bahan LO 1

31
BAB I PENDAHULUAN Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. Lidah dapat mencerminkan kondisi kesehatan seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum pasien. Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan enviromental. Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi organ ini. Lesi pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar dari proses benigna yang idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif. Bagaimanapun, lesi lidah yang terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. A. Pengertian Lidah Lidah merupakan massa jaringan pengikat disusun otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laryng. Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada

Transcript of bahan LO 1

Page 1: bahan LO 1

BAB I

PENDAHULUAN

 

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. Lidah dapat mencerminkan kondisi kesehatan seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum pasien.

Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan enviromental. Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi organ ini. Lesi pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar dari proses benigna yang idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif. Bagaimanapun, lesi lidah yang terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

1. A.    Pengertian Lidah

Lidah merupakan massa jaringan pengikat disusun otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laryng. Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.

 

B. Bagian-bagian lidah

Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali. Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papilla. Terdapat empat jenis papilla:

Page 2: bahan LO 1

1. Filiformis

terdapat di bagian posterior berbentuk penonjolan konis, sangat banyak diseluruh permukaan lidah epitel tidak mengandung putting pengecap epitel berambut

2. Fungiformis

di bagian anterior dan diantara filiformis menyerupai jamur karena menpunyai tangkai sempit dan permukaan yang halus,

bagian atas melebar mengandung putting kecap, tersebar di permukaan atas epitel berlapis pipih tak menanduk

3. Foliatel

pada pangkal lidah bagian lateral, terdapat beberapa tonjolan-tonjolan padat bentuk: sirkumvalata banyak putting kecap

4. Circumfalate

papillae yang sangat besar dengan permukaannya yang pipih meluas di atas papillae lain, susunan seperti parit

tersebar di daerah “V” bagian posterior lidah banyak kelenjar mukosa dan serosin banyak putting kecap yang terdapat di sepanjang sisi papilla

 

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :

1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan

2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi

3. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping

4. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

 

C. Fungsi lidah

1. Menunjukkan kondisi tubuh

Page 3: bahan LO 1

Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolisme tubuh, terutama kesehatan tubuh manusia. Setiap lidah manusia sering terdapat selaput berwarna putih, semakin tebal lapisannya menandakan adanya aktivitas faktor patogen yang kuat seperti masuk angin, tingkat dahak, panas tubuh akibat infeksi dan retensi makanan, jika tidak ada selaput lidah mengindikatorkan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu.

 

 

1. Warna Lidah

Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan adanya infeksi bakteri akut.

Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu.

Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan. Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah. Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan )

darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati Tebal ,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa Kaku ,menandakan masuk angin panjang,adanya akivitas panas pada jantung Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung

2. Bentuk Lidah

2. Membasahi makanan di dalam mulut

Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah

3. Mengecap atau merasakan makanan

4. Membolak-balik makanan

5. Menelan makanan

6. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata

 

D. Gangguan pada lidah

1. Luka

luka berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah. Lidah tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka terhadap rasa sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering tiba-tiba tergigit tetapi cepat sembuh. Gigi yang tajam atau rusak bisa sangat merusak jaringan yang mudah rusak tersebut.

Page 4: bahan LO 1

2. ‘Berbulu’

pertumbuhannya terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (Vili) bisa membuat lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah demam, setelah pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan terlalu sering. ‘Bulu’ ini pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan leukoplakia berbulu. Leukoplakia berbulu terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik AIDS.

3. Perubahan warna

Villi lidah bisa menjadi berubah warna jika seseorang merokok atau mengunyah tembakau, makan makanan tertentu, atau memiliki bakteri berwarna yang berkembang pada lidah. Ujung lidah bisa terlihat berwarna hitam jika seseorang menggunakan sediaan bismuth untuk gangguan perut. Penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi atau kikisan dengan pengikis lidah bisa menghilangkan beberapa perubahan warna. Anemia kekurangan zat besi bisa membuat lidah terlihat pucat dan lembut.

Anemia pernicious, yang disebabkan oleh kekurangan Vitamin B12, bisa juga membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Tanda pertama pada demam scarlet kemungkinan berubah dari warna normal lidah menjadi warna strawberi, dan kemudian warna rasberi. Lidah merah-strawberi pada anak kecil bisa juga menjadi sebuah tanda penyakit Kawasaki. Lidah merah lembut dan mulut menyakitkan bisa mengindikasi pellagra, sebuah jenis kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan niacin (Vitamin B3) pada makanan. Lidah merah bisa juga meradang (glossitis)-lidah tersebut merah, menyakitkan, dan bengkak. Bercak keputih-putihan, serupa dengan apa yang ditemukan di dalam pipi, bisa disertai demam, dehidrasi, sifilis tahap kedua, sariawan, lichen planus, leukoplakia, atau gangguan pernafasan mulut.

Pada geografis lidah, beberapa daerah lidah berwarna putih atau kuning dan kasar, sebaliknya bagian lain berwarna merah dan lembut. Daerah tersebut berubah warna terjadi sekitar lebih dari satu periode mingguan sampai tahunan. Keadaan tersebut biasanya tidak menyakitkan, dan tidak memerlukan pengobatan.

4. Luka dan benjolan

luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal. Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker. Daerah berwarna putih atau merah yang tidak bisa dijelaskan, luka, atau bengkak (menjadi keras) pada lidahkhususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan tanda kanker dan harus diteliti oleh seorang dokter atau dokter gigi. Kebanyakan kanker mulut tumbuh pada salah satu sisi lidah atau pada dasar mulut. Kanker hampir tidak pernah muncul di ujung lidah, kecuali ketika kanker tersebut terjadi setelah sifilis yang tidak diobati.

5. Rasa tidak nyaman

Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut, permen, atau permen karet. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah, sama seperti luka dan infeksi bisa lakukan. Infeksi umum yang menyebabkan rasa tidak nyaman

Page 5: bahan LO 1

pada lidah adalah thrush (candidiasis), dimana jamur berbentuk lapisan putih pada gigi yang terlalu cepat bertumbuh yang menutupi lidah. Nyeri intensif pada seluruh mulut bisa disebabkan oleh sindrom mulut terbakar. Biasanya, hal ini adalah proses eliminasi untuk menemukan hanya apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman pada lidah tidak disebabkan oleh infeksi biasanya diobati dengan menghilangkan penyebab tersebut. Misal, orang tersebut bisa mencoba untuk merubah merek pasta gigi, menghentikan makanan yang mengiritasi, atau memperbaiki gigi yang tajam atau patah oleh seorang dokter gigi. Mencuci dengan air garam hangat bisa membantu. Sariawan bisa diobati dengan obat anti jamur, seperti nystatin atau fluconazole.

6. Oral candidosis

Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.

7. Atropic glossitis

Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah).

Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.

 

8. Geografic tongue

Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.

9. Fissured tongue.

Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.

10. Glossopyrosis

Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.

11. Burning Mouth Syndrome (dysesthesia)

terjadi sangat sering pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah lidah (nyeri pada lidah disebut glossodynia). Rasa terbakar menyakitkan bisa mempengaruhi seluruh mulut (terutama lidah, bibir, dan atap mulut [palate]) atau hanya lidah. Rasa tersebut kemungkinan berlanjut atau sebentar-sebentar disertai rasa terbakar termasuk mulut kering, haus, dan rasa yang berubah. Kemungkinan konsekwensi termasuk

Page 6: bahan LO 1

perubahan kebiasaan makan, sifat lekas marah, depresi, dan penghindaran pada orang lain. Sindrom mulut terbakar tidak sama dengan rasa tidak nyaman sementara yang kebanyakan orang alami setelah makanan yang mengiritasi atau makanan asam. Sindrom mulut terbakar kurang baik dipahami. Yang kemungkinan menghadirkan sejumlah keadaan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda tetapi gejala yang umum.

Penyebab umum adalah penggunaan antibiotik, yang merubah keseimbangan bakteri di dalam mulut, menyebabkan jamur candida sangat berkembangbiak (keadaan yang disebut sariawan). Gigi palsu yang tidak pas dan alergi terhadap bahan-bahan gigi kemungkinan penyebab paling mungkin. Penggunaan berlebihan pada pencuci dan semprotan mulut yang bisa menyebabkan sindrom lidah terbakar, seperti apa saja yang membuat mulut kering, seperti alkohol atau penggunaan tembakau, dan berbagai pengobatan. Kepekaan terhadap makanan tertentu dan pewarna makanan, terutama sekali asam sorbic dan asam benzoat (bahan pengawet makanan), propylene glycol (ditemukan sebagai moustirising agen pada makanan, obat-obatan, dan kosmetik), chicle (ditemukan pada beberapa permen karet), dan kayu manis, bisa memainkan beberapa peranan. Kekurangan vitamin, termasuk B12, asam folat, dan B-kompleks, bisa menyebabkan sindrom mulut terbakar. Kekurangan zat besi juga termasuk di dalamnya.

Keadaan tersebut mudah didiagnosa oleh dokter tetapi sulit untuk diobati. Sering minum air atau mengunyah permen karet bisa membantu mulut tetap lembab. Antidepresan, seperti nortriptyline, atau obat-obatan antianxiety, seperti clonazepam, kadangkala sangat membantu, meskipun obat-obatan ini bisa membuat gejala-gejala memburuk dengan menyebabkan mulut kering. Kadangkala gejala-gejala timbul tanpa pengobatan tetapi bisa kembali kemudian. Plak tidak hanya dapat terbentuk pada permukaan dan di sela-sela gigi, tapi juga dapat terbentuk dan berakumulasi pada permukaan lidah, karena papillae yang ada di permukaan lidah menjebak sisa-sisa makanan. Lapisan yang terbentuk di permukaan lidah yang mengandung sel mati, plak, debris atau sisa makanan, dan bakteri penghasil VSC inilah yang menjadi salah satu sumber utama dari bau mulut tak sedap. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa menggosok lidah dapat mengurangi jumlah bakteri pada permukaan lidah secara signifikan. Menurut Joseph Tonzetich, hanya dengan menyikat bagian posterior (belakang) dorsum lidah saja, oral sulfida dapat berkurang hingga 70 %. Penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian lain, di mana menurut Hinode, tongue coating score memiliki korelasi yang signifikan terhadap senyawa sulfur

penyebab bau mulut.

Warna lidah yang sehat adalah merah terang, dengan permukaan yang tidak rata karena keberadaan papillae. Pada permukaan lidah yang kotor biasanya terlihat lapisan berwarna keputihan (tongue coating). Salah satu cara untuk mengecek kebersihan lidah adalah dengan mengerok lidah dengan ujung kuku, tentunya setelah jari dan kuku dicuci bersih. Bila di ujung kuku terdapat kotoran putih seperti plak pada gigi, maka Anda akan tahu bahwa ada sisa makanan yang terjebak di lidah Anda.

Namun jangan mengartikan setiap lapisan putih di permukaan lidah adalah tongue coating yang merupakan suatu kondisi yang disebabkan penumpukan food debris (sisa makanan), sel epitel mati dan koloni bakteri. Tapi kondisi ini bukan suatu penyakit. Lapisan putih di permukaan lidah juga dapat merupakan gejala suatu kelainan atau penyakit. Salah satunya adalah infeksi jamur Candida, yang bila mengenai mulut disebut oral candidiasis, atau oral thrush. Oral candidiasis utamanya disebabkan oleh spesies candida albicans yang sebetulnya

Page 7: bahan LO 1

adalah flora normal mulut namun mampu menyebabkan infeksi oportunistik pada keadaan tertentu. Bila sistem imun seseorang menurun, contohnya pada orang dengan HIV/AIDS, orang yang menerima radioterapi, penderita Diabetes Mellitus, dll, berpotensi untuk menderita candidiasis oral. Selain itu oral candidiasis juga dapat terjadi pada penderita.

Xerostomia (mulut kering), pemakai gigi tiruan yang kotor, perokok berat, dan juga keadaan slain yang mengubah kondisi mukosa mulut.

 

E. GLOSSITIS

glossitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat.

Glositis adalah suatu keradangan pada lidah. Glossitis bisa bisa terjadi akut atau kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini bisa menyerang pada semua tingkatan usia. Tetapi nampaknya kelainan ini sering menyerang pada laki- laki dibandingkan pada wanita.

Terdapat beberapa penyabab dari glossitis ini, bisa lokal maupun sistemik. Bakteri dan infeksi virus dapat merupakan penyebab lokal dari glossitis. Trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar,gigi atau peralatan gigi merupakan penyebab lokal yang lain. Iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan yang pedas ataupun makan yang berbumbu dapat juga menciptakan kondisi glossitis ini,Suatu reaksi alergi dari pasta gigi,obat kumur dan bahan bahan lain yang diletakkan di dalam mulut merupakan salah satu penyebab lokal.

Glossitis sistemik merupakan hasil dari kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik.Seseorang dengan kekurangan gizi atau malnutrisi atau kurangnya asupan vitamin B dalam dietnya juga menyebablkana glossitis ini terbentuk.Penyakit kulit seperti oral lichen planus, erythema multiforme, aphthous ulcers, and pemphigus vulgaris juga bisa menyebabkan glossitis.Infeksi seperti syphilis and human immunodeficiency virus (HIV) kemungkinan memberikan tanda bahwa glossitis ini merupakan gejala yang pertama kali akan muncul nantinya.

Kadangkala penyebab dari glossitis ini adalah keturunan. Suatu pemeriksaan yang mendalam merupakan hal yang perlu dilakukan guna untuk mendapatkan penyebab dari glossitis ini secara pasti. Kadangkala bila penyebabnya tidak jelas dan tidak ada kemajuan setelah dilakukan perawatan, maka perlu dilakukan biopsi. Pada beberapa kasus, glositis akan menyembuh pada pasien dengan rawat jalan.

Kadangkala rawat inap diperlukan bila pembengkakan pada lidah ini membesar dan menghalangi jalannya udara yang kita hisap.

F. ETIOLOGI

Glosstitis biasanya dapat disebabkan oleh

Page 8: bahan LO 1

defisiensi zat besi (Fe) defisiensi vitamin B kompleks, ataupun karena Crohn disease yang ditandai dengan adanya cobble stone.

 

G. TANDA DAN GEJALA GLOSSITIS

Tanda dan gejala dari glossitis in bervariasi oleh karena penyebab yang bervariasi pula dari kelainan ini, tanda dasar kelainan ini adalah bahwa lidah menjadi berubah warnanya dan terasa nyeri. Warna yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai dengan merah terang.

Lidah yang terkena mungkin akan terasa nyeri dan menyebabkan sulitnya untuk mengunyah, menelan atau untuk berbicara. Lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terlihat halus.Terdapat beberapa ulserasi atau borok yang terlihat pada lidah ini.

Kondisi ini biasanya memperlihatkan gejala rasa perih, sakit, terbakar, atau panas pada permukaan lidah.

Glossitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan terapi yang diberikan sangat tergantung dari penyebab utamanya.

 

H. PENATALAKSANAAN

Perawatan dari glosotis ini tergantung dari kasusnya. Antibiotics dipergunakan bila kelainan ini melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi besi, maka diperlukan supplement yang memadai yaitu harus diberikan zat besi yang merupakan ciri defisiensi utama dari glossitis ini. Pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut dilakukan pemberian obat obatan yang diberikan secara oral. Obat kumur yaitu campuran setengah teh baking soda dan dicampur dengan air hangat akan membantu keadaan ini..Bila pembengkakan dirasakan parah, bisa diberikan kortokosteroid. Diet cair nampaknya harus diberikan pada seseorang dengan glossitis ini.

 

1. I.       PENCEGAHAN

Kebersihan rongga mulut merupakan hal yang harus dilakukan.

Sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi merupakan suatu keharusan, juga jangan lupa untuk membersihkan lidah setelah makan. kemudian kunjungi dokter gigi secara teratur. Jangan gunakan bahan bahan obat atau makanan yang merangsang lidah untuk terjadi iritasi atau agent sensitisasi. Bahan bahan ini termasuk makanan yang panas dan beralkohol. Kemudian juga hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau dalam jenis apapun. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila gangguannya bertambah parah. Bila lidah sudah mengkalangi jalan nafas oleha karena proses enlargement, bila hal ini terjadi, mutlak diperlukan perawatan yang lebih intensive.

Page 9: bahan LO 1

 BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang.

glossitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat.

Glosstitis biasanya dapat disebabkan oleh : defisiensi zat besi (Fe) , vitamin B kompleks, ataupun  karena Crohn disease yang ditandai dengan adanya cobble stone.

Perawatan dari glosotis ini tergantung dari kasusnya. Antibiotics dipergunakan bila kelainan ini melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi gizi, maka diperlukan supplement yang memadai yaitu harus diberikan zat besi yang merupakan ciri defisiensi utama dari glossitis ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun. 2008. blog Periodontist drgDondy. GLOSSITIS : keradangan pada lidah. Available at http//www. blog Periodontist drgDondy. GLOSSITIS.com

Ahira anne. 2010. Macam-macam penyakit pada lidah. Available at http//www.AnneAhira.com.

Rifansyah Much. 2009. Indra pengecapan. Malang; Universitas negri Malang press.

Rahmadhan Ardyan Gilang. 2009. Glossitis. Available at http//www. Gigi sehat badan sehat.com

Page 10: bahan LO 1

GLOSSITIS : keradangan pada lidah

Glositis adalah suatu keradangan pada lidah.Glossitis bisa bisa terjadi akut atau kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini bisa menyerang pada semua tingkatan usia. Tetapi nampaknya kelainan ini sering menyerang pada laki- laki dibandingkan pada wanita.Terdapat beberapa penyabab dari glossiti sini, bisa lokal maupun sistemik. Bakteri dan infeksi virus dapat merupakan penyebab lokal dari glossitis. Trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar,gigi atau peralatan gigi merupakan penyebab lokal yang lain. Iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan yang pedas ataupun makan yang berbumbu dapat juga menciptakan kondisi glossitis ini,Suatu reaksi alergi dari pasta gigi,obat kumur dan bahan bahan lain yang diletakkan di dalam mulut merupakan salah satu penyebab lokal.Glossitis sistemik merupakan hasil dari kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik.Seseorang dengan kekurangan gisi atau malnutrisi atau kurangnya asupan vitamin B dalam dietnya juga menyebablkana glossitis ini terbentuk.Penyakit kulit seperti oral lichen planus, erythema multiforme, aphthous ulcers, and pemphigus vulgaris juga bisa menyebabkan glossitis.Infeksi seperti syphilis and human immunodeficiency virus (HIV) kemungkinan memberikan tanda bahwa glossitis ini merupakan gejala yang pertama kali akan muncul nantinya.KAdangkala penyebab dari glossitis ini adalah keturunan.Suatu pemeriksaan yang mendalam merupakan hal yang perlu dilakukan guna untuk mendapatkan penyebab dari glossitis ini secara pasti.Kadangkala bila penyebabnya tidak jelas dan tidak ada kemajuan setelah dilakukan perawatan,maka perlu dilakukan biopsi.PAda beberapa kasus,glositis akan menyembuh pada pasien dengan rawat jalan. Kadangkala rawat inap diperlukan bila pembengkakan pada lidah ini membesar dan menghalangi jalannya udara yang kita hisap.Tanda dan gejala dari glossitis in bervariasi oleh karena penyebab yang bervariasi pula dari kelainan ini, tanda dasar kelainan ini adalah bahwa lidah menjadi berubah warnanya dan terasa nyeri.Warna yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai dengan merah terang. Lidah yang terkena mungkin akan terasa nyeri dan menyebabkan sulitnya untuk mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terlihat halus.Terdapat beberapa ulserasi atau borok yang terlihat pada lidah ini.Perawatan

Page 11: bahan LO 1

dari glosotis ini tergantung dari kasusnya. Antibiotics dipergunakan bila kelainan ini melibatkan bakteri.Bila penyebabnya adalah defisiensi gisi, maka diperlukan supplement yang memadai yaitu harus diberikan zat besi yang merupakan ciri defisiensi utama dari glossitis ini. Pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut dilakukan pembebrian obat obatan yang diberikan secara oral. Obat kumur yaitu campuran setengah teh baking soda dan dicampur dengan air hangat akan membantu keadaan ini..Bila pembengkakan dirasakan parah,bisa diberikan kortokosteroid.Diet cari nampaknya harus diberikan pada seseorang dengan glossitis ini.Kebersihan rongga mulut merupakan hal yang harus dilakukan.

Sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi merupakan suatu keharusan, juga jangan lupa untuk membersihkan lidah selepas makan.kemudian kunjungi dokter gigi secara teratur. Jangan gunakan bahan bahan obat atau makanan yang merangsang lidah untuk terjadi iritasi atau agent sensitisasi.Bahan bahan ini termasuk makanan yang panas dan beralkohol.Kemudian juga hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau dalam jenis apapun.Dan sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila gangguannya bertambah parah. Bila lidah sudah mengkalangi jalan nafas oleha karena proses enlargement, bila hal ini, terjadi mutlak diperlukan perawatan yang lebih intensife.

Page 12: bahan LO 1

Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Karies GigiFiled under: Info, Info Kesehatan — 3 Komentar

12 Juli 2012

Oleh : Drg. Martha Mozartha

Definisi

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi).

Penyebab

Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.

Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.

Gejala

Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam.

Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis, disertai dengan pemeriksaan radiografik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosis, dan tes perkusi untuk melihat apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.

Pencegahan1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang

Page 13: bahan LO 1

manis seperti soda.4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.

Penatalaksanaan

Biasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement, kompomer, atau amalgam (sudah mulai jarang digunakan).

Pada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran syaraf. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dilakukan pencabutan.

Sumber: http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=30

Artikel Terkait:

Bahayakah USG Trimester Awal? Perlukah Susu Khusus untuk Ibu Hamil 12 Langkah untuk Kebaikan Kehamilan Anda Tanda-Tanda Hamil Larangan-Larangan Bagi Ibu Hamil (Bukan Mitos) Macam-Macam Gangguan pada Haid Positif atau Negatif? Sebab, Akibat dan Solusi Obesitas pada Anak Permasalahan Dalam Menyusui dan Cara Mengatasinya Gejala dan Pertolongan Pertama EPILEPSI pada Anak

Page 14: bahan LO 1

Promosi Doktor Zaura Anggraeni: KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KARIES GIGI PERLU MEMPERHATIKAN MODEL KONTEKSTUAL DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN YANG BERSIFAT SPESIFIK LOKAL Selasa, 31 Juli 2012, 15:30

Karies gigi bila dibiarkan menjadi mahal, dan merupakan salah satu penyakit yang paling membebani negara. Upaya pencegahan penyakit karies gigi tidak optimal bila hanya mengandalkan edukasi untuk mengubah perilaku. Pernyataan ini dikemukakan Zaura Anggraeni pada disertasi doktornya yang berhasil dipertahankan dalam Sidang ujian terbuka promosi program doktor Universitas Indonesia pada 31 Juli 2012. Ditandaskannya, hal ini karena karies gigi mempunyai etiopatogenesis yang kompleks. Dengan mengacu pada model kontekstual karies gigi yang memperlihatkan berbagai faktor risiko diharapkan dapat diidentifikasi faktor spesifik lokal yang mampu memberikan daya ungkit bagi upaya perbaikan kesehatan gigi secara lebih efektif dan efisien.

 Pada disertasi yang berjudul Model Kontekstual Karies dan Implikasi Kebijakan di Indonesia,  dilakukan penelitian terhadap 10 kabupaten/kota dengan tingkat karies tertinggi dan terendah di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Hasil pemodelan multilevel menunjukkan, adanya perbedaan pada jenis variabel yang terbukti bekonstribusi terhadap rata-rata karies gigi pada kabupaten/kota dengan karies tinggi dan rendah. Selanjutnya hal ini perlu diperhatikan dalam penetapan kebijakan di bidang kesehatan gigi.

 Pada kabupaten/kota dengan tingkat karies tinggi, karakterisik model kontekstual ditentukan oleh variabel jenis kelamin laki-laki, tidak bekerja, tingkat pendidikan kepala keluarga yang rendah, sering mengkonsumsi makanan manis, dan status ekonomi keluarga miskin serta tidak miskin. Sedangkan pada kabupaten/kota dengan tingkat karies rendah, variabel yang berpengaruh meliputi jenis kelamin perempuan, pekerjaan (tidak bekerja dan pekerja non formal), memanfaatkan pelayananan kesehatan,  dan status ekonomi keluarga miskin serta mendekati miskin. Kemudian secara keseluruhan pada kabupaten/kota baik dengan tingkat karies tinggi maupun rendah, variabel yang berpengaruh adalah jenis kelamin perempuan, umur, pendidikan anggota rumah tangga yang rendah,  pekerjaan (tidak bekerja), dan perilaku menyikat gigi.  

 Selanjutnya dikemukakan, dalam menyusun kebijakan nasional dengan fokus intervensi perilaku menggosok gigi yang selama ini dilakukan, ternyata kurang memberikan hasil yang optimal. Dalam menetapkan kebijakan berarti harus ada faktor lain yang perlu ditambahkan untuk turut pula diintervensi. Temuan pada penelitian ini menunjukkan perlunya mempertimbangkan perbedaan faktor kontekstual determinan sosial yang berperan terhadap karies gigi dalam perencanaan penanggulangan dan pencegahan karies gigi. Dengan demikian diperlukan intervensi berdasarkan perbedaan model kontekstual hasil analisis multilevel yang menemukan terdapatnya determinan sosial yang terbukti berkonstribusi. Implikasinya, pada kebijakan kesehatan gigi perlu diperhatikan variabel usia, perilaku, status sosial ekonomi, gender, dan pendidikan, serta juga perlunya peran profesi kedokteran gigi. Upaya lain yang tidak kalah penting adalah memajukan penelitian kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan dengan sistem determinan sosial dengan mencakup lebih banyak variabel yang berasal dari level individu, keluarga, maupun kewilayahan yang lebih beragam.   

Page 15: bahan LO 1

 Dalam sidang ujian terbuka promosi doktor yang berlangsung di aula FKG UI, dilancarkan pertanyaan gencar dan kritis yang diajukan para penguji. Namun dengan gamblang promovenda menjawabnya untuk mempertahankan disertasinya yang disusun dibawah bimbingan Prof Dr drg Budiharto SKM selaku promotor dan kopromotor Adang Bachtiar dr MPH DS. Pada akhir sidang, dekan FKG UI, Prof drg  Bambang Irawan PhD, selaku pimpinan sidang mengumumkan hasilnya yakni, promovenda Zaura Anggraeni dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak menyandang gelar doktor.

 Dengan keberhasilannya, Dr drg Zaura Anggraeni MDS menghaturkan rasa haru dan terima kasih yang tak terhingga pada semua pihak yang telah membantunya hingga berhasil mencapai prestasi jenjang tertinggi di bidang keilmuan. Dikemukakannya, capaian ini merupakan hasil dari usaha yang panjang dan penuh tantangan, apalagi dalam kesibukannya sebagai ketua PB PDGI. Semoga prestasi yang telah diraihnya dapat lebih meningkatkan lagi darma bakti yang selama ini telah dilakukannya demi kemajuan profesi kedokteran gigi serta nusa bangsa Indonesia.    

(pj)

Page 16: bahan LO 1

Kandidiasis Oral

Juni 14, 2011 oleh ickacute

1. Definisi

Kandidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh jamur candida. Candida adalah suatu spesies yang paling umum ditemukan di rongga mulut dan merupakan flora normal. Spesies candida mencapai 40 – 60 % dari seluruh populasi mikroorganisme rongga mulut. Terdapat lima spesies candida, yaitu candida albicana, candida tropikalis, candida glabarata, candida krusel, dan candida parapsilosis. Dari kelima candida tersebut candida albicana merupakan spesies yang paling umum menyebabkan infeksi di rongga mulut.

Struktur candida albicana terdiri dari dinding sel, sitoplasma nucleus, membrane golgi dan endoplasmic retikuler. Dinding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh mannoprotein, gulkan, gulkan ohitin. Candida albicana dapat tumbuh pada media yang mengandung sumber karbon misalnya glukosa dan nitrogen biasanya digunakan ammonium atau nitrat, kadang-kadang memerlukan biotin. Pertumbuhan jamur ditandai dengan pertumbuhan ragi yang berbentuk oval atau sebagai elemen fillamen hyfa atau pseudohyfa ( sel ragi yang memanjang ) dan suatu masa filament hyfa disbeut mycelium. Spesies ini tumbuh pada temperature 20- 40 derajat celcius.

2. Etiologi dan Patogenesis

Kandidiasis terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama pada pasien pengguna protesa, xerostomia ( Sjorgen syndrome ), penggunaan radio theraphy, obat-obatan sitotoksis, konsentrasi gula dalam darah ( diabetes ), penggunaan antibiotic atau kortikosteroid, penyakit keganasan (neoplasma) , kehamilan, defisisnesi nutrisi, penyakit kelainan darah, dan penderita immunosupresi ( AIDS ).

Penggunaan protesa menyebabkan kurangnya pembersihan oleh saliva dan pengelupasan epitel, hal ini mengakibatkan perubahan pada mukosa. Pada penderita xerostomia, penderita yang diobati dengan radio aktif, dan yang menggunakan obat-obatan sitotoksis mempunyai mekanisme pembersih dan di hubungkan dengan pertahanan host menurun, hal ini mengakibatkan mukositits dan glositis. Penggunaan antibiotic dan kortikosteroid akan menghambat pertumbuhan bakteri komersial sehingga mengakibatkan pertumbuhan candida yang lebih banyak, dan menurunkan daya tahan tubuh, karena kortikosteroid mengakibatkan penekanan sel mediated immune.  Pada penderita yang mengalami kelainan darah atau adanya pertumbuhan jaringan ( keganasan ), system fagositosisnya menurun, karena fungsi netrofil dan makrofag mengalami kerusakan.

Terjadinya kandidiasis pada rongga mulut di awali dengan adanya kemampuan candida untuk melekat pada mukosa mulut. Hal ini yang menyebabkan awal terjadinya infeksi. Sel ragi atau jamur tidak melekat apabila mekanisme pembersihan oleh saliva, pengunyahan dan penghancuran oleh asam lambung berjalan normal. Perlekatan jamur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi tanpa atau dengan gejala infeksi.

Bahan-bahan polimerik ekstra seluler ( mannoprotein ) yang menutupi permukaan candida albicana merupakan komponen penting untuk perlekatan pada mukosa mulut. Candida

Page 17: bahan LO 1

albicana menghasilkan proteinase yang dapat mengdegradasi protein saliva termasuk sekretori immunoglobulin A, laktoferin, musin dan keratin juga sitotoksis terhadap sel host. Batas-batas hidrolisis dapat terjadi pada pH 3,0/3,5-6,0. Dan mungkin melibatkan beberapa enzim lain seperti fosfolipase, akan di hasilkan pada pH 3,5-6,0. Enzim ini menghancurkan membrane sel selanjutnya akan terjadi invasi jamur tersebut pada jaringan host. Hyfa mampu tumbuh meluas pada permukaan sel host

3.  Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Gambaran klinis kandidiasi oral tergantung pada keterlibatan lingkungan dan interaksi organisme dengan jaringan pada host. Adapun kandidiasis oral dikelompokkan atas tiga, yaitu :

A. Akut, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut

Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga sebagai thrush, pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar. Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut. Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan system imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima kemoterapi. Diagnose dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari kerokan jaringan.

2. Kandidiasis Atropik Akut

Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang rata. Imfeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotic spectrum luas, terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus Acidophilus dan Candida Albicans. Antibiotic yang dikonsumsi oleh pasien mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan candida tumbuh subur. Pasien yang menderita candidiasis ini akan mengeluhkan sakit seperti terbakar.

 

B. Kronik, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kandidiasis Atropik Kronik

Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum maupun mandibular yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi candida. Kandidiasis ini hampir 60 % diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan selagi tidur.

2.  Kandidiasis Hiperplastik Kronik

Page 18: bahan LO 1

Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi dysplasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai candida leukoplakia. Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnose harus ditentukan dengan biopsy. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

3. Median Rhomboid Glossitis

Median rhomboid glositis adalah daerah simetris kronis di anterior lidah ke papilla sirkumvalata, tepatnya terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah. Gejala penyakit ini asimptomatis dengan daerah tidak berpapila.

C. Keilitis Angularis

Keilitis angularis merupakan infeksi candida albican pada sudut mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi

 

4. Pengobatan

Kebersihan mulut dapat dijaga dengan menyikat gigi maupun menyikat daerah bukal dan lidah dengan sikat lembut. Pada pasien yang memakai gigi tiruan, gigi tiruan harus direndam dalam larutan pembersih seperti Klorheksidin, hal ini lebih efektif dibanding dengan hanya menyikat gigi tiruan, karena permukaan gigi tiruan yang tidak rata dan porus menyebabkan candida mudah melekat, dan jika hanya menyikat gigi tiruan tidak dapat menghilangkannya.

Beberapa golongan antijamur  yang efektif untuk kasus-kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain :

1. Amfotericine B, dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja obat ini yaitu dengan cara merusak membrane sel jamur. Efek samping terhadap ginjal seringkali menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml) dapat digunakan sebanyak 4x/hari.

2. Nystatin, dihasilkan oleh Streptomyces noursei, mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membrane sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas membrane sel. Sediaan berupa suspense oral 100.000 U/5ml dan bentuk cream 100.000 U/g, digunakan untuk kasus denture stomatitis.

3. Miconazole, Clotrimazole, mekanisme kerjanya dengan cara menghambat enzim cytochrome P 450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan sintesa ergosterol dan selanjutnya terjadi ketidaknormalan membrane sel. Sediaan dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4x/hari setengah sendok makan, ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan.

4. Clotrimazole, mekanismenya kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya berupa troche 10mg, sehari 3-4x.

5. Ketokonazole (ktz) adalah antijamur broad spectrum. Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan permeabilits membrane sel, obat ini dimetabolisme di hepar. Efek sampingnya berupa mual/ muntah,

Page 19: bahan LO 1

sakit kepala, parastesia dan rontok. Sediaan dalam bentuk tablet 200mg dosis 1x/hari dikonsumsi pada waktu makan.

6. Itrakonazole, efektif untuk pengobatan kandidiasis penderita immunocompromised. Sediaan dalam bentuk tablet, dosis 200mg/hari selama 3 hari. Bentuk suspense (100-200 mg) / hari, selama 2 minggu. Efek samping obat berupa gatal-gatal, pusing, sakit kepala, sakit dibagian perut (abdomen), dan hypokalemi.

7. Flukonazole, dapat digunakan pada seluruh penderita kandidiasis termasuk pada penderita immunosipresiv. Efek samping mual, sakit dibagian perut, sakit kepala, eritme pada kulit. Mekanisme kerjanya dengan cara mempengaruhi cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan membrane sel. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. Sediaan dalam bentuk capsul 50mg, 100mg, 150mg, dan 200mg single dose dan intra vena. Kontra indikasi pada wanita hamil dan menyusui.

Page 20: bahan LO 1

Angina Ludwig

Angina Ludwig atau dikenal juga dengan nama Angina Ludovici, pertama kali dijelaskan oleh Wilheim Frederick von Ludwig pada tahun 1836, merupakan salah satu bentuk abses leher dalam. Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher sebagai akibat perjalanan infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher. Tergantung ruang mana yang terlibat, gejala dan tanda klinik setempat berupa nyeri dan pembengkakan akan menunjukkan lokasi infeksi. Yang termasuk abses leher dalam ialah abses peritonsil, abses parafaring, abses retrofaring dan angina ludovici (angina Ludwig) atau abses submandibular.

Angina Ludwig merupakan peradangan selulitis atau flegmon dari bagian superior ruang suprahioid. Ruang ini terdiri dari ruang sublingual, submental dan submaksilar yang disebut juga ruang submandibular. Ditandai dengan pembengkakan (edema) pada bagian bawah ruang submandibular, yang mencakup jaringan yang menutupi otot-otot antara laring dan dasar mulut, tanpa disertai pembengkakan pada limfonodus. Pembengkakan ini biasanya keras dan berwarna kemerahan atau kecoklatan. Ruang suprahioid berada antara otot-otot yang melekatkan lidah pada os. Hioid dan m. mylohyoideus.

Peradangan ruang ini menyebabkan kekerasan yang berlebihan pada jaringan dasar mulut dan mendorong lidah ke atas dan ke belakang. Dengan demikian dapat menyebabkan obstruksi jalan napas secara potensial. Angina Ludwig paling sering terjadi sebagai akibat infeksi akar gigi, yakni molar dan premolar, dapat juga berasal dari proses supuratif kelenjar limfe servikal di dalam ruang submandibular. Jika infeksi berasal dari gigi, organisme pembentuk gas tipe anaerob sangat dominan. Jika infeksi bukan berasal dari daerah gigi, biasanya disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus.

Angina Ludwig sering ditemukan pada orang dewasa muda yang menderita infeksi gigi. Kelainan ini juga ditemukan pada anak-anak namun jarang terjadi. Etiologi angina Ludwig antara lain karena trauma bagian dalam mulut, karies gigi, infeksi gigi, dan sistem imunitas tubuh yang lemah, tindik lidah.

Page 21: bahan LO 1

pemeriksaan fisik mulut.

inspeksi dari luar dulu baru kedalam.1. bibir tambak kering, lembab, pecah2,dll2. tidak ada kelainan pada bibir (labio palato skiziz)3. pasien buka mulut lihat kebersihan gigi, jumlah gigi (adakah gigi yg sudah copot), apakah ada caries, dll4. gusi : warna gusi, gusi berdarah/tidak, dll5. adakah sariawan/tidak6. lidah : warna lidah putih, kotor ( warna abu2 ), dll7. langit2 atau palatum ada / tidak8. periksa tonsil suruh pasien untuk mengatakan "A" lihat tonsil defiasi atau tidak.9. ambil spatel lalu korek palatum mole untuk mengetes refleks muntah.

thx jika ada kurang mohon maapYahoo answer(2)tambahan buat jawaban di atas..:periksa juga mukosa lunak pipi bagian dalam, mukosa lunak di bawah lidah, hitung jumlah gigi, kelainan bentuknya juga.

Pemeriksaan Fisik Pasien Pada Telinga

Lakukan inspeksi telinga, lihat daun telinga atau pinna untuk mencari kelainan yang jelas, misalnya tofi dan kanker kulit.

Periksa dengan otoskop : lihat dinding kanalis. Cari pus, lilin, obstruksi dan membran timpani.

Periksa pendengaran dengan tes Rinne dan Weber. Periksa telinga, keseimbangan dan cari nistagmus.

Pemeriksaan Fisik Pasien Pada Hidung

Lakukan inspeksi hidung : periksa adanya kelainan, riwayat fraktur, hidung "pelana", atau rinorea.

Periksa lubang hidung, lihat septum nasi, turbinatus, inferior, dan nilailah aliran udara melalui hidung.

Page 22: bahan LO 1

Periksa indera penghidu.

Periksa nyeri tekan sinus dengan perkusi.

Pemeriksaan Fisik Pasien Pada Mulut dan Tenggorokan

Lakukan inspeksi dengan bantuan senter dan penahan lidah.

Periksa bibir dan lidah.

Cari keilitis angularis, telangiektasia, pigmentasi, pengecilan, atau fasikulasi otot lidah.

Minta pasien menjulurkan lidah dan sentuh bagian atap rongga mulut.

Lakukan inspeksi gusi atau gigi untuk mencari karies.

Pertimbangkan kemungkinan abses gigi.

Lihat tonsil, uvula, dan dinding posterior. Minta pasien berkata "aaah". Adakah peradangan, eksudat, pembesaran atau pertumbuhan.

Palpasilah setiap kelainan yang tampak dengan jari terbungkus sarung tangan.

Pemeriksaan Fisik Pasien Pada Tiroid dan Leher

Cari tanda-tanda perifer tirotoksikosis (tremor, eksoftalmos, proptosis, penurunan berat badan, kecemasan, takikardia) dan miksedema (refleks lambat, noda dan pembengkakan pada wajah, rambut rontok).

Lakukan inspeksi leher : adakah tanda-tanda struma.

Minta pasien menelan air dan lakukan inspeksi sekali lagi.

Lakukan palpasi untuk mencari pembesaran tiroid.

Jika ada struma, adakah nyeri tekan ? Pembesaran difus, nodul soliter ? (Apakah keras, nodular?).

Lakukan auskultasi untuk mencari bruit.

Periksa adanya limfadenopati terkait.

Lakukan perkusi sternum bagian atas untuk melihat perluasan struma retrosternal.

Daftar Pustaka :

Jonathan Gleadle, 2005, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, Penerjemah : Annisa Rahmalia, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Page 23: bahan LO 1