Metode Elemen Hingga

74
K K AT T A A PENG A AN N T T A A R Dengan mengucap s yu k ur alhamdulillah kehad ir at Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga dapat terselesaikan p embuatan d ik tat k uliah Metode Elemen Hin gg a ini. Diktat ini disusun dimaksudkan untuk membantu serta menunjang matakuliah Metoda Elemen Hingga sebagai pegangan dasar. Buku ini disusun berdasarkan beberapa buku acuan serta pengalaman penulis selama menga jar matakuliah ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan pada semua fihak yang telah membantu hingga tersusunnya dik ta t kul iah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kekurangan, untuk itu adanya kritik dan saran yang membangun sangat dihara pka n a ga r kar ya-kary a sela nj utny a lebih s emp urna lag i.  Ma lang , S ep tembe r 2003  Penulis

description

Metode Elemen Hingga

Transcript of Metode Elemen Hingga

  • KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

    Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan rahmatNya, sehingga dapat terselesaikan

    pembuatan diktat kuliah Metode Elemen Hingga ini.

    Diktat ini disusun dimaksudkan untuk membantu serta menunjang

    matakuliah Metoda Elemen Hingga sebagai pegangan dasar. Buku ini

    disusun berdasarkan beberapa buku acuan serta pengalaman penulis

    selama mengajar matakuliah ini. Dalam kesempatan ini penulis

    mengucapkan pada semua fihak yang telah membantu hingga

    tersusunnya diktat kuliah ini.

    Akhirnya penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak

    kekurangan, untuk itu adanya kritik dan saran yang membangun sangat

    diharapkan agar karya-karya selanjutnya lebih sempurna lagi.

    Malang, September 2003

    Penulis

  • DDAAFFTTAARR IISSIIPPEENNDDAAHHUULLUUAANN II

    DDAAFFTTAARR IISSII IIII

    BBAABB II :: DDAASSAARR--DDAASSAARR MMEETTOODDEE EELLEEMMEENN HHIINNGGGGAA 111.1 Pendahuluan 1

    1.2 Sistem Koordinat 2

    1.1 Sistem koordinat 2-D/Sistem Koordinat Luasan 3

    1.2 Sistem Koordinat 3-D (Elemen Tetrahedral) 4

    1.3 Transformasi Koordinat 4

    1.4 Hubungan Tegangan-Regangan 6

    1.5 Konsep Dasar Analisis MEH 7

    1.6 Metoda Untuk Formulasi Integral 8

    1.7 Analisis Prinsip Energi Potensial Minimum 10

    1.8 Konsep Elemen Hingga 2-Dimensi 18

    1.9 Elemen Segitiga Isoparametrik 26

    1.10 Elemen Segiempat 29

    BBAABB IIII :: AAPPLLIIKKAASSII PPAADDAA SSTTRRUUKKTTUURR 33112.1 T R U S S 31

    2.2 B E A M 41

    2.3 F R A M E 47

    BBAABB IIIIII :: IINNTTEERRPPOOLLAASSII DDAANN IINNTTEEGGRRAASSII NNUUMMEERRIIKK 5511

    BBAABB IIVV :: AAPPLLIIKKAASSII PPAADDAA PPEERRPPIINNDDAAHHAANN PPAANNAASS 55444.1 Steady State Uniaxial Heat Flow 54

    4.2 Model Elemen Hingga Aliran Panas 1-Dimensi 56

    4.3 One Dimensional Heat Flow With Convection 58

    4.4 Perpindahan Panas dan Aliran Fluida 2-Dimensi 62

  • BBAABB VV :: AANNAALLIISSAA TTEEGGAANNGGAANN AAXXIISSYYMMMMEETTRRIICC 66445.1 Persamaan Dasar untuk Elemen 66

    5.2 Persamaan Elastisitas Axisymmetric 67

    DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA 7711

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 1Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    BAB I

    DASAR-DASARMETODE ELEMEN HINGGA

    1.1 Pendahuluan

    Perkembangan dunia komputer telah begitu cepatnya

    mempengaruhi bidang-bidang penelitian dan industri, sehingga impian

    para ahli dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan industri telah

    menjadi kenyataan. Pada trend sekarang ini, metoda dan analisa desain

    telah banyak menggunakan perhitungan metematis yang rumit dalam

    penggunaan sehari-hari. Metode elemen hingga (finite element method)

    banyak memberikan andil dalam melahirkan penemuan-penemuan

    bidang riset dan industri, hal ini dikarenakan dapat berperan sebagai

    research tool pada eksperimen numerik. Aplikasi banyak dilakukan pada

    problem kompleks diselesaikan dengan metode elemen hingga seperti

    rekayasa struktur, steady state dan time dependent heat transfer, fluid

    flow, dan electrical potential problem, aplikasi bidang medikal.

    Gambaran dasar sebagai berikut.

    Pada bab ini dibahas mengenai dasar-dasar analisa elemen

    hingga, yang didalamnya meliputi sistem koordinat, transformasi

    koordinat, hubungan tegangan-regangan, prinsip energi potensial

    minimum, dan juga konsep model untuk elemen 2 dimensi.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 2Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.2 SISTEM KOORDINAT

    - Sistem koordinat global

    koordinat struktur untuk sebuah titik pada continum

    - Ref untuk seluruh continum

    - Ref untuk seluruh struktur

    - Sistem koordinat lokal

    Sistem koordinat yang dipasang pada elemen (acuan pada

    elemen yang bersangkutan)

    Physical problem Change ofphysicalproblem

    Mathematic model Governed bydifferential equations Assumptions on

    Geometry Kinematics Material law Loading Boundary conditions, etc.

    Improvemathematicalmodel

    Finite element solutionChoice of

    Finite elements Mesh density Solution parameters

    Representation of Loading Boundary conditions, etc.

    Refine mesh, solutionparameter etc.

    Assessment of accuracy of finite elementsolution of mathematical model

    Interpretation result Refine analysis

    Design improvements Structural optimization

    Finite elementsolution ofmathematicalmodel

    Proses Analisa M E H

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 3Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    - dipasang elemen

    - Ref untuk titik-titik yang ada di elemen

    - Sistem koordinat natural

    Terdiri atas koordinat tanpa dimensi untuk identifikasi posisi, dengan

    tanpa terpengaruh oleh keluaran elemen.

    Merupakan nisbah koordinat tersebut terhadap ukuran elemen

    Sistem koordinat Natural 1-D (elemen garis)

    LSL = 11 ; L

    SL =2

    1.2.1 Sistem Koordinat 2-D / Sistem Koordinat Luasan

    (elemen segitiga)

    P (L1, L2, L3) Dimana

    Koordinat global P(xp)

    Koordinat lokal P (xs)

    Koordinat natural P(L1,L2)

    L1 + L2 + L3 = 1

    1

    11 321

    32tS

    LuasPLuasL =

    =

    2

    22 321

    31tS

    LuasPLuasL =

    =

    3

    33 321

    31tS

    LuasPLuasL =

    =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 4Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.2.2 Sistem koordinat 3-D (elemen tetrahedral)

    P (L1, L2, L3, L4)

    Dimana

    4321432

    1

    =

    VolPVolL

    4321431

    2

    =

    VolPVolL

    4321421

    3

    =

    VolPVolL

    4321321

    1

    =

    VolPVolL

    L1 + L2 + L3 + L4 = 1

    1.3 TRANSFORMASI KOORDINAT

    Koordinat yang banyak digunakan dalam metode elemen hingga

    adalah koordinat kartesian, dan koordinat sering dinyatakan dalam

    bentuk vektor yang dijabarkan sebagai berikut :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 5Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    =

    p

    p

    YX

    P

    =

    p

    p

    YX

    p

    SinYCosXX ppp +=

    CosYSinXY ppp +=

    =

    YX

    CosSinSinCos

    YX

    .

    Matrik transformasi [T]

    =

    CosSinSinCos

    =

    YX

    CosSinSinCos

    YX

    .

    [T]-1 = [T]T orthogonality

    Koordinat dinyatakan dalam 3 Dimensi

    Orientasi X (l1, m1, n1)

    Orientasi Y (l2, m2, n2)

    Orientasi Y (l3, m3, n3)

    =

    ZYX

    nmlnmlnml

    ZYX

    333

    222

    111

    [T]

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 6Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.4 HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN

    Evv zyx

    x

    .. =

    Evv zxy

    y

    .. =

    Evv yxz

    z

    .. =

    Gxy

    xy

    = ; Gyz

    yz

    = ; Gzx

    zx =

    dimana : )1(2 v

    EG+

    =

    E = Modulus Elastisitas

    = poisson ratio

    }].{[}{ C= { } { }zxyzxyzyxT =

    +

    ++

    =

    )v1.(20

    0)v1.(2

    00

    00

    00

    00

    00)v1.(20000001vv00001v000vv1

    .E1c

    Selanjutnya :

    { } [ ]{ } .E=Dimana ;

    [ ]

    +=

    cc

    cabbbabbba

    VEE

    000000000000000000000000

    1

    V21V1a

    = ; V

    Vb21

    = ; 21

    =c

    1][][ = CE

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 7Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.5 KONSEP DASAR ANALISIS MEH.

    Dua kategori model matematik :

    - lumped-parameter models (discrete-system)

    - continuum-mechanics-based models (continuous-ystem).

    Kondisi Problem :

    1. Steady -State Problems.

    K . U = R

    2. Propagation Problems/Dynamic Problem.

    M . + K . U = R(t)

    3. Eigenvalue Problems.

    Konsep Dasar Metode Elemen Hingga

    1. Menjadikan elemen-elemen diskrit untuk memperoleh simpangan-

    simpangan dan gaya-gaya anggota dari suatu struktur.

    2. Menggunakan elemen-elemen kontinum untuk memperoleh solusi

    pendekatan terhadap permasalahan-permasalahan

    perpindahan panas, mekanika fluida dan mekanika solid.

    Dua karakteristik yang membedakan metoda elemen hingga dengan

    metoda numeric yang lain yaitu :

    -. Metoda ini menggunakan formulasi integral untuk menghasilkan

    sistem persamaan aljabar.

    -. Metoda ini menggunakan fungs-fungsi kontinyu untuk pendekatan

    parameter-parameter yang belum diketahui.

    Lima langkah untuk menyelesaikan permasalahan fisik dengan metoda

    elemen hingga yaitu :

    1. Permasalahan fisik dibuat elemen-elemen kecil. Elemen-elemen

    tersebut ditandai dengan nomor elemen dan nomor titik nodal,

    termasuk juga harga-harga koordinat.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 8Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    2. Tentukan persamaan pendekatannya, linear atau kuadratik.

    Persamaan-permsamaan tersebut harus ditulis dalam bentuk

    harga-harga nodal yang belum diketahui. Ini berlaku untuk setiap

    elemen, artinya setiap elemen harus didefinisikan sifatnya dalam

    bentuk persamaan diatas.

    3. Bentuklah sistem persamaan diatas dengan metoda Galerkin,

    Varisional, Formulasi energi potensial, Collocation, Subdomain, dll.

    Khusus untuk formulasi energi potensial, energi potensial dari sistem

    ditulis dalam bentuk simpangan nodal dan kemudian

    diminimalkan. Dimana akan diberikan satu persamaan setiap

    simpangan yang belum diketahui.

    4. Selesaikan sistem persamaan diatas.

    5. Hitung besaran yang dicari. Besaran bisa berupa komponen-

    komponen tegangan, aliran panas atau kecepatan fluida.

    1.6 METODA UNTUK FORMULASI INTEGRAL

    Metoda Varisional

    dxQydxdyDH

    =

    0

    2

    2(1)

    Harga numeric dapat dikalkulasi dengan memberikan persamaan

    coba-coba y=f(x). Misal persamaan coba-coba yang memberikan harga

    terkecil adalah y=g(x), maka persamaan ini merupakan jawab dari

    persamaan diferensial berikut :

    022

    =+Qdx

    ydD (2)

    dengan kondisi batas y(0)=y0 dan y(H)=yH harga minimum adalah

    merupakan jawab pendekatan.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 9Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Weighted Residual Method; Ritz Method

    Andaikan bahwa y=h(x) adalah merupakan jawab pendekatan

    terhadap persamaan (2), dengan subsitusi akan memberikan :

    0)()(22

    =+ xRQdx

    xhdD

    karena y=h(x) tidak memenuhi persyaratan persamaan, WRM

    mengharuskan :

    =H i dxxRxW0 0)()(fungsi residual R(x) ;fungsi pemberat (weighting) Wi(x), Beberapa pilihan

    fungsi pemberat dengan beberapa metoda yang popular :

    1. Metoda Collocation

    2. Metoda Subdomain

    3. Metoda Galerkin

    4. Metoda Least Squares

    Formulasi Energi Potensial

    Integral volume dengan hasil kali komponen tegangan & regangan.

    dVv

    xxxx= 2.

    .

    Prinsip energi potensial minimum dan energi regangan banyak

    digunakan untuk menganalisis masalah-masalah struktur dan mekanika

    solid.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 10Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.7 ANALISIS PRINSIP ENERGI POTENSIAL MINIMUM

    Variabel tak bebas dof

    Variabel bebas koordinat

    Ada syarat kontinuitas bentuk persamaan tidak ada gabungan

    Kompatibilitas berkaitan dengan dof

    Elemen linear node diujung, sebagai contoh seperti pada elemen

    linear sederhana

    Dalam domain mekanika solid harus ada boundary condition (BCs)

    yaitu dof yang direstrin/ diberikan kendala.

    Domain yang terbagi sumbu domain merupakan :

    - Kasus per elemen dengan f interpolasi

    - Keseimbangan statis pada elemen dengan kaidah struktur yang

    dikenai beban akan terdeferensi (prinsip energi potensial minimum)

    Keseimbangan terjadi kalau energi potensial minimum dalam suatu

    sistem.

    Dalam MEH merupakan suatu teknik numerik dari model matematis suatu

    sistem yang digambarkan dari suatu fenomena problem. Sebagai

    gambaran dapat diterapkan pada elemen garis, dan dengan konsep

    energi potensial minimum (pada solid mekanik) kemudian dilakukan

    dengan teknik numerik murni sehingga membentuk persamaan diskrit

    sebagai berikut: [ ] {} = {f}, yaitu suatu matrik dikalikan denganvektor dof sama dengan vektor beban.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 11Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Energi potential total = Kerja gaya luar + Energi regangan

    - Beban terpusat

    - Beban traksi (bekerja pada permukaan)

    - Body force (centrifugal, gaya magnit gravitasi, gaya

    elektromaknetik) (Beban/Variabel)

    Prinsip Energi Potensial Minimum

    Analisa tegangan (prob elastisitas benda padat) dengan FEM

    didasarkan pada prinsip Energi potensial minimum yang

    menyatakan :

    Dari sekian persamaan perpindahan yang memenuhi

    kompatibilitas interval dan memenuhi syarat batas, maka

    persamaan perpindahan yang juga memenuhi kondisi

    keseimbangan stabil adalah persamaan perpindahan yang

    memberikan / menghasilkan energi potensial yang terkecil

    (minimum).

    Prinsip tersebut mengimplikasikan hal-hal sebagai berikut :

    - Perlunya pendefinisian persamaan perpindahan untuk setiap

    elemen yang memenuhi syarat kompabilitas antar elemen.

    - Persamaan perpindahan tersebut diatas harus memenuhi semua

    syarat batas

    - Penjabaran persamaan energi potensial yang dianalisa.

    Persamaan diumpamakan sebagai fungsi persamaan (dalam hal

    ini persamaan node) yang akan dicari nilainya (yang tidak

    diketahui)

    - Minimalisasi energi potensial terhadap persamaan yang tidak

    diketahui tersebut.

    Energi Potensial

    Energi regangan kerja yang dilakukan oleh gaya-gaya eksternal

    yang bekerja pada sistem.

    Energi Potensial

    Energi regangan kerja yang dilakukan oleh gaya-gaya eksternal

    yang bekerja pada sistem.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 12Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Energi regangan

    +++++=V

    zxzxyzyzxyxyzzyyxx)e( dv).....(2

    1U

    dv]B][E[]B[}d{21dv}{}{2

    1V

    TT

    V

    T ==Kerja yang dilakukan body force

    ++=V

    zyxbf dVbwbvbuW )...(

    Kerja yang dilakukan oleh beban traksi (beban terdistribusi)

    ++=V

    zyxt dApwpvpuW )...(

    Kerja yang dilakukan oleh beban terpusat

    zzyyxxf PdPdPdW ... ++=

    Energi potensial total :

    { } { }=

    =

    n

    e

    Te Pd1

    .

    Dimana : tbfee WWu =

    Minimalisasi energi potensial, 0=dx

    , maka

    [ ] { } { } { } =

    +=n

    e

    n

    e

    ee PfdK1 1

    .

    Merupakan rumus umum.

    Dimana :

    { } { } { }etebfe fff +=

    Contoh penyelesaian MEH dari persamaan diferensial :

    Persamaan deferensial :

    122

    =+ udxud

    Kondisi batas : u(0)= 0 ; u(2)=0

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 13Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    xi

    Solusi eksak : u = 1 cos x.

    Prosedur Penyelesaian :

    1. Diskrititasi region.Dalam region dibagi dalam 4 elemen dan elemen dan nodaldiberi nomor.

    u~

    1 2 3 4 1 2 3 4 5

    0 /2 3/2 2

    2. Buat trial function.

    u~

    Fungsi asumsi :

    xaau 21~ +=

    ii xaauu 21~ +==ij

    jiij

    xxuxux

    a

    =1

    jj xaauu 21~ +==ij

    ji

    xxuu

    a

    +=2

    ije

    L

    x

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 14Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    [ ]{ }qNNuu

    xxxx

    xxxx

    uj

    i

    ij

    i

    ij

    j21

    ~=

    =

    3. Substitusi trial functions kedalam governing equation.

    ===

    =+4

    1

    4

    1

    4

    1

    21 0..

    ~.~

    eX

    eX

    eX

    XX dxWdxuWdxdx

    uddxdW

    dxduW

    eee

    Weighting function untuk metode Galerkin :

    ii a

    uW

    =

    ~

    untuk masing-masing konstanta a1 dan a2 :

    11

    ~N

    auWi=

    = 22

    ~N

    auWj=

    =

    ij

    j

    xxxx

    NW

    == 11ij

    i

    xxxx

    NW

    == 22

    dan :

    ij xxdxdN

    dxdW

    ==111

    ij xxdxdN

    dxdW

    ==122

    governing equation dalam bentuk matrik :

    [ ]

    =

    +

    j

    i

    j

    i

    j

    i

    j

    i

    x

    x

    x

    xj

    i

    x

    x j

    ix

    x

    dxNN

    dxuu

    NNNN

    dxuu

    dxdN

    dxdN

    dxdNdxdN

    dxdu

    NN

    0

    ..

    2

    121

    2

    1

    21

    2

    1

    2

    1

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 15Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Pengembangan suku 1 :

    =

    =

    j

    i

    i

    j

    i

    i

    ji

    j

    x

    xx

    xx

    x

    x

    x

    dxdudxdu

    dxdu

    dxdu

    dxduN

    dxduN

    dxduN

    dxduN

    0

    0

    2

    1

    2

    `

    Suku 2 :

    =

    j

    i

    ej

    ix

    x uu

    Lidx

    uu

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    dxdN

    j

    i 1111

    2212

    2111

    dimana : Le = xj - xiSuku 3 :

    [ ]

    =

    =

    j

    i

    e

    ejiij

    j

    ix

    xj

    ix

    x

    uu

    LLxxxx

    dxuu

    NNNNNNNN

    dxuu

    NNNN j

    i

    j

    i

    2112

    .632

    33

    2212

    211121

    2

    1

    Suku 4 :

    +

    =

    1

    1.2

    ..222

    2

    1

    e

    ijijx

    x Lxxxx

    dxNNj

    i

    Secara keseluruhan :

    =

    +

    +

    00

    11

    .2.2

    2112

    .6...3

    11111

    )(

    )(

    22

    2

    33

    e

    ijij

    j

    i

    e

    ejiij

    j

    i

    ej

    i

    Lxxxx

    uu

    LLxxxx

    uu

    Lxdxdu

    xdxdu

    Aplikasi untuk setiap elemen, dengan asumsi Le = L

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 16Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Elemen 1 : i = 1, j = 2, x1 = 0 , dan x2 = L

    =

    +

    =

    =

    00

    11

    22112

    611111

    2

    1

    2

    10 LuuL

    uu

    Ldxdudxdu

    Lx

    x

    Elemen 1 : i = 2, j = 3, x2 = L , dan x3 = 2L

    =

    +

    =

    =

    00

    11

    22112

    611111

    3

    2

    3

    2

    2

    LuuL

    uu

    Ldxdudxdu

    Lx

    Lx dst.

    Diasumsikan du/dxIx=L pada elemen 1 sama dengan du/dxIx=L padaelemen 2 maka :

    Asembly persamaan :

    =

    +

    =

    =

    00000

    12221

    2

    2100014100014100014100012

    6

    1100012100

    012100012100011

    1

    000

    5

    4

    3

    2

    1

    5

    4

    3

    2

    1

    4

    0

    L

    uuuuu

    L

    uuuuu

    L

    dxdu

    dxdu

    Lx

    x

    dengan kondisi batas essential : u1 = 0 ; u5 = 0 maka :

    =

    +

    000

    222

    24101410`4

    6210121

    0121

    4

    3

    2

    4

    3

    2 L

    uuu

    L

    uuu

    L

    disederhanakan dan dengan L = /2 didapat :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 17Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    =

    =

    130.1033.2130.1

    111

    804.141304.2

    4674.81304.204674.81304.2

    4

    3

    2

    4

    3

    2

    uuu

    uuu

    X Exact 4 Elemen 8 Elemen/4 0.293 - 0.3322/4 1.000 1.130 1.0383/4 1.707 - 1.7224/4 2.000 2.033 2.0035/4 1.707 - 1.7226/4 1.000 1.130 1.0387/4 0.293 - 0.332

    Gambar hasil yang yang dibandingkan dengan solusi eksak dan MEHdengan beda jumlah elemen sebagai berikut :

    u

    X(rad)

    0

    2

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 18Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1

    1.8 KONSEP MODEL ELEMEN HINGGA 2 DIMENSI

    ELEMEN LUASAN (SEGITIGA , SEGIEMPAT).

    Sistem koordinat.

    ! Global Coordinate

    Fungsi asumsi :

    U(X,Y) = 1 + 2 X + 3 YV(X,Y)= 1 + 2X + 3 Y

    =

    3

    2

    1

    33

    22

    11

    3

    2

    1

    111

    YXYXYX

    uuu

    {q1}= [A1] . {}

    X

    Y

    2

    3

    1U1

    V1

    X

    Y

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 19Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    =

    3

    2

    1

    33

    22

    11

    3

    2

    1

    111

    YXYXYX

    vvv

    {q2}= [A1] . {}

    [ ]

    ==

    =

    321

    321

    32

    1

    1

    1

    33

    22

    111

    1

    1

    det1

    ][mindet][int

    111

    cccbbbaaa

    AofanterAofadjo

    YXYXYX

    A

    {} = [A1] -1 . {q1}

    {} = [A1] -1. {q2}

    {u} = [1 X Y}.[A1] -1 . {q1}

    {v} = [1 X Y}. [A1] -1. {q2}

    { }

    =

    3

    2

    1

    1

    uuu

    q { }

    =

    3

    2

    1

    2

    vvv

    q

    Ekspansi : [1 X Y}.[A1] -1 .

    [1 X Y}.[A1] -1 .

    [ ] [ ] [ ][ ]333222111det1 YcXbaYcXbaYcXba ++++++=

    = [N1 N2 N3]

    sehingga :

    u = [N1 N2 N3] .

    3

    2

    1

    uuu

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 20Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    v = [N1 N2 N3] .

    3

    2

    1

    vvv

    dalam bentuk matrik

    =

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    321

    321

    00000

    vuvuvu

    NNNNONN

    vu

    atau bentuk symbol : {u} = [N] . {q}

    Koordinat local :

    u(X,Y) = 1 + 2 x + 3 yv(X,Y)= 1 + 2x + 3 y

    =

    3

    2

    1

    33

    2

    3

    2

    1

    101001

    yxx

    uuu

    {q1}= [A1] . {}

    2

    3

    1X

    Y

    xy

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 21Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    [ ]

    ==

    321

    321

    32

    1

    111

    1

    det1

    ][mindet][int

    cccbbbaaa

    AofanterAofadjoA

    {} = [A1] -1 . {q1}

    {} = [A1] -1. {q2}

    {u} = [1 x y}.[A1] -1 . {q1}

    {v} = [1 x y}. [A1] -1. {q2}

    =

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    321

    321

    00000

    vuvuvu

    NNNNONN

    vu

    atau bentuk symbol : {u} = [N] . {q} dimana :

    32

    23231 .

    )()(yx

    xxyxxyN+

    = ;32

    332 .

    .yxyxyxN

    =

    32

    23 .yx

    yxN =

    Koordinat Natural

    2

    3

    1X

    Y

    xL3

    L2

    L1

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 22Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Fungsi asumsi :

    u = L1 u1 + L2 u2 + L3 u3

    Hubungan koordinat natural : L1 + L2 + L3 = 1

    u = L1 u1 + L2 u2 + (1 L1 L2) u3

    v = L1 v1 + L2 v2 + (1 L1 L2) v3

    Untuk elemen isoparametrik :

    X = L1 X1 + L2 X2 + (1 L1 L2) X3

    Y = L1 Y1 + L2 Y2 + (1 L1 L2) Y3

    Aplikasi solid (mekanik) : -plane stress

    - plane strain

    """" Elemen segitiga linear

    (elemen regangan konstan)

    Ciri : - 3 node per elemen

    - 2 dof per node

    u : displacement arah x

    v : displacement arah y

    Q variasinya diasumsikan fungsi linear (pada sub domain

    bervariasi linear)

    Pada solid mekanik, konsekuensi linear regangan konstan di

    titik manapun di elemen sehingga tegangan juga konstan.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 23Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Step 1

    * membuat fungsi linear

    Fungsi interpolasi (asumsi) displacement

    yxyxu ..),( 321 ++=

    yxyxv ..),( 321 ++=

    2),( =

    =

    xuyxx

    3),( =

    =

    yvyxy

    23),( +=

    +

    =

    xv

    yuyxxy

    u dan v titik sebarang pada elemen (boleh node/tidak)

    Shape function ;

    Step 2

    Menyatakan hubungan dengan displacement node

    {} = [B] {d}

    Step 3

    =V

    Te dvBEBK ]].[.[][][ )(

    Untuk tebal elemen konstan = h

    =A

    Te dAhBEBK .].].[.[][][ )(

    AhBEBK Te .].].[.[][][ )( = Untuk : plane stress

    Plane strain untuk h = 1 unit yang membedakan [E]

    """" Beban node ekuivalen akibat body force

    { } [ ]

    =

    V y

    xTbf dVb

    bNf

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 24Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    - body force jadi 2 komponen dalam fungsi x dan y

    - batas integral untuk elemen

    """" Beban node ekuivalen akibat traksi

    { } [ ]

    =

    A y

    xTbf dAp

    pNf

    """" Beban node ekuivalen akibat beban thermal (beban mula)

    { } [ ]0.. TTTth = [ ] [ ] [ ]{ }dVEBf th

    V

    Tth = .

    Untuk setiap elemen perlu dianalisa

    [ ])(eK{ } { }ebfe ff =)(

    Untuk struktur

    [ ] =

    =

    n

    e

    eKK1

    )( ][

    { } { }=

    +=n

    e

    e PfF1

    )(}{ Beban terpusat

    [ ]{ } { }FDK =

    Solusi kasus 2-D

    Fungsi interpolasi

    yxyxu ..),( 321 ++=

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 25Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    131211 .. yxU ++=

    232212 .. yxU ++=

    333213 .. yxU ++=

    =

    3

    2

    1

    33

    22

    11

    3

    2

    1

    .111

    YXYXYX

    UUU

    =

    3

    2

    11

    33

    22

    11

    3

    2

    1

    .111

    UUU

    YXYXYX

    =

    3

    2

    1

    321

    321

    321

    3

    2

    1

    .1

    UUU

    cccbbbaaa

    J

    )..( 32321 xyyxa = ; )..( 31312 yxxya = ; )..( 21213 xyyxa =

    321 yyb = ; 132 yyb = ; 213 yyb =

    231 xxc = ; 312 xxc = ; 123 xxc =

    )()()..( 2313213232 xxyyyxxyyxJ ++=

    { } [ ]{ }.1 yxU =

    { } [ ]

    =

    3

    2

    1

    .1

    yxU

    { } [ ].1 yxU =

    3

    2

    1

    321

    321

    321

    .UUU

    cccbbbaaa

    { }

    ++++++=

    3

    2

    1

    333222111 )].()()[(1

    UUU

    ycxbaycxbaycxbaJ

    U

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 26Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    { } [ ]

    =

    3

    2

    1

    321 .UUU

    NNNU

    )(1 1111 ycxbaJN ++=

    )(1 2222 ycxbaJN ++=

    )(1 3333 ycxbaJN ++=

    1.9 ELEMEN SEGITIGA ISOPARAMETRIK

    Elemen isoparametrik yaitu fungsi interpolasi untuk koordinat

    geometri-identik dengan fungsi interpolasi untuk perpindahan. Pada

    Elemen segitiga digambarkan sebagai berikut

    [ ]

    =

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    .

    YXYXYX

    NYX

    Misal

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 27Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Sehingga yang dibicarakan adalah koodinat natural, tidak hanya :

    332211 ... ULULULU ++=

    332211 ... VLVLVLV ++=

    Tetapi

    332211 ... XLXLXLX ++= X1, Y1 koordinat node

    332211 ... YLYLYLY ++=

    L1, L2, L3 = koordinat natural (luasan)

    L1, L2, L3 = 1

    Interpolasi Formula

    44332211 ....),( XNXNXNXNtsX +++=

    44332211 ....),( YNYNYNYNtsY +++=

    ),( tsNi

    Dengan formula interpolasi lagrange

    Dalam arah x dalam arah y

    Untuk n = 2

    21

    211 )( xx

    xxxl

    = 41

    411 )( yy

    yyyl

    =

    Elemen shape function N1e

    41

    4

    21

    211

    111 .)().(),( yy

    yyxxxxylxlyxN e

    ==

    Untuk :

    41

    4

    21

    21 .),( tt

    ttsssstsN

    =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 28Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Node 1 : s1 = -1 ; t1 = -1 Node 3 : s3 = 1 ; t3 = 1

    Node 2 : s2 = 1 ; t2 = -1 Node 4 : s4 = -1 ; t4 = 1

    2)1(.

    2)1(

    11)1(.

    11)1(),(1

    tststsN =

    =

    4)1).(1(),(1tstsN =

    32

    3

    12

    12 .),( tt

    ttsssstsN

    =

    2)1(.

    2)1(

    11)1(.

    11)1( tsts +

    =

    +

    +=

    4)1).(1(),(2tstsN +=

    23

    2

    43

    43 .),( tt

    ttsssstsN

    =

    4)1).(1(

    11)1(.

    11)1( tsts ++

    =

    +

    +

    +

    +=

    14

    1

    34

    34 .),( tt

    ttssss

    tsN

    =

    4)1).(1(

    11)1(.

    11)1( tsts +

    =

    +

    +

    =

    Kelemahan elemen linear

    - Berawal dari asumsi yaxaaU .321 ++=

    regangan konstan maka kalau membahas defleksi tegangan baik

    hanya ditengah

    perbaikan dengan membentuk elemen nonlinear

    untuk

    332211 ... UNUNUNU ++= N1=Li i = 1, 2, 3

    4332211 ... VNVNVNV ++=

    dengan asumsi :

    yaxaaU .321 ++=

    ybxbbV .321 ++=

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 29Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    1.10 ELEMEN SEGI EMPAT

    Keuntungan : pada FEM yang didapat distribusi

    Pada konvensional yang didapat pada titik tertentu

    """" Elemen Isoparametrik

    =

    =

    n

    iii UNU

    1.

    =

    =

    n

    iii XNX

    1

    1.

    =

    =

    n

    iii VNV

    1.

    =

    =

    n

    iii YNY

    1

    1.

    Ni = Ni1 isoparametrik

    """" Elemen Isoparametrik

    Linear hanya mempunyai node diujung-ujungnya

    Penomoran : sebarang, tapi analisanya dimulai dengan CCW

    Dimapping ke koordinat s. t ke koordinat natural

    Isoparametrik

    44332211 ....),( UNUNUNUNtsU +++=

    44332211 ....),( VNVNVNVNtsV +++=

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 30Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    44332211 ....),( XNXNXNXNtsX +++=

    44332211 ....),( YNYNYNYNtsY +++=

    4)1)(1(

    1tsN =

    4)1)(1(

    3tsN ++=

    4)1)(1(

    2tsN +=

    4)1)(1(

    4tsN +=

    Asumsi fungsi Interpolasi untuk perpindahan

    332211 ... ULULULU ++=

    332211 ... VLVLVLV ++=

    =

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    321

    321 .000

    000

    VUVUVU

    LLLLLL

    VU

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 31Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    BAB II

    AAPPLLIIKKAASSII PPAADDAA SSTTRRUUKKTTUURR

    2.1 T R U S S

    Adalah struktur yang istimewa, dimana joint yang dirancang tidak

    untuk mendukung momen, dan dapat dikatakan merupakan elemen 2

    Force member yang seolah-olah merupakan sambungan pin.

    Konsekuensi

    Karena tidak mendukung momen dalam keseimbangannya

    batang sebagai 2- force member sehingga beban selalu dikerjakan di

    joint. Sehingga gaya-gaya berimpit dengan sumbu aksial batang.

    Dalam MEH diskritisasi dengan setiap batang sebagai elemen dengan

    membuat node-node, dengan berat sendiri diabaikan. Struktur yang dilas

    bisa didekati dengan truss asal fabrikasinya baik yaitu sumbu aksial

    bertemu di satu titik. Elemen garis dapat berupa truss, beam, frame.

    Metoda langsung Hubungan displacement dan kekakuan

    P

    Aplikasi elemen hingga untuk analisa struktur, yaitu untuk strukturtruss, beam, dan frame. Juga dijelaskan mengenai ciri-ciri masing-masing stuktur tersebut, kelebihan dan kekurangannya masing-masing

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 32Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    KP

    LAEP

    AEPL

    ===

    Derajat kebebasan (dof) displacement (dalam struktur)

    variable analisa

    Per node memiliki 1 dof

    Elemen truss yang terletak pada sumbu x

    Hubungan gaya, displacement, stifness

    Bagaimana dengan display yang ditengah Fungsi interpolasi

    (pendekatan) untuk displacement : dipilih polynomial (karena mudah

    didefferensialkan / diintegrasikan)

    Syarat : - Kontinuitas

    - Kompabilitas

    xaaxU .)( 21 += (asumsi)

    2)()( a

    dxxduxE == (konstanta)

    2.)()( aExExT == (konstanta)

    pada x = 0

    U1 = a1 a1 = ui

    pada x = L

    U2 = a1 + a2 L Luua 122

    =

    2112

    1 1)( ULXU

    LxX

    LUUUxU +

    =

    +=

    2211 )()()( UxfUxfxU +=

    21

    211

    1 )()()( UxfUxfxE +=

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 33Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    LxxfxN == 1)()( 11

    LxxfxN == )()( 22 Shape Function

    (Sebagai pola umum perpindahan sebagai fungsi dari Shape function

    dengan dof)

    20

    12

    111

    0

    12

    111 .... udxffEAudxffEAX

    LL

    +

    = ditulis dalam bentuk vektor

    [k] {d} = {f}

    Stiffness vektor vektor

    matrix disp. node load node

    [k] = matrik kekakuan elemen

    = L jiij dxxfxfEAk0

    11 )().(

    [ ]

    =

    1111

    LEAk

    [ ]

    =

    1111

    kk

    Persamaan kekakuan dengan Metode Energi :

    axial force :

    xuEAxAExATS

    === )(.)(.

    ])()()[(. 21

    211

    1 UxfUxfxAE +=

    { } [ ]{ }dTd =dengan cara sama :

    { } [ ]{ }fTf =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 34Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    { } [ ]{ }fTdK =][{ } [ ]{ }fTdTK =].].[[

    { } { }fdTKT T =].].[.[][}{}].{[ fdK =

    dimana

    =

    22

    22

    22

    222

    ....

    ....

    ][

    SinCosSinSinCosSinCosSinCosCosSinCos

    SinCosSinSinCosSinCosSinCosCosSinCos

    LAEK

    model matematis

    =

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    1

    1

    ][

    yxyx

    vuvu

    K

    Elemen truss dengan orientasi sembarang

    Model matematis

    (Persamaan keseimbangan node)

    =

    2

    1

    2

    1

    1111

    XX

    uu

    LAE

    [K] {d} = {f}

    Spesifikasi elemen :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 35Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    - 2 node pe elemen

    - 2 dof per node (u dan v)

    Data teknis yang diperlukan :

    E, A, L,

    2 node per elemen dengan asumsi perpindahan yang terjadi sepanjang

    merupakan variasi linear

    VYUX ,,, Koordinat lokal

    Dalam sistem sumbu lokal

    =

    2

    1

    2

    1.1111

    XX

    UU

    LAE

    Dikembangkan dengan 2 persamaan : nol = nol

    =

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    1

    1

    0000010100000101

    YXYX

    vuvu

    LAE

    Atau

    [ ] }{}.{ fdK =

    Dimana

    =

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    1

    1

    .

    0000

    0000

    vuvu

    CosSinSinCos

    CosSinSinCos

    vuvu

    Resume

    Truss digunakan tidak untuk mendukung momen

    * Steps :

    1. Diskritisasi dengan setiap batang sebagai elemen dengan

    membuat node-node dan diberi nomor.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 36Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    2. Membuat tabel, data yang diketahui dan Cos dan Sin arah setiap

    elemen

    3. Buat model matematis elemen / K elemen

    4. Beri notasi pada K elemen sesuai dengan dof

    5. Susun nomor notasi dari K elemen pada susunan K total / assembly

    6. Identifikasi B . C

    7. Temukan dof aktifnya

    8. Temukan problem yang ditanyakan (reaksi pada tumpuan,

    tegangan pada batang, dsb)

    * Ciri [K] struktur / assemble

    - Elemen matriknya : 2 x joint

    - Simetris matrik

    - Singular matrik

    - Tidak semua persamaan independent (hanya 2 persamaan

    independent)

    * Konsep K Struktur / Assemble

    Gaya node di tiap-tiap node pada struktur merupakan sigma gaya

    node elemen yang dikontribusikan masing-masing nodenya.

    * Konsep keseimbangan truss

    Gaya node pada setiap node sama dengan gaya luar (beban /

    reaksi tumpuan) dalam arah yang sama.

    Contoh

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 37Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Tabel

    i j E A L Cos Sin

    1 2 E A L 0o

    1 3 E A L 60o

    2 3 E A L 120o

    * K elemen / model matematis elemen

    =

    22

    22

    22

    222

    ....

    ....

    ][

    SinCosSinSinCosSinCosSinCosCosSinCos

    SinCosSinSinCosSinCosSinCosCosSinCos

    LAEK

    ( 1 2 ) :

    =

    0000010100000101

    ][LAEK

    =

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    1

    1

    .

    0000010100000101

    yxyx

    vuvu

    LAE

    ( 1 3 ) :

    =

    3

    3

    1

    1

    3

    3

    1

    1

    .

    4/3434/343434/1434/14/3434/34343414341

    yxyx

    vuvu

    LAE

    ( 2 3 ) :

    =

    3

    3

    2

    2

    3

    3

    2

    2

    .

    4/3434/343434/1434/14/3434/34343414341

    yxyx

    vuvu

    LAE

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 38Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    * K struktur

    ].0.1.0.1[)21( 22111 vuvuLAEX ++=

    += 33111 .4

    1.41.3

    41

    41)31( vuvu

    LAEX

    +

    ++= 3322111 .4

    341.0.1.

    43

    45 vuvuvu

    LAEX

    ].0.0.0.0[)21( 22111 vuvuLAEY +++=

    += 33111 .4

    3.43.

    43.

    43)31( vuvu

    LAEY

    +

    +++= 3322111 4

    3.43.0.0.

    43.

    43 vuvuvu

    LAEY

    ].0.1.0.1[)21( 22112 vuvuLAEX +++=

    += 33222 .4

    3.41.

    43

    41)32( vuvu

    LAEX

    +

    +++= 3322112 .4

    341.

    43.

    45.0.1 vuvuvu

    LAEX

    ].0.0.0.0[)21( 22112 vuvuLAEY +++=

    ++= 33222 .4

    3.43.

    43.

    43)32( vuvu

    LAEY

    +

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 39Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    +++= 3322112 4

    3.43.

    43..

    43.0.0 vuvuvu

    LAEY

    ++= 33113 .4

    3.41.

    43.

    41)31( vuvu

    LAEX

    ++= 33223 .4

    3.41.

    43.

    41)32( vuvu

    LAEX

    +

    +++= 3322113 .02

    1.43.

    41.

    43.

    41 vuvuvu

    LAEX

    ].43.

    43.

    43.

    43[)31( 33113 vuvuL

    AEY ++=

    += 33223 .4

    3.43.

    43.

    43)32( vuvu

    LAEY

    +

    +++= 3322112 4

    6.0.43..

    43.

    43.

    43 vuvuvu

    LAEY

    * Model matematis struktur

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    33

    33

    22

    2

    1

    11

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    0

    000

    ??

    0

    .

    4/604/3434/34

    3

    02/1434/14

    34/1

    4/3434/34

    3004

    34/1434/501

    4/343004/34

    3

    434/101434/5

    y

    x

    y

    x

    RYRXRYPX

    YRX

    VUVUV

    U

    [K] . {D} = {f}

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 40Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    * Identifikasi B.C

    U1 = V2 = U3 = V3 = 0 (kondisi tumpuan pada joint)

    * Dof aktif

    =

    PUV

    LAE 0.

    4/5004/3

    2

    1

    V1 = 0 ; EAPLU

    54

    2 =

    =

    10.

    54

    2

    1

    EALP

    UV

    * Gaya reaksi

    =

    2

    1

    3

    3

    2

    1

    .

    434/3

    4/143

    430

    143

    UV

    LEA

    RRRR

    y

    x

    y

    x

    .

    434/3

    4/143

    430

    143

    3

    3

    2

    1

    =

    LEA

    RRRR

    y

    x

    y

    x

    10.

    54EALP

    =

    434/143

    1

    54 P

    * Gaya Aksial

    SinYCosXS .. 22 +=

    [ ]

    =

    12

    12.VVUU

    SinCosEAS

    ( )2221122 SCVUCSCVUCLEAX ++=

    )]()([( 12122 VVSCUUC

    LEA

    +=

    ( )2221212 ( VSUSVSSCULEAY ++=

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 41Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    )]()([ 122

    12 VVSUUSCLEA

    +=

    )}]()({)}()({[ 122

    1212122 VVSUUSCSVVSCUUCC

    LEAS +++=

    )}]()({)}()({[ 12122

    12122 VVSUUCSVVSUUCC

    LEA

    +++=

    )]()()[( 121222 VVSUUCSC

    LEA

    ++=

    [ ])()( 1212 VVSUUCLEAS +=

    [ ]

    =

    12

    1221 . VV

    UUSC

    LEAS

    * Gaya batang / axial

    [ ]

    =

    12

    122121)21( . VV

    UUSinCos

    LEAS

    [ ] PEALP

    LEA .

    54

    0

    ..54

    .01 =

    = (tension)

    [ ]

    =

    13

    133131)31( . VV

    UUSinCos

    LEAS

    [ ] 000

    .2/32/1 =

    =

    LEA

    [ ]

    =

    23

    233232)32( . VV

    UUSinCos

    LEAS [ ] PEALPLEA .520

    ..54

    .2/32/1 =

    =

    (tension)

    2.2 B E A M

    Struktur yang dirancang untuk mendukung beban lateral.

    Sehinngga utamanya dapat meneruskan bending, meskipun ada shear

    (sebagai konsekuensi logis)

    Tegangan Bending Tegangan normal

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 42Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Data teknis :

    E, I, L

    Pola model matematis

    titik diluar node bagaimana defleksi (asumsi dengan interpolasi)

    Pada elemen ada 4 yang tidak diketahui 4 suku

    Fisik

    Justifikasi : truss dapat menurunkan yang konstan sehingga T yang

    konstan.

    Beam

    Fungsi interpolasi (asumsi) : Upaya untuk mendukung yang sebenarnya

    (yang didekati bukan fungsinya tetapi nilai numeriknya)3

    42

    321)( xaxaxaaxV +++=

    Justifikasi : di Beam

    )()( 22

    2

    2

    xMdxvdEI

    EIxM

    dxvd

    ==

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 43Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Keseimbangan Keseimbangan

    dxWdV .= dxVMdMM .)( =+

    dxdVW = dxVdM .=

    44

    dxVdEIW =

    dxdMV =

    33

    dxVdEIV =

    Pemisalan harus bisa memodelkan daerah beam tidak ada beban

    merata sehingga fungsi interpolasi turunan ke IV nya = nol

    Model umum ;

    Displacement = di)..x(fiDimana fi(x) merupakan fungsi bentuk dan di merupakan Displacement

    dari node.

    Fungsi Interpolasi (asumsi)3

    42

    321)( xaxaxaaxV +++=

    24231211 )()()()()( xfVxfxfVxfxV +++=

    ==

    dxxdVx )()( 2

    142

    131

    121

    11 )()()()( xfVxfxfVxf +++

    Gambaran penyelesaian pada aplikasi Beam digambarkan sebagai

    berikut :

    Suatu struktur Beam dengan berbagai beban .

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 44Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Langkah yang dilakukan sebagai berikut :

    1. Diskrititasi (minimal) dengan cara sebagai berikut :

    - Pada ujung-ujung beam diberi nodal

    - Pada setiap tumpuan diberi nodal

    - Pada diskontinuitas geometri diberi nodal

    - Pada beban terpusat diberi nodal

    - Pada diskontinuitas beban merata diberi nodal

    2. Memberikan nomor nodal dan elemen dilakukan dari kiri ke kanan

    3. Membuat tabel spesifikasi dari model yang dianalisa

    4. Membuat model matematik atau persamaan kekakuan per

    elemen

    Dengan memberikan penomoran dof :

    Elemen K : elemen nomor dof

    1 2 1 2 3 4

    2 3 3 4 5 6

    dan seterusnya.

    5. Membuat matrik kekakuan total dengan mengasembly masing

    elemen

    FW1(x)

    W2(x)

    M

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 45Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    6. Dengan adanya beban merata, maka harus dibuat dulu beban

    ekivalensinya dengan cara sebagai berikut :

    Bentuk beban ekivalen :

    { } =

    =

    L

    0i

    2

    2

    1

    1

    i dx).x(f).x(P

    MYMY

    F

    7. Indentifikasi kondisi batas menjadi dof aktif dan dof non aktif

    1 2M1

    M2

    Y1 Y2

    Y,V

    X,U

    P(x)

    L

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 46Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    8. Dengan persamaan kesimbangan total , tentukan dof aktif

    dengan metoda gauss eliminasi.

    9. Menjawab pertanyaan dari problem.

    Prosedur yang dilakukan dalam struktur beam sebagai berikut :

    """" Elemen Beam

    Spesifikasi

    - 2 node/elemen

    - 2 dof / node

    """" Fungsi Interpolasi

    24231211 )()()()()( xfVxfxfVxfxV +++=

    ==

    dxxdVx )()( 2

    142

    131

    121

    11 )()()()( xfVxfxfVxf +++

    Shape Function

    32

    1 LX2

    LX31)x(f

    +

    =

    2

    322

    LX

    LX2X)x(f +

    =

    32

    3 LX2

    LX3)x(f

    =

    2

    324

    LX

    LX)x(f +=

    Persamaan keseimbangan struktur :

    {f} = [K] {d}

    dengan Elemen stiffness : dx).x(f).x(fEIk "jL

    0

    "iij =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 47Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    2.3 F R A M E

    masing-masing elemen bisa menerima gaya kearah x dan y dan

    mampu mendukung momen sehingga dof = 3

    mampu menerima :

    - Beban lateral (bending)

    - Beban aksial

    - Beban terpusat/merata

    - Beban momen

    Data teknis

    E, A, I, L, 2 node per elemen

    3 dof pernode (u, v, )

    Konsep

    Seperti beam yang berorientasi terhadap xDalam pemodelan matematis kombinasi elemen truss dan beam

    I. Analisa elemen tersebut terletak pada sumbu x (tapi bukan beam)

    (merupakan ide frame = truss + beam)

    lokal = global

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 48Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    (karena diputar pada sumbu yang sama)

    - Diskritisasi

    - K (6 x 6) elemen

    - Assemble

    - Beban node ekivalen (karena ada beban merata)

    - B.C

    - Dof aktif

    - Jawab pertanyaan

    Tidak ada tumpuan (dari soal terlihat kesetimbangan statis)

    Tidak ada rigid body motion

    Tumpuan jadi B.C

    Simetri

    Sumbu simetri

    BC dengan kesimetriannya (dari bentuk defleksi)

    V1 = 1 = U3 = 3 = 0

    U2 = 0 V2 = ? (tidak nol/hampir nol)

    Penentuan BC

    - BC yang lebih / kelewatan bisa membuat K tetap singular

    - Atau kalau tidak singular maka proses kalkulasinya lebih

    panjang

    Bidang simetri tengah

    Dua buah titik yang berjarak sama terhadap bidang simetri

    Pada bidang simetri syarat :

    - Struktur simetri

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 49Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    - Beban simetri

    BCs

    u = 0

    y = 0

    z = 0

    contoh soal

    Analisa

    Diskritisasi node 1 anggota frame aslinya (v, u, ) sebagai truss hanya

    punya (u, v) dof aktif

    [ ]

    =

    3

    2

    2

    2

    1

    2

    2

    .

    /12/60/68/6

    0/6/12

    v

    vuu

    LLxxLxxL

    xxxxxxxxxx

    LxxL

    LEAK frame

    Dof aktif

    [ ]

    =

    2/12/12/12/1

    2LEAKtruss

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 50Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    +

    +

    =

    LLLEAEIxxEA

    LLxx

    xxxxxxxxxxLLLLEAxxEAEI

    Kstruktur

    441260

    686

    440612

    ][

    3

    3

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 51Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    BAB III

    IINNTTEERRPPOOLLAASSIIDDAANN IINNTTEEGGRRAASSII NNUUMMEERRIIKK

    Shape function hubungan matematik dari fungsi interpolasi2

    210 CCC ++=

    [ ]

    =

    2

    1

    02 .1

    CCC

    Tiga titik di

    11 ==22 ==33 ==

    [ ]

    =

    2

    1

    02

    111 .1CCC

    [ ]

    =

    2

    1

    02

    222 .1CCC

    =

    2

    1

    0

    233

    222

    211

    3

    2

    1

    .111

    CCC

    [ ]

    =

    2

    1

    02

    333 .1CCC

    =

    3

    2

    1

    1

    233

    222

    211

    2

    1

    0

    .111

    CCC

    Interpolasi Lagrange merupakan pendekatan fungsi polynomial.

    Sedangkan Integrasi Gauss Quadrature merupakan suatu proses

    integrasi numerik dimana batas integral harus sudah dilihat melalui

    analisa numerik.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 52Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    332211 )()()( NNN ++=Curve fitting suatu pendekatan Lagranges interpolation

    pendekatan f polynomial

    FEM yang didekati bukan fungsinya karena kompleksnya tapi nilainya

    """" 2 independent variables

    1, 2 . . . . . . 9 diketahui3322111 ).().().(),( xNxNxNyxI ++=

    )).(()).((

    3121

    321 xxxx

    xxxxN

    =

    )).(()).((

    3212

    312 xxxx

    xxxxN

    =

    )).(()).((

    2313

    213 xxxx

    xxxxN

    =

    6655442 ).().().(),( xNxNxNyxII ++=

    )).(()).((

    6454

    651 xxxx

    xxxxN

    =

    9988773 ).().().(),( xNxNxNyxIII ++=)(7 xN =

    Shape kurva :

    ),()(),()(),()(),( 332211 yxyNyxyNyxyNyx IIIIII ++=

    )).(()).((

    )(3121

    321 yyyy

    yyyyyN

    = ; )).((

    )).(()(

    3212

    312 yyyy

    yyyyyN

    =

    =)(3 yN

    """" Integrasi numerik

    Pada software yang dipakai integrasi Gauss

    * GAUSS QUADRATURE

    Batas integrasi :harus sudah lihat : Analisa Numerik

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 53Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    """" Mapping merubah batas integral dengan menggunakan

    determinan Jacobi

    titik gauss dinyatakan dengan koordinat natural

    Koordinat natural faktor bobot

    ( 1/3, 1/3, 1/3 ) -27/48 A

    ( 3/5, 1/5, 1/5 )

    ( 1/5, 3/5, 1/5 ) 25/48 A

    4

    titik

    ( 1/5, 1/5, 3/5 )

    Hubungan antara x dan interpolasi dalam natural :

    X = L1 X1 + L2 X2 + L3 X3

    Kalau ada y

    Y = L1 Y1 + L2 Y2 + L3 Y3

    Shape function pada elemen segitiga = koordinat natural Ni = Li

    Dalam pengertian koordinat natural sebagai interpolasi.

    koordinat natural faktor bobot

    (, , 0) 1/3 A

    (0, , ) 1/3 A

    3 tit

    ik

    (, 0, ) 1/3 A

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 54Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    x

    X2X1

    Q2Q1

    H(x)

    AA+(dA/dx).dx

    qq+(dq/dx).dx

    BBAABB IIVV

    AAPPLLIIKKAASSII PPAADDAAPPEERRPPIINNDDAAHHAANN PPAANNAASS

    4.1 Steady State Uniaxial Heat Flow.

    Suatu daerah dengan luas penampang variable A(x) dengan aliran

    panas Q (energy/time) pada ujung dan sumber fluks panas, H(x)

    (energy/time-length), didistribusikan sepanjang arah x.

    Kesetimbangan energi dari differential element :

    0)(. = xHqAdxd

    H(x)

    dx

    Disamping aplikasi untuk struktur, metode elemen hingga dapat jugaditerapkan untuk perpindahan panas. Disini akan dibahas mengenaiperpindahan aliran panas untuk 1-Dimensi dan juga untuk 2-Dimensi.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 55Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Fouriers Law :

    dxdTkq .= k: thermal conductivity. ; T : Temperature

    Substitusi Fourier Law ke differential equation :

    0)(. =+ xHdxdTkA

    dxd

    Bentuk varisional ekivalen dari persamaan diferensial :

    dxTxHdxdTkA

    dxdx

    x..)(.0 2

    1

    +==

    dxTxHdxTdxdTkA

    dxd x

    x

    x

    x.).(.. 2

    1

    2

    1 +

    =

    Integrasi suku pertama dan dikalikan dengan 1 didapat :

    dxTxHdxTdxd

    dxdTkAT

    dxdTAk

    x

    x

    x

    x

    x

    x.).(.. 2

    1

    2

    1

    2

    1

    +=dengan

    T : essential boundary condition (Dirichlet Boundary Condition)

    dT/dx: natural boundary value (Neumann Boundary Condition)

    untuk : Q =-A.k.dT/dx, maka

    ( ) dxTxHdxTdxd

    dxdTkATQTQ

    x

    x

    x

    x.).(.... 2

    1

    2

    11122 +=

    Functional untuk 1 dimensi problem perpindahan panas adalah :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 56Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    ( ) dxxTxHdxdxdTkATQTQ

    x

    x

    x

    x).().(.... 2

    1

    2

    1

    2

    1122

    +=

    Newtons Law of cooling, aliran panas konveksi pada batas 1 dan 2:

    Q1 = Q1c = h.A.(T - T1) dan Q2 = Q2c = h.A.(T2 - T )

    T : temperatur ambient ;h : koefisien perpindahan panas konveksi.

    Energi yang ditambahkan dengan konveksi pada daerah panjang dx :

    H(x).dx = h.(P.dx)(T - T(x))

    H(x) = h.P.(T - T(x))

    4.2 MODEL ELEMEN HINGGA UNTUK ALIRAN PANAS 1-DIMENSI.

    Functional :

    ( ) dxxTxHdxdxdTkATQTQ

    x

    x

    x

    x).().(.... 2

    1

    2

    1

    2

    1122

    +=

    model elemen : dua nodal heat flow element.

    1. Asumsi fungsi yang menyatakan variable dependen melalui

    elemen.

    Variasi linear temperatur :

    T = [N] . {qt}

    [N] = [N1 N2] =

    ..ij

    i

    ij

    j

    XXXX

    XXXX

    L

    Xj Q2iQ1

    21

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 57Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Xj Xi = L ; {qt} = [Ti Tj]T

    [ ]{ }tqLdxdT .111 = atau [ ]{ }tqBdx

    dT .=

    Substitusi :

    [ ]{ } { } [ ] [ ]{ } [ ]{ }dxqNxHdxqBBqkAqQQ txxtTxx Tttji jiji .).(..2.. +=

    atau :

    [ ]{ } { } { } [ ]{ }dxqNxHqqLkAqQQ t

    x

    xtT

    ttjij

    i.).(.

    1111

    .2

    ..

    +=

    Dengan Ritz procedure d/d{qt} = 0, maka governing equation for the

    single element :

    { } [ ]dxNxHQQ

    qLkA j

    i

    x

    xj

    it .).(.11

    11.. +

    =

    atau : [ kcd ] . {qt} = {Qt }N + {Qt}H.dimana :

    [ kcd ] = element conduction matrix ; { qt } = nodal temperature vector

    { Qt }N = nodal heat flow vector;

    { Qt }H = nodal heat flow vector equivalent to the distributed flux.

    Assembly elemen, dgn Rayleigh-Ritz Procedure thd functional seluruh

    region :

    [ Kcd ] . {rt} = {Rt }N + {Rt}H.

    dimana : [ Kcd ] = assembled conduction matrix;

    { rt } = assembled nodal temperature vector

    { Rt }N = nodal heat flow at boundary and node sources

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 58Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    { Rt }H = distributed heat flux vector.

    4.3 ONE-DIMENSIONAL HEAT FLOW WITH CONVECTION

    Persamaan kesetimbangan :

    [ kcd ] . {qt} = {Qt }N + {Qt}H.

    asumsi konveksi terjadi hanya pada nodal local 1.

    { }

    =

    =

    0....)(. 1

    22

    1 TAhQTAh

    QTTAh

    Q LLNt

    =

    2

    1

    2 0001

    ....

    TT

    AhQTAh L

    atau : {Qt }N = {Qcv}L.- [ kcv ]L .{qt}

    Jika ujung kanan mempunyai konveksi., kemudian dengan subtitusi

    Q2 = h.A. (T2 - TR) didapat :

    { }

    =

    2

    11

    1000

    .... T

    TAh

    TAhQ

    QR

    Nt

    atau :{Qt }N = {Qcv}R.- [ kcv ]R .{qt}

    dimana : {Qcv} : Vektor aliran panas konveksi; [Kcv] : Matrik konveksi

    x

    L

    TH , hH

    TRTL

    hRhL

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 59Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Fluks panas terdistribusi :

    { } == L THL THt dxNxTTPhdxNxHQ 00 .])).[(.(..])[( atau :{ } = L tTL THHt qdxNNPhdxNTPhQ 00 }.{]..[][..][..

    Matrik fungsi bentuk dalam koordinat local :

    =

    Lx

    LxN 1][

    Fluks terdistribusi :

    { }

    =

    2

    1

    2112

    6..

    11

    2...

    TTLPhTLPhQ

    HHt

    atau : {Qt}H = {Qcv}H [kcv]H .{qt}.

    Asumsi single elemen dengan konveksi pada sisi batas kiri dan sepanjang

    elemen dan aliran panas Q2 pada batas kanan.

    [ kcd ] . {qt} = {Qt }N + {Qt}H.

    = {Qcv}L.- [ kcv ]L .{qt} + {Qcv}H [kcv]H .{qt}.

    [ ]

    +

    =

    2

    1

    2

    1

    22

    1

    2112

    6..

    11

    2...

    0001

    ...

    TTLPhTLPh

    TT

    AhQTAh

    TT

    k HLcd

    direorganisir : (konveksi pada sisi kiri)

    [ ] [ ] [ ][ ]{ } { } { }HcvLcvtHcvLcvcd QQqkkk +=++(Konveksi pada sisi kanan ) :

    [ ] [ ] [ ][ ]{ } { } { }HcvRcvtHcvRcvcd QQqkkk +=++

    Contoh :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 60Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    Aliran panas dalam sirip segiempat seperti pada gambar dimodelkan

    sebagai problem 1 dimensi. Sisi kiri sirip dipertahankan pada temperatur

    2000C dan semua permukaan diekspos pada temperatur ambien 500C.

    Koefisien konveksi untuk semua permukaan 0.02 W/cm2.0C. konduktifitas

    termal bahan 4 W/cm.0C. Pertama menggunakan model elemen tunggal

    dan kemudian model dua-elemen , estimasikan temperatur pada ujung

    sirip dan panas yang hilang.

    Penyelesaian :

    Model satu-elemen

    Matrik konduksi :

    [ ]

    =

    =

    =

    20202020

    1111

    204.100

    1111

    LAkkcd

    Elemen dengan konveksi pada sisi kanan. Matrik konveksi untuk aliran

    panas dari sisi kanan adalah :

    20 cm

    20 cm

    5 cm

    X2000C

    T=50 0C

    1Q1

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 61Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    [ ]

    =

    =

    =

    2000

    1000

    )100(02.01000

    A.hk Rcv

    Matrik konveksi untuk aliran panas dari semua sisi :

    [ ]

    =

    =

    =

    7.63.33.37.6

    2112

    6)20)(50(02.0

    2112

    6hPLk Hcv

    Vektor konveksi untuk konveksi sisi kanan :

    { }

    =

    =

    =

    100Q

    )50)(100(02.0Q

    T.A.hQ

    Q 11R

    1Rcv

    Matrik konveksi untuk sisa sisi bebas :

    { }

    =

    =

    =

    500500

    11

    2)50)(20)(50(02.0

    11

    2T.L.P.hQ HHcv

    Asembly persamaan matrik aliran panas komplit :

    [ ] [ ] [ ][ ]{ } { } { }

    +

    =

    +=++

    600500Q

    TT

    7.287.167.167.26

    QQqkkk

    1

    2

    1

    HcvRcvtHcvRcvcd

    kondisi batas esensial, T1 =200

    =

    600

    200TT

    7.287.1601

    2

    1

    solusi untuk T2 :

    -16.7 (200) + 28.7 T2 = 600 T2 = 137.3 0C.

    Aliran panas Q1 dalam sisi kiri didapatkan :

    26.7T1 - - 16.7T2 = Q1 + 500

    26.7(200) 16.7(137.3) = Q1 + 500 Q1 = 2547 W.

    Aliran panas rata-rata dalam elemen :

    Q1 = -k dT/dx = - k[B] {qt} = [ ]

    2

    1TT

    11Lk

    [ ] 2cm/W3.263.137

    20011

    204

    =

    =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 62Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    S

    4.4 PERPINDAHAN PANAS DAN ALIRAN FLUIDA 2-DIMENSI

    Governing equation.

    Laplace eq. : 02 = TFourier eq. :

    xTkq

    Xcd

    =

    yTkqcdy

    =

    atau : nTkqn

    =

    Newtons Law of cooling : qCV = h.A (T - T )

    Galerkin Approximation :

    =A i dydxtTW 0.... 2 dalam bentuk lain : TWTWTW ii

    2.. +=sehingga disubsitusi menjadi :

    =A A ii dydxTWtdydxTWt 0......Dengan Gauss Theorem : =A S ii dsnTWtdydxTWt !.....

    , maka

    =S A ii dydxTWtdsnTWt 0..... !atau :

    =

    +

    S Aii

    i dydxyT

    yW

    xT

    xWtds

    nTWt 0...

    Interpolation formula :

    T = [N] . {qi} dan Wi = Ni

    Sehingga :

    [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] { } =

    +

    Se Ae i

    TTT qdydx

    yN

    yN

    xN

    xNtds

    nTN 0....

    T(x,y)

    X

    Y n

    T

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 63Fakultas TeknikJurusan mesinUniversitas Brawijaya

    SeSe

    T/n=0

    qbqcv

    T

    qcdn

    Persamaan Elemen :

    Keseimbangan energi : qcdn = qcv

    ( ) cvcdcd qnjqiq yx =+ ...dan ).(.....

    =

    TTdsthdsnTkt

    dsTTkhds

    nT ).(.

    =

    untuk : T = [N] . {qt}

    [ ]{ } dsTkhdsqN

    khds

    nT

    t .... =

    subsitusi :

    [ ] [ ] { } [ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ] { } 0......

    .........' '''

    =

    +

    ++

    tAe

    TT

    Se

    T

    Se

    T

    SetT

    qdydxyN

    yN

    xN

    xNk

    dsnTNkdsTNhqdsNNh

    dalam bentuk persamaan elemen :

    [KT] . {qt} = {Qcv} + {Qb}

    Thermal stiffness matrix :[KT] = [kcdx] + [kcdy] + [kcv].

    [ ] [ ] [ ] dydxxN

    xNkk

    Ae

    T

    cdx ....

    =

    [ ] [ ] [ ] dydxyN

    yNkk

    Ae

    T

    cdy ....

    =

    [ ] [ ] [ ]dsNNhkSe

    Tcv ... '=

    Convection boundary vector Se : [ ] [ ] dsTNhQSe

    Tcv ... ' =

    Applied heat boundary vector, Se : [ ] [ ] dsnTNkQ

    SeT

    b ... '' =

    Y

    X

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 64Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    BBAABB VV

    AANNAALLIISSAATTEEGGAANNGGAANN AAXXIISSYYMMMMEETTRRIICC

    Suatu hal yang penting untuk merealisasikan pada axisymmetric

    problems, perpindahan dalam kontinum dapat terjadi hanya dalam arah

    radial dan aksial; perpindahan tidak dapat terjadi dalam arah

    sirkumferensial, sebagai akibat hal tersebut, menjadi biasa menggunakan

    sistem koordinat silinder dalam mengembangkan persamaan elemen

    umum, seperti pada gambar berikut.

    Sumbu putaran

    Sekelompok problem yang ada pada kenyataannya meliptui gaya

    dan domainnya dalam tiga dimensi, tetapi akan diupayakan

    mereduksi secara matematik menjadi dua dimensi. Problem-problem

    tersebut disebut dengan axisymmetric problems, dan dikarakteristikan

    dengan putran solid dan sifat-sifat material dan beban yang tak

    berubah sepanjang sekeliling putaran.Gambar berikut adalah putaran

    solid, dengan elemen yang akan digunakan pada diskrititasi dari

    kontinum yaitu toroid dengan penampang segitiga.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 65Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Putaran benda dari elemen toroidal.

    Sistem Koordinat

    Komponen tegangan koordinat silinder untuk keadaan axisymmetric.

    r

    z

    1

    2

    3

    r11 e.uu =

    k.ww 11 =

    ree

    k

    z

    r

    z

    r

    rzdz

    d

    dr

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 66Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    5.1 Persamaan dasar untuk elemen

    Persamaan elemen secara umum untuk analisa tegangan

    kontinum tiga dimensi identik dengan bentuk :

    [ ] [ ][ ] { } [ ] [ ]{ } { } { } { }BFTNFTTT QQQd..C.Bq.d.B.C.B +++=

    walaupun aplikasi persamaan ini untuk elemen tiga dimensi adalah

    identik dengan konsep elemen dua dimensi, upaya lebih besar karena

    perpindahan tambahan pada setiap nodal dan dimensi dalam tiga

    variabel. Integral garis dan luasan dari elemen problem bidang sekarang

    menjadi integral permukaan dan volume.

    Dalam persamaan diatas, jika diaplikasikan ke kontinum tiga

    dimensi didefinisikan kembali sebagai berikut :

    Matrik kekakuan

    [ ] [ ] [ ][ ] = d.B.C.Bk TVektor beban nodal temperatur :

    [ ] [ ] [ ]{ } = d..C.BQ TTtempVektor gaya nodal

    {Q}NF = gaya-gaya aplikasi pada nodal

    Vektor traksi permukaan

    [ ] [ ] { } = A TT d.T.NQVektor Gaya bodi

    [ ] [ ] { } = d.Bf..NQ TBF

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 67Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    5.2 Persamaan Elastisitas Axisymmetric

    Pada Axisymmetric, semua persamaan harus menjadi bebas dari

    dan semua perpindahan harus berada dalam bidang rz. Hubungan

    perpindahan regangan dalam koordinat silinder pada problem khusus

    sebagai berikut.

    ru

    r

    = ; zw

    z

    = ; ru

    = ; rw

    rw

    rz

    +

    =

    dalam bentuk matrik :

    { } [ ]

    =

    =

    = w

    u.

    wu

    .

    rz

    0r1

    z0

    0r

    rz

    z

    r

    Hubungan untuk material isotropik :

    +=

    0111

    T.x

    221000

    010101

    )21)(1(E

    rz

    z

    r

    rz

    z

    r

    atau {} = [C] . ({} - {}T)

    Vektor regangan termal didefinisikan sebagai

    { }

    =

    =

    0111

    T

    rz

    z

    r

    T

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 68Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Fungsi perpindahan elemen

    Nodal dari elemen toroidal sebenarnya adalah lingkaran konsentrik yang

    lewat melalui puncak penampang segitiga. Koordinatnya adalah r dan z.

    Spesifikasi perpindahan radial , u, perpindahan aksial, w, posisi radial, r,

    dan posisi aksial, z dari suatu toroidal yang akan didefinisikan dengan

    formulasi interpolasi linear dalam koordinat natural dan sifat-sifat nodal.

    u = L1u1 + L2u2 + L3u3

    w = L1w1 + L2w2 + L3w3

    r = L1r1 + L2r2 + L3r3

    z = L1z1 + L2z2 + L3z3

    dimana : L1+ L2 + L3 = 1

    dalam bentuk matrik

    =

    3

    2

    1

    321

    321LLL

    zzzrrr111

    zr1

    invers matrik :

    =

    zr1

    cbacbacba

    det1

    LLL

    333

    222

    111

    3

    2

    1

    dimana :

    a1 = r2z3 r3z2 ; a2 = r3z1 r1z3 ; a1 = r1z2 r1z2 ;

    b1 = z2 z3 ; b2 = z3 z1 ; b3 = z1 z2 ;

    c1 = r3 r2 ; c2 = r1 r3 ; c3 = r2 r1 ;

    dan

    det = (r1 r3)( z2 z3) - (r2 r3)( z1 z3) = 2 x luas segitiga.

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 69Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    Vektor fungsi perpindahan :

    [ ]{ }q.N

    wuwuwu

    .L0L0L00L0L0L

    wu

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    321

    321=

    =

    Hubungan regangan dengan vektor dof :

    { } [ ][ ]{ } [ ]{ }q.Bq.N ==

    derivatif koordinat natural :

    detb

    detc.zb.ra

    rrL 11111

    =

    ++

    =

    dan seterusnya.

    Selanjutnya matrik [B] menjadi :

    [ ]

    =

    332211

    *3

    *2

    *1

    321

    321

    bcbcbc

    0r

    L0r

    L0r

    Lc0c0c00b0b0b

    det1B

    dimana :

    L1* = a1 + r.b1 + z.c1 ; L2* = a2 + r.b2 + z.c2 ; L3* = a3 + r.b3 + z.c3

    Matrik kekakuan

    [ ] [ ] [ ][ ] = d.B.C.Bk TMetode pendekatan yang sederhana [Zienkiewics] dinyatakan sebagai

    berrikut :

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 70Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    [ ] ( )[ ]z,rBB =dimana ;

    3rrrr 321 ++= ;

    3zzzz 321 ++=

    volume : A.r..2V =

    Matrik kekakuan elemen :

    [ ] [ ] [ ][ ]B.C.BA.r..2k T=Vektor beban nodal temperatur :

    [ ] [ ] [ ]{ } [ ][ ]

    == 0111

    C.B.T..A.r..2d..C.BQ TT

    temp

    Vektor gaya nodal

    {Q}NF = gaya-gaya aplikasi pada nodal

    {Q}NF = [F1r F1z F2r F2z F3r F3z]T

    Vektor traksi permukaan

    [ ] [ ] { } [ ] ds.TT

    .N.r..2d.T.NQz

    rTSA

    TT

    ==

    [ ] ds.TT

    .

    rL00rL

    rL00rL

    rL00rL

    ..2Qz

    rS

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    T

    =

    r dalam istilah koordinat natural :

    r = L1r1+ L2r2+ L3r3

    Vektor Gaya bodi

    [ ] [ ] [ ] dA.BB

    .N.r..2d.BB

    ..NQz

    rTAz

    rTBF

    =

    =

  • DIKTAT METODE ELEMEN HINGGAOleh : Ir. A. Asad Sonief, MT.

    Program Semi-Que IV 71Fakultas Teknik Jurusan MesinUniversitas Brawijaya

    RREEFFEERREENNSSII1. Grandin Hartley, Jr.,1986, Fundamentals of the Finite Element

    Method, Macmillan Publishing Company, New York.2. Yang, T.Y., 1986,Finite Element Structural Analysis, Prentice-

    Hall,Inc,Englewood Cliffs.3. Buchanan, George R.,1995, Finite Element Analysis, SchaumsOutline

    Series, McGraw-Hill International Editions4. Bathe Klaus-Jurgen, 1996, Finite Element Procedures, Prentice Hall

    International Editions, Inc, USA.5. Hughes Thomas J.R.,1987, The Finite Element Method, Prentice-Hall

    Inc, New Jersey6. Segerlind L., J., Applied Finite Element Analysis, John Willey & Son,Inc.