Mentaahan LO Ke 5
-
Upload
agnestrianadewi -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
description
Transcript of Mentaahan LO Ke 5
Allopurinol tidak boleh diberikan pada keadaan serangan akut gout karena adanya gangguan homeostasis asam urat akan memperburuk bahkan bisa mencetuskan serangan arthritis gout kembali. NSAIDs atau colchicine sering diberikan bersamaan dengan awal pemberian allopurinol untuk mencegah tercetusnya serangan akut gout ini. Tapi tentu saja resiko terjadinya reaksi yang tidak diinginkan akibat obat juga akan meningkat.
Pengobatan gout dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dikenal pula terapi gout akut
dan terapi maintenance (pencegahan gout).
Terapi gout akut bisa dilakukan dengan menekan reaksi inflamasi dan nyeri serta
menghambat migrasi leukosit ke sendi. Reaksi inflamasi ditekan dengan NSAID.
Contohnya ibuprofen, naproxen. Mengenai obat-obatan NSAID, akan dibahas tersendiri
di bagian lain. Sedangkan migrasi leukosit ke sendi dihambat oleh kolkisin (colchicine).
Jadi, anggapan bahwa serangan gout harus diterapi dengan menggunakan allopurinol
adalah tidak tepat.
Colchicine adalah suatu zat anti-inflamasi yang bekerja dengan menghambat
pergerakan dan fungsi limfosit. Colchicine adalah obat produk hasil ekstraksi alkaloid
crocus yang diberikan dengan cara diminum. Obat ini masih menjadi pilihan utama
dalam mengatasi serangan gout akut. Untuk mengatasi serangan gout akut, obat ini
diberikan pada saat serangan, diikuti dengan beberapa kali pemberian setiap jam
sampai nyeri reda atau timbul efek samping diare/muntah. Biasanya nyeri reda sejak
jam ke-12 dan menghilang dalam waktu 1-3 hari.
Sedangkan untuk mencegah serangan gout, ekskresi asam urat harus ditingkatkan,
atau produksinya dikurangi. Oleh karena itu, teoritis dapat digunakan obat golongan
xanthine-oxidase inhibitor; meningkatkan ekskresi asam urat (urikosurik), atau
menghancurkan deposit asam urat (urikolitik).
Allopurinol termasuk golongan xanthine-oxidase inhibitor; yang menghambat proses
pembentukan asam urat berlebihan oleh tubuh. Obat ini adalah obat utama yang
digunakan untuk menghambat produksi asam urat. Perhatikan: Gout akut tidak dapat
diatasi dengan pemberian allopurinol. Efek samping utamanya adalah timbulnya ruam
kulit. Dosis perlu disesuaikan jika ada penurunan fungsi ginjal. Meskipun demikian, obat
ini masih menjadi pilihan utama bagi penderita gout yang membutuhkan terapi kronis
namun mengalami penurunan fungsi ginjal; karena mereka adalah faktor kontraindikasi
untuk zat-zat urikosurik.
Febuxostat adalah xanthine-oxidase inhibitor lainnya yang juga menghambat
pembentukan asam urat. Keunggulan obat ini adalah tidak perlu disesuaikan dosisnya
pada penderita gangguan fungsi ginjal. Berbeda dengan allopurinol yang dimetabolisme
di ginjal, febuxostat dimetabolisme di hati. Hal ini sesuai dengan efek samping
utamanya, yaitu mual, diare, peningkatan nilai enzim hati, dan efek samping
jantung/pembuluh darah. Obat ini masih kontroversial penggunaannya pada kasus
hiperurisemia yang tidak memperlihatkan gejala. Becker dkk dalam studi mereka yang
dipublikasikan di New England Journal of Medicine (2005), menunjukkan bahwa
pemberian febuxostat dan allopurinol selama satu tahun memberi hasil yaitu febuxostat
80 mg dan 120 mg lebih efektif daripada allopurinol 300 mg dalam menurunkan kadar
asam urat hingga di bawah 6 mg/dL.
Probenecid memiliki efek peningkat ekskresi asam urat (urikosurik). Zat ini bekerja
dengan menekan reabsorbsi asam urat dari ginjal sehingga ekskresi asam urat melalui
ginjal akan meningkat. Keterbatasan zat ini relatif cukup banyak. Pertama-tama karena
interaksinya. Probenecid berinteraksi dengan berbagai jenis antibiotika (terutama
golongan penicillin dan sefalosporin) dan dengan salisilat. Di samping itu, probenecid
memiliki struktur sulfonamid, sehingga tidak dapat diberikan pada penderita yang alergi
sulfa. Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada penderita gangguan ginjal. Sampai
saat ini, probenecid masih dipilih sebagai obat maintenance gout pada penderita yang
dari hasil pemeriksaan urin memang menunjukkan kadar asam urat yang rendah.
Dua jenis urikolitik yaitu pegloticase dan rasburicase. Kedua urikolitik ini bekerja
dengan mencerna asam urat menjadi alantoin sehingga tidak dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk asam urat lagi. Hal ini akan mencegah terjadinya pengendapan; oleh
karena alantoin jauh lebih larut dalam air daripada asam urat.
Pegloticase lebih ditujukan untuk gout kronis yang tidak mempan diterapi dengan obat-
obatan penurun asam urat lainnya, termasuk dengan allopurinol. Penelitian dari Sundy
dkk (Journal of American Medical Association 2011) membuktikan bahwa pegloticase
injeksi intravena 8 mg setiap 2 minggu sekali selama 12 minggu mampu menurunkan
kadar asam urat pada penderita hiperurisemia yang tidak berespons lagi dengan
allopurinol.
Rasburicase tidak banyak digunakan untuk hiperurisemia; melainkan untuk kasus-
kasus kanker. Pada kanker, terjadi peningkatan asam urat yang disebabkan oleh
penghancuran masif sel-sel kanker oleh obat-obatan kemoterapi atau teknik radioterapi
(tumor lysis syndrome). US FDA telah menyetujui penggunaan rasburicase untuk terapi
penunjang terapi leukemia, limfoma, dan tumor ganas solid pada anak maupun
dewasa. Pemakaian untuk kasus alergi allopurinol pernah beberapa kali dilaporkan dan
hasilnya cukup baik, namun masih dalam penelitian lebih lanjut.
Referensi: Becker MA et al. N Engl J Med 2005; 353: 2450-2461
Clinical Drug Data 11th edition
Rang and Dale's Pharmacology 7th edition
Sundy JS et al. JAMA 2011; 306(7): 711-720