Tanya Jawab Pertambangan

52
I. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN : 1. Jelaskan perbedaan tanggungjawab antara Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis Tambang! Tanggung jawab pengawas operasional dititik beratkan terhadap orang/pekerja (bawaha orang yang ditugaskan kepadanya) sedang pengawas teknis bertanggungjawab terhadap a listrik dan permesinan. Sesuai dengan Pasal 12 dan 1 !ep. "P# $o. %%%k tahun 1&&%' Pengawas perasional wajib' a. ertanggungjawab kepada !TT untuk keselamatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya b. "elaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian *. ertanggungjawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua orang yan ditugaskan kepadanya d. "embuat dan menandatangani laporan+laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian Pengawas Teknis ajib' a. ertanggungjawab kepada !TT untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua peralatan yang menjadi tugasnya b. "engawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang lingkup yang m tanggungjawabnya *. "enjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan pengujian dari pek permesinan dan kelistrikan serta peralatan d. "embuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan dan pengujian e. "elaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang, dipasang kembali atau diperbaiki -. "eren*anakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah diren*an serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan, pembuat jalan dan semua mes mesin lainnya yang dipergunakan 2. Salah satu kriteria kecelakaan tambang adalah ‘kecelakaan benar-bena terjadi’ Coba anda jelaskan maksudna! Terjadinya !e*elakaan tsb benar+benar merupakan ke*elakaan murni, tidak ada kesengajaan kriminalitas atau bunuh diri . pa perbedaan antara kecelakaan tambang dengan kecelakaan kerja" Jelaskan! Kecelakaan tambang harus memenuhi kelima kriteria kecelakaan tambang dengan pasal 39 Kep. MPE No. 555k tahun 1995. Jika salah satu kri terpenuhi maka bukan termasuk kecelakaan tambang tapi dikatagorikan sebagai

description

y

Transcript of Tanya Jawab Pertambangan

I. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN :

1. Jelaskan perbedaan tanggungjawab antara Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis Tambang!Tanggung jawab pengawas operasional dititik beratkan terhadap orang/pekerja (bawahan atau orang yang ditugaskan kepadanya) sedang pengawas teknis bertanggungjawab terhadap alat, listrik dan permesinan.Sesuai dengan Pasal 12 dan 13 Kep. MPE No. 555k tahun 1995:Pengawas Operasional wajib:a. Bertanggungjawab kepada KTT untuk keselamatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannyab. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujianc. Bertanggungjawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanyad. Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujianPengawas Teknis Wajib:a. Bertanggungjawab kepada KTT untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar dari semua peralatan yang menjadi tugasnyab. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggungjawabnyac. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan pengujian dari pekerjaan permesinan dan kelistrikan serta peralatand. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan dan pengujiane. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan sebelum digunakan, setelah dipasang, dipasang kembali atau diperbaikif. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta semua perbaikan permesinan tambang, pengangkutan, pembuat jalan dan semua mesin-mesin lainnya yang dipergunakan

2. Salah satu kriteria kecelakaan tambang adalah kecelakaan benar-benar terjadi Coba anda jelaskan maksudnya! Terjadinya Kecelakaan tsb benar-benar merupakan kecelakaan murni, tidak ada unsur kesengajaan; kriminalitas atau bunuh diri

3. Apa perbedaan antara kecelakaan tambang dengan kecelakaan kerja? Jelaskan!Kecelakaan tambang harus memenuhi kelima kriteria kecelakaan tambang sesuai dengan pasal 39 Kep. MPE No. 555k tahun 1995. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi maka bukan termasuk kecelakaan tambang tapi dikatagorikan sebagai kecelakaan kerja. Jadi kalau kecelakaan tambang sudah pasti kecelakaan kerja, tapi kecelakaan kerja belum tentu termasuk kecelakaan tambang.

4. Kategori cidera kecelakaan tambang yang bagaimana, yang harus sesegera dilaporkan oleh Kepala Teknik Tambang (KTT) kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang (KAPIT)?Kecelakaan berakibat cidera Berat atau Mati (Berdasarkan Kep. MPE No. 555k tahun 1995 pasal 41 ayat (3)) 5. Terdapat satu kasus kecelakaan tambang, dimana korban mendapatkan P3K di klinik site dan ybs langsung kembali bekerja seperti semula. Menurut anda, apakah kecelakaan tersebut harus dilaporkan ke pemerintah (Pertambangan)? Jelaskan alasan anda.Sesuai dengan Kep MPE No.555k tahun 1995 pasal 40, terdapat tiga kategori cidera kecelakaan tambang Cidera ringan, Cidera Berat dan Mati. Jika sipekerja setelah terjadi kecelakaan dapat kembali bekerja di tempat kerja semula, maka kecelakaan tsb tidak perlu dilaporkan ke pemerintah, tapi tetap harus diinvestigasi secara internal perusahaan karena tidak memenuhi kriteria cidera ringan Kep MPE tahun 1995, yaitu jika si korban tidak dapat kembali bekerja ketempat semula selama lebih dari satu hari dan kurang dari tiga minggu.

6. Suatu ketika ada seorang karyawan yang mengalami kecelakaan dimana sendi tangannya terlepas. Karyawan tersebut tanpa melapor ke atasannya, langsung pergi ke tukang pijat untuk menyembuhkannya. Keesokan harinya ybs dapat kembali bekerja dengan normal. Apa tindakan anda sebagai seorang pengawas Madya?Berdasarkan pasal 40 Kep.MPE No. 555k tahun 1995, kecelakaan yang mengakibatkan lepasnya persendian (pertamakali) masuk dalam kelas kecelakaan / cidera berat dan wajib sesegera mungkin dilaporkan oleh KTT kepada KAPIT. Jika ada karyawan yang tidak melaporkan kecelakaan, berarti kita sebagai pengawas madya tidak mendapatkan informasi lengkap tentang kejadian tersebut sehingga rekomendasi pencegahan kecelakaan tidak dapat dibuat atau kurang lengkap; kemungkinan terulangnya kecelakaan serupa akan semakin besar terjadi. Terhadap si korban, sebaiknya kita panggil untuk diberikan arahan tentang manfaat/pentingnya pelaporan insiden yang terjadi ditempat kerja ~ Jika memang dianggap perlu, untuk mencegah terulangnya perilaku tidak melaporkan insiden tsb, kita berikan sanksi/peringatan sesuai ketentuan perusahaan yang berlaku

7. Terjadi suatu kecelakaan bus karyawan yang sedang menuju tempat kerja, terbalik di jalan tambang. Siapa saja yang dapat dijadikan sebagai Saksi Langsung dan Saksi Tidak Langsung dari kejadian tsb?Saksi langsung adalah orang yang melihat, mendengar atau merasakan langsung kejadian kecelakaan, jadi dalam kasus ini yang dapat dijadikan saksi langsung adalah sopir bus, penumpang bus atau orang lain (diluar sopir & penumpang bus) yang berada/melihat kejadian kecelakaan tsb. Sedang saksi tak langsung adalah orang yang dapat dimintai keterangan berkaitan dengan kecelakaan tsb dimana ybs tidak berada dilokasi kejadian saat kecelakaan tsb terjadi; seperti: rekan kerja si sopir bus yang mengetahui sifat dan tabiat si sopir dalam mengoperasikan bus, mekanik yang melakukan maintenance/perawat bus yang terbalik, saksi ahli, dsb.

8. Suatu perusahaan, melakukan modifikasi - meninggikan bak truck pengangkut material batubara. Setelah dilakukan penghitungan, ternyata kapasitas angkutnya masih dibawah atau masih sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat truck tsb. Sebagai pengawas Madya apa yang harus anda lakukan berkaitan dengan perubahan spesifikasi bak truck tsb?Sesuai dengan pasal 249 ayat (2) Kep MPE No. 555k tahun 1995, setiap perubahan konstruksi alat pemindah tanah dari standar pabrik pembuatnya yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kestabilan, harus mendapat persetujuan KAPIT. Sebagai pengawas madya, kita bisa memberikan masukan/kajian teknis tentang perubahan tsb kepada KTT, sebelum diserahkan kepada KAPIT

9. Jika diperusahaan anda ada 3 juru ledak yang keluar dan digantikan dengan 3 juru ledak baru, apa yang harus anda lakukan (sesuai dengan ketentuan Kepmen MPE No. 555k tahun 1995)?Sesuai dengan pasal 75 Kep MPE No. 555k tahun 1995, Kartu Ijin Meledakan (KIM) hanya berlaku untuk tambang yang tercantum dalam kartu tersebut dan nama juru ledak harus didaftarkan dalam buku tambang. Apabila juru ledak sudah tidak bekerja (ditambang tsb), maka KIM harus dikembalikan kepada KAPIT melalui KTT selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan. Untuk Juru Ledak yang baru masuk, KTT harus mengajukan mereka untuk diangkat oleh KAPIT sebagai Juru Ledak diperusahaan tambang tsb.

10. Bagaimana menurut anda, jika dijalan tambang ada unit angkut yang mengambil jalur jalan ke kanan saat melewati tikungan jalan?Sesuai ketentuan perusahaan - dijalan tambang, setiap alat angkut tambang harus tetap berada di jalur kiri untuk menghindari tabrakan dengan unit lain. Tetapi jika terdapat kesepakatan dan kajian teknis terhadap keselamatan kerja pengangkutan, hal tersebut dapat saja dilakukan atas persetujuan KTT - dan setiap orang (operator dan pengguna jalan lainnya) tahu prosedur melewati tikungan dan disetiap tikungan dilengkapi dengan rambu dan atau kaca pembesar.

11. LTI FR dan LTI SR merupakan indikator kinerja pengelolaan safety di suatu lokasi kerja. Menurut anda dari dua indikator tsb, indikator mana yang lebih mendekati kinerja safety sebenarnya?. Jelaskan alasan anda!Yang lebih mendekati, adalah indikator LTI SR karena tingkat keparahan ini berhubungan langsung dengan kerugian, akibat atau konsekuensi dari satu kasus kecelakaan. Kalau LTI FR hanya melihat dari jumlah kasus kecelakaan saja.

12. Sebutkan tanggungjawab Bagian K3 dalam suatu wilayah Kuasa Pertambangan!Berdasarkan pasal 24 Kep. MPE No. 555k tahun 1995; tugas bagian K3: a. Mengumpulkan data & menganalisa kecelakaan; b. Mengumpulkan data daerah berbahaya; c. Memberikan penerangan/petunjuk K3; d. Membentuk dan melatih tim rescue; e. Menyusun statistik K3; f. Mengevaluasi program K3

13. Bagaimana formula / rumus untuk menentukan Tingkat Resiko suatu bahaya?Tingkat resiko dapat diukur berdasarkan matriks tingkat kemungkinan dan tingkat akibat. Atau dapat juga diukur dengan perhitungan (scoring) hasil perkalian atau penjumlahan score tingkat kemungkinan, tingkat akibat dan atau tingkat keterpaparan

Matriks;

Perhitungan:EXPOSURE(E)PROBABILITY(P)CONSECQUENCE(C)Score & LevelRisk (E x P x C)

Continuously10Almost Certain1,0Catastrophic20Extreme>20

Frequency6Likely0.6Major10High>10

Occasionally3Possible0.3Moderate5Moderate3-10

Infrequently2Unlikely0.1Minor2Low20

Frequency6Likely0.6Major10High>10

Occasionally3Possible0.3Moderate5Moderate3-10

Infrequently2Unlikely0.1Minor2Low