Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

55
KAJIAN TEORI EKSPOSITORI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG A. Asal Usul Metode Ekspositori Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi. 1

Transcript of Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Page 1: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

KAJIAN TEORI EKSPOSITORI DAN

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

A. Asal Usul Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan

dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep

materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan

masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.

Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan

metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada

tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan

sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas

oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori

cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau

informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi

pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode

ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah

dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak

dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat

waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua

siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Menurut Popham & Baker

(1992 : 79) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi secara lisan

dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal dan

biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya

berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau

buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan

penggunaannya.

1

Page 2: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah

cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode

ceramah lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan

pengertian. Menurut Margono (1989 : 30) mengemukakan bahwa metode

ceramah adalah metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal.

Komunikasi bersifat satu arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu

audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya.

Lebih lanjut. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) mengemukakan

bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-langkah

sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b)

mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan

ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d)

menyampaikan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan

menggunakan papan tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan

memberikan umpan balik (feed back), memberikan rangkuman setiap akhir

pembahasan materi, e) merencanakan evaluasi secara terprogram. Metode

retitasi adalah metode pembelajaran yang lebih dikenal dengan istilah

pekerjaan rumah. Meskipun sebutan ini tidak seluruhnya benar. Metode

tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk

merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan

pengajarannya, sebagai mana diutarakan. Menurut Popham & Baker (1992 :

89). Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian

penting yang perlu mendapat perhatian khusus.

Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka

terhadap respon siswa. Menurut Skiner dalam Driscoll (1994 : 30)

menjelaskan bahwa diskripsi hubungan antara stimulan dan respon tidaklah

sesederhana yang diperkirakan, melainkan stimulan yang diberikan

berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini artinya mempengaruhi

respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekwensi yang akan

mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan terjadinyan

interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa, metode

2

Page 3: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan

pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah

ataupun di dalam laboratorium. Menurut Pasaribu mengemukanan bahwa

metode resitasi mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b)

siswa melaksakan tugas, dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada

guru apa yang telah dipelajari (Sutomo, 2003: 45).

Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran matematika

penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah

dengan pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan,

dan contoh rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi

dengan bantuan gambar atau model, untuk mempermudah penanaman

konsep bangun datar dan ruang.

Menurut Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43)

menamakan model konvensional ini dengan model pembelajaran yang

berpusat pada guru (the Teacher Centered Opproach). Dalam model

pembelajaran yang berpusat pada guru hampir seluruh kegiatan

pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem diarahkan

kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada

usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang berbeda sesuai

dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu.

Menurut Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan

metode ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak

dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau

bagian-bagian yang diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan

konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di

lapangan dan sebaginya. Metode ekspositori adalah suatu cara

menyampaikan gagasan atau ide  dalam memberikan informasi dengan lisan

atau tulisan.

Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133)  metode ekspositori dapat

meliputi gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab,

metode penemuan dan metode peragaan.

3

Page 4: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Menurut Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran

menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.

Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak

berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini

masih nampak lebih banyak.

Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan

pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan

materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya

mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi

mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling

bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang

siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan

latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan

menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak

pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan

secara klasikal.

Menurut David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)

menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang

paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna.

Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode

ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program

pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang

baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5)

penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari

informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang benar, 3)

menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.

Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mengombinasikan metode ceramah,

tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa

soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau

4

Page 5: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah

pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya

alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan

atau tes buatan guru.

B. Asal Usul Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu model

pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa

dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan

dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah ( Anonim, 2005 )

Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip – prinsip

psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang

permodelan ( modelling ).

Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar yang dialami manusia

sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan, meniru perilaku dan

pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan kegagalan ) orang lain. Pada

penerapan model pembelajaran langsung, sebagian besar tugas guru adalah

membentu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana

melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan

deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan

kata – kata ).

Model pembelajaran langsung, selain efektif untuk digunakan oleh

siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural

maka juga efektif digunakan untuk mengembangkan keterampilan belajar

siswa ( Indana, 2003 ).

Starling ( dalam Kardi & Nur, 2000 ) melaporkan bahwa penampilan

guru pada 166 kelas yang diamati kemudian siswanya diuji, maka terjadi

peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar pengajaran langsung.

C. Kajian Teori Metode Ekspositori

Ekspositori merupakan suatu metode/teknik pembelajaran matematika.

Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode ekspositori, pembelajaran

terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (direct method) dan siswa

5

Page 6: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya

guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk

penjelasan dan penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah.

Dalam metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat

informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa

yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan

oleh guru.

Komunikasi yang digunakan dalam interaksinya dengan siswa

mengunakan komunikasi satu arah. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa

kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat

dan sekali-sekali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam

memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa mengunakan alat bantu

seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain.

Dalam metode ini menunjukan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih

banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah

mengelolah dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas, sedangkan siswa

berperan pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan.

Pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena

tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran,

menerangkan materi dan contoh soal, menjawab pertanyaan siswa, dan

sebagainya. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat. Tetapi juga

membuat soal latihan dan bertanya jika tidak mengerti. Guru dapat

memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada

siswa secara individual atau klasikal. Metode ekspositori membawa siswa

belajar lebih aktif dan bermakna sehingga dapat menjadi metode yang

efektif dan efisien daripada metode ceramah.

Melihat perbedaan – perbedaan diatas, cara pembelajaran matematika

yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepatnya

mengunakan metode ekspositori daripada metode ceramah.

6

Page 7: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori

merupaka cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula

keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P. Ausubel

berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar

yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan belajar bermakana:

Ausubel membedakan belajar menjadi:

a. Belajar dengan menerima (reception learning)

b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning).

D. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung

Direct Instruction atau directive instruction, dibahasaIndonesiakan

menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk

pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau

keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji

keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan

guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.

Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada

berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari

guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi,

dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.

Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru di mana

guru menyampaikan isi akademik dalam format yang sangat terstruktur,

mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan focus pencapaian

akademik.

Tujuan utama pembelajaran langsung (direktif) adalah untuk

memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam

teori perilaku di antaranya adalah pencapaian siswa yang dihubungkan

dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan

siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif. Dengan

7

Page 8: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan

lingkungan belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.

Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya,

guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape recorder,

gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi

direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang

bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu

pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan

sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi

atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran

berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok

jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan

tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru

menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan

keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok.

E. Aplikasi Metode Ekspositori

Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya

( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow balling

( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka mengaktifkan siswa

dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan berbagai strategi dan metode

pembelajaran yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa

mengaktifkan siswa adalah metode snow balling.

Dinamakan metode snow balling dikarenakan dalam pembelajaran

siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan

tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama

anggota kelompok   semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan

dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil

berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya

8

Page 9: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa

secara kelompok.

Langkah – langkah penerapan :

1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.

2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.

3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban,

pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan

demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang.

4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti

dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan

membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang

lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus

disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.

5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap

kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan

demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang.

6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada

langkah ke – 4 diatas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan

jumlah siswa dan waktu yang tersedia.

7. Masing – masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di

depan kelas.

8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok

kemudian memberikan ulasan – ulasan yang dianggap perlu.

F. Aplikasi Model Pembelajaran Langsung

Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang Anda

berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan berarti Anda

selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan diajarkan dalam

format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik). Namun, Anda sebagai

guru tetap harus bekerja melalui langkah-langkah yang berurutan dan

membuat catatan yang diperlukan untuk mengimplementasikan rencana

9

Page 10: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Anda ke dalam tindakan. Berikut ini langkah-langkah perencanaan umum

yang dapat digunakan :

1.  Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda pilih.

Perumusan tujan adalah hal yang mendasar, karena pertama, rumusan

tujuan akan mengarahkan persiapan mengajar Anda. Kedua, Anda dapat

menginformasikan kepada siswa Anda mengapa setiap topik/konsep

penting dipelajari. Untuk memperjelas tujuan pelajaran, jawablah

pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Apa yang akan siswa Anda ketahui atau yang dapat mereka kuasai di

akhir pelajaran?

b. Bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan pelajaran sebelumnya

atau dengan bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan topik lain

yang telah dipelajari siswa?

c. Prasyarat pengetahuan apa yang diperlukan siswa untuk memahami

pelajaran ini?

d. Apa yang diharapkan dikerjakan siswa setelah mempelajari pelajaran

(bacaan tambahan, PR, kerja praktikum)?

e. Bagaimana Anda akan mengembangkan pelajaran ini pada pelajaran

berikutnya?

2.  Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa Anda

setelah mempelajari topik pelajaran. Hasil belajar adalah pernyataan

mengenai kemampuan-kemampuan siswa Anda yang diharapkan dapat

dikuasai atau diunjukkerjakan setelah akhir pelajaran.

3.  Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang

mungkin dihadapi. Beberapa hambatan mungkin dapat Anda hadapi

ketika akan mengajar, misalnya keterbatasan sumber belajar, keragaman

10

Page 11: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

karakteristik siswa, konteks yang berhubungan dengan waktu

pembelajaran (jadwal pembelajaran pada siang hari). Semua hambatan

hendaknya diantisipasi karena dapat mempengaruhi proses

pembelajaran.

4.  Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan. Materi pelajaran

merupakan hal pokok yang harus Anda tentukan sebelum mengajar

sejalan dengan perumusan hasil belajar yang Anda harapkan dapat

dikuasai oleh siswa Anda. Seringkali Anda perlu memilih contoh-contoh

tambahan untuk mendukung informasi yang akan disampaikan kepada

siswa. Anda sebaiknya tidak selalu berasumsi bahwa siswa Anda akan

mengerti contoh-contoh yang diberikan.

5.  Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis.

Setelah Anda memilih materi pelajaran yang akan disampaikan, materi

pelajaran tersebut disusun kedalam urutan yang sistematis untuk

disampaikan kepada siswa. Siswa akan mengasimilasi materi pelajaran

lebih mudah bila terstruktur dengan baik. Ketika Anda memutuskan

bagaimana cara mempresentasikan bahan pelajaran, ikuti prinsip-prinsip

umum pengorganisasian berikut.

a. Yakinkan bahwa siswa Anda mengerti setiap tujuan pelajaran yang

Anda rumuskan.

b. Jelaskan ide – ide Anda secara sederhana agar mudah dimengerti.

c. Bantu siswa Anda agar membuat hubungan antara pengetahuan yang

sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang akan mereka

pelajari, dan dengan beberapa bagian informasi baru yang akan Anda

jelaskan.

d. Pilah – pilah materi ke dalam bagian-bagian kecil, tetapi dapat

digabungkan secara keseluruhan secara bermakna.

11

Page 12: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

e. Gunakan analogi dan contoh-contoh untuk membantu siswa

mengerti.

f. Berikan rangkuman pada bagian-bagian yang penting dari pelajaran.

g. Jika memungkinkan, gunakan gambar – gambar grafik, diagram,

model untuk mendukung penyajian pelajaran.

6.  Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran atau

untuk melibatkan siswa dalam belajar. Anda harus mengetahui betul

tujuan atau hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah

pelajaran selesai dan tentu materi utama yang akan Anda sampaikan

sebelum Anda memutuskan strategi atau model pembelajaran atau

metode pembelajaran yang akan dipilih. Strategi, model, dan metode

yang akan Anda gunakan akan membantu siswa Anda mencapai tujuan

pelajaran.

7.  Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah mereka

sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara Anda melaksanakan

asesmen harus berhubungan dengan hasil belajar atau tujuan yang ingin

dicapai oleh siswa Anda. Oleh karena itu metode dan instrumen asesmen

harus bisa mengukur tujuan yang telah Anda rumuskan.

8.  Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan proses

siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah harus

melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah proses

membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari pembelajaran yang

telah Anda lakukan. Cara memperoleh data untuk membuat evaluasi

dapat dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada siswa atau

secara informal dari perbincangan dengan siswa ketika meminta umpan

balik. Evaluasi dapat Anda lakukan dari refleksi hasil pembelajaran.

Hasi evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran Anda ke

arah yang lebih baik.

12

Page 13: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

G. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori

1. Kelebihan Metode Ekspositori

Dapat menempung kelas besar

Dengan strategi ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan

keluasan materi pembelajaran.

Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting

Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual

maupun klasikal.

Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa

melihat atau mengobservasi.

Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus

dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup

terbatas.

2. Kelemahan Metode Ekspositori

Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti

aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak

mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan

metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.

Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan

pelajaran).

Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang,

karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.

Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat

berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan

guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi

dan berbagai kemampuan yang lain.

13

Page 14: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan

sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta

kemampuan berpikir kritis

Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.

H. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

1. Kelebihan model pembelajaran langsung

Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun

kecil.

Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi

materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga

dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai

oleh siswa.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang

berprestasi rendah.

Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.

Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol

dengan ketat

2. Kelemahan model pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa

untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan

mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua

siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih

harus mengajarkannya kepada siswa.

Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi

perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat

pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan

siswa.

14

Page 15: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat

secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan

sosial dan interpersonal mereka.

Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan

strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru

tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan

terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,

dan pembelajaran mereka akan terhambat.

15

Page 16: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

PENUTUP

A. KESIMPULAN

I. Asal Usul Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan

dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan

konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan

pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab

dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara

cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode

pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada

siswa secara langsung.

Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan

sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara

jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan

penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang

materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan

metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

II. Asal Usul Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction ) merupakan suatu

model pembelajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik

bagi siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah

( Anonim, 2005 ).

Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip – prinsip

psikologi perilaku dan teori belajar sosial Bandura khususnya tentang

permodelan ( modelling ). Menurut Bandura ( Indana, 2002 ) ; belajar

yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu permodelan,

meniru perilaku dan pengalaman Vicarious ( keberhasilan dan

kegagalan ) orang lain. Pada penerapan model pembelajaran langsung,

16

Page 17: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

sebagian besar tugas guru adalah membentu siswa memperoleh

pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana melakukan sesuatu dan

membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif, yaitu

pengetahuan tentang sesuatu ( dapat diungkapkan dengan kata – kata ).

III. Kajian Teori Metode Ekspositori

Ekspositori merupakan suatu metode/teknik pembelajaran

matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode

ekspositori, pembelajaran terpusat pada guru sebagai pemberi

informasi (direct method) dan siswa dipandang sebagai objek yang

menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan

informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan

penuturan secara lisan yang dikenal dengan istilah ceramah. Dalam

metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat

informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali

apa yang dimiliki melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan

pertanyaan oleh guru.

Beberapa penelitian diamerika menyatakan metode ekspositori

merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian

pula keyakinan sementara ahli teori belajar-mengajar David P.

Ausubel berpendapat bahwa metode ekspositori yang baik merupakan

cara mengajar yang paling efektif dan efesien dalam menanamkan

belajar bermakana:

Ausubel membedakan belajar menjadi:

a. Belajar dengan menerima (reception learning)

b. Belajar melalui penemuan ( discovery learning).

17

Page 18: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

IV. Kajian Teori Model Pembelajaran Langsung

Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa

Indonesiakan menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para

peneliti untuk merujuk pada pola-pola pembelajaran di mana guru

banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah

kelompok siswa dan menguji

keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan

arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh

guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction

merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan

pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya

melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan

seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada

guru di mana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang

sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan

mempertahankan focus pencapaian akademik.

V. Aplikasi Metode Ekspositori

Metode pembelajaran ekspositori dalam pengaplikasiannya

( penerapannya ) sama halnya dengan metode pembelajaran snow

balling ( metode pembelajaran bola salju ), Dalam rangka

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan

berbagai strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu

metode pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa adalah metode

snow balling.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang

dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang

lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar

sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban

yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok.

18

Page 19: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Langkah-langkah penerapan:

1. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.

2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.

3. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan

jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan di sampingnya.

Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4

orang.

4. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama

seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan

membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2

orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban

harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.

5. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap

kelompok digabung lagi dengan kelompok berempat lainnya.

Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8

orang.

6. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada

langkah ke-4 di atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan

jumlah siswa dan waktu yang tersedia.

7. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya

di depan kelas.

8. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok

kemudian memberikan ulasan-ulasan yang dianggap perlu.

VI. Aplikasi Model Pembelajara Langsung

Anda jangan berharap akan sukses dalam pembelajaran yang

Anda berikan jika tidak direncanakan dengan baik. Hal ini bukan

berarti Anda selalu harus menuliskan secara rinci hal-hal yang akan

diajarkan dalam format tertentu (walaupun ini gagasan yang baik).

Namun, Anda sebagai guru tetap harus bekerja melalui langkah-

19

Page 20: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

langkah yang berurutan dan membuat catatan yang diperlukan untuk

mengimplementasikan rencana Anda ke dalam tindakan. Berikut ini

langkah-langkah perencanaan umum yang dapat digunakan :

1.  Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang Anda

pilih.

2.  Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang Anda harapkan dari siswa

Anda setelah mempelajari topik pelajaran.

3.  Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang

mungkin dihadapi. 

4.  Pilih isi materi pelajaran yang akan Anda sampaikan.

5.  Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis.

6.  Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran

atau untuk melibatkan siswa dalam belajar.

7.  Tentukan bagaimana Anda akan mengases siswa Anda apakah

mereka sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8.  Rencanakan bagaimana Anda akan mengevaluasi keberhasilan

proses siswaan Anda, sehingga Anda dapat memutuskan apakah

harus melengkapi atau memodifikasi Evaluasi pembelajaran adalah

proses membuat keputusan mengenai kualitas dan nilai dari

pembelajaran yang telah Anda lakukan.

20

Page 21: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

VII. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori

Kelebihan Metode ekspositori

Dapat menempung kelas besar

Dengan strategi ekspositori,guru bisa mengontrol urutan dan

keluasan materi pembelajaran.

Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting

Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual

maupun klasikal.

Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan ,siswa juga bisa

melihat atau mengobservasi.

Dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus

dikuasai siswa sangat luas,sementara waktu yang disediakan cukup

terbatas.

Kelemahan Metode ekspositori

Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti

aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak

mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan

metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.

Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan

pelajaran).

Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang,

karena seringkali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.

Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat

berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada persiapan

guru,baik persiapan,pengetahuan,semangat,antusiasme,motivasi

dan berbagai kemampuan yang lain.

21

Page 22: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

Karena lebih banyak disampaikan melalui ceramah,maka akan

sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam sosialisasi,serta

kemampuan berpikir kritis

Karena lebih banyak satu arah,maja kesempatan untuk mengontrol

pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan terbatas pula.

VIII.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Kelebihan model pembelajaran langsung

Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun

kecil.

Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi

materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga

dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai

oleh siswa.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang

berprestasi rendah.

Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.

Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol

dengan ketat

Kelemahan model pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa

untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan

mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua

siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih

harus mengajarkannya kepada siswa.

Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi

perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat

22

Page 23: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan

siswa.

karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat

secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan

sosial dan interpersonal mereka.

Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan

strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru

tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan

terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya,

dan pembelajaran mereka akan terhambat.

23

Page 24: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

DAFTAR PUSTAKA

Silberman, Melvin.2009.Active Learning. Bandung : Nusamedia.

Parratore,Phil.2005.Terampil Sains untuk Kelas Belajar Siswa Aktif. Jakarta :Nuansa.

Silberman, Mel.2007.Active Learning.Yogyakarta : Pustaka Insan.

Syaiful, Sagala.2004.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung :Alfabeta.

Wina, Sanjaya.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

http://www.Metode Ekspositori.com.

http://www.Model Pembelajaran Langsung.com.

24

Page 25: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

25

Page 26: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

26

Page 27: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

27

Page 28: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

28

Page 29: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

29

Page 30: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

30

Page 31: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

31

Page 32: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

32

Page 33: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

33

Page 34: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

34

Page 35: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

35

Page 36: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

36

Page 37: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

37

Page 38: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

38

Page 39: Metode Ekspositori & Model Pemb. Langsung

39