Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Ketergantungan Manusia Dan Hewan Pada Tumbuhan Hijau...
-
Upload
karya-komputer-birayang -
Category
Documents
-
view
216 -
download
1
Transcript of Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Ketergantungan Manusia Dan Hewan Pada Tumbuhan Hijau...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Lingkup mikro pendidikan diwujudkan melalui proses belajar
mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Proses ini berlangsung edukatif.
Melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik akan mengalami proses
perkembangan kearah yang lebih baik dan bermakna agar hal tersebut dapat
terwujud maka diperlukan suasana proses belajar mengajar yang kondusif bagi
peserta didik dalam melampaui tahapan-tahapan belajar secara bermakna dan
efektif sehingga menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif dan kreatif (Surya,
1992: 179).
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah
yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan
perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi
nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar
mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang
turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap
ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam
adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala
isinya.
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis
untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains bermanfaat
bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
1
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan
kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahakan untuk mencari tahu
dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya, pembelajaran sains
digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan, terutama siswa
Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir,
membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan.
Berdasarkan hal tersebut, tergambar jelas tugas yang harus diemban
guru-guru di sekolah dasar. Untuk mewujudkan keinginan pembelajaran di
Sekolah Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, para guru mengemban
amanat yang sangat besar. Untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan
kurikulum, guru harus mampu menjadi fasilitator dalam pembelajaran Sains,
dan mampu menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan siswanya. Dalam pembelajaran, guru harus sebnyak mungkin
melibatkan peserta didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk
membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran
ilmiah.
Guru sebagai ujung tombak yang menentukan keberhasilan pendidikan
dan pengajaran di sekolah, sepertinya belum dapat mengantisipasi keadaan dan
keperluan siswa. Sebagian guru SD masih menggunakan pembelajaran pola
lama, yaitu proses pembelajaran satu arah yang didominansi oleh guru melalui
metode ceramah dan masih kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses
belajar mengajar. Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap sebagai pelaksana
2
tugas dalam pembelajaran, bukan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada siswanya. Guru pun jarang menciptakan model pembelajaran
sains dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun simulasi. Akibatnya,
sains dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal, pembelajaran sains dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi ilmuwan, mengembangkan
menumbuhkan motivasi, inovasi, dan kreativitas sehingga siswa mampu
menghadapi masa depan yang penuh tantangan melalui penguasaan sains.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru tidak boleh mendominasi pembelajaran
di dalam kelas, dengan menganggap siswa tidak memiliki pengetahuan awal.
Siswa tidak boleh dicekoki dengan hafalan, melalui transfer hal-hal yang
tercantum dalam buku teks. Akan tetapi, siswa harus dilatih berpikir dan
membuat konsep berdasarkan pengamatan dan percobaan. Jika siswa memberi
infut, guru harus mau menerimanya dan jangan memutus proses eksplorasi
berfikir siswa hanya karena tidak sesuai dengan buku pegangan. Untuk
menjadi ilmuwan ataupun untuk belajar diperlukan independensi berfikir. Oleh
karena itu, guru seharusnya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga mampu memenuhi keperluan pembelajaran untuk setiap
siswanya. Dengan demikian jelas bahwa tahap berpikir anak usia SD harus
dikaitkan dengan hal-hal nyata dan pengetahuan awal siswa yang telah
dibangun mereka dengan sendirinya.
Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh
guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan.
Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam belajar
secara inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar
3
mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan
kelancaran proses pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode yang
efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran yang tepat
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses
belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual dalam pembelajaran mengenai sistem tata
surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta
motivasi untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi dan informasi yang disampaikan. Dengan demikian, penerapan metode
Picture and Picture diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber
makanan pada siswa kelas V.
Pada pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber
makanan menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagian besar
siswa memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal yang
sudah ditentukan.
1. Identifikasi Masalah
Selama proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa
kurang bersemangat mengikutinya, dan ketika diberikan soal-soal latihan
mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, hal ini terjadi karena
4
para siswa belum memahami materi pelajaran yang telah dikelaskan oleh
guru.
Hasil tes sementara yang diperoleh dari jumlah siswa sebanyak 20
siswa, hasil yang didapat hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas 6
atau sekitar 30 %. Siswa yang mendapat nilai di bawah 6 sebanyak 14 siswa
atau sekitar 70%. Hasil tes ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
karena masih di bawah standar ketuntasan minimal, hal ini mengisyaratkan
bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk
mengidentifikasi faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran
yang sudah dilaksanakan sehingga hasil belajar siswa rendah. Ada beberapa
masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hal ini
dapat dilihat dari hasil tes yang masih di bawah standar KKM yaitu 70;
2. Teknik pembelajaran mengenai ketergantungan manusia dan hewan
pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan kurang bervariasi;
3. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis
mencoba menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya:
1. Mengapa hasil belajar siswa rendah ?
2. Mengapa penguasaan materi pelajaran siswa dalam proses
pembelajaran rendah ?
3. Mengapa siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran?
5
3. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Menggunakan model pembelajaran Picture And Picture dengan
pertimbangan pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan
aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap
pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu
menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus
menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu
atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari
proses pembelajaran. Dengan menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa
mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2. Kelebihan Picture And Picture
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu
subjek bahasan dengan memberikankebebasan siswa dalam praktik
berpikir.
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, maka yang akan menjadi fokus
perbaikan pembelajaran adalah :
1. Apakah penerapan Model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil
belajar dan pemahaman mengenai ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan pada siswa kelas V
SDN .......................... ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat
pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman mengenai
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber
makanan pada siswa kelas V SDN ...........................
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber
makanan pada siswa kelas V SDN ...........................
2. Manfaat bagi guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam
pembelajaran IPA dengan menerapkan Model Picture and Picture.
3. Manfaat bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha
mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah belajar
sepanjang hayatnya. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan baik
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi
tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah. Keharusan belajar
sepanjang hayat sudah disepakati para pakar.
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar
tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Di samping
itu, kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang
berupa perilaku kompleks tersebut telah lama menjadi objek penelitian
ilmuan. Kompleksnya perilaku belajar tersebut menimbulkan berbagai teori
belajar. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada
hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar
(guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pebelajar terkait dengan
pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar
yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindak
pendidikan atau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya
dengan usaha atau rekayasa pembelajaran. Dari segi siswa, belajar yang
dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental,
akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak pengiring. Selanjutnya
8
dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri
sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru,
kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindak mendidik atau kegiatan
mengajar. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang
dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Ditinjau dari
acara pembelajaran, maka dampak pengajaran tersebut sejalan dengan tujuan
pembelajaran (Dimyati, 2006:38).
Pengertian belajar yang seragam dan berlaku umum tidak mudah
untuk dikemukakan. Sepanjang sejarah perkembangannya, pengertian belajar
yang diketengahkan beberapa pakar pendidikan dan psikologi ternyata
bermacam ragam. Keragaman ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang
dan pandangan kepakaran masing-masing. Demikian pula fenomena kegiatan
belajar yang terjadi dalam lingkungan, melalui observasi yang dilakukan para
pakar, turut pula mempengaruhi keragaman pengertian yang mereka ajukan.
Gagne (1970), dalam bukunya The Conditions of Learning, mengemukakan
bahwa belajar itu adalah “perubahan disposisi atau kemampuan seseorang
yang dicapai melalui upaya orang itu, dan perubahan itu bukan diperoleh
secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah.” Dengan
pengertian ini belajar merupakan upaya yang disengaja oleh seseorang yang
bertujuan untuk mencapai tujuan belajar. Upaya untuk mencapai tujuan
belajar yaitu perubahan tingkah laku, memberi petunjuk bahwa belajar itu
sendiri merupakan bagian dari tingkah laku manusia, yang mencerminkan
adanya sikap dan perbuatan untuk belajar pada diri seseorang. Dikatakan
sebagai upaya perubahan tingkah laku karena kegiatan belajar bertujuan
9
meningkatkan disposisi dan kemampuan. Disposisi yang dimaksud disini
ialah sikap, pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau aspirasi. Adapun yang
dimaksud dengan kemampuan ialah wujud penampilan seseorang dalam
lingkungan tertentu, misalnya lingkungan pekerjaan dan dunia kehidupan
pada umumnya. Perubahan ini tidak terjadi secara mendadak (incidential)
melainkan diperoleh dalam masa yang jelas tenggang waktunya. Oleh sebab
itu hasil kegiatan belajar harus dapat dibandingkan dalam perubahan tingkah
laku pada saat sebelum memasuki situasi kegiatan belajar dengan perubahan
tingkah laku setelah melakukan kegiatan belajar. Pada sisi lain, perubahan
yang dicapai seseorang melalui kegiatan belajar itu harus dibedakan dengan
perubahan yang dapat diketahui dalam pertumbuhan seseorang. Ke dalam
pertumbuhan ini termasuk perubahan tinggi badan, makin kekarnya otot
karena melakukan olah raga secara teratur, dan lain sebagainya. Singkatnya,
perubahan tingkah laku yang dimaksud dalam pendidikan adalah perubahan
yang dicapai secara sengaja melalui kegiatan belajar.
Pengertian lain tentang belajar dikemukakan oleh John Travers (1972)
dalam bukunya Learning Analysis and Application. Ia mengemukakan bahwa
“belajar adalah suatu proses yang menghasilkan tingkah laku”. Sebelum
merumuskan definisi tersebut, Travers membedakan belajar menjadi dua
macam yaitu pertama, belajar sebagai proses dan kedua, belajar sebagai
hasil. Dalam hubungan ini, yang disebut kedua, belajar sebagai hasil,
merupakan akibat wajar dari yang disebut pertama yaitu, belajar sebagai
proses. Dengan perkataan lain bahwa proses belajar menyebabkan hasil
belajar. Upaya menyusun pengertian belajar sebagai proses adalah lebih sulit
10
bila dibandingkan dengan penyusunan pengertian belajar sebagai hasil.
Dengan lebih dahulu membahas pengertian belajar sebagai hasil diharapkan
akan lebih mempermudah untuk menjelaskan tentang pengertian belajar
sebagai proses, sehingga hubungan antara keduanya akan lebih mudah untuk
dipahami.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2001:22). Dalam
pembelajaran, hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang
sudah dilaksanakan.
C. Pembelajaran IPA
Proses pembelajarannya IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Dalam pembelajaran IPA
tersebut sangat erat sekali dengan lingkungan sekitar sebagai media
pembelajaran, untuk itu sekolah yangmenerapkan pembelajaran di
11
lingkungan akan memperoleh banyakkeuntungan dalam peningkatan
kualitas siswa.
Kelebihan sekolah yang menerapkan pembelajaran di lingkungan
adalah (Modul Diklat Berjenjang tentang Model Pembelajaran
Menggunakan Lingkungan)
1. Siswa belajar dari alam nyata dan dari kehidupan real yang ada di
masyarakat.
2. Siswa belajar menyelesaikan masalah, teknologi, dan berkreasi dalam
hal-hal yang real yang ada di masyarakat dan alam sekitarnya.
3. Kompetensi siswa secara langsung dapat digunakan untuk keperluannya
sehari-hari.
D. Model Pembelajaran Picture And Picture
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah
Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dansistematis
mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model
pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya
peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran
harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat
12
peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat
kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan
suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai
oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartuatau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam
menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran
kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
13
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam
proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa
mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture
adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yangharus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-
indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari
sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan
dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat
memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini
belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian
materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi
yang dipelajari.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
14
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita
akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru
dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena
penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar
yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau
dimodifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukanrumus, tinggi, jalan cerita, atau
tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-
banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu
sehinggaproses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus
memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta
15
siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan
siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan
indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai
indicator yang telah ditetapkan.
E. Kelebihan dan kekeurangan Model Picture and Picture
a. Kelebihan
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek
bahasan dengan memberikankebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
b. Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabiladisuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
F. Materi
Manusia dan hewan sangat tergantung kepada tumbuhan hijau karena
sebagian besar sumber makanannya berasal dari tumbuhan hijau. Adapun
tempat menyimpan makanan pada tumbuhan diantaranya sebagai berikut:
16
1. AKAR
Akar merupakan bagian pada tumbuhan yang tumbuh di dalam tanah. Air
dan mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap oleh akar dari dalam
tanah. Tumbuhan yang akarnya dijadikan bahan makanan, Contohnya
singkong, bengkoang, wortel, dan lobak
2. DAUN
Bayam dan kangkung merupakan tumbuhan yang dimanfaatkan daunnya
sebagai bahan makanan. Selain bayam dan kangkung, tumbuhan lain yang
juga dimanfaatkan daunnya sebagai bahan makanan adalah melinjo dan
selada.
3. BATANG
Selain akar, pada bebrapa tumbuhan batang dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan batangnya sebagai bahan
makanan adalah tebu, sagu, dan enau. Pada beberapa tumbuhan bagian
batangnya ada yang berubah fungsi menjadi umbi batang, contohnya
kentang dan ubi jalar.
4. BUNGA
Tumbuhan yang bunganya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan
antara lain adalah kol atau kubis dan bawang. Di dalam bunga banyak
terkandung mineral dan vitamin.
5. BUAH
Duren, Jeruk, apel, mangga, pepaya, dan pisang merupakan jenis
tumbuhan yang buahnya dapat langsung dimakan oleh kita tanpa harus
diolah terlebih dahuluNamun demikian, beberapa jenis tumbuhan lain
17
yang dimanfaatkan buahnya sebagai bahan makanan tidak dapat dimakan
langsung, seperti terong dan labusiem.
6. BIJI
Nasi yang berasal dari beras merupakan makanan pokok yang sehari-hari
kita makan. Selain itu, di Indonesia makanan pokok lainnya adalah jagung
dan gandum. Beras, jagung, dan gandum merupakan biji-bijian yang
merupakan sumber karbohidrat. Tumbuhan lain yang bijinya dimanfaatkan
sebagai bahan makanan adalah kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang
panjang.
7. Contoh gambar pemanfaatan tanaman hijau
Tanaman kapas dapat dimanfaatkan buahnya untuk membuat kain katun.
Sebagai bahan bangunanKayu dan bambu dapat dimanfaatkan manusia untuk membangun rumah.
Sebagai bahan untuk membuat peralatan rumah tangga Selain dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, kayu, bambu juga rotan dan sabut kelapa dapat diolah
menjadi berbagai peralatan rumah tangga seperti kursi, meja, almari, dll.
18
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah
siswa kelas V SDN .......................... Kecamatan ..............,
Kabupaten ..............dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10
orang laki-laki dan 10 orang siswa perempuan
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V
SDN .......................... Kecamatan .............., Kabupaten ..............Jadwal
pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut :
No Hari / Tanggal Siklus
1. Selasa, 22 Oktober 2013 I (Satu)
2. Selasa, 29 Oktober 2013 II (Dua)
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dan siklus
kedua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siklus kedua dilaksanakan
berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Hal ini diketahui dari hasil
belajar siswa yang meliputi nilai tes, nilai dari tugas kelompok, dan hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Pada setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
19
tindakan, observasi dan analisis data serta refleksi, seperti yang ditunjuk oleh
diagram berikut :
Gambar 3.1 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran(Suharsimi Arikunto, 2008)
Dengan berpedoman pada refleksi awal maka dilaksanakan tahap
perbaikan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
20
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Penulisan Laporan
1. Rencana Perbaikan pembelajaran IPA Siklus I
a. Kegiatan Awal
1. Perencanaan
Pada perencanaan siklus I diawali dengan refleksi oleh penulis,
teman sejawat dan supervisor 2 terhadap hasil belajar siswa,
manganalisis masalah, tindakan yang diambil dan mencari alternatif,
pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tersebut penulis melakukan hal
- hal sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Perbaikan ( RPP ) pada siklus I yang difokuskan
pada perbaikan serta tindakan yang diambil untuk mengatasi
masalah pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan pada pembelajaran
IPA pokok Materi Ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.
c. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan oleh
siswa yang memuat tugas yang perlu disiapakan oleh siswa
d. Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
1. Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru
selama mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam
kelas serta mempersiapkan lembar penilaian siswa
2. Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat
ketuntasan belajar siswa
b. Pada kegiatan inti
21
1. Mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok, yang terdiri atas 5 orang
siswa untuk melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan model
Picture And Picture.
2. Guru menampilkan alat peraga yang berhubungan dengan materi
pokok ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau
sebagai sumber makanan.
3. Guru menjelaskan secara singkat dengan beberapa contoh tentang
materi pokok ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau
sebagai sumber makanan yang dihubungkan dengan masalah kegiatan
sehari-hari.
4. Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS)
5. Siswa melakukan diskusi dengan kelompok kerja
6. Beberapa siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi mereka.
7. Tanya jawab tentang hasil diskusi.
8. Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada beberapa orang
siswa atas prestasi yang diraih.
9. Guru memberikan penegasan dari hasil kerja semua siswa.
10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
11. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
c. Pada Kegiatan Akhir
1. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran
2. Tindak lanjut dan pemberian PR untuk kegiatan Siklus II.
d. Pelaksanaan tindakan siklus I:
22
1. Pemberian materi tentang ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan dengan Model Picture
And Picture
Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi.
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Diskusi
Menarik kesimpulan
Review
4. Memberikan soal evaluasi
e. Observasi tindakan siklus I:
Mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu kegiatan
Diskusi.
f. Refleksi siklus I:
1. Pemahaman berpikir siswa mencapai ketuntasan klasikal yaitu 70 %
2. Interaksi siswa sudah mulai aktif
3. Siswa masih mengalami kesulitan saat menyimpulkan hasil
pembelajaran
23
2. Rencana Perbaikan pembelajaran IPA Siklus II
a. Kegiatan Awal
1. Perencanaan
Rencana perbaikan pada siklus II di buat karena pada tahap siklus
pertama belum memperoleh hasil yang baik. Belum berhasilnya pada
siklus I dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya kurang responsive
terhadap materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas serta kurang
aktifnya siswa dalam mengerjakan soal disamping itu banyak siswa
yang memiliki nilai dibawah rata-rata.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I penelitian pada silus II
membuat rencana pembelajaran sama seperti siklus partama dengan
menggunakan media gambar dengan harapan siswa akan lebih
memperhatikan materi yang akan disampaikan. Secara keseluruhan,
perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II mencakup hal-hal
sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Perbaikan ( RPP ) pada siklus II yang difokuskan
pada perbaikan pembelajaran pada siklus II pada dasarnya sama
dengan siklus I, Perubahan hanya pada media yang digunakan
yaitu memperbanyak gambar yang berkaitan dengan materi.
b. Menyiapkan media gambar/alat peraga yang digunakan pada
pembelajaran IPA materi pokok ketergantungan manusia dan hewan
pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan .
c. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang digunakan oleh siswa yang
memuat tugas yang perlu disiapakan oleh siswa
24
d. Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :
a. Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru
selama mengerjakan lembar kerja siswa dan diskusi dalam kelas
b. Mempersiapkan lembar penilaian siswa
c. Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat
ketuntasan belajar siswa
Pada perencanaan siklus I diawali dengan refleksi oleh penulis,
teman sejawat dan supervisor terhadap hasil belajar siswa,
manganalisis masalah, tindakan yang diambil dan mencari alternatif,
pemecahan masalah.
e. Merencanakan kriteria penilaian keberhasilan/perbaikan pembelajaran
dinyatakan berhasil apabila :
o Jika 80% siswa memperoleh nilai 80 – 100 dari seluruh soal yang
dikerjakan.
o Ketuntasan belajar jika 80 % siswa memperoleh nilai minimal
diatas 70 atau nilai dari 80 % siswa.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanan siklus II dalam melaksanakan sekenario
pembelajaran seperti yang direncanakan dengan menggunakan media
gambar yang lebih bervariatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemberian materi tentang ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan dengan Model Picture And
Picture lebih dioptimalkan
25
Guru kembali menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang
lebih bervariasi kegiatan berkaitan dengan materi.
Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kembali mengadakan Diskusi degngan siswa.
Menarik kesimpulan
Review
2. Memberikan soal evaluasi dengan KKM 80%
c. Observasi tindakan Siklus II:
Mengamati pelaksanaan kegiatan KBM yaitu kegiatan pada
kelompok ahli dan kelompok asal. Hasil observasi yang telah
dilakukan nampak bahwa pada saat KBM berlangsung, pengamat
mengamati aktivitas belajar siswa, yang ditandai dengan keberanian siswa
bertanya, menjawab pertanyaan, keberanian siswa dalam menyampaikan
hasil diskusi mereka.
d. Refleksi II:
Hasil yang didapatkan dalam tahap pengamatan siklus II
dikumpulkan dan dianalisa. Dari hasil pengamatan yang sudah dialkukan
tersebut disimpulkan :
1. Pemahaman berpikir siswa sudah meningkat, diketahui dari hasil
evaluasi yang sudah mencapai KKM 90%.
26
2. Interaksi siswa sudah aktif
C. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian terdapat dua macam data yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif menurut Ryan dan Bernard (2000) dalam
Sukardi (2006:71) adalah semua informasi yang berupa test, surat kabar, sit
com, email, ceritera rakyat, sejarah kehidupan yang berguna untuk
membangun dan mengarahkan pada pengembangan pengertian yang
mendalam atas dasar setting orang-orang yang teliti. Menurut Sukardi
(2006:72) ada beberapa elemen penting dalam analisis data yang perlu terus
di ingat oleh setiap peneliti dalam melakukan kegiatan analisis data adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Proses analisis data ini mestinya dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji langkah berikutnya
adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan
responden. Selain itu, reduksi data juga dimaksudkan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Menampilkan data
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan,
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulakan dan memiliki makna
tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel
agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah
27
terjadi dan apa yang perlu di tindak lanjuti untuk mencapai tujuan
penelitian.
3. Verifikasi Data
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penting,
dimana sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaikanya peneliti juga
memulai memutuskan antara gejala yang mempunyai makna termasuk
data-data yang memilki pattern, konfigurasi, aliran penyebab dan proporsi
dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.
Teknis analisis data adalah analisis data tertata dalam situs (Miles,
Huberman, 1997: 137-155). Model -Model dalam analisis ini guna menarik
dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena
dalam konteks terbatas yang membentuk satu “kajian kasus,” apakah itu kasus
seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok, satuan yang lebih luas
seperti departemen, organisasi, atau komunitas. Teknik analisis ini adalah
membangun sajian dengan mengembangkan format untuk menyajikan data
kualitatif, menganalisis dan mengambil kesimpulan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini menggunakan syarat batas
KKM yaitu mencapai 70% secara individual dan 85% secara klasikal (suatu
kelas dapat dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut minimal 85% siswa
telah mencapai ketuntasan belajar kelas) ( Mulyasa, 2004: 99).
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran
a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran IPA
Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran, mata pelajaran IPA
yang sudah dilaksanakan guru, maka hasilnya dapat dilihat sebagai
berikut.
NoAspek Yang Diamati
Siklus IDilaksanakan
Siklus IIDilaksanakan
A. Kegiatan Belajar Mengajar Ya Tidak Ya Tidak 1 Apersepsi dan motivasi √ - √ -2 Menyampaikan tujuan pembelajaran - √ √ -
3Menginformasikan pendekatan pembelajaran
- √ √ -
4 Menyampaikan materi pelajaran √ - √ -5 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa √ - √ -6 Melaksanakan kerja kelompok √ - √ -7 Menggunakan alat peraga √ - √ -8 Meminta siswa menjawab pertanyaan √ - √ -9 Memberi soal latihan √ - √ -
10Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
- √ √ -
11Meminta siswa menyimpulkan pelajaran
- √ √ -
12 Menutup pelajaran √ - √ -B. Penggunaan Waktu Dalam
Kegiatan Belajar Mengajar- - √ -
1 Memulai pelajaran tepat waktu √ - √ -
2Meneruskan pelajaran sampai habis waktunya
√ - √ -
3Menghindari penundaan kegiatan selama pembelajaran
√ - √ -
4Menghindari penyimpangan yang tidak Diperlukan
√ - √ -
29
2. Daftar Nilai Evaluasi Pelajaran IPA Kelas V SDN ..........................
Data hasil selama proses pembelajaran berupa nilai IPA pada Materi
pembelajaran tentang ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan
hijau sebagai sumber makanan. Data penilaian dapat dilihat pada tabel
berikut:
No NamaNilai Sebelum
Perbaikan
NilaiPerbaikanSiklus I
NilaiPerbaikanSiklus II
1 FARIDA YANTI 50 70 80
2 MEGA CULAN 60 70 90
3 ERNI ERNITA 60 80 100
4 PAULINA 65 70 90
5 IDA MAULANI 60 70 80
6 INUNG 50 70 80
7 MARNA 50 70 80
8 MARNIATI 60 70 80
9 ADIANUS 65 70 80
10 SAMSUL 60 80 100
11 ARI SUSANTO 60 70 90
12 SABAHANA 65 80 90
13 YULMANSAH 65 70 80
14 ARJUNI 50 60 80
15 RINDI 55 60 70
16 DANDI 60 70 80
17 WANDI 60 70 80
18 SETIA BUDI 70 80 100
19 ANDI 60 70 90
20 SILVARIANI 65 70 100
Jumlah 1.190 1.420 1720
Rata-rata 59,50 71,00 86,00Untuk menghitung persentase peningkatan digunakan rumus:
Keterangan :NP = PersentaseMe1 = Nilai rata-rata siklus 1Me2 = Nilai rata-rata siklus 2 Perbedaan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah perbaikan pembelajaran
siklus I adalah 71 – 59,50 = 11,50 x 100% = 11,50% (Meningkat 11,50%)59,50
30
NP= Me2−Me1Me 1
X 100 %
Perbedaan nilai rata-rata sesudah perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan siklus II adalah 86,00 –71,00= 15,00 x 100% = 21,13% (meningkat 21,13%)
71,00
Perbedaan Nilai rata-rata sebelum perbaikan dengan sesudah perbaikan siklus II adalah 86,00 – 59,50 = 25,50 x 100% = 44,54% (Meningkat 44,54%)
59,50
Grafik Peningkatan Hasil Perbaikan Pembelajaran
Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
siklus I
Sesudah perbaikan
siklus II
0102030405060708090
100
5060
707080
100
11,50%21,13%
44,54%
Keterangan :
Nilai Tetinggi
Nilai Terendah
Persentasi (%) Peningkatan Perbaikan pembelajaran
b. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran
31
UraianNilai Sebelum
Perbaikan
Nilai sesudah Perbaikan
Siklus I
Nilai sesudah Perbaikan Siklus II
Nilai Tertinggi 70 80 100
Nilai Terendah 50 60 70
Nilai diatas 70 - orang 4 orang 19 Orang
Nilai 70 1 orang 14 orang 1 orang
Nilai dibawah 70 19 orang 2 orang - orang
Nilai rata-rata 59,50 71,00 86,00
Untuk menghitung KKM digunakan rumus:
Keterangan :
PK = Persentase Ketuntasan
SK = Jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan
S = Jumlah seluruh siswa
Ketuntasan siklus Pra Siklus
Ketuntasan siklus I
Ketuntasan siklus II
32
PK=SKS
X 100 %
= 620
X100%=30 %
=1820
X100%=90 %
=2020
X100%=100%
Grafik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sebelum perbaikan
Sesudah perbaikan
siklus I
Sesudah perbaikan
siklus II
0102030405060708090
100
142 0
618 20
30%
90%
100%
Keterangan :
Siswa yang tuntas
Siswa yang tidak tuntas
Persentasi (%) Peningkatan KKM Perbaikan pembelajaran
c. Deskripsi temuan dan refleksi
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor 2
pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan adanya peningkatan
hal ini ditunjukan dengan perbedaan peningkatan hasil nilai sesudah
perbaikan pembelajaran antara siklus I dan siklus II hasil yang diperoleh
menunjukan kenaikan 44,54% serta KKM yang mencapai 100% pada
siklus kedua, dengan demikian berarti perbaikan pembelajaran dengan
33
model Picture And Picture terbukti mampu meningkatkan penguasaan
materi pelajaran bagi siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan analisis pada siklus I dan siklus II, baik mengenai aktivitas
maupun hasil belajar siswa kelas V SDN .......................... untuk mata
pelajaran IPA menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menerapkan model pembelajaran Picture And Picture terbukti efektif untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran IPA.
Hasil belajar siswa kelas V SDN .......................... sebelum
pembelajaran model pembelajaran Picture And Picture menunjukan hasil
yang masih rendah, dalam arti sebagian besar siswa belajar secara klasikal.
Penerapan model pembelajaran Picture And Picture untuk siswa kelas V
SDN .......................... pada mata pelajaran IPA mampu memberikan suasana
atau kondisi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Khususnya
memusatkan pembelajaran yang berfokus pada siswa.
Dari hasil penelitian tersebut, ternyata siswa lebih mudah memahami
Materi pembelajaran dengan menggunakan model Picture And Picture . Hal
ini dapat terlihat pada nilai rata-rata perbaikan pada siklus I lebih meningkat
daripada nilai rata-rata sebelum perbaikan. Nilai rata-rata perbaikan pada
siklus II lebih meningkat daripada nilai rata-rata perbaikan pada siklus I.
34
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I dan
siklus II yang menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa dari nilai rata-
rata pra siklus 59,50, pada siklus I meningkat 71,00 dan menjadi 86,00, hal itu
diiringi dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pra siklus 30% dari
20 siswa yang tuntas meningkat menjadi 90% selanjutnya pada siklus II
menjadi 100% mencapai ketuntasan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran model Picture And Picture telah berhasil :
1) Meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V SDN .......................... pada
pelajaran IPA khususnya materi tentang ketergantungan manusia dan
hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas V SDN ..........................
dalam pembelajaran IPA.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN .......................... terhadap
pembelajaran IPA.
2. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Guru harus dapat menjaga dan membina keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran
35
b. Guru perlu melakukan tindakan perbaikan pembelajaran agar diperoleh
hasil pembelajaran yang optimal
c. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah
pendekatan pembelajaran model Picture And Picture dapat diterapkan
serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada
topik maupun mata pelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi
belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.
36
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kegiatan Belajar
Mengajar yang efektif, Jakarta: Depdiknas, 2003
Ensiklopedi IPTEK/Ensiklopedi Sains untuk Pelajar dan Umum. 2004. Bumi-
Ruang dan Waktu. Jakarta: PT. Lentera Abadi.
Dimyati, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Miles M.B dan Huberman A.M. 1997. Analisis Data Kualitatif. Universitas
Indonesia Press.
Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan. Yokyakarta.
Usaha Keluarga.
37