Metode dan Prosedur Penelitian.docx

2
Metode dan Prosedur Penelitia Penelitian ini terdiri atas tiga tahap uji yaitu uji pendahuluan, uji persistensi dan uji toksisitas. Sebelum uji dilakukan, biota diaklimasi terlebih dahulu selama empat hari agar dapat menyesuaikan diri terhadaplingkungan media uji. Selama aklimasi ikan diberi makan dua kali sehari dengan pakan berupa pelet. 1. Uji Pendahuluan Bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi ambang atas (N) dan konsentrasi ambang bawah (n) dari deterjen yang akan digunakan. Kedalam wadah uji dimasukkan 10 liter air laut dengan konsentrasi deterjen 0, 8 1 , 8 2 , 8 3 dan 84ppm, kemudian ke dalam wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan uji dan diaerasi. Pengamatan kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Ikan uji yang mati dikeluarkan untuk mencegah pengotoran media uji. Setiap perlakuan mempunyai tiga kali ulangan. 2.Uji Persistensi Bertujuan untuk melihat penurunan daya racun bahan uji terhadap waktu uji. Pada masing-masing wadah uji diisi air laut 10 liter yang mengandung deterjen. Pada setiap wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan dan media uji diaerasi selama penelitian. Pengamatan terhadap kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Untuk melihat kapan media uji diganti dibuat grafik tingkat kematian dalam persen terhadap waktu saat pemasukaan ikan uji. Dari grafik tersebut dapat dilihat kecendrungan toksisitas itu menaik, menurun atau mendatar yang menunjukkan persistensinya. 3. Uji Toksisitas Pada uji toksisitas masing-masing media uji diisi air dan konsentrasi bahan uji sesuai hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai ambang atas dan ambang bawah

Transcript of Metode dan Prosedur Penelitian.docx

Metode dan Prosedur Penelitia Penelitian ini terdiri atas tiga tahap uji yaitu uji pendahuluan, uji persistensi dan uji toksisitas. Sebelum uji dilakukan, biota diaklimasi terlebih dahulu selama empat hari agar dapat menyesuaikan diri terhadaplingkungan media uji. Selama aklimasi ikan diberi makan dua kali sehari dengan pakan berupa pelet.1. Uji Pendahuluan Bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi ambang atas (N) dan konsentrasi ambang bawah (n) dari deterjen yang akan digunakan. Kedalam wadah uji dimasukkan 10 liter air laut dengan konsentrasi deterjen 0, 81, 82, 83 dan 84ppm, kemudian ke dalam wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan uji dan diaerasi. Pengamatan kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Ikan uji yang mati dikeluarkan untuk mencegah pengotoran media uji. Setiap perlakuan mempunyai tiga kali ulangan. 2.Uji Persistensi Bertujuan untuk melihat penurunan daya racun bahan uji terhadap waktu uji. Pada masing-masing wadah uji diisi air laut 10 liter yang mengandung deterjen. Pada setiap wadah uji dimasukkan 10 ekor ikan dan media uji diaerasi selama penelitian. Pengamatan terhadap kematian ikan uji dilakukan pada 6, 12, 24, dan 48 jam. Untuk melihat kapan media uji diganti dibuat grafik tingkat kematian dalam persen terhadap waktu saat pemasukaan ikan uji. Dari grafik tersebut dapat dilihat kecendrungan toksisitas itu menaik, menurun atau mendatar yang menunjukkan persistensinya.3. Uji ToksisitasPada uji toksisitas masing-masing media uji diisi air dan konsentrasi bahan uji sesuai hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai ambang atas dan ambang bawah menurut petunjuk Wardoyo (1977). Ke dalam setiap wadah uji dimasukkan ikan 10 ekor dalam waktu relative bersamaan. Pengamatan terhadap ikan uji dilakukan setelah 24, 48, 72 dan 96 jam. Ikan uji yang mati segera dibuang untuk mencegah terjadinya pengotoran media uji.Pengukuran parameter kualitas air (suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas) bertujuan agar selama penelitian kematian ikan bukan disebabkan oleh faktor kualitas air dan melihat pengaruh bahan uji terhadap parameter kualitas air. Analisis DataDalam perhitungan nilai LC50 pada 24, 48, 72 dan 96 jam dipakai metode analisis regresi dengan pembobotan menurut (Busvine dalam Siagian, 2004). Untuk menentukan nilai konsentrasi aman (safety concentration) dipakai faktor aplikasi menurut (Wibisono, 1989) yakni 10% dari nilai LC50-96 jam. Sedangkan untuk melihat pengaruh pemberian deterjen pada konsentrasi yang berbeda terhadap tingkat mortalitas benih ikan kakap putih, data dianalisis secara statistik dengan ANAVA dan dengan Uji F.