Menopause

13
MENOPAUSE: PERUBAHAN DALAM RONGGA MULUT DAN STRATEGI PENCEGAHAN ABSTRAK Tujuan: Menopause merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penghenti permanen fungsi primer dari ovarium manusia. Menopause umumnya terjadi pad paruh baya dan menjadi tanda berakhirnnya masa subur wanita. Transisi dari reproduk non-reproduktif menyebabkan penurunan dalam produksi hormon wanita oleh ovarium. Se menopause terjadi perubahanbesar dalam rongga mulut seperti osteoporosis, penyakit periodontal, Burning Mouth Syndrome (BMS) dan xerostomia. Tujuan penelitian ini adalahuntuk menjelaskan perubahanyang terjadi selama menopause pada rongga mulut dan protokol pencegahan yang digunakan dalam Dental Department of University of Milan. Bahan dan Metode: Sebuah uraian literature sistematik mengenaimenopause dan perubahannya dalam rongga mulut telah disusun menggunakan data base Medline dan kat berupa “Kesehatan mulut” dan “menopause”/ Diskusi dan Kesimpulan: Perubahan yang berbeda dalam kondisi mulut wanita terlihat selama menopause. Kondisi patologis ini secara khas berupa tahap hormonal diketahui oleh dokter untuk melakukan intervensi yang tepat. Masalah seper penyakit periodontal, Burning Mouth Syndrome dan xerostomia dapat dicegah dengan pr spesifik. Kata kunci: Wanita; Menopasue; Sistem reproduksi; Hormon wanita; Kesehatan mulut

Transcript of Menopause

MENOPAUSE: PERUBAHAN DALAM RONGGA MULUT DAN STRATEGI PENCEGAHAN ABSTRAK Tujuan: Menopause merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penghentian permanen fungsi primer dari ovarium manusia. Menopause umumnya terjadi pada wanita usia paruh baya dan menjadi tanda berakhirnnya masa subur wanita. Transisi dari reproduktif menjadi non-reproduktif menyebabkan penurunan dalam produksi hormon wanita oleh ovarium. Selama menopause terjadi perubahan besar dalam rongga mulut seperti osteoporosis, penyakit periodontal, Burning Mouth Syndrome (BMS) dan xerostomia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perubahan yang terjadi selama menopause pada rongga mulut dan protokol pencegahan yang digunakan dalam Preventive Dental Department of University of Milan. Bahan dan Metode: Sebuah uraian literature sistematik mengenai menopause dan perubahannya dalam rongga mulut telah disusun menggunakan data base Medline dan kata kunci berupa Kesehatan mulut dan menopause/ Diskusi dan Kesimpulan: Perubahan yang berbeda dalam kondisi mulut wanita dapat terlihat selama menopause. Kondisi patologis ini secara khas berupa tahap hormonal dan harus diketahui oleh dokter untuk melakukan intervensi yang tepat. Masalah seperti osteoporosis, penyakit periodontal, Burning Mouth Syndrome dan xerostomia dapat dicegah dengan protokol spesifik. Kata kunci: Wanita; Menopasue; Sistem reproduksi; Hormon wanita; Kesehatan mulut

PENDAHULUAN Istilah menopause (berhenti). Secara ilmiah, menopause merupakan peristiwa fisiologis dimana wanita berada dalam tahap akhir siklus menstruasi selama usia subur. Pada menopause, aktivitas ovarium berakhir: ovarium tidak menghasilkan folikel dan estrogen (hormon wanita utama). Secara umum, istilah tersebut hanya menunjukkan kehilangan cairan, yang bertepatan dengan periode menstruasi wanita. Istilah menopause dan menstruasi sering disalahartikan sebagai sinonim; menstruasi merupakan periode transaksi dimana fungsi ovarium berhenti. PAda wanita, kondisi ini menyebabkan serangkaian perubahan seperti aspek metabolit, seksual dan psikologis, dengan rangkaian manifestasi (gejala) yang berbeda pada masing-masing orang. Gejala ini dapat lebih atau kurang menonjol, tapi beberapa diantaranya tidak berhubungan dengan menopause itu sendiri: faktor lain seperti pertengkaran keluarga atau social dapat mempengaruhinya. Selama menopause, terjadi perubahan yang menonjol dalam beberapa bagian tubuh manusia seperti pembuluh darah, tulang atau adipose. Perubahan ini sering berhubungan dengan peningkaran resiko terjadinya patologi. Selama menopause, resiko kadiovaskular berupa peningkatan insidensi ischemia myocardial dan infarksi myocardial, strok ischemic, penyakit periferic arteri sama tingginya dengan resiko fraktur yang disebabkan oleh osteoporosis dan kelainan sistem reproduksi. berasal dari kata yunani (bulan) dan

Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan perubahan yang terjadi selama menopause pada rongga mulut dan tindakan pencegahan yang digunakan di School of Milan. BAHAN DAN METODE Sebuah urian literature sistematis mengenai menopause dan perubahan dalam rongga mulut telah dilakukan menggunakan database Medline [www.ncbi.nlm.gov/pubmed]. Kata kunci yang digunakan kesehatan mulut dan menopause. Kisaran artikel yang dipilih dari tahun 1980 hingga 2011. Hanya artikel yang melaporkan Manusia yang digunakan sebagai persyaratan. Artikel yang diterbitkan tampak keterangan indeks dan beberapa pertimbangan ditarik dari penelitian turunan dapat ditambahkan. Lebih lanjut, beberapa protokol preventif yang digunakan dalam School of Milan telah diperkenalkan. HASIL Perubahan rongga mulut selama menopause Periode menopause ditandai oleh perubahan fisiologis penting pada tubuh wanita, umumnya berhubungan dengan penurunan produksi estrogen. Hasil dari defisiensi hormonal tersebut tampak jelas pada kasus menopause premature, khususnua jika tidak dilakukan terapi hormonal substitutive yang tepat. Beberapa perubahan yang menonjol dalam rongga mulut seperti nyeri terdifusi, inflamasi gingiva, sensasi terbakar, perubahan modulasi empat pengecapan utama (manis, asin, pahit dan asam), mulut kering, kehilangan gigi dan resorbsi tulang alveolar. Variasi hormonal dan mikrobiologis juga mempengaruhi mulut. Penurunan

sekresi saliva, kekeringan dan iritasi mukosa dan gusi dapat menyebabkan gingivo-stomatitis dari menopause. Namun, wanita memasuki sesi baru kehidupan yaitu masa tua. Masa ini meningkatkan kecenderungan osteoporosis yang secara langsung mempengaruhi resorbsi tulang alveolar. Dari titik pandang epidemiologis, terjadi peningkatan menonjol dalam penyakit periodontal yang berhubungan dengan progresi usia khususnya dalam bentuk sedang lanjut. Dari titik pandang terapi, sangat penting untuk melakukan perawatan untuk tidak hanya menghilangkan inflamasi, tapi juga penyakit periodontal. Patologi kondisi mulut umum yang dapat bermanifestasi dalam menopause adalah: Osteoporosis Penyakit periodontal (Periodontitis, gingivitis, gingivitis desquamatif) Xerostomia

Osteoporosis: Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai oleh kandungan kalsium yang rendah dalam tulang yang melemahkan tulang dan menjadi predisposisi fraktur. Hubungan antara menopause dan osteoporosis telah diketahui: estrogen berperan dalam pengaturan jumlah kalsium tulang: penurunan kontrol, menyebabkan penurunan kadar kalsium, menyebabkan struktur yang porous dan rapuh. Meskipun jika mekanisme osteoporosis belum diketahui dengan baik, diyakini bahwa estrogen meningkatkan kematian selular osteoclast dan sebab itu menurunkan periode aktivitas osteoclast. Perawatan dengan estrogen atau agen lain perlu dilakukan untuk mencegah kehilangan tulang melalui penahanan produksi sitokin dalam osteoblast dan untuk meningkatkan apoptosis osteoclast. Selain defisiensi estrogen, terdapat beberapa faktor resiko lain yang dapat

menyebabkan osteoporosis: khususnya aktivitas fisik rendah, diet dengan kadar kalsium rendah, penurunan berat badan, periode lama tanpa menstruasi, merokok, alcohol, perawatan dengan obat cortisonic dan predisposisi genetic. Gigi tertanam dalam struktur tulang. Penurunan yang terjadi pada subjek lanjut usia, menyebabkan pelemahan penjangkaran gigi. Hal ini memudahkan infiltrasi ke dalam struktur periodontal yang menjadi lebih rentan terhadap serangan bakteri, menyebabkan penyakit gusi. Terdapat 30% wanita berusia di atas 60 tahun yang menderita osteoporosis postmenopause. Perubahan keseimbangan antara kalsium dan phosphate yang disebabkan oleh resorbsi kalsium rendah dengan diet dan peningkatan ekskresi kalsium yang disebabkan oleh kadar estrogen rendah dapat menyebabkan perubahan kadar tulang yang tampak pada wanita selama menopause. Hal ini mencakup daerah inferior dibandingkan rahang atas dan juga ossifikasi kartilago prosesus mandibularkondiloid. Periodontitis: Periodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis yang ditandai oleh inflamasi gusi dan resorbsi tulang alveolar. Ligamentum periodontal terletak di antara tulang alveolar dan cement memiliki peranan penting dalam mempertahankan keseimbangan periodontal yang tepat. Osteoporosis dianggap sebagai salah satu faktor resiko untuk penyakit periodontal dan kehilagan gigi. Pemeriksaan klinis pada wanita post-menopause menegaskan peningkatan prevalensi penyakit periodontal, dengan kadar estrogen yang lebih rendah, meskipun jika oral hygiene tidak berubah. Gingivitis: Gingivitis merupakan inflamasi gingiva, yang ditandai oleh pembengkakan, kemerahan, peningkatan suhu dan perdarahan yang disebabkan oleh peningkatan plak. Penyakit

ini bersifat reversible setelah penyebab dihilangkan. Selain itu, beberapa hormon dapat menyebabkan dan meningkatkan gingivitis. Uji ilmiah telah menunjukkan pentingnya kadar hormon seksual (androgen, estrogen, progestagen). Terdapat beberapa gingivitis yang secara khas terjadi pada masa pubertas, kehamilan dan menopause: inflamasi gingiva dapat menyebabkan gangguan hyperplasia jaringan lunak yang disebut epulide. Berhubungan dengan perubahan tubuh yang disebabkan oleh menopause, tidak mengejutkan bahwa terdapst 75% wanita berusia di atas 35 tahun yang mengalami perdarahan gingiva dan gejala penyakit gusi. Simptomatologi oral selama menopause dan perimenopause mencakup kemerahan atau pembengkakan gusi, nyeri, rasa tidak nyaman, perdarahan, kekeringan dan perubahan sensasi pengecapan. Tahap pertama untuk mencegah penyakit dan perdarahan gingiva adalah untuk mempertahankan kontrol bakteri dengan oral hygiene yang tepat. Gingivitis desquamatif: Gingivitis desquamatif bukan merupakan penyakit tunggal dan definitive, tapi ditandai oleh erithema, erosi, gelembung dan desquamasi gingiva. Penyakit ini ditandai oleh jaringan gingiva yang berwarna merah gelap, nyeri dan perdarahan. Desquamasi dapat terjadi sebelum pembentukan lepuhan. Gusi tampak lunak karena tidak adanya keratinocyte yang resisten terhadap abrasi partikel makanan. Kondisi ini sering terjadi pada masa menopause: penyeimbangan progesterone estrogen dapat efektif. Lesi gingiva yang serupa dapat disebabkan oleh karena topemphigus vulgaris. Pemphigoid bullous, lichen planus atrophic pemphigoidor non-lesivemucous dan oleh terapi dengan corticosteroid. Burning Mouth Syndrome (BMS): Burning mouth syndrome; sindrom mulut terbakar merupakan penyakit khas wanita pada periode menopause. Karakteristik utama pasien dengan BMS adalah sensasi mulut terbakar yang terdifusi tanpa disertai lesi mukosa lain dan sering disertai oleh gejala mulut lain seperti xerostomia dan dysgeusia. Lidah (khususnya bagian dorsal

dan ujung lidah), palatum, bibir, jaringan superficial yang bersentuhan dengan protesa dan dasar mulut merupakan daerah yang paling sering terlibat. Pada sejumlah kasus, sensasi terbakar terjadi pada seluruh jaringan mullut. Simptomatologi dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan. Untuk definisi BMS merupakan suatu kondisi klinis yang tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dan sebab itu etiologi kondisi ini masih bersifat idiopathic. Pada praktek klinis, terdapat sejumlah kasus sensasi mulut terbakar dengan penyebab yang jelas, tapi terdapat juga kasus denngan faktor yang tidak dapat teridentifikasi. Untuk itu, sangat penting untuk membedakan BMS idiopathic dengan BMS sekunder sehingga pendekatan terapi dapat dilakukan berdasarkan identifikasi penyebab. BMS sering terjadi disertai oleh kelainan psikosomatik. Pasien ini memiliki kepribadian introvert yang cenderung depresi, hipochonriasis dan stress. Kelainan kepribadian ini dapat ditemukan pada pasien selama menopause dan dapat diperburuk oleh persepsi kehilangan identitas feminism. Sebab itu, hubungan dengan kekurangan estrogen telah diteliti selama periode yang lama. Hubungan antara perubahan hormon estrogen, perubahan fungsi kelenjar saliva dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif pada mulut dan sensasi mulut terbakar telah diamati pada beberapa pasien. Antara penyebab BMS sekunder, faktor local seperti penyakit sistem immune, infeksi, xerostomia, glossitis migratory, dan lainnya telah dilaporkan. Tidak terdapat perawatan BMS spesifik dan tepat. Sejumlah obat telah diberikan dalam perawatan BMS dengan sejumlah hasil berbeda. Antihistamin local dan anastesi dapat digunakan untuk mengurangi sensasi terbakar secara sementara. Pemberian obat somministrazione sebagai placebo terkadang bermanfaat. Dalam bentuk psychosomatic, pendekatan pasien dapat berupa tipe psikologis sebelum dilakukan pendekatan farmakologis.

Xerostomia: Xerostomia merupakan kondisi patologis dengan ditandai penurunan dan perubahan sekresi saliva. Kondisi ini terjadi secara terdifusi khususnya pada pasien lanjut usia, khususnya pada wanita dan insidensi kondisi ini sekitar seperempat populasi umum. Xerostomia dapat bersifat permanen atau sementara. Produksi saliva kembali normal dalam periode waktu sementara dengan penyakit dengan demam tinggi dan kekerangan atau kehilangan cairan seperti diabetes atau hyperthyroidism. Penyebab xerostomia permanen adalah sebagai berikut: Keterpaparan sinar-X kepala dan leher pada perawatan tumor Pengangkatan kelenjar saliva secara pembedahan Sindrom Sjogren (penyakit autoimmune yang menyebabkan kerusakan kelenjar saliva dan lacrimal Xerostomia yang disebabkan oleh obat

Infeksi mycotic, karies, gangguan protesa dan kesulitan makan dapat berhubungan dengan xerostomia. Selain itu, penurunan saliva yang disebabkan oleh plak tipis dan peningkatan detritus dapat menyebabkan infeksi periodontal. Perawatan xerostomia adalah pemberian pilocarpina yang meningkatan produksi saliva. Perawatan dapat juga dilakukan dengan aplikasi topical saliva artificial jika perawatan yang dilakukan sebelumnya kurang memberikan hasil yang memuaskan. Saliva: Estrogen memiliki peran dalam mengatur kuantitas dan kualitas sekresi saliva.

Penurunan saliva berhubungan dengan penurunan estrogen, merupakan faktor yang mempengaruhi perlekatan protesa gigi, penurunan kemampuan pengunyahan, pengecapan makanan dan memudahkan pencernaan. Kondisi ini biasanya menyebabkan perubahan pengucapan dan kenyamanan mulut, yang sering disebut mulut kering. Kondisi ini secara klinis didefinisikan sebagai xerostomia dan disebabkan karena penurunan sekresi saliva. Parameter yang penting untuk mengetahui terjadinya ketidakseimbangan saliva pada menopause adalah: Cortisol Progesterone Estradiol Estriol

Cortisol merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan berasal dari cortisone. Pada umumnya, hormon ini termasuk dalam kategori glucocorticoid, yang sebelumnya dikelompokkan dalam corticosterone. Karena atropi kelenjar endocrine yang terjadi pada masa penuaan, sebagian besar hormon yang dihasilkan mengalami penurunan jumlah dan kualitas. Namun, kadar cortisol tetap konstan atau menurun (sekitar 15-25% dibandingkan pada masa remaja). Progesterone sangat penting untuk kehamilan. Pada usia lima puluh tahun ke atas, progesterone sangat penting bagi wanita: dimana kekurangan kadar progesterone dapat meningkatkan kelainan menopause.

Estrodial merupakan hormon estrogen utama yang dihasilkan oleh ovaroim selama siklus dan dihasilkan dari sel feca ovarium, dari testikel dan pada sebagian kecil korteks surrenalic. Pemeriksaan kadar plasmatic hormon ini menunjukkan indeks fungsional ovarium dan aksis hypothalamus-hipophiisis-gonad. Kadar estrodial berbeda-beda berdasarkan siklus menstruasi: selama menopause, nilai normal menurun hingga 5-27 ng/dl. Estriol merupakan salah satu estrogen yang dapat digunakan untuk menahan gejala menopause; hormon ini terdiri dari estrogen lemah dibandingkan estradiol dan ethinylestradiol. Sejumlah uji klinis telah menunjukkan bahwa estriol dapat digunakan sebagai perawatan selama menopause. Perawatan ini dapat: Mengurangi gejala menopause (insomnia); Mencegah kehilangan densitas tulang Mengurangi kekeringan vagina dan meningkatkan kesehatan sistem urinary pada wanita menopause dan post-menopause. Anjuran Diet Tepat Diet tepat juga penting dalam menopause. Hal ini dapat mencegah peningkatan berat badan atau obesitas dan dapat memberikan nutrisi spesifik (karena peningkatan kalsium atau folat). Osteoporosis yang terjadi pada menopause dapat dikendalikan dengan intervensi diet yang tepat dengan kandungan kalsium dan vitamin D yang meningkatkan efek terapi obat. Hal ini dapat mengurangi penggunaan supplement nutrisi pada menopause. Protokol pencegahan

Perubahan hormonal tubuh wanita dapat memudahkan terjadinya penyakit seperti penyakit gusi dan karies gigi. Diperlukan perhatian khusus dalam oral hygiene dengan kontrol yang teratur. Peningkatan hormonal dalam tahap menstruasi menyebabkan reaktivitas gusi yang lebih tinggi terhadap plak. Selama kehamilan, 60-75% wanita mengalami gingivitis kehamilan, yang ditandai oleh kemerahan, edema dan perdarahan. Selain itu, pada menopause, yang ditandai oleh penurunan produksi estrogen, memiliki tanda yang berbeda dalam rongga mulut: inflamasi gusi, perubahan modulasi empat pengecapan utama (manis, asam, pahit dan asam) dan mulut kering. Pencegahan infeksi periodontal dapat dijelaskan dengan teliti, menekankan alasan pentingnya pembersihan kalkulus secara teratur serta oral hygiene yang dilakukan setiap hari. Kunjungan perawatan yang teratur dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun jika pada kasus perdarahan, halitosis atau inflamasi gusi, perawatan harus dilakukan. Lebih lanjut, menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan floss dapat dilakukan setelah makan. Terapi hormonal pengganti dapat efektif untuk mencegah patologi oral, tapi memiliki beberapa kontraindikasi. Dalam literature, Hormone Replacement Therapu (HRT) menunjukkan pemberian estrogen atau dibagungkan dengan progresteron pada wanita postmenopause, yang bertujuan untuk mengimbangi defisiensi estrogenic selama penghentian produksi ovarium. Hubungan progesterone hanya ditemukan pada pasien dengan uterus untuk proteksi endometrial. Bagi pasien yang hanya menggunakan hormon estrogenic (tanpa uterus) terapi ini dikenal dengan nama Estrogen Replacement Therapu (ERT). Bagi pasien, sebaiknya tidak terlalu ditekankan hubungan spesifik antara kondisi oral dan menopause karena pasien dapat memiliki kecenderungan memberikan penilaian berlebihan terhadap hubungan ini dan menganggap perawatan individual kurang penting. Karena pentingnya faktor local, maka perawatan diarahkan dalam penghentian intervensi professional dan ke arah peningkatan perawatan kontrol plak

harian. Gejala perubahan fisik dan emosional harus dipertimbangkan selama perkembangan. Diperkirakan pasien masih dapat merasa terganggu dan mudah marah: Sangat penting untuk memberikan keterangan khususnya menunggu tanpa alasan dan menggunakan instrumen tanpa efisiensi atau dengan tidak tenang, sebaiknya tidak dianjurkan Pasien merasa bosan selama pembicaraan tidak bermanfaat

Dengan mempertahankan kesehatan mulut sangat penting untuk mempertahankan gigi asli. Pencabutan gigi sebaiknya dibatasi untuk mengurangi penggunaan protesa. DISKUSI DAN KESIMPULAN Selama menopause dan periode selanjutnya, dapat terlihat perubahan yang berbeda-beda dalam kondisi mulut wanita. Kondisi patologis ini merupakan tahap hormonal khas yang mencakup seluruh tubuh wanita dan harus diketahui oleh dokter untuk memberikan intervensi yang tepat. Masalah seperti osteoporosis, penyakit periodontal, sindrom mulut terbakar, dan xerostomia dapat dicegah menggunakan protokol spesifik. Jaringan periodontal dipengaruhi oleh hormonal. Pencegahan yang ketat harus diaplikasikan untuk meminimalkan masalah inflamasi, infeksi gingiva dan mukosa, dan resiko kehilangan gigi. Pasien dengan protesa lepasan sebaiknya menjalani kontrol hygienic secara teratur untuk mencegah berkembangnya lesi yang dapat ditemukan pada jaringan lunak mulut. Dokter dapat mengetahui efek samping terapi hormonal dan obat yang dapat terjadi dalam rongga mulut selama terapi seperti xerostomia.

Artikel ini menampilkan tindakan pencegahan dalam School of Dentistry of Milan. Khususnya pendekatan psikologis bagi pasien selama menopause, pengembangan protokol hygienic dalam kunjungan perawatan professional dan pentingnya kontrol plak harian. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut karena perlunya pandangan menopause dari titik pandang social dan psikologis.