JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN...

10
Alternatif Desain Konstruksi Terowongan Headrace Bendungan Warsamson Kabupaten Sorong Dengan Metode Elemen Hingga 2D Dan 3D JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : Kukuh Prasetyo Pangudi Utomo NIM. 0910640053-64 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG 2014

description

ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Transcript of JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN...

Page 1: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Alternatif Desain Konstruksi Terowongan Headrace Bendungan

Warsamson Kabupaten Sorong Dengan Metode Elemen Hingga 2D Dan

3D

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

Kukuh Prasetyo Pangudi Utomo

NIM. 0910640053-64

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG

2014

Page 2: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

LEMBAR PERSETUJUAN

Alternatif Desain Konstruksi Terowongan Headrace Bendungan

Warsamson Kabupaten Sorong Dengan Metode Elemen Hingga 2D Dan

3D

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

Kukuh Prasetyo Pangudi Utomo

NIM. 0910640053-64

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I

Ir. Suwanto Marsudi, MS

NIP. 19611203 198603 1 004

Dosen Pembimbing II

Prima Hadi Wicaksono. S.T, M.T

NIP. 19750722 200012 1 001

Page 3: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Alternatif Desain Konstruksi Terowongan Headrace Bendungan

Warsamson Kabupaten Sorong Dengan Metode Elemen Hingga 2D Dan

3D

Suwanto Marsudi1,Prima Hadi Wicaksono

1, Kukuh Prasetyo P.U

2

1Dosen Jurusan Teknik Pengairan

2Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan

email : [email protected]

ABSTARK

Terowongan pengantar (Headrace) merupakan bagian dari bendungan yang memiliki

fungsi sebagai saluran penyalur menjadi bagian utama dalam sistem pembangkit listrik,

karena menjadi saluran pertama sebelum aliran air menuju pipa pesat. Terowongan headrace

merupakan bagian dari PLTA Warsamson Kabupaten Sorong, lokasi terowongan berada di

kedalaman 54 meter diatas permukaan tanah dengan lapisan batuan yang menutupi jenis

breksi (RQD 20%). Rencana terowongan memiliki 2 alternatif desain yaitu penampang tapal

kuda dan penampang lingkaran serta dimodelkan dalam bentuk 2D dan 3D menggunakan

konsep metode elemen hingga (finite element).

Program komputer yang berbasis elemen hingga digunakan dalam perhitungan

deformasi displacement terowongan sedangkan perhitungan pembebanan yang bekerja pada

keseluruahn penampang terowongan dihitung secara manual, hasil pembebanan dijadikan

sebagai input data pada tabel Beggs Deformation analysis of single barrel conduit yang

menghasilkan nilai momen, nilai normal, dan nilai lintang pada seluruh penampang

terowongan. Hasil dari tabel digunakan mendesain struktur penulangan terowongan yang

layak untuk keamanan. Secara teknis diperoleh dari dua alternatif desain penampang

terowongan didapatkan desain tapal kuda D = 8.2 m nilai pembebanan terbesar yang terjadi

dikondisi kosong terbesar dengan nilai momen 296.7597 ton.m, nilai normal 414.0239 ton,

nilai lintang -300.437 ton sedangkan pada desain penampang lingkaran D = 7.2 m nilai

kondisi kosong dengan momen 147.4325 ton.m, normal 645.017 ton, lintang -302.392 ton.

Hasil deformasi displacement dinding terowongan menggunakan program computer

berbasisi elemen hingga didapatkan desain Tapal kuda 0.034 meter sedangkan lingkaran

0.070 meter. Pada detail penulangan beton besar diameter tulangan dengan kekuatan f’c = 35

MPa dan fy = 400 MPa yang dihasilkan sesuai dengan SNI-2002 tapal kuda: Tulangan Utama

2D22-125 dan tulangan bagi D14-140, desain lingkaran: tulangan utama 2D20-100 dan

tulangan bagi D12-200. Berdasarkan hasil perhitungan maka desain tapal kuda menjadi

alternatif desain terowongan yang disarankan karena memiliki deformasi displacement nilai

paling kecil.

ABSTRACT

Headrace Tunnel is part of dams which have function as channel being main system

of dams for electric installation. It caused be early first channel before water from reservoir

goes to penstock. Headrace tunnel being a part of PLTA WARSAMSON system Sorong

City West Papua, position Tunnel deep in 54 meter from top surface soil, tunnel overburden

covered by breccia layer with Rock Quality Designation (RQD) 20%. For designing tunnel

have two option horseshoe type and Circular type and additional design using form 3

Dimension and 2 Dimension by finite element method.

Page 4: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Computer program which have finite element analysis, it used to measure rock

deform and displacement on tunnel wall, determining loads on entire tunnel measured

manually, after that result of loads used for input in Beggs Deformation analysis of single

barrel conduit table to calculate tunnel mechanic for Moment, Normal, and Shear. the last

phase designing reinforced concrete deserve for safety tunnel. Horseshoe type have diameter

8.2 meter get maximum moment = 296.7597 ton.m, normal 414.0239 ton, shear = -300.437

ton on empty condition, circular type have diameter 7.2 meter get maximum moment =

296.7597 ton.m, normal 414.0239 ton, shear = -300.437 ton on empty condition.

Deformation Tunnel obtained by computer program for the result get different value,

on Horseshoe Type 0.034 meter and Circular 0.070 meter. Reinforced concrete use f’c = 35

MPa dan fy = 400 MPa, detailing reinforced concrete for two type have differently value:

horseshoe type obtain main reinforced concrete 2D22-125, additional reinforced concrete

D14-140 and circular type obtain main reinforced Concrete 2D20-100, additional reinforced

Concrete D12-200. Based on result of designation that Horseshoes type prefer than circular to

design tunnel caused result of displacement obtained by horsehoes smaller than circular

influence tunnel safety.

1. PENDAHULUAN

Pembangunan bendungan di sungai

Warsamson yang melin-tasi perbatasan

wilayah Kabupaten Sorong dengan Kota

Sorong menjadi solusi yang tepat ditengah

permasalahan akan kebutuhan listrik.

Pembangunan bendungan yang dinamakan

PLTA Warsamson diprakarsai PT. PLN de-

ngan kapasitas listrik dengan rencana yang

fungsi sebagai pembangkit listrik maka

bagian tampungan dan terowongan penyalur

menjadi merupakan hal utama.

Gambar 1. Lokasi Studi PLTA

WARSAMSON

Tata letak yang berada didalam tanah

secara langsung akan memberikan pengaruh

berupa pembebanan secara vertikal dan

horisontal selain itu faktor hidrogeologi

diluar terowongan dan air yang melewati

terowongan akan memberi kan tekanan pada

terowongan dari dalam serta luar.

Desain terowongan head-race di-

perlukan alternatif desain konstruksi yang

berdasar pada mekanika teknik terowong-an

yang kuat dari sisi besar momen, lintang dan

normal yang dihasilkan dengan bantuan

konsep dasar metode elemen hing-ga yang

dapat menjelaskan deformasi yang terjadi

pada terowongan dengan bantuan program

komputer.

2. BAHAN DAN METODE

Dalam penyelesaian studi ini disusun

suatu metode teknis secara me-nyeluruh

menganalisa berbagai data terse-but untuk

keperluan perencanaan desain konstruksi,

analisis tersebut diantaranya analisa data

mekanika batuan berupa data batuan utuh

Lokasi studi

Page 5: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

(intact rock) dan data massa batuan (rock

mass) keduanya diubah men-jadi data massa

batuan dan diperhitungkan menjadi hasil

kostanta batuan (mb), kohesi (c), sudut geser

(ϕ), poisson ratio’s, koefisien at-res (Ko),

dan modulus elastisitas (Em).

Analisa pembebanan menjelaskan

besar tekanan yang bekerja di terowongan

pada tiga kondisi (akibat water hammer, pe-

nuh air, kosong dan tiap kondisi dengan

gempa). Analisa deformasi/ displacement

terowongan mengetahui pergerakan geologi

terowongan akibat pembangunan terowong-

an dengan pendekatan program komputer

berbasis elemen hingga, analisa perhitungan

mekanika teknik terowongan menggunakan

tabel Beggs Deformation analysis of single

barrel conduit, perencanaan detail beton

bertulang pada terowongan sesuai SNI 03-

2847-2002.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Batuan

Lapisan Geologi yang menutupi

terowongan terdapat tiga lapis dasar utama

sesuai dengan borehole 6 yaitu lapisan tan-

ah, lapisan breksi (RQD 20%), dan lap-isan

andesit (70%). Pada input perangkat lunak

computer metode elemen hingga

Program komputer berbasis elemen hingga

memerlukan parameter batuan tiap segmen.

Penentuan parameter batuan dimulai

sesuai rumus Hoek Brown dengan

1. Penentuan Konstanta Hoek Brown

(mb):

(

) (1)

mi = Konstanta batuan

GSI = Geology Strength Index

2. Paramater kekuatan kohesi © dan

sudut geser (ɸ) sesuai dengan rumus

Hoek Brown (1983)

Menentukan nilai-nilai tegangan

vertical dan tegangan sel dalam triaxial

(

)

(2)

Dengan memasukkan nilai σ3 mulai

dari nol hingga mencapai setengah σci

(intact rock) dan hasilkan bentuk persamaan

dalam grafik sesuai σ1 = kσ3 + σm. di

dapatkan hasil:

Sudut geser φ =

(3)

Kohesi (c) =

(4)

Koefisien at rest Ko = (5)

Modulus Elastisitas

(6)

Pembebanan Terowongan

Kondisi eksiting terowongan di je-

laskan pada gambar 1. dibawah ini

Tabel. 1 Hasil Parameter Batuan

Sumber: Perhitungan

Kedalaman m 0.0-1.0 1.0-50.0 60.0 -70.0

Jenis Batuan/Tanah Top Soil Breksi Andesit

Rock Quality Designation RQD % - 20 70

Berat Jenis Tanah ɣ (kN/m3) 28.2 20 20

Berat Jens Tanah Saturated ɣsat (kN/m3) 28.1 20 20

Sudut Geser ɸ 19.1 49.027 62.16

Tekanan Tanah At-rest Ko 0.85 0.24 0.11

Position Ratio v 0.23 0.1 0.25

Kohesi c (kN/m3) 38.9 16961 16940

Modulus Elastisitas Em (kN/m3) 7880 1778279 17782794

Point Parameter Batuan/Tanah

Page 6: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Gambar 2. Eksisting Terowongan

Sumber:Perhitungan

Perhitungan pembebanan yang

terjadi pada terowongan terdapat dua yaitu

Arah vertikal

1. Tekanan Batuan Atas

Pv = Pv = γ . Hp (7)

Hp = 0.7 (B+HT) (Deree) (8)

Dengan γ = berat jenis batuan

B = Lebar terowongan

HT = Tinggi Terowongan

Hp = Head Pressure

2. Tekanan Air Tanah Atas

Pwv = γw . Hw (9)

Dengan γ = berat jenis air

Hw = Tinggi muka Air Tanah

3. Tekanan uplift

Puplift = Yw . (Hw + HT) (10)

4. Berat Sendiri

P =

x γbeton

Dengan

Aluar = Luas Terowongan luar

Adalam= Luas Terowongan dalam

5. Berat Air Kondisi Penuh

P = Yw . Adalam (11)

6. Tekanan water hammer

P = Yw .Hsurgetank

Arah horizontal

1. Tekanan Batuan Aktif (Terzaghi)

(12)

2. Tekanan air tanah aktif

Pwh = γw . Hw (13)

Kondisi Gempa

Lokasi studi daerah Kabupaten

Sorong termasuk kategori rawan bencana

gempa dengan masuk kategori F sesuai SNI-

2002.

(14)

(15)

ad = Percepatan Gempa

Z = Zona Gempa

Ac = Periode ulang

V = Faktor Koreksi

Pembangunan terowongan dibagi

men-jadi 26 section dengan persection 10

meter dengan pertimbangan panjang bentang

maksimal 10 meter. Keseluruhan hasil pem-

bebanan sebagai berikut:

Tabel 2. Beban Vertikal Tapal Kuda

Sumber:Perhitungan

Tanah Air Tanah Berat Sendiri Berat Air Dalam Penuh Tekanan Water Hammer

t/m t/m t/m t/m t/m

1 22.96 28.14 7.52 6.75 24.73

2 22.96 36.42 7.52 6.75 24.75

3 22.96 43.9 7.52 6.75 24.78

4 11.48 43.1 7.52 6.75 24.80

5 11.48 42.27 7.52 6.75 24.83

6 11.48 41.9 7.52 6.75 24.85

7 11.48 41.41 7.52 6.75 24.88

8 11.48 40.51 7.52 6.75 24.90

9 11.48 39.72 7.52 6.75 24.93

10 11.48 38.8 7.52 6.75 24.95

11 11.48 37.98 7.52 6.75 24.98

12 11.48 37.11 7.52 6.75 25.00

13 11.48 36.26 7.52 6.75 25.03

14 11.48 35.43 7.52 6.75 25.05

15 11.48 34.59 7.52 6.75 25.08

16 11.48 33.71 7.52 6.75 25.10

17 11.48 32.89 7.52 6.75 25.13

18 11.48 32.03 7.52 6.75 25.15

19 11.48 31.15 7.52 6.75 25.18

20 11.48 30.34 7.52 6.75 25.20

21 11.48 29.47 7.52 6.75 25.23

22 11.48 28.61 7.52 6.75 25.25

23 11.48 27.7 7.52 6.75 25.28

24 11.48 26.89 7.52 6.75 25.30

25 11.48 26.43 7.52 6.75 25.33

26 11.48 25.67 7.52 6.75 25.35

Point

Tekanan Vertikal

Page 7: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Tabel 3. Beban Horisontal Tapal Kuda

Sumber: perhitungan

Gambar 3. Arah Beban Total Tapal Kuda Sumber: perhitungan

Tabel 4. Beban Vertikal Lingkaran

Sumber: perhitungan

Tabel 5. Beban Horisontal Lingkaran

Sumber:Perhitungan

Batuan Aktif (Ph) Air Tanah Aktif Pwh1 Air Tanah Aktif Pwh2 Batuan Gempa Berat sendiri Gempa

t/m t/m t/m t/m t/m

1 9.35 28.14 35.84 8.667 2.840

2 9.35 36.42 44.12 8.667 2.840

3 9.35 43.90 51.60 8.667 2.840

4 5.90 43.10 50.80 4.333 2.840

5 5.90 42.27 49.97 4.333 2.840

6 5.90 41.90 49.60 4.333 2.840

7 5.90 41.41 49.11 4.333 2.840

8 5.90 40.51 48.21 4.333 2.840

9 5.90 39.72 47.42 4.333 2.840

10 5.90 38.80 46.50 4.333 2.840

11 5.90 37.98 45.68 4.333 2.840

12 5.90 37.11 44.81 4.333 2.840

13 5.90 36.26 43.96 4.333 2.840

14 5.90 35.43 43.13 4.333 2.840

15 5.90 34.59 42.29 4.333 2.840

16 5.90 33.71 41.41 4.333 2.840

17 5.90 32.89 40.59 4.333 2.840

18 5.90 32.03 39.73 4.333 2.840

19 5.90 31.15 38.85 4.333 2.840

20 5.90 30.34 38.04 4.333 2.840

21 5.90 29.47 37.17 4.333 2.840

22 5.90 28.61 36.31 4.333 2.840

23 5.90 27.70 35.40 4.333 2.840

24 5.90 26.89 34.59 4.333 2.840

25 5.90 26.43 34.13 4.333 2.840

26 5.90 25.67 33.37 4.333 2.840

Section

Tekanan HorizontalTanah Tekanan Batuan Berat sendiri

Ph Pw1 Pw2

t/m t/m t/m

1 8.51 28.14 35.34 7.60 1.10

2 8.51 36.42 43.62 7.60 1.10

3 8.51 44.45 51.65 7.60 1.10

4 5.48 43.60 50.80 3.80 1.10

5 5.48 42.77 49.97 3.80 1.10

6 5.48 42.40 49.60 3.80 1.10

7 5.48 41.91 49.11 3.80 1.10

8 5.48 41.01 48.21 3.80 1.10

9 5.48 40.22 47.42 3.80 1.10

10 5.48 39.30 46.50 3.80 1.10

11 5.48 38.48 45.68 3.80 1.10

12 5.48 37.61 44.81 3.80 1.10

13 5.48 36.76 43.96 3.80 1.10

14 5.48 35.93 43.13 3.80 1.10

15 5.48 35.09 42.29 3.80 1.10

16 5.48 34.21 41.41 3.80 1.10

17 5.48 33.39 40.59 3.80 1.10

18 5.48 32.53 39.73 3.80 1.10

19 5.48 31.65 38.85 3.80 1.10

20 5.48 30.84 38.04 3.80 1.10

21 5.48 29.97 37.17 3.80 1.10

22 5.48 29.11 36.31 3.80 1.10

23 5.48 28.20 35.40 3.80 1.10

24 5.48 27.39 34.59 3.80 1.10

25 5.48 26.43 33.63 3.80 1.10

26 5.48 26.17 33.37 3.80 1.10

Tekanan Horisontal Akibat Gempa

Air Tanah

Tekanan Horisontal

Point

t/m t/m

Tanah Air Tanah Berat Sendiri Berat Air Dalam Penuh Tekanan Water Hammer

t/m t/m t/m t/m t/m

1 20.16 28.14 2.92 6.20 24.23

2 20.16 36.42 2.92 6.20 24.25

3 20.16 44.45 2.92 6.20 24.28

4 10.08 43.6 2.92 6.20 24.30

5 10.08 42.77 2.92 6.20 24.33

6 10.08 42.4 2.92 6.20 24.35

7 10.08 41.91 2.92 6.20 24.38

8 10.08 41.01 2.92 6.20 24.40

9 10.08 40.22 2.92 6.20 24.43

10 10.08 39.3 2.92 6.20 24.45

11 10.08 38.48 2.92 6.20 24.48

12 10.08 37.61 2.92 6.20 24.50

13 10.08 36.76 2.92 6.20 24.53

14 10.08 35.93 2.92 6.20 24.55

15 10.08 35.09 2.92 6.20 24.58

16 10.08 34.21 2.92 6.20 24.60

17 10.08 33.39 2.92 6.20 24.63

18 10.08 32.53 2.92 6.20 24.65

19 10.08 31.65 2.92 6.20 24.68

20 10.08 30.84 2.92 6.20 24.70

21 10.08 29.97 2.92 6.20 24.73

22 10.08 29.11 2.92 6.20 24.75

23 10.08 28.2 2.92 6.20 24.78

24 10.08 27.39 2.92 6.20 24.80

25 10.08 26.43 2.92 6.20 24.83

26 10.08 26.17 2.92 6.20 24.85

Point

Tekanan Vertikal

Page 8: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Gambar 4. Arah Beban Total Lingkaran Sumber:Perhitungan

Deformasi Terowongan

Penggunaan program computer

berbasis elemen hingga untuk mengetahui

kondisi deformasi dan displace-ment

terowongan. Berikut hasil perhitungan:

Gambar 5. Hasil Total Displacement Tapal

Kuda

Sumber:Perhitungan

Gambar 6. Hasil Total Displacement

Dinding Lingkaran

Sumber:Perhitungan

Bentuk tapal kuda dengan diameter

terowongan 8.2 meter dihasilkan nilai de-

formasi batuan sekitar 34 cm dengan nilai

displacement dinding terowongan 34 cm.

Gambar 7. Hasil Total Displacement

Lingkaran

Sumber:Perhitungan

Page 9: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Gambar 8. Hasil Total Displacement

Dinding Lingkaran

Sumber:Perhitungan

Bentuk lingkaran dengan diameter

terowongan 7.2 meter dihasilkan nilai defor-

masi batuan 19.5 cm dengan nilai displace-

ment dinding terowongan 7 cm.

Perhitungan Momen, Normal, dan

Lintang Terowongan

Untuk menentukan besarnya gaya

momen, normal, dan lintang yang bekerja

pada dinding terowongan dengan me-

nggunakan persamaan.

M = km . W . r2

(16)

M = Momen segmen dinding (ton.m)

km = koefisien momen

W = Beban yang bekerja (ton.m-2

)

r = Jari-jari Terowongan (m)

N = k. W. r (17)

Dengan

N = Gaya normal segmen dinding (ton)

K = koefisien gaya normal

D = k . W . r (18)

Dengan

D = Gaya lintang segmen dinding (ton)

K = Koefisien gaya lintang

Pada tabel Beggs Deformation

analysis of single barrel conduit perhitungan

tapal kuda menggunakan koefisen tebal r/3

= 1 m sedangkan Lingkaran r/6 = 0.5 m.

Tabel 6. Hasil Momen Normal Lintang

Sumber:Perhitungan

Pada kondisi kosong digunakan para-

meter untuk penulangan terowongan karena

memiliki nilai rata-rata momen, normal, dan

lintang.

Penulangan Konstruksi Terowongan

Perhitungan tulangan terowongan

menggunakan perhitungan kolom dengan

kekuatan f’c = 35 MPa dan fy = 400 MPa.

Tapal Kuda

Vertikal = 2D22-1125

Horizontal = D14-140

Gambar 9. Detail Penulangn Hasil Tapal

Kuda

Sumber: Perhitungan

M (ton.m) N (ton) L (ton) M(ton.m) N(ton) L(ton)

Water Hammer 211.1157 311.3209 -197.734 147.4325 569.6095 -302.392

Water Hammer Gempa 190.4366 311.3209 -197.734 140.6512 569.6095 -297.91

Penuh Air 290.5263 401.9134 -167.524 188.0674 601.7851 -567.011

Penuh Air Gempa 269.8472 446.539 -167.524 181.2862 601.7851 -562.529

Kosong 296.7597 414.0239 -300.437 147.4325 645.017 -302.392

Kosong Gempa 226.1727 807.9949 -300.437 140.6512 645.017 -250.615

Kondisi

Desain

Tapal Kuda Lingkaran

Page 10: JURNAL ALTERNATIF DESAIN KONSTRUKSI TEROWONGAN HEADRACE BENDUNGAN WARSAMSON KABUPATEN SORONG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 2D DAN 3D

Lingkaran

Vertikal = 2D20-100

Horizontal = D12-20

Gambar 10. Detail Penulangn Hasil

Lingkaran

Sumber: Perhitungan

Kesimpulan

1. Perbandingan nilai tekanan vertikal yang

bekerja lebih besar pada dimensi tapal

kuda dibanding dimensi lingkaran.

2. Nilai displacement akibat deformasi pada

penggunaan program computer berbasis

elemen hingga dihasilkan Tapal Kuda

lebih kecil dibanding lingkaran.

3. Nilai Mekanika Terowongan Momen,

Normal dan Lintang yang dihasilkan

Tapal Kuda lebih besar dibanding

dimensi Lingkaran

4. Hasil Penulangan Terowongan dimensi

beton serta baja yang digunakan tapal

kuda lebih kecil dibanding Lingkaran.

5. Hasil analisa desain terowongan yang

terbaik menggunakan dimensi bentuk

Tapal Kuda dengan pertimbangan nilai

displacement yang dihasilkan lebih kecil

yang berpengaruh pada keamanan

terowongan.

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. a. Laporan Feasibility

Study PLTA Warsamson. Bandung: PT

Gama Epsilon

Anonim. 2012. b. Laporan Penyelidikan

Geologi Daerah Rencana PLTA

Warsamson dan Sekitarnya. Bandung: PT

Gama Epsilon

Hoek, E., Torres, C.C., Corkum, B.

(2002). Hoek-Brown Failure Criterion

(2002 Edition).

Anonim, 2014. Lesson Of Loads Tunnel

Middle East Technical University Akses di

unduh 7 April 2014 di halaman

ce.metu.edu.tr%2F~ce439%2FSlideshows

%2FLoads%2520on%2520Tunnels.ppt&e

i=hZ1BU6H_KciUrAfto4GwBQ&usg=A

FQjCNEEVxQcD6QEuqckv3DkspxCmV

GbhA&sig2=FESlrs5lPvX0eh8VHX6iHQ

&bvm=bv.64367178,d.bmk

Kriswanto, Adi & Ardiansyah,S, Reza.

Analisis Stabilitas Terowongan Dengan

Metode Elemen Hingga 2D Dan 3D Studi

Kasus Terowongan Irigasi Panti Rao. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Philips, H.B., & I.E. Allen. 1986. Beggs

Deformeter Stress Analysis of single

Barrel Conduits. Colorado: United States

Bureau of Reclamation

Singh, Bhawani., & Rajnish. K. Goel.

2006. Tunneling in Weak Rock. Bangalore:

Elsevier

Vis, W.C., & Gideon. H. Kusuma, 1996.

Dasar-dasar Perencanaan Beton

Bertulang. Jakarta: Erlangga