Metode-Metode Pengelasan
-
Upload
rhidiyan-waroko -
Category
Documents
-
view
143 -
download
3
Transcript of Metode-Metode Pengelasan
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Home Works 1
Review Teknik
Pengelasan merupakan salah satu metode penyambungan material. Pengelasan adalah
penyambungan dua/lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas
(heat) atau tekanan (pressure) atau
pengisi (filler). Logam pengisi harus memiliki titik lebur yang sama dengan titik lebur logam induknya
supaya dapat digunakan. Secara analogi, pengelasan merupakan proses pengecoran mini, hanya saja
proses pembekuan dalam pengelasan lebih cepat dibandingkan proses pembukan dalam
pengecoran.
Ada beberapa macam teknik-teknik pengelasan
yaitu:
1. Gas welding
Oxyacetylene welding (OAW)
2. Arc welding
Shielde metal arc welding (SMAW)
Gas-tungsten arc welding (GTAW)
Plasma arc welding (PAW)
Gas-metal arc welding (GMAW)
Flux-cored arc welding (FCAW)
Submerged arc welding (SAW)
Electroslag welding (ESW)
Dalam pengelasan, power density
kedalaman pengelasan, kecepatan pengelasan dan kualitas pengelasan karena akan menghasilkan
lebih sedikit kerusakan. Perkembangan teknik
energy beam welding yaitu pada
density yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas welding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Variasi dari energi yang masuk pada berbagai teknik pengelasan dibandingkan dengan kerapatan
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Home Works 1
Review Teknik-Teknik Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu metode penyambungan material. Pengelasan adalah
penyambungan dua/lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas
) atau keduanya dengan menggunakan/tidak menggunakan logam
pengisi harus memiliki titik lebur yang sama dengan titik lebur logam induknya
supaya dapat digunakan. Secara analogi, pengelasan merupakan proses pengecoran mini, hanya saja
s pembekuan dalam pengelasan lebih cepat dibandingkan proses pembukan dalam
teknik pengelasan yang diklasifikasikan berdasarkan sumber panasnya
Oxyacetylene welding (OAW)
Shielde metal arc welding (SMAW)
tungsten arc welding (GTAW)
Plasma arc welding (PAW)
metal arc welding (GMAW)
cored arc welding (FCAW)
Submerged arc welding (SAW)
3. High-energy beam welding
Electron beam welding (EBW)
Laser beam welding (LBW)
power density menjadi hal yang sangat penting. Power density
kedalaman pengelasan, kecepatan pengelasan dan kualitas pengelasan karena akan menghasilkan
lebih sedikit kerusakan. Perkembangan teknik-teknik pengelasan dari gas welding hingga high
energy beam welding yaitu pada power density-nya. High-energy beam welding memiliki
yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas welding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
. Variasi dari energi yang masuk pada berbagai teknik pengelasan dibandingkan dengan kerapatan
energi dari sumber energi tersebut.
Teknik Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu metode penyambungan material. Pengelasan adalah
penyambungan dua/lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas
keduanya dengan menggunakan/tidak menggunakan logam
pengisi harus memiliki titik lebur yang sama dengan titik lebur logam induknya
supaya dapat digunakan. Secara analogi, pengelasan merupakan proses pengecoran mini, hanya saja
s pembekuan dalam pengelasan lebih cepat dibandingkan proses pembukan dalam
yang diklasifikasikan berdasarkan sumber panasnya,
energy beam welding
Electron beam welding (EBW)
Laser beam welding (LBW)
Power density akan menentukan
kedalaman pengelasan, kecepatan pengelasan dan kualitas pengelasan karena akan menghasilkan
teknik pengelasan dari gas welding hingga high-
energy beam welding memiliki power
yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas welding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
. Variasi dari energi yang masuk pada berbagai teknik pengelasan dibandingkan dengan kerapatan
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 2. Variasi kekuatan hasil pengelasan dengan energi masuk per satuan panjang pengelasan per
Gambar 3. Perbandingan antar proses pengelasan (a)
Selain power density, tipe muka las dan posisi las juga menentukan kualitas dan metode pengelasan.
Ada beberapa tipe muka las, yaitu :
Gambar 4.
Gambar 4. Tipe
(a)
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 2. Variasi kekuatan hasil pengelasan dengan energi masuk per satuan panjang pengelasan per
ketebalan dari bahan kerja.
Gambar 3. Perbandingan antar proses pengelasan (a) angular distortion (b) biaya
tipe muka las dan posisi las juga menentukan kualitas dan metode pengelasan.
Ada beberapa tipe muka las, yaitu : butt, lap, T-, edge dan corner, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4. Tipe muka las (a) dan posisi pengelasan (b)
Gambar 2. Variasi kekuatan hasil pengelasan dengan energi masuk per satuan panjang pengelasan per
(b) biaya peralatan.
tipe muka las dan posisi las juga menentukan kualitas dan metode pengelasan.
, seperti yang ditunjukkan pada
(b)
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pada proses pengelasan, akan menghasilkan mikrostruktur yang berbeda pada sekitar daerah
pengelasan, seperti pada daerah penyambungan, daerah sekitar sambungan (HAZ) dan logam
induknya
.
Gambar 5. Mikrostruktur pada daerah-daerah pengelasan
Oxyacetylene welding (OAW)
Gas welding adalah proses pengelasan dengan meleburkan dan menyambungkan logam dengan
menggunakan panas yang berasal dari reaksi antara fuel gas dan oksigen. Oxyacetylene welding
(OAW) adalah salah satu metode dalam gas welding yang sering dipakai karena mampu
menghasilkan api dengan temperatur yang tinggi. Ada tiga tipe api yang dihasilkan oleh OAW, yaitu
neutral, reducing dan oxidizing.
Pada neutral flame, oksigen dan acetilen dicampur dengan jumlah yang sama. Untuk kebanyakkan
logam, neutral flame dapat digunakan. Reducing flame dihasilkan ketika komposisi acetilen berlebih.
Pembakaran acitelen tidak sempurna. Hal ini akan menghasilkan api hijau disekitaran keluaran api.
Penggunaan api ini lebih disukai untuk pengelasan paduan alumunium karena alumunium mudah
teroksidasi. Jenis api ini juga baik digunakan untuk pengelasan baja karbon tinggi, karena jika
terdapat oksigen yang berlebih maka akan mengoksidasi karbon dan membentuk porositas berupa
gas CO pada logam las. Oxidizing flame adalah ketika pemakaian oksigen yang berlebih, api menjadi
teroksidasi karena hadirnya oksigen yang tidak terkonsumsi. Api ini banyak digunakan untuk
pengelasan kuningan karena tembaga oksida akan meng-cover daerah pengelasan dan dapat
mencegah zinc dari penguapan dari derah pengelasan.
Gambar 6. Tipe api yang dihasilkan OAW
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 7. Reaksi kimia dan distribusi temperatur pada neutral oxyacetylene.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan memakai metode ini, yaitu: peralatannya simpel, portable
dan murah, selain itu mudah untuk dirawat. Kekurangannya adalah kecepatan pengelasan yang
rendah, energi yang masuk per satuan panjang yang relatif besar sehingga menghasilkan HAZ yang
lebih luas dan menghasilkan beberapa distorsi. Tidak dianjurkan untuk pengelasan logam-logam
reaktif seperti titanium dan zirconium karena keterbatasan limited power-nya.
Shielded metal arc welding (SMAW)
SMAW adalah proses pengelasan melalui peleburan dan penyambungan logam dengan
memanaskannya menggunakan kawat busur yang mengalirkan arus yang dihasilkan oleh sumber
listrik melalui logam induk. Skematik proses SMAW pada Gambar 8. Panas dari kawat busur akan
menyebabkan kawat inti dan flux akan melapisi eletroda pada bagian ujungnya dan akan meleleh
sebagai droplet. Lelehan logam akan terkumpul di bagian weld pool dan tersoldifikasi. Lelehan flux
yang lebih ringan akan berada diatas lelehan logam sehingga membentuk slag pada permukaan atas
hasil las.
Gambar 8. Skematik keselurahan proses SMAW (a) dan daerah pengelasan (b).
Pelapisan elektroda memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai : i) pelindung, dengan menghasilkan
pelindung berupa gas yang akan melindungi lelehan logam dari udara, ii) deoxidation, iii) arc
stabilization, meningkatkan konduktifitas elektrik kawat busur dan membantu kawat busur
mengkonduksi arus lebih halus, iv) metal addition, menyediakan elemen paduan, dapat
meningkatkan laju deposisi.
Keuntungan dari SMAW adalah simpel, portable dan murah dibandingkan arc welding yang lainnya.
Tapi, pelindung gas SMAW tidak benar-benar bersih sehingga kurang cocok untuk pengalasan logam
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
reaktif seperti alumunium dan titanium. Desain SMAW ini mengharuskan penggantian elektroda
ketika habis, sehingga mengurangi laju produksi secara keseluruhan.
Gas tungsten arc welding (GTAW)
GTAW atau biasa juga disebut tungsten-inert gas (TIG) adalah proses pengelasan logam dengan
menggunakan elektroda tungsten yang tidak terkonsumsi Pada saat proses, daerah pengelasan
dilindungi oleh gas yang berasal dari shielded gas yang berupa gas inert (argon atau helium)
sehingga menghasilkan perlindungan yang lebih bersih dibandingkan dengan SMAW dan diberi
tambahan logam filler. Skematik proses pengelasan GTAW seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Skematik proses pengelasan dengan GTAW
GTAW cocok untuk digunakan pada proses penyambungan logam yang tipis. GTAW menghasilkan
proses pengelasan yang bersih sehingga dapat digunakan untuk logam reaktif seperti alumunium,
titanium, zirconium dan magnesium. Tapi, laju deposisi GTAW rendah. Arus yang berlebih akan
menyebabkan elektroda tungsten meleleh dan menghasilkan inklusi britle pada logam induk.
Plasma arc welding (PAW)
PAW merupakan proses pengelasan dengan memanaskan logam menggunakan elektroda tungsten.
PAW hampir mirip dengan GTAW hanya saja menggunakan orifice gas yang berfungsi seperti
shielded gas. Karena penggunaan orifice gas, arc yang dihasilkan lebih terkonvergen sehingga lebih
tajam dan lebih panjang. Skematik alat las PAW seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Skematik alat las PAW
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
PAW memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan GTAW. Dengan bentuk arc yang
dihasilkan, maka PAW tidak terlalu sensitif terhadap jarak pengelasan. Sehingga tidak membutuhkan
skill yang lebih khusus bagi pengguna PAW dibandingkan pengguna GTAW. Kekurangannya yaitu
harganya lebih mahal dan setting alat alat yang lebih rumit.
Gambar 11. Perbandingan panjang arc yang dihasilkan antara PAW dan GTAW.
Gas-metal arc welding (GMAW)
GMAW adalah proses pengelasan dengan menggunakan panas dari arc yang dihasilkan diantara
umpan filler yang diberikan secara kontinu dan logam induknya. Perlindungan arc dan logam cair
diberikan oleh gas inert seperti argon dan helium, oleh sebab itu GMAW disebut juga metal-inert gas
(MIG). Alat ini banyak digunakan untuk pengelasan paduan alumunium.
Gambar 12. Skematik alat GMAW
Seperti GTAW, GMAW akan menghasilkan proses pengelasan yang bersih karena adanya gas inert.
GMAW memiliki laju deposisi yang lebih tinggi dari GTAW yang dapat mengelas logam tebal dengan
kecepatan tinggi. GMAW sulit untuk mengelas pada bagian-bagian yang kecil atau bagian corner.
Flux-core arc welding (FCAW)
Skematik alat hampir sama seperti GMAW, seperti pada Gambar 13, hanya saja kawat elektrodanya
merupakan inti flux. Elektroda adalah tabung logam dengan flux yang dibungkus didalam. Fungsi dari
flux sama seperti pada SMAW, seperti melindungi logam cair dari udara.
Submerged arc welding (SAW)
SAW adalah proses pengelasan dengan memanaskan logam dengan arc yang ada antara kawat
elektroda yang terkonsumsi dan logam induk, dengan arc dilindungi oleh slag cair flux granular.
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Skematik alat seperti pada Gambar 14. Kelebihannya adalah menghasilkan proses pengelasan yang
lebih bersih. Karena laju deposisi yang tinggi, SAW mampu mengelas komponen yang lebih tebal
dibandingkan yang mampu di las oleh GTAW dan GMAW. Karena volume slag yang dihasilkan akan
banyak, maka posisi pengelasan SAW terbatas hanya pada flat-position welding. Jika semakin tinggi
energi yang diberikan maka akan mengurangi kualitas hasil lasan dan akan meningkatkan distorsi.
Gambar 13. Skematik alat FCAW
Gambar 14. Skematik alat SAW
Electroslag welding (ESW)
ESW adalah proses pengelasan dengan memberikan panas dengan daerah slag cair berada diantara
logam induk dan filler kawat elektroda. Sama seperti SAW, lelehan slag pada ESW melindungi logam
cair dari udara. ESW memiliki laju deposisi yang sangat tinggi.
Gambar 15. Skematik alat ESW
Rhidiyan Waroko
0806331935
Program Studi Teknik Material
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Ta
be
l 1
. O
verv
iew
da
ri p
rose
s p
en
ge
lasa
n