Proposal Penelitian.docx Fian

28
USULAN PENELITIAN Inovasi Sinbiotik mikroenkapsulasi sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) dalam Usaha Penyediaan Daging Ayam Bebas Residu Antibiotik Oleh Irfian Ikhtiaji 08/270043/PT/05529 Program Studi Ilmu dan Industri Pternakan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012 1

description

IKI PROPOSAL PENELITIAN HAMPIR FIX

Transcript of Proposal Penelitian.docx Fian

Page 1: Proposal Penelitian.docx Fian

USULAN PENELITIAN

Inovasi Sinbiotik mikroenkapsulasi sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) dalam Usaha Penyediaan Daging

Ayam Bebas Residu Antibiotik

Oleh

Irfian Ikhtiaji 08/270043/PT/05529

Program Studi Ilmu dan Industri Pternakan

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

2012

1

Page 2: Proposal Penelitian.docx Fian

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan permintaan terhadap daging ayam dan penyediaan

daging ayam yang murah mendorong produksi daging ayam secara masal

dan modern untuk dapat mengimbangi permintaan daging ayam nasional.

Untuk mencapai hal tersebut digunakan berbagai cara untuk

meningkatkan produktifitas ayam pedaging yang umumnya digunakan

peternak ayam. Salah satu cara yang umum digunakan adalah

penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) sebagai pemacu

pertumbuhan. Penggunaan AGP bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan berat badan ayam dan meningkatkan konversi pakan

sehingga dapat meningkatkan produksi daging ayam dan menguntungkan

dari segi ekonomi.

Selama kurang lebih lima puluh tahun penggunaan antibiotik

sebagai pemacu pertumbuhan, akhirnya diketahui bahwa penggunaan

antibiotik memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan hewan dan hasil

produksinya seperti residu antibiotik yang berada dalam jaringan dan

perkembangan resistensi atau kekebalan mikroorganisme terhadap

antibiotik tersebut. Diketahui pula bahwa kekebalan mikroorganisme

terhadap antibiotik dapat berpindah dari hewan ke manusia. Jika daging

tersebut dikonsumsi dalam jangka panjang dapat beresiko munculnya

penyakit-penyakit baru.

Dua orang peneliti, Rusiana dan Iswarawanti, dalam Seminar

SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) dan

Tromed RCCN (Tropical Medicine Regional Center for Community

Nutrition) yang berlangsung di Universitas Indonesia, menjelaskan

penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi daging dan hati ayam

yang mengandung antibiotik secara berkepanjangan. Mengonsumsi

daging dan hati tersebut dapat menyebabkan teratogenic effect atau

menyebabkan efek buruk untuk ibu yang mengandung terutama untuk

2

Page 3: Proposal Penelitian.docx Fian

janinnya. Ibu yang mengandung bisa mengalami keguguran atau bayi

yang dilahirkan cacat. Selain itu, mengonsumsi daging dan hati ayam

yang mengandung antibiotik menyebabkan munculnya penyakit kanker

(carcinogenic effect), dapat menimbulkan mutasi mikroorganisme seperti

bakteri (mutagenic effect), dan menyebabkan mikroorganisme resisten

terhadap antibiotik. Bagi mereka yang banyak mengonsumsi daging dan

hati ayam yang mengandung antibiotik, tubuhnya akan mengalami

kekebalan terhadap reaksi antibiotik tersebut sehingga antibiotik yang

dikonsumsi orang yang banyak makan hati ayam yang mengandung

antibiotik tidak akan menimbulkan efek apa pun. Ditambah lagi antibiotik

juga bisa menimbulkan alergi seperti menimbulkan bintik-bintik dan gatal-

gatal pada kulit.

Untuk itu harus diupayakan untuk menghasilkan produk baru yang

tidak berbahaya bagi kesehatan yang dapat digunakan sebagai alternatif

pengganti AGP. Produk pengganti AGP minimal harus menghasilkan

produktifitas yang sama dengan AGP sekaligus harus aman untuk hewan,

konsumen, dan lingkungan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sinbiotik sebagai

alternatif pengganti AGP serta menguji keefektifannya sebagai pemacu

pertumbuhan dan penurun FCR ayam broiler.

Manfaat Peneitian

Diharapkan dari penelitian ini akan dihasilkan suatu produk yang

dapat digunakan sebagai alternatif pengganti AGP yang aman untuk

hewan, konsumen, dan lingkungan, murah, dapat diproduksi secara

masal, serta mudah dalam pemberiannya.

3

Page 4: Proposal Penelitian.docx Fian

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Broiler

Broiler adalah tipe ayam yang telah dikembangkan secara khusus

untuk menghasilkan daging (Williamson dan Payme, 1993). Ayam broiler

merupakan ayam hasil seleksi genetik dan persilangan dari berbagai jenis

ayam yang ada di dunia yang memiliki penampilan unggul seperti ayam

White Cornish, White Playmount Rock, dan New Hampshire.

Ayam broiler (pedaging) adalah ayam penghasil daging yang

dipelihara dengan umur 6 sampai 7 minggu dengan berat 1,5 samapi 2,0

kg dan konversi pakan 1,9 samapi 2,25 (Yuwanta, 2004). Industri

peternakan ayam broiler dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan

karena didukung oleh majunya industri pakan. Selama tahun 2003 DOC

ayam broiler diproduksi kira-kira sebanyak 20 juta ekor setiap minggunya

atau sebanyak 1,144 milyar ekor dalam setahun selama tahun 2003

(Katial, 2003).

Waktu pemeliharaan ayam broiler saat ini sangat singkat dengan

performance yang baik pula. Saat ini berat ayam broiler mampu mencapai

bobot badan diatas 1,5 kg/ekor dengan nilai konversi pakan 1,8 dalam

masa pemeliharaan 35 hari (Unandar, 2002). Ayam broiler sering

ditawarkan kepada konsumen dalam bentuk karkas dan jarang dalam

bentuk hidup (Katial, 2003).

Menurut Rasyaf (2003), Dalam pemeliharaan ayam broiler dikenal

ada 2 faktor pemeliharaan, yaitu periode awal dan periode akhir. Periode

awal dimulai saat anak ayam berumur satu hari sampai dengan empat

minggu dan periode akhir pada umur enam minggu yaitu saat ayam broiler

siap untuk dipotong.

Ayam broiler mempunyai sifat unggul yaitu tidak memerlukan

tempat yang luas untuk pemeliharaannya, pertumbuhannya cepat dan

cepat mencapai bobot jual dengan bobot badan yang tinggi (Syahrudin,

1996).

4

Page 5: Proposal Penelitian.docx Fian

Pakan Ternak

Pakan merupakan faktor utama yang berperan penting pada

industri peternakan dalam menghasilkan suatu produk terutama dalam

daging. Hal ini dikarenakan sebanyak 65 sampai 70% biaya yang

dikeluarkan adalah biaya pakan (Zuprizal, 2005). Produk yang dihasilkan

dipengaruhi oleh kualitas pakan, kuantitas pakan dan teknik pemberian

pakan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ataupun produk. Pakan

merupakan campuran dari beberapa bahan baku pakan yang disusun

secara khusus untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Pakan unggas disusun sesuai dengan kebutuhan nutrien berdasarkan

umur dan tujuan pemeliharaan. Kandungan gizi yang diperlukan

diperhatikan dalam penyusunan pakan ayam adalah energi, protein, serat

kasar, lemak dan mineral (Rizal, 2006).

Tujuan utama pemberian pakan pada ayam adalah untuk

memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Pemberian pakan

dalam jumlah yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya perlu

dilakukan untuk mendapatkan produksi yang maksimum. Keseimbangan

antara energi dan protein dalam pakan harus diperhatikan karena

konsumsi pakan akan berhenti ketika kebutuhan energi telah terpenuhi.

Serat kasar dibutuhkan dalam jumlah kecil pada unggas untuk

memperlancar pengeluaran feses. Pencernaan serat kasar pada unggas

sangat terbatas sehingga penggunaan serat kasar pada ayam broiler

dibatasi yaitu antara 3 sampai 6% (Rizal, 2006).

Pemberian pakan dalam jumlah yang cukup baik kualitas maupun

kuantitasnya perlu dilakukan untuk mendapatkan produksi yang

maksimum. Keseimbangan energi dan protein dalam pakan harus

diperhatikan karena konsumsi pakan akan berhenti ketika kebutuhan

energi telah terpenuhi. Rasio protein dan Metabolizabled Energy (ME)

untuk ayam broiler di dalam pakannya adalah 1:150 yang berarti bahwa

satu bagian protein akan dipecah oleh 150 bagian energi dalam pakan

(Sidadolog dan Yuwanta, 2011).

5

Page 6: Proposal Penelitian.docx Fian

Antibiotic Growth Promoter (AGP)

Growth promoter adalah zat kimia dan biologi yang ditambahkan

pada pakan yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan berat

badan ayam dan meningkatkan konversi pakan yang dengan cara ini

dapat meningkatkan hasil produksi dan hasil ekonomi yang lebih baik

(Peric, 2009). Berat badan dan Feed Convertion Rate (FCR) penting

artinya bagi peternak. Berat badan yang meningkat akan meningkatkan

hasil produksinya. Sebaliknya, semakin kecil FCR semakin baik hasilnya

karena FCR adalah ukuran berapa banyak pakan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 kg berat hidup ayam. Antibiotik sebagai pemacu

pertumbuhan mempengaruhi metabolisme mikroorganisme dan menekan

pertumbuhan mikroba dalam usus (Gadd, 1997). Beberapa penjelasan

mengenai kerja dari AGP seperti menjaga nutrisi dari perusakan oleh

bakteri, peningkatan penyerapan nutrisi karena penipisan penghalang

pada usus, menurunkan produksi racun yang dikeluarkan oleh bakteri,

dan mengurangi kejadian infeksi subklinis pada usus (Butaye et al., 2003).

Beberapa AGP yang sering digunakan seperti bacitracin methylene

disalicylate (BMD) dan virginiamycin.

Penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan memiliki efek

negatif terhadap kesehatan hewan dan hasil produksinya seperti residu

antibiotik dalam jaringan, waktu penetralan antibiotik yang lama, dan

perkembangan kekebalan pada mikroorganisme (Markovic, 2005).

Kekebalan terhadap antibiotik dapat berpindah dari mikroflora hewan ke

manusia (Greko, 2001). Jika daging tersebut dikonsumsi akan

menimbulkan efek negatif terhadap konsumen seperti kekebalan bakteri

terhadap obat, residu antibiotik dalam tubuh, dan ketidakseimbangan

mikroflora normal (Awad et a.l, 2009).

Penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan pada unggas

telah dilarang di beberapa negara (Fritts and Waldroup, 2003). Karena

berbahayanya resistensi mikroba terhadap antibiotik, The Europe Union

Commission memutuskan untuk menghilangkan dan menekankan

6

Page 7: Proposal Penelitian.docx Fian

pelarangan penjualan dan penggunaan antibiotik sebagai pemacu

pertumbuhan. Larangan ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2006 (Midilli et

al., 2008). Untuk menanggapi hal tersebut, menurut Patterson dan

Brukholder (2003), sebagai alternatif pengganti antibiotik pada industri

peternakan adalah penggunaan probiotik, prebiotik, atau sinbiotik.

Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme individual atau kelompok

mikroorganisme yang berguna untuk meningkatkan karakteristik mikroflora

intestinal. Probiotik atau yang disebut juga sebagai Direct-Fed Microbial

(DFM) merupakan asupan tambahan yang berupa mikroorganisme hidup

yang menguntungkan tubuh dengan meningkatkan keseimbangan

mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Yang et al., 2005). Probiotik

berfungsi sebagai bioregulator mikroflora dalam usus dan menguatkan

kekebalan alami tubuh. Penambahan biakan mikroorganisme

menyediakan bakteri yang menguntungkan untuk membantu penyerapan

nutrisi dan memacu keseimbangan mikroorganisme dalam saluran

pencernaan ayam (Shareef and Al-Dabbagh, 2009). Beberapa mekanisme

yang digunakan probiotik untuk menjalankan fungsinya adalah kompetisi

tempat kolonisasi pada membran mukosa usus sehingga mikroorganisme

patogen dihalangi untuk mendiami saluran pencernaan, kompetisi nutrisi,

produksi senyawa tertentu untuk menyerang bakteri patogen seperti

bakteriosin, asam organik, dan hidrogen peroksida, serta merangsang

sistem imun. Dengan cara ini probiotik menciptakan kondisi usus yang

fungsional dan menghambat perkembangan bakteri yang merugikan

(Patterson and Brukholder, 2003). Dampak positif penggunaan probiotik

terhadap hasil produksi terlihat dari penurunan resiko penyakit,

meningkatkan sistem imun, menimbulkan pengaruh yang signifikan

terhadap karakteristik morfologi fungsi usus, meningkatkan konversi

pakan, memudahkan pengeluaran mikroorganisme yang merugikan, dan

mengurangi angka kematian (Smirnov et al., 2005).

7

Page 8: Proposal Penelitian.docx Fian

Mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik harus bukan

patogen, tidak beracun, dan tahan terhadap pH rendah dan garam

empedu agar dapat bertahan dalam saluran pencernaan (Ali, 2010).

Probiotik yang umum digunakan dalam dunia peternakan berasal dari

golongan Bacillus (Patterson and Brukholder, 2003). Strain

mikroorganisme yang digunakan dalam industri perunggasan adalah

golongan bakteri aerob yang membentuk spora dari genus Bacillus (Ali,

2010). Golongan Bacillus dapat memacu laju pertumbuhan ayam (Shareef

and Al-Dabbagh, 2009). Pemberian Bacillus subtilis melalui mulut dapat

mengurangi kolonisasi Escherichia coli, Salmonella Enteritidis, dan

Clostridium perfringens pada ayam (Griggs and Jacob, 2005).

Bacillus subtilis

Scientific classification

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : subtilis

Binomial name

Bacillus subtilis

(Ehrenberg 1835)

Cohn 1872

Prebiotik

Prebiotik adalah bahan pakan tidak tercerna yang menguntungkan

dengan merangsang secara selektif pertumbuhan dan atau aktifitas satu

atau beberapa bakteri pada kolon dan dengan hal tersebut dapat

meningkatkan kesehatan tubuh (Gibson and Roberfroid, 1995). Prebiotik

juga dapat didefinisikan sebagai bahan tidak tercerna seperti inulin,

Gambar 1. Bacillus subtilis

8

Page 9: Proposal Penelitian.docx Fian

oligosakarida, dan serat, yang mengandung zat pertumbuhan yang secara

selektif merangsang pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri

yang menguntungkan yang berada dalam sekum dan kolon untuk

meningkatkan kesehatan tubuh (Markovic, 2005, Yang et al., 2005).

Syarat untuk menjadi prebiotik adalah tidak dihidrolisis dan diserap pada

saluran pencernaan bagian atas, merupakan zat yang selektif untuk satu

atau beberapa bakteri menguntungkan, dapat meningkatkan koloni

mikroorganisme yang menguntungkan untuk mencapai komposisi yang

sehat, dan mendorong efek luminal atau sistemik yang menguntungkan

bagi kesehatan (Gibson and Roberfroid, 1995). Oligosakarida termasuk di

dalamnya fructo oligosaccharides (FOS), galacto oligosaccharides (GOS),

transgalacto oligosaccharides, dan mannan oligosaccharide (MOS) adalah

yang paling banyak diteliti sebagai alternatif antibiotik.

MOS yang berasal dari dinding sel Saccharomyces cerevisiae

dapat digunakan sebagai pakan pendukung dalam dunia peternakan dan

telah diakui merupakan bahan yang aman di Uni Eropa. Food and Drug

Administration (FDA) juga telah menjamin bahan ini termasuk golongan

mikroorganisme yang aman atau tingkat GRAS (Generally Recognized As

Safe). Dinding sel Saccharomyces cerevisiae merupakan 10-25% total

berat kering sel. Persentasi oligosakarida pada dinding sel

Saccharomyces cerevisiae antara 85-90% dan yang 10-15% adalah

protein. Struktur dinding selnya tersusun dari tiga kelompok polisakarida

yaitu mannose dan mannoprotein polymers, glucosepolymers atau β-

glyucanes, dan N-acetylglucosamine polymers atau chitin (Martínez et al.,

2010). MOS yang berasal dari dinding sel Saccharomyces cerevisiae

memiliki efek yang menjanjikan seperti mengurangi mikroorganisme yang

merugikan dalam usus, meningkatkan respon imun, dan meningkatkan

kekuatan mukosa usus. Dengan menyeimbangkan lingkungan usus dan

merangsang respon kekebalan, MOS dapat meningkatkan pertumbuhan

pada ayam, kalkun, dan babi (Yalcinkaya, 2008, Fritts and Waldroup,

2003). MOS dapat mereduksi mukosa sel usus dan meningkatkan area

9

Page 10: Proposal Penelitian.docx Fian

penyerapan dengan memanjangkan vili sehingga baik untuk

meningkatkan konversi pakan dan pertumbuhan hewan. Bakteri

merugikan seperti bakteri coliform dan Salmonella yang menempel pada

dinding usus dengan lektin, diikat oleh pakan yang mengandung MOS

karena manosa mempunyai afinitas atau daya ikat lebih tinggi untuk

mengikat lektin kemudian bakteri tersebut dikeluarkan dengan cara yang

aman (Aghdamshahriar et al., 2006, Sharon and Lis, 1993; Sims, 2004).

Selain itu, MOS dapat menyerap mikotoksin yang terdapat dalam pakan

(Piaget et al., 2007). Molekul β-glucans dan mannanoligosaccharides

(MOS) mempunyai fungsi penting pada proses komunikasi di usus dan

derajat sistem imun (Martínez et al., 2010).

Saccharomyces cerevisiae

Scientific classification

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Subphylum : Saccharomycotina

Class : Saccharomycetes

Order : Saccharomycetales

Family : Saccharomycetaceae

Genus : Saccharomyces

Species : S. cerevisiae

Binomial name

Saccharomyces cerevisiae

Meyen ex E.C. Hansen

Sinbiotik

Sinbiotik merupakan kombinasi dari probiotik dan prebiotik yang

mempunyai efek sinergis yang dapat meningkatkan status kesehatan

saluran pencernaan, meningkatkan kecernaan bahan pakan, aktifitas

antibakterial, kekebalan terhadap infeksi, dan meningkatkan performa

Gambar 2. Saccharomyces cerevisiae

10

Page 11: Proposal Penelitian.docx Fian

ayam (Yang et al., 2005). Penelitian menunjukkan kombinasi probiotik dan

prebiotik pada sinbiotik lebih efisien daripada efek masing-masing bahan

(Fotiadis et al., 2008, Uscebrka et al., 2005).

Mikroenkapsulasi

Mikroenkapsulasi didefinisikan sebagai teknologi pengemasan

padatan, cairan, atau gas di dalam kapsul kecil yang dapat melepaskan

isinya dengan laju terkontrol pada kondisi yang spesifik (Dziezak, 1988

dan Risch, 1995). Mikroenkapsulasi ini memiliki ukuran bervariasi dari

sub-mikron hingga beberapa milimeter. Bentuknya berbeda-beda

tergantung bahan dan metode yang digunakan untuk membuatnya.

(Shahidi dan Han, 1993). Beberapa alasan mengapa industri makanan

mengaplikasikan mikroenkapsulasi yaitu untuk mengurangi reaktivitas

materi inti dengan lingkungan luarnya (misalnya cahaya, oksigen, dan air),

menurunkan laju evaporasi dari materi inti, mempermudah penanganan

materi inti, menghambat pelepasan materi inti hingga digunakan,

menutupi rasa materi inti, dan melarutkan materi inti secara perlahan

ketika digunakan untuk mencapai distribusi yang merata (Shahidi dan

Han, 1993).

Mikroenkapsulasi juga merupakan metode untuk melindungi bahan

yang telah dienkapsulasi dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan

kerusakan, misalnya suhu, kelembaban, dan mikroorganisme

(Pothakamuryans et al., 1995 dan Rosenberg et al., 1990).

Mikroenkapsulasi dapat mereduksi off-flavor dari beberapa vitamin dan

mineral, meningkatkan stabilitas terhadap temperatur dan kelembaban,

mempermudah penyerapan nutrisi, dan mengurangi reaktivitas dari

nutrien terhadap bahan lain (Dziezak, 1988 dan Pszczola, 1998).

11

Page 12: Proposal Penelitian.docx Fian

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Ayam broiler mempunyai sifat unggul yaitu tidak memerlukan

tempat yang luas untuk pemeliharaannya, pertumbuhannya cepat dan

cepat mencapai bobot jual dengan bobot badan yang tinggi.

Sinbiotik merupakan kombinasi dari probiotik dan prebiotik yang

mempunyai efek sinergis yang dapat meningkatkan status kesehatan

saluran pencernaan, meningkatkan kecernaan bahan pakan, aktifitas

antibakterial, kekebalan terhadap infeksi, dan meningkatkan performa

ayam. Penambahan sinbiotik lebih efisien daripada efek masing-masing

bahan.

Hipotesis

Penambahan sinbiotik dapat meningkatkan pertumbuhan ayam

pedaging dan menurunkan FCR tanpa menimbulkan residu pada daging.

12

Page 13: Proposal Penelitian.docx Fian

MATERRI DAN METODE

Materi

Alat.Alat-alat yang dipergunakan selama penelitian antara lain

tempat pakan, tempat minum besar dan kecil, spuit, sarung tangan,

timbangan, sprayer, pemanas, botol plastik ukuran 5 liter, kompor, dan

panci.

Bahan. Bahan-bahan yang dipergunakan selama penelitian antara

lain biakan dan media Saccharomyces cerevisiae serta biakan dan media

Bacillus subtilis yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar

Universitas - Universitas Gadjah Mada (PAU-UGM). Tepung iles-iles

sebagai prebiotik. Aquadest yang digunakan diperoleh dari toko peralatan

laboratorium. Day Old Chicks (DOC) jantan, virginiamycin, pakan ayam,

vaksin Newcastle Disease (ND) dan vaksin gumboro, desinfektan, dan

sekam diperoleh dari toko peternakan.

Metode

Pembuatan Sinbiotik

Probiotik dibuat dengan membiakkan Bacillus subtilis ke dalam

media kemudian disimpan pada suhu kamar agar dapat memperbanyak

diri. Pembuatan prebiotik dimulai dengan membiakkan Saccharomyces

cerevisiae ke dalam media kemudian disimpan dalam suhu kamar selama

48 jam agar dapat memperbanyak diri. Setelah itu biakan Saccharomyces

cerevisiae dipasteurisasi dengan cara dipanaskan pada suhu 72oC selama

10 menit untuk mematikan Saccharomyces cerevisiae. Kemudian

diendapkan selama satu minggu agar dinding selnya mengendap. Diambil

endapannya karena yang mengandung mannan oligosaccharide (MOS)

adalah dinding selnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembuatan

sinbiotik dengan cara probiotik dan prebiotik yang telah jadi dicampur

dalam satu tempat.

13

Page 14: Proposal Penelitian.docx Fian

Pembuatan Pakan

Pakan yang di gunakan adalah dengan menyususn ransum sendiri

untuk menghindari AGP yang terdapat pada pakan jadi. Bahan pakan

yang digunakan terdiri dari jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, bekatul,,

premix, minyak kelapa sawit, batu kapur.

setelah pakan jadi, pakan di bagi dibagi menjadi 7kelompok.

Kelompok I adalah pakan kontrol tanpa penambahan. Kelompok II adalah

pakan ditambahan AGP. Kelompok III adalah pakan ditambah sinbiotik3%.

kelompokIV adalah pakan ditambah sinbiotik 5%. Kelompok V adalah

pakan ditambah sinbiotik 10%. Kelompok VI adalah pakan ditambah

sinbiotik 15%. Kelompok VII adalah pakan ditambah sinbiotik 20%. Pakan

tersebut kemudian dijadikan pellet dengan mesin pellet,dan diselimuti

dengan prebiotik dengan mikroenkapsulasi

Pengelompokan dan pemeliharaan ayam

Sebelum kedatangan DOC atau anak ayam dilakukan pembuatan

12 buah kandang, penyiapan tempat minum dan pakan, pemberian

sekam, pembuatan pemanas, dan desinfeksi kandang.

Setelah kedatangan DOC, DOC dibagi menjadi 3 kelompok.

Kelompok I adalah kontrol, kelompok II adalah kelompok perlakuan

dengan AGP, dan kelompok III adalah kelompok perlakuan dengan

sinbiotik (3%,5%,10%,15%,20%) dan Masing-masing kelompok terdiri dari

25 ekor ayam dan dipelihara dalam 12 kandang yang berbeda.

Kelompok I hanya diberi pakan tanpa AGP dan tanpa sinbiotik serta

air minum ad libitum. Kelompok II diberi pakan, air minum ad libitum, dan

virginiamycin sebagai AGP dengan dosis 1000 gram/100 kg pakan.

Kelompok III diberi pakan tanpa AGP, air minum ad libitum, dan sinbiotik

dengan konsentrasi 3%,5%,10%,15% per 100 kg pakan. Kelompok IV

diberi pakan tanpa AGP, air minum ad libitum, dan sinbiotik dengan

dicampur herbal. Semua kelompok mendapat perlakuan sama seperti

pada peternakan ayam pada umumnya seperti mendapatkan vaksinasi,

14

Page 15: Proposal Penelitian.docx Fian

desinfeksi kandang, pemanas, dan perlakuan lainnya. Periode

pemeliharaan ayam berlangsung dari hari pertama kedatangan DOC

sampai hari ke-35 seperti pada pemeliharaan ayam umumnya.

Uji performan dan uji kualitas daging(hedonik dan residu)

Uji performan pada penelitian ini meliputi pengamatan peningkatan

berat badan, penghitungan konvesri pakan, penghitungan panjang vili-vili

usus dan titer antibodi pasca vaksinasi.

Penghitungan berat badan ayam dimulai ketika DOC datang. DOC

ditimbang pada hari pertama kedatangannya untuk mengetahui berat

badan awal DOC. Selanjutnya, berat badan ayam ditimbang sekali dalam

seminggu untuk mengetahui perkembangan berat badan setiap ayam.

Selain itu, juga dihitung rata-rata setiap kelompok untuk mengetahui

perkembangan setiap kelompok perlakuan.

Penghitungan FCR dimulai dengan menimbang setiap pakan yang

diberikan pada masing-masing kelompok. Semua pakan yang diberikan

pada masing-masing kelompok dijumlah pada akhir periode pemeliharaan

kemudian dibandingkan dengan total berat badan Ayam pada masing-

masing kelompok pada akhir periode untuk mengetahui konversi pakan

pada Ayam selama pemeliharaan pada masing-masing kelompok

perlakuan.

Penghitungan panjang vili usus dilakukan menggunakan teknik

histopatologi untuk mengetahui perubahan dan efektifitas simbiotik dalam

bidang penyerapan pakan dan pengurangan bakteri patogen yang

merugikan ayam.

Uji kualitas daging untuk mengetahui kandunga nutrisi dan residu

dilakukan di laboratorium. Untuk uji hedonik dilakukan di kampus FKH

dengan memakai responden yang tidak terlatih sebanyak 30 orang.

Bagian daging yang diujikan adalah daging bagian paha dan dada ayam.

Pengumpulan dan analisis data

15

Page 16: Proposal Penelitian.docx Fian

Pengumpulan data untuk berat badan ayam dilakukan saat hari

pertama kedatangan DOC dan selanjutnya dilakukan sekali dalam

seminggu kemudian dicatat dalam tabel sebagai data.

Pengumpulan data untuk FCR dilakukan dengan menimbang setiap

pakan yang diberikan pada masing-masing kelompok kemudian

dimasukkan dalam tabel kemudian dijumlah pada akhir periode

pemeliharaan. Selanjutnya, jumlah pakan pada masing-masing kelompok

perlakuan dibandingkan dengan total berat badan ayam pada masing-

masing kelompok pada akhir periode pemeliharaan kemudian dicatat

dalam tabel sebagai data.

Analisis data dengan membandingkan antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan dengan analisa statistik Analysis of Variance

(ANOVA). Setelah itu dibuat penyajian dalam bentuk grafik.

16

Page 17: Proposal Penelitian.docx Fian

DAFTAR PUSTAKA

Aghdamshahriar H, Nazer-Adl K, Ahmadzadeh AR. 2006. The effect of

yeast (saccharomyces cerevisiae) in replacement with fish meal and

poultry by – product protein in Ayam diets. Department of Animal

Sciences, Islamic Azad University, Shabestar branch, Iran.

Ali FHM. 2010. “Probiotics Feed Supplement” to Improve Quality of Ayam

Chicken Carcasses. World Journal of Dairy & Food Sciences 5 (1): 93-

99.

Awad WA, Ghareeb K, Abdel-Raheem S, Bohm J. 2009. Effects of dietary

inclusion of probiotic and synbiotic on growth performance, organ

weights, and intestinal histomorphology of Ayam chickens. Poultry

Science 88:49–55.

Brümmer M, Rensburg CJV, Moran CA. 2010. Saccharomyces cerevisiae

Cell Wall Products: The Effects on Gut Morphology and Performance

of Ayam Chickens. South African Journal of Animal Science, 40 (1).

Butaye P, Devriese LA, Haesebrouck F. 2003. Antimicrobial Growth

Promoters Used in Animal Feed: Effects of Less Well Known

Antibiotics on Gram-Positive Bacteria.Clinical Microbiology Reviews,

Apr.: 175-188.

Dibner JJ, Richards JD. 2005. Antibiotic Growth Promoters in Agriculture:

History and Mode of Action. Poultry Science, 84: 634-643.

Fotiadis CI, Stoidis CN, Spyropoulos BG, Zografos ED. 2008. Role of

Probiotics, Prebiotics and Synbiotics in Chemoprevention for

17

Page 18: Proposal Penelitian.docx Fian

Colorectal Cancer. World J Gastroenterol November 14; 14(42): 6453-

6457.

Fritts CA, Waldroup PW. 2003. Evaluation of Bio-Mos® Mannan

Oligosaccharide as a Replacement For Growth Promoting Antibiotics

in Diets for Turkeys. International Journal of Poultry Science 2 (1): 19-

22

Gibson GR, Roberfroid MB. 1995. Dietary Modulation of the Human

Colonie Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J. Nutr. 125:

1401-1412.

Griggs JP, Jacob JP. 2005. Alternatives to Antibiotics for Organic Poultry

Production. J. Appl. Poult. Res. 14:750–756.

Hajati H, Rezaei, M. 2010. The Application of Prebiotics in Poultry

Production. International Journal of Poultry Science 9 (3): 298-304.

Katial, A. Z. 2003. Indonesia Poultry and Product Annual. U.S. Embassy.

Jakarta

Martínez BF, Contreras AA, González EA. 2010. Use of Saccharomyces

cerevisiae Cell Walls in Diets for Two Genetic Strains of Laying Hens

Reared in Floor and Cages. International Journal of Poultry Science 9

(2): 105-108.

Midilli M, Alp M, Kocabağlı N, Muğlalı ÖH, Turan N, Yılmaz H, Çakır S.

2008. Effects of Dietary Probiotic and Prebiotic Supplementation on

Growth Performance and Serum IgG Concentration of Ayams. South

African Journal of Animal Science, 38 (1).

18

Page 19: Proposal Penelitian.docx Fian

Patterson JA, Burkholder KM. 2003. Application of Prebiotics and

Probiotics in Poultry Production. Poultry Science 82:627–631.

Perić L, Žikić D, Lukić M. 2009. Application of Alternative Growth

Promoters in Ayam Production. Biotechnology in Animal Husbandry,

25 (5-6): 387-397.

Piaget N, Vega A, Silva A, Toledo P. 2007. Effect of the application of β

glucans and mannan-oligosaccharides (βG MOS) in an intensive larval

rearing system of Paralichthys adspersus (Paralichthydae). Invest.

Mar., Valparaíso, 35(2): 35-43.

Rasyaf M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

Shareef AM, Al-Dabbagh ASA. 2009. Effect of probiotic (Saccharomyces

cerevisiae) on performance of Ayam Chicks. Iraqi Journal of

Veterinary Sciences, Vol. 23, Supplement I, (23-29).

Sims MD, Dawson KA, Newman KE, Spring P, Hooge DM. 2004. Effects

of Dietary Mannan Oligosaccharide, Bacitracin Methylene

Disalicylate, or Both on the Live Performance and Intestinal Microbiology

of Turkeys. Poultry Science 83:1148–1154.

Smirnov A, Perez R, Amit-Romach E, Sklan D, Uni Z. 2005. Mucin

Dynamics and Microbial Populations in Chicken Small Intestine Are

Changed by Dietary Probiotic and Antibiotic Growth Promoter

Supplementation. J. Nutr. 135:187–192

Yalcinkaya I, Gungor T, Bafialan M, Erdem E. 2008. Mannan

Oligosaccharides (MOS) from Saccharomyces cerevisiae in Ayams:

19

Page 20: Proposal Penelitian.docx Fian

Effects on Performance and Blood Biochemistry. Turk. J. Vet. Anim.

Sci., 32(1): 43-48.

Yang S, Chen J, Shang H, Cheng T, Tsou SC, Chen J. 2005. Effect of

synbiotics on intestinal microflora and digestive enzyme activities in

rats. World J Gastroenterol 11(47): 7413-7417.

20