Metode Kerja Fix

28
METODE PELAKSANAAN 1) PEKERJAAN PERSIAPAN METODE PELAKSANAAN 1.1. Pembersihan lokasi proyek dari rumput-rumput, semak belukar dan sampah-sampah. 1.2. Pembongkaran (demolition) bangunan-bangunan yang ada yang sudah tidak diperlukan lagi di lokasi proyek. Pembongkaran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan bagian stuktur yang tidak dibongkar dan seminimal mungkin menimbulkan kerusakan yang terjadi. Bila perlu dibuat metode kerja pembongkaran. 1.3. Membuat pagar sementara disekeliling lokasi proyek. 1.4. Pengukuran kembali lokasi proyek untuk menentukan batas lokasi, peil ketinggian tanah, lantai bangunan dan patok- patok dasar ukur (BENCH MARK) 1.5. Pembuatan bouwplank. 1.6. Pembuatan kantor proyek sementara, gudang dan los kerja. 2) PEKERJAAN PENGUKURAN (BENCH MARK) METODE PELAKSANAAN 1.1. Membuat Titik Tetap Duga (Bench Mark) 1.1.1. Titik tetap duga (BM) harus dibuat disetiap proyek, minimum dua buah titik. 1.1.2. Titik tetap duga (BM) terbuat dari plat besi ukuran 20 cm x 20 cm dengan tebal 5 mm , diangkur pada pondasi beton yang tertaman dalam tanah, yang kokoh dan kuat (minimum 60 cm) 1.1.3. Plat BM harus terletak pada posisi yang rata, dengan ketinggian 30 cm diatas permukaan Tanah. 1.1.4. Diatas plat BM harus tercantum informasi ketinggian BM, posisi koordinat BM. Contoh :

description

Metode pelaksanaan proyek

Transcript of Metode Kerja Fix

Page 1: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1) PEKERJAAN PERSIAPAN

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pembersihan lokasi proyek dari rumput-rumput, semak belukar dan sampah-sampah.

1.2.Pembongkaran (demolition) bangunan-bangunan yang ada yang sudah tidak diperlukan lagi di lokasi proyek. Pembongkaran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan bagian stuktur yang tidak dibongkar dan seminimal mungkin menimbulkan kerusakan yang terjadi. Bila perlu dibuat metode kerja pembongkaran.

1.3.Membuat pagar sementara disekeliling lokasi proyek.1.4.Pengukuran kembali lokasi proyek untuk menentukan batas lokasi, peil

ketinggian tanah, lantai bangunan dan patok-patok dasar ukur (BENCH MARK)1.5.Pembuatan bouwplank.1.6.Pembuatan kantor proyek sementara, gudang dan los kerja.

2) PEKERJAAN PENGUKURAN (BENCH MARK)

METODE PELAKSANAAN

1.1.Membuat Titik Tetap Duga (Bench Mark)1.1.1. Titik tetap duga (BM) harus dibuat disetiap proyek, minimum dua buah

titik.1.1.2. Titik tetap duga (BM) terbuat dari plat besi ukuran 20 cm x 20 cm dengan

tebal 5 mm , diangkur pada pondasi beton yang tertaman dalam tanah, yang kokoh dan kuat (minimum 60 cm)

1.1.3. Plat BM harus terletak pada posisi yang rata, dengan ketinggian 30 cm diatas permukaan Tanah.

1.1.4. Diatas plat BM harus tercantum informasi ketinggian BM, posisi koordinat BM.Contoh :

(Elev .+0.50 ; N=+100.00E=+200.00 )

Pada suatu titik yang digores silang dengan tanda + sebagai As.1.1.5. Disekeliling BM harus dipasang rangka pagar kayu 3” x 4” dengan

ketinggian 40 cm s/d 60cm. Pagar kayu ini harus cukup kuat terhadap benturan dan mudah dilihat oleh umum, bila perlu pagar kayu dikapur dengan warna putih.

1.2.Cara Pengukuran1.2.1. Pemindahan titik elevasi dari suatu tempat ke tempat berikutnya untuk

pengukuran yang jauh harus diusahakan jarak titik elevasi yang berada

Page 2: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

didepan dengan jarak titik elevasi yang dipisahkan (belakang) selalu sama.

1.2.2. Setiap bouwplank untuk dalam bangunan maupun luar bangunan harus dimarking dengan spidol atau kapur, tidak dibenarkan hanya memakai patok kayu atau paku saja.

1.2.3. Khusus untuk bangunan bertingkat harus ditetapkan satu titik elevasi pada bangunan lama atau tempat yang permanen, satu lagi pada bangunan baru sebagai kontrol poin untuk mengetahui apabila terjadi penurunan pada bangunan baru.

1.2.4. Setiap pengukuran harus mempunyai catatan atau informasi data.

1.3.Susunan Catatan1.3.1. Nama proyek, lokasi, tanggal, jam (pagi atau sore), serta saat mulai dan

selesai.1.3.2. Cuaca, seperti hujan, sinar matahari dan kabur yang mempunyai

pengaruh yang menentukan pada ketelitian dalam pekerjaan pengukuran.1.3.3. Regu. Nama – nama anggota regu serta tugas – tugasnya diperlukan

untuk dokumentasi.1.3.4. Jenis dan nomor instrument. Jenis instrument yang dipakai (dengan

merek dan nomor serinya).

3) PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1. Pembersihan permukaan tanah yang akan digali dari rumput-rumput dan

humus. Hasil pembersihan dibuang dan ditimbun ditempat yang telah ditentukan.

1.1.2. Galian tanah dilaksanakan1.1.3. Selama pelaksanaan pekerjaan galian apabila dijumpai pipa

drainage/pipa air, kabel listrik, dan lain-lain yang masih berfungsi, maka pipa-pipa/kabel-kabel tersebut harus dilindungi dan dijaga agar tidak tergali/rusak.

1.1.4. Apabila kedalaman cukup dalam, maka talud-talud tanah yang tidak tergali perlu dilindungi dengan penahan tanah (misal : turap kayu, shotcrete, sheet pile dan lain-lain) terlebih dulu sebelum pekerjaan lainnya dilanjutkan. (lihat metode kerja Shotcrete, sheet pile)

1.1.5. Juga untuk pemukaan air tanah yang tinggi, sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka perlu dilakukan pemompaan air terlebih dahulu dengan membuat kantong-kantong/sumuran (lihat Metode kerja dewatering)

1.1.6. Setelah penggalian mencapai elevasi/kedalaman yang ditentukan, maka dilakukan pengukuran akhir untuk mengecek kedalaman/elevasi galian

Page 3: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

dan profil penampang galian telah sesuai dengan elevasi yang ditentukan atau shop drawing.

1.1.7. Apabila ditentukan oleh spesifikasi bahwa dasar galian harus dipadatkan, maka dasar tersebut dipadatkan dengan alat pemadat sesuai dengan ketentuan spesifikasi (misal : stamper, baby roller, three wheel roller, dan lain-lain) sehingga mencapai kepadatan yang ditentukan.

1.1.8. Test kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standard 95%

1.1.9. Terakhir perapian dan permbersihan galian1.1.10. Apabila tanah hasil galian masih dipakai untuk urugan dilokasi galian

tanah atau harus dibuang keluar dari lokasi galian, maka dibutuhkan Dump Truck untuk mengangkut tanah hasil galian tersebut ke tempat pembuangan/penimbunan. Untuk pekerjaan urugan tanah dilaksanakan sesuai dengan metode kerja urugan tanah.

4) PEKERJAAN DEWATERING

1. DEWATERING ADA BEBERAPA SISTEM :1.1.Dewatering sistem pompa biasa kapasitas sesuai kebutuhan1.2.Dewatering sistem submersible pump kapasitas menyesuaikan1.3.Dewatering sistem betingkat1.4.Dewatering sistem penggalian/aliran/sodetan

2. METODE PELAKSANAAN2.1.Dewatering Sistem Pompa Biasa

2.1.1. Persiapan2.1.1.1. Siap alat2.1.1.2. Siap bahan bakar2.1.1.3. Siap tenaga2.1.1.4. Siap alat/bahan bantu

2.1.2. Pelaksanaan2.1.2.1. Lubang galian yang tergenang air siap dikeringkan2.1.2.2. Buat sumuran dipinggir galian yang posisinya lebih dalam dari

elevasi galian yang ada dan terletak diluar rencana bangunannya2.1.2.3. Penempatan pompa dibuat yang strategis agar tidak mengganggu

operasi pekerjaan yang lain.2.1.2.4. Apabila lubang galian cukup dengan panjang slang air maka

pompa cukup diletakkan dipermukaan tanah.2.1.2.5. Sistem pemompaannya dimulai/diperhitungkan sebelum jam kerja

sudah kering, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak kehilangan waktu.

Page 4: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

2.2.Dewatering Sistem Submersible Pump2.2.1. Biasanya pengeringan dengan submersible pump digunakan dalam

pemompaan yang volume airnya cukup besar.2.2.2. Lubang galian yang tergenang air siap dikeringkan.2.2.3. Buat sumuran seperti sistem pompa biasa, namun ukurannya lebih

besar.2.2.4. Pompa dibuatkan tempat/rakit dari drum atau sejenis untuk

menggantungkan pompa submersible tersebut.2.2.5. Kedudukan pompa setelah digantung dalam rakit dimasukkan ke lubang

galian.2.2.6. Apabila sudah kering, sistem pompa submersible ini dimatikan di

skakelnya / dipanel listriknya dan bila diperlukan dihidupkan lagi.2.3.Dewatering Sistem Bertingkat

2.3.1. Sistem ini apabila galian cukup dalam atau dilereng tebing, sehingga pompa penghisap/pembuang tidak bisa mencapai daerah pembuangan.

2.3.2. Sistem ini seperti pompa biasa2.3.3. Pada daerah pembuangan awal (tahap1) dibuat bak penampung2.3.4. Dari bak penampung dipompa lagi hingga ke pembuangan kedua dan

seterusnya seperti ke pembuangan.2.4.Dewatering Sistem aliran/Sodetan

2.4.1. Hal ini berlaku apabila elevasi galian disekitarnya lbih rendah dan juga untuk mengeringkan

2.4.2. Atau dengan membuat saluran dengan panjang dan dalam seperlunya cukup untuk mengalirkan dan biaya lebih murah dari pada sistem pompa.

5) PEKERJAAN URUGAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1. Timbun daerah yang akan diurug dan timbunan digelar dengan

bulldozer lapis perlapis setebal ± 40 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat sesuai ketentuan spesifikasi (misal : vibro compactor, sheep foot roller dan lain-lain)

1.1.2. Untuk timbunan / urugan lapis pertama (work table) tidak diperlukan test kepadatan tanah (density test)

1.1.3. Setelah lapis pertama (layer 1) selesai kemudian dilanjutkan dengan lapis timbunan berikutnya setebal ± 40 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat sesuai ketentuan spesifikasi.

1.1.4. Mulai lapisan timbunan ke 2 dilakukan pengetesan kepadatan tanah (density test), demikian pula lapisan –lapisan timbunan berikutnya dilakukan pengetesan kepadatan tanah setiap lapis.

Page 5: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.1.5. Tes kepadatan tanah (density test) dilakukan dengan metode sand cone dengan kepadatan standard 95%

1.1.6. Daerah timbunan akan diberikan tanda batas timbunan dengan patok-patok ukur yang diberi tanda-tanda (marking) ketinggian per 40 cm, sampai dengan ketinggian (elevasi) timbunan/urugan yang ditentukan / sesuai shop drawing.

1.1.7. Apabila tanah untuk timbunan diambil dari tempat lain yang jauh dari lokasi timbunan maka dibutuhkan angkutan tanah dengan dump truck dan untuk pemuatan dan galian di lokasi pengambilan tanah digunakan Excavator.

1.1.8. Setelah elevasi/ketinggian urugan tercapai, maka dilakukan pengukuran akhir untuk mengecek ketinggian tersebut telah sesuai dengan ketinggian yang ditentukan/sesuai dengan shop drawing.

6) PEKERJAAN PONDASI DALAM (PONDASI TIANG PANCANG)

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1. Meletakkan/mendudukan alat pancang yang pas dekat titik pancang1.1.2. Mengambil tiang pancang yang sudah disiapkan/berada didekatnya1.1.3. Mendirikan tiang pancang tepat pada titik yang ditetapkan1.1.4. Tegak lurusnya tiang pancang dicheck dengan theodolite dari dua arah1.1.5. Apabila tiang pancang telah berdiri tegak lurus, mulai dilaksanakan

pemancangan dan dimonitor sampai ke pemancangan selesai.Catatan :a. Bergeser tehadap as mendatar : 0 – 5 cm max 10%b. Bergeser terhadap as vertikal (tegak lurus) tinggi tiang 20 m : 0 – 2,5 cm

max 1%1.2.Metode Pelaksanaan Cor Tiang Pancang

1.2.1. Dibuat vallen bath atau lantai kerja ukuran sesuai yang dibutuhkan1.2.2. Elevasi rata, halus , padat1.2.3. Siap bekisting, ukuran sesuai spek1.2.4. Siap rangkaian besi sesuai spek1.2.5. Lantai kerja yang sudah keras, dimarking untuk ukuran tiang pancang1.2.6. Lantai kerja diberi alat plastik dan kapur, agar tidak melekat1.2.7. Pasang bekisting berhadapan sesuai ukuran lebar dan tinggi tiang

pancang1.2.8. Pemasangan bekisting yang halus berhadapan seling satu buah/gang1.2.9. Pengecoran selang-seling1.2.10. Setelah cor selang-seling dilaksanakan, tunggu umue s/d 24 jam 1.2.11. Bongkar bekisting secara hati-hati dan dibersihkan

Page 6: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.2.12. Beton tiang pancang yang satu dengan yang lain sebagai bekisting tiang pancang yang belum dicor

1.2.13. Oleskan kapur yang tebal pada tiang pancang yang sedang dibungkus1.2.14. Masukkan rangkaian besi beton dan atur besi deckingnya1.2.15. Cor tiang pancang tersebut1.2.16. Demikian pengecoran tiang pancang dan setiap pengecoran diberi

kode/tanggal1.2.17. Berikan titik angkat apabila cor bersusun1.2.18. Tunggu umur sesuai spek

7) PEKERJAAN BEKISTING PILE CAP dan TIE BEAM

METODE PELAKSANAAN

A. Pekerjaan Pelaksanaan 1. Rapikan/ ratakan dasar galian bila perlu lakukanlah pemadatan dengan stamper

untuk pile cap yang besar.

2. Setelah tanah rata, urug dasar galian dengan pasir dengan ketebalan urugan sesuai persyaratan sampai dengan sisi luar rencana bekisting pile cap/ tie beam.

3. Buatlah lantai kerja di atas urugan pasir dengan tebal minimal 5 cm hingga elevasi dasar pile cap/ tie beam.

4. Marking posisi pile cap dan tie beam dengan sipatan pada lantai kerja dan tarik benang pada patok yang telah tersedia sesuai dengan rencana elevasi atas pile cap/ tie beam.

5. Pemasangan BekistingPemasangan bekisting dapat menggunakan material pasangan bata kapur, batako atau bekisting kayu. Dalam menentukan jenis material bekisting yang digunakan perlu dilakukan analisa biaya dan kecepatan pemasangan. Keuntungan pemakaian bekisting kayu adalah pemakaian berulang (5 – 6 kali), relatif cepat, tetapi sesudahnya ada pekerjaan bongkar bekisting. Di pihak lain bekisting bata/ batako mempunyai keunggulan dalam hal hemat galian dan keterbatasan ruang kerja serta tidak adanya pekerjaan bongkar bekisting.

1. Bekisting kayu.

Buatlah panel bekisting sesuai dengan tinggi dimensi tie beam atau pile cap dengan menggunakan multiplek 9 mm dan diperkuat dengan kayu kaso 5/7 dijepit pada sisi atas dan bawahnya (bila diperlukan ditengah juga dipasang,

Page 7: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

khususnya untuk dimensi pile cap/ tie beam dengan tinggi 70 cm) dan diperkuat tiap jarak tertentu pada arah vertikal jarak penjepit kayu kaso pada arah vertikal disesuaikan terhadap dimensi tie beam atau pile cap sehingga mampu menahan gaya lateral pada saat pengecoran beton.

Pasanglah panel bekisting pada posisi sesuai marking yang telah disediakan.Pasanglah sekur-sekur untuk perkuatan samping menggunakan kayu balok 7/10 pada sisi atas dan bawah panel hingga panel tidak bergeser posisinya kemudian periksalah terhadap arah vertikal / lot vertikal.Pasanglah form tie bila dimensi tie beam cukup besar untuk perkuatan posisi panel bekisting.

2. Bekisting bata/batako/ bata kapurPasanglah bata / batako / bata kapur sesuai marking dengan adukan semen dan pasir untuk penyambungannya.Uruglah tanah pada sisi samping pile cap/ tie beam hingga padat sebagai perkuatan terhadap bekisting itu sendiri.Pekerjaan bekisting selesai dan dapat dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan tulangan pile cap/ tie beam dan pengecoran beton.

Sumber : http://buildingcivilengineer.blogspot.co.id/2009/01/instruksi-kerja-bekisting-pile-cap-dan.html

8) PEKERJAAN BEKISTING KOLOM

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1 Pertama-tama para pekerja membuat marking posisi kolom yang akan

dikerjakan dilapangan. 1.1.2 Sebelum para pekerja memasuki lapangan diharuskan mengenakan

perlengkapan perlengkapan K3LM.1.1.3 Para pekerja mengecek dan memebrsihkan permukaan bekisting beton di

lapangan.1.1.4 Setelah itu, memasang sepatu kolom dan besi siku pada posisi sudut

kolom dilanjutkan dengan mengecek panel bekisting sesuai dengn ukuran kolom dan dilapisi dengan minyak bekisting.

1.1.5 Pada saat memasang bekisting kolom digunakan acuan sepatu kolom.Untuk menghindari kebocoran pada hubungan antara bagian bawah bekisting dengan lantai dipasanglah lapisan busa.

1.1.6 Memasang pengunci serta penyokong bekisting di lapangan dan dicek vertikalitinya.

1.1.7 Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu para pekerja memasang stop cor untuk penghentian pengecoran.

Page 8: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.1.8 Kemudian para pekerja memeriksa posisi bekisting maupun vertikalitinya dan sparing pipa instalasi, dilanjutkan memasang steel weller dan support/ bracket sesuai gambar bekisting kolom.

Sumber : http://hyghostb.blogspot.co.id/2014/04/pekerjaan-kolom.html

9) PEKERJAAN BEKISTING PELAT DAN BALOK

METODE PELAKSANAAN

A. Pembekistingan balokTahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

1.1.1 Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.

1.1.2 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-head jack nya.

1.1.3 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.

1.1.4 Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-suri.

B. Pembekistingan pelatTahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :1.1.5 Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.

Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack nya.

1.1.6 Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.

1.1.7 Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran.

1.1.8 Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

Sumber : http://rromadhonunj.blogspot.co.id/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolom-balok-plat.html

Page 9: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

10) PEKERJAAN POTONG / BENGKOK BESI BETON

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1. Potong tulangan sesuai dengan buistat1.1.2. Bengkokkan tulangan sesuai dengan buistat1.1.3. Staple tulangan sesuai dengan panjang dan diameter tulangan1.1.4. Susun stapelan tulangan

Syarat – syarat lain :- Jika besi banyak mengandung karat, maka sebelum distel harus disikat

dengan sikat baja terlebih dahulu-

11) PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM

METODE PELAKSANAAN

1.1Membuat gambar kerja untuk pembesian kolom yang dilakukan di site engineering.

1.2Membuat bending list pekerjaan pembesian kolom dan membuat ijin kerja pembesian kolom di site office.

1.3Menyiapkan perlengkapan K3LM yang akan dikenakan para pekerja saat di los kerja pembesian.

1.4Para pekerja membuat marking as dan dimensi kolom yang akan dikerjakan dilapangan.

1.5Di los kerja pembesian, para pekerja memasang besi beton tulangan (setelah dipabrikasi) sesuai dengan jumlah, panjang, diameter dan posisinya. Kemudian pekerja memasang pembesian sengkang sesuai jumlah dan jaraknya, lalu diikat dengan kawat beton.

1.6Untuk menjaga kelurusan/ vertikaliti besi tulangan kolom, maka dipasang kawat penahan sementara pada bagian atas dan bawah tulangan kolom dan juga memasang konduit/ sparing-sparing pipa dab atau block out,bila mana ada pekerjaan terkait.

1.7Setelah pekerjaan penulangan selesai, kemudian seluruh tulangan dicek kembali diameternya, jumlah dan jarak sengkangnya.

1.8Di lapangan para pekerja memasang beton deking yang dikelilingi besi kolom dengan jarak maximum 2 m lalu membersihkan kotoran dan sisa kawat sebelum ditutup bekisting.

Sumber : http://hyghostb.blogspot.co.id/2014/04/pekerjaan-kolom.html

Page 10: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

12) PEKERJAAN DINDING BATA

METODE PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata1.1 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan 1.2 bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.1.3 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air

semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.

1.4 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.1.5 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding

bata.1.6 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan

menggunakan perekat adukan.1.7 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.1.8 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.1.9 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom

praktis dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.

Sumber : http://metodebangunan.blogspot.co.id/2015/03/tatacara-pelaksanan-pekerjaan-pasangan.html

13) PEKERJAAN PEMBESIAN PELAT DAN BALOK

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pemasangan di lapangan1.1.1. Pembesian balok

1.1.1.1. Besi tulangan pokok bagian atas dipasang dan didukung / dilandasi dengan kayu yang menopang dibekisting

1.1.1.2. Begel dimasukkan ke tulangan pokok tersebut sebanyak yang dibutuhkan dan dipasang/dibendrat sesuai dengan jarak begel yang diinginkan.

1.1.1.3. Besi tulangan pokok bagian bawah dimasukkan dan diikat ke begel yang ada dengan bendrat

1.1.1.4. Tulangan pinggang-pinggang ekstra disusulkan sesuai dengan gambar dan dibendrat

1.1.1.5. Beton decking ditempatkan dibawah tulangan pokok bagian bawah1.1.1.6. Kayu penopang dilepas dan besi balok siap digunakan

1.1.2. Pembesian plat

Page 11: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.1.2.1. Besi-besi plat bagian bawah lapis satu digelar dilapangan, disusul dengan lapis dua dan dibendrat sesuai jaraknya

1.1.2.2. Tulangan pelat bagian atas lapis dua digelar, kemudian lapis satu, lalu diikat dengan bendrat sesuai dengan jaraknya

1.1.2.3. Memasanga tulangan kaki ayam pada jarak-jarak terentu (secukupnya)

1.1.2.4. Memasang beton decking pada jarak-jarak tertentu (secukupnya)1.1.2.5. Pembersihan sisa-sisa bendrat di lapangan

Hal – hal yang perlu diperhatikan :a. Pemasangan tulangan harus memperhatikan panjang penyaluran

tulangan sesuai dengan PBIb. Lokasi penyimpanan besi sebelum/sesudah pabrikasi harus bebas

dari air untuk mencegah terjadinya proses perkaratanc. Jika ada shaft besar, perlu dikaji kembali perkuatan-perkuatan besi

disisi keliling shaft

14) PEMBUATAN KUBUS BETON DAN SLUMP TEST

METODE PELAKSANAANPelaksanaan pembuatan kubus beton

1.2Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan minyak. Adukan dimasukan kedalam cetakan dengan menggunakan sendok semen,

dan dipadatkan dengan meletakkan cetakan diatas meja penggetar sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak ada gelembung udara yang naik kepermukaan.

1.3 Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan pisau perata.1.4Setelah itu setiap cetakan diberi tanda ( nomor kelompok dan group ) serta

dicatat tanggal percobaannya.

Pelaksanaan slump tes1.5 Cetakan slump dan pelat dibasahi dengan kain basah.1.6 Letakkan cetakan diatas pelat1.7 Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis. Tiap kira- kira

1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagian bawah tiap tiap lapisan. Pada bagian bawah atau lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.

1.8 Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini, semua lapisan kelebihan beton segar disekitar cetakan harus dibersihkan.

1.9 Cetakan diangkat perlahan “ lahan tegak lurus keatas.1.10 Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.

Page 12: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.11 Ukur SLUMP yang terjadi dengan menggunakan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata “ rata dari benda uji.

Sumber : http://www.ilmusipil.com/cara-tes-slump-beton

15) PENGECORAN DINDING

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pembuatan beton1.1.1. Lakukan pebuatan beton yang kohesif dengan slump yang kecil

1.2.Penuangan beton1.2.1. Tuangkan beton dengan alat bantu (untuk menjaga beton tidak

bersentuhan langsung dengan bekisting1.2.2. Penuangan beton diusahakan merata dan lapisan cor yang miring1.2.3. Penuangan beton tiap lapis kearah horizontal ±30 cm (dijaga agar lapis

pertama tidak kering)1.3.Pemadatan beton

1.3.1. Pemadatan beton dilakukan secara merata dan jangan menyentuh dinding bekisting

1.4.Perawatan beton1.4.1. Perawatan beton dilaksanakan dengan menutup karung goni yang

disiram selama 3 hari

16) PEKERJAAN PENGECORAN PELAT DAN BALOK

METODE PELAKSANAAN

1.1.Pelaksanaan1.1.1. Membuat campuran beton sesuai dengan muTu yang disyaratkan1.1.2. Test slump dengan kerucut Abrams oleh petugas khusus1.1.3. Pembuatan kubus beton untuk test setiap volume beton yang disyararkan1.1.4. Selesai pengecoran harus diadakan perawatan beton (curing) dengan

cara disiram air atau ditutup dengan karung basah selama 3 hari

Page 13: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

17) PEKERJAAN BEKISTING TANGGA

METODE PELAKSANAAN

1.1 Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian sesuai elevasi tangga, kemudian pasang bekisting tangganya.

1.2 Pasang tulangan yang telah dipersiapkan dan direncanakan sebelumnya.1.3 Pasang bekisting panel trap tangga dengan perkuatan kaso / pipaCor tangga

secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu lokasi. 1.4 Ratakan beton dan finish permukaan sesuai shop drawing ( Floor Hardener /

finish struktur yang nantinya akan dipasang keramik ).

18) PEKERJAAN RAILING TANGGA

METODE PELAKSANAAN

1.1 Marking As dan elevasi untuk posisi railing tangga dan temukan letak tiang railing tangga.

1.2 Pasang tiang railing pada awal tiap tangga dan pada bordes lantai atasnya.1.3 Tarik benang antar kedua tiang railing tangga.1.4 Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desain. 1.5 Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.1.6 Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.1.7 Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah

terpasang.

Sumber : http://prometode.blogspot.co.id/2010/07/pemasangan-railing-tangga.html

19) PEKERJAAN KUSEN

METODE PELAKSANAAN

1.1 Menyiapkan alat dan bahan secukupnya ditempat yang aman dan mudah dijangkau

1.2 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen

1.3 Pasang angker pada kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu / jendela

1.4 Setel kedudukan kusen pintu / jendela1.5 Setel kedudukan kusen / jendela sehingga berdiri tegak dengan

menggunakan unting – unting1.6 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh

Page 14: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.7 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali kedudukan kusen pintu / jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen

1.8 Bersihkan tempat sekelilingnya.

20) PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU dan JENDELA

METODE PELAKSANAAN

1.1 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.1.2 Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.1.3 potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).1.4 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk

dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.

1.5 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel).

1.6 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.

1.7 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.

1.8 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.

1.9 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.1.10 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan

cara melepaskan pen.1.11 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan

baik, rata dan lurus dengan kusen.

Sumber : https://vennibudicahyani.wordpress.com/2012/05/28/metode-pelaksanaan-bangunan-bertingkat/

21) PEKERJAAN PEMASANGAN KACA

METODE PELAKSANAAN

1.1Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.

1.2Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.

Page 15: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.3Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk memegang kaca.

1.4Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela.

1.5Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.1.6Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang

dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil.

Sumber : https://vennibudicahyani.wordpress.com/2012/05/28/metode-pelaksanaan-bangunan-bertingkat/

22) PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

METODE PELAKSANAAN

1.1 Buat sketsa rencana gambar atap yang akan dibangun.1.2 Hitung struktur rangka atap sehingga didapatkan jenis dan dimensi profil

baja ringan yang kuat dan termurah untuk digunakan.1.3 tuangkan hasil perhitungan struktur rangka atap baja ringan dan buat

gambar kerja mengenai bentuk atap yang akan dibangun lengkap dengan ukuran, sudut dan perletakan masing-masing profil baja ringan.

1.4 Penyiapan lahan dan tempat yang akan dipasang rangka atap baja ringan.1.5 Pengukuran lokasi pemasangan berdasarkan rencana gambar yang sudah

dibuat sebelumnya.1.6 Pemasangan masing-masing profil baja ringan sesuai dengan rencana

sebelumnya.1.7 selalu check sambungan apakah sudah benar-benar bagus pada masing-

masing bidang.1.8 pekerjaan pemasangan penutup atap baru dapat dilaksanakan setelah

rangka atap baja ringan sudah terpasang 100% dan kuat menahan beban atap diatasnya.

1.9 Pengecatan gording1.10 Memindahkan bahan gording ke lantai atas1.11 Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda

Sumber : http://www.ilmusipil.com/metode-pemasangan-baja-ringan

23) PEKERJAAN PEMASANGAN GENTENG BETON

METODE PELAKSANAAN

1.1Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.

1.2Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas.

Page 16: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.3Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnyasecara horizontal.

1.4Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu dimasukan genteng pada bagian bawahnya.

1.5Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.

Sumber : https://vennibudicahyani.wordpress.com/2012/05/28/metode-pelaksanaan-bangunan-bertingkat/

24) PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFOND GYPSUM GRC

METODE PELAKSANAAN

1. Persiapan1.1Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond

gypsum dan GRC.1.2Approval material yang akan digunakan.1.3Persiapan lahan kerja.1.4Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list

gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.1.5Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,

schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.

2. Pengukuran2.1Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan

dibantu menggunakan selang air.2.2Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke

dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.

3. Pasang rangka hollow3.1Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah

pemasangan rangka hollow pada bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.

3.2Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.

3.3Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.3.4Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling)

dengan menggunakan tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.

Page 17: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

4. Pemasangan plafond gypsum dan GRC4.1Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta

instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC dapat mulai dipasang.

4.2Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.4.3Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar,

sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.

4.4Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.

4.5Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.

4.6Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.

5. Finishing plafond gypsum dan GRC5.1Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape

dan di compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.

5.2Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas halus.

5.3Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond gypsum. Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.

Sumber : http://metodebangunan.blogspot.com/2015/04/langkah-langkah-pelaksanaan-pekerjaan_14.html

25) PEKERJAAN SANITASI

METODE PELAKSANAAN

1.1Sebelum dipasang pipa pembuangann air kotor terlebih dahulu dilakukan penggalian tanah pada garis pemasangan pipa, pipa kemudian ditanam supaya terhindar dari tersimpannya benda – benda lain, sedangkan untuk pemasangan pipa air bersih ditanam dalam dinding bata.Pipa yang digunakan untuk air kotor atau pembuang tinja adalah paralon PVC Ø3” yang tebal dan elastis, sedangkan pipa air bersih gunakan pipa PVC Ø3/4”.

1.2Pada sistem penyambungan lurus pipa tersebut menggunakan socket dan dilem dengan lem pipa, untuk disambungkan dipasang elbow dan juga mengguanakan lem pipa. Pipa dipasang harus ada kemiringan ke arah pembuangan air. Pada lobang pembuangan air lantai pada kamar mandi dipasang saringan (flow drain) supaya tidak masuk kotoran atau binatang kedalam pipa yang bisa menyebabkan penyumbatan. Pemasangan kran air

Page 18: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

pada drat dipasang lem atau isolasi tape khusus supata tidak terjadi kebocoran .

1.3Septicktank ini merupakan biotech septictank . pelaksanaan pekerjaan biotech septitank adalah

1.3.1 Gali tanah seukuran biotank. Kedalaman disesuaikan dengan saluran pipa wc.

1.3.2 Beri landasan pasir yang dipadatkan setebal kira – kira 10 cm.1.3.3 Letakkan biotank kedalam galian tersebut dan atur posisi dengan

benar (water level). 1.3.4 Sambungkan pipa – pipa saluran inlet dan outlet.1.3.5 Isi biotank dengan air ¼ bagian melalui semua manhole ke masing

– masing ruangan / sekat secara bersamaan. 1.3.6 Mulai timbun dengan tanah disekeliling biotank setinggi ¼ dari

tinggi total.1.3.7 Pengisian air hingga melewati outlet dan lanjutkan penimbunan

galian setinggi lebar manhole.1.3.8 Pasang pipa ventilasi.1.3.9 Jika permukaan atas akan dibebani maka diperlukan cor bertulang.

Sumber : http://www.bio-tank.com/p/cara-pasang-biotank.html

26) PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI ATAU KERAMIK

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan lantai dan keramik

1. Urugan tanah dibawah lantai1.1Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang baik

dan memenuhi syarat teknis serta bebas dari akar – akar, bahan – bahan organis, barang – barang bekas / sampah yang terlebih dahulu mendapat persetujuan direksi lapangan. Jika diizinkan oleh direksi lapangan, pengurungan dapat menggunakan tanah bekas galian.

1.2Perurungan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum kira – kira 20 cm dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana.

2. Urugan pasir dibawah lantai 2.1Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang

dikehendaki / padat.2.2Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah lantai

dan urugan pasir lainnya .2.3Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakau sebagai pasir urug

Page 19: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

3. Pekerjaan keramik lantai 3.1Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1 jam .3.2Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan / tatakan

keramik setelah proses perendaman.3.3Tentukan garis dasar pemasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini

untuk seluruh kesatuan .3.4Pasang benang arah horizontal dan vertical pada lantai sesuai elevasi pada

shop drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang ada dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan ada pada dinding.

3.5Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang .

3.6Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass .

3.7 Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/ spesi.3.8Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,

usahakan supaya tidak ad alas – lasan.3.9Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu

karentutuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat.

3.10 Setelah iru cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.3.11 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan

krain/ lap besah sampai bersih.3.12 Untuk menghindari naiknya lantai maka buatlah delatasi .3.13 Kemudian siapkan isian / bahan corn ad pada bak air dan aduklah hingga

rata .3.14 Setelah adukan rata, isi sela – sela nad dengan bahan cor nad dengan

menggunakan sendok spesi. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering .

3.15 Kemudian rapihkan nad terssebut dengan cape .3.16 Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar – benar kering .3.17 Setelah kering bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah

dipasang nad dari sisa – siaa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.

27) PEKERJAAN FINISHING

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan Pengecatan

1.1Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

1.2Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ Koran dan lakban.

Page 20: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN

1.3Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.

1.4Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.1.5Cek kerataan permukaan dinding.1.6Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat

rol pada bidang yang luas dan dengan kwas untuk bidang yang sempit (sulit).

1.7Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finis yang pertama.

1.8Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai spesifikasi).

1.9Cek kerataan pengecatan yang terakhir.1.10 Apabila sudah rata, bersihkan cat yang mengotori bahan/ pekerjaan lain

yang seharusnya tidsk terkena cat dengan kain lap.

Page 21: Metode Kerja Fix

METODE PELAKSANAAN