EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA...

101
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS PADA JAMAAH MAJELIS TAKLIM AL FURQON MERUYA SELATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Knowledge, Piety, Intergrity Oleh : Kharisma Syahputra NIM : 1112053000038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI ZISWAF FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA...

Page 1: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB

DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF

STUDI KASUS PADA JAMAAH MAJELIS TAKLIM AL FURQON

MERUYA SELATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Knowledge, Piety, Intergrity

Oleh :

Kharisma Syahputra

NIM : 1112053000038

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI ZISWAF

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS
Page 3: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS
Page 4: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS
Page 5: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

i

ABSTRAK

Kharisma Syahputra

NIM 1112053000038

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH

MATERI ZISWAF STUDI KASUS PADA JAMAAH MAJELIS TAKLIM AL-FURQON

MERUYA SELATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT.

Dakwah sudah ada sejak zaman manusia pertama sampai ke zaman Rasulullah. Hingga

saat ini dakwah sudah semakin berkembang terutama dalam penggunaan metode dakwah. Salah

satu metode yang saat ini sering digunakan adalah metode Tanya Jawab. Dalam prosesnya

dimana da’i tidak hanya menyampaikan pesan-pesan kebaikan secara satu arah namun lebih dari

itu, dimana jamaah yang langsung mendengarkan bisa mendapatkan kesempatan untuk bertanya

kepada da’i tentang hal yang tidak dimengerti. Dengan metode ini terbangun komunikasi dua

arah antara jamaah dan da’i.

Data dari Kementrian Agama dan Lembaga Survei Indonesia tahun 2006-2009 tentang

perkembangan Majelis Taklim di Indonesia, menggambarkan bahwa tingkat kuantitas Majelis

Taklim terus meningkat setiap tahunnya akan tetapi disisi lain mengalami penurunan dari segi

jamaah dan pengajar. Dari data tersebut bisa kita lihat bahwa ada masalah yang terjadi di Majelis

Taklim Indonesia.

Dan salah satu Majelis Taklim yang berkembang dengan metode Tanya jawabnya adalah

Majelis Taklim Al-Furqon. Majelis Taklim Al-Furqon adalah salah satu diantara sekian banyak

Majelis Taklim yang ada di wilayah Jakarta Barat yang menggunakan metode Tanya jawab

dalam proses taklimnya.

Kemudian proses penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan cara

memberikan kuesioner dan mewawancarai beberapa jamaah untuk mendapatkan jawaban yang

lebih meyakinkan di Majelis Taklim tersebut.

Kata Kunci: Metode Tanya Jawab dan Efektivitas

Page 6: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah SWT atas

segala nikmatNya yang tak terhitung hingga bisa dirasakan hingga saat ini. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada kekasihNya, manusia pilihan ialah Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga dan sahabat sahabatnya yang mulia.

Dan atas izinNya pula akhirnya skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya, sesuai

dengan target penulis dan tentunya yang paling penting skripsi ini selesai untuk memenuhi salah

satu syarat kelulusan untuk mendapat gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi ZISWAF Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses pembuatan skripsi ini tentunya banyak hal yang penulis rasakan, suka

duka, susah senang, letih dan lain sebagainya semua terasa sudah terbayar dengan terwujudnya

skripsi ini, dan tentunya selain itu dalam prosesnya penulis juga mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak, baik internal maupun eksternal sehingga skripsi ini bisa selesai. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Suparto, M.Pd, Ph.D selaku Wakil dekan I Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Hj. Roudhonah M.Ag Selaku Wakil dekan II Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Dr. Suhaimi M.Si Selaku Wakil dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan di Manajemen Dakwah

6. Prof. Dr. H. Syamsir Salam M.Si, selaku Dosen pembimbing saya yang telah

membantu proses terselesaikannya skripsi ini

Page 7: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

iii

7. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqasyah: ketua sidang Dr. Hj. Roudhonah MA,

Sekretaris Sidang Drs. Sugiharto MA, Penguji I Drs. Yusro Kilun M.Pd, dan Penguji

II Dr. H. Ahmad Rojali Jawab MA

8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dari semester

pertama sampai akhir dengan tulus mengajar dan mendidik kami, semoga ilmu yang

diberikan menjadi amal jariah yang tidak terputus pahalanya.

9. Seluruh staff petugas Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Utama

yang telah membantu dalam proses birokrasi untuk terselesaikannya skripsi ini

10. Ustad H. Haris dan Ustad H. Paino beserta segenap pengurus Majelis Taklim Al-

Furqon yang telah membantu saya dalam proses pencarian data ketika penelitian di

Majelis Taklim Al-Furqon

11. Untuk Orangtuaku, Ibunda tercinta Nurhandayani dan Ayah sekaligus pemimpin

terbaik Yudi Yulfansyah beserta adikku tersayang Tiara Dwi Aryani yang telah selalu

menjadi penyemangat dalam hidupku

12. Untuk keluarga besar H. Pandi dan Achmad Syah telah mengajarkan tentang arti

kebersamaan dan kekeluargaan, semoga tali silaturahmi kita tidak akan terputus

13. Seluruh teman-teman MD angkatan 2012 terkhusus kepada M. Musyfiq Hidayat

S.Sos, Syauqi Jazuli S.sos, Tsalis M. Duha S.Sos, Habibullah Mustafa S.Sos dan

Nazar Rudiansyah

14. Untuk anak-anak pengajian Qur’an yang menjadi salah satu motivasi hidup dan para

rekan guru yang terus memberikan semangat untuk bisa menyelesaikan skripsi ini

15. Untuk ananda Anis Syafaatul Maula yang juga selalu memberikan motivasi dan

bimbingan untuk bisa terselesaikannya skripsi ini

Jakarta, 2 Maret 2017

Penulis

Page 8: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 i

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 5

1. Pembatasan Masalah......................................................................... 5

2. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

1. Manfaat Akademis ............................................................................ 6

2. Manfaat Praktis ................................................................................. 6

E. Metodologi Penelitian ............................................................................. 7

1. Pendekatan dan Desain Penelitian .................................................... 7

2. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 7

3. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 8

4. Sumber Data ..................................................................................... 10

3. Teknik Analisis Data ........................................................................ 11

Page 9: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

iv

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 17

A. Pengertian Dakwah ................................................................................. 17

B. Unsur-Unsur Dakwah ............................................................................. 18

1. Subjek Dakwah ................................................................................. 19

2. Media Dakwah .................................................................................. 19

3. Materi Dakwah ................................................................................. 20

4. Objek Dakwah .................................................................................. 20

5. Metode Dakwah ................................................................................ 21

Dalam Al-Qur’an

a. Bi Al Hikmah ................................................................................ 24

b. Mauizhah Hasanah ....................................................................... 25

c. Mujadalah ..................................................................................... 26

Secara Umum

a. Metode Ceramah ........................................................................... 27

b. Metode Tanya Jawab .................................................................... 27

c. Metode Diskusi ............................................................................. 30

d. Metode Propaganda ...................................................................... 30

e. Metode Keteladanan ..................................................................... 31

f. Metode Drama ............................................................................... 31

f. Metode Silaturahmi ....................................................................... 31

Page 10: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

iv

C. ZISWAF .................................................................................................. 32

1. Zakat ................................................................................................. 32

2. Infaq dan Shadaqah .......................................................................... 33

3. Wakaf................................................................................................ 34

D. Tingkat Kepuasan Jamaah ...................................................................... 35

1. Pengertian Kepuasan .......................................................................... 35

2. Bentuk-bentuk kepuasan .................................................................... 35

a. Level Pertama ................................................................................ 36

b. Level Kedua .................................................................................. 36

c. Level Ketiga .................................................................................. 36

3. Metode Pengukuran Kepuasan Jamaah .............................................. 36

a. Sistem keluhan dan saran .............................................................. 36

b. Ghost Shopping ............................................................................. 37

c. Lost Customer Analysis ................................................................ 37

d. Survey Kepuasan Pelanggan ......................................................... 37

E. Majelis Taklim ........................................................................................ 38

BAB III PROFILE MAJELIS TAKLIM AL-FURQON ................................ 41

A. Sejarah Berdiri ........................................................................................ 40

B. Visi Misi dan Tujuan .............................................................................. 43

a. Visi ...................................................................................................... 43

b.. Misi .................................................................................................... 43

c. Tujuan ................................................................................................. 44

C. Program Kegiatan Majelis Taklim Al-Furqon ........................................ 44

Page 11: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

iv

D. Struktur Kepengurusan Majelis Taklim Al Furqon ................................ 46

E. Jamaah Majelis Taklim Al Furqon .......................................................... 49

F. Hambatan dan Upaya Menanggulangi .................................................... 51

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS .................................................... 55

A. Aktivitas Dakwah Majelis Taklim Al-Furqon ........................................ 55

B. Materi Dakwah ........................................................................................ 58

C. Metode Tanya Jawab dalam Majelis Taklim Al-Furqon ........................ 61

D. Analisis Kuesioner .................................................................................. 65

E. Analisis Wawancara ................................................................................ 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................................. 75

B. Saran........................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

viii

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Program Kegiatan Majelis Taklim Al-Furqon .................................. 45

Table 3.2 Jumlah Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon Tahun 2016 .................. 49

Table 3.3 Jumlah Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon Tahun 2013-2016 ......... 50

Table 3.4 Faktor Penghambat Internal .............................................................. 52

Table 3.5 Faktor Penghambat Eksternal ........................................................... 53

Table 4.1 Materi Dakwah Majelis Taklim Al-Furqon ...................................... 60

Table 4.2 Data Responden berdasarkan Jenis kelamin ..................................... 65

Table 4.3 Data Responden berdasarkan Usia ................................................... 66

Table 4.4 Data Responden berdasarkan Pendidikan ......................................... 68

Page 13: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Kepengurusan Majelis Taklim Al-Furqon.................... 47

Gambar 4.1 Taklim Bulanan Majelis Taklim Al-Furqon ................................. 64

Page 14: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi di Majelis Taklim Al-Furqon

Lampiran 2 : Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 : Lembaran persetujuan Responden

Lampiran 4 : Lembaran kuesioner

Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian dari Lembaga

Page 15: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Majelis taklim selaku lembaga pendidikan non formal yang ada di

Indonesia tumbuh sangat pesat khususnya di Jakarta. Pada tahun 90-an terutama

di era reformasi, majelis-majelis dzikir non tariqat mulai tumbuh seperti jamur di

musim hujan. Pengertian non tariqat di sini, pendiri dan pemimpin majelis dzikir

adalah ustadz, ulama atau habaib yang hampir semuanya tidak secara langsung

berhubungan dengan tariqat tertentu, baik sebagai khalifah, wakil talqin atau

mursyid. Jama`ah yang menghadirinya juga tidak ekslusif. Siapa pun, asal

muslim, ia bisa ikut bergabung.1 Para jamaah yang mengikutinya pun biasanya

tidak terbatas oleh kalangan tertentu saja, faktor seperti usia, latar belakang

pendidikan, sosial ekonomi, pria dan wanita semua diterima di majelis taklim.

Tapi memang ada juga majelis taklim yang lebih khusus keberadaannya, seperti

majelis taklim yang berada di lingkungan perkantoran, lingkungan sekolah,

majelis taklim yang khusus untuk ibu-ibu, bapak-bapak, remaja atau majelis

taklim yang rutin diadakan setiap minggunya, bulannya atau setiap dua minggu

sekali.

Keberadaan majelis taklim bersanding dinamis bersama lembaga

sejenisnya seperti pesantren, diniyah, TPA/TPQ, dan balai pengajian. Melalui

1 http://islamic-center.or.id/2011/03/04/fenomena-majelis-dzikir/

Page 16: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

2

aktifitas yang dilakukakan, majelis taklim ikut serta memberikan sumbangan bagi

pencerdasan mental spiritual umat Islam.2 Dengan perkembangan yang sangat

pesat bahkan setiap harinya atau minggunya kita bisa melihat di mana-mana

banyak pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau mushola bahkan di

jalan-jalan dengan jumlah jamaah mulai dari ratusan hingga ribuan berkumpul di

suatu tempat untuk mengaji bersama.

Menurut sumber dari kementrian Agama dan Lembaga Survei Indonesia

(LSI), pada tahun 2006-2007 jumlah majelis taklim di Indonesia berjumlah

153.357 dan pada tahun berikutnya 2008-2009 meningkat menjadi 161.879. Ini

merupakan salah satu bukti bahwa majelis taklim berkembang pesat di Indonesia.

Survei juga menggambarkan jumlah jamaah dan tenaga pengajar di majelis

taklim. Pada tahun 2006-2007 jumlah jamaah majelis taklim 9.867.873 jiwa

dengan pengajar 375.095 jiwa, sedangkan pada tahun selanjutnya 2008-2009

jumlah jamaah menjadi 9.670.272 jiwa dan pengajar 366.200 jiwa.3 Data tersebut

menggambarkan bahwa majelis taklim di Indonesia hanya berkembang dari segi

kuantitasnya bukan kualitas. Hasil survei memberikan gambaran bahwa ada

masalah yang terjadi pada majelis taklim di Indonesia.

Peran narasumber atau muballigh sangat penting bagi perkembangan

sebuah majelis taklim. Narasumber atau muballigh bisa menjadi salah satu faktor

2 http://aceh.tribunnews.com/2013/02/08/majelis-taklim-dan-partisipasi-umat

3 https://roedijambi.wordpress.com/2012/12/22/mengenal-majelis-taklim/

Page 17: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

3

berkembangnya suatu majelis taklim atau bahkan justru menjadi menurunnya

kualitas dari majelis taklim. Banyak kita jumpai majelis taklim yang

narasumbernya adalah para sesepuh atau tokoh agama lingkungan setempat yang

menjadi pengajarnya, ada juga majelis taklim yang narasumbernya adalah para

ustad yang memang sengaja didatangkan dari luar untuk memberikan ilmunya

kepada jamaah di suatu majelis taklim. Biasanya jika narasumber mempunyai

keluasan ilmu agama dan retorika yang mumpuni maka jamaah akan suka dan

nyaman selama berada dalam majelis, hal ini adalah sebuah modal untuk ke

depannya bagi majelis taklim. Dakwah akan sia-sia bila narasumber hanya

berbicara tanpa memikirkan apakah jamaah paham dengan apa yang dia katakan

atau tidak, meskipun apa yang dikatakan adalah suatu kebenaran tapi tidak bisa

menyentuh hati jamaah.

Selain narasumber, faktor lainnya yang menentukan perkembangan suatu

majelis taklim adalah metode yang digunakan. Ada majelis taklim yang bubar

dikarenakan jamaah bosan dengan metode yang digunakan pengajarnya, ada juga

majelis taklim yang maju karena metode yang digunakan oleh narasumbernya.

Oleh karena itu narasumber harus bisa menyesuaikan diri dimana tempat ia

berdakwah, siapa orang yang ia dakwahi, bagaimana latar belakang jamaah yang

mendengarkan ia berdakwah, semua itu bertujuan untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan, agar bisa memilih metode yang tepat ketika mengajar. Karena

Page 18: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

4

tidak mungkin sang narasumber menggunakan bahasa yang akademis jika ia

berdakwah di daerah perkampungan, dan begitu juga sebaliknya.

Dalam berdakwah metode yang digunakan sangat beranekaragam, dalam

Al-Qur’an dan As Sunnah banyak menjelaskan metode-metode dakwah yang

pernah Nabi Muhammad SAW lakukan. Namun secara umum bentuk-bentuk

metode dakwah diantaranya adalah4 metode ceramah, metode diskusi, metode

tanya jawab, metode silaturahmi, metode drama, metode propaganda, metode

keteladanan. Kemudian metode dakwah berdasarkan Al-Qur’an terdapat dalam

surat An Nahl ayat 125 yaitu, dakwah bil hikmah, dakwah mauizhah hasanah dan

dakwah mujadalah, Allah SWT berfirman:

”serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

4 Munir A, Samsul, Ilmu dakwah, (Jakarta:Amzah.2009), cet ke 2, hal. 101-105

Page 19: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

5

Kemudian setelah penulis melakukan pengamatan (observasi) di beberapa

majelis taklim yang ada di lingkungan tempat tinggal, penulis merasa bahwa

majelis taklim Al-Furqon adalah salah satu majelis taklim yang sudah maju dan

berkembang dibanding dengan majelis taklim lainnya, dengan melihat faktor-

faktor seperti yang sudah disebutkan di atas. Dengan demikian penulis melakukan

penelitian terhadap majelis taklim tersebut, yakni dengan penelitian berjudul

“Pengaruh Metode Tanya Jawab Materi ZISWAF Terhadap Kepuasan Jamaah

pada Majelis Taklim Al-Furqon, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan masalah yang ada dalam skripsi ini, maka

masalah yang dibahas dalam skripsi ini dibatasi pada pengaruh metode Tanya

Jawab Materi ZISWAF terhadap kepuasan jamaah pada Majelis Taklim Al

Furqon.

2. Rumusan Masalah

Penguraian masalah dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, misalnya secara abstrak, jelas atau lengkap, objektif,

bernalar dan konseptual. Dengan cara ini, permasalahan penelitian atau suatu

Page 20: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

6

pembahasan diuraikan ke dalam bagian-bagian yang lebih spesifik dan dapat

dilakukan dengan berbagai cara.5

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis membuat

perumusan masalah sebagai berikut:

a. Apakah metode Tanya jawab Materi ZISWAF memberikan kepuasan

bagi jamaah di Majelis Taklim Al Furqon, Meruya Selatan?

b. Bagaimana tingkat kepuasan para jamaah terhadap metode Tanya

jawab Materi ZISWAF di Majelis Taklim Al Furqon, Meruya Selatan?

C. Tujuan

Selalu ada tujuan dalam setiap penelitian yang dilakukan oleh seseorang,

dalam hal ini berdasrkan pokok permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Untuk mengetahui apakah metode Tanya jawab materi ZISWAF

memberikan pengaruh terhadap kepuasan jamaah pada Majelis Taklim Al

Furqon?

2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan jamaah terhadap

metode Tanya jawab materi ZISWAF pada Majelis Taklim Al Furqon?

5 Suherli Kusmana, merancang karya tulis ilmiah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) cet ke-1,

hal. 35

Page 21: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

metode-metode dalam berdakwah. Serta untuk menambah wawasan pengetahuan

dan memberikan kontribusi bagi penulis sendiri dan umumnya praktisi dakwah

khususnya yang berada di bidang Majelis Taklim.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna kepada para praktisi dakwah

untuk tambahan wawasan mengenai fenomena majelis taklim dan metode dakwah

yang digunakan serta agar bisa diterapkan konsep yang baik di majelis taklim

agar kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan bisa efktif dan efisien.

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-

langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

masalah tertentu untuk diolah, dianalisa dan diambil kesimpulan.6

1. Pendekatan Penelitian dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

6 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), cet ke-2, hal. 1

Page 22: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

8

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.7 Penulis

menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis untuk memperoleh hasil yang

diinginkan. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memberikan kondisi

gambaran secara utuh mengenai objek yang ingin diteliti.

2. Sumber Data

Data sanagat dibutuhkan dalam melakukan sebuah penelitian, karena jika

tidak ada data maka tidak akan bisa melakukan penelitian. Dari sekian banyak

data yang ada, maka hanya data yang penting sajalah yang diambil agar arah

penelitian tidak keluar jalur. Dalam hal pengumpulan data, penulis mendapatkan

berbagai macam data yang di klasifikasikan sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang didapat dari sumber pertama yaitu

dari jamaah langsung dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara serta

observasi secara langsung di majelis taklim.

b. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen

yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, brosur,

makalah dan sumber informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah

penelitian sebagai bahan penunjang penelitian.

7 Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet ke1,

hal 138

Page 23: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

9

3. Ruang lingkup Penelitian

a. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek yang akan penulis teliti adalah narasumber yang mengisi

di majelis taklim Al-Furqon, dan objeknya adalah jamaah majelis taklim Al-

Furqon, Meruya Selatan, Jakarta Barat.

b. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2016 sampai dengan awal

tahun Desember 2016, dan lokasi penelitian berada di Majelis Taklim Al-Furqon

RT 04 RW 04, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat.

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.8 Teknik

pengumpulan data ini dilakukan dengan:

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.9 Hingga saat

ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai dengan standar

yang ditetapkan. Pertama, Observasi secara langsung dan ikut tetlibat dalam 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005)

9 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: Lembaga

Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.

Page 24: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

10

peristiwa yang sedang dijadikan objek observasi. Dan Kedua, observasi non

partisipasi, yakni pembimbing berada di luar objek atau peran yang sedang

diidentifikasi, bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya

mengamati dan mencatan fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana

layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu. Dalam observasi peneliti

melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga,

kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang

dibutuhkan.

b. Kuesioner

Angket atau Kuesioner adalah pernyataan atau pertanyaan yang

dikirimkan kepada responden, baik secara langsung atau tidak langsung.10

Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang mengukur variable-variabel,

hubungan diantara variable yang ada, atau juga pengalaman atau opini dari

responden.11

Melalui kuesioner inilah penulis menyaring data dari responden

untuk mengetahui Pengaruh dari metode Tanya Jawab terhadap kepuasan jamaah

di majelis taklim Al-Furqon. Kuesioner dan proses pengumpulan data dilakukan

oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan majelis sedang berlangsung. Responden

menerima satu perangkat instrument penelitian yang terdiri dari permohonan

kepada responden, persetujuan menjadi responden dari kuesioner, responden

10

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hal. 57 11

Bambang Prasetyo dan Lina Mifathul Jannah, Metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,

2011) cet ke-6, hal. 143

Page 25: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

11

diperkenankan membaca seluruh pertanyaan setelah menandatangani lembar

persetujuan menjadi responden dan diberi kesempatan untuk mengisi. kuesioner

yang telah di isi dikumpulkan kembali untuk kemudian dilakukan perhitungan

dan di analisa.

c. Wawancara12

Wawancara ialah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancara

disebut interviewee.

Jenis wawancara ada dua, yaitu wawancara terpimpin dan tidak terpimpin.

Wawancara terpimpin ialah Tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data

yang relevan saja. Wawancara tidak terpimpin ialah wawancara yang tidak

terarah. Kelemahannya ialah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga.

Jadi, setelah mendistribusikan kuesioner kepada jamaah, peneliti juga

melakukan mewawancara kepada perwakilan jamaah yang hadir.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif, dengan cara

mengumpulkan data-data yang relevan terkait judul penelitian. Kemudian setelah

melakukan pencarian data dengan kuesioner, wawancara dan observasi

keseluruhan data tersebut diolah untuk kemudian dideskripsikan dalam bentuk

pernyataan.

12

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hal. 55-56

Page 26: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

12

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa rujukan yang

berkaitan dengan metode Tanya jawab, untuk membuktikan bahwa tidak terjadi

penjiplakan maka penulis berikan rujukan referensi untuk dijadikan acuan.

Dimana referensi tersebut berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang

menyangkut masalah metode Tanya jawab, diantaranya:

1. Judul Skripsi : Penggunaan metode Tanya jawab dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS kelas IV di MI

Unwanul Huda Jakarta Selatan

Penulis : Z. Mutaqqin (Program Studi PGMI Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014)

Isi Pokok : Dalam penelitian skripsi tersebut penulis

menggunakan metode kuantitatif dalam melaksanakan penelitiannya. Pada

skripsi tersebut ruang lingkup pembahasan metode Tanya jawab seputar

dunia belajar mengajar yang dilakukan di sekolah-sekolah, sedangkan

pada penelitian ini berfokus pada Tanya jawab yang dilakukan di majelis

taklim, ada perbedaan dari segi tempat dan jamaah. Kemudian dari segi

strategi penggunaan metode Tanya jawabnya bisa di kombinasikan antara

Tanya jawab di sekolah dan di majelis taklim, karena hakikatnya adalah

Page 27: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

13

guru dan murid atau ustad atau jamaah yang akan saling berinteraksi

dengan saling melempar pertanyaan untuk di jawab.13

2. Judul Skrpsi : Perbedaan penguasaan konsep sistem indera antara

siswa yang diajar dengan metode Brainstorming dan metode Tanya jawab

Penulis : Iis Nuraisiyyah (Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2008)

Isi pokok : Penelitian ini menggunakan metode kuantitataif. Dari

penelitian ini penulis melakukan eksperimen atau percobaan terhadap dua

metode pembelajaran. Dan hasil dari penelitian tersebut menggambarkan

bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode Brainstrom lebih baik

daripada dengan metode Tanya jawab meskipun perbedaannya tidak

terlalu jauh. Dan kedua metode tersebut sama-sama berpengaruh terhadap

para murid dalam penguasaan konsep. Dengan demikian dari penelitian

tersebut sudah menjelaskan bahwa metode Tanya jawab berpengaruh

terhadap penguasaan konsep siswa, kemudian dalam penelitian ini juga

yang membedakan hanya pada tempat penelitian dan orang yang akan

dijadikan sebagai responden, antara di sekolah dan di majelis taklim.14

13

Z. Mutaqqin, Penggunaan metode Tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

pelajaran IPS kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan, (Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014) 14

Iis Nuraisiyyah, Perbedaan penguasaan konsep sistem indera antara siswa yang diajar dengan

metode Brainstorming dan metode Tanya jawab, (Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)

Page 28: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

14

Kemudian selain penelitian terdahulu, penulis juga mengambil rujukan

dari berbagai macam buku yang berkenaan dengan metode Tanya jawab

dalam Majelis Taklim, diantaranya:

1. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang

digunakan dalam aktivitas dakwah selain metode lainnya.

Sekarang banyak Majelis-majelis Ilmu yang sudah menggunakan

metode Tanya jawab dalam aktivitas dakwahnya.

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan

menggunakan Tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah, disamping itu, juga untuk merangsang perhatian

penerima dakwah. Metode Tanya jawab sebagai suatu cara

menyajikan dakwah harus digunakan bersama-sama dengan

metode lainnya, seperti metode ceramah. Metode Tanya jawab ini

sifatnya membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

metode ceramah.15

15

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009) Cet ke-1, hal. 102

Page 29: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

15

2. Kepuasan jamaah

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang

dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.16

Jamaah adalah objek dakwah bagi seorang da’i yang bersifat

individual, kolektif atau masyarakat umum. Masayarakat sebagai

objek dakwah atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur

yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya

dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain.17

Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi

antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau

pelayanan yang diberikan. Apabila penampilan kurang dari

harapan, maka pelanggan tidak dipuaskan, namun apabila

penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan

apabila penampilan melebihi harapan pelanggan akan sangat

puas.18

16

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, (dicetak di Indonesia oleh PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009) edisi 12 jilid 1, h.177 17

Wahidin Saputra, Pengantara Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hal. 280 18

https://cocilku.wordpress.com/2013/07/10/pengertian-kepuasan/

Page 30: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

16

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat Penelitian

E. Metodologi Penelitian

F. Tinjauan Pustaka

G. Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dakwah

B. Unsur-Unsur Dakwah

C. ZISWAF

D. Tingkat Kepuasan Jamaah

E. Majelis Taklim

BAB III : PROFILE LEMBAGA

A. Sejarah Berdiri

B. Visi Misi dan Tujuan Majelis Taklim Al-Furqon

C. Hambatan yang terjadi dan Upaya Menanggulanginya

Page 31: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

17

BAB IV : TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Aktivitas Dakwah Majelis Taklim Al-Furqon

B. Materi Dakwah

C. Metode Tanya Jawab pada Majelis Taklim bulanan Al-

Furqon

D. Analisis Kuesioner

E. Analisis Wawancara

BAB V : KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Penutup

Page 32: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata da’a yad’u dan da’watan, secara bahasa atau

etimologi dakwah berarti mengajak, menyeru, menginformasikan. Secara istilah

atau terminologi dakwah berarti menyeru manusia atau sekelompok manusia

kepada kebaikan dan melarang berbuat kejahatan. Sedangkan ilmu dakwah adalah

ilmu yang mempelajari tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan

ajaran islam kepada objek dakwah (masyarakat) dengan berbagai pendekatan agar

nilai-nilai ajaran islam dapat direalisasikan dalam realitas kehidupan, dengan

tujuan agar mendapat ridha Allah SWT agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.19

Dalam prosesnya, orang yang melakukan dakwah disebut

pendakwah seperti para ustad, kiyai, mubaligh. Sedangkan bagi orang yang diseru

kepada jalan dakwah disebut dengan mad’u atau jamaah. Kewajiban dakwah

adalah untuk setiap manusia, bukan hanya untuk ustad, kiyai dan muballigh. Oleh

karena itu didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang membicarakan tentang

dakwah sebagai suatu kewajiban bagi setiap manusia. Karena hakikatnya dakwah

tidak hanya perlu berbicara diatas mimbar tapi bisa dilakukan dengan berbagai

macam cara.

19

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet ke-1, hal. 6

Page 33: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

19

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Imraan ayat 103:

“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu

bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah

kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di

tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah

Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Salah satu ciri dakwah yang efektif adalah apabila hubungan baik antara

da’i dan mad’u (hubungan interpersonal atau hubungan batin) semakin

meningkat. Kedekatan hubungan antara kedua pihak itu boleh jadi terjadi secara

alamiah karena bertemunya dua unsur yang saling membutuhkan dan saling

mendukung, tapi bisa juga merupakan buah dari hasil kerja dakwah yang efektif,

yakni melalui usaha keras dan lama.20

20

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), cet ke-4, hal. 141

Page 34: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

20

Di Indonesia keberadaan ilmu dakwah sudah berlangsung cukup lama.

Dengan dibukanya Studi Dakwah Islam, semula sebagai salah satu jurusan pada

Fakultas Ushuluddin, dan menjadi Fakultas di UIN dan IAIN, dan jurusan pada

STAIN dan STAI, adalah bukti ilmu dakwah menjadi kajian dari bidang Ilmu

Islam. Dan pada 1962, terjadi momentum yang menandai pengembangan dakwah

sebagai wacana akademik, dengan diselenggarakannya Simposium Dakwah di

Surabaya 23 Februari 1962. Sejak saat itu lahir berbagai karya ilmiah tentang

dakwah sebagai ilmu yang mandiri, disamping juga banyak forum-forum yang

dilaksanakan untuk mengukuhkan dakwah sebagai ilmu yang mandiri.21

B. Unsur-unsur Dakwah

Dakwah sebagai suatu cara untuk mengajak manusia kepada kebaikan

memiliki unsur-unsur terkait yang tidak akan pernah lepas dari proses dakwah,

dimana unsur-unsur tersebut harus ada dalam proses dakwah, jika salah satu unsur

tersebut hilang maka itu belum bisa dianggap sebagai dakwah yang baik dan

sempurna, maka agar proses dakwah bisa berjalan dengan baik dan guna

mencapai tujuan yang diinginkan maka semua unsur tersebut harus terpenuhi

untuk saling menguatkan agar dapat terealisasikan dalam proses dakwah.

21

Wahidin Saputra, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) Cet ke-1, hal. 178-179

Page 35: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

21

Berikut adalah unsur-unsur dalam dakwah seperti yang dimaksud diatas,

yaitu:22

1. Subjek Dakwah (Da’i)

Subjek dakwah adalah pelaku dakwah itu sendri atau disebut dengan da’i.

da’i secara etimologis berasal dari bahasa Arab, bentuk isim fail (kata

menunjukan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang yang melakukan

dakwah. secara terminologis da’i yaitu setiap muslim yang berakal mukallaf (aqil

baligh) dengan kewajiban dakwah. Jadi da’i merupakan orang yang melakukan

dakwah, atau dapat diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah

kepada orang lain (mad’u).23

Faktor subjek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktivitas dakwah.

Maka subjek dakwah dalam hal ini da’i atau lembaga dakwah hendaklah mampu

menjadi penggerak dakwah yang profesional. Baik gerakan dakwah yang

dilakukan oleh individual maupun kolektif, profesionalisme sangat dibutuhkan,

termasuk profesionalisme lembaga-lembaga dakwah.

Disamping professional, kesiapan subjek dakwah baik penguasaan

terhadap materi, maupun penguasaan terhadap metode, media dan psikologi

sangat menentukan gerakan dakwah untuk mencapai keberhasilan.

22

Ibid hal.13-14 23

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet ke-1, hal. 261

Page 36: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

22

2. Media Dakwah

Media dakwah adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.

Penggunaan media dakwah yang tepat akan menghasilkan dakwah yang efektif.

Penggunaan media-media dan alat-alat modern bagi pengembangan dakwah

adalah suatu keharusan untuk mencapai efektivitas dakwah. Media-media yang

dapat digunakan dalam aktivitas dakwah antara lain: media-media tradisional,

media cetak, media broadcasting, media film, media audio visual, internet,

maupun media elektronik lainnya.

3. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah isi dari pesan-pesan dakwah. Pesan atau materi

dakwah harus disampaikan secara menarik dan tidak monoton sehingga dapat

merangsang objek dakwah, yang pada gilirannya objek dakwah akan mengkaji

lebih mendalam mengenai materi agama islam dan meningkatkan kualitas

pengetahuan keislaman untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.

Pesan-pesan dakwah harus dilakukan dengan mempertimbangkan situasi

dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah. Pesan-pesan dakwah yang

disampaikan sesuai dengan kondisi sasaran objek dakwah akan dapat diterima

dengan baik oleh mad’u. oleh karena itu da’i hendaklah melihat kondisi objek

dakwah dalam melakukan aktivitas dakwah agar pesan dalam dakwah tersebut

bisa ditangkap sesuai dengan karakter dan cara berpikir objek dakwah.

4. Objek Dakwah (Mad’u)

Page 37: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

23

Objek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat

baik individu maupun kelompok sebagai objek dakwah memiliki strata dan

tingkatan yang berbeda-beda. Dalam hal ini seorang da’i dalam aktivitas

dakwahnya, hendaklah memahami karakter dan siapa yang akan diajak bicara

atau siapa yang akan menerima pesan-pesan dakwahnya. Da’i dalam

menyampaikan pesan-pesan dakwahnya, perlu mengetahui klasifikasi dan

karakter objek dakwah, hal ini penting agar pesan-pesan dakwah bisa diterima

dengan baik oleh mad’u.

Dengan mengetahui karakter dan kepribadian mad’u sebagai penerima

dakwah, maka dakwah akan lebih terarah karena tidak disampaikan secara

sembarangan tetapi mengarah kepada profesionalisme. Maka mad’u sebagai

sasaran atau objek dakwah akan dengan mudah menerima pesan-pesan dakwah

yang disampaikan oleh subjek dakwah, karena baik materi, metode, maupun

media yang digunakan dalam berdakwah harus tepat sesuai dengan kondisi mad’u

sebagai objek dakwah.

5. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan

“hodos” (jalan atau cara). Dengan demikian, kita dapat artikan bahwa metode

adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber

lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahsa Jerman methodicay artinya

ajaran tentang metode. Dalm bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos

Page 38: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

24

artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. Metode berarti cara yang

telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.24

Metode dakwah yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baik individu,

kelompok, maupun masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut mudah

diterima. Metode dakwah hendaklah menggunakan metode yang tepat dan sesuai

dengan situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima pesan-pesan dakwah. Sudah

selayaknya penerapan metode dakwah mendapat perhatian yang serius dari para

penyampai dakwah. Berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bi al-lisan,

dakwah bi al-qalam, maupun dakwah bi al-hal perlu dimodifikasi sedemikian

rupa sesuai dengan tuntutan modernitas. Demikian pula penggunaan metode

dakwah dengan hikmah, mauizhah hasanah dan mujadalah.

Sementara itu pengertian lain juga menyebutkan bahwa Metode dakwah

adalah cara tertentu yang digunakan dalam kegiatan dakwah berdasarkan

pemikiran yang cermat untuk mencapai tujuan dakwah. Yang dimaksud dengan

pemikiran yang cermat adalah menetukan sebuah atau beberapa cara yang

didasarkan atas pertimbangan rasional dan dilakukan secara terperinci.25

Kemudian metode dakwah juga bisa diartikan sebagai cara-cara yang

dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-

islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber metode

dakwah yang terdapat di dalam Al-Qur’an menunjukan ragam yang banyak,

24

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet ke-1, hal. 242 25

Disunting oleh Nawari Ismail, Filsafat Dakwah, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2004), cet ke-2, hal. 97

Page 39: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

25

seperti hikmah, nasihat yang benar dan mujadalah atau diskusi atau berbantah

dengan cara yang paling baik, dengan kekuatan anggota tubuh (tangan), dengan

mulut (lidah) dan bila tidak mampu dengan hati. Dari sumber metode itu tumbuh

metode-metode yang merupakan operasionalisasinya yaitu dakwah dengan lisan,

tulisan, seni, bil-hal dan lainnya. Pada setiap metode itu juga memungkinkan

terdapat masalah, apakah metode tersebut cocok untuk menyampaikan suatu

materi, apakah cocok digunakan oleh subjek, apakah cocok untuk objek tertentu,

bagaimana hasil yang dicapai dengan menggunakan metode tersebut?26

Dakwah amar makruf nahi munkar dengan metode yang tepat akan

menghantarkan dan menyajikan ajaran islam secara sempurna. Metode yang

diterapkan dalam menyampaikan amar makruf nahi munkar tersebut sebenarnya

akan terus berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang

dihadapi para dai.27

Seperti pada saat zaman jahiliyah bagaimana banyak manusia

menyembah patung, api dan lainnya, dimana saat zaman jahiliyah setiap bayi

perempuan yang lahir di kubur hidup-hidup, dimana pada saat itu orang yang

tidak mau berzakat di perangi. Kini, dimana keadaan seperti itu sudah berbeda

konteksnya dengan zaman sekarang, apalagi zaman sekarang ilmu pengetahuan

sudah maju pesat, teknologi semakin berkembang untuk memudahkan manusia.

Dahulu zaman Nabi Muhammad, beliau berdakwah dengan sembunyi-sembunyi,

pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk menyampaikan ajaran Allah SWT,

26

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta), cet ke-1, hal 34-35 27

H. Tata Sukayat, Quantum Dakwah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet ke-1, hal. 4

Page 40: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

26

kini berdakwah tidak harus seperti itu, sekarang sudah banyak di teknologi para

orang bertanya kepada para ustad melalui website dan media sosial. Dari

fenomenya tersebut setidaknya bisa membuktikan bahwasanya berdakwah itu

perlu manajemen dan strategi, dakwah perlu melihat perkembangan zaman dan

masyarakat yang ingin dijadikan objek dakwah. Maka dari itu juga lahirlah ilmu

pengetahuan yang disebut manajemen dakwah. Secara umum tujuan dan

kegunaan manajemen dakwah adalah untuk menuntun dan memberikan arah agar

pelaksanaan dakwah dapat diwujudkan secara professional dan proposional.

Artinya, dakwah harus dapat dikemas dan dirancang sedemikian rupa, sehingga

gerak dakwah merupakan upaya nyata yang sejuk dan menyenangkan dalam

usaha meningkatkan kualitas akidah dan spiritual, skaligus kualitas kehidupan

sosial, ekonomi, budaya, dan politik umat dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.28

Kemudian, landasan umum mengenai metode dakwah adalah Al-Qur’an

surat An Nahl ayat 125. Pada ayat tersebut terdapat metode dakwah yang akurat.

Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah:29

1. Bi Al-Hikmah

Kata hikmah sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu

suatu pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu

28

Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah (Jakarta: Amzah, 2007) Cet ke-1, hal. 30-31 29

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009) Cet ke-1, hal. 98-101

Page 41: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

27

melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada

paksaan, konflik maupun rasa tertekan.

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang

dilaksanakan atas dasar persuasif karena dakwah bertumpu pada human oriented,

maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan penghargaan pada hak-hak

yang bersifat demokratis, agar fungsi dakwah yang utama (bersifat informatif)

bisa dijalankan, sebagaimana ketentuan Al-Qur’an:

“Bahwasanya engkau itu adalah yang memberi peringatan. Kamu bukanlah

orang yang berkuasa atas mereka” Q.S. Al Ghasyiyah 21-22

Kata hikmah mengandung tiga unsur pokok, yaitu:30

a. Unsur ilmu, yaitu ilmu yang shaleh yang dapat memisahkan antara haq dan

yang bathil.

b. Unsur Jiwa, yaitu menyatukan ilmu tersebut ke dalam jiwa sang ahli

hikmah, sehingga mendarah daginglah ia dengan sendirinya.

c. Unsur amal perbuatan, yaitu ilmu pengetahuan yang menyatu kedalam

jiwanya itu mampu memotivasi dirinya untuk berbuat kebajikan

30

Fathul Bari An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, (Jakarta: Amzah, 2008), cet -1, hal. 240

Page 42: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

28

2. Mauizhah Hasanah

Mauizhah Hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah

memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-

petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan

dihati, menyentuh perasaan, lurus dipikiran, menghindari sikap kasar dan tidak

mencari atau menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan

rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh

pihak subjek dakwah.

Menurut Ali Mustafa Yakub, bahwa mauizhah hasanah adalah ucapan

yang berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat bagi orang yang

mendengarkannya, atau argument-argumen yang memuaskan sehingga pihak

audiens dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.

3. Mujadalah

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara-cara

berdiskusi yang ada. Mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk

berdakwah manakala dua cara terakhir yang digunakan untuk orang-orang yang

taraf berpikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahli kitab yang telah memiliki

bekal keagamaan dari para utusan sebelumnya.

Page 43: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

29

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al Ankabut ayat 46:

“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang

paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka …”

Dari ayat tersebut, kaum muslimin (terutama juru dakwah) dianjurkan

agar berdebat dengan ahli kitab dengan cara baik, sopan santun dan lemah lembut

kecuali jika mereka telah memperlihatkan keangkuhan dan kezaliman yang keluar

dari batas kewajaran.

Dakwah yang dilakukan dengan cara muajadalah ini biasanya terjadi

karena ada perbedaan pendapat atau perselisihan mengenai suatu masalah

sehingga diperlukan dialog terbuka untuk mendapatkan jawaban yang

seharusnnya agar tidak terjadi perpecahan dikalangan ummat. Dan apabila topik

yang dibahas menyangkut masalah sensitif seperti tentang agama lain, masalah

pribadi yang tidak baik apabila diketahui umum atau karena waktu dakwah yang

terbatas, maka topik atau pertanyaan tersebut bisa disampaikan diluar waktu yang

telah disepakati.31

31

Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011) cet ke-1, hal. 125

Page 44: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

30

Dari ketiga hal diatas kita bisa melihat bahwa di dalam Al-Qur’an sudah

diterangkan dengan jelas bahwa dakwah bisa dilakukan dengan cara bi al-hikmah,

mauizhah hasanah dan mujadalah. Kemudian apabila ditinjau dari sudut pandang

lain, metode dakwah dapat dilakukan pada berbagai metode yang lazim dilakukan

dalam pelaksanaan dakwah. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:32

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode dakwah yang dilakukan dengan maksud

untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan tentang

sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan. Metode ceramah ini,

sebagai metode dakwah bi al-lisan dapat berkembang menjadi metode-metode

yang lain, seperti metode diskusi dan tanya jawab.

b. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan

tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang

dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu, juga untuk

merangsang perhatian penerima dakwah.

Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus

digunakan bersama-sama dengan metode lainnya, seperti metode ceramah.

Metode Tanya jawab ini sifatnya membantu kekurangan-kekurangan yang

terdapat pada metode ceramah.

32

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009) Cet ke-1, hal. 101-105

Page 45: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

31

Tanya jawab sebagai salah satu metode cukup dipandang efektif apabila

ditempatkan dalam usaha dakwah, karena objek dakwah dapat mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad’u sehingga akan terjadi

hubungan timbal balik antara subjek dakwah dengan objek dakwah.

Metode Tanya jawab merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh

Rasulullah ketika berdakwah atau yang lebih dikenal dengan al-hiwar. Sebagai

contoh, sebuah dialog singkat antara Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat

tentang al-muflis (orang yang bangkrut). Tanya Nabi, “Tahukah kalian siapa

orang yang bangkrut itu?” Para sahabat, karena tidak tahu apa maksud dari Nabi

menjawab, “menurut kami orang yang bangkrut itu adalah orang yang tidak

mempunyai harta benda”. Nabi Muhammad SAW kemudian menjelaskan seraya

meluruskan kekeliruan mereka, “orang yang bangkrut diantara umatku adalah

orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal-amala shalat, puasa

dan zakat tetapi ia pernah mencaci orang lain, menuduh zina orang lain,

merampas harta orang lain, membunuh dan memukul orang. Maka pahala

kebajikan orang tersebut akan diberikan sebagai tebusan kepada orang-orang

yang didzaliminya itu.”33

Terkadang metode al-hiwar ini dipandu langsung oleh malaikat jibril.

Maka dalam hal ini jibril bertindak sebagai penanya, Nabi sebagai orang yang

ditanya, sementara sahabat sebagai pendengar aktif. Seperti ketika jibril datang

33

Ali Mustafa Yakub, Pendekatan Pendidikan, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2000), cet ke-2, hal. 146-147

Page 46: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

32

kepada Nabi untuk mengajarkan masalah iman, islam dan ihsan. Dan adakalanya

Nabi bertindak sebagai orang yang ditanya, sementara salah seorang sahabat yang

bertanya sudah mengetahui permasalahannya, karena misalnya ia telah diberitahu

utusan Nabi tentang ajaran Islam. Namun ia bertanya kepada Nabi saw hanya

untuk memperoleh suatu kepastian. Seperti ketika seorang badui menanyakan

ajaran-ajaran Islam kepada beliau.34

Seperti itulah kisah tentang metode al-hiwar

yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Dengan metode al-hiwar tersebut antara guru dan murid atau ustad dan

jamaah bisa saling bertanya untuk mengembangkan masalah yang ada atau untuk

mencari solusi.

Kemudian metode tanya jawab sebagai salah satu cara yang bisa dipakai

dalam berdakwah bisa digunakan dengan memepertimbangakan beberapa hal,

metode tanya jawab layak dipakai bila dilakukan:35

1. Sebagai bentuk ujian

2. Sebagai selingan dalam melakukan pembelajaran

3. Untuk merangsang jamaah agar perhatian mereka lebih terpusat pada masalah

yang sedang dibahas

4. Untuk mengarahkan proses berpikir

34

Ali Mustafa Yakub, Pendekatan Pendidikan, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2000), cet ke-2, hal. 146-147 35

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) cet ke-1, hal. 43-44

Page 47: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

33

Sedangkan kelemahan metode ini adalah:

1. Waktu yang digunakan tersita dan kurang dapat terkontrol karena banyaknya

pertanyaan

2. Kemungkinan terjadinya penyimpangan perhatian jamaah

3. Jalannya pengajaran kurang dapat terkordinir dengan baik

c. Metode Diskusi

Diskusi sering dimaksdukan sebagai pertukaran pemikiran (gagasan,

pendapat dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu

masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk

memperoleh kebenaran.

Dakwah dengan menggunakan metode dsikusi dapat memberikan peluang

peserta diskusi untuk memberi sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah

dalam materi dakwah.

Melalui metode diskusi da’i dapat mengembangkan kualitas mental dan

pengetahuan agama para peserta dan dapat memperluas pandangan tentang materi

dakwah yang didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini

dapat menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan benar

tentang materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan terlatih berpikir secara

kreatif dan logis dan objektif.

Page 48: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

34

d. Metode Propaganda

Suatu upaya untuk menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhi dan

membujuk massa secara massal, persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan).

Metode ini dapat digunakan untuk menarik perhatian dan simpatik

seseorang. Pelaksanaan dakwah dengan metode ini dapat digunakan melalui

berbagai macam media, baik auditif, visual maupun audio visual. Kegiatannya

dapat disalurkan melalui pengajian akbar, pertunjukan seni hiburan, pamplet dan

lainnya.

e. Metode Keteladanan

Dakwah dengan metode ini berarti suatu cara penyajian dakwah dengan

memberikan keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti

kepada apa yang dicontohkannya. Metode ini dapat dipergunakan untuk hal-hal

yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, cara beribadah, berumah tangga, dan

segala aspek kehidupan manusia.

f. Metode Drama

Suatu cara menjajakan materi dakwah dengan mempertunjukan dan

mempertontonkan kepada mad’u agar dakwah dapat tercapai sesuai yang

ditargetkan. Dalam metode ini, materi dakwah disuguhkan dalam bentuk drama

yang dimainkan oleh para seniman yang berprofesi sebagai da’i atau da’i yang

berprofesi sebagai seniman. Dakwah dengan metode ini dapat dipentaskan untuk

Page 49: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

35

menggambarkan kehidupan sosial menurut tuntunan Islam dalam suatu lakon

dengan bentuk pertunjukan yang bersifat hiburan.

g. Metode Silaturahmi

Dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan kepada suatu

objek tertentu dalam rangka menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah.

Dakwah dengan metode ini dapat dilakukan melalui silaturahmi, menjenguk orang

sakit, ta’ziyah dan lainnya. Dengan cara seperti ini, manfaatnya cukup besar dalam

rangka mencapai tujuan dakwah.

C. ZISWAF

1. Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari

kata zakat yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti

tumbuh dan berkembang, dan seorang itu zaka, berarti orang itu baik.

Zakat adalah ibadah yang menyangkut harta, karena zakat merupakan

aturan Allah SWT, maka setiap aturan yang datang dari Allah SWT adalah

ibadah.36

Zakat dari segi istilah fikih berarti sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan Allah SWT untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak37

36

Ibrahim Muhammad Hasan Al Jamal, Fikih Puasa dan Zakat untuk Wanita, (Jakarta: Najla Press, 2006), h. 133 37

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (), hal. 34

Page 50: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

36

Menurut hukum Islam, zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu

dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan

kepada golongan tertentu.38

Zakat adalah salah satu ibadah yang di syariatkan dalam islam yang

tercantum dalam rukun islam, Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat

43:

“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku”

Sebagai sebuah pranata sosial-ekonomi yang lahir pada abad ke-7 M,

zakah adalah sistem fiskal pertama di dunia yang memiliki kelengkapan aturan

yang luar biasa. Mulai dari subjek pembayaran zakat, objek harta zakat beserta

tarifnya masing-masing, batas kepemilikan harta minimal tidak terkena zakat,

masa kepemilikan harta, hingga alokasi distribusi penerima dana zakat. Jika

diterapkan secara sistemik dalam perekonomian, khususnya perekonomian

berbasis aturan dan semangat islam yang komperhensif, zakat juga akan memiliki

berbagai karakteristik dan implikasi ekonomi yang penting dan signifikan, yang

membuatnya diinginkan secara sosial.39

38

Lili Bariadi, Muhammad Zen dan M. Hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: Centre for Entrepreneurship Development, 2005), h. 4 39

Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal. 7

Page 51: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

37

Tujuan zakat intinya berkisar di dua hal. Pertama, memenuhi kebutuhan

dasar mustahik, yang seperti untuk fakir miskin, kebutuhan selama setahun.

Kedua, sadarkan mustahik untuk sujud kepada Allah SWT senormal muzaki.40

2. Infaq dan Shodaqah

Ada istilah sedekah dan infak, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa

sedekah wajib dinamakan zakat, sedangkan sedekah sunnah dinamakan infaq.

Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq

sunnah dinamakan sedekah.41

Kemudian banyak juga orang yang salah mengartikan pengertian innfaq

dan sedekah. Sesungguhnya sedekah itu lebih luas daripada infaq. Infaq

merupakan sesuatu yang sifatnya materi saja dan berbeda dengan sedekah yang

cakupannya maliputi hal-hal yang bersifat materi dan non materi. Berdasarkan

sabda Nabi Muhammad saw bahwa senyum, tasbih, takbir dan tahlil itu termasuk

kedalam sedekah, jadi bukan hanya sebatas materi seperti uang dan lainnya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 254:

40

Erie Sudewo, Manajemen ZIS, (Ciputat: IMZ, 2012), h. 281 41

Lili Bariadi, Muhammad Zen dan M. Hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: Centre for Entrepreneurship Development, 2005), h. 4

Page 52: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

38

“Hai orang-orang yang beriman, infaqkanlah sebagian dari rezki yang telah

Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi

jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang

yang zalim.”

3. Wakaf

Wakaf ialah penahanan harta sehingga tidak bisa diwarisi, atau dijual, atau

dihibahkan, dan mendermakan hasilnya kepada penerima wakaf.42

Allah SWT berfirman dalam surat Al Imraan ayat 92:

“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum

kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu

nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Adapun syarat-syarat keabsahan wakaf adalah sebagai berikut:

a. Pewakaf harus mampu berderma dalam arti ia berakal sempurna dan

memiliki sesuatu yang akan diwakafkan

b. Jika penerima wakaf telah ditentukan, maka harus orang yang berhak

memiliki. Jadi tidak sah mewakafkan sesuatu kepada janin di

42

Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Insiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2003), h. 565-566

Page 53: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

39

kandungan, atau kepada budak. Jika penerima wakaf belum

ditentukan, maka pihak penerima wakaf harus bisa dijadikan sebagai

tempat ibadah. Jadi tidak boleh mewakafkan sesuatu kepada gereja,

atau sesuatu yang diharamkan.

c. Proses pewakafan harus dengan teks yang jelas sebagaimana layaknya

wakaf

d. Sesuatu yang diwakafkan harus merupakan sesuatu yang tetap ada

setelah diambil hasilnya, misalnya rumah, tanah, dan lain sebagainya.

Jika sesuatu tersebut habis dalam arti hanya bisa dimanfaatkan seperti

makanan, parfum, dan lain sebagainya, maka tidak boleh diwakafkan

dan tidak dinamakan wakaf, namun dinamakan sedekah.

D. Tingkat Kepuasan Jamaah

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja

(atau hasil) yang diharapkan.43

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia puas adalah rasa senang dan lega.44

yakni rasa senang akan suatu hal

yang membuat seseorang merasa nyaman.

43

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, (dicetak di Indonesia oleh PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009) edisi 12 jilid 1, h.177 44

Oleh Tim Reality, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (2008, Reality Publisher), cet ke-1, h. 336

Page 54: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

40

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana dalam bukunya Total Quality

Management menyebutkan bahwa Day Tse dan Wilton menyatakan kepuasan

atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.45

Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara

harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.

Apabila penampilan kurang dari harapan, maka pelanggan tidak dipuaskan,

namun apabila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas, dan

apabila penampilan melebihi harapan pelanggan akan sangat puas atau senang.46

2. Bentuk-bentuk Kepuasan

Bentuk-bentuk dari kepuasan diklasifikasiakan sebagai berikut:47

a. Level Pertama

Harapan yang paling sederhana dan berbentuk asumsi, must have atau

take it for granted

b. Level Kedua

Harapan yang lebih tinggi daripada level pertama dimana kepuasan

dicerminkan dalam pemenuhan persyaratan atau spesifikasi.

c. Level Ketiga

45

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi, 2003), h. 102 46

https://cocilku.wordpress.com/2013/07/10/pengertian-kepuasan/ 47

Fandy Tjiptono, Prinsip-prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 130

Page 55: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

41

Harapan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan level pertama

atau level kedua dan menuntut suatu kesenangan atau jasa yang begitu

bagusnya sehingga membuat tertarik.

3. Metode Pengukuran Kepuasan Jamaah

Terdapat empat macam metode yang bisa digunakan untuk mengukur

kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu

memberikan kesempatan seluas-luasnya bagai para pelanggan untuk

menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang

dapat digunakan meliputi kotak saran yang dapat diletakan ditempat

strategis, menyediakan kartu komentar yang dapat diisi langsung

ataupun bisa dikirimkan melalui pos, dan menyediakan saluran telepon

khusus.

b. Ghost Shopping

Metode ini biasanya dilakukan dengan cara memperkerjakan beberapa

orang untuk berperan sebagai pelanggan yang akan membeli produk

perusahaan maupun pesaing perusahaan. Tujuan dari metode ini

adalah agar dapat mengamati serta menilai perusahaan atau pesaing

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan maupun

menangani setiap keluhan pelanggan.

Page 56: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

42

c. Lost Customer Analysis

Dalam metode ini perusahaan berusaha menghubungi para

pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih.

Yang diharapakan dari metode ini adalah perusahaan akan

memperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Sehingga

informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil

kebijakan selanjutnya dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas

pelanggan.

d. Survei Kepuasan Pelanggan

Penelitian mengenai pelanggan dapat dilakukan dengan menggunakan

metode survey, baik melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi.

Melalui survey perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan

balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan

tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para

pelanggannya.48

E. Majelis Taklim

Majelis yang mempunya pengertian tempat duduk dan taklim yang

mempunyai arti pengajaran. Dimana majelis taklim merupakan tempat seseorang

untuk menuntut ilmu khususnya ilmu agama. Mengadakan Mejelis Ilmu atau

48

M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu : Total Qualaity Management, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 66-68

Page 57: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

43

Majelis Dzikir di masjid termasuk bentuk pendekatan diri yang agung kepada

Allah SWT.49

Dalam Inseklopedia Islam dikatakan bahwa majelis adalah suatu tempat

yang didalamnya berkumpul sekelompok manusia untuk melakukan aktivitas atau

perbuatan.50

Keberadaan majelis taklim saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi

masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Ada peningkatan kesadaran

masyarakat yang tinggi terhadap ilmu agama, termasuk dalam pengamalan. Pada

kalangan ini tumbuh kesadaran bahwa ada bagian-bagian yang belum sempat

mereka dalami. Majelis taklim menjadi bagian dalam memenuhi kebutuhan ini.51

Fenomena majelis taklim ini menunjukkan, masyarakat kita sebenarnya

mempunyai i’tikad untuk mendalami ajaran agama Islam secara rasional dan

ilmiyah.52

Oleh karena itu tak jarang kita melihat ribuah bahkan puluhan ribu

orang berbondong-bondong pergi ke suatu majelis untuk mencari ilmu. Hal

semacam ini adalah suatu yang harus di apresiasi bagi umat islam sendiri. Itu

artinya masih banyak orang-orang yang sadar akan pentingnya menuntut ilmu

agama bagi kehidupan. Apalagi mereka yang menyempatkan waktunya untuk

datang ke majelis ilmu pada saat sedang disibukan oleh aktivitas sehari-harinya.

49

Sai’id bin Ali bin Wahf al Qahthani, Adab dan keutamaan di masjid (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2003) cet ke-1, hal. 70 50

Dewan Redaksi Inseklopedia Islam, Inseklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 1994), h. 121 51

http://dev.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/03/11/o3vfwa26-majelis-taklim-pemersatu-umat 52

http://bimasislam.kemenag.go.id/post/opini/majelis-taklim-media-efektif-pencerahan-umat

Page 58: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

44

Tuti Alawiyah merumuskan bahwa tujuan majelis taklim dari segi fungsi,

yaitu:

a. Pertama, berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim

adalah menambah ilmu dan keyakianan agama yang akan mendorong

pengalaman agama.

b. Kedua, berfungsi sebagai tempat kontak sosial, maka tujuannya adalah

silaturahmi.

c. Ketiga, berfungsi mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah

meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan

lingkungan jamaahnya.53

53

Tuti Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan, 1997), cet ke-1, hal. 78

Page 59: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

45

BAB III

PROFILE MAJELIS TAKLIM AL-FURQON

A. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Al-Furqon Meruya Selatan Jakarta

Barat

Dakwah adalah salah satu kegiatan mulia yang tujuannya untuk menyeru

kepada jalan kebenaran untuk selalu taat kepada Allah SWT agar selamat dunia

dan akhirat. Dakwah yang hakikatnya adalah untuk memurnikan ajaran Allah

SWT sudah diajarkan oleh para anbiya dan kemudian diteruskan kepada para

sahabat dan para ulama hingga saat ini.

Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak pula tantangan yang

dihadapi oleh kaum muslim, mulai dari banyaknya kasus terorisme, teknologi

yang semakin maju dimana dengan teknologi tersebut seseorang bisa mencari apa

saja yang ia inginkan, pergaulan bebas para remaja, obat-obatan terlarang

semakin merebak dan lain-lainnya. Dengan adanya kasus-kasus tersebut maka

pengetahuan tentang ilmu agama pun harus ditingkatkan oleh para setiap insan

untuk membentengi diri sendiri agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang tidak

di inginkan. Selain peran dari para mubaligh, lembaga-lembaga pendidikan non

formal seperti Majelis-Majelis Ilmu atau majelis taklim juga penting perannya

untuk mencegah seseorang atau masyarakan berbuat kerusakan atau sesuatu yang

dilarang oleh Allah SWT.

Page 60: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

46

Atas dasar tersebut maka didirikanlah Majelis Taklim Al-Furqon pada

Tahun 1997 sebagai lembaga pendidikan non formal guna menegakkan amar

ma’ruf nahi munkar. Majelis Taklim Al-Furqon berdiri di kawasan padat

penduduk di RT 04/RW 04 wilayah Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat.54

Sejak berdiri pada 1997, Majelis Taklim Al-Furqon memulai dengan

pengajian kecil-kecilan atau door to door bergiliran ke rumah warga setiap

minggunya dikarenakan belum ada tempat pada saat itu. Kemudian barulah pada

tahun 1999 didirikan Mushola, selain untuk tempat shalat tapi juga sebagai tempat

untuk aktivitas dakwah salah satunya adalah menuntut ilmu. Dan sejak itulah

pengajian di Majelis Taklim Al-Furqon dipindahkan ke Mushola dan Muhsola

tersebut dinamakan sesuai dengan nama Majelis Taklim yang sudah ada, yakni

Al-Furqon. Dan sampai saat ini Majelis Taklim Al-Furqon masih terus

berkativitas sebagai pendidikan non formal untuk ummat.55

Dari awal berdiri yang semula hanya untuk mengisi kekosongan yang ada

di masyarakat, hingga kini aktivitasnya semakin meningkat dan jamaahnya pun

semakin ramai disetiap kegiatannya. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa

hingga lansia adalah para jamaah dari majelis taklim ini.56

Kemudian bukan

hanya dari kegiatan dan jamaahnya saja tetapi dari segi tempat juga mengalami

perluasan dan juga dari segi kepengurusan, yang tadinya di isi oleh para tokoh

54

Wawancara Pribadi dengan ustad H. Paino, Jakarta 20 November 2016 55

Wawancara Pribadi dengan ustad H. Paino, Jakarta 20 November 2016 56

Wawancara Pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 61: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

47

masyarakat setempat kini para pemuda pun dibimbing untuk dapat membantu

disetiap kegiatan dan sebagai salah satu cara bentuk regenerasi kepengurusan.57

B. Visi Misi dan Tujuan Majelis Taklim Al-Furqon

Visi adalah suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh sebuah

organisasi pada masa yang akan datang, sedangkan Misi adalah suatu pernyataan

tentang aktivitas dari lembaga atau organisasi guna mencapai Visi yang telah

ditetapkan58

.

1. Visi

Adapun Visi dari Majelis Taklim Al-Furqon adalah:

Menjadi salah satu Majelis Taklim yang modern dan menjadi tempat pendidikan

non formal ummat islam yang berwawasan keislaman dan keindonesiaan.

2. Misi

Misi Majelis Taklim Al-Furqon:

1. Menyelenggarakan kajian-kajian yang bermutu

2. Menghadirkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya

3. Menyediakan sarana prasarana yang modern untuk menunjang

berbagai macam kegiatan

57

Wawancara Pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016 58

Umcet Gasd Persz, Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total, (Jakarta: PT Gramedia Utama, 1997), cet ke-1, hal.3

Page 62: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

48

3. Tujuan

Tujuan dari Majelis Taklim Al-Furqon adalah:

1. Menjadikan Majelis Taklim sebagai salah satu tempat pendidikan non

formal yang mempunyai peran dalam pembentukan kepribadian

ummat

2. Mencetak generasi-generasi yang berakhlaqul karimah

3. Meningkatkan iman dan taqwa jamaah dengan kegiatan-kegiatanya

4. Meningkatkan kualitas wawasan keislaman para jamaah

5. Sebagai salah satu tempat untuk bersilaturahmi dan mempererat

ukhwah islamiyah

C. Program Kegiatan Majelis Taklim Al-Furqon

Majelis taklim Al-Furqon semenjak berdiri sampai saat ini mempunyai

berbagai macam program kegiatan baik itu kegiatan yang sifatnya rutin maupu

yang sifatnya pada momen-momen tertentu. Semua kegiatan yang dilakukan

didasarkan kepada kebutuhan jamaah dan warga sekitar terutama dengan hal-hal

yang terkait dengan masalah agama.

Dan berikut adalah program yang dijalankan pada periode saat ini tahun

2016, diantaranya seperti yang akan digambarkan pada table dibawah ini:

Page 63: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

49

Table 3.1 Program Kegiatan Majelis Taklim Al-Furqon

Program No Nama Kegiatan Jamaah Waktu Keterangan

Rutin

1 Program Qur'an anak-

anak dan remaja

Anak-anak dan

remaja

Setiap hari jam

17.00 - 19.00,

kecuali sabtu

Arfan

Falakhuddin,

Tiara, Rainnisha

2

Program Qur'an Ibu-Ibu Ibu-Ibu

Setiap Rabu

siang bada

Dzuhur

Ustadzah Hj.

Rojaliah

3

Taklim Mingguan

Seluruh jamaah

(umum)

Setiap Rabu

malam bada

Mahgrib

Ustad H. Irwan

Yusuf S.Ag

4

Taklim Bulanan

Seluruh jamaah

(umum)

Setiap Ahad di

akhir bulan

Ustad H.

Muhammad

Zulfikarullah S.E

Acara

tertentu

1 Maulid Nabi

Seluruh jamaah

(umum)

Disesuaikan Disesuaikan

2 Isra Wal Mi'raj

3 Muharram

4 Semarak Ramadan

5

Muhasabah Tahun Baru

Masehi

Sumber: Arsip file Majelis Taklim Al-Furqon

Page 64: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

50

Table diatas adalah macam-macam kegiatan yang ada di majelis taklim

Al-Furqon. Dari table tersebut setidaknya ada dua macam jenis kegiatan yang

ada, pertama adalah kegiatan rutin, maksudnya adalah kegiatan yang sering

dilaksanakan misalnya dalam setiap harinya, minggu atau bulan. Kedua, kegiatan

tertentu, maksudnya adalah kegiatan yang dikhususkan untuk momen-momen

tertentu, misalkan Perayaan Hari Besar Islam seperti Muharram dan lainnya.59

Setiap kegiatan rutin di majelis taklim Al-Furqon mempunyai

penanggung jawab yang sudah di amanahkan oleh ketua, hal ini dilakukan agar

memudahkan ketua dalam proses pelaksanaannya. Dan orang tersebut langsung

dipilih oleh ketua majelis taklim.60

D. Struktur Organisasi Majelis Taklim Al-Furqon

Dalam proses pelaksanaan kegiatannya, majelis taklim Al-Furqon

memiliki susunan kepengurusan yang sama dengan Mushola Al-Furqon, ini

dikarenakan karena:61

1. Kurangnya kesadaran masyarakat atau jamaah untuk masuk kepengurusan

2. Sumber Daya Manusia yang belum berkompeten di bidangnya

3. Kebanyakan warga sekitar Majelis Taklim sudah lansia

4. Sebagian warga sekitar adalah pekerja kantoran yang tidak ada waktu

59

Wawancara pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016 60

Wawancara pribadi dengan Ustad H. Paiono, Jakarta 20 November 2016 61

Wawancara pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 65: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

51

Oleh sebab itu, maka disepakatilah bahwa kepengurusan Majelis Taklim

dan Mushola Al-Furqon disamakan. Dan berikut adalah gambaran susunan

struktur organisasi Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon:

Gambar 3.1

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

PENGAWAS PEMBINA

KETUA UMUM

SEKRETARIS BENDAHARA

DIV.HUMAS

DIV. PERLENGKAN

DIV. KONSUMSI

DIV.ACARA

DIV.KEBERSIHAN

PENGAJIAN QUR’AN ANAK DAN REMAJA

PENGAJIAN QURAN IBU-IBU

TAKLIM MINGGUAN

TAKLIM BULANAN

Page 66: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

52

Data diatas adalah susunan struktur kepengurusan dari majelis taklim

dan Mushola Al-Furqon, dimana peran ketua umum bukan merupakan yang

tertinggi, diatas ketua umum masih ada pengawas dan pembina yang mempunyai

wewenang yang lebih tinggi. Kemudian dibawah ketua umum baru terdiri dari

sekretaris, bendahara dan lainnya yang mempunyai tugas dan fungsi yang

berbeda. Adapun tugas dan peran dari setiap unsur adalah sebagai berikut:

1. Pengawas : Bertugas untuk mengawasi dan mengamati aktivitas

kegiatan yang dilakukan agar tidak terjadi

penyimpangan dalam prosesnya

2. Pembina : Bertugas memberikan bimbingan dan masukan kepada

seluruh anggota agar pekerjaan yang dilakukan bisa

efektif dan efisien

3. Ketua Umum : Menjalankan misi yang ada untuk mencapai visi dan

tujuan yang telah ditetapkan

4. Sekertaris : Membantu menjalankan tugas dari ketua umum,

dalam hal pekerjaan yang bersifat administrasi,

seperti surat menyurat dan lainnya.

5. Bendahara : Membantu menjalankan tugas dari ketua umum,

dalam hal pekerjaan pencatatan keuangan Majelis

Taklim dan Mushola Al-Furqon

6. Div. Humas : Bertugas sebagai pihak perantara antar

Page 67: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

53

lembaga/organisasi dan masyarakat umum

7. Div. Perlengkapan : Bertugas dan berperan untuk mengadakan alat-alat

untuk kegiatan

8. Div. Konsumsi : Bertugas untuk mengatur konsumsi pada setiap ada

acara kegiatan

9. Div. Kebersihan : Bertugas untuk selalu menjamin kebersihan tempat

agar nyaman ketika dipakai sehari hari

10. Div. Acara : Bertugas mengatur dan menjalankan kegiatan yang

sudah direncanakan

E. Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon

Jamaah sebagai pengikut dari suatu majelis memerankan peran yang

sangat vital bagi perkembangan suatu majelis. Bisa dilihat dan digambarkan jika

suatu majelis mempunyai jamaah yang banyak ratusan bahkan ribuan dari hal

seperti itu kita bisa melihat bahwa manjelis tersebut disukai oleh banyak jamaah

dan bisa jadi memang konsep dari majelis tersebut bagus sehingga banyak jamaah

yang mau bergabung dengan pengajian di majelis taklim tersebut, dan sebaliknya

juga demikian.

Dan seperti yang sudah dijelaskan diawal bahwa perkembangan majelis

taklim Al-Furqon setiap tahunnya mengalami perkembangan, salah satunya

bertambahnya jumlah jamaah yang mengikuti kajian di Al-Furqon, mulai dari

Page 68: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

54

pengajian mingguan dan bulanan. Dan dari data yang kami dapat, Berikut adalah

jumlah jamaah tetap dari majelis taklim Al-Furqon tahun 2016:

Table 3.2 Jumlah Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon 2016

No. Kegiatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Taklim Mingguan 15 7 22

2. Taklim Bulanan 24 49 73

3. Taklim Qur’an anak-anak dan

remaja

21 36

12

57

4. Taklim Qur’an ibu-ibu - 5 5

Jumlah Keseluruhan 60 97 157

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

Data diatas adalah gambaran mengenai jumlah keseluruhan jamaah di

majelis taklim Al-Furqon 2016. Taklim bulanan dengan metode Tanya jawabnya

masih menjadi favorite jamaah dengan jamaah terbanyak dibanding dengan

kegiatan taklim lainnya, sedangkan taklim Al-Qur’an ibu-ibu masih hanya ada

beberapa orang yang mengikutinya, hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi

terhadap kegiatan tersebut karena program tersebut adalah salah satu program

yang baru dibentuk dan waktu taklimnya yakni bada dzuhur yang biasanya waktu

tersebut adalah waktu ibu-ibu sedang sibuk-sibuknya.62

62

Wawancara pribadi dengan ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 69: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

55

Tetapi dalam setiap tahunnya jamaah majelis taklim Al-Furqon

bertambah dari segi kuantitasnya, dan perbandingan jamaah setiap tahunnya bisa

dilihat pada table berikut yang diambil dari tahun 2013:

Table 3.3 Jumlah keseluruhan Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon 2013-2016

No. Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 2013 40 62 102

2. 2014 45 66 111

3. 2015 52 79 131

4. 2016 60 97 157

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

Dari table diatas menggambarkan peningkatan jamaah Majelis Taklim

setiap tahunnya di Majelis Taklim Al-Furqon. Hal ini disebabkan pada periode

tahun 2013 kegiatan yang ada saat itu tidak banyak sedangkan pada periode yang

sekarang tahun 2016 sudah ada beberapa kegiatan tambahan seperti Taklim Al-

Qur’an ibu-ibu dan Taklim Al-Qur’an anak dan remaja, terutama program

terakhir adalah salah satu program yang banyak menyumbang jamaah di Majelis

Taklim ini, karena masyarakat begitu antusias menitipkan anaknya untuk belajar

mengaji di majelis taklim Al-Furqon.63

63

Wawancara pribadi dengan ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 70: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

56

F. Hambatan yang terjadi dan Upaya untuk menanggulangi

Untuk mewujudkan visi dan misi Majelis Taklim tentu tidak mudah,

karena juga ada faktor-faktor penghambat untuk mencapai tujuan tersebut, baik

itu faktor penghambat yang terjadi dalam kepengurusah atau yang biasa disebut

dengan faktor internal ataupun faktor penghambat dari luar kepengurusan atau

yang biasa disebut dengan faktor eksternal. Berikut adalah faktor-faktor

penghambat di dalam Majelis Taklim:

Table 3.4 Faktor penghambat internal

Faktor Penghambat Internal/dari dalam

1. Keterbatasan dana

2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan

3. Kepengurusan yang belum kompak

4. SDM kepengurusan yang belum berkompeten di bidangnya

5. SDM Masih bergantung kepada seseorang (belum percaya diri)

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

Dari table diatas menggambarkan adanya faktor yang menghambat

perkembangan dari dalam majelis taklim yang berpengaruh terhadap kegiatan-

kegiatan yang ada. Pertama masalah dana, sebaik apapun perencanaan kegiatan

yang dilakukan jika tidak ada dana maka akan terhambat, begitu juga dengan

sarana prasarana penunjang kegiatan seperti meja pengajian yang masih kurang,

Page 71: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

57

papan mading untuk memberikan informasi tertulis yang masih seadanya, dan

lainnya. Kemudian, masalah SDM pengurus yang masih kurang, terutama

kekurangan SDM yang mempunyai keterampilan dibidang organisasi, Kedua

faktor tersebut adalah yang mejadi penghambat dari dalam untuk mencapai

tujuan.64

Table 3.5 Faktor penghambat eksternal

Faktor Penghambat Eksternal/dari luar

1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menuntut

ilmu

2. Kebanyakan SDM yang sudah lansia

3. Kebanyakan SDM Pendidikan yang rendah

4. Pengaruh pergaulan dari luar yang membuat remaja terpengaruh

dengan kegiatan yang tidak bermanfaat

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

Dari table diatas menggambarkan faktor penghambat dari luar.

Pertama, memang belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk membantu

aktif dalam hal kepengurusan, tapi positifnya mereka aktif dalam kegiatan di

majelis taklim Al-Furqon. Kemudian, pengaruh pergaulan juga berpengaruh

terhadap remaja di lingkungan majelis. Karena ada diantara mereka yang bergaul

64

Wawancara pribadi dengan ustad H. Paino, Jakarta 20 November 2016

Page 72: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

58

dengan orang luar dan tidak mempunyai filter sehingga terbawa arus pergaulan

yang tidak bermanfaat sehingga itu menjadi penghambat dalam proses regenerasi

yang dilakukan.65

Adapun upaya yang sudah dan akan dilakukan untuk menghilangkan

masalah tersebut adalah sebagi berikut:

1. Mencari dermawan untuk menjadi donatur tetap

2. Mengadakan pelatihan dan training Manajemen Organisasi kepada para

pengurus

3. Mengadakan kerjasama dengan RT dan RW setempat untuk selalu melakukan

pengawasan terhadap anak remaja dan masyarakat lainnya

4. Mengoptimalkan zakat maal untuk membantu mereka yang membutuhkan

5. Menggunakan narasumber yang berkompeten dibidangnya untuk bisa

memengaruhi jamaah/masyarakat

65

Wawancara pribadi dengan ustad H. Paino, Jakarta 20 November 2016

Page 73: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

59

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Aktivitas Dakwah Majelis Taklim Al-Furqon

Berdasarkan obeservasi yang penulis lakukan, di majelis taklim Al-

Fuqon mempunyai aktivitas-aktivitas dan kegiatan dakwah yang beragam, hampir

setiap hari selalu ada kegiatan yang berlangsung disana.

Dahulu pada masa Nabi Muhammad saw Masjid ataupun majelis ilmu

setiap harinya selalu ramai di kunjungi manusia dari berbagai wilayah, bukan

hanya wilayah sekitar tapi dari seluru penjuru manusia berbondong-bondong

untuk bisa menuntut ilmu langsung dengan Rasulullah, tak peduli sejauh apapun

itu jaraknya, mereka rela meninggalkan keluarganya, menjual harta benda demi

untuk mencari ilmu untuk mendapatkan kebenaran.

Oleh sebab itulah pengurus majelis taklim berusaha untuk meniru hal

tersebut, menjadikan tempat majelis taklim Al-Furqon yakni Mushola Al-Furqon

selalu ramai didatangi oleh warga sekitar khususnya dan umumnya warga dari

luar lingkungan dengan kegiatan-kegiatannya yang positif dan bermanfaat bagi

umat.66

Karena bagaimanapun juga majelis taklim mempunyai pengaruh yang

begitu besar terhadap perkembangan akhlaq para jamaahnya. Bagaimana sebuah

Majelis Taklim bisa dikatakan berhasil merubah akhlaq seseorang jika masih ada

66

Wawancara pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 74: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

60

jamaahnya yang meninggalkan shalat, berbuat keji, durhaka kepada orang tua dan

lainnya. Karena pada hakikatnya di majelis taklim itu adalah tempat seseoarang

untuk menuntut ilmu agama, agar membuka wawasan seseorang dan agar menjadi

pribadi yang berakhlaqul karimah dan beribadah sesuai dengan yang Allah SWT

perintahkan dan Nabi Muhammad SAW ajarkan.

Orang banyak yang mengira bahwa dakwah itu adalah tugas da’i

semata. Padahal tidak demikian, dakwah adalah tugas bagi setiap manusia.

Berdakwah tidak perlu naik mimbar. Ketika seorang ayah menasihati anaknya

agar menjadi anak yang shaleh dan pintar dengan belajar dan mengaji itu

merupakan suatu bentuk dakwah. Ketika seseorang yang mempunyai

keterampilan dalam hal menulis, lalu ia menulis sesuatu hal yang bermanfaat

untuk orang banyak maka itu juga termasuk dakwah, ketika seseorang yang

membuang sesuatu yang berbahaya dari jalanan agar orang yang lewat tidak

menginjak itu juga merupakan salah satu bentuk dakwah. oleh karenanya

pandangan mengenai bahwasanya dakwah hanyalah tugas dari para da’i adalah

seseuatu hal yang harus dirubah.67

Maka dari itu kita mengenal bahwasanya

dakwah itu juga ada dakwah bil hikmah (dengan hikmah), bil haal (dengan

perbuatan), bil qalam (dengan tulisan) dan lainnya.

Kemudian di majelis taklim Al-Furqon dalam kegiatannya selalu

melibatkan anak muda atau remaja agar sejak dini mereka sudah dibiasakan

mengikuti atau menjalankan kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami, sekaligus

67

Wawancara pribadi dengan ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 75: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

61

sebagai suatu cara untuk pengkaderan sebagai generasi penerus bangsa dan

agama. Dan oleh karena itu di majelis taklim Al-Furqon mempunyai kegiatan

Taklim remaja setiap minggunya agar para remaja memahami agama dengan

lebih baik.

Kemudian di majelis taklim Al-Furqon selain kegiatan keilmuan juga

ada kegiatan-kegiatan yang bernuansa dakwah dan islami lainnya. Diantaranya

adalah membantu fakir miskin secara berkala dari dana zakat maal yang dihimpun

dari para muzakki meskipun dalam perjalanannya masih bersifat konsumtif,

biasanya kegiatannya tersebut dibarengi dengan kegiatan taklim agar para

penerima bantuan juga mengikuti pengajian. Selain untuk mengenalkan program,

maksud lainnya adalah agar para penerima bantuan bisa mendapatkan siraman

rohani secara langsung, karena kita tidak tahu mungkin salah satu diantara mereka

tidak sama sekali menuntut ilmu. Kemudian ada juga kegiatan lomba bagi para

anak-anak pengajian, lomba-lomba islami dalam rangka Muharram atau acara 17

Agustus. Semua itu dikemas sedemikian rupa agar Mushloa Al-Furqon selaku

tempat majelis taklim selalu menjadi magnet bagi warga sekitar.68

Karena hakikat dakwah adalah bukan hanya berdiri di mimbar dan

berbicara didepan orang banyak, akan tetapi dakwah juga bisa dilakukan dengan

banyak hal dan dikemas sedemikian rupa sehingga membuat orang tertarik.

68

Wawancara pribadi dengan Ustad Haris, Jakarta 12 November 2016

Page 76: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

62

B. Materi Dakwah

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan, di majelis

taklim Al-Furqon dalam hal materi dakwah yang digunakan dalam kegiatan

keseharian itu tergantung pada jenis kegiatan dan objek yang akan didakwahi.

Karena dalam praktiknya kegiatan taklim yang ada di Al-Furqon di isi oleh

banyak kalangan, dari mulai yang muda sampai lansia dan dari jamaah yang

ekonomi biasa sampai luar biasa. Oleh karenanya hal seperti itu harus

diperhatikan dan disesuaikan.

Berikut adalah materi-materi dakwah yang ada di majelis taklim Al-

Furqon, diantaranya:

1. Materi Akhlaq dan Adab

Materi ini ada pada kajian mingguan majelis taklim Al-Furqon

setiap Rabu malam bada mahgrib. Dengan menggunakan rujukan

kitab Taisirul Khallaq. Para jamaah yang hadir terdiri dari para

remaja dan sebagian ibu-ibu yang ikut mendengarkan setelah

shalat mahgrib berjamaah. Kemudian bahan belajar seperti kitab

sudah disediakan oleh pihak pengurus dan diberi secara gratis

tanpa dipungut biaya.

2. Materi Fiqh

Materi ini juga dikaji setiap Rabu malam bada mahgrib dengan

menggunakan kitab Matnul Ghoyah wat Taqrib. Pada taklim ini

Page 77: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

63

hanya saja memang berbeda narasumber dengan materi akhlaq,

yang tentunya ini disesuaikan dengan narasumber yang

berkompeten dibidangnya. Para jamaah yang hadir juga dari para

pemuda pemudi dan ibu-ibu.

3. Materi khusus

Pada taklim ini diadakan setiap Ahad di akhir bulan, dengan kata

lain termasuk taklim bulanan dari Majelis Taklim Al-Furqon, pada

kajian ini jamaahnya terdiri dari semua kalangan mulai dari yang

umur belasan sampai umurnya sudah puluhan, dan pada taklim

inilah yang paling banyak di datangi jamaah, karena memang

diadakan ketika hari libur yaitu Ahad dan diadakan ketika pagi hari

ketika suasana masih sejuk untuk belajar. Pada taklim ini karena

jamaah terdiri dari banyak kalangan oleh karenanya materi yang

dikaji pada taklim ini adalah materi khusus, yakni materi

ditentukan oleh sang narasumber. Dan pada taklim inilah metode

Tanya jawab digunakan setelah digunakan metode ceramah.

4. Materi Qur’an

Materi Qur’an ini ada pada majelis taklim pengajian Al-Qur’an

ibu-ibu dan anak serta remaja. Dimana taklim ibu-ibu diadakan

Page 78: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

64

setiap Rabu siang bada dzuhur, sedangkan taklim Al-Qur’an

remaja ada setiap harinya dari sore-malam kecuali hari sabtu.

Berikut adalah table Materi Dakwah yang ada di majelis taklim

Al-Furqon:

Table 4.1 Materi Dakwah Majelis Taklim Al-Fruqon

No Materi Kegiatan Waktu Narasumber

1. Akhlaq

dan Adab

Taklim Mingguan Setiap Rabu bada mahgrib Ustad H. Irwan Yusuf

S.Ag

2. Fiqh Taklim Mingguan Setiap Rabu bada mahgrib Ustad Ade Abdullah

3. Khusus Taklim Bulanan Setiap Ahad akhir bulan Ustad H. Muhammad

Zulfikarullah S.E

4. Qur’an Taklim anak-

anak, remaja dan

ibu-ibu

Anak-anak dan remaja

setiap hari dari sore-

malam

Ibu-ibu tiap rabu siang

bada dzuhur

Anak-anak dan

remaja: Arfan

Falakhuddin

dan Rainnisha

Ibu-ibu:

Ustadzah Hj.

Rojali

Sumber: Arsip file Majelis Taklim dan Mushola Al-Furqon

Page 79: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

65

C. Metode Tanya Jawab dalam Majelis Taklim Bulanan Al-Furqon

Dakwah juga memerlukan sebuah metode untuk mempraktikannya,

dimana metode dakwah itu sendiri merupakan satu cara yang dilakukan dalam hal

berdakwah mengajak umat kepada kebaikan dan melarang untuk berbuat

keburukan. Dan masing-masing da’i mempunyai metode tersendiri dalam

dakwahnya.

Di majelis taklim Al-Furqon metode yang digunakan oleh masing-

masing narasumber di setiap kegiatan berbeda-beda, hal ini tentu berkaitan

dengan masalah situasi dan kondisi dari jamaahnya. Akan tetapi peran daripada

pengurus majelis juga penting, karena pengurus selaku orang yang mempunyai

wewenang yang mengetahui mau dibawa kemana majelis taklim ini nantinya,

dibawa kepada kemajuan atau kemunduran. Ada memang majelis taklim yang

mempunyai konsep mengikuti sang narasumber mau menggunakan metode apa,

ada pula sebaliknya majelis taklim yang sudah mengkonsep pengajian dengan

metode tertentu sehingga mereka hanya tinggal mencari narasumber yang sesuai

dengan konsep mereka tersebut. Kedua duanya tidak salah, dan kedua duanya

mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Akan tetapi di majelis taklim Al-Furqon hal itu digunakan secara

fleksibel, maksudnya pengurus majelis melihat situasi kondisi taklim yang sudah

ada, jika diperlukan untuk melakukan perubahan metode akan langsung

Page 80: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

66

dibicarakan oleh sang narasumber dan jika ingin membuat acara tertentu dan

metode dakwah tertentu bisa direncanakan.

Kemudian di majelis taklim bulanan Al-Furqon inilah yang

menggunakan metode ceramah dan ditambah metode tanya jawab. Setelah penulis

melakukan observasi dengan mengikuti langsung kegiatan tersebut (Ahad, 13

November 2016), taklim tersebut diawali dengan tadarus membaca Al-Qur’an

bersama, kemudian dilanjutkan dengan tausyah oleh narasumber dan setelah itu

para jamaah diberikan kesempatan untuk bertanya, baik itu materi yang sedang

dibahas ataupun diluar materi. Taklim bulanan ini berlangsung selama dua jam

dan jamaah yang hadir memang terdiri dari berbagai kalangan tak terkecuali

anak-anak dan lansia.

Diantara kegiatan yang lain, majelis taklim bulanan inilah yang

menggunakan metode dakwah tanya jawab dalam prosesnya, hasilnya bisa terlihat

dari para jamaah yang hadir lebih banyak dari kegiatan lain, hari Ahad yang

digunakan untuk taklim ini juga menjadi faktor banyaknya jamaah yang hadir,

kemudian kondisi pagi hari yang masih segar juga menjadi alasan kenapa jamaah

banyak yang hadir.

Majelis taklim bulanan ini sudah berlangsung selama empat tahun,

selama empat tahun tersebut sudah menggunakan metode tanya jawab, dan dalam

waktu empat tahun tersebut tidak ada penurunan bahkan justru malah peningkatan

yang ada dari segi kuantitas, dan kedepannya pengurus juga akan memastikan dan

Page 81: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

67

merencanakan agar bukan hanya kuantitas melainkan kualitas dari para jamaah

juga harus bertambah.

Dan jamaah majelis taklim bulanan Al-Furqon juga berdatangan dari

luar wilayah, ada jamaah yang datang dari RT lain dan ada juga jamaah yang

datang dari wilayah lain seperti kebon jeruk, dimana majelis taklim Al-Furqon

sendiri berada di wilayah meruya selatan. Hal yang membuat itu terjadi adalah

karena bentuk kerjasama yang baik sudah terjalin antar jamaah dengan pengurus

majelis, disetiap kesempatan jamaah selalu diingatkan untuk terus mengajak

keluarga, tetangga atau saudaranya untuk bisa hadir di setiap kegiatan acara

majelis taklim Al-Furqon.

Kemudian faktor narasumber juga tak terlepas dari keberhasilan ini,

Ustad Muhammad Zulfikarullah sudah menjadi sebagai narasumber tetap sejak

Taklim bulanan ini dibuka empat tahun lalu. Ustad Muhammad Zulfikarullah

dengan gaya bicaranya yang bersahabat, tutur kata yang santun dan bahasa yang

mudah dimengerti membuat jamaah senang dan antusias mendengar tausyah dari

beliau.

Dari awal pembentukan Taklim bulanan ini memang sudah

direncanakan untuk menggunakan metode Tanya jawab, dikarenakan kegiatan

taklim Al-Furqon lainnya belum ada yang memakai metode tersebut. Kemudian

juga dikarenakan melihat kondisi dimana taklim Al-Furqon berada ada sebagain

Page 82: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

68

jamaah yang memang berpendidikan tinggi dan sekaligus jamaah tetap taklim

yang menjadi pertimbangan akan hal tersebut.

Dan pada prosesnya setelah tausyah selesai dibukan forum tanya jawab

antara ustad dan jamaah. Biasanya pada setiap pertemuan ada lima jamaah yang

bertanya. Tapi pada saat kemarin penulis melakukan observasi hanya tiga jamaah

yang bertanya dan memang dikarenakan waktu sudah hampir masuk dzuhur.

Gambar 4.1 Taklim Bulanan Majelis Taklim Al-Furqon

Sumber: Dokumentasi Lapangan

Page 83: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

69

D. Analisis Kuesioner

Dalam melakukan penelitian, guna untuk menemukan jawaban, salah

satu teknik pengumpulan data yang penulis ambil adalah dengan kuesioner atau

angket. Dimana kuesioner ini diberikan kepada jamaah selaku responden saat

taklim bulanan sudah selesai.

Dan setelah membagikan kuesioner dan dilakukan penelitian kemudian

data yang sudah diperoleh langsung diolah dan dianalisis untuk menemukan suatu

gambaran secara umum mengenai kepuasan jamaah terhadap metode tanya jawab

tersebut. Dari proses itu semua dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

Dari total populasi 70 jamaah sample yang digunakan sebanyak 30

jamaah. Penelitian dilakukan pada Ahad, 13 November 2016 sesudah acara taklim

bulanan. Dari 30 responden yang diambil sebagai sample bisa dilihat pada table

berikut:

Table 4.2 Data Responden berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 15 Orang

Perempuan 15 Orang

Sumber: Hasil temuan data

Page 84: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

70

Dari table diatas dapat dilihat bahwa penelitian yang dilakukan secara

jenis kelamin memiliki jumlah yang sama, hal ini memang dilakukan untuk

mendapatkan data agar lebih berimbang dari segi jenis kelamin.

Table 4.3 Data Responden berdasarkan Usia

Usia Jumlah

<25 Tahun 4 Orang

25-50 Tahun 12 Orang

>50 Tahun 14 Orang

Sumber: Hasil temuan data

Kemudian jika dilihat dari segi usia, jamaah yang usianya berada diatas

lima puluh tahun mendominasi dibanding usia dibawahnya, hal ini memang

disebabkan karena dilingkungan majelis taklim Al Furqon berada kebanyakan

warga masyarakatnya didominasi oleh para warga yang sudah lansia.

Kemudian setelah data di olah maka bisa dikatakan bahwa seluruh

responden berdasarkan dibawah 25 tahun mengatakan puas dengan metode tanya

jawab yang ada di majelis taklim bulanan Al-Furqon, karena mereka sebagai

pemuda-pemudi yang masih memiliki daya pikir dan nalar yang kuat mampu

untuk menangkap isi dari penyampaian ceramah yang dilakukan narasumber,

apalagi dengan gaya bahasa dan kata-kata yang mudah dipahami dan kekinian

Page 85: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

71

membuat mereka para pemuda-pemudi semakin senang dengan adanya ceramah

seperti itu.

Seluruh responden berdasarkan tingkat antara 25 sampai 50 tahun

mengatakan puas dengan metode tanya jawab yang ada di majelis taklim bulanan

Al-Furqon, karena pada tausyah yang diberikan oleh narasumber langsung

dikaitkan dengan kejadian sehari-hari, misalnya seperti kejadian bagaimana peran

seorang ayah dalam menjadi kepala rumah tangga, bagaimana harusnya mendidik

anak sesuai syariat Islam dan sebagainya, hal-hal yang demikian membuat jamaah

merasa senang setelah penulis meakukan observasi. Dan dengan adanya metode

Tanya jawab mereka bisa langsung bertanya terhadap permasalahan-

permasalahan kehidupan.

Seluruh responden berdasarkan tingkat diatas 50 tahun mengatakan puas

dengan metode tanya jawab yang ada di majelis taklim bulanan Al-Furqon,

karena materi yang disampaikan oleh narasumber mudah dimengerti dan dengan

adanya tema pilihan membuat narasumber bisa menyesuaikan materi yang ingin

disampaikan dengan kodisi jamaah. Jadi dengan tema-tema santai membuat

jamaah yang sudah lansia ini masih bisa untuk menangkap pesan dakwah yang

disampaikan narasumber

Page 86: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

72

Table 4.4 Data Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

SMP 8 Orang

SMA 12 Orang

S1 10 Orang

Sumber: Hasil temuan data

Kemudian, dari segi pendidikan warga di dominasi oleh SMA, hal ini

dikarenakan memang kebanyakan warga di daerah majelis taklim Al-Furqon

merupakan warga asli setempat yang secara turun temurun tinggal disana,

sehingga pola pikir warga setempat yang beranggapan setelah lulus SMA harus

bekerja sudah mendarah daging, meskipun tidak semuanya seperti itu.

Seluruh responden berdasarkan tingkat SMP mengatakan sangat puas

dengan metode tanya jawab yang ada di majelis taklim bulanan Al-Furqon,

karena narasumber bisa menyentuh berbagai macam kalangan dalam hal ini

orang-orang yang hanya berpendidikan SMP sekalipun, sehingga para responden

yang hanya menempuh pendidikan sampai SMP merasa sangat puas dengan

tausyah yang dibawakan oleh narasumber karena apa yang disampaikan dapat

dimengerti dan dipahaim oleh mereka.

Seluruh responden berdasarkan tingkat SMA mengatakan puas dengan

metode tanya jawab yang ada di majelis taklim bulanan Al-Furqon. Kemudian

mereka mengatakan puas dengan metode tanya jawab karena dari segi

Page 87: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

73

pendidikan para responden sudah lebih bisa bersikap kritis terhadap hal-hal yang

dibawakan oleh orang lain, dalam hal ini adalah tausyah yang dibawakan.

Kemudian dengan adanya pembaharuan seperti metode Tanya jawab juga

membuat mereka berfikir dengan membandingkan dengan Taklim lainnya serta

narsumber yang selalu memberikan jawaban yang baik di setiap pertanyaan

merupakan faktor-faktor yang membuat mereka sampai saat ini mengatakan puas

dengan metode tanya jawab.

Seluruh responden berdasarkan tingkat S1 mengatakan puas dengan

metode tanya jawab yang ada di majelis taklim bulanan Al-Furqon, karena

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kemampuan berfikirnya akan

semakin meningkat dan kritis terhadap sesuatu hal. Oleh karena itu, para

responden dari tingkat pendidikan ini merasa puas karena metode yang tanya

jawab yang digunakan sudah berjalan baik selama ini dan merupakan suatu hal

baru. Karena mungkin selama ini hanya bisa mendengarkan ceramah saja tanpa

bisa bertanya langsung, akan tetapi dengan adanya metode ini jamaah bisa

langsung bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahui dalam ceramah yang

diberikan narasumber.

Seperti yang sudah dipaparkan di bab sebelumnya bahwa perbedaan

antara sangat puas dan puas terletak pada proses awal penilaian dan perasaan

seseorang. Jika kita mendengar dari seseorang lalu kita mencobanya, dan

hasilnya seperti yang dikatakan maka itu termasuk katagori puas, tapi jika

Page 88: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

74

hasilnya melebihi dari apa yang ia dengar dan rasa dari seseorang yang berbicara

maka itu termasuk dalam kategori sangat puas.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian dengan

kuesioner adalah sebagian besar jamaah majelis taklim Al-Furqon merasa puas

dengan metode tanya jawab yang digunakan. Sebagian lagi merasa sangat puas

dan sebagian kecil merasa kurang puas.

Dan rata-rata jamaah merasa sangat puas dan puas karena:

1. Metode tanya jawab membuat jamaah bisa bertanya mengenai hal yang belum

diketahui dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada

2. Metode tanya jawab dirasa belum banyak majelis taklim yang

menggunakannya sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para jamaah

3. Narasumber yang digunakan disukai jamaah karena menggunakan bahasa

yang sesuai, singkat, padat dan jelas pada saat menjawab pertanyaan

4. Dengan metode tanya jawab pengajian yang dilakukan tidak monoton dan

membuat suasana pengajian menjadi lebih hidup

5. Dengan metode tanya jawab membuat pengajian menjadi efektif karena bukan

hanya sekedar mendengarkan tetapi juga bisa bertanya

Page 89: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

75

Selain itu, dari hasil analisis yang ditemukan juga terdapat

sebagian jamaah yang merasa kurang puas, karena:

1. Metode tanya jawab dirasa belum cukup efektif untuk membuat jamaah berani

bertanya

2. Waktu yang digunakan untuk tanya jawab terbatas

3. Dari beberapa jamaah merasa kurang menarik

E. Analisis Wawancara

Langkah kedua yang penulis lakukan untuk menjawab judul yang

dikemukakan, selain dengan kuesioner kemudian penulis juga melakukan

wawancara terhadap perwakilan dari 30 sample yang ada, yaitu sebanyak 3 orang

yang diwawancara guna memperdalam hasil yang dibutuhkan untuk menjawab

permasalahan yang ada pada judul.

Ketiga orang yang diwawancara, diambil berdasarkan faktor usia, yakni

dibawah 25 tahun, antara 25 sampai 50 tahun dan diatas 50 tahun. Dan

wawancara dilakukan pada tanggal 20 November 2016.

Kemudian dari ketiga orang tersebut yang akan diwawancara

mempunyai satu kesamaan, yaitu pada kuesioner yang mereka isi, pada salah satu

pernyataan mereka mengatakan sangat puas dengan metode tanya jawab yang

digunakan di majelis taklim Al-Furqon.

Page 90: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

76

Dari ketiga orang tersebut penulis melakukan wawancara terarah, yakni

dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan. Ada empat poin

pertanyaan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Dari sekian banyak metode yang digunakan dalam pengajian, metode

manakah yang anda sukai?

2. Majelis taklim Al-Furqon menggunakan metode tanya jawab, menurut

anda bagaimana dengan metode tersebut yang sudah berjalan hingga saat

ini?

3. Menurut anda, apa pengaruh dari metode tanya jawab tersebut terhadap

kepuasan jamaah?

4. Anda merasa sangat puas dengan metode tanya jawab yang digunakan di

majelis taklim Al-Furqon, (berdasarkan kuesioner), puas yang dirasakan

seperti apa?

Dari empat poin pertanyaan wawancara tersebut peneliti melakukan

wawancara secara bertahap di rumah responden, karena ketika setelah

menyebarkan kuesioner dianggap tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan sesi

wawancara karena waktu yang sudah masuk waktu dzuhur. Kemudian wawancara

dilakukan secara terarah dengan menyusun pernyataan-pernyataan untuk dijawab

oleh responden guna mendapatkan jawaban terkait judul penelitian.

Page 91: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

77

Dan berikut adalah hasil dari wawancara yang dilakukan, dan berikut

juga penulis sampaikan keterangan responden:

1. Nama : Tiara Dwi Aryani

Usia : 20 Tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Jawaban :

Menyukai metode yang dua arah dan metode yang menggunakan

teknologi terkini seperti dengan proyektor, metode Tanya jawab yang

sudah berjalan sudah bagus hanya mungkin waktu untuk sesi Tanya jawab

diperpanjang, pengaruhnya; untuk berlatih berani bicara didepan umum

dan menambah ilmu pengetahuan dengan banyaknya orang yang bertanya,

puas karena narasumber menjawab pertanyaan dengan detail sehingga

jamaah menjadi paham dari yang sebelumnya tidak.

2. Nama : Ria Indriati

Usia : 42 Tahun

Pendidikan terakhir : S1

Jawaban:

Menyukai metode dua arah seperti Tanya jawab, metode Tanya jawab

sudah bagus tapi mungkin jamaah masih malu-malu untuk bertanya,

pengaruhnya; jamaah menjadi mengetahui hal-hal yang sebelumnya ia

tidak ketahui dalam hal ini mempengaruhi pengetahuan mereka sehingga

Page 92: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

78

bertambah, puas karena dengan metode Tanya jawab bisa menemukan

solusi kemudian dengan metode Tanya jawab menimbulkan berbagai

macam pertanyaan yang menarik dan narasumber menjawab dengan detail

3. Nama : Yudi Yulfansyah

Usia : 53 Tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Jawaban:

Menyukai metode dua arah seperti Tanya jawab, metode Tanya jawab

sudah bagus karena menjadi solusi bagi jamaah untuk bertanya,

pengaruhnya; dengan narasumber yang berkompeten maka jamaah yang

bertanya menjadi sangat puas dengan adanya metode Tanya jawab ini

sehingga mereka menjadi datang terus setiap pengajian dan dengan Tanya

jawab ini menjadi mempunyai daya tarik sendiri bagi jamaahnya, puasnya

karena pertanyaan selalu dijawab dengan baik dan jelas

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan untuk melengkapi hasil

kuesioner, dan setelah melakukan analisis, kesimpulan yang bisa diambil, jamaah

merasa sangat puas terhadap metode tanya jawab di majelis taklim bulanan Al-

Furqon adalah karena:

Page 93: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

79

1. Metode tanya jawab yang digunakan di majelis-majelis ilmu masih jarang

ditemukan, sehingga dengan adanya metode tanya jawab ini di majelis taklim

Al-Furqon merupakan sesuatu yang baru dan baik di mata jamaah

2. Dengan adanya metode tersebut jamaah bisa berlatih untuk berani bicara

didepan umum

3. Dengan adanya metode tersebut menambah pengetahuan jamaah, baik yang

ditanyakan langsung maupun yang ditanyakan oleh jamaah lain

4. Metode tanya jawab menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah sehingga

mereka datang setiap ada pengajian berlangsung

5. Dengan metode tanya jawab bisa menemukan solusi bagi jamaah yang

bertanya

Selain merasa puas, dengan metode Tanya jawab juga berpengaruh terhadap jamaah,

karena:

1. Narasumber yang berkompeten dibidangnya, sehingga segala pertanyaan yang

dapat dijawab dengan baik

2. Penggunaan tutur kata dan bahasa yang mudah dimengerti oleh narasumber

sehingga jamaah dapat memahami topik yang sedang dibicarakan

3. Setiap topik pembahasan taklim selalu disertakan dengan dalil-dalil yang jelas

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits shahih

Page 94: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

80

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan teori-teori dan hasil analisis yang telah dilakukan kini

dapat disimpulkan keseluruhan bahwa:

1. Metode Tanya jawab di majelis taklim Al-Furqon disukai oleh jamaah.

2. Jamaah merasa puas dengan Metode Tanya jawab yang digunakan, karena

memberi solusi bagi permasalahan yang belum terjawab, suasana

pengajian menjadi lebih hidup dan memberikan kesempatan untuk berlatih

berbicara didepan umum.

3. Metode Tanya jawab berpengaruh terhadap jamaah, disebabkan karena

narasumber dapat menjawab setiap pertanyaan dengan baik dan dapat

dimengerti oleh jamaah, sehingga ada peningkatan keilmuan yang jamaah

dapatkan, yang dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis beri diantaranya:

1. Agar pengurus Majelis Taklim Al-Furqon bisa mengatasi masalah-

masalah yang ada, baik itu intern maupun ekstern karena setiap masalah

Page 95: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

81

yang ada akan menghambat perkembangan dari Majelis Taklim itu

sendiri

2. Agar Taklim khusus bapak-bapak diadakan, karena sampai dengan saat ini

belum ada.

3. Terus melakukan sosialisasi terutama pada Majelis Taklim Ibu-ibu yang

jamaahnya baru ada sedikit

4. Mengadakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, seperti tanggap bencana,

pelatihan-pelatihan UMKM untuk meningkatkan kesejahteraan,

mengoptimalisasikan zakat dan pemberdayaannya.

5. Memaksimalkan para remaja setempat dengan hal-hal yang bermanfaat,

seperti dengan kesenian islam hadroh dan marawis.

Page 96: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

Lampiran 1

Dokumentasi berbagai kegiatan di Majelis Taklim Al-Furqon

Lampiran 2

Majelis Taklim Bulanan Al-Furqon (dalam ruangan)

Majelis Taklim Bulanan Al-Furqon (luar ruangan)

Page 97: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

Pengajian Qur’an Anak dan Remaja Majelis Taklim Al-Furqon

Acara PHBI Maulid Nabi Muhammad SAW 2016 M / 1438 H

Page 98: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

Bersama Pengurus Majelis Taklim Al-Furqon

Page 99: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS
Page 100: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Judul: “Evektifitas Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Berdakwah Materi ZISWAF Studi Kasus

pada Jamaah Majelis Taklim Al-Furqon Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat”

Jawablah pernyataan berikut dengan cara menyilang (x) pada pilihan yang anda yakini.

(Keterangan: SS=Sangat Setuju, S=Setuju, TS=Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju)

No Pernyataan SS S TS STS

1. Narasumber memberikan kesempatan seluruh jamaah untuk bertanya

2. Narasumber memberikan solusi disetiap pertanyaan

3. Panitia menyediakan waktu yang cukup untuk Tanya Jawab

4. Narasumber memberikan jawaban yang jelas

5. Sesi Tanya jawab bermanfaat untuk menemukan solusi

6. Sesi Tanya jawab berlangsung dengan efektif

7. Sesi Tanya jawab berlangsung dengan menarik

8. Dengan metode Tanya jawab suasana pengajian jadi lebih hidup

9. Dengan metode Tanya jawab berlatih untuk berani berbicara didepan umum

10. Mengaji dengan metode Tanya jawab menarik bagi saya

11. Metode Tanya jawab membuat komunikasi berjalan dua arah

12. Metode Tanya jawab mempengaruhi cara berfikir saya

13. Metode Tanya jawab ini membuat saya bersemangat untuk bertanya

14. Metode Tanya jawab memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pengetahuan saya

15. Metode Tanya jawab meningkatkan keilmuan saya

16. Dengan metode Tanya jawab saya sekarang lebih memahami tentang ZISWAF

17. Metode Tanya jawab salah satu metode yang efektif di pengajian

18. Saya merasa puas dengan metode Tanya jawab di pengajian Al-Furqon

19. Saya menyukai metode Tanya jawab di majelis taklim Al-Furqon

20. Ilmu yang saya dapat sudah dipraktikan dikehidupan sehari-hari

Page 101: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35028/...EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB DALAM BERDAKWAH MATERI ZISWAF STUDI KASUS