2.9 Metode dan Teknik Pembelajaran PKn
Untuk mengajarkan PKn, tidak cukup hanya dengan metode ceramah karena PKn merupakan
pembelajaran yang yang mengutamakan pada ranah apektif. Oleh karena itu diperlukan metode dan
teknik yang sesuai dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan tingkatan kelas. Menurut
Depdikbud, (1996:50), terdapat beberapa metode dalam pembelajaran PKn di antaranya adalah:
a) Metode Ceramah adalah suatu penyampaian bahan pelajaran dengan lisan. Metode ini biasanya
dianggap sebagai metode yang memiliki kadar CBSA sangat rendah. Namun pada kenyataannya seorang
guru tidak mungkin meninggalkan metode ini sepenuhnya, bahkan dewasa ini proses belajar mengajar di
sekolah masih didominasi oleh metode ceramah.
b) Metode Tanya Jawab, metode ini digunakan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
dan atau sebaliknya secara lisan dan tertulis
c) Metode Diskusi, suaru kegiatan tukar menukar gagasan atau pendapat antara dua orang atau lebih
secara lisan untuk memperoleh kesamaan pendapat
d) Metode Karyawisata, adalah suatu kunjungan yang direncanakan kepada suatu obyek tertentu untuk
dipelajari atau sebagai alat bantu dalam hal memahami suatu gagasan atau sebagai alat untuk
memperoleh informasi yang diperlukan.
e) Metode Pemecahan Masalah adalah suatu cara memahami konsep-konsep ilmiah melalui kegiatan
seperti seorang ilmuwan memecahkan masalah. Dimulai dengan perumusan masalah, kemudian diikuti
dengan kegiatan-kegiatan observasi, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan.
f) Metode/Teknik Pembinaan Nilai, metode ini digunakan untuk menentukan nilai-nilai yang akan dipilih
siswa terutama pada proses pengambilan nilai.
g) Metode Simulasi, merupakan metode bermain peran atau pura-pura.
h) Metode Inkuiri digunakan dalam proses belajar mengajar yang mana siswa dihadapkan pada suatu
keadaan/masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya.
i) Metode Bermain Peraru/Sosio Drama merupakan bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, dengan
tujuna untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir oerang lain.
j) Metode Permainan/Game, digunakan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan
menanamkan nilai tertentu.
k) Metode Tugas, dilakukan guru dengan memberikan tugas/pekerjaan kepada siswa untuk diselesaikan
dan dipertanggungjawabkan
l) Metode Drill/Latihan Siap, sangat cocok untuk pembiasaan tingkah laku penguasaan materi terutama
tingkah laku yang baik
Pada dasarnya dari keduabelas metode yang diuraikan di atas, adalah baik, tergantung dari
materi dan kesiapan guru serta siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Salahsatu metode
yang dianggap tepat dan dominan dalam menyampaikan materi PKn di Kelas VI adalah metode
memecahkan masalah dengan teknik inkuiri.
Penulis menganggap demikian, karena pembelajaran PKn
l. Materi merupakan nilai yang sudah ada dalam kehidupan sehari-hari
2. Siswa merasa tertantang untuk memecahkan sebuah persoalan
3. Siswa dapat menemukan sendiri jawabannya.
4. Konsep nilai yang ditanamkan akan diingat dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
5. Pembelajaran lebih efisien dan efektif
2.10 Metode Inkuiri
2.10.1 Pengertian Metode Inkuiri
Menurut Webster's New Collegiate Dictionary dalam Iskandar, (1997:68) kata inkuiri (enquiry)
berarti "pertanyaan atau penyelidikan". Sedangkan Peaget dalam Iskandar, (1997:68) mengatakan
bahwa "Pendekatan enquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan".
Dalam pelaksanaan model inkuiri yang lebih diutamakan adalah keterlibatan siswa secara penuh
daripada kegiatan gurunya.
2.10.2 Karakteristik Metode Inkuiri
Menurut Kuslan dan Stone dalam Iskandar, (1997:68), karakteristik Inkuiri yaitu sebagai berikut:
l. Menggunakan keterampilan-keterampilan proses
2. Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu
3. Jawaban jawaban yang dicari tidak diketahui lebir dulu, dan tidak ada dalam buku pelajaran Buku-buku
petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban, bukan
memberikan jawaban
4. Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri
5. Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan mengapa dan hagaimana kita mengetahui,
serta betulkah kesimpulan kita ini
6. Suatu masalah ditentukan, lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat diperolen
oleh murid
7. Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid
8. Murid-murid mengusulkan cara mengumpulkan data, melakukan eksperimen, mengadakan
pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain
9. Semua usul dinilai bersama, lalu ditentukan pula asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan dan
kesukaran-kesukaran
10. Murid-murid melakukan penelitian, secara individu atau kelompok untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menguji hipotesa
11. Murid-murid mengolah data dan mereka sampai pada kesimpulan sementara. Juga diusahakan untuk
memberikan penjelasan-penjelasan secara ilmiah.
Melihat karakteristik-karakteristik di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran
PKn khususnya di Kelas VI dengan menggunakan teknik inkuiri dapat mengembangkan beberapa sikap
yaitu: sikap objektif, ingin tahu, terbuka, dan bertanggungjawab, karena model ini lebih menekankan
pada pencarian pengetahuan daripada pemerolehan pengetahuan yang pada akhirnya akan membentuk
pribadi yang baik dan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
membiasakan diri.
2.10.3 Prosedur Metode Inkuiri
Setiap model atau sistem belajar mempunyai cara/langkah kegiatan yang berbeda-beda,
prosedur yang harus ditempuh dalam penerapan metode inkuiri menurut Liliasari dalam Iskandar
(1997:69), adalah sebagai berikut:
1. Simulation
Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh siswa membaca atau
mendengarkan uraian yang membuat permasalahan
2. Problem statement
Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasil:an berbagai masalah. Permasalahan yang dipilih
selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statemen) sebagai
jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan
3. Data collection
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, siswa diberi kesempatan
untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4. Data procesing
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya semua diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification/pembuktian
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang
telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak , apakah terbukti atau tidak.
6. Generalization
Berdasarkan hasil pembuktian tadi, siswa belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn dapat dilaksanakan dengan 5 karakteristik
sebagai berikut,
1. Situasi yang menyediakan stimulus untuk enquiry
2. Masalah yang akan dicari pemecahannya
3. Perumusan masalah
4. Pencarian pemecahan
5. Kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil penyelidikan.
Kelima karakteristik tersebut dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menuju kepada kesimpulan. Pertanyaan yang diajukan guru memegang peranan penting dalam
menerapkan model ini, karena itu dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
meminta siswa berpikir tinggi. Bimbingan yang berupa pertanyaan tersebut dimaksudkan agar dalam
proses belajar siswa dapat mengembangkan potensi secara optimal serta membantu menghindari
kegagalan siswa dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil eksperimennya, seperti yang
dikemukakan oleh Syamsudin.(1985:96) "Bimbingan dalam belajar difokuskan kepada permasalahan
tentang bagaimana caranya agar anak terhindar dari kegagalan, mampu mengatasi hambatan serta
kesulitan hingga la dapat mencapai prestasinya dengan mengembangkan dirinya secara optimal di
dalam menempuh proses belajar"
2.10.4 Kekuatan dan Kelemahan Metade Inkuiri
Setiap metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Begitu pula dengan metode inkuiri.
Kekuatan dan kelemahan metode inkuiri menurut Djamarah dan Zain (1997:23) yaitu sebagai berikut:
Kekuatan inkuiri
a) Hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihapalkan dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan
masalah.
b) Pengetahuan dan kecakapan anak didik bersangkutan lebih jauh dapat menumbuhkan motivasi intrinsik,
karena siswa dapat merasa atas penggunaannya sendiri.
Kelemahan inkuiri.
a) Memakan waktu yang cukup banyak.
b) Kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauan dan kekaburan materi
yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, apabila pelaksanaan metode inkuiri mengikuti prosedur yang
direncanakan maka diharapkan, hasil pembelajaran bisa meningkat dan lebih bermakna bagi siswa.
Sebaliknya apabila guru kurang terampil dalam memberikan bimbingan (berupa pertanyaan-pertanyaan)
proses pembelajaran tidak akan berhasil, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Teknik Pengumpulan Data
3.1.1 Teknik Observasi
Objek yang akan diteliti atau diobservasi merupakan data yang sangat penting dalam penelitian
penerapan metode inkuiri adalah siswa Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka
, dengan jumlah siswa 30 orang terdiri atas 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Observasi yang
dilakukan meliputi:
l. Minat siswa terhadap mata pelajaran PKn
2. Keaktifan dalam belajar
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan pendapat
5. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7. Motivasi dalam mengerjakan tugas
Ketujuh hal tersebut di atas diobservasi oleh penulis pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran PKn.
3.1.2 Teknik Tes
Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dianalisis diperlukan alat atau instrumen
pengumpulan data yang lain selain observasi yang dilakukan, untuk itu penulis mengadakan pengetesan.
Pengetesan dilaksanakan pada waktu penulis mengadakan pembelajaran PKn di Kelas VI pada pokok
bahasan Pengendalain Diri. Untuk memperoleh data ini penulis melakukan pengetesan sebanyak dua
kali, yaitu :
a) Tes yang ke-1 dilakukan sebelum siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengar. tidak
menggunakan metode inkuiri
b) Tes yang ke-2 dilakukan setelah siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengan menggunakan
metode inkuiri
Tujuan diadakan dua kali pengetesan yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan kemampuan
siswa dalam memahami materi tersebut, antara menggunakan metode inkuiri dengan yang tidak
menggunakan metode inkuiri. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2
Hasil pree tes dan pos tes
No. Nomor Induk Siswa Pree Tes Pos Tes Ket.1 6 62 5 63 5 84 5 85 5 96 5 77 8 88 7 89 8 8
10 5 811 5 712 7 913 7 814 6 715 5 716 4 717 5 718 5 619 5 720 6 821 7 822 5 723 6 824 7 8
25 6 726 5 727 5 728 6 829 4 630 5 7
Jumlah 170 222Rata-rata 5,696 7,457
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2008
3.1.3 Teknik Wawancara
Selain menggunakan teknik observasi dan teknik tes dalam penulisan ini, penulis menggunakan
teknik wawancara. Tujuan pelaksanaan wawancara tersebut untuk memperoleh data tentang kesan dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan metode inkuiri dengan yang tidak
menggunakan metode inkuiri. Dengan demikian selain data tes hasil belajar siswa, peneliti juga daput
mengetahui efektif atau tidaknya pembelajaran PKn dengan metode inkuiri.
3.2 Deskripsi Data
Data penelitian yang diperoleh di lapangan berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan.
Prases untuk memperaleh data yang akurat diawali dengan pembuatan perencanaan pembelajaran PKn
dengan menggunakan metode inkuiri. Pembuatan perencanaan pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode inkuiri dimaksudkan sebagai satu alternatif pembelajaran PKn yang dapat
memberikan kontribusi bagi keaktifan siswa secara penuh.
Agar data yang dihasilkan benar-benar akurat dengan tingkat kesalahan minimal, maka
penelitian dilakukan dengan hati-hati, dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
3.2.1 Data Proses
Data yang didapat selama proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri,
dimulai dengan mengamati perilaku siswa pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran
berlangsung, dan ketika pembelajaran berakhir. Data-data ini terdiri dari perilaku siswa baik yang
berupa minat belajar siswa, aktivaas siswa pada saat pembelajaran, pemahaman siswa akan materi
pembelajaran, dan hambatan-hambatan yang ditemukan baik pada saat perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian.
Data-data dimaksud kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang dikemukakan pada Bab II. Jika
tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan, maka ketidaksesuaian tersebut dicari penyebab dan
solusinya.
3.2.1.1 Model Rencana Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Inkuiri
A. Persiapan Pembelajaran
l. Guru merumuskan masalah pengendalian diri sebagai topik pembahasan dengan metode inkuiri untuk
mengembangkan perbuatan luhur yangmencerminkan kematangan mental dan porilaku
2. Guru mempersiapkan bahan tes tentang pengendalian diri
3. Guru mempersiapkan penjelasan langkah-langkah kegiatan proses pembelajaran dengan metode inkuiri
4. Guru mempersiapkan bahan pelajaran tentang pengendalian diri melalui proses inkuiri sehingga siswa
dapat menyebutkan pengertian pengendalian diri dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
dan memahami dan menjelaskan pentingnya pengendalian diri sehingga siswa bersedia menahan diri
bila menghadapi masalah.
B. PERSIAPAN MENGAJAR
Pokok Bahasan : Pengendalian Diri
Kelas/Semester : V/ 2
Waktu : 2 x 40 menit
Tujuan Pembelajaraa Umum
1. Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
2. Membiasakan berperilaku sabar, tidak cepat marah, tidak serakah dan tidak melakukan perbuatan yang
merugikan orang lain
Tujuan Pembelajarau Khusus
1. Melalui metode inkuiri siswa dapat mengendalikan diri dari perilaku yang kurang baik
2. Melalui metode inkuiri siswa dapat menghindari perbuatan yang merugikan orang lain
3. Melalui metode inkuiri siswa dapat mengendalikan diri tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
4. Melalui metode inkuiri siswa dapat menghormati dan menghargai hak-hak arang lain di sekitar kita
5. Melalui metode inkuiri siswa dapat membuat kesimpulan tentang perlunya bersikap rendah hati sebagai
wujud pengendalian diri yang baik
6. Melalui metode inkuiri siswa dapat memelihara benda/fasilitas untuk kepentingan bersama/umum
C. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Stimulus
Guru memberikan tes pendahuluan sebagaimana yang telah dipersiapkan. Siswa menjawab pertanyaan
dengan menyatakan benar atau salah
B. Masalah yang akan dicari pemecahannya
Guru memberikan penjelasan tentang topik pembelajaran yaitu Pengendalian Diri yang akan dibahas
dan dicari jawabannya/dipecahkan masalahnya melalui metode inkuiri.
C. Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengendalikan diri di rumah ?
Bagaimana cara mengendalikan diri di sekolah ?
Bagaimana cara mengendalikan diri di lingkungan masyarakat
D. Pencarian pemecahan masalah
a. menyiapkan media, alat peraga dan bahan yang diperlukan
b. Guru mengarahkan perhatian siswa pada keadaan anggota keluarga di rumah yang mempunyai
kepentingan yang tidak sama, teman di sekolah yang berbeda karakter dan sifatnya, keadaan di
lingkungan masyarakat yang bersifat heterogen
c. Setalah siswa diberi kesempatan bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya, Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru yang diajukan menuju kepada kesimpulan akhir. (sebagai stimulus dalam
merangsang siswa untuk dapat memecahkan masalah)
E. Kesimpulan
Siswa dapat memahami pentingnya sikaap pengendalian diri di rumah, di sekolah dan di lingkungan
masyarakat
3.2.1.2 Pelaksanaan Model Inkuiri
a. siswa dibagi menjadi 4 kelompok
b. tiap kelompok mendapat lembar kerja yang berisi permasalahan yang harus dipecahkan
c. guru memberikan stimulus (memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh siswa secara lisan
atau tertulis)
• Mengapa terjadi pertengkaran kecil di rumah Adi?
• Jawaban Siswa : Karena acara yang ditonton oleh Adi sangat bagus (Imas Yuliani)
• Karena lbunya tidak suka pada acara anak-anak (Hedi Riyana)
• Karena kakak Adi sedang sakit (Laeli)
• Bagaimana agar tidak terjadi pertengkaran seperti di atas?
Jawaban siswa :
• Suara TVnya jangan terlalu besar (Meti)
• Adi sebaiknya tidak nonton TV tapi menghapal pelajaran (Ninik)
• Deden bagaimana menurut pendapatmu?
• Deden tidak menjawab
Jawaban siswa
• Harusnya Adi tidak menonton TV karena kakaknya sedang sakit (Alfina)
• Saya setuju dengan pendapat Alfina (Astri)
• Guru memperlihatkan gambar Adi sedang bertengkar dengan kakaknya kemudian bertanya pada siswa:
• Mengapa Adi dan kakaknya bertindak seperti itu ?
Jawaban siswa
• Karena kakaknya tidak mau mengalah (Alfina )
• Guru bercerita bahwa Adi tidak menontan TV karena kakaknya sakit, lalu bertanya "Apakah tindakan Adi
merupakan pengendalian diri ?
Jawaban Siswa
• Ya (Alfina ) Bagaimana cara pengendalian diri di rumah ?
Jawaban Siswa
• Harus bisa melihat apakah perbuatan kita merugikan orang lain atau tidak. Jika merugikan maka
perbuatan itu jangan dilakukan karena orang lain akan rugi (Alfina)
• Guru bercerita tentang pengendalian diri di sekolah dengan perrnasalahannya kemudian memberikan
pertanyaan bimbingan kepada siswa untuk sampai pada kesimpulan
• Guru bercerita tentang permasalahan yang ada di masyarakat, kemudian memberikan bimbingan
kepada siswa untuk mendapatkan kesimpulan pelajaran
• Siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
• Siswa mengisi lembar kerja siswa
• Kelompok 1 dapat menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja tersebut dengan benar
• Kelompok 2 dapat menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja tersebut dengan benar
• Kelompok 3 dapat menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja tersebut dengan benar
• Kelompok 4 dapat menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja tersebut dengan benar
• Beberapa siswa memberikan komentar terhadap jawaban dari kelompok lain
• Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil diskusi Hasil Diskusi :
• Pengendalian diri adalah menahan diri dari perbuatan yang kurang baik yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Tanpa pengendalian diri yang terlatih dari sejak usia dini kita cenderung
menyelesaikan masalah dengan emosi dan hal ini merupakan faktor utama yang pertengkaran yang
menuju kepada perpecahan.
Guru mengadakan evaluasi
3.2.2 Data Hasil
Penerapan metode inkuiri pada pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan
Talaga Kab.Majalengka pada pokok bahasan Pengendalian Diri, mendapatkan hasil belajar yang baik.
Hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai sesudah dilaksanakan metode inkuiri sebesar 7,46 sedangkan
sebelumnya nilai rata-rata hanya mencapai 5;7.
Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri lebih efektif karena siswa dilibatkan
secara aktif, sehingga proses pembelajaran dapat menggairahkan siswa. Pada awal pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri perhatian siswa sudah menunjukkan respon yang positif, apalagi
sewaktu siswa menjawab pertanyaan-peitanyaan guru yang berhubungan dengan Pengendalian Diri.
Siswa lebih antusias dan merasa tertantang untuk mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan guru.
Melalui alat peraga yang telah disediakan, tampak bahwa setiap siswa ingin menanggapai
peristiwa yang terjadi dalam gambar sehingga pembelajaran tampak lebih hidup. Siswa berdiskusi
dengan teman sekelompaknya untuk memecahkan permasalahan yang diajukan penulis. Dengan adanya
bimbingan guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan akhirnya
siswa dapat menemukan konsep akhir berupa kesimpulan dari hasil belajarnya, Yaitu bahwa
Pengendalian diri adalah menahan diri dari perbuatan yang kurang baik yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Tanpa pengendalian diri yang terlatih dari sejak usia dini kita cenderung
menyelesaikan masalah dengan emosi dari hal ini merupakan faktor utama yang pertengkaran yang
menuju kepada perpecahan.
Pada tahap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi dan wawancara dengan siswa. Hasil
evaluasi pada akhir pembelajaran lebih tinggi dibanding sebelum menggunakan metode inkuiri. Nilai
rata-rata siswa sebelum menggunakan metode inkuiri 5,7 sedangkan sesudah menggunakan metode
inkuiri meningkat menjadi 7,46, terdapat selisih nilai sebesar 1,76.
Selain data yang dihasilkan dari tes, terdapat data lain yang berupa hasil wawancara tentang
kesan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Sebanyak 16 siswa (56,5%) mengakui bahwa
belajar dengan menggunakan metode inkuiri sangat menarik dan dapat cepat dipahami, sedangkan
sebanyak 14 siswa (43,5%) mengatakan bahwa pembelajaran terkesan sama saja dengan menggunakan
metode inkuiri ataupun metode lain.
Hasil wawancara dengan siswa mendapat tanggapan yang positif Dengan menggunakan metode
inkuiri siswa lebih bergairah untuk belajar, pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri
dapat membangkitkan motivasi siswa. Keberhasilan penerapan metode ini tidak terlepas dari prosedur
perencanaan yang telah disusun penulis dalam menerapkan metode inkuiri tersebut.
3.2.3 Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilakukan guru yaitu mulai dari awal pembelajaran
termasuk kesiapan siswa untuk belajar sampai akhir pembelajaran yang berupa tes akhir dan kesan
(tanggapan) siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam proses evaluasi ini guru tidak hanya mengevaluasi hasil belajar saja melainkan proses
belajar juga dievaluasi termasuk minat siswa melalui observasi dan wawancara. Dari hasil observasi
itulah guru dapat menentukan langkah yang tepat untuk meningkatkan efektiftas dan efisiensi
pembelajaran PKn di antaranya melalui metode inkuiri
3.3 Pembahasan Masalah
Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana yang telah
dikemukakan pada BAB I. Pembahasan dalam menerapkan metode inkuiri dalam pembelaiaran PKn di
Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka Kab. Majalengka pada pokok bahasan
Pengendalian Diri dikembangkan atas dasar hasil temuan data yang dikaitkan dengan konsep dan teori
yang relevan.
Dari data tersebut dapat diinterpretasikan yang menghasilkan deskripsi sebagai berikut :
l. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri
Argasari II Kecamatan Talaga Kab.Majalengka , ternyata dapat menarik minat siswa. Siswa lebih antusias
dan bergairah karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa
menjawab pertanyaan guru dan ketika siswa melakukan diskusi. Pembelajaran PKn yang disajikan
dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) sangat menarik
bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Zain (1997:22). "Enquiry adalah belaiar mencari dan
menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final,
tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik
pendekatan masalah".
Dengan menggunakan metode ini siswa bebas mengungkapkan pendapatnya dalam memecahkan
masalah yang telah ditetapkan, sehingga siswa merasa tertantang untuk aktif mencari dan menemukan
kesimpulan dari hasil diskusi dan pengematan terhadap media pelajaran berupa gambar
2. Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan
berkesinambungan selama siswa mengamati peristiwa yang terjadi pada gambar, akhirnya siswa dapat
menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Pertanyaan dari guru memegang
peranan penting dalam menerapkan metode ini, karena itu dianjurkan agar guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tinggi. Bimbingan guru yang berupa pertanyaan
tersebut dimaksudkan agar dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dan membantu menghiri dari kegagalan dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil
pengamatannya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Syamsudin (1985:95):
"Bimbingan dalam belajar difokuskan kepada permasalahan tentang bagaimana caranya agar anak dapat
terhindar dari kegagalan, mampu mengatasi hambatan-hambatan serta kesulitan hingga la, dapat
mencapai prestasinya dengan mengembangkan dirinya sendiri secara optimal dalam menempuh proses
belajar".
Berdasarkan pendapat di atas apabila guru kurang terampil di dalam memberikan bimbingan
(mengajukan pertanyaan-pertanyaan) maka akan menjurus kepada kerancuan atau kekeliruan materi
yang dipelajari.
3. Tampak bahwa penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II
Kecamatan Talaga Kab.Majalengka Kab. Majalengka pada pokok bahasan Pengendalian Diri sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh, evaluasi permbelajaran PKn yang menggunakan
metode inkuiri rata-rata nilainya lebih tingggi (7,48) dari pada yang tidak menggunakan metode inkuiri
(5,68). Jadi untuk mendapatkan basil belajar yang lebih baik di dalam pembelajaran PKn hendaknya guru
jangan hanya menggunakan metode ceramah saja, tetapi dalam mengajarkan PKn harus menggunakan
metode-metode yang lain yang sesuai dengan pokok bahasan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dalam menerapkan metode inkuiri,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyusunan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dimulai dengan persiapan
yang matang uang meliputi pokok bahasan, pertanyaan-pertanyaan yang mengacu kepada kesimpulan,
alat peraga, media, dan lembar kerja siswa.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menarik minat siswa, siswa lebih antusias dan
lebih bergairah dalam belajar, karena merasa dilibatkan di dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa
dilihat sewaktu siswa melakukan pengamatan gambar dan pembacaan wacana. Dengan adanya
bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan
selama siswa melakukan pengamatan, dapat mendorong siswa untuk menemukan konsep akhir
(kesimpulan) dari hasil pengamatan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik dibanding dengan tidak menggunakan
metode inkuiri. llal ini terbukti dan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
inkuiri lebih tinggi (7,46) daripada nilai tes siswa sebelum menggunakan metode inkoiri (5,7).
4. Cara mengatasi hambatan-hambatan siswa dalam proses belajar menjaja. PKn khusus pokok bahasan
Pengendalian Diri dengan cara :
a. Menambah alokasi waktu dengan cara mengurangi alokasi waktu pokok bahasan yang ruang lingkupnya
tidak terlalu luas.
b. Melengkapi alat/media untuk pelaksanaan metode inkuiri.
4.2 Saran
Melalui penelitian ini, penults merasa perlu menyampaikan saran-saran sebagai bahan untuk
dijadikan kajian dan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran
PKn di Kelas VI SD Negeri Argasari II Kecamatan Talaga Kab. Majalengka , antara lain:
1. Bagi Guru
a. Sebaiknya dalam mengajarkan PKn menggunakan berbagai metode, pendekatan dan teknik yang
beragam. Dengan menggunakan metode inkuri siswa menjadi tertantang dan aktif menjawab setiap
pertanyaan guru.
c. Alokasi waktu untuk pokok bahasan pengendalian Diri perlu ditambah sesuai kebutuhan dengan cara
mengambil dari pokok bahasan lain yang ruang lingkupnya tidak terlalu luas
2. Bagi siswa
Hendaknya dalam menerima pelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri diikuti dengan sebaik-
baiknya, diusahakan sehari sebelumnya siswa membaca terlebih dahulu pokok bahasan yang akan
diajarkan.
3. Bagi sekolah
Hendaknya sarana untuk pembelajaran PKn agar dilengkapi, hal ini berguna untuk menambah semangat
belajar dan dapat menunjang lancarnya proses pembelajaran, baik berupa gambar atau alat elektronik
lain yang dapat memutar film.
4. Bagi Pemerintah
Dalam pembelajaran PKn, karena bersifat menanamkan nilai, hendaknya pemilihan guru Mata pelajaran
PKn yang dapat menjadi panutan siswa dalam berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Djauzak, 1996, Pedoman Pelaksanaan PBM di SD, Jakarta: Depdikbud
Adnan, Warsito, 2003, PKn, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Depdikbud, 1994, Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud
-------- ---, 1996, Materi Latihan Kerja Guru PKn, Jakarta: Depdikbud
-----------, 1999, Suplemen Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud
-----------1999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Menengah, Jakarta. Depdikbud
Djamariah, BS dan Azwan Zain, 1997, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Engkoswara, 1996, Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Untuk Angka Kredit Guru , Bandung: Karangsewu
Keraf, Gorys, 1994, Komposisi, Flores: Nusa Indah
Moleong, Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya
Rusyan, Tabrani, 1992, Penuntun Belajar Yang Sukses, Bandung: Penerbit Nine Karya Jaya
Sri Wilujeung, Dyah, dkk, 1996, Perangkat Pembelajaran PKn SD, Jakarta: Tim Penatar PKn
Undang, Gunawan, 1998, Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Menengahr, Bandung: Siger
Tengah
Lampiran-lampiran
PERSIAPAN MENGAJAR
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : VI
Semester : 2 (dua)
Pokok Bahasan : Pengendalian Diri
I. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
1. Memahami perlunya kemauan untuk mengendalikan diri dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
2. Membiasakan berperilaku sabar, tidak cepat marah, tidak serakah dan tidak melakukan perbuatan
yang merugikan orang lain
II. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1. Melalui metode inkuiri siswa dapat mengendalikan diri dari perilaku yang kurang baik
2. Melalui metode inkuiri siswa dapat menghindari perbuatan yang merugikan orang lain
3. Melalui metode inkuiri siswa dapat mengendalikan diri tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain
4. Melalui metode inkuiri siswa dapat menghormati dan menghargai hak-hak orang lain di sekitar kita
5. Melalui metode inkuiri siswa dapat membuat kesimpulan tentang perlunya bersikap rendah hati
sebagai wujud pengendalian diri yang baik
6. Melalui metode inkuiri siswa dapat memelihara benda/fasilitas untuk kepentingan bersama/umum
III. MATERI PELAJARAN
a. Pengertian Pengendalian Diri adalah menahan diri dari perbuatan yang kurang baik yang dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain.
b. Contoh Pengendalian Diri:
1) Di rumah, mengalah tidak menonton TV, karena ada angota keluarga yang sedang sakit.
2) Di sekolah ketika diskusi siswa harus dapat menahan diri, tidak memaksakan kehendaknya sendiri,
agar diterima oleh anggota kelompok diskusi.
3) Di lingkungan masyarakat tidak main hakim sendiri ketika ada pencuri yang tertangkap
e. Manfaat Pengendalian Diri
1) Terhindar dari perbuatan yang merugikan orang lain
2) Terbina kerukunan dalam keluarga dengan teman sekolah dan dengan siapa saja
3) Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
d. Akibat yang timbul jika tidak bisda mengendalikan diri
1) Terjadi keonaran, pertengkaran, kerusuhan, dan permusuhan.
2) Tidak mempunyai teman, karena teman menjauhi akibat sikapnya yang pemarah.
3) Keluarganya menderita
e. Cara herperilaku mengendalikan diri
1) Sabar dan tenang dalam menghadapi masalah dengan orang lain
2) Berbicara dengan kata yang sopan dan nada berbicara yang enak didengar
3) Menjaga sopan santun dalam setiap tingkah lakunya
4) Tidak merusak barang orang lain
5) Jika meminjam barang orang lain harus dikembalikan tepat pada waktunya
f. Mengendaliakn diri di rumah, di sekolah, di lingkungan masyarakat sangat perlu ditanamkan sejak
dini dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
IV. ALAT DAN BAHAN BELAJAR MENGAJAR
Alat Peraga: Gambar peristiwa tidak dapat mengendalikan diri
V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1. Kegiatan Awal (10 menit)
1) siswa dibagi menjadi 4 kelompok, satu kelompok terdiri dari 10 orang
2) tiap kelompok mendapat masalah yang harus dipecahkan
3) guru memberikan stimulus (memberikan pertanyaan-pertanyaan)
2. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Setiap kelompok dibagi LKS
2) Guru menjelaskan cara pengisian LKS
3) Siswa melakukan pengamatan di bawah bimbingan guru
4) Siswa mendapat pertanyaan-pertanyaan baik secara kelompok ataupun individu
5) Pertanyan-pertanyaan dari guru berhubungan dengan materi pengendalian diri, dan siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan kesimpulan.
6) Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya
3. Kegiatan akhir (10 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran
2) Guru mengadakan evaluasi.
3) Guru memberikan pengayaan
VI EVALUASI
A. Prosedur : Tes proses
B. Jenis tes : Tes tertulis
C. Alat Tes : Soal-soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Tutur kata yang baik dan raut muka yang ramah akan menimbulkan ....
2. Berkata tidak sopan pada oranbg lain akan mengakibatkan ... .
3. Apabila orang kaya tidak bisa mengendalikan diri akan terjadi ....
4. Dalam berselisih pendapat tidak perlu ditunjukkan rasa permusuhan karena hal itu akan
mengakibatkan orang lain ....
5. Apabila pemiliknya tidak bersedia meminjamkan barangnya sebaiknya kita...
6. Orang yang paling kuat adalah orang yang dapat .....
7. menjaga keamanan dan keutuhan fa-ilitas umum adalah tanggung jawab
8. Pengendalian diri harus berasal dari....
9. Pengendalian din untuk menekan sifat yang buruk misalnya ... .
10. salah satu ciri orang yang dapat mengendalikan diri apabila mempunyai masalah adalah ....
Lembar Kerja Siswa
Kakak Adi sedang sakit, namun Adi sangat ingin menonton TV, karena acara TV tersebut merupakan
acara yang paling digemari oleh anak-anak dan Adi tidak ingin ketinggalan. Adi takut dikatai anak
tidak gaul oleh teman-temannya di sekolah.
Ibu Adi melarang Adi menonton TV karena akan mengganggu Kakaknya. Adi bersikeras menonton TV
dengan suara yang keras. Antara Ibu Adi dan Adi terjadi pertengakaran kecil saling menyalahkan dan
melarang.
Masalahnya
1. Apa pendupatmu tentang sikap Adi ?
2. Bagaimana caranya menyelesaikan masalah di atas ?
Jawab :
SELAMAT BEKERJA
PEDOMAN WAWANCARA
A. Untuk guru
1. Apakah menurut pendapat Bapak/Ibu, PKn termasuk mata pelajaran yang sulit?
2. Apakah menurut pendapat Bapak/Ibu materi pelajaran PKn yang ada di SD sesuai dengan tingkat
intelegensi anak SD ? Apakah dapat diserap oleh siswa SD ?
3. Apakah sikap siswa dalam berperilaku sudah sesuai dengan tuntutan nilai yang terdapat dalam mata
pelajaran PKn ?
4. Untuk mengatasi kesulitan tersebut apa yang Bapak/Ibu lakukan ?
5. Apakah dengan cara seperti itu sikap siswa menjadi lebih baik ?
6. Selain cara seperti yang Bapak/Ibu lakukan di atas, menurut pendapat dan pengalaman Bapak/Ibu
apakah ada lagi cara yang lainnya ?
7. Apakah Bapak/Ibu sudah mencoba cara tersebut ? Dan bagaimana hasilnya ?
8. Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah model dan alat peraga yang ada di SD memadai untuk
pembelajaran PKn.
9. Bagaimana jalan keluar yang Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi kekurangan alat peraga tersebut ?
10. Apa yang Ibu lakukan agar siswa menyenangi pelajaran PKn ?
B. Untuk murid Kelas VI
l. Menurut pendapatmu apakah pelajaran PKn sulit ?
2. Apakah materi pelajaran PKn terlalu banyak ?
3. Setelah kamu melihat materi pelajaran yang ada pada buku PKn, materi manakah yang paling
menarik menurut pendapatmu ?
4. Apakah kamu selalu menerapkan nilai-nilai yang ada dalam mata pelajaran PKn dalam kehidupanmu
sehari-hari ?
5. Apakah materi pelajaran PKn sulit ?
6. Apakah materi Pengendalian Diri termasuk materi yang sulit ?
7. Mengapa demikian ?
8. Apa yang kalian inginkan dari materi pelajaran PKn?
LEMBAR JAWABAN
Nama : ..................Kelas : .................
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Tutur kata yang baik dan raut muka yang ramah akan menimbulkan ....
2. Berkata tidak sopan pada oranbg lain akan mengakibatkan ... .
3. Apabila orang kaya tidak bisa mengendalikan diri akan terjadi ....
4. Dalam berselisih pendapat tidak perlu ditunjukkan rasa permusuhan karena hal itu akan
mengakibatkan orang lain ....
5. Apabila pemiliknya tidak bersedia meminjamkan barangnya sebaiknya kita...
6. Orang yang paling kuat adalah orang yang dapat .....
7. menjaga keamanan dan keutuhan fa-ilitas umum adalah tanggung jawab
8. Pengendalian diri harus berasal dari....
9. Pengendalian din untuk menekan sifat yang buruk misalnya ... .
10. salah satu ciri orang yang dapat mengendalikan diri apabila mempunyai masalah adalah ....
Jawab :
Lembar Kerja Siswa
Kakak Adi sedang sakit, namun Adi sangat ingin menonton TV, karena acara TV tersebut merupakan
acara yang paling digemari oleh anak-anak dan Adi tidak ingin ketinggalan. Adi takut dikatai anak
tidak gaul oleh teman-temannya di sekolah.
Ibu Adi melarang Adi menonton TV karena akan mengganggu Kakaknya. Adi bersikeras menonton TV
dengan suara yang keras. Antara Ibu Adi dan Adi terjadi pertengakaran kecil saling menyalahkan dan
melarang.
Masalahnya
1. Apa pendupatmu tentang sikap Adi ?
2. Bagaimana caranya menyelesaikan masalah di atas ?
Jawab :
ontoh PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Mapel IPS Kelas 3
Januari 20, 2011 oleh serumpunilmu21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di segala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah dalam pembentukan
sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman.
Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Mengajar tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga merupakan kegiatan guru membimbing/memfasilitasi siswa menemukan pengetahuan dan pengalaman belajar tersebut.
Menurut S. Belen (2003: 17) dalam mengajar terkandung pesan mengembangkan potensi siswa yang beraneka ragam dan bukan menjadikan siswa sebagai penerima/pemakai pasif (konsumen) ilmu pengetahuan yang ada dalam benak guru. Mengajar juga bukan sekedar mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN), Ujian Akhir Sekolah (UAS), ataupun tes masuk jenjang sekolah berikutnya. Tujuan hakiki mengajar menurut S. Belen (2003: 18) adalah mempersiapkan siswa untuk paling tidak dapat bertahan hidup di masa datang dan berbuat banyak bagi orang lain. Mengajar bukan pula mempersiapkan siswa memiliki apa yang akan “ditagih” dalam UAN dan UAS, melainkan apa yang ditagih dalam kehidupan. Hasil UAN dan UAS tidak banyak mencerminkan apa yang ditagih dalam kehidupan, yaitu bersikap peka, kritis, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Bercermin dari uraian di atas, penulis menyadari betapa jauh berbeda bentuk pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan cermin uraian mengajar di atas. Ibarat jauh panggang dari api, setiap tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam Rencana Mengajar Harian (RMH), ketercapaian siswa masih jauh dari harapan.
Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah.
Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komperhensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih meningkatkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakan, menjelaskan gambaran ide dalam suatu materi.
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran non eksak di Sekolah Dasar. Pembelajaran mata pelajaran ini biasanya diajarkan secara konvensional hampir di setiap SD, dengan metode klasik seperti ceramah, dan diskusi kelompok. Pada umumnya kurang memanfaatkan media belajar pada prosesnya. Sehingga menciptakan kejenuhan dalam lingkungan belajar yang pada akhirnya kurang membentuk sikap antusias pada sdiri siswa. Sehingga siswa cenderung bosan dan kurang memahami materi yang diajarkan.
Untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh siswa,guru perlu melakukan suatu inovasi. Salah satunya dengan memanfaatkan media gambar yang menarik dan
mempermudah proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi ajar yang disampaikan. Dengan menggunakan media gambar diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasinya.
Salah satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPS yang diajarkan di kelas III SD semester I adalah 1.3. Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah. Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator di antaranya :
Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya Membuat denah dan peta lingkungan rumah Membuat denah dan lingkungan sekolah
Ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran oleh siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut dapat diukur dengan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil tes belajar mata pelajaran IPS materi Membuat Denah dan Peta Lingkungan di kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX tempat peneliti bekerja, peneliti menemukan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapannya dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti adalah hasil belajar siswa akan lebih baik, kenyataannya masih banyak anak-anak yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan.
Dari daftar perolehan nilai menunjukkan masih rendahnya penguasaan materi Membuat Denah dan Peta Lingkungan di kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX. Dari jumlah siswa 28 anak, baru 7 anak yang tuntas belajar (mencapai standar minimal 65 ke atas). Jadi masih ada 21 anak yang belum tuntas belajar. Setelah dilakukan analisis kemungkinan penyebabnya antara lain :
1. Guru kurang kreatif dalam menggunakan media gambar ketika mengajarkan materi IPS.
2. Banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, khususnya anak-anak yang duduk di bangku belakang.
Pembelajaran IPS yang dilakukan peneliti menjadi permasalahan yang perlu untuk dipecahkan. Jika hal tersebut dibiarkan, jelas akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa selanjutnya.
Terkait dengan permasalahan tersebut, berbekal kejujuran dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai pendidik, peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan alternatif pemecahan masalah “Menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis pada latar belakang masalah dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan masalah yang akan digunakan sebagai fokus perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media gambar dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS?
2. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
v Untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan motivasi siswa dalam IPS melalui penggunaan media gambar di kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX.
v Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam IPS melalui penggunaan media gambar di kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX.
v Dapat memenuhi memenuhi tuntutan kurikulum saat ini, yaitu melakukan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
2. Tujuan Khusus
v Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS tentang kompetensi 1.3. Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah melalui peningkatkan pemahaman siswa dengan mengaktifkan siswa menggunakan media gambar tentang denah dan peta.
v Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar IPS tentang membuat denah dan peta lingkungan di kelas III SD Negeri Yyyyyy 02.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
v Bagi siswa adalah untuk membekali siswa cara menyelesaikan masalah membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah melalui peningkatkan pemahaman siswa dengan mengaktifkan siswa menggunakan media gambar tentang membuat denah dan peta lingkungan.
v Bagi guru adalah untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Selain itu, guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik.
v Bagi sekolah adalah memberikan sumber yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
v Bagi pendidikan secara umum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Darsono, dkk, 2000: 4). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, dkk, 2000: 24). Ada beberapa definisi belajar menurut beberapa pakar psikologi pendidikan dalam Moh. Rosyid (2006:9) di antaranya Gagne (1977), belajar merupakan perubahan kecakapan yang berlangsung dalam periode tertentu yang bukan berasal dari proses pertumbuhan (fisik). Morgan, at.al (1986), belajar merupakan perubahan relatif permanen karena hasil praktek atau pengalaman. Slavein (1994), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman (experience). Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri (2002: 13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Skinner (1985) dalam Muhibbin Syah (2000: 89), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Habermas (Rene, 1996), belajar baru terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial sebab keduanya tidak dapat dipisahkan (Ihat Hatimah, ddk: 1.8). James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto (1999: 104), belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pengertian di atas, belajar adalah kegiatan/proses manusia untuk berubah menjadi lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar terjadi terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Memahami keadaan lingkungan itu juga merupakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling mempengaruhi.
2. Hakikat Mata Pelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan Ilmu Sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui pendekatan mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan yang berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai,sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran IPS dalam bentuk nilai yang berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.
4. Media Gambar
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara garis besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengalaman, keterampilan atau sikap.
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa (Sutikno, 2008: 101).
Media gambar merupakan salah satu jenis media yang paling disukai oleh peserta didik, terutama peserta didik usia anak-anak. Media gambar lebih memudahkan mereka dalam memahami materi pelajaran.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah prestasi hasil belajar siswa tentang membuat denah dan peta pada siswa kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX dapat ditingkatkan dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar denah dan peta.
C. Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proes pembelajaran diperlukan evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati mulai dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dalam bentuk nilai.
Adapun indikator kerja untuk mengukur prestasi atau keberhasilan belajar siswa adalah :
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran membuat denah dan peta lingkungan dinyatakan berhasil bila 85 % dari jumlah siswa tuntas belajar. Siswa dinyatakan tuntas
belajar bila hasil belajar siswa dalam pembelajaran mencapai 85 % atau lebih siswa memperoleh nilai minimal 65 (enam puluh lima).
2. Siswa memiliki minat dan motivasi dalam belajar IPS jika siswa aktif bertanya kepada guru tentang membuat denah dan peta dan siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Yyyyyy 02 Kecamatan XXXXXXX Kabupaten Cilacap, khususnya dilaksanakan di kelas III semester I tahun pelajaran 2010/2011. Sekolah ini terletak di bagian utara kecamatan XXXXXXX, mempunyai 6 kelas, yaitu: kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jarak dari kantor kecamatan sampai ke lokasi harus menempuh sejauh kira-kira 3 kilometer. Tempat tinggal siswa berjarak kira-kira antara 50 meter hingga 1 kilometer, mereka datang ke sekolah dengan berjalan kaki dan naik sepeda.
2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian siswa kelas III SD Negeri Yyyyyy 02 tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas III di SD tersebut adalah 28 anak yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 16 anak dan siswa perempuan berjumlah 12 anak.
3. Waktu penelitian
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, 2 dan 3 November 2010.
b. Siklus II dilaksanakan pada Selasa dan Rabu, 9 dan 10 November 2010.
c. Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, 23 dan 24 November 2010.
B. Prosedur PTK
Penelitian tindakan kelas atau dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Di dalam tindakan kelas memiliki tiga pengertian yaitu:
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Arikunto, 2006: 2-3).
Menurut Rusna Ristasa dan Supianto (2007: 7-8) penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan untuk merefleksi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Daur Penelitian Tindakan Kelas (Rusna Ristasa, 2007: 7)
Daur penelitian tindakan kelas diawali dengan kegiatan merencanakan. Tahap ini merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Tahap pelaksanaan/tindakan sebagai langkah yang kedua dan merupakan tindakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan. Kemudian tindakan perencanaan ini perlu diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi.
Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur penelitian tindakan kelas tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus secara rinci dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 3.2 Diagram Siklus Perbaikan Pembelajaran
(dimodifikasi dari Rusna Ristasa)
Prosedur perbaikan pembelajaran pada gambar di atas dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah serta merumuskan hipotesis.
2. Menemukan cara memecahkan masalah/tindakan perbaikan.3. Merancang skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
4. Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai pengamat (observer).
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat.
6. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat (observer).7. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.8. Konsultasi dengan supervisor.9. Merancang tindak lanjut.
C. Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Informasi Tentang Observer dan Analisis Data
1. Sumber Data
Jenis data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai formatif siswa dalam pembelajaran. Sedang data kualitatif berupa catatan anekdot perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran kompetensi dasar “1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah” berlangsung.
2. Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes formatif kompetensi dasar “1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah” untuk mengukur tingkat pemahaman materi, catatan anekdot untuk mengukur tingkat keaktifan dan motivasi siswa, dan lembar pengamatan untuk mengukur proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan teman sejawat sebagai supervisor.
Informasi Observer
Prosedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan dalam pelaksanaan peneliti dibantu oleh :
Nama : WcddfffffO, S.Pd
NIP :
Tempat tugas : SD Negeri Yyyyyy 02
Kecamatan : XXXXXXX
Kabupaten : Cilacap
Jabatan : Guru Kelas V
Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran
pada siklus I, II dan III.
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi data dan mengelompokkan. Kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi dan dikelompokkan mana yang skornya tetap, naik atau turun. Kemudian data diorganisasikan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan agar data tersebut bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat dapat disimpulkan dalam bentuk pernyataan singkat.
D. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus Pertama
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan
kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.
.
Kompetensi Dasar : 1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah
dan sekolah.
Materi Pokok : Membuat denah dan peta lingkungan.
Indikator : - Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya
- Membuat denah dan peta lingkungan rumah
- Membuat denah dan lingkungan sekolah
Hari, Tanggal : Selasa dan Rabu, 2 dan 3 November 2010
Tujuan Perbaikan : 1. Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya.
2. Membuat denah dan peta lingkungan rumah
3. Membuat denah dan lingkungan sekolah.
a. Rencana Tindakan
Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama, peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran IPS materi “Membuat denah dan peta lingkungan”. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti juga mempersiapkan berbagai alat yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai hipotesis tindakan yang telah ditentukan, yaitu :
ü Mempersiapkan lembar observasi
ü Mempersiapkan media gambar denah dan peta lingkungan.
ü Mempersiapkan lembar evaluasi untuk tes formatif pada siklus pertama.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernah membuat denah?
- Anak-anak siapa yang pernah membaca denah?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati alat peraga yang dibawa oleh guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Guru memberi PR kepada siswa.
(c) Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernah membuat denah lingkungan
rumah?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati denah lingkungan rumah yang dibawa oleh
guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Siswa diberi soal evaluasi
Lembar Evaluasi
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Arah mata angin dapat ditentukan dengan menggunakan ….
a. Bulan c. Matahari
b. Jam Tangan d. Jangkar
2. Berapa jumlah arah mata angin ….
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
3.
Gambar di atas adalah contoh gambar ….
a. Pemandangan c. Lukisan
b. Denah d. Rumah
4. Arah utara pada denah menghadap ke ….
a. Atas c. Kanan
b. Bawah d. Kiri
5. Alat untuk menentukan arah mata angin adalah ….
a. Kompas c. Jam Tangan
b. Denah d. Planet
(b) Guru dan siswa membahas soal secara bersama-sama.
(c) Guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Observasi akan dilaksanakan oleh teman sejawat sebagai observer pada proses kegiatan belajar mengajar “Membuat Denah dan peta lingkungan”. Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Setelah melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan refleksi, dan hasil tes formatif peneliti mengadakan diskusi dengan observer.
2. Siklus Kedua
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan
kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.
.Kompetensi Dasar : 1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah
dan sekolah.
Materi Pokok : Membuat denah dan peta lingkungan.
Tujuan Perbaikan : 1. Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya.
2. Membuat denah dan peta lingkungan rumah
3. Membuat denah dan lingkungan sekolah.
Hari, Tanggal : Selasa dan Rabu, 9 dan 10 November 2010
Tujuan Perbaikan : 1. Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya.
2. Membuat denah dan peta lingkungan rumah.
3. Membuat denah dan lingkungan sekolah.
a. Rencana Tindakan
Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama, peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran IPS materi “Membuat denah dan peta lingkungan” skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti juga mempersiapkan berbagai alat yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai hipotesis tindakan yang telah ditentukan, yaitu :
ü Mempersiapkan lembar observasi
ü Mempersiapkan media gambar denah dan peta lingkungan.
ü Mempersiapkan lembar evaluasi untuk tes formatif pada siklus kedua.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernah membuat denah lingkungan
rumah?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati gambar denah lingkungan yang dibawa oleh
guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Guru memberi PR kepada siswa.
(c) Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernahkah kalian membuat denah
lingkungan rumah sendiri?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati denah lingkungan rumah sendiri yang dibawa
oleh guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
lingkungan rumah yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Siswa diberi tugas menggambar denah lingkungan rumah
sendiri.
(b) Guru dan siswa membahas gambar salah satu denah yang
diambil acak dari pekerjaan siswa secara bersama-sama.
(c) Guru menutup pelajaran.
d. Observasi
Observasi akan dilaksanakan oleh teman sejawat sebagai observer pada proses kegiatan belajar mengajar “membuat denah dan peta lingkungan”. Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
e. Refleksi
Setelah melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Berdasarkan refleksi, dan hasil tes formatif peneliti mengadakan diskusi dengan observer.
3. Siklus Ketiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan
kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.
.Kompetensi Dasar : 1.3 Membuat denah dan peta lingkungan rumah
dan sekolah.
Materi Pokok : Membuat denah dan peta lingkungan.
Tujuan Perbaikan : 1. Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya.
2. Membuat denah dan peta lingkungan rumah
3. Membuat denah dan lingkungan sekolah.
Hari, Tanggal : Selasa dan Rabu, 23 dan 24 November 2010
Tujuan Perbaikan : 1. Menyebutkan arah mata angin dan simbolnya.
2. Membuat denah dan peta lingkungan rumah
3. Membuat denah dan lingkungan sekolah.
a. Rencana Tindakan
Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua, peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran IPS materi “membuat denah dan peta lingkungan” skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti juga mempersiapkan berbagai alat yang diperlukan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai hipotesis tindakan yang telah ditentukan, yaitu :
ü Mempersiapkan lembar observasi
ü Mempersiapkan media gambar denah dan peta lingkungan.
ü Mempersiapkan lembar evaluasi untuk tes formatif pada siklus ketiga.
b. Pelaksanaan
Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernah membuat denah lingkungan
sekolah?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati gambar denah lingkungan sekolah yang
dibawa oleh guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
lingkungan sekolah yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Guru memberi PR kepada siswa.
(c) Guru menutup pelajaran.
Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
(a) Memberi salam dan menanyakan keadaan siswa.
(b) Melakukan apersepsi dengan menggunakan pertanyaan sebagai
berikut:
- Anak-anak siapa yang pernahkah kalian membuat denah
sekolah sendiri?
2) Kegiatan Inti
Guru memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
(a) Siswa mengamati denah lingkungan sekolah sendiri yang
dibawa oleh guru.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar denah
lingkungan sekolah yang dibawa oleh guru.
(c) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru.
(d) Siswa dan guru membuat kesimpulan bersama.
(e) Guru memberi respon penguatan pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
(b) Siswa diberi tugas menggambar denah lingkungan sekolah
sendiri.
(b) Guru dan siswa membahas gambar salah satu denah sekolah
yang diambil acak dari pekerjaan siswa secara bersama-sama.
(c) Guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Observasi akan dilaksanakan oleh teman sejawat sebagai observer pada proses kegiatan belajar mengajar “membuat denah dan peta lingkungan”. Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Jika mengadakan analisis hasil tes formatif pada siklus ketiga siswa mendapat nilai di atas 65 maka penelitian akan berhenti di siklus III. Setelah itu peneliti dan observer berdiskusi tentang hasil observasi dan wawancara.