Tanya Jawab Revisi Anggaran

download Tanya Jawab Revisi Anggaran

of 32

Transcript of Tanya Jawab Revisi Anggaran

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    1/32

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    2/32

    1

    Pembaca yang budiman,

    Revisi anggaran baik berbentuk pergeseran, penambahan maupun pengurangan, dalam

    pelaksanaan APBN adalah sesuatu yang dihalalkan/diperbolehkan.Payung hukumnya

    sangat jelas baik ditingkat undang-undang, yaitu undang-undang APBN, peraturan

    presiden maupun setingkat peraturan Menteri Keuangan.

    Beberapa alasan bagi pengguna anggaran untuk melakukan revisi anggaran. Pertama,

    tenggat waktuantara proses perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran ternyata

    membutuhkan waktu cukup lama (yaitu sekitar satu tahun). Sangat dimungkinkan

    perencanaan yang disusun belum mencakup seluruh kebutuhan untuk tahun yang

    direncanakan. Alasan yang kedua, dalam periode pelaksanaan anggaran, sangatdimungkinkan terjadi perubahan keadaanatau perubahan prioritasyang tidak diantisipasi

    pada saat proses perencanaan.Misalnya saja ketika terjadi pergantian kabinet atau

    pergantian kepala Negara, sebagaimana yang belum lama ini terjadi di Negara kita.

    Kemungkinan yang lain, ketika kita melakukan revisi anggaran, karena adanya

    perubahan metodologipelaksanaan kegiatan, misalnya saja, semula direncanakan

    secara swakelola menjadi kontraktual, dari single year menjadi multi years. Alasan yang

    terakhir, adanya perubahan atau penetapan kebijakan Pemerintahdalam tahun

    anggaran berjalan, contoh : penghematan anggaran, penerapan reward and

     punishment , atau APBN Perubahan.

    Kondisi tersebut mendorong kami untuk terus mensosialisasikan pemahaman tentang

    revisi anggaran kepada para stakeholder.Salah satu yang kami lakukan adalah

    penuangan tanyajawab tentang revisi anggaran dalam web yang dimiliki oleh Direktorat

    Jenderal Anggaran. Apabila pembaca ingin menyampaikn pertanyaan sangat kami

    harapkan….

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    3/32

    2

    Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan APBN dan APBD ?Sesuai dengan definisi yang ada dalam UU Keuangan Negara No 17 Tahun 2003, yang

    dimaksud dengan APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara APBD adalah rencanakeuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah.

    Apakah yang dimaksud dengan DIPA dan DPA ?DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun, dilaksanakan dandipertanggungjawabkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Dalamterminologi pengelolaan keuangan daerah DIPA ini disebut dengan DPA yangdilaksanakan oleh satuan kerja daerah.

    Apakah yang dimaksud dengan BA Kementerian/Lembaga dan BA BUN ? 

    Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga adalah kelompok anggaran menurutnomenklatur Kementerian/Lembaga dan menurut fungsi Bendahara Umum Negara,misalnya BA 15 adalah Bagian Anggaran milik Kementerian Keuangan, BA 24 milikKementerian Pendidikan Nasional dan seterusnya. Sedangkan BA BUN adalah bagiananggaran yang tidak dikelompokkan dalam Bagian Anggaran Kementerian/ Lembagadan dalam struktur pengelolaan keuannga negara, BA BUN ini merupakankewenangan Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara, misalnya BA BUN999.05 untuk transfer daerah, BA BUN 999.07 untuk subsidi.

    Dalam BA BUN kita mengenal penerusan pinjaman. Apa yang dimaksud denganhal ini ?Penerusan Pinjaman adalah pinjaman luar negeri atau pinjaman dalam negeri yang

    diterima oleh Pemerintah Pusat yang diteruspinjamkan kepada pemerintah daerahdan/atau BUMN/BUMD yang harus dibayar kembali dengan ketentuan danpersyaratan tertentu.Contoh yang saat ini dilakukan adalah penerusan pinjaman

     yang diteruspinjamkan kepada PT. PLN (persero) dan PDAM. 

    Dalam PP 90 tahun 2010 tentang Penyusunan RKAK/L, kita mengenal istilahPPA BUN. Siapa PPA BUN ini ?PPA BUN adalah unit organisasi setingkat eselon I di lingkungan KementerianKeuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan bertanggung jawab ataspengelolaan anggaran yang berasal dari BA BUN. PPA BUN ini hakekatnya samadengan unit eselon I pada Kementerian/Lembaga apabila pengelolaan anggarannyaberasal dari BA K/L. 

    Apakah yang dimaksud dengan Kegiatan Prioritas Nasional, kebijakan prioritasyang telah ditetapkan dan prioritas K/L ?Kegiatan Prioritas Nasional adalah kegiatan yang ditetapkan di dalam Buku I RencanaKerja Pemerintah yang menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga yangbersangkutan.Sedangkan Kebijakan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkanadalah Program/Kegiatan/Keluaran yang ditetapkan oleh Pemerintah setelah

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    4/32

    3

    Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan dan/atau ditetapkan pada tahun anggaranberjalan.

    Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga adalah kegiatan-kegiatan selain kegiatanprioritas nasional dan/atau Kebijakan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan.

    Dalam struktur penganggaran, kita mengenal Program dan kegiatan. Dapatkahdijelaskan ?Program adalah penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misiKementerian/Lembaga yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit eselonI atau unit Kementerian/Lembaga yang berisi kegiatan untuk mencapai Hasil denganindikator Kinerja yang terukur.Hasil dari suatu program adalah outcome . Sehinggadapat dikatakan bahwa outcome  adalah kinerja atau sasaran yang akan dicapai darisuatu pengerahan sumber daya dan anggaran pada suatu program

    Dibawah program adalah kegiatan.Nah, apakah kegiatan itu?Kegiatan adalah penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugasdan fungsi unit eselon II/Satuan Kerja atau penugasan tertentuKementerian/Lembaga yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai Keluarandengan indikator Kinerja yang terukur.

    Apakah yang dimaksud dengan Rumusan Kinerja? Rumusan kinerja adalah rumusan yang ditetapkan sebagai acuan dalam pelaksanaanProgram dan Kegiatan termasuk sasaran kinerja yang akan dicapai serta indikatorsebagai alat ukur pencapaian kinerja meliputi rumusan Program, Hasil (Outcome) ,Kegiatan, Keluaran (Output) , Indikator Kinerja Utama, dan Indikator Kinerja Kegiatan. 

    Siapakah yang bertanggung jawab terhadap Program yang memiliki alokasianggaran (portopolio)?Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon IKementerian/Lembaga adalah Eselon I selaku penanggung jawab Program yangmemiliki alokasi anggaran (portofolio) pada Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga. 

    Bagaimana konteks hubungan antara RKP dengan APBN?Untuk menyusun RAPBN berpedoman kepada RKP dengan memperhitungkanketersediaan anggaran. Pemerintah menentukan prioritas pembangunan besertakegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam dokumen RKP. Hasil yangdiharapkan adalah hasil secara nasional (national outcomes ) sebagaimana amanatUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. RKP merupakandokumen perencanaan tahunan dan merupakan penjabaran dari RPJMN yang

    memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program K/L,lintas K/L, dan kewilayahan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangkapendanaan yang bersifat indikatif. RKP kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalamRenjaK/L. Untuk selanjutnya Renja-K/L dijabarkan ke dalam RKA-K/L berdasarkanpagu anggaran. 

    Apa yang dimaksud dengan Pagu Anggaran?

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    5/32

    4

    Pagu Anggaran adalah alokasi anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanjapemerintah pusat dan/atau pembiayaan anggaran dalam APBN. Dalam terminilogipengelolaan APBN, pagu dibagi menjadi tiga termin. Pagu Indikatif ditetapkan pada

    bulan Maret, pagu anggaran (sementara) ditetapkan bulan Juli, sedangkan yangterakhir adalah alokasi anggaran (pagu definitif) ditetapkan pada bulan November. 

    Dalam struktur anggaran, dikenal komponen input. Apa yang dimaksud dengankomponen input ?Komponen Input , yang selanjutnya disebut Komponen adalah bagian atau tahapanKegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah Keluaran.

    Apa yang dimaksud dengan hasil optimalisasi dalam konteks revisi anggaran ?Apakah sama dengan dana optimalisasi hasil penelaahan antara DPR dengan K/L?Hasil Optimalisasi dalam pengertian revisi anggaran adalah hasil lebih atau sisa dana

     yang diperoleh setelah pelaksanaan dan/atau penandatanganan kontrak dari suatupekerjaan yang target sasarannya telah dicapai. Sedangkan dana optimalisasi dalampengertian pembahasan RAPBN adalah dana sisa yang diperoleh dari hasilpenelaahan K/L dan DPR. Sekedar contoh, hasil optimalisasi APBN tahun 2014kurang lebih sebesar Rp 27 triliun. 

    Lantas, apa hubungannya dengan Sisa Anggaran Swakelola?Apabila diperoleh dari swakelola, maka sisa anggaran swakelola adalah hasil lebihatau sisa dana yang berasal dari pekerjaan swakelola yang tidak mengurangi volumekeluaran yang telah direncanakan.Untuk melakukan pergeseran anggaran yangberasal dari sisa anggaran swakelola, mulai tahun anggaran 2014 tidak perlupersetujuan dengan DPR. 

    Apa yang dimaksud dengan perubahan anggaran belanja yang bersumber dari(PNBP) ?Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP adalah perubahan paguPNBP dari target yang direncanakan dalam APBN. 

    Apakah yang dimaksud dengan Lanjutan PHLN atau PHDN ?Lanjutan PHLN atau PHDN adalah penggunaan kembali sisa alokasi anggaran yangbersumber dari PHLN/PHDN yang tidak terserap, termasuk lanjutan dalam rangkapelaksanaan kegiatan penerusan hibah dan penerusan pinjaman. 

    Bagaimana dengan istilah percepatan ?Percepatan Penarikan PHLN/PHDN adalah tambahan alokasi anggaran yang berasaldari sisa pagu PHLN/PHDN untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kegiatan dalamrangka percepatan penyelesaian pekerjaan dan/atau memenuhi kebutuhan anggaran

     yang belum tersedia pada tahun 2014, termasuk percepatan dalam rangkapelaksanaan kegiatan penerusan hibah dan penerusan pinjaman.

    Apakah yang dimaksud dengan Subsidi Energi? 

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    6/32

    5

    Subsidi Energi adalah subsidi dalam bentuk subsidi BBM jenis tertentu dan bahanbakar gas cair (LPG tabung 3 (tiga) kilogram dan LGV), dan subsidi listrik.

    Yang dimaksud dengan SBSN PBS?Surat berharga syariah negara  project based   sukuk, adalah surat berharga yangdikeluarkan oleh Pemerintah untuk mendanai sebuah proyek tertentu yang berbasissyariah. 

    Inkracht, apa itu ?Inkracht  adalah putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetapdan bersifat final.

    Bisa dijelaskan perbedaan tugas dan tanggungjawab Menteri/Pimpinan Lembaga,sebagai COO, CFO dan CPO ? Menteri/Pimpinan Lembagabertanggung jawab di dalam perencanaan, pelaksanaan,

    pelaporan, dan pertanggungjawaban atas anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.Menteri Keuanganbertanggung jawab dalam hal menjamin ketersediaananggaran sesuai kemampuan keuangan negara untuk mendukung pelaksanaanprogram dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab masing-masing K/L danmengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran.Menteri Perencanaanbertanggung jawab dalam menyusun dan menetapkan prioritasdan fokus prioritas pembangunan nasional beserta target kinerja yang direncanakan

     yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah.

    Apa yang dimaksud dengan peningkatan kualitas belanjapemerintah ? Permasalahan belanja di sektor publik ada 4. Yang pertama adalah efisiensi. Kalauberbicara mengenai efisiensi, maka tolok ukurnya adalah cost and benefit . Yangkedua penyerapan yang hampir terjadi setiap tahunmenumpuk pada akhir tahun.Apabila ini terjadi maka dapat dipastikan bahwa kualitas belanja tidak optimal dankurang mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi. Ketiga penyerapan anggaran

     yang kurang optimal dan yang terakhir adalah masih kurang berorientasi kepadaoutput. Dengan penyempurnaan regulasi, diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah belanja disektor publik 

    Apa yang menjadi pertimbangan, sehingga para pengguna anggaran melakukanrevisi anggaran ?Sebenarnya pertimbangannya banyak, ketika para pengguna anggaran mengusulkanrevisi anggaran.Namun paling tidak ada 4 hal pokok yang menjadi pertimbanganutama para pengguna anggaran melakukan revisi anggaran. Pertama, adanya tenggat

    waktu yang cukup lama, kurang lebih satu tahun, jarak antara proses perencanaananggaran dan pelaksanaan anggaran. Hal ini memungkinkan perencanaan yang telahdisusun belum mencakup seluruh kebutuhan untuk tahun yangdirencanakan.Pertimbangan kedua, dalam periode pelaksanaan anggaran sangatdimungkinkan terjadinya perubahan keadaan atau perubahan prioritas yang tidakdiantisipasi pada saat perencanaan. Ketiga, terjadi perubahan metodologipelaksanaan, sebagai contoh dari semula direncanakan secara swakelola menjadi

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    7/32

    6

    kontraktual, dari single year menjaadi multiyear, dan pertimbangan yang terakhiradanya perubahan atau penetapan kebijakan pemerintah dalam tahun anggaranberjalan, misalnya penghematan anggaran, reward and punishmen atau yang sering

    terjadi setiap tahun adalah APBN Perubahan. 

    Mengapa revisi anggaran perlu diatur ?Pengaturan mengenai revisi anggaran yang setiap tahun selalu ada penyempurnaan,diharapkan mampu mengatisipasi perubahan kondisi dalam pelaksanaan anggarandan perubahan prioritas kebutuhan, kemudian mampu menindaklanjuti kebijakanpemerintah yang telah ditetapkan dalam tahun berjalan, serta dapat mempercepatpencapaian kinerja K/L, optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas dan yangterakhir aturan mengenai revisi anggaran daat meningkatkan kualitas belanja APBN 

    Peraturan apakah yang memayungi proses revisi anggaran tahun 2014Secara operasional, payung hukum yang memayungi revisi anggaran tahun 2014

    adalah Peraturan Menteri Keuangan nomor 07/PMK.02/2014 tanggal 13 Januari2014.Peraturan Menteri Keuangan ini merupakan amanat yang diatur dalam UUAPBN 2014 terutama pasal 17.Setiap tahun diharapkan selalu adaperbaikan/penyempurnaan, sedangkan isi yang diatur sangat banyak tergantung dariamanah yang ada dalam UU APBN.Peraturan yang setiap tahun ditetapkan ini, mengamanahkan juga untukditindaklanjuti dalam bentuk ketentuan teknis yang ditetapkan dalam PeraturanDirjen Perbendaharaan dan/atau Peraturan Dirjen Anggaran 

    Dibandingkan dengan revisi anggaran tahun 2013 yang telah diatur dalam PMK32/PMK.02/2013, kemudian direvisi dengan PMK nomer 177/PMK.02/2013 danPMK 166/PMK.02/2013, tambahan/penyempurnaan apa yang telah diatur dalamPMK 07/PMK.02/2013 ?Peraturan Menteri Keuangan nomor 07/PMK.02/2014 sifatnya melengkapi ataumenyempurnakan peraturan sebelumnya, yaitu PMK 32, PMK 166 dan PMK 117 danperdirjen Perbendaharaan nomor 12 tahun 2013.Peraturan Menteri Keuangan nomor 32/PMK.02/2013 mengatur tentang revisianggaran tahun 2013, kemudian direvisi yang pertama dengan menerbitkan PMK166/PMK.02/2013 mengatur tentang revisi anggaran yang terjadi sebagai akibat dariditetapkannya APBN P tahun 2013.Revisi anggaran akibat ditetapkannya APBN P tahun 2013 meliputi pergeserananggaran antar kegiatan yang tidak berasal dari hasil optimalisasi dan/atau sisaanggaran swakelola, kemudian pergeseran anggaran antar program dan yang terakhirrelokasi anggaran termasukan pemanfaatan kembali alokasi anggaran yang diblokir.Kemudian PMK 166/PMK.02/2013 mengatur mengenai batas akhir penerimaan revisi

    anggaran, yang awalnya paling lambat tanggal 11 oktober 2013 menjadi 6 Desember2013, yang menjadi kewenangan DJA. Sedangkan yang menjadi kewenangan KanwilDitjen Perbendaharaan, semula tanggal 18 Oktober 2013 diundur menjadi tanggal 13Desember 2013. Pengunduran usul revisi anggaran tersebut terkait denganpenyelesaian revisi anggaran karena adanya pagu minus khususnya non belanjapegawai (sebagai dampak APBN P 2013), termasuk dalam rangka memenuhikebutuhan anggaran prioritas K/L. Demikian juga penyelesaian revisi yang terjadi

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    8/32

    7

    karena pagu minus terhadap beberapa akun sebagai akibat kebijakan perubahanakun serta perubahan dan/atau kesalahan administratif. PMK ini juga mempertegasmengenai batas akhir revisi anggaran yang dikecualikan yaitu paling lambat lima hari

    kerja sebalum batas akhir pengajuan pencairan anggaran sebagaimana diatur dalamketentuan mengenai langkah-langah akhir tahun anggaran 2013.Norma yang ada dalam tiga PMK tersebut, ditambah dengan ketentuan-ketentuan

     yang telah ditetapkan dalam peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor 12 tahun 2013,ditambah dengan pengaturan-pengaturan yang bersifat khusus (lain-lain) danmasukan dari para stakholder menjadikan PMK 07/PMK.02/2014 semakin lengkapdan diharapkan mampu untuk mengawal dinamika politik anggaran tahun 2014. 

    Dari penjelasan di atas, tidak ada yang bertentangan dengan ketentuansebelumnya, justru malah melengkapi/menyempurnan. Apa saja hal-hal yangmenyempurnakan tadi ?Paling tidak ada delapan tambahan dalam rangka penyempurnaan dibandingkan

    dengan PMK yang mengatur revisi anggaran 2013.Pertama yang dapat dijelaskanadalah mengenai ruang lingkup pengaturannya. Dalam PMK ini ruang lingkuppengaturannya tidak hanya revisi anggaran yang bersumber dari BA K/L, namundiperluas dengan revisi anggaran yang terkait dengan Bagian Anggaran BendaharaUmum Negara (BA BUN), dalam PMK 32, revisi anggaran hanya mencakup dana yangbersumber dari Bagian Anggaran K/L.

     Tambahan pengaturan yang kedua dan ketiga, khususnya yang terkait dengan revisianggaran yang mengakibatkan pagu anggaran berubah dan pagu anggaran tetap,sebagai akibat dimasukannya pengaturan revisi anggaran BA BUN.

     Tambahan keempat adalah mengenai revisi anggaran karena kesalahan administratif,baik yang menjadi kewenangan Ditjen Anggaran maupun Kanwil DitjenPerbendaharaan.Sedangkan tambahan yang kelima mengatur mengenai perubahan batas akhirpenerimaan usul revisi anggaran, baik oleh Ditjen Anggaran maupun Kanwil DitjenPerbendaharaan.Jarak penutupan antara yang dilakukan oleh Ditjen Anggaran danDitjen Perbendaharaan selama hampir 30 hari, tahun lalu hanya berjarak 1 minggu.

     Tambahan pengaturan yang keenam adalah mengatur secara khusus, ketentuan lain-lain, dan yang ketujuh adalah kewajiban satker untuk mendownload ADK RKA KLdari database RKA K/L DIPA Kementerian Keuangan sebelum mengajukan revisianggaran ke Ditjen Anggaran maupun ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan, dantambahan yang terakhir adalah SOP Kanwil Ditjen Perbendaharaan melaksanakankewenangan untuk merevisi anggaran antar satker dalam satu wilayah kerja KanwilDitjen Perbendaharaan. 

    Adakah tambahan yang lain ? Tambahan yang lain adalah tambahan pekerjaan yang harus dilakukan oleh APIP danBPKP. APIP harus mereviu terlebih dahulu, usul revisi anggaran yang menyebabkanpagu anggaran berubah dan harus melakukan verifikasi terhadap tagihan negara

     yang berjumlah Rp 200 juta sampai dengan Rp 2 milyar, disamping itu APIP yangakan mengubah/menghapus catatan yang adalah dalam Lampiran IV DIPA, ketikacatatatn itu dilakukan pada saat reviu RKA K/L. Bagi BPKP tambahan pekerjaannya

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    9/32

    8

    adalah meverifikasi tagihan diatasf Rp 2 milyar dan melakukan verifikasi atas danaoptimalisasi sebelum diputuskan dalam sidang kabinet. 

    Dalam penjelasan diatas, tambahan pengaturan dalam PMK 07/PMK.02/2014adalah mengenai ketentuan lain-lain. Apa saja ketentuan lain-lain itu ?Ketentuan lain tersebut adalah pengaturan mengenai batas akhir penggunaan outputcadangan, revisi anggaran terkait APBN P 2014, revisi otomatis, revisi anggaranterkait dengan DIPA Pengesahan, pengesahan revisi anggaran dalam rangkapenyusunan LKPP tahun anggaran 2013 dan revisi anggaran terkait sisa pekerjaan TA2013. 

    Mungkin dapat diperjelas mengenai penegasan kewenangan Kanwil DitjenPerbendaharan untuk mengesahkan revisi anggaran antar satker dalam satuwilayah Kanwil Ditjen Perbendaharaan ?Dalam PMK 32/PMK.02/2013 kewenangan untuk mengesahkan revisi anggaran antar

    satker dalam satu wilayah Kanwil DJPBN ini sebenarnya telah diatur, dalampelaksanaannya tidak dapat dilaksanakan karena adanya keterbatasan aplikasi revisiKanwil Ditjen Perbendaharaan. Nah, untuk itu dalam PMK 07, kewenangan tersebuttetap ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan, namun dengan catatan aplikasi dapatdigunakan ketika semua satker yang terlibat karena proses revisi anggaran tersebut,dalam waktu bersamaan menyampaikan usul revisi kepada Kanwil DitjenPerbendaharaan. Jadi yang kita sempurnakan mengenai cara penyelesaiannya saja,kewenangan tetap tidak berubah. 

    Ruang lingkup revisi anggaran, seperti telah dijelaskan diatas mengatur tentangrevisi anggaran untuk BA BUN. Bukanlah dalam PMK 36/PMK.02/2013 tentangtata cara pergeseran anggaran belanja dari BA BUN ke BA K/L, telah mengaturmengenai hal tersebut ?Memang betul dalam PMK 36 telah diatur mengenai proses bisnis pengalihan danadari BA BUN ke BA K/L, akan tetapi payung hukum mengenai proses ataumekanisme revisinya belum diatur. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara PMK07/PMK.02/2014 dan PMK 36 saliang melengkapi. Nah dalam PMK 07/PMK.02/2014disamping mengatur revisi anggaran dari BA BUN ke BA K/L, diatur juga revisianggaran dari sebaliknya yaitu BA K/L ke BA BUN atau lebih mudah kita mengenaldengan kontra SABA. 

    Bagaimana kalau terjadi revisi anggaran antar Sub BA BUN, misalnya dari BABUN 999.08 (belanja lain-lain) ke Belanja Subsidi atau antara BA BUN 999.08 ke999.01 dan lain sebagainyaDalam PMK 07/PMK.02/2014 hal ini juga telah diatur.Ini sangat dimungkinkan

    sekali, misalnya saja dari BA BUN 999.08 ke BA BUN 999.02 atau ke BA BUN 999.07(subsidi). 

    Apa kaitannya dengan revisi anggaran yang akan kita pahami ini ?Revisi Anggaran yang dimaksud disini adalah perubahan rincian anggaran yang telahditetapkan dalam APBN dan disahkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    10/32

    9

    Anggaran.Tidak termasuk perubahan rincian anggaran yang bersumber dari APBD yang telah ditetapkan oleh DPRD. 

    Siapa sebenarnya pelaku revisi anggaran ?Secara garis besar pelaku revisi anggaran adalah Kementerian Negara dan Lembagasebagai pengguna anggaran.Kementerian Negara, yaitu perangkat Pemerintah yangmembidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Sedangkan lembaga adalahorganisasi non Kementerian dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentukuntuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya 

    Salah satu batasan revisi anggaran adalah alokasi anggaran untuk biayaoperasional tidak boleh berkurang. Sebenarnya apakah yang dimaksud biayaoperasional itu ?Biaya Operasional adalah anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan sebuah

    Satker dalam melaksanakan tugas dan fungsinya meliputi pembayaran gaji,tunjangan yang melekat pada gaji, uang makan, dan pembayaran yang terkait denganbelanja pegawai (Komponen 001) dan kebutuhan sehari-hari perkantoran, langganandaya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran yang terkait denganpelaksanaan operasional kantor (Komponen 002), termasuk tunjangan profesiguru/dosen, tunjangan kehormatan profesor, Bantuan Operasional Sekolah (BOS),dan dukungan operasional pertahanan dan keamanan (Komponen 003). Biayaoperasional satker ini bisa digeser, hanya saja terbatas untuk memenuhi biayaoperasional pada satker lain dan dalam peruntukan yang sama. 

    Dalam konteks revisi anggaran kita mengenal Perubahan Prioritas PenggunaanAnggaran, perubahan kebijakan pemerintah dan keadaan kahar, apa yangdimaksud dengan hal ini ?Perubahan Prioritas Penggunaan Anggaran adalah perubahan atas rincian anggarandan/atau volume Keluaran yang telah ditetapkan dalam DIPA karena adanyaperubahan prioritas yang ditetapkn oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PenggunaAnggaran, sedangkan Perubahan kebijakan Pemerintah adalah perubahan ataskebijakan yang sudah ada dan mengakibatkan perubahan rincian anggaran dan/atauvolume Keluaran yang telah ditetapkan dalam DIPA.Keadaan Kahar adalah kondisi/keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak dantidak dapat diperkirakan sebelumnya, meliputi bencana alam, bencana non alam,pemogokan, kebakaran, dan/atau gangguan industri lainnya sebagaimana ditetapkanmelalui Keputusan Menteri/ Pimpinan Lembaga teknis terkait. Ketiga kondisi inidibutuhkan ketika kita akan melakukan revisi anggaran yang mengakibatkanpengurangan output/keluaran. 

    Dalam revisi anggaran pagu berubah, sebelum pengesahan oleh Ditjen Anggaranharus direviu  terlebih dahulu oleh APIP. Siapakah yang dimaksud dengan AparatPengawasan Intern Pemerintah Kementerian/ LembagaAparat Pengawasan Intern Pemerintah Kementerian/ Lembaga, yang selanjutnyadisingkat APIP K/L adalah unit pada Kementerian/Lembaga yang mempunyai tugasfungsi melaksanakan pemeriksaan atau pengawasan. 

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    11/32

    10

    Bagaimana halnya dengan PMK 155/PMK.02/2013 tentang tata cara penggunaananggaran BA BUN 999.08

    Dalam PMK tersebut mengatur mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan olehDitjen Anggaran, ketika ada permintaan dari K/L untuk menggunakan BA999.08.Sebagaimana kita ketahui bahwa penggunaan BA 999.08 sangat selektif danhati-hati.Saya rasa tidak ada yang overlaping, tetapi justru saling melengkapi. 

    Dalam penjelasan di atas, diatur adanya pengaturan tambahan mengenai revisianggaran yang mengakibatkan pagu anggaran berubah.Apa saja yangmengakibatkan pagu anggaran berubah di luar yang telah diatur dalam PMK32/PMK.02/2014Revisi anggaran yang mengakibatkan pagu anggaran berubah ada 9 item, salah satuitem tersebut berasal dari Belanja K/L yaitu lanjutan pelaksanaan kegiatan PNPM,sedangkan sisanya, yaitu 8 item merupakan konsekuensi dari pengembangan

    pengaturan revisi anggaran yang berasal dari BA BUN. Kedelapan item tersebutadalah lanjutan dan percepatan pelaksanaan kegiatan penerusan pinjaman/hibah,percepatan realisasi pelaksanaan proyek yang dananya bersumber dari SBSN,perubahan pagu anggaran pembayaran cicilan pokok utang dan penyertaan modalNegara, serta dalam rangka penyesuaian kurs, drop hibah luar negeri dan perubahanpagu anggaran transfer daerah. 

    Khusus mengenai lanjutan pelaksanaan kegiatan PNPM, apa bisa diperjelas,mengingat terjadi perbedaan yang cukup signifikan dengan pengaturansebelumnyaBetul sekali, perbedaan yang cukup mendasar adalah tidak adanya DIPA Luncuransebagaimana diatur tahun sebelumnya.DIPA Luncuran sudah tidak ada lagi, karenasudah tidak sesuai dengan kaidah SPAN (Sistem Perbendaharaan dan AnggaranNegara). Dalam kaidah SPAN dalam satu tahun tidak terdapat dua DIPA. Nah prosesrevisinya dalam UU APBN tahun 2014 diatur secara jelas, bahwa revisi anggarankegiatan PNPM dilakukan maksimal tanggal 31 Januari 2014. Revisi anggarantersebut dilakukan dengan menambahkan pagu yang tidak terserap pada tahunsebelumnya, langsung ditambahkan ke DIPA tahun berjalan. Proses pemindahan (ontop) pagu tersebut diawali dengan KPA melakukan rekonsilasi dengan KPPN palinglambat tanggal 15 Januari 2014, kemudian KPPN menyampaikan Berita AcaraRekonsiliasi tersebut kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat tanggal 22

     Januari 2014 dan berdasarkan BAR, KPA mnegajukan usulan revisi anggaran kepadaKanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat tanggal 31 Januari 2014. 

    Sedangkan untuk revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap, apa saja

    tambahan yang diatur ? Terkait dengan hal ini, tambahan yang diatur adalah penghapusan/perubahancatatan dalam halaman IV DIPA, penambahan cara penarikan PHLN/PHDN,pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang lalu, sertapergeseran anggaran dalam rangka percepatan pencapaian output prioritas nasionaldan/atau prioritas K/L  

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    12/32

    11

    Bisa dijelaskan satu per satuPenghapusan/perubahan catatan dalam halaman IV DIPA terdiri ataspenghapusan/perubahan catatan dalam halaman IV DIPA karena masih memerlukan

    persetujuan DPR RI, kedua karena harus dilengkapi dasar hukum pengalokasiannyadan/atau dokumen terkait, ketiga, karena masih harus dilengkapi loan agreementatau nomor register, karena masih harus didistribusikan ke masing-masing satker,karena masih memerlukan penelaahan dan/atau persetujuan Bappenas, keenamkarena masih memerlukan reviu BPKP, khsususnya mengenai dana optimalisasi danpenghapusan/perubahan catatan dalam halaman IV DIPA yang dicantumkan olehAPIP K/L karena masih harus dilengkapi dokumen pendukung. 

    Apabila persetujuan dari DPR telah ada, apakah dengan sendirinya catatanhalaman IV DIPA akan dihapusApabila persetujuan dari DPR telah ada, kita harus melihat dulu, apakah persetujuandari DPR tersebut terdapat dana optimalisasi ?apabila terdapat dana optimalisasi (

    kurang lebih 28 triliun yang tersebar ke beberapa K/L), harus terlebih dahulumendapatkan verifikasi dari BPKP. Hasil verifikasi BPKP tersebut disampaikankepada Menteri Keuangan dan untuk selanjutnya dibawa ke sidang cabinet.Berdasarkan sidang cabinet tersebut, apakah dana optimalisasi tersebut dapatdigunakan atau tidak. Apabila dapat digunakan, maka proses penghapusancatatannya dapat segera diusulkan melalui mekanisme revisi anggaran 

    Dalam hal apa, persetujuan dari Bappenas dibutuhkan dalam rangkapenghapusan catatan halaman IV DIPAPersetujuan dari Bappenas diperlukan dalam rangka menyelesaikan revisi anggarankarena mengurangi volume keluaran dalam DIPA.Volume keluaran yang berkurangtersebut merupakan volume keluaran terkait dengan kegiatan prioritas nasional.Hasilpembahasan dengan Bappenas tersebut sebagai acuan perubahan rencana kerja K/Ldan RKP 2014.Apabila volume keluaran tersebut hanya menyangkut kegiatanprioritas K/L, usul pengurangan volume keluaran tersebut cukup disampaikankepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran. Menteri/PimpinanLembaga selanjutnya menyampaikan kepada Dirjen Anggaran untuk dilakukanproses revisi anggaran 

    Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penambahan cara penarikan PHLN/PHDNKasus seperti ini sebenarnya jarang terjadi, misalnya awalnya cari penarikan yangdilakukan menggunakan Letter of Credit (LC)   kemudian berubah menjadi penarikandananya menggunakan Rekening Khusus (Reksus). 

    Masih terkait dengan pagu anggaran tetap, hal apa saja yang diatur dalampenyelesaian tunggakan tahun yang laluSyarat utama untuk melakukan penyelesaian tunggakan adalah tidak mengurangivolume keularan dalam DIPA dan mempunyai dana untuk membayar tunggakantersebut (optimalisasi). Apabila tunggakan yang diajukan kepada satker sampaidengan Rp 200 juta harus dilampiri SPTJM dari Kuasa Pengguna Anggaran, bahwatunggakan tersebut telah diverifikasi. Apabila tunggakan yang diajukan antara Rp200 juta sampai dengan Rp 2 milyar, maka tagihan tersebut harus dilampiri hasil

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    13/32

    12

    verifikasi dari APIP K/L. Pejabat unit eselon I membuat SPTJM bahwa tagihantersebut sudah diverifikasi oleh APIP K/L. Apabila tunggakan dalam DIPA diatas Rp 2milyar, maka harus dilampiri hasil verifikasi dari BPKP setempat. Perbedaan dengan

    PMK 32/PMK.02/2013 terletak pada nominalnya.Tahun yang lalu diatur apabiladiatas Rp 500 juta harus diverifikasi oleh BPKP. 

    Adakah penyelesaian tunggakan tahun yang lalu yang tidak perlu dilakukanrevisi anggaran ?

     Terdapat 12 jenis tunggakan tahun yang lalu, yang tidak memerlukan revisianggaran, yaitu belanja pegawai khususnya gaji dan tunjangan yang melekat padagaji, uang makan, belanja perjalanan dinas pindah, langganan daya dan jasa,tunjangan profesi guru/dosen, tunjangan kehormatan professor, tunjangan tambahanpenghasilan guru PNS, tunjangan kemahalan hakim, tunjangan hakim adhoc ,imbalan jasa layanan bank/pos persepsi, bahan makanan dan/atau perawatan untuktahanan/narapidana dan yang terakhir pembayaran provesi benda meterai. Diluar

    tunggakan ini (12 item), apabila tunggakan yang alokasi anggarannya belum tersedia,dapat dibebankan pada tahun anggaran berjalan, dengan ketentuan merupakantagihan atas pekerjaan/penugasan yang alokasi anggarannya cukup tersedia padaDIPA tahun yang lalu, dan pekerjaan tersebut telah diselesaikan tetapi belumdibayarkan sampai dengan akhi tahun anggaran. 

    Apa yang dimaksud dengan pergeseran anggaran dalam percepatan pencapaianoutput prioritas nasional/KlPergeseran anggaran ini sering dilakukan oleh Ditjen Pajak atau Ditjen Bea Cukai

     yang mempunyai tolok ukur yang jelas. Misalnya target penerimaan pajak Rp10triliun, nah untuk mencapai target tersebut, Ditjen Pajak atau Ditjen Bea Cukaidapat melakukan pergeseran anggaran. 

    Kesalahan administrative apa saja yang saat ini menjadi tambahan pengaturanPada dasarnya kesalahan administrative ini pada tahun sebelunya telah diatur dalamPeraturan Dirjen Perbendaharaan. Kemudian ditampung dalam PMK07/PMK.02/2014 meliputi ralat kode lokasi, ralat kode satker, ralat rencanapenarikan dana atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA, ralatpencantuman volume keluaran dalam DIPA dan yang terakhir perubahan pejabatperbendaharaan (tahun lalu tidak diatur) 

    Bagaimana dengan batas akhir pengajuan usul revisi anggaran. Seberapa jauhketentuan ini telah mengaturMengenai batas akhir pengajuan usul revisi anggaran, dalam PMK 07, dikelompokmenjadi 3, yaitu kelompok reguler, kelompok yang dikecualikan dan yang terakhir

    kelompok akhir tahun. Kelompok reguler berakhir tanggal 31 Oktober 2014 untukkewenangan Ditjen Anggaran dan tanggal 12 Desember 2014 untuk kewenanganKanwil Ditjen Perbendaharaan. Sedangkan untuk yang dikecualikan berakhir tanggal19 Desember 2014, sedangkan yang terakit dengan revisi anggaran yang berkenaandengan pembayaran subsisi energi, bunga hutang, cicilan pokok hutang, bencanaalam dan pengesaahan batas akhir dan penyelesaiannya tanggal 30 Desember 2014. 

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    14/32

    13

    Bisa diperjelas lagi untuk yang dikecualikan. Dalam kondisi apa usul revisianggaran diperlakukan sebagai yang dikecualikan ?Usul revisi anggaran yang dikecualikan adalah revisi anggaran yang berkenaan

    dengan kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP, PLN, HLN, HDN dan PDN.Kemudian kegiatan dalam lingkup BA BUN, termasuk pergeseran antara BA BUN keBA K/l, dan yang ketiga kegiatan-kegiatan yang masih membutuhkan data/dokumenpendukung yang harus mendapat persetujuan dari eksternal K/L (persetujuan DPR,Menkeu/Menpan/Kemenlu dan sejenis lainnya). 

    Bagaimana untuk batas akhir untuk output cadangan ?Bagi Kementerian/Lembaga yang masih mempunyai dana output cadangan, usulpenggunaannya diajukan kepada Ditjen Anggaran olehSkejen/Sestama/Sekretaris/Pejabat eselon I K/L paling lambat tanggal 4 April 2014.Apabila sampai batas akhir tersebut tidak dipenuhi, maka akan menjadi dana outputcadangan abadi. Dana output cadangan dipergunakan untuk mendanai kebutuhan

    biaya operasional satker, mendanai prioritas nasional yang belum dilaksanakansebelumnya, menambah volume output prioritas nasional, percepatan pencapaianoutput prioritas nasional dan atau prioritas K/L, digunakan untuk membiayaikegiatan yang bersifat mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat dtundadan/atau dipergunakan untuk membiayai kebutuhan prioritas K/K; 

    Masih berbicara ketentuan lain-lain, khususnya terkait dengan ralat otomatis.Apa sebenarnya ralat otomatis itu ?Apabila kita mengajukan revisi anggaran, kemudian setelah kita terima DIPAPetikannya ditemukan kesalahan (pencantuman kantor bayar, pencantuman kodelokasi, sumber dana, approval dan tidak tercantumkannya catatan pada halaman IVDIPA) dan revisi DIPA Petikan yang telah disahkan tersebut belum direalisasikan,maka kita dapat melakuakn revisi otomatis. Penemuan kesalahan tersebut bisaditemukan oleh K/L maupun oleh Ditjen Anggaran atau Kanwil DitjenPerbendaharaan.Nah berdasarkan temuan tersebut, DJA atau Kanwil DJPBNmengungagah kembali ADK RKA KL dan disahkan. 

    Ada lagi yang diatur dalam ketentuan lain-lain, yaitu DIPA Pengesahan, apakahitu?Penerbitan DIPA Pengesahan ini biasanya terjadi ketika Kementerian/Lembagamempunyai kegiatan/keluaran yang dananya bersumber dari PHLN dan telahdilaksanakan pad atahun berjalan, tetapi sampai berakhirnya tahun anggaran belumdapat disahkan pengeluarannya. Nah pengesahan atas transakti tersebut harusdiselesaikan melalui mekanisme revisi DIPA. Bagaimana caranya ?unit eselon Imengajukan usul revisi anggaran kepada Ditjen Anggaran: Pengeluaran yang akan

    disahkan dituangkan dalam RKA KL dalam output tersendiri dan diberi catatan akun‘dalam rangka pengesahan’  

    Pengesahan revisi anggaran dalam rangka penyusunan LKPP 2013, apa saja yangmasuk dalam kriteria ini ?Apabila suatu satker pada tahun 2014, mengajukan usul revisi anggaran 2013 terkaitdengan pagu minus terkait dengan pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    15/32

    14

    pada gaji, pagu minus terkait dengan non belanja pegawai, pengesahan pendapatandan beanja untuk satker BLU, pengesahan belanja yang bersumber dari PHLN/PHDNdan pengesahan pendapatan/belanja/pembiayaan anggaran untuk subbagian

    anggaran BA BUN, maka sesuai kewenangannya Kanwil Ditjen Perbendaharaan danDJA akan memproses usulan revisi angaran tersebut dalam bentuk pengesahan atastransaksi yang telah dilakukan pada tahun anggaran 2013. Pengesahan yangdilakukan pada tahun 2014 tersebut hanya sebatas penyesuaian administratif(perbaikan pembukuan) dalam rangka penyusunan LKPP 2013, bukan merupakanpengesahan atas transaksi baru (2014). 

    Bagaimana dengan revisi anggaran terkait dengan sisa pekerjaan tahun anggaran2013Apabila suatu satker mempunyai kegiatan pembangunan fisik misalnya, belumselesai sampai dengan akhir tahun anggaran 2013, misalnya saja sebesar 5 %,sehingga menjadi tunggakan tahun 2014.Sisa pekerjaan sebesar 5 % tersebut bisa

    diluncurkan pada tahun 2014, dengan tetap dikenakan denda maksimal.Namunsumber pendanaannya tidak bisa diluncurkan.Dalam kontrak dibuat addendumdengan mengubah sumber pendanaan dari tahun 2013 menjadi tahun 2014 melaluimekanisme revisi anggaran. Revisi anggaran untuk mendanai kegiatan yang belumselesai tersebut, tetap memperhatikan batasan-batasan revisi anggaran 

    Pada tahun 2014, sangat dimungkin Pemerintah dan DPR mengesahkan APBN Ptahun 2014. Bagaiaman PMK ini dapat mengantisipasi perubahan yang terjadidalam APBN P 2014 ?Yang jelas, apa yang ditetapkan dalam APBN P 2014 akan menjadi dasar penyelesaianrevisi dokumen RKA KL DIPA tahun anggaran 2014. Revisi anggarannya meliputipergeseran anggaran antar kegiatan yang mengakibatkan pengurangan volumekeluaran, pergeseran anggaran antar program dan/atau realokasi anggaran termasukpemanfaatan kembali alokasi anggaran output cadangan 

    Dalam PMK 07, pengaturan mengenai persyaratan untuk mengajukan revisianggaran sangat sederhana. Apa saja persyaratannya khususnya yang menjadikewenangan Ditjen AnggaranMemang betul, persyaratan revisi anggaran pada Ditjen Anggaran sangat sederhana,

     yaitu surat usulan dari unit eselon I K/L, matriks semula menjadi, SuratPertanggungjawaban Tanggungjawab Mutlak dari eselon I K/L, RKA Satker, ADK RKAKL DIPA Revisi dan dokumen terkait penghapusan catatan halaman IV DIPA. DitjenAnggaran akan memproses 5 hari kerja sesudah persyaratan lengkap dan benaruntuk pagu yang berubah, sedangkan pagu tidak berubah hanya 1 hari dengancatatan persyaratan lengkap dan benar 

    Bagaimana dengan persyaratan revisi anggaran untuk Kanwil DitjenPerbendaharaan ?Persyaratannya cukup sederhana juga, yaitu surat usulan revisi anggaran dari KPA,matriks semula menjadi, SPTJM dari KPA, RKA Satker, Copy DIPA terakhir, ADK RKAKL DIPA Revisi dan dokumen terkait lainnya. 

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    16/32

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    17/32

    16

    Nah apa saja yang dibatasi dan dilarang itu, dijelaskan secara panjang lebar dalamLampiran I Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai petunjukpenyusunan RKA KL. 

    Mengapa ketika akan melakukan revisi, volume keluaran tidak boleh dikurangi ?Volume keluaran dalam DIPA merupakan kontrak tertinggi yang harus dipenuhi olehpengguna anggaran. Dengan dana yang sudah tercantum dalam DIPA petikan, terikatkontrak pengelola anggaran untuk dapat mencapai target atau output yang telahditetapkan. Apabila terjadi perubahan prioritas penggunaan anggaran atauperubahan kebijakan pemerintah atau keadaan kahar, volue keluaran ini dapatberkurang.Apabila volume keluaran tersebut meruakan volue keluaran dari kegiatanprioritas nasional, maka usul penguranga volume keluaran disampaikan kepadaKementerian Perencanaan/Bappenas sebagai acuan perubahan renca kerja K/L danRKP 2014.Apabila volume keluaran tersebut merupakan volume keluaran darikegiatan prioritas K/L, maka usul pengurangan volume keluaran disampaikan

    kepada Menteri/Pimpinan Lemabag sebagai Pengguna Anggaran. 

    Bagaimana dengan pergeseran anggaran antar kegiatan, yang dalam peraturansebelumnya harus mendapat persetujuan DPR ?Dalam PMK 32 pergeseran anggaran harus mendapat persetujuan DPR, kecualipergeseran kegiatan karena optimalisasi.Dalam UU APBN dijelaskan bahwapergeseran anggaran antar kegiatan (tanpa penjelasan optimalisasi) menjadikewenangan pemerintah.Pergeseran anggaran antar kegiatan dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangivolume keluaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dan digunakan untuk hal-hal

     yang berisfat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda. Hal-hal yang berisfat prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditundamerupakan kegiatan-kegitan K/L yang telah ditetapkan dalam renja K/L tahun 2014dan/atau kegiatan Pemerintah yang ditetapkan dalam tahun anggaran 2014 

    Disampaikan kepada siapa saja, surat pengesahan DIPA yang diterbitkan olehDitjen Anggaran dan kanwil Ditjen Perbendaharaan ?Mulai tahun 2014, surat pengesahan DIPA yang ditetapkan oleh Ditjen Anggaranhanya disampaikan kepada unit eselon I sebagai unit pengusul dengan tembusankepada Ditjen Perbendaharaan cq Dit. Sistem Perbendaharaan. Tahu 2013, suratpengesahan DIPA yang ditetapkan oleh DJA dikirim keseluruh satker di seluruhIndonesia. Sedangkan surat pengesahan DIPA yang telah ditetapkan oleh KanwilDitjen Perbendaharaan disampaikan ke Kuasa Pengguna Anggaran dan Kepala KPPNSetempat. 

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal pagu anggaran berubah, yangmenjadi kewenangan Ditjen Anggaran ?Ada 16 items transkasi yang menyebabkan pagu anggaran berubah yang menjadikewenangan Ditjen Anggaran. Yang pertama perubahan anggaran belanja yangbersumber dari PNBP; Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN; PenerimaanHibah Luar Negeri/Hibah Dalam Negeri setelah UU mengenai APBN TA 2014ditetapkan; pengurangan a;okasi pinjaman luar negeri; perubahan pagu anggaran

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    18/32

    17

    pembayaran subsidi energi; perubahan pagu anggaran pembayaran bunga utang;lanjutan pelaksanaan kegiatan penerusan pinjaman, percepatan pelaksanaankegiatan penerusan pinjaman, lanjutan pelaksanaan kegiatan penerusan hibah,

    percepatan pelaksanaan kegiatan penerusah hibah; percepatan realisasi pelaksanaanproyek yang dananya bersumber dari SBSN PBS; perubahan pagu anggaranpembayaran cicilan pokok utang, perubahan pagu anggaran penyertaan modalnegara; perubahan pagu anggaran dalam rangka penyesuaian kurs; penguranganalokasi hibah luar negeri dan/atau perubahan pagu anggaran transfer daerah.

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal pagu anggaran berubah, yangmenjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan ?

     Terdapat 4 item yang menjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan untukmengesahkan revisi anggaran yang diajukan Kementerian/Lembaga, yaitu lanjutanpelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN;Penerimaan hibah langsung dalam bentuk uang, Lanjutan pelaksanaan kegiatan

    PNPM; penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBNuntuk satker BLU; 

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap, yangmenjadi kewenangan Ditjen Anggaran ?Ada 13 hal yang menjadi kewenangan Ditjen Anggaran, yaitu pergeseran dalamkeluaran yang sama, kegiatan yang sama dan antar satker dalam wilayah kerjaKanwil Ditjen Perbendaharaaan yang berbeda; pergeseran antar keluaran, kegiatan

     yang sama dan antar satker dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan yangberbeda; pergeseran antar kegiatan antar satker daam wilayah kerja DitjenPerbendaharaan yang berbeda;Penghapusan/perubahan catatan dalam halaman IVDIPA; penambahan cara penarikan PHLN/PHDN; pergeseran anggaran dalam rangkapenyelesaian inkracht, penggunaan output cadangan, penambahan/perubahanrumusan kinerja; perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang, pergeserananggaran dalam satu subbagian anggaran BA BUN;pergeseran anggaran dakam BABUN pengelolaan belanja lainnya ke bagian Anggaran K/L; pergeseran antarsubbagian anggaran dalam BA BUN dan/atau pergeserab abggarab dakam BA K/L keBA BUN. 

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap, yangmenjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan ?Pergeseran dalam satu keluaran, satu kegiatan dan satu satker; pergeseran antarkeluaran, satu kegiatan dan satu satker; pergeseran dalam keluaran yang sama,kegiatan yang sama dan antar sarker dalam satu wilayah kerja kanwil DitjenPerbendaharaan. Pergeseran abtar jekyarabm kegiatan yang sama dan antar satker

    dalam satu wiayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan; Pergeseran antar kegiatandalam satu satker dan atau pergeseran antar kegiatan dan antar satker dalam satuwilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan. 

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal ralat administratif, yangmenjadi kewenangan Ditjen Anggaran ?

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    19/32

    18

    Ralat kode KPPN dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang berbeda;ralat kode kewenangan; ralat kode lokasi dan lokasi KPPN dalam wilayah kerja KanwilDitjen Perbendaharaan yang berbeda, ralat kode satker; dan/atau ralat pencantuman

    volume, jenis dan satuan keluaran yang berbeda, antara RKA KL dan RKP atau hasilkesepakatan DPR RI dengan Pemerintah; 

    Apa saja yang termasuk revisi anggaran dalam hal ralat administratif, yangmenjadi kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan ?Yang pertama, ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dakamperuntukan dan sasaran yang sama; ralat kode KPPN dalam satu wilayah kerjaKanwil Ditjen Perbendaharaan; perubahan nomenklatur BA dan/atau satkersepanjang kode tetap; ralat kode nomor register PHLN/PHDN; ralat kode lokasi danlokasi KPPN dalam satu wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan; ralat kodelokasi dalam wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang berbeda dan lokasiKPPN salams atu wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan; ralat cara penarikan

    PHLN/PHDN; ralat rencana penarikan dana atau rencana penerimaan dalam halamanIII DIPA; ralat pencantuman volume keluaran dalam DIPA dan/atau perubahanpejabat perbendaharaan. 

    Revisi anggaran yang seperti apa, yang memerlukan persetujuan eselon I K/Lpergeseran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam1 (satu) wilayah kerja Kanwil DJPBN; pergeseran dalam Keluaran yang sama,Kegiatan yang sama dan antar Satker  dalam wilayah kerja Kanwil DJPBN yangberbeda; pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam 1(satu) wilayah kerja Kanwil DJPBN; pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang samadan antar Satker dalam wilayah kerja Kanwil DJPBN yang berbeda; pergeseran antarKegiatan dalam 1 (satu) Satker; pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam 1(satu) wilayah kerja Kanwil DJPBN; pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam wilayah kerja Kanwil DJPBN yang berbeda; dan/atau penambahan carapenarikan PHLN/PHDN 

    Bagaimana dengan revisi anggaran yang menjadi kewenangan Kuasa PenggunaAnggaranKewenangan KPA mencakup pergeseran dalam 1 (satu) Keluaran, 1 (satu) Kegiatandan 1 (satu) Satker; dan/atau pergeseran antar Keluaran, 1 (satu) Kegiatan dan 1(satu) Satker. Revisi Anggaran pd KPA dilaksanakan dengan ketentuan dalam halRevisi Anggaran mengakibatkan perubahan DIPA Petikan, KPA menyampaikan usulRevisi Anggaran kepada Kanwil DJPBN; dan dalam hal Revisi Anggaran tidakmengakibatkan  perubahan DIPA Petikan, KPA mengubah ADK RKA Satkerberkenaan melalui aplikasi RKA-K/L-DIPA, mencetak Petunjuk Operasional Kegiatan

    (POK), dan KPA menetapkan perubahan POK. 

    Apa saja yang masih harus memerlukan persetujuan DPRtambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri/Pinjaman Dalam Negeri baru  setelahUndang-Undang mengenai APBN Tahun Anggaran 2014 ditetapkan; pergeserananggaran antar Program selain untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional danpenyelesaian inkracht ;pergeseran anggaran yang mengakibatkan perubahan Hasil

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    20/32

    19

    (Outcome) Program;penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan DPR-RIterlebih dahulu;penghapusan catatan dalam halaman IV DIPA yang digunakan tidaksesuai dengan rencana peruntukan; dan/ataupergeseran antar

    provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka Tugas Pembantuan danUrusan Bersama, atau antarprovinsi untuk Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi. 

    CONTOH KASUS

    Sekretaris Jenderal Kementerian ABC melalui surat tanggal 3 Januari 2014menyampaikan usul revisi anggaran terkait revisi pagu minus belanja pegawai satkerkesekjenan pusat TA 2013, dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Berdasarkan hasil rekonsilisai antara Kementerian ABC dengan DJPBN danBusiness Intelligence DJA, terdapat kekurangan pagu belanja pegawai sebesar Rp.2,2 milyar,- pada Kegiatan Pengelolaan Administrasi Umum Program DukunganManajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian ABC.

    b. Untuk menutupi kekurangan tersebut, diusulkan revisi pergeseran dana denganrincian sebagai berikut:1)  Pergeseran dana antar kegiatan sebesar Rp. 2 miliar,- pada Program

    Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya SatkerKesekjenan Pusat.

    2)  Pergeseran dana antar program dan antar satker sebesar Rp. 200 juta,- dariprogram kependudukan ke Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

     Tugas Teknis Lainnya Satker Kesekjenan Pusat.

    Bagaimana mekanisme penyelesaian revisi anggaran tahun 2014, apabila dikaitkandengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 07/PMK.02/2014 tentang Tata CaraRevisi Anggaran TA 2014 ?Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, paling tidak terdapat 2 hal yang harusdipahami, yaitu bagaimana menyelesaikan pagu minus pada tahun anggaran berjalan(2013) dan bagaimana menyelesaian/menerbitkan surat pengesahan terkait paguminus pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji yang barudisampaikan kepada Ditjen Anggaran pada tanggal 3 Januari 2014.Dalam hal terdapat pagu minus terkait pembayaran gaji dan tunjangan yang melekatpada gaji tahun anggaran 2013, pemenuhan dana untuk menutup pagu minus harusdiselesaiikan sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam Pasal 77 PMK nomor07/PMK.02/2014, yaitu selisih minus dipenuhi melalui pergeseran anggaran dari sisaanggaran pada satker yang bersangkutan dalam satu program. Dalam hal sisaanggaran anggaran pada satker yang bersangkutan tidak mencukupi, selisih minus

    dipenuhi melalui pergeseran anggaran antar satker dalam satu program;Kemudian, dalam hal selisih minus tidak dapat dipenuhi melalui pergeseran anggaranantar satker dalam satu program, selisih dipenuhi melalui pergeseran anggaran antarprogram dalam satu bagian anggaran; dan/ataudalam hal selisih minus tidak dapatdipenuhi melalui pergeseran anggaran antar program dalam satu bagian anggaran,selisih minus dipenuhi melalui BA 999.08.

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    21/32

    20

    Dalam kaitannya dengan Kementerian ABC, yang harus diprioritaskan yaitumelakukan pergeseran dari Program Kependudukan sebesar Rp.2 miliar,-. (karenamasih terdapat sisa anggaran dalam jenis belanja yang sama yaitu Belanja Pegawai),

    sedangkan sisa kekurangan dananya dapat dipenuhi melalui pergeseran dana daribelanja barang pada Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya.Karena penyampaian pemberitahuan pagu minus baru disampaikan pada bulan

     Januari 2014, maka harus diterbitkan Surat Pengesahan DIPA dalam rangkamemperbaiki laporan keuangan pemerintah pusat.DIPA yang diterbitkan merupakansarana untuk memperbaiki laporan keuangan yang masih ada selisih (administratif)dan bukan sebagai dasar untuk melakukan transaksi baru. Usul revisi anggarantahun 2013 yang diproses pada awal bulan tahun 2014 merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013.

    Kantor Pajak Jawa Tengah, menyampaikan permohonan revisi kepada Ditjen

    Anggaran pada tanggal 10 Januari 2014, terkait dengan adanya revisi DIPAPetikan yang menyebabkan pagu minus dimana pagu minus tersebut terdapatpada akun Belanja Uang Makan PNS yang disebabkan adanya revisi VI DIPAPetikan satker Kantor Pajak Jawa Tengah. Mengingat dalam pasal 79 PMK07/PMK.02/2014 tidak mengatur mengenai pagu minus tahun 2013 terkaitdengan akun belanja uang makan PNS ?Memang secara implisit pasal 79 PMK Nomor 7/PMK.02/2014belum mengaturmengenai pagu minus terkait dengan uang makan PNS, akan tetapi denganmempertimbangkan karakteristik pembayaran uang makan, maka penyelesaian paguminus pada akun belanja uang makan PNS seharusnya dapat mengacu kepadapenyelesaian pagu minus biaya operasional sebagaimana telah diatur dalam Pasal 29PMK Nomor 32/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2013. Karenaakun belanja uang makan PNS termasuk dalam jenis belanja pegawai (kode jenisbelanja 51), penyelesaian pagu minus seyogianya dapat dilakukan dalam satu jenisbelanja (belanja pegawai).

    Direktur Jenderal Pemerintahan Kota menyampaikan usul revisi anggarankepada Dirjen Anggaran untuk membayar tagihan kepada pihak ketiga yangtelah mempunyai kekuatan hukum bersifat tetap dengan penjelasan sebagaiberikut:

    a.  Putusan Mahkamah Agung yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkarcht )pada intinya menyatakan bahwa Pemerintah dalam hal ini Kementerian AMNsecara tanggung renteng di wajibkan untuk membayar ganti rugi kepada pihakahli waris pemilik tanah sebesar Rp. 9 miliar,-

    b.  Dalam rangka menindaklanjuti putusan Mahkamah Agung tersebut, pihak ahliwaris meminta Kementerian AMN untuk memfasilitasi penyelesaian ganti rugimengingat Kementerian AMN turut menjadi tergugat.

    Apa yang harus dilakukan oleh Kementerian AMN untuk menyikapi masalahinkracht  tersebut ?

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    22/32

    21

     Terkait dengan masalah inkracht , harus kita lihat dasar hukumnya terlebih dahulu, yaitu penjelasan Pasal 9 huruf e Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara yang menyatakan bahwa utang adalah kewajiban negara kepada

    pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang dan jasa yang pembayarannyamerupakan tanggung jawab kementerian negara/lembaga berkaitan sebagai unitpengguna anggaran dan/atau kewajiban lainnya yang timbul berdasarkan Undang-Undang/keputusan pengadilan. Dengan demikian incraht   merupakan kewajibanpengeluaran yang timbul sehubungan dengan uputusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap merupakan tanggungjawabKementerian/Lembaga.Dalam hal penyelesaian inkracht   dilakukan pada tahun berjalan, maka dapatdipenuhi dengan melakukan pergeseran anggaran sesuai dengan pasal 5 (3) huruf lPMK 07/PMK.02/2014 dan pasal 33 (3) bahwa pergeseran anggaran dalam rangkapenyelesiaan inkracht   dapat dilakukan antar jenis belanja dan/atau antar jeniskegiatan dalam satu program dan/atau antar program dalam satu

    kementerian/lembaga.

    Dalam kasus di atas, apabila ditahun 2014 sudah di anggarkan dananya untukpembayaran inkracht, yaitu Rp 9 milyar, maka Ditjen Pemerintahan Kota dapat segeramelakukan pembayaran atas tagihan tersebut dengan terlebih dahulu dilakukanverifikasi oleh BPKP. Namun, apabila tagihan atas  incraht   tersebut belumdianggarkan, dan harus di bayarkan pada tahun anggaran berjalan, maka DitjenPemerintah Kota harus melakukan optimalisasi dana yang dikelola dalam rangkamemenuhi tagihan incraht  tersebut.

    Dalam rangka persiaan OJK pda tahun 2014, Kementerian Keuanganmembutuhkan dana Rp 200 miliar, yang telah dipenuhi dari BA 999.08 melaluiSP SABA, dan telah dilakukan pergeseran dari BA 999.08 ke BA 015 melaluirevisi SP-RKAKL yang ditetapkan melalui surat DJA tanggal 1 April 2014.Dalam pelaksanaannya, ternyata World Bank memberikan juga jasa konsultansebesar Rp 215 miliar, sehingga menyebabkan kelebihan anggaran (doublependanaan) sebesar Rp. 215 miliar,-. Untuk menghindari terjadinya pendanaan gandadan dalam rangka penyerapan anggaran, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuanganmengusulkan kelebihan anggaran dimaksud untuk dikemballikan ke BA 999.08(kontra SABA)

    Berdasarkan hal tersebut, apakah PMK 07/PMK.02/2014 memfasilitasi adanyapergeseran dari BA KL ke BA BUN (kontra saba)Sebagaimana diketahui bahwa pasal 5 (4) PMK 07/PMK.02/2014 telah mengaturperubahan rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap pergeseran anggaran dari

    BA BUN ke BA K/L maupun sebaliknya. Dengan demikian, pergeseran tersebutsangat dimungkin dan dari sisi payunh hukum, pergeseran tersebut dapat difasilitasi.Namun demikian, dalam kasus OJK, sebaiknya tidak perlu dilakukan kontra SABA,cukup diberikan penjelasan bahwa dana tersebut sisa dananya tetap berada di BA 15,tidak dipergunakan sampai dengan akhir tahun. Dalam kaitannya dengan penilaiantingkat penyerapan anggaran, dengan memberikan penjelasan/catatan bahwapenyerapan yang rendah tersebut karena adanya double sumber pendanaan, yaitu

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    23/32

    22

    dari rupiah murni maupun bantuan dari world bank, maka seharusnya hal tersebuttidak dapat dikenakan punishment .

    Sekretaris Jenderal Kemendiknas mengajukan usul revisi yang ke 10 SatkerDirektorat SMK dalam rangka penyelesaian pagu minus pada ouput SMK bertarafInternasional.Pengajuan usul revisi tersebut disampaikan karena adanyakeputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan pelaksanaan StandarBertaraf Internasional. Terkait dengan hal tersebut, apabila melihat PeraturanMenteri Keuangan 07/PMK.02/2014, apakah usul revisi tersebut dapatditindaklanjuti ?Berkenaan dengan usul tersebut, menurut hemat saya terdapat dua alternatifpenyelesaian.Alternatif yang pertama, apabila usul tersebut tidak disertai datadukung, maka usul tersebut tentu tidak dapat ditindaklanjuti. Kalau tidak disetujui,konsekuensinya, output tersebut dibekukan sampai dengan akhir tahun 2014.Namun demikian, langkah ini akan menimbulkan konsekuensi hukum, apabila

    output SMK unggulan tersebut ada yang telah dikontrakkan kepada pihak ketiga.Alternatif kedua, usul tersebut dapat ditindaklanjuti dengan catatan, Dit.SMKmelengkapi data dukung yang menunjukan adanya pagu minus. Data dukungtersebut , antara lain SPTJM dari KPA yang menunjukan adanya belanja yang telahdicairkan pada output SMK sebelum adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi. KPAbertanggungjawab penuh terhadap belanja pada output SMK SBI/RSBI yang telahdicairkan ?

    Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum mengajukanpermohonan revisi penambahan pagu anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) dariAsian Development Bank (ADB) sebesar Rp. 1.6 miliar,- untuk pembayaranaddendum kontrak paket konsultan PNPM. Pengajuan revisi dimaksud dilakukanpada tanggal 8 November 2014 dimana telah melewati batas akhir pengajuanusul revisi anggaran reguler yaitu tanggal 31 Oktober 2014.Hal ini disebabkandata dukung yang terkait persetujuan Lender (no objection letter ) barudikeluarkan oleh ADB tertanggal 28 Oktober 2014.

    Apakah usul revisi tersebut dapat diproses dengan pertimbangan bahwa noobjection letter  merupakan dokumen yang bersifat eksternal ?Dengan mengacu, ketentuan yang telah diatur dalam pasal 70 PMK 07/PMK.02/2014terutama ayat (2), batas akhir yang dikecualikan adalah tanggal 19 Desember2014.Data dukung terkait persetujuan Lender (no objection letter ) dapat dikategorikankedalam dokumen/data dukung yang memerlukan persetujuan dari unit eksternalKementerian/Lembaga sehingga permohonan pengajuan revisi anggaran Direktur

     Jenderal Cipta Karya dimaksud dapat diproses lebih lanjut (dikecualikan dari batas

    akhir tanggal 31 Oktober 2012).Berdasarkan penjelasan di atas, usul revisi anggarandari Ditjen Cipta Karya dapat ditindaklanjuti dengan mengacu kepada batas akhir

     yang dikecualikan.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (KemenkoBidang Kesra) mengajukan usul kepada Ditjen Anggaran revisi anggaran dalamrangka menggunakan dana output cadangan dan Pergeseran Anggaran dalam 1

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    24/32

    23

    (satu) Keluaran, 1 (satu) Kegiatan dan 1 (satu) Satker, dan sekaligus realokasiantar Program dari Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan KesejahteraanRakyat ke Program Dukungan Manajemen. Pertimbangan usulan tersebut untuk

    menutup kekurangan alokasi belanja tunjangan kinerja (komponen 001) padaRKA-KL Kemenko Bidang Kesra TA 2014.

    Apakah diperbolehkan, usul revisi tersebut ?Usul revisi anggaran terkait dengan penggunaan output cadangan dalam rangkamenutup kekurangan alokasi belanja tunjangan kinerja (001) dapat diperbolehan.Dasar hukumnya, kita dapat melihat ketentuan dalam pasal 34 PMK07/PMK.02/2014 yang menjelaskan bahwa penggunaan ouput cadangan merupakanpemanfaatan kembali alokasi anggaran yang telah dialokasikan dalam RKA KL tetapibelum jelas peruntukannya. Penggunaan output cadangan dapat dipergunakan untukmendanai kebutuhan biaya operasional satker dan pergeseran anggaran dalamrangka penggunaan output cadangan ini dilakiukan dalam kegiatan yang sama

    dan/atau antar kegiatan dalam satu program. Berkenaan dengan hal tersebut, usulrevisi yang disampaian Kemenko Bidang Kesra dapat ditindaklanjtui.

    Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak menyampaikan permohonanpenegasan, apakah revisi anggaran yang mengakibatkan perubahan pagu PNBPdan memerlukan persetujuan Menteri Keuangan dalam penggunaannya,termasuk dalam lingkup batas akhir revisi anggaran reguler atau yangdikecualikan ?Persetujuan Menteri Keuangan atas penggunaan PNBP termasuk dokumen/data yangmasih harus memerlukan persetujuan pihak ketiga.Oleh sebab itu, batas akhirnyaadalah batas akhir yang dikecualikan yaitu tanggal 19 Desember 2014, bukan yangreguler sebagaimana telah ditetapkan pada tanggal 31 Oktober 2014.

    Sekjen Kementerian ‘x’ mengajukan usulan revisi anggaran terkait denganpembukaan output cadangan untuk pengadaan Kendaraan Dinas Operasional(KDO) 4WD pada DIPA Kantor Kementerian X dalam rangka mempercepatpencapaian kinerja dan meningkatkan efektivitas, kualitas belanja, danoptimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas. Berkenaan dengan haltersebut, dapat disetujui tidak revisi anggaran tersebut ?Sesuai dengan pasal 8 PMK 07/PMK.02/2014 telah disebutkan bahwa revisianggaran dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyusunan danpenelaahan RKA KL. Salah satu ketentuan yang diatur dalam juksun penelaahan RKAKL adalah adanya larangan/dihindari pengadaan mobil mewah, sebagaimanaterdapat dalam lampiran I. Oleh sebab itu, revisi anggaran dalam rangka pengadaanmobil mewah sebagaimana yang diusulkan oleh Sekjen Kementerian x, layak untuk

    dilarang. Nah, ketika dipandang bahwa pengadaan mobil mewah untuk digunakandalam rangka mempercepat capaian kinerja, maka Menteri sebagai penggunaanggaran menyatakan bahwa pengadaan mobil tersebut termasuk prioritas tinggidalam rangka percepatan capaian output.

    Kementerian ‘B’ mengajukan usul revisi anggaran yang ditandatangani oleh Plt(pelaksna tugas) Sekretaris Utama Kementerian ‘B’. Terkait dengan hal tersebut,

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    25/32

    24

    apakah Plt dapat mengajukan usul revisi mengingat dalam PMK07/PMK.02/2014 disebutkan bahwa Sekretaris Jenderal/SekretarisUtama/Sekretaris/Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga menyampaikan

    usulan Revisi Anggaran kepada Direktur Jenderal Anggaran dengan melampirkandokumen pendukung. Mohon penjelasan ?Surat usulan revisi diajukan oleh Plt dapat dibenarkan dengan catatan bahwatelah terdapat pendelegasian kewenangan terkait usulan revisi anggaran dariSekretaris Utama Kementerian ‘B’/Pejabat yang lebih tinggi kepada Plt.Sekretaris Utama Kementerian ‘B’.

    Kementerian X, Y dan Z, menerima hibah technical assistance for enhancing private sector participation in infrastructure provision dari Asian DevelopmentBank (ADB) dengan closing date adalah tanggal 31 Desember 2012 yang telahdiperpanjang menjadi tanggal 30 Juni 2013. Selama dua tahun ini terdapatkegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Kementerian X sebesar Rp 2,8 miliar

    yang belum dapat dipertanggungjawabkan karena adanya kendala di internal ADByang tidak segera merespon dan memverifikasi atas bukti kegiatan yang telahdilakukan, sehingga persyaratan administrasi tidak dapat dipenuhi.Kemudian, mengingat permasalahan internal ADB tersebut telah selesai danpersyaratan administrasi untuk penerbitan SP3 telah dipenuhi, maka diusulkanpenambahan pagu sebesar Rp.2.8 miliar,- yang telah ditransfer dari ADB dantelah berada dalam rekening Bendahara Kementerian X. Namun dana tersebutbelum dapat diterbitkan SP3 karena dalam DIPA Kementerian X belum terdapatalokasi hibah dimaksud.

    Bagaimana penyelesaian usul revisi penambahan pagu dengan sumber hibah luarnegeri ini ?Usul revisi yang diajukan pada dasarnya dalam rangka pengesahan atas kegiatan

     yang telah dilaksanakan dan dananya telah tersedia di dalam bendahara KementerianX. Oleh sebab itu, usul revisi dimaksud dapat ditindaklanjuti dengan mencantumkancatatan pada halaman 4 DIPA Kementerian X yang menyatakan bahwa alokasi HLNtersebut bersifat pengesahan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dan bukan untukmembiayai kegiatan baru.

    Direktur Jenderal X, menyampaikan usul revisi anggaran BA 999.04 yangdisebabkan adanya Withdrawal Application (WA) dan L/C  yang sudah diterbitkanNotice of Disbursement   (NOD) namun tidak dapat diterbitkan SP3 oleh KPPNKhusus Pinjaman dan Hibah, karena pagu DIPA tidak mencukupi. Dapatkahrevisi DIPA BA 999.04 dapat ditindaklanjuti ?

    Berkenaan dengan pertanyaan ini, dasar hukum yang dapat kita ambil adalah pasal12 PMK 07/PMK.02/2014 yang mengatur bahwa perubahan rincian anggaran yangdisebabkan adanya lanjutan pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dariPHLN bersifat menambuh pagu anggaran belanja, dapat dilakukan sepanjang PHLNbelum closing date. Lanjuta pelaksnaan pinjaman tersebut tidak termasuk pinjamanproyek baru yang belum dialokasikan dalam APBN tahun berjalan serta tidaktermasuk PHLN yang bukan merupakan kelanjuta dari proyek tahun jamak

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    26/32

    25

    Berdasarkan revisi IV DHP RKA-K/L Kementerian B terdapat alokasi anggaransebesar Rp. 1.122.866.610,- termasuk didalamnya alokasi sebesar

    Rp.1.198.734.000,- equivalent US$ 129,110.- untuk pelaksanaan kegiatan yangbersumber dari Hibah Luar Negeri.a. Berdasarkan data dukung yang disampaikan, dari alokasi anggaran tersebut

    telah direalisasikan sebesar Rp. 1.003.682.000,- sehingga masih tersisaanggaran sebesar Rp.195.052.000,- yang direncanakan untuk pembayaranKonsultan Individu dalam valuta asing sebesar US$ 25,170.-.

    dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ pada saat akan melakukanpembayaran kontrak valuta asing (penerbitan SP2D) sebesar Rp.11.500,-/US$,maka terdapat kekurangan alokasi anggaran sebesar Rp. 94.403.000,- untukpembayaran Konsultan Individu dimaksud.

    Bagaiaman revisi anggaran karena selisih kurs untuk alokasi yang bersumber

    dari PHLN ?Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs diatur dalamPasal 45 PMK 07/PMK.02/2014 pergeseran anggaran dalam rangka memnuhikebutuhan selisih kurs merupakan pergeseran anggaran rupah karena pembayarankontrak dalam valuta asing sebagai akibat adanya selisih kurs. Pergeseran anggarandalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs dapat dilakukan dengan ketentuansebagai berikut:a) merupakan selisih antara nilai kurs yang digunakan dalam APBN dengan nilai

    kurs pada saat transaksi dilakukan;b) selisih tersebut terjadi setelah kontrak ditandatangani;c)  pergeseran alokasi anggaran yang dilakukan paling tinggi sebesar nilai kontrak

    dikalikan dengan selisih kurs sebagaimana dimaksud pada huruf a; dankebutuhan anggaran untuk memenuhi selisih kurs menggunakan alokasianggaran Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.

    Pergeseran anggaran tersebut dapat dipenuhi melalui pergeseran :a) antar Keluaran, 1 (satu) Kegiatan dan 1 (satu) Satker;b) dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker;c)  antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker;d) antar Kegiatan dalam 1 (satu) Satker; ataue)  antar Kegiatan dan antar Satker.

    Apa sebenarnya tujuan kita melakukan penelaahan Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L itu ?Penelaahan atas RKA KL pada hakekatnya adalah untuk memenuhi dua tujuan

    utama, yaitu tujuan administratif dan tujuan substantive. Penelaahan dalam kontekstujuan administrative mencakup penelaahan terkait surat pengantar RKA-K/L tahun

     yang akan datang yang telah ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga (pejabat yang ditunjuk), kemudian surat pernyataan pejabat eselon I (pejabat lain yangmemiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab program),penelaahan terhadap kemudian RKA KL tahun yang akan datang,kemudian daftarrincian pagu anggaran per satker/eselon I, RKA Satker TA tahun yang akan datang,

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    27/32

    26

    Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L tahun yang akan datang dan persetujuanKomisi terkait DPR-RI.Sedangkan penelaahan dalam konteks substantive mencakup penelaahan kesesuaian

    data dalam RKA-K/L tahun yang akan datangdengan pagu anggaran/alokasi K/Ltahun yang akan datang, kesesuaian antara kegiatan, keluaran dan anggarannya,kemudian relevansi komponen/tahapan dengan keluaran dan konsistensipencantuman sasaran kinerja K/L tahun yang akan datang dengan RKP tahun yangakan datang, dan yang terakhir konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3(tiga) tahun kedepan.

    Bagaiamana kalau terjadi, ketika kita melakukan penelaahan ternyatapersyaratan administratif dari K/L tidak lengkap. Langkah apa yang harusdilakukan ?Langkah yang harus dilakukan sebagai seorang penelaah adalah mengembalikanseluruh berkas dokumen untuk dilengkapi atau kita melakukan pemilahan dokumen

    administratif per unit eselon I dengan catatan unit eselon I yang dokumenadministratifnya tidak lengkap, harus segera dilengkapi. Terhadap dokumen yangsudah lengkap, proses penelaahan dapat dilakukan.

    Dalam satu kasus, bagaimana kalau surat pengantar RKA-K/L tahun yang akandatang tersebut, tidak ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga ?Apabila tidak ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan lembaga, maka yang harusdilakukan adalah memastikan bahwa pejabat yang menandatangani surat pengantartersebut adalah Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris Menteri atas namaMenteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat lain yang ditunjuk untuk menandatanganisurat pengantar RKA-K/L atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga setingkat Eselon I.

    Bagaimana kalau surat pernyataannya pejabat pemilik portofolio tidakditandatangani oleh pejabat eselon I ?Apabila surat pernyataan tidak ditandatangani oleh pejabat eselon I yang memilikialokasi anggaran (portofolio)/sebagai penanggung jawab program, maka suratpernyataan tersebut dapat ditandatangani oleh pejabat yang ditunjukmenandatangani yaitu Sekretaris Ditjen/Sekretaris Itjen/Sekretaris Badan atas namaPejabat Eselon I atau Pejabat lain yang ditunjuk dan menandatangani suratpernyataan atas nama Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur

     Jenderal/Kepala Badan selevel Eselon II.

    Bagaimana cara menelaah RKA KL ?Penelaahan terhadap RKA-K/L dilakukan dengan cara meneliti kelengkapan dokumenRKA-K/L dan penandatangannya. Formulir 1 berisi rekapitulasi seluruh unit eselon I

    ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga, sedangkan formulir 2 dan formulir 3untuk masing-masing unit eselon I ditandatangani oleh pejabat eselon I yang memilikialokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab program.

    Apabila tidak lengkap, apa yang harus dilakukan ?Apabila dokumen RKA-K/L yang diterima tidak lengkap atau tidak sesuai denganrincian pada surat pengantar RKA-K/L, langkah yang harus dilakukan adalah berkas

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    28/32

    27

    dokumen RKA Satker dan Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I dandokumen lainnya yang terkait dengan eselon I yang bersangkutan, dikembalikanuntuk dilengkapi dan selanjutnya tanda terima dokumen diberikan catatan atas

    kekurangan atau dokumen yang dikembalikan.Penelaahan terhadap Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I dilakukandengan cara meneliti jumlah satker dan pagu anggaran untuk masing-masing satkerdibandingkan dengan total pagu anggaran/alokasi anggaran untuk unit eselon Iterkait pada Formulir 2 RKA-K/L dan penandatangan Daftar Rincian Pagu Anggaranper Satker/Eselon I.

    Bagaimana apabila terjadi perbedaan ?Dalam hal total pagu anggaran/alokasi anggaran berdasarkan daftar rincian paguanggaran per satker/eselon I berbeda dengan total pagu anggaran/alokasi anggaranpada Formulir 2 RKA-K/L untuk unit eselon I yang bersangkutan, daftar rincian paguanggaran per satker/eselon I dikembalikan untuk diperbaiki. Sedangkan dalam hal

    daftar rincian pagu anggaran per satker/eselon I tidak ditandatangani oleh pejabateselon I, daftar rincian pagu anggaran per satker/eselon I dapat ditandangani olehpejabat yang lain yang ditunjuk.

    Bagaimana kalau terjadi perbedaan antara RKA satker dengan jumlah satkerdalam rincian anggaran per satker/eselon I ?Apabila terjadi hal tersebut, maka berkas dokumen RKA Satker dan Daftar RincianPagu Anggaran per Satker/Eselon I dan dokumen lainnya yang terkait dengan eselon I

     yang bersangkutan dikembalikan untuk dilengkapi, sedangkan tanda terimadokumen diberikan catatan atas kekurangan atau dokumen yang dikembalikan.

    Bagaimana bentuk penelaahan ADK RKA KL nya ?Bentuk penelaahan yang harus dilakukan adalah dengan cara memastikan apakahADKnya sudah lengkap sesuai dengan jumlah eselon I dan Satker dan total pagusama dengan pagu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Disamping itu,memastikan bahwa data dalam ADK sudah valid sesuai kaidah SPAN.Penelaahan terhadap ADK RKA-K/L dilakukan dengan cara mengunggah ADK RKA-K/L ke dalam aplikasi RKA-K/LDIPA . Apabila tidak lengkap, diberikan catatan dalamtanda terima untuk dilengkapi, apabila total pagu tidak sama dengan pagu yangditetapkan oleh Menteri Keuangan, ADK RKA-K/L dikembalikan untuk diperbaiki.Seandainya tidak valid, ADK RKA-K/L harus dikembalikan untuk diperbaiki.

    Yang dimaksud dengan persetujuan Komisi DPR itu siapa ?Yang dimaksud persetujuan komisi DPR adalah persetujuan Ketua Komisi dan tigaorang wakil Ketua Komisi. Apabila tidak ditandatangani oleh pejabat-pejabat tersebut,

    surat persetujuan dapat ditandatangani oleh Ketua Komisi dan satu orang WakilKetua Komisi dan dua orang anggota komisi. Apabila belum ditandatangani juga olehpejabat-pejabat tersebut, maka langkah yang harus dilakukan adalah PenelaahanRKA-K/L tahun yang akan datang tetap dapat dilakukan sepanjang dokumenadministratifnya lengkap dan informasi terkait belum ada persetujuan Komisi terkaitDPR-RI dituangkan dalam Catatan Hasil Penelaahan.

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    29/32

    28

    Kembali ke masalah penelaahan substantif, dapatkah dijelaskan lebih detail yangdimaksud dengan penelaahan substantif ?Penelaahan substantif adalah penelaahan dalam rangka memastikan bahwa data

    dalam RKA KL yang akan datang dengan pagu anggaran/alokasi anggaran yang akandatang sudah sesuai. Kesesuaian tersebut dilakukan dengan cara membandingkankedua dokumen tersebut terkait dengan pagu anggaran K/L, total pagu per sumberdana, pagu per program, rincian sumber dana per program dan yang terakhir adalahdaftar rincian pagu per satker dengan RKA Satker.Apabila tidak sama, antara total pagu K/L dengan pagu yang ditetapkan oleh MenteriKeuangan, maka seluruh berkas penelaahan dikembalikan untuk diperbaiki.Demikian juga apabila total pagu per sumber dana tidak sama dengan pagu sumberdana yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, seluruh berkas penelaahandikembalikan untuk diperbaiki.Dalam hal terjadi pergeseran pagu antar Program dan sudah mendapat persetujuanKomisi DPR-RI, yang harus dilakukan adalah memastikan pergeseran digunakan

    untuk menambah Biaya Operasional dan tidak mengurangi target kinerja prioritasnasional. Apabila pergeseran digunakan untuk menambah target kinerja prioritasnasional dan tidak mengurangi Biaya Operasional, maka penelaahan dapatdilanjutkan.Apabila terjadi pergeseran sebagai akibat adanya reorganisasi, dan perubahannyasudah diakomodir dalam data Renja K/L di Bappenas, maka penelaahan dapatdilanjutkan dan hasil penelaahannya dituangkan dalam Catatan Hasil Penelaahan.Dalam hal terjadi pergeseran sumber dana dalam satu Program dan/atau antarProgram yang belum disetujui oleh Komisi terkait DPR RI, berkas penelaahan uniteselon I terkait harus dikembalikan untuk diperbaiki. Dalam hal daftar rincian paguper Satker berbeda dengan RKA Satker, dokumen dimaksud dikembalikan untukdiperbaiki termasuk ADK RKA-K/L nya.

    Bagaiaman dengan penelaahan kesesuaian antara kegiatan, keluaran dananggarannya ?Penelaahan terkait dengan hal ini dilakukan untuk memastikan, apabila terdapatkegiatan/keluaran ternyata bukan merupakan tugas dan fungsi unit terkait (belumada dasar hukumnya), maka alokasi anggarannya dituangkan dalam OutputCadangan. Memang benar bukan tusi unit yang bersangkutan, akan tetapi apabiladipastikan ada dsar hukum penugasannya, maka penelaahan dapat dilanjutkan.Meskipun demikian, apabila terdapat Kegiatan/Keluaran yang belum ada dasarhukum pengalokasian anggarannya, penelaahan tetap dapat dilanjutkan, alokasianggaran dalam RKA-K/L diberi catatan dan hasil penelaahan dituangkan dalamCatatan Hasil Penelaahan.Sebaliknya, apabila terjadi Kegiatan/Keluaran yang sama dengan tahun anggaran

     yang lalu namun alokasi anggarannya berbeda, langkah-langkah yang harusdilakukan adalah memastikan apakah perbedaannya disebabkan adanya Komponenbaru; atau apakah ada perubahan jumlah volume Keluaran. Dalam hal status quo ,selisih lebih anggaran yang dialokasikan dapat dialihkan ke Keluaran yang lain ataudituangkan dalam Output Cadangan dan penelaahan dapat dilanjutkan dan hasilpenelaahan dituangkan dalam Catatan Hasil Penelaahan.

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    30/32

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    31/32

    30

    Dalam hal pencantuman jenis dan volume Keluaran yang ditetapkan dalam RKPtahun yang akan datang dituangkan tidak sama dalam RKA-K/L tahun yang akandatang, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

    a.  Apabila jenis dan volume Keluaran yang berbeda merupakan prioritas nasionaldan sudah disetujui Komisi terkait DPR-RI, kita harus memastikan Bappenasdapat menyetujui perubahan dimaksud dan sudah diakomidir dalamperubahan Renja K/L dan RKP tahun yang akan datang .

    b.  Apabila volume Keluaran yang berkurang merupakan Keluaran yang berlanjutdari tahun sebelumnya, kita harus memastikan perubahan dimaksud sudahdiakomodir dalam perubahan Renja K/L dan RKP tahun yang akan datang.

    c.  Dalam hal volume Keluaran yang berkurang merupakan Keluaran yangberlanjut khususnya multiyears contract , kita harus memastikan perubahandimaksud sudah ada persetujuan rekomposisi dari Menteri Keuangan.

    d.  Dalam hal pencantuman jenis dan volume Keluaran yang berbeda belummendapat persetujuan Komisi terkait DPR-RI, alokasi anggaran dalam RKA-

    K/L diberi catatan.

    Dalam hal pencantuman jenis dan volume Keluaran inisiatif baru yang dituangkandalam RKA-K/L tidak ada rujukannya dalam RKP tahun yang akan datang, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memastikan dasar hukum atau penugasansebagai dasar pengalokasian anggaran sudah ada. Kita harus memastikan juga, dataKeluaran sudah masuk dalam referensi RKA-K/L tahun yang akan datang. Dalam haldasar hukum atau penugasan sebagai dasar pengalokasian anggaran belum ada,alokasi anggaran dalam RKA-K/L harus diberikan catatan.Selanjutnya, apabila terjadi perubahan rumusan Outcome, Indikator Kinerja Utama,dan Indikator Kinerja Kegiatan dalam RKA-K/L tahun yang akan datang, langkahstrategis yang harus dilakukan adalah memastikan perubahannya sudah diakomodirdalam perubahan data Renja K/L dan RKP tahun yang akan dating, perubahannyasudah masuk dalam referensi RKA-K/L tahun yang akan datang. Dalam hal terdapatperubahan rumusan Program dan/atau Kegiatan karena adanya reorganisasi,langkah yang harus dilakukan adalah memastikan dasar hukum atau persetujuandari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi sudah ada, kemudian memastikanperubahannya sudah diakomodir dalam perubahan data Renja K/L dan RKP tahun

     yang akan dating dan memastikan pula perubahannya sudah masuk dalam referensiRKA-K/L tahun yang akan datang.

    Apa yang dimaksud dengan penelaahan konsistensi pencantuman prakiraan majuuntuk tiga tahun kedepan ?Yang dimaksud dengan penelaahan konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk3 (tiga) tahun kedepan adalah dalam rangka untuk mengetahui apakah angka

    prakiraan maju sangat berbeda dengan alokasi anggaran tahun yang direncanakan,kedua untuk memastikan kebutuhan anggaran untuk Biaya Operasional dihitungcukup dengan pendekatan  flat policy   untuk 3 (tiga) tahun ke depan, ketiga untukmemastikan alokasi anggaran untuk Biaya Operasional terkait pelaksanaan tugasfungsi unit, termasuk yang sudah menjadi komitmen seperti multiyears contract  masuk dalam prakiraan maju dan selanjutnya untuk memastikan Kegiatan/Keluaran

     yang bersifat einmaleigh   dan/atau komponen Kegiatan yang tidak berlanjut tidak

  • 8/17/2019 Tanya Jawab Revisi Anggaran

    32/32

    masuk dalam prakiraan maju dan yang terakhir untuk memastikan dasar hukumatau kebijakan yang mendasari pengalokasian anggaran yang masih berlanjut, masihefektif berlaku

    Dalam hal pencantuman angka prakiraan maju sangat berbeda dengan alokasianggaran tahun yang direncanakan, maka sebagai penelaah harus memastikanpencantuman volume Keluaran tidak ada yang salah (terlalu besar) dibandingkantahun yang direncanakan, kedua formula dan indeks penghitungan KPJM sudahbenar dan yang ketiga penelaah harus mengetahui bahwa kesalahan pencantumanvolume Keluaran atau kesalahan formula dan indeks KPJM, dilakukan denganmemperbaiki data dalam ADK RKA-K/L;Dalam hal pencantuman kebutuhan anggaran untuk Biaya Operasional berbedadengan tahun yang direncanakan, langkah yang harus dilakukan adalah memastikanapakah perbedaan karana adanya perubahan database pegawai atau apabila tidakterjadi perubahan database pegawai, angka prakiraan maju diperbaiki dengan asumsiVolume Keluaran sama dengan tahun tahun yang akan datang, alokasi anggaran

    sama dengan alokasi tahun yang akan datang, dan tambahan yang d iusulkan untukdua tahun, tiga tahun dan empat tahun yang akan datang dapat dipertimbangkandalam reiviu angka dasar dua tahun yang akan datang.

    Bagaimana apabila alokasi anggaran Biaya Non Operasional untuk pelaksanaantugas fungsi unit dan multiyears contract  belum masuk dalam angka prakiraanmaju ?Apabila terjadi demikian, maka langkah yang harus dilakukan adalah angkaperkiraan maju diperbaiki dengan asumsi volume keluaran untuk kegiatan tugasfungsi unit sama dengan tahun yang akan datang, dan alokasi anggaran untukmultiyears contract  dihitung sesuai kebutuhan rencana tahunan.

    Bagaimana untuk kegiatan/keluaran yang bersifat einmaleigh ?Dalam hal Kegiatan/Keluaran yang bersifat einmaleigh  dan/atau komponen Kegiatan

     yang tidak berlanjut masuk dalam prakiraan maju, langkah yang harus dilakukanadalah angka prakiraan maju diperbaiki dengan cara Kegiatan/Keluaran yang bersifateinmaleigh   dan/atau komponen Kegiatan yang tidak berlanjut volumenya digantimenjadi ‘0’. Sedangkan terkait dengan dasar hukum atau kebijakan yang mendasaripengalokasian anggaran yang masih berlanjut sudah berakhir, langkah-langkah yangharus dilakukan adalah angka prakiraan maju diperbaiki dengan cara volume padaKegiatan/Keluaran diganti menjadi ‘0”.